SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
PERSEROAN
TERBATAS (P.T.)
   Dasar hukum:
-   UU No. 40 Tahun 2007 tentang
    Perseroan Terbatas
-   Berlaku sejak diundangkan, yaitu tanggal
    16 Agustus 2007
    Menggantikan UU No. 1 Tahun
    1995 tentang Perseroan Terbatas
PERSEROAN TERBATAS
          (P.T.)
Definisi:
Badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham, dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang ini serta
peraturan pelaksanaannya.
PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
      SEBAGAI BADAN HUKUM
-   P.T. mempunyai harta kekayaan sendiri.
-   P.T. mempunyai tanggung jawab sendiri.
-   P.T. tidak dapat bertindak sendiri:
    * P.T. terdiri dari organ-organ yang akan
      bertindak mewakili P.T. tersebut
    * Organ-organ tersebut terdiri dari orang
      perorangan yang cakap untuk bertindak
      dalam hukum
PENDIRIAN
    PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
-   P.T. mempunyai nama dan tempat kedudukan dalam wilayah
    negara R.I. yang ditentukan dalam Anggaran Dasar
-   P.T. mempunyai alamat lengkap sesuai dengan tempat
    kedudukannya
-   P.T. didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan Akta Notaris
    yang dibuat dalam Bahasa Indonesia
-   Setiap pendiri P.T. wajib mengambil bagian saham pada saat P.T.
    didirikan
-   Akta Pendirian harus disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
    Manusia R.I
-   Akta Pendirian yang telah disahkan tersebut didaftarkan dalam
    Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menteri Hukum dan
    Hak Asasi Manusia R.I
-   Akta Pendirian yang telah disahkan dan didaftarkan tersebut
    selanjutnya diumumkan dalam Tambahan Berita Negara R.I
PENDIRIAN
    PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
-  Perbuatan hukum yang berkaitan dengan kepemilikan saham
   dan penyetorannya yang dilakukan oleh calon pendiri sebelum
   P.T. didirikan, harus dicantumkan dalam Akta Pendirian P.T
* Apabila perbuatan hukum tersebut dinyatakan dalam bentuk akta
    yang bukan akta otentik, maka akta tersebut dilekatkan pada Akta
    Pendirian P.T
* Apabila perbuatan hukum tersebut dinyatakan dalam bentuk akta
    otentik maka nomor, tanggal dan nama serta tempat kedudukan
    notaris yang membuat akta otentik tersebut disebutkan dalam Akta
    Pendirian P.T
* Dalam hal ketentuan tersebut di atas tidak dipenuhi maka
   perbuatan hukum tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban
   serta tidak mengikat P.T
PENDIRIAN
    PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
-   Perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon pendiri untuk kepentingan
    P.T. yang belum didirikan, mengikat P.T. setelah P.T. menjadi badan
     hukum, jika RUPS pertama P.T. secara tegas menyatakan menerima
     atau mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari
    perbuatan hukum tersebut
-   RUPS pertama harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat
    60 hari setelah P.T. memperoleh status badan hukum
-   Keputusan RUPS hanya sah jika dihadiri oleh semua pemegang saham
    dengan hak suara dan keputusan disetujui dengan suara bulat
-   Apabila RUPS tidak diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat
     60 hari setelah P.T. memperoleh status badan hukum atau RUPS tidak
     berhasil mengambil keputusan, setiap calon pendiri yang melakukan
     perbuatan hukum tersebut bertanggung jawab secara pribadi atas segala
    akibat yang timbul
-   Persetujuan RUPS tersebut tidak diperlukan apabila perbuatan hukum
    tersebut dilakukan atau disetujui secara tertulis oleh semua calon pendiri
    sebelum pendirian P.T
PENDIRIAN
    PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
-   Selama pengesahan belum diperoleh, P.T. dalam pendirian masih belum
    merupakan suatu badan hukum, para pendiri diwajibkan untuk mengajukan
    permohonan pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
    R.I
-   Perbuatan hukum atas nama P.T. yang belum memperoleh status badan
    hukum, hanya boleh dilakukan oleh semua anggota Direksi bersama-sama
    semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris P.T. dan
    mereka semua bertanggung jawab secara tanggung renteng atas
    perbuatan hukum tersebut. Perbuatan hukum tersebut karena hukum
    menjadi tanggung jawab P.T. setelah P.T. menjadi badan hukum
-   Perbuatan hukum yang dilakukan oleh pendiri atas nama P.T. yang belum
    memperoleh status badan hukum menjadi tanggung jawab pendiri yang
    bersangkutan dan tidak mengikat P.T. Perbuatan hukum tersebut hanya
    mengikat dan menjadi tanggung jawab P.T. setelah perbuatan hukum
    tersebut disetujui oleh semua pemegang saham dalam RUPS (pertama)
    yang dihadiri oleh semua pemegang saham P.T. yang diselenggarakan
    paling lambat 60 hari setelah P.T. memperoleh status badan hukum
PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
       SETELAH PENGESAHAN
-     P.T. telah berbadan hukum setelah memperoleh pengesahan dari
      Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I
-     Status badan hukum P.T. diperoleh pada tanggal diterbitkannya
      keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mengenai
      pengesahan badan hukum P.T.
-     Pendiri sebagai pemegang saham hanya bertanggung jawab
      sebatas modal yang dimasukkan ke dalam P.T.
-     RUPS pertama diselenggarakan untuk:
    * Menerima semua perjanjian yang dibuat oleh pendiri atau orang lain yang
      ditugaskan pendiri dengan pihak ketiga
    * Mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari
      perjanjian yang dibuat pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri
      meskipun perjanjian tidak dilakukan atas nama P.T.
    * Mengukuhkan secara tertulis semua perbuatan hukum yang
      dilakukan atas nama P.T.
PENGUMUMAN
    PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
- Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
  mengumumkan Akta Pendirian P.T. beserta Keputusan
  Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mengenai
  pengesahan badan hukum P.T. dalam Tambahan
  Berita Negara R.I.
- Pengumuman tersebut dilakukan oleh Menteri Hukum
  dan Hak Asasi Manusia R.I. dalam waktu paling lambat
  14 hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya Keputusan
  Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mengenai
  pengesahan badan hukum P.T. atau sejak diterimanya
  pemberitahuan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
  Manusia R.I.
AKTA PENDIRIAN
  PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
Akta pendirian P.T. harus memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain yang
berkaitan dengan pendirian P.T. Keterangan lain tersebut memuat sekurang-
nya:
-  Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan
   kewarganegaraan pendiri perseorangan; atau nama, tempat kedudukan
   dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai
   pengesahan badan hukum dari pendiri P.T.
-  Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan
   kewarganegaraan anggota Direksi yang pertama kali diangkat.
-  Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan
   kewarganegaraan anggota Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat.
-  Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian
   jumlah saham dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor.

Apabila dalam jangka waktu 120 hari sejak penandatanganan Akta Pendirian
tidak diajukan permohonan pengesahan, P.T. demi hukum bubar dan
pemberesan dilakukan oleh pendiri.
ANGGARAN DASAR
 PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
Anggaran Dasar memuat sekurangnya:
- Nama P.T.
- Tempat kedudukan P.T.
- Maksud dan tujuan P.T.
- Kegiatan usaha P.T.
- Jangka waktu berdirinya P.T.
- Modal dasar, modal ditempatkan dan modal
  disetor P.T.
- Jumlah saham, klasifikasi saham, hak-hak yang
  melekat pada tiap-tiap klasifikasi dan jumlah
  nominal masing-masing.
ANGGARAN DASAR
  PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
Anggaran Dasar memuat sekurangnya:
- Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi.

- Nama jabatan dan jumlah anggota Dewan Komisaris.

- Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan
  RUPS.
- Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian dan
  pemberhentian anggota Direksi.
- Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian dan
  pemberhentian anggota Dewan Komisaris.
- Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.
ANGGARAN DASAR
 PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
Anggaran Dasar P.T. tidak boleh memuat:
- Ketentuan mengenai penerimaan bunga

  tetap atas saham.
- Ketentuan mengenai pemberian manfaat

  pribadi kepada pendiri atau pihak lain.
PERUBAHAN
        ANGGARAN DASAR P.T.
Perubahan Anggaran Dasar P.T. ditetapkan oleh RUPS dan harus
dinyatakan dalam Akta Notaris yang dibuat dalam Bahasa Indonesia.
Perubahan Anggaran Dasar tertentu yang harus mendapat persetujuan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. meliputi:
-  Nama P.T. dan/atau tempat kedudukan P.T.
-  Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha P.T.
-  Jangka waktu berdirinya P.T.
-  Besarnya modal dasar.
-  Pengurangan modal ditempatkan dan disetor.
-  Status P.T. Tertutup menjadi P.T. Terbuka atau sebaliknya.

Perubahan Anggaran Dasar selain sebagaimana tersebut di atas,
cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
R.I.
NAMA
   PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
P.T. tidak boleh memakai nama yang:
-  Telah dipakai secara sah oleh P.T. lain atau sama pada pokoknya dengan nama P.T.
   lain.
-  Bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
-  Sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah atau lembaga
   internasional kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan.
-  Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha atau menunjukkan
   maksud dan tujuan P.T. saja tanpa nama diri.
-  Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak
   membentuk kata.
-  Mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum atau persekutuan perdata.

Nama P.T. harus didahului dengan frase ”Perseroan Terbatas” atau disingkat P.T.; dan
jika merupakan P.T. Terbuka, pada akhir nama P.T. harus ditambah kata singkatan
“Tbk”. P.T. Terbuka adalah P.T. Publik atau P.T. yang melakukan penawaran umum
saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
P.T. Publik adalah P.T. yang memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal
disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
MODAL
    PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
-   Modal dasar P.T. terdiri atas seluruh nilai nominal saham.
-   Modal dasar P.T.paling sedikit Rp. 50.000.000,-.
-   Paling sedikit 25 % dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh.
-   Modal ditempatkan dan disetor penuh dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.
-   Setiap saham wajib memiliki nilai nominal.
-   Setiap saham mewakili 1 suara dalam RUPS.
-   Setiap saham harus diterbitkan atas nama.
-   Pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal
    yang ditempatkan harus disetor penuh.
-   Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam
    bentuk lainnya.
SAHAM
    PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
-     Saham P.T. dikeluarkan atas nama pemiliknya.
-     Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah.
-     Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan.
-     Direksi P.T. wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang saham.
-     Pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya.
-     Pemegang saham P.T. tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan
      yang dibuat atas nama P.T. dan tidak bertanggung jawab atas kerugian P.T.
      melebihi saham yang dimiliki.
-     Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
    * Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS.
    * Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi.
    * Menjalankan hak lainnya berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang
      Perseroan Terbatas.
-     Pengalihan hak atas saham:
    * Memerlukan RUPS.
    * Diperlukan akta yang bertujuan untuk mengalihkan hak atas saham.
    * Dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
ORGAN
    PERSEROAN TERBATAS (P.T.)
-   RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
-   Direksi.
-   Dewan Komisaris.
RUPS
RUPS adalah organ P.T. yang mempunyai wewenang yang tidak
diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang
ditentukan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
dan/atau Anggaran Dasar.

RUPS terdiri atas:
- RUPS tahunan.
  RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6
  bulan setelah tahun buku berakhir.
- RUPS lainnya.
  RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan
  untuk kepentingan P.T.
DIREKSI
Direksi adalah organ P.T. yang berwenang dan
bertanggung jawab atas pengurusan P.T. untuk
kepentingan P.T. sesuai dengan maksud dan
tujuan P.T. serta mewakili P.T., baik di dalam maupun
di luar Pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar.

Untuk pertama kali pengangkatan anggota Direksi
dilakukan oleh pendiri dalam Akta Pendirian. Untuk
selanjutnya anggota Direksi diangkat oleh RUPS.
Direksi P.T. terdiri atas 1 orang anggota Direksi atau
lebih.
PERAN DIREKSI
-   Direksi menjalankan pengurusan P.T. untuk
    kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud
    dan tujuan P.T.
-   Direksi mewakili P.T., baik di dalam maupun di
    luar pengadilan.
-   Direksi menyusun rencana kerja tahunan
    sebelum dimulainya tahun buku yang akan
    datang.
-   Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada
    RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris
    dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan
    setelah tahun buku P.T. berakhir.
KEWAJIBAN DIREKSI
-     Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan
      risalah rapat Direksi.
-     Melaporkan kepada P.T. mengenai saham yang dimiliki anggota Direksi
       yang bersangkutan dan/atau keluarganya dalam P.T. dan P.T.lain untuk
      selanjutnya dicatat dalam daftar khusus.
-     Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan P.T.
-     Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan P.T.
-     Meminta persetujuan RUPS untuk:
    * Mengalihkan kekayaan P.T.
    * Menjadikan jaminan utang kekayaan P.T.:
      yang merupakan lebih dari 50 % jumlah kekayaan bersih P.T. dalam 1
      transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun
      tidak.
      Transaksi tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih P.T.
      yang terjadi dalam jangka waktu 1 tahun buku atau jangka waktu yang
      lebih lama sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar P.T.
PERWAKILAN DIREKSI
                  DALAM P.T.
-    Direksi mewakili P.T., baik di dalam maupun di luar pengadilan.
-    Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 orang, yang berwenang mewakili P.T.
     adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar.
-    Kewenangan Direksi untuk mewakili P.T. adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat,
     kecuali ditentukan lain dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,
     Anggaran Dasar atau keputusan RUPS.
-    Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada1 orang karyawan P.T. atau lebih atau
     kepada orang lain untuk dan atas nama P.T. melakukan perbuatan hukum tertentu.
-    Anggota Direksi tidak berwenang mewakili P.T. jika:
    * Terjadi perkara di pengadilan antara P.T. dengan anggota Direksi yang
      bersangkutan.
    * Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan
      P.T.
    Dalam hal tersebut di atas, yang berhak mewakili P.T. adalah:
    * Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan P.T.
    * Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan
      kepentingan dengan P.T.
    * Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau
      Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan P.T.
DIREKSI
                    DALAM UU P.T.
-    Anggota Direksi dibebaskan dari tanggung jawab sebagai akibat
     Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau
     menyesatkan apabila terbukti bahwa keadaan tersebut bukan
     karena kesalahannya.
-    Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian
     P.T. jika dapat membuktikan:
    * Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya.
    * Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian
      untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T.
    * Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun
      tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan
     kerugian.
    * Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjut-
      nya kerugian tersebut.
DIREKSI
                     DALAM UU P.T.
-    Anggota Direksi tidak bertanggung jawab atas kepailitan P.T.
     apabila dapat membuktikan:
    * Kepailitan tersebut terjadi bukan karena kesalahan atau kelalaian-
      nya.
    * Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian dan
     penuh tanggung jawab untuk kepentingan P.T. dan sesuai dengan
     maksud dan tujuan P.T.
    * Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun
      tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan.
    * Telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
TANGGUNG JAWAB
               DIREKSI
-   Dalam hal Laporan Keuangan yang disediakan
    ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan,
    anggota Direksi secara tanggung renteng
    bertanggung jawab terhadap pihak yang
    dirugikan.
-   Setiap anggota Direksi bertanggung jawab
    penuh secara pribadi atas kerugian P.T. apabila
    yang bersangkutan bersalah atau lalai men-
    jalankan tugasnya.
-   Dalam hal Direksi terdiri atas 2 anggota Direksi
    atau lebih, tanggung jawab tersebut berlaku
    secara tanggung renteng.
TANGGUNG JAWAB
                           DIREKSI
-   Anggota Direksi yang tidak melaksanakan kewajibannya
    melaporkan kepada P.T., saham yang dimiliki anggota
    Direksi yang bersangkutan dan/atau keluarganya dalam
    P.T. dan P.T. lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar
    khusus dan akibatnya menimbulkan kerugian bagi P.T.,
    bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian P.T.
    tersebut.
-   Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara
    oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya
    dan dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan
    keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya.
TANGGUNG JAWAB
                 DIREKSI
-   Dalam hal kepailitan, baik karena permohonan P.T.
    maupun permohonan pihak ketiga, terjadi karena
    kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak
    cukup untuk membayar seluruh kewajiban P.T. dalam
    kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara
    tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh
    kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut.
-   Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota
    Direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat
    sebagai anggota Direksi dalam jangka waktu 5 tahun
    sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.
DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris adalah organ P.T. yang
bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar
serta memberi nasihat kepada Direksi.

Untuk pertama kali pengangkatan anggota Dewan
Komisaris dilakukan oleh pendiri dalam Akta
Pendirian. Untuk selanjutnya anggota Dewan
Komisaris diangkat oleh RUPS.
Dewan Komisaris terdiri atas 1 orang anggota
atau lebih.
DEWAN KOMISARIS
               DALAM P.T.
- Anggaran Dasar P.T. dapat mengatur adanya 1 orang atau lebih
  Komisaris Independen dan 1 orang Komisaris Utusan.
- Komisaris Independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari
  pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama,
  anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya.
- Komisaris Utusan merupakan anggota Dewan Komisaris yang
  ditunjuk berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris.
- Tugas dan wewenang Komisaris Utusan ditetapkan dalam
  Anggaran Dasar P.T. dengan ketentuan tidak bertentangan dengan
  tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan tidak mengurangi
   tugas pengurusan yang dilakukan Direksi.
DEWAN KOMISARIS
               DALAM P.T.
-   Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dapat
    membentuk komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah
    anggota Dewan Komisaris yang bertanggung jawab kepada Dewan
    Komisaris.
-   Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 orang anggota
    merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak
    dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan keputusan
    Dewan Komisaris.
-   P.T. yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
    selain mempunyai Dewan Komisaris wajib mempunyai Dewan
    Pengawas Syariah.
-   Dewan Pengawas Syariah tersebut terdiri atas seorang ahli syariah
    atau lebih yang diangkat oleh RUPS atas rekomendasi Majelis
    Ulama Indonesia.
-   Dewan Pengawas Syariah tersebut bertugas memberikan nasihat
    dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan P.T. agar
    sesuai dengan prinsip syariah.
PERAN
         DEWAN KOMISARIS
- Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas
  kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan
  pada umumnya, baik mengenai P.T. maupun
  usaha P.T. dan memberi nasihat kepada Direksi.
- Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan
  itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab
  dalam menjalankan tugas pengawasan dan
  pemberian nasihat kepada Direksi untuk
  kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud
  dan tujuan P.T.
KEWAJIBAN
           DEWAN KOMISARIS
- Dewan Komisaris wajib:
 * Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan
  salinannya.
 * Melaporkan kepada P.T. mengenai kepemilikan sahamnya
  dan/atau keluarganya kepada P.T. tersebut dan P.T. lain.
 * Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang
  telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada
  RUPS.
- Apabila dalam Anggaran Dasar ditetapkan pemberian
  wewenang kepada Dewan Komisaris untuk memberikan
  persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan
  perbuatan hukum tertentu maka Dewan Komisaris
  berkewajiban     untuk memberikan persetujuan atau bantuan
  kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu
  tersebut.
TANGGUNG JAWAB
             DEWAN KOMISARIS
- Dalam hal Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar
  dan/atau menyesatkan, anggota Dewan Komisaris secara tanggung
  renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan.
- Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan P.T.
- Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara
  pribadi atas kerugian P.T. apabila yang bersangkutan bersalah atau
  lalai dalam menjalankan tugasnya.
- Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 anggota Dewan
  Komisaris atau lebih, tanggung jawab tersebut di atas berlaku
  secara tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris.
- Atas nama P.T., pemegang saham yang mewakili paling sedikit
  1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat
  menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau
  kelalaiannya menimbulkan kerugian pada P.T. ke Pengadilan
  Negeri.
TANGGUNG JAWAB
            DEWAN KOMISARIS
-   Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau
    kelalaian Dewan Komisaris dalam melakukan
    pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan
    oleh Direksi dan kekayaan P.T. tidak cukup untuk
    membayar seluruh kewajiban P.T. akibat kepailitan
    tersebut maka setiap anggota Dewan Komisaris secara
    tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan
    anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi.
-   Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota
    Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 tahun
    sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.
DEWAN KOMISARIS
                DALAM UU P.T.
-    Anggota Dewan Komisaris dibebaskan dari tanggung jawab sebagai
     akibat Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak
     benar dan/atau menyesatkan apabila terbukti bahwa keadaan
     tersebut bukan karena kesalahannya.
-    Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas
     kerugian P.T. apabila dapat membuktikan:
    * Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-
     hatian
      untuk kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T.
    * Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun
     tidak
      langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan
      kerugian.
    * Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul
      atau berlanjutnya kerugian tersebut.
DEWAN KOMISARIS
                DALAM UUPT
-    Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai
     pertanggungjawaban atas kepailitan P.T. apabila dapat
     membuktikan:
    * Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya.
    * Telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan
      kehati-hatian untuk kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud
     dan tujuan P.T.
    * Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak
     langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibat-
      kan kepailitan.
    * Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjadi-
      nya kepailitan.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
      TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN

-   Dasar hukum: pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
    Terbatas.
-   Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen P.T. untuk
    berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
    meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik
    bagi P.T. sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya.
-   P.T. yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan
    dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial
    dan Lingkungan. Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan
    hubungan P.T. yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai,
    norma dan budaya masyarakat setempat.
-   Yang dimaksud dengan “P.T. yang menjalankan kegiatan usahanya di
     bidang sumber daya alam” adalah P.T. yang kegiatan usahanya mengelola
    dan memanfaatkan sumber daya alam.
-   Yang dimaksud dengan “P.T. yang menjalankan kegiatan usahanya yang
    berkaitan dengan sumber daya alam” adalah P.T. yang tidak mengelola dan
    tidak memanfaatkan sumber daya alam tetapi kegiatan usahanya
    berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
    TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN

- Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
  merupakan kewajiban P.T. yang dianggarkan
  dan diperhitungkan sebagai biaya P.T. yang
  pelaksanaannya dilakukan dengan memperhati-
  kan kepatutan dan kewajaran.
- P.T. yang tidak melaksanakan kewajiban
  sebagaimana tersebut di atas, dikenai sanksi
  sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
  undangan.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
      STATUS BADAN HUKUM P.T.
Pembubaran P.T. terjadi:
-   Berdasarkan keputusan RUPS.
-   Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran
    Dasar telah berakhir.
-   Berdasarkan penetapan pengadilan.
-   Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan
    niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit
    P.T. tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan.
-   Karena harta pailit P.T. yang telah dinyatakan pailit berada dalam
    keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-undang
    tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
    Utang.
-   Karena dicabutnya izin usaha P.T. sehingga mewajibkan P.T.
    melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan
    perundang-undangan.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
      STATUS BADAN HUKUM P.T.

-   Dalam hal terjadi pembubaran P.T.:
    * Wajib diikuti dengan likuidasi yang
      dilakukan oleh likuidator.
    * P.T. tidak dapat melakukan perbuatan
      hukum, kecuali diperlukan untuk mem-
      bereskan semua urusan P.T. dalam
      rangka likuidasi.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
          STATUS BADAN HUKUM P.T.
- Pembubaran P.T. terjadi karena hukum apabila
  jangka waktu berdirinya P.T. yang ditetapkan
  dalam Anggaran Dasar berakhir.
- Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari
  setelah jangka waktu berdirinya P.T. berakhir,
  RUPS menetapkan penunjukan likuidator.
- Direksi tidak boleh melakukan perbuatan hukum
  baru atas nama P.T. setelah jangka waktu
  berdirinya P.T. yang ditetapkan dalam Anggaran
  Dasar berakhir.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
          STATUS BADAN HUKUM P.T.
-    Pengadilan Negeri dapat membubarkan P.T. atas:
    * Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan P.T.
      melanggar kepentingan umum atau P.T. melakukan
      perbuatan yang melanggar peraturan perundang-
      undangan.
    * Permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan
      alasan adanya cacat hukum dalam Akta Pendirian.
    * Permohonan pemegang saham, Direksi atau Dewan
      Komisaris berdasarkan alasan P.T. tidak mungkin
      untuk dilanjutkan.
-    Dalam penetapan pengadilan ditetapkan juga pe-
     nunjukan likuidator.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
      STATUS BADAN HUKUM P.T.

-   Pembubaran P.T. tidak mengakibatkan
    P.T. kehilangan status badan hukum
    sampai dengan selesainya likuidasi dan
    pertanggungjawaban likuidator diterima
    oleh RUPS atau pengadilan.
-   Sejak saat pembubaran, pada setiap surat
    keluar P.T. dicantumkan kata “dalam
    likuidasi” di belakang nama P.T.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
          STATUS BADAN HUKUM P.T.
-    Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal
     pembubaran P.T., likuidator wajib memberitahukan:
    * Kepada semua kreditor mengenai pembubaran P.T. dengan cara
     mengumumkan pembubaran P.T. dalam surat kabar dan Berita
     Negara R.I.
    * Pembubaran P.T. kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
     R.I. untuk dicatat dalam Daftar Perseroan bahwa P.T. dalam
     likuidasi.
    * Pemberitahuan dalam surat kabar dan Berita Negara R.I. memuat:
      - Pembubaran P.T. dan dasar hukumnya.
      - Nama dan alamat likuidator.
      - Tata cara pengajuan tagihan.
      - Jangka waktu pengajuan tagihan.
        Jangka waktu pengajuan tagihan adalah 60 hari terhitung sejak
        tanggal pengumuman
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
          STATUS BADAN HUKUM P.T.

-    Dalam hal pemberitahuan kepada Kreditor dan
     Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
     belum dilakukan, pembubaran P.T. tidak berlaku
     bagi pihak ketiga.
-    Dalam hal likuidator lalai melakukan pem-
     beritahuan kepada Kreditor dan Menteri Hukum
     dan Hak Asasi Manusia R.I., likuidator secara
     tanggung renteng dengan P.T. bertanggung
     jawab atas kerugian yang diderita oleh pihak
     ketiga.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
      STATUS BADAN HUKUM P.T.
Kewajiban likuidator dalam melakukan pemberesan harta
kekayaan P.T. dalam proses likuidasi meliputi pe-
laksanaan:
- Pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang P.T.

- Pengumuman dalam surat kabar dan Berita Negara R.I.
   mengenai rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi.
- Pembayaran kepada para kreditor.

- Pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada
   pemegang saham.
- Tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan
   pemberesan kekayaan.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
          STATUS BADAN HUKUM P.T.
- Likuidator bertanggung jawab kepada RUPS
  atau pengadilan yang mengangkatnya atas
  likuidasi P.T. yang dilakukan.
- Likuidator wajib memberitahukan kepada
  Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
  dan mengumumkan hasil akhir proses
  likuidasi dalam surat kabar setelah RUPS
  memberikan pelunasan dan pembebasan
  kepada likuidator atau setelah pengadilan
  menerima pertanggungjawaban likuidator
  yang ditunjuknya.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
      STATUS BADAN HUKUM P.T.
 Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mencatat berakhirnya status
 badan hukum P.T. dan menghapus nama P.T. dari Daftar Perseroan,
  termasuk karena penggabungan, peleburan atau pemisahan.
  Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu
 Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain
 yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang
 menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang
 menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan
 yang menggabungkan diri berakhir karena hukum.
  Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 Perseroan atau
 lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru
 yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang
 meleburkan diri dan status badan hukum Perseroan yang meleburkan diri
 berakhir karena hukum.
  Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Perseroan untuk
 memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva
 Perseroan beralih karena hukum kepada 2 Perseroan atau lebih atau
 sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 1
 Perseroan atau lebih.
PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA
          STATUS BADAN HUKUM P.T.

-    Pemberitahuan dan pengumuman pengakhiran
     status badan hukum P.T. tersebut dilakukan
     dalam jangka waktu paling lambat 30 hari
      terhitung sejak tanggal pertanggungjawaban
     likuidator diterima oleh RUPS atau pengadilan.
-    Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
     mengumumkan berakhirnya status badan
     hukum P.T. dalam Berita Negara R.I.
MACAM-MACAM P.T.
P.T. yang ada di Indonesia dapat dibedakan ke dalam 2 bentuk, yaitu:
-  P.T. Tertutup.
   Yang dimaksud dengan P.T. Tertutup adalah suatu P.T. yang
   saham-sahamnya masih dipegang oleh beberapa orang/
   perusahaan saja, sehingga jual beli sahamnya dilakukan dengan
   cara-cara yang ditentukan oleh Anggaran Dasar P.T., yang pada
   umumnya diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham
   yang bersangkutan.
- P.T. Terbuka.
   Yang dimaksud dengan P.T. Terbuka adalah suatu P.T. yang
   modal dan sahamnya telah memenuhi syarat-syarat tertentu,
   dimana saham-sahamnya dipegang oleh banyak orang/ banyak
   perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan kepada publik/
   masyarakat sehingga jual beli sahamnya dilakukan melalui pasar
   modal.
KELEBIHAN P.T.
-   Pemilik P.T. memiliki tanggung jawab terbatas.
-   Ada pemisahan antara pemilik P.T. dengan pengurus
    P.T. sehingga RUPS dapat memilih pengurus yang
    mampu menjalankan P.T. sehingga dapat dicapai
    efisiensi.
-   Dengan dilakukannya pemilihan pengurus P.T. atas
    dasar kemampuan, maka kontinuitas P.T. lebih terjamin.
-   Modal dapat diperoleh dengan menjual saham, me-
    nerbitkan obligasi atau memperoleh pinjaman dari
    lembaga keuangan.
-   Pemilik P.T. dapat diganti tanpa membubarkan P.T.
KELEMAHAN P.T.
-   Biaya organisasi besar dan pengorganisasiannya rumit.
-   Pajak Penghasilan dikenakan terhadap P.T. dan dividen
    para pemegang saham.
-   Pendirian P.T. relatif lebih rumit dibandingkan dengan
    bentuk usaha lainnya.
-   Bidang usaha P.T. sulit diubah karena selain sulit untuk
    mengubah Akta Pendirian, juga sulit untuk mengubah
    investasi yang telah ditanamkan.
-   Semakin besar suatu P.T., ada kecenderungan
    hubungan antar personal menjadi terlalu formal, selain
    itu ada perbedaan motif antara pemilik P.T. dengan
    pengurus P.T.

More Related Content

What's hot

Aspek Legalitas Perusahaan
Aspek Legalitas PerusahaanAspek Legalitas Perusahaan
Aspek Legalitas PerusahaanPekerja lepas
 
Go Modern Level 2 - Cara Menentukan Badan Usaha yang Tepat 31 Oktober 2020
Go Modern Level 2 - Cara Menentukan Badan Usaha yang Tepat 31 Oktober 2020Go Modern Level 2 - Cara Menentukan Badan Usaha yang Tepat 31 Oktober 2020
Go Modern Level 2 - Cara Menentukan Badan Usaha yang Tepat 31 Oktober 2020muhammadfahri59
 
Wajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanWajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanamanda lubis
 
Aspek hukum s.n indah maria g-ivan rifky a-ma.4
Aspek hukum s.n indah maria g-ivan rifky a-ma.4Aspek hukum s.n indah maria g-ivan rifky a-ma.4
Aspek hukum s.n indah maria g-ivan rifky a-ma.4Indra Abdam Muwakhid
 
Perseroan terbatas in Bahasa
Perseroan terbatas in BahasaPerseroan terbatas in Bahasa
Perseroan terbatas in BahasaYesica Adicondro
 
Wajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanWajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanEga Jalaludin
 

What's hot (9)

Wajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanWajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaan
 
Powerpoint 5
Powerpoint 5Powerpoint 5
Powerpoint 5
 
Aspek Legalitas Perusahaan
Aspek Legalitas PerusahaanAspek Legalitas Perusahaan
Aspek Legalitas Perusahaan
 
Hukum bisnis
Hukum bisnisHukum bisnis
Hukum bisnis
 
Go Modern Level 2 - Cara Menentukan Badan Usaha yang Tepat 31 Oktober 2020
Go Modern Level 2 - Cara Menentukan Badan Usaha yang Tepat 31 Oktober 2020Go Modern Level 2 - Cara Menentukan Badan Usaha yang Tepat 31 Oktober 2020
Go Modern Level 2 - Cara Menentukan Badan Usaha yang Tepat 31 Oktober 2020
 
Wajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanWajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaan
 
Aspek hukum s.n indah maria g-ivan rifky a-ma.4
Aspek hukum s.n indah maria g-ivan rifky a-ma.4Aspek hukum s.n indah maria g-ivan rifky a-ma.4
Aspek hukum s.n indah maria g-ivan rifky a-ma.4
 
Perseroan terbatas in Bahasa
Perseroan terbatas in BahasaPerseroan terbatas in Bahasa
Perseroan terbatas in Bahasa
 
Wajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaanWajib daftar perusahaan
Wajib daftar perusahaan
 

Viewers also liked

Dewan komisaris
Dewan komisarisDewan komisaris
Dewan komisarisDua Dunia
 
Shan bible gospel of john
Shan bible   gospel of johnShan bible   gospel of john
Shan bible gospel of johnBiblesForYOU
 
Annual Company Risk Assessment
Annual Company Risk AssessmentAnnual Company Risk Assessment
Annual Company Risk AssessmentMusavie Abdillah
 
Knkg perbankan
Knkg perbankanKnkg perbankan
Knkg perbankanCak Oyoy
 
Management Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaManagement Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaMas Tri Sragen
 
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyantiakuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by SugiyantiHaruna Tiyan
 
Badan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik DaerahBadan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik Daerahanandhitaef
 
Directors duties presentation
Directors duties presentationDirectors duties presentation
Directors duties presentationMaytree
 
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...ADE MAYA SARASWATI
 
pengantar manajemen keuangan
pengantar manajemen keuanganpengantar manajemen keuangan
pengantar manajemen keuanganAmrul Rizal
 
Buku panduan komisaris dan direksi
Buku panduan komisaris dan direksiBuku panduan komisaris dan direksi
Buku panduan komisaris dan direksiAridansyah Putra
 
Corporate Governance & Ethics; CSR, values
Corporate Governance & Ethics; CSR, valuesCorporate Governance & Ethics; CSR, values
Corporate Governance & Ethics; CSR, valuesSayli Wable Deshmukh
 
The role of the board of directors in corporate governance and policy making
The role of the board of directors in corporate governance and policy makingThe role of the board of directors in corporate governance and policy making
The role of the board of directors in corporate governance and policy makingClaro Ganac
 
Materi manajemen
Materi manajemenMateri manajemen
Materi manajemenDiny94
 

Viewers also liked (17)

Dewan komisaris
Dewan komisarisDewan komisaris
Dewan komisaris
 
Shan bible gospel of john
Shan bible   gospel of johnShan bible   gospel of john
Shan bible gospel of john
 
Annual Company Risk Assessment
Annual Company Risk AssessmentAnnual Company Risk Assessment
Annual Company Risk Assessment
 
Knkg perbankan
Knkg perbankanKnkg perbankan
Knkg perbankan
 
Management Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya ManusiaManagement Sumber Daya Manusia
Management Sumber Daya Manusia
 
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyantiakuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
 
Badan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik DaerahBadan Usaha Milik Daerah
Badan Usaha Milik Daerah
 
Directors duties presentation
Directors duties presentationDirectors duties presentation
Directors duties presentation
 
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
 
Kajian bumd
Kajian bumdKajian bumd
Kajian bumd
 
pengantar manajemen keuangan
pengantar manajemen keuanganpengantar manajemen keuangan
pengantar manajemen keuangan
 
Buku panduan komisaris dan direksi
Buku panduan komisaris dan direksiBuku panduan komisaris dan direksi
Buku panduan komisaris dan direksi
 
Corporate Governance & Ethics; CSR, values
Corporate Governance & Ethics; CSR, valuesCorporate Governance & Ethics; CSR, values
Corporate Governance & Ethics; CSR, values
 
PPT BERTANGGUNG JAWAB
PPT BERTANGGUNG JAWABPPT BERTANGGUNG JAWAB
PPT BERTANGGUNG JAWAB
 
The role of the board of directors in corporate governance and policy making
The role of the board of directors in corporate governance and policy makingThe role of the board of directors in corporate governance and policy making
The role of the board of directors in corporate governance and policy making
 
Materi manajemen
Materi manajemenMateri manajemen
Materi manajemen
 
Board of Directors: Duties and Liabilities - Quick Guide
Board of Directors: Duties and Liabilities - Quick GuideBoard of Directors: Duties and Liabilities - Quick Guide
Board of Directors: Duties and Liabilities - Quick Guide
 

Similar to Pt

Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1Afrian Rachmawati
 
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnisAf-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnisAfrian Rachmawati
 
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20193, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019riskiariyani2976
 
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...AgungAgungPangestu
 
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...Muhammad Ramadhan
 
Perseroan terbatas
Perseroan terbatasPerseroan terbatas
Perseroan terbatasegintabrando
 
BADAN USAHA administrasi rumah sakit.pptx
BADAN USAHA administrasi rumah sakit.pptxBADAN USAHA administrasi rumah sakit.pptx
BADAN USAHA administrasi rumah sakit.pptxziaulfatwa2
 
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...Hayyu Safitri
 
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAANLANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAANFair Nurfachrizi
 
Pengatar bisnis informatika task3
Pengatar bisnis informatika task3Pengatar bisnis informatika task3
Pengatar bisnis informatika task3ilham bacht
 
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...megiirianti083
 
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
 
Anggaran dasar perseroan terbatas
Anggaran dasar perseroan terbatasAnggaran dasar perseroan terbatas
Anggaran dasar perseroan terbatasDua Dunia
 
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...farizsatiano32
 

Similar to Pt (20)

Dasar hukum pt
Dasar hukum ptDasar hukum pt
Dasar hukum pt
 
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
Af-Subyek hukum dalam kegiatan bisnis 1
 
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnisAf-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
Af-subyek hukum dalam kegiatan bisnis
 
Bumn
BumnBumn
Bumn
 
Pendirian pt in Bahasa
Pendirian pt in BahasaPendirian pt in Bahasa
Pendirian pt in Bahasa
 
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20193, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
3, hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
Hbl3, agung pangestu, hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perseroan ter...
 
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
HBL3 Muhammad Rizal Ramadhan. hapzi ali, modul hbl, bentuk badan usaha, perse...
 
6 skb-aspek-hukum
6 skb-aspek-hukum6 skb-aspek-hukum
6 skb-aspek-hukum
 
Perseroan terbatas
Perseroan terbatasPerseroan terbatas
Perseroan terbatas
 
BADAN USAHA administrasi rumah sakit.pptx
BADAN USAHA administrasi rumah sakit.pptxBADAN USAHA administrasi rumah sakit.pptx
BADAN USAHA administrasi rumah sakit.pptx
 
Badan usaha
Badan usahaBadan usaha
Badan usaha
 
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
HBL, Hayyu Safitri, Hapzi Ali, Artikel Hukum Bisnis dan Lingkungan, Universit...
 
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAANLANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
LANJUTAN MATERI HUKUM PERUSAHAAN
 
Pengatar bisnis informatika task3
Pengatar bisnis informatika task3Pengatar bisnis informatika task3
Pengatar bisnis informatika task3
 
PERSEROAN TERBATAS
PERSEROAN TERBATASPERSEROAN TERBATAS
PERSEROAN TERBATAS
 
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
Ppt hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali, bentuk badan hukum,perseroan terba...
 
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
Anggaran dasar perseroan terbatas
Anggaran dasar perseroan terbatasAnggaran dasar perseroan terbatas
Anggaran dasar perseroan terbatas
 
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
Hbl,3, fariz satiano, hapzi ali, bentuk badan hukum, perseroan terbatas, univ...
 

Pt

  • 2. Dasar hukum: - UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas - Berlaku sejak diundangkan, yaitu tanggal 16 Agustus 2007  Menggantikan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas
  • 3. PERSEROAN TERBATAS (P.T.) Definisi: Badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
  • 4. PERSEROAN TERBATAS (P.T.) SEBAGAI BADAN HUKUM - P.T. mempunyai harta kekayaan sendiri. - P.T. mempunyai tanggung jawab sendiri. - P.T. tidak dapat bertindak sendiri: * P.T. terdiri dari organ-organ yang akan bertindak mewakili P.T. tersebut * Organ-organ tersebut terdiri dari orang perorangan yang cakap untuk bertindak dalam hukum
  • 5. PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (P.T.) - P.T. mempunyai nama dan tempat kedudukan dalam wilayah negara R.I. yang ditentukan dalam Anggaran Dasar - P.T. mempunyai alamat lengkap sesuai dengan tempat kedudukannya - P.T. didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan Akta Notaris yang dibuat dalam Bahasa Indonesia - Setiap pendiri P.T. wajib mengambil bagian saham pada saat P.T. didirikan - Akta Pendirian harus disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I - Akta Pendirian yang telah disahkan tersebut didaftarkan dalam Daftar Perseroan yang diselenggarakan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I - Akta Pendirian yang telah disahkan dan didaftarkan tersebut selanjutnya diumumkan dalam Tambahan Berita Negara R.I
  • 6. PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (P.T.) - Perbuatan hukum yang berkaitan dengan kepemilikan saham dan penyetorannya yang dilakukan oleh calon pendiri sebelum P.T. didirikan, harus dicantumkan dalam Akta Pendirian P.T * Apabila perbuatan hukum tersebut dinyatakan dalam bentuk akta yang bukan akta otentik, maka akta tersebut dilekatkan pada Akta Pendirian P.T * Apabila perbuatan hukum tersebut dinyatakan dalam bentuk akta otentik maka nomor, tanggal dan nama serta tempat kedudukan notaris yang membuat akta otentik tersebut disebutkan dalam Akta Pendirian P.T * Dalam hal ketentuan tersebut di atas tidak dipenuhi maka perbuatan hukum tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban serta tidak mengikat P.T
  • 7. PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (P.T.) - Perbuatan hukum yang dilakukan oleh calon pendiri untuk kepentingan P.T. yang belum didirikan, mengikat P.T. setelah P.T. menjadi badan hukum, jika RUPS pertama P.T. secara tegas menyatakan menerima atau mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perbuatan hukum tersebut - RUPS pertama harus diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 60 hari setelah P.T. memperoleh status badan hukum - Keputusan RUPS hanya sah jika dihadiri oleh semua pemegang saham dengan hak suara dan keputusan disetujui dengan suara bulat - Apabila RUPS tidak diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 60 hari setelah P.T. memperoleh status badan hukum atau RUPS tidak berhasil mengambil keputusan, setiap calon pendiri yang melakukan perbuatan hukum tersebut bertanggung jawab secara pribadi atas segala akibat yang timbul - Persetujuan RUPS tersebut tidak diperlukan apabila perbuatan hukum tersebut dilakukan atau disetujui secara tertulis oleh semua calon pendiri sebelum pendirian P.T
  • 8. PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (P.T.) - Selama pengesahan belum diperoleh, P.T. dalam pendirian masih belum merupakan suatu badan hukum, para pendiri diwajibkan untuk mengajukan permohonan pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I - Perbuatan hukum atas nama P.T. yang belum memperoleh status badan hukum, hanya boleh dilakukan oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua anggota Dewan Komisaris P.T. dan mereka semua bertanggung jawab secara tanggung renteng atas perbuatan hukum tersebut. Perbuatan hukum tersebut karena hukum menjadi tanggung jawab P.T. setelah P.T. menjadi badan hukum - Perbuatan hukum yang dilakukan oleh pendiri atas nama P.T. yang belum memperoleh status badan hukum menjadi tanggung jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat P.T. Perbuatan hukum tersebut hanya mengikat dan menjadi tanggung jawab P.T. setelah perbuatan hukum tersebut disetujui oleh semua pemegang saham dalam RUPS (pertama) yang dihadiri oleh semua pemegang saham P.T. yang diselenggarakan paling lambat 60 hari setelah P.T. memperoleh status badan hukum
  • 9. PERSEROAN TERBATAS (P.T.) SETELAH PENGESAHAN - P.T. telah berbadan hukum setelah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I - Status badan hukum P.T. diperoleh pada tanggal diterbitkannya keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mengenai pengesahan badan hukum P.T. - Pendiri sebagai pemegang saham hanya bertanggung jawab sebatas modal yang dimasukkan ke dalam P.T. - RUPS pertama diselenggarakan untuk: * Menerima semua perjanjian yang dibuat oleh pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri dengan pihak ketiga * Mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian yang dibuat pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri meskipun perjanjian tidak dilakukan atas nama P.T. * Mengukuhkan secara tertulis semua perbuatan hukum yang dilakukan atas nama P.T.
  • 10. PENGUMUMAN PERSEROAN TERBATAS (P.T.) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mengumumkan Akta Pendirian P.T. beserta Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mengenai pengesahan badan hukum P.T. dalam Tambahan Berita Negara R.I. - Pengumuman tersebut dilakukan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. dalam waktu paling lambat 14 hari terhitung sejak tanggal diterbitkannya Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mengenai pengesahan badan hukum P.T. atau sejak diterimanya pemberitahuan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
  • 11. AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (P.T.) Akta pendirian P.T. harus memuat Anggaran Dasar dan keterangan lain yang berkaitan dengan pendirian P.T. Keterangan lain tersebut memuat sekurang- nya: - Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan pendiri perseorangan; atau nama, tempat kedudukan dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum dari pendiri P.T. - Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan anggota Direksi yang pertama kali diangkat. - Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal dan kewarganegaraan anggota Dewan Komisaris yang pertama kali diangkat. - Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham dan nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor. Apabila dalam jangka waktu 120 hari sejak penandatanganan Akta Pendirian tidak diajukan permohonan pengesahan, P.T. demi hukum bubar dan pemberesan dilakukan oleh pendiri.
  • 12. ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS (P.T.) Anggaran Dasar memuat sekurangnya: - Nama P.T. - Tempat kedudukan P.T. - Maksud dan tujuan P.T. - Kegiatan usaha P.T. - Jangka waktu berdirinya P.T. - Modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor P.T. - Jumlah saham, klasifikasi saham, hak-hak yang melekat pada tiap-tiap klasifikasi dan jumlah nominal masing-masing.
  • 13. ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS (P.T.) Anggaran Dasar memuat sekurangnya: - Nama jabatan dan jumlah anggota Direksi. - Nama jabatan dan jumlah anggota Dewan Komisaris. - Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS. - Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota Direksi. - Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris. - Tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen.
  • 14. ANGGARAN DASAR PERSEROAN TERBATAS (P.T.) Anggaran Dasar P.T. tidak boleh memuat: - Ketentuan mengenai penerimaan bunga tetap atas saham. - Ketentuan mengenai pemberian manfaat pribadi kepada pendiri atau pihak lain.
  • 15. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR P.T. Perubahan Anggaran Dasar P.T. ditetapkan oleh RUPS dan harus dinyatakan dalam Akta Notaris yang dibuat dalam Bahasa Indonesia. Perubahan Anggaran Dasar tertentu yang harus mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. meliputi: - Nama P.T. dan/atau tempat kedudukan P.T. - Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha P.T. - Jangka waktu berdirinya P.T. - Besarnya modal dasar. - Pengurangan modal ditempatkan dan disetor. - Status P.T. Tertutup menjadi P.T. Terbuka atau sebaliknya. Perubahan Anggaran Dasar selain sebagaimana tersebut di atas, cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
  • 16. NAMA PERSEROAN TERBATAS (P.T.) P.T. tidak boleh memakai nama yang: - Telah dipakai secara sah oleh P.T. lain atau sama pada pokoknya dengan nama P.T. lain. - Bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan. - Sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah atau lembaga internasional kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan. - Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha atau menunjukkan maksud dan tujuan P.T. saja tanpa nama diri. - Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak membentuk kata. - Mempunyai arti sebagai Perseroan, badan hukum atau persekutuan perdata. Nama P.T. harus didahului dengan frase ”Perseroan Terbatas” atau disingkat P.T.; dan jika merupakan P.T. Terbuka, pada akhir nama P.T. harus ditambah kata singkatan “Tbk”. P.T. Terbuka adalah P.T. Publik atau P.T. yang melakukan penawaran umum saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. P.T. Publik adalah P.T. yang memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
  • 17. MODAL PERSEROAN TERBATAS (P.T.) - Modal dasar P.T. terdiri atas seluruh nilai nominal saham. - Modal dasar P.T.paling sedikit Rp. 50.000.000,-. - Paling sedikit 25 % dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh. - Modal ditempatkan dan disetor penuh dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah. - Setiap saham wajib memiliki nilai nominal. - Setiap saham mewakili 1 suara dalam RUPS. - Setiap saham harus diterbitkan atas nama. - Pengeluaran saham lebih lanjut yang dilakukan setiap kali untuk menambah modal yang ditempatkan harus disetor penuh. - Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya.
  • 18. SAHAM PERSEROAN TERBATAS (P.T.) - Saham P.T. dikeluarkan atas nama pemiliknya. - Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah. - Saham tanpa nilai nominal tidak dapat dikeluarkan. - Direksi P.T. wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang saham. - Pemegang saham diberi bukti pemilikan saham untuk saham yang dimilikinya. - Pemegang saham P.T. tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama P.T. dan tidak bertanggung jawab atas kerugian P.T. melebihi saham yang dimiliki. - Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk: * Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS. * Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi. * Menjalankan hak lainnya berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. - Pengalihan hak atas saham: * Memerlukan RUPS. * Diperlukan akta yang bertujuan untuk mengalihkan hak atas saham. * Dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.
  • 19. ORGAN PERSEROAN TERBATAS (P.T.) - RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). - Direksi. - Dewan Komisaris.
  • 20. RUPS RUPS adalah organ P.T. yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar. RUPS terdiri atas: - RUPS tahunan. RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan setelah tahun buku berakhir. - RUPS lainnya. RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan P.T.
  • 21. DIREKSI Direksi adalah organ P.T. yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengurusan P.T. untuk kepentingan P.T. sesuai dengan maksud dan tujuan P.T. serta mewakili P.T., baik di dalam maupun di luar Pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Untuk pertama kali pengangkatan anggota Direksi dilakukan oleh pendiri dalam Akta Pendirian. Untuk selanjutnya anggota Direksi diangkat oleh RUPS. Direksi P.T. terdiri atas 1 orang anggota Direksi atau lebih.
  • 22. PERAN DIREKSI - Direksi menjalankan pengurusan P.T. untuk kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T. - Direksi mewakili P.T., baik di dalam maupun di luar pengadilan. - Direksi menyusun rencana kerja tahunan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. - Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 bulan setelah tahun buku P.T. berakhir.
  • 23. KEWAJIBAN DIREKSI - Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat Direksi. - Melaporkan kepada P.T. mengenai saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan dan/atau keluarganya dalam P.T. dan P.T.lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. - Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan P.T. - Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan P.T. - Meminta persetujuan RUPS untuk: * Mengalihkan kekayaan P.T. * Menjadikan jaminan utang kekayaan P.T.: yang merupakan lebih dari 50 % jumlah kekayaan bersih P.T. dalam 1 transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. Transaksi tersebut adalah transaksi pengalihan kekayaan bersih P.T. yang terjadi dalam jangka waktu 1 tahun buku atau jangka waktu yang lebih lama sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar P.T.
  • 24. PERWAKILAN DIREKSI DALAM P.T. - Direksi mewakili P.T., baik di dalam maupun di luar pengadilan. - Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 orang, yang berwenang mewakili P.T. adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. - Kewenangan Direksi untuk mewakili P.T. adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar atau keputusan RUPS. - Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada1 orang karyawan P.T. atau lebih atau kepada orang lain untuk dan atas nama P.T. melakukan perbuatan hukum tertentu. - Anggota Direksi tidak berwenang mewakili P.T. jika: * Terjadi perkara di pengadilan antara P.T. dengan anggota Direksi yang bersangkutan. * Anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan P.T. Dalam hal tersebut di atas, yang berhak mewakili P.T. adalah: * Anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan P.T. * Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan P.T. * Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan P.T.
  • 25. DIREKSI DALAM UU P.T. - Anggota Direksi dibebaskan dari tanggung jawab sebagai akibat Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan apabila terbukti bahwa keadaan tersebut bukan karena kesalahannya. - Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian P.T. jika dapat membuktikan: * Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya. * Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T. * Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian. * Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjut- nya kerugian tersebut.
  • 26. DIREKSI DALAM UU P.T. - Anggota Direksi tidak bertanggung jawab atas kepailitan P.T. apabila dapat membuktikan: * Kepailitan tersebut terjadi bukan karena kesalahan atau kelalaian- nya. * Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, kehati-hatian dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T. * Tidak mempunyai benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang dilakukan. * Telah mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan.
  • 27. TANGGUNG JAWAB DIREKSI - Dalam hal Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan, anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan. - Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian P.T. apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai men- jalankan tugasnya. - Dalam hal Direksi terdiri atas 2 anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab tersebut berlaku secara tanggung renteng.
  • 28. TANGGUNG JAWAB DIREKSI - Anggota Direksi yang tidak melaksanakan kewajibannya melaporkan kepada P.T., saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan dan/atau keluarganya dalam P.T. dan P.T. lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus dan akibatnya menimbulkan kerugian bagi P.T., bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian P.T. tersebut. - Anggota Direksi dapat diberhentikan untuk sementara oleh Dewan Komisaris dengan menyebutkan alasannya dan dapat diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS dengan menyebutkan alasannya.
  • 29. TANGGUNG JAWAB DIREKSI - Dalam hal kepailitan, baik karena permohonan P.T. maupun permohonan pihak ketiga, terjadi karena kesalahan atau kelalaian Direksi dan harta pailit tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban P.T. dalam kepailitan tersebut, setiap anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas seluruh kewajiban yang tidak terlunasi dari harta pailit tersebut. - Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota Direksi yang salah atau lalai yang pernah menjabat sebagai anggota Direksi dalam jangka waktu 5 tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.
  • 30. DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris adalah organ P.T. yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Untuk pertama kali pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh pendiri dalam Akta Pendirian. Untuk selanjutnya anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS. Dewan Komisaris terdiri atas 1 orang anggota atau lebih.
  • 31. DEWAN KOMISARIS DALAM P.T. - Anggaran Dasar P.T. dapat mengatur adanya 1 orang atau lebih Komisaris Independen dan 1 orang Komisaris Utusan. - Komisaris Independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya. - Komisaris Utusan merupakan anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris. - Tugas dan wewenang Komisaris Utusan ditetapkan dalam Anggaran Dasar P.T. dengan ketentuan tidak bertentangan dengan tugas dan wewenang Dewan Komisaris dan tidak mengurangi tugas pengurusan yang dilakukan Direksi.
  • 32. DEWAN KOMISARIS DALAM P.T. - Dalam menjalankan tugas pengawasan, Dewan Komisaris dapat membentuk komite, yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. - Dewan Komisaris yang terdiri atas lebih dari 1 orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris. - P.T. yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, selain mempunyai Dewan Komisaris wajib mempunyai Dewan Pengawas Syariah. - Dewan Pengawas Syariah tersebut terdiri atas seorang ahli syariah atau lebih yang diangkat oleh RUPS atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia. - Dewan Pengawas Syariah tersebut bertugas memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan P.T. agar sesuai dengan prinsip syariah.
  • 33. PERAN DEWAN KOMISARIS - Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai P.T. maupun usaha P.T. dan memberi nasihat kepada Direksi. - Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T.
  • 34. KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS - Dewan Komisaris wajib: * Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya. * Melaporkan kepada P.T. mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya kepada P.T. tersebut dan P.T. lain. * Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS. - Apabila dalam Anggaran Dasar ditetapkan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu maka Dewan Komisaris berkewajiban untuk memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu tersebut.
  • 35. TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS - Dalam hal Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan, anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan. - Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan P.T. - Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian P.T. apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. - Dalam hal Dewan Komisaris terdiri atas 2 anggota Dewan Komisaris atau lebih, tanggung jawab tersebut di atas berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Dewan Komisaris. - Atas nama P.T., pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada P.T. ke Pengadilan Negeri.
  • 36. TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS - Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan P.T. tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban P.T. akibat kepailitan tersebut maka setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. - Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan.
  • 37. DEWAN KOMISARIS DALAM UU P.T. - Anggota Dewan Komisaris dibebaskan dari tanggung jawab sebagai akibat Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan apabila terbukti bahwa keadaan tersebut bukan karena kesalahannya. - Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian P.T. apabila dapat membuktikan: * Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati- hatian untuk kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T. * Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian. * Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
  • 38. DEWAN KOMISARIS DALAM UUPT - Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas kepailitan P.T. apabila dapat membuktikan: * Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya. * Telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan P.T. dan sesuai dengan maksud dan tujuan P.T. * Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibat- kan kepailitan. * Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjadi- nya kepailitan.
  • 39. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN - Dasar hukum: pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. - Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen P.T. untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi P.T. sendiri, komunitas setempat maupun masyarakat pada umumnya. - P.T. yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan P.T. yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. - Yang dimaksud dengan “P.T. yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah P.T. yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. - Yang dimaksud dengan “P.T. yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah P.T. yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam.
  • 40. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN - Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban P.T. yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya P.T. yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhati- kan kepatutan dan kewajaran. - P.T. yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana tersebut di atas, dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • 41. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. Pembubaran P.T. terjadi: - Berdasarkan keputusan RUPS. - Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah berakhir. - Berdasarkan penetapan pengadilan. - Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit P.T. tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan. - Karena harta pailit P.T. yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. - Karena dicabutnya izin usaha P.T. sehingga mewajibkan P.T. melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 42. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. - Dalam hal terjadi pembubaran P.T.: * Wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator. * P.T. tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali diperlukan untuk mem- bereskan semua urusan P.T. dalam rangka likuidasi.
  • 43. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. - Pembubaran P.T. terjadi karena hukum apabila jangka waktu berdirinya P.T. yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir. - Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari setelah jangka waktu berdirinya P.T. berakhir, RUPS menetapkan penunjukan likuidator. - Direksi tidak boleh melakukan perbuatan hukum baru atas nama P.T. setelah jangka waktu berdirinya P.T. yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir.
  • 44. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. - Pengadilan Negeri dapat membubarkan P.T. atas: * Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan P.T. melanggar kepentingan umum atau P.T. melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang- undangan. * Permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum dalam Akta Pendirian. * Permohonan pemegang saham, Direksi atau Dewan Komisaris berdasarkan alasan P.T. tidak mungkin untuk dilanjutkan. - Dalam penetapan pengadilan ditetapkan juga pe- nunjukan likuidator.
  • 45. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. - Pembubaran P.T. tidak mengakibatkan P.T. kehilangan status badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator diterima oleh RUPS atau pengadilan. - Sejak saat pembubaran, pada setiap surat keluar P.T. dicantumkan kata “dalam likuidasi” di belakang nama P.T.
  • 46. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. - Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal pembubaran P.T., likuidator wajib memberitahukan: * Kepada semua kreditor mengenai pembubaran P.T. dengan cara mengumumkan pembubaran P.T. dalam surat kabar dan Berita Negara R.I. * Pembubaran P.T. kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. untuk dicatat dalam Daftar Perseroan bahwa P.T. dalam likuidasi. * Pemberitahuan dalam surat kabar dan Berita Negara R.I. memuat: - Pembubaran P.T. dan dasar hukumnya. - Nama dan alamat likuidator. - Tata cara pengajuan tagihan. - Jangka waktu pengajuan tagihan. Jangka waktu pengajuan tagihan adalah 60 hari terhitung sejak tanggal pengumuman
  • 47. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. - Dalam hal pemberitahuan kepada Kreditor dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. belum dilakukan, pembubaran P.T. tidak berlaku bagi pihak ketiga. - Dalam hal likuidator lalai melakukan pem- beritahuan kepada Kreditor dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I., likuidator secara tanggung renteng dengan P.T. bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pihak ketiga.
  • 48. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. Kewajiban likuidator dalam melakukan pemberesan harta kekayaan P.T. dalam proses likuidasi meliputi pe- laksanaan: - Pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang P.T. - Pengumuman dalam surat kabar dan Berita Negara R.I. mengenai rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi. - Pembayaran kepada para kreditor. - Pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang saham. - Tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan.
  • 49. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. - Likuidator bertanggung jawab kepada RUPS atau pengadilan yang mengangkatnya atas likuidasi P.T. yang dilakukan. - Likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. dan mengumumkan hasil akhir proses likuidasi dalam surat kabar setelah RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan kepada likuidator atau setelah pengadilan menerima pertanggungjawaban likuidator yang ditunjuknya.
  • 50. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mencatat berakhirnya status badan hukum P.T. dan menghapus nama P.T. dari Daftar Perseroan, termasuk karena penggabungan, peleburan atau pemisahan. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu Perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan Perseroan lain yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari Perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada Perseroan yang menerima penggabungan dan selanjutnya status badan hukum Perseroan yang menggabungkan diri berakhir karena hukum. Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh 2 Perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan satu Perseroan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan pasiva dari Perseroan yang meleburkan diri dan status badan hukum Perseroan yang meleburkan diri berakhir karena hukum. Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Perseroan untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 2 Perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 1 Perseroan atau lebih.
  • 51. PEMBUBARAN, LIKUIDASI DAN BERAKHIRNYA STATUS BADAN HUKUM P.T. - Pemberitahuan dan pengumuman pengakhiran status badan hukum P.T. tersebut dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 hari terhitung sejak tanggal pertanggungjawaban likuidator diterima oleh RUPS atau pengadilan. - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. mengumumkan berakhirnya status badan hukum P.T. dalam Berita Negara R.I.
  • 52. MACAM-MACAM P.T. P.T. yang ada di Indonesia dapat dibedakan ke dalam 2 bentuk, yaitu: - P.T. Tertutup. Yang dimaksud dengan P.T. Tertutup adalah suatu P.T. yang saham-sahamnya masih dipegang oleh beberapa orang/ perusahaan saja, sehingga jual beli sahamnya dilakukan dengan cara-cara yang ditentukan oleh Anggaran Dasar P.T., yang pada umumnya diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham yang bersangkutan. - P.T. Terbuka. Yang dimaksud dengan P.T. Terbuka adalah suatu P.T. yang modal dan sahamnya telah memenuhi syarat-syarat tertentu, dimana saham-sahamnya dipegang oleh banyak orang/ banyak perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan kepada publik/ masyarakat sehingga jual beli sahamnya dilakukan melalui pasar modal.
  • 53. KELEBIHAN P.T. - Pemilik P.T. memiliki tanggung jawab terbatas. - Ada pemisahan antara pemilik P.T. dengan pengurus P.T. sehingga RUPS dapat memilih pengurus yang mampu menjalankan P.T. sehingga dapat dicapai efisiensi. - Dengan dilakukannya pemilihan pengurus P.T. atas dasar kemampuan, maka kontinuitas P.T. lebih terjamin. - Modal dapat diperoleh dengan menjual saham, me- nerbitkan obligasi atau memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan. - Pemilik P.T. dapat diganti tanpa membubarkan P.T.
  • 54. KELEMAHAN P.T. - Biaya organisasi besar dan pengorganisasiannya rumit. - Pajak Penghasilan dikenakan terhadap P.T. dan dividen para pemegang saham. - Pendirian P.T. relatif lebih rumit dibandingkan dengan bentuk usaha lainnya. - Bidang usaha P.T. sulit diubah karena selain sulit untuk mengubah Akta Pendirian, juga sulit untuk mengubah investasi yang telah ditanamkan. - Semakin besar suatu P.T., ada kecenderungan hubungan antar personal menjadi terlalu formal, selain itu ada perbedaan motif antara pemilik P.T. dengan pengurus P.T.