1. BAB II
Pembahasan
2.1 PengertianLogika
Secara etimologi, logika diturunkan dari kata sifat logike, bahasa Yunani,
yang berhubungan dengan kata logos,yang artinya pikiran atau perkatan sebagai
pernyataan dari pikiran. Sumber lain mengatakan logika berasal dari kata logos
yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yang
diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
Pengertian logika secara terminologi menurut beberapa ahli,
1. Logika adalah suatau pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata
dan dinyatakan dalam bahasa. Jan Hendrik Rapar, (1996 : 5)
2. Logika adalah ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat.W.
Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso. (2006: 13)
3. Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti
ketepatan nenalar. Soekadijo, (1983-1994: 3)
4. Aristoteles : logika adalahajaran tentang berpikir yang secara ilmiah
membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yagn menguasai
pikiran.(Harun, 1980) Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..:10)
5. William Alston : logika adalah studi tentang penyimpulan, secara lebih ceramat
usaha untuk mennetapkan ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang
sah dan tidak sah.Surajiyo, Sugeng Astanto, Sri Andiani(…..: 9)
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan mengenai
pengertian logika secara etimologi maupun terminologibahwa logika menegaskan
dua hal yang menjadi inti pengertian logika. Pertama, logika sebagai ilmu; logika
adalah elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Kedua, logika sebagai seni atau
ketrampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat, lurus, dan
semestinya. Sebagai ketrampilan, logika adalah seni dan kecakapan menerapkan
2. hukum-hukum atau asas-asas pemikiran agar bernalar dengan tepat, teliti, dan
teratur.
2.2 Sejarah Logika
Logika muncul bersama dengan filsafat. Dimulai sejak Thales (624 SM –
548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul,
dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk
memecahkan rahasia alam semesta.
Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip
atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif
Itu tidak berarti logika berdiri sendiri sebagai satu disiplin di samping filsafat
melainkan bahwa dalam filsafat Barat – sudah nyata pemikiran yang logis.
Untuk menetapkan dengan pasti kapan “hari lahir” logika tidak mungkin.
Umumnya diterima bahwa orang pertama yang melakukan pemikiran sistematis
tentang logika adalah filsuf besar Yunani Aristoteles (384-322 M). menarik,
karena Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah “logika”.
Apa yang sekarang kita kenal sebagai logika, oleh Aristoteles dinamakan
“Analitika” – penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak
dari putusan-putusan yang benar – dan “Dialektika” – penyelidikan terhadap
argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang masih
diragukan.
“Logika’ bagi Aristoteles dan para pengikutnya tidak dikategorikan
sebagai satu ilmu di antara ilmu-ilmu yang lain. Menurut Aristoteles “logika”
adalah persiapan yang mendahului ilmu-ilmu. Atau dapat dikatakan bahwa
“logika” adalah alat (organon) untuk mempraktikkan ilmu pengetahuan.
Mengenai penggunaan kata “logika” sendiri ada perbedaan pendapat,
diantaranya mengatakan bahwa orang pertama adalah Cicero (abad pertama
sebelum Masehi) tetapi dalam pengertian “seni berdebat’, sedangkan pendapat
lain mengatakan istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari
Citium 334 SM –226 SM pelopor Kaum Stoa. Di kemudian hari, yakni pada
permulaan abad ketiga masehi, Alexander Aphrodisias menggunakan istilah
“logika” dengan arti yang dikenal sekarang.
3. Logika modern dirintis oleh orang-orang Inggris, antara lain A. de Morgan
(1806 – 1871), George Boole (1815-1864), dan mencapai puncaknya dengan
karya besar A. N. Whitehead dan Bertrand Russel “Principia Mathematica”.
2.3 Bagian-bagianLogika
2.3.1 Pembagian logika
Logika menurut The Liang Gie (1980) terbagi menjadi lima bagian:
1. Logika makna luas dan logika makna sempit
Dalam arti sempit istilah tersebut dipakai searti dengan deduktif atau logika
formal. Sedangkan dalam arti yang lebih luas pemakaiannya mencakup
kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem
penjelasan di susun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai
logika itu sendiri.
2. Logika Deduktif dan Induktif
Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas
pelajaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu
kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul
menurut bentuknya saja. Logika induktif merupakan suatu ragam logika yang
mempelajari asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sampai pada
suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
3. Logika Formal dan Material
Logika formal adalah mempelajari asas aturan atau hukum-hukum berfikir
yang harus ditaati agar orang dapat berfikir dengan benar mencapai kebenaran.
Logika material mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil
logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis sesungguhnya. Logika
material mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, proses terjadinya
pengetahuan dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu.
4. Logika Murni dan Terapan
Logika murni adalah merupakan suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan
logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-
pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam suatu cabang ilmu
4. dari sitilah yang dipakai dalam pernyataan dimaksud. Logika terapan adalah
pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu bidang-bidang
filsafat dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari.
5. Logika Falsafati dan Matematik
Logika falsafati dapat digolongkan sebagai suatu ragam atau bagian logika
yang masih berhubungan sangat erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat,
seperti logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun
logika matematik serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk
menghindarkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa.
2.3.2Dasar-dasar Logika
Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep ini menyatakan
bahwakesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya,
bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen,
yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan
(premis).
Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif.
Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah.
Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
Contoh argumen deduktif:
1. Setiap mamalia punya sebuah jantung.
2. Semua kuda adalah mamalia.
3. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung.
Penalaran induktif kadang disebut logika induktif adalah penalaran yang
berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.
Contoh argumen induktif:
1. Kuda Sumba punya sebuah jantung
2. Kuda Australia punya sebuah jantung
3. Kuda Amerika punya sebuah jantung
4. Kuda Inggris punya sebuah jantung
5. 5. ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan
penalaran induktif dan deduktif.
Deduktif Induktif
Jika semua premis Jika premis benar,
benar maka kesimpulan kesimpulan mungkin
pasti benar benar, tapi tak pasti
benar.
Semua informasi atau Kesimpulan memuat
fakta pada kesimpulan informasi yang tak
sudah ada, sekurangnya ada, bahkan secara
secara implisit, dalam implisit, dalam
premis. premis.
2.3.3 Objek Kajian Logika
Oleh karena yang berfikir itu manusia maka objek penyelidikan logika
ialah manusia itu sendiri. Tetapi manusia ini disoroti dari sudut tertentu, yakni
budinya. Begitu pula berfikir adalah obyek material logika. Berfikir di sini adalah
kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berfikir manusia mengolah,
mengerjakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Dengan mengolah dan
mengerjakannya ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan,
membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian
yang lainnya.
2.3.4Manfaat logika
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara
rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam
dan mandiri.
6. 4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan
asas-asas sistematis.
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan
berpkir, kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa ).
8. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis,lurus,metodis dan analitis
sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri
seseorang.
2.3.5Macam-macam logika
Logika alamiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara
tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan
kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah
manusia ada sejak lahir.
Logika ilmiah
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.
Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus
ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi
dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika
ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.
2.3.6Teori Logika
Dalam teori logika dikenal adanya suatu pernyataan atau preposition.
Preposition merupakan komponen logika dasar yang dilambangkan dengan huruf
dan memiliki nilai kebenaran true atau false. Preposition dideklarasikan dengan
sebuah kalimat tertutup yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu pernyataan
lengkap akan suatu keadaan. Dua preposition atau pernyataan ini dapat
dihubungkan dengan penghubung tertentu yang menghasilkan kalimat logika.
Interpretasi merupakan pemberian nilai kebenaran pada setiap pernyataan
atau preposition dalam suatu kalimat logika. Sebuah kalimat logika dapat
7. dianalisa kebenarannya dengan aturan semantik. Aturan semantik memproses
setiap hubungan-hubungan atar pernyataan yang ada dalam suatu kalimat
sehingga diketahui kebenaran dari kalimat tersebut. Sebelum melangkah lebih
jauh ke penelusuran nilai kebenaran suatu kalimat, kita pelajari terlebih dahulu
penghubung-penghubung apa yang ada dalam suatu kalimat.
Negasi (not -)
Aturan negasi membalik nilai kebenaran dari suatu pernyataan. Misalnya
- P = true ; not P = false
- Q = false ; not Q = true
Konjungsi (- and -)
Merupakan hubungan dimana setiap nilai pernyataan harus benar baru
kalimat tersebut dinyatakan benar.
P Q P and Q
True True True
True False False
False True False
False False False
Disjungsi (- or -)
Merupakan aturan dimana bila salah satu pernyataan benar maka kalimat
tersebut juga benar.
P Q P or Q
True True True
True False True
False True True
False False False
Implikasi (if – then -)
Aturan dimana setiap pernyataan anteseden benar harus memiliki konsekuen
benar baru kalimat itu dinyatakan benar, dan bila anteseden salah maka
kalimat itu benar untuk setiap keadaan konsekuen.
8. P Q if P then Q
True True True
True False False
False True True
False False True
Equivalensi (if – and only if -)
Aturan equivalensi bernilai benar bila pernyataan antesenden tepat sama nilai
kebenarannya dengan konsekuennya.
P Q if P and only if Q
True True True
True False False
False True False
False False True
Kondisional (if – then – else -)
Aturan kondisional memiliki dua konsekuen. Mirip dengan implikasi bila
antesenden bernilai benar maka aturan implikasi dengan konsekuen pertama
yang menentukan nilai kebenaran kalimat, sebaliknya bila antesenden
bernilai salah maka aturan implikasi negasi antesenden dengan konsekuen
kedua yang menentukan nilai kebenaran kalimat.
P Q R if P then Q else R
True True True True
True True False True
True False True False
True False False False
False True True True
False True False False
False False True True
False False False False
9. BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan materi diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa logika adalah landasan utama utk menguasai filsafat & ilmu pengetahuan
serta sarana penghubung antara filsafat & ilmu.
Logika menyelidiki, menyeleksi, dan menilai pemikiran dengan cara serius
dan terpelajar serta bertujuan untuk mendapatkan kebenaran, terlepas dari segala
kepentingan dan keinginan perorangan. Logika merumuskan serta menerapkan
hukum - hukum dan patokan - patokan yang harus ditaati agar seseorang dapat
berpikir benar, efisien, sistematis, dan teratur. Dengan demikian ada dua obyek
penyelidikan Ilmu Logika (Ilmu Mantiq), Pertama, Pemikiran sebagai obyek
material juga dikenal dengan nama Logika Material dan yang kedua, patokan-
patokan atau hukum - hukum berpikir benar sebagai obyek formalnya, yang
disebut logika formal.
Pemikiran yang benar dapat dibedakan menjadi dua bentuk berbeda secara
radikal yakni dari cara berpikir umum ke khusus (deduktif) yaitu cara berpikir
yang dipergunakan dalam logika formal yang mempelajari dasar – dasar
persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan menggunakan
hukum - hukum, rumus - rumus, patokan - patokan berpikir benar, dan dari cara
berpikir khusus ke umum (induktif) yaitu cara berpikir yang dipergunakan dalam
logika material yang mempelajari dasar – dasar persesuaian pikiran dengan
kenyataan (penyesuaian idealita dengan realita).
3.2 Saran
Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat
berfikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur.
Setidaknya dengan makalah ini, ada semacam pencerahan intelektual dalam
menyuguhkan motivasi yang intrinsik untuk segera mempelajari ilmu logika
sehingga kita dapat meminimalisasi kesalahan dalam berfikir.
10. Tentunya, dalam makalah ini akan ditemukan kelemahan-kelemahan atau
bahkan kekeliruan. Dengan itu, penulis sangat berharap adanya masukan dari
pembaca dan kritik konstruktif sebagai upaya pembangunan mental guna
penyelesaian pada makalah-makalah selanjutnya. Dan, hal itu penulis harapkan
dengan kerendahan hati dan ketulusan jiwa.
11. Daftar Pustaka
JE. 2010. Pengertian Logika dalam
http://alqonews.wordpress.com/2010/08/20/pengertian-logika/
Wikipedia. 2012. Logika dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
Triannur. 2012. Dasar-dasar Logika dalam
http://triananur.wordpress.com/2012/02/05/dasar-dasar-logika/
Fisip. 2009. Dasar-dasar Logika dalam
http://fisip8.wordpress.com/2009/11/01/dasar-dasar-logika/
Bahauddin Amyasi. 2008. Logika ; Pengertian, Sejarah dan Urgensinya dalam
http://bahauddin-amyasi.blogspot.com/2008/12/logika-pengertian-sejarah-
dan.html
Kuliah Filsafat. 2009. Pengertian, Sejarah dan Macam-macam Logika dalam
http://kuliahfilsafat.wordpress.com/2009/11/22/pengertian-sejarah-dan-
macam-macam-logika/
Triyadi. ----. Pengertian Logika dalam
http://www.scribd.com/doc/57575160/PENGERTIAN-LOGIKA