SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Penganut paham etika absolut meyakini bahwa ada prinsip-prinsip 
etika yang bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan dimana 
pun. 
Sementara itu, penganut paham etika relatif membantah hal ini. 
Mereka justru mengatakan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang 
berlaku umum. Prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat 
berbeda-beda untuk masyarakat yang berbeda dan situasi yang berbeda 
pula. 
Tokoh berpengaruh paham etika relatif ini adalah Joseph Fletcher 
denganteori etika situasional. Ia menolak adanya norma-norma moral 
Umum karena kewajiban moral selalu bergantung pada situasi konkret, 
dan situasi konkret ini dalam kesehariannya tidak pernah sama. 
Tokoh berpengaruh paham etika absolut antara lain Immanuel Kant 
dan James Rachels mengatakan bahwa ada pokok teoritis yang umum 
dimana ada aturan-aturan moral tertentu yang dianut secara bersama 
sama oleh semua masyarakat karena aturan-aturan itu penting untuk 
kelestarian masyarakat.
Teori perkembangan moral yang sangat berpengaruh dikemukakan oleh Kohlberg 
dengan mengemukakan tiga tahap perkembangan moral dihubungkan dengan 
pertumbuhan (usia) anak. 
Beberapa konsep yang erat kaitannya dengan pemahaman teori ini adalah: 
1. Perilaku moral (moral behavior), perilaku yang mengikuti kode moral kelompok 
masyarakat tertentu. 
2. Perilaku tidak bermoral (immoral behavior), perilaku yang gagal mematuhi harapan 
kelompok sosial tersebut karena yang bersangkutan kurang merasa wajib untuk 
mematuhinya. 
3. Perilaku diluar kesadaran moral (unmoral behavior), perilaku yang menyimpang dari 
harapan kelompok sosial yang disebabkan ketidakmampuan yang bersangkutan dalam 
memahami harapan kelompok. 
4. Perkembangan moral (moral development), bergantung pada perkembangan intelektual 
seseorang.
Tingkat (Level) Sublevel Ciri Menonjol 
Tingkat I 
(Preconventional) 
Usia < 10 tahun 
1. Orientasi pada hukuman Mematuhi peraturan untuk 
menghindari hukuman 
1. Orientasi pada hadiah Menyesuaikan diri untuk memperoleh 
hadiah/pujian 
Tingkat II 
(Converentional) 
Usia 10-13 tahun 
1. Orientasi anak baik Menyesuaikan diri untuk menghindari 
celaan orang lain 
1. Orientasi otoritas Mematuhi hukuman dan peraturan 
sosial untuk menghindari kecaman dari 
otoritas dan perasaan bersalah karena 
tidak melakukan kewajiban 
Tingkat III 
(Postconverentional) 
Usia > 13 tahun 
1. Orientasi kontrak sosial Tindakan yang dilaksanakan atas 
dasar prinsip yang disepakati bersama 
masyarakat demi kehormatan diri 
1. Orientasi prinsip etika Tindakan yang didasarkan atas prinsip 
etika yang diyakini diri sendiri untuk 
menghindari penghukuman diri
Dalam etika masih banyak dijumpai teori yang mencoba untuk menjelaskan 
suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau 
perspektif yang berlainan. 
Berikut ini garis besar beberapa teori yang berpengaruh :
Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan 
egoisme, yaitu : egoisme psikologis dan egoisme etis. Kedua konsep ini tampak 
mirip karena menggunakan istilah egoisme, namun keduanya mempunyai 
pengertian yang berbeda. 
-Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan 
manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (selfish). 
-Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest).
Utilitarianisme berasal dari kata latin utilis, kemudian menjadi kata inggris utility 
yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika 
membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, dengan istilah 
yang banyak terkenal: “the greatest happiness of the greatest numbers”. Jadi, 
ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari 
tindakan itu-apakah memberi manfaat atau tidak. Itulah sebabnya paham ini juga 
disebut juga paham teleologis. 
Jadi paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut : 
1. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya. 
2. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting 
adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan. 
3. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
Istilah deontology berasal dari kata Yunani yang berarti kewajiban. Paham ini 
dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) 
Sangat berbeda dengan paham teleology, paham deontology justru 
mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali 
dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. 
Dua konsep penting yang dikemukakan oleh Kant : 
Konsep Imperative hypothesis, yaitu perintah-perintah (ought) yang bersifat khusus 
yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan. Jadi jika anda 
tidak menginginkan hasil dari suatu tindakan, maka anda tidak wajib melaksanakan 
tindakan tersebut. 
Konsep Imperative Categories, yaitu kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu 
saja tanpa syarat apa pun. Dalam hal ini, kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada 
pengecualian apa pun dan tanpa dikaitkan dengan keinginan atau tujuan apa pun.
Immanuel Kant sebenarnya mengajukan dua pemikiran pokok. Di samping teori 
deontology dengan imperative categories, ia juga mengemukakan apa yang kemudian 
dikenal dengan teori hak (right theory). Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan 
dianggap baik bila perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia 
(HAM). 
Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas (Weiss, 2006) : 
1. Hak hukum (legal right), yaitu hak yang didasarkan atas system/yuridiksi hukum suatu 
Negara, dimana sumber hukum tertinggi suatu Negara adalah UUD Negara yang 
bersangkutan. 
2. Hak moral/kemanusiaan (moral, human right) yang dihubungkan dengan pribadi 
manusia secara individu, atau dalam kelompok. 
3.Hak kontraktual (contractual right) mengikat individu-individu yang membuat 
kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud dan kewajiban masing-masing pihak. 
Pada level perusahaan, teori HAM ini banyak dirujuk untuk menilai tindakan 
manajemen terhadap karyawannya, apakah karyawannya telah diperlakukan secara 
manusiawi sesuai denga prinsip-prinsip HAM yang berlaku universal atau belum.
Berbeda dengan teori teleology dan deontology yang keduanya sama-sama 
menyoroti moralitas berangkat dari suatu tindakan, teori keutamaan berangkat dari 
manusianya (Bertens,2000). Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, 
tetapi berangkat dari pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus 
dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat 
atau karakter yang mencerminkan manusia hina. 
Dengan demikian, karakter/sifat utama dapat didefenisikan sebagai disposisi 
sifat/watak yang telah melekat/dimiliki oleh seseorang dan memungkinkan dia untuk 
selalu bertingkah laku yang secara moral dinilai baik. Mereka yang selalu 
bertingkah laku buruk secara moral disebut manusia hina. Bertens (2000) 
memberikan beberapa contoh sifat keutamaan, antara lain: kebijaksanaan, keadilan, 
dan kerendahan hati. Sedangkan untuk pelaku bisnis, sifat-sifat utama yang perlu 
dimiliki antara lain: kejujuran, kewajaran (fairness), kepercayaan, dan keuletan.
Sampai disini telah dibahas beberapa teori etika yang berpengaruh. Walaupun 
teori-teori ini tampak berbeda karena sudut pandangnya, namun semuanya 
mempunyai kesamaan yang terletak pada kajian aspek moralitas, dimana moralitas 
hanya dikaji berdasarkan proses penalaran (akal) manusia tanpa ada yang 
mengakui atau mengaitkannya dengan kekuatan tak terbatas (Tuhan). 
Sebenarnya setiap agama mempunyai filsafat etika yang hampir sama. Salah 
satunya adalah teori etika teonom yang dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini 
mengatakan bahwa karakter moral manusia diitentukan secara hakiki oleh 
kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah.
Arti Kata “Baik” Menurut George Edward Moore 
Kata baik adalah kunci dari moralitas. Ada banyak penafsiran tentang sesuatu 
yang dianggap baik. Anggapan inti Moore sangat sederhana bahwa kata baik tidak 
dapat didefenisikan. Alasannya karena kata itu mempunyai sifat primer. Suatu kata 
tidak dapat didefenisikan jika kata tersebut tidak lagi terdiri atas bagian-bagian 
sehingga tidak dapat di analisis. Baik adalah baik, titik. Setiap usaha untuk 
mendefenisikannya akan menimbulkan kerancuan. 
Tatanan Nilai Max Scheller 
Scheller sebenarnya membantah anggapan teori imperative category 
Immanuel Kant yang mengatakan bahwa hakikat moralitas terdiri atas kehendak 
untuk memenuhi kewajiban karena kewajiban itu sendiri. Kewajiban bukanlah unsur 
primer, melainkan mengikuti apa yang bernilai. Manusia wajib memenuhi sesuatu 
untuk mencapai sesuatu yang baik, dan yang baik itu adalah nilai. Jadi, inti dari 
tindakan moral adalah tujuan merealisasikan nilai-nilai dan bukan asal memenuhi 
kewajiban saja. Nilai-nilai bersifat material dan apriori
Etika Situasi Joseph Fletcher 
Joseph Fletcher termasuk tokoh yang menentang adanya prinsip-prinsip etika 
yang bersifat mutlak. Ia berpendapat bahwa setiap kewajiban moral selalu 
bergantung pada situasi konkret. Sesuatu ketika berada dalam situasi tertentu bisa 
jadi baik dan tepat, tetapi ketika berada dalam situasi yang lain bisa jadi jelek dan 
salah. 
Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch 
Teori Murdoch menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang 
menciptakan nilai, melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan 
adil. Hanya pandangan yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian 
yang betul-betul benar. 
Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner 
Skinner mengatakan bahwa pendekatan filsafat tradisional dan ilmu manusia 
tidak memadai sehingga yang diperlukan bukanlah ilmu etika, tetapi sebuah 
teknologi kemampuan. Ia mengacu pada ilmu kelakuan sederhana yang 
dikembangkan oleh Pavlov. Ide dasar Skinner adalah menemukan teknologi/cara 
untuk mengubah perilaku. Apabila kita dapat merekayasa kondisi-kondisi kehidupan 
seseorang, maka kita dapat merekayasa kelakuannya.
Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas 
Jonas menekankan pentingnya dirancang etika baru yang berfokus pada 
tanggung jawab. Intinya adalah kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas 
keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa depan. 
Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair Maclntyre 
MacIntyre mengatakan bahwa etika pencerahan telah gagal karena 
pencerahan atas nama rasionalitas justru telah membuang apa yang menjadi dasar 
rasionalitas setiap ajaran moral, yaitu pandangan teleologis tentang manusia. 
MacIntyre menganjurkan agar etika kembali pada paham teleologis tentang 
manusia.
No Teori 
Paradigma 
Penalaran 
Teori 
Krieria 
Etis 
Tujuan 
Hidup 
Hakikat Manusia 
Dan Kecerdasa 
1 Egoisme Tujuan dari tindakan Memenuhi kepentingan pribadi Kenikmatan duniawi 
secara individu 
Hakikat tidak utuh 
(PQ,IQ) 
2 Utilitarianisme Tujuan dari tindakan Member manfaat/kegunaan bagi 
banyak orang 
Kesejahteraan duniawi 
masyarakat 
Hakikat tidak utuh 
(PQ,IQ,EQ) 
3 Deontology-Kant Tindakan itu sendiri Kewajiban mutlak setiap orang Demi kewajiban itu 
sendiri 
Kakikat tidak utuh 
(IQ,EQ) 
4 Teori Hak Tingkat kepatuhan 
terhadap HAM 
Aturan tentang hak asasi 
manusia (HAM) 
Demi martabat 
kemanusiaan 
Hakikat tidak utuh 
(IQ) 
5 Teori Keutamaan Disposisi karakter Karakter positif-negatif individu Kebahagiaan duniawi 
dan mental (Psikologis) 
Hakikat tidak utuh 
(IQ,EQ) 
6 Teori Teonom Disposisi karakter dan 
tingkat keimanan 
Karakter mulia dan mematuhi 
kitab suci agama masing-masing 
individu dan masyarakat 
Kebahagiaan rohani 
(surgawi, akhirat, moksa, 
nirmala), mental, dan 
duniawi 
Hakikat utuh (PQ, 
IQ, EQ, SQ) 
Teori etika dan hubungannya dengan paradikma hakikat manusia dan 
kecerdasan
No Teori/Dimensi Hubungan Teori 
1 Tingkat Kesadaran Hewani Manusiawi Trasendental 
2 Teori Tindakan Egoisme Utilitirianisme Teonom 
3 Teori Hak dan Kewajiban Hak Kewajiban 
4 Teori Keutamaan Manusia Hina Manusia Utama 
5 Tujuan/Nilai Duniawi Surgawi 
6 Pemangku Kepentingan Individu Masyarakat Tuhan 
7 Kebutuhan Maslow Fisik Sosial Aktualisasi Diri 
8 Tingkat Perkembangan Kohlberg Hukuman Prinsip 
9 Kecerdasan Covey PQ IQ, EQ SQ 
10 Etika Nafis Psiko Etika Sosio Etika Teo Etika
Perkembangan ilmu etika menjadi salah kaprah karena hanya dilandasi oleh 
hakikat manusia tidak utuh-suatu paradigma tentang hakikat manusia yang hanya 
mengandalkan kekuatan pikiran untuk mencari kebenaran, mengejar makna hidup 
duniawi, dan melupakan potensi kekuatan spiritual, kekuatan tak terbatas, kekuatan 
Tuhan dalam diri manusia tersebut. 
Ilmu etika kedepan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu 
suatu pola pikir, yang mengutamakan iintegrasi dan keseimbangan pada : 
1. Pertumbuhan PQ, IQ, EQ, dan SQ. 
2. Kepentingan individu, kepentingan masyarakat, dan kepentingsn Tuhan. 
3. Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah (spiritual)
Semua teori-teori yang pada awal kemunculannya bagaikan potongan-potongan 
terpisah dan berdiri sendiri, ternyata dapat dipadukan karena sifatnya 
yang saling melengkapi.

More Related Content

What's hot

3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013Cep Fathurrahman
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Lia Ivvana
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 
Analisis kasus PT krakatau steel
Analisis kasus PT krakatau steelAnalisis kasus PT krakatau steel
Analisis kasus PT krakatau steelHafiz Rahmaputra
 
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)fitria mellysusanti
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsMuhammad Rafi Kambara
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
ETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN.pptx
ETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN.pptxETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN.pptx
ETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN.pptxMAlfad
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanPutrii Wiidya
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Yasri Purwani II
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )nurulllah
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
 
Penggunaan dana bank
Penggunaan dana bankPenggunaan dana bank
Penggunaan dana bankEva Andini
 

What's hot (20)

3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
 
Model etika dalam bisnis
Model etika dalam bisnisModel etika dalam bisnis
Model etika dalam bisnis
 
Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22Manajemen keuangan bab 22
Manajemen keuangan bab 22
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Analisis kasus PT krakatau steel
Analisis kasus PT krakatau steelAnalisis kasus PT krakatau steel
Analisis kasus PT krakatau steel
 
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
AKL 1 (perbedaan agen dan cabang)
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
ETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN.pptx
ETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN.pptxETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN.pptx
ETIKA DAN BUDAYA PERUSAHAAN.pptx
 
Contoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaanContoh kasus dalam perusahaan
Contoh kasus dalam perusahaan
 
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
Manajemen Keuangan Lanjutan ( Distribusi kepada pemegang saham )
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )Penentuan lokasi per (5 )
Penentuan lokasi per (5 )
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
aktiva tetap.ppt
 aktiva tetap.ppt aktiva tetap.ppt
aktiva tetap.ppt
 
Manajemen operasional.1
Manajemen operasional.1Manajemen operasional.1
Manajemen operasional.1
 
Penggunaan dana bank
Penggunaan dana bankPenggunaan dana bank
Penggunaan dana bank
 
Efisiensi Pasar Modal dan Saham
Efisiensi Pasar Modal dan SahamEfisiensi Pasar Modal dan Saham
Efisiensi Pasar Modal dan Saham
 

Viewers also liked

Bab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etikaBab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etikaAndrew Yapvito
 
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika 'Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika 'kho cheper
 
Sesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etikaSesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etikalimhendra
 
Teori utilitarianisme
Teori utilitarianismeTeori utilitarianisme
Teori utilitarianismeSiti Fatimah
 
Pengertian etika dan teori etika
Pengertian etika dan teori etikaPengertian etika dan teori etika
Pengertian etika dan teori etikaEdwin Irwanto
 
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)University of Andalas
 
Konsep manusia dalam pandangan psikologi
Konsep manusia dalam pandangan psikologiKonsep manusia dalam pandangan psikologi
Konsep manusia dalam pandangan psikologinur john
 

Viewers also liked (10)

Etika
EtikaEtika
Etika
 
Bab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etikaBab 3 teori teori etika
Bab 3 teori teori etika
 
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika 'Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
 
Sesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etikaSesi 2.teori teori etika
Sesi 2.teori teori etika
 
Bab 4 teori teleologi
Bab 4   teori teleologiBab 4   teori teleologi
Bab 4 teori teleologi
 
Teori utilitarianisme
Teori utilitarianismeTeori utilitarianisme
Teori utilitarianisme
 
Pengertian etika dan teori etika
Pengertian etika dan teori etikaPengertian etika dan teori etika
Pengertian etika dan teori etika
 
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
 
Etika profesi chapter 2
Etika profesi chapter 2Etika profesi chapter 2
Etika profesi chapter 2
 
Konsep manusia dalam pandangan psikologi
Konsep manusia dalam pandangan psikologiKonsep manusia dalam pandangan psikologi
Konsep manusia dalam pandangan psikologi
 

Similar to Etika bisnis dan informasi teori etika

BAB 3-2.pptx
BAB 3-2.pptxBAB 3-2.pptx
BAB 3-2.pptxRyoILenk
 
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma,ethical decision making technol...
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma,ethical decision making technol...Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma,ethical decision making technol...
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma,ethical decision making technol...Fariz adlan
 
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...Wildan Karim Angga Perbata
 
Teori etika &amp; kontribusi filusuf
Teori etika &amp; kontribusi filusufTeori etika &amp; kontribusi filusuf
Teori etika &amp; kontribusi filusufreidjen raden
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...Muhammad Frayogi
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktMimi Mimi
 
Masalah teori etika dan hubungannya dengan pengambilan keputusan
Masalah teori etika dan hubungannya dengan pengambilan keputusanMasalah teori etika dan hubungannya dengan pengambilan keputusan
Masalah teori etika dan hubungannya dengan pengambilan keputusanrisaandanii
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Melly Gunawan
 
Teori deontologi tindakan dan
Teori deontologi tindakan danTeori deontologi tindakan dan
Teori deontologi tindakan danZolpataieliasZol
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Yabniel Lit Jingga
 
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptxTUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptxadi setianegara
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisUsman Fadholy
 
PENGANTAR BIOETIK.pptx
PENGANTAR BIOETIK.pptxPENGANTAR BIOETIK.pptx
PENGANTAR BIOETIK.pptxRestu48
 
Etika deontologis
Etika deontologis Etika deontologis
Etika deontologis HellenLangie
 
Teori – teori dalam etika bisnis.pptx
Teori – teori dalam etika bisnis.pptxTeori – teori dalam etika bisnis.pptx
Teori – teori dalam etika bisnis.pptxlelyAini1
 

Similar to Etika bisnis dan informasi teori etika (20)

Resume etika profesi
Resume etika profesiResume etika profesi
Resume etika profesi
 
BAB 3-2.pptx
BAB 3-2.pptxBAB 3-2.pptx
BAB 3-2.pptx
 
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma,ethical decision making technol...
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma,ethical decision making technol...Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma,ethical decision making technol...
Begg,fariz adlan,prof,dr.ir.hapzi ali, mm,cma,ethical decision making technol...
 
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
 
Teori etika &amp; kontribusi filusuf
Teori etika &amp; kontribusi filusufTeori etika &amp; kontribusi filusuf
Teori etika &amp; kontribusi filusuf
 
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
BE&GG_Muhammad Frayogi_Hapzi Ali_Philosophical Ethics and Business in Indones...
 
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_praktEtika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
Etika etiket dan_moral_hukum_dalam_prakt
 
Masalah teori etika dan hubungannya dengan pengambilan keputusan
Masalah teori etika dan hubungannya dengan pengambilan keputusanMasalah teori etika dan hubungannya dengan pengambilan keputusan
Masalah teori etika dan hubungannya dengan pengambilan keputusan
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
 
Presentation 11
Presentation 11Presentation 11
Presentation 11
 
Spe Bab8
Spe Bab8Spe Bab8
Spe Bab8
 
Teori deontologi tindakan dan
Teori deontologi tindakan danTeori deontologi tindakan dan
Teori deontologi tindakan dan
 
Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)Shb makalah (etika dan sistem etika)
Shb makalah (etika dan sistem etika)
 
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptxTUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
TUGAS ETIKA PROF WASPODO.pptx
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika Bisnis
 
PENGANTAR BIOETIK.pptx
PENGANTAR BIOETIK.pptxPENGANTAR BIOETIK.pptx
PENGANTAR BIOETIK.pptx
 
Etika deontologis
Etika deontologis Etika deontologis
Etika deontologis
 
Teori – teori dalam etika bisnis.pptx
Teori – teori dalam etika bisnis.pptxTeori – teori dalam etika bisnis.pptx
Teori – teori dalam etika bisnis.pptx
 
02 - PENGANTAR ETIKA BISNIS.pdf
02 - PENGANTAR ETIKA BISNIS.pdf02 - PENGANTAR ETIKA BISNIS.pdf
02 - PENGANTAR ETIKA BISNIS.pdf
 

More from Harisno Al-anshori

Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiSistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiHarisno Al-anshori
 
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen    keamanan informasiSistem informasi manajemen    keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiHarisno Al-anshori
 
Sistem informasi akuntansi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
Sistem informasi akuntansi   pengendalian umum dan pengendalian aplikasiSistem informasi akuntansi   pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
Sistem informasi akuntansi pengendalian umum dan pengendalian aplikasiHarisno Al-anshori
 
Sistem daya komputasi & komunikasi
Sistem daya komputasi & komunikasiSistem daya komputasi & komunikasi
Sistem daya komputasi & komunikasiHarisno Al-anshori
 
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...Harisno Al-anshori
 
Etika bisnis dan informasi GCG
Etika bisnis dan informasi  GCGEtika bisnis dan informasi  GCG
Etika bisnis dan informasi GCGHarisno Al-anshori
 
Ekonomi islam utang luar negeri; sejarah,permasalahan dan konsekuensinya
Ekonomi islam  utang luar negeri; sejarah,permasalahan dan konsekuensinyaEkonomi islam  utang luar negeri; sejarah,permasalahan dan konsekuensinya
Ekonomi islam utang luar negeri; sejarah,permasalahan dan konsekuensinyaHarisno Al-anshori
 
Analisis investasi dan portofolio ppt
Analisis investasi dan portofolio ppt Analisis investasi dan portofolio ppt
Analisis investasi dan portofolio ppt Harisno Al-anshori
 
Alk analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Alk  analisis sumber dan penggunaan modal kerjaAlk  analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Alk analisis sumber dan penggunaan modal kerjaHarisno Al-anshori
 
Akuntansi sektor publik akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintah
Akuntansi sektor publik  akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintahAkuntansi sektor publik  akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintah
Akuntansi sektor publik akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintahHarisno Al-anshori
 

More from Harisno Al-anshori (15)

Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasiSistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
 
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
Sistem informasi manajemen    keamanan informasiSistem informasi manajemen    keamanan informasi
Sistem informasi manajemen keamanan informasi
 
Sistem informasi eksekutif
Sistem informasi eksekutifSistem informasi eksekutif
Sistem informasi eksekutif
 
Sistem informasi akuntansi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
Sistem informasi akuntansi   pengendalian umum dan pengendalian aplikasiSistem informasi akuntansi   pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
Sistem informasi akuntansi pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
 
Sistem daya komputasi & komunikasi
Sistem daya komputasi & komunikasiSistem daya komputasi & komunikasi
Sistem daya komputasi & komunikasi
 
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan pemendagri nomor 13 t...
 
Keamanan informasi
Keamanan informasi Keamanan informasi
Keamanan informasi
 
Implementasi strategi
Implementasi strategi Implementasi strategi
Implementasi strategi
 
Etika bisnis dan informasi GCG
Etika bisnis dan informasi  GCGEtika bisnis dan informasi  GCG
Etika bisnis dan informasi GCG
 
Ekonomi islam utang luar negeri; sejarah,permasalahan dan konsekuensinya
Ekonomi islam  utang luar negeri; sejarah,permasalahan dan konsekuensinyaEkonomi islam  utang luar negeri; sejarah,permasalahan dan konsekuensinya
Ekonomi islam utang luar negeri; sejarah,permasalahan dan konsekuensinya
 
Analisis investasi dan portofolio ppt
Analisis investasi dan portofolio ppt Analisis investasi dan portofolio ppt
Analisis investasi dan portofolio ppt
 
Alk analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Alk  analisis sumber dan penggunaan modal kerjaAlk  analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Alk analisis sumber dan penggunaan modal kerja
 
Al islam - falsafah ibadah
Al islam - falsafah ibadah Al islam - falsafah ibadah
Al islam - falsafah ibadah
 
Al islam pengaruh akhlak
Al islam  pengaruh akhlakAl islam  pengaruh akhlak
Al islam pengaruh akhlak
 
Akuntansi sektor publik akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintah
Akuntansi sektor publik  akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintahAkuntansi sektor publik  akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintah
Akuntansi sektor publik akuntansi untuk organisasi non laba non pemerintah
 

Recently uploaded

Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasMhd Fardhan
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 

Recently uploaded (11)

Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmasimunisasi measles rubella indonesia puskesmas
imunisasi measles rubella indonesia puskesmas
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 

Etika bisnis dan informasi teori etika

  • 1.
  • 2. Penganut paham etika absolut meyakini bahwa ada prinsip-prinsip etika yang bersifat mutlak, berlaku universal kapan pun dan dimana pun. Sementara itu, penganut paham etika relatif membantah hal ini. Mereka justru mengatakan bahwa tidak ada prinsip atau nilai moral yang berlaku umum. Prinsip atau nilai moral yang ada dalam masyarakat berbeda-beda untuk masyarakat yang berbeda dan situasi yang berbeda pula. Tokoh berpengaruh paham etika relatif ini adalah Joseph Fletcher denganteori etika situasional. Ia menolak adanya norma-norma moral Umum karena kewajiban moral selalu bergantung pada situasi konkret, dan situasi konkret ini dalam kesehariannya tidak pernah sama. Tokoh berpengaruh paham etika absolut antara lain Immanuel Kant dan James Rachels mengatakan bahwa ada pokok teoritis yang umum dimana ada aturan-aturan moral tertentu yang dianut secara bersama sama oleh semua masyarakat karena aturan-aturan itu penting untuk kelestarian masyarakat.
  • 3. Teori perkembangan moral yang sangat berpengaruh dikemukakan oleh Kohlberg dengan mengemukakan tiga tahap perkembangan moral dihubungkan dengan pertumbuhan (usia) anak. Beberapa konsep yang erat kaitannya dengan pemahaman teori ini adalah: 1. Perilaku moral (moral behavior), perilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu. 2. Perilaku tidak bermoral (immoral behavior), perilaku yang gagal mematuhi harapan kelompok sosial tersebut karena yang bersangkutan kurang merasa wajib untuk mematuhinya. 3. Perilaku diluar kesadaran moral (unmoral behavior), perilaku yang menyimpang dari harapan kelompok sosial yang disebabkan ketidakmampuan yang bersangkutan dalam memahami harapan kelompok. 4. Perkembangan moral (moral development), bergantung pada perkembangan intelektual seseorang.
  • 4. Tingkat (Level) Sublevel Ciri Menonjol Tingkat I (Preconventional) Usia < 10 tahun 1. Orientasi pada hukuman Mematuhi peraturan untuk menghindari hukuman 1. Orientasi pada hadiah Menyesuaikan diri untuk memperoleh hadiah/pujian Tingkat II (Converentional) Usia 10-13 tahun 1. Orientasi anak baik Menyesuaikan diri untuk menghindari celaan orang lain 1. Orientasi otoritas Mematuhi hukuman dan peraturan sosial untuk menghindari kecaman dari otoritas dan perasaan bersalah karena tidak melakukan kewajiban Tingkat III (Postconverentional) Usia > 13 tahun 1. Orientasi kontrak sosial Tindakan yang dilaksanakan atas dasar prinsip yang disepakati bersama masyarakat demi kehormatan diri 1. Orientasi prinsip etika Tindakan yang didasarkan atas prinsip etika yang diyakini diri sendiri untuk menghindari penghukuman diri
  • 5. Dalam etika masih banyak dijumpai teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang berlainan. Berikut ini garis besar beberapa teori yang berpengaruh :
  • 6. Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu : egoisme psikologis dan egoisme etis. Kedua konsep ini tampak mirip karena menggunakan istilah egoisme, namun keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. -Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (selfish). -Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri (self-interest).
  • 7. Utilitarianisme berasal dari kata latin utilis, kemudian menjadi kata inggris utility yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatakan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, dengan istilah yang banyak terkenal: “the greatest happiness of the greatest numbers”. Jadi, ukuran baik tidaknya suatu tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu-apakah memberi manfaat atau tidak. Itulah sebabnya paham ini juga disebut juga paham teleologis. Jadi paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut : 1. Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya. 2. Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan. 3. Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
  • 8. Istilah deontology berasal dari kata Yunani yang berarti kewajiban. Paham ini dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804) Sangat berbeda dengan paham teleology, paham deontology justru mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Dua konsep penting yang dikemukakan oleh Kant : Konsep Imperative hypothesis, yaitu perintah-perintah (ought) yang bersifat khusus yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan. Jadi jika anda tidak menginginkan hasil dari suatu tindakan, maka anda tidak wajib melaksanakan tindakan tersebut. Konsep Imperative Categories, yaitu kewajiban moral yang mewajibkan kita begitu saja tanpa syarat apa pun. Dalam hal ini, kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada pengecualian apa pun dan tanpa dikaitkan dengan keinginan atau tujuan apa pun.
  • 9. Immanuel Kant sebenarnya mengajukan dua pemikiran pokok. Di samping teori deontology dengan imperative categories, ia juga mengemukakan apa yang kemudian dikenal dengan teori hak (right theory). Menurut teori hak, suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan hak asasi manusia (HAM). Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas (Weiss, 2006) : 1. Hak hukum (legal right), yaitu hak yang didasarkan atas system/yuridiksi hukum suatu Negara, dimana sumber hukum tertinggi suatu Negara adalah UUD Negara yang bersangkutan. 2. Hak moral/kemanusiaan (moral, human right) yang dihubungkan dengan pribadi manusia secara individu, atau dalam kelompok. 3.Hak kontraktual (contractual right) mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud dan kewajiban masing-masing pihak. Pada level perusahaan, teori HAM ini banyak dirujuk untuk menilai tindakan manajemen terhadap karyawannya, apakah karyawannya telah diperlakukan secara manusiawi sesuai denga prinsip-prinsip HAM yang berlaku universal atau belum.
  • 10. Berbeda dengan teori teleology dan deontology yang keduanya sama-sama menyoroti moralitas berangkat dari suatu tindakan, teori keutamaan berangkat dari manusianya (Bertens,2000). Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina. Dengan demikian, karakter/sifat utama dapat didefenisikan sebagai disposisi sifat/watak yang telah melekat/dimiliki oleh seseorang dan memungkinkan dia untuk selalu bertingkah laku yang secara moral dinilai baik. Mereka yang selalu bertingkah laku buruk secara moral disebut manusia hina. Bertens (2000) memberikan beberapa contoh sifat keutamaan, antara lain: kebijaksanaan, keadilan, dan kerendahan hati. Sedangkan untuk pelaku bisnis, sifat-sifat utama yang perlu dimiliki antara lain: kejujuran, kewajaran (fairness), kepercayaan, dan keuletan.
  • 11. Sampai disini telah dibahas beberapa teori etika yang berpengaruh. Walaupun teori-teori ini tampak berbeda karena sudut pandangnya, namun semuanya mempunyai kesamaan yang terletak pada kajian aspek moralitas, dimana moralitas hanya dikaji berdasarkan proses penalaran (akal) manusia tanpa ada yang mengakui atau mengaitkannya dengan kekuatan tak terbatas (Tuhan). Sebenarnya setiap agama mempunyai filsafat etika yang hampir sama. Salah satunya adalah teori etika teonom yang dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori ini mengatakan bahwa karakter moral manusia diitentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah.
  • 12. Arti Kata “Baik” Menurut George Edward Moore Kata baik adalah kunci dari moralitas. Ada banyak penafsiran tentang sesuatu yang dianggap baik. Anggapan inti Moore sangat sederhana bahwa kata baik tidak dapat didefenisikan. Alasannya karena kata itu mempunyai sifat primer. Suatu kata tidak dapat didefenisikan jika kata tersebut tidak lagi terdiri atas bagian-bagian sehingga tidak dapat di analisis. Baik adalah baik, titik. Setiap usaha untuk mendefenisikannya akan menimbulkan kerancuan. Tatanan Nilai Max Scheller Scheller sebenarnya membantah anggapan teori imperative category Immanuel Kant yang mengatakan bahwa hakikat moralitas terdiri atas kehendak untuk memenuhi kewajiban karena kewajiban itu sendiri. Kewajiban bukanlah unsur primer, melainkan mengikuti apa yang bernilai. Manusia wajib memenuhi sesuatu untuk mencapai sesuatu yang baik, dan yang baik itu adalah nilai. Jadi, inti dari tindakan moral adalah tujuan merealisasikan nilai-nilai dan bukan asal memenuhi kewajiban saja. Nilai-nilai bersifat material dan apriori
  • 13. Etika Situasi Joseph Fletcher Joseph Fletcher termasuk tokoh yang menentang adanya prinsip-prinsip etika yang bersifat mutlak. Ia berpendapat bahwa setiap kewajiban moral selalu bergantung pada situasi konkret. Sesuatu ketika berada dalam situasi tertentu bisa jadi baik dan tepat, tetapi ketika berada dalam situasi yang lain bisa jadi jelek dan salah. Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch Teori Murdoch menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang menciptakan nilai, melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil. Hanya pandangan yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian yang betul-betul benar. Pengelolaan Kelakuan Byrrhus Frederic Skinner Skinner mengatakan bahwa pendekatan filsafat tradisional dan ilmu manusia tidak memadai sehingga yang diperlukan bukanlah ilmu etika, tetapi sebuah teknologi kemampuan. Ia mengacu pada ilmu kelakuan sederhana yang dikembangkan oleh Pavlov. Ide dasar Skinner adalah menemukan teknologi/cara untuk mengubah perilaku. Apabila kita dapat merekayasa kondisi-kondisi kehidupan seseorang, maka kita dapat merekayasa kelakuannya.
  • 14. Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas Jonas menekankan pentingnya dirancang etika baru yang berfokus pada tanggung jawab. Intinya adalah kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa depan. Kegagalan Etika Pencerahan Alasdair Maclntyre MacIntyre mengatakan bahwa etika pencerahan telah gagal karena pencerahan atas nama rasionalitas justru telah membuang apa yang menjadi dasar rasionalitas setiap ajaran moral, yaitu pandangan teleologis tentang manusia. MacIntyre menganjurkan agar etika kembali pada paham teleologis tentang manusia.
  • 15. No Teori Paradigma Penalaran Teori Krieria Etis Tujuan Hidup Hakikat Manusia Dan Kecerdasa 1 Egoisme Tujuan dari tindakan Memenuhi kepentingan pribadi Kenikmatan duniawi secara individu Hakikat tidak utuh (PQ,IQ) 2 Utilitarianisme Tujuan dari tindakan Member manfaat/kegunaan bagi banyak orang Kesejahteraan duniawi masyarakat Hakikat tidak utuh (PQ,IQ,EQ) 3 Deontology-Kant Tindakan itu sendiri Kewajiban mutlak setiap orang Demi kewajiban itu sendiri Kakikat tidak utuh (IQ,EQ) 4 Teori Hak Tingkat kepatuhan terhadap HAM Aturan tentang hak asasi manusia (HAM) Demi martabat kemanusiaan Hakikat tidak utuh (IQ) 5 Teori Keutamaan Disposisi karakter Karakter positif-negatif individu Kebahagiaan duniawi dan mental (Psikologis) Hakikat tidak utuh (IQ,EQ) 6 Teori Teonom Disposisi karakter dan tingkat keimanan Karakter mulia dan mematuhi kitab suci agama masing-masing individu dan masyarakat Kebahagiaan rohani (surgawi, akhirat, moksa, nirmala), mental, dan duniawi Hakikat utuh (PQ, IQ, EQ, SQ) Teori etika dan hubungannya dengan paradikma hakikat manusia dan kecerdasan
  • 16. No Teori/Dimensi Hubungan Teori 1 Tingkat Kesadaran Hewani Manusiawi Trasendental 2 Teori Tindakan Egoisme Utilitirianisme Teonom 3 Teori Hak dan Kewajiban Hak Kewajiban 4 Teori Keutamaan Manusia Hina Manusia Utama 5 Tujuan/Nilai Duniawi Surgawi 6 Pemangku Kepentingan Individu Masyarakat Tuhan 7 Kebutuhan Maslow Fisik Sosial Aktualisasi Diri 8 Tingkat Perkembangan Kohlberg Hukuman Prinsip 9 Kecerdasan Covey PQ IQ, EQ SQ 10 Etika Nafis Psiko Etika Sosio Etika Teo Etika
  • 17. Perkembangan ilmu etika menjadi salah kaprah karena hanya dilandasi oleh hakikat manusia tidak utuh-suatu paradigma tentang hakikat manusia yang hanya mengandalkan kekuatan pikiran untuk mencari kebenaran, mengejar makna hidup duniawi, dan melupakan potensi kekuatan spiritual, kekuatan tak terbatas, kekuatan Tuhan dalam diri manusia tersebut. Ilmu etika kedepan hendaknya didasarkan atas paradigma manusia utuh, yaitu suatu pola pikir, yang mengutamakan iintegrasi dan keseimbangan pada : 1. Pertumbuhan PQ, IQ, EQ, dan SQ. 2. Kepentingan individu, kepentingan masyarakat, dan kepentingsn Tuhan. 3. Keseimbangan tujuan lahiriah (duniawi) dengan tujuan rohaniah (spiritual)
  • 18. Semua teori-teori yang pada awal kemunculannya bagaikan potongan-potongan terpisah dan berdiri sendiri, ternyata dapat dipadukan karena sifatnya yang saling melengkapi.