SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
LAPORAN BIOFISIKA
POLARIMETER
Dosen Pengampu : Budi Purwanto, M.Si

Disusun oleh:
WAHANA CAHYA WIBAWA

(10315244012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA INTERNASIONAL
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
POLARIMETER
A. TUJUAN
1. Menjelaskan prinsip kerja polarimeter.
2. Mengukur kadar gula dalam suatu larutan gula.

B. DASAR TEORI
Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran
optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan.
Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya
oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat memutar
bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah
getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain.
Cahaya adalah merupakan pelombang elektromagnetik (terdiri dari gelombang
magnetik dan gelombang elektrik/ listrik, yang saling tegak lurus. Jika cahaya kodrati/
alam dan monokromatis (mempunyai panjang gelombang tertentu) memasuki polarisator,
maka salah satu gelombang akan terserap/ hilang.
Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka
beesarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni :
o struktur molekul
o temperatur
o panjang gelombang
o banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan
juga pelarut
Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang dari sumber
cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi
(polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma
terpolarisasi kedua (analizer).
Macam macam polarisasi antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi
akibat pemantulan, dan polarisasi akibat pembiasan ganda.
Polarisasi dengan absorpsi selektif, dengan menggunakan bahan yang akan
melewatkan (meneruskan) gelombang yang vektor medan listriknya sejajar dengan arah
tertentu dan menyerap hampir semua arah polarisasi yang lain.
Polarisasi akibat pemantulan, yaitu jika berkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan
oleh suatu permukaan, berkas cahya terpanyul dapat berupa cahaya tak terpolarisasi,
terpolarisasi sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna.
Jika cahaya yang lolos tadi melalui polarisator yang lain dalam posisi tegak lurus,
maka gelombang yang kedua tadi juga akan hilang. Dengan demikian, jika cahaya masuk
dalam dua polarisator dalam posisi tegak lurus, maka cahaya tersebut akan terdiam/ mati/
gelap.Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan hanya
sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami
pemutaran bidang polarisasi.

Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kearah kiri (levo) dilihat dari pihak
pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa
sebaliknya (dextro). Besar sudut pemutaran bidang polarisasi (ϕ) dapat dinyatakan
sebagai:
D
t

. L .C

dimana :
C
= kosentrasi larutan
L
= panjang kolom larutan
D
= sudut putar jenis larutan optik aktif untuk sinar D natrium padatemperatur t.
t
Untuk larutan gula, sudut putar jenis pada temperatur 20ºC sama dengan
D
= 66,52 cm2 ºC /gram
20
Sedangkan hubungan sudut putar jenis pada temperatur t dengan
dinyatakansebagai :
D
D
{{1-0,000184(t-20)}
t =
20

C. ALAT DAN BAHAN
1. Sepasang polarisator

6. Sumber cahaya (LED)

2. Penyangga

7. Sumber arus

D
20

dapat
3. Tabung tempat larutan

8. Beaker glass

4. Gula pasir halus

9. Batang pengaduk

5. Neraca lengan

D. LANGKAH PERCOBAAN
Skema Percobaan

Keterangan :
A = sumber cahaya
B = polarisator
D

C = analisator
E

A

B

D = zat aktif (bak berisi
larutan gula

C
E = mata pengamat

1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dan menyusunnya seperti pada gambar.
2. Memasukkan air tawar ke dalam silinder.
3. Mengatur penunjuk polarisator B pada posisi 90º.
4. Mengamati melalui analisator dan mengatur ke kanan atau ke kiri sampai cahaya
terlihat gelap dan mencatat besar sudutnya (akan terlihat gelap saat sudut analisator
0º).
5. Membuat larutan gula dengan memasukkan gula 2 gram ke dalam air 150 ml dan
mengaduknya sampai merata.
6. Memasukkan larutan tersebut ke dalam silinder.
7. Mengamati melalui analisator sehingga akan terlihat cahaya terang dan memutar
analisator ke kiriatau ke kanan sampai cahaya kelihatan gelap kembali.
8. Mencatan besar sudut putaran analisator ke kanan atau ke kiri sampai cahaya gelap
kembali.
9. Mengulangi percobaan untuk konsentrasi larutan yang lain dengan kenaikan
konsentrasi yang sama (misal 4 gram, 6 gram, 8 gram,dst dalam 150 ml air) dengan
cara menambahkan gula dalam larutan
E. DATA HASIL PENGAMATAN
No

Konsentrasi gula

Putar

Sudut putar

(gram/ml)

(kanan/kiri)

(0o)

1

0 gram / 150 ml

-

0

2

2 gram / 150 ml

Kanan

5

3

4 gram / 150 ml

Kanan

9

4

6 gram / 150 ml

Kanan

15

5

8 gram / 150 ml

Kanan

20

6

10 gram / 150 ml

Kanan

25

F. ANALISIS DATA
Panjang kolom tabung = 20 cm
Percobaan 1
ϕ

Percobaan 4
D

=

t

ϕ

.L.C

D

=

D
t

.L.C

D

t

t

L .C

L .C

0

15

20 . 0

20 . 40

0

0

0

Percobaan 2
ϕ

0 , 019

800

t

ϕ

.L.C

D

=

D
t

.L.C

D

t

t

L .C

L .C

5

20

20 . 13,33

20 . 53,33

5

0 , 018

20

cm2 ºC /gram

266 , 6

Percobaan 3
ϕ

cm2 ºC /gram

Percobaan 5
D

=

15

cm2 ºC /gram

=

1066 , 6

Percobaan 6
D
t

.L.C

ϕ

=

D
t

.L.C

0 , 019

cm2 ºC /gram
D

D

t

t

L .C

L .C

9

25

20 . 26,67

20 . 66,67

9

0 , 017

25

cm2 ºC /gram

533 , 4

0 , 019

cm2 ºC

1333 , 4

/gram

G. PEMBAHASAN
Kegiatanpraktikum kali inimengenai“Polarimeter” yang di lakukanpaatanggal 2
mei 2013 bertempat di laboratorium IPA. Dimanapraktikum kali inimemiliki tujuan
untuk menjelaskan prinsip kerja polarimeter dan juga mengukur kadar gula dalam suatu
larutan gula. Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam
larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi
cahaya oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat
memutar bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah
pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain.
Larutan gula adalah merupakan zat aktif yang dapat memutar bidang polarisasi.
Berdasarkan prinsip ini yaitu sudut putaran bidang polarisasi akan dapat diketahui besar
kadar gula dalam suatu larutan.

Padapraktikum

kali

inilangkah

yang

di

lakukanpertama

kali

ilehpraktikanadalahmelarutkan gula dengan jumlah tertentu ke dalam air yang volumenya
150 ml. Variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 0 gram/150 ml, 2 gram/150 ml, 4
gram/150

ml,

6

gram/150

ml,

8

gram/150

ml,

dan

10

gram/150

ml.

Dalammelarutkangulainipraktikanmenimbanggulatersebutdenganmenggunakantimbanga
n. Untukmassagula yang di gunakandalampraktikum kali iniadalah 2,4,6,8,dan 10 gram,
kemudian masing-masing gula yang telah ditimbang satu demi satu dilarutkan ke dalam
air dan diaduk hingga larut. Lalu dimasukkan ke dalam tabung polarimeter untuk
selanjutnya diamati melalui analisator. Pengamatan yang dilakukan disertai dengan
menggeser-geser analisator ke kanan atau ke kiri hingga diperoleh posisi paling redup.
Pada percobaan kali ini untuk mendapatkan keadaan gelap sempurna sangat sulit,
sehimgga praktikan menggunakan keadaan yang paling redup.Agar data yang
kitadapatkantidaksubjektif,
makapraktikanmelakukanpengamatandalammenentukankeadaan

yang

paling

redupdengan 3 orang pengamat.Sehingga data yang kami dapatkantidakbersifatsubjektif,
melainkanobjektif.
Berikutadalah data hasilpengamatandalampraktikum kali ini:
No

Konsentrasi gula

Putar

Sudut putar

(gram/ml)

(kanan/kiri)

(0o)

1

0 gram / 150 ml

-

0

2

2 gram / 150 ml

Kanan

5

3

4 gram / 150 ml

Kanan

9

4

6 gram / 150 ml

Kanan

15

5

8 gram / 150 ml

Kanan

20

6

10 gram / 150 ml

Kanan

25

Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami
pemutaran bidang polarisasi.Tampak bahwa pemutaran bidang polarisasi adalah ke arah
kanan

(dextro).

Dapat

di

lihatpada

table.Bahwabesarsudut

bentukkearahkanandimanagarisnormalnyaitusamadenganbesarsudut

0

yang

derajat,

di
pada

percobaansudut yang di dapatkanadalah5, 9,15,20, dan 25. Artinya, sinar yang diteruskan
hanya sebagian. Sedangkan pada percobaan 1tidak membentuk sudut. Artinya tidak ada
sinar yang diteruskan.Data yang diperoleh kemudian diolah untuk ditentukan sudut putar
jenis larutan gula tersebut (

D
t

). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan

persamaan :
D
t

dimana :

. L .C
D
t

C
L

= sudut putar jenis larutan
= kosentrasi larutan
= panjang kolom larutan (20 cm)

Dari persamaan tersebut dapat dicari nilai

D
t

yaitu

L.C

sehingga pada percobaan 1

diperoleh hasil sudut putar jenis larutan gula yaitu 0 cm2 ºC /gram, begitu pula pada
percobaan 2, sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0 ,018 cm2 ºC /gram. Pada percobaan
3 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0,017cm2 ºC /gram. Pada
percobaan 4 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0,019cm2 ºC
/gram.Pada percobaan 5 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu
0,019cm2 ºC /gram Dan yang terakhir, pada percobaan 6 diperoleh hasil bahwa sudut
putar jenis larutan gulanya yaitu 0,019 cm2 ºC /gram.
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa konsentrasi dan jenis larutan
akan mempengaruhi sudut putar tergantung dari besarnya sudut putar jenis larutan
tersebut. Berdasarkan teori, pada saat konsentrasi gula semakin tinggi, maka cahaya yang
terlihat di analisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnyapun menjadi
semakin besar. Ini menandakan larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya.
Selain itu, berdasarkan teori yang diperoleh, perbedaan besarnya sudut putar jenis
polarisasi yakni sebesar 66.52 ocm2/gram. Perbedaan ini disebabkan karena adanya
perbedaan variable control. Nilai putar jenis polarisasi secara teori yakni sebesar 66.52
o

cm2/gram diperoleh pada suhu ruangan 20°C untuk cahaya kuning dari lampu natrium

dengan panjang gelombang

= 5.893 Angstrom, sedangkan pada saat kami melakukan

percobaan, kami tidak melakukan pengukuran suhu ruangan serta tidak menggunakan
lampu natrium, hanya lampu LED.
Selain menentukan besarnya sudut putar jenis larutan gula, praktikan juga dituntut
untuk mengetahui cara kerja polarimeter. Prinsip kerja polarimeter adalah meneruskan
sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator. Larutan gula yang
merupakan larutan optis aktif berfungsi untuk membelokan cahaya yang telah melalui
polarisator. Untuk menemukan sinar yang telah dibelokkan oleh larutan gula, kita
gunakan analisator yang sudutnya dapat diubah-ubah. Besarnya sudut yang ditunjukan
analisator setelah menemukan sinar tersebut yang dinamakan sudut putar. Setiap larutan
mempunyai sudut putar yang berbeda beda tergantung koinsentrasi dan jenis larutannya.

H. KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. Prinsip kerja poilarimeter adalah meneruskan sinar yang mempunyai arah getar yang
sama dengan arah polarisator. Sudut putar jenis bergantung pada konsentrasi dan jenis
larutannya. Semakin pekat konsentrasi larutan maka semakin besar nilai sudut putar
bidang polarisasinya.
2. Kadar gula dalam larutan gula tersebut meliputi 0 gram/ liter, 13,33 gram/ liter, 26,67
gram/ liter, 40 gram/ liter, 53,33 gram/ liter, dan 66,67 gram/ liter.

I.

TUGAS/ PERTANYAAN
1. Grafik hubungan konsentrasi larutan gula dengan sudut putar polarisasi :

Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan Gula
Dengan Sudut Putar Polarisasi

y
80

Sudut Putar
Polarisasi (º)

konsentrasi larutan gula

70

25, 66.67

60
20, 53.33

50
40

konsentrasi gula

15, 40

30

9, 26.67

Linear (konsentrasi
gula)

20
5, 13.33

10
0

0, 0
0

10

20

30

sudut putar polarisasi

x

Konsentrasi Larutan Gula (gram/ 150 ml)

2. Persamaan garisnyay=2.6467x+0.6909 R² = 0.9981

3. Pada percobaan ini tidak dilakukan pengamatan terhadap larutan garam dapur,
sehingga belum dapat diketahui. Namun, berdasarkan teori, garam dapur juga dapat
memutar bidang polarisasi.
4. Kesimpulan dari hasil analisis adalah sudut putar jenis bergantung pada konsentrasi
dan jenis larutannya. Semakin pekat konsentrasi larutan maka semakin besar nilai
sudut putar bidang polarisasinya.
J.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Polarimeter. Diakses dari http://polarimeter.pdf pada Jumat, 22 Maret
2013 pk 16.19 WIB.
Budi Purwanto. 2013. Petunjuk Praktikum Biofisika.Yogyakarta : UNY
Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.
Matsjeh, Sabirin. 1983. Kimia Organik II. Jogjakarta : UNJ.
Triya Hidayatiningsih.2011. Polarisasi Cahaya. Semarang : Unessa

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Refraksi Cahaya
Refraksi CahayaRefraksi Cahaya
Refraksi Cahaya
 
PERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLERPERCOBAAN GEIGER MULLER
PERCOBAAN GEIGER MULLER
 
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
 
Laporan lkm-go-08
Laporan lkm-go-08Laporan lkm-go-08
Laporan lkm-go-08
 
Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)Model inti atom (asti dewi n.)
Model inti atom (asti dewi n.)
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
XRD
XRDXRD
XRD
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasiSpektrofotometri uv vis - instrumentasi
Spektrofotometri uv vis - instrumentasi
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias
 
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambert
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambertlaporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambert
laporan Eksperimen Fisika1 Hukum Beer lambert
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
viskositas bola jatuh
viskositas bola jatuhviskositas bola jatuh
viskositas bola jatuh
 
Rekristalisasi
RekristalisasiRekristalisasi
Rekristalisasi
 

Similar to Laporan praktikum biofisika polarimeter won2

Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
PolarimeterAuliabcd
 
Alat bahan,hasil pengamatan,pembahasan,kesimpulan
Alat bahan,hasil pengamatan,pembahasan,kesimpulanAlat bahan,hasil pengamatan,pembahasan,kesimpulan
Alat bahan,hasil pengamatan,pembahasan,kesimpulanerwinnaruto
 
Refraktori & polarimetri
Refraktori & polarimetriRefraktori & polarimetri
Refraktori & polarimetriNova Lestary
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Laporan praktikum kimia uji Elektrolit
Laporan praktikum kimia uji ElektrolitLaporan praktikum kimia uji Elektrolit
Laporan praktikum kimia uji ElektrolitYunan Malifah
 
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoLap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoRetno AppleLienna
 
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfadoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfisnaaarh
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayafikar zul
 
Analisis instrumen i
Analisis instrumen iAnalisis instrumen i
Analisis instrumen iWahid Wahdi
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didihPT. SASA
 
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optikIPA 2014
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku21 Memento
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phdevirmdhni
 

Similar to Laporan praktikum biofisika polarimeter won2 (20)

O2 zat optis
O2 zat optisO2 zat optis
O2 zat optis
 
Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
Polarimeter
 
Polarimeter
PolarimeterPolarimeter
Polarimeter
 
Fisika gelombang
Fisika gelombangFisika gelombang
Fisika gelombang
 
Alat bahan,hasil pengamatan,pembahasan,kesimpulan
Alat bahan,hasil pengamatan,pembahasan,kesimpulanAlat bahan,hasil pengamatan,pembahasan,kesimpulan
Alat bahan,hasil pengamatan,pembahasan,kesimpulan
 
Refraktori & polarimetri
Refraktori & polarimetriRefraktori & polarimetri
Refraktori & polarimetri
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Laporan praktikum kimia uji Elektrolit
Laporan praktikum kimia uji ElektrolitLaporan praktikum kimia uji Elektrolit
Laporan praktikum kimia uji Elektrolit
 
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoLap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
 
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdfadoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
adoc.pub_jurnal-teknik-kimia-no-2-vol-19-april-2013-page-1.pdf
 
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahayaLaporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
Laporan lengakap percobaan pembiasan cahaya
 
Analisis instrumen i
Analisis instrumen iAnalisis instrumen i
Analisis instrumen i
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
14708251125_Vidya Putri_Instrumentasi dan pengukuran optik
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Makalah kiman
Makalah kimanMakalah kiman
Makalah kiman
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan ph
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani ganiLaporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
Laporan praktikum kimia tri rahmatiani gani
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

Laporan praktikum biofisika polarimeter won2

  • 1. LAPORAN BIOFISIKA POLARIMETER Dosen Pengampu : Budi Purwanto, M.Si Disusun oleh: WAHANA CAHYA WIBAWA (10315244012) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA INTERNASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
  • 2. POLARIMETER A. TUJUAN 1. Menjelaskan prinsip kerja polarimeter. 2. Mengukur kadar gula dalam suatu larutan gula. B. DASAR TEORI Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat memutar bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Cahaya adalah merupakan pelombang elektromagnetik (terdiri dari gelombang magnetik dan gelombang elektrik/ listrik, yang saling tegak lurus. Jika cahaya kodrati/ alam dan monokromatis (mempunyai panjang gelombang tertentu) memasuki polarisator, maka salah satu gelombang akan terserap/ hilang. Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka beesarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni : o struktur molekul o temperatur o panjang gelombang o banyaknya molekul pada jalan cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan juga pelarut Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer). Macam macam polarisasi antara lain, polarisasi dengan absorpsi selektif, polarisasi akibat pemantulan, dan polarisasi akibat pembiasan ganda. Polarisasi dengan absorpsi selektif, dengan menggunakan bahan yang akan melewatkan (meneruskan) gelombang yang vektor medan listriknya sejajar dengan arah tertentu dan menyerap hampir semua arah polarisasi yang lain.
  • 3. Polarisasi akibat pemantulan, yaitu jika berkas cahaya tak terpolarisasi dipantulkan oleh suatu permukaan, berkas cahya terpanyul dapat berupa cahaya tak terpolarisasi, terpolarisasi sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna. Jika cahaya yang lolos tadi melalui polarisator yang lain dalam posisi tegak lurus, maka gelombang yang kedua tadi juga akan hilang. Dengan demikian, jika cahaya masuk dalam dua polarisator dalam posisi tegak lurus, maka cahaya tersebut akan terdiam/ mati/ gelap.Dan bila arahnya membentuk suatu sudut maka sinar yang diteruskan hanya sebagian. Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi. Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kearah kiri (levo) dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro). Besar sudut pemutaran bidang polarisasi (ϕ) dapat dinyatakan sebagai: D t . L .C dimana : C = kosentrasi larutan L = panjang kolom larutan D = sudut putar jenis larutan optik aktif untuk sinar D natrium padatemperatur t. t Untuk larutan gula, sudut putar jenis pada temperatur 20ºC sama dengan D = 66,52 cm2 ºC /gram 20 Sedangkan hubungan sudut putar jenis pada temperatur t dengan dinyatakansebagai : D D {{1-0,000184(t-20)} t = 20 C. ALAT DAN BAHAN 1. Sepasang polarisator 6. Sumber cahaya (LED) 2. Penyangga 7. Sumber arus D 20 dapat
  • 4. 3. Tabung tempat larutan 8. Beaker glass 4. Gula pasir halus 9. Batang pengaduk 5. Neraca lengan D. LANGKAH PERCOBAAN Skema Percobaan Keterangan : A = sumber cahaya B = polarisator D C = analisator E A B D = zat aktif (bak berisi larutan gula C E = mata pengamat 1. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dan menyusunnya seperti pada gambar. 2. Memasukkan air tawar ke dalam silinder. 3. Mengatur penunjuk polarisator B pada posisi 90º. 4. Mengamati melalui analisator dan mengatur ke kanan atau ke kiri sampai cahaya terlihat gelap dan mencatat besar sudutnya (akan terlihat gelap saat sudut analisator 0º). 5. Membuat larutan gula dengan memasukkan gula 2 gram ke dalam air 150 ml dan mengaduknya sampai merata. 6. Memasukkan larutan tersebut ke dalam silinder. 7. Mengamati melalui analisator sehingga akan terlihat cahaya terang dan memutar analisator ke kiriatau ke kanan sampai cahaya kelihatan gelap kembali. 8. Mencatan besar sudut putaran analisator ke kanan atau ke kiri sampai cahaya gelap kembali. 9. Mengulangi percobaan untuk konsentrasi larutan yang lain dengan kenaikan konsentrasi yang sama (misal 4 gram, 6 gram, 8 gram,dst dalam 150 ml air) dengan cara menambahkan gula dalam larutan
  • 5. E. DATA HASIL PENGAMATAN No Konsentrasi gula Putar Sudut putar (gram/ml) (kanan/kiri) (0o) 1 0 gram / 150 ml - 0 2 2 gram / 150 ml Kanan 5 3 4 gram / 150 ml Kanan 9 4 6 gram / 150 ml Kanan 15 5 8 gram / 150 ml Kanan 20 6 10 gram / 150 ml Kanan 25 F. ANALISIS DATA Panjang kolom tabung = 20 cm Percobaan 1 ϕ Percobaan 4 D = t ϕ .L.C D = D t .L.C D t t L .C L .C 0 15 20 . 0 20 . 40 0 0 0 Percobaan 2 ϕ 0 , 019 800 t ϕ .L.C D = D t .L.C D t t L .C L .C 5 20 20 . 13,33 20 . 53,33 5 0 , 018 20 cm2 ºC /gram 266 , 6 Percobaan 3 ϕ cm2 ºC /gram Percobaan 5 D = 15 cm2 ºC /gram = 1066 , 6 Percobaan 6 D t .L.C ϕ = D t .L.C 0 , 019 cm2 ºC /gram
  • 6. D D t t L .C L .C 9 25 20 . 26,67 20 . 66,67 9 0 , 017 25 cm2 ºC /gram 533 , 4 0 , 019 cm2 ºC 1333 , 4 /gram G. PEMBAHASAN Kegiatanpraktikum kali inimengenai“Polarimeter” yang di lakukanpaatanggal 2 mei 2013 bertempat di laboratorium IPA. Dimanapraktikum kali inimemiliki tujuan untuk menjelaskan prinsip kerja polarimeter dan juga mengukur kadar gula dalam suatu larutan gula. Polarimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan. Jadi polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif. Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dpat memutar bidang polarisasi, sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Larutan gula adalah merupakan zat aktif yang dapat memutar bidang polarisasi. Berdasarkan prinsip ini yaitu sudut putaran bidang polarisasi akan dapat diketahui besar kadar gula dalam suatu larutan. Padapraktikum kali inilangkah yang di lakukanpertama kali ilehpraktikanadalahmelarutkan gula dengan jumlah tertentu ke dalam air yang volumenya 150 ml. Variasi konsentrasi yang digunakan yaitu 0 gram/150 ml, 2 gram/150 ml, 4 gram/150 ml, 6 gram/150 ml, 8 gram/150 ml, dan 10 gram/150 ml. Dalammelarutkangulainipraktikanmenimbanggulatersebutdenganmenggunakantimbanga n. Untukmassagula yang di gunakandalampraktikum kali iniadalah 2,4,6,8,dan 10 gram,
  • 7. kemudian masing-masing gula yang telah ditimbang satu demi satu dilarutkan ke dalam air dan diaduk hingga larut. Lalu dimasukkan ke dalam tabung polarimeter untuk selanjutnya diamati melalui analisator. Pengamatan yang dilakukan disertai dengan menggeser-geser analisator ke kanan atau ke kiri hingga diperoleh posisi paling redup. Pada percobaan kali ini untuk mendapatkan keadaan gelap sempurna sangat sulit, sehimgga praktikan menggunakan keadaan yang paling redup.Agar data yang kitadapatkantidaksubjektif, makapraktikanmelakukanpengamatandalammenentukankeadaan yang paling redupdengan 3 orang pengamat.Sehingga data yang kami dapatkantidakbersifatsubjektif, melainkanobjektif. Berikutadalah data hasilpengamatandalampraktikum kali ini: No Konsentrasi gula Putar Sudut putar (gram/ml) (kanan/kiri) (0o) 1 0 gram / 150 ml - 0 2 2 gram / 150 ml Kanan 5 3 4 gram / 150 ml Kanan 9 4 6 gram / 150 ml Kanan 15 5 8 gram / 150 ml Kanan 20 6 10 gram / 150 ml Kanan 25 Sinar terpolarisasi linear yang melalui suatu larutan optik aktif akan mengalami pemutaran bidang polarisasi.Tampak bahwa pemutaran bidang polarisasi adalah ke arah kanan (dextro). Dapat di lihatpada table.Bahwabesarsudut bentukkearahkanandimanagarisnormalnyaitusamadenganbesarsudut 0 yang derajat, di pada percobaansudut yang di dapatkanadalah5, 9,15,20, dan 25. Artinya, sinar yang diteruskan hanya sebagian. Sedangkan pada percobaan 1tidak membentuk sudut. Artinya tidak ada sinar yang diteruskan.Data yang diperoleh kemudian diolah untuk ditentukan sudut putar jenis larutan gula tersebut ( D t ). Perhitungan dilakukan dengan menggunakan persamaan : D t dimana : . L .C
  • 8. D t C L = sudut putar jenis larutan = kosentrasi larutan = panjang kolom larutan (20 cm) Dari persamaan tersebut dapat dicari nilai D t yaitu L.C sehingga pada percobaan 1 diperoleh hasil sudut putar jenis larutan gula yaitu 0 cm2 ºC /gram, begitu pula pada percobaan 2, sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0 ,018 cm2 ºC /gram. Pada percobaan 3 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0,017cm2 ºC /gram. Pada percobaan 4 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0,019cm2 ºC /gram.Pada percobaan 5 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0,019cm2 ºC /gram Dan yang terakhir, pada percobaan 6 diperoleh hasil bahwa sudut putar jenis larutan gulanya yaitu 0,019 cm2 ºC /gram. Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa konsentrasi dan jenis larutan akan mempengaruhi sudut putar tergantung dari besarnya sudut putar jenis larutan tersebut. Berdasarkan teori, pada saat konsentrasi gula semakin tinggi, maka cahaya yang terlihat di analisator menjadi lebih redup. Sehingga sudut putar jenisnyapun menjadi semakin besar. Ini menandakan larutan gula dapat membelokan arah getar cahaya. Selain itu, berdasarkan teori yang diperoleh, perbedaan besarnya sudut putar jenis polarisasi yakni sebesar 66.52 ocm2/gram. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan variable control. Nilai putar jenis polarisasi secara teori yakni sebesar 66.52 o cm2/gram diperoleh pada suhu ruangan 20°C untuk cahaya kuning dari lampu natrium dengan panjang gelombang = 5.893 Angstrom, sedangkan pada saat kami melakukan percobaan, kami tidak melakukan pengukuran suhu ruangan serta tidak menggunakan lampu natrium, hanya lampu LED. Selain menentukan besarnya sudut putar jenis larutan gula, praktikan juga dituntut untuk mengetahui cara kerja polarimeter. Prinsip kerja polarimeter adalah meneruskan sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator. Larutan gula yang merupakan larutan optis aktif berfungsi untuk membelokan cahaya yang telah melalui polarisator. Untuk menemukan sinar yang telah dibelokkan oleh larutan gula, kita gunakan analisator yang sudutnya dapat diubah-ubah. Besarnya sudut yang ditunjukan analisator setelah menemukan sinar tersebut yang dinamakan sudut putar. Setiap larutan mempunyai sudut putar yang berbeda beda tergantung koinsentrasi dan jenis larutannya. H. KESIMPULAN
  • 9. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa : 1. Prinsip kerja poilarimeter adalah meneruskan sinar yang mempunyai arah getar yang sama dengan arah polarisator. Sudut putar jenis bergantung pada konsentrasi dan jenis larutannya. Semakin pekat konsentrasi larutan maka semakin besar nilai sudut putar bidang polarisasinya. 2. Kadar gula dalam larutan gula tersebut meliputi 0 gram/ liter, 13,33 gram/ liter, 26,67 gram/ liter, 40 gram/ liter, 53,33 gram/ liter, dan 66,67 gram/ liter. I. TUGAS/ PERTANYAAN 1. Grafik hubungan konsentrasi larutan gula dengan sudut putar polarisasi : Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan Gula Dengan Sudut Putar Polarisasi y 80 Sudut Putar Polarisasi (º) konsentrasi larutan gula 70 25, 66.67 60 20, 53.33 50 40 konsentrasi gula 15, 40 30 9, 26.67 Linear (konsentrasi gula) 20 5, 13.33 10 0 0, 0 0 10 20 30 sudut putar polarisasi x Konsentrasi Larutan Gula (gram/ 150 ml) 2. Persamaan garisnyay=2.6467x+0.6909 R² = 0.9981 3. Pada percobaan ini tidak dilakukan pengamatan terhadap larutan garam dapur, sehingga belum dapat diketahui. Namun, berdasarkan teori, garam dapur juga dapat memutar bidang polarisasi. 4. Kesimpulan dari hasil analisis adalah sudut putar jenis bergantung pada konsentrasi dan jenis larutannya. Semakin pekat konsentrasi larutan maka semakin besar nilai sudut putar bidang polarisasinya.
  • 10. J. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Polarimeter. Diakses dari http://polarimeter.pdf pada Jumat, 22 Maret 2013 pk 16.19 WIB. Budi Purwanto. 2013. Petunjuk Praktikum Biofisika.Yogyakarta : UNY Khopkar, S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press. Matsjeh, Sabirin. 1983. Kimia Organik II. Jogjakarta : UNJ. Triya Hidayatiningsih.2011. Polarisasi Cahaya. Semarang : Unessa