Pondasi adalah struktur terpenting dari suatu konstruksi bangunan. Dokumen ini membahas beberapa jenis pondasi seperti pondasi sumuran, tiang pancang, dan bore pile beserta cara pembuatannya."
3. Pondasi adalah struktur terpenting dari suatu konstruksi bangunan. Tanpa pondasi, suatu
bangunan tidak dapat berdiri. Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban dari bangunan kepada tanah dibawahnya.
Karena peranannya yang sangat penting tersebut, proses pembuatan pondasi harus dengan perhitungan yang matang.
Faktor yang mempengaruhi pondasi adalah karakteristik tanah, bangunan apa yang akan dibangun, seberapa besar
bangunan tersebut, dan apa saj yang ada disekitar bangunan tersebut.
Pondasi memiliki beberapa macam, seperti pondasi cakar ayam, pondasi batu kali, pondasi tiang pancang, dan lain-
lain. Pada umumnya pondasi cakar ayam dan pondasi batu kali digunakan pada bangunan rumah tinggal atau
bangunan yang ukuran dan bebannya tidak terlalu berat. Sedangkan untuk bangunan yang memiliki ukuran yang
besar dan beban yang besar, digunakan tipe pondasi tiang pancang.
5. A. Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran/Kaison adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila
tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang relative dalam.
Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Daya dukung Pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh tersebut
Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu sebesar 1 inci (2,54cm)
Ada beberapa alasan pondasi sumuran digunakan dibandingkan pondasi dangkal yaitu:
Bila tanah keras terletak lebih dari 3 meter, maka jika digunakan pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung
lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam dan lebar)
Bila air dipermukaan tana terletak tinggi, konstruksi pada pelat beton akan sulit dilaksanakan karena air harus di
ppompa keluar lubang galian
6. Berikut adalah langkah-langkah memasang pondasi sumuran :
1. Pembersihan area pengerjaan
2. Gali tanah sedalam 30-50cm masukkan cincin pertama. Letakkan dengan benar (jangan
miring agar tidak terjadi penjepitan)
3. Bila tepi atas cincin telah rata dengan tanah, tumpangi dengan cincin perlahan-lahan
melesak menusuk
4. Bila tanah berair, air dibuang keluar (dipompa)
5. Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah sumuran diisi dengan pasir yang di padatkan
setebal 5-10cm, lalu kemudian diisi dengan cyclopen dan batu kali dimana cyclopen adalah
beton yang menggunakan batu-batu besar atau puing bangunan (pecahan beton) untuk
meminimalkan area permukaan dan menghemat pemakaian semen.
6. Untuk bangunan-bangunan yang ringan sumuran cukup diisi dengan pasir padat.
7. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof. Dibeli pembesian untuk mengikat sloof.
9. 1. Kaison terbuka
Kaison terbuka merupakan kaison yang pada bagian atas
dan bawahnya terbuka terbuka selama pelaksanaan. Kaison
ini, bila digunakan pada area yang tergenang air,
pelaksanaannya adalah dengan membenamkan dan
menggali tanah di bagian dasarnya. Kaison dimanfaatkan
dengan memanfaatkan beratnya sendiri, bersama sama
dengan penggalian tanah. Ketika pembenaman
kaisonmencapai tanah keras yang diinginkan, dasar kaison
ditutup dengan beton dengan tebal antara 1,5 sampai 5 m.
Pada kaison terbuka, penutupan dilakukan di bawah muka
air. Jika tanah dasar sangat keras maka penggalian dilakukan
dengan cara peledakan (blasting).
Pada penggalian tanah untuk kaison terbuka yang
umunya dilakukan dengan cara pengukuran, volume tanah
yang tergali selalu lebih besar diri volume kaison yang
terpasang. Hal ini, disebabkan dinding lubang galian tanah
yang cendrung bergerak ke dalam galian.
Keuntungan kaison terbuka :
Dapat mencapai kedalaman yang besar.
Biaya pembuatan relatif rendah.
Kerugian kaison terbuka :
Dasar kaison tidak dapat diperiksa dan di bersihkan.
Kualitas beton penutup dasar yang dicor dalam air tidak
bagus.
Penggalian pada tanah yang berbatu sangat sulit.
10. 3. Kasion Apung
2. Kaison pneumatik
Kaison pneumatic (pneumatic caisson), merupakan kaison yang
tertutup. Penggalian tanah dilakukan dengan mengalirkan udara
bertekanan kedalan ruang kerjauntuk penggalian. Dengan cara ini
penggalian dan pengecoran beton ke dalam sumuran dilakukan dalam
kondisi kering. Bentuk tubuh kaison pneumatic hampir sama seperti kaison
terbuka, bedanya hanya pada bagian ruangkerja di bawah. Penggalian
dilakukan pada ruang kerja yang diberi tekanan udara yang sama dengan
tekanan air tanah untuk mencegah aliran air masuk ke ruang kerja. Pintu
udara, kecuali dipakai untuk jalan keluar – masuk pekerja juga untuk
mengeluarkan tanah galian. Unutk kaison yang besar dapat dipakai 2 pintu
udara, yang pertama unutk galian sedang yang kedua untuk keluar – masuk
pekrja. Ruang kerja diisi dengan beton pada waktu dasar kaison telah
mencapai kedalaman yang dikehendaki.
Keuntungan :
Pelaksanaan dalam kodisi kering.
Kerena pengecoran beton dalam kondisi kering, kualitas beton dapat
seperti yang diharapkan.
Batu-batuan besar dapat dibongkar pada waktu penggalian untuk
membenamkan kaison.
Kerugian :
Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan tinggi.
Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman sekitar 40 m
atau 400 kPa. Hal ini karena tenaga manusia mempunyai ketahanan
terhadap tekanan udara yang terbatas
11. 3. Kasion Apung
Kaison apung atau kaison box merupakan kaison yang
tertutup pada dasarnya. Kaison tipe inin terbuat dari tipe
beton bertulang yang dicetak di daratan dan peletakkannya
dilakukan dengan mengapungkan kaison tersebut setelah
beton mengeras. Pembenaman kaison ke dalam air atau
tanah yang berair, dilakukan dengan dengan cara
mengisikan, pasir, kerikil, beton atau air ke dalamnya.
Permukaan air harus diperhitungkan selalu berada pada
beberapa meter di bawah puncak kaison untuk mencegah
air masuk ke dalamnya. Stabilitas pengapungan dirancang
menurut prinsip-prinsip hidrolika.
Keuntungan :
Biaya pelaksanaan rendah.
Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak
memungkinkan
Kerugian :
Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang
diinginkan.
Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat
permukaan tanah. Penggalian tanahyang terlalu dalam
mahal, karena tanah jenuh cenderung longsor ke dalam
lubang galian.
Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatanndi
dalam air sangat sulit.
12. B. Pondasi Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang
dengan jalan menyerap lenturan.Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan pondasi yang monolit dengan
menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi dengan tumpuan .
Pelaksanaan pekerjaan pemancangan menggunakan diesel hammer. Sistem kerja diesel Hammer adalah dengan
pemukulan sehingga dapat menimbulkan suara keras dan getaran pada daerah sekitar. Itulah sebabnya cara
pemancangan pondasi ini menjadi permasalahan tersendiri pada lingkungan sekitar.
Permasalahan lain adalah cara membawa diesel hammer kelokasi pemancangan harus menggunakan truk tronton yang
memiliki crane. Crane berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan. Namun saat ini sudah ada alat pancang yang
menggunakan system hidraulik hammer dengan berat 3 – 7 ton. Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan
dianggap telah mencapai tanah keras jika pada 10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari
2 cm.
13. Pondasi tiang pancang biasanya digunakan pada bangunan bangunan Teknik Sipil
seperti Gedung Bertingkat Tinggi (High Large Building), Menara menara (Towers),
Jembatan (Bridge), Dermaga / Pelabuhan (Quaiwalls), Bangunan Lepas Pantai
(Offshore Structures) dll. Pada umumnya tiang pancang dipancangkan tegak lurus
ke dalam tanah, tetapi apabila diperlukan untuk dapat menahan gaya-gaya
horizontal maka tiang pancang akan dipancangkan miring (batter pile).
Bahan yang digunakan untuk membuat pondasi tiang pancang ada beberapa macam,
yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang pancang baja, dan tiang
pancang komposite. Namun pada kesempatan ini hanya akan membahas tiang
pancang beton.
14. a. Precast Pile
Precast Reinforced Concrete Pile adalah tiang pancang dari beton bertulang dicetak dan dicor dalam acuan
beton (bekisting), kemudian setelah cukup kuat (keras) lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik
beton adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri dari beton adalah besar,
maka tiang pancang beton ini haruslah diberi penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen
lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat sendiri adalah besar,
biasanya tiang pancang beton ini dicetak dan dicor di tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk
transport. Tiang pancang ini dapat memikul beban yang, hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam
perencanaan tiang pancang beton precast ini panjang daripada tiang harus dihitung dengan teliti, sebab kalau
ternyata panjang daripada tiang ini kurang, terpaksa harus diadakan penyambungan, hal ini sulit dan memakan
banyak waktu.
Pada umumnya, precast pile berbentuk persegi (square pile), segi delapan (octagonal pile), atau lingkaran.
15.
16. Metode Pelaksanaan Tiang Pancang
Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan
sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa
kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan. Pipa
pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang yang diperlukan
melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan,
penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat pemncangan
dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan bilamana
tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton tidak boleh kurang
dari 75 mm.
19. Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang.
Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang
satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang
kedua, yaitu dengan pengelasan.
Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik
berikutnya dengan langkah yang sama.
20. Keuntungan:
- Kualitas dan ketahanan dari tiang pondasi terjamin karena dibuat di pabrik, dan biasanya memiliki standar khusus dan
pengawasan yang ketat.
- Proses pemancangan yang cepat.
- Mudah diperoleh
- Daya dukung dari pondasi tersebut dapat diperkirakan berdasarkan perhitungan.
- Metode pemancangannya yang menggunakan cara pemukulan cocok untuk menahan beban vertical.
- Kerugian :
- Menimbulkan getaran yang dapat mengganggu kondisi sekitar saat pemancangannya.
- Diperlukan penyambugan tiang pancang apabila pondasi yang diperlukan melebihi panjang pondasi.
- Bila pemancangan tidak dapat dihentikan pada kedalaman yang telah ditentukan, diperlukan perbaikan khusus.
- Karena tempat penampungan di lapangan dalam banyak hal mutlak diperlukan maka harus disediakan tempat yang cukup
luas.
- Diperlukan alat pemancangan yang besar karena ukuran dari pondasinya yang besar dan berat.
21. C.Pondasi Bore Pile
Cast in place juga sering disebut bore pile. Bore pile adalah salah satu tipe pondasi beton yang digunakan pada gedung-gedung
tinggi. pada konstruksi bored pile, tanah harus di bor terlebih dahulu lalu dituangkan beton dan tulangan kedalamnya. Pengeboran
dilakukan dengan alat bor yang telah di khususkan untuk mengebor tanah. Kelebihan yang utama dari metode pengecoran di
tempat ini adalah getaran dan suara yang tidak mengganggu lingkungan sekitar lokasi pengeboran.
mesin crane
22. 1.Pengeboran
Ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan
pondasi tiang bor, kedalaman dan diameter tiang bor
menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga
terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan
tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa disediakan
metode, dan peralatan yang cocok.
Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’
untuk menghindari tanah di tepi lubang berguguran
maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang
mempunyai ukuran diameter dalam kurang lebih
sama dengan diameter lubang bor.
23. Perhatikan mesin bor-nya berbeda, tetapi pada prinsipnya
cara pemasangan casing sama: diangkat dan dimasukkan
pada lubang bor. Tentu saja kedalaman lubang belum
sampai bawah, secukupnya. Jika menunggu sampai
kebawah, maka tanah akan berguguran semua dan lubang
tertutup lagi. Jadi pemasangan casing penting.
24. Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Gambar di atas,
mata auger sudah diganti dengan Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah
atau lumpur di dasar lubang.
25. Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil
pengeboran dan akhirnya sudah menjadi kondisi tanah keras.
Maka untuk sistem pondasi Franky Pile maka bagian bawah
pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat
dilakukan pembesaran. Untuk itu dipakai mata bor khusus,
Belling Tools
26. Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah
mencapai kedalaman rencana maka perlu dipastikan terlebih
dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi, yaitu
melalui pemeriksaan manual.
Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga
dicek dengan data hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis
tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam menentukan
kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah
sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang
dianggap mewakili. Tetapi dengan proses pengeboran ini maka
secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara
tepat, satu persatu pada titik yang dibor. Apabila kedalaman dan
juga lubang bor telah siap, maka selanjutnya adalah penempatan
tulangan rebar.
27. Jika perlu, mungkin karena terlalu dalam maka
penulangan harus disambung di lapangan.
Pengangkatnya dilakukan secara bertahap.
28. Pengecoran beton :
Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran beton. Ini merupakan bagian yang paling
kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada
tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan.
Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran
memerlukan alat bantu khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut
mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan
kedalaman lubang yang dibor
Inilah yang disebut pipa tremi. Foto ini cukup menarik karena
bisa mengambil gambar mulai dari ujung bawah sampai ujung
atas. Ujung di bagian bawah agak khusus, tidak berlubang biasa
tetapi ada detail khusus sehingga lumpur tidak masuk kedalam
tetapi beton di dalam pipa bisa mendorong keluar.
29. Yang teronggok di samping adalah corong beton yang akan
dipasang di ujung atas pipa tremi, tempat memasukkan beton
segar. Yang di bawah ini pekerjaan pengecoran pondasi tiang
bor di bagian lain, terlihat mesin bor (warna kuning) yang
difungsikan crane-nya (mata bor nya tidak dipasang, mesin bor
non-aktif).
Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan
ujung atas yang ditahan sedemikian sehingga posisinya
terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Corong beton dipasang.
Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk
readymix siap mendekat.
30. Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke corong pipa tremi seperti kasus di atas.
Pada tahap ini, mulailah pengalaman seorang supervisor menentukan.
Karena pipa tremi tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu banyak maka jelas mencabut pipa yang tertanam
menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi
dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam
lubang, nggak kelihatan sama sekali. Jadi pengalaman supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi memegang peran
sangat penting. Sarjana yang baru lulus pasti kesulitan mengerjakan hal tersebut. Pada kasus ini, tidak hanya teori, perlu feeling
yang tepat.
Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas.
Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka
diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
31. Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat
disalurkan ke dasar lubang langsung dan tanpa mengalami
pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih
besar dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk
mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu
takut dengan air atau lumpur sehingga perlu dewatering .
Gambar foto di atas menunjukkan air / lumpur mulai terdorong
ke atas, lubang mulai digantikan dengan beton segar tadi.
Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang
continuous, bayangkan saja bila ada keterlambatan beberapa
jam. Jika sampai terjadi setting maka pipa treminya bisa
tertanam dibawah dan tidak bisa dicabut. Sedangkan jika terlalu
cepat di cabut maka tiang beton bisa tidak continue. Jadi bagian
logistik / pengadaan beton harus memperhatikan itu.
32. Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik,
maka pada akhirnya beton dapat muncul dari kedalaman lobang.
Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama pengecoran
dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam
pada beton segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai
penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau
kecampuran dengan lumpur.
Pemasangan borepile ini harus dilakukan oleh orang yang sedah
berpengalaman dala bidangnya. Kegagalan sekecil apapun akan
menimbulkan biaya operasi yang tidak sedikit.
33. Keuntungan:
- Pondasi cast in place cocok untuk daerah yang padat seperti
di perkotaan karena tidak bising.
- Dapat dibuat lebih dalam dan dengan diameter yang lebih
besar.
- Selain cara pemboran di dalam arah berlawanan dengan
putaran jam, tanah galian dapat diamati secara langsung dan
sifat-sifat tanah pada lapisan antara atau pada tanah
pendukung pondasi dapat langsung diketahui.
- Pengaruh jelek terhadap bangunan di dekatnya cukup kecil.
Kerugian :
1. Dalam beberapa kasus, kualitas tiang pondasi lebih rendah
daripada tiang precast. Selai itu, tidak dapat dilakukan
pemeriksaan secara langsung.
2. Kemungkinan bercampurnya beton dengan tanah cukup
besar.
3. Karena diameter tiang cukup besar dan memerlukan banyak
beton, maka untuk pekerjaan yang kecil dapat
mengakibatkan biaya tinggi