Dokumen tersebut membahas upaya kesehatan jiwa yang terintegrasi dengan kegiatan sekolah sehat, meliputi latar belakang, kebijakan, permasalahan, sasaran, konsep, persiapan, pelaksanaan, dan pemantauan upaya kesehatan jiwa di sekolah.
4. 4
KEBIJAKAN Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020 - 2024
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No. 18 Tahun tentang Kesehatan Jiwa
Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
Permendagri No. 100 tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Peraturan Bersama Antara Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri Agama RI dan
Menteri Dalam Negeri, RI No. 6/X/PB/2014, Nomor 73/2014, Nomor 41/2014 serta Nomor 81/2014 tentang
Pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
Permenkes No. 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Permenkes No. 2269 Tahun 2011 tentang Pedoman Pembinaan PHBS
Permenkes No. 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
5. 5
PERMASALAHAN
• Gangguan emosional
penduduk umur > 15
tahun 9%
• Prevalensi merokok umur
10-18 tahun, 9,1%. 6%
adalah perokok aktif
• Proporsi minuman
beralkohol usia > 10
tahun 3,3%
• 27% Pengguna NAPZA
adalah pelajar serta
• Kasus kekerasan 4885
aduan
Riskesdas 2018
• lebih dari 50% siswa ke
sekolah menggunakan
kendaraan pribadi:
• SD/sederajat 41,38%
• SMP/sederajat 52,18
%
• SLTA/sederajat,
63,37%
• siswa mengakses
internet:
• SD/sederajat, 27,18%
• SMP/sederajat, 68,7%
• SLTA/sederajat,
87,06%
• 94,7% siswa menonton
TV setiap hari
Susenas Modul Sosial
Budaya, 2018
Pengguna Layanan
Kesehatan Jiwa dalam 12
bulan terakhir menunjukkan:
• 1,7% menggunakan
layanan untuk kebutuhan
kesehatan jiwa mereka
• Hampir 40% remaja
mencari pertolongan ke
layanan sekolah
• 4,29% dari pengasuh
remaja merasa
memerlukan layanan
kesehatan jiwa untuk
anaknya tetapi tidak
melakukannya karena
beberapa alas an
• Dari sudut pandang
remaja, terdapat beberapa
mekanisme coping yang
mereka gunakan untuk
menghadapi gangguan
kejiwaan mereka.
NAMHS, 2021
6. 6
Sasaran Upaya Kesehatan
Jiwa di Sekolah
Stakeholder
Pemegang Kebijakan
Warga Sekolah
Sasaran yang berisiko terkena masalah kesehatan jiwa
individu, kelompok maupun institusi/organisasi yang mempunyai potensi melakukan upaya
kesehatan jiwa di sekolah yaitu Puskesmas, Tim Pembina UKS/M, Dunia Usaha, Organisasi
Profesi, Organisasi Kemasyarakatan, dll
pemegang kebijakan atau pengambil keputusan yang mempunyai kewenangan
untuk mengeluarkan kebijakan peningkatan kesehatan jiwa yaitu Kepala
Sekolah/M, Komite Sekolah/M, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,
Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Puskesmas dll.
9. 9
1. PERSIAPAN
Analisis
Situasi
Kegiatan
Pokok
dan
Pengorganisasian
Perencanaan
Peningkatan
Kapasitas
Kegiatan untuk
melihat
kondisi/keadaan
sekolah yang akan
diintervensi.
Tujuan: adanya data
dasar yang dapat
dipergunakan
sebagai landasan
dalam
penyelenggaraan
upaya peningkatan
kesehatan jiwa
• Kegiatan pokok
merupakan
kegiatan strategis
yang dibuat untuk
upaya kesehatan
jiwa di sekolah
berdasarkan hasil
analisis situasi yang
dilakukan sekolah
• Pengorganisasian
merupakan
pembagian
tanggungjawab dan
peran untuk setiap
kegiatan pokok
yang dirumuskan
Merupakan kegiatan
yang disusun pada
setiap kegiatan
pokok yang
dirumuskan
Kegiatan orientasi,
pelatihan,
pembinaan yang
dilakukan oleh
petugas
UKS/pengelola jiwa
di Puskesmas
kepada Pelaksana
UKS di sekolah
10. ANALISIS SITUASI
10
IDENTIFIKASI DATA DASAR
1. Data Umum, jumlah siswa, jumlah guru, jumlah guru BP,
jumlah pegawai sekolah, sarana prasarana penunjang
untuk melakukan KIE (peralatan, media), dll
2. Data Khusus,
• Permasalahan kesehatan yang dirasakan warga
sekolah, yang diperoleh melalui Survei PHBS
• Hasil penjaringan kesehatan jiwa
• Catatan lainnya di UKS dan sekolah seperti absen,
buku siswa sakit, buku rujukan Puskesmas dll
3. Kegiatan UKS yang ada
4. Stakeholder yang sudah bekerjasama
5. Kegiatan kemitraan yang sudah ada
6. Kebijakan berwawasan kesehatan yang sudah ada
SURVEI MAWAS DIRI
SMD merupakan kegiatan pengenalan masalah kesehatan
serta potens sumberdaya yang dimiliki sekolah yang dapat
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa di
sekolah
Tahapan SMD:
1. Persiapan SMD
• Identifikasi masalah kesehatan yang dirasakan warga
sekolah
• Penetapan Prioritas Permasalahan Kesehatan
• Identifikasi Faktor Risiko Perilaku dan Non Perilaku
• Identifikasi Potensi sumberdaya yang dimiliki
• Menyusun Instrumen SMD
• Menetapkan rencana pelaksanaan SMD
2. Pelaksanaan SMD
3. Rekapitulasi Hasil SMD
11. PENYUSUNAN KEGIATAN POKOK DAN
PENGORGANISASIAN
No Kegiatan Pokok Pengorganisasian
(1) (2) (3)
Keterangan:
(1) Diisi no urut
(2) Diisi uraian kegiatan pokok
(3) Diisi nama pengorganisasian, penanggungjawab dan anggota
12. PERENCANAAN
12
No Kegiatan Tujuan Sasaran Pj Pelaksana Kebutuhan
Sumberdaya
Sumber
Dana
Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Keterangan:
(1) Diisi no urut
(2) Diisi uraian kegiatan pokok
(3) Diisi tujuan pelaksanaan kegiatan
(4) Diisi sasaran kegiatan
(5) Diisi penanggungjawab kegiatan
(6) Diisi pelaksana kegiatan
(7) Diisi kebutuhan sumberdaya seperti sarana//fasilitas, peralatan, media, dll
(8) Diisi sumber dana pelaksanaan kegiatan
(9) Diisi keterangan lainnya bila ada yang perlu dituliskan
13. 2. PELAKSANAAN
A. Advokasi Kesehatan
Jiwa di Sekolah
B. Penggalangan Mitra
Potensial
C. Pendidikan Kesehatan
Jiwa di Sekolah
D. Pelayanan Kesehatan
Jiwa di Sekolah
E. Pembinaan Lingkungan
Sekolah Sehat
14. A. ADVOKASI KESEHATAN JIWA DI SEKOLAH
Langkah dalam pengembangan
kebijakan berwawasan kesehatan:
a. Identifikasi kebutuhan kebijakan.
b. Identifikasi kebijakan yang sudah
ada
c. Merumuskan, menetapkan serta
mengesahkan kebijakan
d. Mensosialisasikan dan
mengimplementasikan
e. Melakukan pemantauan dan
pengawasan serta penilaian
penerapan kebijakan.
f. Penyempurnaan kebijakan apabila
diperlukan.
15. B. PENGGALANGAN MITRA POTENSIAL
15
Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberi manfaat) untuk
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran
masing-masing pihak
Menentukan
jenis kegiatan
Melakukan
identifikasi
calon mitra
Merumuskan
tujuan dan
peran setiap
mitra
Melakukan
komunikasi
atau
pendekatan
Menyelenggar
akan
pertemuuan
Menyusun
rencana
kegiatan
Pelaksanaan
keguatan
Pencatatan
dan
dokumnetasi
Tahapan Kegiatan Kemitraan:
Tujuan:
❑ Adanya dukungan sosial, sumberdaya dan peran aktif
❑ Adanya jejaring kemitraan
16. C. PENDIDIKAN KESEHATAN
Tujuan Pendidikan Kesehatan
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Peserta Didik
• Mampu menghadapi tantangan hidup dan
memiliki daya tangkal terhadap pengaruh
buruk dari luar
• Berfikir dan berperilaku positif
• Mewujudkan hubungan Kerjasama yang
harmonis
• Mengenali potensi yang dimiliki
• Menjadi jiwa yang bertanggungjawab
• Menjadi manusia yang mandiri dan kreatif
• Perkembangan jiwa peserta didik
• Permasalahan kesehatan jiwa
• Membimbing meningkatkan kesehatan jiwa
• Berfikir dan berperilaku positif
• Mewujudkan hubungan Kerjasama
• Mengembangkan potensi peserta didik
• Menanamkan jiwa tanggungkawab
• Mengembangkan kemampuan mandiri dan kreatif
• Menjadikan lingkungan belajar yang aman, jujur,
inovasi dll
17. 17
Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Kegiatan Intrakurikuler:
❖ Usia 4 -10 tahun, materi seperti:
• Perilaku sehat jiwa dalam keluarga
• Cara berteman yang baik
• Cara mengenali dan menghadapi emosi
❖ Usia 11 -18 tahun, materi seperti
• Perkembangan fisik dan jiwa
• Permasalahan kesehatan jiwa
• Meningkatkan kecakapan hidup
Kegiatan Ekstrakurikuler:
❖ Kegiatan melibatkan warga sekolah dan
nakes, seperti:
• Dokcil, KKR, konselor sebaya, pramuka,
PMR, kunjungan ke panti sosial dll
• Kreatifitas peserta didik: pengembangan
media KIE spesifik lokal
❖ Pendidikan dan bimbingan kesehatan
kepada pendidik, tenaga pendidik,
orangtua/pengasuh dan pelaksana UKS di
sekolah
❖ Kegiatan sosial: kerjabakti, kunjungan
panti dll
❖ Perlombaan
18. Pendekatan dan Metode Pendidikan Kesehatan
18
Pendekatan
❖ Individual (konseling)
❖ Kelompok :
• Dalam Kelas
• Luar Kelas
• Lingkungan Keluarga
Metode
❖ Dalam kelas: belajar kelompok, kerja kelompok,
diskusi,belajar perorangan, pemberian tugas, karya wisata,
dll
❖ Luar kelas: Keterlibatan aktif peserta didik seperti pramuka,
konselor sebaya, dokcil, OSIS, PMR,
19. D. PELAYANAN KESEHATAN
19
❖ Skrining Kesehatan Jiwa
• Peserta Didik
• Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
❖ Pengendalian Faktor Risiko
❖ Literasi Kesehatan
❖ Surveilas berbasis masyarakat
PROMOTIF
❖ Mebudayakan hidup sehat jiwa:
• Melakukan aktifitas fisik
• Tidak merokok, minum beralkohol,
NAPZA
• Istirahat cukup
• Melakukan ibadah
• Menggunakan gadget secara sehat
dll
❖ Berperan aktif secara sosial baik di
lingkungan sekolah maupun luar
sekolah
❖ Melakukan kegiatan KIE secara
individu, kelompok, masssa penerapan
perilaku sehat
❖ Intervensi dini berupa psikoedukasi
dan konseling
❖ Pembinaan dan konseling kepada
keluarga
❖ Rujuk ke Puskesmas
PREVENTIF KURATIF & REHABILITATIF
20. E. PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEHAT
20
Memberikan keteladanan dalam hal perilaku yang diperkenalkan
Memberikan dukungan untuk mewujudkan suasana dan hubungan
kekeluargaan yang akrab dan erat antar sesame warga sekolah dan
masyarakat
Menyebarluaskan opini yang positif terhadap perilaku yang
diperkenalkan
Kegiatan
Pembinaan
Lingkungan Sehat
Pelaksana: Kepala Sekolah, Pendidik, Peserta Didik, Pegawai Sekolah, Komite Sekolah dan Masyarakat
21. 3. PENCATATAN, PELAPORAN,
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pencatatan: kegiatan untuk mendokumentasikan
pelaksanaan suatu kegiatan
Upaya Kesehatan Jiwa di
Sekolah
Pelaporan: kegiatan untuk memberikan infomasi
terkait dengan pelaksanaan dan hasil dari suatu
kegiatan
Pemantauan: kegiatan untuk mengawasi atau
mengamati secara terus menerus terhadap upaya
peningkatan kesehatan jiwa
Evaluasi: kegiatan untuk menilai hasil
penyelenggaraan peningkatan kesehatan jiwa yang
sudah diselenggarakan
22. PENCATATAN
22
Pelaksana Pokja Upaya Kesehatan Jiwa
Ruang
Lingkup
Proses pelaksanaan kegiatan, sasaran kegiatan, kendala yang dihadapi, upaya yang
dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi, sumberdaya yang digunakan serta
pihak-pihak yang terlbat
Waktu Setelah pelaksanaan kegiatan dilaksanakan
23. PELAPORAN
23
Pelaksana Pokja Upaya Kesehatan Jiwa
Ruang
Lingkup
Laporan beberapa pelaksanaan kegiatan yang berisi terkait dengan tujuan, sasaran,
proses pelaksanaan, sumberdaya yang digunakan, permasalahan dalam pelaksanaan,
upaya untuk mengatasi dan keterlibatan stakeholder
Waktu Bulanan dan semesteran
24. PEMANTAUAN
24
Pelaksana
Internal: kepala sekolah, penanggungjawab UKS di sekolah, ketua Yayasan, ketua
komite sekolah,
Eksternal: TP UKS, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab./Kota, Provinsi serta lintas
sektor terkait
Ruang
Lingkup
Indikator Input:
a. minimal 1 guru untuk 150 siswa yang terlatih terkait kesehatan jiwa
b. untuk TKA/RA dan SD/MI minimal guru kelas dan guru agama mendapatkan
pelatihan psikoedukasi
c. adanya pelaksana UKS yang sudah mendapatkan orientasi terkait kegiatan
sekolah sehat
d. adanya pelaksana UKS yang sudah mendapatkan orientasi terkait kegiatan
pemberdayaan masyarakat
e. adanya kader kesehatan di sekolah/madarasah yang terlatih terkait dengan upaya
peningkatan kesehatan jiwa
f. tersedianya kuesioner PSC, SDQ dan SRQ-20 untuk warga sekolah
25. PEMANTAUAN
25
Ruang
Lingkup
Indikator Input:
g. tersedianya buku raport kesehatanku untuk pengamatan prestasi, sikap dan
perilaku
h. untuk TKS, tersedianya Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK)
i. ketersediaan media KIE kesehatan jiwa di sekolah
j. ketersediaan dana/anggaran kegiatan peningkatan kesehatan jiwa di sekolah
k. adanya komitmen dari sekolah untuk menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa di
sekolah dalam bentuk kebijakan
Indikator Proses:
a. Terlaksanya Kegiatan Persiapan upaya peningkatan kesehatan jiwa yang
terintergasi dengan manajemen sekolah sehat mulai dari analisis situasi sampai
penyusunan perencanaan kegiatan
b. Terlaksananya Pelaksanaan kegiatan peningkatan kesehatan jiwa di sekolah
sesuai dengan perencanaan kegiatan yang disepakati, sebagai berikut:
1) Terlaksananya kegiatan Pendidikan kesehatan Jiwa di sekolah, sebagai berikut:
a) Kegiatan intrakurikuler
b) Kegiatan ekstrakurikuler
26. PEMANTAUAN
26
Ruang
Lingkup
Indikator Proses:
2) Terlaksananya kegiatan Pelayanan Kesehatan Jiwa di sekolah, sebagai berikut:
a) Upaya Promotif
Adanya kegiatan peningkatan literasi kesehatan, sebagai berikut:
(1) Penyuluhan baik secara kelompok maupun massa di sekolah
(2) Peningkatan kapasitas seperti:
• Dilaksanakannya pelatihan keterampilan sosial bagi guru, impelementasi
keterampilan sosial oleh guru terhadap siswa, siswa terhadap siswa
(pendidikan kelompok sebaya) minimal dua kali dalam setahun.
• Dilaksanakannya psikoedukasi dengan materi kesehatan jiwa terkait bagi
orangtua/pengasuh dan warga sekolah lainnya minimal dua kali dalam
setahun.
b) Upaya Preventif
(1) Terlaksananya kegiatan skrining kesehatan jiwa minimal dua kali dalam
setahun, dengan rincian sebagai berikut:
• Pemeriksaan kekuatan dan kesulitan pada anak anak dan remaja
dengan SDQ
• Pengamatan emosi konsentrasi, perilaku dan sikap melalui buku raport
kesehatanku
• Penilaian kesehatan bagi guru dan pegawai sekolah dengan SRQ 20
27. PEMANTAUAN
27
Ruang
Lingkup
Indikator Proses:
c) Upaya Kuratif dan Rehabilitatif
(1) Terlaksanya kegiatan intervensi dini berupa psikoedukasi dan konseling
(2) Dilakukannya rujukan kasus ke Puskesmas atau fasyankes lainnya
3) Terlaksananya kegiatan Pembinaan Lingkungan Sehat di sekolah, sebagai berikut:
a) Pembinaan lingkungan sehat yang dilakukan oleh kepala sekolah
b) Pembinaan lingkungan sehat yang dilakukan oleh pendidik
c) Pembinaan lingkungan sehat yang dilakukan oleh peserta didik
d) Pembinaan lingkungan sehat yang dilakukan oleh warga sekolah lainnya
Indikator Output:
a. Adanya komitmen dalam bentuk kebijakan kepala sekolah untuk upaya
peningkatan kesehatan jiwa di sekolah
b. Adanya kegiatan kemitraan untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan jiwa
di sekolah
c. Adanya gerakan warga sekolah terkait peningkatan kesehatan jiwa
d. Skrining Kesehatan Jiwa:
1) Minimal 75 % dari jumlah siswa telah dilakukan deteksi masalah emosi dan
perilaku .
28. PEMANTAUAN
28
Ruang
Lingkup
2) Minimal 75 % dari jumlah warga sekolah telah dilakukan deteksi masalah
kesehatan jiwa.
3) Minimal 75 % dari jumlah warga sekolah telah mendapatkan psikoedukasi (topik:
kesehatan jiwa).
Waktu
Triwulanan dan tahunan
Cara
Melakukan
• Melakukan pemantauan dengan mempelajari dokumen pencatatan dan laporan
pokja kesehatan jiwa di sekolah
• Melakukan supervisi atau kunjungan secara langsung ke sekolah dengan
melakukan pengamatan/wawancara/diskusi
• Melakukan wawancara mendalam atau diskusi kelompok terarah (FGD)
29. EVALUASI
29
Ruang
Lingkup
Indikator Outcome:
a. Peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan jiwa warga sekolah,
meliputi:
1) Perubahan tingkat pengetahuan yang terkait dengan kesehatan jiwa
2) Perubahan sikap dan efeksi terhadap prinsip-prinsip pola hidup sehat terkait
kesehatan jiwa
b. Tidak adanya atau berkurangnya permasalahan kesehatan jiwa di sekolah
Waktu minimal 1 tahun setelah kegiatan intervensi upaya kesehatan
jiwa dilakukan
Pelaksana
Internal: kepala sekolah, penanggungjawab UKS di sekolah, ketua Yayasan, ketua
komite sekolah,
Eksternal: TP UKS, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab./Kota, Provinsi serta lintas
sektor terkait
31. RUANG LINGKUP
31
01
02
03
04
05
Pembinaan terhadap pengorganisasian penyelenggaraan upaya kesehatan jiwa di sekolah,
seperti terkait dengan pembagian peran dan tugas dalam Pokja Kesehatan Jiwa
06
Penerapan tahapan persiapan dalam upaya peningkatan kesehatan jiwa di sekolah mulai dari
tahapan analisis situasi kesehatan jiwa sampai dengan penyusunan perencanaan kegiatan
kesehatan jiwa di sekolah
Pelaksanaan kegiatan upaya peningkatan kesehatan jiwa di sekolah
Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan jiwa di sekolah
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan penilaian yang telah dilakukan baik oleh
pihak internal maupun eksternal sekolah
Pembinaan terhadap komitmen pemegang kebijakan di sekolah serta stakeholder
terkait terhadap upaya peningkatan kesehatan jiwa di sekolah
32. SASARAN DAN PIHAK YANG MELAKUKAN PEMBINAAN
32
Sasaran:
a. Kepala Sekolah
b. Pelaksana UKS di sekolah
c. Kader kesehatan di sekolah
d. Warga sekolah lainnya
e. Stakeholder terkait
Pihak yang melakukan pembinaan peningkatan kesehatan jiwa di
sekolah:
a. Internal sekolah seperti kepala sekolah/madrasah, ketua yayasan,
pelaksana UKS di sekolah
b. Ekternal sekolah seperti:
- Petugas Puskesmas (pimpinan Puskesmas, Petugas UKS,
Pengelola Kesehatan Jiwa, petugas promosi kesehatan, dll)
- Tim Pembina UKS (kecamatan, kab./kota dan provinsi)
- Dinas kesehatan (kab./kota dan provinsi)
- Organisasi Profesi terkait dengan kesehatan jiwa
- Dinas Pendidikan (kab./kota dan provinsi)
- Kanwil Kementerian Agama (kab./kota dan provinsi)
33. METODE KEGIATAN PEMBINAAN
33
Secara Langsung:
• Rapat koodinasi/sosialisasi/
seminar
• Kunjungan dan diskusi
• Penyelenggaraan lomba internal/
eksternal sekolah
• Penyuluhan di sekolah
• Pengawasan
• Lokakarya/orientasi/pelatihan
• Studi banding, PKL
• Pemberian pengharagaan, dll
Secara Tidak Langsung
• Melalui media sosial
• Penyebarluasan informasi melalui
pemutaran video, film, radio-spot pada
waktu tertentu
• Pemberian dukungan melalui anggaran
untuk peningkatan kesehatan jiwa
• Pemberian dukungan sarana prasarana
untuk peningkatan kesehatan jiwa, dll
34. C E R I A
Cerdas intelektual
emosional dan
spiritual
Empati dalam
berkomunikasi
efektif
Rajin beribadah
sesuai agama &
keyakinan
Interaksi yang
bermanfaat bagi
kehidupan
Asah, asih, asuh
tumbuh kembang
dalam keluarga & masyarakat