Sistem reproduksi perempuan terdiri dari organ eksternal seperti mons veneris, labia, klitoris, dan organ internal seperti vagina, rahim, saluran telur, dan ovarium. Sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, dan organ reproduksi internal lainnya. Kedua sistem mengalami respons seksual berupa empat fase: perangsangan, puncak, orgasme, dan resolusi. Hormon dan proses embriologi memainkan peran penting dalam reproduksi dan penentuan jenis kelamin.
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Anatomi reproduksi wantia
1. Anatomi Dan Fisiologi Reproduksi Wanita
By
Yelmi Reni Putri
2. PENGERTIAN ANATOMI DAN FISIOLOGI
REPRODUKSI PEREMPUAN
Berasal dari bahasa latin, yaitu: Anatomi; Ana= bagian,
memisahkan, Tomi (tomie) = Tomneinei = iris, potong. Fisiologi:
Fisis (Phisys) = alam atau cara kerja, Logos (logi) = ilmu
pengetahuan. Jadi anatomi dan fisiologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan
atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh itu bekerja.
anatomi fisiologi sistem reproduksi perempuan merupakan
ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan suatu
rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak.
5. RESPON SEKSUAL
Tahapan Respons Seksual
Respons terhadap rangsangan seksual banyak mengacu pada
urutan perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada orang yang
dirangsang secara seksual dan ia turut hanyut/larut dalam aktivitas
perangsangan.
Fase atau tahapan siklus respon seksual
Fase 1: Perangsangan
a.Meningkatnya tekanan otot-otot
b.Denyut jantung yang semakin cepat dan nafas yang memburu
c.Kulit yang menjadi memerah (terkadang timbul semburat merah di
sekitar dada dan punggung)
d.Puting yang mengeras
e.Aliran darah menuju organ genital yang meningkat, yang berakibat
klitoris dan labia minora (bibir vagina dalam) pada wanita menjadi
basah serta penis pria menegang.
f. Organ intim (vagina) wanita secara umum menjadi basah.
g.Payudara menjadi tegang dan seakan-akan penuh serta organ intim
wanita merekah.
h.Testis pria akan mengembang dan scrotum akan penuh cairan yang
6. Fase 2: Dataran tinggi (plateau)
1.Organ intim wanita yang semakin mengembang karena meningkatnya aliran
darah serta perubahan kulit sekitar organ intim menjadi ke-ungu-an dan
menjadi lebih gelap.
2.Klitoris yang menjadi semakin sensitif (bahkan terkadang nyeri bila disentuh)
dan terkadang kembali masuk tertutup klitoris untuk menghindari
perangsangan oleh penis.
3.Napas, denyut jantung dan tekanan darah yang terus meningkat
4.Otot mengejang di kaki, muka dan tangan
5.Tekanan otot meningkat
Fase 3: Orgasme
1.Kontraksi otot yang tak beraturan dan tidak terkontrol
2.Teakan darah, denyut jantung dan nafas berada dalam kondisi puncak dengan
kebutuhan oksigen yang masimal.
3.sekitar kaki yang mengejang penuh.
4.Pelepasan yang tiba-tiba dari tekanan seksual
5.Pada wanita organ intim akan berkontraksi, rahim akan terus berkontraksi.
6.Pada pria, kontraksi ritmis otot pada pangkal penis akan mengakibatkan ejakulasi
dan pengeluaran semen.
7.Gerakan tubuh tak beraturan akan berlanjut dan keringat akan cenderung keluar
dari pori-pori tubuh.
7. Fase 4: Resolusi
sefa orgasme tersebut dengan sedikit rangsangan dan inilah
yang disebut sebagai multiple orgasm. Sebaliknya pri memerlukan
waktu setelah orgasme yang disebut dengan periode refraksi,
dimana pada waktu ini pria tidak akan mampu orgasme lagi.
Periode refraksi ini berlangsung berbeda-beda pada pria, biasanya
semakin tua umur maka periode refraksi ini akan berlangsung
makin lama.
9. PENGERTIA REPRODUKSI PRIA
Organ reproduksi pada laki-laki adalah
p3n1s dan testis yang memproduksi air mani
dan sperma, yang sebagai bagian dari
hubungan seks pupuk sebuah ovum dalam
wanita tubuh dan ovum dibuahi ( zigot )
secara bertahap berkembang menjadi janin,
yang kemudian lahir sebagai anak.
10. ORGAN REPRODUKSI PRIA DIBEDAKAN MENJADI ORGAN
KELAMIN LUAR DAN ORGAN KELAMIN DALAM.
1.Penis
Merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara
alat kelamin jantan dan betina untuk
memindahkan semen ke dalam organ
reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput
tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat
dikhitan/sunat.
2.Scrotum
Merupakan selaput pembungkus testis yang
merupakan pelindung testis serta mengatur
suhu yang sesuai bagi spermatozoa.
11. ORGAN REPRODUKSI DALAM
1.Testis
Merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan
menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis
banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus.
2.Epididimis
Merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dari testis.
Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematangkan
sperma.
3.Vas deferens
Merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan
berujung di kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma
menuju vesikula seminalis. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang
pendek dana menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra.
4.Urethra
Merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di
penis.
12. EMBRIOLOGIS SISTEM REPRODUKSI PRIA
Pembentukan jenis kelamin anak hasil fertilisasi
tergantung ada atau tidak adanya determinan
maskulin selama periode kritis perkembangan
embrio. Perbedaan terbentuknya anak dengan jenis
kelamin pria atau wanita dapat terjadi setelah melalui
3 tahap, yaitu tahap genetik, gonad, dan fenotip
(anatomi) seks. Tahap genetik tergantung kombinasi
genetik pada tahap konsepsi. Jika sperma yang
membawa kromosom Y bertemu dengan oosit,
terbentuklah anak laki-laki, sedangkan jika sperma
yang membawa kromosom X yang bertemu dengan
oosit, maka yang terbentuk anak perempuan.
13. HORMON-HORMON SISTEM REPRODUKSI PRIA
1.Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon
ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel
germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk
spermatosit sekunder. 2.Luteinizing Hormone
(LH)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH
berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron.
14. PROSES REPRODUKSI SPERMA
Proses Spermatogenesis adalah suatu proses kompleks
dimana sel germinal yang relatif belum berdiferensiasi
berproliferasi dan diubah menjadi spermatozoa yang
terspesialisasi dan motil yang masing-masingnya
mengandung satu set 23 kromosom yang bersifat
haploid. (W. David, 2009)
Tempat pembentukan sperma berada pada Tubulus
Seminiferus di dalam testis. Pada Tubulus Seminiferus
terdapat dinding yang terlapisi oleh sel Germinal Primitif
yang mengalami kekhususan. Sel germinal ini disebut
Spermatogonium. Setelah mengalami pematangan,
spermatogonium memperbanyak diri sehingga membelah
secara terus-menerus (Mitosis).