SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
Kromatografi Gas-Cair
(Gas-Liquid Chromatography)
Kromatografi


DEFINISI
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran
didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponenkomponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu
fase diam (padat atau cair) dan fase.
Kromatografi

Pertukaran Ion

Padat

Gas

Plat

Kolom

Cair

Cair

Anion

Fasa Diam

Fasa Gerak

Kation

Gel

Cair

GPC
Jenis-Jenis Kromatografi


Berdasarkan fase gerak yang digunakan, kromatografi
dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu gas
chromatography dan liquid chromatography. Masingmasing golongan dapat dibagi lagi seperti yang telah
disebutkan pada definisi di atas.
Kromatografi di dalam bentuk tempat


Komatografi Kolom : Kromatografi kolom merupakan
teknik pemisahan di mana tempat stasioner dalam
tabung.



Kromatografi Planar



Kromatografi Kertas
Kromatografi Lapisan Tipis
Contoh Chromatography
Liquid Chromatography
digunakan untuk identifikasi pigmen
tumbuhan atau komponen lain

Thin-Layer Chromatography
Menggunakan lapisan tipis atau gelas
kaca untuk memisahkan komponen
kimia dan bahan lainnya

Gas Chromatography
Digunakan untuk menentukan komposisi kimia
zat-zat yang tidak diketahui, seperti senyawa
berbeda dalam bensin yang ditunjukkan oleh
tiap-tiap puncak dalam grafik di bawah ini.

Paper Chromatography
Dapat digunakan untuk memisahkan
komponen-komponen tinta,
pewarna, senyawa tumbuhan
(klorofil), make-up, dan banyak zat
lain
Kromatografi Gas-Cair
Proses Kromatografi






Pembawa gas
Detektor
Kolom
Flow Controller
Sampel Injeksi
GLC sebagai komatografi tak dieal linear


Disebut grafik isotermal
Koefisien distribusi


Suatu tetapan tanpa dimensi, K yang diperoleh dari
hukum henry dengan menggantikan tekanan parsial dan
fraksi mol suatu zat terlarut dengan dua suku konsentrasi
yang sama satuannya.
Kesetimbangan dalam perpindahan massa




Suatu faktor pelebaran pita dalam kromatografi yang
disebakan oleh terhingganya waktu yang diperlukan oleh
suatu zat terlarut untuk keseimbangan
Dapat dituliskan dari hukum Henry
Cl=KCg .... (1)
Resolusi



Disebut separation
Dua zat terlarut yang didasarkan pada waktu-waktu
retensi dan lebar pita
Aspek-aspek percobaan glc








Gas Pembawa (Pengemban)
Sistem Pengambilan Sampel
Jenis-jenis Detektor : - Konduktivitas Termal
- Pengionan Nyala
Karakteristik Detektor : - Detektor Integral
- Detektor Diferensial
- Kepekaan
- Stabilitas
- Kelinieran
- Keserbagunaan
- Waktu Respons
Kolom : - Kolom Isian
- Kolom Kapiler
- Pemilihan Fasa Cair
Gas pembawa




Gas yang telah digunakan dalam GLC : Hidrogen, helium,
nitrogen, argon, karbon dioksida, dan uap air.
Gas pembawa yang cocok bergantung pada karakteristik
detektor tersebut.
Gas hidrogen dan helium digunakan pada detektor
kinduktivitas termal sedangkan nitrogen digunakan pada
detektor pengionan nyala.
Sistem pengambilan sampel



Sampel-sampel cair : diinjeksikan melalui suatu karet
septum dengan memakai suntikan syringe.
Sampel-sampel gas : diinjeksikan atau dimasukkan dengan
memakai bermacam-macam alat pengambilan sampel gas
yang dirancang untuk kromatograf komersial
kolom




Kolom Kapiler
- Merupakan tabung yang panjang dan tipis dari kaca atau
bahan lainnya seperti baja tahan karat.
- Hanya dapat menangani sampel-sampel yang sangat kecil, dan
penggunaannya secara luas menunggu pengembangan detektor
yang sangat sensitif.
Kolom Isian
Fasa stasioner dalam GLC adalah cairan, tetapi cairan itu tidak
boleh dibiarkan bergerak-gerak di dalam tabung. Cairan
tersebut harus diimobilisasi, biasanya dalam bentuk suatu
lapisan tipis dengan luas permukaan besar. Ini paling lazim
dilakukan dengan mengimpregnasi suatu bahan padat dengan
fase cair kolom diisi.
Kolom … (2)


Pemilihan fasa cair
- Fasa cair stasioner harus dipilih dengan
mempertimbangkan masalah pemisahan tertentu.
- Fasa cair harus stabil secara termal pada temperatur
kolom (kecuali dalam kasus-kasus khusus), tidak bereaksi
secara kimia dengan komponen-komponen sampel,
memiliki daya pelarut yang cukup untuk sampel.
Karakteristik detektor


Detektor Integral
Memberikan suatu pengukuran setiap saat dari jumlah total bahan yang dielusi
yang telah melewatinya sampai waktu itu.



Detektor Diferensial
Menghasilkan kromatogram familiar yang terdiri dari puncak-puncak dan bukan
langkah-langkah.
Dibagi menjadi 2 kelas besar :
- detektor yang mengukur konsentrasi zat terlarut dengan memakai
beberapa sifat fisika dari aliran gas buangan
- detektor yang merespons secara langsung zat terlarut dengan demikian
berarti mengukur laju alir massanya.
Karakteristik detektor … (2)
 Kromatogram yang diperoleh dengan detektor Integral



Kromatogram yang diperoleh dengan detektor diferensial
Karakteristik detektor …. (3)


Kepekaan
Kepekaan detektor menunjukkan suatu batasan yang
paling penting pada jumlah zat terlarut yang paling kecil
yang dapat ditentukan dengan GLC
Rumus umum untuk kepekaan :



Stabilitas
Garis dasar suatu kromatogram dimaksudkan untuk fluktuasi jangka pendek dari suatu
sifat yang sangat acak yang disebut noise.

Noise dapat dihubungkan dengan kepekaan, tingkat noise dan batas deteksi. Hubungan
antara kepekaan, tingkat noise, dan batas deteksi dapat dirumuskan sebagai berikut.
Mengingat kembali definisi kepekaan

Jika menggabungkan batas deteksi, Qo, dengan dua kali tingkat noise puncak ke puncak,
2Rn, maka kita bisa tulis
Karakteristik detektor … (3)





Keserbagunaan
Waktu Respons
Waktu respons keseluruhan untuk suatu kromatograf
adalah fungsi bukan hanya dari detektor itu sendiri, tetapi
juga kelembaman komponen-komponen lain. Misalnya
perekam.
Kelinieran
Jenis-jenis detektor


Detektor Konduktivitas Termal
- Detektor yang banyak digunakan untuk GLC.
mengandung : filamen logam yang
termistor.
- Gas pembawanya adalah hidrogen
dan helium
- Detektor ini relatif sederhana,
tidak mahal, memiliki kepekaan
yang cukup bagi banyak kegunaan

Alat ini
dipanaskan maupun suatu
Jenis-jenis detektor …. (2)
 Detektor Pengionan Nyala

Prinsip dasar :
1. Energi kalor dalam hidrogen menyebabkan banyak molekul untuk
mengionisasi
2. Gas efluen dari kolom dicampur dengan hidrogen dan dibakar pada ujung
jet logam dalam udara berlebih.
3. Potensial diberikan antara jet dan elektroda kedua yang bertempat di atas
atau sekitar nyala itu.
4. Ketika ion-ion dibentuk dalam nyala, ruang gas antara kedua elektroda
menjadi lebih konduktif, dan arus yang meningkat mengalir dalam sirkuit.
5. Arus melewati resistor, tegangan terbentuk yang dikuatkan untuk
menghasilkan isyarat yang diterima perekam.
Jenis-jenis detektor … (3)

Gambar Detektor Pengionan Nyala
Penerapan glc





Identifikasi Senyawa
Keserbagunaan GLC
Pirolisis Kromatografi Gas
Analisis Kuantitatif
Bergantung pada hubungan antara jumlah suatu zat terlarut dan
ukuran dari pita elusi yang dihasilkan.
Kromatografi Cair
Kromatografi Cair

Kromatografi adalah kromatografi
dengan fasa gerak berupa zat cair.
PROSES-PROSES DISTRIBUSI FASA


Adsorpsi



Pertukaran Ion



Partisi Cair - Cair
ADSORPSI


Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu
campuran dengan cara pengikatan bahan tersebut pada
seluruh bagian adsorben cair yang diikuti dengan
pelarutan.
ADSORBEN









Persyaratan adsorben :
Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi
yang sebesar mungkin (kebutuhan akan cairan lebih
sedikit, volume alat lebih kecil).
Selektif
Memiliki tekanan uap yang rendah
Tidak korosif
Mempunyai viskositas yang rendah
Stabil secara termis
Murah
Alat Absorpsi Secara Skematis
Prinsip Pemisahan Ion
Untuk memisahkan sejumlah anion dan kation satu sama
lainnya. Anorganik kation dipisahkan pada kolom resin
pemisah kation, sementara anorganik anion dipisahkan
pada kolom resin pemisah anion.
Resin Pemisah Ion
Contoh
Pemisahan ion
Na+, NH4+, K+, Mg2+ dan Ca2+

Resin-SO3-H+ + Na+, NH4+, K+, Mg2+, Ca2+ ↔ Resin-SO3-Na+, NH4+, K+, Mg2+, Ca2+ +
H+
Partisi Cair - Cair
Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua
pelarut yang tidak dapat bercampur salah satu diantaranya
bertindak sebagai fasa diam dan yang lainnya sebagai fasa
gerak.
Kromatografi Cair-Cair
Kromatografi Cair-Cair


Ada dua macam sistem penggunaan dalam
kromatografi cair-cair :
1. kromatografi fasa normal
fase gerak → non polar ( ex: heksana, isopropil-eter)
fase diam → sangat polar (ex: air)
digunakan untuk memisahkan senyawa polar, sebab
senyawa polar akan tertahan lebih lama didalam
kolom yang polar, sedangkan senyawa yang non-polar
akan keluar lebih awal dari dalam kolom.


2. Kromatografi fasa terbalik
fase gerak → polar ( ex: air, metanol)
fase diam → non polar (ex: hidrokarbon oktadekana)
digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa non polar.
Analisa Kualitatif



Dasarnya adalah waktu retensi atau volume retensi suatu
senyawa.
Membandingkan t atau V senyawa dalam sampel yang
dianalisis dengan t atau V suatu senyawa standar (yang
telah diketahui)
Analisis Kuantitatif


Metode pengukuran tinggi puncak
Tinggi puncak suatu kromatogram akan sebanding dengan
kadar senyawa yang membentuk kromatogram tersebut.
Pengukuran tinggi puncak didasarkan pada rumus
pengukuran tinggi suatu segitiga, yaitu suatu garis tegak
lurus dari titik tengah alas kromatogram sampai dengan
perpotongan sisi segitiga kromatogram tersebut.
Analisis Kuantitatif (lanjutan)


Metode pengukuran luas puncak
Dapat memberikan hasil yang lebih akurat jika
dibandingkan dengan cara pengukuran tinggi puncak. Luas
puncak diukur seperti menghitung luas segitiga yaitu :

Rumus tersebut memberikan hasil yang baik jika
kromatogramnya berbentuk lancip. Cara lain menggunakan
rumus :
Analisis Kuantitatif (lanjutan)
Analisis Kuantitatif (lanjutan)


Metode gunting dan timbang
Kromatogram yang telah digambarkan pada kertas
digunting sesuai bentuknya, kemudian guntingan-guntingan
kertas kromatogram ini ditimbang. Berat dari masingmasing guntingan kromatogram ini akan sebanding dengan
kadar senyawa yang membentuk kromatogram tersebut.
Analisis Kuantitatif (lanjutan)


Metode Integrator
Integrator adalah peralatan elektronik yang sering dijumpai
pada peralatan kromatografi yang modern. Alat ini akan
mengubah tanda-tanda listrik dari detektor menjadi suatu
gambaran kromatogram sekaligus menghitung luas
kromatogram yang dibentuk secara elektronik.
Kromatografi Kertas
fase diam → kertas serap
Fase gerak → pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai.
Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf.
Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut:
Rf=jarak yang ditempuh oleh senyawa
jarak yang ditempuh oleh pelarut
Kromatografi Kertas (lanjutan)
Kromatografi Kertas Dua Arah


Digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan
substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa.



Menggunakan dua pelarut yang berbeda
Kromatografi Lapis Tipis


Menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina
yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam
atau plastik yang keras.



Fase diam → Jel silika (atau alumina) atau substansi
yang dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet.
Fase gerak → pelarut atau campuran pelarut yang
sesuai.


Kromatografi Lapis
Tipis (lanjutan)
Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian
bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran
pewarna ditempatkan pada garis itu.

Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan
ditempatkan dalam sebuah gelas kimia bertutup berisi
pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu
diperhatikan bahwa batas pelarut berada di bawah garis
dimana posisi bercak berada.
Menutup gelas kimia untuk meyakinkan bawah kondisi
dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut.
Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia
biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang
terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia
dengan uap mencegah penguapan pelarut.
Kromatografi Lapis
Tipis (lanjutan)
Perhitungan nilai Rf
Nilai Rf untuk setiap warna dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

Sebagai contoh, jika komponen
berwarna merah bergerak dari 1.7 cm
dari garis awal, sementara pelarut
berjarak 5.0 cm, sehingga nilai Rf
untuk komponen berwarna merah
menjadi:
Analisis Sampel yang
Tidak Berwarna
1.Menggunakan pendarflour
Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis
seringkali memiliki substansi yang ditambahkan
kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran
flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV).
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak
pada kromatogram berada, meskipun bercakbercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat
dengan mata. Ketika sinar UV diberikan pada
lempengan, akan timbul pendaran dari posisi
yang berbeda dengan posisi bercak-bercak.
Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.
Analisis Sampel yang
Tidak Berwarna
2. Penunjukkan bercak secara kimia
Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak
menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia
sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang
baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.
Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan
ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan
senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.
Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian
ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan
gelas arloji) bersama dengan kristal iodium.
Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada
kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada
lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak
kecoklatan.
Kromatografi Kolom
Kolom kromatografi
berkerja berdasarkan
skala yang lebih besar
menggunakan material
terpadatkan pada
sebuah kolom gelas
vertikal.
Penggunaan kolom
Misalnya memisahkan campuran dari dua senyawa yang berwarna,
yaitu kuning dan biru. Warna campuran yang tampak adalah hijau.
Pertama penutup kran dibuka untuk membiarkan pelarut yang
sudah berada dalam kolom mengering sehingga material
terpadatkan rata pada bagian atas, dan kemudian tambahkan
larutan secara hati-hati dari bagian atas kolom. Lalu buka kran
kembali sehingga campuran berwarna akan diserap pada bagian
atas material terpadatkan, sehingga akan tampak seperti gambar
disamping.
menamambahkan pelarut baru melalui bagian atas kolom, jangan
sampai merusak material terpadatkan dalam kolom. Lalu buka kran,
supaya pelarut dapat mengalir melalui kolom, kumpulkan dalam
satu gelas kimia atau labu dibawah kolom. Karena pelarut mengalir
kontinyu, anda tetap tambahkan pelarut baru dari bagian atas
kolom sehingga kolom tidak pernah kering.
Perubahan yang mungkin terjadi sejalan perubahan waktu
High Performance Liquid
Chromatography (HPLC)







Peralatan HPLC secara prinsip terdiri dari :
Tempat pelarut
Pompa
Tempat injeksi sampel
Kolom
Detektor
Rekorder
i
High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) [lanjutan]
1. Fasa mobile (pelarut)
pelarut yang digunakan harus dilakukan degassing untuk
mengeluarkan gas terlarut yang tidak diinginkan.
2. Sistem pompa
ada dua jenis pompa, yang mendasari pemakaiannya yaitu : tekanan
tetap dan volume tetap.
3. Flow controller (pengendali aliran)
untuk menstabilkan aliran fasa mobile akibat adanya perubahan
tekanan gas, temperatur dan viskositas.
4. Kolom
Tidak memerlukan temperatur yang tinggi, karena sifat ikatan kimia
terhadap fasa stasioner sangat sensitif terhadap temperatur yang tinggi.
High Performance Liquid
Chromatography (HPLC) [lanjutan]
5. Detektor
karakteristik detektor untuk HPLC
- sensivitasnya tinggi
- respon yang menyeluruh terhadap sampel
- tidak meruska sampel
- tidak sensitif terhadap perubahan temperatur dan kecepatan aliran
fasa mobile
- dapat beroperasi secara terus menerus.
6. Rekaorder
Mengeluarkan output berupa kromatogram.
Keuntungan HPLC







Cepat
Resolusi
Sensitivitas detektor
Kolom yang dapat digunakan kembali
Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik
Mudah rekoveri sampel
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
Pertanyaan






Fase diamnya dari GLC
Mengapa larutan fase stasioner (khotib)
Dampak pembuatan kromatografi sempit dan tebal
Perbedaaan adsorpsi dari spektrokospi dengan
kromatografi (Daudi)
Keunggulan antara kromatografi dan spektrokospi.
(Daudi)


Bahwa metode ada kesamaannya yaitu analisis senyawa
dengan tingkat pemisahan yang lebih akurat, tapi
perbedaannya deteksi sampe yang digunakan berbeda,
yaitu stre menggunakan sinar, kromatografi dengan fase
cair dan gas.

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaFeren Jr
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGIEDIS BLOG
 
KONVERSI SATUAN.pptx
KONVERSI SATUAN.pptxKONVERSI SATUAN.pptx
KONVERSI SATUAN.pptxNovi394214
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonwd_amaliah
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirAgnescia Sera
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisadinasamei
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumErnalia Rosita
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaagta liem agta
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaErnalia Rosita
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin cAnnisa Nurul Chaerani
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanKLOTILDAJENIRITA
 
Contoh proposal pengajuan pkl bidang analisis kimia
Contoh proposal pengajuan pkl bidang analisis kimiaContoh proposal pengajuan pkl bidang analisis kimia
Contoh proposal pengajuan pkl bidang analisis kimiaaulijan
 
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-revBab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-revAndrew Hutabarat
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan PenyanggaLaporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
Laporan Praktikum Kimia_Larutan Penyangga
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
KONVERSI SATUAN.pptx
KONVERSI SATUAN.pptxKONVERSI SATUAN.pptx
KONVERSI SATUAN.pptx
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbon
 
Spektrofotometer UV
Spektrofotometer UVSpektrofotometer UV
Spektrofotometer UV
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)Pemurnian (rekristalisasi)
Pemurnian (rekristalisasi)
 
Ppt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisaPpt kation anion kimia analisa
Ppt kation anion kimia analisa
 
Kloning Gen
Kloning GenKloning Gen
Kloning Gen
 
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Laporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agtaLaporan biokimia bab 2 agta
Laporan biokimia bab 2 agta
 
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi KimiaLaporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
Laporan Praktikum Reaksi - Reaksi Kimia
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan praktikum biokimia vitamin c
Laporan praktikum biokimia   vitamin cLaporan praktikum biokimia   vitamin c
Laporan praktikum biokimia vitamin c
 
Percobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturanPercobaan gerak lurus beraturan
Percobaan gerak lurus beraturan
 
Contoh proposal pengajuan pkl bidang analisis kimia
Contoh proposal pengajuan pkl bidang analisis kimiaContoh proposal pengajuan pkl bidang analisis kimia
Contoh proposal pengajuan pkl bidang analisis kimia
 
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-revBab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
Bab 2-alkana-dan-sikloalkana-rev
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Spektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merahSpektrofotometri infra merah
Spektrofotometri infra merah
 

Similar to Kel 09-kromatografi

Similar to Kel 09-kromatografi (20)

Kel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografiKel 09-kromatografi
Kel 09-kromatografi
 
Gc
GcGc
Gc
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Gc ms
Gc msGc ms
Gc ms
 
Makalah kromatografi gas
Makalah kromatografi gasMakalah kromatografi gas
Makalah kromatografi gas
 
5. Kromatografi Gas.pdf
5. Kromatografi Gas.pdf5. Kromatografi Gas.pdf
5. Kromatografi Gas.pdf
 
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi gc dan hplc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi gc dan hplcITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi gc dan hplc
ITP UNS SEMESTER 2 Kromatografi gc dan hplc
 
KROMATOGRAFI GAS PPT
KROMATOGRAFI GAS PPTKROMATOGRAFI GAS PPT
KROMATOGRAFI GAS PPT
 
Gases Chromatography
Gases ChromatographyGases Chromatography
Gases Chromatography
 
2-2-GC INTRODUCTION-2-2-TS.pptx
2-2-GC INTRODUCTION-2-2-TS.pptx2-2-GC INTRODUCTION-2-2-TS.pptx
2-2-GC INTRODUCTION-2-2-TS.pptx
 
Gcms analisis
Gcms analisisGcms analisis
Gcms analisis
 
File halimatus
File halimatusFile halimatus
File halimatus
 
Tugas 3
Tugas 3 Tugas 3
Tugas 3
 
Tugas 3 kimia pemisahan
Tugas 3 kimia pemisahanTugas 3 kimia pemisahan
Tugas 3 kimia pemisahan
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
P 8. kromatografi ppt
P 8. kromatografi pptP 8. kromatografi ppt
P 8. kromatografi ppt
 
Karakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografiKarakteristik kromatografi
Karakteristik kromatografi
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 

More from welly yusup

Materi 2 kebutuhan fisiologis( presentasi )
Materi 2 kebutuhan fisiologis( presentasi )Materi 2 kebutuhan fisiologis( presentasi )
Materi 2 kebutuhan fisiologis( presentasi )welly yusup
 
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologisKebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologiswelly yusup
 
Bermula dari revolusi hijau perbaikan
Bermula  dari  revolusi  hijau perbaikanBermula  dari  revolusi  hijau perbaikan
Bermula dari revolusi hijau perbaikanwelly yusup
 
Dampak konversi hutan 1
Dampak konversi hutan 1Dampak konversi hutan 1
Dampak konversi hutan 1welly yusup
 
Ipo process pembuatan tinta...welly tugas
Ipo process pembuatan tinta...welly tugasIpo process pembuatan tinta...welly tugas
Ipo process pembuatan tinta...welly tugaswelly yusup
 
Akuntansi biaya abc..untuk presentasi
Akuntansi biaya abc..untuk presentasiAkuntansi biaya abc..untuk presentasi
Akuntansi biaya abc..untuk presentasiwelly yusup
 
Peranan aditif terhadap kualitas gemuk berbahan dasar minyak
Peranan aditif terhadap kualitas gemuk berbahan dasar minyakPeranan aditif terhadap kualitas gemuk berbahan dasar minyak
Peranan aditif terhadap kualitas gemuk berbahan dasar minyakwelly yusup
 
Kimia lingkungan
Kimia lingkunganKimia lingkungan
Kimia lingkunganwelly yusup
 
Kimia industri 1
Kimia industri 1Kimia industri 1
Kimia industri 1welly yusup
 
Industri sebagai sumber pencemaran
Industri sebagai sumber pencemaranIndustri sebagai sumber pencemaran
Industri sebagai sumber pencemaranwelly yusup
 
Dampak industri terhadap lingkungan hidup
Dampak industri terhadap lingkungan hidupDampak industri terhadap lingkungan hidup
Dampak industri terhadap lingkungan hidupwelly yusup
 
Apa itu kimia lingkungan
Apa itu kimia lingkunganApa itu kimia lingkungan
Apa itu kimia lingkunganwelly yusup
 
Akhlak pribadi (power point)
Akhlak pribadi (power point)Akhlak pribadi (power point)
Akhlak pribadi (power point)welly yusup
 

More from welly yusup (17)

ISO 14001
ISO 14001ISO 14001
ISO 14001
 
Materi 2 kebutuhan fisiologis( presentasi )
Materi 2 kebutuhan fisiologis( presentasi )Materi 2 kebutuhan fisiologis( presentasi )
Materi 2 kebutuhan fisiologis( presentasi )
 
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologisKebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis
 
Bermula dari revolusi hijau perbaikan
Bermula  dari  revolusi  hijau perbaikanBermula  dari  revolusi  hijau perbaikan
Bermula dari revolusi hijau perbaikan
 
Dampak konversi hutan 1
Dampak konversi hutan 1Dampak konversi hutan 1
Dampak konversi hutan 1
 
Ipo process pembuatan tinta...welly tugas
Ipo process pembuatan tinta...welly tugasIpo process pembuatan tinta...welly tugas
Ipo process pembuatan tinta...welly tugas
 
Akuntansi biaya abc..untuk presentasi
Akuntansi biaya abc..untuk presentasiAkuntansi biaya abc..untuk presentasi
Akuntansi biaya abc..untuk presentasi
 
Peranan aditif terhadap kualitas gemuk berbahan dasar minyak
Peranan aditif terhadap kualitas gemuk berbahan dasar minyakPeranan aditif terhadap kualitas gemuk berbahan dasar minyak
Peranan aditif terhadap kualitas gemuk berbahan dasar minyak
 
Kimia lingkungan
Kimia lingkunganKimia lingkungan
Kimia lingkungan
 
Kimia industri 1
Kimia industri 1Kimia industri 1
Kimia industri 1
 
Industri sebagai sumber pencemaran
Industri sebagai sumber pencemaranIndustri sebagai sumber pencemaran
Industri sebagai sumber pencemaran
 
Fluida (1)
Fluida (1)Fluida (1)
Fluida (1)
 
Dampak industri terhadap lingkungan hidup
Dampak industri terhadap lingkungan hidupDampak industri terhadap lingkungan hidup
Dampak industri terhadap lingkungan hidup
 
Buavita
BuavitaBuavita
Buavita
 
Apa itu kimia lingkungan
Apa itu kimia lingkunganApa itu kimia lingkungan
Apa itu kimia lingkungan
 
Sel galvani
Sel  galvaniSel  galvani
Sel galvani
 
Akhlak pribadi (power point)
Akhlak pribadi (power point)Akhlak pribadi (power point)
Akhlak pribadi (power point)
 

Kel 09-kromatografi

  • 2. Kromatografi  DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponenkomponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase.
  • 4. Jenis-Jenis Kromatografi  Berdasarkan fase gerak yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu gas chromatography dan liquid chromatography. Masingmasing golongan dapat dibagi lagi seperti yang telah disebutkan pada definisi di atas.
  • 5. Kromatografi di dalam bentuk tempat  Komatografi Kolom : Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan di mana tempat stasioner dalam tabung.  Kromatografi Planar   Kromatografi Kertas Kromatografi Lapisan Tipis
  • 6. Contoh Chromatography Liquid Chromatography digunakan untuk identifikasi pigmen tumbuhan atau komponen lain Thin-Layer Chromatography Menggunakan lapisan tipis atau gelas kaca untuk memisahkan komponen kimia dan bahan lainnya Gas Chromatography Digunakan untuk menentukan komposisi kimia zat-zat yang tidak diketahui, seperti senyawa berbeda dalam bensin yang ditunjukkan oleh tiap-tiap puncak dalam grafik di bawah ini. Paper Chromatography Dapat digunakan untuk memisahkan komponen-komponen tinta, pewarna, senyawa tumbuhan (klorofil), make-up, dan banyak zat lain
  • 9.
  • 10. GLC sebagai komatografi tak dieal linear  Disebut grafik isotermal
  • 11. Koefisien distribusi  Suatu tetapan tanpa dimensi, K yang diperoleh dari hukum henry dengan menggantikan tekanan parsial dan fraksi mol suatu zat terlarut dengan dua suku konsentrasi yang sama satuannya.
  • 12. Kesetimbangan dalam perpindahan massa   Suatu faktor pelebaran pita dalam kromatografi yang disebakan oleh terhingganya waktu yang diperlukan oleh suatu zat terlarut untuk keseimbangan Dapat dituliskan dari hukum Henry Cl=KCg .... (1)
  • 13. Resolusi   Disebut separation Dua zat terlarut yang didasarkan pada waktu-waktu retensi dan lebar pita
  • 14. Aspek-aspek percobaan glc      Gas Pembawa (Pengemban) Sistem Pengambilan Sampel Jenis-jenis Detektor : - Konduktivitas Termal - Pengionan Nyala Karakteristik Detektor : - Detektor Integral - Detektor Diferensial - Kepekaan - Stabilitas - Kelinieran - Keserbagunaan - Waktu Respons Kolom : - Kolom Isian - Kolom Kapiler - Pemilihan Fasa Cair
  • 15. Gas pembawa    Gas yang telah digunakan dalam GLC : Hidrogen, helium, nitrogen, argon, karbon dioksida, dan uap air. Gas pembawa yang cocok bergantung pada karakteristik detektor tersebut. Gas hidrogen dan helium digunakan pada detektor kinduktivitas termal sedangkan nitrogen digunakan pada detektor pengionan nyala.
  • 16. Sistem pengambilan sampel   Sampel-sampel cair : diinjeksikan melalui suatu karet septum dengan memakai suntikan syringe. Sampel-sampel gas : diinjeksikan atau dimasukkan dengan memakai bermacam-macam alat pengambilan sampel gas yang dirancang untuk kromatograf komersial
  • 17. kolom   Kolom Kapiler - Merupakan tabung yang panjang dan tipis dari kaca atau bahan lainnya seperti baja tahan karat. - Hanya dapat menangani sampel-sampel yang sangat kecil, dan penggunaannya secara luas menunggu pengembangan detektor yang sangat sensitif. Kolom Isian Fasa stasioner dalam GLC adalah cairan, tetapi cairan itu tidak boleh dibiarkan bergerak-gerak di dalam tabung. Cairan tersebut harus diimobilisasi, biasanya dalam bentuk suatu lapisan tipis dengan luas permukaan besar. Ini paling lazim dilakukan dengan mengimpregnasi suatu bahan padat dengan fase cair kolom diisi.
  • 18. Kolom … (2)  Pemilihan fasa cair - Fasa cair stasioner harus dipilih dengan mempertimbangkan masalah pemisahan tertentu. - Fasa cair harus stabil secara termal pada temperatur kolom (kecuali dalam kasus-kasus khusus), tidak bereaksi secara kimia dengan komponen-komponen sampel, memiliki daya pelarut yang cukup untuk sampel.
  • 19. Karakteristik detektor  Detektor Integral Memberikan suatu pengukuran setiap saat dari jumlah total bahan yang dielusi yang telah melewatinya sampai waktu itu.  Detektor Diferensial Menghasilkan kromatogram familiar yang terdiri dari puncak-puncak dan bukan langkah-langkah. Dibagi menjadi 2 kelas besar : - detektor yang mengukur konsentrasi zat terlarut dengan memakai beberapa sifat fisika dari aliran gas buangan - detektor yang merespons secara langsung zat terlarut dengan demikian berarti mengukur laju alir massanya.
  • 20. Karakteristik detektor … (2)  Kromatogram yang diperoleh dengan detektor Integral  Kromatogram yang diperoleh dengan detektor diferensial
  • 21. Karakteristik detektor …. (3)  Kepekaan Kepekaan detektor menunjukkan suatu batasan yang paling penting pada jumlah zat terlarut yang paling kecil yang dapat ditentukan dengan GLC Rumus umum untuk kepekaan :  Stabilitas Garis dasar suatu kromatogram dimaksudkan untuk fluktuasi jangka pendek dari suatu sifat yang sangat acak yang disebut noise. Noise dapat dihubungkan dengan kepekaan, tingkat noise dan batas deteksi. Hubungan antara kepekaan, tingkat noise, dan batas deteksi dapat dirumuskan sebagai berikut. Mengingat kembali definisi kepekaan Jika menggabungkan batas deteksi, Qo, dengan dua kali tingkat noise puncak ke puncak, 2Rn, maka kita bisa tulis
  • 22. Karakteristik detektor … (3)    Keserbagunaan Waktu Respons Waktu respons keseluruhan untuk suatu kromatograf adalah fungsi bukan hanya dari detektor itu sendiri, tetapi juga kelembaman komponen-komponen lain. Misalnya perekam. Kelinieran
  • 23. Jenis-jenis detektor  Detektor Konduktivitas Termal - Detektor yang banyak digunakan untuk GLC. mengandung : filamen logam yang termistor. - Gas pembawanya adalah hidrogen dan helium - Detektor ini relatif sederhana, tidak mahal, memiliki kepekaan yang cukup bagi banyak kegunaan Alat ini dipanaskan maupun suatu
  • 24. Jenis-jenis detektor …. (2)  Detektor Pengionan Nyala Prinsip dasar : 1. Energi kalor dalam hidrogen menyebabkan banyak molekul untuk mengionisasi 2. Gas efluen dari kolom dicampur dengan hidrogen dan dibakar pada ujung jet logam dalam udara berlebih. 3. Potensial diberikan antara jet dan elektroda kedua yang bertempat di atas atau sekitar nyala itu. 4. Ketika ion-ion dibentuk dalam nyala, ruang gas antara kedua elektroda menjadi lebih konduktif, dan arus yang meningkat mengalir dalam sirkuit. 5. Arus melewati resistor, tegangan terbentuk yang dikuatkan untuk menghasilkan isyarat yang diterima perekam.
  • 25. Jenis-jenis detektor … (3) Gambar Detektor Pengionan Nyala
  • 26. Penerapan glc     Identifikasi Senyawa Keserbagunaan GLC Pirolisis Kromatografi Gas Analisis Kuantitatif Bergantung pada hubungan antara jumlah suatu zat terlarut dan ukuran dari pita elusi yang dihasilkan.
  • 28. Kromatografi Cair Kromatografi adalah kromatografi dengan fasa gerak berupa zat cair.
  • 30. ADSORPSI  Adsorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran dengan cara pengikatan bahan tersebut pada seluruh bagian adsorben cair yang diikuti dengan pelarutan.
  • 31.
  • 32. ADSORBEN        Persyaratan adsorben : Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil). Selektif Memiliki tekanan uap yang rendah Tidak korosif Mempunyai viskositas yang rendah Stabil secara termis Murah
  • 34. Prinsip Pemisahan Ion Untuk memisahkan sejumlah anion dan kation satu sama lainnya. Anorganik kation dipisahkan pada kolom resin pemisah kation, sementara anorganik anion dipisahkan pada kolom resin pemisah anion.
  • 36. Contoh Pemisahan ion Na+, NH4+, K+, Mg2+ dan Ca2+ Resin-SO3-H+ + Na+, NH4+, K+, Mg2+, Ca2+ ↔ Resin-SO3-Na+, NH4+, K+, Mg2+, Ca2+ + H+
  • 37.
  • 38. Partisi Cair - Cair Teknik ini tergantung pada partisi zat padat diantara dua pelarut yang tidak dapat bercampur salah satu diantaranya bertindak sebagai fasa diam dan yang lainnya sebagai fasa gerak.
  • 39.
  • 41. Kromatografi Cair-Cair  Ada dua macam sistem penggunaan dalam kromatografi cair-cair : 1. kromatografi fasa normal fase gerak → non polar ( ex: heksana, isopropil-eter) fase diam → sangat polar (ex: air) digunakan untuk memisahkan senyawa polar, sebab senyawa polar akan tertahan lebih lama didalam kolom yang polar, sedangkan senyawa yang non-polar akan keluar lebih awal dari dalam kolom.
  • 42.  2. Kromatografi fasa terbalik fase gerak → polar ( ex: air, metanol) fase diam → non polar (ex: hidrokarbon oktadekana) digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa non polar.
  • 43. Analisa Kualitatif   Dasarnya adalah waktu retensi atau volume retensi suatu senyawa. Membandingkan t atau V senyawa dalam sampel yang dianalisis dengan t atau V suatu senyawa standar (yang telah diketahui)
  • 44. Analisis Kuantitatif  Metode pengukuran tinggi puncak Tinggi puncak suatu kromatogram akan sebanding dengan kadar senyawa yang membentuk kromatogram tersebut. Pengukuran tinggi puncak didasarkan pada rumus pengukuran tinggi suatu segitiga, yaitu suatu garis tegak lurus dari titik tengah alas kromatogram sampai dengan perpotongan sisi segitiga kromatogram tersebut.
  • 45. Analisis Kuantitatif (lanjutan)  Metode pengukuran luas puncak Dapat memberikan hasil yang lebih akurat jika dibandingkan dengan cara pengukuran tinggi puncak. Luas puncak diukur seperti menghitung luas segitiga yaitu : Rumus tersebut memberikan hasil yang baik jika kromatogramnya berbentuk lancip. Cara lain menggunakan rumus :
  • 47. Analisis Kuantitatif (lanjutan)  Metode gunting dan timbang Kromatogram yang telah digambarkan pada kertas digunting sesuai bentuknya, kemudian guntingan-guntingan kertas kromatogram ini ditimbang. Berat dari masingmasing guntingan kromatogram ini akan sebanding dengan kadar senyawa yang membentuk kromatogram tersebut.
  • 48. Analisis Kuantitatif (lanjutan)  Metode Integrator Integrator adalah peralatan elektronik yang sering dijumpai pada peralatan kromatografi yang modern. Alat ini akan mengubah tanda-tanda listrik dari detektor menjadi suatu gambaran kromatogram sekaligus menghitung luas kromatogram yang dibentuk secara elektronik.
  • 49. Kromatografi Kertas fase diam → kertas serap Fase gerak → pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Jarak relative pada pelarut disebut sebagai nilai Rf. Untuk setiap senyawa berlaku rumus sebagai berikut: Rf=jarak yang ditempuh oleh senyawa jarak yang ditempuh oleh pelarut
  • 51. Kromatografi Kertas Dua Arah  Digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat serupa.  Menggunakan dua pelarut yang berbeda
  • 52.
  • 53. Kromatografi Lapis Tipis  Menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras.  Fase diam → Jel silika (atau alumina) atau substansi yang dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak → pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. 
  • 54. Kromatografi Lapis Tipis (lanjutan) Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada garis itu. Ketika bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada. Menutup gelas kimia untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.
  • 55. Kromatografi Lapis Tipis (lanjutan) Perhitungan nilai Rf Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus sebagai berikut: Sebagai contoh, jika komponen berwarna merah bergerak dari 1.7 cm dari garis awal, sementara pelarut berjarak 5.0 cm, sehingga nilai Rf untuk komponen berwarna merah menjadi:
  • 56. Analisis Sampel yang Tidak Berwarna 1.Menggunakan pendarflour Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada, meskipun bercakbercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan mata. Ketika sinar UV diberikan pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap.
  • 57. Analisis Sampel yang Tidak Berwarna 2. Penunjukkan bercak secara kimia Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-bercak menjadi tampak dengan jalan mereaksikannya dengan zat kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino. Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu. Dalam metode lain, kromatogram dikeringkan kembali dan kemudian ditempatkan pada wadah bertutup (seperti gelas kimia dengan tutupan gelas arloji) bersama dengan kristal iodium. Uap iodium dalam wadah dapat berekasi dengan bercak pada kromatogram, atau dapat dilekatkan lebih dekat pada bercak daripada lempengan. Substansi yang dianalisis tampak sebagai bercak-bercak kecoklatan.
  • 58. Kromatografi Kolom Kolom kromatografi berkerja berdasarkan skala yang lebih besar menggunakan material terpadatkan pada sebuah kolom gelas vertikal.
  • 59. Penggunaan kolom Misalnya memisahkan campuran dari dua senyawa yang berwarna, yaitu kuning dan biru. Warna campuran yang tampak adalah hijau. Pertama penutup kran dibuka untuk membiarkan pelarut yang sudah berada dalam kolom mengering sehingga material terpadatkan rata pada bagian atas, dan kemudian tambahkan larutan secara hati-hati dari bagian atas kolom. Lalu buka kran kembali sehingga campuran berwarna akan diserap pada bagian atas material terpadatkan, sehingga akan tampak seperti gambar disamping. menamambahkan pelarut baru melalui bagian atas kolom, jangan sampai merusak material terpadatkan dalam kolom. Lalu buka kran, supaya pelarut dapat mengalir melalui kolom, kumpulkan dalam satu gelas kimia atau labu dibawah kolom. Karena pelarut mengalir kontinyu, anda tetap tambahkan pelarut baru dari bagian atas kolom sehingga kolom tidak pernah kering.
  • 60. Perubahan yang mungkin terjadi sejalan perubahan waktu
  • 61. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)       Peralatan HPLC secara prinsip terdiri dari : Tempat pelarut Pompa Tempat injeksi sampel Kolom Detektor Rekorder
  • 62. i
  • 63. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) [lanjutan] 1. Fasa mobile (pelarut) pelarut yang digunakan harus dilakukan degassing untuk mengeluarkan gas terlarut yang tidak diinginkan. 2. Sistem pompa ada dua jenis pompa, yang mendasari pemakaiannya yaitu : tekanan tetap dan volume tetap. 3. Flow controller (pengendali aliran) untuk menstabilkan aliran fasa mobile akibat adanya perubahan tekanan gas, temperatur dan viskositas. 4. Kolom Tidak memerlukan temperatur yang tinggi, karena sifat ikatan kimia terhadap fasa stasioner sangat sensitif terhadap temperatur yang tinggi.
  • 64. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) [lanjutan] 5. Detektor karakteristik detektor untuk HPLC - sensivitasnya tinggi - respon yang menyeluruh terhadap sampel - tidak meruska sampel - tidak sensitif terhadap perubahan temperatur dan kecepatan aliran fasa mobile - dapat beroperasi secara terus menerus. 6. Rekaorder Mengeluarkan output berupa kromatogram.
  • 65. Keuntungan HPLC       Cepat Resolusi Sensitivitas detektor Kolom yang dapat digunakan kembali Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik Mudah rekoveri sampel
  • 67. Pertanyaan      Fase diamnya dari GLC Mengapa larutan fase stasioner (khotib) Dampak pembuatan kromatografi sempit dan tebal Perbedaaan adsorpsi dari spektrokospi dengan kromatografi (Daudi) Keunggulan antara kromatografi dan spektrokospi. (Daudi)
  • 68.  Bahwa metode ada kesamaannya yaitu analisis senyawa dengan tingkat pemisahan yang lebih akurat, tapi perbedaannya deteksi sampe yang digunakan berbeda, yaitu stre menggunakan sinar, kromatografi dengan fase cair dan gas.