5, Wira Usaha, Tri Sutopo, Hapzi Ali, Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerce, Universitas Mercu Buana, 2018
1. 2018
1
Kewirausahaan 1 Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E-
Commerce
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
S1 Manajemen
TUGAS
Pertemuan ke 5
Disusun Oleh:
Tri Sutopo (43116120357)
Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah
Kewirausahaan 1
Semester Gasal 2018
2. 2018
2
Kewirausahaan 1 Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E-
Commerce
Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E- Commerce
1.Bisnis Konvensional
a. Pengertian Bisnis Konvensional
Menurut Bunjamin (2015), Bisnis Konvensional atau yang lebih sering dikenal dengan bisnis
offline adalah kegiatan atau transaksi jual-beli yang dilakukan secara langsung, bertatap
muka antara penjual dengan pembeli.
b. Konsep Bisnis Konvensional
Kesepakatan antara dua belah pihak untuk memperoleh keuntungan bersifat
umum dalam pelaksanannya.
Kebutuhan tidak terbatas, selama ada permintaan, maka bisnis konvensional akan
menyediakan permintaan tersebut tanpa memikirkan dampak
kedepannya.(Wulandari, 2015)
Persaingan berada disekitar lokasi usaha (Evans,2017)
Rekan kerja umumnya terdiri dari para ahli dan orang – orang yang terlibat
langsung dengan proses usaha.(Evans,2017)
c. Kelebihan Bisnis Konvensional (Bunjamin,2015)
Pembeli langsung dapat melihat produk yang akan dibeli sehingga pembeli tidak
merasa ragu akan produk yang akan dibeli, pembeli juga dapat memilih
produknya sendiri.
Umumnya bisnis konvensional memiliki tempat atau kios sendiri sehingga
pembeli dapat mengunjungi kios dan dapat secara langsung bertemu dnengan
penjual.
Memiliki banyak stok sehingga apabila sewaktu-waktu pembeli ingin membeli
produk, mereka tidak perlu waktu yang lama untuk mendapatkan produk tersebut
Terjamin, karena selain dapat melihat barang secara langsung, pembeli juga dapat
mengetahui penjual secara langsung (face to face), sehingga tindakan penipuan
minim terjadi.
3. 2018
3
Kewirausahaan 1 Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E-
Commerce
d. Kekurangan Bisnis Konvensional (Bunjamin, 2015)
Lingkup pemasarannya terbatas, jika ingin memperluas lingkup pemasaran, maka
harus membuka cabang di berbagai daerah.
Membutuhkan modal yang cukup besar karena biasanya bisnis konvensional
memerlukan tempat untuk memasarkan produknya.
Memerlukan banyak stok, ini juga berpengaruh terhadap modal yang dikeluarkan
sehingga modal menjadi bertambah.
Apabila pembeli ingin membeli barang, maka harus pergi ke toko tempat
dijualnya barang tersebut.
2. E-Commerce (Bahtiar)
a. Pengertian
E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapat melakukan
Transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara
online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang
dapat menyediakan layanan ―get and deliver―.
b. Proses yang terdapat dalam E-Commerce :
Presentasi electronis (Pembuatan Website) untuk produk dan layanan
Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
Secar otomatis account pelanggan dapat secara aman (baik nomor rekening maupun
nomor kartu kredit)
Pembayaran yang dilakukan secara langsung (online) dan penanganan transaksi.
c. Jenis – jenis E- Commerce
Business to Business (B2B)
Business to Business e-Commerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data
Interchange
Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer e-Commerce memiliki mekanisme untuk mendekati consumer.
· Perdagangan Kolabratif (collaborative commerce).
4. 2018
4
Kewirausahaan 1 Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E-
Commerce
Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis do sepanjang rantai
pasokan. e-Consumen to consumen (C2C) Di sebut juga sebagai pelanggan ke palanggan
yaitu orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain.
Comsumen to Business (C2B).
Kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk
menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen
· Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)
Dalam situasi ini perusahaan menggunakan ecommerce secara internal untuk memperbaiki
operasinya.
Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen—G2C)
Penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara khusus untuk
mengirimkan informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas
pemerintah, serta mereka yang bekerja di sektor publik.
Perdagangan Mobile(mobile commerce—m-commerce).
Ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti menggunakan telepon
selluler berbelanja.
d. Prinsip 4C dalam menjalankan E-Commerce (Pradana,2015)
Connection (Koneksi)
Creation (Penciptaan)
Consumption (Konsumsi)
Control (Pengendalian )
Prinsip-prinsip ini dapat memotivasi konsumen yang mengarah pada return of investment
(ROI) perusahaan, yang diukur dengan partisipasi aktif seperti feedback atau review
konsumen, dan share atau merekomendasikan kepada pengguna lain.
5. 2018
5
Kewirausahaan 1 Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E-
Commerce
3. Waralaba
a. Definisi
· Franchising menurut versi pemerintah Indonesia dalam Rusli adalah perikatan dimana
salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan
intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu
imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka
penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
Dalam pasal 27 huruf a UU No.9 k o n s t r i b u s i n y a s e s u a i d e n g a n tahun
1995, pola waralaba atau kesepakatan yang dituangkan dalam franchise diartikan sebagai
"Waralaba atau franchise adalah menyediakan tenaga ahli peralatan, hubungan kemitraan
yang didalamnya training sedangkan pihak penerima pemberi waralaba (franchisor) dapat
memberikan kontribusi berupa memberikan hak penggunaan lisensi, penyediaan tenaga untuk
mengikuti merek dagang dan saluran distribusi pelatihan, biaya akomodasi bagi peserta
perusahaannya kepada penerima dan sebagainya. waralaba (franchise) dengan disertai.
b. Menurut Martin D.Fern dalam Hastuti (2006), 4 aspek unsur Franchise :
Pemberian hak berusaha dalam bisnis tertentu.
Lisensi untuk menggunakan tanda pengenal usaha, biasanya suatu merk dagang atau
merk jasa yang akan menjadi cirri pengenal dari bisnis franchise.
Lisensi untuk menggunakan rencana pemasaran dan bantuan yang luas oleh
franchise kepada franchise.
Pembayaran oleh franchise kepada franchisor berupa sesuatu yang bernilai bagi
harga borongan atas barang yang terjual.
c. Dasar Hukum Franchise (Andini, 2015)
· Terdapat dalam PP No.42 Tahun 2007 pasal 16 (1) disebutkan bahwa
―Menteri,Gubernur,BUPATI/WALIkota sesuai kewenangannya masing-masing dapat
mengenakan sanki administrasi bagi pemberi waralaba dan penerima waralaba yang
melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8,10 dan 11.‖
6. 2018
6
Kewirausahaan 1 Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E-
Commerce
· Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 31/M-DAG/PER/8/2008
tentang penyelenggaraan waralaba pasal 2,3,4,5,6,7,8,9,10.
· Perjanjian sebagai dasar hukum KUH Perdata pasal 1338 (1), 1233 s/d 1456 KUH
Perdata; para pihak bebas melakukan apapun sepanjang tidak bertentangan dengan hukum
yang berlaku, kebiasan, kesopanan atau hal-hal lain yang berhubungan dengan ketertiban
umum, juga tentang syarat-syarat sahnya perjanjian dsb.
· Hukum keagenan sebagai dasar hukum; KUH Dagang (Makelar & Komisioner),
ketentuan-ketentuan yang bersifat administrative seperti berbagai ketentuan dari Departemen
Perindustrian, Perdagangan dsb. Seringkali ditentukan dengan tegas dalam kontrak franchise
bahwa di antara pihak franchisor dengan franchisee tidak ada suatu hubungan keagenan
· Undang-undang Merek, Paten dan Hak Cipta sebagai dasar hukum; berhubung ikut
terlibatnya merek dagang dan logo milik pihak franchisor dalam suatu bisnis franchise,
apalagi dimungkinkan adanya suatu penemuan baru oleh pihak franchisor, penemuan dimana
dapat dipatenkan. UU No.19 (1992) Merek, UU No 6 (1982) Paten, UU No.7 (1987) Hak
Cipta.
· UU Penanaman Modal Asing sebagai dasar hukum; Apabila pihak franchisor akan
membuka outlet di suatu Negara yang bukan negaranya pihak franchisor tersebut maka
sebaiknya dikonsultasi dahulu kepada ahli hukum penanaman modal asing tentang berbagai
kemungkinana dan alternative yang mungkin diambil dan yang paling menguntungkannya.
Franchise justru dipilih untuk mengelak dari larangan-larangan tertentu bagi suatu perusahaan
asing ketika hendak beroperasi lewat direct investment. (Elvi, Selvi, Maytasya. 2018)
Contoh bisnis menurut saya
A. Bisnis Konvensional
Contoh : Toko Bahan Bangunan Aneka Maju
Penjualan langsung ini digunakan untuk memengaruhi tingkah laku khalayak untuk dengan
segera membeli produk tersebut karena adanya tambahan insentif yang diberikan. Biasa
digunakan untuk produk-produk dengan harga jual rendah (low involvement) seperti produk
kebutuhan pembangunan.
7. 2018
7
Kewirausahaan 1 Model Bisnis Konvensional, Waralaba dan E-
Commerce
B. Waralaba
Contoh : Indomaret adalah jaringan ritel waralaba di Indonesia. Indomaret merupakan salah
satu anak perusahaan Salim Group.
Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan
kebutuhan sehari-hari dengan luas area penjualan kurang dari 200 m2. Toko pertama dibuka
di Ancol, Jakarta Utara, pada tahun 1988, dikelola oleh PT. Indomarco Prismatama. Tahun
1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah
memiliki lebih dari 230 gerai. Jumlah gerai hingga tahun 2015 adalah 11.400 gerai dengan
rincian 60% gerai adalah milik sendiri dan sisanya waralaba milik masyarakat. Sampai
dengan awal tahun 2017, jumlah gerai sebanyak 13.000 toko. Mitra usaha waralaba ini
meliputi: koperasi, badan usaha dan perorangan. Indomaret tersebar merata dari Sumatera,
Jawa, Madura, Bali, Lombok, Kalimantan dan Sulawesi. Motto perusahaan adalah "mudah
dan hemat".
C. E-commerce
Contoh : Bukalapak merupakan salah satu online marketplace terkemuka di Indonesia yang
menyediakan sarana jual–beli dari konsumen ke konsumen. Semua orang dapat membuka
toko online di Bukalapak dan melayani pembeli dari seluruh Indonesia untuk transaksi satuan
maupun banyak.
Daftar Pustaka
Elvi, Selvi, Maytasya. 2018. Model bisnis konvensional, E-Commerce, Waralaba
http://www.teknokreatipreneur.com/2018/04/model-bisnis-konvensional-e-commerce.html
(09 Oktober 2018, jam 20.20)
Wikipedia. 2018. Indomaret. https://id.wikipedia.org/wiki/Indomaret (09 Oktober 2018, jam
20.30)
Bukalapak. 2018. Tentang Bukalapak. https://www.bukalapak.com/about (09 Oktober 2018,
jam 20.30)