SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
1
LABORATORIUM KIMIA FISIK
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
MODUL : ION EXCHANGE
PEMBIMBING :
Oleh
Kelompok : IV (Empat)
: Fredy Gultom (111411043)
Ginanjar Surya R (111411044)
Hana Afifah Rahman (111411045)
Iffa Ma’rifatunnisa (111411046)
Kelas : 1B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
Praktikum : 9 Desember 2011
Penyerahan :16 Desember 2011
1
LABORATORIUM KIMIA FISIK
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
MODUL : ION EXCHANGE
PEMBIMBING :
Oleh
Kelompok : IV (Empat)
: Fredy Gultom (111411043)
Ginanjar Surya R (111411044)
Hana Afifah Rahman (111411045)
Iffa Ma’rifatunnisa (111411046)
Kelas : 1B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
Praktikum : 9 Desember 2011
Penyerahan :16 Desember 2011
1
LABORATORIUM KIMIA FISIK
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
MODUL : ION EXCHANGE
PEMBIMBING :
Oleh
Kelompok : IV (Empat)
: Fredy Gultom (111411043)
Ginanjar Surya R (111411044)
Hana Afifah Rahman (111411045)
Iffa Ma’rifatunnisa (111411046)
Kelas : 1B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
Praktikum : 9 Desember 2011
Penyerahan :16 Desember 2011
2
ION EXCHANGE
I. TUJUAN
a. Menentukan konsentrasi ion-ion H+
, Na+
, Mg+
, Zn+
dengan
menggunakan resin penukar kation
b. Menentukan afisiensi resin penukar kation
II. DASAR TEORI
Ion exchange atau penukaran ion merupakan salah satu metoda
penghilangan mineral dari air, media umum dipakai berupa resin alam atau
sintetis. Pada saat operasi dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion
terlarut dalam air akan teresap ke resin penukar ion dan resin akan
melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi
tersebut maka kita dapat mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas.
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi
syarat-syarat sebagaii berikut :
a. Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas
pertukaran ion yang tinggi.
b. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-
ulang. Resin akan beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat
melarutkan, karena yaitu resin harus tahan terhadap air
c. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range
pH yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap
oksidasi dan radiasi.
d. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan
mekanis, tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
Resin penukar ion adalah suatu strukur polimer yang mengandung
suatu gugus aktif yang terikat pada kerangka organik. Proses pembentukan
resin terdiri dari dua tahap yaitu pembentukan gugus aktif. Umumnya untuk
pembentukan kerangka biasa dipakai cross linked polystirene yang dibentuk
dari tetesan cairan monomer yang disuspensikan dalam air. Dari proses
3
tersebut diperoleh butiran yang keras, transparan, tidak berwarna dan kedap
air. Butiran-butiran ini belum memiliki sifat penukar ion. Tahap selanjutnya
pembentukan gugus aktif pada butiran-butiran tsb. Ada 2 macam resin
penukar ion, yaitu :
a. Anion exchange resin (resin penukar anion), yaitu resin yang mempunyai
kemampuan menyerap/menukar anion-anion yang ada dalam air. Resin
ini biasanya berupa gugus amin aktif. Misalnya : R – NH2 (primary
amine), R – R1
NH (secondery amine), R – R2
1
N (tertiary amine), R – R3
1
NOH ( quartenary amine). Dalam notasi diatas R menunjukan polimer
hidrokarbon dan R1
menunjukkan gugus tertentu misalnya CH2.
b. Cation exchange resin (resin penukar kation), yaitu resin yang
mempunyai kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca,
Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh : Hidrogen zeolith (H2Z).
Pada resin penukar kation, misalnya RSO3H, gugus aktif SO3
mempunyai daya afinitas yang lebih besar terhadap kation-kation lain bila
dibandingkan dengan H+
. Tetapi sebaliknya dapat pula terjadi pada
regenerasi. Hal ini mungkin dapat terjadi kalau konsentrasi H+
dalam larutan
sangat tinggi.
Reaksi :
Ca Ca 2HCl
Mg + 2RSO3H  Mg (RSO3)2 +
Na Na H2SO4
Apabila H+
RSO3H telah digantikan semua oleh kation-kation atau
dengan perkataan lain bahwa resin itu sudah jenuh, maka resin itu tidak aktif
lagi. Sehingga harus diaktifkan lagi dengan cara regenerasi. Sebagai
regenerasi dapat dipakai HCl (konsentrasi 1-10 %).
Reaksi regenerasi :
Ca Ca
Mg (RSO3)2 + H2SO4  2RSO3H + Mg SO4
Na Na
(aktif lagi) (dibuang)
4
Lamanya waktu regenerasi bermacam-macam, tetapi pada umumnya
berlangsung minimal 30 menit atau sesuai spesifikasi pembuat. Setelah tahap
regenerasi maka perlu dilakukan pembilasan terhadap resin. Pembilasan yang
dilakukan terdiri dua tahap yaitu pembilasan awal dan pembilasan akhir.
Pembilasan awal dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa regenerasi yang
masih menempel pada resin. Pembilasan akhir dilakukan unutk menghilangkan
kemungkinan garam yang terbentuk.
5
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. tabung kolom berisi resin penukar kation
b. pipet volume 10 ml
c. labu titrasi 250 ml
d. buret 50 ml dengan standar dan klem
e. gelas kimia 100 ml
f. gelas ukur 100 ml
g. botol semprot
3.2 Bahan
a. HCl 6 M
b. NaOH 0,1 M
c. Buffer Amonia
d. Indikator EBT
e. Resin Penukar Ion
f. Resin Penukar Kation
g. EDTA 0,1 M
h. Indikator Asam Basa
i. KCN Padat
6
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Regenerasi Resin atau penyiapan kolom
4.2 Penentuan jumlah total mgrek H+
dan ioin-ion logam (Na, Mg, Zn)
25 ml HCl 6 M dituangkan ke
dalam kolom yang mengandung
resin penukar kation
Llarutan yang keluar dari
tabung kolom ditampung
Tabung kolom dibilas dengan
Aquades hingga pH netral
5 ml sampel dimasukkan ke
dalam tabung kolom
Di bilas dengan aquades (6 x 25 ml ).
Hasil bilasan di tampung di labu
erlenmeyer 250 ml
Di tambahkan indikator asam basa ( 3
tetes phenolpthaline) dan di titrasi
dengan 0.1 NaOH
Tetesan resin dari tabung
kolom di cek keasamannya
hingga mendekati pH netral
7
4.3 Penentuaan konsentrasi H+
dalam sampel
4.4 Penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
Di masukkan5 ml sampel kedalam
erlenmeyer dan tambahkan
indicator ) asam basa (3 tetes
phenolpthaline
Di tambahkan
75 ml aquades
Di titrasi dengan 0.1 N NaOH
(percobaan dilakukan secara
duplo)
Dimasukkan 5ml sampel
kedalam erlenmeyer
Di tambahkan NaOH 0.1 N
volumenya sama dengan
volume pada percobaan B
Di tambahkan 5 ml buffer
amonia dan indikator EBT
Titrasi dengan
EDTA 0.01 M
8
4.5 Penentuan konsentrasi ion Mg2+
Di masukan 5ml sampel
kedalam erlenmeyer
Di netralkan asamnya
dengan jumlah NaOH 0.1
N di percobaan B
Di tambahkan 5 ml buffer
amonia, 1 gr KCN padat dan
indikator EBT
Di titrasi dengan
EDTA 0.1 M
9
V. DATA PERCOBAAN
5.1 Penentuan jumlah total mgrek H+
dan ion-ion (Na.Mg.Zn)
No. Sampel (ml) NaOH 0,1 M (ml)
1. 5 14,4
5.2 Penentuan konsentrasi H+
yang sudah ada dalam sampel
No. Sampel (ml) NaOH 0,1 M (ml)
1. 5 13
2. 5 11,5
Rata-rata 12,25
5.3 Penentuan konsenrasi Mg2+
dan Zn2+
No. Sampel (ml) EDTA 0,01 M (ml)
1. 5 20
5.4 Penentuan konsentrasi Mg2+
No. Sampel (ml) EDTA 0,01 M
1. 5 11
10
VI. PENGOLAHAN DATA
6.1 Penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion logam Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺
Mgrek [H⁺, Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺] = V NaOH x C NaOH
= 14,4 ml x 0,1 M
= 1,44 mgrek
6.2 Menghitung konsentrasi H+
di dalam sampel
Dik : V NaOH = 12,25 ml ; M NaOH = 0,1 M ; V sampel = 5 ml
Dit : n H+
Jawab :
MS .VS = M NaOH .V NaOH
MS. 5 mL = 0,1 M . 12,25 ml
MS = 0,245 M
n H+
= M x Vsampel
= 0,245 M x 5 ml
= 1,225 mmol
6.3 Menghitung konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
di dalam sampel
Dik : V EDTA = 20 ml ; M EDTA = 0,1 M
Dit : n Mg2+
+ n Zn2+
Jawab :
Ms .Vs = M EDTA .V EDTA
Ms . 5 mL = 0, 1M . 20 mL
Ms = 0, 4 M
n Mg2+
+ n Zn2+
= M x Vsampel
=0,4 M x 5 ml
= 2 mmol
11
6.4 Menghitung konsentrasi Mg2+
di dalam sampel
Diket : V EDTA = 11 ml ; M EDTA = 0,1 M
Dit : n Mg2+
Jawab :
Ms. Vs = M EDTA .V EDTA
Ms. 5 mL = 0,1 M . 11 mL
Ms = 0,22 M
n Mg2+
= M x Vsampel
= 0,22 M x 5 ml
= 1,1 mmol
6.5 Menghitung konsentrasi Zn2+
di dalam sampel
n Zn2+
= ( n Mg2+
dan Zn2+
) – n Mg2+
= 2 mmol – 1,1 mmol
= 0,9 mmol
Ms = n Zn2+
/ Vsampel
= 0,9 mmol / 5 ml
= 0,18 mmol
6.5 Menghitung konsentrasi Na+
di dalam sampel
n Na+
= n total – ( n H+
+ n Mg2+
+ Zn2+
)
= 1,44 - (1,225 + 2)
= -1,785 mmol
Ms = n Na+
/ Vsampel
= -1,785 mmol / 5ml
= -0,357 M
12
VII. PEMBAHASAN
 Oleh : Freddy Gultom
NIM : 111411043
Ionexchange atau penukar ion merupakan salah satu metoda yang paling
sering digunakan dalam hal pengurangan mineral dari air,media yang umum
dipakai berupa resin alam atau sintesis.
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi ion-ion yang
dengan medium resin penukar ion,pengurangan kesadahan air dengan penukar
kation,menentukan efisiensi resin penukar kation.Pada percobaan ini kami
melakukan lima tahap percobaan yaitu:
a. Regenerasi resin atau penyiapan kolom
b. Penentuan jumlah total mgrek H+
dan ion-ion logam(Na+
,Mg2+
,Zn2+
)
c. Penentuan konsentrasi H+
dalam sampel
d. Penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
e. Penentuan konsentrasi ion Mg2+
Untuk menngetahui hasil yang akan didapatkan dari tahapan-tahapan
percobaan di atas dilakukan proses sebagai berikut:
-Regenerasi resin/penyiapan kolom
Dalam percobaan ini,hal peryama yang dilakukan adalah tuangkan 25 ml
larutan HCl 6M ke dalam kolom yang mengandung resin penukar kation dengan
tujuan pengaktifan ion H+
.Biarkan larutan HCl perlahan-lahan meresap ke dalam
resin,tamping air yang menetes keluar dari tabung kolom.Setelah itu lakukan
pembilasan ke dalam kolom itu dengan menggunakan aquades untuk mengurangi
kandungan H+
yangterdapat dalam kolom.Proses ini terus dilakukan samapai air
yang keluar itu mempunyai pH 5.Saat mengeluarkan aquades dan kolom resin
jangan sampai kering tetapi sisakan sedikit air.Untuk pengaktifan resin itu harus
dilakukan regenerasi.
-Penentuan jumlah total mgrek H+
dan ion-ion logam(Na+
,Mg2+
,Zn2+
)
13
Pada percobaan ini,tujuannya yaitu untuk menentukan jumlah mgrek+
dan
ion-ion logam(Na+
,Mg2+
,Zn2+
).Langkah awal yang dilakukan adalah memeasukka
sampel sebanyak 5 ml ke kolom resin penukar kation,lalu tamping larutan yang
keluar dari kolm tersebut.Kemudian bilas kolom tersebut dengan 25 ml air
beberapa kali(6 kali),tamping di tempat yang sama.Tambahkan beberapa tetes
indikator asam basa dan titrasikan dengan larutan 0,1 M NaOH yang dilakukan
secara duplo.Hasil dari praktikum kami didapatkan volume sampel NaOH:14,4
ml.
-Penentuan konsentrasi H+
dalam sampel
Pada percobaan ini,tujuannya yaitu untuk menentukan konsentrasi H+
dalam sampel.Langkah awal untuk mememulai percobaan ini adalah masukan 5
ml sampel ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan tambahkan beberapa tes indikator
asam basa.Lalu tambahkan 75 ml aquades,titrasi dengan 0,1M NaOH dan lakukan
percobaan ini secara duplo.Pada percobaan ini volume NaOH yang diperoleh
12,25 ml.
-Penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
Pada percobaan ini mempunyai tujuan untuk menentukan konsentrasi
Mg2+
dan Zn2+
.Langkah –langkah yang harus dilakukan ,pipet 5 ml sampel ke
dalam Erlenmeyer 250 ml dan tambahkan 3 tetes asam basa sama dengan volume
pada tahapan penentuan konsentrasi H+
dalam sampel.Tambahkan 5 ml larutan
buffer ammonia dan sedikit indikator EBT,titrasi dengan 0,2 M EDTA hingga
warna larutan berubah dari merah-ungu merah-biru.Lakukan pengerjaan ini secara
duplo.Pada penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
volume 5 ml sampel
ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 11 ml.
 Oleh : Hana Afifah Rahman
NIM : 111411045
Praktikum ion exchange ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ion-
ion dari sample yang dibuat. Ada beberapa tahap yang dilakukan saat praktikum
yaitu tahap regenerasi resin, titrasi penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion
logam (Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺), titrasi penentuan konsentrasi H⁺ yang sudah ada dalam
14
sample, titrasi penentuan konsentrasi Mg²⁺ dan Zn²⁺, Titrasi penentuan
konsentrasi Mg²⁺.
Dalam tahap regenerasi resin penukar ion yang bertujuan untuk
pengaktifan ion H⁺ pada kolom, dilakukan dengan penambahan HCL 6M ke
dalam kolom.. Ketika larutan HCl 6M dialirkan ke kolom maka ion-ion H⁺ akan
terikat pada resin penukar ion. Saat pengerjaan ini larutan HCl dijaga tetap berada
di atas resin sehingga resin penukar ion tetap terendam. Setelah itu dialirkan
aquades ke dalam kolom untuk membilas kelebihan HCl. Pembilasan HCl
dilakukan hingga air yang keluar dari keran kolom tidak lagi mengandung ion-ion
H⁺ artinya air keluaran bersifat netral. Hal ini dapat dicek dengan menggunakan
kertas lakmus. Dalam percobaan, pH = 5.
Selanjutnya, penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion logam (Na⁺,
Mg²⁺, Zn²⁺). Sampel sebanyak 5 ml dituangkan ke dalam kolom. Pada tahap ini
proses yang terjadi adalah kation yang terdapat dalam sample seperti Na⁺, Mg²⁺,
Zn²⁺ diserap oleh resin dan resin melepaskan ion H⁺ sebanyak muatan yang
dimiliki oleh tiap kation yang akan terbawa dalam air keluaran. Berarti di sini
terjadi pertukaran ion. Setelah itu, aquades dialirkan sebanyak 6 x 25 mL ke
dalam kolom untuk pembilasan. Pada percobaan, air keluarannya ditampung di
tempat yang sama. Tahap selanjutnya adalah titrasi menggunakan larutan NaOH
sehingga terjadi perubahan warna yaitu merah muda. Volume NaOH yang
dibutuhkan dalam keperluan titrasi sama dengan banyaknya ion H⁺ dan ion-ion
logam dalam larutan. Dalam percobaan, NaOH yang dibutuhkan 14,4 mL.
Sehingga jumlah mgrek 1,44 mgrek.
Tahap ketiga, titrasi penentuan konsentrasi H⁺ yang sudah ada dalam
sample. Pada tahap ini tidak menggunakan labu resin penukar ion. Labu
erlenmeyer yang sudah berisi sample, indikator asam basa dan aquades dititrasi
dengan larutan NaOH sehingga terjadi perubahan warna sampai merah muda.
Volume NaOH yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi sama dengan banyaknya
15
ion H⁺ dalam larutan. Percobaan dilakukan secara duplo, didapat V1 NaOH = 13
mL dan V2 NaOH = 11,5 mL, jadi Vrata-rata = 12,25 mL. Jadi, jumlah H+
adalah
1,225 mmol.
Penitrasian untuk menentukan jumlah ion Mg²⁺ dan Zn²⁺ menggunakan
larutan EDTA karena dapat membentuk ion kompleks dengan kedua unsur
tersebut. Perubahan warna yang terjadi ketika titrasi berlangsung adalah ungu
merah dan akhirnya biru. Volume EDTA yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi
sama dengan banyaknya ion Mg²⁺ dan Zn²⁺ dalam larutan. Dalam percobaan,
didapat volume EDTA 0,1 M hasil titrasi 20mL. Jadi, didapat jumlah Mg²⁺ dan
Zn²⁺ 2mmol.
Titrasi penentuan konsentrasi Mg²⁺, sama seperti percobaan sebelumnya,
menetralkan asam yang terkandung dalam sampel dengan larutan NaOH serta
menambahkan indikator EBT (semakin sedikit indicator yang ditambahkan
semakin terang/jelas titik akhirnya). Namun yang berbeda dalam hal ini adalah
penambahan KCN padat karena kemampuannya dapat membentuk ion kompleks
dengan Zn²⁺ yaitu Zn(CN)₂. Perubahan warna yang terjadi adalah merah muda
dan akhirnya biru. Volume EDTA yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi sama
dengan banyaknya ion Mg²⁺ dalam larutan sampel. Jumlah volume EDTA yang
dibutuhkan sebanyak 11 mL. Jadi, di peroleh konsentrasi Mg2+ adalah 1,1 mmol.
Dari data tersebut diperoleh konsentrasi Zn2+
sebesar 0,9 mmol dan
konsentrasi Na+
yang kami peroleh bernilai negaif yaitu sebanyak -1,785 mmol.
Hasil negatif dalam penentuan ini dikarenakan adanya beberapa faktor kesalahan,
diantaranya keadaan pH resin yang tidak netral (kurang netral) dan kondisi alat
dan bahan yang kurang baik, dan konsentrasi penetrasi yang terlalu rendah (0,1 M
EDTA) .
16
 Oleh : Iffa Ma’rifatunnisa
NIM : 111411046
Praktikum ion exchange ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ion-
ion dari sample yang dibuat Dalam percobaan ion exchange dilakukan 5 tahap,
yaitu: regenerasi resin, penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion logam (Na,
Mg, Zn), penentuan konsentrasi H+ dalam sample, penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+ serta penentuan konsentrasi ion Mg2+.
Tahap pertama yaitu regenerasi, dimana proses ini bertujuan untuk
mengaktifkan kembali kation-kation yang ada di dalam resin karena mungkin saja
resin sudah bersifat jenuh atau resin tidak dapat mengikat kation dengan semurna
karena sebagian resin telah mengikat kation. Pada proses regenerasi ini kolom
dibilas menggunakan aquades ± 25 mL hingga pH neetral (pada percobaan pH =
5) proses pembilasan ini dimaksudkan untuk membersihkan kolom dari sisa-sisa
HCl yang masih tertinggal di dalam kolom.
Tahap selanjutnya adalah penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion
logam, pada penentuan ini volume sample yang digunakan adalah 5 ml kemudian
ditambahkan aquades 25 ml beberapakali serta 3 tetes indikator asam basa (pp).
Setelah itu dititrasi NaOH 0,1 N. Volume NaOH yang diperoleh, yaitu 14,4 m,
sehingga diperoleh jumlah mgrek 1,44 mgrek.
Tahap ketiga yaitu penentuan konsentrasi H+ dalam sample yang
dilakukan secara duplo. Sampel yang digunakan sebanyak 5 ml ditamba 3 tetes
indikator asam basa (pp) dan 25 ml aquades kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1
N pada tahap ini diperoleh volume NaOH. Volume NaOH yang pertama adalah 13
ml dan yang kedua adalah 11,5 ml, sehingga dari rata-rata volume NaOH tersebut
diperoleh 12,25 ml. Kemudian dari volume rata-rata NaOH tersebut dapat
diperoleh konsentrasi H+ dalam sempel yaitu sebesar 1,225 mmol.
Tahap keempat adalah penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+. Pada tahap
ini volume sample yang digunakan adalah 5 ml, kemudian ditambahkan larutan
NaOH 0,1 N sebanyak 12,25 ml yang bertujuan untuk mengikat ion H+
, 5 ml
laruan buffer yang bertujuan untuk menjaga kandungan ion Mg2+
dan Zn2+
agar
tidak bercampur dengan ion lain serta sedikit EBT. Pada saat penambahan EBT
warna larutan berubah menjadi merah muda. Setelah itu, larutan yang telah di
17
masukkan ke dalam labu erlenmeyer di titrasi dengan EDTA 0,1 M. Larutan di
titrasi hingga warna laruta berubah menjadi warna ungu, merah, dan akhirnya
berwarna biru. Volume laruta yang diperoleh dari titrasi tersebut adalah 20 ml.
Kemudian dari data tersebut di peroleh konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ adalah 2
mmol.
Tahap terakhir yaitu penentuan konsentrasi ion Mg2+ sama dengan tahap
penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+, perbedaannya hanya ditambahkan
±1gram KCN. Perubahan warna dicapai pada saat volume EDTA 11 ml dan dari
data tersebut di peroleh konsentrasi Mg2+ adalah 1,1 mmol. Selanjutnya dari data
tersebut diperoleh konsentrasi Zn2+ sebesar 0,9 mmol dan konsentrasi Na+ yang
kami peroleh bernilai negaif yaitu sebanyak -1,785 mmol. Hasil negatif dalam
penentuan ini dikarenakan adanya pH resin yang tidak netral (kurang netral) dan
kondisi alat dan bahan yang kurang baik serta konsentrasi penetrasi yang terlalu
rendah (0,1 M EDTA) .
18
VIII. KESIMPULAN
 Praktikum ion exchange dapat menentukan konsentrasi ion-ion H⁺, Na⁺,
Mg²⁺ dan Zn²⁺ dalam sample dengan menggunakan resin penukar kation
 Konsentrasi [H⁺] = 1,225 mmol
Konsentrasi [Na⁺] = -0,357 mmol
Konsentrasi [Mg²⁺] = 1,1 mmol
Konsentrasi [Zn²⁺] = 0,18 mmol
 Didalam suatu industri proses ion exchange ini berfungsi untuk
menghikangkan ion pengotor yang terkandung dalam suatu aliran umpan
sehingga dapat menurunkan kualitas steam yang akan dimasukkan dalam
suatu boiler.
19
DAFTAR PUSTAKA
Farington, Daniel. 1972. Experimental Physical Chemistry.Book Company
INC: New York
Tony, Bird. 1987. Penuntun Prkatikum Kimia Fisika untuk Universitas.
Gramedia: Jakarta
Utoro, Yahya dkk. 1979. Kimia Fisika Teori dan Praktikum. Laboratorium
Kimia Fisika FMIPA-UGM: Yogyakarta.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Awal Rahmad
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiajayamartha
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatRidwan Ajipradana
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Dede Suhendra
 

What's hot (20)

Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium SulfatPenetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
Penetapan Kadar Sulfat dalam Natrium Sulfat
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
 

Similar to Ion exchange

Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Materi Minggu ke-4 DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptx
Materi Minggu ke-4  DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptxMateri Minggu ke-4  DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptx
Materi Minggu ke-4 DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptxAnnisaIcaMaharani
 
Kimia unsur praktik pembuatan kembang api
Kimia unsur praktik pembuatan kembang apiKimia unsur praktik pembuatan kembang api
Kimia unsur praktik pembuatan kembang apirisyanti ALENTA
 
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaNovi Alviadini
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Leni Marlina
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutRizki Ramadhan
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiIwan Setiawan
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anionLinda Rosita
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdfmrbajiyo
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxSigitPurnomo65
 

Similar to Ion exchange (20)

Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Reaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporanReaksi reaksi kimia laporan
Reaksi reaksi kimia laporan
 
zat organik
zat organikzat organik
zat organik
 
Penuntun kd2
Penuntun kd2Penuntun kd2
Penuntun kd2
 
Materi Minggu ke-4 DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptx
Materi Minggu ke-4  DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptxMateri Minggu ke-4  DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptx
Materi Minggu ke-4 DIFUSI CAIRAN DAN TUGAS KE-3.pptx
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Kimia unsur praktik pembuatan kembang api
Kimia unsur praktik pembuatan kembang apiKimia unsur praktik pembuatan kembang api
Kimia unsur praktik pembuatan kembang api
 
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi Kimia
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1Diskusi praktikum-kimdas1
Diskusi praktikum-kimdas1
 
Percobaan iv
Percobaan ivPercobaan iv
Percobaan iv
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Study literatur anion
Study literatur anionStudy literatur anion
Study literatur anion
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 

More from Iffa M.Nisa

More from Iffa M.Nisa (15)

Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryer
 
Plat heat exchanger
Plat heat exchangerPlat heat exchanger
Plat heat exchanger
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Mixing
MixingMixing
Mixing
 
Spray drayer 5
Spray drayer 5Spray drayer 5
Spray drayer 5
 
Destilasi batch
Destilasi batchDestilasi batch
Destilasi batch
 
Fluidisasi
FluidisasiFluidisasi
Fluidisasi
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksi
 
P h metri
P h metriP h metri
P h metri
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 

Ion exchange

  • 1. 1 LABORATORIUM KIMIA FISIK SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 MODUL : ION EXCHANGE PEMBIMBING : Oleh Kelompok : IV (Empat) : Fredy Gultom (111411043) Ginanjar Surya R (111411044) Hana Afifah Rahman (111411045) Iffa Ma’rifatunnisa (111411046) Kelas : 1B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011 Praktikum : 9 Desember 2011 Penyerahan :16 Desember 2011 1 LABORATORIUM KIMIA FISIK SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 MODUL : ION EXCHANGE PEMBIMBING : Oleh Kelompok : IV (Empat) : Fredy Gultom (111411043) Ginanjar Surya R (111411044) Hana Afifah Rahman (111411045) Iffa Ma’rifatunnisa (111411046) Kelas : 1B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011 Praktikum : 9 Desember 2011 Penyerahan :16 Desember 2011 1 LABORATORIUM KIMIA FISIK SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 MODUL : ION EXCHANGE PEMBIMBING : Oleh Kelompok : IV (Empat) : Fredy Gultom (111411043) Ginanjar Surya R (111411044) Hana Afifah Rahman (111411045) Iffa Ma’rifatunnisa (111411046) Kelas : 1B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011 Praktikum : 9 Desember 2011 Penyerahan :16 Desember 2011
  • 2. 2 ION EXCHANGE I. TUJUAN a. Menentukan konsentrasi ion-ion H+ , Na+ , Mg+ , Zn+ dengan menggunakan resin penukar kation b. Menentukan afisiensi resin penukar kation II. DASAR TEORI Ion exchange atau penukaran ion merupakan salah satu metoda penghilangan mineral dari air, media umum dipakai berupa resin alam atau sintetis. Pada saat operasi dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion terlarut dalam air akan teresap ke resin penukar ion dan resin akan melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi tersebut maka kita dapat mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas. Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi syarat-syarat sebagaii berikut : a. Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas pertukaran ion yang tinggi. b. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang- ulang. Resin akan beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat melarutkan, karena yaitu resin harus tahan terhadap air c. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range pH yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap oksidasi dan radiasi. d. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan mekanis, tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis. Resin penukar ion adalah suatu strukur polimer yang mengandung suatu gugus aktif yang terikat pada kerangka organik. Proses pembentukan resin terdiri dari dua tahap yaitu pembentukan gugus aktif. Umumnya untuk pembentukan kerangka biasa dipakai cross linked polystirene yang dibentuk dari tetesan cairan monomer yang disuspensikan dalam air. Dari proses
  • 3. 3 tersebut diperoleh butiran yang keras, transparan, tidak berwarna dan kedap air. Butiran-butiran ini belum memiliki sifat penukar ion. Tahap selanjutnya pembentukan gugus aktif pada butiran-butiran tsb. Ada 2 macam resin penukar ion, yaitu : a. Anion exchange resin (resin penukar anion), yaitu resin yang mempunyai kemampuan menyerap/menukar anion-anion yang ada dalam air. Resin ini biasanya berupa gugus amin aktif. Misalnya : R – NH2 (primary amine), R – R1 NH (secondery amine), R – R2 1 N (tertiary amine), R – R3 1 NOH ( quartenary amine). Dalam notasi diatas R menunjukan polimer hidrokarbon dan R1 menunjukkan gugus tertentu misalnya CH2. b. Cation exchange resin (resin penukar kation), yaitu resin yang mempunyai kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh : Hidrogen zeolith (H2Z). Pada resin penukar kation, misalnya RSO3H, gugus aktif SO3 mempunyai daya afinitas yang lebih besar terhadap kation-kation lain bila dibandingkan dengan H+ . Tetapi sebaliknya dapat pula terjadi pada regenerasi. Hal ini mungkin dapat terjadi kalau konsentrasi H+ dalam larutan sangat tinggi. Reaksi : Ca Ca 2HCl Mg + 2RSO3H  Mg (RSO3)2 + Na Na H2SO4 Apabila H+ RSO3H telah digantikan semua oleh kation-kation atau dengan perkataan lain bahwa resin itu sudah jenuh, maka resin itu tidak aktif lagi. Sehingga harus diaktifkan lagi dengan cara regenerasi. Sebagai regenerasi dapat dipakai HCl (konsentrasi 1-10 %). Reaksi regenerasi : Ca Ca Mg (RSO3)2 + H2SO4  2RSO3H + Mg SO4 Na Na (aktif lagi) (dibuang)
  • 4. 4 Lamanya waktu regenerasi bermacam-macam, tetapi pada umumnya berlangsung minimal 30 menit atau sesuai spesifikasi pembuat. Setelah tahap regenerasi maka perlu dilakukan pembilasan terhadap resin. Pembilasan yang dilakukan terdiri dua tahap yaitu pembilasan awal dan pembilasan akhir. Pembilasan awal dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa regenerasi yang masih menempel pada resin. Pembilasan akhir dilakukan unutk menghilangkan kemungkinan garam yang terbentuk.
  • 5. 5 III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat a. tabung kolom berisi resin penukar kation b. pipet volume 10 ml c. labu titrasi 250 ml d. buret 50 ml dengan standar dan klem e. gelas kimia 100 ml f. gelas ukur 100 ml g. botol semprot 3.2 Bahan a. HCl 6 M b. NaOH 0,1 M c. Buffer Amonia d. Indikator EBT e. Resin Penukar Ion f. Resin Penukar Kation g. EDTA 0,1 M h. Indikator Asam Basa i. KCN Padat
  • 6. 6 IV. PROSEDUR KERJA 4.1 Regenerasi Resin atau penyiapan kolom 4.2 Penentuan jumlah total mgrek H+ dan ioin-ion logam (Na, Mg, Zn) 25 ml HCl 6 M dituangkan ke dalam kolom yang mengandung resin penukar kation Llarutan yang keluar dari tabung kolom ditampung Tabung kolom dibilas dengan Aquades hingga pH netral 5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung kolom Di bilas dengan aquades (6 x 25 ml ). Hasil bilasan di tampung di labu erlenmeyer 250 ml Di tambahkan indikator asam basa ( 3 tetes phenolpthaline) dan di titrasi dengan 0.1 NaOH Tetesan resin dari tabung kolom di cek keasamannya hingga mendekati pH netral
  • 7. 7 4.3 Penentuaan konsentrasi H+ dalam sampel 4.4 Penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ Di masukkan5 ml sampel kedalam erlenmeyer dan tambahkan indicator ) asam basa (3 tetes phenolpthaline Di tambahkan 75 ml aquades Di titrasi dengan 0.1 N NaOH (percobaan dilakukan secara duplo) Dimasukkan 5ml sampel kedalam erlenmeyer Di tambahkan NaOH 0.1 N volumenya sama dengan volume pada percobaan B Di tambahkan 5 ml buffer amonia dan indikator EBT Titrasi dengan EDTA 0.01 M
  • 8. 8 4.5 Penentuan konsentrasi ion Mg2+ Di masukan 5ml sampel kedalam erlenmeyer Di netralkan asamnya dengan jumlah NaOH 0.1 N di percobaan B Di tambahkan 5 ml buffer amonia, 1 gr KCN padat dan indikator EBT Di titrasi dengan EDTA 0.1 M
  • 9. 9 V. DATA PERCOBAAN 5.1 Penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion (Na.Mg.Zn) No. Sampel (ml) NaOH 0,1 M (ml) 1. 5 14,4 5.2 Penentuan konsentrasi H+ yang sudah ada dalam sampel No. Sampel (ml) NaOH 0,1 M (ml) 1. 5 13 2. 5 11,5 Rata-rata 12,25 5.3 Penentuan konsenrasi Mg2+ dan Zn2+ No. Sampel (ml) EDTA 0,01 M (ml) 1. 5 20 5.4 Penentuan konsentrasi Mg2+ No. Sampel (ml) EDTA 0,01 M 1. 5 11
  • 10. 10 VI. PENGOLAHAN DATA 6.1 Penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion logam Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺ Mgrek [H⁺, Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺] = V NaOH x C NaOH = 14,4 ml x 0,1 M = 1,44 mgrek 6.2 Menghitung konsentrasi H+ di dalam sampel Dik : V NaOH = 12,25 ml ; M NaOH = 0,1 M ; V sampel = 5 ml Dit : n H+ Jawab : MS .VS = M NaOH .V NaOH MS. 5 mL = 0,1 M . 12,25 ml MS = 0,245 M n H+ = M x Vsampel = 0,245 M x 5 ml = 1,225 mmol 6.3 Menghitung konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ di dalam sampel Dik : V EDTA = 20 ml ; M EDTA = 0,1 M Dit : n Mg2+ + n Zn2+ Jawab : Ms .Vs = M EDTA .V EDTA Ms . 5 mL = 0, 1M . 20 mL Ms = 0, 4 M n Mg2+ + n Zn2+ = M x Vsampel =0,4 M x 5 ml = 2 mmol
  • 11. 11 6.4 Menghitung konsentrasi Mg2+ di dalam sampel Diket : V EDTA = 11 ml ; M EDTA = 0,1 M Dit : n Mg2+ Jawab : Ms. Vs = M EDTA .V EDTA Ms. 5 mL = 0,1 M . 11 mL Ms = 0,22 M n Mg2+ = M x Vsampel = 0,22 M x 5 ml = 1,1 mmol 6.5 Menghitung konsentrasi Zn2+ di dalam sampel n Zn2+ = ( n Mg2+ dan Zn2+ ) – n Mg2+ = 2 mmol – 1,1 mmol = 0,9 mmol Ms = n Zn2+ / Vsampel = 0,9 mmol / 5 ml = 0,18 mmol 6.5 Menghitung konsentrasi Na+ di dalam sampel n Na+ = n total – ( n H+ + n Mg2+ + Zn2+ ) = 1,44 - (1,225 + 2) = -1,785 mmol Ms = n Na+ / Vsampel = -1,785 mmol / 5ml = -0,357 M
  • 12. 12 VII. PEMBAHASAN  Oleh : Freddy Gultom NIM : 111411043 Ionexchange atau penukar ion merupakan salah satu metoda yang paling sering digunakan dalam hal pengurangan mineral dari air,media yang umum dipakai berupa resin alam atau sintesis. Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi ion-ion yang dengan medium resin penukar ion,pengurangan kesadahan air dengan penukar kation,menentukan efisiensi resin penukar kation.Pada percobaan ini kami melakukan lima tahap percobaan yaitu: a. Regenerasi resin atau penyiapan kolom b. Penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion logam(Na+ ,Mg2+ ,Zn2+ ) c. Penentuan konsentrasi H+ dalam sampel d. Penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ e. Penentuan konsentrasi ion Mg2+ Untuk menngetahui hasil yang akan didapatkan dari tahapan-tahapan percobaan di atas dilakukan proses sebagai berikut: -Regenerasi resin/penyiapan kolom Dalam percobaan ini,hal peryama yang dilakukan adalah tuangkan 25 ml larutan HCl 6M ke dalam kolom yang mengandung resin penukar kation dengan tujuan pengaktifan ion H+ .Biarkan larutan HCl perlahan-lahan meresap ke dalam resin,tamping air yang menetes keluar dari tabung kolom.Setelah itu lakukan pembilasan ke dalam kolom itu dengan menggunakan aquades untuk mengurangi kandungan H+ yangterdapat dalam kolom.Proses ini terus dilakukan samapai air yang keluar itu mempunyai pH 5.Saat mengeluarkan aquades dan kolom resin jangan sampai kering tetapi sisakan sedikit air.Untuk pengaktifan resin itu harus dilakukan regenerasi. -Penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion logam(Na+ ,Mg2+ ,Zn2+ )
  • 13. 13 Pada percobaan ini,tujuannya yaitu untuk menentukan jumlah mgrek+ dan ion-ion logam(Na+ ,Mg2+ ,Zn2+ ).Langkah awal yang dilakukan adalah memeasukka sampel sebanyak 5 ml ke kolom resin penukar kation,lalu tamping larutan yang keluar dari kolm tersebut.Kemudian bilas kolom tersebut dengan 25 ml air beberapa kali(6 kali),tamping di tempat yang sama.Tambahkan beberapa tetes indikator asam basa dan titrasikan dengan larutan 0,1 M NaOH yang dilakukan secara duplo.Hasil dari praktikum kami didapatkan volume sampel NaOH:14,4 ml. -Penentuan konsentrasi H+ dalam sampel Pada percobaan ini,tujuannya yaitu untuk menentukan konsentrasi H+ dalam sampel.Langkah awal untuk mememulai percobaan ini adalah masukan 5 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan tambahkan beberapa tes indikator asam basa.Lalu tambahkan 75 ml aquades,titrasi dengan 0,1M NaOH dan lakukan percobaan ini secara duplo.Pada percobaan ini volume NaOH yang diperoleh 12,25 ml. -Penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ Pada percobaan ini mempunyai tujuan untuk menentukan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ .Langkah –langkah yang harus dilakukan ,pipet 5 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan tambahkan 3 tetes asam basa sama dengan volume pada tahapan penentuan konsentrasi H+ dalam sampel.Tambahkan 5 ml larutan buffer ammonia dan sedikit indikator EBT,titrasi dengan 0,2 M EDTA hingga warna larutan berubah dari merah-ungu merah-biru.Lakukan pengerjaan ini secara duplo.Pada penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ volume 5 ml sampel ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 11 ml.  Oleh : Hana Afifah Rahman NIM : 111411045 Praktikum ion exchange ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ion- ion dari sample yang dibuat. Ada beberapa tahap yang dilakukan saat praktikum yaitu tahap regenerasi resin, titrasi penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion logam (Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺), titrasi penentuan konsentrasi H⁺ yang sudah ada dalam
  • 14. 14 sample, titrasi penentuan konsentrasi Mg²⁺ dan Zn²⁺, Titrasi penentuan konsentrasi Mg²⁺. Dalam tahap regenerasi resin penukar ion yang bertujuan untuk pengaktifan ion H⁺ pada kolom, dilakukan dengan penambahan HCL 6M ke dalam kolom.. Ketika larutan HCl 6M dialirkan ke kolom maka ion-ion H⁺ akan terikat pada resin penukar ion. Saat pengerjaan ini larutan HCl dijaga tetap berada di atas resin sehingga resin penukar ion tetap terendam. Setelah itu dialirkan aquades ke dalam kolom untuk membilas kelebihan HCl. Pembilasan HCl dilakukan hingga air yang keluar dari keran kolom tidak lagi mengandung ion-ion H⁺ artinya air keluaran bersifat netral. Hal ini dapat dicek dengan menggunakan kertas lakmus. Dalam percobaan, pH = 5. Selanjutnya, penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion logam (Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺). Sampel sebanyak 5 ml dituangkan ke dalam kolom. Pada tahap ini proses yang terjadi adalah kation yang terdapat dalam sample seperti Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺ diserap oleh resin dan resin melepaskan ion H⁺ sebanyak muatan yang dimiliki oleh tiap kation yang akan terbawa dalam air keluaran. Berarti di sini terjadi pertukaran ion. Setelah itu, aquades dialirkan sebanyak 6 x 25 mL ke dalam kolom untuk pembilasan. Pada percobaan, air keluarannya ditampung di tempat yang sama. Tahap selanjutnya adalah titrasi menggunakan larutan NaOH sehingga terjadi perubahan warna yaitu merah muda. Volume NaOH yang dibutuhkan dalam keperluan titrasi sama dengan banyaknya ion H⁺ dan ion-ion logam dalam larutan. Dalam percobaan, NaOH yang dibutuhkan 14,4 mL. Sehingga jumlah mgrek 1,44 mgrek. Tahap ketiga, titrasi penentuan konsentrasi H⁺ yang sudah ada dalam sample. Pada tahap ini tidak menggunakan labu resin penukar ion. Labu erlenmeyer yang sudah berisi sample, indikator asam basa dan aquades dititrasi dengan larutan NaOH sehingga terjadi perubahan warna sampai merah muda. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi sama dengan banyaknya
  • 15. 15 ion H⁺ dalam larutan. Percobaan dilakukan secara duplo, didapat V1 NaOH = 13 mL dan V2 NaOH = 11,5 mL, jadi Vrata-rata = 12,25 mL. Jadi, jumlah H+ adalah 1,225 mmol. Penitrasian untuk menentukan jumlah ion Mg²⁺ dan Zn²⁺ menggunakan larutan EDTA karena dapat membentuk ion kompleks dengan kedua unsur tersebut. Perubahan warna yang terjadi ketika titrasi berlangsung adalah ungu merah dan akhirnya biru. Volume EDTA yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi sama dengan banyaknya ion Mg²⁺ dan Zn²⁺ dalam larutan. Dalam percobaan, didapat volume EDTA 0,1 M hasil titrasi 20mL. Jadi, didapat jumlah Mg²⁺ dan Zn²⁺ 2mmol. Titrasi penentuan konsentrasi Mg²⁺, sama seperti percobaan sebelumnya, menetralkan asam yang terkandung dalam sampel dengan larutan NaOH serta menambahkan indikator EBT (semakin sedikit indicator yang ditambahkan semakin terang/jelas titik akhirnya). Namun yang berbeda dalam hal ini adalah penambahan KCN padat karena kemampuannya dapat membentuk ion kompleks dengan Zn²⁺ yaitu Zn(CN)₂. Perubahan warna yang terjadi adalah merah muda dan akhirnya biru. Volume EDTA yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi sama dengan banyaknya ion Mg²⁺ dalam larutan sampel. Jumlah volume EDTA yang dibutuhkan sebanyak 11 mL. Jadi, di peroleh konsentrasi Mg2+ adalah 1,1 mmol. Dari data tersebut diperoleh konsentrasi Zn2+ sebesar 0,9 mmol dan konsentrasi Na+ yang kami peroleh bernilai negaif yaitu sebanyak -1,785 mmol. Hasil negatif dalam penentuan ini dikarenakan adanya beberapa faktor kesalahan, diantaranya keadaan pH resin yang tidak netral (kurang netral) dan kondisi alat dan bahan yang kurang baik, dan konsentrasi penetrasi yang terlalu rendah (0,1 M EDTA) .
  • 16. 16  Oleh : Iffa Ma’rifatunnisa NIM : 111411046 Praktikum ion exchange ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ion- ion dari sample yang dibuat Dalam percobaan ion exchange dilakukan 5 tahap, yaitu: regenerasi resin, penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion logam (Na, Mg, Zn), penentuan konsentrasi H+ dalam sample, penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ serta penentuan konsentrasi ion Mg2+. Tahap pertama yaitu regenerasi, dimana proses ini bertujuan untuk mengaktifkan kembali kation-kation yang ada di dalam resin karena mungkin saja resin sudah bersifat jenuh atau resin tidak dapat mengikat kation dengan semurna karena sebagian resin telah mengikat kation. Pada proses regenerasi ini kolom dibilas menggunakan aquades ± 25 mL hingga pH neetral (pada percobaan pH = 5) proses pembilasan ini dimaksudkan untuk membersihkan kolom dari sisa-sisa HCl yang masih tertinggal di dalam kolom. Tahap selanjutnya adalah penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion logam, pada penentuan ini volume sample yang digunakan adalah 5 ml kemudian ditambahkan aquades 25 ml beberapakali serta 3 tetes indikator asam basa (pp). Setelah itu dititrasi NaOH 0,1 N. Volume NaOH yang diperoleh, yaitu 14,4 m, sehingga diperoleh jumlah mgrek 1,44 mgrek. Tahap ketiga yaitu penentuan konsentrasi H+ dalam sample yang dilakukan secara duplo. Sampel yang digunakan sebanyak 5 ml ditamba 3 tetes indikator asam basa (pp) dan 25 ml aquades kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N pada tahap ini diperoleh volume NaOH. Volume NaOH yang pertama adalah 13 ml dan yang kedua adalah 11,5 ml, sehingga dari rata-rata volume NaOH tersebut diperoleh 12,25 ml. Kemudian dari volume rata-rata NaOH tersebut dapat diperoleh konsentrasi H+ dalam sempel yaitu sebesar 1,225 mmol. Tahap keempat adalah penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+. Pada tahap ini volume sample yang digunakan adalah 5 ml, kemudian ditambahkan larutan NaOH 0,1 N sebanyak 12,25 ml yang bertujuan untuk mengikat ion H+ , 5 ml laruan buffer yang bertujuan untuk menjaga kandungan ion Mg2+ dan Zn2+ agar tidak bercampur dengan ion lain serta sedikit EBT. Pada saat penambahan EBT warna larutan berubah menjadi merah muda. Setelah itu, larutan yang telah di
  • 17. 17 masukkan ke dalam labu erlenmeyer di titrasi dengan EDTA 0,1 M. Larutan di titrasi hingga warna laruta berubah menjadi warna ungu, merah, dan akhirnya berwarna biru. Volume laruta yang diperoleh dari titrasi tersebut adalah 20 ml. Kemudian dari data tersebut di peroleh konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ adalah 2 mmol. Tahap terakhir yaitu penentuan konsentrasi ion Mg2+ sama dengan tahap penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+, perbedaannya hanya ditambahkan ±1gram KCN. Perubahan warna dicapai pada saat volume EDTA 11 ml dan dari data tersebut di peroleh konsentrasi Mg2+ adalah 1,1 mmol. Selanjutnya dari data tersebut diperoleh konsentrasi Zn2+ sebesar 0,9 mmol dan konsentrasi Na+ yang kami peroleh bernilai negaif yaitu sebanyak -1,785 mmol. Hasil negatif dalam penentuan ini dikarenakan adanya pH resin yang tidak netral (kurang netral) dan kondisi alat dan bahan yang kurang baik serta konsentrasi penetrasi yang terlalu rendah (0,1 M EDTA) .
  • 18. 18 VIII. KESIMPULAN  Praktikum ion exchange dapat menentukan konsentrasi ion-ion H⁺, Na⁺, Mg²⁺ dan Zn²⁺ dalam sample dengan menggunakan resin penukar kation  Konsentrasi [H⁺] = 1,225 mmol Konsentrasi [Na⁺] = -0,357 mmol Konsentrasi [Mg²⁺] = 1,1 mmol Konsentrasi [Zn²⁺] = 0,18 mmol  Didalam suatu industri proses ion exchange ini berfungsi untuk menghikangkan ion pengotor yang terkandung dalam suatu aliran umpan sehingga dapat menurunkan kualitas steam yang akan dimasukkan dalam suatu boiler.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA Farington, Daniel. 1972. Experimental Physical Chemistry.Book Company INC: New York Tony, Bird. 1987. Penuntun Prkatikum Kimia Fisika untuk Universitas. Gramedia: Jakarta Utoro, Yahya dkk. 1979. Kimia Fisika Teori dan Praktikum. Laboratorium Kimia Fisika FMIPA-UGM: Yogyakarta.