1. LAPORAN BIOFISIKA
POLARIMETER
Dosen Pengampu : Budi Purwanto, M.Si
Disusun oleh:
WAHANA CAHYA WIBAWA
(10315244012)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA INTERNASIONAL
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
2. POLARIMETER
A. TUJUAN
1. Menjelaskan prinsip kerja polarimeter.
2. Mengukur kadar gula dalam suatu larutan gula.
B. DASAR TEORI
Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran
optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan.
Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya
oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat memutar
bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah
getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain.
Cahaya adalah merupakan pelombang elektromagnetik (terdiri dari gelombang
magnetik dan gelombang elektrik/ listrik, yang saling tegak lurus. Jika cahaya kodrati/
alam dan monokromatis (mempunyai panjang gelombang tertentu) memasuki polarisator,
maka salah satu gelombang akan terserap/ hilang.
Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka
beesarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni :
o struktur molekul
o temperatur
o panjang gelombang
o banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan
juga pelarut
Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang dari sumber
cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi
(polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma
terpolarisasi kedua (analizer).
Macam macam polarisasi antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi
akibat pemantulan, dan polarisasi akibat pembiasan ganda.
Polarisasi dengan absorpsi selektif, dengan menggunakan bahan yang akan
melewatkan (meneruskan) gelombang yang vektor medan listriknya sejajar dengan arah
tertentu dan menyerap hampir semua arah polarisasi yang lain.
3. Polarisasi akibat pemantulan, yaitu jika berkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan
oleh suatu permukaan, berkas cahya terpanyul dapat berupa cahaya tak terpolarisasi,
terpolarisasi sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna.
Jika cahaya yang lolos tadi melalui polarisator yang lain dalam posisi tegak lurus,
maka gelombang yang kedua tadi juga akan hilang. Dengan demikian, jika cahaya masuk
dalam dua polarisator dalam posisi tegak lurus, maka cahaya tersebut akan terdiam/ mati/
gelap.Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan hanya
sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami
pemutaran bidang polarisasi.
Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kearah kiri (levo) dilihat dari pihak
pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa
sebaliknya (dextro). Besar sudut pemutaran bidang polarisasi (ϕ) dapat dinyatakan
sebagai:
D
t
. L .C
dimana :
C
= kosentrasi larutan
L
= panjang kolom larutan
D
= sudut putar jenis larutan optik aktif untuk sinar D natrium padatemperatur t.
t
Untuk larutan gula, sudut putar jenis pada temperatur 20ºC sama dengan
D
= 66,52 cm2 ºC /gram
20
Sedangkan hubungan sudut putar jenis pada temperatur t dengan
dinyatakansebagai :
D
D
{{1-0,000184(t-20)}
t =
20
C. ALAT DAN BAHAN
1. Sepasang polarisator
6. Sumber cahaya (LED)
2. Penyangga
7. Sumber arus
D
20
dapat
4. 3. Tabung tempat larutan
8. Beaker glass
4. Gula pasir halus
9. Batang pengaduk
5. Neraca lengan
D. LANGKAH PERCOBAAN
Skema Percobaan
Keterangan :
A = sumber cahaya
B = polarisator
D
C = analisator
E
A
B
D = zat aktif (bak berisi
larutan gula
C
E = mata pengamat
1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dan menyusunnya seperti pada gambar.
2. Memasukkan air tawar ke dalam silinder.
3. Mengatur penunjuk polarisator B pada posisi 90º.
4. Mengamati melalui analisator dan mengatur ke kanan atau ke kiri sampai cahaya
terlihat gelap dan mencatat besar sudutnya (akan terlihat gelap saat sudut analisator
0º).
5. Membuat larutan gula dengan memasukkan gula 2 gram ke dalam air 150 ml dan
mengaduknya sampai merata.
6. Memasukkan larutan tersebut ke dalam silinder.
7. Mengamati melalui analisator sehingga akan terlihat cahaya terang dan memutar
analisator ke kiriatau ke kanan sampai cahaya kelihatan gelap kembali.
8. Mencatan besar sudut putaran analisator ke kanan atau ke kiri sampai cahaya gelap
kembali.
9. Mengulangi percobaan untuk konsentrasi larutan yang lain dengan kenaikan
konsentrasi yang sama (misal 4 gram, 6 gram, 8 gram,dst dalam 150 ml air) dengan
cara menambahkan gula dalam larutan
5. E. DATA HASIL PENGAMATAN
No
Konsentrasi gula
Putar
Sudut putar
(gram/ml)
(kanan/kiri)
(0o)
1
0 gram / 150 ml
-
0
2
2 gram / 150 ml
Kanan
5
3
4 gram / 150 ml
Kanan
9
4
6 gram / 150 ml
Kanan
15
5
8 gram / 150 ml
Kanan
20
6
10 gram / 150 ml
Kanan
25
F. ANALISIS DATA
Panjang kolom tabung = 20 cm
Percobaan 1
ϕ
Percobaan 4
D
=
t
ϕ
.L.C
D
=
D
t
.L.C
D
t
t
L .C
L .C
0
15
20 . 0
20 . 40
0
0
0
Percobaan 2
ϕ
0 , 019
800
t
ϕ
.L.C
D
=
D
t
.L.C
D
t
t
L .C
L .C
5
20
20 . 13,33
20 . 53,33
5
0 , 018
20
cm2 ºC /gram
266 , 6
Percobaan 3
ϕ
cm2 ºC /gram
Percobaan 5
D
=
15
cm2 ºC /gram
=
1066 , 6
Percobaan 6
D
t
.L.C
ϕ
=
D
t
.L.C
0 , 019
cm2 ºC /gram
6. D
D
t
t
L .C
L .C
9
25
20 . 26,67
20 . 66,67
9
0 , 017
25
cm2 ºC /gram
533 , 4
0 , 019
cm2 ºC
1333 , 4
/gram
G. PEMBAHASAN
Kegiatanpraktikum kali inimengenai“Polarimeter” yang di lakukanpaatanggal 2
mei 2013 bertempat di laboratorium IPA. Dimanapraktikum kali inimemiliki tujuan
untuk menjelaskan prinsip kerja polarimeter dan juga mengukur kadar gula dalam suatu
larutan gula. Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam
larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi
cahaya oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat
memutar bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah
pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain.
Larutan gula adalah merupakan zat aktif yang dapat memutar bidang polarisasi.
Berdasarkan prinsip ini yaitu sudut putaran bidang polarisasi akan dapat diketahui besar
kadar gula dalam suatu larutan.
Padapraktikum
kali
inilangkah
yang
di
lakukanpertama
kali
ilehpraktikanadalahmelarutkan gula dengan jumlah tertentu ke dalam air yang volumenya
150 ml. Variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 0 gram/150 ml, 2 gram/150 ml, 4
gram/150
ml,
6
gram/150
ml,
8
gram/150
ml,
dan
10
gram/150
ml.
Dalammelarutkangulainipraktikanmenimbanggulatersebutdenganmenggunakantimbanga
n. Untukmassagula yang di gunakandalampraktikum kali iniadalah 2,4,6,8,dan 10 gram,
7. kemudian masing-masing gula yang telah ditimbang satu demi satu dilarutkan ke dalam
air dan diaduk hingga larut. Lalu dimasukkan ke dalam tabung polarimeter untuk
selanjutnya diamati melalui analisator. Pengamatan yang dilakukan disertai dengan
menggeser-geser analisator ke kanan atau ke kiri hingga diperoleh posisi paling redup.
Pada percobaan kali ini untuk mendapatkan keadaan gelap sempurna sangat sulit,
sehimgga praktikan menggunakan keadaan yang paling redup.Agar data yang
kitadapatkantidaksubjektif,
makapraktikanmelakukanpengamatandalammenentukankeadaan
yang
paling
redupdengan 3 orang pengamat.Sehingga data yang kami dapatkantidakbersifatsubjektif,
melainkanobjektif.
Berikutadalah data hasilpengamatandalampraktikum kali ini:
No
Konsentrasi gula
Putar
Sudut putar
(gram/ml)
(kanan/kiri)
(0o)
1
0 gram / 150 ml
-
0
2
2 gram / 150 ml
Kanan
5
3
4 gram / 150 ml
Kanan
9
4
6 gram / 150 ml
Kanan
15
5
8 gram / 150 ml
Kanan
20
6
10 gram / 150 ml
Kanan
25
Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami
pemutaran bidang polarisasi.Tampak bahwa pemutaran bidang polarisasi adalah ke arah
kanan
(dextro).
Dapat
di
lihatpada
table.Bahwabesarsudut
bentukkearahkanandimanagarisnormalnyaitusamadenganbesarsudut
0
yang
derajat,
di
pada
percobaansudut yang di dapatkanadalah5, 9,15,20, dan 25. Artinya, sinar yang diteruskan
hanya sebagian. Sedangkan pada percobaan 1tidak membentuk sudut. Artinya tidak ada
sinar yang diteruskan.Data yang diperoleh kemudian diolah untuk ditentukan sudut putar
jenis larutan gula tersebut (
D
t
). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
persamaan :
D
t
dimana :
. L .C
8. D
t
C
L
= sudut putar jenis larutan
= kosentrasi larutan
= panjang kolom larutan (20 cm)
Dari persamaan tersebut dapat dicari nilai
D
t
yaitu
L.C
sehingga pada percobaan 1
diperoleh hasil sudut putar jenis larutan gula yaitu 0 cm2 ºC /gram, begitu pula pada
percobaan 2, sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0 ,018 cm2 ºC /gram. Pada percobaan
3 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0,017cm2 ºC /gram. Pada
percobaan 4 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0,019cm2 ºC
/gram.Pada percobaan 5 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu
0,019cm2 ºC /gram Dan yang terakhir, pada percobaan 6 diperoleh hasil bahwa sudut
putar jenis larutan gulanya yaitu 0,019 cm2 ºC /gram.
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa konsentrasi dan jenis larutan
akan mempengaruhi sudut putar tergantung dari besarnya sudut putar jenis larutan
tersebut. Berdasarkan teori, pada saat konsentrasi gula semakin tinggi, maka cahaya yang
terlihat di analisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnyapun menjadi
semakin besar. Ini menandakan larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya.
Selain itu, berdasarkan teori yang diperoleh, perbedaan besarnya sudut putar jenis
polarisasi yakni sebesar 66.52 ocm2/gram. Perbedaan ini disebabkan karena adanya
perbedaan variable control. Nilai putar jenis polarisasi secara teori yakni sebesar 66.52
o
cm2/gram diperoleh pada suhu ruangan 20°C untuk cahaya kuning dari lampu natrium
dengan panjang gelombang
= 5.893 Angstrom, sedangkan pada saat kami melakukan
percobaan, kami tidak melakukan pengukuran suhu ruangan serta tidak menggunakan
lampu natrium, hanya lampu LED.
Selain menentukan besarnya sudut putar jenis larutan gula, praktikan juga dituntut
untuk mengetahui cara kerja polarimeter. Prinsip kerja polarimeter adalah meneruskan
sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator. Larutan gula yang
merupakan larutan optis aktif berfungsi untuk membelokan cahaya yang telah melalui
polarisator. Untuk menemukan sinar yang telah dibelokkan oleh larutan gula, kita
gunakan analisator yang sudutnya dapat diubah-ubah. Besarnya sudut yang ditunjukan
analisator setelah menemukan sinar tersebut yang dinamakan sudut putar. Setiap larutan
mempunyai sudut putar yang berbeda beda tergantung koinsentrasi dan jenis larutannya.
H. KESIMPULAN
9. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Prinsip kerja poilarimeter adalah meneruskan sinar yang mempunyai arah getar yang
sama dengan arah polarisator. Sudut putar jenis bergantung pada konsentrasi dan jenis
larutannya. Semakin pekat konsentrasi larutan maka semakin besar nilai sudut putar
bidang polarisasinya.
2. Kadar gula dalam larutan gula tersebut meliputi 0 gram/ liter, 13,33 gram/ liter, 26,67
gram/ liter, 40 gram/ liter, 53,33 gram/ liter, dan 66,67 gram/ liter.
I.
TUGAS/ PERTANYAAN
1. Grafik hubungan konsentrasi larutan gula dengan sudut putar polarisasi :
Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan Gula
Dengan Sudut Putar Polarisasi
y
80
Sudut Putar
Polarisasi (º)
konsentrasi larutan gula
70
25, 66.67
60
20, 53.33
50
40
konsentrasi gula
15, 40
30
9, 26.67
Linear (konsentrasi
gula)
20
5, 13.33
10
0
0, 0
0
10
20
30
sudut putar polarisasi
x
Konsentrasi Larutan Gula (gram/ 150 ml)
2. Persamaan garisnyay=2.6467x+0.6909 R² = 0.9981
3. Pada percobaan ini tidak dilakukan pengamatan terhadap larutan garam dapur,
sehingga belum dapat diketahui. Namun, berdasarkan teori, garam dapur juga dapat
memutar bidang polarisasi.
4. Kesimpulan dari hasil analisis adalah sudut putar jenis bergantung pada konsentrasi
dan jenis larutannya. Semakin pekat konsentrasi larutan maka semakin besar nilai
sudut putar bidang polarisasinya.
10. J.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Polarimeter. Diakses dari http://polarimeter.pdf pada Jumat, 22 Maret
2013 pk 16.19 WIB.
Budi Purwanto. 2013. Petunjuk Praktikum Biofisika.Yogyakarta : UNY
Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.
Matsjeh, Sabirin. 1983. Kimia Organik II. Jogjakarta : UNJ.
Triya Hidayatiningsih.2011. Polarisasi Cahaya. Semarang : Unessa