1. SATU PEMUDA UNTUK PERUBAHAN BANGSA
Untuk Memenuhi Tugas Essay Mata Kuliah KEPEMIMPINAN
disusun oleh:
Kepemimpinan kelas C
YOSI LARASATI
115030101111026
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
2. “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda
dapat merubah dunia.”
Begitulah kutipan Soekarno sebagai seorang Penyambung Lidah
Masyarakat Indonesia. Sejalan dengan pernyataan tersebut, tampaknya kita pun
percaya jika nasib bangsa ini yang akan datang berada di pundak generasi muda.
Mengapa demikian? Karena tidak dipungkiri lagi jika kekuatan suatu bangsa
terletak pada kegigihan para pemudanya. Bahkan wajah kehormatan bangsa di
setiap masa bergantung pada kapabilitas seorang pemimpinnya. Maka,
harapannya adalah generasi muda saat ini mulai menyadari jika keberadaan
kaumnya sangat vital dalam upaya mengawal keberlanjutan bangsa Indonesia
untuk menjadi lebih baik. Dimana hal ini merupakan suatu peluang tersendiri
yang harus dijemput oleh kaum muda sedari dini dengan selalu menjadi objek
utama di dalam pergantian generasi tua ke generasi muda.
Setiap pemuda di Indonesia diharapkan kelak menjadi seorang pemimpin
yang berani mengubah dan memperbaiki kedudukan bangsa Indonesia di mata
dunia. Sehingga jika para kaum muda kita mengalami kerusakan moral maupun
agama, maka nasib bangsa kita juga wajib untuk dipertanyakan. Karena pada
dasarnya semua pemuda di Indonesia merupakan harta bangsa yang harus dibina
dengan segala bentuk pendidikan, baik pendidikan formal dan informal maupun
pendidikan kejiwaan (psikologi) sampai pendidikan politik. Berdasarkan hal
tersebut dapat diamati jika pendidikan juga merupakan suatu faktor penting
sebagai pencetak pemimpin muda Indonesia yang unggul. Melalui pendidikan
generasi muda dididik sekaligus dibentuk menjadi seorang pemimpin, maka dari
itu jangan sampai pendidikan yang sudah dirancang dan dilaksanakan oleh negara
mengesampingkan masa depan pemudanya.
Sebelum melangkah lebih jauh, menarik jika kita menilik sedikit
mengenai gambaran umum mengenai generasi Indonesia saat ini. Menurut survey
UNDP 2013, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2012
menduduki peringkat 121 dari 187 Negara dengan skor 0,629. Sementara di
tataran ASEAN, Indonesia masih dibawah Malaysia yang menempati skor 0,769
dengan peringkat ke-64. Sedangkan pada survey tahun 2004 disebutkan jika
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia saat ini berada pada peringkat
ke-109 dari 174 negara di dunia. Dan bila dilihat menurut golongan umur,
sebanyak 9,5 juta penganggur pada tahun 2003 sebagian besar atau sebanyak 5,7
juta (60%) diantaranya adalah penganggur berusia muda (youth) 15-24 tahun.
Dari 5,7 juta pemuda yang menganggur tersebut sebesar 3 juta penganggur
berusia 20-24 tahun dan 2,6 juta pemuda berusia 15-19 tahun.1
Miris jika melihat kualitas generasi muda kita yang bahkan masih berada
dibawah negara serumpun yang lainnya. Faktanya pun, mayoritas generasi muda
saat ini masih sangat apatis bahkan terkesan menutup mata dengan kondisi
Indonesia saat ini. Jangankan ikut berperan dalam upaya memajukan bangsa,
dengan lingkungan sekitarnya saja mereka tidak peduli. Hanya segelintir pemuda
yang terlihat aktif dan tanggap, dan selebihnya hanya mereka yang mengutamakan
kepentingannya sendiri untuk bersenang-senang tanpa menyadari jika Indonesia
sangat membutuhkan kerja keras serta perjuangan para pemuda bangsa.
1
www.nasional.sindonews.com/read/2013/09/18/15/784805/survei-undpmasyarakat-indonesia-malas-baca
3. Terbayang sudah bagaimana kondisi calon-calon pemimpin saat ini. Lalu kemana
kita dapat menelusuri jejak kepemimpinan pemuda Indonesia?
Kepemimpinan kaum muda bukanlah suatu bawaan lahir maupun sesuatu
yang dapat datang dengan sendirinya. Diperlukanlah persiapan yang amat sangat
matang dari dalam pribadi pemuda itu sendiri serta mindset jika negeri ini harus
diperbaiki sekaligus dikembangkan dengan semangat baru dan aktor-aktor baru
beserta visi kepemimpinan yang dapat menjadi harapan besar bagi seluruh rakyat
Indonesia. Salah satu persiapan yang perlu dilakukan kaum muda saat ini
diantaranya adalah bagaimana menyamakan persepsi tentang urgensi
kepemimpinan pemuda bangsa sebagai solusi atas kebutuhan dan tuntutan bangsa
ke depannya. Mereka pun harus mulai mempersiapkan diri sebagai pemimpin dan
mengambil posisi itu pada saat waktunya tiba, karena setiap masanya pasti selalu
ada regenerasi dari generasi tua ke generasi muda. Tak hanya itu, mereka juga
harus mulai sadar jika kaum muda memiliki peran besar dalam proses
pembangunan. Dengan semangat dan kelincahannya mereka dapat menjadi
penggerak arah dan kebijakan pembangunan serta penentu masa depan bangsa
Indonesia.
Disamping itu, seperti yang kita ketahui bersama jika seluruh pemuda
Indonesia sangatlah heterogen. Mereka terdiri dari berbagai elemen-elemen yang
berbeda dan dari berbagai macam bentuk kehidupan serta orientasi nilai yang
proses pembetukan sekaligus penanamannya memerlukan waktu yang amat sangat
lama dan melalui tahapan yang sulit. Bersinggungan dengan hal tersebut,
beragamnya kebudayaan di Indonesia juga akan mempengaruhi pembentukan
karakter jiwa serta sikap kepemimpinan pemuda di tiap-tiap daerah. Oleh karena
itu, kepemimpinan pemuda Indonesia masih memerlukan suatu pembentukan
yang lebih matang. Salah satu cara pembentukannya yakni dengan adanya sikap
pada pengamalan UUD 1945, Pancasila serta agama yang dianut. Dan agama
merupakan unsur yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum para generasi
muda dapat membentuk dirinya sendiri untuk menjadi pemimpin. Sehingga
apabila telah memiliki jiwa seorang pemimpin, mereka akan mengerti bagaimana
cara membentuk sikap nasionalisme dan patriotisme pada bangsa. Dan hal
tersebut akan membuat mereka semakin paham akan pentingnya mempertahankan
idealisme negara Indonesia yang telah lama dan susah payah dibentuk demi
perumusan suatu dasar, pedoman, cita-cita, harapan dan tujuan negara Indonesia.
Dari paparan diatas maka banyak hal yang perlu diperbaiki maupun
dikembangkan demi terciptanya kepemimpinan pemuda yang unggul, yakni
tingkat dan kualitas pendidikan yang masih rendah, terlebih dibandingkan dengan
negara-negara berkembang lainnya serta masih rendahnya pembinaan pemuda dan
organisasi yang berada di lingkup institusi pendidikan maupun di luar lingkungan
sekolah maupun kampus. Lalu mengapa kedua hal tersebut harus dikembangkan
secara berdampingan? Karena kepemimpinan pemuda tidak bisa asal dilatih,
ditatar atau diselipkan di pendidikan formal melainkan harus dalam kerangka
pembentukan generasi dalam rentang waktu tahunan. Pendidikan formal
sesungguhnya harus berhasil menciptakan karakter personal sehingga objek yang
dididik memiliki kemampuan berdasarkan atas pembentukan perilaku
kesehariannya, bukan semata-mata melahap teori-teori tanpa ada perilaku yang
jelas atas apa yang telah ia pelajari.
4. Dan kita pun tidak dapat memungkiri jika adanya organisasi di lingkup
sekolah maupun kampus secara tidak langsung memiliki peran terhadap
pengembangan karakter kepemimpinan di dalam jiwa para kaum muda. Utamanya
ialah organisasi kemahasiswaan, karena dibandingkan dengan pelajar sekolah
mahasiswa dianggap lebih unggul dan cepat dalam mengembangkan serta
mengasah kemampuan kepemimpinannya. Bahkan saat ini tidak berlebihan jika
kita menyebut mahasiswa sebagai agent of change bangsa Indonesia. Sejatinya,
organisasi intra kampus maupun ekstra kampus merupakan wadah yang amat
sangat penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi, bakat maupun
sarana bagi mereka untuk mengimplementasikan segala keilmuannya yang telah
ia dapatkan di pendidikan formal. Dengan bergabung secara aktif dalam
organisasi kemahasiswaan tersebut akan berefek pada perubahan yang signifikan
terhadap wawasan, cara berpikir, pengetahuan dan ilmu-ilmu sosialisasi,
kepemimpinan dan manajemen kepemimpinan yang notabene tidak diajarkan
dalam kurikulum normatif Perguruan Tinggi.
Ironisnya, saat ini hanya sedikit organisasi mahasiswa yang dapat
tumbuh berkembang menjadi kekuatan sosial masyarakat dan memiliki kekuatan
tersendiri dalam mensikapi kebijakan-kebijakan yang ada serta sebagai tempat
penampung aspirasi dan menjadi juru bicara mahasiswa. Sedangkan kelompok
atau individu dari mahasiswa yang bergabung dalam organisasi kampus pun
secara kuantitatif relatif sedikit dan dari segi kualitas masih harus dikaji ulang.
Sehingga berdasarkan hal tersebut maka organisasi kemahasiswaan dituntut untuk
terus meningkatkan eksistensi dan kualitasnya, karena dengan hal itu salah satu
peran organisasi sebagai pembentuk karakter kepemimpinan akan berfungsi
secara optimal. Dan para calon pemimpin kita pun akan senantiasa mendapatkan
wadah untuk berinteraksi dan beraktualisasi bagi sekitarnya.
Sebagai seorang pemuda pun tidak berlebihan jika dituntut untuk menjadi
pribadi yang aktif, tanggap serta kritis sebagai modal awal untuk menjadi seorang
calon pemimpin. Bagaimana kepemimpinan muda kita akan maju jika mayoritas
kaum muda kita masih pasif dan apatis? Maka bersinggungan dari yang telah
dijelaskan sebelumnya, organisasi juga dapat menjadi sarana bagi generasi muda
untuk aktif dan belajar untuk tanggap pada lingkungan sekitarnya. Dan tidak
hanya terfokus pada lingkup sekolah maupun kampus, kita juga dapat
menjumpainya di lingkungan sekitar seperti Karang Taruna. Sehingga tidak ada
alasan lagi bagi para pemuda untuk menjadi pribadi yang pasif, dan setiap anak
muda bangsa akan memiliki tugas yang sama, yakni menjadi pemimpin bagi
Indonesia ketika waktunya telah tiba.
Demikian refleksi mengenai Kepemimpinan Pemuda Indonesia yang
disajikan berdasarkan analisis, opini serta argumen penulis yang menyorot pada
fenomena yang ada. Sehingga diharapkan tulisan ini tidak menjadi tulisan yang
semata-mata hanya bersifat teoritik melainkan juga aplikatif karena disini juga
dipaparkan beberapa usulan saran maupun rekomendasi terkait dengan
kepemimpinan pemuda bangsa yang kian melemah. Dan semoga para generasi
muda kita mulai memiliki jiwa kepemimpinan dan segera mengembangkan serta
mengasahnya, karena jiwa pemimpin memang mungkin dapat dikatakan sebagai
bawaan lahir tetapi kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin diperlukan
sebuah persiapan yang matang dan pembelajaran yang maksimal dari pribadi diri
sendiri.
5. DAFTAR PUSTAKA
Rujukan Elektronik
Ahmad, Alif. 2013. Survei UNDP, Masyarakat Indonesia Kurang Baca.
www.nasional.sindonews.com/read/2013/09/18/15/784805/survei-undpmasyarakat-indonesia-malas-baca. Diakses pada 1 Oktober 2013.
Munir, Zaldi. 2010. Peran dan Fungsi Organisasi Mahasiswa.
zaldym.wordpress.com/2010/07/13/peran-dan-fungsi-organisasi-mahasiswa/.
Diakses pada 1 Oktober 2013.
Sahid, Iqbal. 2011. Urgensi Kepemimpinan Pemuda. http://iqbalberbagi.blogspot.com/2012/03/urgensi-kepemimpinan-pemuda-indonesia.html.
Diakses pada 1 Oktober 2013.