1. 1
LABORATORIUM KIMIA FISIK
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
MODUL : ION EXCHANGE
PEMBIMBING :
Oleh
Kelompok : IV (Empat)
: Fredy Gultom (111411043)
Ginanjar Surya R (111411044)
Hana Afifah Rahman (111411045)
Iffa Ma’rifatunnisa (111411046)
Kelas : 1B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
Praktikum : 9 Desember 2011
Penyerahan :16 Desember 2011
1
LABORATORIUM KIMIA FISIK
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
MODUL : ION EXCHANGE
PEMBIMBING :
Oleh
Kelompok : IV (Empat)
: Fredy Gultom (111411043)
Ginanjar Surya R (111411044)
Hana Afifah Rahman (111411045)
Iffa Ma’rifatunnisa (111411046)
Kelas : 1B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
Praktikum : 9 Desember 2011
Penyerahan :16 Desember 2011
1
LABORATORIUM KIMIA FISIK
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
MODUL : ION EXCHANGE
PEMBIMBING :
Oleh
Kelompok : IV (Empat)
: Fredy Gultom (111411043)
Ginanjar Surya R (111411044)
Hana Afifah Rahman (111411045)
Iffa Ma’rifatunnisa (111411046)
Kelas : 1B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2011
Praktikum : 9 Desember 2011
Penyerahan :16 Desember 2011
2. 2
ION EXCHANGE
I. TUJUAN
a. Menentukan konsentrasi ion-ion H+
, Na+
, Mg+
, Zn+
dengan
menggunakan resin penukar kation
b. Menentukan afisiensi resin penukar kation
II. DASAR TEORI
Ion exchange atau penukaran ion merupakan salah satu metoda
penghilangan mineral dari air, media umum dipakai berupa resin alam atau
sintetis. Pada saat operasi dikontakkan dengan resin penukar ion, maka ion
terlarut dalam air akan teresap ke resin penukar ion dan resin akan
melepaskan ion lain dalam kesetaraan ekivalen, dengan melihat kondisi
tersebut maka kita dapat mengatur jenis ion yang diikat dan dilepas.
Sebagai media penukar ion, maka resin penukar ion harus memenuhi
syarat-syarat sebagaii berikut :
a. Kapasitas total yang tinggi. Maksudnya resin memiliki kapasitas
pertukaran ion yang tinggi.
b. Kelarutan yang rendah dalam berbagai larutan sehingga dapat berulang-
ulang. Resin akan beroperasi dalam cairan yang mempunyai sifat
melarutkan, karena yaitu resin harus tahan terhadap air
c. Kestabilan kimia yang tinggi. Resin diharapkan dapat bekerja pada range
pH yang luas serta tahan terhadap asam dan basa. Demikian pula terhadap
oksidasi dan radiasi.
d. Kestabilan fisik yang tinggi. Resin diharapkan tahan terhadap tekanan
mekanis, tekanan hidrostatis cairan serta tekanan osmosis.
Resin penukar ion adalah suatu strukur polimer yang mengandung
suatu gugus aktif yang terikat pada kerangka organik. Proses pembentukan
resin terdiri dari dua tahap yaitu pembentukan gugus aktif. Umumnya untuk
pembentukan kerangka biasa dipakai cross linked polystirene yang dibentuk
dari tetesan cairan monomer yang disuspensikan dalam air. Dari proses
3. 3
tersebut diperoleh butiran yang keras, transparan, tidak berwarna dan kedap
air. Butiran-butiran ini belum memiliki sifat penukar ion. Tahap selanjutnya
pembentukan gugus aktif pada butiran-butiran tsb. Ada 2 macam resin
penukar ion, yaitu :
a. Anion exchange resin (resin penukar anion), yaitu resin yang mempunyai
kemampuan menyerap/menukar anion-anion yang ada dalam air. Resin
ini biasanya berupa gugus amin aktif. Misalnya : R – NH2 (primary
amine), R – R1
NH (secondery amine), R – R2
1
N (tertiary amine), R – R3
1
NOH ( quartenary amine). Dalam notasi diatas R menunjukan polimer
hidrokarbon dan R1
menunjukkan gugus tertentu misalnya CH2.
b. Cation exchange resin (resin penukar kation), yaitu resin yang
mempunyai kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca,
Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh : Hidrogen zeolith (H2Z).
Pada resin penukar kation, misalnya RSO3H, gugus aktif SO3
mempunyai daya afinitas yang lebih besar terhadap kation-kation lain bila
dibandingkan dengan H+
. Tetapi sebaliknya dapat pula terjadi pada
regenerasi. Hal ini mungkin dapat terjadi kalau konsentrasi H+
dalam larutan
sangat tinggi.
Reaksi :
Ca Ca 2HCl
Mg + 2RSO3H Mg (RSO3)2 +
Na Na H2SO4
Apabila H+
RSO3H telah digantikan semua oleh kation-kation atau
dengan perkataan lain bahwa resin itu sudah jenuh, maka resin itu tidak aktif
lagi. Sehingga harus diaktifkan lagi dengan cara regenerasi. Sebagai
regenerasi dapat dipakai HCl (konsentrasi 1-10 %).
Reaksi regenerasi :
Ca Ca
Mg (RSO3)2 + H2SO4 2RSO3H + Mg SO4
Na Na
(aktif lagi) (dibuang)
4. 4
Lamanya waktu regenerasi bermacam-macam, tetapi pada umumnya
berlangsung minimal 30 menit atau sesuai spesifikasi pembuat. Setelah tahap
regenerasi maka perlu dilakukan pembilasan terhadap resin. Pembilasan yang
dilakukan terdiri dua tahap yaitu pembilasan awal dan pembilasan akhir.
Pembilasan awal dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa regenerasi yang
masih menempel pada resin. Pembilasan akhir dilakukan unutk menghilangkan
kemungkinan garam yang terbentuk.
5. 5
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. tabung kolom berisi resin penukar kation
b. pipet volume 10 ml
c. labu titrasi 250 ml
d. buret 50 ml dengan standar dan klem
e. gelas kimia 100 ml
f. gelas ukur 100 ml
g. botol semprot
3.2 Bahan
a. HCl 6 M
b. NaOH 0,1 M
c. Buffer Amonia
d. Indikator EBT
e. Resin Penukar Ion
f. Resin Penukar Kation
g. EDTA 0,1 M
h. Indikator Asam Basa
i. KCN Padat
6. 6
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Regenerasi Resin atau penyiapan kolom
4.2 Penentuan jumlah total mgrek H+
dan ioin-ion logam (Na, Mg, Zn)
25 ml HCl 6 M dituangkan ke
dalam kolom yang mengandung
resin penukar kation
Llarutan yang keluar dari
tabung kolom ditampung
Tabung kolom dibilas dengan
Aquades hingga pH netral
5 ml sampel dimasukkan ke
dalam tabung kolom
Di bilas dengan aquades (6 x 25 ml ).
Hasil bilasan di tampung di labu
erlenmeyer 250 ml
Di tambahkan indikator asam basa ( 3
tetes phenolpthaline) dan di titrasi
dengan 0.1 NaOH
Tetesan resin dari tabung
kolom di cek keasamannya
hingga mendekati pH netral
7. 7
4.3 Penentuaan konsentrasi H+
dalam sampel
4.4 Penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
Di masukkan5 ml sampel kedalam
erlenmeyer dan tambahkan
indicator ) asam basa (3 tetes
phenolpthaline
Di tambahkan
75 ml aquades
Di titrasi dengan 0.1 N NaOH
(percobaan dilakukan secara
duplo)
Dimasukkan 5ml sampel
kedalam erlenmeyer
Di tambahkan NaOH 0.1 N
volumenya sama dengan
volume pada percobaan B
Di tambahkan 5 ml buffer
amonia dan indikator EBT
Titrasi dengan
EDTA 0.01 M
8. 8
4.5 Penentuan konsentrasi ion Mg2+
Di masukan 5ml sampel
kedalam erlenmeyer
Di netralkan asamnya
dengan jumlah NaOH 0.1
N di percobaan B
Di tambahkan 5 ml buffer
amonia, 1 gr KCN padat dan
indikator EBT
Di titrasi dengan
EDTA 0.1 M
9. 9
V. DATA PERCOBAAN
5.1 Penentuan jumlah total mgrek H+
dan ion-ion (Na.Mg.Zn)
No. Sampel (ml) NaOH 0,1 M (ml)
1. 5 14,4
5.2 Penentuan konsentrasi H+
yang sudah ada dalam sampel
No. Sampel (ml) NaOH 0,1 M (ml)
1. 5 13
2. 5 11,5
Rata-rata 12,25
5.3 Penentuan konsenrasi Mg2+
dan Zn2+
No. Sampel (ml) EDTA 0,01 M (ml)
1. 5 20
5.4 Penentuan konsentrasi Mg2+
No. Sampel (ml) EDTA 0,01 M
1. 5 11
10. 10
VI. PENGOLAHAN DATA
6.1 Penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion logam Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺
Mgrek [H⁺, Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺] = V NaOH x C NaOH
= 14,4 ml x 0,1 M
= 1,44 mgrek
6.2 Menghitung konsentrasi H+
di dalam sampel
Dik : V NaOH = 12,25 ml ; M NaOH = 0,1 M ; V sampel = 5 ml
Dit : n H+
Jawab :
MS .VS = M NaOH .V NaOH
MS. 5 mL = 0,1 M . 12,25 ml
MS = 0,245 M
n H+
= M x Vsampel
= 0,245 M x 5 ml
= 1,225 mmol
6.3 Menghitung konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
di dalam sampel
Dik : V EDTA = 20 ml ; M EDTA = 0,1 M
Dit : n Mg2+
+ n Zn2+
Jawab :
Ms .Vs = M EDTA .V EDTA
Ms . 5 mL = 0, 1M . 20 mL
Ms = 0, 4 M
n Mg2+
+ n Zn2+
= M x Vsampel
=0,4 M x 5 ml
= 2 mmol
11. 11
6.4 Menghitung konsentrasi Mg2+
di dalam sampel
Diket : V EDTA = 11 ml ; M EDTA = 0,1 M
Dit : n Mg2+
Jawab :
Ms. Vs = M EDTA .V EDTA
Ms. 5 mL = 0,1 M . 11 mL
Ms = 0,22 M
n Mg2+
= M x Vsampel
= 0,22 M x 5 ml
= 1,1 mmol
6.5 Menghitung konsentrasi Zn2+
di dalam sampel
n Zn2+
= ( n Mg2+
dan Zn2+
) – n Mg2+
= 2 mmol – 1,1 mmol
= 0,9 mmol
Ms = n Zn2+
/ Vsampel
= 0,9 mmol / 5 ml
= 0,18 mmol
6.5 Menghitung konsentrasi Na+
di dalam sampel
n Na+
= n total – ( n H+
+ n Mg2+
+ Zn2+
)
= 1,44 - (1,225 + 2)
= -1,785 mmol
Ms = n Na+
/ Vsampel
= -1,785 mmol / 5ml
= -0,357 M
12. 12
VII. PEMBAHASAN
Oleh : Freddy Gultom
NIM : 111411043
Ionexchange atau penukar ion merupakan salah satu metoda yang paling
sering digunakan dalam hal pengurangan mineral dari air,media yang umum
dipakai berupa resin alam atau sintesis.
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi ion-ion yang
dengan medium resin penukar ion,pengurangan kesadahan air dengan penukar
kation,menentukan efisiensi resin penukar kation.Pada percobaan ini kami
melakukan lima tahap percobaan yaitu:
a. Regenerasi resin atau penyiapan kolom
b. Penentuan jumlah total mgrek H+
dan ion-ion logam(Na+
,Mg2+
,Zn2+
)
c. Penentuan konsentrasi H+
dalam sampel
d. Penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
e. Penentuan konsentrasi ion Mg2+
Untuk menngetahui hasil yang akan didapatkan dari tahapan-tahapan
percobaan di atas dilakukan proses sebagai berikut:
-Regenerasi resin/penyiapan kolom
Dalam percobaan ini,hal peryama yang dilakukan adalah tuangkan 25 ml
larutan HCl 6M ke dalam kolom yang mengandung resin penukar kation dengan
tujuan pengaktifan ion H+
.Biarkan larutan HCl perlahan-lahan meresap ke dalam
resin,tamping air yang menetes keluar dari tabung kolom.Setelah itu lakukan
pembilasan ke dalam kolom itu dengan menggunakan aquades untuk mengurangi
kandungan H+
yangterdapat dalam kolom.Proses ini terus dilakukan samapai air
yang keluar itu mempunyai pH 5.Saat mengeluarkan aquades dan kolom resin
jangan sampai kering tetapi sisakan sedikit air.Untuk pengaktifan resin itu harus
dilakukan regenerasi.
-Penentuan jumlah total mgrek H+
dan ion-ion logam(Na+
,Mg2+
,Zn2+
)
13. 13
Pada percobaan ini,tujuannya yaitu untuk menentukan jumlah mgrek+
dan
ion-ion logam(Na+
,Mg2+
,Zn2+
).Langkah awal yang dilakukan adalah memeasukka
sampel sebanyak 5 ml ke kolom resin penukar kation,lalu tamping larutan yang
keluar dari kolm tersebut.Kemudian bilas kolom tersebut dengan 25 ml air
beberapa kali(6 kali),tamping di tempat yang sama.Tambahkan beberapa tetes
indikator asam basa dan titrasikan dengan larutan 0,1 M NaOH yang dilakukan
secara duplo.Hasil dari praktikum kami didapatkan volume sampel NaOH:14,4
ml.
-Penentuan konsentrasi H+
dalam sampel
Pada percobaan ini,tujuannya yaitu untuk menentukan konsentrasi H+
dalam sampel.Langkah awal untuk mememulai percobaan ini adalah masukan 5
ml sampel ke dalam Erlenmeyer 250 ml dan tambahkan beberapa tes indikator
asam basa.Lalu tambahkan 75 ml aquades,titrasi dengan 0,1M NaOH dan lakukan
percobaan ini secara duplo.Pada percobaan ini volume NaOH yang diperoleh
12,25 ml.
-Penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
Pada percobaan ini mempunyai tujuan untuk menentukan konsentrasi
Mg2+
dan Zn2+
.Langkah –langkah yang harus dilakukan ,pipet 5 ml sampel ke
dalam Erlenmeyer 250 ml dan tambahkan 3 tetes asam basa sama dengan volume
pada tahapan penentuan konsentrasi H+
dalam sampel.Tambahkan 5 ml larutan
buffer ammonia dan sedikit indikator EBT,titrasi dengan 0,2 M EDTA hingga
warna larutan berubah dari merah-ungu merah-biru.Lakukan pengerjaan ini secara
duplo.Pada penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+
volume 5 ml sampel
ditambahkan NaOH 0,1 M sebanyak 11 ml.
Oleh : Hana Afifah Rahman
NIM : 111411045
Praktikum ion exchange ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ion-
ion dari sample yang dibuat. Ada beberapa tahap yang dilakukan saat praktikum
yaitu tahap regenerasi resin, titrasi penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion
logam (Na⁺, Mg²⁺, Zn²⁺), titrasi penentuan konsentrasi H⁺ yang sudah ada dalam
14. 14
sample, titrasi penentuan konsentrasi Mg²⁺ dan Zn²⁺, Titrasi penentuan
konsentrasi Mg²⁺.
Dalam tahap regenerasi resin penukar ion yang bertujuan untuk
pengaktifan ion H⁺ pada kolom, dilakukan dengan penambahan HCL 6M ke
dalam kolom.. Ketika larutan HCl 6M dialirkan ke kolom maka ion-ion H⁺ akan
terikat pada resin penukar ion. Saat pengerjaan ini larutan HCl dijaga tetap berada
di atas resin sehingga resin penukar ion tetap terendam. Setelah itu dialirkan
aquades ke dalam kolom untuk membilas kelebihan HCl. Pembilasan HCl
dilakukan hingga air yang keluar dari keran kolom tidak lagi mengandung ion-ion
H⁺ artinya air keluaran bersifat netral. Hal ini dapat dicek dengan menggunakan
kertas lakmus. Dalam percobaan, pH = 5.
Selanjutnya, penentuan jumlah total mgrek H⁺ dan ion-ion logam (Na⁺,
Mg²⁺, Zn²⁺). Sampel sebanyak 5 ml dituangkan ke dalam kolom. Pada tahap ini
proses yang terjadi adalah kation yang terdapat dalam sample seperti Na⁺, Mg²⁺,
Zn²⁺ diserap oleh resin dan resin melepaskan ion H⁺ sebanyak muatan yang
dimiliki oleh tiap kation yang akan terbawa dalam air keluaran. Berarti di sini
terjadi pertukaran ion. Setelah itu, aquades dialirkan sebanyak 6 x 25 mL ke
dalam kolom untuk pembilasan. Pada percobaan, air keluarannya ditampung di
tempat yang sama. Tahap selanjutnya adalah titrasi menggunakan larutan NaOH
sehingga terjadi perubahan warna yaitu merah muda. Volume NaOH yang
dibutuhkan dalam keperluan titrasi sama dengan banyaknya ion H⁺ dan ion-ion
logam dalam larutan. Dalam percobaan, NaOH yang dibutuhkan 14,4 mL.
Sehingga jumlah mgrek 1,44 mgrek.
Tahap ketiga, titrasi penentuan konsentrasi H⁺ yang sudah ada dalam
sample. Pada tahap ini tidak menggunakan labu resin penukar ion. Labu
erlenmeyer yang sudah berisi sample, indikator asam basa dan aquades dititrasi
dengan larutan NaOH sehingga terjadi perubahan warna sampai merah muda.
Volume NaOH yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi sama dengan banyaknya
15. 15
ion H⁺ dalam larutan. Percobaan dilakukan secara duplo, didapat V1 NaOH = 13
mL dan V2 NaOH = 11,5 mL, jadi Vrata-rata = 12,25 mL. Jadi, jumlah H+
adalah
1,225 mmol.
Penitrasian untuk menentukan jumlah ion Mg²⁺ dan Zn²⁺ menggunakan
larutan EDTA karena dapat membentuk ion kompleks dengan kedua unsur
tersebut. Perubahan warna yang terjadi ketika titrasi berlangsung adalah ungu
merah dan akhirnya biru. Volume EDTA yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi
sama dengan banyaknya ion Mg²⁺ dan Zn²⁺ dalam larutan. Dalam percobaan,
didapat volume EDTA 0,1 M hasil titrasi 20mL. Jadi, didapat jumlah Mg²⁺ dan
Zn²⁺ 2mmol.
Titrasi penentuan konsentrasi Mg²⁺, sama seperti percobaan sebelumnya,
menetralkan asam yang terkandung dalam sampel dengan larutan NaOH serta
menambahkan indikator EBT (semakin sedikit indicator yang ditambahkan
semakin terang/jelas titik akhirnya). Namun yang berbeda dalam hal ini adalah
penambahan KCN padat karena kemampuannya dapat membentuk ion kompleks
dengan Zn²⁺ yaitu Zn(CN)₂. Perubahan warna yang terjadi adalah merah muda
dan akhirnya biru. Volume EDTA yang dibutuhkan untuk keperluan titrasi sama
dengan banyaknya ion Mg²⁺ dalam larutan sampel. Jumlah volume EDTA yang
dibutuhkan sebanyak 11 mL. Jadi, di peroleh konsentrasi Mg2+ adalah 1,1 mmol.
Dari data tersebut diperoleh konsentrasi Zn2+
sebesar 0,9 mmol dan
konsentrasi Na+
yang kami peroleh bernilai negaif yaitu sebanyak -1,785 mmol.
Hasil negatif dalam penentuan ini dikarenakan adanya beberapa faktor kesalahan,
diantaranya keadaan pH resin yang tidak netral (kurang netral) dan kondisi alat
dan bahan yang kurang baik, dan konsentrasi penetrasi yang terlalu rendah (0,1 M
EDTA) .
16. 16
Oleh : Iffa Ma’rifatunnisa
NIM : 111411046
Praktikum ion exchange ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ion-
ion dari sample yang dibuat Dalam percobaan ion exchange dilakukan 5 tahap,
yaitu: regenerasi resin, penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion logam (Na,
Mg, Zn), penentuan konsentrasi H+ dalam sample, penentuan konsentrasi Mg2+
dan Zn2+ serta penentuan konsentrasi ion Mg2+.
Tahap pertama yaitu regenerasi, dimana proses ini bertujuan untuk
mengaktifkan kembali kation-kation yang ada di dalam resin karena mungkin saja
resin sudah bersifat jenuh atau resin tidak dapat mengikat kation dengan semurna
karena sebagian resin telah mengikat kation. Pada proses regenerasi ini kolom
dibilas menggunakan aquades ± 25 mL hingga pH neetral (pada percobaan pH =
5) proses pembilasan ini dimaksudkan untuk membersihkan kolom dari sisa-sisa
HCl yang masih tertinggal di dalam kolom.
Tahap selanjutnya adalah penentuan jumlah total mgrek H+ dan ion-ion
logam, pada penentuan ini volume sample yang digunakan adalah 5 ml kemudian
ditambahkan aquades 25 ml beberapakali serta 3 tetes indikator asam basa (pp).
Setelah itu dititrasi NaOH 0,1 N. Volume NaOH yang diperoleh, yaitu 14,4 m,
sehingga diperoleh jumlah mgrek 1,44 mgrek.
Tahap ketiga yaitu penentuan konsentrasi H+ dalam sample yang
dilakukan secara duplo. Sampel yang digunakan sebanyak 5 ml ditamba 3 tetes
indikator asam basa (pp) dan 25 ml aquades kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1
N pada tahap ini diperoleh volume NaOH. Volume NaOH yang pertama adalah 13
ml dan yang kedua adalah 11,5 ml, sehingga dari rata-rata volume NaOH tersebut
diperoleh 12,25 ml. Kemudian dari volume rata-rata NaOH tersebut dapat
diperoleh konsentrasi H+ dalam sempel yaitu sebesar 1,225 mmol.
Tahap keempat adalah penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+. Pada tahap
ini volume sample yang digunakan adalah 5 ml, kemudian ditambahkan larutan
NaOH 0,1 N sebanyak 12,25 ml yang bertujuan untuk mengikat ion H+
, 5 ml
laruan buffer yang bertujuan untuk menjaga kandungan ion Mg2+
dan Zn2+
agar
tidak bercampur dengan ion lain serta sedikit EBT. Pada saat penambahan EBT
warna larutan berubah menjadi merah muda. Setelah itu, larutan yang telah di
17. 17
masukkan ke dalam labu erlenmeyer di titrasi dengan EDTA 0,1 M. Larutan di
titrasi hingga warna laruta berubah menjadi warna ungu, merah, dan akhirnya
berwarna biru. Volume laruta yang diperoleh dari titrasi tersebut adalah 20 ml.
Kemudian dari data tersebut di peroleh konsentrasi Mg2+ dan Zn2+ adalah 2
mmol.
Tahap terakhir yaitu penentuan konsentrasi ion Mg2+ sama dengan tahap
penentuan konsentrasi Mg2+ dan Zn2+, perbedaannya hanya ditambahkan
±1gram KCN. Perubahan warna dicapai pada saat volume EDTA 11 ml dan dari
data tersebut di peroleh konsentrasi Mg2+ adalah 1,1 mmol. Selanjutnya dari data
tersebut diperoleh konsentrasi Zn2+ sebesar 0,9 mmol dan konsentrasi Na+ yang
kami peroleh bernilai negaif yaitu sebanyak -1,785 mmol. Hasil negatif dalam
penentuan ini dikarenakan adanya pH resin yang tidak netral (kurang netral) dan
kondisi alat dan bahan yang kurang baik serta konsentrasi penetrasi yang terlalu
rendah (0,1 M EDTA) .
18. 18
VIII. KESIMPULAN
Praktikum ion exchange dapat menentukan konsentrasi ion-ion H⁺, Na⁺,
Mg²⁺ dan Zn²⁺ dalam sample dengan menggunakan resin penukar kation
Konsentrasi [H⁺] = 1,225 mmol
Konsentrasi [Na⁺] = -0,357 mmol
Konsentrasi [Mg²⁺] = 1,1 mmol
Konsentrasi [Zn²⁺] = 0,18 mmol
Didalam suatu industri proses ion exchange ini berfungsi untuk
menghikangkan ion pengotor yang terkandung dalam suatu aliran umpan
sehingga dapat menurunkan kualitas steam yang akan dimasukkan dalam
suatu boiler.
19. 19
DAFTAR PUSTAKA
Farington, Daniel. 1972. Experimental Physical Chemistry.Book Company
INC: New York
Tony, Bird. 1987. Penuntun Prkatikum Kimia Fisika untuk Universitas.
Gramedia: Jakarta
Utoro, Yahya dkk. 1979. Kimia Fisika Teori dan Praktikum. Laboratorium
Kimia Fisika FMIPA-UGM: Yogyakarta.