SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PENDEKATAN SETS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS X MAN 2
MODEL MEDAN T.A. 2011/2012 PADA MATERI
POKOK HIDROKARBON
Yunita Elina Sihotang
Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan, Jl. Setia budi No. 191 Medan, Sumatera
Utara, 20122, Telp. (061) 8211347, Fax. (061) 8219570,
E-mail: sihotangyunitaelina@gmail.com
Abstract
This study aims to determine how SETS approach can improve the ability of students to
think critically and creatively. The population in this study were all students MAN 2 Model
Medan that as many as 13 classes. The samples taken purposively as much as 2 classes.
Given experimental class where learning SETS approach, while control classes given
conventional learning. Based on tests of critical thinking in classroom experiments the
percentage of students who think critically are 91.18% and 8.82% of students are not critical,
while the control class percentage of students who think critically are 67.65% and 32.35% of
students are not critical. The percentage of students who have the creativity in classroom
experiments amounted to 82.35% and 17.65% of students are less creative, while the
control class is equal to 38.24% and 61.76% of students are less creative. This suggests
that the ability to think critically and creatively student learning by using the approach given
SETS greater than the critical and creative thinking skills of students who are given
conventional learning. Based on the hypothesis test at significant level α = 0.05 is obtained
that Farithmetic> Ftable or 8.29> 1.68, meaning that there is an interaction between learning
SETS approach to improving student learning outcomes. The results showed that the
increase in student learning outcomes higher than the experimental class increased
students' classroom control. So the approach has a positive effect on SETS increased
student learning outcomes.
Kata Kunci. SETS, critically, creatively, MAN 2 Model Medan, increased students learning
outcomes.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendekatan SETS dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua siswa MAN 2 Model Medan sebanyak 13 kelas. Sampel diambil secara
purposive sebanyak 2 kelas. Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran pendekatan
SETS, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Berdasarkan tes
berpikir kritis dalam kelas eksperimen persentase siswa yang berpikir kritis adalah 91,18%
dan 8.82% siswa tidak kritis, sedangkan persentase kelas kontrol siswa yang berpikir kritis
adalah 67,65% dan 32,35% siswa tidak kritis. Persentase siswa yang memiliki kreativitas
baik pada kelas eksperimen sebesar 82,35% dan 17,65% siswa kurang kreatif, sedangkan
kelas kontrol sebesar 38.24% siswa memiliki kreativitas baik dan 61,76% siswa kurang
kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif belajar siswa
dengan menggunakan pendekatan yang diberikan SETS lebih besar dari kemampuan
berpikir kritis dan kreatif siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Berdasarkan uji
hipotesis pada tingkat α = 0,05 signifikan diperoleh bahwa Fhitung> Ftabel atau 8.29> 1.68,
yang berarti bahwa ada interaksi antara pembelajaran SETS pendekatan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil
belajar siswa lebih tinggi dibanding kelas control siswa kelas eksperimen. Jadi pendekatan
memiliki efek positif pada SETS peningkatan hasil belajar siswa.
Kata Kunci. SETS, kritis, kreatif, MAN 2 Model Medan, peningkatan hasil belajar siswa.
PENDAHULUAN
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang mengalami perkembangan dan
sedang melakukan pembangunan. Untuk memenuhi keperluan pembangunan ini, maka
dibutuhkan sumber daya modal dan sumber daya manusia yang berkualitas. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang pesat saat memasuki era globalisasi ini
dan persaingan antar - individu, antar - bangsa menjadi semakin ketat.
Pendidikan IPA adalah bagian dari pendidikan, umumnya memiliki peran penting dalam
peningkatan mutu pendidikan, khususnya untuk menghasilkan peserta didik yang
berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif
dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA
dan teknologi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan cara berpikir kritis
dan kreatif siswa adalah melalui pendekatan Science, Environment, Technology and Society
(SETS). Binadja menyatakan bahwa titik pusat pembelajaran sains berwawasan SETS
adalah menghubungkan antara konsep sains yang dipelajari dan implikasinya terhadap
lingkungan, teknologi dan masyarakat. Keunggulan pembelajaran dengan pendekatan
SETS dibandingkan pendekatan lainnya yaitu karena pembelajaran selalu dihubungkan
dengan kejadian nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (bersifat kontekstual) dan
komprehensif (terintegrasi antara keempat komponen SETS) (Nurfitria, 2006).
Diharapkan melalui pendekatan SETS ini, siswa memandang sesuatu secara
terintegratif, yaitu dengan memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam SETS. Guru
dapat menghubungkan konsep - konsep sains yang diajarkan dengan permasalahan yang
terjadi di masyarakat, lingkungan sehari - hari siswa sehingga dapat membantu siswa
menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari - hari agar pembelajaran yang
dilakukan di sekolah bermanfaat bagi masyarakat dengan tetap memperhatikan dampaknya
terhadap lingkungan. Dengan demikian diharapkan siswa akan mampu berpikir kritis - kreatif
dalam mencermati hubungan antara sains (Science), lingkungan (Environment), teknologi
(Technology) dan Masyarakat (Society). Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait
dengan Pendekatan SETS atau dalam istilah Indonesia disebut SaLingTeMas adalah
penelitian dari Andini menyatakan bahwa materi reproduksi manusia yang disampaikan
dengan pendekatan SETS terhadap siswa SMA Negeri 4 memiliki persentase ketuntasan
belajar sebesar 83,3% lebih tinggi dibandingkan siswa SMAIT Hidayatullah sebesar 80%.
Penelitian dari Nurfitria menyatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan nilai rata-rata
hasil belajar siswa yang bernuansa SETS dapat tercapai pada setiap siklus, dimana pada
siklus I adalah 65,42, siklus II adalah 71,68, siklus III adalah 74,52. Fuadurrahman yang
salah satu kesimpulannya menyatakan bahwa rata-rata kreativitas siswa dengan model
pembelajaran inkuiri pada materi pokok koloid dengan penggunaan media berbasis
komputer sebesar 80,77, sedangkan rata-rata kreativitas siswa dengan pembelajaran
konvensional dengan media berbasis komputer sebesar 79,23. Penelitian dari Aprilia yang
salah satu kesimpulannya menyatakan bahwa siswa yang memiliki kreativitas tinggi
memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dengan siswa yang mempunyai kreativitas
rendah pada materi pokok larutan asam basa. Penelitian dari Haani memberikan kesimpulan
bahwa tinggi rendahnya nilai post-tes yang diperoleh menjadi gambaran kemampuan
penalaran dan berpikir kritis siswa dan siswa yang memilki hasil belajar tinggi di sebabkan
kemampuan penalaran dan berpikir kritisnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pendekatan SETS Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas X MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran
2011/ 2012 Pada Materi Pokok Hidrokarbon”.
Belajar dan Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kegiatan manusia. R.H Ennis memberikan sebuah definisi “berpikir kritis adalah berpikir
secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang
harus dipercayai atau dilakukan” (Hassoubah, 2004). Tujuan dari berpikir kritis adalah agar
dapat menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa yang
menyebabkan keputusan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir kreatif adalah pola
berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk menghasilkan produk
yang kreatif. D.N. Perkins juga menyebutkan bahwa kreativitas itu tidak sendirian,
kemampuan khusus atau talenta, dan produk yang kreatif tidak bergantung kepada satu sifat
saja, yaitu ide yang baru. Menurut Binadja, pendidikan SETS ditujukan untuk membantu
peserta didik mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan sains
dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik. Program ini
sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik hakikat pendidikan sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat (SETS) secara utuh (Nurfitria, 2006). Penerapan
SETS dalam pembelajaran untuk tingkat sekolah disesuaikan dengan jenjang pendidikan
siswa. Sebuah program untuk memenuhi kepentingan peserta didik harus dibuat dengan
menyesuaikan tingkat pendidikan peserta didik tersebut. Topik-topik yang menyangkut isi
SETS di luar materi pengajaran dipersiapkan oleh guru sesuai dengan jenjang pendidikan
siswa. Menurut Binadja dalam pendidikan SETS, pendekatan yang paling sesuai adalah
pendekatan SETS itu sendiri.
Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS siswa diminta menghubungkaitkan
antar unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah siswa menghubungkan antara konsep sains
yang dipelajari dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain
dalam SETS, sehingga memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas
tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk
kelebihan ataupun kekurangannya. Untuk bisa mengetahui hubungan antar unsur SETS,
diperlukan pemikiran yang mendalam berupa identifikasi dan analisis tentang apa dan
bagaimana konsep yang sedang dipelajari. Selanjutnya dipikirkan mengapa dan bagaimana
konsep tersebut bisa digunakan pada teknologi yang terkait. Setelah itu diperlukan
pertimbangan atau evaluasi berdasarkan fakta-fakta yang diketahui akan dampak positif
maupun negatif yang ditimbulkan dari pemanfaatan konsep sains ke bentuk teknologi
terhadap lingkungan dan masyarakat, kemudian bagaimana siswa harus bersikap atau
bertindak bila berhadapan/ menemui keadaan atau masalah terkait dengan konsep yang
telah dipelajarinya tersebut. Dari gambaran tersebut terlihat bahwa diperlukan pemikiran
yang kritis untuk belajar setiap elemen SETS, karena dalam prosesnya diperlukan
keterampilan yang merupakan unsur dasar dalam berpikir kritis seperti keterampilan untuk
untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mencari dan mengamati fakta-fakta
yang dijumpai siswa terkait materi/ konsep yang diajarkan. Dengan demikian kemampuan
berpikir kritis siswa akan tergali dan terlatih.
Pendekatan SETS kaitannya dengan berpikir kreatif dapat dijelaskan sebagai
berikut bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan SETS, siswa tidak hanya diajak
untuk mempelajari sains saja tetapi juga diajak untuk memanfaatkan atau mempelajari
pemanfaatan konsep sains yang sedang dipelajari ke bentuk teknologi untuk kepentingan
masyarakat. Pemanfaatan atau penerapan konsep sains menghasilkan suatu produk
teknologi dapat dikategorikan sebagai hasil dari proses kreatif. Dalam prosesnya diperlukan
keterampilan-keterampilan yang merupakan sifat dari kemampuan berpikir kreatif, yaitu
keluwesan, kelancaran, keaslian, penguraian ataupun perumusan kembali. Dalam
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS, siswa tidak hanya diajak untuk
berpikir tentang pemanfaatan konsep sains ke bentuk teknologi terkait, tetapi juga berbagai
kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pentransferan sains yang sedang dipelajari
ke bentuk teknologi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Salah satu karakteristik pendekatan SETS yaitu mengajak siswa berbincang
tentang SETS dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar siswa,
memungkinkan siswa untuk secara kreatif mencari dan menentukan salah satu atau
beberapa unsur SETS yang diambilnya sebagai titik awal untuk membahas konsep yang
sedang dipelajari. Dalam proses pencarian dan penemuan keterhubungkaitan antar unsur
SETS tersebut diperlukan kemampuan kreatif siswa untuk menentukan hubungan antar
unsur SETS dari masalah yang dipilihnya terkait konsep yang dipelajari. Hal ini juga dapat
memperlihatkan keaslian atau orisinalitas dan keluwesan berpikir siswa.
METODE PENELITIAN
Tahapan penelitian terdiri atas (1) Tahap persiapan penelitian, yang meliputi
observasi ke sekolah, penyusunan proposal penelitian, penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran, penyusunan instrumen penelitian, dan uji test awal
instrumen penelitian, (2) Tahap pelaksanaan penelitian, yang meliputi penentuan
kelas eksperimen dan kelas kontrol, pelaksanaan pre-tes untuk kelas eksperimen
dan kelas control, (3) Pemberian perlakuan untuk kedua kelas. Pada kelas
eksperimen pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran berpendekatan SETS.
Sedangkan untuk kelas kontrol dilakukan pembelajaran konvensional, pemberian
tes kemampuan berpikir kritis dan angket kreativitas, pemberian post-test pada
kedua kelas. Post-test bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar
setelah pengajaran selesai dan tahapan yang terakhir (4) Tahap analisis data,
meliputi uji analisis data dan uji hipotesis berdasarkan data yang diperoleh dan
dilakukan pengambilan kesimpulan. Sebagai sampel yang telah digunakan yaitu
kelompok I merupakan kelas kontrol dan kelompok II sebagai kelompok
eksperimen. Namun sebelumnya pada kedua kelas dilakukan pre-test yang
bertujuan untuk memperoleh nilai awal sebagai untuk mengetahui kemampuan
awal kedua kelas sampel. Kedua kelompok melaksanakan proses belajar
mengajar dengan guru yang sama dan materi pokok yang sama pula. Perbedaan
perlakuan pada sampel dilakukan pada proses pembelajaran, Kedua kelompok
melewati tingkat pendidikan dengan titik awal yang sama, yaitu mulai menempuh
materi pelajaran kimia kelas X semester 2 materi pokok hidrokarbon.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Data dikatakan
berdistribusi normal jika Fhitung < Ftabel. Setelah dilakukan perhitungan maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Uji Normalitas
No Kelas Data Lhitung Ltabel Keterangan
1. Eksperimen Gain 0,12 0,15 Normal
2. Kontrol Gain 0,14 0,15 Normal
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa data yang diperoleh dalam
penelitian berdistribusi normal. Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui
apakah sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen. Uji
homogenitas data dilakukan dengan menggunakan uji F pada taraf signifikansi α
= 0,05. Data dapat dikatakan homogen jika Fhitung < Ftabel. Hasil perhitungan uji
homogenitas secara singkat dapat dilihat pada berikut (data selengkapnya pada
lampiran 24)
Tabel 2. Uji homogenitas
Kelas S2
Fhitung Ftabel Keterang
an
Eksperi
men
75,8
6
1,30
1,79
(dengan
mengunak
an MS.
Excel)
Data
Homogen
Kontrol 98,8
0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kelas data pretest kedua kelas
kelompok sampel adalah homogen, artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol
berasal dari populasi yang homogen.
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis altenatif (Ha)
diterima atau ditolak. Hipotesis penelitian diuji dengan uji t satu pihak (pihak
kanan) digunakan karena dimilikinya informasi mengenai arah kecenderungan
dari karakteristik populasi yang sedang diamati.
Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan kriteria
pengujian Ha diterima jika thitung > ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis,
diperoleh data berikut ini:
Tabel 3. Uji Hipotesis
Kela
s
Data thitu
ng
ttab
el
Ketera
ngan
Ekpe
rime
n
X̅ =
25,15
8,2
9
1,6
8
Ha
diterim
a
S2
=
146,19
Kont
rol
X̅ =
18,68
S2
=
115,62
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa peningkatan hasil belajar kimia
siswa dengan penerapan pembelajaran pendekatan SETS lebih besar daripada
penerapan pembelajaran konvensional.
Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS juga
dilakukan diskusi. Anggota dari masing-masing kelompok yang terdiri dari 5-6
orang dapat saling berdiskusi untuk membahas artikel yang diberikan peneliti.
Pada saat diskusi siswa didalam kelompoknya melakukan diskusi. Selanjutnya,
setiap siswa perwakilan dari kelompok diminta untuk membacakan hasil
diskusinya, dan peneliti akan menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama dengan
siswa. Sehingga terjadi pertukaran ilmu antara masing-masing anggota kelompok.
Sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan pengajaran konvensional
kurang antusias dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh suasana belajar
terkesan biasa dan monoton. Secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4. dan
diagram 1.
Tabel 4.Persentase kritis siswa
No Kriteria
% siswa yang menjawab
tes kemampuan berpikir
kritis
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
1. Kritis 91,18% 67,65%
2. Kurang
Kritis
8,82% 32,35%
Keterangan: Kritis
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
%Siswa
Kurang kritis
Diagram 1. Persentase siswa yang kritis
Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menjawab tes kemampuan berpikir
kritis dan juga terlihat pada hasil lembar observasi kreativitas. Dimana pada kelas
eksperimen ada 91,18% siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan 8,82%
siswa yang kurang kritis, sedangkan pada kelas kontrol ada 67,65% siswa
memiliki kemampuan berpikir kritis dan 32,35% siswa yang kurang kritis. Dan
mengenai kreativitas siswa, secara ringkas dapat dilihat pada tabel 5 dan diagram
2.
Tabel 5. Persentase kreativitas siswa
No Kriteria
% siswa berdasarkan
lembar observasi
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
1. Kreatif 82,35% 38,24%
2. Kurang
Kreatif
17,65% 61,76%
Keterangan: Kreatif
Kurang kreatif
Diagram 2. Persentase siswa yang kreatif
Pada lembar observasi kreativitas, pada kelas eksperimen ada 82,35%
siswa yang kreatif dan 17,65% siswa yang kurang kreatif. Hal ini tidak sesuai
dengan perolehan angket, dimana siswa yang kreatif sebanyak 100% dan tidak
ada siswa yang kurang kreatif. Pada kelas kontrol sebanyak 38,24% siswa yang
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
%Siswa
kreatif dan 61,76% siswa yang kurang kreatif, hal ini juga tidak sesuai dengan
perolehan angket kreativitas. Dimana ada 94,12% siswa yang kreatif dan 5,88%
siswa yang kurang kreatif. Ketidaksesuaian lembar observasi kreativitas dengan
angket kreativitas pada kedua kelas mungkin disebabkan siswa yang kurang jujur
dalam mengisi lembar angket kreativitas.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa data yang diperoleh
berdistribusi normal dan sampel berasal dari populasi yang homogen. Hasil
perhitungan uji hipotesis diperoleh data bahwa thitung = 8,29 sedangka ttabel pada
taraf signifikansi 0,05 dengan dk = 66 adalah sebesar 1,68 sehingga thitung > ttabel.
KESIMPULAN
Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada sub pokok bahasan Hidrokarbon yang
diberi penerapan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and
Society) lebih besar dari peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diberi
penerapan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan SETS memiliki antusias
yang lebih dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional. Pada kelas eksperimen ada 91,18% siswa yang kritis dan 82,35%
siswa yang kreatif, sedangkan pada kelas kontrol ada 67,65% siswa yang kritis
dan 38,24% siswa yang kreatif. Hal ini menjelaskan bahwa penerapan
pendekatan SETS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif
siswa serta hasil belajar kimia kelas X MAN 2 Model Medan pada materi pokok
Hidrokarbon.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dilitabmas Dikti Depdikbud melalui
penelitian Strategis Nasional. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Feronica Sihotang yang sudah membantu dalam pengambilan data penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, D.S., (2006), Pengetahuan Sikap Siswa SMA Negeri 4 Dan SMAIT
Hidayatullah Semarang Terhadap Materi Reproduksi Manusia Yang
Disampaikan Dengan Pendekatan SETS, Skripsi, FMIPA, Unnes,
Semarang, http://www.pustakaskripsi.comdownload.phpfile=2332
(diakses 27 Januari 2012)
Aprilia, F., (2006), Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Tingkat Kreativitas Siswa
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Medan.
Program Pascasarjana, Unimed, Medan.
Binadja, A., Wardani, S., dan Nugroho, S., (2008), Keberkesanan Pembelajaran
Kimia Materi Ikatan Kimia Bervisi SETS Pada Hasil Belajar Siswa, Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.2, No. 2, 2008, hlm 256-262,
http://scholar.googleusercontent.
comscholarq=cacheXtfl5Wzgb8Jscholar.google.com+jurnal+pendekatan
+SETS+pada+pembelajaran+ kimia&hl=en&as_sdt=0,5.htm (diakses 18
Januari 2012))
Djamarah, S.B., (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed.
Fuadaturrahman, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Penggunaan
Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) terhadap kreativitas dan
hasil belajar siswa kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid, Tesis, Program
Pascasarjana, Unimed, Medan.
Haani, U., (2010), Pengaruh Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Penalaran dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Konsep
Struktur Atom, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Hassoubah, I.Z., (2004), Developing Creatif and Critical Thinking Skill (Cara
Berpikir Kreatif dan Kritis), Nuansa, Bandung.
Munandar, U., (2009), Pengembangan Kreativitas Anak berbakat, Rineka Cipta,
Jakarta.
Nurfitria, L., (2006). Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Konsep
Lingkungan Melalui Pendekatan SETS Dengan Model PBI Di SMA
Masehi 1 PSAK Semarang, Skripsi, FMIPA, Unnes, Semarang,
http://www.pustakaskripsi.comdownload. phpfile=1631 (diakses 27
Januari 2012)
Nuryanto, dan Binadja, A., (2010), Efektivitas Pembelajaran Kimia Dengan
Pendekatan Salingtemas Ditinjau Dari Minat Dan Hasil Belajar Siswa,
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 552-556,
http://scholar.googleusercontent.comscholarq=cacheDbl2H-
1n1NAJscholar.google.
com+jurnal+pendekatan+SETS+pada+pembelajaran+kimia&hl=en&as_s
dt=0,5.htm (diakses 18 Januari 2012)
SETS MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

More Related Content

What's hot

MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdfMATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdfHengkiFebriyanto
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranrina afriani
 
Model konsep kurikulum
Model konsep kurikulumModel konsep kurikulum
Model konsep kurikulumWiddi Hermawan
 
Pendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan dalam manajemen kelasPendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan dalam manajemen kelasSofia Mafaza
 
Ppt multimedia pembelajaran indah
Ppt multimedia pembelajaran indahPpt multimedia pembelajaran indah
Ppt multimedia pembelajaran indahIndah Syahir
 
Materi Sosialisasi Program PMM 3 Tahun 2023.pptx
Materi Sosialisasi Program PMM 3 Tahun 2023.pptxMateri Sosialisasi Program PMM 3 Tahun 2023.pptx
Materi Sosialisasi Program PMM 3 Tahun 2023.pptxjohanespurba2
 
Tugas proposal
Tugas proposalTugas proposal
Tugas proposalanoeroel
 
Penilaian pembelajaran bahasa indonesia di kelas tinggi
Penilaian pembelajaran bahasa indonesia di kelas tinggiPenilaian pembelajaran bahasa indonesia di kelas tinggi
Penilaian pembelajaran bahasa indonesia di kelas tinggiAjengAprillia
 
Webbed
WebbedWebbed
Webbedsitaaa
 
Mengenal Lebih Dekat Flipped Classroom
Mengenal Lebih Dekat Flipped ClassroomMengenal Lebih Dekat Flipped Classroom
Mengenal Lebih Dekat Flipped ClassroomUwes Chaeruman
 
Rpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interfaceRpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interfacef' yagami
 
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN  DALAM SETTING  PENDIDIKAN INKLUSIF.pptxSTRATEGI PEMBELAJARAN  DALAM SETTING  PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF.pptxAdam Superman
 
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)yui'Yusuf Ikhsan
 
Analisis skl, ki, dan kd prakarya
Analisis skl, ki, dan kd prakaryaAnalisis skl, ki, dan kd prakarya
Analisis skl, ki, dan kd prakaryaeli priyatna laidan
 

What's hot (20)

Membaca scanning dan membaca skimming
Membaca scanning dan membaca skimmingMembaca scanning dan membaca skimming
Membaca scanning dan membaca skimming
 
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdfMATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
MATERI DESAIN PEMBELAJARAN KURIKULUM PARADIGMA BARU.pdf
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
 
Model konsep kurikulum
Model konsep kurikulumModel konsep kurikulum
Model konsep kurikulum
 
Pendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan dalam manajemen kelasPendekatan dalam manajemen kelas
Pendekatan dalam manajemen kelas
 
Ppt multimedia pembelajaran indah
Ppt multimedia pembelajaran indahPpt multimedia pembelajaran indah
Ppt multimedia pembelajaran indah
 
Keterampilan Mengajar
Keterampilan MengajarKeterampilan Mengajar
Keterampilan Mengajar
 
Materi Sosialisasi Program PMM 3 Tahun 2023.pptx
Materi Sosialisasi Program PMM 3 Tahun 2023.pptxMateri Sosialisasi Program PMM 3 Tahun 2023.pptx
Materi Sosialisasi Program PMM 3 Tahun 2023.pptx
 
Virtual Memory
Virtual MemoryVirtual Memory
Virtual Memory
 
Tugas proposal
Tugas proposalTugas proposal
Tugas proposal
 
Penilaian pembelajaran bahasa indonesia di kelas tinggi
Penilaian pembelajaran bahasa indonesia di kelas tinggiPenilaian pembelajaran bahasa indonesia di kelas tinggi
Penilaian pembelajaran bahasa indonesia di kelas tinggi
 
Webbed
WebbedWebbed
Webbed
 
Mengenal Lebih Dekat Flipped Classroom
Mengenal Lebih Dekat Flipped ClassroomMengenal Lebih Dekat Flipped Classroom
Mengenal Lebih Dekat Flipped Classroom
 
Pelaksanaan dan Pelaporan PTK/PTS
Pelaksanaan dan Pelaporan PTK/PTSPelaksanaan dan Pelaporan PTK/PTS
Pelaksanaan dan Pelaporan PTK/PTS
 
Modul KB 3 Bertanya
Modul KB 3 BertanyaModul KB 3 Bertanya
Modul KB 3 Bertanya
 
Rpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interfaceRpl 10-perancangan user interface
Rpl 10-perancangan user interface
 
Bab iv ragam dialog
Bab iv ragam dialogBab iv ragam dialog
Bab iv ragam dialog
 
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN  DALAM SETTING  PENDIDIKAN INKLUSIF.pptxSTRATEGI PEMBELAJARAN  DALAM SETTING  PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF.pptx
 
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
Rpp bahasa indonesia kelas x sem 1 (1)
 
Analisis skl, ki, dan kd prakarya
Analisis skl, ki, dan kd prakaryaAnalisis skl, ki, dan kd prakarya
Analisis skl, ki, dan kd prakarya
 

Similar to SETS MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdfLiraAgustriani
 
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxProsiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxmeimunah3
 
Berpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedBerpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedDini Safitri
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-smMas Rudi
 
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaHubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaIslamuddin Syam
 
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfLiterasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfkustiyantidew94
 
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...Soga Biliyan Jaya
 
119339-ID-none.pdf
119339-ID-none.pdf119339-ID-none.pdf
119339-ID-none.pdfLarasFS1
 
CP-IPA-FASE-D.pdf
CP-IPA-FASE-D.pdfCP-IPA-FASE-D.pdf
CP-IPA-FASE-D.pdfDewaGdeWira
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pbFppi Unila
 
Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01fathinirin
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...guestf6b63af
 

Similar to SETS MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF (20)

46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf46881-124592-1-PB (1).pdf
46881-124592-1-PB (1).pdf
 
Kastri+Fani.pdf
Kastri+Fani.pdfKastri+Fani.pdf
Kastri+Fani.pdf
 
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docxProsiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
Prosiding seminar Nasional Pendidikan Fisik1.docx
 
Berpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedBerpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open ended
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 
Analogi dalam Sains
Analogi dalam SainsAnalogi dalam Sains
Analogi dalam Sains
 
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisikaHubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika
 
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdfLiterasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar.pdf
 
Journal
JournalJournal
Journal
 
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PR...
 
Ipi288304
Ipi288304Ipi288304
Ipi288304
 
Cooperatrive learning, 88 96 (abas)
Cooperatrive learning, 88 96 (abas)Cooperatrive learning, 88 96 (abas)
Cooperatrive learning, 88 96 (abas)
 
119339-ID-none.pdf
119339-ID-none.pdf119339-ID-none.pdf
119339-ID-none.pdf
 
CP-IPA-FASE-D.pdf
CP-IPA-FASE-D.pdfCP-IPA-FASE-D.pdf
CP-IPA-FASE-D.pdf
 
2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb2531 5071-1-pb
2531 5071-1-pb
 
Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01Jurnal1 130117153631-phpapp01
Jurnal1 130117153631-phpapp01
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
 
Bab i.3 doc
Bab i.3 docBab i.3 doc
Bab i.3 doc
 
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Penalaran Formal Dan Penulisan ...
 
DL X STAD.pdf
DL X STAD.pdfDL X STAD.pdf
DL X STAD.pdf
 

More from yunita97544748

Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3yunita97544748
 
Contoh brosur internasional
Contoh brosur internasionalContoh brosur internasional
Contoh brosur internasionalyunita97544748
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanyunita97544748
 
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimiaRPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimiayunita97544748
 
Media Pembelajaran Diagram mnemonic pengisian orbital ucle wigly
Media Pembelajaran Diagram mnemonic pengisian orbital ucle wiglyMedia Pembelajaran Diagram mnemonic pengisian orbital ucle wigly
Media Pembelajaran Diagram mnemonic pengisian orbital ucle wiglyyunita97544748
 
Rancangan Laboratorium Kimia SMA
Rancangan Laboratorium Kimia SMARancangan Laboratorium Kimia SMA
Rancangan Laboratorium Kimia SMAyunita97544748
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiayunita97544748
 
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XII SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XII SMASilabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XII SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XII SMAyunita97544748
 
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XI SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XI SMASilabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XI SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XI SMAyunita97544748
 
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas X SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas X SMASilabus Kimia Kurikulum 2013 kelas X SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas X SMAyunita97544748
 
Teori Tumbukan dan Mekanisme reaksi (Yunita Sihotang)
Teori Tumbukan dan Mekanisme reaksi (Yunita Sihotang)Teori Tumbukan dan Mekanisme reaksi (Yunita Sihotang)
Teori Tumbukan dan Mekanisme reaksi (Yunita Sihotang)yunita97544748
 
RPP Kimia kelas X IKATAN KIMIA
RPP Kimia kelas X IKATAN KIMIARPP Kimia kelas X IKATAN KIMIA
RPP Kimia kelas X IKATAN KIMIAyunita97544748
 

More from yunita97544748 (14)

M3PK ppt
M3PK pptM3PK ppt
M3PK ppt
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Contoh brosur internasional
Contoh brosur internasionalContoh brosur internasional
Contoh brosur internasional
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Analisis hari efektif
Analisis hari efektifAnalisis hari efektif
Analisis hari efektif
 
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimiaRPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
RPP Kurikulum 2013 Kimia kelas XI kesetimbangan kimia
 
Media Pembelajaran Diagram mnemonic pengisian orbital ucle wigly
Media Pembelajaran Diagram mnemonic pengisian orbital ucle wiglyMedia Pembelajaran Diagram mnemonic pengisian orbital ucle wigly
Media Pembelajaran Diagram mnemonic pengisian orbital ucle wigly
 
Rancangan Laboratorium Kimia SMA
Rancangan Laboratorium Kimia SMARancangan Laboratorium Kimia SMA
Rancangan Laboratorium Kimia SMA
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimia
 
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XII SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XII SMASilabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XII SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XII SMA
 
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XI SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XI SMASilabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XI SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas XI SMA
 
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas X SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas X SMASilabus Kimia Kurikulum 2013 kelas X SMA
Silabus Kimia Kurikulum 2013 kelas X SMA
 
Teori Tumbukan dan Mekanisme reaksi (Yunita Sihotang)
Teori Tumbukan dan Mekanisme reaksi (Yunita Sihotang)Teori Tumbukan dan Mekanisme reaksi (Yunita Sihotang)
Teori Tumbukan dan Mekanisme reaksi (Yunita Sihotang)
 
RPP Kimia kelas X IKATAN KIMIA
RPP Kimia kelas X IKATAN KIMIARPP Kimia kelas X IKATAN KIMIA
RPP Kimia kelas X IKATAN KIMIA
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 

SETS MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

  • 1. PENDEKATAN SETS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA KELAS X MAN 2 MODEL MEDAN T.A. 2011/2012 PADA MATERI POKOK HIDROKARBON Yunita Elina Sihotang Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan, Jl. Setia budi No. 191 Medan, Sumatera Utara, 20122, Telp. (061) 8211347, Fax. (061) 8219570, E-mail: sihotangyunitaelina@gmail.com Abstract This study aims to determine how SETS approach can improve the ability of students to think critically and creatively. The population in this study were all students MAN 2 Model Medan that as many as 13 classes. The samples taken purposively as much as 2 classes. Given experimental class where learning SETS approach, while control classes given conventional learning. Based on tests of critical thinking in classroom experiments the percentage of students who think critically are 91.18% and 8.82% of students are not critical, while the control class percentage of students who think critically are 67.65% and 32.35% of students are not critical. The percentage of students who have the creativity in classroom experiments amounted to 82.35% and 17.65% of students are less creative, while the control class is equal to 38.24% and 61.76% of students are less creative. This suggests that the ability to think critically and creatively student learning by using the approach given SETS greater than the critical and creative thinking skills of students who are given conventional learning. Based on the hypothesis test at significant level α = 0.05 is obtained that Farithmetic> Ftable or 8.29> 1.68, meaning that there is an interaction between learning SETS approach to improving student learning outcomes. The results showed that the increase in student learning outcomes higher than the experimental class increased students' classroom control. So the approach has a positive effect on SETS increased student learning outcomes. Kata Kunci. SETS, critically, creatively, MAN 2 Model Medan, increased students learning outcomes. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendekatan SETS dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa MAN 2 Model Medan sebanyak 13 kelas. Sampel diambil secara purposive sebanyak 2 kelas. Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran pendekatan SETS, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Berdasarkan tes berpikir kritis dalam kelas eksperimen persentase siswa yang berpikir kritis adalah 91,18% dan 8.82% siswa tidak kritis, sedangkan persentase kelas kontrol siswa yang berpikir kritis adalah 67,65% dan 32,35% siswa tidak kritis. Persentase siswa yang memiliki kreativitas baik pada kelas eksperimen sebesar 82,35% dan 17,65% siswa kurang kreatif, sedangkan kelas kontrol sebesar 38.24% siswa memiliki kreativitas baik dan 61,76% siswa kurang kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif belajar siswa dengan menggunakan pendekatan yang diberikan SETS lebih besar dari kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Berdasarkan uji hipotesis pada tingkat α = 0,05 signifikan diperoleh bahwa Fhitung> Ftabel atau 8.29> 1.68, yang berarti bahwa ada interaksi antara pembelajaran SETS pendekatan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa lebih tinggi dibanding kelas control siswa kelas eksperimen. Jadi pendekatan memiliki efek positif pada SETS peningkatan hasil belajar siswa. Kata Kunci. SETS, kritis, kreatif, MAN 2 Model Medan, peningkatan hasil belajar siswa.
  • 2. PENDAHULUAN Negara Indonesia merupakan negara yang sedang mengalami perkembangan dan sedang melakukan pembangunan. Untuk memenuhi keperluan pembangunan ini, maka dibutuhkan sumber daya modal dan sumber daya manusia yang berkualitas. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang pesat saat memasuki era globalisasi ini dan persaingan antar - individu, antar - bangsa menjadi semakin ketat. Pendidikan IPA adalah bagian dari pendidikan, umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan teknologi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa adalah melalui pendekatan Science, Environment, Technology and Society (SETS). Binadja menyatakan bahwa titik pusat pembelajaran sains berwawasan SETS adalah menghubungkan antara konsep sains yang dipelajari dan implikasinya terhadap lingkungan, teknologi dan masyarakat. Keunggulan pembelajaran dengan pendekatan SETS dibandingkan pendekatan lainnya yaitu karena pembelajaran selalu dihubungkan dengan kejadian nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (bersifat kontekstual) dan komprehensif (terintegrasi antara keempat komponen SETS) (Nurfitria, 2006). Diharapkan melalui pendekatan SETS ini, siswa memandang sesuatu secara terintegratif, yaitu dengan memperhatikan unsur-unsur yang terdapat dalam SETS. Guru dapat menghubungkan konsep - konsep sains yang diajarkan dengan permasalahan yang terjadi di masyarakat, lingkungan sehari - hari siswa sehingga dapat membantu siswa menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari - hari agar pembelajaran yang dilakukan di sekolah bermanfaat bagi masyarakat dengan tetap memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Dengan demikian diharapkan siswa akan mampu berpikir kritis - kreatif dalam mencermati hubungan antara sains (Science), lingkungan (Environment), teknologi (Technology) dan Masyarakat (Society). Beberapa penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan Pendekatan SETS atau dalam istilah Indonesia disebut SaLingTeMas adalah penelitian dari Andini menyatakan bahwa materi reproduksi manusia yang disampaikan dengan pendekatan SETS terhadap siswa SMA Negeri 4 memiliki persentase ketuntasan belajar sebesar 83,3% lebih tinggi dibandingkan siswa SMAIT Hidayatullah sebesar 80%. Penelitian dari Nurfitria menyatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar siswa yang bernuansa SETS dapat tercapai pada setiap siklus, dimana pada siklus I adalah 65,42, siklus II adalah 71,68, siklus III adalah 74,52. Fuadurrahman yang salah satu kesimpulannya menyatakan bahwa rata-rata kreativitas siswa dengan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok koloid dengan penggunaan media berbasis
  • 3. komputer sebesar 80,77, sedangkan rata-rata kreativitas siswa dengan pembelajaran konvensional dengan media berbasis komputer sebesar 79,23. Penelitian dari Aprilia yang salah satu kesimpulannya menyatakan bahwa siswa yang memiliki kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah pada materi pokok larutan asam basa. Penelitian dari Haani memberikan kesimpulan bahwa tinggi rendahnya nilai post-tes yang diperoleh menjadi gambaran kemampuan penalaran dan berpikir kritis siswa dan siswa yang memilki hasil belajar tinggi di sebabkan kemampuan penalaran dan berpikir kritisnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pendekatan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas X MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran 2011/ 2012 Pada Materi Pokok Hidrokarbon”. Belajar dan Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan manusia. R.H Ennis memberikan sebuah definisi “berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan” (Hassoubah, 2004). Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat menjauhkan seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa yang menyebabkan keputusan itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir kreatif adalah pola berpikir yang didasarkan pada suatu cara yang mendorong kita untuk menghasilkan produk yang kreatif. D.N. Perkins juga menyebutkan bahwa kreativitas itu tidak sendirian, kemampuan khusus atau talenta, dan produk yang kreatif tidak bergantung kepada satu sifat saja, yaitu ide yang baru. Menurut Binadja, pendidikan SETS ditujukan untuk membantu peserta didik mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik. Program ini sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik hakikat pendidikan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (SETS) secara utuh (Nurfitria, 2006). Penerapan SETS dalam pembelajaran untuk tingkat sekolah disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa. Sebuah program untuk memenuhi kepentingan peserta didik harus dibuat dengan menyesuaikan tingkat pendidikan peserta didik tersebut. Topik-topik yang menyangkut isi SETS di luar materi pengajaran dipersiapkan oleh guru sesuai dengan jenjang pendidikan siswa. Menurut Binadja dalam pendidikan SETS, pendekatan yang paling sesuai adalah pendekatan SETS itu sendiri. Di dalam pengajaran menggunakan pendekatan SETS siswa diminta menghubungkaitkan antar unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah siswa menghubungkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk kelebihan ataupun kekurangannya. Untuk bisa mengetahui hubungan antar unsur SETS,
  • 4. diperlukan pemikiran yang mendalam berupa identifikasi dan analisis tentang apa dan bagaimana konsep yang sedang dipelajari. Selanjutnya dipikirkan mengapa dan bagaimana konsep tersebut bisa digunakan pada teknologi yang terkait. Setelah itu diperlukan pertimbangan atau evaluasi berdasarkan fakta-fakta yang diketahui akan dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari pemanfaatan konsep sains ke bentuk teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat, kemudian bagaimana siswa harus bersikap atau bertindak bila berhadapan/ menemui keadaan atau masalah terkait dengan konsep yang telah dipelajarinya tersebut. Dari gambaran tersebut terlihat bahwa diperlukan pemikiran yang kritis untuk belajar setiap elemen SETS, karena dalam prosesnya diperlukan keterampilan yang merupakan unsur dasar dalam berpikir kritis seperti keterampilan untuk untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mencari dan mengamati fakta-fakta yang dijumpai siswa terkait materi/ konsep yang diajarkan. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis siswa akan tergali dan terlatih. Pendekatan SETS kaitannya dengan berpikir kreatif dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa dalam pembelajaran dengan pendekatan SETS, siswa tidak hanya diajak untuk mempelajari sains saja tetapi juga diajak untuk memanfaatkan atau mempelajari pemanfaatan konsep sains yang sedang dipelajari ke bentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat. Pemanfaatan atau penerapan konsep sains menghasilkan suatu produk teknologi dapat dikategorikan sebagai hasil dari proses kreatif. Dalam prosesnya diperlukan keterampilan-keterampilan yang merupakan sifat dari kemampuan berpikir kreatif, yaitu keluwesan, kelancaran, keaslian, penguraian ataupun perumusan kembali. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS, siswa tidak hanya diajak untuk berpikir tentang pemanfaatan konsep sains ke bentuk teknologi terkait, tetapi juga berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pentransferan sains yang sedang dipelajari ke bentuk teknologi terhadap masyarakat dan lingkungannya. Salah satu karakteristik pendekatan SETS yaitu mengajak siswa berbincang tentang SETS dari berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar siswa, memungkinkan siswa untuk secara kreatif mencari dan menentukan salah satu atau beberapa unsur SETS yang diambilnya sebagai titik awal untuk membahas konsep yang sedang dipelajari. Dalam proses pencarian dan penemuan keterhubungkaitan antar unsur SETS tersebut diperlukan kemampuan kreatif siswa untuk menentukan hubungan antar unsur SETS dari masalah yang dipilihnya terkait konsep yang dipelajari. Hal ini juga dapat memperlihatkan keaslian atau orisinalitas dan keluwesan berpikir siswa.
  • 5. METODE PENELITIAN Tahapan penelitian terdiri atas (1) Tahap persiapan penelitian, yang meliputi observasi ke sekolah, penyusunan proposal penelitian, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, penyusunan instrumen penelitian, dan uji test awal instrumen penelitian, (2) Tahap pelaksanaan penelitian, yang meliputi penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol, pelaksanaan pre-tes untuk kelas eksperimen dan kelas control, (3) Pemberian perlakuan untuk kedua kelas. Pada kelas eksperimen pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran berpendekatan SETS. Sedangkan untuk kelas kontrol dilakukan pembelajaran konvensional, pemberian tes kemampuan berpikir kritis dan angket kreativitas, pemberian post-test pada kedua kelas. Post-test bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar setelah pengajaran selesai dan tahapan yang terakhir (4) Tahap analisis data, meliputi uji analisis data dan uji hipotesis berdasarkan data yang diperoleh dan dilakukan pengambilan kesimpulan. Sebagai sampel yang telah digunakan yaitu kelompok I merupakan kelas kontrol dan kelompok II sebagai kelompok eksperimen. Namun sebelumnya pada kedua kelas dilakukan pre-test yang bertujuan untuk memperoleh nilai awal sebagai untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelas sampel. Kedua kelompok melaksanakan proses belajar mengajar dengan guru yang sama dan materi pokok yang sama pula. Perbedaan perlakuan pada sampel dilakukan pada proses pembelajaran, Kedua kelompok melewati tingkat pendidikan dengan titik awal yang sama, yaitu mulai menempuh materi pelajaran kimia kelas X semester 2 materi pokok hidrokarbon. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Data dikatakan berdistribusi normal jika Fhitung < Ftabel. Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 1. Uji Normalitas No Kelas Data Lhitung Ltabel Keterangan 1. Eksperimen Gain 0,12 0,15 Normal 2. Kontrol Gain 0,14 0,15 Normal
  • 6. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa data yang diperoleh dalam penelitian berdistribusi normal. Uji homogenitas data bertujuan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas data dilakukan dengan menggunakan uji F pada taraf signifikansi α = 0,05. Data dapat dikatakan homogen jika Fhitung < Ftabel. Hasil perhitungan uji homogenitas secara singkat dapat dilihat pada berikut (data selengkapnya pada lampiran 24) Tabel 2. Uji homogenitas Kelas S2 Fhitung Ftabel Keterang an Eksperi men 75,8 6 1,30 1,79 (dengan mengunak an MS. Excel) Data Homogen Kontrol 98,8 0 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kelas data pretest kedua kelas kelompok sampel adalah homogen, artinya kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang homogen. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis altenatif (Ha) diterima atau ditolak. Hipotesis penelitian diuji dengan uji t satu pihak (pihak kanan) digunakan karena dimilikinya informasi mengenai arah kecenderungan dari karakteristik populasi yang sedang diamati. Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan kriteria pengujian Ha diterima jika thitung > ttabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis, diperoleh data berikut ini: Tabel 3. Uji Hipotesis Kela s Data thitu ng ttab el Ketera ngan Ekpe rime n X̅ = 25,15 8,2 9 1,6 8 Ha diterim a S2 = 146,19 Kont rol X̅ = 18,68
  • 7. S2 = 115,62 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan penerapan pembelajaran pendekatan SETS lebih besar daripada penerapan pembelajaran konvensional. Pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS juga dilakukan diskusi. Anggota dari masing-masing kelompok yang terdiri dari 5-6 orang dapat saling berdiskusi untuk membahas artikel yang diberikan peneliti. Pada saat diskusi siswa didalam kelompoknya melakukan diskusi. Selanjutnya, setiap siswa perwakilan dari kelompok diminta untuk membacakan hasil diskusinya, dan peneliti akan menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama dengan siswa. Sehingga terjadi pertukaran ilmu antara masing-masing anggota kelompok. Sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan pengajaran konvensional kurang antusias dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh suasana belajar terkesan biasa dan monoton. Secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4. dan diagram 1. Tabel 4.Persentase kritis siswa No Kriteria % siswa yang menjawab tes kemampuan berpikir kritis Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. Kritis 91,18% 67,65% 2. Kurang Kritis 8,82% 32,35% Keterangan: Kritis 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% %Siswa
  • 8. Kurang kritis Diagram 1. Persentase siswa yang kritis Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menjawab tes kemampuan berpikir kritis dan juga terlihat pada hasil lembar observasi kreativitas. Dimana pada kelas eksperimen ada 91,18% siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan 8,82% siswa yang kurang kritis, sedangkan pada kelas kontrol ada 67,65% siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan 32,35% siswa yang kurang kritis. Dan mengenai kreativitas siswa, secara ringkas dapat dilihat pada tabel 5 dan diagram 2. Tabel 5. Persentase kreativitas siswa No Kriteria % siswa berdasarkan lembar observasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. Kreatif 82,35% 38,24% 2. Kurang Kreatif 17,65% 61,76% Keterangan: Kreatif Kurang kreatif Diagram 2. Persentase siswa yang kreatif Pada lembar observasi kreativitas, pada kelas eksperimen ada 82,35% siswa yang kreatif dan 17,65% siswa yang kurang kreatif. Hal ini tidak sesuai dengan perolehan angket, dimana siswa yang kreatif sebanyak 100% dan tidak ada siswa yang kurang kreatif. Pada kelas kontrol sebanyak 38,24% siswa yang 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% %Siswa
  • 9. kreatif dan 61,76% siswa yang kurang kreatif, hal ini juga tidak sesuai dengan perolehan angket kreativitas. Dimana ada 94,12% siswa yang kreatif dan 5,88% siswa yang kurang kreatif. Ketidaksesuaian lembar observasi kreativitas dengan angket kreativitas pada kedua kelas mungkin disebabkan siswa yang kurang jujur dalam mengisi lembar angket kreativitas. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan sampel berasal dari populasi yang homogen. Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh data bahwa thitung = 8,29 sedangka ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan dk = 66 adalah sebesar 1,68 sehingga thitung > ttabel. KESIMPULAN Peningkatan hasil belajar kimia siswa pada sub pokok bahasan Hidrokarbon yang diberi penerapan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) lebih besar dari peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diberi penerapan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan SETS memiliki antusias yang lebih dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen ada 91,18% siswa yang kritis dan 82,35% siswa yang kreatif, sedangkan pada kelas kontrol ada 67,65% siswa yang kritis dan 38,24% siswa yang kreatif. Hal ini menjelaskan bahwa penerapan pendekatan SETS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa serta hasil belajar kimia kelas X MAN 2 Model Medan pada materi pokok Hidrokarbon. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dilitabmas Dikti Depdikbud melalui penelitian Strategis Nasional. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Feronica Sihotang yang sudah membantu dalam pengambilan data penelitian. DAFTAR PUSTAKA Andini, D.S., (2006), Pengetahuan Sikap Siswa SMA Negeri 4 Dan SMAIT Hidayatullah Semarang Terhadap Materi Reproduksi Manusia Yang
  • 10. Disampaikan Dengan Pendekatan SETS, Skripsi, FMIPA, Unnes, Semarang, http://www.pustakaskripsi.comdownload.phpfile=2332 (diakses 27 Januari 2012) Aprilia, F., (2006), Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Tingkat Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Medan. Program Pascasarjana, Unimed, Medan. Binadja, A., Wardani, S., dan Nugroho, S., (2008), Keberkesanan Pembelajaran Kimia Materi Ikatan Kimia Bervisi SETS Pada Hasil Belajar Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.2, No. 2, 2008, hlm 256-262, http://scholar.googleusercontent. comscholarq=cacheXtfl5Wzgb8Jscholar.google.com+jurnal+pendekatan +SETS+pada+pembelajaran+ kimia&hl=en&as_sdt=0,5.htm (diakses 18 Januari 2012)) Djamarah, S.B., (2002), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed. Fuadaturrahman, (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dan Penggunaan Media Berbasis Komputer (CD Movie dan Flash) terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa kelas XI pada Pokok Bahasan Koloid, Tesis, Program Pascasarjana, Unimed, Medan. Haani, U., (2010), Pengaruh Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penalaran dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Konsep Struktur Atom, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan. Hassoubah, I.Z., (2004), Developing Creatif and Critical Thinking Skill (Cara Berpikir Kreatif dan Kritis), Nuansa, Bandung. Munandar, U., (2009), Pengembangan Kreativitas Anak berbakat, Rineka Cipta, Jakarta. Nurfitria, L., (2006). Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Konsep Lingkungan Melalui Pendekatan SETS Dengan Model PBI Di SMA Masehi 1 PSAK Semarang, Skripsi, FMIPA, Unnes, Semarang, http://www.pustakaskripsi.comdownload. phpfile=1631 (diakses 27 Januari 2012) Nuryanto, dan Binadja, A., (2010), Efektivitas Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Salingtemas Ditinjau Dari Minat Dan Hasil Belajar Siswa,
  • 11. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 552-556, http://scholar.googleusercontent.comscholarq=cacheDbl2H- 1n1NAJscholar.google. com+jurnal+pendekatan+SETS+pada+pembelajaran+kimia&hl=en&as_s dt=0,5.htm (diakses 18 Januari 2012)