2. Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun serta penulis mampu
menyelesaikan proyek writer’s week ini guna memenuhi rangkaian pembinaan calon Pembina.
proyek ini disusun agar para Pembina dapat melihat kemampuan serta progres dari para calon
Pembina dan membantu menilai kemampuannya berdasarkan karya yang mereka tuliskan.
Semoga proyek ini dapat memberikan gambaran baik terhadap para Pembina mengenai calon
Pembina periode ini.
Bandung, Oktober 2014
Hafizh Shiddiq
3. Pembinaan, Awal Membangun Peradaban
“Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia.” Itulah salah satu kutipan yang diucapkan oleh
proklamator negeri kita, Ir. Soekarno. Menarik membaca kutipan tersebut. Kutipan tersebut
menekankan pada “pemuda” yang akan mampu mengguncang dunia. Bukan orang tua yang
kenyang akan pengalaman, tapi “pemuda” yang diucapkan oleh bapak pendiri bangsa kita tersebut.
Seberapa hebatkah “pemuda” sehingga mampu untuk mengguncang dunia?
Pemuda adalah masa ketika seseorang berada pada tahap paling produktif untuk berkarya. Pemuda
sangat identik dengan remaja. Remaja adalah fase peralihan dari anak-anak yang masih bergantung
pada orang tua, menuju fase dewasa awal ketika seseorang mulai dapat hidup mandiri dan
mengembangkan pemikirannya secara penuh. Pada fase ini, seorang remaja sangatlah produktif
untuk berkarya dan mengembangkan dirinya. Hal ini karena mereka mempunyai kelebihan dalam
hal fisik dan pemikiran yang masih maksimal dibandingkan dengan golongan tua. Nah, dengan
melihat faktor ini saja, kita dapat berargumentasi bahwa apabila potensi pada masa remaja tersebut
benar-benar dikembangkan secara maksimal, maka bukanlah mustahil jika 10 remaja saja dapat
mengguncang dunia. Hal itu tentu saja dilakukan bukan tanpa usaha, melainkan dengan keseriusan
untuk mengembangkan potensi yang ada, sehingga dapat dihasilkan karya-karya agung untuk
kemashlahatan bersama.
Melihat fakta-fakta bahwa masa remaja adalah masa yang sangat penting untuk membangun
peradaban, maka di sini diperlukan optimalisasi masa remaja tersebut. Optimalisasi remaja untuk
menghasilkan karya tentu saja tak lepas dari pemberian pembelajaran-pembelajaran dan
pembinaan-pembinaan yang serius dan intensif kepada para remaja. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa berhasil tidaknya suatu proses pembangunan peradaban baru, bergantung pada
pembinaan pilar-pilarnya, yaitu remaja.
Mengetahui pentingnya optimalisasi masa remaja, otomatis menyadarkan kita betapa pentingnya
pembinaan remaja itu. Remaja yang dibina dengan baik, dengan pemberian bekal ilmu
pengetahuan yang cukup, bekal keterampilan yang memadai, serta tak kalah penting bekal nilai-nilai
moral dan agama, maka tidaklah mustahil akan tercipta suatu generasi emas remaja
pembangun peradaban umat. Sebaliknya, bila pembinaan terhadap para remaja itu diabaikan, maka
gerbang kehancuran umat pun otomatis mulai dibuka. Betapa tidak, ketika remaja nihil pembinaan,
maka masa yang seharusnya dapat dimaksimalkan untuk berkarya tersebut dapat disalahgunakan.
Hal itu karena para remaja belum mengerti kemana mereka harus melangkah, dengan kompas apa
mereka harus melangkah, dan apa esensi utama dari langkah yang akan mereka lakukan. Apabila
hal itu berkelanjutan, maka remaja yang mengabaikan nilai moral, agama, etika, dan sopan-santun
pun akan tercipta. Hal semacam itu mengindikasikan lahirnya generasi “penghancur” peradaban.
Jelas, kita tidak ingin hal semacam itu terjadi. Kita sudah rindu generasi-generasi emas remaja
seperti masa Ali Bin Abi Thalib dan Ismail. Kita haus akan remaja-remaja inspiratif yang mau
bergerak, mengamalkan ilmunya, berkontribusi terhadap masyarakat, serta berakhlak mulia. Kita
merindukan kejayaan umat yang berawal dari remajanya. Jadi, inilah saatnya kita mewujudkan
kembali itu semua.
Pembinaan remaja dapat dilakukan melalui berbagai lembaga, baik formal maupun nonformal.
Lembaga formal misalnya melalui sekolah-sekolah, maupun kursus-kursus formal lainnya. Di
sana, para remaja dibina dengan pemberian materi-materi pengetahuan dan juga keterampilan-keterampilan
lainnya. Lembaga formal juga mengajarkan nilai-nilai dalam kehidupan, seperti nilai
4. moral, adab, dan etika. Namun, lembaga formal lebih pada kemampuan kognitif (hard skill).
Sementara itu, pembinaan remaja juga dapat dilakukan melalui lembaga nonformal. Lembaga-lembaga
tersebut di antaranya adalah pengajian, majelis ta’lim, maupun training dari lembaga
tertentu yang mengurusi pembinaan remaja, misalnya Keluarga Remaja Islam Salman
(KARISMA). Tak hanya terbatas itu, lembaga nonformal sangatlah banyak dan beragam. Bahkan
lingkungan kita merupakan suatu lembaga nonformal. Betapa tidak, lingkungan sangat
mempengarui sikap, kepribadian, dan cara pandang seorang remaja. Seorang remaja yang berasal
dari lingkungan preman, maka sifat dari preman itu akan disalurkan melalui lingkungan kepada
remaja yang bersangkutan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memilih lingkungan tempat
tinggal dan dengan siapa kita bergaul, karena secara tidak langsung, lingkungan adalah lembaga
nonformal yang turut andil dalam pembentukan kepribadian remaja. Dari lembaga nonformal
tersebut, para remaja akan dibekali dengan nilai-nilai dasar kehidupan, ajaran tentang sopan-santun,
tata cara bertingkah dan berkelakukan, serta tentang beribadah kepada Allah SWT. Output
dari lembaga nonformal berupa soft skill.
Belajar dari pengalaman, pembinaan dapat juga diperoleh di dalam suatu organisasi tertentu. Tentu
saja ini adalah organisasi positif dan bukan organisasi yang tidak jelas. Sebagai contoh pembinaan
di dalam organisasi adalah dalam OSIS. Di dalam OSIS, sebelum kita benar-benar dilantik sebagai
pengurus OSIS, maka pasti akan ada pembinaan-pembinaan dalam wujud kaderisasi. Dalam
kaderisasi tersebut, para remaja dibina bagaimana caranya menjalankan organisasi dan
berhubungan di masyarakat. Selain itu, kaderisasi juga memberikan nilai-nilai dan semangat
nasionalisme, serta patriotisme kepada para calon penerus organisasi tersebut. Jadi, dapat
dikatakan bahwa organisasi formal di sekolah, misalnya OSIS, dapat dijadikan sebagai wadah
pembinaan para generasi muda.
Selain melalui organisasi, pembinaan juga dapat diperoleh dari mentoring. Mentoring adalah
pengajaran secara intensif oleh seorang guru/ustadz/kiai kepada seseorang maupun sekelompok
orang. Melalui mentoring ini, nilai-nilai kebaikan dapat disampaikan dengan intensif, sehingga
diharapkan para peserta mentoring, dalam hal ini remaja, dapat memahami benar nilai-nilai itu dan
mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Sangatlah luas cakupan dari pembinaan itu. Sangatlah beragam pula bentuknya. Hal-hal semacam
itu dilakukan semata-mata untuk menggladi para remaja, sebagai generasi penerus agama, bangsa,
dan negara, agar pada saatnya nanti siap untuk terjun langsung ke masyarakat dan berkarya di sana.
Apabila pembinaan ini berhasil, insyaallah agama dapat ditegakkan dan peradaban yang lebih baik
dapat terbangun.
- Setio Budi
5. Menjadi Padi
enjadi seorang remaja yang punya segudang pilihan untuk diambil, bukan hanya
butuh pedoman kuat untuk berdiri kokoh di jalan yang benar, tapi juga lingkungan
yang baik. Mengapa? Karena dari lingkungan yang baik akan datang asupan hati
yang sehat dan pikiran-pikiran yang positif. Itulah salah satu sebab mengapa
berkumpul bersama orang-orang sholeh adalah ‘Obat Hati’.
M
Di tengah gejolak dunia dan pergaulan, orang-orang terbagi menjadi beberapa golongan.
Ada yang sibuk coba-coba pilihan, ada yang sibuk mengejar mimpi, ada yang sibuk organisasi
kesana-kemari, ada yang sibuk belajar, ada yang sibuk dengan dunia, dan ada yang sibuk dengan
dirinya sendiri. Dari semua kesibukan tersebut tidak ada yang salah, tapi alangkah baiknya selama
Ridho-Nya adalah alasan utama melakukannya.
Menebarkan kebaikan, itu tugas setiap muslim. Sebagaimana Rasulullah SAW
mengatakakan, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia (lainnya)”. Dari
umur sedini mungkin kita harus mulai menebar benih kebaikan, mencari sumber-sumber ilmu,
kemudian dibagikan kepada orang lain agar berkahnya terus mengalir abadi.
Nah, ada kalanya ketika para penebar kebaikan pun bisa lupa, bahwa ilmu dan buah
imannya adalah rahmat dari Allah, sehingga tak sadar ia jadi besar kepala. Ada rasa-rasa halus
yang berbisik, ‘lihatlah aku. Aku lebih baik dari kalian’, meskipun hanya selintas dalam hati.
Jangan sampai. Berhati-hatilah, kiranya Allah menghitungnya sebagai kesombongan, maka
celakalah kita. Istri Rasulullah, ‘Aisyah pernah berkata, ‘Sesungguhnya kalian benar-benar lalai
dari ibadah yang paling utama; Rendah hati.’
Salah satu yang dapat menghindarkan kita dari sikap tersebut adalah dengan membaur, tapi
bukan melebur. Menjadi teman yang bagaikan penjual minyak wangi. Berbaur dengan semua
kalangan manusia akan membuat kita belajar banyak hal. Misal, ada 1001 alasan mengapa kita
harus bersyukur dan menyadari bahwa diatas langit masih ada langit. Rasulullah dicintai setiap
kalangan manusia karena kerendahan hati dan ketulusannya bukan karena kedudukannya. Maka
mari jadikan dakwah itu mudah diterima oleh semua orang dengan kita menjadi pribadi yang
ramah, lembut juga terbuka.
Jika kita bisa berkaca pada Alam, Allah telah memberikan analogi tentang sikap seorang
muslim seharusnya, yaitu padi. Mungkin sudah sering kita dengar tentang padi. Dakwah adalah
sebuah proses, ia bagaikan padi, tak bisa sembarang dipanen setiap waktu, tapi harus menunggu
agar bulir itu ada. Dan sebagai muslim yang baik ia juga bagai padi yang semakin berisi maka ia
akan semakin menunduk. Menunduk bukan untuk merendahkan, tapi justru untuk memberi dan
melayani lebih banyak kepada yang membutuhkan.
“Seorang muslim itu bagaikan sebuah pohon. Dan pohon yang baik adalah ia yang akarnya
menghujam, batangnya menjulang, dan bisa memberikan rasa manis pada buahnya. Akarnya yang
menghujam menggambarkan keshalihan diri, kekokohan jiwa, dan keteguhan hati dalam terpaan
angin; batang yang menjulang ke langit, rindang menaungi menandakan pribadi yang kompeten,
produktif, dan berlimpah; dan mampu memberikan buah yang manis, menggambarkan
kebermanfaatan bagi sesama.” (Kang Rendi, tweet 4 juli 2013)
6. Sungguh beruntung kita dipertemukan dengan islam dan tumbuh di dalamnya. Dengan
kita berada di dalam lingkungan yang baik, kita akan punya kawan yang mengingatkan dalam
kebaikan dan kesabaran. Sudah semakin dewasa, makin besarlah kewajiban kita untuk
memantaskan diri menjadi generasi penerus. Membina remaja-remaja adalah salah satu jalan
terbaik untuknya.
Kita selalu bisa berusaha dan tidak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik. Ayo
menjadi muslim yang diharapkan, selalu dido’akan keluarganya, dicintai oleh teman-temannya,
bahkan dihormati para pembencinya.
Terakhir, dalam kutipan surah Ali Imran ayat 103, Allah berfirman, “Dan
berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,
dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah
mempersatukan hatimu, sehingga dengan Karunia-Nya kamu menjadi bersaudara…..”. Surah ini
seakan mengingatkan kita untuk melangkah menuju syurga bersama-sama. Allah tidak pernah
meminta kita untuk menyimpan kebaikan sendiri saja. Jadi tebarlah kebaikan di seluruh penjuru
bumi seperti menebar benih padi. Semoga suatu saat benih itu akan tumbuh menjadi padi yang
baik dan rendah hati, dan pastinya bermanfaat bagi seluruh alam.
- Muthi Fatihah Nur
7. Aku Bangga Menjadi Remaja Islam!
Remaja islam ? Apa yang dapat dibanggakan dari menjadi remaja islam ? Mungkin kalian semua
pasti bertanya –tanya apa ada kebanggaan menjadi seorang remaja islam dan mengapa kita
harus bangga menjadi seperti itu, shuuuut simpan dulu pertanyaannya yaaa, insya allah kita akan
bersama menjawabnya bak membasuh diri dari rasa haus di tengah padang pasir, sungguh
menyegarkan .
Berkata mengenai remaja islam, pasti sempat terbenak bahwa remaja islam itu... gak gaul, ga
modis, kaku dan sebagainya.Melihat sesuatu yang benar, malah dilihat itu yang salah. zaman
sekarang memang sudah terbolak balik. wuuups, tapi inilah saat nya kita berubah (khususnya
untuk saya wkwkw) kita harus berbahagia karena menjadi tonggak penerus pengemban
perjuangan islam, maka dari itu kebanggan kita menjadi seorang remaja islam harus tingkat
dewa, eh maksudnya tingkat tinggi. Dan sekarang kita akan memaparkan mengapa kita harus
bangga menjadi seorang remaja islam.
Pertama, kita punya Allah yang Maha hebat. Dialah pemberi ilmu, pencipta kehidupan dan
Maha Segalanya. Maka, tak perlu ada yang di risaukan lagi sebagai remaja, karena kita punya
Allah.Seperti dalam firman Allah : (Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang
kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, "Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka
perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, "hasbunallah wa ni'mal
wakiil [cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung]".
" (QS. Ali 'Imron: 173).
Nah jadi kita harus bangga karna kita tidak menggantungkan diri pada apapun, tidak kepada
harta, tahta, dunia dan apapun yang tidak layak untuk digantungkan karena kita hanya
menggantungkan diri pada zat yang sempurna yaitu Allah S.W.T. Tentu saja kita sebagai remaja
muslim sudah lebih maju dari remaja- remaja lain, mereka masih bergantung pada materi, ilmu,
manusia dan yang lainnya. Sedangkan para remaja islam sepenuhnya bergantung pada Allah,
Insya Allah. Jadi tidak ada lagi kata menyerah untuk menjadi remaja islam.
Memiliki sosok panutan sepanjang masa yang dijunjung dari dulu hingga kini, hanyalah ada
pada islam, ya, nabi besar kita Nabi Muhammad S.A.W yang akan menjadi bahasan kita yang
kedua. Kita harus bangga menjadi salah satu umat Nabi Muhammad, mengapa tidak? Orang
barat pun membenarkan bahwa beliau benar benar orang yang berpengaruh di dunia hingga
zaman di abad 21 ini dan hingga akhir zaman nanti, Subhanallah, berarti mengapa kita sebagai
remaja muslim banyak yang mengidolakan orang yang belum jelas tidak tanduk perkataan dan
perbuatannya, mengidolakan penyanyi, atlet, group band dan masih banyak lagi. Oleh karena
itu, kita semua harus bangga memiliki nabi yang menjadi Rahmatan Filalamin untuk seluruh
umat manusia, Allah telah menyatakan bahwa tugas kerasulan nabi Muhammad itu adalah
untuk seluruh umat manusia, bersifat universal, yang mencakup dan merambah ke seluruh alam
jagat, seluruh dunia dalam firman-Nya: “Dan Kami tidak mengutus kamu (hai Muhammad)
melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Saba’: 28) Gimana
8. ,kurang keren apalagi cobaaaa??? Jadi, apalagi yang akan meragukan mu bahwa kita harus
bangga menjadi remaja islam? :D
Masuk yang ketiga nih, coba di tes, ada yang tahu nama Ibnu al-Haitsam atau lebih dikenal
Alhazen, Avennethan? hmm kalo ga tau, coba yang ini siapa ? Jabir Hayyan al-Kufi dan Abu
Bakar Muhammad Ibnu Zakariya al-Razi. Ibnu rusyd? Wah itu juga ga tau??? kalo al Battani
tau? Pasti tau yaaa, ha? Ga tau jugaaaaa. Tenang gapapa ko, kita kan sedang belajar bersama XD
jadi, nama–nama yang sudah disebutkan di atas tersebut adalah ilmuwan – ilmuwan muslim
yang sudah lebih dahulu menemukan kajian kajian ilmu ilmiah yang kini telah berkembang.
Sebut saja Ibnu al-Haitsam yang menjadi peletak dasar iilmu fisika optik, ilmu optik, filsafat,
matematika, farmakologi dan menulis tidak kurang dari 200 karya ilmiah. Belum lagi sarjana
muslim al Battani ia lah yang menemukan Sinus, Kosinus, Tangen, dan Kotangen atau istilah
yang sering kita dengar seperti Azimut, Zenit, dan Nadir.Dalam bidang filsafat kita ,memiliki
Ibnu Ruysd dengan nama barat Averroes.
Begitu banyak ilmuwan muslim yang sudah memberikan sumbangsih keilmuan yang berharga
hingga dimasa kini. Naah, dari situ kita patut berbangga karena kita tidak perlu silau akan
keilmuan barat yang sudah jelas sebenarnya tercetus dari ilmuwan ilmuwan muslim. Kalian tahu
apa rahasia para ilmuwan muslim tersebut? Rahasianya adalah satu yaitu Al- Quran. Al- Quran
lah yang menjadi sumber ilmu yang utama yang telah super duper komplit yang menjadi
pedoman hidup dan sumber ilmu pengetahuan .
Yang enggak ketinggalan adalah esensi utama dari agama itu looh. Ya berbagi. Islam
mengajarkan kita untuk berbagi, dari mulai zakat, infak dan juga sedekah. Hanya islam yang
memiliki hari raya yang besar seperti Eid al-Adha yang benar-benar memberi sasaran
kebahagian kepada seluruh umat manusia dengan ni’mat saling memberi disamping kita dapat
meneladani kisah Nabi Ibrahim a.s. di hari itu semoga umat dapat merasakan kebahagiaan
mendapat sesuatu yang mungkin jarang di temukan di tiap harinya dari berqurban. Subhanallah...
kalau saya benar benar yakin bahwa indah menjadi seorang islam, apalagi kita-kita remaja islam
:D makin makin deh bahagiannya aaaamiiin.
Dengan pemaparan di atas maka sebagai remaja muslim kita harus menjadi remaja dengan
generasi kuat, tangguh, dan berakhlak. Tidak ada lagi generasi galau yang senangnya berfikir
pesimis, mengeluh dan tidak bertanggung jawab. Tidak ada lagi generasi alay yang terombang
ambing karena tidak ada pegangan dan merasa nyaman dalam zona yang tak terarah. Itu yang
saya rasakan sekarang, menuju lebih dekat dengan allah memberi segala jawaban dari semua
pertanyaan hidup di dunia ini. Kini baru terasa betapa indahnya menjadi seorang remaja islam.
Jadilah kita generasi penerus yang terus berjuang untuk menegak kan agama Allah,
mengamalkan kebaikan, menjauhi larangannya dan siap berperan untuk berdakwah bagi sesama.
Kita yang berada di indonesia dengan segala fasilitas yang ada, menikmati hidup nyaman dapat
solat dengan khusyu, menerima pembelajaran di sekolah maupun diluar sekolah, pokoknya
mendapat segala yang kita inginkan. Tetapi masih saja merasa tidak bangga terhadap jati diri
menjadi seorang remaja islam. Mari kita tengok saudara- saudara kita yang menyelamatkan
dirinya dan agamanya di setiap hari Memepertahankan tanah Palestine dengan jiwa raga mereka.
Mereka sangatlah bangga dengan jati diri mereka yang sudah berpegang untuk hidup
mengabdikan dirinya hanya untuk allah.melaksanakan jihad dengan nyawa taruhannya.
Apayang bisa kita berikan bagi agama ini?
9. Menurut Bapak Mulus Gumilar, DFSN,Mkes salah satu dosen pembimbing yang saya kenal
sebagai dosen yang selalu memberikan ‘kuliah agama’ walaupun bukan sedang belajar agama
namun selalu mengingatkan bahwa ilmu itu harus mendorong kita untuk lebih mencintai allah
bukan silau dengan ilmu pengetahuan dan mengelu-elukan ilmu pengetahuan. Menurut beliau “
Remaja Muslim harus berani bertanggung jawab atas amanah demi kepentingan diri sendiri,
keluarga dan bangsanya. Kita harus yakin dalam berfikir dan bertindak terhadap sesuatu
pekerjaan dan kegiatan baik positif dan negatif pasti allah mengetahui. Harapan semoga dengan
terlahirnya insani-insani remaja islam akan menambah tingkat ketaqwaan yang tinggi dan
dapatdi pertanggung jawabkan baik di dunia maupun di akhirat”.
Semoga dengan pemaparan diatas, kurang lebihnya dapat menyadarkan kita, bahwa kita haruslah
bangga menjadi seorang remaja muslim. Teriaklah sekencang – kencangnya bahwa “ Aku
Bangga menjadi Seorang REMAJA ISLAM “. Dengan ini kita menyadari betapa indahnya
menjadi seorang remaja islam. Hati yang selalu damai, senyum yang selalu tercurah, lisan yang
memberikan kesejukan dan perbuatan yang mencermikan keikhlasan hati. Insya allah bukan
dunia saja yang akan kita genggam namun akhirat sebagai kampung terbaik pastilah dapat
tercapai. Insya allah....
Sekian yang dapat saya torehkan di secarik halaman ini. Kesempurnaan hanyalah milik Allah
semata dan kekurangan adalah milik saya pribadi. Terima kasih.
- Anissa Fattonah
10. Remaja Islam Kini dan Nanti
Ketika semua orang yang beragama Islam ditanya “apakah anda muslim?” Pasti semuanya akan
menjawab ‘Iya’, tapi ketika kita ditanya “apakah anda sudah menjadi muslim sejati? “ mungkin hati kita
akan merasa malu karena perbuatan kita yang masih jauh dari nilai agama, ucapan kita yang masih kotor,
selalu membicarakan orang lain, menghujat orang lain,bahkan sering menentang orang tua sendiri. Ahlak
kita yang sering tak terjaga, mencela, menghina hingga membuat orang lain terluka. ‘sudah pantaskah kita
disebut sebagai seorang yang Islami? Hati kita sendiri yang bisa menjawabnya
Menjadi muslim sejati adalah kewajiban bagi setiap orang yang beragama Islam, bukan hanya untuk para
ustadz bukan juga untuk orang yang sudah tua, tapi bagi kita pun para remaja menjadi muslim sejati
adalah kewajiban yang tak boleh dilupakan. Sungguh benar pernyataan Nabi Muhammad SAW dalam
haditsnya , bahwa salah satu golongan manusia yang berhasil mendapat perlindungan khusus di hari
Akhir adalah remaja shalih. Yaitu "Permuda yang hatinya terikat dengan masjid " dan juga "Remaja yang
tumbuh berkembang dalam ketaatan kepada Allah SWT." Sungguh sangat Istimewa menjadi seorang
remaja yang memiliki integritas dan kecintaan kepada agama. Banyak orang yang mengatakan sulit untuk
menjadi remaja Shalih itu, padahal kenyataannya tidaklah sesulit yang orang bayangkan. Justru
sebaliknya, mudah dan menyenangkan yang paling penting ada kemauan dan pelaksanaan yang
dilakukan. Untuk menjadi remaja yang tangguh, jangan biarkan diri sendiri dibentuk oleh lingkungan
yang tidak karuan. Berusahalah untuk membuat dan menciptakan lingkungan itu sendiri. Jangan mudah
larut oleh suasana lingkungan, tapi buatlah agar lingkungan itu terpengaruh dengan kehadiran kita.
Sebagai Remaja muslim, kajilah Islam dengan benar dan temukan nilai-nilai kebenaran di dalamnya.
Jangan ikut-ikutan pada hal yang menyesatkan, apalagi sampai merugikan banyak orang. Bahkan Allah
SWT pun berfirman dalam Al-Qur’an :
Kalau engkau memperturuti (keyakinan atau amalan) kebanyakan manusia di bumi ini, pasti mereka akan
menyesatkanmu dari jalan Allah. (Al-An'aam : 116)
Berbicara soal remaja, dua tahun yang lalu ada cerita tentang seorang remaja yang sangat luar biasa.
Terlahir dari keluarga yang sederhana, memiliki ahlak yang mulia dan menjadikan segala aktivitasnya
bernilai ibadah. Santun kepada orang tua, ramah kepada sesama dan bijaksana dalam setiap langkah
usahanya. Di era gelobalisasi seperti sekarang ini banyak remaja yang terlena oleh asyiknya dunia,
terjebak oleh paradigma yang membuatnya celaka dan tergusur oleh arus yang membawa dirinya ke
jurang kehancuran. Tetapi beda halnya dengan remaja tadi ketika remaja lain masih senang dengan hura-hura
dia sudah menyibukan dirinya dengan membantu pekerjaan orang tuanya. Ketika remaja lain senang
dengan namanya pacaran, berdua-duaan, berpandang-pandangan, dia lebih senang lagi dengan
malantunkan ayat Al-Qur’an, bertaqorub kepada Tuhan, bermuhasabah diri dengan renungan keimanan.
Ketika masih banyak remaja muslim yang tidak bisa membaca Al-Qur’an, dia sudah banyak hapalan.
Ketika banyak remaja yang bangun tidur saja masih kesiangan, berangkat sekolah malas-malasan, pulang
sekolah keluyuran tapi dia Sholat malam tak pernah dia tinggalkan, berangkat sekolah kepada orang tua
selalu berpamitan, pulang sekolah mengamalkan kembali ilmu yang telah di dapatkan. Ketika banyak
temannya yang sering menghina dan menjahilinya, dia membalasnya dengan senyuman karena dia yakin
hinaan yang dia dapatkan adalah kekuatan untuk terus maju kedepan sebab Alloh SWT senang dengan
orang yang penung dengan kesabaran. Ketika remaja lain asyik dengan semua permainan dan bersikap
acuh kepada orang yang membutuhkan bantuan, dia justru menangis melihat perjuangan saudara seiman
di palestina yang terus-terusan di serang. Ketika remaja lain masih meminta uang jajan, masih merengek
meminta mainan bahkan sering menipu orang tua untuk mendaptkan tambahan uang sakunya, dia justru
sudah mulai mandiri dan membuang semua sifat gengsinya untuk mulai belajar berdagang, menabung
hingga akhirnya tahun ini dia bisa berqurban dari hasil jarih payahnya sendiri yang dia kumpulkan selama
dua tahun kebelakang. Subhanalloh!
11. Di satu sisi kita melihat dan merasakan banyak para remaja bahkan mungkin diri kita sendiri yang sudah
tidak mengenal lagi nilai-nilai kebenaran, terlalu sibuk dengan mengejar kenikmatan dunia saja
sedangkan akhirat sering kita lupakan. Dan di sisi lain ada seorang pemuda yang sudah menjalankan
peran dan fungsinya sebagai seorang muslim sejati, setiap nafasnya adalah ibadah, setiap langkahnya
adalah berkah, kekuranganya di terima dengan Qana’ah dan keyakinannya yang istiqomah. Pemuda shalih
itu seharusnya diri kita sendiri yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim, sekarang bukan lagi
saatnya mengatakan pengakuan tapi pembuktian sebagai seorang remaja muslim. Mari kita cambuk hati
kita sendiri dengan kesadaran dan keimanan untuk membuktikan bahwa kita remaja muslim hari ini, esok
dan nanti adalah rahmat bagi semua orang. Berjuang!
- Nadi
12. Pembinaan Remaja dan Peradaban Bangsa
Remaja? Apa yang terlintas dipikiran anda ketika mendengar kata remaja ? “Remaja Itu masa – masa paling
menyenangkan”, “ Remaja itu masa dimana kita boleh untuk bersikap nakal” “ Remaja itu masa dimana
kita sering galau” , “ Remaja itu masa - masa yang harus dinikmati”,” Remaja itu identik dengan sikap yang
labil” ,”Remaja masa diamana kita harus produktif untuk berkarya”, ya, itulah sebagian pendapat mereka
yang memang tidak salah untuk diterima. Remaja masa kini sangat berbeda dengan remaja masa lalu. Salah
satu aspek yang membedakannya adalah dalam pembinaannya. Tolal ukur suksesnya suatu peradaban
bangsa terletak pada kualitas pembinaan remajanya yang berkelanjutan. Baik itu pembinaan diarea non
formal atau pun diarea formal. Pembinaan area non – formal memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap
perkembangan remaja dibandingkan dengan pembinaan area formal. Soft skill , ya itulah hasil dari
pembinaan area non-formal. Soft skill merupakan kemampuan kita untuk menyikapi masalah yang selalu
kita jumpai di lingkungan sekitar kita. Seseorang yang mempunyai kualitas soft skill yang baik akan selalu
tenang dalam menanggapi masalah di lingkungan sekitarnya. Karena pada hakikatnya masalah itu
sepenuhnya tidak dapat diselesaikan dengan hard skill namun butuh soft skill untuk menemaninya.
Remaja yang produktif dalam berkarya baik itu dalam ranah social ataupun ranah ilmiah merupakan cita
cita suatu bangsa. Namun bukan berarti jika remaja itu sudah produktif dalam berkaya tidak perlu untuk
dibina karena pembinaan remaja haruslah berkelanjutan sampai dimana mereka mencapai masa dewasa
atau dalam islam biasa disebut dengan masa akil. Pembinaan ini perlu dilakukan agar remaja dalam
mengembangkan karyanya tidak menyimpang dari norma/adab yang berlaku.
Dalam artikel yang singkat ini pembahasan hanya akan difokuskan terhadap pembinaan yang dapat
menghasilkan remaja yang berkualitas dalam soft skillnya. Pembinaan yang didapat oleh remaja untuk
mengembangkan kualitas soft skillnya dapat diperoleh dari sebuah organisasi dilingkungan sekolahnya.
Misalnya pramuka, OSIS, PMR atau yang sejenisnya. Dari organisasi itulah remaja dapat mendapatkan
pelajaran arti dari profesionalisme, Nasionalisme, Perjuangan, Totalisme, dan komitmen yang mana
nantinya akan sangat berguna pada saat terjun kedalam ranah pekerjaan,lembaga, ataupun kedalam ranah
masyarakat umum. Oleh karena itu organisasi disekolah ini sangat berguna untuk mengembangkan soft
skill seorang remaja namun perlu digaris bawahi soft skill ini akan didapat hanya dan hanya jika remaja itu
aktif dalam organisasi yang diikutinya serta total dalam mengerjakan keorganisasiannya. Namun
pembinaan itu harus didasari dengan pembinaan spritualnya karena pembinaan spiritual ini merupakan
pondasinya.
Dari pernyataan diparagraf pertama tadi remaja itu identik sekali dengan segala macam kegalaunnya,
kegalauan ini jika dibiarkan akan menimbulkan perilaku perilaku yang menyimpang oleh seorang remaja.
Pembinaan dengan pendekatan spiritual merupakan salah satu untuk menyelesaikan masalah kegalauan
yang selalu menghinggapi seorang remaja. Dengan pembinaan spiritual ini diharapkan remaja dapat merasa
tenang dalam menyelasikan masalahnya tidak mudah untuk terpengaruh oleh hal – hal yang berbau
negative. Karena biasanya remaja ini jika sudah dihinggapi rasa galau mereka akan melampiaskannya
kearah hal – hal yang negative. Disni dengan pembinaan spiritual remaja dapat melampiaskan kegalauannya
kearah yang lebih positif seperti menghafal al- qur’an, membaca al-qur’an,dan mempelajari tafsir. Remaja
yang sukses dalam pembinaan spritualnya maka akan menghasilkan remaja yang tangguh dalam
menghadapi segala masalah didunia ini. Dari masalah – masalah yang ringan sampai masalah – masalah
yang dikatagorikan sangat berat.
Pembinaan spiritual ini menjadi dasar dari pembinan remaja selanjutnya untuk membangun peradaban
bangsa yang berkualitas. Peradaban bangsa yang berkualitas akan menghasilkan kerukunan antar
masyarkatnya dan tidak akan ada konflik yang dapat mencerai beraikan persatuan bangsa.
Semoga detik demi detik menit demi menit jam demi jam hari demi hari minggu demi minggu bulan demi
bulan tahun demi tahun peradaban Negara kita tercinta Indonesia akan semakin berkualitas dengan
13. ditunjukan oleh para pemuda – pemudi nya yang terus melakukan inovasi – inovasi terbarukan dalam
berkarya dan memiliki nilai plus dilingkup nasional maupun internasional.
Hidup Indonesia ! Allahhu akbar !
Jazakallah
- Ilham Wira
14. Mengendalikan Pedang Bermata Dua
Remaja, sebuah kata yang mendeskripsikan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa.
Sebuah kata yang melambangkan perkembangan jasmani dan rohani seorang manusia. Sebuah
kata yang menyimbolkan pedang bermata dua, yakni pedang yang dapat memberantas musuh
(menguasai nafsu), yang dapat pula berbalik merusak pemakainya (dikuasai nafsu).
Remaja di Indonesia sekarang ini adalah remaja yang--menurut pemateri di acara Menara
Salman-- sudah cepat balig tapi belum akil. Balig disini bermaksud jasmaninya sudah
berkembang di umur-umur yang lebih muda dari umur normalnya, baik dari segi proporsi tubuh,
suara, maupun tanda-tanda seksual seperti mimpi basah untuk laki-laki dan menstruasi untuk
perempuan. Namun, remaja-remaja yang cepat sekali balig ini ternyata tidak bersamaan akilnya,
atau dengan kata lain kedewasaan mentalnya. Sifat kekanak-kanakan masih ada di dalam diri
mereka walaupun secara fisik mereka sudah mulai dewasa.
Remaja tidak akan bisa berbuat apapun dengan benar tanpa ada kedewasaan mental atau akil.
Mereka hanya akan terombang-ambing oleh kehidupan mereka, terlalu terlena dengan
kesenangan dunia, dan terlalu lemah untuk menanggung kerasnya kehidupan. Kebanyakan
output dari hal ini pun buruk sekali. Dapat kita lihat di media cetak, televisi, maupun media
digital, bahwa ada saja kasus yang melibatkan remaja sebagai tersangka. Mulai dari aborsi,
kecanduan narkoba, sampai kasus geng motor yang isinya adalah remaja SMA. Semua ini
berasal dari satu hal: tidak terasahnya sifat akil.
Penulis sendiri merupakan satu di antara jutaan remaja di Indonesia yang semakin menyentuh
masa dewasa. Masih sangat terasa perkembangan jasmani dan rohani, terutama dari gejolak
pikiran dalam hati. Terkadang, dorongan berbuat buruk muncul di saat kekosongan terjadi di
hari-hari penulis, hingga simbol pedang bermata dua itupun bukannya mustahil untuk dirasakan
oleh penulis. Penulis yakin, banyak pula jutaan remaja lain yang mengalami gejolak seperti yang
penulis rasakan di masa awal-awal keremajaan mereka, dan hal tersebut hanya dapat diatasi
dengan pembinaan fundamental yang berlandaskan keislaman, sebuah landasan yang benar di
antara landasan-landasan lain yang justru mengacaukan pemikiran remaja.
Pembinaan menjadi ajang aktualisasi diri yang sejatinya dibutuhkan oleh remaja. Pembinaan
dapat meningkatkan kedewasaan mental seorang remaja, dan mengasah akal mereka agar bisa
membedakan mana yang benar, mana yang salah, mana yang diperintahkan Allah, dan mana
yang dilarang oleh Allah. Urgensi pembinaan sudah mencapai titik di mana tanpa adanya
pembinaan, maka masa depan Indonesia, terlebih lagi agama Islam, akan semakin hancur
tergerus derasnya 'guyuran' paham dan budaya yang jauh menyimpang dari agama Islam. Tanpa
adanya pembinaan, maka sebaik-baik remaja hanya dapat mengurus dirinya sendiri, tanpa
15. memiliki rasa persaudaraan sesama muslim, tanpa memiliki kesadaran membantu orang lain, dan
pastinya, tanpa kesadaran memaknai arti 'Laa ilaaha illallah' di kehidupan sehari-harinya.
Selain dapat mengancam, remaja juga punya potensi untuk berkarya, memajukan mulai dari apa
yang ada si sekelilingnya, sampai akhirnya menjadi pemimpin besar di masa mendatang.
Contohnya Ali bin Abi Thalib yang sejak kecil sudah sering bersama dengan Rasulullah,
sehingga Ali pun dibina dengan sangat baik oleh Rasulullah di masa remajanya. lalu hasilnya? Ia
menjadi khalifah keempat! Namun, apakah semua remaja dibina langsung oleh Rasulullah?
Tentu tidak. Oleh karena itu, tanpa pembinaan Islam yang sesuai, akan seperti apakah dia
sebagai pemimpin? Dapatkah ia menjadi harapan bangsa dan umat Islam? Atau hanya menjadi
harapan partai politiknya saja? Itu juga yang perlu diluruskan. Pembinaan keislaman ini
fundamental demi menyelaraskan potensi dan produktivitas yang dimiliki remaja pada koridor
yang benar, sehingga outputnya juga tidak dangkal dan singkat, namun dalam, efektif, dan
berkepanjangan.
Penulis sendiri merasakan adanya perbedaan dari yang namanya 'coba-coba' membina secara
mandiri, dengan benar-benar mengikuti pembinaan yang jelas. Pembinaan yang jelas sangat
berguna memfasilitasi keingintahuan dan potensi peserta pembinaan, dan terlebih lagi, adanya
komunikasi dua arah antara yang dibina dengan pembina yang sudah berwawasan luas juga
memperjelas hal-hal yang telah disampaikan.
Pembinaan Islam yang fundamental ini, jika tercapai maka outputnya adalah remaja yang siap
menghadapi apa yang ada di depannya, remaja yang tangguh menghadapi cobaan, dan remaja
yang tegas menjauhi keburukan. Pembinaan lain seperti keorganisasian atau akademik pun dapat
dijalankan dengan terarah dan maksimal outputnya. Dengan bekal pembinaan Islam, maka sang
remaja akan bisa memilah hal yang benar dan salah di seluruh aspek kehidupannya, dan dengan
keaktifan serta potensi yang dimiliki, maka lengkaplah remaja tersebut. 'Pedang' yang penulis
sebutkan di awal tadi pun sudah dapat dijinakkan oleh sang remaja, dan jadilah ia calon
pemimpin yang diharapkan bagi bangsa dan umat Islam.
- Naufal Aulia Aziz
16. Pembinaan Remaja, Faktor Utama dalam Mempersiapkan
Penerus Bangsa
Pembinaan generasi muda merupakan salahsatu faktor yang menentukan pembangunan bangsa di
masa yang akan datang. Sebagai penerus perjuangan dalam pembangunan nasional, generasi muda
dalam hal ini yaitu remaja memerlukan pembinaan baik fisik maupun mental spiritualnya.
Perkembangan akibat dari perubahan ekonomi, tranformasi, telekomunikasi, politik dan
pendidikan secara global akan ikut banyak mengalami berbagai proses perubahan dalam bidang
kehidupan masyarakat termasuk remaja. Remaja merupakan tonggak kehidupan berbangsa dan
bernegara merupakan faktor penting yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan.
Pada masa remaja, terutama pada masa pertumbuhan merupakan masa penuh gejolak emosi dan
ketidak seimbangan. Segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan remaja tidak dapat
terlepas dari lingkungan dimana remaja itu hidup dan berkembang. Pada usia remaja pengaruh
yang bersifat negatif atau pelanggaran moral sangat mudah terjadi, mereka bebas memilih dengan
kehendaknya tanpa menginginkan pengawasan atau peraturan dari orang tua. Perkembangan
pribadi dipengaruhi oleh berbagai persoalan serta perubahan atau pertumbuhan jasmani dan emosi
mental pada saat usia remaja.
Masa remaja merupakan masa yang mengalami banyak perubahan, karena pada masa tersebut
mereka belum memiliki identitas yang mantap. Remaja cenderung melakukan perbuatan yang
dianggapnya baik, meskipun bagi orang lain belum tentu dianggap baik.
Dalam Islam, istilah remaja tidak ditemukan, tetapi terdapat kata Baligh yang menandakan
seseorang tidak disebut kanak-kanak lagi, Istilah baligh dalam pengertian di atas adalah
menentukan umur bagaimana seseorang mempunyai kewajiban dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari yang berlandaskan agama Islam. Istilah Akil Baligh inipun, memberikan pengertian
dimana seseorang telah bertanggung jawab atas perbuatannya dalam masalah pahala dan dosa
(Daradjat, 1975:8)
Kita harus mengerti bahwa masa remaja adalah penghubung antara masa anak-anak menuju
dewasa yang harus memiliki prinsip dan tanggung jawab hingga dapat berpikir matang. Masa-masa
ini akan ditempuh dengan waktu yang cukup panjang dan tidaklah selalu stabil, dan untuk
menjaga kestabilan melalui pendidikan formal saja tidak cukup.
Maka dari hal tersebut, bagaimana solusinya? solusinya yaitu dengan pembinaan remaja. Remaja
sangat memerlukan pembinaaan, karena pada dasarnya kita memerlukan pegangan dalam
kehidupan. Kita sedang berada dalam proses pendewasaan dan kelak akan hidup bermasyarakat.
Fisik dan mental seharusnya digunakan untuk hal-hal produktif dari mulai masa remaja. Usia
remaja merupakan usia dengan pemikiran yang kreatif, fisik yang kuat, semangat yang tinggi.
Apa jadinya apabila potensi remaja diabaikan tanpa ada pembinaan dan pemahaman bahwa usia
kita saat ini sedang berada dalam masa “keemasan”? sungguh sangat disayangkan jika seandainya
kita melewati masa remaja tanpa ada arah dan tujuan yang jelas. Banyak orang tua berkata, “masa
anak-anak dan remaja lebih mudah menyerap ilmu dan pelajaran dibandingkan dengan orang tua”.
Hal tersebut menggambarkan bahwa generasi masa depan tergantung pada remaja saat ini, jika
kita ingin mengetahui bagaimana peradaban dan masa depan yang akan dicapai sebuah bangsa
maka kita bisa melihatnya dengan cara “melihat remajanya saat ini”.
17. Pembinaan remaja merupakan cara yang efektif dan terbaik dalam mempersiapkan generasi
penerus masa depan bagi bangsa dan agama. Karena dalam pembinaan bukan hanya memberikan
ilmu pengetahuan yang diharapkan tetapi lebih dari itu, yaitu pembelajaran akan sikap moral dan
akhlak yang baik. Melalui proses pembinaan akan menjadi harapan agar menjadi tauladan bagi
generasi mendatang. Pembinaan yang dilakukan harus mencakup segala hal baik sikap, moral,
perilaku, kepribadian, agama, hingga mencapai kemandirian. Selain itu dengan pembinaan pula
proses akil dan baligh dapat tercapai secara seimbang. Siapa lagi yang ajan melanjutkan estapet
bangsa ini kalau tidak dari kalangan remaja. Karena remaja sebagai calon generasi penerus bangsa
merupakan asset masa depan yang harus dipersiapkan melalui pembinaan.
- Luthfi Muzakir
18. Remaja Muslim vs Remaja Ke “kinian” ?
Remajaa ?? Tingtong yang kebayang sekarang cuman anak alay, galau, ababil (abege labil),
selfie, pacaran, pakaian dan tas bermerk, mendewakan artis, twitter, instagram, path, facebook -.-
dan semua tentang kebiasaan remaja saat ini. Padahal tantangan dunia semakin meningkat,
hedonisme, sekularisme, sampe liberal. Coba deh kita flash back sama sejarah islam yang notabene
punya remaja atau pemuda yang keren banget contohnya aja Muhammad Al fatih sang penakluk
konstantinopel (sekarang istanbul) yang terkenal begitu masyur di dunia. Muhammad Al-fatih naik
tahta ketika ia berusia 19 tahun. 19 tahun loh, kita ? udah ngapain aja selama 19 tahun ?
Sejak kecil beliau telah mengamati usaha ayahnya dan umat Islam dalam menaklukan
konstantinopel, sehingga timbul keinginan kuat dalam benaknya untuk dapat melanjutkan usaha
tersebut dan menaklukan Konstantinopel, ini yang perlu ditiru remaja kita saat ini ambisi yang
kuat untuk meraih kesuksesan dunia akhirat bukan ambisi yang kuat untuk mendapatkan si “doi”
ya guys. Karena secara harfiah jodoh akan datang di waktu dan suasana yang tepat hehe, so gaperlu
capek-capek ngurusin gebetan atau pacaran dulu deh.
Jauh di masa hidupnya, Rasulullah selalu menyerukan pada para sahabat bahwa
Konstantinopel akan jatuh di tangan umat Islam pada suatu masa, di bawah pimpinan seorang
pemuda terbaik dan pasukan terbaik. Sehingga umat muslim yang kala itu sedang berperang,
menjadi begitu semangat mendengar seruan Rasulullah tersebut, yang menyatakan Islam akan jaya
dengan takluknya salah satu Kota Termahsyur pada masa itu di bawah pimpinan seorang pemuda
muslim terbaik.Tuh keren banget engga sih ? beda banget sama remaja muslim di indonesia
sekarang.
Muhammad al fatih kecil telah terbiasa menghafal al-quran dia tumbuh menjadi pemuda
yang kuat, cerdas, memiliki pribadi yang santun dan sangat pemberani. Muhammad Al fatih lahir
jauh sebelum sosmed lahir loh ? jauh sebelum adanya mie instan, sebelum adanya google, beliau
lahir saat menuntut ilmu perlu perjuangan yang begitu kerasnya. Belum ada LKS belum ada
modem internet dan semua fasilitas yang memudahkan kita untuk belajar, tapi bukankah dia tetap
bisa menunjukkan prestasi yang begitu gemilang ? menaklukan konstantinopel yang terkenal
dengan daerah yang sangat kaya dan terkenal sangat sulit untuk ditaklukan tapi, dia tetap bisa
menunjukkan prestasinya yang paling penting dia tetap eksis guys sampe sekarang tanpa harus
update foto-foto keberhasilannya di instagram. Karena bintang akan tetap bersinar meskipun
berada di gelapnya malam
Remaja muslim itu bukan yang rajin nge post di instagram kalo kita udah qurban, bukan
yang riya di setiap status facebooknya kalo kita udah sodaqoh, bukan yang bangga ngeliatin
moment gak pake kerudungnya di path, bukan yang melempem keberaniannya dalam menegakan
kebenaran, tapi remaja muslim itu adalah agent of change agen perubah masa jahiliyah menjadi
masa terang benderang, perubah negeri yang carut marut menjadi negeri yang disegani dan dicintai
negara lain, perubah pemikir-pemikir angkuh menjadi pemuda pemikir (berprestasi) yang santun
dan tetap dicintai, perubah generasi bodoh menjadi generasi yang cerdas, mampu berkreasi dan
berkompetisi. Karena saat ini kompetitif kita bukan hanya dari maksiat atau nafsu belaka, tapi dari
golongan kiri yang tidak ingin islam menjadi jaya bahkan dari golongan kanan yang selalu
menginginkan hanya dirinya yang paling benar. Kompetisi ini yang akan menunjukan apakah kita
remaja pejuang muslim sejati atau hanya remaja yang abal-abal yang punya hobi cuman
nongkrong, shoping, galau, main sosmed dan tak bermanfaat. Sungguh ini pilihan, jalan menjadi
19. muslim yang sejati dan punya visi dan misi yang jelas akan banyak rintangannya dibanding jalan
menjadi seorang remaja biasa yang hanya akan menunggu masa tua nya dan sia-sia. Dan kenapa
jalan menjadi muslim sejati itu sulit ? karena Surga adalah hanya untuk orang yang membayar
premi dengan lunas (saya kutip di film :D) dan guys kalian pasti tau premi apa yang harus kita
bayarkan supaya kita bisa masuk surga ? ya ketaatan kepada Allah lah yang bisa kita bayarkan
agar kita dapat surga nya Allah.
Well, dari cerita muhammad al fatih tadi kita udah dapet banyak pelajaran. Remaja muslim
itu, bukan cuman remaja yang rajin sholat doang loh tapi juga remaja yang punya akhlak yang
baik, santun, pribadi yang kuat, pemberani, punya ambisi kuat, cerdas, dan tentunya punya visi
dan misi yang jelas dalam memperjuangkan agama nya. Karena islam bukan hanya untuk dirimu
tapi islam untuk kita semua . Jadi sekarang bukan cuman aku yang harus mendapat indahnya
islam tapi kita dan mereka yang juga harus menikmati indahnya perjuangan dan nikmatnya Iman.
Yuk jadi muslim yang bermanfaat untuk orang banyak
- Triyanuari Puspa Dewi
20. Dan Aku Selalu Dijaga
Oleh: Nurida Luthfiyani
Saya selalu bersyukur dibesarkan dalam sebuah keluarga yang menganut agama islam.
Apalagi setelah masuk sekolah yang berbasis islam. Pemahaman saya mengenai islam menjadi
lebih baik. Maklum, keluarga saya bukanlah keluarga dengan nuansa islam yang sangat kental.
Sehingga pengetahuan menganai islam lebih banyak saya dapat dari luar rumah.
Saya berjilbab sejak saya kelas satu SMP. Itupun belum istiqamah, saya masih sering keluar
rumah tanpa mengenakan jilbab. Karena saya masih berpikir jika mengenakan jilbab bukanlah
suatu kewajiban. Setelah masuk sekolah islam, saya mendapat benyak pengetahuan bahwa
mengenakan jilbab itu wajib seperti yang telah diajarkan dalam Al Quran surat An-Nur ayat 33
serta Al Ahzab ayat 59. Berjilbab itu disyariatkan bagi wanita muslim dengan jilbab yang menutup
hingga dada. Hal tersebut merupakan pengingat bagi saya. Lalu saya mulai memperbaiki diri
memperbaiki cara berjilbab saya hingga yang sesuai yang disyari’atkan.
Sungguh, tuntunan islam bertujuan menjaga muslimah. Dengan jilbab, seorang muslimah
akan dikenal oleh orang-orang yang melihatnya. Disebutkan bahwa seorang wanita, diselubungi
oleh setan baik depan maupun belakangnya. Sehingga besar kemungkinan dengan melihat wanita
saja, seorang laki-laki dapat terangsang syahwatnya, apalagi melihat wanita yang “terbuka”. Jilbab
dan segala tuntunan muslimah untuk berpakaian setidaknya akan mengurangi potensi seorang
wanita menimbulkan syahwat pada laki-laki. Sekadar tambahan keuntungan saja, para wanita yang
biasanya sangat mengkhawatirkan penampilan mereka seharusnya akan lebih tau bahwa dengan
berjilbab, rambut mereka akan senantiasa terjaga dari polutan yang ada di luar. Sehingga
kemungkinan rambut mereka untuk rusak misalnya kering, bercabang, kusam dan merah sangat
kecil. Sehingga berjilbab dan berpakaian tertutup memberikan keuntungan yang sangat besar bagi
wanita.
Tidak hanya dari segi pakaian, pergaulan sesama muslim juga diatur dalam islam. Bukan
semata-mata bertujuan untuk membatasi ruang gerak, namun hal ini bertujuan agar muslim dapat
menempatkan diri mereka dengan baik sehingga dapat menjaga kehormatan mereka. Kita tetap
dapat bergaul dengan siapapun. Namun, dalam pergaulan kita juga harus memerhatikan norma
yang berlaku sehingga tidak melanggar batas.
Suatu istilah dalam pergaulan islam yang termasuk baru saya kenal adalah hijab, yaitu
batasan antara laki-laki dengan wanita. Bagaimana wanita dan laki-laki yang bukan mahram tidak
boleh berdua-duaan serta tidak boleh ada kontak fisik. Hal ini baru saya kenal setelah saya masuk
sekolah islam. Sebelumnya saya sangat tidak peduli dengan hijab dengan laki-laki ini karena
ketidaktahuan saya. “Plak-plok” dengan lawan jenis adalah hal yang sudah biasa saya lakukan.
Teman-teman saya yang berpacaran dengan yang bukan mahramnya sudah saya anggap sebagai
fenomena yang biasa. Pada waktu itu, orang tua saya melarang saya berpacaran. Saya anggap
larangan tersebut “hanya sekadar larangan” yang bahkan jika orang tua saya ditanya “mengapa”,
jawaban mereka juga hanya “yang penting jangan” yang membuat saya tidak terlalu menganggap
pacaran saat itu sebagai hal yang tidak baik jika tidak melibihi batas.
Semuanya terjawab setelah saya masuk sekolah islam dan mendapat kajian mengenai
batasan pergaulan antara kaki-laki dan wanita yang bukan mahram. Ternyata, “plak-plok” dengan
21. lawan jenis yang biasa saya lakukan tidak diperbolehkan jika dengan orang yang bukan mahram.
Hal tersebut bukan semena-mena melarang, namun menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti timbulnya syahwat laki-laki seperti di atas. Jika “plak-plok” saja tidak boleh, apalagi
dengan pacaran? Hubungan antara lawan jenis yang bukan mahram ini jelas tidak diperbolehkan.
Dari yang hanya status dan berdalih “kami tidak melakukan apapun, bergandengan pun tidak”
hingga yang melakukan lebih dari bergandengan. Pacaran dapat menjerumuskan orang-orang yang
melakukannya pada perbuatan zina yang dilarang keras oleh islam. Walaupun pada awalnya “tidak
melakukan apapun”, namun manusia merupakan makhluk yang tidak akan puas dengan keadaan
statis yang ia miliki. Ia akan selalu berusaha menuntut lebih, hingga akhirnya zina dapat terjadi.
Sehingga larangan orang tua saya yang awalnya saya nggap “hanya sekadar larangan” memiliki
makna yang sangat mendalam.
Namun setelah lulus dari sekolah islam tersebut dan memasuki bangku kuliah yang ternyata
didominasi oleh kaum adam, saya merasa sulit menjaga batasan tersebut. Melihat sepasang sejoli
yang bukan mahram bergandengan hingga berpelukan menjadi fenomena yang asing bagi saya.
Sekolah saya membentuk siswa-siswa yang ada di dalamnya menjadi homogen. Menjadi seolah-olah
semua disetting baik. Sehingga ketika membaur dengan lingkungan umum, saya merasa
belum terbiasa berada dalam lingkungan yang heterogen. Seiring berjalannya waktu, berkenalan
dengan mereka membuat identitas saya sebagai muslimah mulai dikenal. Mulai dari mereka yang
tidak lagi “plak-plok” pada saya seenaknya hingga memberi jalan kepada saya untuk lewat di
antara kerumunan mereka.
Saya sangat bersyukur menjadi seorang muslimah. Islam dan ajarannya sangat menjaga saya
untuk tidak terjerumus dalam hal-hal yang dapat merugikan diri saya sendiri. Di saat memasuki
masa remaja, banyak anak galau bingung memilih pergaulan dan karena tanpa tuntunan yang benar
mereka dapat saja terjerumus dalam pergaulan yang salah. Islam membimbing saya agar dapat
menemukan pergaulan yang benar. Islam memberikan bimbingan ummatnya untuk tetap bertindak
sesuai koridor yang ditetapkan islam agar dapat menggapai ridha-Nya. Dan saya pun merasa selalu
dijaga Allah dengan ajaran yang telah ditetapkan-Nya.
- Nurida Luthfiyani
22. REMAJA : SIAPA KAMU JIKA TIDAK DENGAN ISLAM ?
Oleh : Andri Prayogi
Pendahuluan
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata remaja ? apakah fisik yang kuat ? atau
seorang pemikir yang ideal ? Berbicara tentang remaja, selalu mendapat tanggapan yang
beraneka ragam. Sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru
cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan,
tindakan kriminal seperti pencurian, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan
yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.
Miris memang dan sangat mengerikan !
Padahal sebagai generasi harapan bangsa, remaja diharapkan kelak menjadi pemimpin
yang akan membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi bangsanya. Namun dengan kondisi remaja
seperti yang tergambar di atas, bagaimana kita bisa berharap banyak pada kaum remaja? Tak bisa
terbayangkan bagaimana kondisi negara kita di masa depan bila kaum remaja sekarang ini
berperilaku menyimpang, malas, semaunya sendiri, tidak mengindahkan moral dan etika, serta
melanggar hukum.
Maka dari itu, perlu adanya upaya pembentukan karakter muslim yang kuat dan tangguh
agar para remaja dapat terbentengi dari hal-hal yang bersifat negatif yang dapat menjerumuskan
mereka kedalam jurang kenistaan semata.
Pembentukan karakter remaja islam
Dalam membentuk karakter remaja islami yang cerdas, mandiri, tangguh, berakhlakul
karimah, amanah, dan tawadhu tidak hanya dilakukan melalui pendidikan formal seperti di sekolah
atau pesantren. Pendidikan dan penanaman nilai-nilai islami justru dimulai dari lingkungan
keluarga. Dalam hal ini orang tua memikul tanggung jawab dan peran utama mendidik anak. Orang
tualah yang menentukan mau dijadikan seperti apa dan akan diarahkan ke mana, inilah yang
sebenarnya menjadi persoalan.
Allah swt berfirman: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya Shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada
Allah).”(QS. Al-An’am: 162-163). Setelah pelajaran tauhid ini tertanam kuat pada diri sang anak,
barulah kemudian diajarkan tentang akhlak, ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan segala hal yang
menyangkut kehidupan di dunia. Mengenai pendidikan akhlak ini kita bisa mencari referensi pada
akhlak dan kepribadian Rasulullah saw. Karena Nabi Muhammad saw adalah sebaik-baik manusia
di muka bumi ini. Pada dirinya terdapat uswatun hasanah (suri tauladan yang baik).
Remaja : siapa kamu jika tidak dengan islam ?
Menyeru kepada yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah dari perbuatan munkar merupakan
identitas seorang muslim. Itu sebabnya, Islam begitu dinamis dalam menekankan dakwah sebagai
strategi dalam membina remaja, dakwah hari ini menjadi sarana sekaligus senjata untuk
membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian Islam kita.
23. Islam dan dunia remaja memiliki keterkaitan yang sangat erat. Islam telah mengatur segala
perilaku, etika pergaulan, adab berpakaian, serta adab-adab remaja dalam Al-Qur’an serta sunnah
Rasulullah. Terpenting untuk menyerahkan diri kepada Allah segala urusan dan memperkuat
ibadah-ibadah yang makin mengeratkan hubungan dengan Allah sehingga lebih bisa menjaga diri
dari perbuatan yang mendekati zina, yang diharamkan Allah. KepadaNya lah saja kita
bertawakkal. Wallahu alam bishawab
24. MEMBINA REMAJA ITU PENTING
Remaja di mata islam sudah tentu menjadi tonggak kesuksesan islam, karena remaja islam
merupakan penerus bagi islam. Pada saat ini sangat penting sekali dalam membina remaja islam,
hal ini di karenakan pergaulan zaman sekarang banyak pergaulan remaja yang tidak bermoral dan
beretika. Islam di mata remaja hendaknya dijadikan panutan dan tuntunan dalam menjalani hidup,
karena apabila remaja menjalankan syari’at Islam dengan sebagaimana mestinya, maka muncullah
generasi muda penerus perjuangan Islam yang handal dan Insyaallah diridhoi oleh Allah. Contoh
pergaulan yang menurut saya tidak beretika adalah pacaran, pacaran sudah di anggap lumrah oleh
para remaja, mereka berpikir itu adalah hal yang biasa. Dulu pengalaman saya saat SMA, saya
pernah pacaran dan pemikiran saya tujuan punya pacar itu agar saya semangat belajar tapi nyatanya
itu hanya mengganggu konsentrasi belajar saya. Mengganggu konentrasi belajar mungkin itu
adalah salah satu hal kecil dari negatifnya pacaran, mungkin lebih banyak lagi. Pergaulan bebas,
mabuk-mabukan, judi, pakaian remaja wanita yang mungkin bahasa kasarnya “kurang bahan”, itu
adalah contoh pergaulan remaja zaman sekarang yang tidak beretika. Memang tidak semua remaja
seperti itu, tapi itu hanya rata-rata.
Oh iya ada hadis Rasullullah yang bunyinya “Orang Mu’min yang paling sempurna
imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya” (HR. Ahmad). Dalam hal ini
menunjukkan bahwa akhlak adalah tolak-ukur dari iman seseorang. Remaja yang beriman adalah
yang berakhlak baik. Nah, masa sekarang adalah masa yang krisis akhlak. Dalam artian sulit sekali
mencari remaja-remaja yang berakhlak baik. Kebanyakan remaja sekarang tidak mau berkiblat
pada Rasulullah SAW, melainkan kepada idola-idola mereka seperti band-band terkenal, artis
sinetron, dan lain sebagainya. Itu menunjukkan bahwa iman mereka kepada Nabi Besar
Muhammad SAW mulai memudar. Padahal Rasulullah lebih memiliki andil yang lebih besar
dalam kehidupan Islam dibandingkan idola mereka tersebut.
Penyebab mereka seperti itu adalah kurangnya perhatian dari orang tua, kurangnya
pembinaan dan pemahaman mengenai syariat islam dan juga kurangnya mempelajari ilmu agama
islam. Para orangtua zaman sekarang mereka lebih senang melihat anaknya lebih dalam
mempelajari ilmu dunia, di bandingkan ilmu akhirat. Padahal ilmu dunia dan ilmu akhirat itu dua-duanya
penting untuk di pelajari dan harus seimbang. Kurangnya ilmu agama islam di kalangan
remaja itulah yang menyebabkan banyaknya pergaulan bebas di kalangan remaja serta kritisnya
moral remaja. Maka dari itu sangat penting sekali membina remaja, agar para remaja tidak terbawa
dengan arus pergaulan bebas zaman sekarang.
Pembinaan remaja sebenarnya bisa di lakukan di mana saja, contohnya adalah kita mengikuti
organisasi yang positif bukan hanya organisasi di sekolah tapi juga di lingkungan masyarakat
sekitar. Untuk di sekolah mungkin kita bisa mengikuti rohis, OSIS, Pramuka, dll. Untuk di
lingkungan masyarakat sekitar contohnya Karang Taruna atau mengikuti organisasi remaja masjid
di lingkungan sekitar rumah.
Di organisasi tersebut walaupun tidak di bina secara langsung, tapi setidaknya ketika kita
aktif di organisasi tersebut maka secara tidak langsung karakter kita di bina. Karena ketika kita
berorganisasi kita di wajibkan untuk bertanggung jawab.
Pentingnya pembinaan remaja agar mereka tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas,
karena mereka itu adalah penerus bagi bangsa, penerus bagi islam, dan juga penerus bagi orangtua
mereka.
Sudah selayaknya mereka lebih memperhatikan negeri ini, membanggakan negeri ini dengan
prestasi mereka, karena mereka adalah penerus. Itulah alasan mengapa pentingnya dalam membina
25. remaja, karena mereka mudah terpengaruh dengan perkembangan zaman dan juga pengaruh
lingkungan.
Mungkin hanya itu yang bisa saya tulis, mohon maaf jika masih ada kekurangan atau ada kata
yang tidak nyambung. Namanya juga masih belajar, hehe.
Wassalamu’alaikum WR.WB
Oleh: Pilan Iswuri
26. Roda kehidupan
Karya : Annisa Rizky. L
Perjalanan nan jauh.. menelusuri bagian dari lorong waktu yang terbatas namun, begitu banyak
cerita di dalamnya. Entah kau akan buat apa cerita kehidupanmu.. akan kau bawa hidupmu ini menjadi
rangkaian cerita indah, atau mungkin sebaliknya, kau akan isi dengan cerita yang kelam... ya, tentunya
konotasi kalimat ”indah” dan ”kelam” setiap jiwa manusia memeiliki sudut pandang yang berbeda, ada
yang beragumen indah itu adalah memiliki keluarga yang harmonis, bergelimang harta atau setiap apa yang
dia inginkan terwujud, dan kehidupan yang kelam itu kita umpamakan kebalikan dari hal-hal hidup yang
indah...
Sebagai seorang hamba, dan juga Alhamdulillah sebagai seorang muslim&muslimat, apa yang
telah Allah SWT berikan kepada kita salah satunya ialah kehidupan didunia ini alangkah baik dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya tentu karena kita seorang yang beriman dan InsyaAllah bertaqwa kepada Tuhan,
Agama dan Rasul-rasulnya, kita jalani sesuai dengan pedoman yang telah Allah SWT berikan.. bukankah
kehidupan di dunia ini hanya batu pijakan, mimpi yang sesaat untuk kehidupan yang kekal abadi di surga..
Allah berfirman : Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q.S. Al-Ashr: 1-3)
Seperti kutipan salah satu ayat Al-qur’an diatas, sangat merugilah orang-orang yang tidak
memanfaatkan waktu dalam hidupnya.. dalam hidup ini ada fase-fase produktivitas seorang manusia,
menurut salah satu survei yang saya pernah ketahui fase terbaik dari kehidupan ini ialah saat kita anak-anak
dan remaja.. kenapa ?? karena di masa tersebut kita lebih banyak potensi yang dapat dipelajari,
dikembangkan dan bahkan dapat mempengaruhi hal-hal disekitar kita.. sebagai seorang remaja dan
mahasiswi saya pernah mengikuti orientasi kampus dan ada moment dimana saya mengucapkan janji,
yaitu janji mahasiswa dan dari salah satu makna dari pengiklaran tersebut bahwa mahasiswa adalah agent
of change atau agen perubahan.. apa arti kalimat tersebut.. menurut saya artinya ialah sebagai seorang
yang telah berada di piramida pendidikan yang bisa dibilang tinggi dari sebelumnya tentu kita telah
melewati fase-fase sebelumya, kita diharuskan berfikir kritis, bersikap bijakasana akan perubahan-perubahan
yang terjadi baik outside or inside..
Untuk mengukir kehidupan yang indah sesuai dengan ajaran islam ada beberapa langkah
InsyaAllah yang dapat membantu mewarnai indah nya hidup ini...
1. berusaha
Setiap orang telah Allah SWT berikan rasa didalam hatinya, menggetarkan jiwanya saat
mengingatnya.. mimpi, cita-cita, passion adalah bentuk kata yang mengartikan hasrat rasa itu..untuk
menuntun mereka merangakai getaran keinginan tersebut kita ilustrasikan seperti berikut.. seseorang
yang mengharapkan mendapat seorang pasangan (istri/suami) yang cerdas, taat beribadah, baik dalam
berprilaku, tetapi orang tersebut malas-malasan dalam bekerja, sering mendzolimi dirinya seperti
jarang beribadah, dan hanya diam berharap semua itu tercapai tanpa usaha, bukankah mustahil
mendapatkan kriteria pasangan yang ia inginkan.. bukankah ada pepatah mengatakan.. pasangan kita
adalah ”cerminan diri kita” jadi berusahalah dahulu memperbaiki diri kita sendiri, bukankah Allah
SWT senang dengan orang-orang yang mau berusaha melakukan kebaikan dalam hidupnya.. Allah
berfirman : Demikianlah sebenarnya Kami membalas orang-orang yang mengerjakan kebaikan. (Q.S
As-Saafaat : 131)
27. 2. Berdoa
Allah SWT sangat cinta kepada umatnya yang selalu meminta kepada-Nya, sebagai manusia yang
lemah tentunya kita memohon petunjuknya, setelah kita berusaha kemudian kita memohon agar
diberikan terbaik.. ya agar tidak melangkah di dunia ini dengan kebutaan dan jatuh kedalam jurang
kesesatan
3. Bersabar dan Ikhlas
Ada hal-hal yang tidak disadari dalam kehidupan ini, saat diri ini jauh dari-Mu
Ya Rabb, setelah berusaha dalam meraih cita-cita, hingga mengguras fisik dan pikiran, pengorbanan
materi yang banyak namun hasilnya tidak sesuai apa yang diharapkan.. Saat emosi menguasai jiwa ini,
meragukan kuasa-Mu semakin menjauhlah diri ini dari-Mu.. Naudzubillahimindzalik..
sebagai seorang remaja muslim&muslimat ketika kita dihadapkan masalah seharusnya kita bersyukur
karena ini menjadi ladang pahala, yaitu dengan cara bersabar menjalaninya dan ikhlas dalam menerima
yang telah Allah SWT tetapkan kepada kita. Seperti cerita Nabi Ibrahim yang selama berpuluh-puluh
tahun lamanya menantikan kehadiran seorang anak, beliau tetap berdoa dengan rasa sabar.. bahwa
beliau percaya bahwa Allah SWT mengetahui apa yang terbaik baginya, kemudian Allah SWT
mengabulkan doa beliau namun cobaan tak sampai berhenti disitu, kemudian Allah SWT menguji
kesetiannya dan rasa cinta dengan adanya mimpi bahwa anak yang ia cintainya Ismail tersebut harus
disembelih, dengan rasa Ikhlas dan rasanya cintanya kepada Tuhan, keduanya melaksanakan apa yang
Allah SWT perintahkan, begitu besar pengorbanan mereka hingga Allah menyuruh Nabi Ibrahim
mengatikannya dengan seekor kambing . sungguh bentuk cobaan kesabaran dan keikhlasan yang begitu
besar dibandikan kita yang menghadapi masalah seperti ini menggeluh dengan luar biasa.
Dari ketiga aspek tadi kita renungkan dan alangkah baiknya kembangkan menjadi hal positif bagi
diri kita dan orang-orang sekitar kita, bukankah sangat indah berjalan sesuai perintah-Nya, membuat
kebaikan untuk semua..
Sahabatku tak ada kesedihan yang diciptakan oleh Tuhan, Allah SWT hanya menciptakan
kegembiraan. Karena pada hakikatnya hidup bergembira ria menuju surga-Nya tentu dengan aturan-aturan
yang perlu ditaati. Nasib setiap oarang adalah bahagia dengan jalan yang berbeda.. Masalah-masalah
hanya akan memperkuat kehidupan mu kelak.. tersenyumlah dengan apa yang kau hadapi..
walaupun disisi lain aku tak dapat selalu berada disisi mu.. hanya untaian doa yang dapatku panjatkan
untuk kebahagiannmu.. Salam cinta untuk sahabat-sahabatku dari Anis I love U all
28. Bersama Teman yang Menguatkan
Malam ini, gema takbir menggema di seluruh penjuru negeri. Jutaan umat tak henti-hentinya
menyerukan asma Allah. Menggetarkan hati. Takbir tak akan berhenti hingga fajar datang
menjelang, hingga satu dua tiga hari kemudian, dan akan berulang di tahun yang akan datang.
Pasti. Selama belum kiamat. Selama masih ada umat muslim di dunia ini. Selama masih ada
pemuda Islam yang terus mempertahankan, melanjutkan, dan mengembangkannya.
Beeuuuh… Aku nulis apa barusan? *_* Halah, yang penting nulis!
Ya. Pemuda merupakan harapan bagi jutaan umat manusia karena pemuda adalah generasi
penerus yang akan melanjutkan tradisi, cita-cita, dan perjuangan para pendahulu. Apalagi seorang
pemuda Islam yang mau tidak mau harus menunjung nama baik Islam kapanpun dan dimanapun.
Sebagai seorang remaja Islam, saya sering merasa terpukul. Apa yang sudah saya berikan
untuk umat manusia? Apa yang sudah saya lakukan untuk agama saya? Rasulullah SAW.
bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia (lainnya)”. Sudahkah saya
menjadi sebaik-baik manusia?
Saya sering merasa lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa. Saya sadar bahwa motivasi
eksternal saya harus lebih kuat. Untunglah, masa remaja saya tumbuh di lingkungan yang sangat
mendukung dan saya memiliki teman-teman yang luar biasa. Mereka sering menguatkan saya di
saat lemah, mengingatkan saya di saat lalai, dan membantu saya agar kembali ke jalan yang lurus.
Mereka pernah mengenalkan sebuah doa yang luar biasa kepada saya, yaitu doa rabithah.
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul
untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam
rangka menyeru (dakwah di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syari’at-Mu, maka
kuatkan ikatan pertaliannya. Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya, dan
penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan
limpahan iman dan keindahan tawakkal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifah-Mu dan
matikanlah dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan
sebaik-baik penolong.
Sewaktu bersama mereka dulu, kami sering melantunkan doa tersebut. Saya selalu merasa
merinding ketika membaca doa tersebut. Dari doa tersebut saya menyadari bahwa teman sesama
muslim bukan hanya sebagai teman belajar, bergaul, dan ngobrol. Akan tetapi, bersama mereka
kita saling mendoakan, bersatu dalam kebaikan, dan bersatu untuk selalu taat dan berjuang di jalan
Allah.
Memilih teman yang baik dan sholeh sangatlah penting karena mereka memberikan
dampak yang cukup berarti bagi kita dan bersama merekalah kita akan berjuang di jalan Allah.
Dalam sebuah hadits, Rasululah SAW. menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman
yang berbunyi :
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ،
وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحً ا خَبِيثَة
29. “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau
bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum
darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun
tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim
2628)
Sungguh beruntung kita menjadi remaja yang dipertemukan dengan Islam. Kita tumbuh
dalam lingkungan yang baik serta memiliki teman yang akan selalu mengingatkan kita dalam
kebaikan dan kesabaran. Ketika kita lemah, mereka akan membantu untuk menguatkan kita.
Ketika kita lalai, mereka akan mengingatkan kita. Ketika kita mulai goyah, mereka akan
membimbing kita untuk kembali ke jalan yang benar. Dengan itu kita akan selalu terjaga dan
menjadi insan yang lebih baik lagi, serta kita akan merasakan betapa indahnya menjadi seorang
remaja Islam dengan segala rupa dan warna-warninya.
Namun, masih banyak remaja yang mungkin tidak seberuntung kita. Sebagian dari mereka
tidak tumbuh di lingkungan sebaik yang kita miliki. Sebagian dari mereka juga tidak memiliki
teman yang dapat menguatkan, mengingatkan, dan membimbing mereka. Bahkan, ada juga remaja
yang masih menyia-nyiakan masa mudanya dengan melakukan hal-hal yang tidak bermafaat.
Lantas apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa membaur dengan mereka dan menjadi teman yang
dapat memberikan cahaya baru bagi mereka, sehingga mereka juga akan merasakan betapa
indahnya menjadi remaja Islam.
Jadi, mari kita rapatkan barisan dan satukan langkah untuk menerangi remaja dengan
warna-warni Islam!
Bandung, 4-5 Oktober 2014
Hari Raya Idul Adha 1435 H
- Dzakiya Zhihrotulwida
30. ISLAM
Indahnya Senantiasa meLekat di hAti reMaja
Oleh: Bella Listya Prasadini FTSL 16614375
Tahun dimana setiap insan harus menemukan jati dirinya, menemukan kehidupan yang
sebenarnya bukan hanya hias cinta karena kekaguman insan lainnya. Tahun dimana terjadi gejolak
ketika hati harus menetapkan jalan hidup penggema masa depan. Jalan hidup untuk meniti
kehidupan, di saat hati tak tau kemana kita harus beradu, hanya satu yang wajib hukumnya kita
mengadu. Di saat bibir tak mampu berucap, hanya satu yang wajib kita ucap. Di saat tubuh tak
dapat lagi berbuat, hanya satu yang wajib kita perbuat. Mengadu apa? Mengucap apa? Perbuat
apa? Jawablah semua pertanyaan itu dengan hati yang suci, pikiran yang bersih, dan kondisikan
diri betapa hina insan ini dibanding Kuasa Yang begitu Agung.
Tahun dimana insan yang mulanya begitu tak berbentuk, abstrak di muka kini tumbuh
menjadi insan yang dapat menarik insan lain untuk mengaguminya. Remaja, tahun dimana masa
remaja mulai terasa, ketika inilah wajib hukumnya kita mengadu, mengadukan kegalauan hati
karena cinta kasih yang begitu dahsyat Lilla hita’ala namun tak dapat kita balas dengan indah.
Remaja juga tahun di mana kita memutuskan apa yang harus diucap , sesuai hati kah? Atau
munafik kah? Remaja yang hebat adalah remaja yang mengucap sholawat di saat teringat dan tak
teringat, dengan kata lain di saat remaja itu benar-benar tau posisinya bukan untuk mengingat tapi
memori itu telah teringat karena rutinitas akhlaknya. Remaja pun adalah masa dimana insan
31. merasakan kebimbangan yang luar biasa ketika pintu gerbang kesuksesan dunia ada di depan mata.
Berbangga atau bersyukur yang paling utama?
Apa kebimbangan ini dirasakan begitu menggetarkan jiwa setiap umat manusia. Umat keturunan
Adam dan Hawa. Sungguh kagum menakjub ketika setiap ruang di hati ini terhiasi akan niat dan
ketaqwaan. Niat dalam setiap diri manusia yang menentukan keindahan menjadi seorang remaja
Islam berhati nurani dan berbudi.
. دِ غلادت اَّيِاف اَ اَ ، غُتلـ دِ ااَ ياا ا ياااَْدس اَّنِذا ، غُتلـ دِ ااَ اتْاال اتْااحدل نِذا ، دًةغـاض دِ ااَ يِف اَّنِإَ اَ.....
"…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila ia (segumpal
daging) tersebut baik, baiklah seluruh jasadnya, dan apabila ia (segumpal daging) tersebut rusak
(buruk), maka rusaklah (buruklah) seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah
hati".[6]
Islam di hatiku tepat di malam Idul Adha 1435 H tahun 2014, iya hatiku bergetar ketika takbir
berkumandang di kota yang menyejukkan hati ini, Bandung. Inilah pertama yang kurasakan, ketika
aku sebagai seorang remaja jauh dari kasih sayang orang tua dan keluarga. Berasal dari kota kecil
yang teramat kecil namun aman dari tindakan kriminal. Sebagai remaja
Islam, saya seorang akhwat yang selalu ingin semakin mendekatkan diri kepadamu Ya Rabb :’) .
Aku adalah insan yang berjiwa, memiliki hati bukan untuk disiakan namun untuk diabdikan.
Diabdikan pada yang telah menciptakanku. ISLAM AGAMAKU, cuplikan kisah singkat ini
kulampirkan sebagai wujud betapa terpuruknya diriku ketika aku terlambat mengikuti tes awal
untuk syarat salah satu unit di kampusku. Unit yang kuyakini dapat membantu kehidupan islamiku,
kehidupan yang jauh dari pedoman teladan orang tua hanya bisa kudapatkan dari unit ini, bagiku.
:’) Unit di mana mungkin aku tak bisa memasukinya karena kesalahanku sendiri.
Malam ini takbir menyeruak di sepanjang pembuluh darahku. Terlantun ayat suci dari kitabku.
(( رَ دِِ اَّإ ي ل ااَِو اَّدِ يِدصكااِإ اَّدِ كَاا دِ كدُار نِ ادك ك ل اَّارَُك ا ت ك كدل يِف اَّاهاََيـ دِ اَماِإ نِ ادك ك ل ابََا هَِ ا اَّ اكِلَ
Terbaca arti dari kandungan ayat tersebut
“Tetapi Allah menjadikan kamu sekalian (wahai para sahabat) cinta kepada keimanan dan
menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
32. kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. Al
Hujuraat:7).
Seketika lagi bagaikan tertarik dengan kcepatan cahaya yang tiada kiranya. Aku termenung. Aku
bahagia disini dengan segala kerinduan yang kurasakan. Ketika kutulis ini, aku tersenyum akan
tugas yang seharusnya tidak kukerjakan karena aku saja tidak mengikuti tes awal. Senyumku
tau apa yang harus diadu, diucap, dan diperbuat. Adukan kepada Yang Kuasa, Ucapkan kepada
Yang Agung, Perbuat untuk Yang Esa. Allah SWT adalah Tuhanku, Islam Agamaku, Muhammad
aku tidak bisa masuk ke unit itu dan aku tetap berharap aku akan mendapatkan keridhoan Allah
dalam jalanku diberi kesempatan untuk unit itu. Bismillah. Aku tersenyum dengan apa yang terjadi
Tepat pada paragraf di atas aku ingin mengakhiri artikel pengalaman pribadiku. Namun Allah
SWT berkehendak lain :’) . Tepat pukul 22.10 WIB. Meskipun aku belum pasti statusnya sebagai
calon anggota unit tersebut, aku masih berharap untuk masuk ke unit itu. Masih sampai sekarang.
Sampai aku tersenyum penuh harap seperti ini. :’). Hpku bergetar dan berdering. Degup jantungku
serasa tak biasa, Kubuka pesan singkat dari salah satu panitia unit tersebut. Bismillah ku ucap, aku
takut kecewa menghampiriku. Subhanallah, :’) tidak seperti yang kuduga bahwa aku tidak akan
Malam ini begitu indah, malam yang sebelumnya tidak pernah kurasakan, berawal dari
kegelisahan yang berujung keindahan seperti ini. Di saat aku harus menentukan tanggungjawabku
dan kemauan hati nuraniku. Allah SWT memberi banyak petunjuk dan keridhoan untukku malam
ini. :’) Sungguh tepat di malam ini, aku merasakan indahnya menjadi remaja dengan ISLAM tepat
Allah SWT berikan untuk hamba-Nya.
33. Menarik kesimpulan dari kisah tersebut bagaikan menarik garis lurus dalam kurva mata kuliah
kalkulus yang begitu menyesakkan. Seorang remaja yang identitasnya memiliki citra diri harus
menentukan kekuatan pikiran, hati dan perbuatannya.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1435 H para remaja. Karena Remaja Islam mampu mendapatkan
34. Membina remaja dalam kegiatan masjid
Sebelumnya jika kita berbicara tentang remaja, mungkin yang akan terbayang dalam benak
kita tentang seseorang yang berada dalam masa-masa menyenangkan, ceria, penuh canda,
semangat, gejolak keingintahuan, pencarian identitas diri dan emosi. Remaja adalah anak manusia
yang sedang tumbuh selepas masa anak-anak menjelang dewasa.
jika diperhatikan mungkin ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi remaja, yaitu
lingkungan keluarga, sekolah, teman pergaulan dan dunia luar. Lingkungan yang dibutuhkan oleh
remaja adalah lingkungan yang islami, yang mendukung perkembangan imajinasi mereka secara
positif dan menuntun mereka pada kepribadian yang benar. Lingkungan yang islami akan memberi
kemudahan dalam pembinaan remaja.
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Apabila anak Adam mati, maka semua amalnya terputus, kecuali tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak yang shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim).
Untuk membina remaja bisa dilakukan dengan berbagai cara dan sarana, salah satunya
melalui Remaja Masjid. Yaitu suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang
menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitas. Remaja Masjid merupakan salah satu cara
pembinaan remaja yang terbaik. Melalui organisasi ini, mereka memperoleh lingkungan yang
islami serta dapat mengembangkan kreatitivitas.
Namun ada saja yang saya lihat peran masjid hanya bagaikan seperti batu alias diam yang
bisa dilihat hanyalah orang tua dan anak-aak kecil saja . Dimana ada remaja pun itu hanya
segelintir . lalu apakah disini remaja yang bersifat pasif ? ataukah tidak ada suatu wadah yag
membuat remaja ini aktif ?
Amal yang paling dihargai itu adalah amal ketika kau muda bukan saat kau tua yang
dikatakan oleh seorang guru , bahkan seorang pahlawan pun membutuhkan seorang pemuda bukan
para orang tua , karena pemuda bisa mengguncangkan dunia apalgi jika saat dia benar bisa
memimpin khususnya memimpin dirinya sendiri
Remaja sebagai pedang dimasa depan , sebagai calon pemimpin dimasa kelak , sebagai hal
yang sangat harus diperhatikan oleh seluruh pihak , salah satu dosen mengatakan sebagai pendidik
kita harus memperhatikan outputnya, dimana outputnya adalah perubahan tingkah laku menjadi
lebih baik .
Masa-masa remaja sering kali dihadapkan hal yang disebut dengan kebimbangan , dan arah
tujuan yang tidak jelas bahkan menjadi pemicu ia hanya ikut orang lain dan tidak memiliki
pegangan sendiri , manusia adalah makhluk yang dapat menyesuikan dengan tempatnya karena
manusia adalah makhluk sosial
35. Maka dari itu membina remaja itu penting. Masa depan berada pada penerus kita , saat ia
menyesuaikan dengan hal yang buruk maka itu tidak bisa dibiarkan dikarenakan kurangnya
perhatian dari pihak manapun pada remaja . Entah itu dari pihak keluarga atau pihak pendidik .
Banyaknya pelajar dan mahasiswa yang melakukan kenakalan remaja hanya akan
mencatatkan bahwa bagaimana orang terdidik hanya bersikap seperti orang yang tidak terdidik .
Pengetahuan yang kurang dan iman menyebabkan suatu celah kecil itu mejadi besar dan akhirnya
berlubang .
Membina remaja dalam kegiatan masjid sangatlah baik untuk remaja , dimana ia
menemukan pengatahuan ilmu , agama dan ia pun bisa mengabdikan diri pada masjid . tapi ada
remaja yang mungkin malu untuk memulai kegiatan sebagai aktivis masjid , maka dari itu pihak
yang akan membina remaja ini mungkin diperlukan pengetahuan psikologi remaja dan membuat
strategi ataupun sesuatu yang dapat menarik hati mereka
Jika saya mengambil contoh Karisma dan Rampai dimana keduanya memerhatikan
seorang remaja ataupun pelajar SMA ataupun pihak” yang lain , itu merupakan apresiasi betuk
suatu kepedulian yang meargetkan pada remaja .
Kegiatan remaja dalam organisasi ataupun masjid bisa memunculkan kreativitas yang luar
biasa jika dididik dengan dengan seoptimal mungkin , jika remaja tersebut sudah memiiki tujuan
dan pegangannya sendiri apalagi jika itu ke arah yang positiv , maka remaja ini akan menjadi sosok
yang akan berguna bagi nusa bangsa dan agama.
Yang terakhir testimoni super singkat ya
Saya seorang yang bukan ahli agama dan penyanjung remaja masjid .walaupu dulu pengen
-_-.
saya menyukai palang merah , alam ,bahkan menyukai pendidikan keras dilapangan , sampai suatu
orang ku kenal dan secara tidak langsung membinaku dan membuatku tertarik dengan keislaman
.
Ucapanmu (ajakanmu , obrolanmu , candaanmu ataupun sesutu yang keluar dari muluttmu ) ,
tindakanmu , sikapmu
Bisa menjadi sebuah pembinaan untuk orang lain
- Agustira Sanjaya
36. RADAR KEIMANAN MENGHEMPASKAN RADIASI CINTA
Pakaian Terbaik Sungguh ada berkesan Indah Tapi sederhana… itu semua ku temui dalam suatu
bingkai emas bernuansa ruhani, tertarik memasukinya meski hanya sejengkal demi sejengkal, aku
berharap aku bisa menjadi remaja impian yang terjaga dan lebih terjaga dari mutiara lautan
terdalam sekalipun. Hari ini aku telah menemukan ajaran terbaik diantara ajaran yang baik, terbias
dalam lamunan panjang, atau hanya sesekali terbersit dalam kedipan mata? Indaah.. ternyata islam
sungguh indah, kecantikan islam terpancar, aku melihat islam menggunakan pakaian terindah.
Bahkan selangkah demi selangkah, sadar tak sadar islam mengajariku mengenai pakaian terindah
itu. Mengajari ku makna kehidupan yang sebenarnya.
Aku Bangga menjadi remaja Islam terdidik dan terbina bukan hanya lewat teori semata, diberikan
esensi-esensi yang tersirat tapi nyata adanya. Tak hanya rayuan semata apalagi buayan kisah-kisah
indah di negri dongeng. tapi ini mengenai nafsu.. nafsu yang hadir untuk merindukan tuhan,
merindukan sang pencipta dan merindukan ketenangan.
Cinta!!! apa yang lebih bermakna dari kata cinta, .. bahkan ketika kecil kita tak mau sama sekali
memberikan sesuatu yang kita cintai kepada teman kita, atau bahkan saudara kita sendiri. Anak-anak
yang polos pasti lebih memilih menangis sambil berteriak ketika benda kesayangannya
direbut oleh teman sepermainannya. Wah.. serakus itu kah kita, manusia? . Atau sepelit itukah kita
yang awam dengan esensi cinta yang sesungguhnya. Allah Mengharuskan kita untuk melakukan
Qurban ada apa didalamnya? Apakah anda merasa terbina dengan Qurban dengan merelan sesuatu
yang anda cintai demi orang lain?
Disinalah, islam mendidik bukan hanya dalam teori-teori yang mungkin hanya satu senti pikiran
kita menggapai makna dari teks-teks Al-Quran, tapi dengan adanya aplikasi, secara tidak sadar
kita telah berusaha menelaah ajara-ajaran islam yang sesungguhnya, salah satunya adalah Qurban.
Berqurban adalah suatu pendekatan hakiki pada tuhan, bersyukur, menelaah setiap jiwa-jiwa yang
mempunyai etika sungguh baik, setiap jantungnya berdetak bertasbih memujaNya, mulutnya ,
langkahnya serta nada bisikan hatinyapun ikut bertasybih memujaNya, ya… hanya kepada tuhan
yang Maha Esa. Subhanallah..!! Beginilah agama ku, aku bangga menjadi remaja Islam. Bukan
hanya teori yang aku pelajari tapi juga prilaku ahlak dan pe
Renungkanlah Ayat berikut ini : Darah dan daging kurban itu sama sekali tidak dapat mencapai
(keridaan) Allah, tetapi ketakwaan kamulah yang dapat menggapainya, (Qs. al-Hajj, 22: 37). Apa
yang Allah inginkan dari kita ?? Setelah kita melakukan Qurban, apakah Allah langsung merindhoi
kita? Apakah uang yang kita sayangi mampu menjadi safaa’t dan memasukan kita keSyurga
dengan mudahnya? Ouuh,, Ternyata tidak segampang itu!! dalam ayat di atas secara tidak langsung
Allah mendidik kita agar bisa bertakwa, tanpa adanya ria, tanpa merasa menjadi paling baik setelah
melakukan Qurban, dengan ikhlas dan rendah hati.
“Ibu.. mengapa anda ingin melaksanakan Qurban, Terlepas karena anda mampu dan karena sudah
menjadi kewajiban anda untuk berQurban?” Tanyaku kepada salah satu warga di kampung ku.
37. “Sebenarnya tahun ini ibu gak kurban, dan tahun sebelumnya ibu Qurban di kampung suami ibu,
ya.. karena disana sangat kampuung sekali ibu ingin membahagiakan saudara-saudara ibu yang di
kampung sana, ya.. setidaknya dengan berbagi pada saat Qurban” jawab ibu yang cantik itu sambil
tersenyum bahagia.
Subhanallah! Tak nyata cinta itu terbentuk, tak nyata keimanan itu langsung teraplikasikan, tapi
cinta dan keimanan mampu memendam nafsu amarah, mengendalikan nafsu lawwamah,
mengontrol nafsu Mulhimah, sampai mendapatkan nafsu mutmainah. Dimana nafsu ini akan kita
dapatkan ketika keimanan kita yang mengendalikan nafsu-nafsu kita yang lain dan mendapatkan
ketenangan sejati. Ya.. itulah islam agama ku.. sebenarnya bukan hanya dengan Qurban kita
mengaplikasikan ajaran islam, bahkan Idul adha saja identik dengan Haji, bukan hanya dengan
yang harus merasa terdidik dengan ajaran-ajarannya, aku sendiri belajar dari berQurban untuk
tidak rakus, tidak pelit, dan ikhlas. Berlajar dari hewan Qurban Untuk menyembelih, bukan hanya
dia yang kita sembelih, tapi juga sikap-sikap kehewanan yang tidak kita sadari sebenarnya kita
mengadopsi sikap kehwanan itu dalam keseharian dan patut kita musnahkan, Belajar juga dari
orang-orang yang berhaji mereka berjihad, berusaha sekeras mungkin untuk menuju rumahNya,
mereka terus berjuang untuk menuju Ridhonya sebagai haji yang mabrrur dan belajar dari
Subhanallah... Islam layaknya sinar matahari.. Mampu memantulkan cahanyanya melebihi satu
tahun cahanya menembus hati terdalam yang mungkin selama ini gelap gulita membuat tetes demi
tetes air mata tergelincir terhempas angin keindahan.. i..a..„ keindahan yang baru pertama kali
didapatkan kembali dari cahaya keabadian sejati dan keindahan yang hakiki, lahir Bathin. Dari
islam yang berbusana cantik dengan etika dan kelembutan jiwa, Mengajari Cinta yang Tak
sekedar nyata, Bermil mil jarak antara Kita dan saudara kita, ia masih mampu merasakan
kegelisahannya, lewat Radar keimanan yang tak akan pernah padam, ia seperti mengurus Apik
radarnya, Tak pernah error apalagi padam. dan inilah yang ku maksud Radar keimanan
menghempaskan radiasi cinta dan Aku pun Bagga melapisi keimanan ku dengan islam,
menterjemahkan setiap pemikiran-pemikiran yang baru. Aku bangga Islam penuntun ku . islam..
Kau tetap yang terbaik di antara yang baik.
39. Remaja, generasi pengemudi tujuan bangsa masa depan
Remaja, adalah fase kehidupan penentu kehidupan berikutnya. Mengapa demikian ?
karena masa remaja adalah masa transisi dimana manusia telah melewati masa kanak-kanak dan
berikutnya akan menuju fase kedewasaan. Banayak sekali perubahan hal yang terjadi pada diri
setiap remaja, Mulai dari perubahan fisik hingga perubahan psikis. Perubahan fisik yang terjadi
pada diri remja meliputi tinggi badan, berat badan, serta bentuk tubuh. Sedangkan perubahan
psikis yang terjadi adalah pola pikir dan cara bersikap di lingkungan.
Jika pada masa kanak-kanak , perempuan dan laki-laki terlibat dalam sebuah permainan
mereka akan bertindak biasa. Namun seketika beranjak remaja dan mulai memiliki perasaan
“menyukai” lawan jenisnya mereka akan bersifat berbeda pula. Nah, hal ini yang sangat harus di
“waspadai” oleh kita sebagai generasi pembentuk remaja. Remaja akan memiliki fase ingin tahu
terhadap sesuatu yang ia tidak kenali. Peran kita adalah menjelaskan apa yang baik dan buruk
bagi mereka. Disini lah peran kita dalam membina remaja sangat diperlukam.
Remaja saat ini banyak terjebak dalam sikap “egois” dan “tidak peduli” terhadap
lingkungn sekitarnya, namun menuntut untuk selalu diberi “perhatian”. Apabila sikap ini
dikembangkan dan terus menerus dibiarkan, tentusaja akan membuat kerusakan mental di masa
yang akan mendatang. Bayangkan saja, apabila ada seseorang yang tertimpa musibah kemudian
lewatlah seorang pemuda yang tidak peduli terhadap kejadian tersebut. Ia pasti hanya sekedar
lewat tanpa membantunya , bisa kita bayangkan jika seluruh masyarakat nantinya memiliki sifat
seperti ini bagaimana keamanan dan keutuhan negara kita bisa terjaga ? Naudzubillahimindzalik.
Peran membina remaja ini dapat dilakukan oleh seluruh lapisan dalam masyarakat.
Dimulai dari orangtua, guru, teman, ataupun lingkungan masyarakat. Lalu hal-hal apa saja yang
dapat kita berikan kepada remaja untuk membina mereka ? sebenarnya hampir seluruh aspek
dalam kehidupan dapat kita berikan kepada mereka. Mulai dari cara bersikap dan bertuturkata
hingga bagaimana mereka mengimplementasikan ajaran agama.
Misalnya dalam hal bersikap dan bertuturkata , kita dapat mengajarkan kepada mereka
untuk bertindak tanduk sopan terhadap orang yang lebih tua darinya. Berkata lemah lembut
terhadap teman sebayanya, dan rasa saling menghormati kepada siapapun. Karena apabila remaja
bertindak baik, tentusaja itu akan mencerminkan sikap mereka dimasa yang akan mendatang.
Contohnya , apabila semenjak remaja mereka terbiasa untuk mengumpat, pasti ketika dewasa itu
akan menjadi kebiasaan dalam mereka bersikap.
Sedangkan dalam mengimplementasikan ajaran dapat kita ambil contoh ketika perayaan
Idul Adha. Kaum laki-laki pasti suatu saat akan menjadi imam baik itu di lingkungan masyarakat
ataupun imam dalam keluarganya sendiri. Jika mereka tidak diajarkan tentang shalat semenjak
dini, siapakah yang akan menjadi penerus dimasa yang akan datang ? tidak hanya itu, Tata cara
untuk menyembelih hewan kurban pun menjadi tanggung jawab dalam membina remaja. Apabila
remaja tidak diajarkan dalam menyembelih hewan qurban semenjak sekarang, ketika mereka
besar tentu rasa “enggan” akan lebih melekat pada diri mereka nantinya.
Itulah mengapa kita sebagai generasi pembentuk generasi penerus sangat berperan
penting dalam membina mereka. Teringat kata bung karno “Beri aku 1000 pemuda,, maka akan
40. kuguncangkan dunia” begitulah berperannya pemuda dalam menentukan masa depan. Ibarat
kata, “apabila remaja sekarang berperilaku anarkis, maka begitulah sikap masyarakat dimasa
yang akan datang”.
By : Almira Shabrina
Universitas Telkom
41. Islam Tidak Gaul, tapi Indah tuk Digauli
Oleh: Hilmy Adam Jieta Pradana
Assalamu’alaikum sahabat – sahabat, ditulisan kali ini saya ingin bercerita tentang betapa
indahnya menjadi remaja yang bernaung dalam Islam. Pertama marilah kita selaraskan makna
kata “Gaul” di sini. Gaul di sini artinya “mengikut”, ya Islam bukanlah agama yang hanya ikut-ikutan
perkembangan zaman. Akan tetapi Islam hadir sebagai petunjuk umat manusia untuk tetap
selamat di setiap perkembangan zaman sampai akhir dunia nanti.
Remaja, istilah yang sepertinya identik dengan kegamangan dan kegalauan. Akan tetapi
justru disinilah waktu untuk memupuk bekal kepribadian yang akan dijadikan prinsip ketika
berkemasyarakatan pada saat dewasa kelak. Sungguh sangat penting memang masa – masa
remaja ini sampai – sampai Mario Teguh selalu menyindir mereka dengan sebutan anak muda.
Selain itu, nilai – nilai yang didapat di masa ini bisa mengakar sampai dewasa kelak. Oleh
karenanya, terkadang banyak oknum oknum yang memanfaatkan kegamangan remaja ini.
Oknum – oknum ini memberikan doktrin – doktrin yang menjurus ke arah radikal, sehingga
nantinya remaja yang terpengaruh mau mengikuti apa yang diinginkan oleh oknum – oknum
tersebut.
Tidak hanya masalah mengenai hal tersebut, remaja sekarang juga menemui masalah
dalam arus budaya barat yang booming di era globalisasi seperti sekarang. Media begitu mudah
diakses, informasi – informasi yang tersedia pun tidak ada filter yang jelas bagi siapa informasi
itu tertuju. Tidak terkecuali akses mengenai konten – konten kekerasan, porno, dan tindakan –
tindakan tidak terpuji lainnya. Public figure yang idealnya adalah orang – orang berprestasi nan
berpengaruh bagi kehidupan bermasyarakat kini bergeser ke artis – artis yang membawa tren
aktual masa kini. Sehingga secara tidak sadar artis – artis ini menjadi panutan kebanyakan
remaja di masa sekarang. Ada remaja yang mengikuti gaya pakaiaannya, gaya rambutnya, gaya
hidupnya, bahkan gaya berasmara para artis tersebut.
Kesemua hal tersebut berimplikasi pada perilaku kebanyakan remaja saat ini. Banyak
aksi tawuran, meminum minuman keras, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan
penyimpangan – penyimpangan lain yang menenggelamkan masa remaja ke dalam jurang
kehinaan. Apabila di masa remaja saja hidupnya sudah gelap, bagaimana nanti ketika
berkembang menjadi dewasa seutuhnya. Tidak bisa dibayangkan hal macam apa yang akan
dilakukan oleh remaja yang tumbuh dalam kegelapan. Semoga kita tidak termasuk dalam
golongan – golongan tersebut aamiin.
Menakutkan ya? Terus apa kita tidak perlu melewati masa remaja biar tidak mengalami
hal – hal tersebut? Eits, tunggu dulu sahabat – sahabat jangan jadi phobia dengan masa remaja
ini. Kita tidak mungkin menjadi dewasa yang tangguh tanpa melewati derasnnya ombak di masa
galau ini. Lalu, bagaimana menghadapi ke semua itu? Nah Islam punya solusi akan semua hal itu
sahabat – sahabat. Mari kembali bersama dalam satu bahtera naungan Illahi. Dalam Islam pula
sahabat – sahabat akan temukan pedoman hidup yang jelas yang bisa sahabat – sahabat gunakan
untuk berkehidupan sebagai remaja. Informasi – informasi Islam tertuang dengan manis di dalam
Al-Qur’an, dan sangat mudah untuk diakses. Bahkan Allah sediakan pahala bagi sahabat –
sahabat yang hanya membaca informasi tersebut dalam Al-Qur’an. Di dalam Islam tersedia pula
figur hebat yang bisa dijadikan suri tauladan sahabat – sahabat, yakni Nabi Muhammad. Gaya
hidup, gaya bergaul beliau merupakan rujukan utama bagi hamba Allah yang bernaung dalam
42. Islam. Hal-hal yang terkesan sepele seperti makan, berbicara, tidur, berpakaian sudah beliau
contohkan semasa hidupnya. Para peneliti di era sekarang pun sudah banyak yang mendapatkan
atau membuktikan manfaat – manfaat dari mengikuti gaya hidup Nabi Muhammad.
“Tapi Islam terkesan kuno, dan gak gaul” mungkin beberapa dari sahabat akan berceletuk
seperti ini. Ya, Islam memang tidak gaul dalam artian Islam tidak akan mentolerir penyimpangan
– penyimpangan perilaku remaja seperti sekarang ini. Akan tetapi, apa sahabat – sahabat
menjamin semua remaja yang dikatakan “Gaul” ini bahagia? Tentu tidak, banyak dari mereka
menyesal ketika sudah terlanjur melakukan penyimpangan – penyimpangan yang ada. Oleh
karena itu, sebelum kita menyesal karena terjerumus ke dalam juran kehinaan mari kita sama –
sama bergaul dengan Islam. Dengan bergaul bersama Islam akan tumbuh rasa malu ketika
melakukan penyimpangan yang tidak diinginkan. Islam hadir dan amat sesuai dengan nurani
jernih umat manusia. Sehingga apa – apa yang dianjurkan dalam Islam sungguhlah bermanfaat
bagi manusia dan apa – apa yang dihindari oleh Islam amatlah membahayakan bagi manusia
Sahabat – sahabat sekalian, ada kalanya ketika kita sudah bergaul dengan Islam teman
kita yang belum menertawakan kita. Tapi, percayalah sahabat – sahabat ketika sahabat
menanyakan pada hati nurani sahabat yang jernih pastilah terdengar bisikkan untuk tetap bergaul
dengan Islam. Tetap berbanggalah menjadi remaja muslim yang jauh dari penyimpangan, serta
rangkul teman – teman yang kini tengah atau sudah terjerumus di dalam penyimpangan yang
ada.
Berbangga hati pula ketika menjadi Remaja yang hatinya terpaut dalam Islam, sebab
Allah memuliakan umat-Nya yang ketika mudanya tetap taat dan patuh kepada Allah. Tidak
perlu risau ketika berbeda dengan teman – teman yang mengecap diri mereka “Gaul”. Sungguh
hanya bergaul dengan Islam saja hati merasa tenteram dan hidup akan terasa tenang.
Ayo mari bersama – sama buktikan itu sahabat – sahabat. Kita cari keindahan Islam saat digauli.
Semoga dengan menjadi remaja muslim yang taat, sahabat – sahabat bisa menjadi dewasa yang
tangguh dan punya karya besar suatu saat nanti. Aamiin
43. Menjadi Remaja Gaul dan Islami
Assalamu’alaikum sobat semua, pembaca dari Sabang sampai Merauke ( kalau ada
hehehe). Penulis akan membahas beberapa hal yang di anggap “Gaul” dikalangan “remaja” pada
saat ini kepada sobat semua. Oke, lansung aja yaaaa. Pertama-tama, apasih pengertian “Remaja”
?? pasti sudah tidak asing lagi dengan nama yang satu ini ?? Yupss, remaja adalah suatu tingkatan
dari anak-anak menuju dewasa, suatu keadaan yang banyak galaunya. Selain itu, ada yang
mengatakan bahwa remaja adalah keadaan paling gaul dan mempunyai semangat yang tinggi
untuk mengerjakan sesuatu yang mereka sukai.
Sobat, kenapa yaa sekarang ini banyak remaja yang ngakunya gaul, tetapi perilakunya
tersebut jauh dari karakter seorang muslim? Ohiya ? Contohnya apa gitu ? Banyak sobat, salah
satunya MEROKOK. Ini nih penyakit yang banyak dialami oleh para remaja muslim di sekitar
kita bahkan di Indonesia, kata mereka kalo gak ngerokok itu #GakGaul. Contoh lainnya yaitu
PACARAN. Sebenernya apa sih arti dari pacaran? Banyak yang memaknai bahwa pacaran
adalah usaha/proses untuk mendapatkan pasangan yang cocok untuk dijadikan suami atau istri
dikemudian hari. Lagi-lagi yang gak pacaran disebut #KetinggalanZaman, #GakGaul, #DesoLoe,
dan seterusnya hehehe. Oiya, dulu penulis pernah mengobrol dengan seorang teman membahas
tentang pacaran. Penulis bilang pacaran itu gak boleh. Lalu teman penulis itu menjawab, “gpp
kok asalkan pacarannya Islami”. Sontak, suara hati kecil ini penulis ini tersentak dan kecewa,
kok bisa-bisanya beropini kayak gini. Berarti ada yang namanya pacaran secara Nasrani dan
pacaran secara Yahudi dong? Hehehehe. Begitulah sobat, kita akan terkena hal-hal tersebut jika
kita tidak berada dilingkungan yang baik atau tidak sanggup menghadapi situasi di lingkungan
tersebut. Sobat, Kezaliman itu ada 2 kategori, yaitu menzalimi diri sendiri dan menzalimi orang
lain. Berarti sesuai dong dengan contoh diatas? Yupss….of course…Sobat, sesungguhnya Allah
sangat tidak menyukai terhadap perbuatan zalim, sesuai firman-Nya dalam QS Ali Imran ayat 57
:
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah
akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka, dan Allah
tidak menyukai orang-orang yang zalim.”
Dan berdasarkan QS Al Ahzab ayat 58 yang artinya :
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mu'min dan mu'minat tanpa kesalahan yang
mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.”
Serta dalam QS Al-Israa' ayat 32 yang artinya :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk.”
Lalu kenapa sih pacaran disebut zina? Sudah jelas, pacaran itu banyak maksiatnya alias zalimnya
sob, masa belum sah jadi suami istri sudah gandengan tangan, pelukan dan ciuman sih. Haduhh
sangat mainstream di zaman sekarang sob. Mobil aja jaga jarak, masa kita nggak? Hehehe. Pasti
hati sering tergoda dengan namanya pacaran. Hati-hati sob, setan terus berusaha menggoda kita.
Ingatlah, Setan musah yang nyata meskipun tidak terlihat!!Gaul tidak berarti harus pacaran.
Karena dapat menyebabkan menipisnya dompet untuk para lelaki, hihihi. Dan menyebabkan