SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 
OLEH : 
FENNY RAHMA (33 2009 074) 
DIAN LIMARTA (33 2009 ) 
YUAN (33 2009 ) 
DOSEN PEMBIMBING : 
Dra. Syamsila Yurni 
KELAS B / SEMESTER II 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
BAB I 
A. PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah sering disebut pendidikan 
formal, sebab sudah memiliki rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis yang 
tersusun secara sistematis, jelas, dan rinci. Dalam pelaksanaannya, dilakukan pengawasan 
dan penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian kurikulum tersebut. Peranan 
kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis dan menentukan bagi 
tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga memilki kedudukan dan posisi yang 
sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan syarat 
mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. 
Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, 
kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Dalam 
kegiatan pengembangan kurikulum membutuhkan perencanaan dan sosialisasi, agar 
pihak-pihak terkait memilki persepsi dan tindakan yang sama. Sedangkan dalam 
pendidikan itu sendiri identik interaksi antara pendidikan (guru) dan peserta didik (siswa) 
untuk mencapai tujuan-tujuan pedidikan. Sebagai pendidik professional, guru bukan saja 
dituntut melaksanakan tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki 
pengetahuan dan kemampuan professional. 
1.2 Rumusan Masalah 
1.Mengapa seorang calon guru perlu mempelajari pengembangan kurikulum dan sejauh 
mana peran guru dalam pengembangan kurikulum tersebut ? 
2.Mengapa seorang calon pendidik (guru) sangat perlu mempelajari pengembangan 
kurikulum? 
1.3 Tujuan dan Manafaat Penulisan 
2. memberikan bekal keterampilan kepada guru untuk dapat menyusun rencana 
pembelajaran (memetakan kompentensi, menyusun silabus, dan menjabarkan silabus 
menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran) dan penilaian
BAB II 
PEMBAHASAN 
Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum 
A .Prinsip Pengembangan Kurikulum 
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya tercakup 
perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal 
membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil 
tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta 
didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum, berusaha 
mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum 
merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar 
hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, 
dan hasil dari kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya 
melibatkan orang yang terkait secara langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di 
dalamnya melibatkan banyak orang, seperti politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, 
serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. 
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada 
dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. 
Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip 
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat 
mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang 
digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali 
prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Dalam hal ini, 
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan 
kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, 
fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip 
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, 
prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan 
pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan 
penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip 
dalam pengembangan kurikulum, yaitu : 
1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara 
komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). 
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki 
relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi 
epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta 
tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis). 
2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang 
dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, 
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar 
bekang peserta didik. 
3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara 
vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang 
disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam 
tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan 
jenis pekerjaan. 
4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum 
dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara 
optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. 
5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum 
mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun 
kuantitas. 
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat 
sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu : 
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik 
dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta 
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi 
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak 
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang 
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan 
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan 
lingkungan. 
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik 
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa 
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi 
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, 
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam 
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. 
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, 
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan 
isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara 
tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan 
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin 
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya 
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, 
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, 
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 
5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan 
dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang 
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang 
pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, 
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. 
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, 
nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan 
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum 
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan 
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan 
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka 
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru 
tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh 
atau jiwanya kurikulum 
Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya 
pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal jauh lebih 
penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang 
terkandung dalam pengembangan kurikulum
Guru merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak dilapangan dalam 
pengembangan kurikukulum. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh 
kemampuan professional dan pribadi guru. Dikarenakan pengembangan kurikulum 
bertitik tolak dari dalam kelas, guru hendaknya mengusahakan gagasan kreatif dan 
melakukan uji coba kurikulum dikelasnya. Ini merupakan suatu fase penting dalam upaya 
pengembangan kurikulum, disamping sebagai unsur penunjang admistrasi secara 
keseluruhan. 
B.MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM 
1.Model Pengembangan Kurikulum Rogers 
Ada beberapa model yang dikemukakan Rogers, yaitu jumlah dari model yang paling 
sederhana sampai dengan yang berikutnya, sebenarnya merupakan penyempurnaan dari 
model-model sebelumnya. Adapun model-model tersebut (ada empat model) : 
Model I. Model yang paling sederhana yang menggambarkan bahwa kegiatan 
pendidikan semata-mata terdiri atas kegiatan memberikan informasi (isi pelajaran). Hal 
ini didasarkan pada asumsi bahwa pendidikan adalah evaluasi dan evaluasi adalah 
pendidikan, serta pengetahuan adalah akumulasi materi dan informasi, model tersebut 
merupakan model tradisional yang masih dipergunakan. Model I ini mengabaikan cara-cara 
(metode) dalam proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dan urutan atau 
organisasi bahwa pelajaran secara sistematis, suatu hal yang seharusnya dipertimbangkan 
juga.
Model II. Model ini dilakukan dengan menyempurnakan model I dengan. 
Dalam pengembangan kurikulum Model II, sudah dipikirkan pemilihan metode yang 
efektif agar berlangsungnya proses pengajaran. Di samping itu, bahan pelajaran juga 
sudah disusun secara sistematis, dari yang mudah ke yang lebih sukar dan juga 
memperhatikan luas dan dalamnya suatu bahan pelajaran 
Model III. Pengembangan kurikulum ini merupakan penyempurnaan Model II yang 
belum dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan 5 dan 6, yaitu dengan 
memasukkan unsur teknologi pendidikan ke dalamnya. . 
Model IV. Merupakan penyempurnaan Model III, yaitu dengan memasukkan tujuan 
ke dalamnya. Tujuan itulah yang bersifat mengikat semua komponen yang lain, baik 
metode, organisasi bahan, teknologi pengajaran, isi pelajaran maupun kegiatan penilaian 
yang dilakukan. 
2.Model Administratif 
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling 
banyak dikenal. Model administratif sering pula disebut sebagai model “garis staf” (line 
staff) atau “dari atas ke bawah” (top down), karena inisiatif dan gagasan dari pada 
administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan wewenang 
administrasinya, administrator pendidikan (dirjen, direktur atau kakanwil pendidikan dan 
kebudayaan) membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan kurikulum, yang 
anggotanya terdiri atas pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli 
disiplin ilmu, tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugasnya komisi atau tim ini adalah
merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama 
dalam pengembangan kurikulum. Setelah hal-hal mendasar ini terumuskan dan 
mendapatkan pengkajian yang seksama, administrator pendidikan menyisin komisi atau 
tim kerja pengembangan kurikulum. Tugas tim kerja ini adalah untuk merumuskan 
tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan umum, memilih dan menyusun sekuens 
bahan pelajaran, memilih strategi pengajharan dan evaluasi serta menyusun pedoman-pedoman 
pelaksanaan kurikulum tersebut bagi pengajar. 
Setelah semua tugas ini dari tim kerja selesai, hasilnya dikaji ulang oleh tim pengarah 
untuk mendapatkan penyempurnaan, dan jika dinilai telah cukup baik, administrator 
menetapkan berlakunya kurikulum tersebut dan memerintahkan sekolah-sekolah untuk 
melaksanakan kurikulum tersebut. Model kurikulum seperti ini mudah dilaksanakan pada 
negara yang menganut sistem sentralisasi dan negara yang kemampuan profesional 
tenaga pengajarnya masih rendah. 
3.Model dari Bawah (The Grass Roots Model) 
Model dari bawah ini merupakan lawan dari model administratif. Inisiatif dan upaya 
pengembangan kurikulum berasal dari bawah, yaitu para pengajar yang merupakan 
pelaksana kurikulum di sekolah-sekolah. Model ini mendasar pada anggapan bahwa 
penerapan suatu kurikulum akan lebih efektif jika para pelaksananya diikutsertakan pada 
kegiatan pengembangan kurikulum.
Pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum model ini adalah 
pengembangan kurikulum secara demokratis yaitu berasal dari bawah. Guru adalah 
perencana, pelaksana dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya, guru yang 
paling tahu kebutuhan kelasnya. Oleh karena itu, Beliau-lah yang kompeten menyusun 
kurikulum bagi kelasnya. 
Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi dengan model ini 
memungkinkan terjadinya kompetisi didalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan 
sehingga dapat melahirkan manusia yang lebih mandiri dan kreatif. 
4.Model Beauchamp (Beauchamp’s System) 
Sesuai dengan namanya, model ini diformulasikan oleh G.A. Beauchamp’s (1964), ia 
mengemukakan lima hal penting dalam pengembangan kurikulum, yaitu : 
Menetapkan “arena atau lingkup wilayah” yan akan dicakup oleh kurikulum 
tersebut,m yaitu berupa kelas, sekolah, sistem persekolahan regional atau nasional. 
Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam 
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam 
pengembangan kurikulum, yaitu : (1) para ahli pendidikan/kurikulum dan para ahli 
bidang dari luar, (2) para ahli pendidikan dari perguruan tinggai atau sekolah dan guru-guru 
terpilih, (3) para profesional dalam sistem pendidikan, (4) profesional lain dan 
tokoh-tokoh masyarakat.
Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini untuk merumuskan 
tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, kegiatan evaluasi 
dan menentukan seluruh desain kurikulum. 
Beauchamp membagi kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu 
(1) membentuk tim pengembang kurikulum, 
(2) mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang digunakan 
(3) studi penjajagan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru, 
(4) merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan-penentuan kurikulum baru, 
(5) penyusunan dan penulisan kurikulum baru. 
Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau 
melaksanakan kurikulum secara sistematis di sekolah. 
Evaluasi kurikulum. Merupakan langkah terakhir yang mencakup empat hal, yaitu : 
(1) evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, 
(2) evaluasi desain kurikulum, 
(3) evaluasi hasil belajar siswa, 
(4) evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum. 
5.Model Terbaik Hilda Taba (Taba’s Inverted Model) 
Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Taba berbeda dengan cara 
lazim yang bersifat deduktif karena caranya yang bersifat induktif. Itulah sebabnya model 
ini disebut “model terbalik.
6.The Systemic Action-Research Model 
Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi ahwa perkembangan kurikulu 
merupakan perubahan sosial. Hal ini mencakup suatu proses yang melibatkan 
kepribadian orang tua, siswa, guru, struktur sistem sekola, pola hubungan pribadi dan 
kelompok dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi tersebut, model ini 
menekankan pada tiga hal, yaitu : hubungan insani, sekolah dan organisasi masyarakat 
serta wibawa dari pengetahuan profesional. Penyusunan kurikulum dengan memasukkan 
pandangan dan harapan masyarakat, dan salah satu cara untuk mencapai hal itu adalah 
dengan prosedur action-research. 
7.Emerging Technical Models 
Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan seerta nilai-nilai efisiensi dan 
efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model kurikulum. Tumbuh 
kecenderungan baru yang didasarkan atas hal itu, diantaranya : 
The Behavioral Analysis Model. Menekankan penguasaan perilaku atau kemampuan. 
Suatu perilaku / kemampuan yang kompleks diuraikan menjadi perilaku yang sederhana 
yang tersusun secara hirarkis. 
The System Analysis Model. Berasal dari gerakan efisiensi bisnis. Langkah pertama 
model ini adalah menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasi 
siswa. Langkah kedua menyusun instrumen untuk menilai ketercapaian hasil belajar 
tersebut. Langkah ketiga mengidentifikasi tahap-tahap hasil yang dicapai serta perkiraan
biaya yang diperlukan. Langkah keempat membandingkan biaya dan keuntungan dari 
beberapa program pendidikan. 
The Computer-Based Model. Suatu pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan 
komputer. Pengembangannya dimulai dengan mengidentifikasi seluruh unit kurikulum, 
tiap unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil yang diharapkan. Kepada para 
siswa dan guru diminta untuk melengkapi pertanyaan tentang unit kurikulum tersebut. 
Stelah diadakan pengolahan disesuaikan dengan kemampuan dan hasil belajar siswa 
disimpan dalam komputer. 
Ada beberapa pokok pikiran dibawah ini yang menjelaskan mengapa seorang calon 
pendidik (guru) sangat perlu mempelajari pengembangan kurikulum yaitu : 
1. Guru Sebagai Pengambil Inisiatif, Pengarah, dan Penilai Pendidikan : 
Guru sebagai pelaksana kurikulum disini dijelaskan, bahwa seorang guru 
pada saat dilapangan dialah yang menentukan implementasi kurikulum. 
Implemantasi kurikulum disini hampir semuanya bergantung pada kreativitas dan 
ketekunan seorang guru, karena dialah mengetahui situasi dan kondisi pada saat 
dilapangan. Guru hendaknya mampu memilih dan melaksanakan metode 
mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa. Bahan pelajaran dan banyak 
mengajarkan siswa guru hendaknya mampu memilih, menyusun dan 
melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar 
untuk menilai efesiensi pelaksanaan kurikulum tersebut. 
2. Guru Sebagai Pembimbing Belajar
Telah jelas bahwa dalam kurikulum dapat dibedakan antara official atau written 
curriculum dengan actual curriculum. Official atau written curriculum merupakan 
kurikulum resmi yang tertulis, yang merupakan acuan bagi pelaksanaan 
pengajaran dalam kelas. Actual curriculum merupakan kurikulum nyata yang 
diaksanakan oleh guru-guru. Kurikulum nyata merupakan implementasi dari 
official curriculum di dalam kelas. Beberapa ahli menyatakan bahwa betapapun 
bagusnya suatu kurikulum (official), haslnya sangat bergantung pada apa yang 
dilakukan oleh guru di dalam kelas (actual). Dengan demikian, guru memegang 
peranan penting baik penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum. 
3. Guru Harus Menguasai Manejemen Kurikulum 
Seorang guru yang akan mengembangkan kurikulum dituntut menguasai 
manajemen pengembangan kurikulum. Dalam mengembangkan kurikulum, 
setidaknya guru akan menemui delapan problem : 
a. Bagaimana membatasi ruang lingkup atau keluasan materi; 
b. Bagaimana mengaitkan relevansi materi dengan kompetensi yang 
dibutuhkan; 
c. Bagaimana memilih materi agar ada keseimbangan untuk peserta didik 
maju dan yang lamban belajar, keseimbangan antara tuntutan 
pembangunan daerah dan nasional; 
d. Bagaimana mengintegrasikan materi yang satu dengan materi lainnya 
sehingga tidak terjadi duplikasi; 
e. Bagaimana mengurutkan materi dan kompetensi yang diperlukan;
f. Bagaimana agar materi atau kompetensi berkesinambungan dan 
berjenjang; 
g. Bagaimana merealisasikan artikulasi materi atau kompetensi secara 
menyeluruh; 
h. Bagaimanakah materi atau kompetensi yang diberikan dapat menjangkau 
masa depan alias memiliki daya guna bagi kehidupan peserta didik. 
Sulit untuk mengatakan bahwa metode yang satu lebih efektif dan lebih 
mudah digunakan dibandingkan yang lain. Perkembangan yang cepat pada ilmu 
pengetahuan dan teknologi serta berbagai persoalan yang membutuhkan 
penyelesaian antardisiplin ilmu menambah kesulitan untuk merancang atau 
mengembangkan suatu kurikulum yang efektif. Prosedur dan perangkat proses 
pembuatan dan pengembangan kurikulum, seperti yang telah diuraikan dalam 
delapan problem pengembangan kurikulum di atas mencoba mengurangi kesulitan 
tersebut dengan langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang logis. 
Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa cara tersebut bukanlah 
resep siap pakai untuk membuat atau mengembangkan kurikulum. Delapan 
problem pengembangan kurikulum di atas harus dipandang sebagai penahapan 
agar suatu proses dapat dijalankan dan diikuti. Dengan begitu proses penjaminan 
mutunya lebih mudah.
4. Guru Sebagai Penentu Kuantitas dan Kualitas Pembelajaran 
Disini dijelaskan guru sebagai penentu kuntitas dan kualitas pembelajaran 
dimana mereka (guru) harus mampu menjabarkan secara rinci setiap kompetensi 
rumpun pembelajaran yaitu merumuskan tujuan, metode, langkah-langkah dan 
mampu memotivasi siswa untuk proaktif dalam mendapatkan pengetahuan. 
Dengan pengetahuan tentang pengembangan kurikulum guru dapat menciptakan 
dan memelihara kondisi belajar yang kondisif. Dalam hal ini guru menuyusun 
kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, 
beberapa minggu ataupun beberapa hari saja. 
Jadi tugas guru ialah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan 
menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan minat dan tahap 
perkembangan anak.
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan 
Mengajar merupakan suatu pekerjaaan yang bukan saja menuntut kemampuan 
intelektual dan fisik, tetapi juga kemampuan psikologis dan afektif. Guru bukan saja 
harus bekerja sama dengan siswa, sebagai muridnya yang sering sekaligus juga jadi 
kliennya, tetapi juga harus bekerja sama dengan staf sekolah yang lain, orang tua serta 
warga masyarakat. 
Hal ini memberikan suatu pemahaman betapa pentingnya seorang guru sebagai 
tokoh sentral dalam dunia pendidikan, sehingga kualitas guru dalam mengajar sangat 
diperhitungkan untuk mencapai tujuan kurikulum yang uniform dengan metode belajar 
yang beragam.
DAFTAR PUSTAKA 
Syaodih, Nana, 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung.PT. 
Remaja Rosdakarya. 
Hamalik, Dr. Oemar, 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: 
PT. Remaja Rosdakarya. 
Herry, Asep. (2007). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : 
Universitas Terbuka. 
http://hariankompas@yahoo.com

More Related Content

What's hot

Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumsadirun
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Dewi Kurnia
 
Pengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiiPengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiihartoni tastie
 
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumPpt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumNikmah Nurvicalesti
 
Pengembangan kurikulum powerpoint
Pengembangan kurikulum powerpointPengembangan kurikulum powerpoint
Pengembangan kurikulum powerpointArin Kristiani
 
Tugasan utama rekabentuk kurikulum
Tugasan utama rekabentuk kurikulumTugasan utama rekabentuk kurikulum
Tugasan utama rekabentuk kurikulumalongnisah
 
Pengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumPengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumslamet haryanto
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulumOön Sadam
 
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
2. Pengurusan Dan Perkembangan KurikulumArthur Jupong
 
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranPower point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranNdah Nabilla
 
Topik9 yeap p_embentukan dan pelaksanaan kurikulum kbsr
Topik9 yeap p_embentukan dan pelaksanaan kurikulum kbsrTopik9 yeap p_embentukan dan pelaksanaan kurikulum kbsr
Topik9 yeap p_embentukan dan pelaksanaan kurikulum kbsrElamkhovan Dauqhter
 
Tajuk 11-model-pembinaan-kurikulum
Tajuk 11-model-pembinaan-kurikulumTajuk 11-model-pembinaan-kurikulum
Tajuk 11-model-pembinaan-kurikulumHayati Mustaffa
 
Jenis-Jenis Kurikulum Group 7
Jenis-Jenis Kurikulum Group 7Jenis-Jenis Kurikulum Group 7
Jenis-Jenis Kurikulum Group 7Woelan EL
 
Bab 1 kurikulum
Bab 1 kurikulumBab 1 kurikulum
Bab 1 kurikulumDoEy Mas
 

What's hot (20)

Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
 
Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Pembinaan Pelaksanaan KurikulumPembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum
 
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
 
Pengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iiiPengembangan kurikulum semiters iii
Pengembangan kurikulum semiters iii
 
Prinsip kurikulum
Prinsip kurikulumPrinsip kurikulum
Prinsip kurikulum
 
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulumPpt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
Ppt pembelajaran dan pengembangan kurikulum
 
Pengembangan kurikulum powerpoint
Pengembangan kurikulum powerpointPengembangan kurikulum powerpoint
Pengembangan kurikulum powerpoint
 
Tugasan utama rekabentuk kurikulum
Tugasan utama rekabentuk kurikulumTugasan utama rekabentuk kurikulum
Tugasan utama rekabentuk kurikulum
 
Pengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumPengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulum
 
Definisi kurikulum
Definisi kurikulumDefinisi kurikulum
Definisi kurikulum
 
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
2. Pengurusan Dan Perkembangan Kurikulum
 
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaranPower point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
Power point pengembangan kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum vs instruksi
Kurikulum vs instruksiKurikulum vs instruksi
Kurikulum vs instruksi
 
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan KurikulumPrinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
 
Minggu 6
Minggu 6Minggu 6
Minggu 6
 
Topik9 yeap p_embentukan dan pelaksanaan kurikulum kbsr
Topik9 yeap p_embentukan dan pelaksanaan kurikulum kbsrTopik9 yeap p_embentukan dan pelaksanaan kurikulum kbsr
Topik9 yeap p_embentukan dan pelaksanaan kurikulum kbsr
 
Tajuk 11-model-pembinaan-kurikulum
Tajuk 11-model-pembinaan-kurikulumTajuk 11-model-pembinaan-kurikulum
Tajuk 11-model-pembinaan-kurikulum
 
Jenis-Jenis Kurikulum Group 7
Jenis-Jenis Kurikulum Group 7Jenis-Jenis Kurikulum Group 7
Jenis-Jenis Kurikulum Group 7
 
Bab 1 kurikulum
Bab 1 kurikulumBab 1 kurikulum
Bab 1 kurikulum
 

Viewers also liked

Unsur unsur pengembangan kurikulum ppt
Unsur unsur pengembangan kurikulum pptUnsur unsur pengembangan kurikulum ppt
Unsur unsur pengembangan kurikulum pptMayz Khumay
 
Pentaksiran Pembelajaran
Pentaksiran PembelajaranPentaksiran Pembelajaran
Pentaksiran PembelajaranRadzi A Rashid
 
Rpt kssm 2017 f1
Rpt kssm 2017 f1Rpt kssm 2017 f1
Rpt kssm 2017 f1nur eleeza
 
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...Sara Zaleha
 

Viewers also liked (7)

Unsur unsur pengembangan kurikulum ppt
Unsur unsur pengembangan kurikulum pptUnsur unsur pengembangan kurikulum ppt
Unsur unsur pengembangan kurikulum ppt
 
Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahPengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
 
Pentaksiran Pembelajaran
Pentaksiran PembelajaranPentaksiran Pembelajaran
Pentaksiran Pembelajaran
 
Unit 1
Unit 1Unit 1
Unit 1
 
Reka Bentuk Kurikulum di Malaysia
Reka Bentuk Kurikulum di MalaysiaReka Bentuk Kurikulum di Malaysia
Reka Bentuk Kurikulum di Malaysia
 
Rpt kssm 2017 f1
Rpt kssm 2017 f1Rpt kssm 2017 f1
Rpt kssm 2017 f1
 
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
Definisi dan contoh pentaksiran, pentafsiran, penilaian, pengukuran dan pengu...
 

Similar to Prinsip kurikulum

Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064iik30
 
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1   kurikulum dan pembelajaranTugas 1   kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaranKadek Kariasa
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Lindamulyaparlinda
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Lindamulyaparlinda
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Lindamoelya
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikanFreddy Indra
 
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumPresentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumhasanah sn
 
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptLandasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptRahmah Salsabila
 
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A PeIrma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe180590
 
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A PeIrma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe180590
 
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi) Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi) Qonita Aliyatunnuha
 
Bab i ktsp smp 4 bae 2010-2011
Bab i   ktsp smp 4 bae 2010-2011Bab i   ktsp smp 4 bae 2010-2011
Bab i ktsp smp 4 bae 2010-2011smp 4 bae kudus
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranNhachachie Ncie
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranNhachachie Ncie
 
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana
 

Similar to Prinsip kurikulum (20)

Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
Iik yulia wisantika pend.ekonomi 2011031064
 
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1   kurikulum dan pembelajaranTugas 1   kurikulum dan pembelajaran
Tugas 1 kurikulum dan pembelajaran
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Linda
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Linda
 
Tugas Power Point Linda
Tugas Power Point LindaTugas Power Point Linda
Tugas Power Point Linda
 
Teknologi pendidikan
Teknologi pendidikanTeknologi pendidikan
Teknologi pendidikan
 
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulumPresentasi landasan pengembangan kurikulum
Presentasi landasan pengembangan kurikulum
 
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum pptLandasan Pengembangan Kurikulum ppt
Landasan Pengembangan Kurikulum ppt
 
Bidang garapan kurikulum
Bidang garapan kurikulumBidang garapan kurikulum
Bidang garapan kurikulum
 
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A PeIrma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
 
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A PeIrma Irmayani Kelas 2 A Pe
Irma Irmayani Kelas 2 A Pe
 
Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum
 
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi) Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
Resume Pengembangan Kurikulum - Smst V (Jawaban Kisi-Kisi)
 
Bab i ktsp smp 4 bae 2010-2011
Bab i   ktsp smp 4 bae 2010-2011Bab i   ktsp smp 4 bae 2010-2011
Bab i ktsp smp 4 bae 2010-2011
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
Kurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaranKurikulum pembelajaran
Kurikulum pembelajaran
 
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format LinkSansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
Sansan Riyana 2a Pe(Kurikulum Dan Pembelajaran) Format Link
 
San
SanSan
San
 

Recently uploaded

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 

Recently uploaded (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 

Prinsip kurikulum

  • 1. MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN OLEH : FENNY RAHMA (33 2009 074) DIAN LIMARTA (33 2009 ) YUAN (33 2009 ) DOSEN PEMBIMBING : Dra. Syamsila Yurni KELAS B / SEMESTER II FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
  • 2. BAB I A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan sekolah sering disebut pendidikan formal, sebab sudah memiliki rancangan pendidikan berupa kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas, dan rinci. Dalam pelaksanaannya, dilakukan pengawasan dan penilaian untuk mengetahui tingkat pencapaian kurikulum tersebut. Peranan kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis dan menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga memilki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan, bahkan kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum membutuhkan perencanaan dan sosialisasi, agar pihak-pihak terkait memilki persepsi dan tindakan yang sama. Sedangkan dalam pendidikan itu sendiri identik interaksi antara pendidikan (guru) dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pedidikan. Sebagai pendidik professional, guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara professional, tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan professional. 1.2 Rumusan Masalah 1.Mengapa seorang calon guru perlu mempelajari pengembangan kurikulum dan sejauh mana peran guru dalam pengembangan kurikulum tersebut ? 2.Mengapa seorang calon pendidik (guru) sangat perlu mempelajari pengembangan kurikulum? 1.3 Tujuan dan Manafaat Penulisan 2. memberikan bekal keterampilan kepada guru untuk dapat menyusun rencana pembelajaran (memetakan kompentensi, menyusun silabus, dan menjabarkan silabus menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran) dan penilaian
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum A .Prinsip Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya tercakup perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum, berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan hasil dari kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait secara langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti politikus, pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah
  • 4. berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu : 1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis). 2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
  • 5. kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik. 3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan. 4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. 5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
  • 6. perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. 2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. 5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
  • 7. 6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan. Karena prinsip-prinsip itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum Dalam mensikapi suatu perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada pemenuhan struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum . Padahal jauh lebih penting adalah perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang terkandung dalam pengembangan kurikulum
  • 8. Guru merupakan titik sentral, yaitu sebagai ujung tombak dilapangan dalam pengembangan kurikukulum. Keberhasilan belajar mengajar antara lain ditentukan oleh kemampuan professional dan pribadi guru. Dikarenakan pengembangan kurikulum bertitik tolak dari dalam kelas, guru hendaknya mengusahakan gagasan kreatif dan melakukan uji coba kurikulum dikelasnya. Ini merupakan suatu fase penting dalam upaya pengembangan kurikulum, disamping sebagai unsur penunjang admistrasi secara keseluruhan. B.MODEL-MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM 1.Model Pengembangan Kurikulum Rogers Ada beberapa model yang dikemukakan Rogers, yaitu jumlah dari model yang paling sederhana sampai dengan yang berikutnya, sebenarnya merupakan penyempurnaan dari model-model sebelumnya. Adapun model-model tersebut (ada empat model) : Model I. Model yang paling sederhana yang menggambarkan bahwa kegiatan pendidikan semata-mata terdiri atas kegiatan memberikan informasi (isi pelajaran). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pendidikan adalah evaluasi dan evaluasi adalah pendidikan, serta pengetahuan adalah akumulasi materi dan informasi, model tersebut merupakan model tradisional yang masih dipergunakan. Model I ini mengabaikan cara-cara (metode) dalam proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar dan urutan atau organisasi bahwa pelajaran secara sistematis, suatu hal yang seharusnya dipertimbangkan juga.
  • 9. Model II. Model ini dilakukan dengan menyempurnakan model I dengan. Dalam pengembangan kurikulum Model II, sudah dipikirkan pemilihan metode yang efektif agar berlangsungnya proses pengajaran. Di samping itu, bahan pelajaran juga sudah disusun secara sistematis, dari yang mudah ke yang lebih sukar dan juga memperhatikan luas dan dalamnya suatu bahan pelajaran Model III. Pengembangan kurikulum ini merupakan penyempurnaan Model II yang belum dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan 5 dan 6, yaitu dengan memasukkan unsur teknologi pendidikan ke dalamnya. . Model IV. Merupakan penyempurnaan Model III, yaitu dengan memasukkan tujuan ke dalamnya. Tujuan itulah yang bersifat mengikat semua komponen yang lain, baik metode, organisasi bahan, teknologi pengajaran, isi pelajaran maupun kegiatan penilaian yang dilakukan. 2.Model Administratif Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal. Model administratif sering pula disebut sebagai model “garis staf” (line staff) atau “dari atas ke bawah” (top down), karena inisiatif dan gagasan dari pada administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan (dirjen, direktur atau kakanwil pendidikan dan kebudayaan) membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan kurikulum, yang anggotanya terdiri atas pejabat di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugasnya komisi atau tim ini adalah
  • 10. merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum. Setelah hal-hal mendasar ini terumuskan dan mendapatkan pengkajian yang seksama, administrator pendidikan menyisin komisi atau tim kerja pengembangan kurikulum. Tugas tim kerja ini adalah untuk merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan umum, memilih dan menyusun sekuens bahan pelajaran, memilih strategi pengajharan dan evaluasi serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum tersebut bagi pengajar. Setelah semua tugas ini dari tim kerja selesai, hasilnya dikaji ulang oleh tim pengarah untuk mendapatkan penyempurnaan, dan jika dinilai telah cukup baik, administrator menetapkan berlakunya kurikulum tersebut dan memerintahkan sekolah-sekolah untuk melaksanakan kurikulum tersebut. Model kurikulum seperti ini mudah dilaksanakan pada negara yang menganut sistem sentralisasi dan negara yang kemampuan profesional tenaga pengajarnya masih rendah. 3.Model dari Bawah (The Grass Roots Model) Model dari bawah ini merupakan lawan dari model administratif. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum berasal dari bawah, yaitu para pengajar yang merupakan pelaksana kurikulum di sekolah-sekolah. Model ini mendasar pada anggapan bahwa penerapan suatu kurikulum akan lebih efektif jika para pelaksananya diikutsertakan pada kegiatan pengembangan kurikulum.
  • 11. Pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum model ini adalah pengembangan kurikulum secara demokratis yaitu berasal dari bawah. Guru adalah perencana, pelaksana dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya, guru yang paling tahu kebutuhan kelasnya. Oleh karena itu, Beliau-lah yang kompeten menyusun kurikulum bagi kelasnya. Pengembangan kurikulum yang bersifat desentralisasi dengan model ini memungkinkan terjadinya kompetisi didalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan sehingga dapat melahirkan manusia yang lebih mandiri dan kreatif. 4.Model Beauchamp (Beauchamp’s System) Sesuai dengan namanya, model ini diformulasikan oleh G.A. Beauchamp’s (1964), ia mengemukakan lima hal penting dalam pengembangan kurikulum, yaitu : Menetapkan “arena atau lingkup wilayah” yan akan dicakup oleh kurikulum tersebut,m yaitu berupa kelas, sekolah, sistem persekolahan regional atau nasional. Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, yaitu : (1) para ahli pendidikan/kurikulum dan para ahli bidang dari luar, (2) para ahli pendidikan dari perguruan tinggai atau sekolah dan guru-guru terpilih, (3) para profesional dalam sistem pendidikan, (4) profesional lain dan tokoh-tokoh masyarakat.
  • 12. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini untuk merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, kegiatan evaluasi dan menentukan seluruh desain kurikulum. Beauchamp membagi kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu (1) membentuk tim pengembang kurikulum, (2) mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang digunakan (3) studi penjajagan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru, (4) merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan-penentuan kurikulum baru, (5) penyusunan dan penulisan kurikulum baru. Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum secara sistematis di sekolah. Evaluasi kurikulum. Merupakan langkah terakhir yang mencakup empat hal, yaitu : (1) evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru, (2) evaluasi desain kurikulum, (3) evaluasi hasil belajar siswa, (4) evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum. 5.Model Terbaik Hilda Taba (Taba’s Inverted Model) Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Taba berbeda dengan cara lazim yang bersifat deduktif karena caranya yang bersifat induktif. Itulah sebabnya model ini disebut “model terbalik.
  • 13. 6.The Systemic Action-Research Model Model kurikulum ini didasarkan pada asumsi ahwa perkembangan kurikulu merupakan perubahan sosial. Hal ini mencakup suatu proses yang melibatkan kepribadian orang tua, siswa, guru, struktur sistem sekola, pola hubungan pribadi dan kelompok dari sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan asumsi tersebut, model ini menekankan pada tiga hal, yaitu : hubungan insani, sekolah dan organisasi masyarakat serta wibawa dari pengetahuan profesional. Penyusunan kurikulum dengan memasukkan pandangan dan harapan masyarakat, dan salah satu cara untuk mencapai hal itu adalah dengan prosedur action-research. 7.Emerging Technical Models Perkembangan bidang teknologi dan ilmu pengetahuan seerta nilai-nilai efisiensi dan efektivitas dalam bisnis, juga mempengaruhi perkembangan model kurikulum. Tumbuh kecenderungan baru yang didasarkan atas hal itu, diantaranya : The Behavioral Analysis Model. Menekankan penguasaan perilaku atau kemampuan. Suatu perilaku / kemampuan yang kompleks diuraikan menjadi perilaku yang sederhana yang tersusun secara hirarkis. The System Analysis Model. Berasal dari gerakan efisiensi bisnis. Langkah pertama model ini adalah menentukan spesifikasi perangkat hasil belajar yang harus dikuasi siswa. Langkah kedua menyusun instrumen untuk menilai ketercapaian hasil belajar tersebut. Langkah ketiga mengidentifikasi tahap-tahap hasil yang dicapai serta perkiraan
  • 14. biaya yang diperlukan. Langkah keempat membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa program pendidikan. The Computer-Based Model. Suatu pengembangan kurikulum dengan memanfaatkan komputer. Pengembangannya dimulai dengan mengidentifikasi seluruh unit kurikulum, tiap unit kurikulum telah memiliki rumusan tentang hasil yang diharapkan. Kepada para siswa dan guru diminta untuk melengkapi pertanyaan tentang unit kurikulum tersebut. Stelah diadakan pengolahan disesuaikan dengan kemampuan dan hasil belajar siswa disimpan dalam komputer. Ada beberapa pokok pikiran dibawah ini yang menjelaskan mengapa seorang calon pendidik (guru) sangat perlu mempelajari pengembangan kurikulum yaitu : 1. Guru Sebagai Pengambil Inisiatif, Pengarah, dan Penilai Pendidikan : Guru sebagai pelaksana kurikulum disini dijelaskan, bahwa seorang guru pada saat dilapangan dialah yang menentukan implementasi kurikulum. Implemantasi kurikulum disini hampir semuanya bergantung pada kreativitas dan ketekunan seorang guru, karena dialah mengetahui situasi dan kondisi pada saat dilapangan. Guru hendaknya mampu memilih dan melaksanakan metode mengajar yang sesuai dengan kemampuan siswa. Bahan pelajaran dan banyak mengajarkan siswa guru hendaknya mampu memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar untuk menilai efesiensi pelaksanaan kurikulum tersebut. 2. Guru Sebagai Pembimbing Belajar
  • 15. Telah jelas bahwa dalam kurikulum dapat dibedakan antara official atau written curriculum dengan actual curriculum. Official atau written curriculum merupakan kurikulum resmi yang tertulis, yang merupakan acuan bagi pelaksanaan pengajaran dalam kelas. Actual curriculum merupakan kurikulum nyata yang diaksanakan oleh guru-guru. Kurikulum nyata merupakan implementasi dari official curriculum di dalam kelas. Beberapa ahli menyatakan bahwa betapapun bagusnya suatu kurikulum (official), haslnya sangat bergantung pada apa yang dilakukan oleh guru di dalam kelas (actual). Dengan demikian, guru memegang peranan penting baik penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum. 3. Guru Harus Menguasai Manejemen Kurikulum Seorang guru yang akan mengembangkan kurikulum dituntut menguasai manajemen pengembangan kurikulum. Dalam mengembangkan kurikulum, setidaknya guru akan menemui delapan problem : a. Bagaimana membatasi ruang lingkup atau keluasan materi; b. Bagaimana mengaitkan relevansi materi dengan kompetensi yang dibutuhkan; c. Bagaimana memilih materi agar ada keseimbangan untuk peserta didik maju dan yang lamban belajar, keseimbangan antara tuntutan pembangunan daerah dan nasional; d. Bagaimana mengintegrasikan materi yang satu dengan materi lainnya sehingga tidak terjadi duplikasi; e. Bagaimana mengurutkan materi dan kompetensi yang diperlukan;
  • 16. f. Bagaimana agar materi atau kompetensi berkesinambungan dan berjenjang; g. Bagaimana merealisasikan artikulasi materi atau kompetensi secara menyeluruh; h. Bagaimanakah materi atau kompetensi yang diberikan dapat menjangkau masa depan alias memiliki daya guna bagi kehidupan peserta didik. Sulit untuk mengatakan bahwa metode yang satu lebih efektif dan lebih mudah digunakan dibandingkan yang lain. Perkembangan yang cepat pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta berbagai persoalan yang membutuhkan penyelesaian antardisiplin ilmu menambah kesulitan untuk merancang atau mengembangkan suatu kurikulum yang efektif. Prosedur dan perangkat proses pembuatan dan pengembangan kurikulum, seperti yang telah diuraikan dalam delapan problem pengembangan kurikulum di atas mencoba mengurangi kesulitan tersebut dengan langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang logis. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa cara tersebut bukanlah resep siap pakai untuk membuat atau mengembangkan kurikulum. Delapan problem pengembangan kurikulum di atas harus dipandang sebagai penahapan agar suatu proses dapat dijalankan dan diikuti. Dengan begitu proses penjaminan mutunya lebih mudah.
  • 17. 4. Guru Sebagai Penentu Kuantitas dan Kualitas Pembelajaran Disini dijelaskan guru sebagai penentu kuntitas dan kualitas pembelajaran dimana mereka (guru) harus mampu menjabarkan secara rinci setiap kompetensi rumpun pembelajaran yaitu merumuskan tujuan, metode, langkah-langkah dan mampu memotivasi siswa untuk proaktif dalam mendapatkan pengetahuan. Dengan pengetahuan tentang pengembangan kurikulum guru dapat menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang kondisif. Dalam hal ini guru menuyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, beberapa minggu ataupun beberapa hari saja. Jadi tugas guru ialah menyusun dan merumuskan tujuan yang tepat memilih dan menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan minat dan tahap perkembangan anak.
  • 18. BAB III PENUTUP Kesimpulan Mengajar merupakan suatu pekerjaaan yang bukan saja menuntut kemampuan intelektual dan fisik, tetapi juga kemampuan psikologis dan afektif. Guru bukan saja harus bekerja sama dengan siswa, sebagai muridnya yang sering sekaligus juga jadi kliennya, tetapi juga harus bekerja sama dengan staf sekolah yang lain, orang tua serta warga masyarakat. Hal ini memberikan suatu pemahaman betapa pentingnya seorang guru sebagai tokoh sentral dalam dunia pendidikan, sehingga kualitas guru dalam mengajar sangat diperhitungkan untuk mencapai tujuan kurikulum yang uniform dengan metode belajar yang beragam.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Syaodih, Nana, 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung.PT. Remaja Rosdakarya. Hamalik, Dr. Oemar, 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Herry, Asep. (2007). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka. http://hariankompas@yahoo.com