Dokumen tersebut membahas sistem reproduksi pada manusia, meliputi organ reproduksi pria dan wanita, proses pembentukan sperma dan ovum, siklus menstruasi, perkembangan embrio, dan hormon-hormon reproduksi. Juga dibahas mengenai kelainan yang dapat terjadi pada sistem reproduksi.
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
Biologi Kelas 9 - Sistem Reproduksi pada Manusia
1. SISTEM REPRODUKSI
PADA MANUSIA
Kelompok Chameleon chameleon
• Annisa Tria Agustina
• Luthvi Hardrikni Rahman
• M. Rio Febriansyah
• Shina Putri Ardian
• Syifa Amirah Yasmin
2. SISTEM
REPRODUKSI
Sistem reproduksi dalah berlangsungnya proses
pembentukan individu baru yang bertujuan untuk
melestarikan jenis agar tidak punah.
Manusia mengalami reproduksi secara generatif
(kawin), yang melibatkan 2 induk, yaitu pria dan
wanita.
4. A. Sistem Reproduksi pada Pria
Terdiri dari organ atau alat reproduksi yang berdasarkan letaknya dibagi menjadi dua,
yakni :
1. Organ reproduksi
yang tampak dari luar
(penis).
2. Organ reproduksi yang tidak
tampak dari luar / berada di
dalam tubuh (testis, uretra,
dan vesikula seminalis)
Organ-organ reproduksi pria akan mulai berkembang pada saat usia 9-15 tahun dan
akan berhenti perkembangannya pada usia 20 tahun.
5. Alat Reproduksi
pada Pria
Testis
Kelenjar
Kelamin
Saluran
Reproduksi
1.
Penis Uretra
6. 1.1 Testis
Testis merupakan tempat pembentukan sperma dan beberapa jenis hormon kelamin
jantan (androgen).
Testis terletak di dalam skrotum (kantong pelir) yang berfungsi sebagai pengatur
temperature testis agar sesuai untuk pembentukan sperma.
Di dalam testis terdapat banyak saluran halus yang disebut tubulus seminiferous yang
terdiri atas jaringan epitelium dan jaringan ikat. Pada jaringan epitelium terdapat sel
induk spermatozoa (spermatogonium). Di antara sel spermatogonium terdapat sel Sertoli
(berfungsi sebagai pemberi makanan spermatozoa), dan sel Leydig (berfungsi sebagai
penghasil hormone tostesteron).
Sperma yang telah terbentuk akan mengalir melalui saluran vasa eferensia dan masuk ke
dalam epididimis (kantong sperma).
Epididimis adalah tempat penyimpanan sementara dan pematangan sperma.
7. 1.2 Saluran Reproduksi
Terdiri atas:
Epididimis, yaitu saluran panjang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum yang
keluar dari testis. Setiap testis mempunyai satu epididimis, sehingga jumlahnya
sepasang, kanan dan kiri. Saluran ini panjang dan berbelok-belok di dalam skrotum. Di
dalam epididimis ini sperma disimpan untuk sementara dan menjadi matang sehingga
dapat bergerak.
Vas deferens, yaitu saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis. Bagian ujung
saluran ini terdapat di dalam kelenjar prostata. Fungsi vas deferens ialah sebagai jalan
sperma dari epididimis ke kantung sperma (vesicula seminalis).
8. 1.3 Kelenjar Kelamin
Di samping saluran kelamin, alat kelamin dilengkapi dengan kelenjar kelamin, yang
bertugas menghasilkan sekrit (getah) yaitu:
Vesicula seminalis (kantung sperma): berjumlah sepasang, dan menjadi satu kantong.
Dindingnya dapat menghasilkan cairan berwarna kekuningan yang banyak
mengandung makanan untuk sperma.
Kelenjar prostat: getah yang dihasilkan dialirkan ke saluran sperma.
Kelenjar bulbo uretra: menghasilkan getah
Kelenjar Cowper: terdapat pada pangkal urethra. Getah yang diproduksi berupa
lendir dan dialirkan ke urethra.
9. 1.4 Penis
Penis tersusun dari jaringan otot, jaringan spons, pembuluh darah dan jaringan saraf.
Berfungsi sebagai alat kopulasi (penyalur sperma) ke dalam alat kelamin betina.
Sperma keluar dari penis melalui uretra.
10. 1.3 Uretra
Uretra merupakan saluran dari kantong kemih yang berhubungan dengan vasa
deferensia.
Sperma yang hendak di keluarkan dari tubuh mengalir melalui saluran vasa deferensia
dan masuk ke uretra.
Urethra ialah saluran yang terdapat di dalam penis yang mempunyai dua fungsi, yaitu:
sebagai saluran urine dari kandung kemih (vesica urinaria) keluar tubuh
sebagai saluran untuk jalannya semen dari kantong semen.
12. 2.1 Struktur Sperma
Berfungsi
sebagai
Berfungsi
sebagai
Berfungsi
sebagai
terdiri
atas
terdiri
atas
Terdiri atas :
Kepala
Inti Sel
Akrosom
Penghasil enzim yang berfungsi
membantu sperma menembus sel telur
Bagian
Tengah
Mitokondria
Tempat berlangsungnya oksidasi sel untuk
membentuk energi yang digunakan oleh
sperma sehingga dapat bergerak aktif
1.
2.
Bagian berupa
Ekor
Flagela
Alat gerak
sperma
3.
14. B. Sistem Reproduksi pada Wanita
o Alat Reproduksi pada Wanita
Ovarium
Oviduk
(tuba falopii)
Osteum tube
(fimria)
Uterus (Rahim) Vagina
o Akan mengalami :
Oogenesis Ovulasi Menstruasi
15. 1.1 Alat Reproduksi pada Wanita
Berfungsi
sebagai
Berfungsi
sebagai
Berfungsi
sebagai
Terdiri atas :
Ovarium
1. Tempat menghasilkan dan mematangkan ovum.
2. Menghasilkan hormon reproduksi wanita, yaitu estrogen
dan progesteron.
Fimbria
(Osteum
Tube)
Menangkap ovum matang dari ovarium saat ovulasi.
(Ovulasi : pelepasan ovum matang dari ovarium)
1.
2.
Oviduk
(tuba falopii)
Tempat terjadinya fertilisasi.
(Fertilisasi : pertemuan dan peleburan ovum dan sperma)
3.
Berfungsi
sebagai
Uterus
(Rahim)
Tempat 4. tumbuh dan berkembangnya embrio (janin).
Berfungsi
Vagina sebagai
1. Tempat keluarnya darah menstruasi.
2. Tempat masuknnya sperma.
3. Tempat keluarnya bayi (melahirkan).
5.
17. 1.3 Menstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah
dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium
dipersiapkan untuk
menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka lapisan ini akan luruh,
kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak
waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus
menstruasi. Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama
menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi.
Wanita mulai mengalami menstruasi pada usia sekitar 9-15 tahun dan terus berlanjut sampai masa
menopause pada usia sekitar 45-49 tahun.
18. Siklus Menstruasi
Siklus ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi
hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum
dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi
ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.
2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang
dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating
hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen.
Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar
esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk
menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
19. Siklus Menstruasi
3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar
esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing
hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4. Fase pasca ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi
berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf
(folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus
luteum mengeluarkan hormon progesteron dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak
sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal dan menumbuhkan
pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima
pelekatan embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan
berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon, sehingga kadar progesteron dan
esterogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
20. C. Hormon-hormon Reproduksi pada Manusia
Hormon Reproduksi Fungsi
Pria
Testosteron Memacu pembentukan dan pematangan sperma.
Androgen Mengatur perkembangan seksual sekunder pria.
Wanita
Estrogen
Menstimulasi pembentukan dan pematangan ovum,
memacu perkembangan seksual sekunder wanita, dan
mengatur siklus ovulasi.
Progesteron Menstimulasi penebalan dinding rahim.
Prolaktin Memelihara kelenjar susu, merangsang produksi air susu
Oksitosin
Merangsang kontraksi rahim, menstimulasi pengeluaran
air susu.
22. 1. Bagian-bagian Embrio
1. Korion
Merupakan selaput terluar yang membungkus embrio.
Berfungsi untuk membentuk vili korion (jonjot pembuluh darah) di dalam endometrium.
2. Amnion
Menghasilkan cairan ketuban yang berfungsi untuk melindungi embrio dari perbahan suhu yang
drastic dan guncangan serta menjaga agar embrio dapat bergerak bebas.
3. Yolk (sakus vitellinus/kantung kuning telur)
Merupakan tempat pembentukan sel darah dan pembuluh darah pertama embrio.
4. Allantois
Berfungsi sebagai alat respirasi dan ekskresi embrio.
5. Plasenta (tali pusat)
Berfungsi sebagai tempat pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan embrio.
23. 2. Pertumbuhan Embrio
Fertilisasi
Morula
Blastula Gastrula
Embrio
Mengalami pertumbuhan
dan perkembangan
selama 9 bulan dalam
uterus
menghasilkan
Mengalami pembelahan
Membentuk blastocoel
Membentuk
lapisan embrionik
Mengalami
diferensiasi dan
morfogenesis
Zigot
24. 3. Perkembangan Embrio
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi,
mulai tampak tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah
terlihat seperti bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada
ukuran badan.
Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan
memilliki organ yang sudah lengkap.
4. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam
rahim, embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui
plasenta.
Plasenta mempunyai fungsi sebagai berikut.
Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.
embrio usia 4 minggu
embrio usia 8 minggu
embrio usia 16 minggu