SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 27 TAHUN 1991
TENTANG
RAWA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang

:

a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974
tentang Pengairan dinyatakan, rawa merupakan salah satu sumber
air yang perlu dilindungi dan dimanfaatkan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat;
b. bahwa rawa sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan perlu dijaga kelestariannya agar tercapai
kemanfaatan seoptimal mungkin.
c. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka untuk menjaga
ekosistem rawa sebagai sumber air perlu diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Mengingat

:

1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar
1945;
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043).
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan Pokok Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1967
Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2823);
4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor
38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);
5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3046);
6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982
Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);
7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun
1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37,
Tambahan lembaran negara Nomor 3225);

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
-29. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi
(Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3226);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (lembaran Negara Tahun
1988 Nomor 10, Tambahan lembaran Negara Nomor 3373);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409);

menetapkan

:

MEMUTUSKAN :
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG
RAWA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama
Pengertian

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1. Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau
musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus
secara phisik, kimiawi, dan biologis.
2. Konservasi rawa adalah pengelolaan rawa sebagai sumber air yang berdasar
pertimbangan teknis, sosial ekonomis dan lingkungan, bertujuan menjamin dan
memelihara kelestarian keberadaan rawa sebagai sumber dari dan/atau meningkatkan
fungsi dan pemanfaatannya.
3. Reklamasi rawa adalah upaya meningkatnya fungsi dan pemanfaatan rawa untuk
kepentingan masyarakat luas.
4. Jaringan reklamasi rawa adalah keseluruhan saluran baik primer, sekunder, maupun
tersier dan bangunan yang merupakan satu kesatuan, beserta bangunan lengkapnya,
yang diperlukan untuk pengaturan, pembuangan, pemberian, pembagian dan
penggunaan air.
5. Saluran primer adalah saluran utama dari jaringan reklamasi rawa yang berfungsi baik
untuk pembuangan maupun pemberian air.
6. Saluran sekunder adalah cabang utama dari saluran primer rawa yang berfungsi untuk
pembuangan maupun pemberian air.
7. Saluran tersier adalah cabang saluran sekunder yang berfungsi baik sebagai
pembuangan maupun pemberian air.
8. Garis sempadan adalah garis batas kiri kanan saluran yang menetapkan daerah yang
dibutuhkan untuk keperluan pengaman saluran.
9. Limbah adalah semua bahan buangan baik berupa benda dan/atau bahan padat maupun
cair yang dapat menimbulkan pencemaran.
10.
Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa adalah serangkaian kegiatan
yang mengarah kepada upaya pemanfaatan air secara optimal dan pelestarian fungsi
jaringan reklamasi rawa.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
-311.
12.

Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang Pengairan.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Tingkat I.

Bagian Kedua
Lingkup Pengaturan
Pasal 2
Lingkup pengaturan rawa dalam Peraturan Pemerintah ini adalah penyelenggaraan
konservasi rawa yang meliputi perlindungan, pengawetan secara lestari dan pemanfaatan
rawa sebagai ekosistem sumber air.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 3
Penyelenggaraan konservasi rawa dilaksanakan berdasarkan asas kemanfaatan umum,
keseimbangan, dan kelestarian untuk melindungi dan pengamanan fungsi dan manfaat
rawa.
Pasal 4
Penyelenggaraan konservasi rawa bertujuan untuk :
a. mempertahankan keseimbangan ekosistem rawa sebagai sumber air;
b. mengatur perlidungan dan pengawetan rawa sebagai sumber air;
c. mengatur pemanfaatan rawa sebagai sumber air;
d. mengatur pengembangan rawa sebagai sumber daya lainnya.

BAB III
PENGUASAAN RAWA
Pasal 5
1. Rawa dikuasai oleh Negara, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pemerintah.
2. Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab penguasaan rawa sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan oleh Menteri.

BAB IV
FUNGSI RAWA
Pasal 6
1. Rawa sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai
fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia.
2. Rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilindungi dan dijaga kelestariannya serta
ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
-4BAB V
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN
Pasal 7
1. Wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa adalah Pemerintah.
2. Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan oleh Menteri.
3. Wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

BAB VI
INVENTARISASI RAWA
Pasal 8
1. Untuk mengetahui formasi rawa sebagai lahan dalam pelaksanaan pembinaan rawa
dilaksanakan inventarisasi rawa.
2. Menteri menyelenggarakan inventarisasi rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

BAB VII
KONSERVASI RAWA
Bagian Pertama
Umum
Pasal 9
Konservasi rawa ditujukan untuk mempertahankan dan melindungi ekosistem rawa sebagai
sumber air, serta meningkatkan fungsi dan menfaatnya, dengan memperhatikan:
a. kemampuan meningkatkan rawa sebagai ekosistem sumber air;
b. kelestarian rawa;
c. kemampuan meningkatkan perekonomian masyarakat;
d. kelestarian lingkungan hidup.
Pasal 10
Konservasi rawa meliputi usaha perlindungan, pengawetan, peningkatan fungsi dan manfaat
rawa melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, eksploitasi dan pemeliharaan serta
pengendalian.

Bagian Kedua
Perlindungan dan Pengawetan

Paragraf 1
Perlindungan

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
-5Pasal 11
Perlindungan rawa dimaksud untuk melindungi sistem penyangga kehidupan pada wilayah
konservasi rawa.
Paragraf 2
Pengawetan
Pasal 12
Pengawetan rawa dimaksudkan untuk memelihara kelestarian keaneka-ragaman jenis
tumbuhan dan satwa ekosistemnya pada wilayah konsenvasi rawa.

Paragraf 3
Rencana Perlindungan dan Pengawetan
Pasal 13
1. Perlindungan dan pengawetan rawa dilaksanakan berdasarkan rencana jangka panjang,
jangka menengah, jangka pendek dan rencana teknis.
2. Rencana jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) disusun oleh Menteri bersama-sama Menteri lain yang terkait.
3. Rencana teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun oleh Menteri dan Menteri
lain yang terkait, sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Paragraf 4
Pelaksanaan
Pasal 14
1. Perlindungan dan pengawetan rawa menjadi tugas, wewenang, dan tanggungjawab
Menteri.
2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada rencana
dan rencana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.

Paragraf 5
Pengendalian
Pasal 15
1. Dalam rangka pelaksanaan perlindungan di wilayah konservasi rawa setiap orang
dilarang untuk :
a. merusak ekosistem kehidupan dan sumber air yang berada di wilayah konservasi
rawa.
b. membuang benda dan/atau bahan padat maupun cair yang berupa limbah ke dalam
wilayah konservasi rawa.
2. Setiap pemegang hak atas tanah di dalam wilayah konservasi rawa wajib menjaga
kelangsungan fungsi wilayah tersebut.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
-6Pasal 16
1. Menteri melakukan pemeliharaan dan penertiban di wilayah konservasi rawa.
2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri.

Bagian Ketiga
Pemanfaatan
Paragraf 1
Pengambilan dan Penggunaan Air
Pasal 17
1. Pengambilan dan penggunaan air dan wilayah konservasi rawa untuk keperluan pokok
kehidupan sehari-hari dapat dilakukan tanpa ijin.
2. Pengambilan dan penggunaan air dari wilayah konservasi rawa selain untuk keperluan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan bersifat komersial hanya dapat dilakukan
berdasarkan ijin.
3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Menteri.
Pasal 18
Pemanfaatan tumbuhan dan satwa serta sumber daya alam lainnya dari wilayah konservasi
rawa wajib memperoleh ijin terlebih dahulu dari Menteri lain yang terkait sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
Paragraf 2
Reklamasi
Pasal 19
1. Untuk meningkatkan fungsi dan manfaat rawa dilakukan kegiatan reklamasi rawa.
2. Wewenang pelaksanaan reklamasi rawa berada pada Menteri.
3. Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan oleh
Pemerintah Daerah.
4. Dalam hal tertentu reklamasi rawa dapat dilakukan oleh badan hukum, badan sosial dan
atau perorangan dengan ijin Menteri.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) diatur lebihlanjut oleh
Menteri.
Paragraf 3
Penyusunan Rencana Reklamasi
Pasal 20
1. Penyusunan rencana reklamasi rawa, baik yang berupa rencana jangka panjang, jangka
menengah, maupun jangka pendek dilakukan oleh Menteri.
2. Penyusunan rencana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan atas rencana
pengembangan wilayah sungai.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
-7Paragraf 4
Penyusunan Rencana Teknis Reklamasi
Pasal 21
1. Penyusunan rencana teknis reklamasi rawa menjadi tugas, wewenang, dan tanggung
jawab Menteri.
2. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 19 ayat (4) badan hukum, badan sosial,
dan/atau perorangan dapat melaksanakan pembuatan rencana teknis reklamasi.
3. Rencana teknis yang dibuat badan bukum, badan sosial dan/atau perorangan harus
memperoleh pengesahan dari Menteri.

Paragraf 5
Pembangunan Jaringan Reklamasi
Pasal 22
1. Pembangunan jaringan reklamasi rawa menjadi tugas, wewenang, dan tanggung jawab
Menteri.
2. Pembangunan jaringan reklamasi rawa didasarkan pada rencana dan rencana teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan Pasal 21.
3. Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencakup kegiatan untuk
mewujudkan, merehabilitasi dan meningkatkan jaringan reklamasi rawa.

1.
2.
3.

4.

Pasal 23
Tugas dan tanggung jawab pembangunan saluran tersier beserta bangunan
pelengkapnya, dapat diserahkan kepada masyarakat pemakai air yang bersangkutan.
Pembangunan saluran pada petak tersier beserta bangunan pelengkapnya menjadi
tugas dan tanggung jawab masyarakat pemakai air yang bersangkutan.
Dengan memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat pemakai air yang
bersangkutan, Pemerintah dapat memberikan bantuan pembiayaan bagi terlaksananya
pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2).
Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur
lebih lanjut oleh Menteri.

Pasal 24
Badan hukum, badan sosial dan/atau perorangan dapat melaksanakan pembangunan
jaringan reklamasi rawa setelah mendapat ijin dari Menteri.

Paragraf 6
Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi

Pasal 25
Eksploitasi dan pemeliharaan saluran primer dan saluran sekunder beserta bangunan
pelengkapnya menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
-8Pasal 26
Eksploitasi dan pemeliharaan saluran tersier dan saluran lainnya dalam petak tersier beserta
bangunan pelengkapnya menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat pemakai air yang
bersangkutan.
Pasal 27
Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa yang dikelola oleh badan hukum,
badan sosial dan/atau perorangan dilakukan oleh yang bersangkutan dengan
memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 28
1. Menteri menetapkan adanya iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan
reklamasi rawa kepada masyarakat pemakai air atas dasar pengambilan dan
penggunaan air, serta penggunaan jaringan reklamasi rawa tertentu.
2. Pemerintah Daerah menetapkan besarnya iuran dan tata cara pemungutannya, dengan
memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat pemakai air, yang pelaksanaannya
dilakukan secara bertahap dan selektif.
3. Iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menjadi penerimaan Pemerintah Daerah,
dipergunakan untuk membiayai eksploitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa
sepanjang penguasaannya berada pada Pemerintah Daerah.
Paragraf 7
Pengambilan Air, Penggunaan dan Perlindungan Jaringan Reklamasi
Pasal 29
1. Pengambilan air dari jaringan reklamasi rawa untuk keperluan pokok kehidupan seharihari dapat dilakukan tanpa ijin.
2. Pengambilan air dari jaringan reklamasi rawa untuk keperluan selain yang ditentukan
dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan berdasarkan ijin.
3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut oleh
Pemerintah Daerah dengan memperhatikan tata cara dan persyaratan pemberian ijin
yang ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 30
Pelaksanaan pengggunaan jaringan reklamasi rawa untuk keperluan lalu lintas dan angkutan
air diatur oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.
Pasal 31
1. Lahan yang terletak disepanjang jaringan reklamasi rawa yang dibatasi garis sempadan
diperuntukkan bagi pengamanan jaringan reklamasi rawa.
2. Penggunaan lahan dan lebar lahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan
oleh Menteri.
Pasal 32
Setiap orang dilarang membuang benda dan/atau bahan padat maupun cair, yang berupa
limbah ke dalam maupun sekitar jaringan reklamasi rawa yang diperkirakan atau patut
diduga akan menimbulkan pencemaran atau penurunan fungsi pelayanan jaringan reklamasi
rawa.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
-9-

BAB VIII
TUGAS PEMBANTUAN
Pasal 33
Urusan pembinaan rawa yang belum diserahkan kepada Pemerintah Daerah sebagai urusan
Daerah, Pelaksanaannya dapat dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.

BAB IX
PENGAWASAN

1.

2.
3.
4.

Pasal 34
Pengawasan atas penyelenggaraan konservasi rawa dilakukan oleh Menteri dan
dilaksanakan oleh pejabat pengairan yang ditunjuk oleh Menteri atau Pemerintah Daerah
dalam rangka tugas pembantuan.
Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
berwenang melakukanpengamatan dan penelitian yang diperlukan.
Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menyampaikan laporan kepada
Menteri, mengenai hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan.
Apabila dari hasil pengamatan dan penelitian terdapat atau diduga terdapat unsur-unsur
pidana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengusutannya
diserahkan kepada pejabat penyidik yang berwenang.

BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 35
Dipidana berdasarkan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 dan
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku :
a. barang siapa untuk keperluan usahanya melakukan pengambilan/penggunaan air,
tumbuhan dan satwa, serta sumber daya alam lainnya dari wilayah konservasi rawa
tanpa ijin, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 18;
b. barang siapa untuk keperluan usahanya melaksanakan reklamasi rawa dan
pembangunan jaringan reklamasi rawa tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (4) dan Pasal 24;
c. barang siapa untuk keperluan usahanya melakukan pengambilan/penggunaan air
dari/dan jaringan reklamasi rawa tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat
(2).
d. barang siapa melakukan perbuatan yang berakibat rusaknya ekosistem kehidupan dan
sumber air yang berada di wilayah konservasi rawa atau membuang benda dan/atau
bahan padat maupun cair yang berupa limbah ke wilayah konservasi rawa atau
membuang benda dan/atau bahan padat maupun cair yang berupa limbah ke dalam
maupun sekitar jaringan reklamasi rawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan
Pasal 32.

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM
- 10 -

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, peraturan perundang-undangan mengenai
rawa yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum
diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tangal 3 Desember 1991.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undangundang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 2 Mei 1991
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 2 Mei 1991
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1991 NOMOR 35

Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET PU
Kepala Biro Hukum dan Perundang-undangan
ttd
Bambang Kesowo, SH, LLM

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM

More Related Content

What's hot

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air TanahPeraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanahinfosanitasi
 
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_airP.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_airPipiet Noorch
 
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang SungaiPeraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungaiinfosanitasi
 
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioPeran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioMudrikan Nacong
 
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserKeppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserwalhiaceh
 
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonLaporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonamri sanjaya
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Penataan Ruang
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang SungaiPeraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang SungaiPenataan Ruang
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayasuningterusberkarya
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Penataan Ruang
 
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...St Rahmawati
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppkguest6887f0
 
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alamPp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alamwalhiaceh
 
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamPp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamwalhiaceh
 
Uu no.272007
Uu no.272007Uu no.272007
Uu no.272007bachrisb
 
UU Nomor 01 Tahun 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014UU Nomor 01 Tahun 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014Parja Negara
 

What's hot (18)

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air TanahPeraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
 
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_airP.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
P.64Tahun2013_Pedoman_pengelolaan_jasa_air
 
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang SungaiPeraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai
 
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo SunarioPeran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Wilayah Pesisir - Prasetyo Sunario
 
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserKeppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
 
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambonLaporal pendhuluan rzwp kota ambon
Laporal pendhuluan rzwp kota ambon
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
 
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang SungaiPeraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai
 
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabayaPengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
Pengembangan kawasan pesisir suning universitas pgri adi buana surabaya
 
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
Undang-undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau...
 
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
Uu no.-1-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-uu-no.-27-tahun-2007-tentang-penge...
 
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007  Wilayah Pesisir PpkUu 27 2007  Wilayah Pesisir Ppk
Uu 27 2007 Wilayah Pesisir Ppk
 
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alamPp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
Pp nomor 68 tahun 1998 ttg kawasan suaka alam
 
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamPp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
 
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
 
Uu no.272007
Uu no.272007Uu no.272007
Uu no.272007
 
UU Nomor 01 Tahun 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014UU Nomor 01 Tahun 2014
UU Nomor 01 Tahun 2014
 
1 uu-2014-1
1 uu-2014-11 uu-2014-1
1 uu-2014-1
 

Viewers also liked

Permenhut 30 2009.pdf ttg redd
Permenhut 30 2009.pdf ttg reddPermenhut 30 2009.pdf ttg redd
Permenhut 30 2009.pdf ttg reddwalhiaceh
 
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)walhiaceh
 
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiUu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiwalhiaceh
 
Pp iuran hph
Pp iuran hphPp iuran hph
Pp iuran hphwalhiaceh
 
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uuUu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uuwalhiaceh
 
Qanun 21 tahun 2002 ttg pengelolaan sda
Qanun 21 tahun 2002  ttg pengelolaan sdaQanun 21 tahun 2002  ttg pengelolaan sda
Qanun 21 tahun 2002 ttg pengelolaan sdawalhiaceh
 
Pp no 10 thn 2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528
Pp no  10 thn  2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528Pp no  10 thn  2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528
Pp no 10 thn 2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528walhiaceh
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp 3 2008 atas perubahan pp no 6 thn 2007 ttg tata hutan
Pp 3 2008 atas perubahan pp no 6 thn 2007 ttg tata hutanPp 3 2008 atas perubahan pp no 6 thn 2007 ttg tata hutan
Pp 3 2008 atas perubahan pp no 6 thn 2007 ttg tata hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutan
Pp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutanPp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutan
Pp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutanwalhiaceh
 
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutanPp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutanwalhiaceh
 
Profil mapayah 08
Profil mapayah 08Profil mapayah 08
Profil mapayah 08walhiaceh
 
Profil limid 1
Profil limid 1Profil limid 1
Profil limid 1walhiaceh
 
Profil yasma
Profil yasmaProfil yasma
Profil yasmawalhiaceh
 
Profile organisasi yab
Profile organisasi yabProfile organisasi yab
Profile organisasi yabwalhiaceh
 

Viewers also liked (17)

Permenhut 30 2009.pdf ttg redd
Permenhut 30 2009.pdf ttg reddPermenhut 30 2009.pdf ttg redd
Permenhut 30 2009.pdf ttg redd
 
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
 
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiUu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
 
Pp iuran hph
Pp iuran hphPp iuran hph
Pp iuran hph
 
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uuUu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
 
Qanun 21 tahun 2002 ttg pengelolaan sda
Qanun 21 tahun 2002  ttg pengelolaan sdaQanun 21 tahun 2002  ttg pengelolaan sda
Qanun 21 tahun 2002 ttg pengelolaan sda
 
Profil yps
Profil ypsProfil yps
Profil yps
 
Pp no 10 thn 2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528
Pp no  10 thn  2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528Pp no  10 thn  2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528
Pp no 10 thn 2010 8bc486d52c8bea7fb698cd3e78275528
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
 
Pp 3 2008 atas perubahan pp no 6 thn 2007 ttg tata hutan
Pp 3 2008 atas perubahan pp no 6 thn 2007 ttg tata hutanPp 3 2008 atas perubahan pp no 6 thn 2007 ttg tata hutan
Pp 3 2008 atas perubahan pp no 6 thn 2007 ttg tata hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutan
Pp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutanPp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutan
Pp 74 tahun 1999 perubahan atas pp no 59 tahun 1998 ttg tarif dan jasa hutan
 
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutanPp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
 
Profil mapayah 08
Profil mapayah 08Profil mapayah 08
Profil mapayah 08
 
Profil limid 1
Profil limid 1Profil limid 1
Profil limid 1
 
Profil yasma
Profil yasmaProfil yasma
Profil yasma
 
Profile organisasi yab
Profile organisasi yabProfile organisasi yab
Profile organisasi yab
 

Similar to Pp 27 1991

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang RawaPeraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawainfosanitasi
 
Uu no 5 tahun 1990 tentang konservasi
Uu no 5 tahun 1990 tentang konservasiUu no 5 tahun 1990 tentang konservasi
Uu no 5 tahun 1990 tentang konservasiwalhiaceh
 
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...WachidNoorH
 
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan AirPeraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Airinfosanitasi
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanCITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Perda air tanah kalsel 2018
Perda air tanah kalsel 2018Perda air tanah kalsel 2018
Perda air tanah kalsel 2018Fikri Azwari Hyt
 
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPermen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPenataan Ruang
 
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...Rizki Fitrianto
 
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya AirPeraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya AirJoy Irman
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kdenny KARWUR
 
10 kuliah pa bab x. undang2 sda
10 kuliah pa bab x. undang2 sda10 kuliah pa bab x. undang2 sda
10 kuliah pa bab x. undang2 sdaAndrew Hutabarat
 
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber AirPermen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Airinfosanitasi
 
Infopublik20151022131946
Infopublik20151022131946Infopublik20151022131946
Infopublik20151022131946Rony Saputra
 
UU RI no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosist...
UU RI no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosist...UU RI no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosist...
UU RI no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosist...Muhammad Budi Agung
 

Similar to Pp 27 1991 (20)

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang RawaPeraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 tentang Rawa
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uu no 5 tahun 1990 tentang konservasi
Uu no 5 tahun 1990 tentang konservasiUu no 5 tahun 1990 tentang konservasi
Uu no 5 tahun 1990 tentang konservasi
 
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
Sosialisasi UU No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air - Ditjen BP...
 
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan AirPeraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air
 
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
22.perda pengelolaan wilayah_pesisir
 
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatanKeterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
Keterbatasan saluran irigasi kabupaten hulu sungai selatan, kalimantan selatan
 
Pp.37 2012 pengelolaan_das_
Pp.37 2012 pengelolaan_das_Pp.37 2012 pengelolaan_das_
Pp.37 2012 pengelolaan_das_
 
UU RI Nomor 5 Tahun 1990
UU RI Nomor 5 Tahun 1990UU RI Nomor 5 Tahun 1990
UU RI Nomor 5 Tahun 1990
 
Perda air tanah kalsel 2018
Perda air tanah kalsel 2018Perda air tanah kalsel 2018
Perda air tanah kalsel 2018
 
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya AirPermen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
Permen PU Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman Penggunaan Sumber Daya Air
 
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
Uu ri no 05 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosist...
 
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya AirPeraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air
Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumberdaya Air
 
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-kRencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
Rencana zonasi-wilayah-pesisir-dan-pulau-pulau-kecil-rzwp-3-k
 
Uu 07 2004
Uu 07 2004Uu 07 2004
Uu 07 2004
 
10 kuliah pa bab x. undang2 sda
10 kuliah pa bab x. undang2 sda10 kuliah pa bab x. undang2 sda
10 kuliah pa bab x. undang2 sda
 
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber AirPermen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
Permen PU No. 45/PRT/1990 tentang Pengendalian Mutu Air pada Sumber Air
 
Infopublik20151022131946
Infopublik20151022131946Infopublik20151022131946
Infopublik20151022131946
 
UU RI no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosist...
UU RI no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosist...UU RI no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosist...
UU RI no. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosist...
 
Perda 21 2011
Perda 21 2011Perda 21 2011
Perda 21 2011
 

More from walhiaceh

Profil yasindo
Profil  yasindoProfil  yasindo
Profil yasindowalhiaceh
 
Profil yadesa
Profil  yadesaProfil  yadesa
Profil yadesawalhiaceh
 
Profil yadesa
Profil  yadesaProfil  yadesa
Profil yadesawalhiaceh
 
Profil flower aceh
Profil flower acehProfil flower aceh
Profil flower acehwalhiaceh
 
Profil forsikal
Profil forsikalProfil forsikal
Profil forsikalwalhiaceh
 
Profil lembaga lpselh
Profil lembaga lpselhProfil lembaga lpselh
Profil lembaga lpselhwalhiaceh
 
Profil lembaga yea
Profil lembaga yeaProfil lembaga yea
Profil lembaga yeawalhiaceh
 
Profil yayasan papan aceh 1
Profil yayasan papan aceh 1Profil yayasan papan aceh 1
Profil yayasan papan aceh 1walhiaceh
 
Profil pkbi 1
Profil pkbi 1Profil pkbi 1
Profil pkbi 1walhiaceh
 
Profil puspa
Profil puspaProfil puspa
Profil puspawalhiaceh
 
Profil sahara
Profil saharaProfil sahara
Profil saharawalhiaceh
 
Profil yrbi terbaru
Profil yrbi terbaruProfil yrbi terbaru
Profil yrbi terbaruwalhiaceh
 
Profile organisasi ysl
Profile organisasi yslProfile organisasi ysl
Profile organisasi yslwalhiaceh
 
Profile yelped terbaru 2010
Profile yelped terbaru 2010Profile yelped terbaru 2010
Profile yelped terbaru 2010walhiaceh
 
Profil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruProfil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruwalhiaceh
 
Profil lpl ha
Profil lpl haProfil lpl ha
Profil lpl hawalhiaceh
 
Profil pugar 2010
Profil pugar 2010Profil pugar 2010
Profil pugar 2010walhiaceh
 

More from walhiaceh (20)

Profil yasindo
Profil  yasindoProfil  yasindo
Profil yasindo
 
Profil yadesa
Profil  yadesaProfil  yadesa
Profil yadesa
 
Profil yadesa
Profil  yadesaProfil  yadesa
Profil yadesa
 
Profil flower aceh
Profil flower acehProfil flower aceh
Profil flower aceh
 
Profil forsikal
Profil forsikalProfil forsikal
Profil forsikal
 
Profil lembaga lpselh
Profil lembaga lpselhProfil lembaga lpselh
Profil lembaga lpselh
 
Profil lembaga yea
Profil lembaga yeaProfil lembaga yea
Profil lembaga yea
 
Profil yayasan papan aceh 1
Profil yayasan papan aceh 1Profil yayasan papan aceh 1
Profil yayasan papan aceh 1
 
Profil pkbi 1
Profil pkbi 1Profil pkbi 1
Profil pkbi 1
 
Profil puspa
Profil puspaProfil puspa
Profil puspa
 
Profil sahara
Profil saharaProfil sahara
Profil sahara
 
Profil yicm
Profil yicmProfil yicm
Profil yicm
 
Profil yps
Profil ypsProfil yps
Profil yps
 
Profil yrbi terbaru
Profil yrbi terbaruProfil yrbi terbaru
Profil yrbi terbaru
 
Profile organisasi ysl
Profile organisasi yslProfile organisasi ysl
Profile organisasi ysl
 
Profile yelped terbaru 2010
Profile yelped terbaru 2010Profile yelped terbaru 2010
Profile yelped terbaru 2010
 
Profil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruProfil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baru
 
Profil cdi
Profil  cdiProfil  cdi
Profil cdi
 
Profil lpl ha
Profil lpl haProfil lpl ha
Profil lpl ha
 
Profil pugar 2010
Profil pugar 2010Profil pugar 2010
Profil pugar 2010
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Pp 27 1991

  • 1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 27 TAHUN 1991 TENTANG RAWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan dinyatakan, rawa merupakan salah satu sumber air yang perlu dilindungi dan dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat; b. bahwa rawa sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan perlu dijaga kelestariannya agar tercapai kemanfaatan seoptimal mungkin. c. bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka untuk menjaga ekosistem rawa sebagai sumber air perlu diatur dengan Peraturan Pemerintah. Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043). 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuanketentuan Pokok Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2823); 4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); 5. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046); 6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215); 7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan lembaran negara Nomor 3225); PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 2. -29. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan lembaran Negara Nomor 3373); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409); menetapkan : MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG RAWA. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan : 1. Rawa adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara phisik, kimiawi, dan biologis. 2. Konservasi rawa adalah pengelolaan rawa sebagai sumber air yang berdasar pertimbangan teknis, sosial ekonomis dan lingkungan, bertujuan menjamin dan memelihara kelestarian keberadaan rawa sebagai sumber dari dan/atau meningkatkan fungsi dan pemanfaatannya. 3. Reklamasi rawa adalah upaya meningkatnya fungsi dan pemanfaatan rawa untuk kepentingan masyarakat luas. 4. Jaringan reklamasi rawa adalah keseluruhan saluran baik primer, sekunder, maupun tersier dan bangunan yang merupakan satu kesatuan, beserta bangunan lengkapnya, yang diperlukan untuk pengaturan, pembuangan, pemberian, pembagian dan penggunaan air. 5. Saluran primer adalah saluran utama dari jaringan reklamasi rawa yang berfungsi baik untuk pembuangan maupun pemberian air. 6. Saluran sekunder adalah cabang utama dari saluran primer rawa yang berfungsi untuk pembuangan maupun pemberian air. 7. Saluran tersier adalah cabang saluran sekunder yang berfungsi baik sebagai pembuangan maupun pemberian air. 8. Garis sempadan adalah garis batas kiri kanan saluran yang menetapkan daerah yang dibutuhkan untuk keperluan pengaman saluran. 9. Limbah adalah semua bahan buangan baik berupa benda dan/atau bahan padat maupun cair yang dapat menimbulkan pencemaran. 10. Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa adalah serangkaian kegiatan yang mengarah kepada upaya pemanfaatan air secara optimal dan pelestarian fungsi jaringan reklamasi rawa. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 3. -311. 12. Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang Pengairan. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Tingkat I. Bagian Kedua Lingkup Pengaturan Pasal 2 Lingkup pengaturan rawa dalam Peraturan Pemerintah ini adalah penyelenggaraan konservasi rawa yang meliputi perlindungan, pengawetan secara lestari dan pemanfaatan rawa sebagai ekosistem sumber air. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 3 Penyelenggaraan konservasi rawa dilaksanakan berdasarkan asas kemanfaatan umum, keseimbangan, dan kelestarian untuk melindungi dan pengamanan fungsi dan manfaat rawa. Pasal 4 Penyelenggaraan konservasi rawa bertujuan untuk : a. mempertahankan keseimbangan ekosistem rawa sebagai sumber air; b. mengatur perlidungan dan pengawetan rawa sebagai sumber air; c. mengatur pemanfaatan rawa sebagai sumber air; d. mengatur pengembangan rawa sebagai sumber daya lainnya. BAB III PENGUASAAN RAWA Pasal 5 1. Rawa dikuasai oleh Negara, yang pelaksanaannya dilakukan oleh Pemerintah. 2. Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab penguasaan rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Menteri. BAB IV FUNGSI RAWA Pasal 6 1. Rawa sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi serbaguna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. 2. Rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilindungi dan dijaga kelestariannya serta ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 4. -4BAB V WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINAAN Pasal 7 1. Wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa adalah Pemerintah. 2. Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Menteri. 3. Wewenang dan tanggung jawab pembinaan rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diserahkan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB VI INVENTARISASI RAWA Pasal 8 1. Untuk mengetahui formasi rawa sebagai lahan dalam pelaksanaan pembinaan rawa dilaksanakan inventarisasi rawa. 2. Menteri menyelenggarakan inventarisasi rawa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). BAB VII KONSERVASI RAWA Bagian Pertama Umum Pasal 9 Konservasi rawa ditujukan untuk mempertahankan dan melindungi ekosistem rawa sebagai sumber air, serta meningkatkan fungsi dan menfaatnya, dengan memperhatikan: a. kemampuan meningkatkan rawa sebagai ekosistem sumber air; b. kelestarian rawa; c. kemampuan meningkatkan perekonomian masyarakat; d. kelestarian lingkungan hidup. Pasal 10 Konservasi rawa meliputi usaha perlindungan, pengawetan, peningkatan fungsi dan manfaat rawa melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, eksploitasi dan pemeliharaan serta pengendalian. Bagian Kedua Perlindungan dan Pengawetan Paragraf 1 Perlindungan PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 5. -5Pasal 11 Perlindungan rawa dimaksud untuk melindungi sistem penyangga kehidupan pada wilayah konservasi rawa. Paragraf 2 Pengawetan Pasal 12 Pengawetan rawa dimaksudkan untuk memelihara kelestarian keaneka-ragaman jenis tumbuhan dan satwa ekosistemnya pada wilayah konsenvasi rawa. Paragraf 3 Rencana Perlindungan dan Pengawetan Pasal 13 1. Perlindungan dan pengawetan rawa dilaksanakan berdasarkan rencana jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek dan rencana teknis. 2. Rencana jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun oleh Menteri bersama-sama Menteri lain yang terkait. 3. Rencana teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun oleh Menteri dan Menteri lain yang terkait, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Paragraf 4 Pelaksanaan Pasal 14 1. Perlindungan dan pengawetan rawa menjadi tugas, wewenang, dan tanggungjawab Menteri. 2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan pada rencana dan rencana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13. Paragraf 5 Pengendalian Pasal 15 1. Dalam rangka pelaksanaan perlindungan di wilayah konservasi rawa setiap orang dilarang untuk : a. merusak ekosistem kehidupan dan sumber air yang berada di wilayah konservasi rawa. b. membuang benda dan/atau bahan padat maupun cair yang berupa limbah ke dalam wilayah konservasi rawa. 2. Setiap pemegang hak atas tanah di dalam wilayah konservasi rawa wajib menjaga kelangsungan fungsi wilayah tersebut. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 6. -6Pasal 16 1. Menteri melakukan pemeliharaan dan penertiban di wilayah konservasi rawa. 2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh Menteri. Bagian Ketiga Pemanfaatan Paragraf 1 Pengambilan dan Penggunaan Air Pasal 17 1. Pengambilan dan penggunaan air dan wilayah konservasi rawa untuk keperluan pokok kehidupan sehari-hari dapat dilakukan tanpa ijin. 2. Pengambilan dan penggunaan air dari wilayah konservasi rawa selain untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan bersifat komersial hanya dapat dilakukan berdasarkan ijin. 3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri. Pasal 18 Pemanfaatan tumbuhan dan satwa serta sumber daya alam lainnya dari wilayah konservasi rawa wajib memperoleh ijin terlebih dahulu dari Menteri lain yang terkait sesuai dengan bidangnya masing-masing. Paragraf 2 Reklamasi Pasal 19 1. Untuk meningkatkan fungsi dan manfaat rawa dilakukan kegiatan reklamasi rawa. 2. Wewenang pelaksanaan reklamasi rawa berada pada Menteri. 3. Pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah. 4. Dalam hal tertentu reklamasi rawa dapat dilakukan oleh badan hukum, badan sosial dan atau perorangan dengan ijin Menteri. 5. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (4) diatur lebihlanjut oleh Menteri. Paragraf 3 Penyusunan Rencana Reklamasi Pasal 20 1. Penyusunan rencana reklamasi rawa, baik yang berupa rencana jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka pendek dilakukan oleh Menteri. 2. Penyusunan rencana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan atas rencana pengembangan wilayah sungai. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 7. -7Paragraf 4 Penyusunan Rencana Teknis Reklamasi Pasal 21 1. Penyusunan rencana teknis reklamasi rawa menjadi tugas, wewenang, dan tanggung jawab Menteri. 2. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 19 ayat (4) badan hukum, badan sosial, dan/atau perorangan dapat melaksanakan pembuatan rencana teknis reklamasi. 3. Rencana teknis yang dibuat badan bukum, badan sosial dan/atau perorangan harus memperoleh pengesahan dari Menteri. Paragraf 5 Pembangunan Jaringan Reklamasi Pasal 22 1. Pembangunan jaringan reklamasi rawa menjadi tugas, wewenang, dan tanggung jawab Menteri. 2. Pembangunan jaringan reklamasi rawa didasarkan pada rencana dan rencana teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan Pasal 21. 3. Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mencakup kegiatan untuk mewujudkan, merehabilitasi dan meningkatkan jaringan reklamasi rawa. 1. 2. 3. 4. Pasal 23 Tugas dan tanggung jawab pembangunan saluran tersier beserta bangunan pelengkapnya, dapat diserahkan kepada masyarakat pemakai air yang bersangkutan. Pembangunan saluran pada petak tersier beserta bangunan pelengkapnya menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat pemakai air yang bersangkutan. Dengan memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat pemakai air yang bersangkutan, Pemerintah dapat memberikan bantuan pembiayaan bagi terlaksananya pembangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2). Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjut oleh Menteri. Pasal 24 Badan hukum, badan sosial dan/atau perorangan dapat melaksanakan pembangunan jaringan reklamasi rawa setelah mendapat ijin dari Menteri. Paragraf 6 Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Reklamasi Pasal 25 Eksploitasi dan pemeliharaan saluran primer dan saluran sekunder beserta bangunan pelengkapnya menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 8. -8Pasal 26 Eksploitasi dan pemeliharaan saluran tersier dan saluran lainnya dalam petak tersier beserta bangunan pelengkapnya menjadi tugas dan tanggung jawab masyarakat pemakai air yang bersangkutan. Pasal 27 Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa yang dikelola oleh badan hukum, badan sosial dan/atau perorangan dilakukan oleh yang bersangkutan dengan memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. Pasal 28 1. Menteri menetapkan adanya iuran pembiayaan eksploitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa kepada masyarakat pemakai air atas dasar pengambilan dan penggunaan air, serta penggunaan jaringan reklamasi rawa tertentu. 2. Pemerintah Daerah menetapkan besarnya iuran dan tata cara pemungutannya, dengan memperhatikan keadaan sosial ekonomi masyarakat pemakai air, yang pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan selektif. 3. Iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) menjadi penerimaan Pemerintah Daerah, dipergunakan untuk membiayai eksploitasi dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa sepanjang penguasaannya berada pada Pemerintah Daerah. Paragraf 7 Pengambilan Air, Penggunaan dan Perlindungan Jaringan Reklamasi Pasal 29 1. Pengambilan air dari jaringan reklamasi rawa untuk keperluan pokok kehidupan seharihari dapat dilakukan tanpa ijin. 2. Pengambilan air dari jaringan reklamasi rawa untuk keperluan selain yang ditentukan dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan berdasarkan ijin. 3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Pemerintah Daerah dengan memperhatikan tata cara dan persyaratan pemberian ijin yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 30 Pelaksanaan pengggunaan jaringan reklamasi rawa untuk keperluan lalu lintas dan angkutan air diatur oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan. Pasal 31 1. Lahan yang terletak disepanjang jaringan reklamasi rawa yang dibatasi garis sempadan diperuntukkan bagi pengamanan jaringan reklamasi rawa. 2. Penggunaan lahan dan lebar lahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. Pasal 32 Setiap orang dilarang membuang benda dan/atau bahan padat maupun cair, yang berupa limbah ke dalam maupun sekitar jaringan reklamasi rawa yang diperkirakan atau patut diduga akan menimbulkan pencemaran atau penurunan fungsi pelayanan jaringan reklamasi rawa. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 9. -9- BAB VIII TUGAS PEMBANTUAN Pasal 33 Urusan pembinaan rawa yang belum diserahkan kepada Pemerintah Daerah sebagai urusan Daerah, Pelaksanaannya dapat dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. BAB IX PENGAWASAN 1. 2. 3. 4. Pasal 34 Pengawasan atas penyelenggaraan konservasi rawa dilakukan oleh Menteri dan dilaksanakan oleh pejabat pengairan yang ditunjuk oleh Menteri atau Pemerintah Daerah dalam rangka tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugasnya, pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang melakukanpengamatan dan penelitian yang diperlukan. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus menyampaikan laporan kepada Menteri, mengenai hasil pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan. Apabila dari hasil pengamatan dan penelitian terdapat atau diduga terdapat unsur-unsur pidana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, pengusutannya diserahkan kepada pejabat penyidik yang berwenang. BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 35 Dipidana berdasarkan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku : a. barang siapa untuk keperluan usahanya melakukan pengambilan/penggunaan air, tumbuhan dan satwa, serta sumber daya alam lainnya dari wilayah konservasi rawa tanpa ijin, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dan Pasal 18; b. barang siapa untuk keperluan usahanya melaksanakan reklamasi rawa dan pembangunan jaringan reklamasi rawa tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (4) dan Pasal 24; c. barang siapa untuk keperluan usahanya melakukan pengambilan/penggunaan air dari/dan jaringan reklamasi rawa tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2). d. barang siapa melakukan perbuatan yang berakibat rusaknya ekosistem kehidupan dan sumber air yang berada di wilayah konservasi rawa atau membuang benda dan/atau bahan padat maupun cair yang berupa limbah ke wilayah konservasi rawa atau membuang benda dan/atau bahan padat maupun cair yang berupa limbah ke dalam maupun sekitar jaringan reklamasi rawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 32. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM
  • 10. - 10 - BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 36 Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, peraturan perundang-undangan mengenai rawa yang telah ada dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Pemerintah ini. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 37 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tangal 3 Desember 1991. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undangundang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 2 Mei 1991 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd SOEHARTO Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 2 Mei 1991 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA ttd MOERDIONO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1991 NOMOR 35 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET PU Kepala Biro Hukum dan Perundang-undangan ttd Bambang Kesowo, SH, LLM PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI SJDI HUKUM