SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Proses pembangunan kapal dapat melalui dua sistem yakni frame erecting system dan block
assembling system.
Frame erecting system>> pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini mungkin bisa
dibilang pembangunan kapal dengan sistem kuno yang mana sistem ini dulunya memang umum
digunakan sebelum tahun 1950. Akan tetapi di era yang sekarang ini masih ada sebagian
galangan kecil yang masih menerapkan pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini
1. Peletakan lunas
Lunas adalah pondasi dari struktur kapal. Lunas memiliki dua jenis, yakni lunas batang dan lunas
pelat. Lunas batang biasanya digunakan untuk kapal-kapal yang terbuat dari kayu sedangkan
lunas pelat biasanya digunakan untuk kapal baja. Peletakan lunas merupakan awal dari proses
konstruksi pembangunan kapal, yang biasanya diupacarakan karena merupakan hari kelahiran
kapal. Biasanya untuk kapal kayu diawali dengan pembuatan rangka lunas kapal. Sedangkan
untuk baja pelaksanaan peletakan lunas kapal ditandai dengan pengelasan pertama. Umur kapal
dihitung sejak tanggal peletakan lunas (keel laying) yang dilakukan di galangan kapal (shipyard).
2. Fabrication of bottom shell plating
Penyusunan pelat alas dari kapal setelah peletakan lunas dilakukan dimana penyusunan pelat alas
tersebut harus menjaga alignment penyusunannya karena bottom shell plating nantinya akan
menjadi dasar dari kapal tersebut. Bottom shell plating itu merupakan hal yang penting dalam
sebuah konstruksi badan kapal, karena fungsinya yakni secara efektif menghalangi masuknya air
laut, mengatasi tegangan yang dihasilkan dari tekanan tegak lurus air ke pelat kulit, mengatasi
stress bending yang diakibatkan oleh adanya terusan air laut. Konstruksi dasar harus memenuhi
persyaratan klasifikasi. Konstruksi dasar harus mampu menahan beban yang bekerja pada bagian
dasar atau alas, sehingga ketika kapal beroperasi tidak timbul momen bending yang terjadi pada
pelat kulit dasar.
3. Construction of double bottom
Konstruksi dari double bottom dibagi menjadi dua, yakni ada konstruksi secara melintang dan
konstruksi memanjang. Struktur konstruksi alas ganda pada sistem konstruksi melintang yakni
pada bagian melintang terdapat wrang-wrang atau floors, yang mana wrang tersebut adalah pelat
yang dipasang melintang pada alas kapal sebagai tumpuan pelat alas dan pelat alas dalam. Untuk
mempermudah penyusunan muatan dan juga pembuatannya, maka floor dibuat mendatar pada
sisi atasnya. Jenis wrang atau floor itu sendiri terbagi menjadi tiga yakni plate floor, open floor,
dan watertight floor. Untuk mendapatkan kekuatan memanjangnya maka dipasang pembujur
sebagai tumpuan wrang-wrang tersebut. Pembujur tersebut adalah penumpu tengah (centre
girder) dan penumpu samping (side girder). Untuk konstruksi alas ganda dengan sistem
konstruksi memanjang, kerangka alas gandanya terdiri atas penumpu tengah, penumpu samping,
pembujur alas, dan pembujur alas dalam. Peletakan wrang tidak boleh melebihi lima kali jarak
gading. Pemasangan wrang pelat harus membentuk cincin kekuatan konstruksi yang
berkesinambungan dengan balok besar dan gading besar.
4. penggabungan gading dari buritan sampai ke haluan dimana gading - gading tersebut nantinya
kan dihubungkan dengan pelat sisi dari badan kapal . Selain gading biasa yang menyusun badan
kapal, ada gading tipe spesial yakni intermediate frame, web frame, deep frame, open frame, dan
intercostal frame.
5. peletakkan pelat kulit pada gading
Pelat-pelat yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada bagian badan kapal ini disebut
dengan ship shell. Setelah tahap awal pembangunan kapal yang dimulai dari pembangunan
double bottom, tahap selanjutnya adalah pemasangan gading-gading beserta braketnya. Jika
proses pengerjaan ini selesai maka dimulailah tahap peletakkan pelat kulit pada gading ditiap sisi
kapal sehingga nantinya akan mulai terbentuk badan kapal.
6. Setelah konstruksi dasar dan konstruksi sisi kapal selesai di bangun,maka pembangunan
geladak dari kapal bisa dilakukan. Bagian dari bagian paling atas geladak menerus dinamakan
dengan main deck atau geladak cuaca. Konstruksi dari geladak ada dua macam yaitu konstruksi
melintang dan konstruksi memanjang. Pada bagian geladak terdapat beberapa macam penguatan-
penguatan yaitu berupa balok geladak, braket, balok besar, kantilever. Penguatan-penguatan
tersebut disusun berdasarkan jenis dari konstruksi yang digunakan. Terkadang konstruksi
geladak yang terpotong oleh bukaan pada bagian geladak seperti lubang palkah, maka konstruksi
pada bagian tersebut harus diperkuat, bisa juga dengan menggunakan kantilever atau
menggunakan pilar yang menguhubungkan alas dalam dan geladak, kekuatan pillar – pillar
tersebut ditentukan oleh antar lain jumlah pilar dalam satu deret lebar kapal, jarak antar pilar,
panjang dari pillar, tipe dari geladaknya, dan berat total muatan diatas pilar. Biasanya terdapat
sekat yang membatasi antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sekat itu sendiri
terbagi menjadi tiga tipe yakni watertight bulkhead, oil-tight bulkhead, dan ordinary bulkhead.
Biasanya untuk watertight bulkhead setidaknya ada tiga atau empat buah yang terpasang dalam
suatu kapal. Jika kamar mesin ditengah sekat terdiri dari dua sekat membatasi kamar mesin,
after peak bulkhead dan collision bulkhead.
7. pembangunan bangunan atas dan rumah geladak
Setelah konstruksi geladak selesai dibangun tahap selanjutnya adalah pembangunan bangunan
atas kapal dan rumah geladak. Bangunan atas kapal itu dapat meliputi forecastle (bangunan atas
pada haluan kapal), poop (bangunan atas pada buritan kapal), jembatan. Yang dinamakan
forecastle adalah bangunan atas kapal yang mempunyai lebar selebar kapal pada posisi itu atau
minimum 0.96 dari lebar kapal pada posisi itu (B’), kalau kurang dari 0.96 B’ maka disebut
rumah geladak. Bagian paling penting pada bangunan atas di area midship adalah struktur
memanjangnya yangmana akan berkonstribusi langsung pada konstruksi kekuatannya. Bagian-
bagian itu adalah bridge deck, pelat sisi, dan bagian-bagian penguat memanjang kapal.
Konstruksi dari rumah geladak tidak difungsikan sebagai kekuatan utama kapal, karena rumah
geladak hanya terkena tegangan local (local stresses).
8. peluncuran
Peluncuran kapal ada dua yakni dengan sistem end launching dan side launching. Pada saat
peluncuran untuk end launching yakni sumbu memanjang kapal yang terletak tegak lurus garis
pantai dan biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu. Untuk peluncuran side
launching, sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai.
Pada umumnya pembangunan suatu kapal dilakukan di darat, diatas seperangkat balok lunas
(keelblocks). Yang mana balok-balok lunas ini, dapat dipasang pada suatu landasan beton
permanen (building berth), atau dapat juga di tanah yang telah diperkuat. Ketika kapal akan
diluncurkan, dipasanglah peralatan luncur pada building berth tadi. Setelah peralatan peluncuran
siap, berat kapal dipindahkan dari balok-balok lunas ke sepatu luncur dan landasan luncur,
sedang ujung darat kapal masih dalam keadaan terikat. Kemudian ikatan ujung ini segera
dipotong atau dilepas dan kapal akan meluncur karena beratnya sendiri sampai terapung di air.
9. instalasi mesin
Tahap selanjutanya adalah pemansangan mesin-mesin pada kapal. Pada tahap ini mesin
dihubungkan dengan komponen-komponen lain yang mendukung operasional kapal yang
sebelumnya mesin induk dan mesin bantu sudah terpasang didalam kapal sebelum kapal tersebut
diluncurkan.
10. perlengkapan kapal
Setelah tahap-tahap diatas selesai maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah melengkapi
peralatan-peralatan kapal, seperti perlengkapan pipa, kabel-kabel elektrik, pemasangan peralatan
mesin jangkar, dan lain sebagainya.
11. pengujian kapal berlayar di laut
Tahap ini dilakukan untuk mendemonstrasikan performance dan kecukupan kapal yang tidak
bisa dilaksanakan di galangan. Test-test yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi speed-power
standardization test; economy power test; full power endurance test; ahead stering and
maneuverability test; quick reversal astern and head reach; astern stering test; quick reversal
ahead and stern reach; anchor windlass test; distilling plant test; dan callibration of navigation
equipment.
12. serah terima kapal
Setelah kapal menjalani serangkaian test yg dilakukan oleh kru, surveyor dan pihak-pihak yang
terkait lainnya jika pengujian tersebut telah memenuhi persyaratan yang berlaku maka kpal akan
diserahkan dari pihak galangan ke ship owner. Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai
yang ditetapkan dalam kontrak. Serah terima dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal
pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender.
Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tangung jawab pihak galangan.
BLOCK ASSEMBLING SISTEM
Di era yang sekarang ini, umumnya dalam membangun suatu kapal menerapkan block
assembling system. Sejarah diterapkannya sistem ini yakni dahulu pada masa perang dunia II,
pembangunan kapal baru sangat dibutuhkan secepat mungkin, akhirnya tercipta suatu inovasi
bahwasannya untuk membangun suatu kapal bisa dengan cara penggabungan suatu blok-blok
yang nantinya akan dilas untuk penggabungannya. Pada sistem ini juga menggunkan teknik-
teknik pengelasan yang baru. Konstruksi lambung dibagi kedalam banyak bagian, bergantung
pada kapasitas kran yang ada di suatu galangan tersebut, yang mana satu bagian tersebut biasa
disebut dengan block, unit, atau sub-assembly. Dan pada setiap pembangunan masing-masing
blok tersebut tidak saling bergantungan artinya, pembangunan setiap blok itu dapat dilakukan
secara independent atau terpisah. Block-block yang telah selesai dibuat tersebut nantinya akan
diposisikan ke building berth dan kemudian dilas antara yang satu dengan yang lainnya. Proses
penggabungan tiap blok ini dimulai dengan bagian alas (bottom), kemudian bagian sisi, dan yang
terakhir adalah konstruksi geladak. Dalam pengerjaan perlengkapan kapal bisa dilaksanakan
setelah penyelesaian konstruksi badan kapal, akan tetapi untuk dapat mempercepat proses
pembuatan kapal maka proses perlengkapan kapal itu dapat dilakukan pada saat pembangunan
blok itu sendiri.
 Sistem control assembly
Untuk dapat merefleksikan cara-cara dan metode kontol akurasi dimensi pada tiap metode
assembly, berikut ini sebagai awal contoh metode assembly;
1. Metode panel and parts assembly , secara berurut tahap-tahap pelaksanaannya adalah
sebagai berikut
a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat
b. Marking and cutting
c. Pemasangan pembujur dan pelintang
d. Tacking dan pengelasan pembujur dan pelintang
2. Metode pro-fitting longitudinals assembly dengan urutan sebagai berikut;
a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat
b. Marking and cutting
c. pembujur longitudinal
d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan pelintang
3. Metode egg box framing assembly, secara berurut dapat diuraikan sebagai berikut;
a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat
b. Marking and cutting
c. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framing-pembujur dan pelintang-.
d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framed assembly diatas
Dan sebagai saran kontrol pada saat pelaksanaan pekerjaan assembly, digunakan peralatan bantu
untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dimensi akibat proses-proses kerja assembly yang
telah disebutkan diatas.
Umumnya jenis peralatan bantu kerja sebagai saran kontrol tersebut adalah sebagai berikut;
1. Face alignment pieces, untuk meyakinkan kelurusan/kedataran permukaan sambungan
pelat.
2. Wandal pieces, digunakan untuk menarik/mendekatkan sisi sambungan pelat panel-block.
3. Portal pieces –penekan-, digunakan untuk memasang pembujur dan pelintang dengan
baik dan tepat sesuai dengan ketentuan.
4. Run-off tab, digunakan dengan memasangnya pada kedua ujung pengelasan butt join
untuk mencegah penyimpangan dimensi akibat pengelasan pada bagian ujung-ujung.
5. Strong-back/penahan, digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dimensi
akibat deformasi pengelasan.
Berbagai macam bentuk konstruksi yang umumnya dibangun dalam tahap assembly:
1. Flat blocks.
Merupakan block dengan konstruksi sederhana yang umumnya terletak di daerah pararel
middle body badan kapal. Konstruksi ini terdiri dari pelat datar besar, pembujur,
pelintang, dan girders. Dalam konstruksi flat blocks, kemungkinan adanya bagian
konstruksi lengkung juga ada, seperti halnya pelat bilga, block deck kamar mesin dan
sebagainya.
2. Curved blocks
Merupakan konstruksi assembly dengan bentukan lengkung dan bagian-bagiannya sama
dengan konstruksi flat blocks, yaitu pelat lengkung besar, pembujur, pelintang, dan
girders. Dasar bentuk lengkungnya adalah bentuk lengkung pelatnya yang diperkuat oleh
pembujur dan pelintang dengan bentuk lengkungannya mengikuti bentuk lengkung pelat.
3. Grand assembly blocks
Konstruksi ini merupakan gabungan block-block, baik antar flat blockmaupun antar
curved block ataupun gabungan antara keduanya. Dalam konstruksi ini terdapat jenis-
jenis konstruksi gabungan block tersebut yang umumnya terdiri dari, L type dan U type.
Penyebutan atas jenis-jenis konstruksi diatas merupakan refleksi atas bentuk-bentuk
konstruks yang dihasilkan dari penggabungan block tersebut.
 Tahap sub assembly
Pada tahap sub assembly terdapat kegiatan pekerjaan antara lain yakni fitting, welding,
marking akhir, dan finishing. Maka pelaksanaan pemeriksaan mutunya dilakukan pada
tiap tahapan tersebut. Dan yang lebih mendapat perhatian disini adalah tahap pelaksanaan
fitting karena merupakan pekerjaan penentu untuk tahap selanjutnya sesuai dengan posisi
members, dimana bila terjadi kesalahan perbaikan yang harus dilaksanakan memerlukan
waktu dan biaya operasi yang cukup besar.
Pekerjaan pengelasan di bengkel sub assembly akan dapat mengurangi jumlah pekerjaan
pengelasan di bengkel assembly. Pemeriksaan hasil pekerjaan di bengkel sub assembly
dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi. Sebagai pegangan dalam pemeriksaan adalah
working drawing, material list dan standaryang telah ditentukan.
 Tahap assembly
Tahap ini merupakan tahap perakitan blok/seksi yang berasal dari sub assembly dan
bengkel fabrikasi. Pada tahap assembly ini pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan structural, pemeriksaan hasil pengelasan, dan pemeriksaan deformasi.
Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan adalah gambar kerja, material list, dan
standar yang ditentukan. Pemeriksaan dalam tahap ini dilakukan oleh bengkel, Dalmut
Divisi, Quality Control & Assurance serta badan klasifikasi.
 Tahap fabrikasi
Pada tahap fabrikasi dimana merupakan suatu proses pembuatan bagian badan kapal terdidir dari
tiga tahapn proses yaitu marking, cutting, dan bending. Pengawasa kualitas pada tahap fabrikasi
merupakan tahap awal dari kegiatan pengawasan mutu hasil produksi pada tahap selanjutnya.
Ruang lingkup pengendalian mutu pada tahap ini meliputi, identifikasi material, pemeriksaan
penandaan, pemeriksaan pemotongan, dan pemeriksaan pembentukan.
1. Identifikasi material
Identifikasi material adalah usaha/tindakan pemeriksaan yang akan dipakai, dimana
disesuaikan dengan charge no, klasifikasi, dimensi pelat, dan profil. Demikian juga
dengan kondisi permukaan material seperti ptting, flaking, laminasi, dll. Selanjutnya hasil
pemeriksaan dicatat, dalam suatu laporan pemeriksaan (check sheet) sekaligus
perbaikannya. Pemeriksaan dilakukan bersama-sama dengan Kabeng dan Dalmut Divisi.
Material pelat dan profil yang akan dilakukan pemeriksaan oleh QC/A selanjutnya QC/A
mengundang klasifikasi untuk melakukan pemeriksaan material. Pemeriksaan kondisi
permukaan material ini meliputi cacat-cacat yang terjadi pada permukaan pelat, seperti
pitting, flanking, profil yang bengkok atau lengkung.
2. Penandaan
Ini adalah proses penandaan pada permukaan pelat yang akan mengalami pengerjaan
sepanjang ketentuan tanda kerjanya. Sehingga secara umum proses marking ini dapat
dimasukkan sebagai pelaksanaan pemindahan dimensi-dimensi untuk ukuran-ukuran dari
gambar kerja yang berasal dari mudflot. Pemindahan dimensi dan ukuran dilakukan
seakurat mungkin karena kesalahan dari marking tidak hanya menyebabkan ditolaknya
pemakaian material akan tetapi juga akan menambah material yang terbuang.
Pemeriksaan penandaan dilakukan oleh bengkel dan Dalmutu Divisi Niaga. Semua
penandaan yang ada pada material diperiksa dengan didasarkan pada marking list table,
cutting plan, material list, mal tamplate, dan mal film. Disamping memeriksa tanda-tanda
pada material , juga dilakukan pemeriksaan ukuran yang ada di material dengan
menggunakan ukur meteran, penggaris, dan lain-lain untuk bentuk teratur, sedang untuk
bentuk yang tidak teratur, memakai mal atau mal film.
3. Pemotongan
Untuk proses cutting ini diberikan suatu standar pekerjaan dimana ditujukan untuk
memberikan kestabilan akan standar mutu pekerjaan serta mengurangi terjadinya
pekerjaan tambahan akibat penyimpangan dimensi cutting. Oleh karena itu makan para
pelaksan diharusakan melakukan pemeriksaan atas hasil-hasil pekerjaan sesuai standar
yang digunakan. Dari hasil pemotongan yang dilakukan pelaksana, selanjutnya dilakukan
pemeriksaan oleh bengkeldan Dalmutu Divisi, dimana semua ukuran elemen dan kondisi
material yang telah dipotong diperiksa dengan membandingkan ketentuan standar yang
ada. Proses pengerjaan cutting banyak dipengaruhi beberapa hal yang berhubungan
dengan proses pemotongan itu sendiri., dimana hal ini akan menyebabkan berubahnya
dimensi material serta kondisi material akibat pemotongan (cacat-cacat). Hal-hal yang
mempengaruhi tersebut antara lain yakni kerf, notch, kekasaran permukaan, kecepatan
potong terlalu rendah, panas awal tidal cukup, panas awal berlebihan, kecepatan
pemotongan berubah-ubah, kecepatan pemotongan terlalu tinggi, posisi nozzle terlalu
tinggi.
4. Pembentukan
Material profil yang telah dipotong dan diperiksa oleh Kabeng dan Dalmutu Divisi
kemudian diadakan pembandingan/pembentukan sesuai dengan gambar kerja, dalam hal
ini material yang tidak membutuhkan bentuk lengkung seperti bulkhead, floor dan
lain=lain langsung menuju proses selanjutnya. Pengecekan atau pemeriksaan hasil
pembentukan yang mana setelah melewati pembentukan dengan proses dingin atau panas
(fairing) berpedoman pada mal kayu atau mal film yang telah diberi tanda untuk
pedoman pemeriksaan, dimana ketelitian ukuran tetap diadakan pemeriksaan oleh karena
adanya penyusutan material. Setiap jenis pelat atau profil mempunyai tingkat penyusutan
yang berbeda-beda dengan spesifikasi atau sifat-sifat material tersebut. Pengecekan atau
pemeriksaan hasil pembentukan dilakukan oleh bengkel dan Dalmutu Divisi untuk intern
bengkel dan selanjutnya oleh surveyor QC/A untuk sistem informasi standar serta untuk
persiapan pemeriksaan surveyor classs-owner. Hasil pemeriksaan dimasukkan kedalam
laporan pemeriksaan yang memuat hasil pekerjaan baik atau ada penyimpangan ukuran
maupun adanya kesalahan pembentukan dan bila ada kesalahan maka diadakn perbaikan
atau gantibaru sesuai dari Dalmutu Divisi.
Penjelasan Gambar
Keel laying
Keel laying adalah proses awal dalam pembangunan kapal, dimana ini merupakan pertama kali
tahap pembangunan kapal yakni berupa peletakkan lunas. Dimana lunas ini menjadi dasar dalam
konstruksi kapal. Ada dua jenis bentuk keel yang umum digunakan yakni Bar keel dan plat keel.
Bar keel merupakan lunas yang berbentuk batang, biasanya digunakan untuk kapal kayu,
sedangkan untuk plat keel biasanya digunakan untuk kapal yang terbuat dari material baja. Keel
yang digunakan dalam pembangunan kapal ini harus memenuhi persyaratan konstruksi dan
kekuatannya.
Assembly of Bottom Shell Plating
Setelah Keel laying berhasil dilakukan, maka tahap berikutnya dilanjutkan pada pemasangan
pelat alas. Pada pemasangan pelat alas ini tidak main – main, harus memperhatikan ketepatan
dari penyambungan pelat satu dengan pelat yang lain, proses pengelasan yang sesempurna
mungkin untuk menghindari kebocoran akibat pengelasan yang menimbulkan lubang pada
bagian alas, ataupun pengelasannya belum sempurna sehingga tidak kuat menahan beban yang
besar, serta kelurusan dari pemasangan pelat alas yang perlu diperhatikan pula.
Completion of bottom Shell Plating
Pada tahap ini, struktur yang menyusun dasar kapal sudah dapat terlihat bentuknya dengan
pemasangan keel, pelat alas serta dilengkapi juga dengan lajur pelat bilga. Lajur pelat bilga
memiliki bentuk seperempat lingkaran.
Fitting of Double Bottom Members
Tahap ini, merupakan tahap pemasangan konstruksi penyusun alas dalam, berupa pemasangan
penguat – penguat alas dalam yaitu antara lain berupa solid floor dan girder (penumpu). Girder
terbagi menjadi dua yakni center girder (penumpu tengah) dan side girder (penumpu sisi). Tebal
dari masing – masing penguat tersebut harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada alas
dalam. Ada dua konstruksi yang dapat diaplikasikan pada konstruksi alas, yakni berupa
konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada konstruksi memanjang penegarnya
berupa bottom transverse, pembujur alas, center girder dan side girder. Sedangkan pada
konstruksi melintang penegarnya berupa floor, center girder dan side girder. Tinggi dari double
bottom minimal adalah 600mm.
Assembly of Inner Bottom Plating
Setelah konstruksi penguatan alas dalam terpasang, maka tahap berikutnya yaitu pemasangan
pelat alas dalam, tebal dari pelat alas dalam harus memenuhi perhitungan beban maksimal yang
bekerja pada alas dalam sesuai dalam perhitungan BKI volume II.
Completion of Double Bottom
Pada tahap ini, proses pemasangan pelat alas dalam disempurnakan sehingga seluruh bagian dari
alas dalam sudah terpasangi oleh pelat. Setelah seluruh pelat terpasang barulah dapat dilakukan
pemasangan konstruksi sisi dan nantinya dilanjutkan dengan pemasangan konstruksi geladak.
Fitting of Side Frames
Pada tahap ini, dilakukan pemasangan gading – gading yang memperkuat konstruksi sisi kapal.
Pada umumnya konstruksi ini terdapat system penguatan berupa gading biasa, gading besar,
pelintang sisi pembujur sisi dan senta sisi. Penggunaan penguatan – penguatan tersebut tidak
digunakan seluruhnya akan tetapi didasarkan pada jenis konstruksi yang digunakan pada
lambung kapal. Jika konstruksi memanjang maka menggunakan pembujur sisi, pelintang sisi dan
senta sisi. Jika menggunakan konstruksi melintang maka menggunakan gading, gading besar,
dan senta sisi. Pemasangan gading – gading pada konstruksi melintang kapal akan diperkuat oleh
bracket yang dipasang pada sisi atas dan sisi bawah gading. Pada proses ini, harus diperhatikan
pula bagaimana hubungan dari konstruksi yang membentuk cincin kekuatan, yaitu antar wrang
pelat, gading besar, dan balok besar. Apakah ketiganya terbentuk dengan saling terhubung
ataukah malah sebaliknya.
Completion of Frame Erection
Pada Tahap ini, keseluruhan gading harus terpasang pada konstruksi kapal yang nantinya akan
dilanjutkan pada pemasangan pelat sisi kapal.
Assembly of Shell Plating
Setelah seluruh gading telah terpasang, maka gading – gading tersebut akan dihubungkan oleh
pelat, dimana pelat tersebut merupakan badan kapal. Pelat yang terpasang pada bagian sisi kapal
harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada sisi kapal (Ps) sesuai dengan perhitungan
beban peraturan BKI volume II
Fitting of Deck Beams, Girders, and Hold Pillars
Pada tahap ini dilakukan pemasangan konstruksi yang menyusun geladak kapal, konstruksi
tersebut diantaranya berupa Balok geladak, girder, pillar, kantilever, strong beam, pembujur
geladak dan pelintang geladak. Jika konstruksi yang menyusun geladak berupa konstruksi
melintang maka penegarnya terdiri dari balok geladak, balok besar, Kantilever (Untuk lubang
palkah)/ bisa juga menggunakan penguatan pilar, dan penumpu geladak (side girder dan center
girder). Jika konstruksi yang menyusun geladak berupa konstruksi memanjang maka penegarnya
terdiri dari deck transverse, pembujur geladak, dan penumpu geladak. Konstruksi yang
direncanakan harus sekuat dan seefisien dalam menyusun geladak.
Fitting of Deck Plating
Setelah konstruksi geladak terpasang pada kapal, tahap selanjutnya yaitu pemasangan pelat
geladak. Tebal pelat geladak yang dipilih harus memnuhi beban maksimal yang bekerja pada
geladak (Pd) berdasarkan perhitungan beban geladak sesuai peraturan BKI volume II.
Completion of Cargo Hold
Tahap ini merupkan proses penyempurnaan dari konstruksi yang menyusun badan kapal pada
bagian ruang muat, sehingga berdasarkan gambar terdapat lubang palkah yang digunakan
sebagai akses loading-unloading muatan.
Daftar Pustaka:
 “Practical shipbuilding”g by Ir. G. DE ROOIJ, MRINA tahun 1961 The Nederlands:
Koninklijke Drukkerij Van de Garde N. V., Zaltbommel
 “Motor Penggerak Kapal dan Mesin Bantu” oleh Ir. Murdijanto, M. Eng 2005 ITS
 “Ship Production” oleh Ir. Soejitno
 Diktat Teori Bangunan Kapal II

More Related Content

What's hot

Ilham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisIlham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisilhamshah1
 
Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)tanalialayubi
 
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)rerianita
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB bawon15505124020
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangShopyan Sauri
 
Kisi2 ukp bank kapal
Kisi2 ukp bank kapalKisi2 ukp bank kapal
Kisi2 ukp bank kapalComputers
 
Form active structure
Form active structureForm active structure
Form active structureFigocaturp1
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfAgus Tri
 
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGSTRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGoVaRisZar
 

What's hot (17)

Ilham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanisIlham shah pemindahan tenah mekanis
Ilham shah pemindahan tenah mekanis
 
Tipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatanTipe tipe jembatan
Tipe tipe jembatan
 
Shear Wall
Shear WallShear Wall
Shear Wall
 
Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)Alas ganda (double bottom)
Alas ganda (double bottom)
 
Sistem tabung
Sistem tabungSistem tabung
Sistem tabung
 
Abutment jembatan
Abutment jembatanAbutment jembatan
Abutment jembatan
 
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)
THE BEARING WALL STRUCTURE (Struktur Dinding Pemikul)
 
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB Materi jembatan smk kelas XI DPIB
Materi jembatan smk kelas XI DPIB
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang PancangPondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang
 
Kisi2 ukp bank kapal
Kisi2 ukp bank kapalKisi2 ukp bank kapal
Kisi2 ukp bank kapal
 
Form active structure
Form active structureForm active structure
Form active structure
 
Jenis struktur
Jenis strukturJenis struktur
Jenis struktur
 
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdfPk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
Pk7-KD4T1. Bagian-bagian Struktur Konstruksi Jembatan.pdf
 
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNGSTRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI IV - STRUKTUR PELENGKUNG
 
Konstruksi geladak
Konstruksi geladakKonstruksi geladak
Konstruksi geladak
 
Konstruksi lambung
Konstruksi lambungKonstruksi lambung
Konstruksi lambung
 

Viewers also liked

Paparan mm visitasi 2015
Paparan mm visitasi 2015Paparan mm visitasi 2015
Paparan mm visitasi 2015ignatiuswirawan
 
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó Isabel Madureira
 
Divisões do território brasileiro
Divisões do território brasileiroDivisões do território brasileiro
Divisões do território brasileirobeth_pontes
 
GROWCONTROLS Brochure LATEST
GROWCONTROLS Brochure LATESTGROWCONTROLS Brochure LATEST
GROWCONTROLS Brochure LATESTSRINI CH
 
Repaso De Teoria De Sistemas
Repaso De Teoria De SistemasRepaso De Teoria De Sistemas
Repaso De Teoria De SistemasMayra R H
 
Grafisk portefølje marts 2015
Grafisk portefølje marts 2015Grafisk portefølje marts 2015
Grafisk portefølje marts 2015Svend Seegert
 
ใบความรู้หลักการเลือกซื้อคอมพิวเตอร์
ใบความรู้หลักการเลือกซื้อคอมพิวเตอร์ใบความรู้หลักการเลือกซื้อคอมพิวเตอร์
ใบความรู้หลักการเลือกซื้อคอมพิวเตอร์อยู่ไหน เหงา
 
Treinamento para liderança 3 – a liderança vivendo na expectativa da consumaç...
Treinamento para liderança 3 – a liderança vivendo na expectativa da consumaç...Treinamento para liderança 3 – a liderança vivendo na expectativa da consumaç...
Treinamento para liderança 3 – a liderança vivendo na expectativa da consumaç...Vilmar Nascimento
 
Презентация Dk.ru
Презентация Dk.ruПрезентация Dk.ru
Презентация Dk.rumalcevaae
 
La llengua titil.la. lectura de dades
La llengua titil.la. lectura de dadesLa llengua titil.la. lectura de dades
La llengua titil.la. lectura de dadesiesramonllull
 
الملك الأيهم وجزيرة الخلود
الملك الأيهم وجزيرة الخلودالملك الأيهم وجزيرة الخلود
الملك الأيهم وجزيرة الخلودAbduljabbar Al-dhufri
 
Princípios de liderança biblica em elias 2
Princípios de liderança biblica em elias 2Princípios de liderança biblica em elias 2
Princípios de liderança biblica em elias 2Vilmar Nascimento
 
الملحد ودعواه أن الأخلاق مصدرها الطبيعة
الملحد ودعواه أن الأخلاق مصدرها الطبيعةالملحد ودعواه أن الأخلاق مصدرها الطبيعة
الملحد ودعواه أن الأخلاق مصدرها الطبيعةربيع أحمد
 
Poster Milan 2013
Poster Milan 2013Poster Milan 2013
Poster Milan 2013jlrapter
 
TABLA DE POSICIONES
TABLA DE POSICIONESTABLA DE POSICIONES
TABLA DE POSICIONESLupe Zarate
 

Viewers also liked (20)

Paparan mm visitasi 2015
Paparan mm visitasi 2015Paparan mm visitasi 2015
Paparan mm visitasi 2015
 
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
Cartaz_sorteio de Inverno do Coro de Mosteiro de Grijó
 
Divisões do território brasileiro
Divisões do território brasileiroDivisões do território brasileiro
Divisões do território brasileiro
 
A locomotor
A locomotorA locomotor
A locomotor
 
GROWCONTROLS Brochure LATEST
GROWCONTROLS Brochure LATESTGROWCONTROLS Brochure LATEST
GROWCONTROLS Brochure LATEST
 
Taller Generos
Taller GenerosTaller Generos
Taller Generos
 
Repaso De Teoria De Sistemas
Repaso De Teoria De SistemasRepaso De Teoria De Sistemas
Repaso De Teoria De Sistemas
 
empreendedorismo por José Ferreira
empreendedorismo por José Ferreiraempreendedorismo por José Ferreira
empreendedorismo por José Ferreira
 
Grafisk portefølje marts 2015
Grafisk portefølje marts 2015Grafisk portefølje marts 2015
Grafisk portefølje marts 2015
 
ใบความรู้หลักการเลือกซื้อคอมพิวเตอร์
ใบความรู้หลักการเลือกซื้อคอมพิวเตอร์ใบความรู้หลักการเลือกซื้อคอมพิวเตอร์
ใบความรู้หลักการเลือกซื้อคอมพิวเตอร์
 
Ergonomia
ErgonomiaErgonomia
Ergonomia
 
Treinamento para liderança 3 – a liderança vivendo na expectativa da consumaç...
Treinamento para liderança 3 – a liderança vivendo na expectativa da consumaç...Treinamento para liderança 3 – a liderança vivendo na expectativa da consumaç...
Treinamento para liderança 3 – a liderança vivendo na expectativa da consumaç...
 
Презентация Dk.ru
Презентация Dk.ruПрезентация Dk.ru
Презентация Dk.ru
 
La llengua titil.la. lectura de dades
La llengua titil.la. lectura de dadesLa llengua titil.la. lectura de dades
La llengua titil.la. lectura de dades
 
furniture class
furniture classfurniture class
furniture class
 
الملك الأيهم وجزيرة الخلود
الملك الأيهم وجزيرة الخلودالملك الأيهم وجزيرة الخلود
الملك الأيهم وجزيرة الخلود
 
Princípios de liderança biblica em elias 2
Princípios de liderança biblica em elias 2Princípios de liderança biblica em elias 2
Princípios de liderança biblica em elias 2
 
الملحد ودعواه أن الأخلاق مصدرها الطبيعة
الملحد ودعواه أن الأخلاق مصدرها الطبيعةالملحد ودعواه أن الأخلاق مصدرها الطبيعة
الملحد ودعواه أن الأخلاق مصدرها الطبيعة
 
Poster Milan 2013
Poster Milan 2013Poster Milan 2013
Poster Milan 2013
 
TABLA DE POSICIONES
TABLA DE POSICIONESTABLA DE POSICIONES
TABLA DE POSICIONES
 

Similar to Tugas mantekprod 1

menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdfmenganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdfinfo.nbl
 
Pemasangan fixed steel jacket platform
Pemasangan fixed steel jacket platformPemasangan fixed steel jacket platform
Pemasangan fixed steel jacket platformDiva Keshawa
 
Fixed Flatform.pptx
Fixed Flatform.pptxFixed Flatform.pptx
Fixed Flatform.pptxIzzulHaq17
 
bangunan kapal
bangunan kapalbangunan kapal
bangunan kapalComputers
 
System mooring analisa.pptx
System mooring analisa.pptxSystem mooring analisa.pptx
System mooring analisa.pptxdiana293024
 
Ship building process & shipyard productivity
Ship building process & shipyard productivityShip building process & shipyard productivity
Ship building process & shipyard productivityFatimatuzzahra Zaza
 
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptxSTRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptxMhmmdQhodri
 
PPT BAB XII KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG KAPAL
PPT BAB XII KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG KAPALPPT BAB XII KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG KAPAL
PPT BAB XII KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG KAPALaldodevanaarditara
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan strukturDevian Tri Andriana
 
makalah saluran pengelak pada bendungan
makalah saluran pengelak pada bendungan makalah saluran pengelak pada bendungan
makalah saluran pengelak pada bendungan BremaRizky
 
Ship construction
Ship constructionShip construction
Ship constructionDafid Umam
 
Rekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiRekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiakramsaputra10
 
7. fender dan alat penambat
7. fender dan alat penambat7. fender dan alat penambat
7. fender dan alat penambatOkiDwipriyatno
 

Similar to Tugas mantekprod 1 (20)

Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)
Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)
Tugas 1 building procedure tekprod (19 12-14)
 
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdfmenganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
menganalisis jenis sistem konstruksi kapal sesuai regulasi bki.pdf
 
Pemasangan fixed steel jacket platform
Pemasangan fixed steel jacket platformPemasangan fixed steel jacket platform
Pemasangan fixed steel jacket platform
 
Fixed Flatform.pptx
Fixed Flatform.pptxFixed Flatform.pptx
Fixed Flatform.pptx
 
bangunan kapal
bangunan kapalbangunan kapal
bangunan kapal
 
kapal.ppt
kapal.pptkapal.ppt
kapal.ppt
 
Konstruksi lambung
Konstruksi lambungKonstruksi lambung
Konstruksi lambung
 
System mooring analisa.pptx
System mooring analisa.pptxSystem mooring analisa.pptx
System mooring analisa.pptx
 
Ship building process & shipyard productivity
Ship building process & shipyard productivityShip building process & shipyard productivity
Ship building process & shipyard productivity
 
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptxSTRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
STRUKTUR BANGUNAN KAPAL.pptx
 
Hinge and Folding Hatch Cover
 Hinge and Folding Hatch Cover Hinge and Folding Hatch Cover
Hinge and Folding Hatch Cover
 
PPT BAB XII KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG KAPAL
PPT BAB XII KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG KAPALPPT BAB XII KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG KAPAL
PPT BAB XII KONSTRUKSI BAGIAN BELAKANG KAPAL
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
makalah saluran pengelak pada bendungan
makalah saluran pengelak pada bendungan makalah saluran pengelak pada bendungan
makalah saluran pengelak pada bendungan
 
Ship construction
Ship constructionShip construction
Ship construction
 
Ship construction
Ship constructionShip construction
Ship construction
 
Kd1. jenis jenis kapal
Kd1. jenis jenis kapalKd1. jenis jenis kapal
Kd1. jenis jenis kapal
 
Rekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksiRekayasa pelaksaan konstruksi
Rekayasa pelaksaan konstruksi
 
7. fender dan alat penambat
7. fender dan alat penambat7. fender dan alat penambat
7. fender dan alat penambat
 
Abutment jembatan
Abutment jembatanAbutment jembatan
Abutment jembatan
 

Tugas mantekprod 1

  • 1. Proses pembangunan kapal dapat melalui dua sistem yakni frame erecting system dan block assembling system. Frame erecting system>> pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini mungkin bisa dibilang pembangunan kapal dengan sistem kuno yang mana sistem ini dulunya memang umum digunakan sebelum tahun 1950. Akan tetapi di era yang sekarang ini masih ada sebagian galangan kecil yang masih menerapkan pembangunan kapal dengan menggunakan sistem ini 1. Peletakan lunas Lunas adalah pondasi dari struktur kapal. Lunas memiliki dua jenis, yakni lunas batang dan lunas pelat. Lunas batang biasanya digunakan untuk kapal-kapal yang terbuat dari kayu sedangkan lunas pelat biasanya digunakan untuk kapal baja. Peletakan lunas merupakan awal dari proses konstruksi pembangunan kapal, yang biasanya diupacarakan karena merupakan hari kelahiran kapal. Biasanya untuk kapal kayu diawali dengan pembuatan rangka lunas kapal. Sedangkan untuk baja pelaksanaan peletakan lunas kapal ditandai dengan pengelasan pertama. Umur kapal dihitung sejak tanggal peletakan lunas (keel laying) yang dilakukan di galangan kapal (shipyard). 2. Fabrication of bottom shell plating Penyusunan pelat alas dari kapal setelah peletakan lunas dilakukan dimana penyusunan pelat alas tersebut harus menjaga alignment penyusunannya karena bottom shell plating nantinya akan menjadi dasar dari kapal tersebut. Bottom shell plating itu merupakan hal yang penting dalam sebuah konstruksi badan kapal, karena fungsinya yakni secara efektif menghalangi masuknya air laut, mengatasi tegangan yang dihasilkan dari tekanan tegak lurus air ke pelat kulit, mengatasi stress bending yang diakibatkan oleh adanya terusan air laut. Konstruksi dasar harus memenuhi persyaratan klasifikasi. Konstruksi dasar harus mampu menahan beban yang bekerja pada bagian dasar atau alas, sehingga ketika kapal beroperasi tidak timbul momen bending yang terjadi pada pelat kulit dasar. 3. Construction of double bottom Konstruksi dari double bottom dibagi menjadi dua, yakni ada konstruksi secara melintang dan konstruksi memanjang. Struktur konstruksi alas ganda pada sistem konstruksi melintang yakni pada bagian melintang terdapat wrang-wrang atau floors, yang mana wrang tersebut adalah pelat yang dipasang melintang pada alas kapal sebagai tumpuan pelat alas dan pelat alas dalam. Untuk mempermudah penyusunan muatan dan juga pembuatannya, maka floor dibuat mendatar pada sisi atasnya. Jenis wrang atau floor itu sendiri terbagi menjadi tiga yakni plate floor, open floor, dan watertight floor. Untuk mendapatkan kekuatan memanjangnya maka dipasang pembujur sebagai tumpuan wrang-wrang tersebut. Pembujur tersebut adalah penumpu tengah (centre girder) dan penumpu samping (side girder). Untuk konstruksi alas ganda dengan sistem konstruksi memanjang, kerangka alas gandanya terdiri atas penumpu tengah, penumpu samping, pembujur alas, dan pembujur alas dalam. Peletakan wrang tidak boleh melebihi lima kali jarak gading. Pemasangan wrang pelat harus membentuk cincin kekuatan konstruksi yang berkesinambungan dengan balok besar dan gading besar.
  • 2. 4. penggabungan gading dari buritan sampai ke haluan dimana gading - gading tersebut nantinya kan dihubungkan dengan pelat sisi dari badan kapal . Selain gading biasa yang menyusun badan kapal, ada gading tipe spesial yakni intermediate frame, web frame, deep frame, open frame, dan intercostal frame. 5. peletakkan pelat kulit pada gading Pelat-pelat yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada bagian badan kapal ini disebut dengan ship shell. Setelah tahap awal pembangunan kapal yang dimulai dari pembangunan double bottom, tahap selanjutnya adalah pemasangan gading-gading beserta braketnya. Jika proses pengerjaan ini selesai maka dimulailah tahap peletakkan pelat kulit pada gading ditiap sisi kapal sehingga nantinya akan mulai terbentuk badan kapal. 6. Setelah konstruksi dasar dan konstruksi sisi kapal selesai di bangun,maka pembangunan geladak dari kapal bisa dilakukan. Bagian dari bagian paling atas geladak menerus dinamakan dengan main deck atau geladak cuaca. Konstruksi dari geladak ada dua macam yaitu konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada bagian geladak terdapat beberapa macam penguatan- penguatan yaitu berupa balok geladak, braket, balok besar, kantilever. Penguatan-penguatan tersebut disusun berdasarkan jenis dari konstruksi yang digunakan. Terkadang konstruksi geladak yang terpotong oleh bukaan pada bagian geladak seperti lubang palkah, maka konstruksi pada bagian tersebut harus diperkuat, bisa juga dengan menggunakan kantilever atau menggunakan pilar yang menguhubungkan alas dalam dan geladak, kekuatan pillar – pillar tersebut ditentukan oleh antar lain jumlah pilar dalam satu deret lebar kapal, jarak antar pilar, panjang dari pillar, tipe dari geladaknya, dan berat total muatan diatas pilar. Biasanya terdapat sekat yang membatasi antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sekat itu sendiri terbagi menjadi tiga tipe yakni watertight bulkhead, oil-tight bulkhead, dan ordinary bulkhead. Biasanya untuk watertight bulkhead setidaknya ada tiga atau empat buah yang terpasang dalam suatu kapal. Jika kamar mesin ditengah sekat terdiri dari dua sekat membatasi kamar mesin, after peak bulkhead dan collision bulkhead. 7. pembangunan bangunan atas dan rumah geladak Setelah konstruksi geladak selesai dibangun tahap selanjutnya adalah pembangunan bangunan atas kapal dan rumah geladak. Bangunan atas kapal itu dapat meliputi forecastle (bangunan atas pada haluan kapal), poop (bangunan atas pada buritan kapal), jembatan. Yang dinamakan forecastle adalah bangunan atas kapal yang mempunyai lebar selebar kapal pada posisi itu atau minimum 0.96 dari lebar kapal pada posisi itu (B’), kalau kurang dari 0.96 B’ maka disebut rumah geladak. Bagian paling penting pada bangunan atas di area midship adalah struktur memanjangnya yangmana akan berkonstribusi langsung pada konstruksi kekuatannya. Bagian- bagian itu adalah bridge deck, pelat sisi, dan bagian-bagian penguat memanjang kapal. Konstruksi dari rumah geladak tidak difungsikan sebagai kekuatan utama kapal, karena rumah geladak hanya terkena tegangan local (local stresses).
  • 3. 8. peluncuran Peluncuran kapal ada dua yakni dengan sistem end launching dan side launching. Pada saat peluncuran untuk end launching yakni sumbu memanjang kapal yang terletak tegak lurus garis pantai dan biasanya kapal diluncurkan dengan buritan terlebih dahulu. Untuk peluncuran side launching, sumbu memanjang kapal sejajar dengan garis pantai. Pada umumnya pembangunan suatu kapal dilakukan di darat, diatas seperangkat balok lunas (keelblocks). Yang mana balok-balok lunas ini, dapat dipasang pada suatu landasan beton permanen (building berth), atau dapat juga di tanah yang telah diperkuat. Ketika kapal akan diluncurkan, dipasanglah peralatan luncur pada building berth tadi. Setelah peralatan peluncuran siap, berat kapal dipindahkan dari balok-balok lunas ke sepatu luncur dan landasan luncur, sedang ujung darat kapal masih dalam keadaan terikat. Kemudian ikatan ujung ini segera dipotong atau dilepas dan kapal akan meluncur karena beratnya sendiri sampai terapung di air. 9. instalasi mesin Tahap selanjutanya adalah pemansangan mesin-mesin pada kapal. Pada tahap ini mesin dihubungkan dengan komponen-komponen lain yang mendukung operasional kapal yang sebelumnya mesin induk dan mesin bantu sudah terpasang didalam kapal sebelum kapal tersebut diluncurkan. 10. perlengkapan kapal Setelah tahap-tahap diatas selesai maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah melengkapi peralatan-peralatan kapal, seperti perlengkapan pipa, kabel-kabel elektrik, pemasangan peralatan mesin jangkar, dan lain sebagainya.
  • 4. 11. pengujian kapal berlayar di laut Tahap ini dilakukan untuk mendemonstrasikan performance dan kecukupan kapal yang tidak bisa dilaksanakan di galangan. Test-test yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi speed-power standardization test; economy power test; full power endurance test; ahead stering and maneuverability test; quick reversal astern and head reach; astern stering test; quick reversal ahead and stern reach; anchor windlass test; distilling plant test; dan callibration of navigation equipment. 12. serah terima kapal Setelah kapal menjalani serangkaian test yg dilakukan oleh kru, surveyor dan pihak-pihak yang terkait lainnya jika pengujian tersebut telah memenuhi persyaratan yang berlaku maka kpal akan diserahkan dari pihak galangan ke ship owner. Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam kontrak. Serah terima dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tangung jawab pihak galangan.
  • 5. BLOCK ASSEMBLING SISTEM Di era yang sekarang ini, umumnya dalam membangun suatu kapal menerapkan block assembling system. Sejarah diterapkannya sistem ini yakni dahulu pada masa perang dunia II, pembangunan kapal baru sangat dibutuhkan secepat mungkin, akhirnya tercipta suatu inovasi bahwasannya untuk membangun suatu kapal bisa dengan cara penggabungan suatu blok-blok yang nantinya akan dilas untuk penggabungannya. Pada sistem ini juga menggunkan teknik- teknik pengelasan yang baru. Konstruksi lambung dibagi kedalam banyak bagian, bergantung pada kapasitas kran yang ada di suatu galangan tersebut, yang mana satu bagian tersebut biasa disebut dengan block, unit, atau sub-assembly. Dan pada setiap pembangunan masing-masing blok tersebut tidak saling bergantungan artinya, pembangunan setiap blok itu dapat dilakukan secara independent atau terpisah. Block-block yang telah selesai dibuat tersebut nantinya akan diposisikan ke building berth dan kemudian dilas antara yang satu dengan yang lainnya. Proses penggabungan tiap blok ini dimulai dengan bagian alas (bottom), kemudian bagian sisi, dan yang terakhir adalah konstruksi geladak. Dalam pengerjaan perlengkapan kapal bisa dilaksanakan setelah penyelesaian konstruksi badan kapal, akan tetapi untuk dapat mempercepat proses pembuatan kapal maka proses perlengkapan kapal itu dapat dilakukan pada saat pembangunan blok itu sendiri.  Sistem control assembly Untuk dapat merefleksikan cara-cara dan metode kontol akurasi dimensi pada tiap metode assembly, berikut ini sebagai awal contoh metode assembly; 1. Metode panel and parts assembly , secara berurut tahap-tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cutting c. Pemasangan pembujur dan pelintang d. Tacking dan pengelasan pembujur dan pelintang 2. Metode pro-fitting longitudinals assembly dengan urutan sebagai berikut; a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cutting c. pembujur longitudinal d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan pelintang 3. Metode egg box framing assembly, secara berurut dapat diuraikan sebagai berikut; a. Pemasangan dan penyambungan pelat-pelat b. Marking and cutting c. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framing-pembujur dan pelintang-. d. Pemasangan, tacking, dan pengelasan framed assembly diatas
  • 6. Dan sebagai saran kontrol pada saat pelaksanaan pekerjaan assembly, digunakan peralatan bantu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dimensi akibat proses-proses kerja assembly yang telah disebutkan diatas. Umumnya jenis peralatan bantu kerja sebagai saran kontrol tersebut adalah sebagai berikut; 1. Face alignment pieces, untuk meyakinkan kelurusan/kedataran permukaan sambungan pelat. 2. Wandal pieces, digunakan untuk menarik/mendekatkan sisi sambungan pelat panel-block. 3. Portal pieces –penekan-, digunakan untuk memasang pembujur dan pelintang dengan baik dan tepat sesuai dengan ketentuan. 4. Run-off tab, digunakan dengan memasangnya pada kedua ujung pengelasan butt join untuk mencegah penyimpangan dimensi akibat pengelasan pada bagian ujung-ujung. 5. Strong-back/penahan, digunakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dimensi akibat deformasi pengelasan. Berbagai macam bentuk konstruksi yang umumnya dibangun dalam tahap assembly: 1. Flat blocks. Merupakan block dengan konstruksi sederhana yang umumnya terletak di daerah pararel middle body badan kapal. Konstruksi ini terdiri dari pelat datar besar, pembujur, pelintang, dan girders. Dalam konstruksi flat blocks, kemungkinan adanya bagian konstruksi lengkung juga ada, seperti halnya pelat bilga, block deck kamar mesin dan sebagainya. 2. Curved blocks Merupakan konstruksi assembly dengan bentukan lengkung dan bagian-bagiannya sama dengan konstruksi flat blocks, yaitu pelat lengkung besar, pembujur, pelintang, dan girders. Dasar bentuk lengkungnya adalah bentuk lengkung pelatnya yang diperkuat oleh pembujur dan pelintang dengan bentuk lengkungannya mengikuti bentuk lengkung pelat. 3. Grand assembly blocks Konstruksi ini merupakan gabungan block-block, baik antar flat blockmaupun antar curved block ataupun gabungan antara keduanya. Dalam konstruksi ini terdapat jenis- jenis konstruksi gabungan block tersebut yang umumnya terdiri dari, L type dan U type. Penyebutan atas jenis-jenis konstruksi diatas merupakan refleksi atas bentuk-bentuk konstruks yang dihasilkan dari penggabungan block tersebut.  Tahap sub assembly Pada tahap sub assembly terdapat kegiatan pekerjaan antara lain yakni fitting, welding, marking akhir, dan finishing. Maka pelaksanaan pemeriksaan mutunya dilakukan pada tiap tahapan tersebut. Dan yang lebih mendapat perhatian disini adalah tahap pelaksanaan
  • 7. fitting karena merupakan pekerjaan penentu untuk tahap selanjutnya sesuai dengan posisi members, dimana bila terjadi kesalahan perbaikan yang harus dilaksanakan memerlukan waktu dan biaya operasi yang cukup besar. Pekerjaan pengelasan di bengkel sub assembly akan dapat mengurangi jumlah pekerjaan pengelasan di bengkel assembly. Pemeriksaan hasil pekerjaan di bengkel sub assembly dilakukan oleh bengkel dan Dalmut Divisi. Sebagai pegangan dalam pemeriksaan adalah working drawing, material list dan standaryang telah ditentukan.  Tahap assembly Tahap ini merupakan tahap perakitan blok/seksi yang berasal dari sub assembly dan bengkel fabrikasi. Pada tahap assembly ini pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan structural, pemeriksaan hasil pengelasan, dan pemeriksaan deformasi. Sebagai pedoman dalam melakukan pemeriksaan adalah gambar kerja, material list, dan standar yang ditentukan. Pemeriksaan dalam tahap ini dilakukan oleh bengkel, Dalmut Divisi, Quality Control & Assurance serta badan klasifikasi.  Tahap fabrikasi Pada tahap fabrikasi dimana merupakan suatu proses pembuatan bagian badan kapal terdidir dari tiga tahapn proses yaitu marking, cutting, dan bending. Pengawasa kualitas pada tahap fabrikasi merupakan tahap awal dari kegiatan pengawasan mutu hasil produksi pada tahap selanjutnya. Ruang lingkup pengendalian mutu pada tahap ini meliputi, identifikasi material, pemeriksaan penandaan, pemeriksaan pemotongan, dan pemeriksaan pembentukan. 1. Identifikasi material Identifikasi material adalah usaha/tindakan pemeriksaan yang akan dipakai, dimana disesuaikan dengan charge no, klasifikasi, dimensi pelat, dan profil. Demikian juga dengan kondisi permukaan material seperti ptting, flaking, laminasi, dll. Selanjutnya hasil pemeriksaan dicatat, dalam suatu laporan pemeriksaan (check sheet) sekaligus perbaikannya. Pemeriksaan dilakukan bersama-sama dengan Kabeng dan Dalmut Divisi. Material pelat dan profil yang akan dilakukan pemeriksaan oleh QC/A selanjutnya QC/A mengundang klasifikasi untuk melakukan pemeriksaan material. Pemeriksaan kondisi permukaan material ini meliputi cacat-cacat yang terjadi pada permukaan pelat, seperti pitting, flanking, profil yang bengkok atau lengkung. 2. Penandaan Ini adalah proses penandaan pada permukaan pelat yang akan mengalami pengerjaan sepanjang ketentuan tanda kerjanya. Sehingga secara umum proses marking ini dapat dimasukkan sebagai pelaksanaan pemindahan dimensi-dimensi untuk ukuran-ukuran dari gambar kerja yang berasal dari mudflot. Pemindahan dimensi dan ukuran dilakukan seakurat mungkin karena kesalahan dari marking tidak hanya menyebabkan ditolaknya pemakaian material akan tetapi juga akan menambah material yang terbuang. Pemeriksaan penandaan dilakukan oleh bengkel dan Dalmutu Divisi Niaga. Semua
  • 8. penandaan yang ada pada material diperiksa dengan didasarkan pada marking list table, cutting plan, material list, mal tamplate, dan mal film. Disamping memeriksa tanda-tanda pada material , juga dilakukan pemeriksaan ukuran yang ada di material dengan menggunakan ukur meteran, penggaris, dan lain-lain untuk bentuk teratur, sedang untuk bentuk yang tidak teratur, memakai mal atau mal film. 3. Pemotongan Untuk proses cutting ini diberikan suatu standar pekerjaan dimana ditujukan untuk memberikan kestabilan akan standar mutu pekerjaan serta mengurangi terjadinya pekerjaan tambahan akibat penyimpangan dimensi cutting. Oleh karena itu makan para pelaksan diharusakan melakukan pemeriksaan atas hasil-hasil pekerjaan sesuai standar yang digunakan. Dari hasil pemotongan yang dilakukan pelaksana, selanjutnya dilakukan pemeriksaan oleh bengkeldan Dalmutu Divisi, dimana semua ukuran elemen dan kondisi material yang telah dipotong diperiksa dengan membandingkan ketentuan standar yang ada. Proses pengerjaan cutting banyak dipengaruhi beberapa hal yang berhubungan dengan proses pemotongan itu sendiri., dimana hal ini akan menyebabkan berubahnya dimensi material serta kondisi material akibat pemotongan (cacat-cacat). Hal-hal yang mempengaruhi tersebut antara lain yakni kerf, notch, kekasaran permukaan, kecepatan potong terlalu rendah, panas awal tidal cukup, panas awal berlebihan, kecepatan pemotongan berubah-ubah, kecepatan pemotongan terlalu tinggi, posisi nozzle terlalu tinggi. 4. Pembentukan Material profil yang telah dipotong dan diperiksa oleh Kabeng dan Dalmutu Divisi kemudian diadakan pembandingan/pembentukan sesuai dengan gambar kerja, dalam hal ini material yang tidak membutuhkan bentuk lengkung seperti bulkhead, floor dan lain=lain langsung menuju proses selanjutnya. Pengecekan atau pemeriksaan hasil pembentukan yang mana setelah melewati pembentukan dengan proses dingin atau panas (fairing) berpedoman pada mal kayu atau mal film yang telah diberi tanda untuk pedoman pemeriksaan, dimana ketelitian ukuran tetap diadakan pemeriksaan oleh karena adanya penyusutan material. Setiap jenis pelat atau profil mempunyai tingkat penyusutan yang berbeda-beda dengan spesifikasi atau sifat-sifat material tersebut. Pengecekan atau pemeriksaan hasil pembentukan dilakukan oleh bengkel dan Dalmutu Divisi untuk intern bengkel dan selanjutnya oleh surveyor QC/A untuk sistem informasi standar serta untuk persiapan pemeriksaan surveyor classs-owner. Hasil pemeriksaan dimasukkan kedalam laporan pemeriksaan yang memuat hasil pekerjaan baik atau ada penyimpangan ukuran maupun adanya kesalahan pembentukan dan bila ada kesalahan maka diadakn perbaikan atau gantibaru sesuai dari Dalmutu Divisi.
  • 9. Penjelasan Gambar Keel laying Keel laying adalah proses awal dalam pembangunan kapal, dimana ini merupakan pertama kali tahap pembangunan kapal yakni berupa peletakkan lunas. Dimana lunas ini menjadi dasar dalam konstruksi kapal. Ada dua jenis bentuk keel yang umum digunakan yakni Bar keel dan plat keel. Bar keel merupakan lunas yang berbentuk batang, biasanya digunakan untuk kapal kayu, sedangkan untuk plat keel biasanya digunakan untuk kapal yang terbuat dari material baja. Keel yang digunakan dalam pembangunan kapal ini harus memenuhi persyaratan konstruksi dan kekuatannya. Assembly of Bottom Shell Plating Setelah Keel laying berhasil dilakukan, maka tahap berikutnya dilanjutkan pada pemasangan pelat alas. Pada pemasangan pelat alas ini tidak main – main, harus memperhatikan ketepatan dari penyambungan pelat satu dengan pelat yang lain, proses pengelasan yang sesempurna mungkin untuk menghindari kebocoran akibat pengelasan yang menimbulkan lubang pada bagian alas, ataupun pengelasannya belum sempurna sehingga tidak kuat menahan beban yang besar, serta kelurusan dari pemasangan pelat alas yang perlu diperhatikan pula. Completion of bottom Shell Plating Pada tahap ini, struktur yang menyusun dasar kapal sudah dapat terlihat bentuknya dengan pemasangan keel, pelat alas serta dilengkapi juga dengan lajur pelat bilga. Lajur pelat bilga memiliki bentuk seperempat lingkaran. Fitting of Double Bottom Members Tahap ini, merupakan tahap pemasangan konstruksi penyusun alas dalam, berupa pemasangan penguat – penguat alas dalam yaitu antara lain berupa solid floor dan girder (penumpu). Girder terbagi menjadi dua yakni center girder (penumpu tengah) dan side girder (penumpu sisi). Tebal dari masing – masing penguat tersebut harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada alas dalam. Ada dua konstruksi yang dapat diaplikasikan pada konstruksi alas, yakni berupa konstruksi melintang dan konstruksi memanjang. Pada konstruksi memanjang penegarnya berupa bottom transverse, pembujur alas, center girder dan side girder. Sedangkan pada konstruksi melintang penegarnya berupa floor, center girder dan side girder. Tinggi dari double bottom minimal adalah 600mm. Assembly of Inner Bottom Plating Setelah konstruksi penguatan alas dalam terpasang, maka tahap berikutnya yaitu pemasangan pelat alas dalam, tebal dari pelat alas dalam harus memenuhi perhitungan beban maksimal yang bekerja pada alas dalam sesuai dalam perhitungan BKI volume II.
  • 10. Completion of Double Bottom Pada tahap ini, proses pemasangan pelat alas dalam disempurnakan sehingga seluruh bagian dari alas dalam sudah terpasangi oleh pelat. Setelah seluruh pelat terpasang barulah dapat dilakukan pemasangan konstruksi sisi dan nantinya dilanjutkan dengan pemasangan konstruksi geladak. Fitting of Side Frames Pada tahap ini, dilakukan pemasangan gading – gading yang memperkuat konstruksi sisi kapal. Pada umumnya konstruksi ini terdapat system penguatan berupa gading biasa, gading besar, pelintang sisi pembujur sisi dan senta sisi. Penggunaan penguatan – penguatan tersebut tidak digunakan seluruhnya akan tetapi didasarkan pada jenis konstruksi yang digunakan pada lambung kapal. Jika konstruksi memanjang maka menggunakan pembujur sisi, pelintang sisi dan senta sisi. Jika menggunakan konstruksi melintang maka menggunakan gading, gading besar, dan senta sisi. Pemasangan gading – gading pada konstruksi melintang kapal akan diperkuat oleh bracket yang dipasang pada sisi atas dan sisi bawah gading. Pada proses ini, harus diperhatikan pula bagaimana hubungan dari konstruksi yang membentuk cincin kekuatan, yaitu antar wrang pelat, gading besar, dan balok besar. Apakah ketiganya terbentuk dengan saling terhubung ataukah malah sebaliknya. Completion of Frame Erection Pada Tahap ini, keseluruhan gading harus terpasang pada konstruksi kapal yang nantinya akan dilanjutkan pada pemasangan pelat sisi kapal. Assembly of Shell Plating Setelah seluruh gading telah terpasang, maka gading – gading tersebut akan dihubungkan oleh pelat, dimana pelat tersebut merupakan badan kapal. Pelat yang terpasang pada bagian sisi kapal harus memenuhi beban maksimal yang bekerja pada sisi kapal (Ps) sesuai dengan perhitungan beban peraturan BKI volume II Fitting of Deck Beams, Girders, and Hold Pillars Pada tahap ini dilakukan pemasangan konstruksi yang menyusun geladak kapal, konstruksi tersebut diantaranya berupa Balok geladak, girder, pillar, kantilever, strong beam, pembujur geladak dan pelintang geladak. Jika konstruksi yang menyusun geladak berupa konstruksi melintang maka penegarnya terdiri dari balok geladak, balok besar, Kantilever (Untuk lubang palkah)/ bisa juga menggunakan penguatan pilar, dan penumpu geladak (side girder dan center girder). Jika konstruksi yang menyusun geladak berupa konstruksi memanjang maka penegarnya terdiri dari deck transverse, pembujur geladak, dan penumpu geladak. Konstruksi yang direncanakan harus sekuat dan seefisien dalam menyusun geladak.
  • 11. Fitting of Deck Plating Setelah konstruksi geladak terpasang pada kapal, tahap selanjutnya yaitu pemasangan pelat geladak. Tebal pelat geladak yang dipilih harus memnuhi beban maksimal yang bekerja pada geladak (Pd) berdasarkan perhitungan beban geladak sesuai peraturan BKI volume II. Completion of Cargo Hold Tahap ini merupkan proses penyempurnaan dari konstruksi yang menyusun badan kapal pada bagian ruang muat, sehingga berdasarkan gambar terdapat lubang palkah yang digunakan sebagai akses loading-unloading muatan. Daftar Pustaka:  “Practical shipbuilding”g by Ir. G. DE ROOIJ, MRINA tahun 1961 The Nederlands: Koninklijke Drukkerij Van de Garde N. V., Zaltbommel  “Motor Penggerak Kapal dan Mesin Bantu” oleh Ir. Murdijanto, M. Eng 2005 ITS  “Ship Production” oleh Ir. Soejitno  Diktat Teori Bangunan Kapal II