SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
A. Pengertian Poliploidi
          Poliploidi merupakan suatu kondisi dimana makhluk hidup tertentu memiliki lebih
   dari dua perangkat kromosom (Ayala, dkk., 1984 dalam Firdaus, 2002). Keadaan ini terjadi
   akibat adanya induksi poliploidisasi. Pada umumnya tiap organisme mempunyai dua
   perangkat kromosom (diploid). Akan tetapi tidak ditutup kemungkinan akan terjadinya
   perubahan perangkat kromosom tersebut. Organisme yang mengalami perubahan perangkat
   kromosom menjadi lebih dari dua perangkat kromosom disebut poliploid, sedangkan
   organisme yang mengalami perubahan perangkat kromosom menjadi satu perangkat
   kromosom disebut monoploid atau haploid.
          Menurut Wilkins dan Gosling (1983 dalam Firdaus, 2002), poliploidi merupakan
   salah satu bentuk mutasi kromosom dan dapat digunakan sebagai pengendali kelamin(sex
   control) suatu organisme, pembentuk galur murni, dan penghasil ikan yang steril (Chao, dkk.,
   1986 dalam Firdaus, 2002). Tipe-tipe poliploidi dibedakan berdasarkan jumlah perangkat
   kromosom yang dibentuk, contohnya triploid, tetraploid, pentaploid, dan seterusnya.
B. Macam Poliploidi
          Berdasarkan asal usul kejadiannya,poliploidi dapat dibedakan menjadi autopoliploidi
   dan alloploidi (Klug dan Cummings, 2000). Pada autopoliploidis tidak dilibatkan spesies
   yang lain jadi seluruh perangkat kromosom yang ada berasal dari spesies yang sama.
   Autotriploid dapat terjadi karena pembuahan suatu gamet diploid dengan gamet haploid.
   Gamet diploid yang terbentuk adalah hasil kegagalan pemisahan seluruh perangkat
   kromosom selama meiosis. Zigot autotripoid juga mungkin terjadi karena adanya pembuahan
   satu ovum oleh dua sperma atau juga mungkin terjadi akibat persilangan eksperimental
   individu diploid dan tetraploid (Niekerson, 1990 dalam Abidah, 2000)
   1. Autopolyploidi
              Autopoliploid adalah sel yang mempunyai lebih dari dua genom dimana
      genomnya identik atau mempunyai kromosom homolog karena pada umumnya berasal
      dari satu spesies. Autopoliploid muncul dari penggandaan kromosom yang komplemen
      secara langsung. Autopoliploid dapat diinduksi artifisial melalui perlakuan kolsisin dan
      dapat terjadi secara spontan, tetapi yang terakhir ini jarang ditemukan. Menurut
      Vandepoele et al, (2003) autopoliploid dapat berasal dari persilangan intraspesies diikuti
      dengan penggandaan kromosom dimana gamet tidak mengalami reduksi dan
kromosomnya membentuk multivalent pada saat miosis, dengan pewarisan yang
   multisomik Beberapa tanaman yang termasuk autopoliploid alami adalah kentang, ubi
   jalar, kacang tanah, alfalfa dan “orchardgrass”.
          Beberapa sifat autopoliploid yang berbeda dengan diploid adalah :           (1)
   volume sel dan nukleus lebih besar, (2) bertambah ukuran daun dan bunga serta batang
   lebih tebal, (3) terjadi perubahan komposisi kimia meliputi peningkatan dan perubahan
   karbohidrat, protein, vitamin dan alkaloid,         (4) kecepatan pertumbuhan lebih
   lambat dibanding diploid, menyebabkan pembungaannya juga terlambat, (5) miosis
   sering tidak teratur dengan terbentuknya multivalen sebagai penyebab sterilitas, (6)
   poliploidi tidak seimbang terutama pada triploid dan pentaploid (Sparrow, 1979).
   Dikatakan juga oleh Poehlman dan Sleper (1995) bahwa autopoliploid berperan
   meningkatkan ukuran sel merismatik tetapi jumlah total sel tidak bertambah. Menurut
   Sareen et al. (1992) tanaman autotetraploid mempunyai bagian vegetatif lebih besar,
   menyebabkan mereka lebih jagur dibanding diploidnya. Tetapi efek ini tidak universal
   karena ada beberapa autotetraploid yang mirip atau lebih lemah dibandingkan tetua
   diploid.
          Menurut Poehlman dan Sleper (1995) tiga hal dasar sebagai petunjuk untuk
   memproduksi dan memanfaatkan autoploidi dalam program pemuliaan tanaman yaitu :
   (1) autoploidi cenderung mempunyai pertumbuhan vegetatif lebih besar sedangkan biji
   yang dihasilkan sedikit, sehingga lebih bermanfaat untuk pemuliaan tanaman yang
   bagian vegetatifnya dipanen, (2) lebih berhasil untuk mendapatkan autoploidi yang
   jagur dan fertil melalui penggandaan diploid yang jumlah kromosom sedikit, (3)
   autoploidi yang berasal dari spesies menyerbuk silang lebih baik dari pada autoploidi
   dari spesies menyerbuk sendiri, sebab penyerbukan silang membantu secara luas
   rekombinasi gen dan kesempatan untuk memperoleh keseimbangan genotip pada
   poliploidi.
2. Alloploidi
          Allopoliploid adalah keadaan sel yang mempunyai satu atau lebih    genom dari
   genom normal 2n =2x, dimana pasangan kromosomnya tidak homolog. Allopoliploid
   terbentuk dari hibridisasi antara spesies atau genus yang berlainan genom (hibridisasi
   interspesies). Tanaman F1-nya akan steril karena tidak ada atau hanya beberapa
kromosom homolog. Bila terjadi penggandaan kromosom spontan atau diinduksi maka
tanaman menjadi fertil. Beberapa tanaman yang termasuk alloploidi alami adalah
gandum, terigu, kapas, tembakau, tebu dan beberapa spesies kubis.
       Allopoliploid ditemukan ada yang allopoliplod segmental (sebagian kromosom
homolog) menyebabkan steril sebagian, dan allopolyploid (semua kromosom tidak
homolog) menyebabkan steril penuh. Allopoliploid segmental memiliki segmen
kromosom homologous dan homoeologus (homolog parsial) yang selama miosis dapat
terjadi bivalen dan multivalen sehingga pewarisannya campuran disomik-polisomik
(Vandepoele et al. 2003). Dikatakan juga bahwa prototipe poliploidi dari rumput-
rumputan seperti gandum adalah allopolyploid, jagung adalah alloploidi segmental dan
padi adalah paleopoliploid.
       Tujuan induksi allopoliploid adalah mengkombinasi sifat-sifat yang diinginkan
dari dua tetua diploid ke dalam satu tanaman (Sparrow, 1979). Menurut Poehlman dan
Sleper (1995) beberapa manfaat alloploidi untuk para pemulia adalah : (1) dapat
mengidentifikasi asal genetik spesies tanaman poliploidi, (2) menghasilkan genotip
tanaman baru, (3) dapat memudahkan transfer gen antar spesies dan (4) memudahkan
transfer atau subtitusi kromosom secara individual atau pasangan kromosom.
       Para pemulia menginduksi poliploidi dengan menyilangkan antara spesies
budidaya tetraploid dengan kerabat liarnya dengan tujuan supaya gen yang diinginkan
dapat ditransfer dari spesies liar ke kultivar budidaya (Sparrow, 1979). Menurut
Poehlman dan Sleper (1995) hampir semua kerabat liar Solanum dapat disilangkan
dengan Solanum tuberosum (interspesies) dengan tujuan untuk mendapatkan resistensi
terhadap stress abiotik maupun biotik serta memperbaiki heterosigositas tanaman.
       Pendekatan pembuatan allopoliploid ini kelihatan kurang berhasil dibanding
induksi autopoliploid. Kesulitan yang ditemui dengan pendekatan ini adalah : (1)
adanya “barier incompatible” antar kedua spesies yang akan disilangkan, (2) terjadi
pembuahan tetapi mengalami aborsi embrio (Karmana, 1989). Kendala dalam
menghasilkan tanaman allopoliploid ini dapat diatasi dengan teknik hibridisasi baru
yaitu fusi protoplas atau hibridisasi somatik.
C. Pembentukan Poliploidi
          Di alam, poliploid dapat terjadi karena kejutan listrik (petir), keadaan lingkungan
   ekstrem, atau persilangan yang diikuti dengan gangguan pembelahan sel. Perilaku reproduksi
   tertentu mendukung poliploidi terjadi, misalnya perbanyakan vegetatif atau partenogenesis,
   dan menyebar luas.
          Poliploidi buatan dapat dilakukan dengan meniru yang terjadi di alam, atau dengan
   menggunakan mutagen. Kolkisin adalah mutagen yang umum dipakai untuk keperluan ini.
   Efeknya cepat diketahui dan aplikasinya mudah. Penggunaannya beresiko tinggi karena
   kolkisin sangat karsinogenik.
          Autopoliploid terjadi apabila suatu spesies, karena salah satu sebab di atas,
   menggandakan set kromosomnya dan kemudian saling kawin dengan autopoliploid lain. Pola
   pembelahan sel autopoliploid rumit karena melibatkan perpasangan empat, enam, atau
   delapan set kromosom. Triploid karena autopoliploid dapat bersifat fertil.
          Allopoliploid terjadi karena persilangan antarspesies dengan genom yang berbeda
   tanpa diikuti reduksi jumlah sel dalam meiosis. Amfidiploid adalah allotetraploid yang
   perilaku pembelahan selnya serupa dengan diploid. Allopoliploidi segmental terjadi apabila
   sebagian kromosom berasal dari genom yang berbeda (tidak semuanya berasal dari set
   kromosom yang lengkap).
          Suatu spesies dapat bersifat diploid, meskipun dalam sejarah perkembangan
   evolusinya berasal dari poliploid. Spesies demikian dikenal sebagai paleopoliploid. Contoh
   spesies ini misalnya padi. Dengan n=10, padi berasal dari moyang poliploid dengan n=5.
D. Efek Poliploidi Pada Organisme
          Poliploidi seringkali memberikan efek dramatis dalam penampilan atau pewarisan
   sifat yang bisa positif atau negatif. Tumbuhan secara umum bereaksi positif terhadap
   poliploidi. Tetraploid (misalnya kentang) dan heksaploid (misalnya gandum) berukuran lebih
   besar (reaksi "gigas", atau "raksasa") daripada leluhurnya yang diploid. Karena hasil panen
   menjadi lebih tinggi, poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman. Berbagai kultivar
   tanaman hias (misalnya anggrek) dibuat dengan mengeksploitasi poliploidi.
          Reaksi negatif terjadi terhadap kemampuan reproduksi, khususnya pada poliploidi
   berbilangan ganjil, meskipun ukurannya membesar. Karena terjadi ketidakseimbangan
   pasangan kromosom dalam meiosis, organisme dengan ploidi ganjil biasanya mandul (steril).
Pemuliaan tanaman, sekali lagi, mengeksploitasi gejala ini. Karena mandul, semangka
   triploid tidak memiliki biji yang normal (bijinya tidak berkembang normal atau
   terdegenerasi) dan dijual sebagai "semangka tanpa biji". Penangkar tanaman hias menyukai
   tanaman triploid karena biji tanaman ini tidak bisa ditumbuhkan sehingga konsumen harus
   membeli tanaman dari si penangkar.
E. Pemuliaan Poliploidi
           Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki lebih dari dua genom dasar (3x, 4x, 5x
   dan seterusnya), ditemukan banyak pada kingdom tanaman. Poliploidi dapat berisikan dua
   atau lebih pasang genom dengan segmen kromosom yang homolog, keseluruhan kromosom
   homolog atau keseluruhan kromosom tidak homolog. Perbedaan satu dengan yang lain pada
   sejumlah gen atau segmen kromosom yang menyebabkan sterilitas sebagian atau
   seluruhnya(Stebbins, 1950 dalam Sareen, Chowdhury dan Chowdhury, 1992).
           Famili rumput-rumputan (gramineae) adalah famili terbesar dari semua tanaman
   berbunga, meliputi 10.000 species. Famili ini dikelompokan dalam 600 -700 genus yang
   berasal dari moyang purba sekitar 50-70 juta tahun lalu (Kellogg, 2001; Huang et al, 2002).
   Famili ini biasanya dipakai sebagai model dalam mempelajari poliploidi. Sebagian besar tipe
   poliploidi dari famili gramineae yaitu autopolyploid, allopolyploid segmental dan
   allopolyploid (Vandepoele, Simillion dan Van de Peer, 2003)
           Secara alami poliploidi sering lebih besar penampakan morfologi dari spesies diploid
   seperti permukaan daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang lebih tebal dan tanaman
   lebih tinggi. Fenomena ini diistilahkan sebagai gigas atau jagur (Kuckuck et al., 1991).
   Populasi poliploidi mempunyai kemampuan berkompetisi lebih baik dibanding moyang
   diploid ditunjukkan dengan daerah penyebarannya yang luas (Karmana, 1989). Menurut
   Poehlman dan Sleper (1995) poliploidi juga memberi peluang untuk merubah karakter suatu
   tanaman melalui perubahan jumlah genom dan kontribusi gen-gen alelik pada karakter
   tertentu.
DAFTAR PUSTAKA


Anonymous A. 2010. (http://id.wikipedia.org/wiki/Poliploidi)

            Diakses 10 Oktober 2010
Anonymous B. 2010. (http://jiniaricute.wordpress.com/2008/04/18/poliploidi/)

            Diakses 10 Oktober 2010
Anonymous C. 2010. (http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/07134/helen_hetharie.htm)

            Diakses 10 Oktober 2010

More Related Content

What's hot

Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
Jun Mahardika
 
Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibrid
Jeneng Omega
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
Mohammad Muttaqien
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
Unhy Doel
 

What's hot (20)

Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
 
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan KepunahanMekanisme Spesiasi dan Kepunahan
Mekanisme Spesiasi dan Kepunahan
 
Perkawinan trihibrid
Perkawinan trihibridPerkawinan trihibrid
Perkawinan trihibrid
 
MUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOMMUTASI pada GENOM
MUTASI pada GENOM
 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Dormansi biji
Dormansi bijiDormansi biji
Dormansi biji
 
Laporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambahLaporan identifikasi benih dan kecambah
Laporan identifikasi benih dan kecambah
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Hormon auksin
Hormon auksinHormon auksin
Hormon auksin
 
Genetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelaminGenetika penentuan jenis kelamin
Genetika penentuan jenis kelamin
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 

Viewers also liked (12)

Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1
 
Presentasi no 5 5_pemanfaatan mandul jantan dalam hibrida jagung
Presentasi no 5 5_pemanfaatan mandul jantan dalam hibrida jagungPresentasi no 5 5_pemanfaatan mandul jantan dalam hibrida jagung
Presentasi no 5 5_pemanfaatan mandul jantan dalam hibrida jagung
 
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Ke...
 
Media pembelajaran p pt
Media pembelajaran p ptMedia pembelajaran p pt
Media pembelajaran p pt
 
Faktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor EvolusiFaktor Faktor Evolusi
Faktor Faktor Evolusi
 
Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 
Spesiasi
SpesiasiSpesiasi
Spesiasi
 
Cara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteachingCara tumbuhan berkembang biak microteaching
Cara tumbuhan berkembang biak microteaching
 
Lks wesi -pembelahan sel-
Lks wesi  -pembelahan sel-Lks wesi  -pembelahan sel-
Lks wesi -pembelahan sel-
 
Perkembangbiakan tumbuhan
Perkembangbiakan tumbuhanPerkembangbiakan tumbuhan
Perkembangbiakan tumbuhan
 
Pert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhanPert 7 reproduksi tumbuhan
Pert 7 reproduksi tumbuhan
 
Mutasi
MutasiMutasi
Mutasi
 

Similar to Poliploidi

Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
MJM Networks
 
Reproduksi pada tumbuhan sp
Reproduksi pada tumbuhan spReproduksi pada tumbuhan sp
Reproduksi pada tumbuhan sp
pilatus2
 

Similar to Poliploidi (20)

topik6 Disomik&polisomik poliploid des10.ppt
topik6 Disomik&polisomik poliploid des10.ppttopik6 Disomik&polisomik poliploid des10.ppt
topik6 Disomik&polisomik poliploid des10.ppt
 
Kultur Jaringan, Transplantasi, dan Kloning
Kultur Jaringan, Transplantasi, dan KloningKultur Jaringan, Transplantasi, dan Kloning
Kultur Jaringan, Transplantasi, dan Kloning
 
Reproduksi Tanaman - Tugas Dasar Ilmu Tanaman
Reproduksi Tanaman - Tugas Dasar Ilmu TanamanReproduksi Tanaman - Tugas Dasar Ilmu Tanaman
Reproduksi Tanaman - Tugas Dasar Ilmu Tanaman
 
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf
239774105 mod-genetika-vol-5-mutasi1-pdf
 
Ppt protista
Ppt protistaPpt protista
Ppt protista
 
Kel 3_Kacang Merah dan Jeruk.pdf
Kel 3_Kacang Merah dan Jeruk.pdfKel 3_Kacang Merah dan Jeruk.pdf
Kel 3_Kacang Merah dan Jeruk.pdf
 
Protista
ProtistaProtista
Protista
 
Pola Hereditas
Pola HereditasPola Hereditas
Pola Hereditas
 
Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Biologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasmaBiologi fusi protoplasma
Biologi fusi protoplasma
 
KULTUR JARINGAN
KULTUR JARINGANKULTUR JARINGAN
KULTUR JARINGAN
 
Tugas Kelompok Biologi_Oryza Sativa.pptx
Tugas Kelompok Biologi_Oryza Sativa.pptxTugas Kelompok Biologi_Oryza Sativa.pptx
Tugas Kelompok Biologi_Oryza Sativa.pptx
 
Tumbuhan air materi alga
Tumbuhan air materi algaTumbuhan air materi alga
Tumbuhan air materi alga
 
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi PertanianReproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
Reproduksi Fungi - Tugas Mikrobiologi Pertanian
 
Reproduksi pada tumbuhan sp
Reproduksi pada tumbuhan spReproduksi pada tumbuhan sp
Reproduksi pada tumbuhan sp
 
Protists mirip tumbuhan
Protists mirip tumbuhanProtists mirip tumbuhan
Protists mirip tumbuhan
 
Fusi protoplasma
Fusi protoplasmaFusi protoplasma
Fusi protoplasma
 
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMURINTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
 
Protista Mirip Fungi
Protista Mirip FungiProtista Mirip Fungi
Protista Mirip Fungi
 

More from afifauliya

Laporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupukLaporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupuk
afifauliya
 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelai
afifauliya
 
Makalah cob web
Makalah cob webMakalah cob web
Makalah cob web
afifauliya
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
afifauliya
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakau
afifauliya
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
afifauliya
 

More from afifauliya (9)

Tksdl
TksdlTksdl
Tksdl
 
Laporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupukLaporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupuk
 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelai
 
Makalah cob web
Makalah cob webMakalah cob web
Makalah cob web
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 
Budidaya tembakau
Budidaya tembakauBudidaya tembakau
Budidaya tembakau
 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 

Poliploidi

  • 1. A. Pengertian Poliploidi Poliploidi merupakan suatu kondisi dimana makhluk hidup tertentu memiliki lebih dari dua perangkat kromosom (Ayala, dkk., 1984 dalam Firdaus, 2002). Keadaan ini terjadi akibat adanya induksi poliploidisasi. Pada umumnya tiap organisme mempunyai dua perangkat kromosom (diploid). Akan tetapi tidak ditutup kemungkinan akan terjadinya perubahan perangkat kromosom tersebut. Organisme yang mengalami perubahan perangkat kromosom menjadi lebih dari dua perangkat kromosom disebut poliploid, sedangkan organisme yang mengalami perubahan perangkat kromosom menjadi satu perangkat kromosom disebut monoploid atau haploid. Menurut Wilkins dan Gosling (1983 dalam Firdaus, 2002), poliploidi merupakan salah satu bentuk mutasi kromosom dan dapat digunakan sebagai pengendali kelamin(sex control) suatu organisme, pembentuk galur murni, dan penghasil ikan yang steril (Chao, dkk., 1986 dalam Firdaus, 2002). Tipe-tipe poliploidi dibedakan berdasarkan jumlah perangkat kromosom yang dibentuk, contohnya triploid, tetraploid, pentaploid, dan seterusnya. B. Macam Poliploidi Berdasarkan asal usul kejadiannya,poliploidi dapat dibedakan menjadi autopoliploidi dan alloploidi (Klug dan Cummings, 2000). Pada autopoliploidis tidak dilibatkan spesies yang lain jadi seluruh perangkat kromosom yang ada berasal dari spesies yang sama. Autotriploid dapat terjadi karena pembuahan suatu gamet diploid dengan gamet haploid. Gamet diploid yang terbentuk adalah hasil kegagalan pemisahan seluruh perangkat kromosom selama meiosis. Zigot autotripoid juga mungkin terjadi karena adanya pembuahan satu ovum oleh dua sperma atau juga mungkin terjadi akibat persilangan eksperimental individu diploid dan tetraploid (Niekerson, 1990 dalam Abidah, 2000) 1. Autopolyploidi Autopoliploid adalah sel yang mempunyai lebih dari dua genom dimana genomnya identik atau mempunyai kromosom homolog karena pada umumnya berasal dari satu spesies. Autopoliploid muncul dari penggandaan kromosom yang komplemen secara langsung. Autopoliploid dapat diinduksi artifisial melalui perlakuan kolsisin dan dapat terjadi secara spontan, tetapi yang terakhir ini jarang ditemukan. Menurut Vandepoele et al, (2003) autopoliploid dapat berasal dari persilangan intraspesies diikuti dengan penggandaan kromosom dimana gamet tidak mengalami reduksi dan
  • 2. kromosomnya membentuk multivalent pada saat miosis, dengan pewarisan yang multisomik Beberapa tanaman yang termasuk autopoliploid alami adalah kentang, ubi jalar, kacang tanah, alfalfa dan “orchardgrass”. Beberapa sifat autopoliploid yang berbeda dengan diploid adalah : (1) volume sel dan nukleus lebih besar, (2) bertambah ukuran daun dan bunga serta batang lebih tebal, (3) terjadi perubahan komposisi kimia meliputi peningkatan dan perubahan karbohidrat, protein, vitamin dan alkaloid, (4) kecepatan pertumbuhan lebih lambat dibanding diploid, menyebabkan pembungaannya juga terlambat, (5) miosis sering tidak teratur dengan terbentuknya multivalen sebagai penyebab sterilitas, (6) poliploidi tidak seimbang terutama pada triploid dan pentaploid (Sparrow, 1979). Dikatakan juga oleh Poehlman dan Sleper (1995) bahwa autopoliploid berperan meningkatkan ukuran sel merismatik tetapi jumlah total sel tidak bertambah. Menurut Sareen et al. (1992) tanaman autotetraploid mempunyai bagian vegetatif lebih besar, menyebabkan mereka lebih jagur dibanding diploidnya. Tetapi efek ini tidak universal karena ada beberapa autotetraploid yang mirip atau lebih lemah dibandingkan tetua diploid. Menurut Poehlman dan Sleper (1995) tiga hal dasar sebagai petunjuk untuk memproduksi dan memanfaatkan autoploidi dalam program pemuliaan tanaman yaitu : (1) autoploidi cenderung mempunyai pertumbuhan vegetatif lebih besar sedangkan biji yang dihasilkan sedikit, sehingga lebih bermanfaat untuk pemuliaan tanaman yang bagian vegetatifnya dipanen, (2) lebih berhasil untuk mendapatkan autoploidi yang jagur dan fertil melalui penggandaan diploid yang jumlah kromosom sedikit, (3) autoploidi yang berasal dari spesies menyerbuk silang lebih baik dari pada autoploidi dari spesies menyerbuk sendiri, sebab penyerbukan silang membantu secara luas rekombinasi gen dan kesempatan untuk memperoleh keseimbangan genotip pada poliploidi. 2. Alloploidi Allopoliploid adalah keadaan sel yang mempunyai satu atau lebih genom dari genom normal 2n =2x, dimana pasangan kromosomnya tidak homolog. Allopoliploid terbentuk dari hibridisasi antara spesies atau genus yang berlainan genom (hibridisasi interspesies). Tanaman F1-nya akan steril karena tidak ada atau hanya beberapa
  • 3. kromosom homolog. Bila terjadi penggandaan kromosom spontan atau diinduksi maka tanaman menjadi fertil. Beberapa tanaman yang termasuk alloploidi alami adalah gandum, terigu, kapas, tembakau, tebu dan beberapa spesies kubis. Allopoliploid ditemukan ada yang allopoliplod segmental (sebagian kromosom homolog) menyebabkan steril sebagian, dan allopolyploid (semua kromosom tidak homolog) menyebabkan steril penuh. Allopoliploid segmental memiliki segmen kromosom homologous dan homoeologus (homolog parsial) yang selama miosis dapat terjadi bivalen dan multivalen sehingga pewarisannya campuran disomik-polisomik (Vandepoele et al. 2003). Dikatakan juga bahwa prototipe poliploidi dari rumput- rumputan seperti gandum adalah allopolyploid, jagung adalah alloploidi segmental dan padi adalah paleopoliploid. Tujuan induksi allopoliploid adalah mengkombinasi sifat-sifat yang diinginkan dari dua tetua diploid ke dalam satu tanaman (Sparrow, 1979). Menurut Poehlman dan Sleper (1995) beberapa manfaat alloploidi untuk para pemulia adalah : (1) dapat mengidentifikasi asal genetik spesies tanaman poliploidi, (2) menghasilkan genotip tanaman baru, (3) dapat memudahkan transfer gen antar spesies dan (4) memudahkan transfer atau subtitusi kromosom secara individual atau pasangan kromosom. Para pemulia menginduksi poliploidi dengan menyilangkan antara spesies budidaya tetraploid dengan kerabat liarnya dengan tujuan supaya gen yang diinginkan dapat ditransfer dari spesies liar ke kultivar budidaya (Sparrow, 1979). Menurut Poehlman dan Sleper (1995) hampir semua kerabat liar Solanum dapat disilangkan dengan Solanum tuberosum (interspesies) dengan tujuan untuk mendapatkan resistensi terhadap stress abiotik maupun biotik serta memperbaiki heterosigositas tanaman. Pendekatan pembuatan allopoliploid ini kelihatan kurang berhasil dibanding induksi autopoliploid. Kesulitan yang ditemui dengan pendekatan ini adalah : (1) adanya “barier incompatible” antar kedua spesies yang akan disilangkan, (2) terjadi pembuahan tetapi mengalami aborsi embrio (Karmana, 1989). Kendala dalam menghasilkan tanaman allopoliploid ini dapat diatasi dengan teknik hibridisasi baru yaitu fusi protoplas atau hibridisasi somatik.
  • 4. C. Pembentukan Poliploidi Di alam, poliploid dapat terjadi karena kejutan listrik (petir), keadaan lingkungan ekstrem, atau persilangan yang diikuti dengan gangguan pembelahan sel. Perilaku reproduksi tertentu mendukung poliploidi terjadi, misalnya perbanyakan vegetatif atau partenogenesis, dan menyebar luas. Poliploidi buatan dapat dilakukan dengan meniru yang terjadi di alam, atau dengan menggunakan mutagen. Kolkisin adalah mutagen yang umum dipakai untuk keperluan ini. Efeknya cepat diketahui dan aplikasinya mudah. Penggunaannya beresiko tinggi karena kolkisin sangat karsinogenik. Autopoliploid terjadi apabila suatu spesies, karena salah satu sebab di atas, menggandakan set kromosomnya dan kemudian saling kawin dengan autopoliploid lain. Pola pembelahan sel autopoliploid rumit karena melibatkan perpasangan empat, enam, atau delapan set kromosom. Triploid karena autopoliploid dapat bersifat fertil. Allopoliploid terjadi karena persilangan antarspesies dengan genom yang berbeda tanpa diikuti reduksi jumlah sel dalam meiosis. Amfidiploid adalah allotetraploid yang perilaku pembelahan selnya serupa dengan diploid. Allopoliploidi segmental terjadi apabila sebagian kromosom berasal dari genom yang berbeda (tidak semuanya berasal dari set kromosom yang lengkap). Suatu spesies dapat bersifat diploid, meskipun dalam sejarah perkembangan evolusinya berasal dari poliploid. Spesies demikian dikenal sebagai paleopoliploid. Contoh spesies ini misalnya padi. Dengan n=10, padi berasal dari moyang poliploid dengan n=5. D. Efek Poliploidi Pada Organisme Poliploidi seringkali memberikan efek dramatis dalam penampilan atau pewarisan sifat yang bisa positif atau negatif. Tumbuhan secara umum bereaksi positif terhadap poliploidi. Tetraploid (misalnya kentang) dan heksaploid (misalnya gandum) berukuran lebih besar (reaksi "gigas", atau "raksasa") daripada leluhurnya yang diploid. Karena hasil panen menjadi lebih tinggi, poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman. Berbagai kultivar tanaman hias (misalnya anggrek) dibuat dengan mengeksploitasi poliploidi. Reaksi negatif terjadi terhadap kemampuan reproduksi, khususnya pada poliploidi berbilangan ganjil, meskipun ukurannya membesar. Karena terjadi ketidakseimbangan pasangan kromosom dalam meiosis, organisme dengan ploidi ganjil biasanya mandul (steril).
  • 5. Pemuliaan tanaman, sekali lagi, mengeksploitasi gejala ini. Karena mandul, semangka triploid tidak memiliki biji yang normal (bijinya tidak berkembang normal atau terdegenerasi) dan dijual sebagai "semangka tanpa biji". Penangkar tanaman hias menyukai tanaman triploid karena biji tanaman ini tidak bisa ditumbuhkan sehingga konsumen harus membeli tanaman dari si penangkar. E. Pemuliaan Poliploidi Poliploidi adalah keadaan sel yang memiliki lebih dari dua genom dasar (3x, 4x, 5x dan seterusnya), ditemukan banyak pada kingdom tanaman. Poliploidi dapat berisikan dua atau lebih pasang genom dengan segmen kromosom yang homolog, keseluruhan kromosom homolog atau keseluruhan kromosom tidak homolog. Perbedaan satu dengan yang lain pada sejumlah gen atau segmen kromosom yang menyebabkan sterilitas sebagian atau seluruhnya(Stebbins, 1950 dalam Sareen, Chowdhury dan Chowdhury, 1992). Famili rumput-rumputan (gramineae) adalah famili terbesar dari semua tanaman berbunga, meliputi 10.000 species. Famili ini dikelompokan dalam 600 -700 genus yang berasal dari moyang purba sekitar 50-70 juta tahun lalu (Kellogg, 2001; Huang et al, 2002). Famili ini biasanya dipakai sebagai model dalam mempelajari poliploidi. Sebagian besar tipe poliploidi dari famili gramineae yaitu autopolyploid, allopolyploid segmental dan allopolyploid (Vandepoele, Simillion dan Van de Peer, 2003) Secara alami poliploidi sering lebih besar penampakan morfologi dari spesies diploid seperti permukaan daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang lebih tebal dan tanaman lebih tinggi. Fenomena ini diistilahkan sebagai gigas atau jagur (Kuckuck et al., 1991). Populasi poliploidi mempunyai kemampuan berkompetisi lebih baik dibanding moyang diploid ditunjukkan dengan daerah penyebarannya yang luas (Karmana, 1989). Menurut Poehlman dan Sleper (1995) poliploidi juga memberi peluang untuk merubah karakter suatu tanaman melalui perubahan jumlah genom dan kontribusi gen-gen alelik pada karakter tertentu.
  • 6. DAFTAR PUSTAKA Anonymous A. 2010. (http://id.wikipedia.org/wiki/Poliploidi) Diakses 10 Oktober 2010 Anonymous B. 2010. (http://jiniaricute.wordpress.com/2008/04/18/poliploidi/) Diakses 10 Oktober 2010 Anonymous C. 2010. (http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/07134/helen_hetharie.htm) Diakses 10 Oktober 2010