SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
LABORATORIUM SATUAN OPERASI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : FLUIDISASI PADAT GAS
PEMBIMBING : Ir. Emmanuella M.W., ST,MT
Oleh :
Kelompok : V (lima)
Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032
Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046
Kelas : 2B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum : 7 Maret 2013
Penyerahan : 14 Maret 2013
(Laporan)
LABORATORIUM SATUAN OPERASI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : FLUIDISASI PADAT GAS
PEMBIMBING : Ir. Emmanuella M.W., ST,MT
Oleh :
Kelompok : V (lima)
Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032
Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046
Kelas : 2B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum : 7 Maret 2013
Penyerahan : 14 Maret 2013
(Laporan)
LABORATORIUM SATUAN OPERASI
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
MODUL : FLUIDISASI PADAT GAS
PEMBIMBING : Ir. Emmanuella M.W., ST,MT
Oleh :
Kelompok : V (lima)
Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032
Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046
Kelas : 2B
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
Praktikum : 7 Maret 2013
Penyerahan : 14 Maret 2013
(Laporan)
FLUIDISASI GAS PADAT
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Membuat kurva krakteristik fluidisasi
b. Menentukan rapat massa butiran padat
c. Menentukan harga kecepatan alir minimum Umf dari kurva karakterisik dan
dari perhitungan
d. Mengetahui pengaruh ukuran praktikel dan tinggi unggun terhadap Umf
II. LANDASAN TEORI
Fluidisasi adalah peristiwa dimanan berisi butiran padat berkelakuan sperti
fluida karena dialiri fluida. Manfaat dari sifat padatan yang terfluidisasi adalah
sifatnya yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi menggunakan padatan
dapat bersifat kontinyu. Selain itu keuntungan lain adalah dengan terangkatnya
butiran sampai mengapung ini membuat luas permukaan kontak sangat besar sehingga
operasi menjadi sangat efektif
Peristiwa fluidisasi digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor
cracking, katalis padat dalam butiran dapat diregenerisasi secara kontinyu dengan
mengalirkan katalis dari reaktor ke unit aktivasi katalis. Contoh pemakaian dari
reaktor ini adalah pembuatan alkil klorida dari gas klorin dengna olefin dan
pembuatan phthalic-anhidrid dari oksida naphtalena oleh gas udara.
Ketika fluida atau gas mengalir dengan laju kecil pada kolom bersisi unggun
padatan maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun padatan. Apabila laju
alliran gas diperbesar terus maka besarnya penurunan tekanan gas sepanjang unggun
juga akan bertambah, hingga pada suatu saat dimana butiran padatan tersebut
terangkat oleh aliran gas makan penurunan tekanan menjadi tetap. Keadaan dimana
padatan terangkat sehingga tidak lagi berupa unggun diam disebut terfluidisasi,
artinya padatan tersuspensi dalam gas dan pada keadaan ini sifat dari padatan tidak
lagi seperti semula tetapi berubah seperti fluida, yaitu dapar dialirkan melalui pipa
maupun keran. Besarnya kecepatan minimum yang diperlukan untuk membuat
padatan unggun diam menjadi terfluindisasi tergantung beberapa faktor seperti
besarnya diameter padatan, porositas padatan, rapat masssa padatan dan faktor bentuk
dari butiran padat.
Log P A
D B
0 log Umf log U0
Gambar 1 : Grafik antara log (P) terhadap log (U0) pada peristiwa fluidisasi.
U0 = Kecepatan superfisial rata-rata fluida
P = Kehilangan tekanan pada unggun
Ditinjau sebuah kolom yang berisi unggun butiran padat yang disangga oleh
pelat berpori. Dari bawah melalui pelat berpori dialirkan fluida ( gas atau cairan )
melalui unggun. Fluida dialirkan ke dalam kolom dengan kecepatan atas dasar kolom
kosong. Uo artinya kecepatan rata-rata fluida dalam kolom kosong dengan luas
penampang sama dengan penampang unggun pada laju alir volume yang sama dengan
laju alir fluida dalam unggun.
Sehingga : Uo = Q/A
Dengan : Q = laju alir volume (m3
/s)
A = luas penampang kolom kosong (m2
)
Apabila Uo dinaikkan maka Δp mula-mula akan naik secara linear hingga titik
A (lihat gambar 2) dengan menaikkan Uo lebih lanjut Δp mendadak turun dan
akhirnya konstan. Timbulnya puncak di A pada grafik disebabkan karena gaya dorong
fluida tidak saja digunakan untuk mengangkat unggun tetapi juga untuk mengatasi
gaya penyusutan butiran yang diakibatkan oleh himpitan butiran kasar satu dengan
yang lainnya. Jika unggun tercerai satu sama lain Δp akan turun di titik B. Dengan
peningkatan kecepatan fluida, tinggi unggun juga meningkat, tetapi kehilangan
tekanan akan konstan. Dari kenyataan ini menunjukkan bahwa geomeri intern unggun
berubah tetutama mengenai porositas unggun (ε), yaitu fraksi ruang kosong dalam
unggun.
Apabila kecepatan Uo diturunkan maka tinggi unggun akan menurun juga
secara linear mulai titik D menuju O. Peristiwa ini disebabkan karena saat unggun
menurun partikel-partikel akan meletakkan dirinya secara perlahan-lahan satu di atas
lainnya tanpa pemadatan. Sehingga bila dari keadaan ini dimulai kembali suatu
fluidisasi, maka grafik O-A-B-C akan melalui titik-titik O-D-B-C. Hal ini disebabkan
karena tidak diperlukan lagi gaya dorong untuk mengatasi himpitan antar butiran yang
terjadi karena pemadatan.
Kondisi fluidisasi seperti di atas adalah kondisi fluidisasi ideal. Fluidisasi
demikian disebut fluidisasi homogen yang mensyaratkan :
 Butiran partikel terdistribusi secara merata dalam unggun sehingga porositas
unggun merata di setiap tempat
 Kerapatan partikel dan kerapatan fluida hampir sama
 Bentuk partikel berupa bola.
 Bentuk dan ukuran partikel sama dan kecil.
Pada kondisi yang sebenarnya, kondisi fluidisasi homogen sukar diperoleh,
khususnya bila fluida yang digunakan adalah gas, sehingga terjadi fluidisasi
heterogen. Tiga jenis fluidisasi heterogen, yaitu:
 Penggelembungan (bubbling)
 Kanal-kanal (channeling)
 Penorakan (slugging)
Bubbling Channelling Slugging
Gambar 2 : Fluidisasi Heterogen
Pada kecepatan gas yang besar, akan tampak gelembung-gelembung gas dalam
unggun. Dalam keadaan demikian, unggun akan mengalami pengadukan oleh
gelembung naik. Bila kecepatan gas diperbesar maka beberapa gelembung akan
bergabung dan dapat terjadi gelembung besar yang memenuhi penampang kolom,
sehingga unggun akan mengalami pengadukan oleh gelembung naik. Bila kecepatan
gas diperbesar maka beberapa gelembung akan bergabung dan dapat terjadi
gelembung besar yang memenuhi penampang kolom, sehingga unggun akan terangkat
ke atas kemudian jatuh dengan tiba-tiba menyebabkan beberapa partikel halus terbawa
aliran gas keluar (fluidisasi berpiston, slugging). Peristiwa ini dapat terjadi bila
distributor gas di bagian bawah unggun mempunyai lubang sedikit, sehingga aliran
gas akan terlokalisasi dan terbentuk saluran-saluran (kanal) dalam unggun. Akibat
adanya fluidisasi heterogen menyebabkan kontak antara fluida dan padatan tidak
sempurna sehingga efisiensi operasi menjadi rendah.
Pada operasi fluidisasi :
 
  7,330408,07,33 2
3
2








 




 fpfpffp DUmD
……………(1.1)
Untuk keadaan khusus :
 Nre < 20 ;
μ
Dvρ
=Nre
Umf =
 


1650
2
fppD 
……………..………....(1.2)
 Nre > 1000 ;
μ
Dvρ
=Nre
Umf =
 
f
fppD


5,24

……………..………..(1.3)
Dp = Diameter padatan (mm)
p = Rapat massa padatan (kg/m3
)
f = Rapat massa gas (kg/m3
)
Umf = Kecepatan gas minimum (m/dt)
G = grafitasi (m/dt2
)
 = Viskositas gas (Ndt/m2
)
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Seperangkat peralatan fluidisasi Piknometer
3.2 Bahan
Bentonit (0,2775mm)
IV. LANGKAH PERCOBAAN
4.1 Penentuan massa jenis partikel
a. Piknometer yang sudah bersih ddan kering disiapkan
b. Piknometer kosong ditimbang
c. Pinometer diisi dengan air sampai penuh kemudian ditimbang dnegan neraca
d. Piknometer dikosongkan dan dikeringkan
e. Piknometer yang telah siap diisi dengna partikel padat yang akan digunakan
percobaan fluidisasi, yaitu polimer dengan ukuran partikel 0,200 s/d 0,355
sebanyak kurang lebih setengah volume kemudian timbang
f. Di isi pikno yang telah berisi butiran padat dengan air sampai penuh dan
timbang dengna neraca
4.2 Percobaan fluidisasi
a. Di nyalakan pompa udara dan atur kecepatan udara yang kecil, kemudian
pompa udara diamtikan
b. Di isi tabung dengna partikel padatan dengan ukuran partikel 0,200 s/d 0,355
stinggai 2,5 cm
c. Pompa dinyalakan dan dicatat selisih takanan dan laju alir
d. Laju alir udara dibesarkan dengna membuka keran secara bertahap dan ukur
selisih tekanan tiap kenaikan laju aki udara
e. Prosedur di ulangi dari a hingga d untuk ketinggian unggun 3,5 cm dan 4 cm
V. DATA PENGAMATAN
5.1 Pengukuran rapat massa partikel
Massa Berat partikel
(gram)
Piknometer kosong (a) 32,00
Pikno+air (b) 56,75
Pikno isi butiran (c) 42,55
Pikno+butiran+air (d) 62,29
5.2 Fluidisasi Partikel Berdiameter 0,200-0,355 mm
Diameter tabung = 5,5 cm
Laju
alir Q
(L/min)
∆ ( )
Unggun 2,5 cm Unggun 3,5 cm Unggun 4 cm
Naik Turun Naik Turun Naik Turun
5 1,4 1,3 2,2 2 - -
6 1,5 1,4 2,1 2 2,5 2,5
7 1,55 1,5 2,3 2,15 3 2,6
8 1,4 1,6 2,5 2,4 3,1 2,6
9 1,3 1,7 2,6 2,65 2,9 3
10 1,7 1,85 2,6 2,8 3 3
11 1,75 2 2,85 3 3 3,1
12 2 2 2,9 3 3 3,4
13 2,1 2,1 3 3 3,5 3,6
14 2,15 2,15 3 3 3,5 3,8
15 2,2 2,15 3 3 3,6 3,9
16 2,2 2,2 3 3 3,7 3,9
17 2,2 2,2 3 3,05 3,8 4
18 2,25 2,2 3 3,05 3,8 4
19 2,25 2,2 3 3,05 3,8 4
20 2,3 2,2 3,1 3,05 3,8 4
21 2,25 2,2 3,1 3,05 3,9 4
22 2,25 2,2 3,1 3,05 3,9 4
23 2,25 2,25 3,1 3,05 3,9 4
24 2,25 2,25 3 3,05 3,9 4
25 2,25 2,25 3 3 3,9 4
VI. PENGOLAHAN DATA
6.1 Menghitung luas permukaan tabung
Diameter tabung dalam = 5,5 cm
A =
1
4
D2
A =
1
4
(3,14)(5,25)2
= 23,75 cm2
A = 2,38 x 10-3
m2
6.2 Menghitung rapat massa partikel
a. Menghitung volume piknometer
Rapat massa air ρa (1 atm,250C) = 0,9971 gr/mL= 997,1 kg/m3
Massa air penuh = Piknometer isi air penuh (b) – Piknometer kosong (a)
= 56,75 gram – 32 liter
= 24,75 gram
= 0,02475 kg
Volume piknometer = Volume air penuh
Volume air penuh =
〵
=
,
, /
= 2,48 x 10-5
m3
b. Menghitung volume air pada pikno berisi padatan dan air sampai penuh
Rapat massa air ρa (1 atm,250C) = 0,9971 gr/mL= 997,1 kg/m3
Volume air dalam = Piknometer isi padatan + air (d) – Piknometer isi
pionometer setengah padatan (c)
= 62,29 gram – 42,5 gram
= 19,79 gram
= 0,01979 kg
Volume air penuh =
=
,
, /
=1,98 x 10-5
m3
c. Menghitung rapat massa butiran (Pp)
Massa butiran = Piknometer isi setengah padatan (c) – Piknometer
kosong(a)
= 42,55 gram – 32,00 gram
= 10,55 gram
=0,01055 kg
Volume butiran = Volume piknometer – Volume air
= 2,48 x 10-5
m3
– 1,98 x 10-5
m3
= 5 x 10-6
m3
Rapat massa butiran =
=
,
, m3
= 2110 kg/ m3
6.3 Menentukkan kurva karakteristik fluidisasi dan harga Umf dari kurva
a. Menghitung laju alir linier Udara (U)
=
( )
, ( )
b. Menghitung Luas Permukaan
=
1
4
 Partikel berdiameter 0,2 mm s/d - 0,355 mm pada Unggun 2,5 cm naik
Q(L/min) Q(m3
/s) ∆P A(m2
) U Log U Log ∆P
5 8,33E-05 1,4 0,00238 0,035088 -1,45 0,146
6 1,00E-04 1,5 0,00238 0,042105 -1,38 0,176
7 1,17E-04 1,55 0,00238 0,049123 -1,31 0,19
8 1,33E-04 1,4 0,00238 0,055882 -1,25 0,146
9 1,50E-04 1,3 0,00238 0,063158 -1,20 0,114
10 1,67E-04 1,7 0,00238 0,070175 -1,15 0,23
11 1,83E-04 1,75 0,00238 0,077193 -1,11 0,243
12 2,00E-04 2 0,00238 0,084211 -1,07 0,301
13 2,17E-04 2,1 0,00238 0,091228 -1,04 0,322
14 2,33E-04 2,15 0,00238 0,098246 -1,00 0,332
15 2,50E-04 2,2 0,00238 0,105263 -0,98 0,342
16 2,67E-04 2,2 0,00238 0,112281 -0,95 0,342
17 2,83E-04 2,2 0,00238 0,119298 -0,92 0,342
18 3,00E-04 2,25 0,00238 0,126316 -0,90 0,352
19 3,17E-04 2,25 0,00238 0,133333 -0,88 0,352
20 3,33E-04 2,3 0,00238 0,140351 -0,85 0,362
21 3,50E-04 2,25 0,00238 0,147368 -0,83 0,352
22 3,67E-04 2,25 0,00238 0,154386 -0,81 0,352
23 3,83E-04 2,25 0,00238 0,161404 -0,79 0,352
24 4,00E-04 2,25 0,00238 0,168421 -0,77 0,352
25 4,17E-04 2,25 0,00238 0,175439 -0,76 0,352
 Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 2,5 cm turun
Q(L/min) Q(m3
/s) ∆P A(m2
) U Log U Log ∆P
5 8,33E-05 1,3 0,00238 0,035088 -1,45 0,114
6 1,00E-04 1,4 0,00238 0,042105 -1,38 0,146
7 1,17E-04 1,5 0,00238 0,049123 -1,31 0,176
8 1,33E-04 1,6 0,00238 0,055882 -1,25 0,204
9 1,50E-04 1,7 0,00238 0,063158 -1,20 0,230
10 1,67E-04 1,85 0,00238 0,070175 -1,15 0,267
11 1,83E-04 2 0,00238 0,077193 -1,11 0,301
12 2,00E-04 2 0,00238 0,084211 -1,07 0,301
13 2,17E-04 2,1 0,00238 0,091228 -1,04 0,322
14 2,33E-04 2,15 0,00238 0,098246 -1,00 0,332
15 2,50E-04 2,15 0,00238 0,105263 -0,98 0,332
16 2,67E-04 2,2 0,00238 0,112281 -0,95 0,342
17 2,83E-04 2,2 0,00238 0,119298 -0,92 0,342
18 3,00E-04 2,2 0,00238 0,126316 -0,90 0,342
19 3,17E-04 2,2 0,00238 0,133333 -0,88 0,352
20 3,33E-04 2,2 0,00238 0,140351 -0,85 0,362
21 3,50E-04 2,2 0,00238 0,147368 -0,83 0,352
22 3,67E-04 2,2 0,00238 0,154386 -0,81 0,352
23 3,83E-04 2,25 0,00238 0,161404 -0,79 0,352
24 4,00E-04 2,25 0,00238 0,168421 -0,77 0,352
25 4,17E-04 2,25 0,00238 0,175439 -0,76 0,352
 Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 3,5cm naik
Q(L/min) Q(m3
/s) ∆P A(m2
) U Log U Log ∆P
5 8,33E-05 2,2 0,00238 0,035088 -1,45 0,342
6 1,00E-04 2,1 0,00238 0,042105 -1,38 0,322
7 1,17E-04 2,3 0,00238 0,049123 -1,31 0,362
8 1,33E-04 2,5 0,00238 0,055882 -1,25 0,398
9 1,50E-04 2,6 0,00238 0,063158 -1,20 0,415
10 1,67E-04 2,6 0,00238 0,070175 -1,15 0,415
11 1,83E-04 2,85 0,00238 0,077193 -1,11 0,455
12 2,00E-04 2,9 0,00238 0,084211 -1,07 0,462
13 2,17E-04 3 0,00238 0,091228 -1,04 0,477
14 2,33E-04 3 0,00238 0,098246 -1,00 0,477
15 2,50E-04 3 0,00238 0,105263 -0,98 0,477
16 2,67E-04 3 0,00238 0,112281 -0,95 0,477
17 2,83E-04 3 0,00238 0,119298 -0,92 0,477
18 3,00E-04 3 0,00238 0,126316 -0,90 0,477
19 3,17E-04 3 0,00238 0,133333 -0,88 0,477
20 3,33E-04 3,1 0,00238 0,140351 -0,85 0,491
21 3,50E-04 3,1 0,00238 0,147368 -0,83 0,491
22 3,67E-04 3,1 0,00238 0,154386 -0,81 0,491
23 3,83E-04 3,1 0,00238 0,161404 -0,79 0,491
24 4,00E-04 3 0,00238 0,168421 -0,77 0,477
25 4,17E-04 3 0,00238 0,175439 -0,76 0,477
 Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 3,5 cm turun
Q(L/min) Q(m3
/s) ∆P A(m2
) U Log U Log ∆P
5 8,33E-05 2 0,00238 0,035088 -1,45 0,301
6 1,00E-04 2 0,00238 0,042105 -1,38 0,301
7 1,17E-04 2,15 0,00238 0,049123 -1,31 0,332
8 1,33E-04 2,4 0,00238 0,055882 -1,25 0,380
9 1,50E-04 2,65 0,00238 0,063158 -1,20 0,423
10 1,67E-04 2,8 0,00238 0,070175 -1,15 0,447
11 1,83E-04 3 0,00238 0,077193 -1,11 0,477
12 2,00E-04 3 0,00238 0,084211 -1,07 0,477
13 2,17E-04 3 0,00238 0,091228 -1,04 0,477
14 2,33E-04 3 0,00238 0,098246 -1,00 0,477
15 2,50E-04 3 0,00238 0,105263 -0,98 0,477
16 2,67E-04 3 0,00238 0,112281 -0,95 0,477
17 2,83E-04 3,05 0,00238 0,119298 -0,92 0,484
18 3,00E-04 3,05 0,00238 0,126316 -0,90 0,484
19 3,17E-04 3,05 0,00238 0,133333 -0,88 0,484
20 3,33E-04 3,05 0,00238 0,140351 -0,85 0,484
21 3,50E-04 3,05 0,00238 0,147368 -0,83 0,484
22 3,67E-04 3,05 0,00238 0,154386 -0,81 0,484
23 3,83E-04 3,05 0,00238 0,161404 -0,79 0,484
24 4,00E-04 3,05 0,00238 0,168421 -0,77 0,484
25 4,17E-04 3 0,00238 0,175439 -0,76 0,477
 Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 4 cm naik
Q(L/min) Q(m3
/s) ∆P A(m2
) U Log U Log ∆P
6 1,00E-04 2,5 0,00238 0,042105 -1,38 0,398
7 1,17E-04 3 0,00238 0,049123 -1,31 0,477
8 1,33E-04 3,1 0,00238 0,055882 -1,25 0,491
9 1,50E-04 2,9 0,00238 0,063158 -1,20 0,462
10 1,67E-04 3 0,00238 0,070175 -1,15 0,477
11 1,83E-04 3 0,00238 0,077193 -1,11 0,477
12 2,00E-04 3 0,00238 0,084211 -1,07 0,477
13 2,17E-04 3,5 0,00238 0,091228 -1,04 0,544
14 2,33E-04 3,5 0,00238 0,098246 -1,00 0,544
15 2,50E-04 3,6 0,00238 0,105263 -0,98 0,556
16 2,67E-04 3,7 0,00238 0,112281 -0,95 0,568
17 2,83E-04 3,8 0,00238 0,119298 -0,92 0,580
18 3,00E-04 3,8 0,00238 0,126316 -0,90 0,580
19 3,17E-04 3,8 0,00238 0,133333 -0,88 0,580
20 3,33E-04 3,8 0,00238 0,140351 -0,85 0,580
21 3,50E-04 3,9 0,00238 0,147368 -0,83 0,591
22 3,67E-04 3,9 0,00238 0,154386 -0,81 0,591
23 3,83E-04 3,9 0,00238 0,161404 -0,79 0,591
24 4,00E-04 3,9 0,00238 0,168421 -0,77 0,591
25 4,17E-04 3,9 0,00238 0,175439 -0,76 0,591
 Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 4 cm turun
Q(L/min) Q(m3
/s) ∆P A(m2
) U Log U Log ∆P
6 1,00E-04 2,5 0,00238 0,042105 -1,38 0,398
7 1,17E-04 2,6 0,00238 0,049123 -1,31 0,415
8 1,33E-04 2,6 0,00238 0,055882 -1,25 0,415
9 1,50E-04 3 0,00238 0,063158 -1,20 0,477
10 1,67E-04 3 0,00238 0,070175 -1,15 0,477
11 1,83E-04 3,1 0,00238 0,077193 -1,11 0,491
12 2,00E-04 3,4 0,00238 0,084211 -1,07 0,531
13 2,17E-04 3,6 0,00238 0,091228 -1,04 0,556
14 2,33E-04 3,8 0,00238 0,098246 -1,00 0,580
15 2,50E-04 3,9 0,00238 0,105263 -0,98 0,591
16 2,67E-04 3,9 0,00238 0,112281 -0,95 0,591
17 2,83E-04 4 0,00238 0,119298 -0,92 0,602
18 3,00E-04 4 0,00238 0,126316 -0,90 0,602
19 3,17E-04 4 0,00238 0,133333 -0,88 0,602
20 3,33E-04 4 0,00238 0,140351 -0,85 0,602
21 3,50E-04 4 0,00238 0,147368 -0,83 0,602
22 3,67E-04 4 0,00238 0,154386 -0,81 0,602
23 3,83E-04 4 0,00238 0,161404 -0,79 0,602
24 4,00E-04 4 0,00238 0,168421 -0,77 0,602
25 4,17E-04 4 0,00238 0,175439 -0,76 0,602
6.4 Menghitung Umf dari perhitungan
a. Menghitung rapat masssa udara
= 28,97
1
22,414
273,2
298
= 1,185 / 3
b. Menentukan nilai Bilangan Reynold (Nre)
=
µ
 µ udara pada suhu ruang = 1.84 x 10-5
kg/ms
D (diameter padatan) rata-rata = (0,200 + 0,355)/2 = 0.278 mm = 0.000278 m
Q(L/min) ∆P U=Q/A µ D ρ
padatan
Nre
5 1,4 0,0351 0,0000184 0,00028 2110 1.127
6 1,5 0,0421 0,0000184 0,00028 2110 1.352
7 1,55 0,0491 0,0000184 0,00028 2110 1.577
8 1,4 0,0559 0,0000184 0,00028 2110 1.795
9 1,3 0,0632 0,0000184 0,00028 2110 2.029
10 1,7 0,0702 0,0000184 0,00028 2110 2.254
11 1,75 0,0772 0,0000184 0,00028 2110 2.479
12 2 0,0842 0,0000184 0,00028 2110 2.704
13 2,1 0,0912 0,0000184 0,00028 2110 2.928
14 2,15 0,0982 0,0000184 0,00028 2110 3.153
15 2,2 0,1053 0,0000184 0,00028 2110 3.381
16 2,2 0,1123 0,0000184 0,00028 2110 3.605
17 2,2 0,1193 0,0000184 0,00028 2110 3.831
18 2,25 0,1263 0,0000184 0,00028 2110 4.055
19 2,25 0,1333 0,0000184 0,00028 2110 4.280
20 2,3 0,1404 0,0000184 0,00028 2110 4.508
21 2,25 0,1474 0,0000184 0,00028 2110 4.958
22 2,25 0,1544 0,0000184 0,00028 2110 4.958
23 2,25 0,1614 0,0000184 0,00028 2110 5.182
24 2,25 0,1684 0,0000184 0,00028 2110 5.407
25 2,25 0,1754 0,0000184 0,00028 2110 5.632
Berdasarkan perhitungan Nre menunjukkan >1000
= 1,185 / 3
Umf =
( )
,
Umf =
, ( / , / )
, , /
Umf = , /
6.5 Kurva Karakteristik fluidisai
 Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355
mm dengan tinggi unggun 2,5 cm
Persamaan linear percobaan naik Y = 0,315x + 0,622 dengan nilai R² = 0,916
Persamaan linear percobaan turun Y= 0,352x + 0,655 dengan nilai R² = 0,909
log Umf = -0,84
Umf = 10(-0,84)
Umf = 0,1445 m/detik
y = 0,315x + 0,622
R² = 0,916
y = 0,352x + 0,655
R² = 0,909
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
-1,58 -1,38 -1,18 -0,98 -0,78 -0,58 -0,38 -0,18 0,02
LogP
Log U
Kurva Log P vs Log U
Naik
Turun
 Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355
mm dengan tinggi unggun 3,5 cm
Persamaan linear percobaan naik Y = 0,227x + 0,681dengan nilai R² = 0,80
Persamaan linear percobaan turun Y= 0,3x + 0,739 dengan nilai R² = 0,904
log Umf = -0,94
Umf = 10(-0,85)
Umf = 0,1413 m/detik
 Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355
mm dengan tinggi unggun 4 cm
y = 0,227x + 0,681
R² = 0,805
-1,58 -1,38
y = 0,218x + 0,767
R² = 0,965
-1,395 -1,195
LogP
 Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355
mm dengan tinggi unggun 3,5 cm
Persamaan linear percobaan naik Y = 0,227x + 0,681dengan nilai R² = 0,80
Persamaan linear percobaan turun Y= 0,3x + 0,739 dengan nilai R² = 0,904
log Umf = -0,94
Umf = 10(-0,85)
Umf = 0,1413 m/detik
 Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355
mm dengan tinggi unggun 4 cm
y = 0,227x + 0,681
R² = 0,805
y = 0,3x + 0,739
R² = 0,904
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
-1,38 -1,18 -0,98 -0,78 -0,58 -0,38 -0,18
Kurva Log P vs Log P
y = 0,218x + 0,767
R² = 0,965
y = 0,350x + 0,897
R² = 0,826
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0,45
0,5
0,55
0,6
0,65
0,7
0,75
0,8
0,85
0,9
0,95
-1,195 -0,995 -0,795 -0,595 -0,395 -0,195 0,005
Log U
Kurva Log P vs Log U
 Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355
mm dengan tinggi unggun 3,5 cm
Persamaan linear percobaan naik Y = 0,227x + 0,681dengan nilai R² = 0,80
Persamaan linear percobaan turun Y= 0,3x + 0,739 dengan nilai R² = 0,904
log Umf = -0,94
Umf = 10(-0,85)
Umf = 0,1413 m/detik
 Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355
mm dengan tinggi unggun 4 cm
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,02
Kurva Log P vs Log P
0,005
Naik
Turun
Persamaan linear percobaan naik Y = 0,218x + 0,767dengan nilai R² = 0,965
Persamaan linear percobaan turun Y= 0,350x + 0,897dengan nilai R² = 0,826
log Umf = -0,995
Umf = 10(-0,995)
Umf = 0,1011 m/detik
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan gas ke
dalam tabung/kolom berisi padatan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai
minimum Umf dan faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi. Fluidisasi terjadi
apabila butiran padatan tersuspensi dalam gas atau cairan sehingga sifat dari butiran
itu berubah seperti fluida. Praktikan menggunakan butiran padatan yang berdiameter
0,200 – 0,355 mm dengan tinggi unggun 2,5 cm; 3,5 cm; dan 4 cm dengan laju alir
gas bervariasi dimana pada tinggi unggun 2,5 cm dan 3,5 cm laju gas minimum
adalah 5 L/menit sedangkan pada tinggi unggun 4 cm laju gas minimum adalah
6L/menit
Dari percobaan didapatkan penurunan tekanan (∆ ) berdasarkan perubahan
laju alir (Q) pada setiap tinggu unggun yaitu 2,5 cm; 3,5 cm; dan 4 cm. Setelah itu
data yang didapat di ubah kedalam bentuk kurva karakteristik fluidisasi yaitu log ∆
terhadap log U.
Nilai Umf pada kurva didapatkan ketika kecepatan (U) mulai terlihat
konstan. Nilai U yang konstan ini disebabkan karena kecepatan sudah mencapai titik
dimana padatan terfluidisasi. Nilai U yang konstan ini juga dapat disebabkan karena
porositas padatan yang besar sehingga mengakibatkan adanya daya dorong pada
padatan.
Berdasarkan hasil percobaan, kurva unggun 2,5 cm; 3,5 cm; dan 4cm besar
Umf nya berturut-turut yaitu 0,1445 m/detik; 0,1413 m/detik; 0,1011 m/detik.
Apabila semakin kecil volume unggun dari padatan tersebut, maka padatan yang
terfluidisasipun akan semakin banyak begitupun sebaliknya. Jika volume padatan
pada kolom besar maka aliran gas yang melalui celah-celah partikel semakin sulit
untuk menyebabkan pergerakan pada partikel (merubah susunan butiran). Jika volume
kecil maka semakin banyak pdatan yang tersuspensi dalam alairan gas yang
melaluinya, sehingga butiran satu dengan yang lainnya terpisah dan menyebabkannya
mudah bergerak
Selain itu diameter dan berat dari butiran padatan sangat mempengaruhi
terfluidisasinya padatan tersebut, meskipun laju udara yang diberikan sama. Semakin
besar diameter suatu padatan, maka padatan tersebut yang terfluidisasi hanya sedikit
bahkan ada juga padatan yang tidak terfluidisasi dan begitupun sebaliknya. Karena
semakin besar diameter maka semakin besar massa/berat padatan tersebut sehingga
semakin sulit untuk terfluidisasi.
Untuk menentukan nilai Umf terlebih dahulu praktikan harus menentukkan
nilai Nre. Berdasarkan perhitungan Nre yang didapat lebih dari 1000 sehingga Umf
berdasarkan perhitungan sebesar 0,02019 m/detik, sedangkan berdasarkan kurva yang
dibuat nilai Umf untuk unggun 2,5 cm; 3,5 cm; dan 4 cm sebesar 0,1445 m/detik;
0,1413 m/detik; 0,1011 m/detik.. Perbedaan nilai ini dikarenakan Nre sangat
berpengaruh pada besar kecilnya kecepatan aliran fluida untuk fluidisasi.
VIII. KESIMPULAN
 Faktor yang mempengaruhi peristiwa fluidisasi; besarnya diameter padatan,
massa/berat padatan, dan laju alir udara yang diberikan.
 Apabila laju alir gas rendah maka butiran padatan akan tetap diam, karena fluida
hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya
perubahan susunan partikel tersebut dan dalam keadaan diam unggun bertekanan
besar. Namun apabila laju alir dinaikkan sedikit demi sedikit akan ada saat
dimana perbedaan penurunan tekanan akan sama dengan gaya berat yang bekerja
terhadap butiran-butiran padatan, penurunan tekanan pada permukaan unggun
inilah yang menyebabkan unggun terangkat
 Hubungan antara volume padatan dengan lamanya proses fluidisasi berbanding
terbalik
 diameter dan berat dari butiran padatan sangat mempengaruhi terfluidisasinya
padatan tersebut, meskipun laju udara yang diberikan sama. Semakin besar
diameter suatu padatan, maka padatan tersebut yang terfluidisasi hanya sedikit
bahkan ada juga padatan yang tidak terfluidisasi dan begitupun sebaliknya.
Karena semakin besar diameter maka semakin besar massa/berat padatan tersebut
sehingga semakin sulit untuk terfluidisasi.
 Hubungan antara laju alir gas dengan lamanya proses fluidisasi berbanding lurus
 Hubungan antara diameter padatan dengan proses fluidisasi berbanding terbalik
dan berbanding lurus dengan nilai Nre.
 Semakin besar laju alir volumetrik (Q) maka akan semakin cepat proses fluidisasi
unggun butiran partikel
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi “Grinding And Sizing(Screening)” . Jurusan Teknik
Kimia : Politeknik negeri Bandung
Cook,T.M dan D.J.Cullen . 1986 . Industri Kimia Operasi . Jakarta : PT Gramedia
McCabe, Warren L ddk.1990. Operasi Teknik Kimia: jilid 2. Erlangga. Jakarta.

More Related Content

What's hot (20)

Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
Heat exchanger [ Alat Penukar Panas]
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
 
Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
 
Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryer
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorShell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
 
Fenomena perpindahan
Fenomena perpindahanFenomena perpindahan
Fenomena perpindahan
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 
Plat heat exchanger
Plat heat exchangerPlat heat exchanger
Plat heat exchanger
 
Dasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energiDasar neraca massa dan energi
Dasar neraca massa dan energi
 
Vaporizer
VaporizerVaporizer
Vaporizer
 
Pengukuran laju aliran
Pengukuran laju aliranPengukuran laju aliran
Pengukuran laju aliran
 
Filtrasi
FiltrasiFiltrasi
Filtrasi
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 

Similar to FLUIDISASI GAS PADAT

Laporan Mixing and Blending
Laporan Mixing and Blending Laporan Mixing and Blending
Laporan Mixing and Blending Nugraha Teguh
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Health Polytechnic of Bandung
 
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularPengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularIkbal Rambo
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapFransiska Puteri
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
4 kelompok 4 kelas b termodinamika kampus palembang
4 kelompok 4 kelas b termodinamika kampus palembang4 kelompok 4 kelas b termodinamika kampus palembang
4 kelompok 4 kelas b termodinamika kampus palembanguniversity sriwijaya
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenAprili yanti
 
PTSP6-107-09 KESEIMBANGAN RELATIF DALAM STATIKA FLUIDA.pptx
PTSP6-107-09 KESEIMBANGAN RELATIF DALAM STATIKA FLUIDA.pptxPTSP6-107-09 KESEIMBANGAN RELATIF DALAM STATIKA FLUIDA.pptx
PTSP6-107-09 KESEIMBANGAN RELATIF DALAM STATIKA FLUIDA.pptxGRMD
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair Widya arsy
 

Similar to FLUIDISASI GAS PADAT (20)

1.01 absorpsi
1.01 absorpsi1.01 absorpsi
1.01 absorpsi
 
Laporan Mixing and Blending
Laporan Mixing and Blending Laporan Mixing and Blending
Laporan Mixing and Blending
 
Viskositas --- Fisika
Viskositas --- FisikaViskositas --- Fisika
Viskositas --- Fisika
 
Pot absorbsi
Pot absorbsi Pot absorbsi
Pot absorbsi
 
viskositas
viskositasviskositas
viskositas
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Tekanan
TekananTekanan
Tekanan
 
fisika roket air
 fisika roket air  fisika roket air
fisika roket air
 
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangularPengaruh pada reaktor air lift rectangular
Pengaruh pada reaktor air lift rectangular
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
 
2 12
2 122 12
2 12
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
4 kelompok 4 kelas b termodinamika kampus palembang
4 kelompok 4 kelas b termodinamika kampus palembang4 kelompok 4 kelas b termodinamika kampus palembang
4 kelompok 4 kelas b termodinamika kampus palembang
 
Mekanika fluida
Mekanika fluidaMekanika fluida
Mekanika fluida
 
Bab iv fluida
Bab iv fluidaBab iv fluida
Bab iv fluida
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
 
Bab 1 viskositas
Bab 1 viskositasBab 1 viskositas
Bab 1 viskositas
 
PTSP6-107-09 KESEIMBANGAN RELATIF DALAM STATIKA FLUIDA.pptx
PTSP6-107-09 KESEIMBANGAN RELATIF DALAM STATIKA FLUIDA.pptxPTSP6-107-09 KESEIMBANGAN RELATIF DALAM STATIKA FLUIDA.pptx
PTSP6-107-09 KESEIMBANGAN RELATIF DALAM STATIKA FLUIDA.pptx
 
kekentalan zat cair
kekentalan zat cair kekentalan zat cair
kekentalan zat cair
 

More from Iffa M.Nisa

More from Iffa M.Nisa (8)

Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Spray drayer 5
Spray drayer 5Spray drayer 5
Spray drayer 5
 
Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksiKecepatan reaksi
Kecepatan reaksi
 
P h metri
P h metriP h metri
P h metri
 
Ion exchange
Ion exchangeIon exchange
Ion exchange
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 

FLUIDISASI GAS PADAT

  • 1. LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 MODUL : FLUIDISASI PADAT GAS PEMBIMBING : Ir. Emmanuella M.W., ST,MT Oleh : Kelompok : V (lima) Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032 Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046 Kelas : 2B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013 Praktikum : 7 Maret 2013 Penyerahan : 14 Maret 2013 (Laporan) LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 MODUL : FLUIDISASI PADAT GAS PEMBIMBING : Ir. Emmanuella M.W., ST,MT Oleh : Kelompok : V (lima) Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032 Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046 Kelas : 2B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013 Praktikum : 7 Maret 2013 Penyerahan : 14 Maret 2013 (Laporan) LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 MODUL : FLUIDISASI PADAT GAS PEMBIMBING : Ir. Emmanuella M.W., ST,MT Oleh : Kelompok : V (lima) Nama : Agi Iqbal Velayas NIM.111411032 Iffa Ma’rifatunnisa NIM.111411046 Kelas : 2B PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013 Praktikum : 7 Maret 2013 Penyerahan : 14 Maret 2013 (Laporan)
  • 2. FLUIDISASI GAS PADAT I. TUJUAN PRAKTIKUM a. Membuat kurva krakteristik fluidisasi b. Menentukan rapat massa butiran padat c. Menentukan harga kecepatan alir minimum Umf dari kurva karakterisik dan dari perhitungan d. Mengetahui pengaruh ukuran praktikel dan tinggi unggun terhadap Umf II. LANDASAN TEORI Fluidisasi adalah peristiwa dimanan berisi butiran padat berkelakuan sperti fluida karena dialiri fluida. Manfaat dari sifat padatan yang terfluidisasi adalah sifatnya yang dapat dialirkan sehingga memungkinkan operasi menggunakan padatan dapat bersifat kontinyu. Selain itu keuntungan lain adalah dengan terangkatnya butiran sampai mengapung ini membuat luas permukaan kontak sangat besar sehingga operasi menjadi sangat efektif Peristiwa fluidisasi digunakan dalam industri petrokimia dalam reaktor cracking, katalis padat dalam butiran dapat diregenerisasi secara kontinyu dengan mengalirkan katalis dari reaktor ke unit aktivasi katalis. Contoh pemakaian dari reaktor ini adalah pembuatan alkil klorida dari gas klorin dengna olefin dan pembuatan phthalic-anhidrid dari oksida naphtalena oleh gas udara. Ketika fluida atau gas mengalir dengan laju kecil pada kolom bersisi unggun padatan maka tekanan gas akan berkurang sepanjang unggun padatan. Apabila laju alliran gas diperbesar terus maka besarnya penurunan tekanan gas sepanjang unggun juga akan bertambah, hingga pada suatu saat dimana butiran padatan tersebut terangkat oleh aliran gas makan penurunan tekanan menjadi tetap. Keadaan dimana padatan terangkat sehingga tidak lagi berupa unggun diam disebut terfluidisasi, artinya padatan tersuspensi dalam gas dan pada keadaan ini sifat dari padatan tidak lagi seperti semula tetapi berubah seperti fluida, yaitu dapar dialirkan melalui pipa maupun keran. Besarnya kecepatan minimum yang diperlukan untuk membuat padatan unggun diam menjadi terfluindisasi tergantung beberapa faktor seperti
  • 3. besarnya diameter padatan, porositas padatan, rapat masssa padatan dan faktor bentuk dari butiran padat. Log P A D B 0 log Umf log U0 Gambar 1 : Grafik antara log (P) terhadap log (U0) pada peristiwa fluidisasi. U0 = Kecepatan superfisial rata-rata fluida P = Kehilangan tekanan pada unggun Ditinjau sebuah kolom yang berisi unggun butiran padat yang disangga oleh pelat berpori. Dari bawah melalui pelat berpori dialirkan fluida ( gas atau cairan ) melalui unggun. Fluida dialirkan ke dalam kolom dengan kecepatan atas dasar kolom kosong. Uo artinya kecepatan rata-rata fluida dalam kolom kosong dengan luas penampang sama dengan penampang unggun pada laju alir volume yang sama dengan laju alir fluida dalam unggun. Sehingga : Uo = Q/A Dengan : Q = laju alir volume (m3 /s) A = luas penampang kolom kosong (m2 ) Apabila Uo dinaikkan maka Δp mula-mula akan naik secara linear hingga titik A (lihat gambar 2) dengan menaikkan Uo lebih lanjut Δp mendadak turun dan akhirnya konstan. Timbulnya puncak di A pada grafik disebabkan karena gaya dorong fluida tidak saja digunakan untuk mengangkat unggun tetapi juga untuk mengatasi gaya penyusutan butiran yang diakibatkan oleh himpitan butiran kasar satu dengan
  • 4. yang lainnya. Jika unggun tercerai satu sama lain Δp akan turun di titik B. Dengan peningkatan kecepatan fluida, tinggi unggun juga meningkat, tetapi kehilangan tekanan akan konstan. Dari kenyataan ini menunjukkan bahwa geomeri intern unggun berubah tetutama mengenai porositas unggun (ε), yaitu fraksi ruang kosong dalam unggun. Apabila kecepatan Uo diturunkan maka tinggi unggun akan menurun juga secara linear mulai titik D menuju O. Peristiwa ini disebabkan karena saat unggun menurun partikel-partikel akan meletakkan dirinya secara perlahan-lahan satu di atas lainnya tanpa pemadatan. Sehingga bila dari keadaan ini dimulai kembali suatu fluidisasi, maka grafik O-A-B-C akan melalui titik-titik O-D-B-C. Hal ini disebabkan karena tidak diperlukan lagi gaya dorong untuk mengatasi himpitan antar butiran yang terjadi karena pemadatan. Kondisi fluidisasi seperti di atas adalah kondisi fluidisasi ideal. Fluidisasi demikian disebut fluidisasi homogen yang mensyaratkan :  Butiran partikel terdistribusi secara merata dalam unggun sehingga porositas unggun merata di setiap tempat  Kerapatan partikel dan kerapatan fluida hampir sama  Bentuk partikel berupa bola.  Bentuk dan ukuran partikel sama dan kecil. Pada kondisi yang sebenarnya, kondisi fluidisasi homogen sukar diperoleh, khususnya bila fluida yang digunakan adalah gas, sehingga terjadi fluidisasi heterogen. Tiga jenis fluidisasi heterogen, yaitu:  Penggelembungan (bubbling)  Kanal-kanal (channeling)  Penorakan (slugging) Bubbling Channelling Slugging Gambar 2 : Fluidisasi Heterogen
  • 5. Pada kecepatan gas yang besar, akan tampak gelembung-gelembung gas dalam unggun. Dalam keadaan demikian, unggun akan mengalami pengadukan oleh gelembung naik. Bila kecepatan gas diperbesar maka beberapa gelembung akan bergabung dan dapat terjadi gelembung besar yang memenuhi penampang kolom, sehingga unggun akan mengalami pengadukan oleh gelembung naik. Bila kecepatan gas diperbesar maka beberapa gelembung akan bergabung dan dapat terjadi gelembung besar yang memenuhi penampang kolom, sehingga unggun akan terangkat ke atas kemudian jatuh dengan tiba-tiba menyebabkan beberapa partikel halus terbawa aliran gas keluar (fluidisasi berpiston, slugging). Peristiwa ini dapat terjadi bila distributor gas di bagian bawah unggun mempunyai lubang sedikit, sehingga aliran gas akan terlokalisasi dan terbentuk saluran-saluran (kanal) dalam unggun. Akibat adanya fluidisasi heterogen menyebabkan kontak antara fluida dan padatan tidak sempurna sehingga efisiensi operasi menjadi rendah. Pada operasi fluidisasi :     7,330408,07,33 2 3 2                fpfpffp DUmD ……………(1.1) Untuk keadaan khusus :  Nre < 20 ; μ Dvρ =Nre Umf =     1650 2 fppD  ……………..………....(1.2)  Nre > 1000 ; μ Dvρ =Nre Umf =   f fppD   5,24  ……………..………..(1.3) Dp = Diameter padatan (mm) p = Rapat massa padatan (kg/m3 ) f = Rapat massa gas (kg/m3 ) Umf = Kecepatan gas minimum (m/dt) G = grafitasi (m/dt2 )  = Viskositas gas (Ndt/m2 )
  • 6. III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat Seperangkat peralatan fluidisasi Piknometer 3.2 Bahan Bentonit (0,2775mm)
  • 7. IV. LANGKAH PERCOBAAN 4.1 Penentuan massa jenis partikel a. Piknometer yang sudah bersih ddan kering disiapkan b. Piknometer kosong ditimbang c. Pinometer diisi dengan air sampai penuh kemudian ditimbang dnegan neraca d. Piknometer dikosongkan dan dikeringkan e. Piknometer yang telah siap diisi dengna partikel padat yang akan digunakan percobaan fluidisasi, yaitu polimer dengan ukuran partikel 0,200 s/d 0,355 sebanyak kurang lebih setengah volume kemudian timbang f. Di isi pikno yang telah berisi butiran padat dengan air sampai penuh dan timbang dengna neraca 4.2 Percobaan fluidisasi a. Di nyalakan pompa udara dan atur kecepatan udara yang kecil, kemudian pompa udara diamtikan b. Di isi tabung dengna partikel padatan dengan ukuran partikel 0,200 s/d 0,355 stinggai 2,5 cm c. Pompa dinyalakan dan dicatat selisih takanan dan laju alir d. Laju alir udara dibesarkan dengna membuka keran secara bertahap dan ukur selisih tekanan tiap kenaikan laju aki udara e. Prosedur di ulangi dari a hingga d untuk ketinggian unggun 3,5 cm dan 4 cm
  • 8. V. DATA PENGAMATAN 5.1 Pengukuran rapat massa partikel Massa Berat partikel (gram) Piknometer kosong (a) 32,00 Pikno+air (b) 56,75 Pikno isi butiran (c) 42,55 Pikno+butiran+air (d) 62,29 5.2 Fluidisasi Partikel Berdiameter 0,200-0,355 mm Diameter tabung = 5,5 cm Laju alir Q (L/min) ∆ ( ) Unggun 2,5 cm Unggun 3,5 cm Unggun 4 cm Naik Turun Naik Turun Naik Turun 5 1,4 1,3 2,2 2 - - 6 1,5 1,4 2,1 2 2,5 2,5 7 1,55 1,5 2,3 2,15 3 2,6 8 1,4 1,6 2,5 2,4 3,1 2,6 9 1,3 1,7 2,6 2,65 2,9 3 10 1,7 1,85 2,6 2,8 3 3 11 1,75 2 2,85 3 3 3,1 12 2 2 2,9 3 3 3,4 13 2,1 2,1 3 3 3,5 3,6 14 2,15 2,15 3 3 3,5 3,8 15 2,2 2,15 3 3 3,6 3,9 16 2,2 2,2 3 3 3,7 3,9 17 2,2 2,2 3 3,05 3,8 4 18 2,25 2,2 3 3,05 3,8 4 19 2,25 2,2 3 3,05 3,8 4
  • 9. 20 2,3 2,2 3,1 3,05 3,8 4 21 2,25 2,2 3,1 3,05 3,9 4 22 2,25 2,2 3,1 3,05 3,9 4 23 2,25 2,25 3,1 3,05 3,9 4 24 2,25 2,25 3 3,05 3,9 4 25 2,25 2,25 3 3 3,9 4
  • 10. VI. PENGOLAHAN DATA 6.1 Menghitung luas permukaan tabung Diameter tabung dalam = 5,5 cm A = 1 4 D2 A = 1 4 (3,14)(5,25)2 = 23,75 cm2 A = 2,38 x 10-3 m2 6.2 Menghitung rapat massa partikel a. Menghitung volume piknometer Rapat massa air ρa (1 atm,250C) = 0,9971 gr/mL= 997,1 kg/m3 Massa air penuh = Piknometer isi air penuh (b) – Piknometer kosong (a) = 56,75 gram – 32 liter = 24,75 gram = 0,02475 kg Volume piknometer = Volume air penuh Volume air penuh = 〵 = , , / = 2,48 x 10-5 m3 b. Menghitung volume air pada pikno berisi padatan dan air sampai penuh Rapat massa air ρa (1 atm,250C) = 0,9971 gr/mL= 997,1 kg/m3 Volume air dalam = Piknometer isi padatan + air (d) – Piknometer isi pionometer setengah padatan (c) = 62,29 gram – 42,5 gram = 19,79 gram = 0,01979 kg Volume air penuh = = , , /
  • 11. =1,98 x 10-5 m3 c. Menghitung rapat massa butiran (Pp) Massa butiran = Piknometer isi setengah padatan (c) – Piknometer kosong(a) = 42,55 gram – 32,00 gram = 10,55 gram =0,01055 kg Volume butiran = Volume piknometer – Volume air = 2,48 x 10-5 m3 – 1,98 x 10-5 m3 = 5 x 10-6 m3 Rapat massa butiran = = , , m3 = 2110 kg/ m3 6.3 Menentukkan kurva karakteristik fluidisasi dan harga Umf dari kurva a. Menghitung laju alir linier Udara (U) = ( ) , ( ) b. Menghitung Luas Permukaan = 1 4  Partikel berdiameter 0,2 mm s/d - 0,355 mm pada Unggun 2,5 cm naik Q(L/min) Q(m3 /s) ∆P A(m2 ) U Log U Log ∆P 5 8,33E-05 1,4 0,00238 0,035088 -1,45 0,146 6 1,00E-04 1,5 0,00238 0,042105 -1,38 0,176 7 1,17E-04 1,55 0,00238 0,049123 -1,31 0,19 8 1,33E-04 1,4 0,00238 0,055882 -1,25 0,146 9 1,50E-04 1,3 0,00238 0,063158 -1,20 0,114 10 1,67E-04 1,7 0,00238 0,070175 -1,15 0,23 11 1,83E-04 1,75 0,00238 0,077193 -1,11 0,243
  • 12. 12 2,00E-04 2 0,00238 0,084211 -1,07 0,301 13 2,17E-04 2,1 0,00238 0,091228 -1,04 0,322 14 2,33E-04 2,15 0,00238 0,098246 -1,00 0,332 15 2,50E-04 2,2 0,00238 0,105263 -0,98 0,342 16 2,67E-04 2,2 0,00238 0,112281 -0,95 0,342 17 2,83E-04 2,2 0,00238 0,119298 -0,92 0,342 18 3,00E-04 2,25 0,00238 0,126316 -0,90 0,352 19 3,17E-04 2,25 0,00238 0,133333 -0,88 0,352 20 3,33E-04 2,3 0,00238 0,140351 -0,85 0,362 21 3,50E-04 2,25 0,00238 0,147368 -0,83 0,352 22 3,67E-04 2,25 0,00238 0,154386 -0,81 0,352 23 3,83E-04 2,25 0,00238 0,161404 -0,79 0,352 24 4,00E-04 2,25 0,00238 0,168421 -0,77 0,352 25 4,17E-04 2,25 0,00238 0,175439 -0,76 0,352  Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 2,5 cm turun Q(L/min) Q(m3 /s) ∆P A(m2 ) U Log U Log ∆P 5 8,33E-05 1,3 0,00238 0,035088 -1,45 0,114 6 1,00E-04 1,4 0,00238 0,042105 -1,38 0,146 7 1,17E-04 1,5 0,00238 0,049123 -1,31 0,176 8 1,33E-04 1,6 0,00238 0,055882 -1,25 0,204 9 1,50E-04 1,7 0,00238 0,063158 -1,20 0,230 10 1,67E-04 1,85 0,00238 0,070175 -1,15 0,267 11 1,83E-04 2 0,00238 0,077193 -1,11 0,301 12 2,00E-04 2 0,00238 0,084211 -1,07 0,301 13 2,17E-04 2,1 0,00238 0,091228 -1,04 0,322 14 2,33E-04 2,15 0,00238 0,098246 -1,00 0,332 15 2,50E-04 2,15 0,00238 0,105263 -0,98 0,332 16 2,67E-04 2,2 0,00238 0,112281 -0,95 0,342 17 2,83E-04 2,2 0,00238 0,119298 -0,92 0,342 18 3,00E-04 2,2 0,00238 0,126316 -0,90 0,342 19 3,17E-04 2,2 0,00238 0,133333 -0,88 0,352
  • 13. 20 3,33E-04 2,2 0,00238 0,140351 -0,85 0,362 21 3,50E-04 2,2 0,00238 0,147368 -0,83 0,352 22 3,67E-04 2,2 0,00238 0,154386 -0,81 0,352 23 3,83E-04 2,25 0,00238 0,161404 -0,79 0,352 24 4,00E-04 2,25 0,00238 0,168421 -0,77 0,352 25 4,17E-04 2,25 0,00238 0,175439 -0,76 0,352  Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 3,5cm naik Q(L/min) Q(m3 /s) ∆P A(m2 ) U Log U Log ∆P 5 8,33E-05 2,2 0,00238 0,035088 -1,45 0,342 6 1,00E-04 2,1 0,00238 0,042105 -1,38 0,322 7 1,17E-04 2,3 0,00238 0,049123 -1,31 0,362 8 1,33E-04 2,5 0,00238 0,055882 -1,25 0,398 9 1,50E-04 2,6 0,00238 0,063158 -1,20 0,415 10 1,67E-04 2,6 0,00238 0,070175 -1,15 0,415 11 1,83E-04 2,85 0,00238 0,077193 -1,11 0,455 12 2,00E-04 2,9 0,00238 0,084211 -1,07 0,462 13 2,17E-04 3 0,00238 0,091228 -1,04 0,477 14 2,33E-04 3 0,00238 0,098246 -1,00 0,477 15 2,50E-04 3 0,00238 0,105263 -0,98 0,477 16 2,67E-04 3 0,00238 0,112281 -0,95 0,477 17 2,83E-04 3 0,00238 0,119298 -0,92 0,477 18 3,00E-04 3 0,00238 0,126316 -0,90 0,477 19 3,17E-04 3 0,00238 0,133333 -0,88 0,477 20 3,33E-04 3,1 0,00238 0,140351 -0,85 0,491 21 3,50E-04 3,1 0,00238 0,147368 -0,83 0,491 22 3,67E-04 3,1 0,00238 0,154386 -0,81 0,491 23 3,83E-04 3,1 0,00238 0,161404 -0,79 0,491 24 4,00E-04 3 0,00238 0,168421 -0,77 0,477 25 4,17E-04 3 0,00238 0,175439 -0,76 0,477
  • 14.  Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 3,5 cm turun Q(L/min) Q(m3 /s) ∆P A(m2 ) U Log U Log ∆P 5 8,33E-05 2 0,00238 0,035088 -1,45 0,301 6 1,00E-04 2 0,00238 0,042105 -1,38 0,301 7 1,17E-04 2,15 0,00238 0,049123 -1,31 0,332 8 1,33E-04 2,4 0,00238 0,055882 -1,25 0,380 9 1,50E-04 2,65 0,00238 0,063158 -1,20 0,423 10 1,67E-04 2,8 0,00238 0,070175 -1,15 0,447 11 1,83E-04 3 0,00238 0,077193 -1,11 0,477 12 2,00E-04 3 0,00238 0,084211 -1,07 0,477 13 2,17E-04 3 0,00238 0,091228 -1,04 0,477 14 2,33E-04 3 0,00238 0,098246 -1,00 0,477 15 2,50E-04 3 0,00238 0,105263 -0,98 0,477 16 2,67E-04 3 0,00238 0,112281 -0,95 0,477 17 2,83E-04 3,05 0,00238 0,119298 -0,92 0,484 18 3,00E-04 3,05 0,00238 0,126316 -0,90 0,484 19 3,17E-04 3,05 0,00238 0,133333 -0,88 0,484 20 3,33E-04 3,05 0,00238 0,140351 -0,85 0,484 21 3,50E-04 3,05 0,00238 0,147368 -0,83 0,484 22 3,67E-04 3,05 0,00238 0,154386 -0,81 0,484 23 3,83E-04 3,05 0,00238 0,161404 -0,79 0,484 24 4,00E-04 3,05 0,00238 0,168421 -0,77 0,484 25 4,17E-04 3 0,00238 0,175439 -0,76 0,477  Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 4 cm naik Q(L/min) Q(m3 /s) ∆P A(m2 ) U Log U Log ∆P 6 1,00E-04 2,5 0,00238 0,042105 -1,38 0,398 7 1,17E-04 3 0,00238 0,049123 -1,31 0,477 8 1,33E-04 3,1 0,00238 0,055882 -1,25 0,491 9 1,50E-04 2,9 0,00238 0,063158 -1,20 0,462 10 1,67E-04 3 0,00238 0,070175 -1,15 0,477 11 1,83E-04 3 0,00238 0,077193 -1,11 0,477
  • 15. 12 2,00E-04 3 0,00238 0,084211 -1,07 0,477 13 2,17E-04 3,5 0,00238 0,091228 -1,04 0,544 14 2,33E-04 3,5 0,00238 0,098246 -1,00 0,544 15 2,50E-04 3,6 0,00238 0,105263 -0,98 0,556 16 2,67E-04 3,7 0,00238 0,112281 -0,95 0,568 17 2,83E-04 3,8 0,00238 0,119298 -0,92 0,580 18 3,00E-04 3,8 0,00238 0,126316 -0,90 0,580 19 3,17E-04 3,8 0,00238 0,133333 -0,88 0,580 20 3,33E-04 3,8 0,00238 0,140351 -0,85 0,580 21 3,50E-04 3,9 0,00238 0,147368 -0,83 0,591 22 3,67E-04 3,9 0,00238 0,154386 -0,81 0,591 23 3,83E-04 3,9 0,00238 0,161404 -0,79 0,591 24 4,00E-04 3,9 0,00238 0,168421 -0,77 0,591 25 4,17E-04 3,9 0,00238 0,175439 -0,76 0,591  Partikel berdiameter 0,2 mm s/d 0,355 mm pada Unggun 4 cm turun Q(L/min) Q(m3 /s) ∆P A(m2 ) U Log U Log ∆P 6 1,00E-04 2,5 0,00238 0,042105 -1,38 0,398 7 1,17E-04 2,6 0,00238 0,049123 -1,31 0,415 8 1,33E-04 2,6 0,00238 0,055882 -1,25 0,415 9 1,50E-04 3 0,00238 0,063158 -1,20 0,477 10 1,67E-04 3 0,00238 0,070175 -1,15 0,477 11 1,83E-04 3,1 0,00238 0,077193 -1,11 0,491 12 2,00E-04 3,4 0,00238 0,084211 -1,07 0,531 13 2,17E-04 3,6 0,00238 0,091228 -1,04 0,556 14 2,33E-04 3,8 0,00238 0,098246 -1,00 0,580 15 2,50E-04 3,9 0,00238 0,105263 -0,98 0,591 16 2,67E-04 3,9 0,00238 0,112281 -0,95 0,591 17 2,83E-04 4 0,00238 0,119298 -0,92 0,602 18 3,00E-04 4 0,00238 0,126316 -0,90 0,602 19 3,17E-04 4 0,00238 0,133333 -0,88 0,602
  • 16. 20 3,33E-04 4 0,00238 0,140351 -0,85 0,602 21 3,50E-04 4 0,00238 0,147368 -0,83 0,602 22 3,67E-04 4 0,00238 0,154386 -0,81 0,602 23 3,83E-04 4 0,00238 0,161404 -0,79 0,602 24 4,00E-04 4 0,00238 0,168421 -0,77 0,602 25 4,17E-04 4 0,00238 0,175439 -0,76 0,602 6.4 Menghitung Umf dari perhitungan a. Menghitung rapat masssa udara = 28,97 1 22,414 273,2 298 = 1,185 / 3 b. Menentukan nilai Bilangan Reynold (Nre) = µ  µ udara pada suhu ruang = 1.84 x 10-5 kg/ms D (diameter padatan) rata-rata = (0,200 + 0,355)/2 = 0.278 mm = 0.000278 m Q(L/min) ∆P U=Q/A µ D ρ padatan Nre 5 1,4 0,0351 0,0000184 0,00028 2110 1.127 6 1,5 0,0421 0,0000184 0,00028 2110 1.352 7 1,55 0,0491 0,0000184 0,00028 2110 1.577 8 1,4 0,0559 0,0000184 0,00028 2110 1.795 9 1,3 0,0632 0,0000184 0,00028 2110 2.029 10 1,7 0,0702 0,0000184 0,00028 2110 2.254 11 1,75 0,0772 0,0000184 0,00028 2110 2.479 12 2 0,0842 0,0000184 0,00028 2110 2.704 13 2,1 0,0912 0,0000184 0,00028 2110 2.928 14 2,15 0,0982 0,0000184 0,00028 2110 3.153 15 2,2 0,1053 0,0000184 0,00028 2110 3.381 16 2,2 0,1123 0,0000184 0,00028 2110 3.605 17 2,2 0,1193 0,0000184 0,00028 2110 3.831 18 2,25 0,1263 0,0000184 0,00028 2110 4.055 19 2,25 0,1333 0,0000184 0,00028 2110 4.280 20 2,3 0,1404 0,0000184 0,00028 2110 4.508 21 2,25 0,1474 0,0000184 0,00028 2110 4.958
  • 17. 22 2,25 0,1544 0,0000184 0,00028 2110 4.958 23 2,25 0,1614 0,0000184 0,00028 2110 5.182 24 2,25 0,1684 0,0000184 0,00028 2110 5.407 25 2,25 0,1754 0,0000184 0,00028 2110 5.632 Berdasarkan perhitungan Nre menunjukkan >1000 = 1,185 / 3 Umf = ( ) , Umf = , ( / , / ) , , / Umf = , / 6.5 Kurva Karakteristik fluidisai  Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355 mm dengan tinggi unggun 2,5 cm Persamaan linear percobaan naik Y = 0,315x + 0,622 dengan nilai R² = 0,916 Persamaan linear percobaan turun Y= 0,352x + 0,655 dengan nilai R² = 0,909 log Umf = -0,84 Umf = 10(-0,84) Umf = 0,1445 m/detik y = 0,315x + 0,622 R² = 0,916 y = 0,352x + 0,655 R² = 0,909 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 -1,58 -1,38 -1,18 -0,98 -0,78 -0,58 -0,38 -0,18 0,02 LogP Log U Kurva Log P vs Log U Naik Turun
  • 18.  Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355 mm dengan tinggi unggun 3,5 cm Persamaan linear percobaan naik Y = 0,227x + 0,681dengan nilai R² = 0,80 Persamaan linear percobaan turun Y= 0,3x + 0,739 dengan nilai R² = 0,904 log Umf = -0,94 Umf = 10(-0,85) Umf = 0,1413 m/detik  Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355 mm dengan tinggi unggun 4 cm y = 0,227x + 0,681 R² = 0,805 -1,58 -1,38 y = 0,218x + 0,767 R² = 0,965 -1,395 -1,195 LogP  Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355 mm dengan tinggi unggun 3,5 cm Persamaan linear percobaan naik Y = 0,227x + 0,681dengan nilai R² = 0,80 Persamaan linear percobaan turun Y= 0,3x + 0,739 dengan nilai R² = 0,904 log Umf = -0,94 Umf = 10(-0,85) Umf = 0,1413 m/detik  Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355 mm dengan tinggi unggun 4 cm y = 0,227x + 0,681 R² = 0,805 y = 0,3x + 0,739 R² = 0,904 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 -1,38 -1,18 -0,98 -0,78 -0,58 -0,38 -0,18 Kurva Log P vs Log P y = 0,218x + 0,767 R² = 0,965 y = 0,350x + 0,897 R² = 0,826 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 -1,195 -0,995 -0,795 -0,595 -0,395 -0,195 0,005 Log U Kurva Log P vs Log U  Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355 mm dengan tinggi unggun 3,5 cm Persamaan linear percobaan naik Y = 0,227x + 0,681dengan nilai R² = 0,80 Persamaan linear percobaan turun Y= 0,3x + 0,739 dengan nilai R² = 0,904 log Umf = -0,94 Umf = 10(-0,85) Umf = 0,1413 m/detik  Kurva Karakteristik fluidisai pada rapat massa butiran 0,200 mm s/d 0,355 mm dengan tinggi unggun 4 cm 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,02 Kurva Log P vs Log P 0,005 Naik Turun
  • 19. Persamaan linear percobaan naik Y = 0,218x + 0,767dengan nilai R² = 0,965 Persamaan linear percobaan turun Y= 0,350x + 0,897dengan nilai R² = 0,826 log Umf = -0,995 Umf = 10(-0,995) Umf = 0,1011 m/detik
  • 20. VII. PEMBAHASAN Pada praktikum ini, fluidisasi dilakukan dengan cara mengalirkan gas ke dalam tabung/kolom berisi padatan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui nilai minimum Umf dan faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi. Fluidisasi terjadi apabila butiran padatan tersuspensi dalam gas atau cairan sehingga sifat dari butiran itu berubah seperti fluida. Praktikan menggunakan butiran padatan yang berdiameter 0,200 – 0,355 mm dengan tinggi unggun 2,5 cm; 3,5 cm; dan 4 cm dengan laju alir gas bervariasi dimana pada tinggi unggun 2,5 cm dan 3,5 cm laju gas minimum adalah 5 L/menit sedangkan pada tinggi unggun 4 cm laju gas minimum adalah 6L/menit Dari percobaan didapatkan penurunan tekanan (∆ ) berdasarkan perubahan laju alir (Q) pada setiap tinggu unggun yaitu 2,5 cm; 3,5 cm; dan 4 cm. Setelah itu data yang didapat di ubah kedalam bentuk kurva karakteristik fluidisasi yaitu log ∆ terhadap log U. Nilai Umf pada kurva didapatkan ketika kecepatan (U) mulai terlihat konstan. Nilai U yang konstan ini disebabkan karena kecepatan sudah mencapai titik dimana padatan terfluidisasi. Nilai U yang konstan ini juga dapat disebabkan karena porositas padatan yang besar sehingga mengakibatkan adanya daya dorong pada padatan. Berdasarkan hasil percobaan, kurva unggun 2,5 cm; 3,5 cm; dan 4cm besar Umf nya berturut-turut yaitu 0,1445 m/detik; 0,1413 m/detik; 0,1011 m/detik. Apabila semakin kecil volume unggun dari padatan tersebut, maka padatan yang terfluidisasipun akan semakin banyak begitupun sebaliknya. Jika volume padatan pada kolom besar maka aliran gas yang melalui celah-celah partikel semakin sulit untuk menyebabkan pergerakan pada partikel (merubah susunan butiran). Jika volume kecil maka semakin banyak pdatan yang tersuspensi dalam alairan gas yang melaluinya, sehingga butiran satu dengan yang lainnya terpisah dan menyebabkannya mudah bergerak Selain itu diameter dan berat dari butiran padatan sangat mempengaruhi terfluidisasinya padatan tersebut, meskipun laju udara yang diberikan sama. Semakin besar diameter suatu padatan, maka padatan tersebut yang terfluidisasi hanya sedikit bahkan ada juga padatan yang tidak terfluidisasi dan begitupun sebaliknya. Karena semakin besar diameter maka semakin besar massa/berat padatan tersebut sehingga
  • 21. semakin sulit untuk terfluidisasi. Untuk menentukan nilai Umf terlebih dahulu praktikan harus menentukkan nilai Nre. Berdasarkan perhitungan Nre yang didapat lebih dari 1000 sehingga Umf berdasarkan perhitungan sebesar 0,02019 m/detik, sedangkan berdasarkan kurva yang dibuat nilai Umf untuk unggun 2,5 cm; 3,5 cm; dan 4 cm sebesar 0,1445 m/detik; 0,1413 m/detik; 0,1011 m/detik.. Perbedaan nilai ini dikarenakan Nre sangat berpengaruh pada besar kecilnya kecepatan aliran fluida untuk fluidisasi.
  • 22. VIII. KESIMPULAN  Faktor yang mempengaruhi peristiwa fluidisasi; besarnya diameter padatan, massa/berat padatan, dan laju alir udara yang diberikan.  Apabila laju alir gas rendah maka butiran padatan akan tetap diam, karena fluida hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan terjadinya perubahan susunan partikel tersebut dan dalam keadaan diam unggun bertekanan besar. Namun apabila laju alir dinaikkan sedikit demi sedikit akan ada saat dimana perbedaan penurunan tekanan akan sama dengan gaya berat yang bekerja terhadap butiran-butiran padatan, penurunan tekanan pada permukaan unggun inilah yang menyebabkan unggun terangkat  Hubungan antara volume padatan dengan lamanya proses fluidisasi berbanding terbalik  diameter dan berat dari butiran padatan sangat mempengaruhi terfluidisasinya padatan tersebut, meskipun laju udara yang diberikan sama. Semakin besar diameter suatu padatan, maka padatan tersebut yang terfluidisasi hanya sedikit bahkan ada juga padatan yang tidak terfluidisasi dan begitupun sebaliknya. Karena semakin besar diameter maka semakin besar massa/berat padatan tersebut sehingga semakin sulit untuk terfluidisasi.  Hubungan antara laju alir gas dengan lamanya proses fluidisasi berbanding lurus  Hubungan antara diameter padatan dengan proses fluidisasi berbanding terbalik dan berbanding lurus dengan nilai Nre.  Semakin besar laju alir volumetrik (Q) maka akan semakin cepat proses fluidisasi unggun butiran partikel
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Jobsheet Praktikum Satuan Operasi “Grinding And Sizing(Screening)” . Jurusan Teknik Kimia : Politeknik negeri Bandung Cook,T.M dan D.J.Cullen . 1986 . Industri Kimia Operasi . Jakarta : PT Gramedia McCabe, Warren L ddk.1990. Operasi Teknik Kimia: jilid 2. Erlangga. Jakarta.