Bab 8 dari kitab Rut membahas tentang latar belakang, penulis, waktu, dan tema utama kitab Rut. Kitab ini menceritakan kisah cinta Rut, seorang perempuan Moab, dan mendapatkan perhentian di tanah Israel setelah kehilangan suami dan keluarganya. Kitab ini juga menjelaskan asal usul Raja Daud.
1. Bab 8
RUT
I. Nama Kitab
1.Isi kitab ini mencatat tentang seorang perempuan Moab, yaitu Rut, karena itu diberi nama
‘kitab Rut’.
2.Dalam Alkitab ada dua kitab yang diberi nama berdasarkan nama perempuan—kitab Rut
dan kitab Ester. Kedua kitab ini adalah kitab sejarah. Rut adalah seorang perempuan
kafir yang menikah dengan orang Yahudi, sedangkan Ester adalah seorang perempuan
Yahudi yang menikah dengan orang kafir.
II. Penulis
Penulis kitab ini tidak jelas. Tetapi jika dilihat dari pasal 1 ayat 1 pada zaman para
hakim-hakim memerintah dan pasal 4 ayat 22 Isai memperanakkan Daud, kita dapat
memastikan bahwa kitab ini sama dengan kitab hakim-hakim, yaitu ditulis setelah bangsa
Israel memiliki raja, kemungkinan ditulis oleh nabi Samuel.
III. Tambahan dari Kitab Hakim-hakim
Sebenarnya kitab ini adalah bagian dari kitab Hakim-hakim, karena itu dapat disebut
sebagai tambahan dari kitab Hakim-hakim. Kitab Hakim-hakim adalah satu kitab sejarah
yang penuh kegelapan dan penderitaan, saat membacanya akan membuat orang merasa
kecewa dan penuh keluhan; tetapi membaca kitab ini akan membuat orang merasa kagum
dan gembira. Kisah Rut ini di dalam zaman hakim-hakim bagaikan rumput hijau di padang
gurun dan bagaikan bintang terang di kekelaman malam.
IV. Waktu dan Tempat
1.Rentang waktu yang tercakup dalam isi kitab ini kira-kira 11 tahun (Rut. 1:4; 4:13) dari
tahun 1322 SM, sampai dengan tahun 1312 SM.
2.Lokasi peristiwa adalah di tanah Moab dan tanah Kanaan.
V. Nilai Sastra
Kitab ini selain mencakup makna rohani yang kaya, juga memiliki nilai sastra yang
indah. Pada abad ke-18, ada seorang tokoh kesusasteraan yang adalah seorang ahli sastra
yang berwenang pada zaman itu. Pada suatu hari, dia memperkenalkan kepada teman-
temannya sebuang kidung yang berlatar belakang di sawah-sawah, dan
mendeklamasikannya di hadapan mereka. Mereka semua mengira bahwa ini adalah
karyanya yang terbaru. Pada saat mereka semua memuji keelokan, keringkasan, kepadatan,
kegairahan dan keindahan dari kidung ini, ahli satra ini memberitahukan bahwa kidung ini
bukanlah karyanya, melainkan diambil dari kisah Rut yang ada di dalam Alkitab yang
biasanya diremehkan oleh teman-temannya itu. Faktanya, di dalam kesusateraan manusia,
tidak mudah mencari frase-frase yang lebih indah dan lebih antusias daripada kitab Rut
pasal 1:16-17 yaitu perkataan yang diucapkan Rut kepada mertuanya.
VI. Beberapa Poin yang Perlu Diperhatikan
1.Kitab ini memiliki satu tujuan yang utama yaitu untuk menghasilkan raja Daud dan
Tuhan Kristus (Mat. 1:5, 16). Hal yang tidak terpikirkan bahwa seorang perempuan
kafir, karena pilihannya yang benar (Rut. 1:16-17), lalu dia menjadi nenek moyang dari
2. raja; tidak hanya demikian, Tuhan kita pun, jika dilihat dari pandangan manusia, juga
adalah keturunannya.
2.Sebenarnya, kitab ini adalah sebuah kitab mengenai kisah cinta, tetapi paling utama
adalah untuk membuktikan bahwa kekuatan cinta akan menang terhadap seluruh
kesulitan. Kitab ini sama sekali tidak membicarakan tentang sejarah percintaan seorang
laki-laki dan perempuan muda, melainkan menceritakan tentang seorang janda yang
sebenarnya memiliki alasan dan kesempatan untuk meninggalkan mertuanya dan
mencari jalan lain, tetapi dia sangat setia dan mengasihi mertuanya, tidak rela berpisah
dengannya.
3.Kitab ini menunjukkan bahwa pernikahan adalah suatu perkara yang harus dihormati (Ibr.
13:4). Boas sebenarnya boleh menikahi Rut, tetapi berdasarkan peraturan orang
Yahudi, dia harus menunggu kaum terdekatnya, jika tidak mau menebusnya, barulah
dia dapat sesuai dengan hukum menikahi Rut. Rut 4:11-17 mencatat—dengan
kesaksian dan berkat dari seluruh orang banyak dan para tua-tua, Boas dengan sah
menikahi Rut—menunjukkan kepada kita bahwa pernikahan adalah suatu kehidupan
yang kudus, ilahi dan tinggi antara kita dengan rekan seperjalanan kita.
4.Kelaparan tidak dapat menjadi akar dari meninggalkan Allah dan berpaling ke dunia
kafir. Bencana dan ketidakberuntungan mengikuti pemberontakan. Berkat dan
perhentian mengikuti pengudusan dan perpalingan kembali.
5.Orpa (1:4) melambangkan orang kafir yang tidak mau Allah, mungkin pada saat itu dia
menemukan jalan keluar dan nasib yang lebih baik, tetapi dalam beberapa puluh tahun
saja, hal tersebut telah lenyap, hari ini di atas bumi tidak ada seorang pun yang
mengingatnya. Rut melambangkan orang kafir yang menginginkan Allah. Pada waktu
itu mengikuti seorang mertua janda yang miskin dan menderita, jauh dari kampung
halaman, pasti masa depannya sangat kabur, tetapi tidak lama kemudian dia diberkati
dan memperoleh perhentian, sampai hari ini, puluhan juta orang di bumi ini masih
mengingatnya.
6.Boas melambangkan Kristus, karena:
(1) Kristus adalah Tuan yang menuai (2:3-4).
(2) Dia adalah Allah-Manusia, adalah kaum terdekat kita (3:12; Im. 25:25), penebus
kita.
(3) Dia adalah Sang Penguasa. (Perhatikan ‘seorang yang kaya raya’ dalam kitab Rut
2:1, dapat diterjemahkan menjadi ‘sang penguasa yang kaya’ atau ‘sang penguasa
yang berani’). Sebenarnya kita memiliki kaum yang terdekat yaitu manusia, tetapi
dia bukanlah sang penguasa, tidak memiliki kekuatan untuk menjadi penebus kita
(3:12; 4:6).
(4) Dia memperhatikan kita dan memberkati kita (2:5, dan sebagainya).
(5) Ketika kita bertobat di depan kakinya yang terpaku, memohon Dia menutupi kita
dengan jubah kasih berwarna ungu kemerahan, jawaban-Nya sangatlah cepat, Dia
mengatakan perkataan kasih kepada kita, bahkan menuangkan berkat kepada kita
(pasal 3).
(6) Saat Dia menebus kita, maka kita menjadi bersatu dengan Dia; sejak saat itu kita
juga menjadi berkat orang lain (4:15-22).
7.Rut melambangkan orang kafir yang ditolak oleh hukum Taurat—terutama orang Moab
(Ul. 23:3)—tetapi kemudian diperkenan oleh karena kasih karunia. Karena dia
sebenarnya adalah seorang pendatang yang jauh dari kampung halamannya, sangat
miskin, tidak berpengharapan, tetapi di hadapan Boas, dia mendapat berkat, ditebus,
dan melalui pernikahan, menjadi satu dengan dia. Kita di dalam realitas rohani
bukankah juga memiliki pengalaman yang sama?
3. VII. Berita
Berita dari kitab ini adalah melalui penebusan dan keesaan, manusia barulah
memperoleh perhentian yang sejati.
VIII.Kata Kunci dan Ayat Kunci
1.Kata kunci: (1) ‘perhentian’ (1:9, 3:1, bahasa asli); (2) ‘penebusan’ (4:4, 6, diterjemahkan
kembali menurut bahasa asli).
2.Ayat kunci:
(1) Tetapi kata Rut, “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan
tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi,
dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah
bangsaku dan Allahmulah Allahku.” (1:16). Menangis pula mereka dengan suara
keras, lalu Orpa mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut
padanya (1:14).
(2) Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya:
“Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki.”; lalu mereka menyebut namanya
Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud.
IX. Pembagian
Berdasarkan kata kunci ‘perhentian’, kitab ini dapat dibagi menjadi 4 bagian:
kehilangan perhentian, berharap mendapat perhentian, mencari perhentian, mendapatkan
perhentian.
1. Kehilangan Perhentian (1:1-5)
1. Karena kelaparan, maka meninggalkan tanah yang ditunjuk oleh Allah (ayat 1-2).
2. Adalah hal yang tidak mungkin bagi umat Allah untuk mendapatkan perhentian di daerah
yang tidak ada Allah, sebaliknya, hanya mendapatkan bencana dan ketidakberuntungan.
2. Berharap Mendapatkan Perhentian (1:6-22)
1. Setelah melalui penderitaan selama 10 tahun, Naomi memutuskan untuk pulang ke Kanaan,
berharap mendapatkan perhentian (ayat 6-7).
2. Pilihan Orpa (ayat 8-14).
3. Pilihan Rut (ayat 15-18).
4. Ketika melihat Naomi, maka orang seluruh kota itu menjadi gempar, tidak mampu
memberikan rasa prihatin kepadanya, terlebih lagi tidak mampu memberikan perhentian
(ayat 19-21), hanya Boaslah yang mampu.
3. Mencari Perhentian (pasal 2 ~ 3)
1. Sanak terdekat dari Naomi yaitu Boas (2:1-4).
2. Rut mengumpulkan jelai (2:5-7). Pada waktu itu, mengumpulkan jelai adalah tradisi yang sah
menurut hukum (Im. 19:9, 23:22, 24:19).
3. Perkataan kasih dari Boas (Rut. 2:8-13).
4. Belas kasihan dari Boas (2:14-16).
5. Rut yang patuh (2:17-33).
6. Rut berdasarkan petunjuk dari mertuanya memohon ‘tebusan’ dari Boas (pasal 3).
4. 7. Pasal 3:7 Kemudian datanglah perempuan itu (Rut) dekat dengan diam-diam,
disingkapkannyalah selimut dari kaki Boas dan berbaringlah ia di situ. Pada waktu itu, ini
juga adalah tradisi yang sah menurut hukum.
4. Mendapatkan Perhentian (pasal 4)
1. Boas berdasarkan prosedur yang adil-benar menangani perkara ini (ayat 1-8).
2. Boas menikahi Rut (ayat 9-13).
3. Naomi mendapatkan sukacita dan perhentian (ayat 14-17).
4. Pahala terbesar untuk Rut adalah raja keluar dari dia (ayat 17-22).