SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Nama : Ketut Setianingsih
NIM : 2207011973
PENDIDIKAN INKLUSI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA DAN SENI
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2023
Definisi dan Jenis Kebutuhan Khusus
Penggunaan istilah “luar biasa”
masih menimbulkan perbedaan
persepsi di kalangan pendidik
sendiri, Mulyono Abdulrachman
(2000)
Untuk itu penting memahami
berbagai istilah yang terkait
dengan pendidikan khusus dan
dapat mengidentifikasi jenis-jenis
kebutuhan khusus
1) Definisi Berbagai Istilah
2) Klasifikasi Anak Dengan Kebutuhan
Khusus
A. Definisi Berbagai Istilah
Beberapa istilah yang pernah digunakan di Indonesia:
pendidikan luar biasa,
1) anak luar biasa,
2) keluarbiasaan,
3) pendidikan khusus,
4) kebutuhan khusus,
5) anak berkebutuhan khusus
istilah-istilah dalam bahasa Inggris, seperti:
1) impairment,
2) exceptional children,
3) disability,
4) disorder.
Memperkaya wawasan
tentang pendidikan
khusus.
Anak Luar Biasa (ALB)
1) anak luar biasa digunakan sebelum UU No.20/2003
tentang Sisdiknas; pendidikan bagi anak-anak ini
disebut: Pendidikan Luar Biasa (PLB).
2) Keluarbiasaan, merupakan kata benda yang berasal dari
kata sifat luar biasa, yang dapat disejajarkan dengan kata
exceptional dalam bahasa Inggris. Anak luar biasa
(ALB) adalah anak yang mempunyai sesuatu yang luar
biasa yang secara signifikan membedakannya dengan
anak- anak seusia pada umumnya (posistif-negatif).
Oleh karena itu, anak luar biasa (ALB) adalah anak-
anak yang mempunyai kekurangan dan yang
mempunyai kelebihan.
Dalam PP No. 17/2010
tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan
Pendidikan, anak luar
biasa disebut sebagai
peserta didik berkelainan
Pendidikan Khusus
Istilah Pendidikan Khusus: sejak berlakunya UU No. 20/2003
tentang Sisdiknas, Pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.
Istilah anak luar biasa dan keluarbiasaan tidak dipakai lagi, tetapi
diganti dengan istilah peserta didik berkelainan (PP No. 17/2010,
Pasal 29).
Kebutuhan Khusus
Kebutuhan khusus: sebagai kebutuhan khas setiap
anak terkait dengan kondisi fisik, emosional,
mental, sosial, dan/atau kecerdasan atau bakat
istimewa yang dimilikinya.
Misalnya,anak tuna rungu akan terbantu dalam
pembelajaran dengan lebih banyak berinteraksi
melalui penglihatan. Anak dengan kecerdasan atau
bakat istimewa akan terbantu dalam proses
pembelajaran jika materi diperkaya.
Kebutuhan khusus
berfungsi mengembangkan
potensi anak secara
optimal.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 Anak berkebutuhan khusus, dalam bahasa Inggris
disebut sebagai special need children atau special
need students atau child with special needs.
 Istilah Anak Luar Biasa (ALB) menjadi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK),
 keluarbiasaan diganti dengan kelainan.
 UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, anak
berkebutuhan khusus: anak yang karena kondisi fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
kecerdasan atau bakat istimewa memerlukan bantuan
khusus dalam pembelajaran
Perubahan istilah
adalah untuk
menekankan sisi
positif dari anak-
anak, mnghindari
sisi negatif anak.
Sekolah Luar Biasa (SLB)
 istilah Sekolah Luar Biasa (SLB) masih tetap digunakan dalam perundang-
undangan, seperti PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal
35 dan PP No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
Pasal 133, yaitu
 Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB),
 Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),
 Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan
 Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN
KEBUTUHAN KHUSUS
Kategori anak/ peserta didik dengan kelainan atau kebutuhan
khusus berdasarkan jenis penyimpangan, menurut Mulyono
Abdulrachman (2000) dibuat untuk keperluan pembelajaran.
Kategori tersebut adalah sebagai berikut:
B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN
KEBUTUHAN KHUSUS
1) Kelompok yang mengalami penyimpangan atau kelainan dalam bidang
intelektual, terdiri dari anak yang luar biasa cerdas (intellectually superior) dan
anak yang tingkat kecerdasannya rendah atau tunagrahita.
2) Kelompok yang mengalami penyimpangan atau keluarbiasaan yang terjadi
karena hambatan sensoris atau indra, terdiri dari anak tunanetra dan tunarungu.
3) Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan komunikasi.
4) Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, yang terdiri dari anak
tunalaras dan penyandang gangguan emosi, termasuk autis.
5) Kelompok anak yang mempunyai keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau
berat dan sering disebut sebagai tunaganda.
B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN
KEBUTUHAN KHUSUS
PP No. 17/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Pasal 129, ayat 3
menetapkan 12 jenis peserta didik berkelainan, yaitu: tunanetra, tunarungu, tunawicara,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, autis, memiliki gangguan motorik, menjadi
korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain, serta yang memiliki
kelainan lain.
Di samping itu, disebutkan juga kelainan yang merupakan gabungan dari dua atau lebih jenis
kelainan. Di dalam kelompok peserta didik berkelainan ini tidak dimasukkan anak berbakat,
padahal dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, kelompok peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa termasuk dalam kelompok yang memerlukan pendidikan khusus.
Oleh karena di sekolah dasar biasa sangat mungkin terdapat anak-anak dengan potensi kecerdasan
atau bakat istimewa, dalam modul ini, kelompok anak berbakat dikaji sebagai salah satu kelompok
yang juga memiliki kebutuhan khusus.
B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN
KEBUTUHAN KHUSUS
PP No. 17/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Pasal 129, ayat 3
menetapkan 12 jenis peserta didik berkelainan, yaitu: tunanetra, tunarungu, tunawicara,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, autis, memiliki gangguan motorik, menjadi
korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain, serta yang memiliki
kelainan lain.
Di samping itu, disebutkan juga kelainan yang merupakan gabungan dari dua atau lebih jenis
kelainan. Di dalam kelompok peserta didik berkelainan ini tidak dimasukkan anak berbakat,
padahal dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, kelompok peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa termasuk dalam kelompok yang memerlukan pendidikan khusus.
Oleh karena di sekolah dasar biasa sangat mungkin terdapat anak-anak dengan potensi kecerdasan
atau bakat istimewa, dalam modul ini, kelompok anak berbakat dikaji sebagai salah satu kelompok
yang juga memiliki kebutuhan khusus.
B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN
KEBUTUHAN KHUSUS
Dilihat dari arah penyimpangan, jenis kebutuhan khusus dapat
dibagi menjadi dua kategori, yaitu
1) kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi di atas normal,
yaitu melebihi batas normal dalam bidang kemampuan,
disebut juga sebagai anak berbakat atau gifted and talented
person.
2) kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi di bawah
normal.
B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN
KEBUTUHAN KHUSUS
Dilihat dari arah penyimpangan, jenis kebutuhan khusus dapat dibagi menjadi dua kategori,
yaitu
1) kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi di atas normal, yaitu melebihi batas normal
dalam bidang kemampuan, disebut juga sebagai anak berbakat atau gifted and talented
person.
2) kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi di bawah normal, dengan kondisi sangat
beragam. (1) tunanetra: kurang penglihatan, (2) tunarungu: mengalami gangguan
pendengaran, (3) gangguan komunikasi: gangguan bicara dan gangguan bahasa, (4)
tunagrahita: cacat mental adalah kemampuan mental yang berada di bawah normal, (5)
tunadaksa: cacat fisik., (6) tunalaras: gangguan emosi, (7) berkesulitan belajar: tidak
mampu mencapai prestasi yang seharusnya karena mendapat kesulitan belajar, dan (8)
tunaganda: menyandang lebih dari satu jenis kelainan.

More Related Content

Similar to Klasifikasi Anak Dengan Kebutuhan Khusus

Persentasi metode penelitian
Persentasi metode penelitianPersentasi metode penelitian
Persentasi metode penelitianagus elpin
 
Definisi anak berkebutuhan khusus
Definisi anak berkebutuhan khususDefinisi anak berkebutuhan khusus
Definisi anak berkebutuhan khususZeffy Akmal
 
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umumPenelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umumiwan Alit
 
Peran pengasuhan orangtua anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas olahraga ...
Peran pengasuhan orangtua  anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas olahraga ...Peran pengasuhan orangtua  anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas olahraga ...
Peran pengasuhan orangtua anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas olahraga ...Yudi Kurniawan
 
4_bab1.pdf
4_bab1.pdf4_bab1.pdf
4_bab1.pdfphpqnz
 
Materi pengayaan pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus sesi 1 (DWITYA...
Materi pengayaan pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus sesi 1 (DWITYA...Materi pengayaan pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus sesi 1 (DWITYA...
Materi pengayaan pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus sesi 1 (DWITYA...Dwitya Sobat Ady Dharma
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2Muhammad Hamdani
 
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasibinahongmemo
 
KONSEP DASAR ANAK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN.pptx
KONSEP DASAR ANAK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN.pptxKONSEP DASAR ANAK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN.pptx
KONSEP DASAR ANAK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN.pptxAdam Superman
 
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptxModul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptxNyobaEmpat
 
TT1 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT1 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfAyu Imtyas Rusdiansyah
 
laporan obser1.docx
laporan obser1.docxlaporan obser1.docx
laporan obser1.docxzain616758
 
Makalah konsep dasar ABK
Makalah konsep dasar ABKMakalah konsep dasar ABK
Makalah konsep dasar ABKUNESA
 
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docxpendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docxFisyaAlisyah
 

Similar to Klasifikasi Anak Dengan Kebutuhan Khusus (20)

Persentasi metode penelitian
Persentasi metode penelitianPersentasi metode penelitian
Persentasi metode penelitian
 
Definisi anak berkebutuhan khusus
Definisi anak berkebutuhan khususDefinisi anak berkebutuhan khusus
Definisi anak berkebutuhan khusus
 
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umumPenelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
Penelitian identifikasi-dan-sosialisasi-anak-berkebutuhan-khusus-di-sekolah-umum
 
Artikel konseptual abk
Artikel konseptual abkArtikel konseptual abk
Artikel konseptual abk
 
Peran pengasuhan orangtua anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas olahraga ...
Peran pengasuhan orangtua  anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas olahraga ...Peran pengasuhan orangtua  anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas olahraga ...
Peran pengasuhan orangtua anak berkebutuhan khusus dalam aktivitas olahraga ...
 
4_bab1.pdf
4_bab1.pdf4_bab1.pdf
4_bab1.pdf
 
Ina-1.pptx
Ina-1.pptxIna-1.pptx
Ina-1.pptx
 
Materi pengayaan pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus sesi 1 (DWITYA...
Materi pengayaan pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus sesi 1 (DWITYA...Materi pengayaan pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus sesi 1 (DWITYA...
Materi pengayaan pengantar pendidikan anak berkebutuhan khusus sesi 1 (DWITYA...
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2Makalah Perbedaan individu dalam  belajar 2
Makalah Perbedaan individu dalam belajar 2
 
Komitmen guru
Komitmen guruKomitmen guru
Komitmen guru
 
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
523013580 Pp Abk Fisik Kelompok untuk presentasi
 
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docxTugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
Tugas Makalah Instika Annuqayah Guluk- Guluk .docx
 
Assignment PKU
Assignment PKUAssignment PKU
Assignment PKU
 
KONSEP DASAR ANAK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN.pptx
KONSEP DASAR ANAK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN.pptxKONSEP DASAR ANAK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN.pptx
KONSEP DASAR ANAK DENGAN HAMBATAN PENGLIHATAN.pptx
 
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptxModul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
Modul 1 & 2 Kelompok 1.pptx
 
TT1 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT1 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 ABK_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 
TT1 ABK.docx
TT1 ABK.docxTT1 ABK.docx
TT1 ABK.docx
 
laporan obser1.docx
laporan obser1.docxlaporan obser1.docx
laporan obser1.docx
 
Makalah konsep dasar ABK
Makalah konsep dasar ABKMakalah konsep dasar ABK
Makalah konsep dasar ABK
 
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docxpendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
pendidikan anak berkebutuhan khusus.docx
 

More from vaprakeswara

Pengertian Pendidikan Inklusi-Ketut Setianingsih.pdf
Pengertian Pendidikan Inklusi-Ketut Setianingsih.pdfPengertian Pendidikan Inklusi-Ketut Setianingsih.pdf
Pengertian Pendidikan Inklusi-Ketut Setianingsih.pdfvaprakeswara
 
Siwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanaSiwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanavaprakeswara
 
Siwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanaSiwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanavaprakeswara
 
Siwa nirmala VS niskalanko narayana
Siwa nirmala VS niskalanko narayanaSiwa nirmala VS niskalanko narayana
Siwa nirmala VS niskalanko narayanavaprakeswara
 
Siwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanaSiwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanavaprakeswara
 

More from vaprakeswara (8)

Pengertian Pendidikan Inklusi-Ketut Setianingsih.pdf
Pengertian Pendidikan Inklusi-Ketut Setianingsih.pdfPengertian Pendidikan Inklusi-Ketut Setianingsih.pdf
Pengertian Pendidikan Inklusi-Ketut Setianingsih.pdf
 
Abhyasa yoga
Abhyasa yogaAbhyasa yoga
Abhyasa yoga
 
Yoga dan bhakti
Yoga dan bhaktiYoga dan bhakti
Yoga dan bhakti
 
Siwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanaSiwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayana
 
Siwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanaSiwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayana
 
Awighnam astu
Awighnam astuAwighnam astu
Awighnam astu
 
Siwa nirmala VS niskalanko narayana
Siwa nirmala VS niskalanko narayanaSiwa nirmala VS niskalanko narayana
Siwa nirmala VS niskalanko narayana
 
Siwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayanaSiwa nirmala niskalanko narayana
Siwa nirmala niskalanko narayana
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

Klasifikasi Anak Dengan Kebutuhan Khusus

  • 1. Nama : Ketut Setianingsih NIM : 2207011973 PENDIDIKAN INKLUSI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA DAN SENI UNIVERSITAS HINDU INDONESIA DENPASAR 2023
  • 2. Definisi dan Jenis Kebutuhan Khusus Penggunaan istilah “luar biasa” masih menimbulkan perbedaan persepsi di kalangan pendidik sendiri, Mulyono Abdulrachman (2000) Untuk itu penting memahami berbagai istilah yang terkait dengan pendidikan khusus dan dapat mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan khusus 1) Definisi Berbagai Istilah 2) Klasifikasi Anak Dengan Kebutuhan Khusus
  • 3. A. Definisi Berbagai Istilah Beberapa istilah yang pernah digunakan di Indonesia: pendidikan luar biasa, 1) anak luar biasa, 2) keluarbiasaan, 3) pendidikan khusus, 4) kebutuhan khusus, 5) anak berkebutuhan khusus istilah-istilah dalam bahasa Inggris, seperti: 1) impairment, 2) exceptional children, 3) disability, 4) disorder. Memperkaya wawasan tentang pendidikan khusus.
  • 4. Anak Luar Biasa (ALB) 1) anak luar biasa digunakan sebelum UU No.20/2003 tentang Sisdiknas; pendidikan bagi anak-anak ini disebut: Pendidikan Luar Biasa (PLB). 2) Keluarbiasaan, merupakan kata benda yang berasal dari kata sifat luar biasa, yang dapat disejajarkan dengan kata exceptional dalam bahasa Inggris. Anak luar biasa (ALB) adalah anak yang mempunyai sesuatu yang luar biasa yang secara signifikan membedakannya dengan anak- anak seusia pada umumnya (posistif-negatif). Oleh karena itu, anak luar biasa (ALB) adalah anak- anak yang mempunyai kekurangan dan yang mempunyai kelebihan. Dalam PP No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, anak luar biasa disebut sebagai peserta didik berkelainan
  • 5. Pendidikan Khusus Istilah Pendidikan Khusus: sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Istilah anak luar biasa dan keluarbiasaan tidak dipakai lagi, tetapi diganti dengan istilah peserta didik berkelainan (PP No. 17/2010, Pasal 29).
  • 6. Kebutuhan Khusus Kebutuhan khusus: sebagai kebutuhan khas setiap anak terkait dengan kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau kecerdasan atau bakat istimewa yang dimilikinya. Misalnya,anak tuna rungu akan terbantu dalam pembelajaran dengan lebih banyak berinteraksi melalui penglihatan. Anak dengan kecerdasan atau bakat istimewa akan terbantu dalam proses pembelajaran jika materi diperkaya. Kebutuhan khusus berfungsi mengembangkan potensi anak secara optimal.
  • 7. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)  Anak berkebutuhan khusus, dalam bahasa Inggris disebut sebagai special need children atau special need students atau child with special needs.  Istilah Anak Luar Biasa (ALB) menjadi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),  keluarbiasaan diganti dengan kelainan.  UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, anak berkebutuhan khusus: anak yang karena kondisi fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki kecerdasan atau bakat istimewa memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran Perubahan istilah adalah untuk menekankan sisi positif dari anak- anak, mnghindari sisi negatif anak.
  • 8. Sekolah Luar Biasa (SLB)  istilah Sekolah Luar Biasa (SLB) masih tetap digunakan dalam perundang- undangan, seperti PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 35 dan PP No. 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 133, yaitu  Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB),  Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),  Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan  Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).
  • 9. B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS Kategori anak/ peserta didik dengan kelainan atau kebutuhan khusus berdasarkan jenis penyimpangan, menurut Mulyono Abdulrachman (2000) dibuat untuk keperluan pembelajaran. Kategori tersebut adalah sebagai berikut:
  • 10. B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS 1) Kelompok yang mengalami penyimpangan atau kelainan dalam bidang intelektual, terdiri dari anak yang luar biasa cerdas (intellectually superior) dan anak yang tingkat kecerdasannya rendah atau tunagrahita. 2) Kelompok yang mengalami penyimpangan atau keluarbiasaan yang terjadi karena hambatan sensoris atau indra, terdiri dari anak tunanetra dan tunarungu. 3) Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan komunikasi. 4) Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, yang terdiri dari anak tunalaras dan penyandang gangguan emosi, termasuk autis. 5) Kelompok anak yang mempunyai keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau berat dan sering disebut sebagai tunaganda.
  • 11. B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS PP No. 17/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Pasal 129, ayat 3 menetapkan 12 jenis peserta didik berkelainan, yaitu: tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, autis, memiliki gangguan motorik, menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain, serta yang memiliki kelainan lain. Di samping itu, disebutkan juga kelainan yang merupakan gabungan dari dua atau lebih jenis kelainan. Di dalam kelompok peserta didik berkelainan ini tidak dimasukkan anak berbakat, padahal dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, kelompok peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa termasuk dalam kelompok yang memerlukan pendidikan khusus. Oleh karena di sekolah dasar biasa sangat mungkin terdapat anak-anak dengan potensi kecerdasan atau bakat istimewa, dalam modul ini, kelompok anak berbakat dikaji sebagai salah satu kelompok yang juga memiliki kebutuhan khusus.
  • 12. B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS PP No. 17/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Pasal 129, ayat 3 menetapkan 12 jenis peserta didik berkelainan, yaitu: tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, autis, memiliki gangguan motorik, menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain, serta yang memiliki kelainan lain. Di samping itu, disebutkan juga kelainan yang merupakan gabungan dari dua atau lebih jenis kelainan. Di dalam kelompok peserta didik berkelainan ini tidak dimasukkan anak berbakat, padahal dalam UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, kelompok peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa termasuk dalam kelompok yang memerlukan pendidikan khusus. Oleh karena di sekolah dasar biasa sangat mungkin terdapat anak-anak dengan potensi kecerdasan atau bakat istimewa, dalam modul ini, kelompok anak berbakat dikaji sebagai salah satu kelompok yang juga memiliki kebutuhan khusus.
  • 13. B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS Dilihat dari arah penyimpangan, jenis kebutuhan khusus dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu 1) kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi di atas normal, yaitu melebihi batas normal dalam bidang kemampuan, disebut juga sebagai anak berbakat atau gifted and talented person. 2) kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi di bawah normal.
  • 14. B. KLASIFIKASI ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS Dilihat dari arah penyimpangan, jenis kebutuhan khusus dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu 1) kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi di atas normal, yaitu melebihi batas normal dalam bidang kemampuan, disebut juga sebagai anak berbakat atau gifted and talented person. 2) kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi di bawah normal, dengan kondisi sangat beragam. (1) tunanetra: kurang penglihatan, (2) tunarungu: mengalami gangguan pendengaran, (3) gangguan komunikasi: gangguan bicara dan gangguan bahasa, (4) tunagrahita: cacat mental adalah kemampuan mental yang berada di bawah normal, (5) tunadaksa: cacat fisik., (6) tunalaras: gangguan emosi, (7) berkesulitan belajar: tidak mampu mencapai prestasi yang seharusnya karena mendapat kesulitan belajar, dan (8) tunaganda: menyandang lebih dari satu jenis kelainan.