SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
II.1.1 Pengertian Kinerja
Kinerja pegawai merupakan aspek yang penting dalam manajemen sumber daya
manusia beberapa pengertian yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa kinerja merupakan sistem yang digunakan
untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan
pekerjaannya secara keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari hasil kerja (apa
yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).
Selanjutnya Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa kinerja Sumber Daya
Manusia merupakan istilah dari kata Job Performance atau Actual Performance
(Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Kustriyanto dalam Mangkunegara (2006) juga menyatakan bahwa kinerja adalah
perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu.
Selanjutnya Handoko (2001) menyatakan bahwa kinerja (perfomance appraisal)
adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi
kerja karyawan dimana dalam kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan
personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan
kerja mereka.
Sedangkan menurut Simanjuntak (2005) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja individu, kinerja kelompok,
12
kinerja perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Menurut Furtwengler (2002)
kinerja dilihat dari hal kecepatan, kualitas, layanan dan nilai maksudnya kecepatan dalam
proses kerja yang memiliki kualitas yang terandalkan dan layanan yang baik dan memiliki
nilai merupakan hal yang dilihat dari tercapainya kinerja atau tidak.
Selanjutnya Dharma (2005) menyatakan bahwa penilaian kinerja didasarkan pada
pemahaman, pengetahuan, keahlian, kepiawaian dan prilaku yang diperlukan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan analisis tentang atribut perilaku
seseorang sesuai kriteria yang ditentukan untuk masing-masing pekerjaan.
Menurut Mahsun (2006) bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Sedangkan menurut Robertson dalam Mahsun (2006) juga menyatakan bahwa
pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya termasuk informasi atas
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang/jasa, kualitas
barang/jasa, hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan.
II.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain : menurut
Sutermeister (1999) terdiri dari motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan,
pengalaman, pelatihan, minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan
fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik.
Sedangkan menurut Mahsun (2006) ada beberapa elemen pokok yaitu :
1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.
2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.
4. Evaluasi kinerja/feed back, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
Dalam konteks pemerintahan sebagai sektor publik menurut Mahsun (2006) bahwa
ada beberapa aspek yang dapat dinilai kinerjanya :
1. Kelompok Masukan (input).
2. Kelompok Proses (Proccess).
3. Kelompok Keluaran (Output).
4. Kelompok Hasil (Outcome).
5. Kelompok Manfaat (Benefit).
6. Kelompok Dampak (Impact).
Fokus pengukuran kinerja sektor publik justru terletak pada outcome dan bukan
input dan proses outcome yang dimaksudkan adalah outcome yang dihasilkan oleh individu
ataupun organisasi secara keseluruhan, outcome harus mampu memenuhi harapan dan
kebutuhan masyarakat menjadi tolok ukur keberhasilan organisasi sektor publik.
Menurut Mangkunegara (2006) terdapat aspek-aspek standar pekerjaan yang terdiri
dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif meliputi :
Aspek kuantitatif yaitu :
1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan,
2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan,
3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan
4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja
Aspek kualitatif yaitu :
1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan,
2. Tingkat kemampuan dalam bekerj,
3. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan
mesin/peralatan, dan
4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen/masyarakat).
II.1.3 Metode Penilaian Kinerja
Menurut Muljadi (2006) bahwa seluruh aktivitas organisasi harus diukur agar dapat
diketahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas organisasi, pengukuran dapat
dilakukan terhadap masukan (input) dari program organisasi yang lebih ditekankan
pada keluaran (output), proses, hasil (outcome), manfaat (benefit) dan dampak
(impact) dari program organisasi tersebut bagi kesejahteraan masyarakat.
Pengukuran kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan yang meliputi :
a. penetapan indikator kinerja
b. penentuan hasil capaian indikator kinerja
Menurut Palmer dalam Mahsun (2006) terdapat beberapa jenis indikator kinerja
Pemerintah Daerah antara lain :
1. Indikator biaya (misalnya biaya total, biaya unit)
2. Indikator produktivitas (misalnya jumlah pekerjaan yang mampu dikerjakan
pegawai dalam jangka waktu tertentu)
3. Tingkat penggunaan (misalnya sejauhmana layanan yang tersedia digunakan)
4. Target waktu (misalnya waktu rata-rata rata yang digunakan untuk menyelesaikan
satu unit pekerjaan)
5. Volume pelayanan (misalnya perkiraan atas tingkat volume pekerjaan yang harus
diselesaikan pegawai)
6. Kebutuhan pelanggan (jumlah perkiraan atas tingkat volume pekerjaan yang
harus diselesaikan pegawai)
7. Indikator kualitas pelayanan
8. Indikator kepuasan pelanggan
9. Indikator pencapaian tujuan.
Menurut Mahsun (2006) bahwa indikator kinerja terdiri dari :
1. Pelayanan yang tepat waktu dan berkualitas,
2. Tingkat keterampilan pendidikan yang sesuai dengan bidang kerja,
3. Kehadiran/keterlambatan
Cara pengukuran kinerja menurut Muljadi (2006) terdiri dari :
a. Membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan.
b. Membandingkan kinerja nyata dengan hasil yang diharapkan.
c. Membandingkan kinerja nyata dan standar kinerja.
Model Kinerja dapat dilihat pada bagan berikut :
(Sumber Simanjuntak, 2005)
Gambar 2.1 Model Kinerja
Menurut Simamora dalam Mangkunegara (2006) kinerja dipengaruhi oleh tiga
faktor:
a. Faktor Individual yang mencakup kemampuan, keahlian, latar belakang dan
demografi.
b. Faktor Psikologis terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan
motivasi.
c. Faktor Organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan
job design
Sedangkan menurut Timple dalam Mangkunegara (2006) faktor kinerja terdiri dari
dua faktor yaitu :
a. Faktor Internal yang terkait dengan sifat-sifat seseorang misalnya kinerja baik
disebabkan mempunyai kemampuan tinggi dan tipe pekerja keras.
b. Faktor Eksternal yang terkait dari lingkungan seperti perilaku, sikap dan tindakan
rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi.
Neal dalam Mangkunegara (2006) terdapat beberapa aspek kinerja yang dapat
diukur yaitu :
1. Akurasi (Pemenuhan standar akurasi)
2. Prestasi (Menyelesaikan tanggung jawab dan tugas)
3. Administrasi (Menunjukkan efektivitas administratif)
4. Analitis (Analisa secara efektif)
5. Komunikasi (Berkomunikasi dengan pihak lain)
6. Kompetensi (Menunjukkan kemampuan dan kualitas)
7. Kerjasama (Bekerjasama dengan orang lain)
KINERJA INDIVIDU
MANAJEMEN
KINERJA ORGANISASI
DUKUNGAN ORGANISASI
8. Kreativitas (Menunjukkan daya imaginasi dan daya kreatif)
9. Pengambilan Keputusan (Pengambilan keputusan dan pemberian solusi)
10. Pendelegasian (Menunjukkan orang yang diberi kuasa untuk berbicara atau bertindak
bagi orang lain)
11. Dapat diandalkan (Menunjukkan sifat yang dapat dipercaya)
12. Improvisasi (Peningkatan kualitas atau kondisi yang lebih baik)
13. Inisiatif (Mengemukakan gagasan, metode dan pendekatan baru)
14. Inovasi (Pengenalan metode dan prosedur baru)
15. Keahlian Interpersonal (Hubungan manusiawi)
Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja memerlukan
indikator-indikator penilaian yang dipengaruhi oleh berbagai faktor apakah faktor internal
ataupun faktor eksternal dengan beragam aspek yang dapat diukur dengan berpedoman pada
standar tertentu yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang berguna untuk
mendapatkan feedback guna keperluan perbaikan organisasi secara khusus manajemen
pengelolan sumber daya manusia.



PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA
KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI DAN TEKANAN PEKERJAAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris pada Perusahaan BUMN di Provinsi Sumatera Barat)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat
Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi
Nama : Lili Wahyuni
NIM : C4C
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi organisasi
terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi dengan komitmen organisasi dan
tekanan pekerjaan sebagai variabel inetrvening. Penelitian ini menggunakan acuan
penelitian yang dilakukan oleh Chen et al., (2006).
Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan simple
random sampling di dalam pengambilan sampel. Data yang diperoleh 109 dari 159
kuesioner, penyebaran kuesioner dengan cara mengantar langsung dan via pos.
Objek penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi pada BUMN di Provinsi
Sumatera Barat dengan 109 responden. Analisis data dilakukan dengan Structural
Equation Model (SEM) dengan Program AMOS versi 5.0.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi organisasi
berpengaruh langsung terhadap kinerja. Komunikasi organisasi berpengaruh negatif
terhadap tekanan pekerjaan. Tekanan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kinerja
Komunikasi organisasi tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan
komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian ini tidak
menunjukkan komitmen organisasi dan tekanan pekerjaan sebagai variabel
intervening atas pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja.
Kata K



Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berkembang sangat jauh saat ini dan telah
merevolusi cara hidup kita, baik terhadap cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara
berbisnis, dan lain sebagainya. Era informasi memberikan ruang lingkup yang sangat besar
untuk mengorganisasikan segala kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan,
akurat, tepat waktu, lebih baik, memberikan kenyamanan yang lebih dalam mengelola dan
menikmati kehidupan.
Dengan teknologi informasi dan komunikasi semua proses kerja dan konten akan
ditransformasikan dari fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual dan personal. Akibatnya
kecepatan kinerja bisnis meningkat dengan cepat. Kecepatan proses meningkat sangat tajam
di banyak aktivitas modern manusia.

Teknologi Informasi dan Komunikasi menjanjikan banyak keunggulan yang menjadi tugas kita
bersama untuk terus mengelaborasinya. Ada tiga bagian utama pembangun teknologi
informasi yang dirumuskan oleh para ahli sebagai kolaborasi dari 3 domain C (Computer,
Communication, dan Content). Pakar teknologi informasi komunikasi yang lain merumuskan
komponen pembangun itu dengan lebih sederhana yaitu terdiri dari komponen komponen
Hardware, Software, dan Firmware.
Komponen Hardware sungguhpun terlihat kasat mata bentuknya, akan tetapi ternyata hanya
merupakan kurang 30 % persen dari seluruh bagian sistem yang membangun Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Lebih dari 70 % komponen pembangun Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah software atau aplikasi (Data CITRAS Indonesia).
Artinya tanpa ada aplikasi maka sebuah mikro komputer, desktop komputer, LAP Top atau
sebuah Palm Top, ataupun sebuah Super Computer hanyalah onggokan logam tersusun yang
tidak dapat diambil manfaatnya selain oleh para pencari logam bekas. Sebuah komputer atau
bahkan perangkat telekomunikasi seharga 300 juta dollar US seperti satelit hanyalah sebuah
logam bersusun yang tidak dapat digunakan tanpa adanya aplikasi atau software yang
menjalankannya, susunan logam tersebut hanya akan menjadi sebuah tubuh jiwa.
Sesungguhnya JIWA dari Teknologi Informasi dan Komunikasi ternyata adalah aplikasi atau
softwarenya.
11CAHYANA AHMADJAYADI



PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDONESIA, TANTANGAN
DAN PELUANG


ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN
MANAJEMEN, TEKNOLOGI INFORMASI, DAN
STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Pada: PT Jamsostek (Persero) Kantor Wilayah V Semarang)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna
memperoleh derajat sarjana S-2 Magister Manajemen
Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
KUSUMO, SE
Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh kepemimpinan, teknologi
informasi, dan struktur organisasi terhadap kinerja organisasi. Permasalahan
umum dalam penelitian ini adalah kurangnya konsistensi dalam melaksanakan visi
dan misi organisasi, adanya pengaruh eksternal, keterbatasan biaya operasional
PT. Jamsostek, fungsi pengawasan yang kurang optimal. Sedangkan
permasalahan dari sisi kepemimpinan, yaitu kurangnya komitmen yang kuat dari
para pimpinan dalam mendukung kinerja organisasi. Dari sisi teknologi informasi,
ditemukan adanya pegawai yang masih belum bisa mengoperasikan penggunaan
teknologi informasi sehingga teknologi yang tersedia tidak dapat digunakan secara
maksimal. Dari sisi struktur organisasi, ditemukan adanya sub bagian yang kurang
mendukung. Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan pada organisasi PT. Jamsostek.
Sampel penelitian ini adalah pegawai PT. Jamsostek yang diambil sensus
sejumlah 75 responden. Analisis Regressi yang dijalankan dengan perangkat
lunak Statistical Package Social Science (SPSS) yang digunakan untuk
menganalisis data. Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan pengujian
asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
heteroskedastisitas, kemudian dilakukan uji hipotesis melalui uji-t dan goodness
of fit melalui uji –f.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan, teknologi informasi,
dan struktur organisasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Implikasi
kebijakan yang diberikan PT. Jamsostek perlu memberikan sistem organisasi yang
efektif agar terdapat keterkaitan tugas antara pegawai satu dengan lainnya. Selain
itu juga perlu diperluas wewenang PT. Jamsostek agar ketergantungan terhadap
pusat diminimalkan, hal ini perlu dilakukan agar fungsi yang terkait dengan
kebijakan organisasi dapat berjalan dengan cepat, tepat dan efektif.
Kepemimpinan juga perlu ditingkatkan, agar pimpinan mendorong pegawai untuk
selalu meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan kemampuannya melalui
training soft skill, melakukan brain storming dan bench marking dengan
organisasi lain. Untuk teknologi informasi, PT. Jamsostek perlu memberikan
tanda petunjuk yang lebih modern, yaitu dengan menggunakan format digital dan
pelatihan-pelatihan kepada pegawainya untuk mendukung penggunaan teknologi
informasi yang ada.
Kata Kunci: kepemimpinan, teknologi informasi, struktur organisasi, dan kinerja
organisasi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(STUDI PADA UKM KERAJINAN TANGAN BANTUL, YOGYAKARTA)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna
memperoleh derajad Sarjana S-2 Magister Manajemen
Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro
Oleh :
Rizki Mariskha Endraswari, S.Pi


Aplikasi Teknologi Informasi (TI) memberikan banyak manfaat positif bagi
UKM. Tetapi saat ini masih sedikit UKM di Kabupaten Bantul yang notabene
merupakan sentra kerajinan ekspor di Yogyakarta yang telah mengaplikasikan TI.
Beberapa penelitian terdahulu mengatakan bahwa telah banyak UKM yang mencoba
untuk mengaplikasikan TI guna mendukung kegiatan bisnisnya. Tetapi karena
keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, aplikasi TI pada UKM menjadi berbeda
dari usaha besar. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa yang
mempengaruhi aplikasi TI dan apakah aplikasi TI tersebut meningkatkan kinerja
perusahaan. Permasalahan dalam penelitian ini dijabarkan oleh 5 pertanyaan
penelitian, yaitu apakah tingkat pemahaman TI, dukungan manajemen puncak,
ketersediaan investasi TI dan dukungan lembaga pemerintah mempunyai pengaruh
positif dan signifikan pada aplikasi TI dan apakah aplikasi TI mempunyai pengaruh
positif dan signifikan pada kinerja perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisa kelima pertanyaan penelitian tersebut di atas.
Populasi penelitian yang digunakan adalah para pemilik UKM kerajinan
tangan Bantul, Yogyakarta yang telah mengaplikasikan TI dalam kegiatan usahanya
sebanyak 135 pengrajin. Metode pengumpulan datanya adalah kuesioner. Kemudian
dianalisis dengan menggunakan SEM, yang terdiri dari dua teknik analisis yaitu (1)
confirmatory factor analysis, untuk mengkonfirmasikan faktor-faktor yang paling
dominan dalam satu kelompok variabel dan (2) regression weight, untuk meneliti
seberapa besar hubungan antar variabel. Software yang digunakan adalah AMOS 5.
Hasil penelitian memberikan bukti nilai standar loading dukungan lembaga
pemerintah 0.512, dukungan manajemen puncak 0.206, tingkat pemahaman TI 0.183
dan ketersediaan investasi TI 0.178. Aplikasi TI akan berdampak pada kinerja
perusahaan dengan standar loading sebesar 0.726.
A. Teori Komunikasi Organisasi
Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin
Communication mengacu pada kata comunis yang berarti sama makna.
Komunikasi ialah penyampaian pesan dari komunikator (sender) kepada
komunikan (receiver) melalui media tertentu dan menyebabkan efek.

Komunikasi organisasi ialah komunikasi dalam kumpulan yang
mempunyai hirarki dan tujuan. Komunikasi organisasi merupakan proses untuk
anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan organisasinya dan
merubah yang terjadi di dalamnya (Kreps, 1990:11).
Dalam R Wayne Pace (2006:31) definisi komunikasi organisasi secara
fungsional ialah pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu
komunikasi terdiri dari unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis
6
antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Secara
interpretatif dapat diartikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi
yang merupakan organisasi.
Keterkaitan komunikasi dengan organisasi menurut William V.
Hanney bahwa “organisasi terdiri dari sejumlah orang, melibatkan keadaan
saling bergantung, kebergantungan memerlukan koordinasi yang mensyaratkan
komunikasi”.
Komunikasi organisasi melingkupi komunikasi interpersonal dan
komunikasi kelompok. Kepentingan bersama dan tujuan organisasi menjadi
orientasi komunikasi organisasi. Hirarki organisasi menentukan pola
komunikasi yang terjadi. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat atau
organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan media komunikasi
tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai tujuan tertentu
(Purwanto, 2006:21).
Komunikasi interpersonal biasanya terjadi antara dua orang (diadik)
secara tatap muka (face to face), walaupun dapat juga melalui media telepon.
Komunikasi interpersonal terbangun dari komunikasi intrapersonal karena
seseorang akan menyusun komunikasi efektif saat interaksi. Hal terpenting
ialah komunikasi interpersonal membangun hubungan antar manusia.
Komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai transaksi pesan verbal
dan nonverbal antara tiga hingga lima belas orang yang saling berbagi tujuan
utama, yang merasa kebersamaan dalam grup, dan yang berdampak pada yang
lain (Steven A. Beebe, 2001:28).
7
Djoko Purwanto memaparkan bahwa suatu komunikasi bisa
dimasukkan dalam lingkup komunikasi kelompok apabila, pertama, proses
komunikasi dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara
kepada khalayak dalam jumlah yang lebih banyak daripada tatap muka. Kedua,
komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana
penerima (receiver). Umpan balik atau feedback yang didapat tidak maksimal
karena waktu terbatas dan khalayak relatif banyak. Ketiga, pesan yang
disampaikan terencana dan bukan spontanitas untuk kalangan tertentu.
Komunikasi kelompok terlibat di dalam lingkup komunikasi
organisasi. Kelompok-kelompok kecil saling berinteraksi sehingga terjadi
komunikasi organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Ernest
Bormann dalam Steven A. Beebe (2003:42) bahwa grup berasal dari berbagai
macam share kepribadian. Teori Tindakan simbolik yaitu menjelaskan
bagaimana tipe komunikasi membentuk identitas grup dan budaya, yang
berdampak pada konsensus bersama dengan berbagi emosi, motivasi dan
makna.
Anthony Giddens dan Marshall Scott Poole Steven A. Beebe
(2003:44) merumuskan teori struktur yang memberikan framework umum yang
menjelaskan bagaimana orang menggunakan aturan dan sumberdaya untuk
interaksi dalam sistem sosial. Struktur menjelaskan bagaimana grup
memproduksi dan reproduksi sistem sosial oleh anggota grup yang
menggunakan aturan dan sumberdaya dalam interaksi.
8
Menurut James Taylor dalam Littlejohn (2005), organisasi ialah
proses sirkular dengan interaksi dan interpretasi yang berdampak pada orang
lain. Interaksi merupakan proses berbagi makna yang dibentuk dalam interaksi.
Percakapan ialah interaksi, atau bagaimana kata yang digunakan, sikap mereka
dan gesturnya. Teks ialah apa yang dikatakan, isi dan ide dalam bahasa yang
dipakai. Bahasa dari text memberikan struktur kata dan tata bahasa yang
menuntun anda untuk memaknai apa yang dikatakan atau ditulis. Namun, dua
proses ini percakapan dan text tidak dapat dipisahkan. Percakapan memahami
bentuk dari teks dan teks memahami bentuk percakapan. Proses Taylor ini
disebut double translation. Pertama, penterjemahan dari teks menjadi
percakapan. Kedua, penterjemahan dari percakapan menjadi teks.
Saat kita berkomunikasi, kita mengikuti model atau ide komunikasi.
Komunikasi harus meliputi interaksi dengan proses interpretasi yang dibedakan
tidak hanya tindakan namun juga respon dari tindakan. Taylor menyebutnya
proses coorientation, bahwa dua orang berorientasi pada objek biasa (topik,
isu, concern, situasi, ide, tujuan, personal, grup, dan lainnya).
Individu mempunyai peran dalam agen organisasi dan mengkodifikasi
aspek organisasi dari kelebihan atau kekurangan teks formal yang dibuat dalam
peta aspek organisasi. Jika anda mengamati orang berkomunikasi dan melihat
pola interaksi dan hubungan mereka, anda memperhatikan permukaan struktur
organisasi, keseharian aktivitas anggotanya. Struktur dalam seperti tata bahasa
atau rencana struktural. Struktur dalam dibuat oleh orang yang berkomunikasi
dengan lainnya dan dituntun dengan komunikasi itu.
9
Dalam suatu organisasi, suatu waktu pada sub-divisi atau unit
tambahan, otoritas terletak pada kolektivitas: kontrol sosial, hubungan dan
reward organisasi secara personal yang utama, status struktur ialah egaliter.
Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara manajer satu dengan manajer
lain, manajer dengan karyawan, atau antar karyawan merupakan salah satu
kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan organisasi.

Dimensi-dimensi komunikasi organisasi:
1. Komunikasi eksternal, digunakan anggota organisasi untuk interaksi
dengan individu di luar organisasi. Komunikasi eksternal membawa pesan
organisasi dan lingkungan organisasi yang relevan. Sistim pesan eksternal
digunakan untuk menyampaikan informasi dari lingkungan organisasi dan
untuk memberikan lingkungan informasi dari organisasi.
2. Komunikasi internal, ialah pola pesan yang dibagi (share) antara anggota
organisasi, interaksi manusia yang terjadi dalam organisasi dan antar
anggota organisasi. Saat organisasi tumbuh pada ukuran atau kompleksitas
atau menyebar keluar area dan zona waktu, ini memerlukan program
komunikasi internal yang membantu membangun tim.
Peran Antarpribadi
1. Tokoh figur
2. Manajer
3. Penghubung
Peran Informasional
1. Monitoring
2. Penyebar informasi
3. Juru bicara
Peran Keputusan
1. Wirausaha
2. Pemecah masalah
3. Pengalokasian SD
4. Negosiator
Komunikasi
15
Tamara L Gillis dalam The IABC Handbook of Organization
Communication and Guide to Internal Communication, PR, Marketing and
Leadership (2006) memaparkan ada tiga fundamental pembangun blok untuk
program komunikasi internal yaitu hirarkis komunikasi; saat CEO, vice
president, director, manager, dan frontline supervisor memainkan peran dalam
proses komunikasi, komunikasi media massa; saat newsletter, email, video,
blog, dan alat lainnya menjangkau audien karyawan, dan mayoritas sering
mengabaikan jaringan nonformal dari komunikator yang tak terlihat eksis pada
tiap organisasi.
Program komunikasi internal yang sederhana secara historis
organisasi eksis pada struktur hirarkis untuk menyebarkan informasi pada
karyawan. Pola setelah komando militer dan struktur control seperti program
berawal dari pesan top-down dari level tertinggi perusahaan seperti chairman,
president atau CEO. Keberhasilan level management lebih sulit untuk
memestikan waktu dan kosisten pada pengantaran informasi. Praktik ini masih
ada dan dapat bekerja efektif untuk suatu organisasi, secara partikular lebih
kecil dan sederhana.
Bagaimanapun, organisasi mempercayakan manager sebagai makna
dari komunikasi dalam tantangan kerjanya. Untuk jangkauan luas, organisasi
yang kompleks dengan banyak layer managemen dan multi tempat pendekatan
ini tidak tepat atau efesien. Banyak organisasi yang membuang lapisan
managemen tambahan dan mendatarkan hirarkis strukturalnya, memotong
biaya dan menjadi lebih kompetitif. Keuntungan keseluruhan ditingkatkan oleh
16
komunikasi internal. Kekurangan besar pada bentuk komunikasi internal bahwa
seorang manager melakukan kerja yang jauh lebih baik dari pada yang lainny

Komunikasi internal dapat dilakukan secara tatap muka dan melalui
media. Komunikasi internal terjadi antara Top manager, manager, hingga staf
atau karyawan. Komunikasi internal dapat menggunakan media email, surat,
telepon papan pengumuman, dan lainnya.
1. Komunikasi vertikal, dari atas ke bawah (downward communication) dari
pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara
timbale balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan member instruksi,
petujuk, informasi, dan penjelasan kepada bawahan lalu ada feedback
berupa laporan, saran, atau pengaduan kepada atasan.
2. Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi secara mendatar antara anggota
staff dengan staf, karyawan dengan karyawan,dan sebagainya. Komunikasi
vertikal berupa komunikasi formal dan komunikasi horizontal berupa
nonformal.




2.1.1 Teknologi Informasi
Teknologi informasi (TI) adalah sesuatu yang digunakan untuk menciptakan sistem
informasi, termasuk di dalamnya adalah komputer, disk file, modem dan lainlain yang
semuanya merupakan perangkat keras serta perangkat lunak yang digunakan untuk
mengimplementasikan sistem yang berbasis komputer (Callon, 1996 dalam Basu 1998).
Menurut Ang et al. (1997) dalam Seyal et al. (2000) dan Sarosa dan Zowghi (2003), istilah
TI didefinisikan sebagai semua teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses
dan menyebarkan informasi. Martin et al. (2002) menjelaskan cakupan komponen TI
termasuk diantaranya adalah hardware (komputer, printer, scanner), software (office
application) dan perlengkapan telekomunikasi (modem). Dengan demikian TI mencakup
komputer, perangkat lunak, mesin faksimili, pesawat telepon, pesawat telepon mobil, televisi
kabel dan lain-lain (Basu, 1998). Lebih lanjut Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Arfan
(2003) menjelaskan tiga hal yang berkaitan dengan penerapan TI berbasis komputer, yaitu
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan pengguna (brainware). Ketiga
elemen ini saling berinteraksi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perangkat keras
(hardware) adalah media yang digunakan untuk memproses informasi. Perangkat lunak
(sofware) adalah sistem dan aplikasi yang digunakan untuk memproses masukan (input)
menjadi informasi. Pengguna (brainware) berfungsi sebagai pelaksana masukan (input) dan
penerima keluaran (output) sebagai pengguna sistem (user).
Di bidang komunikasi, perkembangan teknologi banyak dimanfaatkan oleh dunia usaha
untuk memperlancar transaksi bisnis karena biaya yang relatif murah dan dalam waktu yang
singkat. Meningkatnya penggunaan komputer dan perkembangan TI lain mengakibatkan
transaksi yang semula berupa kertas berubah menjadi file elektronik, misalnya mesin
faksimili dan e-mail. Faksimili adalah perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk
mengirim dokumen, gambar, grafik dan tanda tangan melalui saluran komunikasi dan data
dengan bantuan modem sebagai penghubung antara komputer satu dengan komputer lain atau
antara komputer dengan mesin faksimili. Mesin faksimili mirip dengan mesin fotokopi tetapi
dalam pengoperasiannya dengan menggunakan sambungan telepon. Mesin pengirim (sending
machine) mengkonversi dokumen ke dalam sinyal elektronik dan mentransferkannya melalui
saluran telepon kepada mesin penerima (receiving machine) untuk kemudian dicetak
(Rusmin, 2000). Electronic Mail (e-mail) menurut Adams et al. (1993) dalam Sarosa dan
Zowghi (2003) didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer untuk memudahkan
dalam pertukaran penulisan informasi dan penyimpanannya.
Kemajuan di bidang teknologi, komputer dan telekomunikasi juga mendukung perkembangan
teknologi internet. Internet adalah suatu jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi
aringan komputer yang menghubungkan orang dan komputer di seluruh dunia melalui saluran
telepon, satelit dan sistem komunikasi lainnya (Ellsworth dan Ellsworth, 1995). Dengan
internet, pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi apapun,
untuk menunjang aktivitas bisnisnya.
Internet mendukung komunikasi dan kerja sama global antar pegawai, konsumen, penjual dan
rekan bisnis yang lain. Internet dalam bisnis dapat digunakan bukan hanya sekedar untuk
pertukaran informasi, katalog produk, media promosi dan surat elektronik (e-mail) saja, tetapi
juga bisa digunakan untuk berdialog, berdiskusi dan konsultasi dengan konsumen secara on-
line, kuesioner elektronik dan mailing-list (Oviliani, 2000). Menurut Yadi (2001), internet
oleh UKM eksportir digunakan terutama sebagai media komunikasi, mencari informasi pasar
dan bahan baku serta mempromosikan produk dan atau jasa yang dihasilkan. Sebagai media
informasi dan promosi, situs web adalah media dengan daya jangkau yang luas dan paling
murah.
Hal ini dikarenakan situs web merupakan media informasi yang dapat diakses dari segala
penjuru dunia atau negara manapun selama jaringan internet tersedia. Oviliani (2000)
menjelaskan bahwa aplikasi TI internet dapat memberi keunggulan strategi bisnis untuk
memenangkan kompetisi dalam :
1. Global Dissemination, dimana komunikasi global dalam bisnis seperti e-mail, electronic
mailing list, situs World Wide Web dan pelayanan internet lainnya mengakibatkan
penyebaran informasi berskala internasional menjadi lebih cepat, murah dan mudah.
Sehingga dapat memberi keuntungan strategi bisnis dalam meningkatkan penghematan dan
efisiensi komunikasi global dan mampu untuk menjangkau, menjual serta mengembangkan
pelayanan pasar konsumen internasional.
2. Interaction. Komunikasi interaktif adalah kemampuan internet untuk melakukan
forum diskusi dan chat groups, formulir interaktif untuk pesanan, feedback yang
cepat dan efisien kepada konsumen, e-mail untuk menjawab permintaan dan
komentar secara on-line sehingga membantu perusahaan membangun loyalitas
konsumen.
3. Customization. Kemampuan untuk mengotomatisasi penyediaan informasi dan
pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing konsumen, merupakan kemampuan
strategi bisnis internet. Informasi dapat diakses dan disebarkan dari server
jaringan tergantung pada kebutuhan pemakainya. Efisiensi, biaya murah dan
sasaran pemasaran interaktif kepada masing-masing konsumen adalah kunci
keunggulan bisnis dengan teknologi internet.
4. Collaboration. Internet memungkinkan untuk memudahkan dan mengefisienkan
akses data, hardware dan software yang ada pada jaringan secara bersama-sama.
Misalnya, informasi pada suatu situs Web dapat diperoleh dengan mudah
menggunakan Web Browser. Hal ini dapat meningkatkan kerja sama diantara tim
dan rekan bisnis, sehingga melengkapi peran strategi bisnis perusahaan.
5. Electronic Commerce (EC). Internet menjadi platform teknologi EC. Internet
menghubungkan perusahaan dengan konsumen dan penjualnya, sehingga
memungkinkan perusahaan pengguna internet dapat memasarkan, membeli,
xxv
menjual serta memungkinkan untuk membuka pasar dan atau membuat pelayanan
baru.
6. Integration. Perusahaan yang bekerja menggunakan internet mengintegrasikan
aktivitas di luar dengan proses bisnis di dalam perusahaan secara on-line,
sehingga memungkinkan perusahaan untuk memperoleh informasi lebih detil dan
up-to-date.

Ketersediaan
investasi TI
Biaya yang dikeluarkan
guna menyediakan
sarana dan prasarana
untuk TI
• Investasi hardware
• Investasi sofware
• Investasi perlengkapan
telekomunikasi
Skala 1 – 10
dengan pilihan
jawaban : sangat
tidak setuju
sampai sangat
setuju

intensitas teknologi informasi

ketersediaan tenaga ahli

investasi pada TI



B. ICT dalam Komunikasi Organisasi
Kajian mengenai peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di
dalam kontribusinya memberikan dukungan kepada berbagai sektor kehidupan
masyarakat berupa peningkatan efisiensi serta produktivitas. Pada umumnya
studi tentang peran TIK di dalam organisasi difokuskan pada persoalan teknis
seperti bagaimana memperbaiki kinerja operasional, atau bagaimana TIK
digunakan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan.
Dalam lingkungan sosial yang selalu berubah, terdapat setidaknya dua
faktor yang memperngaruhi perubahan sosial itu sendiri: pelaku perubahan dan
mereka yang terkena dampak perubahan. Dalam kaitan ini TIK dapat berperan
dalam dua posisi sekaligus, sebagai aktor pengubah dan sekaligus sebagai
sasaran dari perubahan yang ingin dicapai.
Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan
evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius
yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk
memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya
memperoleh manfaat dari padanya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau teknologi (ICT)
merupakan istilah umum yang mencakup semua teknologi untuk manipulasi
informasi dan komunikasi. Istilah ini kadang-kadang digunakan dalam
preferensi untuk Teknologi Informasi (TI) / Information Technology (IT),
khususnya di dua masyarakat: pendidikan dan pemerintah. Dalam penggunaan
umum adalah sering diasumsikan ICT ini identik dengan IT; ICT sebenarnya
25
meliputi segala media untuk merekam informasi (magnetis disk/tape, optical
disk (CD/DVD), flash memori dll dan mungkin juga kertas catatan); teknologi
informasi untuk penyiaran-radio, televisi, dan teknologi untuk berkomunikasi
melalui suara atau gambar dan suara-mikrofon, kamera, loudspeaker, telepon
hingga telepon selular.
Kenneth D. Plowman (research4pr.awardspace.com) memaparkan
ketika program internal PR menjadi semakin dikenal sebagai kerangka dasar
sebuah organisasi, sangat penting untuk memahami bagaimana struktur
program komunikasi untuk memaksimalkan efektivitasnya. Tujuan beberapa
studi kasus ini (terhadap lima perusahaan berbasis teknologi) adalah untuk
menentukan bagaimana praktek dasar komunikasi internal digunakan dalam
bidang tersebut dan apakah praktek-praktek ini memberi kontribusi terhadap
program komunikasi yang efektif.
Kedua, model two-way communication (komunikasi dua arah) oleh J.
Grunig digunakan untuk pengujian (L. Grunig, J. Grunig, & Dozier, 2002) -
yaitu symmetrical dan asymmetrical. Kedua model digunakan untuk
menentukan keyakinan, perilaku, keinginan dan kebutuhan dari publik utama,
seperti tenaga kerja (Dozier, L. Grunig, & J. Grunig, 1995). Terakhir, teori
motivasi digunakan untuk membantu menentukan bagaimana perusahaan
subjek memotivasi tenaga kerja mereka. Teori-teori ini melibatkan two-factor
theory dari Hertzberg's, hierarchy of needs dari Maslow's, dan teori Cottle's
(1990) tentang menciptakan lingkungan motivasional.
26
CEO dari perusahaan-perusahaan yang menjalankan program
komunikasi internal excellent yakin bahwa organisasi komunikasi mereka
merupakan investasi yang solid (Dozier, Grunig, & Grunig, 1995). "Para Chief
executive menyatakan bahwa tingkat pengembalian investasi pada fungsi
komunikasi mereka adalah sebesar 184 persen, mendekati dua dollar untuk satu
dolar yang mereka habiskan" (Lindeborg, 1994, p. 11). Meskipun sulit
menerapkan nilai dollar dalam sebuah program komunikasi efektif, manajemen
yang memiliki internal komunikasi excellent memahami kontribusinya
terhadap kepentingan dasar perusahaan mereka.
Sebuah studi pada tahun 1990 oleh International Association of
Business Communication (IABC) menemukan bahwa para CEOs menghargai
nilai komunikasi bagi organisasi mereka dan yakin bahwa fungsi komunikasi
memberi kontribusi terhadap keseluruhan profit organisasi mereka.
Grunig (1990) meringkas dengan menyatakan bahwa "ketika PR
membantu organisasi tersebut untuk membangun sebuah hubungan, maka PR
menghemat uang organisasi dengan mengurangi biaya litigasi, regulasi,
kampanye penekanan, boikot, atau kehilangan pendapatan yang dihasilkan oleh
hubungan yang buruk dengan publik yang menjadi kelompok aktivis ketika
hubungan memburuk. PR juga membantu organisasi untuk menghasilkan uang
dengan menumbuhkan hubungan dengan donor, stakeholders, dan legislator"
(Dozier et al., 1995, p. 90).
Kenneth D. Polwman dari Brigham Young University memaparkan
ketika program internal PR menjadi semakin dikenal sebagai kerangka dasar
sebuah organisasi, sangat penting untuk memahami bagaimana struktur
27
program komunikasi untuk memaksimalkan efektivitasnya. Tujuan beberapa
studi kasus ini (terhadap lima perusahaan berbasis teknologi) adalah untuk
menentukan bagaimana praktek dasar komunikasi internal digunakan dalam
bidang tersebut dan apakah praktek-praktek ini memberi kontribusi terhadap
program komunikasi yang efektif. Memahami apakah praktek-praktek tersebut
mampu menciptakan program komunikasi internal yang efektif adalah penting
bagi mereka yang bekerja dalam bidang komunikasi internal.
Inkonsistensi antara teori dan praktek dapat menjadi fokus bagi
profesional dalam usahanya untuk memperbaiki dan meningkatkan program
komunikasi dalam perusahaan mereka. Berikut adalah gambaran singkat dari
perusahaan yang digunakan yang dalam studi kasus yang berlokasi di Bay
Area:
Intel Corporation merupakan produsen chip terbesar yang dikenal
sebagai pemimpin pasar untuk komputer, networking dan produk-produk
komunikasi. Korporasi global ini terakhir mengumumkan pendapatan triwulan
kedua sebesar $8.3 miliar, rekor catatan triwulan baru, dengan peningkatan
lebih 23 persen dari triwulan kedua tahun 1999.
Chain Link Technologies didirikan tahun 1995 dan dalam proses
menjadi perusahaan publik, merupakan yang terdepan sebagai penyedia
software aplikasi manajemen eBusiness yang memungkinkan perusahaan untuk
merencanakan, menjalankan, dan melaksanakan misi mereka melalui internet
dan melaksanakan aplikasi enterprise, seperti eCommerce.
Van Bronkhorst Group (VBG) berada di urutan keempat di Silicon
Valley menurut The Business Journal's Book of Lists. VBG adalah agen
28
komunikasi pemasaran business-to-business, yang terutama menyediakan
layanan komunikasi marketing untuk perusahaan berbasis teknologi. Agensi
tersebut mempekerjakan 21 profesional dan berlokasi di jantung Silicon
Valley.
Read-Rite Corporation merupakan manufaktur recording heads,
perakitan head gimbals dan head stack untuk disk dan tape drives. Bermarkas
di Milpitas, California, dengan operasi di Jepang, Thailand, Malaysia,
Philippina dan Singapura, perusahaan mempekerjakan lebih dari 20,000 orang.
Tahun 1996, mereka menghasilkan pendapatan sekitar $l billion.
Lockheed Martin Missiles & Space (LMMS), berlokasi di Sunnyvale,
California, mempekerjakan sekitar 12,000 tenaga kerja pada 12 location di
seluruh Amerika Serikat. Satu dari enam sektor dari induk perusahaan
Lockheed Martin Corporation yang mempekerjakan sekitar 170,000 tenaga
kerja di Amerika Serikat and dan lebih dari 5,500 di 56 negara dan teritori di
seluruh dunia. LMMS merupakan pimpinan pasar dunia dalam desain,
produksi, dan integrasi untuk sistem komunikasi luar angkasa, misil strategis
dan defensif, sensor jarak jauh, dan penelitian luar angkasa.
Teknologi merujuk pada informasi, peralatan, teknik, dan proses yang
dibutuhkan untuk merubah masukan menjadi keluaran dalam organisasi.
Namun ukuran teknologi ada beberapa macam misalnya sederhana, tepat guna
dan canggih, rutin dan non rutin, maupun sederhana, kompleks dan sangat
kompleks.
29
Enam tipe perubahan organisasi oleh Kezar:
1. Evolusi
2. Teleological
3. Life Cycle
4. Dialectical
5. Social Cognition
6. Cultural
Barnard dalam R. Wayne Pace (2006: 230) menyatakan teknologi
komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistim kegiatan atau kekuatan
dua orang atau lebih, yang dikoordinasikan secara sadar.
Teknologi komunikasi komputer seperti surat elektronik (email),
videoconference, voice messanging, faksimil dan papan buletin komputer
menggubah cara kita bekerja. Komunikasi bermedia komputer memegang
peranan sentral dalam transformasi organisasi. Komunikasi bermedia komputer
memperlancar penanggulangan hambatan-hambatan karena batasan ruang dan
waktu, jadi lokasi pegawai secara fisik sudah tidak relevan lagi.
Pesan-pesan komunikasi bermedia komputer dapat menerobos hirarki
tradisional dan hambatan departemennya dengan mudah, batas-batas organisasi
dapat hilang. Karena hubungan yang melekat dengan komunikasi organisasi,
komunikasi bermedia komputer dapat menentukan norma-norma, perilaku, dan
keputusan organisasi.
Sistim komunikasi berbasis ICT diterapkan, dikelola, dan digunakan
mampu merubah di semua tingkat organisasi, manusia dan proses komunikasi
organisasi. Proses komunikasi ini menghilangkan hambatan waktu yang
30
berkaitan dengan pengiriman dokumen, perlunya menyusun ulang informasi
menjadi bentuk yang benar, dan membuat salinan berganda yang kemudian
dibagikan kepada personel yang memerlukan. Proses ini juga menghilangkan
pesan berganda kepada orang yang sama atau meniadakan waktu menunggu
hingga pesan-pesan itu ada di kantornya.
Media baru ini dapat menembus hirarki tradisional dan batas-batas
departemen dengan mudah, mengganti proses sebelumnya dengan pola-pola
baru dan pengaruh yang menyertainya hingga dapat mengubah organisasi
secara mendasar. Organisasi masa kini berbeda jauh dengan yang ada
sebelumnya, hal ini terutama disebabkan kemajuan teknologi komunikasi.
Meskipun ada perbedaan teknologi antara organisasi-organisasi.
Menurut Bernard (1983:73), teknologi komunikasi dapat didefinisikan
sebagai “suatu sistim kegiatan atau kekuatan dua orang atau lebih yang
dikoordinasikan secara sadar”. Komunikasi digunakan untuk
“mengkoordinasikan kegiatan” dalam organisasi. Semua bentuk komunikasi,
telegram, telepon, atau email jelas merupakan masalah pokok bagi proses
pengorganisasian.
Fulk dan Steinfield (1990) menyatakan “Kenyataan, komunikasi
efektif adalah komunikasi yang tujuan intinya memacu penerapan teknologi
informasi dalam organisasi”. Teknologi komunikasi baru dapat dilihat sebagai
sarana tambahan yang akan meningkatkan kemampuan organisasi dan
kemampuan mereka yang bekerja disana untuk berkomunikasi “secara
efektif”.
31
Sproull dan Kiesler (1991) menyatakan bahwa teknologi komunikasi
baru memiliki pengaruh tingkat pertama dan kedua. Pengaruh tingkat pertama
menyatakan hasil teknis yang direncanakan (yakni kenaikan produktivitas dan
efesiensi), sedangkan pengaruh tingkat kedua berhubungan dengan inovasi dan
konsekuensi sosial yang tidak diduga, yang merupakan kekhasan perubahan
jangka panjang. Pengaruh ini muncul karena pengaruh teknologi komunikasi
baru.
C. Macam-macam Aplikasi ICT
Intranet ialah internet pribadi yang digunakan kegiatan individual
untuk berbagi sumber dan informasi perusahaan (Dwyer, 2000: 270). Materi
yang dipublikasi pada intranet perusahaan ialah petunjuk telepon internal,
prosedur, informasi produk, bentuk sugesti pegawai, costumer database, dasar
inventaris dan penjualan, order untuk suplai, materi pemasaran, jadwal dan
referensi manual.
Efesiensi perusahaan meningkat saat intranet digunakan untuk
keuntungan yang maksimal. Intranet membantu staf berbagi informasi pada
prossesing data, lembar kerja, grafik, dan aplikasi software lainnya. Orang
yang memanajemen sistem informasi harus memahami penuh organisasi dan
bisnis jika sistim ini bekerja baik. Mereka juga membutuhkan kebijakan,
organisasional dan kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengatur
orang.
32
David Phillips (2009) mendefinisikan Extranet ialah perpanjangan
intranet sebuah perusahaan atau organisasi. Ekstranet memberikan akses
menuju bagian-bagian tertentu intranet kepada orang luar yang telah mendapat
ijin seperti pelanggan atau rekan bisnis.
Electronic mail (Email) ialah transmisi elektronik pesan dari komputer
ke komputer lain melaui alat seperti modem, telepon, mail server, dan layanan
telekomunikasi lainnya. Email dikirim via intranet (LAN) dan via World Wide
Web (WAN). Sistem email dapat mengirim kreasi sender dan receiver,
mengirim, menerima, file, copy, print, dan menghapus pesan. Email digunakan
secara luas pada layanan internet. Penggunaan email dalam organisasi atau
perusahaan sebagai media pengiriman pesan yang efesien waktu. Email dapat
dikirim secara masal pada waktu bersamaan. Email marketing mempunyai
peran signifikan untuk banyak aktivitas. Di United Kingdom ini legal untuk
spam, namun ini legal untuk dikeluarkan pada daftar orang yang memberikan
ijin kepada pengirim. Banyak perusahaan yang menggunakan email sebagai
distributor dengan mengundang costumer.
Buletin online merupakan buletin dalam bentuk website yang dapat
dikunjungi oleh pihak internal dan eksternal perusahaan. Buletin online
memuat berita, aktivitas serta kebijakan suatu perusahaan.
Weblog biasa dikenal dengan blog, tipe dari website. Ini
membolehkan pemilik (blogger) menulis halaman web (post) dan membuatnya
mampu membuat perintah secara urut. Kebanyakan blog bersifat umum,
namun banyak perusahaan yang memiliki blog internal untuk dibaca, dibuat,
33
dan menambah isinya oleh staff. Blog mampu menampilkan gambar, video,
suara, data, diagram, dan banyak posting blog. Electronic press kits digunakan
untuk jangka panjang dan berubah dengan media release baru, bentuk dari
press release. Jutaan blog dibuat orang yang paham teknologi (4juta di United
Kingdom) untuk menciptakan publik yang diharapkannya. Mayoritas blog
memungkinkan pembaca mengomentari kiriman owner.
Website pertama meningkat pada 1991. Mayoritas website mempunyai
homepage atau akar utama URL yang berasal dari web page lainnya, bertingkat
secara hirarki. Situs dapat terdiri dari satu atau lebih web page, gambar, video,
dan digital lainnya. Banyak jenis website, mayoritas digunakan untuk
membantu transaksi bisnis pemerintah, perusahaan komersial dan organisasi
nonprofit serta website personal.
Chat online ialah bentuk konfrensi sinkronis, tapi kebanyakan
menghubungkan teknologi yang membuat dua orang atau lebih untuk bertukar
pesan teks dalam waktu sama. ICQ (internet relay chat) dan sejumlah teknologi
lainnya digunakan untuk melayani harian internet dan antara pelopor media
sosial. Dari real time online chat lebih instan mengirimkan pesan dan forum
online menyatukan lingkungan geografis sosial. Beberapa perusahaan memakai
agen chat dalam websitenya sebagai alternatif telepon support sistem, dan
digunakan praktisi PR untuk menyediakan pembicaraan manager kepada
jurnalis.
Teleconference ialah teknologi yang melibatkan orang yang secara
geografis terpisah untuk berkomunikasi pada bermacam tujuan dalam
34
pertemuan dunia maya (cyber). Pertama, Audio conferencing ialah sekumpulan
orang atau individu pada lokasi berbeda menggunakan telepon untuk diskusi
bersama. Kedua, Video Conferencing ialah kamera video yang menggunakan
satelit, gambar broadcast visual dari kolega atau konferensi partisipan untuk
situs lainnya. Percakapan teleconference mendukung beberapa jenis aktivitas
dari manajemen dan rapat administrative (proyek, budget, staf), untuk
pemasaran, penjualan, keuangan, dan sumber daya manusia (Stowe, dalam
Ogden 2002:322).
Dalam jurnal Organisasi publik dalam masa globalisasi dan teknologi
(Meena Chary, 2207). Keduanya, Globalisasi dan informasi dan teknologi
komunikasi (ICT) ditampilkan sebagai faktor penting dalam mendefinisikan
lingkungan organisasi. Bagaimanapun, efek komulatif dua faktor ini bersamaan
pada pengambilan keputusan dan latihan pada kekuatanw dalam organisasi luas
yang kurang tergali. Jurnal ini mengisi gap dengan analisis konsep yang
mengkombinasi antara efek ukuran efektif organisasi. ICT mempunyai efek
komulatif geografis luas dengan kontrol terpusat melebihi fungsi jelas.
Globalisasi dan ICT berkaitan satu sama lainnya, konsentrasi pada kekuatan
dan otoritas decision making dalam organisasi.
D. Kinerja
Kinerja atau performance menurut Bernardin & Russel (1993:378)
dalam Ruky (2001) ialah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsifungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Elemen
35
kinerja antara lain: teknologi, kualitas input, kualitas lingkungan fisik, iklim
dan budaya organisasi dan sistem kompensasi atau imbalan.
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
kegiatan atau program. Kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi
dan misi organisasi (LAN, 1999:3). Kane & Johnson (1995) outcome kerja
keras organisasi dalam mewujudkan tujuan strategik yang ditetapkan
organisasi, kepuasan pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan
ekonomi masyarakat. Bates & Holton (95) perilaku berkarya penampilan atau
hasil karya oleh karena itu kinerja merupakan bentuk bangunan multi
dimensional sehingga cara ukur bervariasi tergantung banyak faktor.
Tata cara bagaimana tugas dikerjakan, sesungguhnya merupakan
bagian penting dalam dokumentasi persoalan tentang apa yang terjadi dalam
organisasi. Kecakapan pegawai dalam menjalankan tugas dan motivasi mereka
mengerjakan tugas tersebut merupakan pertimbangan penting dalam
pencapaian produktivitas tinggi.
Bagaimana pegawai mengerjakan tugas mereka dengan baik,
seringkali ditentukan oleh penilaian terhadap kinerja mereka. Penilaian
dilakukan tidak hanya untuk membantu mengawasi sumber daya organisasi,
melainkan juga untuk mengukur tingkat efesiensi penggunaan sumber daya
manusia yang ada dan mengidentifikasi tempat yang perlu diperbaiki
(Cumming & Schwad, 1973).
Penilaian merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja dan
kepuasan pegawai. Wilayah-wilayah yang kemampuan pegawainya kurang
36
dapat diketahui dan hubungan antara kinerja dan tujuan pekerjaan dengan
imbalan dapat dijelaskan, sehingga menimbulkan peningkatan motivasi.
Melalui kemampuan melaksanakan tugas secara efesien dan dengan motivasi
tinggi, pegawai memiliki potensi tinggi, pegawai memiliki potensi untuk
meningkatkan produktivitas mereka.



Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul sejalan
dengan diperenalkannya istilah teknologi informasi dan sistem informasi.
Kedua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya ini pada intinya
memiliki nuansa arti yang sama, yaitu bagaimana sebuah organisasi –
baik berorientasi profit maupun non profit – berusaha untuk
menggunakan perangkat komputer, aplikasi, dan sarana telekomunikasi
untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan. Ditinjau dari segi
pengertiannya, sistem informasi dapat dianalogikan sebagai sebuah
permintaan (demand) dari masyarakat industri, dimana kebutuhan akan
sarana pengolahan data dan komunikasi yang cepat dan murah
(menembus ruang dan waktu) didefinisikan. Sementara di sisi lain,
teknologi informasi merupakan jawaban dari dunia industri (supply)
terhadap permintaan tersebut dalam bentuk penciptaan produk-produk
berbau teknologi perangkat keras dan perangkat lunak.




INVE S TA S I DI B IDANG
T EKNOLOGI INFORMA S I
MEREKA-REKA MANFAATNYA BAGI PERUSAHAAN
Merupakan hal yang cukup sulit dalam menentukan apakah melakukan
investasi untuk membangun infrastruktur teknologi informasi merupakan
hal yang tepat atau tidak. Di satu pihak perusahaan merasa bahwa
seperti halnya investasi di bidang lain, harus ada target ROI (return of
investment) yang dikenakan pada setiap investasi terhadap komponen
teknologi informasi, perusahaan pesaing lain banyak yang sudah tidak
memikirkan hal ini lagi, alias investasi yang dilakukan sudah melampaui
batas-batas kewajaran (berlebihan). Namun gejala over investment ini
bukan tanpa alasan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar
mengingat banyak sekali advantage dari utilisasi teknologi informasi yang
tidak dapat diukur secara finansial. Dan Remenyi, Arthur Money, dan
Alan Twite mencoba mengilustrasikan benefit tersebut dalam sebuah
matriks yang dapat digunakan sebagai landasan manajemen dalam
pengambilan keputusan.
72
Masalah investasi di bidang teknologi informasi merupakan hal yang cukup
memusingkan kepala para manajemen senior perusahaan. Di satu sisi mereka sadar bahwa
sudah saatnya (kalau tidak memang karena sudah terlambat) mereka harus memiliki suatu
sistem informasi yang dapat menunjang bisnis mereka, sementara di lain pihak mereka
harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup besar untuk dapat merancang dan
mengimplementasikan sistem informasi yang dibutuhkan. Tanpa memiliki teknologi
informasi yang cukup canggih, sulit di alam kompetisi global ini untuk dapat bersaing
dengan perusahaan-perusahaan besar dari manca negara yang mulai banyak mengadu
untung di tanah air. Namun salah mengidentifikasikan kebutuhan sistem pun akan menjadi
bumerang bagi organisasi yang bersangkutan. Jika dalam organisasi non-profit jenis
teknologi yang cocok adalah yang tepat guna, dalam perusahaan, besarnya investasi di
bidang teknologi informasi yang feasible ditentukan melalui suatu analisa biaya dan
manfaat (cost-benefit analysis).
Menghitung biaya investasi yang diperlukan di muka, dan biaya operasional yang
secara periodik harus dikeluarkan per bulannya, cukup mudah untuk dilakukan. Namun
terkadang para praktisi teknologi informasi maupun manajemen perusahaan sulit
meyakinkan pelaku investasi akan besarnya manfaat (benefit) yang akan diperoleh melalui
investasi di bidang teknologi informasi, karena tidak semua jenis manfaat dapat dengan
mudah dirupiahkan.
Remenyi (Remenyi et.al., 1995) membagi manfaat dari utilisasi teknologi informasi
menjadi dua macam, yang bersifat tangible dan intangible. Manfaat tangible adalah yang
secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, baik berupa pengurangan
atau penghematan biaya (cost) maupun peningkatan pendapatan (revenue). Sebagai
contoh, jika pada mulanya perusahaan harus mempekerjakan beberapa karyawan yang
secara khusus bertugas mempersiapkan laporan-laporan rekapitulasi keuangan, dengan
diimplementasikannya aplikasi Datawarehousing perusahaan yang bersangkutan tidak
perlu lagi harus merekrut karyawan-karyawan baru yang harus digaji per bulannya. Contoh
lainnya adalah dengan diinstalasinya ATM (Automated Teller Machine) sebagai
perpanjangan tangan atau kanal distribusi, sebuah bank dapat merperluas jangkauan
bisnisnya sehingga dapat menjaring para pelanggan baru atau non pelanggan untuk
melakukan transaksi melalui mesin tersebut. Secara nyata perusahaan dapat merasakan
pertambahan revenue yang diperoleh melalui transaksi-transaksi melalui jaringan ATMnya.
Namun pada kenyataannya, tidak semua jenis manfaat tangible dapat dinyatakan
dalam besaran angka atau kuantitatif. Contoh yang paling populer adalah dengan
dikembangkannya Office Automation System, sebuah perusahaan merasa kinerjanya
menjadi lebih efisien dan cost effective. Namun besarnya efisiensi dan efektivitas sangat
sulit dikuantitatifkan dalam rupiah.
Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 73
Di sisi lain, manfaat intangible didefinisikan sebagai manfaat positif yang diperoleh
oleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tidak
memiliki korelasi secara langsung dengan profitabilitas perusahaan. Seperti halnya manfaat
tangible dan manfaat intangible dapat dibagi menjadi dua bagian, yang quantifiable dan
yang unquantifiable. Matriks berikut menggambarkan kategori dari manfaat atau benefit
yang diperoleh oleh perusahaan sehubungan dengan investasi di bidang teknologi
informasi beserta contoh-contohnya.
Sumber: Remenyi et.al., 1995
Berdasarkan kenyataan di lapangan, terlihat bahwa sebagian besar manajemen hanya
memperhatikan manfaat yang tangible-quantifiable karena mudah untuk dikalkulasi dan
dirupiahkan dan terlihat berpengaruh langsung terhadap profitabilitas perusahaan.
Sehingga tidaklah mengherankan jika melihat kenyataan betapa sulitnya meng-goal-kan
suatu proyek teknologi informasi karena berdasarkan perhitungan, terlihat bahwa benefit
yang diperoleh tidak sesuai dengan besarnya cost yang dikeluarkan. Namun jika
manajemen berani untuk mengkalkulasi baik secara heuristic maupun secara what-if
simulation maka akan terlihat kelayakan investasi di bidang teknologi informasi.
Kalkulasi secara heuristic biasanya dilakukan dengan cara hitung-hitungan kasar dan
sederhana. Katakanlah untuk membangun suatu Executive Information System,
manajemen senior ditanya berapa besar yang bersangkutan mau membayar untuk sebuah
laporan atau informasi per harinya. Jika manajer tersebut mau membayar katakanlah Rp
10,000 per laporan per harinya, berarti dengan kata lain beliau mau mengeluarkan kurang
LOW HIGH
HIGH
LOW
Market Reaction
Access to New Staff
Faster Information
Positive Staff Reaction
Better Information
Improved Security
Lower Risk
Staff Reduction
Lower Assets
More Sales
MEASURABLE
TANGIBLE
74
lebih Rp 200,000 per bulannya. Jika ada 50 manajer dalam satu perusahaan, berarti per
bulannya mereka mau mengeluarkan Rp 10,000,000 per bulan untuk laporan yang
bersangkutan, atau dengan kata lain Rp 120,000,000 per tahunnya. Nilai kasar inilah yang
dianggap dapat merepresentasikan nilai dari informasi (manfaat) tersebut, sehingga dapat
melakukan perbandingan dengan biaya yang diperlukan untuk membangun sistem
Executive Information System tersebut.
What-if simulation biasanya berupa suatu aplikasi sederhana dalam spreadsheet yang
berisi kalkulasi secara matematis mengenai hubungan antara variabel-variabel yang
berpengaruh terhadap biaya dan manfaat dari kinerja teknologi informasi. Katakanlah
dengan diimplementasikannya sistem komputer tertentu, maka seorang customer service
dapat lebih cepat melayani pelanggan, sehingga dalam satu hari akan lebih banyak jumlah
pelanggan yang dapat dilayani oleh perusahaan yang bersangkutan, yang secara tidak
langsung akan meningkatkan kualitas pelayanan dan mendatangkan sumber-sumber
pendapatan yang potensial. Katakanlah counter tersebut bertugas melayani pembukaan
rekening baru di bank, maka dalam satu hari, jumlah pemasukan bank dengan adanya
sistem komputer akan lebih besar jika dibandingkan dengan sistem sebelumnya yang
manual.
Masih banyak lagi teknik-teknik lain yang dapat dipergunakan untuk menghitung
manfaat menyeluruh yang dapat diberikan oleh suatu sistem informasi. Pada dasarnya,
perlu dibentuk tim yang secara khusus dapat melakukan analisa cost-benefit secara
menyeluruh sehingga manajemen dapat dengan mudah mengambil keputusan terhadap
investasi besarnya di bidang teknologi informasi.
M




Salah satu fasilitas yang ditawarkan oleh teknologi informasi adalah
pembentukan jaringan komunikasi antara satu perusahaan dengan
rekanan bisnisnya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Seorang
praktisi manajemen menamakan fenomena kerja sama antar beberapa
perusahaan sebagai “collaboration to compete” (menjalin kerja sama
untuk mengalahkan kompetitor lain yang lebih besar). Ada tiga jenis
jaringan yang biasa dibentuk, yaitu: intranet, internet, dan ekstranet.

More Related Content

What's hot

Makalah penilaian kinerja
Makalah penilaian kinerjaMakalah penilaian kinerja
Makalah penilaian kinerja
Chimenk Cayyoo
 

What's hot (17)

Tugas Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Tugas Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan KompensasiTugas Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Tugas Makalah 1 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
 
Makalah penilaian kinerja
Makalah penilaian kinerjaMakalah penilaian kinerja
Makalah penilaian kinerja
 
Makalah1(satu) evakinkom
Makalah1(satu) evakinkomMakalah1(satu) evakinkom
Makalah1(satu) evakinkom
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi ( UAS )
 
Makalah
Makalah Makalah
Makalah
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTS
 
Tugas 1 (lina tasari 11140691)
Tugas 1 (lina tasari 11140691)Tugas 1 (lina tasari 11140691)
Tugas 1 (lina tasari 11140691)
 
Makalah evaluasi kinerja marwati 1
Makalah evaluasi kinerja marwati 1Makalah evaluasi kinerja marwati 1
Makalah evaluasi kinerja marwati 1
 
devi fajriati
devi fajriatidevi fajriati
devi fajriati
 
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264
Makalah2 evaluasi kinerja syaihul imami 11150264
 
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah   2 evaluasi kinerja dan kompensasiMakalah   2 evaluasi kinerja dan kompensasi
Makalah 2 evaluasi kinerja dan kompensasi
 
Penilaian Kinerja
Penilaian KinerjaPenilaian Kinerja
Penilaian Kinerja
 
Makalah uas evkikomp
Makalah uas evkikompMakalah uas evkikomp
Makalah uas evkikomp
 
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum utsMira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
Mira erlina 11150018 makalah evakinkomp sebelum uts
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJA
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJAMAKALAH 1 EVALUASI KINERJA
MAKALAH 1 EVALUASI KINERJA
 
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASI
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASIMAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASI
MAKALAH 2 EVALUASI DAN KOMPENSASI
 

Similar to Kinerja tik

Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
alistananda
 

Similar to Kinerja tik (20)

Penilaian kinerja
Penilaian kinerjaPenilaian kinerja
Penilaian kinerja
 
Makalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasiMakalah 1 kompensasi
Makalah 1 kompensasi
 
Penilaian Kinerja
Penilaian KinerjaPenilaian Kinerja
Penilaian Kinerja
 
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasi
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasiMakalah evaluasi kinerja dan konpensasi
Makalah evaluasi kinerja dan konpensasi
 
Penilaian Kinerja
Penilaian KinerjaPenilaian Kinerja
Penilaian Kinerja
 
MAKALAH Perencaan Administrasi Kepegawaian.pdf
MAKALAH Perencaan Administrasi Kepegawaian.pdfMAKALAH Perencaan Administrasi Kepegawaian.pdf
MAKALAH Perencaan Administrasi Kepegawaian.pdf
 
PPT BSC kelompok_Revisi.pptx
PPT BSC kelompok_Revisi.pptxPPT BSC kelompok_Revisi.pptx
PPT BSC kelompok_Revisi.pptx
 
Makalah evaluasi kinerja uts
Makalah evaluasi kinerja utsMakalah evaluasi kinerja uts
Makalah evaluasi kinerja uts
 
Tugas uts 1 2018
Tugas uts 1 2018Tugas uts 1 2018
Tugas uts 1 2018
 
Tugas makalah uts ririn purwanti 11011700696
Tugas makalah uts ririn purwanti 11011700696Tugas makalah uts ririn purwanti 11011700696
Tugas makalah uts ririn purwanti 11011700696
 
ita puspitasari
ita puspitasariita puspitasari
ita puspitasari
 
Makalah 2 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah 2  Evaluasi Kinerja dan KompensasiMakalah 2  Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Makalah 2 Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
 
Makalah uts (fahmy nurdiansyah)
Makalah uts (fahmy nurdiansyah)Makalah uts (fahmy nurdiansyah)
Makalah uts (fahmy nurdiansyah)
 
Makalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTSMakalah Sebelum UTS
Makalah Sebelum UTS
 
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
Makalah evaluasi kerja dan kompensasi 1
 
Makalah uts kelas 7 n nove rusdiana 11150476
Makalah uts kelas 7 n nove rusdiana 11150476Makalah uts kelas 7 n nove rusdiana 11150476
Makalah uts kelas 7 n nove rusdiana 11150476
 
Makalah 1 evaluasi kinerja
Makalah 1 evaluasi kinerjaMakalah 1 evaluasi kinerja
Makalah 1 evaluasi kinerja
 
Makalah evaluasi kinerja msdm ita
Makalah evaluasi kinerja msdm itaMakalah evaluasi kinerja msdm ita
Makalah evaluasi kinerja msdm ita
 
Makalah evaluasi kinerja msdm ita
Makalah evaluasi kinerja msdm itaMakalah evaluasi kinerja msdm ita
Makalah evaluasi kinerja msdm ita
 
Evaluasi kinerja dan_konpensasi[1]
Evaluasi kinerja dan_konpensasi[1]Evaluasi kinerja dan_konpensasi[1]
Evaluasi kinerja dan_konpensasi[1]
 

Kinerja tik

  • 1. II.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja pegawai merupakan aspek yang penting dalam manajemen sumber daya manusia beberapa pengertian yang dikemukakan adalah sebagai berikut : Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya). Selanjutnya Mangkunegara (2006) menyatakan bahwa kinerja Sumber Daya Manusia merupakan istilah dari kata Job Performance atau Actual Performance (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kustriyanto dalam Mangkunegara (2006) juga menyatakan bahwa kinerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu. Selanjutnya Handoko (2001) menyatakan bahwa kinerja (perfomance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan dimana dalam kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Sedangkan menurut Simanjuntak (2005) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja individu, kinerja kelompok, 12 kinerja perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern. Menurut Furtwengler (2002) kinerja dilihat dari hal kecepatan, kualitas, layanan dan nilai maksudnya kecepatan dalam proses kerja yang memiliki kualitas yang terandalkan dan layanan yang baik dan memiliki nilai merupakan hal yang dilihat dari tercapainya kinerja atau tidak. Selanjutnya Dharma (2005) menyatakan bahwa penilaian kinerja didasarkan pada pemahaman, pengetahuan, keahlian, kepiawaian dan prilaku yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan analisis tentang atribut perilaku seseorang sesuai kriteria yang ditentukan untuk masing-masing pekerjaan. Menurut Mahsun (2006) bahwa kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Sedangkan menurut Robertson dalam Mahsun (2006) juga menyatakan bahwa pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang/jasa, kualitas barang/jasa, hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan. II.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kinerja karyawan dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain : menurut Sutermeister (1999) terdiri dari motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat, sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik. Sedangkan menurut Mahsun (2006) ada beberapa elemen pokok yaitu : 1. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi. 2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja. 3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi. 4. Evaluasi kinerja/feed back, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Dalam konteks pemerintahan sebagai sektor publik menurut Mahsun (2006) bahwa ada beberapa aspek yang dapat dinilai kinerjanya : 1. Kelompok Masukan (input). 2. Kelompok Proses (Proccess). 3. Kelompok Keluaran (Output). 4. Kelompok Hasil (Outcome).
  • 2. 5. Kelompok Manfaat (Benefit). 6. Kelompok Dampak (Impact). Fokus pengukuran kinerja sektor publik justru terletak pada outcome dan bukan input dan proses outcome yang dimaksudkan adalah outcome yang dihasilkan oleh individu ataupun organisasi secara keseluruhan, outcome harus mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat menjadi tolok ukur keberhasilan organisasi sektor publik. Menurut Mangkunegara (2006) terdapat aspek-aspek standar pekerjaan yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif meliputi : Aspek kuantitatif yaitu : 1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan, 2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, 3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan 4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja Aspek kualitatif yaitu : 1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 2. Tingkat kemampuan dalam bekerj, 3. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan mesin/peralatan, dan 4. Kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan konsumen/masyarakat). II.1.3 Metode Penilaian Kinerja Menurut Muljadi (2006) bahwa seluruh aktivitas organisasi harus diukur agar dapat diketahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas organisasi, pengukuran dapat dilakukan terhadap masukan (input) dari program organisasi yang lebih ditekankan pada keluaran (output), proses, hasil (outcome), manfaat (benefit) dan dampak (impact) dari program organisasi tersebut bagi kesejahteraan masyarakat. Pengukuran kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan yang meliputi : a. penetapan indikator kinerja b. penentuan hasil capaian indikator kinerja Menurut Palmer dalam Mahsun (2006) terdapat beberapa jenis indikator kinerja Pemerintah Daerah antara lain : 1. Indikator biaya (misalnya biaya total, biaya unit) 2. Indikator produktivitas (misalnya jumlah pekerjaan yang mampu dikerjakan pegawai dalam jangka waktu tertentu) 3. Tingkat penggunaan (misalnya sejauhmana layanan yang tersedia digunakan) 4. Target waktu (misalnya waktu rata-rata rata yang digunakan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan) 5. Volume pelayanan (misalnya perkiraan atas tingkat volume pekerjaan yang harus diselesaikan pegawai) 6. Kebutuhan pelanggan (jumlah perkiraan atas tingkat volume pekerjaan yang harus diselesaikan pegawai) 7. Indikator kualitas pelayanan 8. Indikator kepuasan pelanggan 9. Indikator pencapaian tujuan. Menurut Mahsun (2006) bahwa indikator kinerja terdiri dari : 1. Pelayanan yang tepat waktu dan berkualitas, 2. Tingkat keterampilan pendidikan yang sesuai dengan bidang kerja, 3. Kehadiran/keterlambatan Cara pengukuran kinerja menurut Muljadi (2006) terdiri dari : a. Membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan. b. Membandingkan kinerja nyata dengan hasil yang diharapkan. c. Membandingkan kinerja nyata dan standar kinerja. Model Kinerja dapat dilihat pada bagan berikut : (Sumber Simanjuntak, 2005) Gambar 2.1 Model Kinerja Menurut Simamora dalam Mangkunegara (2006) kinerja dipengaruhi oleh tiga
  • 3. faktor: a. Faktor Individual yang mencakup kemampuan, keahlian, latar belakang dan demografi. b. Faktor Psikologis terdiri dari persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi. c. Faktor Organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job design Sedangkan menurut Timple dalam Mangkunegara (2006) faktor kinerja terdiri dari dua faktor yaitu : a. Faktor Internal yang terkait dengan sifat-sifat seseorang misalnya kinerja baik disebabkan mempunyai kemampuan tinggi dan tipe pekerja keras. b. Faktor Eksternal yang terkait dari lingkungan seperti perilaku, sikap dan tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja dan iklim organisasi. Neal dalam Mangkunegara (2006) terdapat beberapa aspek kinerja yang dapat diukur yaitu : 1. Akurasi (Pemenuhan standar akurasi) 2. Prestasi (Menyelesaikan tanggung jawab dan tugas) 3. Administrasi (Menunjukkan efektivitas administratif) 4. Analitis (Analisa secara efektif) 5. Komunikasi (Berkomunikasi dengan pihak lain) 6. Kompetensi (Menunjukkan kemampuan dan kualitas) 7. Kerjasama (Bekerjasama dengan orang lain) KINERJA INDIVIDU MANAJEMEN KINERJA ORGANISASI DUKUNGAN ORGANISASI 8. Kreativitas (Menunjukkan daya imaginasi dan daya kreatif) 9. Pengambilan Keputusan (Pengambilan keputusan dan pemberian solusi) 10. Pendelegasian (Menunjukkan orang yang diberi kuasa untuk berbicara atau bertindak bagi orang lain) 11. Dapat diandalkan (Menunjukkan sifat yang dapat dipercaya) 12. Improvisasi (Peningkatan kualitas atau kondisi yang lebih baik) 13. Inisiatif (Mengemukakan gagasan, metode dan pendekatan baru) 14. Inovasi (Pengenalan metode dan prosedur baru) 15. Keahlian Interpersonal (Hubungan manusiawi) Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja memerlukan indikator-indikator penilaian yang dipengaruhi oleh berbagai faktor apakah faktor internal ataupun faktor eksternal dengan beragam aspek yang dapat diukur dengan berpedoman pada standar tertentu yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang berguna untuk mendapatkan feedback guna keperluan perbaikan organisasi secara khusus manajemen pengelolan sumber daya manusia. PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN TEKANAN PEKERJAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Perusahaan BUMN di Provinsi Sumatera Barat) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi Nama : Lili Wahyuni NIM : C4C
  • 4. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi dengan komitmen organisasi dan tekanan pekerjaan sebagai variabel inetrvening. Penelitian ini menggunakan acuan penelitian yang dilakukan oleh Chen et al., (2006). Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan simple random sampling di dalam pengambilan sampel. Data yang diperoleh 109 dari 159 kuesioner, penyebaran kuesioner dengan cara mengantar langsung dan via pos. Objek penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi pada BUMN di Provinsi Sumatera Barat dengan 109 responden. Analisis data dilakukan dengan Structural Equation Model (SEM) dengan Program AMOS versi 5.0. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja. Komunikasi organisasi berpengaruh negatif terhadap tekanan pekerjaan. Tekanan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kinerja Komunikasi organisasi tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi dan komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian ini tidak menunjukkan komitmen organisasi dan tekanan pekerjaan sebagai variabel intervening atas pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja. Kata K Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berkembang sangat jauh saat ini dan telah merevolusi cara hidup kita, baik terhadap cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis, dan lain sebagainya. Era informasi memberikan ruang lingkup yang sangat besar untuk mengorganisasikan segala kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, akurat, tepat waktu, lebih baik, memberikan kenyamanan yang lebih dalam mengelola dan menikmati kehidupan. Dengan teknologi informasi dan komunikasi semua proses kerja dan konten akan ditransformasikan dari fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual dan personal. Akibatnya kecepatan kinerja bisnis meningkat dengan cepat. Kecepatan proses meningkat sangat tajam di banyak aktivitas modern manusia. Teknologi Informasi dan Komunikasi menjanjikan banyak keunggulan yang menjadi tugas kita bersama untuk terus mengelaborasinya. Ada tiga bagian utama pembangun teknologi informasi yang dirumuskan oleh para ahli sebagai kolaborasi dari 3 domain C (Computer, Communication, dan Content). Pakar teknologi informasi komunikasi yang lain merumuskan komponen pembangun itu dengan lebih sederhana yaitu terdiri dari komponen komponen Hardware, Software, dan Firmware. Komponen Hardware sungguhpun terlihat kasat mata bentuknya, akan tetapi ternyata hanya merupakan kurang 30 % persen dari seluruh bagian sistem yang membangun Teknologi Informasi dan Komunikasi. Lebih dari 70 % komponen pembangun Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah software atau aplikasi (Data CITRAS Indonesia). Artinya tanpa ada aplikasi maka sebuah mikro komputer, desktop komputer, LAP Top atau sebuah Palm Top, ataupun sebuah Super Computer hanyalah onggokan logam tersusun yang tidak dapat diambil manfaatnya selain oleh para pencari logam bekas. Sebuah komputer atau bahkan perangkat telekomunikasi seharga 300 juta dollar US seperti satelit hanyalah sebuah logam bersusun yang tidak dapat digunakan tanpa adanya aplikasi atau software yang menjalankannya, susunan logam tersebut hanya akan menjadi sebuah tubuh jiwa. Sesungguhnya JIWA dari Teknologi Informasi dan Komunikasi ternyata adalah aplikasi atau softwarenya. 11CAHYANA AHMADJAYADI PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDONESIA, TANTANGAN
  • 5. DAN PELUANG ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN MANAJEMEN, TEKNOLOGI INFORMASI, DAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada: PT Jamsostek (Persero) Kantor Wilayah V Semarang) TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajat sarjana S-2 Magister Manajemen Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Disusun oleh : KUSUMO, SE Penelitian ini ditujukan untuk menguji pengaruh kepemimpinan, teknologi informasi, dan struktur organisasi terhadap kinerja organisasi. Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah kurangnya konsistensi dalam melaksanakan visi dan misi organisasi, adanya pengaruh eksternal, keterbatasan biaya operasional PT. Jamsostek, fungsi pengawasan yang kurang optimal. Sedangkan permasalahan dari sisi kepemimpinan, yaitu kurangnya komitmen yang kuat dari para pimpinan dalam mendukung kinerja organisasi. Dari sisi teknologi informasi, ditemukan adanya pegawai yang masih belum bisa mengoperasikan penggunaan teknologi informasi sehingga teknologi yang tersedia tidak dapat digunakan secara maksimal. Dari sisi struktur organisasi, ditemukan adanya sub bagian yang kurang mendukung. Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan pada organisasi PT. Jamsostek. Sampel penelitian ini adalah pegawai PT. Jamsostek yang diambil sensus sejumlah 75 responden. Analisis Regressi yang dijalankan dengan perangkat lunak Statistical Package Social Science (SPSS) yang digunakan untuk menganalisis data. Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas, kemudian dilakukan uji hipotesis melalui uji-t dan goodness of fit melalui uji –f. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemimpinan, teknologi informasi, dan struktur organisasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Implikasi kebijakan yang diberikan PT. Jamsostek perlu memberikan sistem organisasi yang efektif agar terdapat keterkaitan tugas antara pegawai satu dengan lainnya. Selain itu juga perlu diperluas wewenang PT. Jamsostek agar ketergantungan terhadap pusat diminimalkan, hal ini perlu dilakukan agar fungsi yang terkait dengan kebijakan organisasi dapat berjalan dengan cepat, tepat dan efektif. Kepemimpinan juga perlu ditingkatkan, agar pimpinan mendorong pegawai untuk selalu meningkatkan kompetensi, pengetahuan dan kemampuannya melalui training soft skill, melakukan brain storming dan bench marking dengan organisasi lain. Untuk teknologi informasi, PT. Jamsostek perlu memberikan tanda petunjuk yang lebih modern, yaitu dengan menggunakan format digital dan pelatihan-pelatihan kepada pegawainya untuk mendukung penggunaan teknologi informasi yang ada. Kata Kunci: kepemimpinan, teknologi informasi, struktur organisasi, dan kinerja organisasi
  • 6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (STUDI PADA UKM KERAJINAN TANGAN BANTUL, YOGYAKARTA) TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajad Sarjana S-2 Magister Manajemen Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Oleh : Rizki Mariskha Endraswari, S.Pi Aplikasi Teknologi Informasi (TI) memberikan banyak manfaat positif bagi UKM. Tetapi saat ini masih sedikit UKM di Kabupaten Bantul yang notabene merupakan sentra kerajinan ekspor di Yogyakarta yang telah mengaplikasikan TI. Beberapa penelitian terdahulu mengatakan bahwa telah banyak UKM yang mencoba untuk mengaplikasikan TI guna mendukung kegiatan bisnisnya. Tetapi karena keterbatasan sumber daya yang dimilikinya, aplikasi TI pada UKM menjadi berbeda dari usaha besar. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi aplikasi TI dan apakah aplikasi TI tersebut meningkatkan kinerja perusahaan. Permasalahan dalam penelitian ini dijabarkan oleh 5 pertanyaan penelitian, yaitu apakah tingkat pemahaman TI, dukungan manajemen puncak, ketersediaan investasi TI dan dukungan lembaga pemerintah mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada aplikasi TI dan apakah aplikasi TI mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada kinerja perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kelima pertanyaan penelitian tersebut di atas. Populasi penelitian yang digunakan adalah para pemilik UKM kerajinan tangan Bantul, Yogyakarta yang telah mengaplikasikan TI dalam kegiatan usahanya sebanyak 135 pengrajin. Metode pengumpulan datanya adalah kuesioner. Kemudian dianalisis dengan menggunakan SEM, yang terdiri dari dua teknik analisis yaitu (1) confirmatory factor analysis, untuk mengkonfirmasikan faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel dan (2) regression weight, untuk meneliti seberapa besar hubungan antar variabel. Software yang digunakan adalah AMOS 5. Hasil penelitian memberikan bukti nilai standar loading dukungan lembaga pemerintah 0.512, dukungan manajemen puncak 0.206, tingkat pemahaman TI 0.183 dan ketersediaan investasi TI 0.178. Aplikasi TI akan berdampak pada kinerja perusahaan dengan standar loading sebesar 0.726.
  • 7. A. Teori Komunikasi Organisasi Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin Communication mengacu pada kata comunis yang berarti sama makna. Komunikasi ialah penyampaian pesan dari komunikator (sender) kepada komunikan (receiver) melalui media tertentu dan menyebabkan efek. Komunikasi organisasi ialah komunikasi dalam kumpulan yang mempunyai hirarki dan tujuan. Komunikasi organisasi merupakan proses untuk anggota menghimpun informasi yang berhubungan dengan organisasinya dan merubah yang terjadi di dalamnya (Kreps, 1990:11). Dalam R Wayne Pace (2006:31) definisi komunikasi organisasi secara fungsional ialah pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu komunikasi terdiri dari unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarkis 6 antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Secara interpretatif dapat diartikan sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Keterkaitan komunikasi dengan organisasi menurut William V. Hanney bahwa “organisasi terdiri dari sejumlah orang, melibatkan keadaan saling bergantung, kebergantungan memerlukan koordinasi yang mensyaratkan komunikasi”. Komunikasi organisasi melingkupi komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Kepentingan bersama dan tujuan organisasi menjadi orientasi komunikasi organisasi. Hirarki organisasi menentukan pola komunikasi yang terjadi. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat atau organisasi (bisnis dan nonbisnis), dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai tujuan tertentu (Purwanto, 2006:21). Komunikasi interpersonal biasanya terjadi antara dua orang (diadik) secara tatap muka (face to face), walaupun dapat juga melalui media telepon. Komunikasi interpersonal terbangun dari komunikasi intrapersonal karena seseorang akan menyusun komunikasi efektif saat interaksi. Hal terpenting ialah komunikasi interpersonal membangun hubungan antar manusia. Komunikasi kelompok dapat diartikan sebagai transaksi pesan verbal dan nonverbal antara tiga hingga lima belas orang yang saling berbagi tujuan utama, yang merasa kebersamaan dalam grup, dan yang berdampak pada yang lain (Steven A. Beebe, 2001:28). 7
  • 8. Djoko Purwanto memaparkan bahwa suatu komunikasi bisa dimasukkan dalam lingkup komunikasi kelompok apabila, pertama, proses komunikasi dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih banyak daripada tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima (receiver). Umpan balik atau feedback yang didapat tidak maksimal karena waktu terbatas dan khalayak relatif banyak. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana dan bukan spontanitas untuk kalangan tertentu. Komunikasi kelompok terlibat di dalam lingkup komunikasi organisasi. Kelompok-kelompok kecil saling berinteraksi sehingga terjadi komunikasi organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Ernest Bormann dalam Steven A. Beebe (2003:42) bahwa grup berasal dari berbagai macam share kepribadian. Teori Tindakan simbolik yaitu menjelaskan bagaimana tipe komunikasi membentuk identitas grup dan budaya, yang berdampak pada konsensus bersama dengan berbagi emosi, motivasi dan makna. Anthony Giddens dan Marshall Scott Poole Steven A. Beebe (2003:44) merumuskan teori struktur yang memberikan framework umum yang menjelaskan bagaimana orang menggunakan aturan dan sumberdaya untuk interaksi dalam sistem sosial. Struktur menjelaskan bagaimana grup memproduksi dan reproduksi sistem sosial oleh anggota grup yang menggunakan aturan dan sumberdaya dalam interaksi. 8 Menurut James Taylor dalam Littlejohn (2005), organisasi ialah proses sirkular dengan interaksi dan interpretasi yang berdampak pada orang lain. Interaksi merupakan proses berbagi makna yang dibentuk dalam interaksi. Percakapan ialah interaksi, atau bagaimana kata yang digunakan, sikap mereka dan gesturnya. Teks ialah apa yang dikatakan, isi dan ide dalam bahasa yang dipakai. Bahasa dari text memberikan struktur kata dan tata bahasa yang menuntun anda untuk memaknai apa yang dikatakan atau ditulis. Namun, dua proses ini percakapan dan text tidak dapat dipisahkan. Percakapan memahami bentuk dari teks dan teks memahami bentuk percakapan. Proses Taylor ini disebut double translation. Pertama, penterjemahan dari teks menjadi percakapan. Kedua, penterjemahan dari percakapan menjadi teks. Saat kita berkomunikasi, kita mengikuti model atau ide komunikasi. Komunikasi harus meliputi interaksi dengan proses interpretasi yang dibedakan tidak hanya tindakan namun juga respon dari tindakan. Taylor menyebutnya proses coorientation, bahwa dua orang berorientasi pada objek biasa (topik, isu, concern, situasi, ide, tujuan, personal, grup, dan lainnya). Individu mempunyai peran dalam agen organisasi dan mengkodifikasi aspek organisasi dari kelebihan atau kekurangan teks formal yang dibuat dalam peta aspek organisasi. Jika anda mengamati orang berkomunikasi dan melihat pola interaksi dan hubungan mereka, anda memperhatikan permukaan struktur organisasi, keseharian aktivitas anggotanya. Struktur dalam seperti tata bahasa atau rencana struktural. Struktur dalam dibuat oleh orang yang berkomunikasi dengan lainnya dan dituntun dengan komunikasi itu. 9 Dalam suatu organisasi, suatu waktu pada sub-divisi atau unit tambahan, otoritas terletak pada kolektivitas: kontrol sosial, hubungan dan reward organisasi secara personal yang utama, status struktur ialah egaliter.
  • 9. Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara manajer satu dengan manajer lain, manajer dengan karyawan, atau antar karyawan merupakan salah satu kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan organisasi. Dimensi-dimensi komunikasi organisasi: 1. Komunikasi eksternal, digunakan anggota organisasi untuk interaksi dengan individu di luar organisasi. Komunikasi eksternal membawa pesan organisasi dan lingkungan organisasi yang relevan. Sistim pesan eksternal digunakan untuk menyampaikan informasi dari lingkungan organisasi dan untuk memberikan lingkungan informasi dari organisasi. 2. Komunikasi internal, ialah pola pesan yang dibagi (share) antara anggota organisasi, interaksi manusia yang terjadi dalam organisasi dan antar anggota organisasi. Saat organisasi tumbuh pada ukuran atau kompleksitas atau menyebar keluar area dan zona waktu, ini memerlukan program komunikasi internal yang membantu membangun tim. Peran Antarpribadi 1. Tokoh figur 2. Manajer 3. Penghubung Peran Informasional 1. Monitoring 2. Penyebar informasi 3. Juru bicara Peran Keputusan 1. Wirausaha 2. Pemecah masalah 3. Pengalokasian SD 4. Negosiator Komunikasi 15 Tamara L Gillis dalam The IABC Handbook of Organization Communication and Guide to Internal Communication, PR, Marketing and Leadership (2006) memaparkan ada tiga fundamental pembangun blok untuk program komunikasi internal yaitu hirarkis komunikasi; saat CEO, vice president, director, manager, dan frontline supervisor memainkan peran dalam proses komunikasi, komunikasi media massa; saat newsletter, email, video, blog, dan alat lainnya menjangkau audien karyawan, dan mayoritas sering mengabaikan jaringan nonformal dari komunikator yang tak terlihat eksis pada tiap organisasi. Program komunikasi internal yang sederhana secara historis organisasi eksis pada struktur hirarkis untuk menyebarkan informasi pada karyawan. Pola setelah komando militer dan struktur control seperti program berawal dari pesan top-down dari level tertinggi perusahaan seperti chairman, president atau CEO. Keberhasilan level management lebih sulit untuk memestikan waktu dan kosisten pada pengantaran informasi. Praktik ini masih ada dan dapat bekerja efektif untuk suatu organisasi, secara partikular lebih kecil dan sederhana. Bagaimanapun, organisasi mempercayakan manager sebagai makna dari komunikasi dalam tantangan kerjanya. Untuk jangkauan luas, organisasi yang kompleks dengan banyak layer managemen dan multi tempat pendekatan ini tidak tepat atau efesien. Banyak organisasi yang membuang lapisan
  • 10. managemen tambahan dan mendatarkan hirarkis strukturalnya, memotong biaya dan menjadi lebih kompetitif. Keuntungan keseluruhan ditingkatkan oleh 16 komunikasi internal. Kekurangan besar pada bentuk komunikasi internal bahwa seorang manager melakukan kerja yang jauh lebih baik dari pada yang lainny Komunikasi internal dapat dilakukan secara tatap muka dan melalui media. Komunikasi internal terjadi antara Top manager, manager, hingga staf atau karyawan. Komunikasi internal dapat menggunakan media email, surat, telepon papan pengumuman, dan lainnya. 1. Komunikasi vertikal, dari atas ke bawah (downward communication) dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbale balik. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan member instruksi, petujuk, informasi, dan penjelasan kepada bawahan lalu ada feedback berupa laporan, saran, atau pengaduan kepada atasan. 2. Komunikasi horizontal, yaitu komunikasi secara mendatar antara anggota staff dengan staf, karyawan dengan karyawan,dan sebagainya. Komunikasi vertikal berupa komunikasi formal dan komunikasi horizontal berupa nonformal. 2.1.1 Teknologi Informasi Teknologi informasi (TI) adalah sesuatu yang digunakan untuk menciptakan sistem informasi, termasuk di dalamnya adalah komputer, disk file, modem dan lainlain yang semuanya merupakan perangkat keras serta perangkat lunak yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem yang berbasis komputer (Callon, 1996 dalam Basu 1998). Menurut Ang et al. (1997) dalam Seyal et al. (2000) dan Sarosa dan Zowghi (2003), istilah TI didefinisikan sebagai semua teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan menyebarkan informasi. Martin et al. (2002) menjelaskan cakupan komponen TI termasuk diantaranya adalah hardware (komputer, printer, scanner), software (office application) dan perlengkapan telekomunikasi (modem). Dengan demikian TI mencakup komputer, perangkat lunak, mesin faksimili, pesawat telepon, pesawat telepon mobil, televisi kabel dan lain-lain (Basu, 1998). Lebih lanjut Bodnar dan Hopwood (1995) dalam Arfan (2003) menjelaskan tiga hal yang berkaitan dengan penerapan TI berbasis komputer, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan pengguna (brainware). Ketiga elemen ini saling berinteraksi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perangkat keras (hardware) adalah media yang digunakan untuk memproses informasi. Perangkat lunak (sofware) adalah sistem dan aplikasi yang digunakan untuk memproses masukan (input) menjadi informasi. Pengguna (brainware) berfungsi sebagai pelaksana masukan (input) dan penerima keluaran (output) sebagai pengguna sistem (user). Di bidang komunikasi, perkembangan teknologi banyak dimanfaatkan oleh dunia usaha untuk memperlancar transaksi bisnis karena biaya yang relatif murah dan dalam waktu yang singkat. Meningkatnya penggunaan komputer dan perkembangan TI lain mengakibatkan transaksi yang semula berupa kertas berubah menjadi file elektronik, misalnya mesin faksimili dan e-mail. Faksimili adalah perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk mengirim dokumen, gambar, grafik dan tanda tangan melalui saluran komunikasi dan data dengan bantuan modem sebagai penghubung antara komputer satu dengan komputer lain atau antara komputer dengan mesin faksimili. Mesin faksimili mirip dengan mesin fotokopi tetapi
  • 11. dalam pengoperasiannya dengan menggunakan sambungan telepon. Mesin pengirim (sending machine) mengkonversi dokumen ke dalam sinyal elektronik dan mentransferkannya melalui saluran telepon kepada mesin penerima (receiving machine) untuk kemudian dicetak (Rusmin, 2000). Electronic Mail (e-mail) menurut Adams et al. (1993) dalam Sarosa dan Zowghi (2003) didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer untuk memudahkan dalam pertukaran penulisan informasi dan penyimpanannya. Kemajuan di bidang teknologi, komputer dan telekomunikasi juga mendukung perkembangan teknologi internet. Internet adalah suatu jaringan besar yang dibentuk oleh interkoneksi aringan komputer yang menghubungkan orang dan komputer di seluruh dunia melalui saluran telepon, satelit dan sistem komunikasi lainnya (Ellsworth dan Ellsworth, 1995). Dengan internet, pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi apapun, untuk menunjang aktivitas bisnisnya. Internet mendukung komunikasi dan kerja sama global antar pegawai, konsumen, penjual dan rekan bisnis yang lain. Internet dalam bisnis dapat digunakan bukan hanya sekedar untuk pertukaran informasi, katalog produk, media promosi dan surat elektronik (e-mail) saja, tetapi juga bisa digunakan untuk berdialog, berdiskusi dan konsultasi dengan konsumen secara on- line, kuesioner elektronik dan mailing-list (Oviliani, 2000). Menurut Yadi (2001), internet oleh UKM eksportir digunakan terutama sebagai media komunikasi, mencari informasi pasar dan bahan baku serta mempromosikan produk dan atau jasa yang dihasilkan. Sebagai media informasi dan promosi, situs web adalah media dengan daya jangkau yang luas dan paling murah. Hal ini dikarenakan situs web merupakan media informasi yang dapat diakses dari segala penjuru dunia atau negara manapun selama jaringan internet tersedia. Oviliani (2000) menjelaskan bahwa aplikasi TI internet dapat memberi keunggulan strategi bisnis untuk memenangkan kompetisi dalam : 1. Global Dissemination, dimana komunikasi global dalam bisnis seperti e-mail, electronic mailing list, situs World Wide Web dan pelayanan internet lainnya mengakibatkan penyebaran informasi berskala internasional menjadi lebih cepat, murah dan mudah. Sehingga dapat memberi keuntungan strategi bisnis dalam meningkatkan penghematan dan efisiensi komunikasi global dan mampu untuk menjangkau, menjual serta mengembangkan pelayanan pasar konsumen internasional. 2. Interaction. Komunikasi interaktif adalah kemampuan internet untuk melakukan forum diskusi dan chat groups, formulir interaktif untuk pesanan, feedback yang cepat dan efisien kepada konsumen, e-mail untuk menjawab permintaan dan komentar secara on-line sehingga membantu perusahaan membangun loyalitas konsumen. 3. Customization. Kemampuan untuk mengotomatisasi penyediaan informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan masing-masing konsumen, merupakan kemampuan strategi bisnis internet. Informasi dapat diakses dan disebarkan dari server jaringan tergantung pada kebutuhan pemakainya. Efisiensi, biaya murah dan sasaran pemasaran interaktif kepada masing-masing konsumen adalah kunci keunggulan bisnis dengan teknologi internet. 4. Collaboration. Internet memungkinkan untuk memudahkan dan mengefisienkan akses data, hardware dan software yang ada pada jaringan secara bersama-sama. Misalnya, informasi pada suatu situs Web dapat diperoleh dengan mudah menggunakan Web Browser. Hal ini dapat meningkatkan kerja sama diantara tim dan rekan bisnis, sehingga melengkapi peran strategi bisnis perusahaan. 5. Electronic Commerce (EC). Internet menjadi platform teknologi EC. Internet menghubungkan perusahaan dengan konsumen dan penjualnya, sehingga memungkinkan perusahaan pengguna internet dapat memasarkan, membeli,
  • 12. xxv menjual serta memungkinkan untuk membuka pasar dan atau membuat pelayanan baru. 6. Integration. Perusahaan yang bekerja menggunakan internet mengintegrasikan aktivitas di luar dengan proses bisnis di dalam perusahaan secara on-line, sehingga memungkinkan perusahaan untuk memperoleh informasi lebih detil dan up-to-date. Ketersediaan investasi TI Biaya yang dikeluarkan guna menyediakan sarana dan prasarana untuk TI • Investasi hardware • Investasi sofware • Investasi perlengkapan telekomunikasi Skala 1 – 10 dengan pilihan jawaban : sangat tidak setuju sampai sangat setuju intensitas teknologi informasi ketersediaan tenaga ahli investasi pada TI B. ICT dalam Komunikasi Organisasi Kajian mengenai peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam kontribusinya memberikan dukungan kepada berbagai sektor kehidupan masyarakat berupa peningkatan efisiensi serta produktivitas. Pada umumnya studi tentang peran TIK di dalam organisasi difokuskan pada persoalan teknis seperti bagaimana memperbaiki kinerja operasional, atau bagaimana TIK digunakan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan. Dalam lingkungan sosial yang selalu berubah, terdapat setidaknya dua faktor yang memperngaruhi perubahan sosial itu sendiri: pelaku perubahan dan mereka yang terkena dampak perubahan. Dalam kaitan ini TIK dapat berperan dalam dua posisi sekaligus, sebagai aktor pengubah dan sekaligus sebagai sasaran dari perubahan yang ingin dicapai. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau teknologi (ICT)
  • 13. merupakan istilah umum yang mencakup semua teknologi untuk manipulasi informasi dan komunikasi. Istilah ini kadang-kadang digunakan dalam preferensi untuk Teknologi Informasi (TI) / Information Technology (IT), khususnya di dua masyarakat: pendidikan dan pemerintah. Dalam penggunaan umum adalah sering diasumsikan ICT ini identik dengan IT; ICT sebenarnya 25 meliputi segala media untuk merekam informasi (magnetis disk/tape, optical disk (CD/DVD), flash memori dll dan mungkin juga kertas catatan); teknologi informasi untuk penyiaran-radio, televisi, dan teknologi untuk berkomunikasi melalui suara atau gambar dan suara-mikrofon, kamera, loudspeaker, telepon hingga telepon selular. Kenneth D. Plowman (research4pr.awardspace.com) memaparkan ketika program internal PR menjadi semakin dikenal sebagai kerangka dasar sebuah organisasi, sangat penting untuk memahami bagaimana struktur program komunikasi untuk memaksimalkan efektivitasnya. Tujuan beberapa studi kasus ini (terhadap lima perusahaan berbasis teknologi) adalah untuk menentukan bagaimana praktek dasar komunikasi internal digunakan dalam bidang tersebut dan apakah praktek-praktek ini memberi kontribusi terhadap program komunikasi yang efektif. Kedua, model two-way communication (komunikasi dua arah) oleh J. Grunig digunakan untuk pengujian (L. Grunig, J. Grunig, & Dozier, 2002) - yaitu symmetrical dan asymmetrical. Kedua model digunakan untuk menentukan keyakinan, perilaku, keinginan dan kebutuhan dari publik utama, seperti tenaga kerja (Dozier, L. Grunig, & J. Grunig, 1995). Terakhir, teori motivasi digunakan untuk membantu menentukan bagaimana perusahaan subjek memotivasi tenaga kerja mereka. Teori-teori ini melibatkan two-factor theory dari Hertzberg's, hierarchy of needs dari Maslow's, dan teori Cottle's (1990) tentang menciptakan lingkungan motivasional. 26 CEO dari perusahaan-perusahaan yang menjalankan program komunikasi internal excellent yakin bahwa organisasi komunikasi mereka merupakan investasi yang solid (Dozier, Grunig, & Grunig, 1995). "Para Chief executive menyatakan bahwa tingkat pengembalian investasi pada fungsi komunikasi mereka adalah sebesar 184 persen, mendekati dua dollar untuk satu dolar yang mereka habiskan" (Lindeborg, 1994, p. 11). Meskipun sulit menerapkan nilai dollar dalam sebuah program komunikasi efektif, manajemen yang memiliki internal komunikasi excellent memahami kontribusinya terhadap kepentingan dasar perusahaan mereka. Sebuah studi pada tahun 1990 oleh International Association of Business Communication (IABC) menemukan bahwa para CEOs menghargai nilai komunikasi bagi organisasi mereka dan yakin bahwa fungsi komunikasi memberi kontribusi terhadap keseluruhan profit organisasi mereka. Grunig (1990) meringkas dengan menyatakan bahwa "ketika PR membantu organisasi tersebut untuk membangun sebuah hubungan, maka PR menghemat uang organisasi dengan mengurangi biaya litigasi, regulasi, kampanye penekanan, boikot, atau kehilangan pendapatan yang dihasilkan oleh hubungan yang buruk dengan publik yang menjadi kelompok aktivis ketika hubungan memburuk. PR juga membantu organisasi untuk menghasilkan uang dengan menumbuhkan hubungan dengan donor, stakeholders, dan legislator" (Dozier et al., 1995, p. 90).
  • 14. Kenneth D. Polwman dari Brigham Young University memaparkan ketika program internal PR menjadi semakin dikenal sebagai kerangka dasar sebuah organisasi, sangat penting untuk memahami bagaimana struktur 27 program komunikasi untuk memaksimalkan efektivitasnya. Tujuan beberapa studi kasus ini (terhadap lima perusahaan berbasis teknologi) adalah untuk menentukan bagaimana praktek dasar komunikasi internal digunakan dalam bidang tersebut dan apakah praktek-praktek ini memberi kontribusi terhadap program komunikasi yang efektif. Memahami apakah praktek-praktek tersebut mampu menciptakan program komunikasi internal yang efektif adalah penting bagi mereka yang bekerja dalam bidang komunikasi internal. Inkonsistensi antara teori dan praktek dapat menjadi fokus bagi profesional dalam usahanya untuk memperbaiki dan meningkatkan program komunikasi dalam perusahaan mereka. Berikut adalah gambaran singkat dari perusahaan yang digunakan yang dalam studi kasus yang berlokasi di Bay Area: Intel Corporation merupakan produsen chip terbesar yang dikenal sebagai pemimpin pasar untuk komputer, networking dan produk-produk komunikasi. Korporasi global ini terakhir mengumumkan pendapatan triwulan kedua sebesar $8.3 miliar, rekor catatan triwulan baru, dengan peningkatan lebih 23 persen dari triwulan kedua tahun 1999. Chain Link Technologies didirikan tahun 1995 dan dalam proses menjadi perusahaan publik, merupakan yang terdepan sebagai penyedia software aplikasi manajemen eBusiness yang memungkinkan perusahaan untuk merencanakan, menjalankan, dan melaksanakan misi mereka melalui internet dan melaksanakan aplikasi enterprise, seperti eCommerce. Van Bronkhorst Group (VBG) berada di urutan keempat di Silicon Valley menurut The Business Journal's Book of Lists. VBG adalah agen 28 komunikasi pemasaran business-to-business, yang terutama menyediakan layanan komunikasi marketing untuk perusahaan berbasis teknologi. Agensi tersebut mempekerjakan 21 profesional dan berlokasi di jantung Silicon Valley. Read-Rite Corporation merupakan manufaktur recording heads, perakitan head gimbals dan head stack untuk disk dan tape drives. Bermarkas di Milpitas, California, dengan operasi di Jepang, Thailand, Malaysia, Philippina dan Singapura, perusahaan mempekerjakan lebih dari 20,000 orang. Tahun 1996, mereka menghasilkan pendapatan sekitar $l billion. Lockheed Martin Missiles & Space (LMMS), berlokasi di Sunnyvale, California, mempekerjakan sekitar 12,000 tenaga kerja pada 12 location di seluruh Amerika Serikat. Satu dari enam sektor dari induk perusahaan Lockheed Martin Corporation yang mempekerjakan sekitar 170,000 tenaga kerja di Amerika Serikat and dan lebih dari 5,500 di 56 negara dan teritori di seluruh dunia. LMMS merupakan pimpinan pasar dunia dalam desain, produksi, dan integrasi untuk sistem komunikasi luar angkasa, misil strategis dan defensif, sensor jarak jauh, dan penelitian luar angkasa. Teknologi merujuk pada informasi, peralatan, teknik, dan proses yang dibutuhkan untuk merubah masukan menjadi keluaran dalam organisasi. Namun ukuran teknologi ada beberapa macam misalnya sederhana, tepat guna dan canggih, rutin dan non rutin, maupun sederhana, kompleks dan sangat
  • 15. kompleks. 29 Enam tipe perubahan organisasi oleh Kezar: 1. Evolusi 2. Teleological 3. Life Cycle 4. Dialectical 5. Social Cognition 6. Cultural Barnard dalam R. Wayne Pace (2006: 230) menyatakan teknologi komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistim kegiatan atau kekuatan dua orang atau lebih, yang dikoordinasikan secara sadar. Teknologi komunikasi komputer seperti surat elektronik (email), videoconference, voice messanging, faksimil dan papan buletin komputer menggubah cara kita bekerja. Komunikasi bermedia komputer memegang peranan sentral dalam transformasi organisasi. Komunikasi bermedia komputer memperlancar penanggulangan hambatan-hambatan karena batasan ruang dan waktu, jadi lokasi pegawai secara fisik sudah tidak relevan lagi. Pesan-pesan komunikasi bermedia komputer dapat menerobos hirarki tradisional dan hambatan departemennya dengan mudah, batas-batas organisasi dapat hilang. Karena hubungan yang melekat dengan komunikasi organisasi, komunikasi bermedia komputer dapat menentukan norma-norma, perilaku, dan keputusan organisasi. Sistim komunikasi berbasis ICT diterapkan, dikelola, dan digunakan mampu merubah di semua tingkat organisasi, manusia dan proses komunikasi organisasi. Proses komunikasi ini menghilangkan hambatan waktu yang 30 berkaitan dengan pengiriman dokumen, perlunya menyusun ulang informasi menjadi bentuk yang benar, dan membuat salinan berganda yang kemudian dibagikan kepada personel yang memerlukan. Proses ini juga menghilangkan pesan berganda kepada orang yang sama atau meniadakan waktu menunggu hingga pesan-pesan itu ada di kantornya. Media baru ini dapat menembus hirarki tradisional dan batas-batas departemen dengan mudah, mengganti proses sebelumnya dengan pola-pola baru dan pengaruh yang menyertainya hingga dapat mengubah organisasi secara mendasar. Organisasi masa kini berbeda jauh dengan yang ada sebelumnya, hal ini terutama disebabkan kemajuan teknologi komunikasi. Meskipun ada perbedaan teknologi antara organisasi-organisasi. Menurut Bernard (1983:73), teknologi komunikasi dapat didefinisikan sebagai “suatu sistim kegiatan atau kekuatan dua orang atau lebih yang dikoordinasikan secara sadar”. Komunikasi digunakan untuk “mengkoordinasikan kegiatan” dalam organisasi. Semua bentuk komunikasi, telegram, telepon, atau email jelas merupakan masalah pokok bagi proses pengorganisasian. Fulk dan Steinfield (1990) menyatakan “Kenyataan, komunikasi efektif adalah komunikasi yang tujuan intinya memacu penerapan teknologi informasi dalam organisasi”. Teknologi komunikasi baru dapat dilihat sebagai sarana tambahan yang akan meningkatkan kemampuan organisasi dan kemampuan mereka yang bekerja disana untuk berkomunikasi “secara efektif”.
  • 16. 31 Sproull dan Kiesler (1991) menyatakan bahwa teknologi komunikasi baru memiliki pengaruh tingkat pertama dan kedua. Pengaruh tingkat pertama menyatakan hasil teknis yang direncanakan (yakni kenaikan produktivitas dan efesiensi), sedangkan pengaruh tingkat kedua berhubungan dengan inovasi dan konsekuensi sosial yang tidak diduga, yang merupakan kekhasan perubahan jangka panjang. Pengaruh ini muncul karena pengaruh teknologi komunikasi baru. C. Macam-macam Aplikasi ICT Intranet ialah internet pribadi yang digunakan kegiatan individual untuk berbagi sumber dan informasi perusahaan (Dwyer, 2000: 270). Materi yang dipublikasi pada intranet perusahaan ialah petunjuk telepon internal, prosedur, informasi produk, bentuk sugesti pegawai, costumer database, dasar inventaris dan penjualan, order untuk suplai, materi pemasaran, jadwal dan referensi manual. Efesiensi perusahaan meningkat saat intranet digunakan untuk keuntungan yang maksimal. Intranet membantu staf berbagi informasi pada prossesing data, lembar kerja, grafik, dan aplikasi software lainnya. Orang yang memanajemen sistem informasi harus memahami penuh organisasi dan bisnis jika sistim ini bekerja baik. Mereka juga membutuhkan kebijakan, organisasional dan kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan mengatur orang. 32 David Phillips (2009) mendefinisikan Extranet ialah perpanjangan intranet sebuah perusahaan atau organisasi. Ekstranet memberikan akses menuju bagian-bagian tertentu intranet kepada orang luar yang telah mendapat ijin seperti pelanggan atau rekan bisnis. Electronic mail (Email) ialah transmisi elektronik pesan dari komputer ke komputer lain melaui alat seperti modem, telepon, mail server, dan layanan telekomunikasi lainnya. Email dikirim via intranet (LAN) dan via World Wide Web (WAN). Sistem email dapat mengirim kreasi sender dan receiver, mengirim, menerima, file, copy, print, dan menghapus pesan. Email digunakan secara luas pada layanan internet. Penggunaan email dalam organisasi atau perusahaan sebagai media pengiriman pesan yang efesien waktu. Email dapat dikirim secara masal pada waktu bersamaan. Email marketing mempunyai peran signifikan untuk banyak aktivitas. Di United Kingdom ini legal untuk spam, namun ini legal untuk dikeluarkan pada daftar orang yang memberikan ijin kepada pengirim. Banyak perusahaan yang menggunakan email sebagai distributor dengan mengundang costumer. Buletin online merupakan buletin dalam bentuk website yang dapat dikunjungi oleh pihak internal dan eksternal perusahaan. Buletin online memuat berita, aktivitas serta kebijakan suatu perusahaan. Weblog biasa dikenal dengan blog, tipe dari website. Ini membolehkan pemilik (blogger) menulis halaman web (post) dan membuatnya mampu membuat perintah secara urut. Kebanyakan blog bersifat umum, namun banyak perusahaan yang memiliki blog internal untuk dibaca, dibuat, 33 dan menambah isinya oleh staff. Blog mampu menampilkan gambar, video, suara, data, diagram, dan banyak posting blog. Electronic press kits digunakan untuk jangka panjang dan berubah dengan media release baru, bentuk dari
  • 17. press release. Jutaan blog dibuat orang yang paham teknologi (4juta di United Kingdom) untuk menciptakan publik yang diharapkannya. Mayoritas blog memungkinkan pembaca mengomentari kiriman owner. Website pertama meningkat pada 1991. Mayoritas website mempunyai homepage atau akar utama URL yang berasal dari web page lainnya, bertingkat secara hirarki. Situs dapat terdiri dari satu atau lebih web page, gambar, video, dan digital lainnya. Banyak jenis website, mayoritas digunakan untuk membantu transaksi bisnis pemerintah, perusahaan komersial dan organisasi nonprofit serta website personal. Chat online ialah bentuk konfrensi sinkronis, tapi kebanyakan menghubungkan teknologi yang membuat dua orang atau lebih untuk bertukar pesan teks dalam waktu sama. ICQ (internet relay chat) dan sejumlah teknologi lainnya digunakan untuk melayani harian internet dan antara pelopor media sosial. Dari real time online chat lebih instan mengirimkan pesan dan forum online menyatukan lingkungan geografis sosial. Beberapa perusahaan memakai agen chat dalam websitenya sebagai alternatif telepon support sistem, dan digunakan praktisi PR untuk menyediakan pembicaraan manager kepada jurnalis. Teleconference ialah teknologi yang melibatkan orang yang secara geografis terpisah untuk berkomunikasi pada bermacam tujuan dalam 34 pertemuan dunia maya (cyber). Pertama, Audio conferencing ialah sekumpulan orang atau individu pada lokasi berbeda menggunakan telepon untuk diskusi bersama. Kedua, Video Conferencing ialah kamera video yang menggunakan satelit, gambar broadcast visual dari kolega atau konferensi partisipan untuk situs lainnya. Percakapan teleconference mendukung beberapa jenis aktivitas dari manajemen dan rapat administrative (proyek, budget, staf), untuk pemasaran, penjualan, keuangan, dan sumber daya manusia (Stowe, dalam Ogden 2002:322). Dalam jurnal Organisasi publik dalam masa globalisasi dan teknologi (Meena Chary, 2207). Keduanya, Globalisasi dan informasi dan teknologi komunikasi (ICT) ditampilkan sebagai faktor penting dalam mendefinisikan lingkungan organisasi. Bagaimanapun, efek komulatif dua faktor ini bersamaan pada pengambilan keputusan dan latihan pada kekuatanw dalam organisasi luas yang kurang tergali. Jurnal ini mengisi gap dengan analisis konsep yang mengkombinasi antara efek ukuran efektif organisasi. ICT mempunyai efek komulatif geografis luas dengan kontrol terpusat melebihi fungsi jelas. Globalisasi dan ICT berkaitan satu sama lainnya, konsentrasi pada kekuatan dan otoritas decision making dalam organisasi. D. Kinerja Kinerja atau performance menurut Bernardin & Russel (1993:378) dalam Ruky (2001) ialah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsifungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Elemen 35 kinerja antara lain: teknologi, kualitas input, kualitas lingkungan fisik, iklim dan budaya organisasi dan sistem kompensasi atau imbalan. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan atau program. Kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi (LAN, 1999:3). Kane & Johnson (1995) outcome kerja keras organisasi dalam mewujudkan tujuan strategik yang ditetapkan
  • 18. organisasi, kepuasan pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat. Bates & Holton (95) perilaku berkarya penampilan atau hasil karya oleh karena itu kinerja merupakan bentuk bangunan multi dimensional sehingga cara ukur bervariasi tergantung banyak faktor. Tata cara bagaimana tugas dikerjakan, sesungguhnya merupakan bagian penting dalam dokumentasi persoalan tentang apa yang terjadi dalam organisasi. Kecakapan pegawai dalam menjalankan tugas dan motivasi mereka mengerjakan tugas tersebut merupakan pertimbangan penting dalam pencapaian produktivitas tinggi. Bagaimana pegawai mengerjakan tugas mereka dengan baik, seringkali ditentukan oleh penilaian terhadap kinerja mereka. Penilaian dilakukan tidak hanya untuk membantu mengawasi sumber daya organisasi, melainkan juga untuk mengukur tingkat efesiensi penggunaan sumber daya manusia yang ada dan mengidentifikasi tempat yang perlu diperbaiki (Cumming & Schwad, 1973). Penilaian merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja dan kepuasan pegawai. Wilayah-wilayah yang kemampuan pegawainya kurang 36 dapat diketahui dan hubungan antara kinerja dan tujuan pekerjaan dengan imbalan dapat dijelaskan, sehingga menimbulkan peningkatan motivasi. Melalui kemampuan melaksanakan tugas secara efesien dan dengan motivasi tinggi, pegawai memiliki potensi tinggi, pegawai memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas mereka. Sebuah era baru di dalam dunia usaha dan berorganisasi muncul sejalan dengan diperenalkannya istilah teknologi informasi dan sistem informasi. Kedua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya ini pada intinya memiliki nuansa arti yang sama, yaitu bagaimana sebuah organisasi – baik berorientasi profit maupun non profit – berusaha untuk menggunakan perangkat komputer, aplikasi, dan sarana telekomunikasi untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan. Ditinjau dari segi pengertiannya, sistem informasi dapat dianalogikan sebagai sebuah permintaan (demand) dari masyarakat industri, dimana kebutuhan akan sarana pengolahan data dan komunikasi yang cepat dan murah (menembus ruang dan waktu) didefinisikan. Sementara di sisi lain, teknologi informasi merupakan jawaban dari dunia industri (supply) terhadap permintaan tersebut dalam bentuk penciptaan produk-produk berbau teknologi perangkat keras dan perangkat lunak. INVE S TA S I DI B IDANG T EKNOLOGI INFORMA S I MEREKA-REKA MANFAATNYA BAGI PERUSAHAAN Merupakan hal yang cukup sulit dalam menentukan apakah melakukan investasi untuk membangun infrastruktur teknologi informasi merupakan hal yang tepat atau tidak. Di satu pihak perusahaan merasa bahwa
  • 19. seperti halnya investasi di bidang lain, harus ada target ROI (return of investment) yang dikenakan pada setiap investasi terhadap komponen teknologi informasi, perusahaan pesaing lain banyak yang sudah tidak memikirkan hal ini lagi, alias investasi yang dilakukan sudah melampaui batas-batas kewajaran (berlebihan). Namun gejala over investment ini bukan tanpa alasan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar mengingat banyak sekali advantage dari utilisasi teknologi informasi yang tidak dapat diukur secara finansial. Dan Remenyi, Arthur Money, dan Alan Twite mencoba mengilustrasikan benefit tersebut dalam sebuah matriks yang dapat digunakan sebagai landasan manajemen dalam pengambilan keputusan. 72 Masalah investasi di bidang teknologi informasi merupakan hal yang cukup memusingkan kepala para manajemen senior perusahaan. Di satu sisi mereka sadar bahwa sudah saatnya (kalau tidak memang karena sudah terlambat) mereka harus memiliki suatu sistem informasi yang dapat menunjang bisnis mereka, sementara di lain pihak mereka harus mengeluarkan biaya yang relatif cukup besar untuk dapat merancang dan mengimplementasikan sistem informasi yang dibutuhkan. Tanpa memiliki teknologi informasi yang cukup canggih, sulit di alam kompetisi global ini untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar dari manca negara yang mulai banyak mengadu untung di tanah air. Namun salah mengidentifikasikan kebutuhan sistem pun akan menjadi bumerang bagi organisasi yang bersangkutan. Jika dalam organisasi non-profit jenis teknologi yang cocok adalah yang tepat guna, dalam perusahaan, besarnya investasi di bidang teknologi informasi yang feasible ditentukan melalui suatu analisa biaya dan manfaat (cost-benefit analysis). Menghitung biaya investasi yang diperlukan di muka, dan biaya operasional yang secara periodik harus dikeluarkan per bulannya, cukup mudah untuk dilakukan. Namun terkadang para praktisi teknologi informasi maupun manajemen perusahaan sulit meyakinkan pelaku investasi akan besarnya manfaat (benefit) yang akan diperoleh melalui investasi di bidang teknologi informasi, karena tidak semua jenis manfaat dapat dengan mudah dirupiahkan. Remenyi (Remenyi et.al., 1995) membagi manfaat dari utilisasi teknologi informasi menjadi dua macam, yang bersifat tangible dan intangible. Manfaat tangible adalah yang secara langsung berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, baik berupa pengurangan atau penghematan biaya (cost) maupun peningkatan pendapatan (revenue). Sebagai contoh, jika pada mulanya perusahaan harus mempekerjakan beberapa karyawan yang secara khusus bertugas mempersiapkan laporan-laporan rekapitulasi keuangan, dengan diimplementasikannya aplikasi Datawarehousing perusahaan yang bersangkutan tidak perlu lagi harus merekrut karyawan-karyawan baru yang harus digaji per bulannya. Contoh lainnya adalah dengan diinstalasinya ATM (Automated Teller Machine) sebagai perpanjangan tangan atau kanal distribusi, sebuah bank dapat merperluas jangkauan bisnisnya sehingga dapat menjaring para pelanggan baru atau non pelanggan untuk melakukan transaksi melalui mesin tersebut. Secara nyata perusahaan dapat merasakan pertambahan revenue yang diperoleh melalui transaksi-transaksi melalui jaringan ATMnya. Namun pada kenyataannya, tidak semua jenis manfaat tangible dapat dinyatakan dalam besaran angka atau kuantitatif. Contoh yang paling populer adalah dengan dikembangkannya Office Automation System, sebuah perusahaan merasa kinerjanya menjadi lebih efisien dan cost effective. Namun besarnya efisiensi dan efektivitas sangat sulit dikuantitatifkan dalam rupiah. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 73 Di sisi lain, manfaat intangible didefinisikan sebagai manfaat positif yang diperoleh oleh perusahaan sehubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tidak memiliki korelasi secara langsung dengan profitabilitas perusahaan. Seperti halnya manfaat tangible dan manfaat intangible dapat dibagi menjadi dua bagian, yang quantifiable dan yang unquantifiable. Matriks berikut menggambarkan kategori dari manfaat atau benefit yang diperoleh oleh perusahaan sehubungan dengan investasi di bidang teknologi informasi beserta contoh-contohnya. Sumber: Remenyi et.al., 1995 Berdasarkan kenyataan di lapangan, terlihat bahwa sebagian besar manajemen hanya memperhatikan manfaat yang tangible-quantifiable karena mudah untuk dikalkulasi dan
  • 20. dirupiahkan dan terlihat berpengaruh langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Sehingga tidaklah mengherankan jika melihat kenyataan betapa sulitnya meng-goal-kan suatu proyek teknologi informasi karena berdasarkan perhitungan, terlihat bahwa benefit yang diperoleh tidak sesuai dengan besarnya cost yang dikeluarkan. Namun jika manajemen berani untuk mengkalkulasi baik secara heuristic maupun secara what-if simulation maka akan terlihat kelayakan investasi di bidang teknologi informasi. Kalkulasi secara heuristic biasanya dilakukan dengan cara hitung-hitungan kasar dan sederhana. Katakanlah untuk membangun suatu Executive Information System, manajemen senior ditanya berapa besar yang bersangkutan mau membayar untuk sebuah laporan atau informasi per harinya. Jika manajer tersebut mau membayar katakanlah Rp 10,000 per laporan per harinya, berarti dengan kata lain beliau mau mengeluarkan kurang LOW HIGH HIGH LOW Market Reaction Access to New Staff Faster Information Positive Staff Reaction Better Information Improved Security Lower Risk Staff Reduction Lower Assets More Sales MEASURABLE TANGIBLE 74 lebih Rp 200,000 per bulannya. Jika ada 50 manajer dalam satu perusahaan, berarti per bulannya mereka mau mengeluarkan Rp 10,000,000 per bulan untuk laporan yang bersangkutan, atau dengan kata lain Rp 120,000,000 per tahunnya. Nilai kasar inilah yang dianggap dapat merepresentasikan nilai dari informasi (manfaat) tersebut, sehingga dapat melakukan perbandingan dengan biaya yang diperlukan untuk membangun sistem Executive Information System tersebut. What-if simulation biasanya berupa suatu aplikasi sederhana dalam spreadsheet yang berisi kalkulasi secara matematis mengenai hubungan antara variabel-variabel yang berpengaruh terhadap biaya dan manfaat dari kinerja teknologi informasi. Katakanlah dengan diimplementasikannya sistem komputer tertentu, maka seorang customer service dapat lebih cepat melayani pelanggan, sehingga dalam satu hari akan lebih banyak jumlah pelanggan yang dapat dilayani oleh perusahaan yang bersangkutan, yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas pelayanan dan mendatangkan sumber-sumber pendapatan yang potensial. Katakanlah counter tersebut bertugas melayani pembukaan rekening baru di bank, maka dalam satu hari, jumlah pemasukan bank dengan adanya sistem komputer akan lebih besar jika dibandingkan dengan sistem sebelumnya yang manual. Masih banyak lagi teknik-teknik lain yang dapat dipergunakan untuk menghitung manfaat menyeluruh yang dapat diberikan oleh suatu sistem informasi. Pada dasarnya, perlu dibentuk tim yang secara khusus dapat melakukan analisa cost-benefit secara menyeluruh sehingga manajemen dapat dengan mudah mengambil keputusan terhadap investasi besarnya di bidang teknologi informasi. M Salah satu fasilitas yang ditawarkan oleh teknologi informasi adalah pembentukan jaringan komunikasi antara satu perusahaan dengan rekanan bisnisnya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Seorang praktisi manajemen menamakan fenomena kerja sama antar beberapa perusahaan sebagai “collaboration to compete” (menjalin kerja sama untuk mengalahkan kompetitor lain yang lebih besar). Ada tiga jenis jaringan yang biasa dibentuk, yaitu: intranet, internet, dan ekstranet.