SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
PERNIKAHAN




               Disusun Oleh:

        Ady Setiawan (111714043)

    M. Mahmud Thohari (111714001)

       Arfiatur Radhia (111714038)

  Novika Ekawati Nur Laily (111714033)

                Kelas 2011 A

                  Dosen:

   Sri Abidah Suryaningsih, S.Ag., M.Pd.



Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
      Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

  Program Studi Manajemen Pendidikan

                   2011
A. PENGERTIAN

Nikah (bahasa) adalah adl-dlommu wal jam-‘u, artinya berkumpul

       (syara’) adalah suatu aqad (lahir batin antara seorang pria dengan wanita)
       yang mengandung dibolehkannya wat’iy (hubungan badan suami istri)
       dengan menggunakan lafadz nikah atau tazwij dengan ketentuan dan syarat
       tertentu. (Syeh Zainuddin Abdul Aziz Milyabariy)

Menurut UU. Perkawinan 1974: Nikah adalah ikatan lahir batin antara suami istri
dalam suatu rumah tangga berdasarkan kepada tuntunan agama.

B. DALIL NIKAH :




Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya;
dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-
Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa’: 1)




Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
(QS. A-Ruum:21)

      Surah An-Nisaa': ayat 1 & 3
      Surah An-Nuur: ayat 32
      Surah An-Nahl: ayat 72
      Surah Yaasin: ayat 36
      Surah Ar-Rum: ayat 21
      Surah Adz-Dzariyaat: ayat 49
      Surah Luqman: ayat 10
      Surah Qaf: ayat 7
      Surah Asy-Syu’araa: ayat 7

C. HUKUM NIKAH

      Sunah, jumhurul ‘ulama sepakat bahwa hokum asal pernikahan adalah
       Sunah. {an-Nuur : 32} dan Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa
       Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah memuji Allah dan menyanjung-
       Nya bersabda: "Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini
perempuan. Barangsiapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku."
       Muttafaq Alaihi.
      Wajib, mampu jasmani, rohani dan materi sedang dorongan seksual telah
       mencapai puncak untuk segera disalurkan, apabila tidak maka sangat
       mungkin akan terjebak pada perbuatan fakhisyah (zina).
      Mubah, bagi seseorang yang tidak mempunyai factor pendorong/melarang
       untuk nikah (sedang2 saja)
      Makruh, bagi orang yang secara jasmani dan rohani cukup matang tapi
       secara materi masih belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga.
      Haram, bagi seseorang yg tujuan menikahnya hanya sekedar ingin menyakiti
       wanita/mempermainkan wanita.

D. KHITBAH (LAMARAN NIKAH)

       Adalah seorang laki-laki meminang/melamar seorang perempuan untuk
diajak menikah. Meminang diperbolehkan dan dianjurkan agar tak ada penyesalan
nantinya.

Cara mengkhitbah:

      Kepada gadis/janda yang telah habis masa ‘iddahnya. Bila belum habis, maka
       cukup dengan sindiran saja {al-Baqoroh:235}
      Wanita yang dipinang harus tidak terikat dengan aqad nikah atau pinangan
       orang lain.
      Laki-laki dapat melihat wajah dan telapak tangan wanita atau kedua telapak
       kakinya. Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
       "Apabila salah seorang di antara kamu melamar perempuan, jika ia bisa
       memandang bagian tubuhnya yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia
       lakukan." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan perawi-perawi yang dapat
       dipercaya. Hadits shahih menurut Hakim.

E. MAHRAM

       Adalah wanita-wanita yang haram dinikahi oleh seorang laki-laki yang
disebabkan hubungan keturunan, persusuan dan perkawinan.

      Keturunan: ibu, nenek dan seterusnya keatas, anak dan seterusnya kebawah,
       saudara perempuan sekandung, saudara perempuan seayah, saudara
       perempuan seibu, saudara perempuan ayah, saudara perempuan ibu, anak
       perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya kebawah, anak perempuan
       dari saudara perempuan dan seterusnya kebawah.
      Persusuan: ibu yang menyusui, saudara perempuan sepersusuan
      Perkawinan: ibu dari istri (mertua), anak tiri (jika ibunya telah digauli), istri
       dari anak (menantu), istri ayah. {QS. an-Nisa:22-23}

F. RUKUN DAN SYARAT NIKAH

    Calon suami : muslim, merdeka, berakal, benar-benar laki-laki, adil, tidak
     beristri empat, bukan mahram, tidak sedang ihram atau umrah
    Calon istri : muslimah, benar-benar perempuan, izin wali, tidak sdg bersuami
     atau dalam masa iddah, bukan mahram, tidak ihram atau umrah
    Syighah ijab Qhobul : lafadz, bukan kata kinayah, tidak dikaitkan dengan
     syarat tertentu, satu majlis
    Wali : muslim, baligh, tidak fasik, laki-laki, memiliki hak wali.
 Dua saksi : muslim, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, adil, pendengaran dan
     penglihatan normal, memahami bahasa ijab qobul, tidak ihram atau umrah.

G. WALI

         Adalah orang yang berhak menikahkan seorang perempuan dengan seorang
laki-laki sesuai dengan syariat islam. Dari Abu Burdah Ibnu Abu Musa, dari ayahnya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak sah nikah kecuali dengan wali." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits
shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Sebagian menilainya
hadits mursal.

Urutan wali dalam pernikahan:

Ayah kandung, kakek dari pihak ayah dan seterusnya, saudara laki-laki sekandung,
saudara laki-laki kandung seayah, anak laki-laki saudara laki-laki kandung, anak laki-
laki saudara laki-laki, paman (saudara ayah sekandung), paman (saudara ayah)
kandung, anak laki-laki dari paman kandung, anak laki-laki dari paman seayah, wali
hakim.

Macam-macam wali:

   1. Wali mujbir, berhak tanpa meminta izin dan menanyakan dahulu pendapat
      orang lain.
   2. Wali hakim, hak kewalian kepada hakim yang disebabkan dua hal; terjadi
      pertentangan diantara wali dan tidak adanya wali nasab, baik karena hilang,
      meninggal atau ghoib.
   3. Wali ‘adl, wali yang menolak menikahkan perempuan yang ada dibawah
      kewaliannya. (rasional ‘wali hakim’ dan tidak rasional ‘wali nasab’)

H. IJAB-QOBUL

       Ijab; lafadz penyerahan (tanggungjawab terhadap wanita) yang disampaikan
wali kepada mempelai laki-laki. Qobul; lafadz penerimaan (kesanggupan laki-laki
menerima tanggungjawab) yang telah diserahkan sepenuhnya kepadanya.

I. KHUTBAH NIKAH

       Suatu khutbah yang dilakukan sebelum prosesi akad nikah dilakukan. Berisi
peringatan, pengajaran, dan bekal mental khususnya bagi mempelai. Hukumnya
adalah mubah (jumhurul ‘ulama) kecuali kelompok Abu Daud Dahiri yang
mensyari’atkan Ijab Qobul.

J. MAHAR (MASKAWIN)

       Pemberian sesuatu yang bernilai dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan
yang disebabkan terjadinya aqdun nikah. Bahasa al-Qur’an Maskawin; shoduqot,
ujur, nihlah, fariidhah, habaa, uqr, alaaiq, taul. Maskawin bukan uang beli
(kehormatan) istri, tapi sebagai symbol kesanggupan suami atas istrinya (nafkah lahir
dan batin) secara ihlas. {QS. An-Nisa’:4}

Macamnya: Mahar Musamma (disebutkan) dan Mahar Misil (sebanding) sesuai
dengan kebiasaan setempat serta layak dengan martabat mempelai wanita sekalipun
tidak disebutkan secara terperinci dalan ijab qobul.

Ukuran tidak ditentukan secara pasti, tergantung kesanggupan dan kemampuan
calon suami.
K. WALIMATUL’ARUSY (PESTA PERNIKAHN)

Walimah = makanan, pesta, kenduri, resepsi.

Walimatul’arusy adalah pesta yang digelar oleh seseoang/keluarga setelah
dilangsungkannya akad nikah.

Hukum menurut mayoritas ulama adalah Sunah Mu’akad, dan menurut imam Malik
hukumnya wajib.

Dan hukum menghadirinya adalah Wajib bagi yang diundang.

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila seorang di antara kamu diundang ke walimah, hendaknya ia
menghadirinya." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Apabila salah seorang
di antara kamu mengundang saudaranya, hendaknya ia memenuhi undangan
tersebut, baik itu walimah pengantin atau semisalnya.

L. MACAM-MACAM PERNIKAHAN
   a. Nikah mut’ah
      Adalah nikah yang menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad.
      Salamah Ibnu Al-Akwa' berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
      pernah memberi kelonggaran untuk nikah mut’ah selama tiga hari pada
      tahun Authas (tahun penaklukan kota Mekkah), kemudian bleiau
      melarangnya. Riwayat Muslim.

   b. Nikah syighar
       Adalah pernikahan dua jodoh (4 orang) dengan menjadikan kedua
       perempuan itu sebagai mahar masing-masing.
       Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
       Bahwa Rasulullah saw. melarang nikah syighar. Dan nikah syighar ialah
       seorang lelaki mengawinkan putrinya kepada orang lain dengan syarat orang
       itu mengawinkannya dengan putrinya tanpa mahar antara keduanya.
       (Shahih Muslim No.2537)

   c. Nikah tachlil
       Bahasa=menghalalkan, membolehkan
       Syari’ah= nikah yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menghalalkan
       perempuan yang dinikahinya, dinikahi lagi oleh bekas suaminya yang telah
       mentalak tiga.
       Laki-laki yang berusaha untuk tujuan tersebut disebut Muhalil, dan mantan
       suami yang menjatuhkan talak tiga yang diusahakan disebut Muhalillahu.
       Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat
       muhallil (laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan tujuan agar
       perempuan itu dibolehkan menikah kembali dengan suaminya) dan muhallal
       lah (laki-laki yang menyuruh muhallil untuk menikahi bekas istrinya agar istri
       tersebut dibolehkan untuk dinikahinya lagi)." Riwayat Ahmad, Nasa'i, Dan
       Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.

   d. Nikah silang
       Adalah pernikahan yang salah satu dari mempelai bukan muslim
       (Qs.Albaqarah:221 dan Almaidah: 5)
e. Nikah khadan
        Bahasa= gundik, piaraan
        Syara’ = nikah sembunyi yang mana laki-laki menjadikan wanita-wanita
        simpanan sebagai istri tanpa melalui nikah yang sah menurut syara’, atau
        sebaliknya. (QS. Al-Maidah:5, dan QS. An-Nisa’: 25)

M. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI-ISTRI

Keawajiban Suami:

       Membayar maskawin
       Member nafkah lahir yang ma’ruf
       Menggauli istri dengan ma’ruf
       Memimpin keluarga dengan bijaksana
       Bersikap adil dan bijaksana, dll

Kewajiban Istri:

       Mentaati suami, selama kebaikan
       Menjaga diri dan kehormatan keluarga
       Menjaga harta suami
       Mengatur rumah tangga
       Mendidik anak, dll

Kewajiban bersama:

       Menjaga nama baik seluruh keluarga
       Menghormati dan berbuat baik pada seluruh keluarga
       Memelihara kehormatan dan rahasia keluarga
       Mewujudkan lingkungan keluarga yang baik
       Memelihara dan mendidik putra dengan penuh kasih saying
       Saling mema’afkan kesalahan
       Sabar dan saling menyadari kekurangan
       Bijaksana dalam memecahkan masalah, dll

   N. HIKMAH-HIKMAH PERNIKAHAN

Bagi Individu dan Keluarga:

       Keluarga menjadi tenang, tentram, sejahtera
       Terpelihara dari zina
       Melanggengkan keturunan dengan jelas dan bersih
       Memperkokoh kekeluargaan dan persaudaraan.
       Mendorong individu lebih giat beramal.
       Memudahkan seseorang dalam mendapat pahala dan ridha Allah SWT
       Menjadikan individu lebih dewasa, bijaksana, dll

Bagi masyarakat:

   1.   Terpeliharanya ketenangan hidup
   2.   Memudahkan pengaturan dan pengendalian masyarakat
   3.   Memperkuat kesataun dan persatuan.
   4.   Mempercepat kemajuan bangsa.
   5.   Kehidupan menjadi berkah
   6.   Terhindar dari penyakit HIV
   7.   Memudahkan ampunan dan pertolongan Allah SWT
O. KONSEP YANG DIHARAMKAN DALAM ISLAM

  a. Konsep rahbaniyah, Perkataan rahbaniyah bermasud kerahiban atau
     kependetaan, atau kehidupan paderi
  b. Konsep ibahiyah, Istilah ibahiyah diambil dari perkataan yang bermaksud
     membolehkan. Selain itu, ibahiyah membawa maksud membolehkan atau
     membebaskan tanpa batas seperti pergaulan seks bebas, homoseksual,
     lesbian dan sebagainya. Gejala sebegini wujud kerana sikap mereka yang
     menolak konsep institusi perkahwinan.
      Pergaulan bebas
      Amalan seks bebas
      Homoseksual & Lesbian

More Related Content

What's hot

Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaYulia Fauzi
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharikafia maulidia
 
PAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab MunakahatPAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab Munakahatpawzonfire
 
Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)uliecha
 
Bab pernikahan
Bab pernikahanBab pernikahan
Bab pernikahansuhendi8
 
Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Micing
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Diah eka wahyudi
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanAhmad Haris Miftah
 
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaMakalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaYoollan MW
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikYunus Thariq
 
Indahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tanggaIndahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tanggaCecep Azka Noberic
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinanDicky Arpakh
 

What's hot (19)

7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
 
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, maharKonsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar
 
PAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab MunakahatPAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab Munakahat
 
Fiqh munakahat
Fiqh munakahatFiqh munakahat
Fiqh munakahat
 
Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)Munakahat Dalam Islam (Slide)
Munakahat Dalam Islam (Slide)
 
Bab pernikahan
Bab pernikahanBab pernikahan
Bab pernikahan
 
Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
 
Materi nikah
Materi nikahMateri nikah
Materi nikah
 
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah TanggaMakalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
Makalah Mengenai Mahligai Rumah Tangga
 
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaikMemilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
Memilih istri terbaik melalui perencanaan terbaik
 
PPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 MazhabPPT Nikah 4 Mazhab
PPT Nikah 4 Mazhab
 
Indahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tanggaIndahnya membangun mahligahi rumah tangga
Indahnya membangun mahligahi rumah tangga
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
 
PPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHANPPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHAN
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Okultasi venus
Okultasi venusOkultasi venus
Okultasi venus
 
A.22.dwisusanti
A.22.dwisusantiA.22.dwisusanti
A.22.dwisusanti
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Perencanaan pak bambang
Perencanaan pak bambangPerencanaan pak bambang
Perencanaan pak bambang
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Buku ramadhan
Buku ramadhanBuku ramadhan
Buku ramadhan
 
bioteknologi
bioteknologibioteknologi
bioteknologi
 
Internet etiquette
Internet etiquetteInternet etiquette
Internet etiquette
 
42.nona tiaraamanda
42.nona tiaraamanda42.nona tiaraamanda
42.nona tiaraamanda
 

Similar to Pernikahan yang Sesuai Syariat

Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiMarhamah Saleh
 
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPower Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPortalEdukasi1
 
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranataSeluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranataWahyu Dwi Pranata
 
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docxB12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docxssuser6a561b
 
121347698 power-point-pernikahan
121347698 power-point-pernikahan121347698 power-point-pernikahan
121347698 power-point-pernikahanlailaaprina1
 
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggjjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggayaka29
 
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukAlfin Berrtrand
 
Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Yaya Nicky
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleYunus Thariq
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islamaamridwan
 
rumah tangga sakinah.pptx
rumah tangga sakinah.pptxrumah tangga sakinah.pptx
rumah tangga sakinah.pptxDaifanFadilah
 
PPT Pernikahan Fahmy.pptx
PPT Pernikahan Fahmy.pptxPPT Pernikahan Fahmy.pptx
PPT Pernikahan Fahmy.pptxfuadfahmy1
 

Similar to Pernikahan yang Sesuai Syariat (20)

Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.pptPower Point Pernikahan dalam Islam.ppt
Power Point Pernikahan dalam Islam.ppt
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranataSeluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
Seluk Beluk Pernikahan Islam_wahyu dwi pranata
 
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docxB12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
121347698 power-point-pernikahan
121347698 power-point-pernikahan121347698 power-point-pernikahan
121347698 power-point-pernikahan
 
Fiqh Munakahat
Fiqh MunakahatFiqh Munakahat
Fiqh Munakahat
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggjjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
 
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
 
Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Perkawinan part 1
Perkawinan part 1
 
Nikah, Connecting People
Nikah, Connecting PeopleNikah, Connecting People
Nikah, Connecting People
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
pernikahan dalam islam
pernikahan dalam islampernikahan dalam islam
pernikahan dalam islam
 
^ ^
^ ^^ ^
^ ^
 
rumah tangga sakinah.pptx
rumah tangga sakinah.pptxrumah tangga sakinah.pptx
rumah tangga sakinah.pptx
 
PPT Pernikahan Fahmy.pptx
PPT Pernikahan Fahmy.pptxPPT Pernikahan Fahmy.pptx
PPT Pernikahan Fahmy.pptx
 

More from Ady Setiawan

Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANPresentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANAdy Setiawan
 
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam PendidikanKonsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam PendidikanAdy Setiawan
 
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanKepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanAdy Setiawan
 
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah InklusifPelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah InklusifAdy Setiawan
 
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasFiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasAdy Setiawan
 
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Ady Setiawan
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TAdy Setiawan
 
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Ady Setiawan
 
Analisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya PendidikanAnalisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya PendidikanAdy Setiawan
 
Konsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan KinerjaKonsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan KinerjaAdy Setiawan
 
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang UnggulKebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang UnggulAdy Setiawan
 
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifWawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifAdy Setiawan
 
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Ady Setiawan
 
Teori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi ManajemenTeori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi ManajemenAdy Setiawan
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifAdy Setiawan
 
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suhartoe-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad SuhartoAdy Setiawan
 
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Ady Setiawan
 
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)Ady Setiawan
 
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan PendidikanAnalisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan PendidikanAdy Setiawan
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Ady Setiawan
 

More from Ady Setiawan (20)

Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANPresentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTAN
 
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam PendidikanKonsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
Konsep Sistem Desentralisasi Dalam Pendidikan
 
Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan PendidikanKepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan Pendidikan
 
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah InklusifPelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
Pelaksanaan Kurikulum Modifikasi di Sekolah Inklusif
 
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang DisabilitasFiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas
 
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
 
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
Kebijakan Pendidikan Kesetaraan Tahun 2018
 
Analisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya PendidikanAnalisis Biaya Pendidikan
Analisis Biaya Pendidikan
 
Konsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan KinerjaKonsep Belajar dan Kinerja
Konsep Belajar dan Kinerja
 
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang UnggulKebijakan Pendidikan yang Unggul
Kebijakan Pendidikan yang Unggul
 
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian KualitatifWawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
 
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
Promosi, Perpindahan, Demosi, dan PHK dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Pen...
 
Teori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi ManajemenTeori dan Fungsi Manajemen
Teori dan Fungsi Manajemen
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suhartoe-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad Suharto
 
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
Pendekatan Cost Benefit, Cost Effectiveness, dan Sarpras dalam Perencanaan Pe...
 
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
 
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan PendidikanAnalisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
Analisis Biaya dan Pengeluaran dalam Perencanaan Pendidikan
 
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
Menentukan Sumber Data Penelitian (Populasi dan Sampel)
 

Pernikahan yang Sesuai Syariat

  • 1. PERNIKAHAN Disusun Oleh: Ady Setiawan (111714043) M. Mahmud Thohari (111714001) Arfiatur Radhia (111714038) Novika Ekawati Nur Laily (111714033) Kelas 2011 A Dosen: Sri Abidah Suryaningsih, S.Ag., M.Pd. Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Program Studi Manajemen Pendidikan 2011
  • 2. A. PENGERTIAN Nikah (bahasa) adalah adl-dlommu wal jam-‘u, artinya berkumpul (syara’) adalah suatu aqad (lahir batin antara seorang pria dengan wanita) yang mengandung dibolehkannya wat’iy (hubungan badan suami istri) dengan menggunakan lafadz nikah atau tazwij dengan ketentuan dan syarat tertentu. (Syeh Zainuddin Abdul Aziz Milyabariy) Menurut UU. Perkawinan 1974: Nikah adalah ikatan lahir batin antara suami istri dalam suatu rumah tangga berdasarkan kepada tuntunan agama. B. DALIL NIKAH : Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama- Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa’: 1) Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. A-Ruum:21)  Surah An-Nisaa': ayat 1 & 3  Surah An-Nuur: ayat 32  Surah An-Nahl: ayat 72  Surah Yaasin: ayat 36  Surah Ar-Rum: ayat 21  Surah Adz-Dzariyaat: ayat 49  Surah Luqman: ayat 10  Surah Qaf: ayat 7  Surah Asy-Syu’araa: ayat 7 C. HUKUM NIKAH  Sunah, jumhurul ‘ulama sepakat bahwa hokum asal pernikahan adalah Sunah. {an-Nuur : 32} dan Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam setelah memuji Allah dan menyanjung- Nya bersabda: "Tetapi aku sholat, tidur, berpuasa, berbuka, dan mengawini
  • 3. perempuan. Barangsiapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk ummatku." Muttafaq Alaihi.  Wajib, mampu jasmani, rohani dan materi sedang dorongan seksual telah mencapai puncak untuk segera disalurkan, apabila tidak maka sangat mungkin akan terjebak pada perbuatan fakhisyah (zina).  Mubah, bagi seseorang yang tidak mempunyai factor pendorong/melarang untuk nikah (sedang2 saja)  Makruh, bagi orang yang secara jasmani dan rohani cukup matang tapi secara materi masih belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga.  Haram, bagi seseorang yg tujuan menikahnya hanya sekedar ingin menyakiti wanita/mempermainkan wanita. D. KHITBAH (LAMARAN NIKAH) Adalah seorang laki-laki meminang/melamar seorang perempuan untuk diajak menikah. Meminang diperbolehkan dan dianjurkan agar tak ada penyesalan nantinya. Cara mengkhitbah:  Kepada gadis/janda yang telah habis masa ‘iddahnya. Bila belum habis, maka cukup dengan sindiran saja {al-Baqoroh:235}  Wanita yang dipinang harus tidak terikat dengan aqad nikah atau pinangan orang lain.  Laki-laki dapat melihat wajah dan telapak tangan wanita atau kedua telapak kakinya. Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu melamar perempuan, jika ia bisa memandang bagian tubuhnya yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia lakukan." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya. Hadits shahih menurut Hakim. E. MAHRAM Adalah wanita-wanita yang haram dinikahi oleh seorang laki-laki yang disebabkan hubungan keturunan, persusuan dan perkawinan.  Keturunan: ibu, nenek dan seterusnya keatas, anak dan seterusnya kebawah, saudara perempuan sekandung, saudara perempuan seayah, saudara perempuan seibu, saudara perempuan ayah, saudara perempuan ibu, anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya kebawah, anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya kebawah.  Persusuan: ibu yang menyusui, saudara perempuan sepersusuan  Perkawinan: ibu dari istri (mertua), anak tiri (jika ibunya telah digauli), istri dari anak (menantu), istri ayah. {QS. an-Nisa:22-23} F. RUKUN DAN SYARAT NIKAH  Calon suami : muslim, merdeka, berakal, benar-benar laki-laki, adil, tidak beristri empat, bukan mahram, tidak sedang ihram atau umrah  Calon istri : muslimah, benar-benar perempuan, izin wali, tidak sdg bersuami atau dalam masa iddah, bukan mahram, tidak ihram atau umrah  Syighah ijab Qhobul : lafadz, bukan kata kinayah, tidak dikaitkan dengan syarat tertentu, satu majlis  Wali : muslim, baligh, tidak fasik, laki-laki, memiliki hak wali.
  • 4.  Dua saksi : muslim, baligh, berakal, merdeka, laki-laki, adil, pendengaran dan penglihatan normal, memahami bahasa ijab qobul, tidak ihram atau umrah. G. WALI Adalah orang yang berhak menikahkan seorang perempuan dengan seorang laki-laki sesuai dengan syariat islam. Dari Abu Burdah Ibnu Abu Musa, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak sah nikah kecuali dengan wali." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Sebagian menilainya hadits mursal. Urutan wali dalam pernikahan: Ayah kandung, kakek dari pihak ayah dan seterusnya, saudara laki-laki sekandung, saudara laki-laki kandung seayah, anak laki-laki saudara laki-laki kandung, anak laki- laki saudara laki-laki, paman (saudara ayah sekandung), paman (saudara ayah) kandung, anak laki-laki dari paman kandung, anak laki-laki dari paman seayah, wali hakim. Macam-macam wali: 1. Wali mujbir, berhak tanpa meminta izin dan menanyakan dahulu pendapat orang lain. 2. Wali hakim, hak kewalian kepada hakim yang disebabkan dua hal; terjadi pertentangan diantara wali dan tidak adanya wali nasab, baik karena hilang, meninggal atau ghoib. 3. Wali ‘adl, wali yang menolak menikahkan perempuan yang ada dibawah kewaliannya. (rasional ‘wali hakim’ dan tidak rasional ‘wali nasab’) H. IJAB-QOBUL Ijab; lafadz penyerahan (tanggungjawab terhadap wanita) yang disampaikan wali kepada mempelai laki-laki. Qobul; lafadz penerimaan (kesanggupan laki-laki menerima tanggungjawab) yang telah diserahkan sepenuhnya kepadanya. I. KHUTBAH NIKAH Suatu khutbah yang dilakukan sebelum prosesi akad nikah dilakukan. Berisi peringatan, pengajaran, dan bekal mental khususnya bagi mempelai. Hukumnya adalah mubah (jumhurul ‘ulama) kecuali kelompok Abu Daud Dahiri yang mensyari’atkan Ijab Qobul. J. MAHAR (MASKAWIN) Pemberian sesuatu yang bernilai dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang disebabkan terjadinya aqdun nikah. Bahasa al-Qur’an Maskawin; shoduqot, ujur, nihlah, fariidhah, habaa, uqr, alaaiq, taul. Maskawin bukan uang beli (kehormatan) istri, tapi sebagai symbol kesanggupan suami atas istrinya (nafkah lahir dan batin) secara ihlas. {QS. An-Nisa’:4} Macamnya: Mahar Musamma (disebutkan) dan Mahar Misil (sebanding) sesuai dengan kebiasaan setempat serta layak dengan martabat mempelai wanita sekalipun tidak disebutkan secara terperinci dalan ijab qobul. Ukuran tidak ditentukan secara pasti, tergantung kesanggupan dan kemampuan calon suami.
  • 5. K. WALIMATUL’ARUSY (PESTA PERNIKAHN) Walimah = makanan, pesta, kenduri, resepsi. Walimatul’arusy adalah pesta yang digelar oleh seseoang/keluarga setelah dilangsungkannya akad nikah. Hukum menurut mayoritas ulama adalah Sunah Mu’akad, dan menurut imam Malik hukumnya wajib. Dan hukum menghadirinya adalah Wajib bagi yang diundang. Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu diundang ke walimah, hendaknya ia menghadirinya." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Apabila salah seorang di antara kamu mengundang saudaranya, hendaknya ia memenuhi undangan tersebut, baik itu walimah pengantin atau semisalnya. L. MACAM-MACAM PERNIKAHAN a. Nikah mut’ah Adalah nikah yang menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad. Salamah Ibnu Al-Akwa' berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memberi kelonggaran untuk nikah mut’ah selama tiga hari pada tahun Authas (tahun penaklukan kota Mekkah), kemudian bleiau melarangnya. Riwayat Muslim. b. Nikah syighar Adalah pernikahan dua jodoh (4 orang) dengan menjadikan kedua perempuan itu sebagai mahar masing-masing. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.: Bahwa Rasulullah saw. melarang nikah syighar. Dan nikah syighar ialah seorang lelaki mengawinkan putrinya kepada orang lain dengan syarat orang itu mengawinkannya dengan putrinya tanpa mahar antara keduanya. (Shahih Muslim No.2537) c. Nikah tachlil Bahasa=menghalalkan, membolehkan Syari’ah= nikah yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menghalalkan perempuan yang dinikahinya, dinikahi lagi oleh bekas suaminya yang telah mentalak tiga. Laki-laki yang berusaha untuk tujuan tersebut disebut Muhalil, dan mantan suami yang menjatuhkan talak tiga yang diusahakan disebut Muhalillahu. Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat muhallil (laki-laki yang menikahi seorang perempuan dengan tujuan agar perempuan itu dibolehkan menikah kembali dengan suaminya) dan muhallal lah (laki-laki yang menyuruh muhallil untuk menikahi bekas istrinya agar istri tersebut dibolehkan untuk dinikahinya lagi)." Riwayat Ahmad, Nasa'i, Dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi. d. Nikah silang Adalah pernikahan yang salah satu dari mempelai bukan muslim (Qs.Albaqarah:221 dan Almaidah: 5)
  • 6. e. Nikah khadan Bahasa= gundik, piaraan Syara’ = nikah sembunyi yang mana laki-laki menjadikan wanita-wanita simpanan sebagai istri tanpa melalui nikah yang sah menurut syara’, atau sebaliknya. (QS. Al-Maidah:5, dan QS. An-Nisa’: 25) M. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI-ISTRI Keawajiban Suami:  Membayar maskawin  Member nafkah lahir yang ma’ruf  Menggauli istri dengan ma’ruf  Memimpin keluarga dengan bijaksana  Bersikap adil dan bijaksana, dll Kewajiban Istri:  Mentaati suami, selama kebaikan  Menjaga diri dan kehormatan keluarga  Menjaga harta suami  Mengatur rumah tangga  Mendidik anak, dll Kewajiban bersama:  Menjaga nama baik seluruh keluarga  Menghormati dan berbuat baik pada seluruh keluarga  Memelihara kehormatan dan rahasia keluarga  Mewujudkan lingkungan keluarga yang baik  Memelihara dan mendidik putra dengan penuh kasih saying  Saling mema’afkan kesalahan  Sabar dan saling menyadari kekurangan  Bijaksana dalam memecahkan masalah, dll N. HIKMAH-HIKMAH PERNIKAHAN Bagi Individu dan Keluarga:  Keluarga menjadi tenang, tentram, sejahtera  Terpelihara dari zina  Melanggengkan keturunan dengan jelas dan bersih  Memperkokoh kekeluargaan dan persaudaraan.  Mendorong individu lebih giat beramal.  Memudahkan seseorang dalam mendapat pahala dan ridha Allah SWT  Menjadikan individu lebih dewasa, bijaksana, dll Bagi masyarakat: 1. Terpeliharanya ketenangan hidup 2. Memudahkan pengaturan dan pengendalian masyarakat 3. Memperkuat kesataun dan persatuan. 4. Mempercepat kemajuan bangsa. 5. Kehidupan menjadi berkah 6. Terhindar dari penyakit HIV 7. Memudahkan ampunan dan pertolongan Allah SWT
  • 7. O. KONSEP YANG DIHARAMKAN DALAM ISLAM a. Konsep rahbaniyah, Perkataan rahbaniyah bermasud kerahiban atau kependetaan, atau kehidupan paderi b. Konsep ibahiyah, Istilah ibahiyah diambil dari perkataan yang bermaksud membolehkan. Selain itu, ibahiyah membawa maksud membolehkan atau membebaskan tanpa batas seperti pergaulan seks bebas, homoseksual, lesbian dan sebagainya. Gejala sebegini wujud kerana sikap mereka yang menolak konsep institusi perkahwinan.  Pergaulan bebas  Amalan seks bebas  Homoseksual & Lesbian