SlideShare a Scribd company logo
1 of 69
Download to read offline
PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP
 PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU)
   PADA KPRI DI KOTA SEMARANG.

                   SKRIPSI
     Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
        pada Universitas Negeri Semarang




                    Oleh
           Lubuk Novi Suryaningrum
               NIM 3351402067




         FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
                 2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING


       Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian Skripsi pada :


       Hari            :
       Tanggal         :




Pembimbing I                                             Pembimbing II




Dra. Margunani MP                                            M.Khafid S.Pd,
M.Si
NIP. 131570076                                           NIP. 132243641




                                    Mengesahkan
                               Ketua Jurusan Akuntansi




                                  Drs. Sukirman M.Si
                                  NIP.131967646
PERNYATAAN


Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar - benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau

seluruhnya, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.




                                                       Semarang,
2007




                                                       Lubuk Novi S
                                                       NIM.3351402067
KATA PENGANTAR



          Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha

Pada KPRI di Kota Semarang”.

          Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa

pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, Msi, Selaku Rektor Universitas

   Negeri Semarang.

2. Bapak Drs. Agus Wahyudin, Msi, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

   Universitas Negeri Semarang.

3. Bapak Drs. Sukirman, Msi, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

   Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

4. Ibu Dra. Margunani M.P Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

   bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Muhammad Khafid S.Pd, Msi, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah

   memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu pengurus KPRI di Kota Semarang yang telah memberikan izin

   dan bantuan kepada penulis.

7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi

   ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat

banyak kekurangan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan dari peneliti. Oleh

karena itu dengan penuh keterbukaan penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi penyusunan skripsi yang lebih baik.

       Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.



                                                   Semarang,

                                            2007

                                                   Penulis



                                                   Lubuk Novi S
                                                   NIM.3351402067
MOTO DAN PERSEMBAHAN



     ”Bersyukurlah pada Allah jika kita mendapatkan kesulitan,, berpikirlah

positif tentang kesulitan kita, yakinlah kita akan dapat mengatasinya “

                                                         (Dr.Norman V. Deale)

     ” Rintangan tidak dapat menghancurkan kita, setiap rintangan akan

menyerah pada ketetapan hati yang kukuh “

                                                          (Leonardo Da Vinci)

     ” Saat meraih keberhasilan tidak akan terasa begitu indah andai tidak ada

lembah-lembah gelap yang harus diterobos “

                                                                 (Helen Keller)

     ”Hargailah bayangan dan impianmu, karena merekalah anak jiwamu,

kerangka dasar prestasimu yang baik “

                                                                (Napoleon Hill)



                       Kupersembahkan kepada :

                             Orang tuaku tercinta terima kasih atas doanya

                            Adik dan saudaraku yang selalu memotivasi

                            Teman-teman seperjuangan angkatan “02 Akt
SARI

Lubuk Novi Suryaningrum. 2007. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap
Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI di Kota Semarang. Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.


Kata Kunci: Modal Sendiri, Sisa Hasil Usaha
        Modal usaha koperasi diutamakan berasal dari anggota, modal anggota
bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini mencerminkan
bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendorong diri sendiri dengan
kekuatan sendiri. Maka kegiatan usaha tersebut akan terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang menguntungkan yang pada akhirnya akan
meningkatkan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU).
        Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh modal
sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI di Kota Semarang (2)
Untuk mengtahui seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perolehan Sisa
Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kota Semarang.
        Populasi dalam penelitian ini adalah KPRI yang menjadi anggota PKPRI
dan mengumpulkan laporan pertanggungjawaban tahun 2005 sebanyak 30 KPRI.
Variabel penelitian ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai
variabel bebas dalam penelitian ini adalah modal sendiri (X), sedangkan untuk
variabel terikat adalah Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis
dengan menggunakan data statistik yaitu analisis regresi linier sederhana.
        Hasil penelitian dari regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi
Y= 506,098 + 0,639. Hasil analisis varians untuk regersi diperoleh F hitung
29,779 dan signifikansinya 0,000, sedangkan F tabel pada df = 1 : 28 dan
signifikansi 5% adalah 4,20. Karena F hitung = 29,779 > F tabel = 4,20, hal ini
menunjukkan bahwa (1) Modal sendiri berpengaruh positif yang signifikan
terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Hipotesis alternatif diterima. (2)
Besarnya pengaruh modal sendiri (X) terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (Y)
dilakukan regersi linier sederhana dan didapatkan koefisien determinasi
(r2x100%) = 51,5% sedangkan sisanya 48,5%. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa selain variabel modal sendiri ternyata perolehan Sisa Hasil Usaha
dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebesar 48,5%.
        Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada pengaruh
modal sendiri (X) terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) pada KPRI di Kota
Semarang dan pengaruhnya sebesar 51,5%, yang berarti bahwa semakin naik
jumlah modal sendiri maka perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) akan semakin
meningkat sebaliknya jika jumlah modal sendiri semakin turun maka perolehan
Sisa Hasil Usaha juga akan ikut menurun.
        Berdasarkan hasil tersebut, maka diajukan beberapa saran yaitu : (1) Pihak
pengelola dan pengurus KPRI di Kota Semarang harus lebih aktif mengajak para
anggotanya untuk lebih berperan serta dalam meningkatkan usahanya yaitu
dengan menaikkan sinpanan pokok dan simpanan wajib karena pengaruh modal
sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) lebih besar dari modal luar.
(2) Perlu adanya penelitian yang sejenis yang mengungkap factor-faktor yang
mempengruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) selain modal sendiri seperti volume usaha,
efesiensi biaya dan lain-lain.
DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL……………………………………………………….                                      i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………….                                  ii
PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………...                                 iii
  PERNYATAAN……………………………………………………………                                            iv
  SARI………………………………………………………………………..                                             v
  MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………                                       vii
   KATA PENGANTAR……………………………………………………...                                      viii
  DAFTAR ISI………………………………………………………………..                                          x
  DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..                                       xii
   BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….......                                   1
        1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………....                           1
        1.2 Perumusan Masalah………………………………………………                                 7
  1.3 Penegasan Istilah…………………………………………………………                                   7
        1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………….                               8
        1.5 Kegunaan Penelitian………………………………………………                               9
        1.5.1 Kegunaan Teoritis………………………………………………                               9
        1.5.2 Kegunaan Praktis……………………………………………….                               9
        1.6.Sistematika Penulisan Skripsi…………………………………….                       10
   BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………...                                 11
     2.1 Sisa Hasil Usaha (SHU)………………………………………………                             11
          2.1.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)…………………………                    11
          2.1.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)…………………………                     14
          2.1.3 Prinsip-Prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)………..          18
          2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU…………………….                   20
      2.2 Modal Sendiri………………………………………………………                                   22
          2.2.1 Definisi Modal Sendiri……………………………………….                         22
         2.2.2 Sumber Modal Sendiri……………………………………….                            23
     2.2.3 Hubungan Modal Sendiri dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha
(SHU)………………………………………………………              27
      2.3 Kerangka Berpikir………………………………………………..       33
      2.4 Hipotesis………………………………………………………....          34
   BAB III METODE PENELITIAN………………………………………...        35
      3.1 Populasi………………………………………………………….             35
      3.2 Variabel Penelitian……………………………………………....    36
      3.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………      36
      3.4 Metode Analisis Data…………………………………………...     36
   BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………...    40
      4.1 Hasil Penelitian……………………………………………………        40
           4.1.1 Objek Penelitian…………………………………………….   40
      4.2 Pembahasan………………………………………………………             48
   BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………………            50
      5.1 Simpulan…………………………………………………………              50
      5.2 Saran……………………………………………………………                50
   DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………                 51
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL


Tabel 1. Perincian Penelitian Populasi……………………………………………35

Tabel 2. Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib KPRI Kota Semarang…….41

Tabel 3. Data Sisa Hasil Usaha…………………………………………………...43

Tabel 4. Rekapitulasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib, Perolehan

         Sisa Hasil Usaha (SHU) dan rata-ratanya……………………………….46

Tabel 5. Analisis Varians untuk regresi…………………………………………..47
DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran 1.   Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Tahun 2004………….52

Lampiran 2.   Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Tahun 2005………….53

Lampiran 3.   Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Tahun 2004/2005……54

Lampiran 4.   Hasil Analisis Data…………………………………………………55

Lampiran 5.   Data Laporan Keuangan Rapat Anggota Tahunan Tahun 2005 KPRI

              Kota Semarang……………………………………………………..57
BAB I
                              PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah

       Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh di

kalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian nasional

sekaligus sebagai soko guru dalam perekonomian di Negara Indonesia. Menurut

UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian BAB I Pasal 1 Koperasi adalah “

Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan”.

       Koperasi tidak dikenal istilah ”keuntungan”, karena kegiatan usaha

koperasi tujuan utamanya bukan berorientasi mencari untung (non profit

oriented) melainkan berorientasi pada manfaat (benefid oriented). Pada dasarnya

koperasi dikelola dengan tujuan menyejahterakan anggotanya dan masyarakat

pada umumnya, bukan mengejar keuntungan semata. Sekalipun koperasi tidak

mengutamakan keuntungan, akan tetapi usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi

harus tetap memperoleh penghasilan yang layak demi menjaga kelangsungan

hidup dan meningkatkan kemampuan usaha, bukan untuk memupuk kekayaan.

Sehingga pada akhir periode usahanya diharapkan dan ditargetkan menghasilkan

Sisa Hasil Usaha.

       Keuntungan didalam koperasi biasa disebut dengan istilah “Sisa Hasil

Usaha”. Berdasarkan UU No.25 Tahun 1992 Pasal 45 Ayat 1” Sisa Hasil Usaha

merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku


                                      1
2



dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak

dalam tahun buku yang bersangkutan”.

       Sebagai badan usaha, pendapatan atau hasil usaha sangat menentukan

besar kecilnya SHU yang diperoleh koperasi. Dalam setiap tahunnya SHU yang

diperoleh koperasi disisihkan dan dibagi untuk keperluan: Cadangan koperasi,

Jasa anggota, Dana Pengurus, Dana Pegawai, Dana Pendidikan, Dana Sosial dan

Dana Pembangunan daerah Kerja. Adapun cara dan besarnya penyisihan SHU

ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) masing-masing koperasi.

       Mengingat kegunaan dan fungsi dari penyisihan SHU yang begitu

banyak, maka perolehan SHU bagi koperasi pada setiap tahunnya menjadi

sangat penting. Melalui SHU koperasi dapat memupuk modal sendiri yaitu

dengan dana cadangan yang disisihkan setiap akhir periode tutup buku, sehingga

akan memperkuat struktur modalnya. Selain itu dana-dana yang disisihkan dari

SHU, apabila belum dicairkan atau digunakan maka akan diperlakukan sebagai

tambahan modal yaitu sebagai modal pinjaman tanpa dikenakan biaya modal.

Oleh sebab itu apabila koperasi dapat meningkatkan perolehan SHU dalam

setiap tahunnya dengan sendirinya akan memperkuat struktur finansialnya.

       Besarnya SHU yang diperoleh koperasi disetiap tahunnya juga sebagai

pertanda bahwa koperasi telah dikelola secara profesional. Pengelolaan yang

profesional memerlukan sistem pertanggung jawaban yang baik serta informasi

yang relevan dan dapat diandalkan. Hal itu dapat dicapai apabila koperasi

sebagai badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi melaksanakan akuntansi

dalam kegiatan usahanya seperti badan usaha lainnya.
3



       Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan

kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumya. Dan untuk

meningkatkan perolehan SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang

berhasil dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya.

       Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal

sendiri dapat berasal dari: simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan

hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari : anggota, koperasi lainnya

dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi

dan surat hutang lainnya, serta sumber lainnya yang sah (UU No. 25 tahun 1992

Pasal 41 ayat 1 & 2).

       Permodalan koperasi tidak hanya mencakup modal yang disetor oleh

anggota, akan tetapi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi yang dapat

bersifat permanen atau sementara. Pihak- pihak yang mempunyai klaim terhadap

sumber pembelanjaan koperasi terdiri dari kreditur, anggota atau pemilik dan

badan usaha koperasi itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa koperasi

mempunyai eksistensi tersendiri yang terpisah dari anggota-anggotanya (Sitio

dan Tamba 2002:125).

       Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah koperasi yang

anggota-anggotanya terdiri dari para pegawai negeri republik Indonesia dalam

suatu daerah kerja (G.Kartasapoetra 1985:17). KPRI merupakan salah satu jenis

koperasi yang membutuhkan modal yang cukup untuk menggerakkan dan

meningkatkan seluruh bidang usahanya.
4



       Sebagian besar KPRI dalam mengelola usahanya lebih mengutamakan

menggunakan modal sendiri daripada modal pinjaman. Hal ini dikarenakan

KPRI belum memperhatikan struktur modal yang sesuai, sedangkan struktur

modal yang efektif memungkinkan adanya kemudahan dalam pengumpulan

modal tambahan bila diperlukan.

       Menurut Riyanto (2001:23) beranggapan bahwa pembelanjaan yang

sehat itu pertama-tama dibangun atas dasar modal sendiri, yaitu modal tahan

resiko. Maka aturan dalam struktur finansial menetapkan bahwa besarnya modal

asing dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi besarnya modal

sendiri. Struktur finansial tersebut akan memperlihatkan dengan jelas modal

yang dimiliki oleh sebuah koperasi, yaitu perimbangan antara hutang jangka

panjang dengan modal sendiri.

       Mengingat semakin pesat persaingan dalam pasar global, yang pada

akhirnya menuntut koperasi untuk ikut ambil bagian didalamya. Oleh karena itu

bukan tidak mungkin lambat laun kebutuhan para anggota koperasi dan

masyarakat pada umumnya semakin meningkat. Untuk mengantisipasi hal

tersebut koperasi perlu memperbesar volume usaha yang pastinya akan

membutuhkan tambahan modal cukup besar. Dan kebutuhan akan tambahan

modal tersebut dapat dipenuhi dengan pinjaman dari pihak luar.

       Bagaimana efek dari penambahan modal sendiri atau modal pinjaman

terhadap SHU? Ditinjau dari kepentingan modal sendiri atau pemilik

perusahaan, penambahan modal pinjaman hanya dibenarkan jika penambahan

tersebut mempunyai efek finansial yang menguntungkan (Favorable finansial
5



leverage) terhadap perolehan SHU. Penambahan modal pinjaman dari luar

hanya akan memberikan efek yamg menguntungkan terhadap perolehan SHU

apabila “rate of return”dari tambahan modal (modal pinjaman) tersebut lebih

besar daripada biaya modalnya atau bunganya. Demikian pula sebaliknya ,

apabila tingkat bunga lebih besar dari “rate of return”nya akan mempunyai efek

yang merugikan.

       Pengumpulan modal yang berhasil dilakukan koperasi , baik modal

sendiri maupun modal pinjaman secara bersama-sama akan digunakan untuk

menggerakan kegiatan usaha. Kedua sumber modal tersebut mendukung

keberhasilan usaha koperasi dengan posisinya masing-masing.

       Return of Investment (ROI) adalah kemampuan dari seluruh modal yang

digunakan perusahaan baik modal sendiri maupun modal pinjaman dalam

menghasilkan laba. Untuk menentukan tinggi rendahnya ROI dalam koperasi

dapat diukur dari besarnya SHU yang diperoleh. Misalkan rata-rata ROI yang

diperoleh KPRI selama ini adalah ± 10%. Dari besarnya ROI tersebut dapat

dianalisa bahwa dengan menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman yang

dimilikinya, KPRI mendapatkan keuntungan sebesar 10% dari total modalnya.

Besarnya keuntungan tersebut tidak relevan dengan tingkat suku bunga saat ini

mencapai 22%. Hal ini dikarenakan dengan keuntungan 10% KPRI harus

menanggung beban bunga modal dari modal pinjamannya sebesar 22%.

       Apabila KPRI menggunakan modal pinjaman lebih besar dalam

menjalankan usahanya, maka akan sangat merugikan. Sebab beban bunga yang

lebih besar dari keuntungan yang diperoleh akan memperkecil SHU, sehingga
6



pada akhirnya akan berdampak buruk pada kesehatan keuangan koperasi. Maka

dari itu KPRI harus benar-benar memperhatikan struktur finansial dan struktur

modal yang tepat dalam menjalankan usahanya.

       Berbagai penelitian tentang pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman

terhadap SHU telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian Padillah

(2001) dan Mat Anis (2003) menemukan hasil bahwa secara simultan SHU

dipengaruhi oleh modal sendiri dan modal pinjaman. Sedangkan secara parsial

modal sendiri berpengaruh terhadap SHU. Hal ini dikarenakan struktur finansial

dalam KPRI yang diteliti menunjukan bahwa modal sendiri lebih besar atau

dominan daripada modal pinjaman.

       Dari uraian hasil penelitian di atas dapat disimpulkan, terdapat kesamaan

hasil penelitian antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Hal ini dikarenakan

KPRI yang dijadikan sampel penelitian lebih dominan menggunakan modal

sendiri daripada modal pinjaman. Apakah hal tersebut juga sama terjadi di dalam

KPRI Kota Semarang ? Oleh karena itu penelitian tentang pengaruh modal

sendiri terhadap SHU di Kota Semarang perlu dilakukan.

        Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

peneliti mengambil judul penelitian tentang “PENGARUH MODAL SENDIRI

TERHADAP        PEROLEHAN          SISA    HASIL      USAHA      (SHU)    PADA

KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KOTA

SEMARANG”.

1.2 Perumusan Masalah
7



       Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI di Kota

   Semarang

2. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI

   di Kota Semarang

1.3 Penegasan Istilah

       Untuk memberikan kejelasan tentang pengertian dalam memahami judul

skripsi, maka ada beberapa hal yang perlu ditegaskan sebagai berikut :

1. Sisa Hasil Usaha (SHU)

       Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang didapat selama satu

tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk

pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. (UU Koperasi Nomor 25, 1992

pasal 45).

       SHU dalam penelitian ini adalah besarnya SHU yang diperoleh Koperasi

Pegawai Republik Indonesia di Kota Semarang pada akhir tahun 2004-2005.




2. Modal Sendiri

       Menurut Riyanto (1999:21) Modal sendiri adalah modal yang berasal

dari perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian,

peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dll).
8



       Berdasarkan pasal 41 UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 disebutkan

bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal

sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan

hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota (simpanan

sukarela) koperasi lain, Bank dan lembaga keuangan lainnya.

       Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis

membatasi yang dimaksud dengan modal sendiri dalam judul skripsi ini adalah

Simpanan Pokok, Simpanan wajib sebagai Variabel bebasnya dari data Laporan

Keuangan pada Rapat Anggota Tahunan tahun 2005.

1.4 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah :

   Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap SHU yang diperoleh

   KPRI di Kota Semarang.




1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Teoritis

       Bagi para akademisi hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi ataupun manfaat dalam pengembangan perkoperasian terutama

menyangkut masalah SHU.
9



1.5.2    Kegunaan Praktis

1. Bagi koperasi sebagai bahan masukan dalam mengelola keuangan agar di

      masa yang akan datang koperasi mempunyai perkembangan dan pengelolaan

      keuangan yang lebih baik.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi koperasi dalam menyusun strategi untuk

      mengembangkan usahanya.

1.6     Sistematika Skripsi

1. Bagian Pendahuluan

         Bagian     ini    meliputi:   Halaman   judul,   persetujuan   pembimbing,

pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.

2.     Bagian isi skripsi, terdiri dari :

       Bab I    : Pendahuluan, meliputi :

                  Latar belakang masalah, identifikasi masalah, penegasan istilah,

                  tujuan

                  Penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

       Bab II : Landasan teori dan Hipotesis, meliputi:

                  Sisa Hasil Usaha (SHU), Modal Sendiri,Kerangka berpikir dan

                  Hipotesis

       Bab III : Metode Penelitian, meliputi:

                  Populasi penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan

                  data

                  Serta metode analisis data.
10



     Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi :

              Hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

     Bab V : Simpulan dan Saran

3.   Bagian akhir, meliputi:

     Daftar Pustaka dan lampiran-lampiran
BAB II
                             LANDASAN TEORI



2.1 Sisa Hasil Usaha (SHU)

2.1.1     Pengertian Sisa Hasil Usaha

        Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban

lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan (UU No.25 Tahun

1992 Pasal 1 & 2).

        Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan

bahwa, Perhitungan Hasil Usaha (PHU) adalah Perhitungan Hasil usaha yang

menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban

perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan Hasil Usaha menyajikan

hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh

mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non

anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari

usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi

lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota.

        Usaha koperasi yang utama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan

langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang usaha maupun

kesejahteraan anggotanya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pengelolaan

usaha koperasi harus dilakukan dengan produktif, efektif, dan efisien. Dalam arti

koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang

dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya terhadap


                                        11
12



anggota dan masyarakat pada umumnya dengan tetap mempertimbangkan untuk

memperoleh SHU yang wajar.

       Menurut UU Koperasi No.25/1992 Bab. IX pasal 45 adalah

1). SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun

buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak

dalam tahun buku yang bersangkutan.

2). SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding

jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan kperasi, serta

digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi,

sesuai dengan Rapat Anggota.

3). Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat

Anggota.

       Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam menjalankan kegiatan

usahanya tentu saja menghendaki untuk mendapatkan keuntungan atau sisa hasil

usaha yang cukup banyak maka Sisa Hasil Usaha tersebut dapat disisihkan

sebagian untuk cadangan koperasi yang selanjutnya bisa dipergunakan untuk

menambah modal koperasi. Apabila modal koperasi bertambah besar, maka

dengan sendirinya lingkup usaha koperasi.

       Sisa Hasil Usaha mungkin tidak dapat dibagi habis, karena pembagian

SHU dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga bank pemerintah atau

mungkin juga terjadi, rapat anggota memutuskan Sisa Hasil Usaha tahun buku

yang bersangkutan    tetap tinggal dalam rekening simpanan masing-masing
13



anggota. Sisa Hasil Usaha yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan

modal.

         Perolehan Sisa Hasil Usaha akan terlihat pada data laporan keuangan

dalam laporan tahunan koperasi pada tutup buku akhir tahun. Sisa Hasil Usaha

memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh koperasi selama periode tertentu

dalam satu tahun buku.

         Sebuah koperasi dikatakan baik atau berkembang bukan hanya dilihat

dari perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) saja, tetapi juga dilihat dari rencana kerja

pelaksanaan yang telah ditentukan dalam rapat anggota tahunan apakah rencana

kerja tersebut bisa dilaksanakan secara keseluruhan.

         Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pelayanan terhadap anggota.

Koperasi yang dapat melayani anggota dengan sebaik-baiknya dapat dikatakan

berhasil. Namun sebagai badan usaha, koperasi juga dituntut untuk dapat sejajar

dengan badan usaha lain termasuk dalam memperoleh SHU.Untuk itu pengurus

harus bekerja keras dan mempunyai manajemen yang baik sehingga dapat

menghasilkan pelayanan maupun Sisa Hasil Usaha yang wajar.

         Motivasi usaha koperasi adalah memberikan pelayanan kepada anggota

dan berusaha pula untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pelayanan tersebut meliputi berbagai fungsi ekonomi atas berbagai jenis usaha

yang dibutuhkan oleh para anggotanya.

         Salah satu sendi dasar koperasi yang mengatur keuntungan pada koperasi

yaitu SHU. Sisa Hasil Usaha bila dibagikan kepada anggota dilakukan tidak
14



berdasarkan modal tetapi berdasarkan perimbangan jasa usaha dan kegiatannya

dalam penghidupan koperasi itu.

        Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dana-dana yang berasal

dari pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi selama belum dimanfaatkan

digolongkan sebagai kewajiban lancar koperasi. Sedangkan cadangan koperasi

sebagai penyisihan dari Sisa Hasil Usaha tergolong kepada modal sendiri yang

tidak dapat dibagikan kepada anggota karena untuk tujuan pemupukan modal

dan menutup kerugian koperasi.

2.1.2   Pembagian Sisa Hasil Usaha

        Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi disetiap tahunnya dibagi

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran

Rumah Tangga koperasi yang bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU

adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian

SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-

masing anggota.

        Menurut UU Koperasi No.25 Tahun 1992 pasal 34 menjelaskan bahwa

pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berasal dari usaha yang

diselenggarakan untuk anggota koperasi itulah yang boleh dibagikan kepada

para anggota, sedang sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang

diselenggarakan untuk bukan anggota, misalnya dari hasil pelayanan terhadap

pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada anggota karena bagian ini bukan

diperoleh dari jasa anggota, sisa hasil usaha ini digunakan untuk pembiayaan-

pembiayan tertentu lainnya.
15



       Pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi supaya diatur sebagai berikut :

a. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota,

dibagikan untuk :

  1) Cadangan koperasi

  2) Para Anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan masing-masing

  3) Dana Pengurus

  4) Dana Pegawai / karyawan

  5) Dana pendidikan koperasi

  6) Dana Sosial

  7) Dana Pembangunan Daerah kerja

b. Sisa Hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan

anggota, dibagikan untuk :

  1) Cadangan koperasi

  2) Dana Pengurus

  3) Dana Pegawai/karyawan

  4) Dana Pendidikan Koperasi

  5) Dana Sosial

  6) Dana Pembangunan Daerah Kerja

       Cara penggunaan sisa hasil usaha diatas, kecuali cadangan diatur dalam

Anggaran    Dasar    dengan   mengutamakan      kepentingan    koperasi   yang

bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi

sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan, oleh karenanya

cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota walaupun diwaktu pembubaran.
16



         Penggunaan Dana Sosial diatur oleh Rapat Anggota dan dapat diberikan

antara lain pada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-usaha sosial lainnya.

Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan dalam Anggaran

Dasar maupun ketentuan-ketentuan lain dari koperasi. Penggunaan Dana

Pembangunan Daerah dilakukan setelah mengadakan konsultasi dengan pihak

Pemerintah Daerah setempat.

         Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan

bahwa, Pembagian Sisa Hasil Usaha harus dilakukan pada akhir periode

pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai

kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah

pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran

rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha

tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam

catatan atas laporan keuangan.

         Menurut Sitio dan Tamba (2002:89) secara umum SHU koperasi dibagi

untuk:

a.   Cadangan koperasi

Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagi

dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup

kerugian koperasi bila diperlukan

b.   Jasa Anggota

Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pemilik (owner)

dan sekaligus sebagai pelanggan (customer). Dengan demikian, SHU yang
17



diberikan kepada anggotanya berdasar atas 2 (dua) kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :

       1. SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena

           jasa atas penanaman modalnya (simpanan) didalam koperasi.

       2. SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena

           jasa atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam

           koperasi.

c.   Dana Pengurus

     Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas

     jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi.

d.   Dana Pegawai

     Dana Pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membayar

     gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi.

e.   Dana Pendidikan

     Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk

     membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai koperasi sebagai

     upaya meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia

     dalam mengelola koperasi.




f.   Dana Sosial

     Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk membantu

     anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah.
18



g.      Dana Pembangunan Daerah Kerja

        Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah penyisihan SHU yang

        dipergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya.

2.1.3     Prinsip Prinsip Pembagian SHU

         Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, tranparasi, dan sesuai dengan

prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian

SHU sebagai berikut :

a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.

         Pada hakikatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang

bersumber dari anggota sendiri, sedangkan SHU yang bukan berasal dari

anggota dijadikan sebagai cadangan koperasi. Oleh sebab itu. Langkah pertama

dalam pembagian SHU adalah memilahkan antara SHU yang bersumber dari

hasil transaksi anggota dan SHU yang bersumber dari nonanggota.

b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan

     anggota sendiri.

         SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari

modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya

dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa

modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota.

c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.

         Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi

kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota

dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada
19



koperasinya. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses

pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan,

kepemilikan terhadap suatu badan usaha, pendidikan dalam proses demokrasi.

d. SHU anggota dibayar secara tunai

       SHU per anggota harus diberikan secara tunai, karena dengan demikian

koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota

dan masyarakat mitra bisnisnya.

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi SHU (Tri Ruli Yanti,2005)

     Faktor dari dalam yaitu :

a. Partisipasi Anggota

       Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi

karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar

b. Jumlah Modal Sendiri

       SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari

simpanan wajib,simpanan pokok,dana cadangan dan hibah

c. Kinerja Pengurus

       Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang

dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan

dalam Anggaran Dasar serta UU perkoperasian maka hasil yang dicapaipun

juga akan baik.

d. Jumlah unit usaha yang dimiliki

       Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha hal ini juga menentukan

seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut.
20



e. Kinerja Manajer

       Kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan

oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern.

f. Kinerja Karyawan

       Merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota

koperasi

Faktor dari luar yaitu :

a. Modal pinjaman dari luar

       Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja

di dalam perusahaan dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada saatnya

harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian.

b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi

c. Pemerintah

       Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak

koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal

dari pemerintah dan merupakan hibah.




Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU (Iramani dan Kristijadi , 1997) :

a. Jumlah anggota KoperasI

       Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada

koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga

akan meningkatkan SHU yang akan diperoleh koperasi.
21



b.Volume usaha

       Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan

yang dijalankannya, sehingga aspek volume usaha yang dijalankan oleh koperasi

akan sangat menentukan pendapatannya.

c. Jumlah simpanan

       Simpanan para anggota koperasi merupakan salah satu komponen yang

turut serta menentukan kegiatan perkoperasian di koperasi tersebut.

d. Jumlah Hutang

       Volume usaha yang harus ditingkatkan oleh koperasi akan terlaksana

apabila pada koperasi tersebut tersedia modal yang mencukupi, baik yang

berasal dari simpanan para anggota maupun modal yang digali dari luar

(hutang).



2.2    MODAL SENDIRI

2.2.1 Definisi Modal Sendiri

       Menurut Riyanto (1995:227-240) ada 2 (dua) macam modal yaitu yang

berasal dari dalam atau modal sendiri dan modal yang berasal dari luar atau

modal asing. Yang dimaksud modal sendiri adalah modal yang berasal dari

perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian,

peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta,dll). Dan yang dimaksud

dengan modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang

sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan

merupakan “utang’ yang pada saatnya harus dibayar kembali.
22



       Modal sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha, sehingga

tercapai hasil yang diinginkan. Tanpa adanya modal, aktivitas usaha tidak dapat

dijalankan. Biasanya semakin luas jangkauan usaha dan semakin banyak bidang

yang ditangani, maka dibutuhkan modal yang besar pula.

       Modal dalam arti sempit adalah sejumlah dana atau sejumlah nilai uang

yang dipergunakan dalam membelanjai semua keperluan usaha. Sedangkan

dalam arti luas modal adalah semua peralatan yang berupa uang atau barang

yang diperlukan untuk menjalankan usaha lebih lanjut (U.Purwanto 1986:28).

       Menurut Hendroyogi (1997:180-181) modal adalah salah satu faktor

produksi yang merupakan sarana untuk melaksanakan usaha-usaha, namun

modal dapat juga diartikan sebagai hasil produksi yang digunakan untuk

produksi lebih lanjut dari Data Laporan Keuangan pada Rapat Anggota Tahunan

tahun 2004-2005.

       Ditinjau dari wujudnya modal koperasi dapat berupa modal yang

berwujud dan modal yang tak berwujud. Modal yang berwujud adalah harta

berwujud yang dapat dinilai dengan uang yang digunakan untuk menjalankan

usaha seperti uang tunai, alat-alat produksi , mesin, gedung dan sebagainya.

Sedangkan modal tak berwujud adalah harta berwujud yang tidak dapat dinilai

dengan uang , missal hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan

koperasi untuk memeperoleh pendapatan (Wasis, 1983 : 16).

       Koperasi adalah salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan

ketentuan UUD 1945. Bentuk badan usaha ini cocok sekali dipakai dalam

rangka memecahkan ketidak selarasan di dalam masyrakat karena sebagian kecil
23



masyarakat yang memegang kendali ekonomi sangat kuat, dan di pihak lain

bagian terbesar masyarakat berada dalam keadaan yang lemah.

       Koperasi harus mampu mewujudkan kesejahteraan anggotanya supaya

pembangunan koperasi mengarah pada gerakan ekonomi masyarakat yang di

dukung demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta

menjadi sokoguru perekonomian nasional yang tangguh.

2.2.2 Sumber Modal Sendiri

Modal sendiri dalam koperasi bersumber dari :

a). Simpanan Pokok

       Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan

sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada anggota untuk

menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.

b). Simpanan Wajib

       Simpanan Wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan

wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib hanya

boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar,

supaya modal koperasi tidak goyah.

c). Dana Cadangan

            Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak

dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri

serta dapat untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

d). Hibah
24



       Hibah adalah modal yang diterima oleh koperasi secara cuma-cuma dari

pihak lain dan menjadi modal sendiri (Ign.Sukamdiyo 1997:77). Hibah

merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain secara gratis yaitu tidak ada

kewajiban bagi koperasi untuk membayar kembali baik berupa pokok pemberian

maupun jasa yang dapat dikategorikan sebagai hibah pada koperasi adalah

hadiah , penghargaan dan pemberian / bantuan lainnya yang tidak disertai

dengan ikatan.

       Bagi koperasi modal sendiri merupakan sumber permodalan yang utama,

hal ini berkaitan dengan beberapa alasan (Widyanti 1998: 136-137)

1. Alasan kepemilikan

       Modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud

kepemilikan anggota terhadap koperasi berta usahanya. Anggota yang memodali

usahanya sendiri akan merasa lebih bertanggungjawab terhadap keberhasilan

usaha tersebut.

2. Alasan Ekonomi

       Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara lebih

efisien dan murah karena tidak diperkenankan persyaratan bunga.

3. Alasan Risiko

       Modal sendiri atau anggota juga mengandung rIsiko yang lebih kecil

dibandingkan dengan modal dari luar, khususnya pada saat usaha tidak berjalan

dengan lancar.
25



          Sumber Modal Koperasi adalah bagaimana mencari dan dari mana

perusahaan memperoleh dana yang dibutuhkan untuk membelanjai usahanya

guna mencapai tujuan perusahaan itu.

          Adapun sumber modal menurut asalnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua)

yaitu :

a. Dari Segi Asalnya

          Ditinjau dari segi asalnya, sumber modal dapat dibedakan menjadi dua

yakni sumber modal intern dan sumber modal ekstern.

1). Sumber Intern

          Sumber intern merupakan usaha yang dilakukan dengan efisien agar

pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai operasi perusahaan dapat dipenuhi

dari dalam perusahaan itu sendiri (Ign. Sukamdiyo 1996:75).

Sumber modal intern dapat berwujud :

a. Laba yang tidak dibagi/ laba ditahan

          Laba yang tidak dibagi diperoleh dari keuntungan suatu perusahaan yang

tidak dibagikan pada akhir tahun. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk modal

cadangan agar perusahaan tersebut dapat menjalankan usahanya dengan baik.

          Besar kecilnya laba ditahan menjadi sumber intern pemenuhan modal

kerja yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Besarnya laba yang diperoleh pada periode yang bersangkutan.

2. Kebijakan tentang deviden policy, apabila pembayaran deviden ditetapkan

    dalam prosentase / jumlah yang relatif kecil dan sebaliknya apabila
26



     pembayaran deviden ditetapkan dalam prosentase yang relative rendah maka

     laba ditahan relatif besar.

3. Kebijakan penanaman kembali deviden yang diterima oleh pemegang saham.

     Apabila ada kebijakan untuk penanaman kembali deviden yang diterima

     perusahaan maka laba ditahan akan menjadi relative besar asal penanaman

     kembali deviden tersebut dapat ditanamkan pada investasi yang Ratio Rate

     Of Return lebih besar dari biaya modal.

4. Penjualan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan.

5. Keuntungan penjualan surat berharga / efek di atas harga normal.

b.   Cadangan Penyusutan

         Cadangan penyusutan diperoleh dari hasil penyusutan alat-alat produksi

tahan lama yang disusutkan tiap tahun berdasarkan peraturan yang berlaku pada

perusahaan atau koperasi. Maksud diadakannya cadangan penyusutan adalah

untuk menjaga modal yang telah ditetapkan dan menjamin kebutuhan modal

agar dapat meningkatkan kegiatan usahanya sewaktu akan mengganti mesin

tersebut karena telah habis umur teknisnya.

2). Sumber Ekstern

         Sumber ekstern merupakan usaha pemenuhan kebutuhan dana yang

berasal dari luar perusahaan. Sumber-sumber ekstern ini dapat berupa modal-

modal pinjaman (modal asing) baik yang berupa uang, bahan, maupun lainnya.

Modal pinjaman ini dapat berupa hutang janka panjang maupun jangka pendek.

b. Dari Segi Terjadinya
27



       Ditinjau dari segi terjadinya sumber modal, dapat diperoleh dari berbagai

sumber. Sumber-sumber tersebut antara lain :

1) Tabungan dari subjek ekonomi

       Suatu pendapatan yang tidak dikonsumsikan, dengan demikian tabungan

tersebut dapat digunakan untuk keperluan konsumsi dimasa yang akan datang.

Tabungan yang dikonsumsi tidak menambah modal. Setiap perusahaan dapat

mempergunakan tabungannya menurut kehendak masing-masing, tetapi diapun

dapat bertindak untuk tidak mempergunkan pendapatan baik sebagian atau

seluruhnya.

2) Penciptaan/ kreasi atau kredit oleh bank

       Dalam penciptaan atau kredit oleh bank, tidak hanya bank sentral saja

yang dapat menciptakan uang tetapi bank-bank umum. Juga dapat menciptakan

uang yang sering disebut dengan uang giral.

3) Intensifikasi penggunaan modal

       Cara ini dilakukan oleh bank dengan meminjamkan kembali uang-uang

yang dipercaya masyarakat kepada bank. Perusahaan dapat mengintensifkan

penggunaan     uang   yang    sementara   tidak   digunakan   misalnya   dengan

meminjamkan kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan (M.Tohar,

1999:15-16).

       Pemenuhan modal dengan tabungan sementara anggota jangka pendek

pada dasarnya yang termasuk ke dalam modal pasif jangka pendek terdiri dari :

1. Utang dagang atau barang

2. Simpanan sukarela atau titipan
28



3. Biaya-biaya yang belum dibayar

4. Rupa-rupa dana

5. Pinjaman dari bank

       Sesuai dengan keterangan diatas maka disini hanya akan memberikan

sorotan pada modal pasif jangka pendek dalam bentuk tabungan sementara

anggota jangka pendek yaitu simpanan sukarela atau sering pula dengan istilah

titipan atau giro yang diartikan sebagai jumlah uang yang ditanamkan anggota

atau bukan anggota pada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan

sementaranya.

       Ada beberapa pendapat dari peneliti terdahulu bahwa dengan simpanan

sukarela akan dicapai beberapa maksud yaitu :

   1. Menambah modal usaha bagi koperasi, artinya bila modal tersebut

       jangka     pengambilannnya   oleh   penyimpan   masih   lama,   dapat

       dimanfaatkan untuk membelanjai usaha pelayanan bagi keperluan

       anggota.

   2. Mengamankan uang dari pengambilan dan pemakaian uang terlalu

       mudah.

   3. Secara tidak langsung dapat memberikan pertolongan kepada sesama

       anggota yang memerlukan uang atau pinjaman.

       Namun meskipun demikian karena simpanan sukarela ini pada hakikinya

merupakan utang, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal

pemenuhan modal tersebut :
29



   1. Jangka waktu pengembalian modal harus ditaati, jangan sampai pada saat

       kreditur mengambil tabungannya tidak tersedia dananya di koperasi.

   2. Biaya modal / bunga harus dapat dipenuhi, hal ini untuk lebih

       mendorong minat kreditur dalam menyetor tabungannya dan juga untuk

       memperoleh solidaritas atau kepercayaan bahwa penyimpan dikoperasi

       dapat memnguntungkan mereka.

   3. Keperasi tidak menderita rugi, untuk itu para pengurus harus membuat

       kebijaksanaan permodalnnya sebaik mungkin.

       Untuk memenuhi harapan diatas maka pihak penabung maupun yang

menerima tabungan perlu mempertimbangkan keputusan mengenai pemupukan

tabungan   tersebut   dan   memperkirakan    apakah   setiap   transaksi   dapat

dilaksanakan sesuai dengan perjanjian.

       Pemenuhan kebutuhan modal dengan tabungan jangka panjang biasanya

berupa simpanan wajib yaitu sejumlah uang yang disetorkan anggota dalam

jumlah tertentu, dimana sifat dan kedudukannya sebagai berikut :

   1. Merupakan simpanan yang boleh diambil setelah jangka waktu tertentu

       maka simpanan ini masuk kedalam kelompok utang jangka panjang.

   2. Merupakan simpanan yang tidak boleh diambil selama masih menjadi

       anggota koperasi maka simpanan jenis ini masuk dalam kelompok modal

       sendiri.

Utang jangka panjang memungkinkan koperasi menggunakannya dalam hal :

1. Sebagai modal untuk membelanjai koperasi

2. Sebagai penanaman dalam modal tetap
30



2.2.3 Hubungan Modal Sendiri Dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha

       Setiap kegiatan usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau laba

memerlukan modal. Modal tersebut merupakan pembiayaan bagi kegiatan-

kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha termasuk koperasi. Oleh karena itu

setiap badan usaha atau kperasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan modal

usahanya, karena semakin besar volume usaha yang dapat dijalankan sehingga

akhirnya laba yang diperoleh semakin besar.

       Suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal sangat penting

karena modal erat hubungannnya dengan kegiatan koperasi sehari-hari. Adanya

modal yang cukup sangat penting bagi koperasi untuk melakukan kegiatan

usahanya secara efisien.

       Bila terjadi perubahan modal yang merupakan ringkasan hasil-hasil

aktifitas anggota suatu koperasi dalam satu periode tertentu. Suatu modal

koperasi akan berubah apabila jumlah anggota dengan simpanan-simpanannya

mengalami penurunan atau kenaikan. Karena adanya perubahan modal juga akn

berpengaruh terhadap perolehan SHU.

       Keberhasilan koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan

usaha sangat tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun dan

menanamkan modalnya dengan cara pemupukan berbagai sumber keuntungan

dan banyaknya jumlah anggota.

       Modal usaha koperasi diutamakan berasal dari anggota. Modal anggota

bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib, hal ini mencerminkan
31



bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendorong diri sendiri dengan

kekuatan sendiri.

        Semakin besar jumlah anggota, maka senakin besar pula modal yang

dimiliki koperasi. Artinya kemampuan usaha koperasi juga semakin beraneka

ragam dan pada gilirannya akan memperbesar perolehan SHU. Usaha koperasi

terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan

kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraanya.

        Pengelolan koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien

dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha

yang sebesar-besarnya pada anggota dengan tetap mempertimbangakan untuk

memperoleh Sisa Hasil Usaha yang wajar. Untuk mencapai usaha maka koperasi

dapat berusaha secara luwes sesuai dengan kebutuhan para anggotanya.

        Apabila ada koperasi yang memiliki kelebihan dana, maka oleh koperasi

dapat dimanfaatkan untuk berusaha dengan mengoptimalkan skala ekonomi

dalam arti memperbesar volume usaha dan menekan biaya yang memberikan

manfaat sebesar-besarnya kepada anggota serta untuk memasyaratkan koperasi.

        Usaha koperasi adalah usaha-usaha yang bisa menunjang atau

meningkatkan kepercayaan bagi anggotanya. Dengan usaha yang menunjang

kebutuhan anggota itulah, maka koperasi memilih usaha untuk dikelolanya. Oleh

karena itu semua kebutuhan modal membuka dan mengelola usaha koperasi

dipikul bersama-sama oleh seluruh anggota, dengan jalan menabung secara

teratur dan tertib.
32



       Kemampuan koperasi untuk menghasilkan keuntungan tertentu (dalam

satu tahun buku) merupakan kesuksesan koperasi dan kemampuan koperasi

dalam menggunakan modal secara efisien. Modal koperasi pada dasarnya dapat

berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Sehubungan dengan adanya dua

sumber modal tersebut maka kemampuan suatu koperasi untuk menghasilkan

keuntungan yang disebut dengan Sisa Hasil Usaha.

       Jumlah Sisa Hasil Usaha yang diperoleh secara teratur serta

kecenderungan meningkat merupakan faktor yang sangat penting yang perlu

mendapat perhatian dalam menilai keuntungan suatu koperasi. Stabilitas usaha

menunjukan kemampuan koperasi menggunakan modalnya secara efisien

sehingga memperoleh keuntungan yang besar.

       Hubungan modal koperasi dengan perolehan Sisa Hasil Usaha juga

tergantung pada peran aktif anggotanya untuk tetap mempertahankan untuk

menjadi anggota. Artinya setiap anggota tidak akan meninggalkan koperasinya.

Oleh karena itu fungsi pendidikan bagi anggota harus terus menerus

dilaksanakan untuk mempertahankan mereka mempercayai koperasinya, bahwa

pengelolaan koperasi benar-benar sehat, baik sehat organisasi, sehat usaha

maupun sehat mentalnya.

       Disamping itu peran serta alat kelengkapan organisasi koperasi seperti

rapat anggota, pengurus, pengawas dapat dijalankan dan dilaksanakan dengan

sebagaimana mestinya, agar para anggota sadar mengikuti aturan yang harus

dilaksanakan dan mereka akan menerima haknya sebanding dengan jasa masing-

masing secara adil.
33



       Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran

dasar (UU Koperasi No.25, 1992 pasal 22). Pelaksaan rapat anggota paling

sedikit satu kali dalam setahun, sedangkan pelaksanaan rapat anggota paling

lambat 6 bulan setelah tutup buku. Dalam rapat anggota pengurus akan

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya selama satu tahun.

       Menurut Pasal 29 Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992

pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota,

persyaratan menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Pengurus koperasi bertugas :

a) Mengelola kegiatan usaha koperasi

b) Mengajukan program kerja dan belanja kerja

c) Menyelenggarakan rapat

d) Membuat laporan pertanggungjawaban dalam rapat anggota

e) Membukukan keuangan dan inventaris barang dengan tertib

f) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus

       Bila pengurus merupakan orang orang yang memegang amanah, jujur

bekerja untuk kepentingan koperasi, maka koperasi tersebut dengan cepat dapat

mewujudkan tujuannnya yaitu mensejahterakan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya pengurus bertanggung jawab terhadap seluruh

kegiatan koperasi Karena kelalaiannya, pengurus koperasi juga berkewajiban

membuat laporan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di depan rapat

anggota tahunan.
34



       Pengurus koperasi mempunyai wewenang :

1. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan

2. Memutuskan      untuk   menerima    atau     menolak     anggota    baru    dan

   memberhentikan anggota sesuai dengan anggaran dasar.

3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi

   sesuai dengan tanggungjawabnya dan keputusan rapat anggota

4. Pelaksanaan tugas yang di rasa perlu.

       Pengurus dipilih oleh rapat anggota dan berhenti memegang jabatannya

melalui rapat anggota, hal-hal yang telah diputuskan dalam rapat anggota,

pelaksanaannya diserahkan kepada pengurus. Hal-hal yang diputuskan dalam

rapat anggota, pelaksanaannya diserahkan kepada pengurus karena itu pengurus

merupakan pemegang kekuasaan rapat anggota.

       Pengawas merupakan bagian dari perangkat organisasi koperasi yang

diangkat dan diberhentikan melalui rapat anggota. Pengawas bertugas

mengawasi seluruh kegiatan koperasi dan seluruh kebijaksanaan pengurus agar

tidak menyimpang dari keinginan anggota yang telah diputuskan dalam rapat

anggota.

       Pengawas     bertugas   membuat        laporan   tertulis   tentang    hasil

pengawasannya, hasil pengawasan oleh pengawas harus dirahasiakan terhadap

pihak ketiga yaitu pihak yang bersangkutan.

       Dalam pelaksanaan tugasnya pengawas mempunyai wewenang untuk :

1. Meneliti catatan dan pembukuan koperasi

2. Memperoleh segala keterangan yang diperlukan
35



       Tanggung jawab pengurus dalam koperasi adalah bahwa pengawas

bertanggungjawab kepada rapat anggota tentang pelaksanaan tugasnya. Hasil

pengawasan yang telah dilakukan harus dirahasiakan dan tidak boleh

disebarluaskan kepada pihak ketiga. Hasil pengawasan dilaporkan secara tertulis

dan dipertanggngjawabkan di depan rapat anggota.

       Hubungan ketiga alat perlengkapan organisasi ini harus dapat

mencerminkan pada sehat usaha, sekaligus memberi kepercayaan kepada para

anggotanya.

       Sedangkan pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota,

bertanggungjawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya

kepada rapat anggota.

       Dengan adanya tiga sehat tersebut di atas para anggota tetap menjadi

anggota. Para anggota akan tetap secara sadar memenuhi kewajibannnya secara

aktif dalam membayar simpanan-simpanannya. Dengan demikian kemampuan

modal sendiri dalam koperasi juga dapat dikembangan untuk memperluas usaha

koperasinya. Sehingga semakin luas usaha koperasi berarti kesejahteraan

anggota

2.3    KERANGKA BERPIKIR

       Modal sendiri merupakan satu masalah yang penting dalam menjalankan

suatu usaha demikian halnya bagi koperasi. Tersedianya modal yang cukup akan

sangat menentukan kelancaran kegiatan usaha koperasi dan sebaliknya

kurangnya modal bias menghambat kelancaran kegiatan usaha. Menjaga

kelancaran kegiatan usaha, maka diharapkan kegiatan usaha tersebut akan terus
36



mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menguntungkan yang pada

akhirnya akan dapat meningkatkan SHU.

       Berbagai penelitian tentang pengaruh modal sendiri terhadap SHU telah

dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dalam penelitian Padillah (2001) dan Mat

Anis   (2003) menemukan bahwa secara parsial modal sendiri berpengaruh

terhadap SHU. Hal ini dikarenakan struktur finansial dalam KPRI yang diteliti

menunjukan bahwa modal sendiri lebih dominan.

       Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang kegiatan ekonomi,

koperasi sangat memerlukan modal sebagai pembiayaan dari usahanya tersebut.

Besar kecilnya nilai modal yang ada pada koperasi menentukan pula besar

kecilnya lapangan usaha yang dijalankan koperasi tersebut. Sehingga dengan

demikian faktor modal dalam usaha koperasi merupakan salah satu alat yang

ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal ini, sesuatu

yang bersifat ekonomis tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

       Disamping simpanan pokok dan simpanan wajib yang merupakan modal

sendiri juga bisa didapat dari dana cadangan dan hibah. Dari modal sendiri

diharapkan rentabilitas atau keuntungan yang diperoleh koperasi akan

mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang cukup untuk kesejahteraan para

anggota koperasi.

       Secara sistematis kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :


                          Modal Sendiri           Rentabilitas           SHU
                            Tinggi                naik/tinggi            Tinggi
37




   Modal                                                                   SHU
   Sendiri
                          Modal Sendiri          Rentabilitas
                            Rendah                                     SHU
                                                 turun/rendah          Rendah




2.4 HIPOTESIS

       Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada Pengaruh antara Modal

Sendiri terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI di Kota Semarang”.
BAB III
                           METODE PENELITIAN



3.1. Populasi Penelitian

       Populasi dalam penelitian ini adalah 127 KPRI yang menjadi anggota

dari PKPRI di Kota Semarang dan mengumpulkan Laporan Pertanggung

Jawaban Pengurus Tahun 2005. Dalam penelitian ini teknik sampling yang

digunakan adalah quota sample atau sampling kuota, yaitu teknik sampling

yang didasarkan pada jumlah yang telah ditentukan dan tidak berdasarkan strata,

sampel dalam penelitian ini diambil sebagian dari seluruh KPRI yang ada di

Kota Semarang. Adapun jumlah KPRI yang diambil sebagai sampel dalam

penelitian ini adalah 24% dari 127 KPRI di Kota Semarang .

       Pengambilan sampel sebanyak 24% dari jumlah populasi mengingat:

   1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu tenaga dan dana.

   2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini

       menyangkut banyak sedikitnya data.

   3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.

       Subyek yang dihubungi adalah subyek yang mudah ditemui, sehingga

pengumpulan datanya mudah, yang penting diperhatikan adalah terpenuhinya

jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.




                                      38
39



KPRI yang diambil sebagai sampel adalah sebagai berikut:

 NO                                 Nama Koperasi
   1.    KPRI “ BHAITA BHAKTI” SMK N 10 SMG
   2.    KPRI “ UMS “ KECAMATAN GUNUNG PATI
   3.    KPRI “ WIDYA LESTARI” BALAI KSDA JATENG
   4.    KPRI “ PRIMKO ADPEL” TANJUNG EMAS
   5.    KPRI “ WIJAYA KUSUMA” SMP N 3 SMG
   6.    KPRI “ KPPDK” BALAI HARTA PENINGGALAN
   7.    KPRI “ BB.POM” SEMARANG
   8.    KPRI “ PENGAYOMAN” LP. KLAS I PEGAWAI DEP.KEHAKIMAN
   9.    KPRI “ GEMI” DINAS P & K
  10.    KPRI “ BANGUN SEJAHTERA” SEMARANG
  11.    KPRI “ TERATAI” DINKESOS PROP.JATENG
  12.    KPRI “ KOPERKAPP” PT.KAP SMG
  13.    KPRI “ BINA GATRA” SMG
  14.    KPRI “ SEJAHTERA” RSUD. Dr. AMINO
  15.    KPRI “ LAPAS KLAS II A” SMG
  16.    KPRI “ SERBA USAHA “ SMA N 7 SMG
  17.    KPRI “ AMAL BHAKTI” KANTOR WILAYAH DEP.AGAMA
  18.    KPRI “ TULUS KARYA” KANTOR DEPARTEMEN AGAMA
  19.    KPRI “ TIRTA USAHA” BALAI PSDA
  20.    KPRI “ BINA CITRA HUSADA” RS.DR.KARIADI
  21.    KPRI “DWIJA USAHA” MIJEN SMG
  22.    KPRI “ MANUNGGAL SEJAHTERA” PERUM PEGADAIAN
  23.    KPRI “ BHAKTI CITRA” SMG
  24.    KPRI “ SEJAHTERA BLKI” SMG
  25.    KPRI “ BAHTERA” BLKI
  26.    KPRI “ POLITEKNIK” KOTA SEMARANG
  27.    KPRI “ MANFAAT” LPMP JATENG
  28.    KPRI “ ANGKASA” LPP RRI
  29.    KPRI “ BPPI” SMG
  30.    KPRI “ AMRIH MAKMUR” SMK N 10 SMG


3.2 Variabel Penelitian

      Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y), yaitu
40



3.2.1   Variabel bebas (X)

        Modal Sendiri sebagai variabel bebas (X) yang terdiri dari simpanan

pokok, simpanan wajib dari data laporan keuangan pada Rapat Anggota

Tahunan Tahun 2005.

3.2.2   Variabel terikat (Y)

        Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai variabel terikat (Y) dari data

laporan keuangan pada Rapat Anggota Tahunan tahun 2005.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

        Keberhasilan      dalam   pengumpulan   data   merupakan   syarat   bagi

keberhasilan suatu penelitian. Sedangkan keberhasilan dalam pengumpulan data

tergantung pada metode yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka

pengumpulan data guna mendapatkan data-data yang objektif dan lengkap harus

sesuai dengan permasalahan yang diambil.

        Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah :

a. Dokumentasi

        Metode dokumentasi adalah suatu cara dengan mengumpulkan data dan

mengutip data yang sudah ada yang bersumber dari kebenaran yang ada dan

nyata. Metode ini digunakan untuk memperoleh data laporan keuangan atau

neraca dari masing-masing KPRI dan daftar nama KPRI di Kota Semarang

Tahun 2005.
41



3.4 Analisis Statistik

Analisis data diperoleh menggunakan Sistem Komputer SPSS 12, sehingga

langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

   1.   Mencari persamaan regresi setelah mengetahui ada hubungan yaitu

        dengan persamaan regresi linier sederhana Y = a + bX

   2.   Menguji hipotesis dengan uji simultan (Uji F) yaitu pengujian distribusi

        F yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang

        dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

        terhadap variabel terikat. Kriteria yang dipakai untuk menguji hipotesis

        adalah jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh

        yang signifikan antara variabel modal sendiri terhadap variabel SHU

        yang dapat dilihat pada kolom Anova dari hasil output SPSS.

   3.   Untuk mengtahui seberapa besar sumbangan variabel X terhadap

        variabel Y yaitu dengan melihat dari kolom R square dari hasil output

        SPSS 12.
BAB IV
                 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN



4.1 Hasil Penelitian

4.1.1   Objek Penelitian

        Data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari Laporan Keuangan

30 KPRI di Kota Semarang tahun 2004 sampai dengan tahun 2005. Keadaan

jumlah modal sendiri (simpanan pokok dan simpanan wajib) dan Sisa Hasil

Usaha (SHU) pada KPRI di Kota Semarang dapat dilihat dari laporan keuangan

yang berupa neraca dan Perhitungan Hasil Usaha (PHU) dari masing-masing

KPRI. Berdasarkan data yang terkumpul selanjutnya dilakukan pemilahan untuk

mengetahui jumlah modal sendiri, dan Sisa Hasil Usaha dari masing-masing

koperasi.

4.1.2   Variabel Modal Sendiri (X)

        Modal sendiri dalam penelitian ini diperoleh dari simpanan pokok dan

simpanan wajib tahun 2005 dan tahun 2004 sebagai perbandingannya. Besarnya

simpanan yang disepakati oleh para anggota biasanya diputuskan melalui Rapat

Anggota sebagai mekanisme pengambilan keputusan tertinggi di koperasi.

        Jumlah Modal sendiri yang diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan

wajib yang dimiliki oleh 30 KPRI Kota Semarang dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut :




                                     42
43



                               Tabel 4.1

      Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib KPRI Kota Semarang

                                Simpanan      Simpanan         %
No      Nama KPRI      Tahun
                                  pokok         Wajib       Kenaikan
1    BHAITA BHAKTI     2004       5.200.000    27.275.000    13,29%
                       2005       5.100.000   312.693.000
2    UMS               2004       2.800.000   496.594.030    13,45%
                       2005       2.720.000   563.866.030
3    WIDYA LESTARI     2004      31.470.000    99.273.000    11.5%
                       2005      31.395.000   114.393.000
4    PRIMKO ADPEL      2004      18.800.000   119.990.000    10,91%
                       2005      19.100.000   124.834.000
5    WIJAYA KUSUMA     2004       1.125.000    53.196.500    29,95%
                       2005       1.080.000    69.511.500
6    BALAI HARTA P.    2004       3.000.000    51.475.725    11,05%
                       2005       2.800.000    57.698.993
7    BB.POM            2004       1.320.000    82.153.950    14,9%
                       2005       1.420.000    94.423.450
8    BPPI              2004       1.700.000   133.721.500    8,75%
                       2005       1.740.000   145.531.500
9    LP.KLAS I         2004       1.760.000    81.126.200    6,63%
                       2005       1.690.000    86.695.700
10   GEMI              2004       1.140.000    99.943.500    8,81%
                       2005       1.095.000   108.901.000
11   BANGUN SJHTERA    2004         600.000    29.622.500    21,31%
                       2005         840.000    35.824.500
12   TERATAI           2004       4.200.000   213.837.035    26,64%
                       2005         200.000   271.997.915
13   KOPERKAP          2004       1.830.000   534.419.000    21.8%
                       2005       6.220.000    15.005.800
14   BINA GATRA        2004         231.000    10.638.350    39,8%
                       2005       2.850.000   523.662.100
15   SEJAHTERA         2004       4.635.000   464.391.223    12,97%
                       2005         425.000    39.540.300
16   HANDAYANI         2004     636.771.138   636.771.138    11.81%
                       2005     712.037.008   712.037.008
17   SERBA USAHA       2004         415.000    60.828.118    21,44%
                       2005         425.000   267.139.725
18   AMAL BHAKTI       2004       4.020.000   242.565.450    12,58%
                       2005      10.840.000     5.720.000
19   TULUS KARYA       2004      12.975.000     5.190.000   10,21%
                       2005      14.300.000     5.720.000
20   TIRTA USAHA       2004       2.010.000   191.906.250    7,41%
                       2005       1.920.000   206.371.250
21   BINA CITRA HUSADA 2004      10.150.000   357.251.500    43,17%
                       2005      10.190.000   515.840.500
44



                                       Simpanan      Simpanan           %
  No         Nama KPRI        Tahun
                                         pokok         Wajib         Kenaikan
   22    DWIJA USAHA          2004       2.472.500    307.019.050     14,45%
                              2005       2.432.500    351.790.200
   23    MANUNGGAL            2004       2.670.000    449.875.188     23,97%
         SEJAHTERA            2005       2.790.000    558.267.205
   24    BHAKTI CITRA         2004       7.240.000    136.161.500     4,97%
                              2005       6.760.000    143.772.800
   25    SEJAHTERA BLKI       2004       1.140.000     50.207.881     10,76%
                              2005       1.140.000     55.736.061
   26    BAHTERA              2004       2.220.000    228.085.600     9,40%
                              2005       2.110.000    249.865.100
   27    POLITEKNIK           2004      22.190.000     95.475.000     57,02%
                              2005      22.540.000    162.225.000
   28    MANFAAT              2004       7.350.000     48.227.000     35,5%
                              2005       8.100.000     67.236.500
   29    ANGKASA              2004       1.340.000    194.514.000     14,87%
                              2005        1.275.00    223.718.000
   30    AMRIH MAKMUR         2004         790.000      77.140.930    20,61%
                              2005         840.000      93.155.930

 Sumber : Laporan keuangan masing-masing KPRI Kota Semarang



        Dari tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata modal sendiri

(simpanan pokok dan simpanan wajib) pada 30 KPRI di Kota Semarang adalah

Rp. 498.842.536 yang diperoleh dari simpanan pokok pada Tahun 2004 dan

Tahun 2005, sedangkan untuk simpanan wajib diperoleh rata- rata sebesar Rp.

5.589.740.737 dari Tahun 2004 dan 2005. Dan dapat juga diketahui KPRI yang

mengalami kenaikan jumlah modal sendiri (simpanan pokok dan simpanan

wajib) tertinggi pada tahun 2004-2005 adalah KPRI Politeknik Semarang,

dengan prosentase 57,02 %. Sedangkan KPRI yang mengalami kenaikan jumlah

modal sendiri paling rendah pada tahun 2004-2005 adalah KPRI Bhakti Citra

Semarang, dengan prosentase sebesar 4,97%.
45



4.1.2 Variabel Sisa Hasil Usaha (Y)

       Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berhasil diperoleh KPRI di Kota

Semarang, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

                                        Tabel 4.2

                                  Sisa Hasil Usaha (SHU)

         No           Nama KPRI          Tahun       SHU              %
                                                                   Kenaikan
          1    BHAITA BHAKTI             2004          9.174.825    18,4%
                                         2005         10.867.225
          2    UMS                       2004        673.316.274    -4,34%
                                         2005         64.394.565
          3    WIDYA LESTARI             2004          7.396.168    -4,86%
                                         2005          7.755.854
          4    PRIMKO ADPEL              2004         42.803.650     30%
                                         2005         55.654.600
          5    WIJAYA KUSUMA             2004          5.038.983    1,86%
                                         2005          5.133.194
          6    BALAI HARTA P.            2004         11.739.976    20,8%
                                         2005         14.187.503
          7    BB.POM                    2004         51.902.345    36,6%
                                         2005         70.930.253
          8    BPPI                      2004         11.581.683    18,4%
                                         2005         13.712.579
          9    LP.KLAS I                 2004         28.891.437    22,7%
                                         2005         35.476.754
         10    GEMI                      2004         52.586.672    23,6%
                                         2005         52.710.901
         11    BANGUN SJHTERA            2004          6.399.184    35,9%
                                         2005          8.696.847
         12    TERATAI                   2004         36.372.556     72%
                                         2005         62.573.280
         13    KOPERKAP                  2004        119.489.487    1,58%
                                         2005        121.383.969
         14    BINA GATRA                2004         67.502.250    -5,23%
                                         2005         67.148.569
         15    SEJAHTERA                 2004         27.593.827     6,5%
                                         2005         29.389.781
         16    HANDAYANI                 2004        166.828.813    48.3%
                                         2005        247.414.148
         17    SERBA USAHA               2004         11.022.343    -68,5%
                                         2005          3.464.426
         18    AMAL BHAKTI               2004         36.836.433    0,25%
                                         2005         36.932.027
46



        No         Nama KPRI            Tahun        SHU              %
                                                                   Kenaikan
         19   TULUS KARYA               2004         274.720.759    31,6%
                                        2005         361.724.607
         20   TIRTA USAHA               2004          26.214.146    0,03%
                                        2005          26.222.908
         21   BINA CITRA HUSADA         2004         131.136.649    -20,14%
                                        2005         104.716.829
         22   DWIJA USAHA               2004         102.000.000    2,94%
                                        2005         105.000.000
         23   MANUNGGAL                 2004          65.448.502    33,4%
                                        2005          87.341.361
         24   BHAKTI CITRA              2004          44.188.610    0,05%
                                        2005          44.413.716
         25   SEJAHTERA BLKI            2004          23.841.830    23,8%
                                        2005          29.532.159
         26   BAHTERA                   2004          22.312.582     7,9%
                                        2005          24.076.830
         27   POLITEKNIK                2004          42.940.548    81,5%
                                        2005          77.978.215
         28   MANFAAT                   2004          39.607.691    4,19%
                                        2005          41.269.121
         29   ANGKASA                   2004          17.801.700    2,25%
                                        2005          18.202.500
         30   AMRIH MAKMUR              2004          14.548.050    7,85%
                                        2005          15.690.958
       Sumber: Data yang diolah, 2007

       Dari tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata Sisa Hasil Usaha

(SHU) pada 30 KPRI Kota Semarang pada Tahun 2004 dan tahun 2005 sebesar

Rp. 1.498.068.972 dengan perolehan SHU Tahun 2004 sebesar Rp.

1.555.541.973 dan SHU Tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 1.843.935.679 Perolehan

Sisa Hasil Usaha (SHU) tertinggi pada tahun 2004-2005 adalah KPRI Politeknik

Semarang dengan prosentase kenaikan 81,5%. Sedangkan KPRI yang

mengalami penurunan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah KPRI Serba

Usaha Semarang, dengan prosentase sebesar -68,5%.
47



4.1.3 Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha

       Usaha yang dilakukan oleh KPRI di Kota Semarang banyak bertumpu

pada usaha simpan pinjam, yang dalam pelayanan terhadap anggotanya telah

diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

       Simpanan wajib dan simpanan pokok merupakan modal sendiri yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan usaha koperasi

pada KPRI di Kota Semarang.

       Modal sendiri yang diperoleh dari simpanan anggota digunakan koperasi

untuk usaha simpan pinjam dengan didukung oleh kemampuan permodalan yang

cukup besar yang akhirnya akan diperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) yang cukup

besar pula.

       Agar diperoleh gambaran yang jelas maka berikut ini dapat dipaparkan

perkembangan simpanan wajib, simpanan pokok dan perolehan Sisa Hasil Usaha

(SHU) dari data laporan keuangan Rapat Anggota Tahun 2004/2005

                                  Tabel 4.3

                Rekapitulasi Simpanan Pokok, Simpanan Wajib
              Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan Rata-Ratanya
                        Tahun 2004         Tahun 2005            Rata-rata

Simpanan Pokok        Rp.475.893.500     Rp.522.506.004      Rp.498.842.536

Simpanan Wajib        Rp.4.943.290.549 Rp.6.236.190.924 Rp.5.589.740.737

Sisa Hasil Usaha      Rp.1.555.541.973 Rp.1.843.935.679 Rp.1.699.738.826

Sumber : data yang diolah

4.1.4 Analisis Data Statisitik

Langkah-langkah dalam menganalisis statistik adalah sebagai berikut :
48



1. Dari perhitungan rhitung diperoleh harga sebesar 0,718 kemudian hasilnya

   diinterpretasikan dengan tabel interpretasi nilai r (lihat tabel )

2. Analisis data yang digunakan dalam rangka menguji hipotesis tersebut adalah

   analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linier

   sederhana dengan menggunakan program komputasi SPSS 12 diperoleh

   persamaan regresi sebagai berikut :

   Persaamaan regresi Y = 506,098+0,639, berarti bahwa jika modal sendiri (X)

   meningkat satu satuan, maka perolehan SHU (Y) akan meningkat sebesar

   0,639

3. Setelah persamaan regresi diperoleh langkah selanjutnya adalah menguji

   signifikasi atau keberartian dari persamaan regresi yang diperoleh tersebut

   digunakan analisis varians untuk regresi. Berdasarkan hasil analisis varians

   untuk pengujian signifikasi regresi diperoleh hasil nilai F dari tabel Anova

   regresi sebagai berikut :

Tabel 4.4 Anova Regresi X terhadap Y

           Jumlah     Derajat Rata-rata               F   Signifikasi Keterangan
           Kudrat     Bebas     Kuadrat                       F
Regresi 132939.4           1    132939,418

Residu     124997.8      28     4464,206        29,779      0.000       Signifikan

Total      257937.2      29           -           -          -             -

Sumber: data yang diolah

         Dari tabel tersebut terlihat, bahwa nilai F hitung sebasar 29,779 dan

signifikansinya 0,000 , sedangkan F tabel pada df = 1: 28 dan signifikansinya

adalah 4,20. Karena F hitung lebih besar dari F tabel dan signifikansi 0.000 <
49



0,05 maka dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara modal

sendiri (X) dan SHU (Y) pada KPRI Kota Semarang

       Untuk menguji besarnya pengaruh Modal Sendiri (X) terhadap Sisa Hasil

Usaha (Y) dilakukan analisis regresi linier sederhana dan didapatkan koefisien

korelasi r sebesar 0,718 dan koefisien determinasi (r2 x 100%) =51,5 % yang

berarti bahwa modal sendiri yang berasal dari simpanan wajib dan simpanan

pokok dapat mempengaruhi perolehan Sisa Hasil Usaha sebesar 51,5%

sedangkan sisanya (100% - 51,5%= 48,5%). Dari hasil tersebut menunjukkan

bahwa selain variabel modal sendiri ternyata SHU dipengaruhi variabel lain

yang tidak diungkap dalam penelitian ini sebesar 48,5 %.

4.2   Pembahasan

      Menurut teori Sukamdiyo (1997), bahwa dengan pengelolaan modal

(modal sendiri) yang baik diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat

mendatangkan keuntungan (Sisa Hasil Usaha) bagi koperasi. Jika modal sendiri

naik maka Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh akan naik juga.

      Dari pengujian simultan dengan program SPSS 12 diperoleh angka yang

menyatakan bahwa, modal sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa

Hasil Usaha (SHU). Karena dengan adanya kenaikan modal sendiri tersebut

akan memperlancar usaha koperasi, yang nantinya dapat menyebabkan kenaikan

pada perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal ini dibuktikan oleh hasil

perhitungan dimana F   hitung   >F   tabel   yaitu 29,779 > 4,20 Sedangkan pengaruh

yang diberikan modal sendiri secara keseluruhan sebesar 51,5% (koefisien

determinasi) dan sebesar 48,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Dari hasil
50



penelitian terungkap secara nyata bahwa ada pengaruh yang positif antara

variabel modal sendiri terhadap variabel perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI

di Kota Semarang, dari gambaran ini memberikan dasar bahwa modal koperasi

dapat ditingkatkan dengan meningkatkan simpanan dari anggota secara lebih

efektif.

      Dari hasil analisis regresi didapatkan, bahwa ada pengaruh positif yang

signifikan antara modal sendiri (X) terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y)

KPRI di Kota Semarang, hal ini terlihat dari hasil analisis regresi linier

sederhana diperoleh persamaan Y = 506,098+0,639 yang berarti bahwa dalam

persamaan tersebut diketahui konstanta sebesar 506,098. Nilai ini berarti setiap

kenaikan modal sendiri satu satuan, maka perolehan Sisa Hasil Usaha akan

meningkat sebesar 0,306 satuan pada konstanta 506,098.

      Besarnya pengaruh modal sendiri (X) terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha

(Y) dengan koefisien determinasi 0,515 berarti bahwa 51,5% variasi yang terjadi

terhadap banyak sedikitnya jumlah SHU disebabkan variasi modal sendiri dan

sisanya 48,5% tidak dapat diterangkan. Semakin naik jumlah modal sendiri,

maka perolehan SHU semakin meningkat dan sebaliknya jika modal sendiri (X)

menurun, maka Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) juga akan menurun. Dari hasil

ini menunjukkan bahwa bukan hanya modal sendiri saja yang dapat

mempengaruhi perolehan SHU, tetapi masih ada faktor lain yang ikut

mempengaruhi peningkatan perolehan SHU KPRI Kota di Semarang, yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.
51



     Berdasarkan hasil penelitian statistik, pengaruh yang diberikan modal

sendiri yang berasal dari simpanan anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha

cukup berpengaruh. Hal ini disebabkan karena :

1). Modal sendiri merupakan wujud kepemilikan anggota terhadap koperasi dan

   usahanya, oleh karena itu usaha koperasi dapat dikembangkan secara lebih

   efisien dan murah karena tidak dikenakan persyaratan bunga dan persyaratan

   lainnya.

2). Banyaknya jumlah anggota yang masuk dalam kegiatan koperasi, sehingga

   dengan sendirinya akan menambah simpanan pokok dan simpanan wajib

   dengan demikian modal sendiripun akan menjadi lebih besar.

3). Sebagian besar usaha koperasi dibiayai dari modal sendiri, hal ini disebabkan

   karena modal sendiri tidak menanggung resiko dalam penggunaannya.

4). Besarnya pengaruh modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha

   disebabkan oleh kesadaran dan kemampuan pengurus dalam mengelola

   modal koperasi yang cukup baik dan besarnya jumlah modal yang dimiliki

   koperasi serta penggunaan modal sendiri yang cukup baik.

   Adapun faktor lain yang diduga mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU)

menurut penelitian terdahulu misalnya :

   a. Pendapatan Lain

       Pendapatan lain merupakan pendapatan koperasi diluar pendapatan

       pokoknya. Termasuk pendapatan lain adalah pendapatan bunga bank,

       pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di PKPRI dan sisanya biaya Rapat
52



   Anggota Tahunan (RAT). Pendapatan lain ini akan berakibat

   peningkatan pada perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU).

b. Suku bunga pinjaman anggota

   Suku bunga pinjaman anggota adalah tingkat suku bunga yang

   dibebankan kepada para anggota yang meminjam uang atau barang

   kepada koperasi. Tinggi rendahnya suku bunga pinjaman anggota akan

   mempengaruhi besar kecilnya bunga yang diterima koperasi sehingga

   akan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Semakin besar

   bunga yang dibebankan kepada peminjam. Maka akan semakin besar

   pula pendapatan bunga koperasi sehingga Sisa Hasil Usaha (SHU) pada

   akhirnyapun akan semakin besar. Suku bunga pinjaman anggota yang

   ada pada KPRI di Kota Semarang besarnya berkisar 1,5% sampai dengan

   2%

c. Beban bunga atau biaya usaha

   Beban usaha atau biaya usha juga merupakan salah satu faktor yang

   mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) pada koperasi, karena semakin

   besar biaya usaha koperasi maka berakibat menurunnya perolehan Sisa

   Hasil Usaha (SHU). Pada organisasi koperasi sering terjadi pengeluaran-

   prngeluaran biaya semu atau dengan kata lain biaya tersebut sebenarnya

   adalah SHU, namun secara individu modal sendiri mempunyai pengaruh

   terhadap SHU yang berbeda-beda.
53



4.2.1   Modal Sendiri

        Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa modal sendiri (X)

berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dengan

hubungan positif. Hal ini berarti semakin besar modal sendiri yang dimiliki

maka akan semakin besar pula Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi.

Kenaikan perolehan SHU disebabkan KPRI di Kota Semarang sudah dapat

mengelola sendiri secara efektif untuk pelaksanaan pengembangan usaha seperti

usaha pertokoan dan wartel, sehingga dapat menambah perolehan Sisa Hasil

Usaha (SHU) koperasi.

        Pembuktian adanya pengaruh modal sendiri secara parsial terhadap Sisa

Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kota Semarang ditunjukkan oleh nilai t                  hitung


sebesar 5,457 dengan nilai t           tabel   pada taraf signifikan 5% sebesar 2,048 dengan

demikian t   hitung   >t   tabel   , sehingga ini berarti ada pengaruh modal sendiri secar

parsial terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dari data analisis koefisien

determinasi (r2) parsial, variabel modal sendiri memberikan kontribusi 51,5%

terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
BAB V
                                SIMPULAN DAN SARAN


5.1    Simpulan

         Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, selanjutnya dapat

disimpulkan hal -hal sebagai berikut.

      1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan perolehan

         SHU pada KPRI di Kota Semarang.

      2. Besarnya pengaruh (sumbangan efektif) yang diberikan oleh variabel

         modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi

         Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kota Semarang adalah sebesar

         51,5%.

5.2 Saran

         Selanjutnya dari kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang

diajukan adalah :

      1. Hendaknya pihak pengelola dan pengurus KPRI di Kota Semarang

         mengajak    para   anggotanya     untuk   lebih   berperan   serta   dalam

         meningkatkan usahanya yaitu dengan menaikkan simpanan pokok dan

         simpanan wajib, karena pengaruh modal sendiri terhadap Sisa Hasil

         Usaha (SHU) lebih besar dari modal luar.

      2. Perlu adanya penelitian yang sejenis yang mengungkap faktor-faktor

         yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha selain modal sendiri seperti

         partisipasi anggota, volume usaha, efisiensi biaya dan lain-lain.




                                         54
DAFTAR PUSTAKA



Algifari, 1997. Analisis Regresi. Yoyakarta: PT.BPFE

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

     Jakarta:

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan

     Ekonomi. Yogyakarta: YKPN

Ninik, Widiyanti. 1998. Koperasi dan Perekonomian Indonesia

Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

     BPFE.

Sitio dan Tamba. 2002. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

Sukamdiyo, Ign. 1996. Manajemen Koperasi. Semarang: Erlangga.

Wasis. 1998. Pembelanjaan Perusahaan. Salatiga: Universitas Kristen Satya

     Wacana.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

      Jakarta : Salemba Empat

Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,1992.

Jakarta




                                      55
DATA SIMPANAN POKOK, SIMPANAN WAJIB DAN SISA
HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KOTA
                SEMARANG TAHUN 2004

                          SIMPANAN POKOK      SIMPANAN WAJIB SISA HASIL USAHA
                          TAHUN 2004          TAHUN 2004         TAHUN 2004
No.   NAMA KOPERASI       Rp.                 Rp.                Rp.
1.    BHAITA BHAKTI                 5.200.000         27.275.000          9.174.825
2.    UMS                           2.800.000        496.594.030        673.316.274
3.    WIDYA LESTARI               31.470.000          99.273.000          7.396.168
4.    PRIMKO ADPEL                18.800.000         119.990.000         42.803.650
5.    WIJAYA KUSUMA                 1.125.000         53.196.500          5.038.983
6.    BALAI HARTA P.                3.000.000         51.475.725         11.739.976
7.    BB.POM                        1.320.000         82.153.950         51.902.345
8.    BPPI                          1.700.000        133.721.500         11.581.683
9.    LP.KLAS I                     1.760.000         81.126.200         28.891.437
10.   GEMI                          1.140.000         99.943.500         52.586.672
11.   BANGUN SJHTERA                  600.000         29.622.500          6.399.184
12.   TERATAI                       4.200.000        213.837.035         36.372.556
13.   KOPERKAP                      1.830.000        534.419.000        119.489.487
14.   BINA GATRA                      231.000         10.638.350         67.502.250
15.   SEJAHTERA                     4.635.000        464.391.223         27.593.827
16.   HANDAYANI                   36.771.138         36.771.1387        166.828.813
17.   SERBA USAHA                     415.000         60.828.118         11.022.343
18.   AMAL BHAKTI                   4.020.000        242.565.450         36.836.433
19.   TULUS KARYA                  12.975.000          5.190.000        274.720.759
20.   TIRTA USAHA                   2.010.000        191.906.250         26.214.146
21.   BINA CITRA HUSADA           10.150.000         357.251.500        131.136.649
22.   DWIJA USAHA                   2.472.500        307.019.050        102.000.000
23.   MANUNGGALSJANTERA             2.670.000        449.875.188         65.448.502
24.   BHAKTI CITRA                  7.240.000        136.161.500         44.188.610
25.   SEJAHTERA BLKI                1.140.000         50.207.881         23.841.830
26.   BAHTERA                       2.220.000        228.085.600         22.312.582
27.   POLITEKNIK                  22.190.000          95.475.000         42.940.548
28.   MANFAAT                       7.350.000         48.227.000         39.607.691
29.   ANGKASA                       1.340.000        194.514.000         17.801.700
30.   AMRIH MAKMUR                    790.000         77.140.930        145.480.050
      JUMLAH                     475.179.069       4.943.290.549      1.555.541.973
Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di kota semarang.

More Related Content

What's hot

Karakteristik laba
Karakteristik labaKarakteristik laba
Karakteristik labaAmy Cuex
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Sri Apriyanti Husain
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshinacitra Joni
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAAry Efendi
 
Ch04 income statement kieso ifrs
Ch04 income statement kieso ifrsCh04 income statement kieso ifrs
Ch04 income statement kieso ifrsalif radix
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifneeaem
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aObligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aFuturum2
 
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnisyunisarosa
 
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSiklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSukaBohong
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian auditFaras Tika
 

What's hot (20)

Akuntansi Musyarakah
Akuntansi MusyarakahAkuntansi Musyarakah
Akuntansi Musyarakah
 
Karakteristik laba
Karakteristik labaKarakteristik laba
Karakteristik laba
 
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
Psak 65-laporan-keuangan-konsolidasian-ifrs-10-consolidated-fs-22012014
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshina
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
KLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYAKLASIFIKASI BIAYA
KLASIFIKASI BIAYA
 
Analisis sumber penggunaan kas
Analisis sumber penggunaan kasAnalisis sumber penggunaan kas
Analisis sumber penggunaan kas
 
Present bab 13 auditing
Present bab 13 auditingPresent bab 13 auditing
Present bab 13 auditing
 
CAPM dan Arbitrage Pricing Theory
CAPM dan Arbitrage Pricing TheoryCAPM dan Arbitrage Pricing Theory
CAPM dan Arbitrage Pricing Theory
 
Ch04 income statement kieso ifrs
Ch04 income statement kieso ifrsCh04 income statement kieso ifrs
Ch04 income statement kieso ifrs
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatifAkuntansi positif dan akuntansi normatif
Akuntansi positif dan akuntansi normatif
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 aObligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
Obligasi konversi - akuntansi bagian 2 a
 
Manajemen keuangan
Manajemen keuanganManajemen keuangan
Manajemen keuangan
 
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar BisnisMemilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
Memilih bentuk kepemilikan bisnis - Pengantar Bisnis
 
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kasSiklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
Siklus pendapatan penjualan dan penerimaan kas
 
Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17Soal jawaban-bab-1-17
Soal jawaban-bab-1-17
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit
 

Viewers also liked

Proposal koperasi copy
Proposal koperasi copyProposal koperasi copy
Proposal koperasi copyfspi
 
Laporan praktek perkoperasian
Laporan praktek perkoperasianLaporan praktek perkoperasian
Laporan praktek perkoperasianDarmin Ly
 
Proposal pendirian koperasi
Proposal pendirian koperasiProposal pendirian koperasi
Proposal pendirian koperasirili_oktaviani
 
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasiContoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasiTien Agustini mistiawati
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifNaufa Nur
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionAlfian Nopara Saifudin
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN SyaifLasvera Eroer
 
Pengertian indikator
Pengertian indikatorPengertian indikator
Pengertian indikatorMoh Imron Aja
 
MAKSUD KHONDOKER most recent
MAKSUD KHONDOKER most recentMAKSUD KHONDOKER most recent
MAKSUD KHONDOKER most recentMAKSUD KHONDOKER
 
Roberto payán información del micrositio
Roberto payán información del micrositioRoberto payán información del micrositio
Roberto payán información del micrositiomarimba de chonta
 
Instalaciones cloroben
Instalaciones clorobenInstalaciones cloroben
Instalaciones clorobenIrving1601
 
VHIC I-faculty Records Manager
VHIC I-faculty Records ManagerVHIC I-faculty Records Manager
VHIC I-faculty Records ManagerMaria Loman
 
The essential guide_to_internet_marketing
The essential guide_to_internet_marketingThe essential guide_to_internet_marketing
The essential guide_to_internet_marketingLUONG NGUYEN
 
Shooting script football
Shooting script   football Shooting script   football
Shooting script football emilyhales123
 

Viewers also liked (20)

PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASIPROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
PROPOSAL PENELITIAN KOPERASI
 
Proposal koperasi copy
Proposal koperasi copyProposal koperasi copy
Proposal koperasi copy
 
Laporan praktek perkoperasian
Laporan praktek perkoperasianLaporan praktek perkoperasian
Laporan praktek perkoperasian
 
Proposal Koperasi
Proposal KoperasiProposal Koperasi
Proposal Koperasi
 
Proposal pendirian koperasi
Proposal pendirian koperasiProposal pendirian koperasi
Proposal pendirian koperasi
 
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasiContoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
Contoh kelengkapan dokumen untuk pendirian koperasi
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
 
Final acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anionFinal acara 2 analisa kualitatif anion
Final acara 2 analisa kualitatif anion
 
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
PROPOSAL PENELITIAN EKONOMI MANAJEMEN PEMASARAN
 
Sistem informasi akuntansi penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualanSistem informasi akuntansi penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualan
 
All materi pramuka
All materi pramuka All materi pramuka
All materi pramuka
 
Pengertian indikator
Pengertian indikatorPengertian indikator
Pengertian indikator
 
MAKSUD KHONDOKER most recent
MAKSUD KHONDOKER most recentMAKSUD KHONDOKER most recent
MAKSUD KHONDOKER most recent
 
Pixton 1810
Pixton 1810Pixton 1810
Pixton 1810
 
Roberto payán información del micrositio
Roberto payán información del micrositioRoberto payán información del micrositio
Roberto payán información del micrositio
 
presentacion clase 1
presentacion clase 1presentacion clase 1
presentacion clase 1
 
Instalaciones cloroben
Instalaciones clorobenInstalaciones cloroben
Instalaciones cloroben
 
VHIC I-faculty Records Manager
VHIC I-faculty Records ManagerVHIC I-faculty Records Manager
VHIC I-faculty Records Manager
 
The essential guide_to_internet_marketing
The essential guide_to_internet_marketingThe essential guide_to_internet_marketing
The essential guide_to_internet_marketing
 
Shooting script football
Shooting script   football Shooting script   football
Shooting script football
 

Similar to Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di kota semarang.

EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...Uofa_Unsada
 
Makalah 1 firmansyah dwi wf 7 i-11150700
Makalah 1  firmansyah dwi wf 7 i-11150700Makalah 1  firmansyah dwi wf 7 i-11150700
Makalah 1 firmansyah dwi wf 7 i-11150700firmansyahdwiwintang
 
Abstraksi ika pitri ani siregar
Abstraksi ika pitri ani siregarAbstraksi ika pitri ani siregar
Abstraksi ika pitri ani siregarMara Sutan Siregar
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAHLaporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAHEKPD
 
1. lpp wildan ndh xlii-18-h - (ok)
1. lpp wildan ndh  xlii-18-h - (ok)1. lpp wildan ndh  xlii-18-h - (ok)
1. lpp wildan ndh xlii-18-h - (ok)efendi suyanto
 
1. lpp wildan ndh xlii-18-h - (ok)
1. lpp wildan ndh  xlii-18-h - (ok)1. lpp wildan ndh  xlii-18-h - (ok)
1. lpp wildan ndh xlii-18-h - (ok)efendi suyanto
 
Bab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdfBab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdfAcef Ardian
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusiaermawidiana
 
Analisis dampak dari locus of
Analisis dampak dari locus ofAnalisis dampak dari locus of
Analisis dampak dari locus ofNispa Nis
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGUofa_Unsada
 
panduan penyelenggaraan BK di SMK
panduan penyelenggaraan BK di SMK panduan penyelenggaraan BK di SMK
panduan penyelenggaraan BK di SMK Nur Arifaizal Basri
 
panduan bimbingan konseling sekolah menengah kejuruan 2016.
panduan bimbingan konseling sekolah menengah kejuruan 2016.panduan bimbingan konseling sekolah menengah kejuruan 2016.
panduan bimbingan konseling sekolah menengah kejuruan 2016.Donny kurnianto
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaNesi Anti Andini
 
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal BorrowingStudi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal BorrowingBadan Kebijakan Fiskal
 

Similar to Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di kota semarang. (20)

EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PEN...
 
Makalah 1 firmansyah dwi wf 7 i-11150700
Makalah 1  firmansyah dwi wf 7 i-11150700Makalah 1  firmansyah dwi wf 7 i-11150700
Makalah 1 firmansyah dwi wf 7 i-11150700
 
Abstraksi ika pitri ani siregar
Abstraksi ika pitri ani siregarAbstraksi ika pitri ani siregar
Abstraksi ika pitri ani siregar
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAHLaporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
 
Going concern
Going concernGoing concern
Going concern
 
1. lpp wildan ndh xlii-18-h - (ok)
1. lpp wildan ndh  xlii-18-h - (ok)1. lpp wildan ndh  xlii-18-h - (ok)
1. lpp wildan ndh xlii-18-h - (ok)
 
1. lpp wildan ndh xlii-18-h - (ok)
1. lpp wildan ndh  xlii-18-h - (ok)1. lpp wildan ndh  xlii-18-h - (ok)
1. lpp wildan ndh xlii-18-h - (ok)
 
Bab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdfBab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdf
 
Bab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdfBab I skripsi asef pdf
Bab I skripsi asef pdf
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya ManusiaManajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Analisis dampak dari locus of
Analisis dampak dari locus ofAnalisis dampak dari locus of
Analisis dampak dari locus of
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
 
panduan penyelenggaraan BK di SMK
panduan penyelenggaraan BK di SMK panduan penyelenggaraan BK di SMK
panduan penyelenggaraan BK di SMK
 
panduan bimbingan konseling sekolah menengah kejuruan 2016.
panduan bimbingan konseling sekolah menengah kejuruan 2016.panduan bimbingan konseling sekolah menengah kejuruan 2016.
panduan bimbingan konseling sekolah menengah kejuruan 2016.
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Awal
AwalAwal
Awal
 
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul HudaPedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
Pedoman penulisan skripsi pgmi STKIP Nurul Huda
 
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal BorrowingStudi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
Studi Manajemen Utang LN & DN Pemerintah & Assessment Terhadap Optimal Borrowing
 

More from yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 

More from yogieardhensa (20)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 

Pengaruh modal sendiri terhadap perolehan sisa hasil usaha (shu) pada kpri di kota semarang.

  • 1. PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI DI KOTA SEMARANG. SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Lubuk Novi Suryaningrum NIM 3351402067 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
  • 2. PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian Skripsi pada : Hari : Tanggal : Pembimbing I Pembimbing II Dra. Margunani MP M.Khafid S.Pd, M.Si NIP. 131570076 NIP. 132243641 Mengesahkan Ketua Jurusan Akuntansi Drs. Sukirman M.Si NIP.131967646
  • 3. PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar - benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya, pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 2007 Lubuk Novi S NIM.3351402067
  • 4. KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Pada KPRI di Kota Semarang”. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, Msi, Selaku Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Drs. Agus Wahyudin, Msi, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 3. Bapak Drs. Sukirman, Msi, Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 4. Ibu Dra. Margunani M.P Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5. Bapak Muhammad Khafid S.Pd, Msi, Selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak dan Ibu pengurus KPRI di Kota Semarang yang telah memberikan izin dan bantuan kepada penulis. 7. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
  • 5. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan dari peneliti. Oleh karena itu dengan penuh keterbukaan penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyusunan skripsi yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semarang, 2007 Penulis Lubuk Novi S NIM.3351402067
  • 6. MOTO DAN PERSEMBAHAN ”Bersyukurlah pada Allah jika kita mendapatkan kesulitan,, berpikirlah positif tentang kesulitan kita, yakinlah kita akan dapat mengatasinya “ (Dr.Norman V. Deale) ” Rintangan tidak dapat menghancurkan kita, setiap rintangan akan menyerah pada ketetapan hati yang kukuh “ (Leonardo Da Vinci) ” Saat meraih keberhasilan tidak akan terasa begitu indah andai tidak ada lembah-lembah gelap yang harus diterobos “ (Helen Keller) ”Hargailah bayangan dan impianmu, karena merekalah anak jiwamu, kerangka dasar prestasimu yang baik “ (Napoleon Hill) Kupersembahkan kepada : Orang tuaku tercinta terima kasih atas doanya Adik dan saudaraku yang selalu memotivasi Teman-teman seperjuangan angkatan “02 Akt
  • 7. SARI Lubuk Novi Suryaningrum. 2007. Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada KPRI di Kota Semarang. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci: Modal Sendiri, Sisa Hasil Usaha Modal usaha koperasi diutamakan berasal dari anggota, modal anggota bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Hal ini mencerminkan bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendorong diri sendiri dengan kekuatan sendiri. Maka kegiatan usaha tersebut akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menguntungkan yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI di Kota Semarang (2) Untuk mengtahui seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah KPRI yang menjadi anggota PKPRI dan mengumpulkan laporan pertanggungjawaban tahun 2005 sebanyak 30 KPRI. Variabel penelitian ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah modal sendiri (X), sedangkan untuk variabel terikat adalah Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan data statistik yaitu analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian dari regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi Y= 506,098 + 0,639. Hasil analisis varians untuk regersi diperoleh F hitung 29,779 dan signifikansinya 0,000, sedangkan F tabel pada df = 1 : 28 dan signifikansi 5% adalah 4,20. Karena F hitung = 29,779 > F tabel = 4,20, hal ini menunjukkan bahwa (1) Modal sendiri berpengaruh positif yang signifikan terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Hipotesis alternatif diterima. (2) Besarnya pengaruh modal sendiri (X) terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) dilakukan regersi linier sederhana dan didapatkan koefisien determinasi (r2x100%) = 51,5% sedangkan sisanya 48,5%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa selain variabel modal sendiri ternyata perolehan Sisa Hasil Usaha dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini sebesar 48,5%. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada pengaruh modal sendiri (X) terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) pada KPRI di Kota Semarang dan pengaruhnya sebesar 51,5%, yang berarti bahwa semakin naik jumlah modal sendiri maka perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) akan semakin meningkat sebaliknya jika jumlah modal sendiri semakin turun maka perolehan Sisa Hasil Usaha juga akan ikut menurun. Berdasarkan hasil tersebut, maka diajukan beberapa saran yaitu : (1) Pihak pengelola dan pengurus KPRI di Kota Semarang harus lebih aktif mengajak para anggotanya untuk lebih berperan serta dalam meningkatkan usahanya yaitu dengan menaikkan sinpanan pokok dan simpanan wajib karena pengaruh modal
  • 8. sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) lebih besar dari modal luar. (2) Perlu adanya penelitian yang sejenis yang mengungkap factor-faktor yang mempengruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) selain modal sendiri seperti volume usaha, efesiensi biaya dan lain-lain.
  • 9. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………. ii PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………... iii PERNYATAAN…………………………………………………………… iv SARI……………………………………………………………………….. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………… vii KATA PENGANTAR……………………………………………………... viii DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………....... 1 1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….... 1 1.2 Perumusan Masalah……………………………………………… 7 1.3 Penegasan Istilah………………………………………………………… 7 1.4 Tujuan Penelitian…………………………………………………. 8 1.5 Kegunaan Penelitian……………………………………………… 9 1.5.1 Kegunaan Teoritis……………………………………………… 9 1.5.2 Kegunaan Praktis………………………………………………. 9 1.6.Sistematika Penulisan Skripsi……………………………………. 10 BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………... 11 2.1 Sisa Hasil Usaha (SHU)……………………………………………… 11 2.1.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)………………………… 11 2.1.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)………………………… 14 2.1.3 Prinsip-Prinsip Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)……….. 18 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU……………………. 20 2.2 Modal Sendiri……………………………………………………… 22 2.2.1 Definisi Modal Sendiri………………………………………. 22 2.2.2 Sumber Modal Sendiri………………………………………. 23 2.2.3 Hubungan Modal Sendiri dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha
  • 10. (SHU)……………………………………………………… 27 2.3 Kerangka Berpikir……………………………………………….. 33 2.4 Hipotesis……………………………………………………….... 34 BAB III METODE PENELITIAN………………………………………... 35 3.1 Populasi…………………………………………………………. 35 3.2 Variabel Penelitian…………………………………………….... 36 3.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………………… 36 3.4 Metode Analisis Data…………………………………………... 36 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………... 40 4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………… 40 4.1.1 Objek Penelitian……………………………………………. 40 4.2 Pembahasan……………………………………………………… 48 BAB V SIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 50 5.1 Simpulan………………………………………………………… 50 5.2 Saran…………………………………………………………… 50 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 51 LAMPIRAN
  • 11. DAFTAR TABEL Tabel 1. Perincian Penelitian Populasi……………………………………………35 Tabel 2. Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib KPRI Kota Semarang…….41 Tabel 3. Data Sisa Hasil Usaha…………………………………………………...43 Tabel 4. Rekapitulasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib, Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan rata-ratanya……………………………….46 Tabel 5. Analisis Varians untuk regresi…………………………………………..47
  • 12. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Tahun 2004………….52 Lampiran 2. Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Tahun 2005………….53 Lampiran 3. Data Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib Tahun 2004/2005……54 Lampiran 4. Hasil Analisis Data…………………………………………………55 Lampiran 5. Data Laporan Keuangan Rapat Anggota Tahunan Tahun 2005 KPRI Kota Semarang……………………………………………………..57
  • 13. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi yang tumbuh di kalangan masyarakat sebagai pendorong tumbuhnya perekonomian nasional sekaligus sebagai soko guru dalam perekonomian di Negara Indonesia. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian BAB I Pasal 1 Koperasi adalah “ Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Koperasi tidak dikenal istilah ”keuntungan”, karena kegiatan usaha koperasi tujuan utamanya bukan berorientasi mencari untung (non profit oriented) melainkan berorientasi pada manfaat (benefid oriented). Pada dasarnya koperasi dikelola dengan tujuan menyejahterakan anggotanya dan masyarakat pada umumnya, bukan mengejar keuntungan semata. Sekalipun koperasi tidak mengutamakan keuntungan, akan tetapi usaha-usaha yang dikelola oleh koperasi harus tetap memperoleh penghasilan yang layak demi menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan kemampuan usaha, bukan untuk memupuk kekayaan. Sehingga pada akhir periode usahanya diharapkan dan ditargetkan menghasilkan Sisa Hasil Usaha. Keuntungan didalam koperasi biasa disebut dengan istilah “Sisa Hasil Usaha”. Berdasarkan UU No.25 Tahun 1992 Pasal 45 Ayat 1” Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku 1
  • 14. 2 dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan”. Sebagai badan usaha, pendapatan atau hasil usaha sangat menentukan besar kecilnya SHU yang diperoleh koperasi. Dalam setiap tahunnya SHU yang diperoleh koperasi disisihkan dan dibagi untuk keperluan: Cadangan koperasi, Jasa anggota, Dana Pengurus, Dana Pegawai, Dana Pendidikan, Dana Sosial dan Dana Pembangunan daerah Kerja. Adapun cara dan besarnya penyisihan SHU ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) masing-masing koperasi. Mengingat kegunaan dan fungsi dari penyisihan SHU yang begitu banyak, maka perolehan SHU bagi koperasi pada setiap tahunnya menjadi sangat penting. Melalui SHU koperasi dapat memupuk modal sendiri yaitu dengan dana cadangan yang disisihkan setiap akhir periode tutup buku, sehingga akan memperkuat struktur modalnya. Selain itu dana-dana yang disisihkan dari SHU, apabila belum dicairkan atau digunakan maka akan diperlakukan sebagai tambahan modal yaitu sebagai modal pinjaman tanpa dikenakan biaya modal. Oleh sebab itu apabila koperasi dapat meningkatkan perolehan SHU dalam setiap tahunnya dengan sendirinya akan memperkuat struktur finansialnya. Besarnya SHU yang diperoleh koperasi disetiap tahunnya juga sebagai pertanda bahwa koperasi telah dikelola secara profesional. Pengelolaan yang profesional memerlukan sistem pertanggung jawaban yang baik serta informasi yang relevan dan dapat diandalkan. Hal itu dapat dicapai apabila koperasi sebagai badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi melaksanakan akuntansi dalam kegiatan usahanya seperti badan usaha lainnya.
  • 15. 3 Semakin besar SHU yang diperoleh koperasi akan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat pada umumya. Dan untuk meningkatkan perolehan SHU sangat tergantung dari besarnya modal yang berhasil dihimpun oleh koperasi untuk menjalankan usahanya. Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari: simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari : anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lainnya yang sah (UU No. 25 tahun 1992 Pasal 41 ayat 1 & 2). Permodalan koperasi tidak hanya mencakup modal yang disetor oleh anggota, akan tetapi meliputi seluruh sumber pembelanjaan koperasi yang dapat bersifat permanen atau sementara. Pihak- pihak yang mempunyai klaim terhadap sumber pembelanjaan koperasi terdiri dari kreditur, anggota atau pemilik dan badan usaha koperasi itu sendiri. Hal ini menunjukan bahwa koperasi mempunyai eksistensi tersendiri yang terpisah dari anggota-anggotanya (Sitio dan Tamba 2002:125). Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari para pegawai negeri republik Indonesia dalam suatu daerah kerja (G.Kartasapoetra 1985:17). KPRI merupakan salah satu jenis koperasi yang membutuhkan modal yang cukup untuk menggerakkan dan meningkatkan seluruh bidang usahanya.
  • 16. 4 Sebagian besar KPRI dalam mengelola usahanya lebih mengutamakan menggunakan modal sendiri daripada modal pinjaman. Hal ini dikarenakan KPRI belum memperhatikan struktur modal yang sesuai, sedangkan struktur modal yang efektif memungkinkan adanya kemudahan dalam pengumpulan modal tambahan bila diperlukan. Menurut Riyanto (2001:23) beranggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama dibangun atas dasar modal sendiri, yaitu modal tahan resiko. Maka aturan dalam struktur finansial menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Struktur finansial tersebut akan memperlihatkan dengan jelas modal yang dimiliki oleh sebuah koperasi, yaitu perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Mengingat semakin pesat persaingan dalam pasar global, yang pada akhirnya menuntut koperasi untuk ikut ambil bagian didalamya. Oleh karena itu bukan tidak mungkin lambat laun kebutuhan para anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya semakin meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut koperasi perlu memperbesar volume usaha yang pastinya akan membutuhkan tambahan modal cukup besar. Dan kebutuhan akan tambahan modal tersebut dapat dipenuhi dengan pinjaman dari pihak luar. Bagaimana efek dari penambahan modal sendiri atau modal pinjaman terhadap SHU? Ditinjau dari kepentingan modal sendiri atau pemilik perusahaan, penambahan modal pinjaman hanya dibenarkan jika penambahan tersebut mempunyai efek finansial yang menguntungkan (Favorable finansial
  • 17. 5 leverage) terhadap perolehan SHU. Penambahan modal pinjaman dari luar hanya akan memberikan efek yamg menguntungkan terhadap perolehan SHU apabila “rate of return”dari tambahan modal (modal pinjaman) tersebut lebih besar daripada biaya modalnya atau bunganya. Demikian pula sebaliknya , apabila tingkat bunga lebih besar dari “rate of return”nya akan mempunyai efek yang merugikan. Pengumpulan modal yang berhasil dilakukan koperasi , baik modal sendiri maupun modal pinjaman secara bersama-sama akan digunakan untuk menggerakan kegiatan usaha. Kedua sumber modal tersebut mendukung keberhasilan usaha koperasi dengan posisinya masing-masing. Return of Investment (ROI) adalah kemampuan dari seluruh modal yang digunakan perusahaan baik modal sendiri maupun modal pinjaman dalam menghasilkan laba. Untuk menentukan tinggi rendahnya ROI dalam koperasi dapat diukur dari besarnya SHU yang diperoleh. Misalkan rata-rata ROI yang diperoleh KPRI selama ini adalah ± 10%. Dari besarnya ROI tersebut dapat dianalisa bahwa dengan menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman yang dimilikinya, KPRI mendapatkan keuntungan sebesar 10% dari total modalnya. Besarnya keuntungan tersebut tidak relevan dengan tingkat suku bunga saat ini mencapai 22%. Hal ini dikarenakan dengan keuntungan 10% KPRI harus menanggung beban bunga modal dari modal pinjamannya sebesar 22%. Apabila KPRI menggunakan modal pinjaman lebih besar dalam menjalankan usahanya, maka akan sangat merugikan. Sebab beban bunga yang lebih besar dari keuntungan yang diperoleh akan memperkecil SHU, sehingga
  • 18. 6 pada akhirnya akan berdampak buruk pada kesehatan keuangan koperasi. Maka dari itu KPRI harus benar-benar memperhatikan struktur finansial dan struktur modal yang tepat dalam menjalankan usahanya. Berbagai penelitian tentang pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman terhadap SHU telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Penelitian Padillah (2001) dan Mat Anis (2003) menemukan hasil bahwa secara simultan SHU dipengaruhi oleh modal sendiri dan modal pinjaman. Sedangkan secara parsial modal sendiri berpengaruh terhadap SHU. Hal ini dikarenakan struktur finansial dalam KPRI yang diteliti menunjukan bahwa modal sendiri lebih besar atau dominan daripada modal pinjaman. Dari uraian hasil penelitian di atas dapat disimpulkan, terdapat kesamaan hasil penelitian antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Hal ini dikarenakan KPRI yang dijadikan sampel penelitian lebih dominan menggunakan modal sendiri daripada modal pinjaman. Apakah hal tersebut juga sama terjadi di dalam KPRI Kota Semarang ? Oleh karena itu penelitian tentang pengaruh modal sendiri terhadap SHU di Kota Semarang perlu dilakukan. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti mengambil judul penelitian tentang “PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI) DI KOTA SEMARANG”. 1.2 Perumusan Masalah
  • 19. 7 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI di Kota Semarang 2. Seberapa besar pengaruh modal sendiri terhadap perolehan SHU pada KPRI di Kota Semarang 1.3 Penegasan Istilah Untuk memberikan kejelasan tentang pengertian dalam memahami judul skripsi, maka ada beberapa hal yang perlu ditegaskan sebagai berikut : 1. Sisa Hasil Usaha (SHU) Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang didapat selama satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. (UU Koperasi Nomor 25, 1992 pasal 45). SHU dalam penelitian ini adalah besarnya SHU yang diperoleh Koperasi Pegawai Republik Indonesia di Kota Semarang pada akhir tahun 2004-2005. 2. Modal Sendiri Menurut Riyanto (1999:21) Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta, dll).
  • 20. 8 Berdasarkan pasal 41 UU Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah. Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota (simpanan sukarela) koperasi lain, Bank dan lembaga keuangan lainnya. Agar ruang lingkup penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi yang dimaksud dengan modal sendiri dalam judul skripsi ini adalah Simpanan Pokok, Simpanan wajib sebagai Variabel bebasnya dari data Laporan Keuangan pada Rapat Anggota Tahunan tahun 2005. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh modal sendiri terhadap SHU yang diperoleh KPRI di Kota Semarang. 1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Bagi para akademisi hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ataupun manfaat dalam pengembangan perkoperasian terutama menyangkut masalah SHU.
  • 21. 9 1.5.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi koperasi sebagai bahan masukan dalam mengelola keuangan agar di masa yang akan datang koperasi mempunyai perkembangan dan pengelolaan keuangan yang lebih baik. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi koperasi dalam menyusun strategi untuk mengembangkan usahanya. 1.6 Sistematika Skripsi 1. Bagian Pendahuluan Bagian ini meliputi: Halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi, terdiri dari : Bab I : Pendahuluan, meliputi : Latar belakang masalah, identifikasi masalah, penegasan istilah, tujuan Penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Landasan teori dan Hipotesis, meliputi: Sisa Hasil Usaha (SHU), Modal Sendiri,Kerangka berpikir dan Hipotesis Bab III : Metode Penelitian, meliputi: Populasi penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan data Serta metode analisis data.
  • 22. 10 Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi : Hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian Bab V : Simpulan dan Saran 3. Bagian akhir, meliputi: Daftar Pustaka dan lampiran-lampiran
  • 23. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisa Hasil Usaha (SHU) 2.1.1 Pengertian Sisa Hasil Usaha Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam waktu satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan (UU No.25 Tahun 1992 Pasal 1 & 2). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan bahwa, Perhitungan Hasil Usaha (PHU) adalah Perhitungan Hasil usaha yang menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan Hasil Usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. Usaha koperasi yang utama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraan anggotanya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan dengan produktif, efektif, dan efisien. Dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya terhadap 11
  • 24. 12 anggota dan masyarakat pada umumnya dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh SHU yang wajar. Menurut UU Koperasi No.25/1992 Bab. IX pasal 45 adalah 1). SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. 2). SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan kperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan Rapat Anggota. 3). Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. Sebagai suatu badan usaha, koperasi di dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu saja menghendaki untuk mendapatkan keuntungan atau sisa hasil usaha yang cukup banyak maka Sisa Hasil Usaha tersebut dapat disisihkan sebagian untuk cadangan koperasi yang selanjutnya bisa dipergunakan untuk menambah modal koperasi. Apabila modal koperasi bertambah besar, maka dengan sendirinya lingkup usaha koperasi. Sisa Hasil Usaha mungkin tidak dapat dibagi habis, karena pembagian SHU dalam koperasi terbatas sesuai dengan tingkat bunga bank pemerintah atau mungkin juga terjadi, rapat anggota memutuskan Sisa Hasil Usaha tahun buku yang bersangkutan tetap tinggal dalam rekening simpanan masing-masing
  • 25. 13 anggota. Sisa Hasil Usaha yang tidak dibagi ini digunakan untuk pemupukan modal. Perolehan Sisa Hasil Usaha akan terlihat pada data laporan keuangan dalam laporan tahunan koperasi pada tutup buku akhir tahun. Sisa Hasil Usaha memperlihatkan hasil yang telah dicapai oleh koperasi selama periode tertentu dalam satu tahun buku. Sebuah koperasi dikatakan baik atau berkembang bukan hanya dilihat dari perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) saja, tetapi juga dilihat dari rencana kerja pelaksanaan yang telah ditentukan dalam rapat anggota tahunan apakah rencana kerja tersebut bisa dilaksanakan secara keseluruhan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah pelayanan terhadap anggota. Koperasi yang dapat melayani anggota dengan sebaik-baiknya dapat dikatakan berhasil. Namun sebagai badan usaha, koperasi juga dituntut untuk dapat sejajar dengan badan usaha lain termasuk dalam memperoleh SHU.Untuk itu pengurus harus bekerja keras dan mempunyai manajemen yang baik sehingga dapat menghasilkan pelayanan maupun Sisa Hasil Usaha yang wajar. Motivasi usaha koperasi adalah memberikan pelayanan kepada anggota dan berusaha pula untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pelayanan tersebut meliputi berbagai fungsi ekonomi atas berbagai jenis usaha yang dibutuhkan oleh para anggotanya. Salah satu sendi dasar koperasi yang mengatur keuntungan pada koperasi yaitu SHU. Sisa Hasil Usaha bila dibagikan kepada anggota dilakukan tidak
  • 26. 14 berdasarkan modal tetapi berdasarkan perimbangan jasa usaha dan kegiatannya dalam penghidupan koperasi itu. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dana-dana yang berasal dari pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi selama belum dimanfaatkan digolongkan sebagai kewajiban lancar koperasi. Sedangkan cadangan koperasi sebagai penyisihan dari Sisa Hasil Usaha tergolong kepada modal sendiri yang tidak dapat dibagikan kepada anggota karena untuk tujuan pemupukan modal dan menutup kerugian koperasi. 2.1.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha Pada dasarnya SHU yang diperoleh koperasi disetiap tahunnya dibagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga koperasi yang bersangkutan. Acuan dasar untuk membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa, pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing- masing anggota. Menurut UU Koperasi No.25 Tahun 1992 pasal 34 menjelaskan bahwa pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi itulah yang boleh dibagikan kepada para anggota, sedang sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota, misalnya dari hasil pelayanan terhadap pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada anggota karena bagian ini bukan diperoleh dari jasa anggota, sisa hasil usaha ini digunakan untuk pembiayaan- pembiayan tertentu lainnya.
  • 27. 15 Pembagian Sisa Hasil Usaha koperasi supaya diatur sebagai berikut : a. Sisa Hasil Usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota, dibagikan untuk : 1) Cadangan koperasi 2) Para Anggota, sebanding dengan jasa yang diberikan masing-masing 3) Dana Pengurus 4) Dana Pegawai / karyawan 5) Dana pendidikan koperasi 6) Dana Sosial 7) Dana Pembangunan Daerah kerja b. Sisa Hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota, dibagikan untuk : 1) Cadangan koperasi 2) Dana Pengurus 3) Dana Pegawai/karyawan 4) Dana Pendidikan Koperasi 5) Dana Sosial 6) Dana Pembangunan Daerah Kerja Cara penggunaan sisa hasil usaha diatas, kecuali cadangan diatur dalam Anggaran Dasar dengan mengutamakan kepentingan koperasi yang bersangkutan. Cadangan ini dimaksudkan untuk memupuk modal koperasi sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan, oleh karenanya cadangan tidak boleh dibagikan kepada anggota walaupun diwaktu pembubaran.
  • 28. 16 Penggunaan Dana Sosial diatur oleh Rapat Anggota dan dapat diberikan antara lain pada fakir miskin, yatim piatu atau usaha-usaha sosial lainnya. Perihal zakat dapat diatur oleh koperasi yang bersangkutan dalam Anggaran Dasar maupun ketentuan-ketentuan lain dari koperasi. Penggunaan Dana Pembangunan Daerah dilakukan setelah mengadakan konsultasi dengan pihak Pemerintah Daerah setempat. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.27) menyebutkan bahwa, Pembagian Sisa Hasil Usaha harus dilakukan pada akhir periode pembukuan. Jumlah yang dialokasikan selain untuk koperasi diakui sebagai kewajiban. Dalam hal pembagian tidak dapat dilakukan karena jenis dan jumlah pembagiannya belum diatur secara jelas dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga, tetapi harus menunggu rapat anggota, maka sisa hasil usaha tersebut dicatat sebagai sisa hasil usaha belum dibagi dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Menurut Sitio dan Tamba (2002:89) secara umum SHU koperasi dibagi untuk: a. Cadangan koperasi Cadangan koperasi merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagi dan dapat digunakan untuk memupuk modal sendiri serta untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan b. Jasa Anggota Anggota di dalam koperasi memiliki fungsi ganda yaitu sebagai pemilik (owner) dan sekaligus sebagai pelanggan (customer). Dengan demikian, SHU yang
  • 29. 17 diberikan kepada anggotanya berdasar atas 2 (dua) kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu : 1. SHU atas jasa modal, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas penanaman modalnya (simpanan) didalam koperasi. 2. SHU atas jasa usaha, adalah SHU yang diterima oleh anggota karena jasa atas transaksi yang dilakukan sebagai pelanggan di dalam koperasi. c. Dana Pengurus Dana pengurus adalah SHU yang disisihkan untuk pengurus atas balas jasanya dalam mengelola organisasi dan usaha koperasi. d. Dana Pegawai Dana Pegawai adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membayar gaji pegawai yang bekerja dalam koperasi. e. Dana Pendidikan Dana pendidikan adalah penyisihan SHU yang digunakan untuk membiayai pendidikan pengurus, pengelola, dan pegawai koperasi sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan keahlian Sumber Daya Manusia dalam mengelola koperasi. f. Dana Sosial Dana sosial adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk membantu anggota dan masyarakat sekitar yang tertimpa musibah.
  • 30. 18 g. Dana Pembangunan Daerah Kerja Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah penyisihan SHU yang dipergunakan untuk mengembangkan daerah kerjanya. 2.1.3 Prinsip Prinsip Pembagian SHU Agar tercermin azas keadilan, demokrasi, tranparasi, dan sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut : a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota. Pada hakikatnya SHU yang dibagi kepada anggota adalah yang bersumber dari anggota sendiri, sedangkan SHU yang bukan berasal dari anggota dijadikan sebagai cadangan koperasi. Oleh sebab itu. Langkah pertama dalam pembagian SHU adalah memilahkan antara SHU yang bersumber dari hasil transaksi anggota dan SHU yang bersumber dari nonanggota. b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri. SHU yang diterima setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukannya dengan koperasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang dibagi kepada anggota. c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan. Proses perhitungan SHU per anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa partisipasinya kepada
  • 31. 19 koperasinya. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha, pendidikan dalam proses demokrasi. d. SHU anggota dibayar secara tunai SHU per anggota harus diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya. 2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi SHU (Tri Ruli Yanti,2005) Faktor dari dalam yaitu : a. Partisipasi Anggota Para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar b. Jumlah Modal Sendiri SHU anggota yang diperoleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib,simpanan pokok,dana cadangan dan hibah c. Kinerja Pengurus Kinerja pengurus sangat diperlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU perkoperasian maka hasil yang dicapaipun juga akan baik. d. Jumlah unit usaha yang dimiliki Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang dijalankan dalam kegiatan usaha tersebut.
  • 32. 20 e. Kinerja Manajer Kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern. f. Kinerja Karyawan Merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi Faktor dari luar yaitu : a. Modal pinjaman dari luar Modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali agar tidak menderita kerugian. b. Para konsumen dari luar selain anggota koperasi c. Pemerintah Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah. Faktor-faktor yang mempengaruhi SHU (Iramani dan Kristijadi , 1997) : a. Jumlah anggota KoperasI Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan meningkatkan volume kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan SHU yang akan diperoleh koperasi.
  • 33. 21 b.Volume usaha Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya, sehingga aspek volume usaha yang dijalankan oleh koperasi akan sangat menentukan pendapatannya. c. Jumlah simpanan Simpanan para anggota koperasi merupakan salah satu komponen yang turut serta menentukan kegiatan perkoperasian di koperasi tersebut. d. Jumlah Hutang Volume usaha yang harus ditingkatkan oleh koperasi akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal yang mencukupi, baik yang berasal dari simpanan para anggota maupun modal yang digali dari luar (hutang). 2.2 MODAL SENDIRI 2.2.1 Definisi Modal Sendiri Menurut Riyanto (1995:227-240) ada 2 (dua) macam modal yaitu yang berasal dari dalam atau modal sendiri dan modal yang berasal dari luar atau modal asing. Yang dimaksud modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan laba) atau berasal dari pengambil bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta,dll). Dan yang dimaksud dengan modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan merupakan “utang’ yang pada saatnya harus dibayar kembali.
  • 34. 22 Modal sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan usaha, sehingga tercapai hasil yang diinginkan. Tanpa adanya modal, aktivitas usaha tidak dapat dijalankan. Biasanya semakin luas jangkauan usaha dan semakin banyak bidang yang ditangani, maka dibutuhkan modal yang besar pula. Modal dalam arti sempit adalah sejumlah dana atau sejumlah nilai uang yang dipergunakan dalam membelanjai semua keperluan usaha. Sedangkan dalam arti luas modal adalah semua peralatan yang berupa uang atau barang yang diperlukan untuk menjalankan usaha lebih lanjut (U.Purwanto 1986:28). Menurut Hendroyogi (1997:180-181) modal adalah salah satu faktor produksi yang merupakan sarana untuk melaksanakan usaha-usaha, namun modal dapat juga diartikan sebagai hasil produksi yang digunakan untuk produksi lebih lanjut dari Data Laporan Keuangan pada Rapat Anggota Tahunan tahun 2004-2005. Ditinjau dari wujudnya modal koperasi dapat berupa modal yang berwujud dan modal yang tak berwujud. Modal yang berwujud adalah harta berwujud yang dapat dinilai dengan uang yang digunakan untuk menjalankan usaha seperti uang tunai, alat-alat produksi , mesin, gedung dan sebagainya. Sedangkan modal tak berwujud adalah harta berwujud yang tidak dapat dinilai dengan uang , missal hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan koperasi untuk memeperoleh pendapatan (Wasis, 1983 : 16). Koperasi adalah salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan ketentuan UUD 1945. Bentuk badan usaha ini cocok sekali dipakai dalam rangka memecahkan ketidak selarasan di dalam masyrakat karena sebagian kecil
  • 35. 23 masyarakat yang memegang kendali ekonomi sangat kuat, dan di pihak lain bagian terbesar masyarakat berada dalam keadaan yang lemah. Koperasi harus mampu mewujudkan kesejahteraan anggotanya supaya pembangunan koperasi mengarah pada gerakan ekonomi masyarakat yang di dukung demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta menjadi sokoguru perekonomian nasional yang tangguh. 2.2.2 Sumber Modal Sendiri Modal sendiri dalam koperasi bersumber dari : a). Simpanan Pokok Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada anggota untuk menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota. b). Simpanan Wajib Simpanan Wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib hanya boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar, supaya modal koperasi tidak goyah. c). Dana Cadangan Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri serta dapat untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. d). Hibah
  • 36. 24 Hibah adalah modal yang diterima oleh koperasi secara cuma-cuma dari pihak lain dan menjadi modal sendiri (Ign.Sukamdiyo 1997:77). Hibah merupakan transfer (pemberian) dana dari pihak lain secara gratis yaitu tidak ada kewajiban bagi koperasi untuk membayar kembali baik berupa pokok pemberian maupun jasa yang dapat dikategorikan sebagai hibah pada koperasi adalah hadiah , penghargaan dan pemberian / bantuan lainnya yang tidak disertai dengan ikatan. Bagi koperasi modal sendiri merupakan sumber permodalan yang utama, hal ini berkaitan dengan beberapa alasan (Widyanti 1998: 136-137) 1. Alasan kepemilikan Modal yang berasal dari anggota merupakan salah satu wujud kepemilikan anggota terhadap koperasi berta usahanya. Anggota yang memodali usahanya sendiri akan merasa lebih bertanggungjawab terhadap keberhasilan usaha tersebut. 2. Alasan Ekonomi Modal yang berasal dari anggota akan dapat dikembangkan secara lebih efisien dan murah karena tidak diperkenankan persyaratan bunga. 3. Alasan Risiko Modal sendiri atau anggota juga mengandung rIsiko yang lebih kecil dibandingkan dengan modal dari luar, khususnya pada saat usaha tidak berjalan dengan lancar.
  • 37. 25 Sumber Modal Koperasi adalah bagaimana mencari dan dari mana perusahaan memperoleh dana yang dibutuhkan untuk membelanjai usahanya guna mencapai tujuan perusahaan itu. Adapun sumber modal menurut asalnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Dari Segi Asalnya Ditinjau dari segi asalnya, sumber modal dapat dibedakan menjadi dua yakni sumber modal intern dan sumber modal ekstern. 1). Sumber Intern Sumber intern merupakan usaha yang dilakukan dengan efisien agar pemenuhan kebutuhan dana guna membiayai operasi perusahaan dapat dipenuhi dari dalam perusahaan itu sendiri (Ign. Sukamdiyo 1996:75). Sumber modal intern dapat berwujud : a. Laba yang tidak dibagi/ laba ditahan Laba yang tidak dibagi diperoleh dari keuntungan suatu perusahaan yang tidak dibagikan pada akhir tahun. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk modal cadangan agar perusahaan tersebut dapat menjalankan usahanya dengan baik. Besar kecilnya laba ditahan menjadi sumber intern pemenuhan modal kerja yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Besarnya laba yang diperoleh pada periode yang bersangkutan. 2. Kebijakan tentang deviden policy, apabila pembayaran deviden ditetapkan dalam prosentase / jumlah yang relatif kecil dan sebaliknya apabila
  • 38. 26 pembayaran deviden ditetapkan dalam prosentase yang relative rendah maka laba ditahan relatif besar. 3. Kebijakan penanaman kembali deviden yang diterima oleh pemegang saham. Apabila ada kebijakan untuk penanaman kembali deviden yang diterima perusahaan maka laba ditahan akan menjadi relative besar asal penanaman kembali deviden tersebut dapat ditanamkan pada investasi yang Ratio Rate Of Return lebih besar dari biaya modal. 4. Penjualan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan. 5. Keuntungan penjualan surat berharga / efek di atas harga normal. b. Cadangan Penyusutan Cadangan penyusutan diperoleh dari hasil penyusutan alat-alat produksi tahan lama yang disusutkan tiap tahun berdasarkan peraturan yang berlaku pada perusahaan atau koperasi. Maksud diadakannya cadangan penyusutan adalah untuk menjaga modal yang telah ditetapkan dan menjamin kebutuhan modal agar dapat meningkatkan kegiatan usahanya sewaktu akan mengganti mesin tersebut karena telah habis umur teknisnya. 2). Sumber Ekstern Sumber ekstern merupakan usaha pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari luar perusahaan. Sumber-sumber ekstern ini dapat berupa modal- modal pinjaman (modal asing) baik yang berupa uang, bahan, maupun lainnya. Modal pinjaman ini dapat berupa hutang janka panjang maupun jangka pendek. b. Dari Segi Terjadinya
  • 39. 27 Ditinjau dari segi terjadinya sumber modal, dapat diperoleh dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut antara lain : 1) Tabungan dari subjek ekonomi Suatu pendapatan yang tidak dikonsumsikan, dengan demikian tabungan tersebut dapat digunakan untuk keperluan konsumsi dimasa yang akan datang. Tabungan yang dikonsumsi tidak menambah modal. Setiap perusahaan dapat mempergunakan tabungannya menurut kehendak masing-masing, tetapi diapun dapat bertindak untuk tidak mempergunkan pendapatan baik sebagian atau seluruhnya. 2) Penciptaan/ kreasi atau kredit oleh bank Dalam penciptaan atau kredit oleh bank, tidak hanya bank sentral saja yang dapat menciptakan uang tetapi bank-bank umum. Juga dapat menciptakan uang yang sering disebut dengan uang giral. 3) Intensifikasi penggunaan modal Cara ini dilakukan oleh bank dengan meminjamkan kembali uang-uang yang dipercaya masyarakat kepada bank. Perusahaan dapat mengintensifkan penggunaan uang yang sementara tidak digunakan misalnya dengan meminjamkan kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan (M.Tohar, 1999:15-16). Pemenuhan modal dengan tabungan sementara anggota jangka pendek pada dasarnya yang termasuk ke dalam modal pasif jangka pendek terdiri dari : 1. Utang dagang atau barang 2. Simpanan sukarela atau titipan
  • 40. 28 3. Biaya-biaya yang belum dibayar 4. Rupa-rupa dana 5. Pinjaman dari bank Sesuai dengan keterangan diatas maka disini hanya akan memberikan sorotan pada modal pasif jangka pendek dalam bentuk tabungan sementara anggota jangka pendek yaitu simpanan sukarela atau sering pula dengan istilah titipan atau giro yang diartikan sebagai jumlah uang yang ditanamkan anggota atau bukan anggota pada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan sementaranya. Ada beberapa pendapat dari peneliti terdahulu bahwa dengan simpanan sukarela akan dicapai beberapa maksud yaitu : 1. Menambah modal usaha bagi koperasi, artinya bila modal tersebut jangka pengambilannnya oleh penyimpan masih lama, dapat dimanfaatkan untuk membelanjai usaha pelayanan bagi keperluan anggota. 2. Mengamankan uang dari pengambilan dan pemakaian uang terlalu mudah. 3. Secara tidak langsung dapat memberikan pertolongan kepada sesama anggota yang memerlukan uang atau pinjaman. Namun meskipun demikian karena simpanan sukarela ini pada hakikinya merupakan utang, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pemenuhan modal tersebut :
  • 41. 29 1. Jangka waktu pengembalian modal harus ditaati, jangan sampai pada saat kreditur mengambil tabungannya tidak tersedia dananya di koperasi. 2. Biaya modal / bunga harus dapat dipenuhi, hal ini untuk lebih mendorong minat kreditur dalam menyetor tabungannya dan juga untuk memperoleh solidaritas atau kepercayaan bahwa penyimpan dikoperasi dapat memnguntungkan mereka. 3. Keperasi tidak menderita rugi, untuk itu para pengurus harus membuat kebijaksanaan permodalnnya sebaik mungkin. Untuk memenuhi harapan diatas maka pihak penabung maupun yang menerima tabungan perlu mempertimbangkan keputusan mengenai pemupukan tabungan tersebut dan memperkirakan apakah setiap transaksi dapat dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Pemenuhan kebutuhan modal dengan tabungan jangka panjang biasanya berupa simpanan wajib yaitu sejumlah uang yang disetorkan anggota dalam jumlah tertentu, dimana sifat dan kedudukannya sebagai berikut : 1. Merupakan simpanan yang boleh diambil setelah jangka waktu tertentu maka simpanan ini masuk kedalam kelompok utang jangka panjang. 2. Merupakan simpanan yang tidak boleh diambil selama masih menjadi anggota koperasi maka simpanan jenis ini masuk dalam kelompok modal sendiri. Utang jangka panjang memungkinkan koperasi menggunakannya dalam hal : 1. Sebagai modal untuk membelanjai koperasi 2. Sebagai penanaman dalam modal tetap
  • 42. 30 2.2.3 Hubungan Modal Sendiri Dengan Perolehan Sisa Hasil Usaha Setiap kegiatan usaha yang bertujuan untuk mendapatkan hasil atau laba memerlukan modal. Modal tersebut merupakan pembiayaan bagi kegiatan- kegiatan yang dijalankan oleh badan usaha termasuk koperasi. Oleh karena itu setiap badan usaha atau kperasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan modal usahanya, karena semakin besar volume usaha yang dapat dijalankan sehingga akhirnya laba yang diperoleh semakin besar. Suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal sangat penting karena modal erat hubungannnya dengan kegiatan koperasi sehari-hari. Adanya modal yang cukup sangat penting bagi koperasi untuk melakukan kegiatan usahanya secara efisien. Bila terjadi perubahan modal yang merupakan ringkasan hasil-hasil aktifitas anggota suatu koperasi dalam satu periode tertentu. Suatu modal koperasi akan berubah apabila jumlah anggota dengan simpanan-simpanannya mengalami penurunan atau kenaikan. Karena adanya perubahan modal juga akn berpengaruh terhadap perolehan SHU. Keberhasilan koperasi dalam melaksanakan perannya sebagai badan usaha sangat tergantung pada kemampuan koperasi menghimpun dan menanamkan modalnya dengan cara pemupukan berbagai sumber keuntungan dan banyaknya jumlah anggota. Modal usaha koperasi diutamakan berasal dari anggota. Modal anggota bersumber dari simpanan pokok dan simpanan wajib, hal ini mencerminkan
  • 43. 31 bahwa koperasi sebagai badan usaha yang ingin mendorong diri sendiri dengan kekuatan sendiri. Semakin besar jumlah anggota, maka senakin besar pula modal yang dimiliki koperasi. Artinya kemampuan usaha koperasi juga semakin beraneka ragam dan pada gilirannya akan memperbesar perolehan SHU. Usaha koperasi terutama diarahkan pada bidang usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, baik untuk menunjang usaha maupun kesejahteraanya. Pengelolan koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien dalam arti koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang sebesar-besarnya pada anggota dengan tetap mempertimbangakan untuk memperoleh Sisa Hasil Usaha yang wajar. Untuk mencapai usaha maka koperasi dapat berusaha secara luwes sesuai dengan kebutuhan para anggotanya. Apabila ada koperasi yang memiliki kelebihan dana, maka oleh koperasi dapat dimanfaatkan untuk berusaha dengan mengoptimalkan skala ekonomi dalam arti memperbesar volume usaha dan menekan biaya yang memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada anggota serta untuk memasyaratkan koperasi. Usaha koperasi adalah usaha-usaha yang bisa menunjang atau meningkatkan kepercayaan bagi anggotanya. Dengan usaha yang menunjang kebutuhan anggota itulah, maka koperasi memilih usaha untuk dikelolanya. Oleh karena itu semua kebutuhan modal membuka dan mengelola usaha koperasi dipikul bersama-sama oleh seluruh anggota, dengan jalan menabung secara teratur dan tertib.
  • 44. 32 Kemampuan koperasi untuk menghasilkan keuntungan tertentu (dalam satu tahun buku) merupakan kesuksesan koperasi dan kemampuan koperasi dalam menggunakan modal secara efisien. Modal koperasi pada dasarnya dapat berasal dari modal sendiri dan modal pinjaman. Sehubungan dengan adanya dua sumber modal tersebut maka kemampuan suatu koperasi untuk menghasilkan keuntungan yang disebut dengan Sisa Hasil Usaha. Jumlah Sisa Hasil Usaha yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan meningkat merupakan faktor yang sangat penting yang perlu mendapat perhatian dalam menilai keuntungan suatu koperasi. Stabilitas usaha menunjukan kemampuan koperasi menggunakan modalnya secara efisien sehingga memperoleh keuntungan yang besar. Hubungan modal koperasi dengan perolehan Sisa Hasil Usaha juga tergantung pada peran aktif anggotanya untuk tetap mempertahankan untuk menjadi anggota. Artinya setiap anggota tidak akan meninggalkan koperasinya. Oleh karena itu fungsi pendidikan bagi anggota harus terus menerus dilaksanakan untuk mempertahankan mereka mempercayai koperasinya, bahwa pengelolaan koperasi benar-benar sehat, baik sehat organisasi, sehat usaha maupun sehat mentalnya. Disamping itu peran serta alat kelengkapan organisasi koperasi seperti rapat anggota, pengurus, pengawas dapat dijalankan dan dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya, agar para anggota sadar mengikuti aturan yang harus dilaksanakan dan mereka akan menerima haknya sebanding dengan jasa masing- masing secara adil.
  • 45. 33 Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar (UU Koperasi No.25, 1992 pasal 22). Pelaksaan rapat anggota paling sedikit satu kali dalam setahun, sedangkan pelaksanaan rapat anggota paling lambat 6 bulan setelah tutup buku. Dalam rapat anggota pengurus akan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya selama satu tahun. Menurut Pasal 29 Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992 pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota, persyaratan menjadi anggota pengurus ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Pengurus koperasi bertugas : a) Mengelola kegiatan usaha koperasi b) Mengajukan program kerja dan belanja kerja c) Menyelenggarakan rapat d) Membuat laporan pertanggungjawaban dalam rapat anggota e) Membukukan keuangan dan inventaris barang dengan tertib f) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus Bila pengurus merupakan orang orang yang memegang amanah, jujur bekerja untuk kepentingan koperasi, maka koperasi tersebut dengan cepat dapat mewujudkan tujuannnya yaitu mensejahterakan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya pengurus bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan koperasi Karena kelalaiannya, pengurus koperasi juga berkewajiban membuat laporan dan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya di depan rapat anggota tahunan.
  • 46. 34 Pengurus koperasi mempunyai wewenang : 1. Mewakili koperasi didalam dan diluar pengadilan 2. Memutuskan untuk menerima atau menolak anggota baru dan memberhentikan anggota sesuai dengan anggaran dasar. 3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggungjawabnya dan keputusan rapat anggota 4. Pelaksanaan tugas yang di rasa perlu. Pengurus dipilih oleh rapat anggota dan berhenti memegang jabatannya melalui rapat anggota, hal-hal yang telah diputuskan dalam rapat anggota, pelaksanaannya diserahkan kepada pengurus. Hal-hal yang diputuskan dalam rapat anggota, pelaksanaannya diserahkan kepada pengurus karena itu pengurus merupakan pemegang kekuasaan rapat anggota. Pengawas merupakan bagian dari perangkat organisasi koperasi yang diangkat dan diberhentikan melalui rapat anggota. Pengawas bertugas mengawasi seluruh kegiatan koperasi dan seluruh kebijaksanaan pengurus agar tidak menyimpang dari keinginan anggota yang telah diputuskan dalam rapat anggota. Pengawas bertugas membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya, hasil pengawasan oleh pengawas harus dirahasiakan terhadap pihak ketiga yaitu pihak yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan tugasnya pengawas mempunyai wewenang untuk : 1. Meneliti catatan dan pembukuan koperasi 2. Memperoleh segala keterangan yang diperlukan
  • 47. 35 Tanggung jawab pengurus dalam koperasi adalah bahwa pengawas bertanggungjawab kepada rapat anggota tentang pelaksanaan tugasnya. Hasil pengawasan yang telah dilakukan harus dirahasiakan dan tidak boleh disebarluaskan kepada pihak ketiga. Hasil pengawasan dilaporkan secara tertulis dan dipertanggngjawabkan di depan rapat anggota. Hubungan ketiga alat perlengkapan organisasi ini harus dapat mencerminkan pada sehat usaha, sekaligus memberi kepercayaan kepada para anggotanya. Sedangkan pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota, bertanggungjawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota. Dengan adanya tiga sehat tersebut di atas para anggota tetap menjadi anggota. Para anggota akan tetap secara sadar memenuhi kewajibannnya secara aktif dalam membayar simpanan-simpanannya. Dengan demikian kemampuan modal sendiri dalam koperasi juga dapat dikembangan untuk memperluas usaha koperasinya. Sehingga semakin luas usaha koperasi berarti kesejahteraan anggota 2.3 KERANGKA BERPIKIR Modal sendiri merupakan satu masalah yang penting dalam menjalankan suatu usaha demikian halnya bagi koperasi. Tersedianya modal yang cukup akan sangat menentukan kelancaran kegiatan usaha koperasi dan sebaliknya kurangnya modal bias menghambat kelancaran kegiatan usaha. Menjaga kelancaran kegiatan usaha, maka diharapkan kegiatan usaha tersebut akan terus
  • 48. 36 mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menguntungkan yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan SHU. Berbagai penelitian tentang pengaruh modal sendiri terhadap SHU telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Dalam penelitian Padillah (2001) dan Mat Anis (2003) menemukan bahwa secara parsial modal sendiri berpengaruh terhadap SHU. Hal ini dikarenakan struktur finansial dalam KPRI yang diteliti menunjukan bahwa modal sendiri lebih dominan. Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang kegiatan ekonomi, koperasi sangat memerlukan modal sebagai pembiayaan dari usahanya tersebut. Besar kecilnya nilai modal yang ada pada koperasi menentukan pula besar kecilnya lapangan usaha yang dijalankan koperasi tersebut. Sehingga dengan demikian faktor modal dalam usaha koperasi merupakan salah satu alat yang ikut menentukan maju mundurnya koperasi. Tanpa adanya modal ini, sesuatu yang bersifat ekonomis tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Disamping simpanan pokok dan simpanan wajib yang merupakan modal sendiri juga bisa didapat dari dana cadangan dan hibah. Dari modal sendiri diharapkan rentabilitas atau keuntungan yang diperoleh koperasi akan mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang cukup untuk kesejahteraan para anggota koperasi. Secara sistematis kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Modal Sendiri Rentabilitas SHU Tinggi naik/tinggi Tinggi
  • 49. 37 Modal SHU Sendiri Modal Sendiri Rentabilitas Rendah SHU turun/rendah Rendah 2.4 HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada Pengaruh antara Modal Sendiri terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI di Kota Semarang”.
  • 50. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah 127 KPRI yang menjadi anggota dari PKPRI di Kota Semarang dan mengumpulkan Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Tahun 2005. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah quota sample atau sampling kuota, yaitu teknik sampling yang didasarkan pada jumlah yang telah ditentukan dan tidak berdasarkan strata, sampel dalam penelitian ini diambil sebagian dari seluruh KPRI yang ada di Kota Semarang. Adapun jumlah KPRI yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 24% dari 127 KPRI di Kota Semarang . Pengambilan sampel sebanyak 24% dari jumlah populasi mengingat: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu tenaga dan dana. 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti. Subyek yang dihubungi adalah subyek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah, yang penting diperhatikan adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan. 38
  • 51. 39 KPRI yang diambil sebagai sampel adalah sebagai berikut: NO Nama Koperasi 1. KPRI “ BHAITA BHAKTI” SMK N 10 SMG 2. KPRI “ UMS “ KECAMATAN GUNUNG PATI 3. KPRI “ WIDYA LESTARI” BALAI KSDA JATENG 4. KPRI “ PRIMKO ADPEL” TANJUNG EMAS 5. KPRI “ WIJAYA KUSUMA” SMP N 3 SMG 6. KPRI “ KPPDK” BALAI HARTA PENINGGALAN 7. KPRI “ BB.POM” SEMARANG 8. KPRI “ PENGAYOMAN” LP. KLAS I PEGAWAI DEP.KEHAKIMAN 9. KPRI “ GEMI” DINAS P & K 10. KPRI “ BANGUN SEJAHTERA” SEMARANG 11. KPRI “ TERATAI” DINKESOS PROP.JATENG 12. KPRI “ KOPERKAPP” PT.KAP SMG 13. KPRI “ BINA GATRA” SMG 14. KPRI “ SEJAHTERA” RSUD. Dr. AMINO 15. KPRI “ LAPAS KLAS II A” SMG 16. KPRI “ SERBA USAHA “ SMA N 7 SMG 17. KPRI “ AMAL BHAKTI” KANTOR WILAYAH DEP.AGAMA 18. KPRI “ TULUS KARYA” KANTOR DEPARTEMEN AGAMA 19. KPRI “ TIRTA USAHA” BALAI PSDA 20. KPRI “ BINA CITRA HUSADA” RS.DR.KARIADI 21. KPRI “DWIJA USAHA” MIJEN SMG 22. KPRI “ MANUNGGAL SEJAHTERA” PERUM PEGADAIAN 23. KPRI “ BHAKTI CITRA” SMG 24. KPRI “ SEJAHTERA BLKI” SMG 25. KPRI “ BAHTERA” BLKI 26. KPRI “ POLITEKNIK” KOTA SEMARANG 27. KPRI “ MANFAAT” LPMP JATENG 28. KPRI “ ANGKASA” LPP RRI 29. KPRI “ BPPI” SMG 30. KPRI “ AMRIH MAKMUR” SMK N 10 SMG 3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), yaitu
  • 52. 40 3.2.1 Variabel bebas (X) Modal Sendiri sebagai variabel bebas (X) yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dari data laporan keuangan pada Rapat Anggota Tahunan Tahun 2005. 3.2.2 Variabel terikat (Y) Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai variabel terikat (Y) dari data laporan keuangan pada Rapat Anggota Tahunan tahun 2005. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Keberhasilan dalam pengumpulan data merupakan syarat bagi keberhasilan suatu penelitian. Sedangkan keberhasilan dalam pengumpulan data tergantung pada metode yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka pengumpulan data guna mendapatkan data-data yang objektif dan lengkap harus sesuai dengan permasalahan yang diambil. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu cara dengan mengumpulkan data dan mengutip data yang sudah ada yang bersumber dari kebenaran yang ada dan nyata. Metode ini digunakan untuk memperoleh data laporan keuangan atau neraca dari masing-masing KPRI dan daftar nama KPRI di Kota Semarang Tahun 2005.
  • 53. 41 3.4 Analisis Statistik Analisis data diperoleh menggunakan Sistem Komputer SPSS 12, sehingga langkah-langkah dalam menguji hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Mencari persamaan regresi setelah mengetahui ada hubungan yaitu dengan persamaan regresi linier sederhana Y = a + bX 2. Menguji hipotesis dengan uji simultan (Uji F) yaitu pengujian distribusi F yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel modal sendiri terhadap variabel SHU yang dapat dilihat pada kolom Anova dari hasil output SPSS. 3. Untuk mengtahui seberapa besar sumbangan variabel X terhadap variabel Y yaitu dengan melihat dari kolom R square dari hasil output SPSS 12.
  • 54. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Objek Penelitian Data yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari Laporan Keuangan 30 KPRI di Kota Semarang tahun 2004 sampai dengan tahun 2005. Keadaan jumlah modal sendiri (simpanan pokok dan simpanan wajib) dan Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kota Semarang dapat dilihat dari laporan keuangan yang berupa neraca dan Perhitungan Hasil Usaha (PHU) dari masing-masing KPRI. Berdasarkan data yang terkumpul selanjutnya dilakukan pemilahan untuk mengetahui jumlah modal sendiri, dan Sisa Hasil Usaha dari masing-masing koperasi. 4.1.2 Variabel Modal Sendiri (X) Modal sendiri dalam penelitian ini diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib tahun 2005 dan tahun 2004 sebagai perbandingannya. Besarnya simpanan yang disepakati oleh para anggota biasanya diputuskan melalui Rapat Anggota sebagai mekanisme pengambilan keputusan tertinggi di koperasi. Jumlah Modal sendiri yang diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib yang dimiliki oleh 30 KPRI Kota Semarang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : 42
  • 55. 43 Tabel 4.1 Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib KPRI Kota Semarang Simpanan Simpanan % No Nama KPRI Tahun pokok Wajib Kenaikan 1 BHAITA BHAKTI 2004 5.200.000 27.275.000 13,29% 2005 5.100.000 312.693.000 2 UMS 2004 2.800.000 496.594.030 13,45% 2005 2.720.000 563.866.030 3 WIDYA LESTARI 2004 31.470.000 99.273.000 11.5% 2005 31.395.000 114.393.000 4 PRIMKO ADPEL 2004 18.800.000 119.990.000 10,91% 2005 19.100.000 124.834.000 5 WIJAYA KUSUMA 2004 1.125.000 53.196.500 29,95% 2005 1.080.000 69.511.500 6 BALAI HARTA P. 2004 3.000.000 51.475.725 11,05% 2005 2.800.000 57.698.993 7 BB.POM 2004 1.320.000 82.153.950 14,9% 2005 1.420.000 94.423.450 8 BPPI 2004 1.700.000 133.721.500 8,75% 2005 1.740.000 145.531.500 9 LP.KLAS I 2004 1.760.000 81.126.200 6,63% 2005 1.690.000 86.695.700 10 GEMI 2004 1.140.000 99.943.500 8,81% 2005 1.095.000 108.901.000 11 BANGUN SJHTERA 2004 600.000 29.622.500 21,31% 2005 840.000 35.824.500 12 TERATAI 2004 4.200.000 213.837.035 26,64% 2005 200.000 271.997.915 13 KOPERKAP 2004 1.830.000 534.419.000 21.8% 2005 6.220.000 15.005.800 14 BINA GATRA 2004 231.000 10.638.350 39,8% 2005 2.850.000 523.662.100 15 SEJAHTERA 2004 4.635.000 464.391.223 12,97% 2005 425.000 39.540.300 16 HANDAYANI 2004 636.771.138 636.771.138 11.81% 2005 712.037.008 712.037.008 17 SERBA USAHA 2004 415.000 60.828.118 21,44% 2005 425.000 267.139.725 18 AMAL BHAKTI 2004 4.020.000 242.565.450 12,58% 2005 10.840.000 5.720.000 19 TULUS KARYA 2004 12.975.000 5.190.000 10,21% 2005 14.300.000 5.720.000 20 TIRTA USAHA 2004 2.010.000 191.906.250 7,41% 2005 1.920.000 206.371.250 21 BINA CITRA HUSADA 2004 10.150.000 357.251.500 43,17% 2005 10.190.000 515.840.500
  • 56. 44 Simpanan Simpanan % No Nama KPRI Tahun pokok Wajib Kenaikan 22 DWIJA USAHA 2004 2.472.500 307.019.050 14,45% 2005 2.432.500 351.790.200 23 MANUNGGAL 2004 2.670.000 449.875.188 23,97% SEJAHTERA 2005 2.790.000 558.267.205 24 BHAKTI CITRA 2004 7.240.000 136.161.500 4,97% 2005 6.760.000 143.772.800 25 SEJAHTERA BLKI 2004 1.140.000 50.207.881 10,76% 2005 1.140.000 55.736.061 26 BAHTERA 2004 2.220.000 228.085.600 9,40% 2005 2.110.000 249.865.100 27 POLITEKNIK 2004 22.190.000 95.475.000 57,02% 2005 22.540.000 162.225.000 28 MANFAAT 2004 7.350.000 48.227.000 35,5% 2005 8.100.000 67.236.500 29 ANGKASA 2004 1.340.000 194.514.000 14,87% 2005 1.275.00 223.718.000 30 AMRIH MAKMUR 2004 790.000 77.140.930 20,61% 2005 840.000 93.155.930 Sumber : Laporan keuangan masing-masing KPRI Kota Semarang Dari tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata modal sendiri (simpanan pokok dan simpanan wajib) pada 30 KPRI di Kota Semarang adalah Rp. 498.842.536 yang diperoleh dari simpanan pokok pada Tahun 2004 dan Tahun 2005, sedangkan untuk simpanan wajib diperoleh rata- rata sebesar Rp. 5.589.740.737 dari Tahun 2004 dan 2005. Dan dapat juga diketahui KPRI yang mengalami kenaikan jumlah modal sendiri (simpanan pokok dan simpanan wajib) tertinggi pada tahun 2004-2005 adalah KPRI Politeknik Semarang, dengan prosentase 57,02 %. Sedangkan KPRI yang mengalami kenaikan jumlah modal sendiri paling rendah pada tahun 2004-2005 adalah KPRI Bhakti Citra Semarang, dengan prosentase sebesar 4,97%.
  • 57. 45 4.1.2 Variabel Sisa Hasil Usaha (Y) Sisa Hasil Usaha (SHU) yang berhasil diperoleh KPRI di Kota Semarang, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Sisa Hasil Usaha (SHU) No Nama KPRI Tahun SHU % Kenaikan 1 BHAITA BHAKTI 2004 9.174.825 18,4% 2005 10.867.225 2 UMS 2004 673.316.274 -4,34% 2005 64.394.565 3 WIDYA LESTARI 2004 7.396.168 -4,86% 2005 7.755.854 4 PRIMKO ADPEL 2004 42.803.650 30% 2005 55.654.600 5 WIJAYA KUSUMA 2004 5.038.983 1,86% 2005 5.133.194 6 BALAI HARTA P. 2004 11.739.976 20,8% 2005 14.187.503 7 BB.POM 2004 51.902.345 36,6% 2005 70.930.253 8 BPPI 2004 11.581.683 18,4% 2005 13.712.579 9 LP.KLAS I 2004 28.891.437 22,7% 2005 35.476.754 10 GEMI 2004 52.586.672 23,6% 2005 52.710.901 11 BANGUN SJHTERA 2004 6.399.184 35,9% 2005 8.696.847 12 TERATAI 2004 36.372.556 72% 2005 62.573.280 13 KOPERKAP 2004 119.489.487 1,58% 2005 121.383.969 14 BINA GATRA 2004 67.502.250 -5,23% 2005 67.148.569 15 SEJAHTERA 2004 27.593.827 6,5% 2005 29.389.781 16 HANDAYANI 2004 166.828.813 48.3% 2005 247.414.148 17 SERBA USAHA 2004 11.022.343 -68,5% 2005 3.464.426 18 AMAL BHAKTI 2004 36.836.433 0,25% 2005 36.932.027
  • 58. 46 No Nama KPRI Tahun SHU % Kenaikan 19 TULUS KARYA 2004 274.720.759 31,6% 2005 361.724.607 20 TIRTA USAHA 2004 26.214.146 0,03% 2005 26.222.908 21 BINA CITRA HUSADA 2004 131.136.649 -20,14% 2005 104.716.829 22 DWIJA USAHA 2004 102.000.000 2,94% 2005 105.000.000 23 MANUNGGAL 2004 65.448.502 33,4% 2005 87.341.361 24 BHAKTI CITRA 2004 44.188.610 0,05% 2005 44.413.716 25 SEJAHTERA BLKI 2004 23.841.830 23,8% 2005 29.532.159 26 BAHTERA 2004 22.312.582 7,9% 2005 24.076.830 27 POLITEKNIK 2004 42.940.548 81,5% 2005 77.978.215 28 MANFAAT 2004 39.607.691 4,19% 2005 41.269.121 29 ANGKASA 2004 17.801.700 2,25% 2005 18.202.500 30 AMRIH MAKMUR 2004 14.548.050 7,85% 2005 15.690.958 Sumber: Data yang diolah, 2007 Dari tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata Sisa Hasil Usaha (SHU) pada 30 KPRI Kota Semarang pada Tahun 2004 dan tahun 2005 sebesar Rp. 1.498.068.972 dengan perolehan SHU Tahun 2004 sebesar Rp. 1.555.541.973 dan SHU Tahun 2005 yaitu sebesar Rp. 1.843.935.679 Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) tertinggi pada tahun 2004-2005 adalah KPRI Politeknik Semarang dengan prosentase kenaikan 81,5%. Sedangkan KPRI yang mengalami penurunan jumlah Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah KPRI Serba Usaha Semarang, dengan prosentase sebesar -68,5%.
  • 59. 47 4.1.3 Pengaruh Modal Sendiri Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Usaha yang dilakukan oleh KPRI di Kota Semarang banyak bertumpu pada usaha simpan pinjam, yang dalam pelayanan terhadap anggotanya telah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Simpanan wajib dan simpanan pokok merupakan modal sendiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan usaha koperasi pada KPRI di Kota Semarang. Modal sendiri yang diperoleh dari simpanan anggota digunakan koperasi untuk usaha simpan pinjam dengan didukung oleh kemampuan permodalan yang cukup besar yang akhirnya akan diperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) yang cukup besar pula. Agar diperoleh gambaran yang jelas maka berikut ini dapat dipaparkan perkembangan simpanan wajib, simpanan pokok dan perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari data laporan keuangan Rapat Anggota Tahun 2004/2005 Tabel 4.3 Rekapitulasi Simpanan Pokok, Simpanan Wajib Perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) dan Rata-Ratanya Tahun 2004 Tahun 2005 Rata-rata Simpanan Pokok Rp.475.893.500 Rp.522.506.004 Rp.498.842.536 Simpanan Wajib Rp.4.943.290.549 Rp.6.236.190.924 Rp.5.589.740.737 Sisa Hasil Usaha Rp.1.555.541.973 Rp.1.843.935.679 Rp.1.699.738.826 Sumber : data yang diolah 4.1.4 Analisis Data Statisitik Langkah-langkah dalam menganalisis statistik adalah sebagai berikut :
  • 60. 48 1. Dari perhitungan rhitung diperoleh harga sebesar 0,718 kemudian hasilnya diinterpretasikan dengan tabel interpretasi nilai r (lihat tabel ) 2. Analisis data yang digunakan dalam rangka menguji hipotesis tersebut adalah analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan program komputasi SPSS 12 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Persaamaan regresi Y = 506,098+0,639, berarti bahwa jika modal sendiri (X) meningkat satu satuan, maka perolehan SHU (Y) akan meningkat sebesar 0,639 3. Setelah persamaan regresi diperoleh langkah selanjutnya adalah menguji signifikasi atau keberartian dari persamaan regresi yang diperoleh tersebut digunakan analisis varians untuk regresi. Berdasarkan hasil analisis varians untuk pengujian signifikasi regresi diperoleh hasil nilai F dari tabel Anova regresi sebagai berikut : Tabel 4.4 Anova Regresi X terhadap Y Jumlah Derajat Rata-rata F Signifikasi Keterangan Kudrat Bebas Kuadrat F Regresi 132939.4 1 132939,418 Residu 124997.8 28 4464,206 29,779 0.000 Signifikan Total 257937.2 29 - - - - Sumber: data yang diolah Dari tabel tersebut terlihat, bahwa nilai F hitung sebasar 29,779 dan signifikansinya 0,000 , sedangkan F tabel pada df = 1: 28 dan signifikansinya adalah 4,20. Karena F hitung lebih besar dari F tabel dan signifikansi 0.000 <
  • 61. 49 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara modal sendiri (X) dan SHU (Y) pada KPRI Kota Semarang Untuk menguji besarnya pengaruh Modal Sendiri (X) terhadap Sisa Hasil Usaha (Y) dilakukan analisis regresi linier sederhana dan didapatkan koefisien korelasi r sebesar 0,718 dan koefisien determinasi (r2 x 100%) =51,5 % yang berarti bahwa modal sendiri yang berasal dari simpanan wajib dan simpanan pokok dapat mempengaruhi perolehan Sisa Hasil Usaha sebesar 51,5% sedangkan sisanya (100% - 51,5%= 48,5%). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa selain variabel modal sendiri ternyata SHU dipengaruhi variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini sebesar 48,5 %. 4.2 Pembahasan Menurut teori Sukamdiyo (1997), bahwa dengan pengelolaan modal (modal sendiri) yang baik diharapkan akan memberikan manfaat yang dapat mendatangkan keuntungan (Sisa Hasil Usaha) bagi koperasi. Jika modal sendiri naik maka Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh akan naik juga. Dari pengujian simultan dengan program SPSS 12 diperoleh angka yang menyatakan bahwa, modal sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Karena dengan adanya kenaikan modal sendiri tersebut akan memperlancar usaha koperasi, yang nantinya dapat menyebabkan kenaikan pada perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal ini dibuktikan oleh hasil perhitungan dimana F hitung >F tabel yaitu 29,779 > 4,20 Sedangkan pengaruh yang diberikan modal sendiri secara keseluruhan sebesar 51,5% (koefisien determinasi) dan sebesar 48,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Dari hasil
  • 62. 50 penelitian terungkap secara nyata bahwa ada pengaruh yang positif antara variabel modal sendiri terhadap variabel perolehan Sisa Hasil Usaha pada KPRI di Kota Semarang, dari gambaran ini memberikan dasar bahwa modal koperasi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan simpanan dari anggota secara lebih efektif. Dari hasil analisis regresi didapatkan, bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara modal sendiri (X) terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) KPRI di Kota Semarang, hal ini terlihat dari hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan Y = 506,098+0,639 yang berarti bahwa dalam persamaan tersebut diketahui konstanta sebesar 506,098. Nilai ini berarti setiap kenaikan modal sendiri satu satuan, maka perolehan Sisa Hasil Usaha akan meningkat sebesar 0,306 satuan pada konstanta 506,098. Besarnya pengaruh modal sendiri (X) terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) dengan koefisien determinasi 0,515 berarti bahwa 51,5% variasi yang terjadi terhadap banyak sedikitnya jumlah SHU disebabkan variasi modal sendiri dan sisanya 48,5% tidak dapat diterangkan. Semakin naik jumlah modal sendiri, maka perolehan SHU semakin meningkat dan sebaliknya jika modal sendiri (X) menurun, maka Perolehan Sisa Hasil Usaha (Y) juga akan menurun. Dari hasil ini menunjukkan bahwa bukan hanya modal sendiri saja yang dapat mempengaruhi perolehan SHU, tetapi masih ada faktor lain yang ikut mempengaruhi peningkatan perolehan SHU KPRI Kota di Semarang, yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
  • 63. 51 Berdasarkan hasil penelitian statistik, pengaruh yang diberikan modal sendiri yang berasal dari simpanan anggota terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha cukup berpengaruh. Hal ini disebabkan karena : 1). Modal sendiri merupakan wujud kepemilikan anggota terhadap koperasi dan usahanya, oleh karena itu usaha koperasi dapat dikembangkan secara lebih efisien dan murah karena tidak dikenakan persyaratan bunga dan persyaratan lainnya. 2). Banyaknya jumlah anggota yang masuk dalam kegiatan koperasi, sehingga dengan sendirinya akan menambah simpanan pokok dan simpanan wajib dengan demikian modal sendiripun akan menjadi lebih besar. 3). Sebagian besar usaha koperasi dibiayai dari modal sendiri, hal ini disebabkan karena modal sendiri tidak menanggung resiko dalam penggunaannya. 4). Besarnya pengaruh modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha disebabkan oleh kesadaran dan kemampuan pengurus dalam mengelola modal koperasi yang cukup baik dan besarnya jumlah modal yang dimiliki koperasi serta penggunaan modal sendiri yang cukup baik. Adapun faktor lain yang diduga mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) menurut penelitian terdahulu misalnya : a. Pendapatan Lain Pendapatan lain merupakan pendapatan koperasi diluar pendapatan pokoknya. Termasuk pendapatan lain adalah pendapatan bunga bank, pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di PKPRI dan sisanya biaya Rapat
  • 64. 52 Anggota Tahunan (RAT). Pendapatan lain ini akan berakibat peningkatan pada perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). b. Suku bunga pinjaman anggota Suku bunga pinjaman anggota adalah tingkat suku bunga yang dibebankan kepada para anggota yang meminjam uang atau barang kepada koperasi. Tinggi rendahnya suku bunga pinjaman anggota akan mempengaruhi besar kecilnya bunga yang diterima koperasi sehingga akan berpengaruh terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU). Semakin besar bunga yang dibebankan kepada peminjam. Maka akan semakin besar pula pendapatan bunga koperasi sehingga Sisa Hasil Usaha (SHU) pada akhirnyapun akan semakin besar. Suku bunga pinjaman anggota yang ada pada KPRI di Kota Semarang besarnya berkisar 1,5% sampai dengan 2% c. Beban bunga atau biaya usaha Beban usaha atau biaya usha juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha (SHU) pada koperasi, karena semakin besar biaya usaha koperasi maka berakibat menurunnya perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU). Pada organisasi koperasi sering terjadi pengeluaran- prngeluaran biaya semu atau dengan kata lain biaya tersebut sebenarnya adalah SHU, namun secara individu modal sendiri mempunyai pengaruh terhadap SHU yang berbeda-beda.
  • 65. 53 4.2.1 Modal Sendiri Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa modal sendiri (X) berpengaruh secara signifikan terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dengan hubungan positif. Hal ini berarti semakin besar modal sendiri yang dimiliki maka akan semakin besar pula Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi. Kenaikan perolehan SHU disebabkan KPRI di Kota Semarang sudah dapat mengelola sendiri secara efektif untuk pelaksanaan pengembangan usaha seperti usaha pertokoan dan wartel, sehingga dapat menambah perolehan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi. Pembuktian adanya pengaruh modal sendiri secara parsial terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) pada KPRI di Kota Semarang ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 5,457 dengan nilai t tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2,048 dengan demikian t hitung >t tabel , sehingga ini berarti ada pengaruh modal sendiri secar parsial terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) dan dari data analisis koefisien determinasi (r2) parsial, variabel modal sendiri memberikan kontribusi 51,5% terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
  • 66. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, selanjutnya dapat disimpulkan hal -hal sebagai berikut. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal sendiri dan perolehan SHU pada KPRI di Kota Semarang. 2. Besarnya pengaruh (sumbangan efektif) yang diberikan oleh variabel modal sendiri terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kota Semarang adalah sebesar 51,5%. 5.2 Saran Selanjutnya dari kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang diajukan adalah : 1. Hendaknya pihak pengelola dan pengurus KPRI di Kota Semarang mengajak para anggotanya untuk lebih berperan serta dalam meningkatkan usahanya yaitu dengan menaikkan simpanan pokok dan simpanan wajib, karena pengaruh modal sendiri terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) lebih besar dari modal luar. 2. Perlu adanya penelitian yang sejenis yang mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha selain modal sendiri seperti partisipasi anggota, volume usaha, efisiensi biaya dan lain-lain. 54
  • 67. DAFTAR PUSTAKA Algifari, 1997. Analisis Regresi. Yoyakarta: PT.BPFE Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kuncoro, M. 2001. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: YKPN Ninik, Widiyanti. 1998. Koperasi dan Perekonomian Indonesia Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Sitio dan Tamba. 2002. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Sukamdiyo, Ign. 1996. Manajemen Koperasi. Semarang: Erlangga. Wasis. 1998. Pembelanjaan Perusahaan. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat Undang-Undang Koperasi No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,1992. Jakarta 55
  • 68. DATA SIMPANAN POKOK, SIMPANAN WAJIB DAN SISA HASIL USAHA KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KOTA SEMARANG TAHUN 2004 SIMPANAN POKOK SIMPANAN WAJIB SISA HASIL USAHA TAHUN 2004 TAHUN 2004 TAHUN 2004 No. NAMA KOPERASI Rp. Rp. Rp. 1. BHAITA BHAKTI 5.200.000 27.275.000 9.174.825 2. UMS 2.800.000 496.594.030 673.316.274 3. WIDYA LESTARI 31.470.000 99.273.000 7.396.168 4. PRIMKO ADPEL 18.800.000 119.990.000 42.803.650 5. WIJAYA KUSUMA 1.125.000 53.196.500 5.038.983 6. BALAI HARTA P. 3.000.000 51.475.725 11.739.976 7. BB.POM 1.320.000 82.153.950 51.902.345 8. BPPI 1.700.000 133.721.500 11.581.683 9. LP.KLAS I 1.760.000 81.126.200 28.891.437 10. GEMI 1.140.000 99.943.500 52.586.672 11. BANGUN SJHTERA 600.000 29.622.500 6.399.184 12. TERATAI 4.200.000 213.837.035 36.372.556 13. KOPERKAP 1.830.000 534.419.000 119.489.487 14. BINA GATRA 231.000 10.638.350 67.502.250 15. SEJAHTERA 4.635.000 464.391.223 27.593.827 16. HANDAYANI 36.771.138 36.771.1387 166.828.813 17. SERBA USAHA 415.000 60.828.118 11.022.343 18. AMAL BHAKTI 4.020.000 242.565.450 36.836.433 19. TULUS KARYA 12.975.000 5.190.000 274.720.759 20. TIRTA USAHA 2.010.000 191.906.250 26.214.146 21. BINA CITRA HUSADA 10.150.000 357.251.500 131.136.649 22. DWIJA USAHA 2.472.500 307.019.050 102.000.000 23. MANUNGGALSJANTERA 2.670.000 449.875.188 65.448.502 24. BHAKTI CITRA 7.240.000 136.161.500 44.188.610 25. SEJAHTERA BLKI 1.140.000 50.207.881 23.841.830 26. BAHTERA 2.220.000 228.085.600 22.312.582 27. POLITEKNIK 22.190.000 95.475.000 42.940.548 28. MANFAAT 7.350.000 48.227.000 39.607.691 29. ANGKASA 1.340.000 194.514.000 17.801.700 30. AMRIH MAKMUR 790.000 77.140.930 145.480.050 JUMLAH 475.179.069 4.943.290.549 1.555.541.973