Strategi advokasi kebijakan mencakup teknik lobi, akuisisi, koalisi, kooptasi, dan mengubah panggung pertempuran. Teknik ini harus sesuai dengan norma hukum dan hak orang lain.
4. Strategi Advokasi Kebijakan - 1
Teknik
Lobi
•Pengaruhi lawan dan kawan yang paling strategis sebelum pembicaraan dimulai, dan pastikan
ia memberikan komitmen dukungan kepada kita
Teknik
Akuisisi
•Ambil alih konsep lawan dan masukkan sebagai salah satu bagian dari konsep kita
Koalisi/
Merger
•Gabungkan konsep-konsep yang ada menjadi satu konsep
Kooptasi
•Naikkan konsep lawan menjadi konsep yang lebih tinggi namun tidak dapat mengatur konsep
(kita) yang berposisi lebih rendah
Down
grade
•Turunkan konsep lawan sehingga berada di bawah konsep kita, namun konsepnya “diatur”
oleh konsep kita
Sumber : Nugroho (2014: 586)
5. Strategi Advokasi Kebijakan - 2
Alihkan
Perhatian
•Pindahkan perhatian lawan ke konsep yang lain, sehingga meninggalkan arena pertempuran
dengan kita, karena masuk ke arena konsep yang lain
Batasi
Waktu
•Buatlah deadline sedemikian rupa sehingga lawan tidak bisa berkutik karena kehabisan waktu
berpikir.
Ulur
Waktu
•Buatlah waktunya mulur sedemikian rupa sehingga kita mempunyai waktu mempersiapkan
diri, dan sekaligus mengupayakan agar lawan menjadi lengah.
Teknis
•Masuklah ke dimensi yang semakin teknis yang Anda kuasai, sehingga lawan tidak mampu
melawan kompetensi Anda
Mengubah
Panggung
•Rubah atau pindahkanlah panggung pertempuran ke panggung yang berbeda yang kita kuasai
Sumber : Nugroho (2014: 586)
6. Strategi Advokasi Kebijakan - 3
Ganti
Pemain
•Gantilah pemain Anda dengan pemain yang lebih mampu “mengatur” lawan
Butakan
Lawan
•Berilah lawan informasi yang banyak namun menyesatkan yang dapat membuatnya ragu-ragu
akan keputusannya sendiri.
Pecah
Lawan
•Strateginya amat klasik, devide et impera.
Jalur
Logistik
•Contoh Kasus : Sultan Agung tidak pernah berhasil mengalahkan VOC karena jalur logistiknya
dari Demak ke Batavia diputus oleh Belanda di kawasan Jawa bagian barat
Keluar
Arena
•Pilihan ini diambil dalam bentuk mengundurkan diri, bisa selamanya, bisa sementara, untuk
mencari taktik yang lebih efektif.
Sumber : Nugroho (2014: 586)
7. Catatan
a) Penggunaan teknik dalam advokasi harus
tetap dalam lingkaran norma hukum dan
memperhatikan hak-hak orang lain yang
harus dijaga
a) Penyuapan, pemerasan, menghalalkan
segala cara dan semacamnya merupakan
contoh tindakan yang harus dihindari
oleh siapa pun, tidak terkecuali Analis
Kebijakan
8. Referensi
• Abercrombie, Nicholas, Hill Stephen, and Turner, Bryan S. 1988. Dictionary of Sociology. London:
Penguin Books.
• Agustino, Leo. 2006. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfa Beta.
• Dahl, Robert A. 2001. Perihal Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
• Islamy, M. Irfan. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
• Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan Publik Untuk Negara-negara Berkembang. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
• Nugroho, Riant. 2014. Public Policy: Teori, Manajemen, Dinamika, Analisis, Konvergensi, dan Kimia
Kebijakan. Jakarta: Elex Media Computindo.
• Parson, Wayne. 2006. Public Policy ; Pengantar Teori dan praktik Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
• Roem Topatimasang, Mansour Fakih, Toto Rahardjo. 2000. Merubah Kebijakan Publik.
• Suharto, Edi. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfa Beta. Wahab, Solichin A. 2005. Analisis
Kebijaksanaan ; dari Formulasi ke
• Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.