1. MAKALAH
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“Azas-Azas Pengetahuan Lingkungan”
Disusun Oleh :
Kelompok / Kelas : IV (Empat) / 3 ID08
Nama / NPM : 1. Andre Fikri / 30412811
2. Dadang Pujo P. / 38412352
3. Neneng Suryani / 35412283
4. Panji Satrio W. / 35412649
5. Pittauli Aritonang / 35412674
6. Sandy Sulaiman / 36412817
7. Sul Hasan Bahri / 37412190
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
2. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Teknologi yang berkembang dengan pesat mengakibatkan berbagai
dampak positif maupun negatif. Konsekuensi dampak negatif akibat
perkembangan teknologi yang harus diterima oleh lingkungan salah satunya
adalah terjadinya pemanasan global. Manusia sebagai subjek utama dari skenario
kehidupan di alam semesta ini adalah pemegang arah yang paling berpengaruh
terhadap lingkungan. Berbagai efek yang ditimbulkan akibat pemanasan global
pada dasarnya adalah akibat ulah manusia itu sendiri. Walaupun tidak dapat di
pungkiri bahwa itu semua mereka lakukan demi mempertahankan kehidupan
mereka masing-masing.
Dewasa ini umat manusia juga telah meyadari bahwa sinar matahari pada
suatu saat akan habis, karena sinar itu berupa tenaga panas yang dipancarkan
akibat reaksi inti.musnahnya sinar matahari berada di luar lingungan umat
manusia, sehingga tidak perlu mendapat perhatian seperti halnya bumi atau
lingkungan hidup. Umat manusia telah menyadari bahwa dewasa ini lingkungan
hidup manusia semakin terganggu. Terganggunya lingkungan hidup manusia
dikarenakan perilaku manusia yang tidak sesuai dengan lingkungannya.
Kesadaran manusia sangat dibutuhkan, karena tindakan-tindakan yang
dilakukan seperti sekarang ini manusia telah memperkirakan apa yang akan terjadi
pada waktu yang akan datang. Kesadaran manusia sepenuhnya dihubungkan
antara pembangunan dan lingkungan hidup, bila suatu negara mempu
meningkatkan pembangunannya, maka kemampuan untuk menjaga lingkungan
juga meningkat.
3. 2. Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik
antara mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen
sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti :
1. Bagaimana alam bekerja
2. Bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya
3. Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4. Bagaimana mereka mencukupi materi dan energi
5. Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lain
6. Bagaimana individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi merupakan disiplin baru dari biologi yang merupakan mata rantai
fisik serta proses biologi yang menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
Tahun 1900, Ekologi menjadi acuan ilmu-ilmu lainnya, yang wajib diketahui,
karena dapat menerangkan, memberikan ilham, mencari jalan menuju hidup
layak. Setelah 1968, timbul kesadaran lingkungan di seluruh dunia, dimana setiap
orang dituntut untuk hemat dalam penggunaan sumber daya, hemat energi, dan
dapat mengurangi pencemaran tanah, air, udara, yang merupakan masalah
lingkungan sedunia, setelah ada gerakan sadar lingkungan tahun 1968 dan di
Indonesia tahun 1972, maka setiap orang mulai memikirkan masalah pencemaran,
rusaknya daerah-daerah alami, hutan, pantai, meningkatnya perkembangan
penduduk, yang berdampak pada masalah pangan, penggunaan energi, kenaikan
suhu akibat efek gas rumah kaca, menipisnya lapisan ozon. Ruang lingkup
ekologi dapat dilihat pada spectrum Biologi sekumpulan individu, dari jenis yang
sama, terjadi di satu tempat dalam waktu tertentu.
Ilmu Lingkungan adalah ilmu yang mempelajari penerapan berbagai
prinsip dan ketentuan ekologi di dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, ilmu
lingkungan disebut sebagai applied ecology. Mahluk hidup lain bukan sekedar
kawan hidup bersama manusia secara pasif atau netral, melainkan sangat terkait
dengan mereka, tanpa mereka, manusia tidak dapat hidup.
Sebaiknya disadari, bahwa manusia membutuhkan mahluk hidup lain
untuk kelangsungan hidupnya (manusia, tumbuhan, hewan, jasad renik) yang
4. menempati ruang tertentu, di mana dalam ruang tersebut terdapat benda tidak
hidup (abiotik) berupa tanah, air dan udara.
Sifat lingkungan ditentukan oleh berbagai hal, diantaranya :
1. Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan tersebut lingkungan yang
terdiri dari (10) manusia, (1) anjing, (3) burung, (1) pohon kelapa, (1) bukit
batu, akan berbeda sifatnya dengan lingkungan yang terdiri dari (1) manusia,
(10) anjing, tertutup rimbun pohon bambo, tanpa bukit batu (rata)
2. Hubungan atau interaksi antara unsur dalam dalam lingkungan tersebut Dua
ruangan yang luasnya sama, dilengkapi perabot yang sama pula namun dengan
lay out berbeda, akan menghasilkan sifat ruangan yang berbeda pula.
3. Faktor kelakuan (kondisi) unsur lingkungan hidup Sebagai contoh, kota dengan
penduduk yang aktif dan bekerja keras akan memiliki lingkungan yang lain
dengan sebuah kota yang sikap penduduknya santai dan malas bekerja. Atau,
lingkungan daerah yang berlahan landai dan subur dengan yang berlereng dan
tererosi.
4. Non material lingkungan panas, silau, dan bising akan berbeda dengan
lingkungan sejuk yang dengan cahaya cukup tapi tenang.
3. Azas-Azas Lingkungan Hidup
Azas adalah hipotesis yang telah diuji coba kebenarannya, dapat dilakukan
penyamarataan kesimpulan secara umum kebenarannya. Azaz pengetahuan
lingkungan adalah prinsip atau aturan yang mengatur tentang pengelolaan
lingkungan. Azas ini sangat bermanfaat untuk landasan pengeloalan lingkungan
dan penyimpangan azas dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.
Azas-azas lingkungan terbagi menajdi empat, yaitu sumber daya alam (azas 1-5),
keanekaragaman (azas 6-8), stabilitas ekosistem (azas 9-12), dan populasi (azas
13-14). Azas-azas lingkungan tersebut dapat dijelaskan dengan rinci pada poin 1
sampai 14.
1. Azas 1
Semua energi yang memasuki organisme hidup, populasi atau ekosistem
dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat
5. dirubah dari satu bentuk kebentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan
atau diciptakan. Sebagai contoh, banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam
bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh berbiak,
menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang. Dalam dunia hewan
sebagian energi hilang, misalnya, dalam bentuk tinjanya sebagian diambil oleh
parasit yang terdapat dalam tubuhnya. Metabolisme hewan ini kemudian terbagi
dalam beberapa komponen yang tetap dapat mempertahankan kegiatan
metabolisme dasarnya.
2. Azas 2
Tidak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien. Sebagai
contoh misal energi yang diambil oleh hewan untuk keperluan hidupnya adalah
dalam bentuk makanan padat yang bermanfaat, tetapi panas yang keluar dari
tubuh hewan karena lari, terbang, atau berenang terbuang tanpa guna.
3. Azas 3
Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk
kategori sumber daya alam. Sebagai contoh misal hewan mamalia di padang pasir,
pada musim kering tiba persediaan air habis dilingkungannya, maka harus
berpindah ke lokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan
bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh
jarak lokasi sumber air.
4. Azas 4
Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaannya sudah mencapai
optimum, pengaruh unit pengadaannya sering menurun dengan penambahan
sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum
ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi. Untuk semua kategori
sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang
melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan
peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang
sudah mendekati batas maksimum. Sebagai contoh pada keadaan lingkungan yang
sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik - turun (bukan
6. naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan
perjuangan hidup bila persediaan sumber daya alam berkurang, tetapi sebaliknya
akan terdapat ketenangan kalau sumber daya alam bertambah.
5. Azas 5
Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya
dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tak mempunyai daya
rangsang penggunaan lebih lanjut. Sebagai contoh suatu jenis hewan sedang
mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman
yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya
kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumber
alam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
6. Azas 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada
saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya. Sebagai contoh mula-
mula di bukit pasir tumbuhan pelopor itu kemudian berhasil mengubah keadaan
lingkungan. Pada perkembangan berikutnya, serangkaian spesies lain yang lebih
adaptif dengan keadaan lingkungan barulah yang datang mengganti, dan
tumbuhan pelopor kemudian tersisihkan. Proses penggantian spesies secara
berurutan inilah yang dikenal sebagai proses suksesi.
7. Azas 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam
lingkungan yang mudah diramal. Sebagai contoh Keadaan iklim yang stabil dalam
waktu yang lama tidak saja akan melahirkan keanekaragaman spesien yang tinggi,
tetapi juga akan menimbulkan keanekaragaman penyebaran kesatuan populasi.
8. Azas 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman
takson,bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat
memisahkan takson tersebut. Sebagai contoh burung dapat hidup dalam suatu
keadaan lingkungan yang luas dengan spesies yang kurang beraneka ragam,
karena burung mempunyai kemampuan menjelajah.
7. 9. Azas 9
Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi
produktivitas. Sebagai contoh spesies bertambah dan terdapat juga tumbuhan
dalam bentuk komunitas tumbuhan yang berlapis-lapis.
10. Azas 10
Pada lingkungan yang stabil, perbandingan antara biomassa dengan
produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot. Sebagai
contoh apabila suatu masyarakat berkembang semakin maju, memang secara
keseluruhan ada penurunan harga energi per unit produksi kotor nasional (gross
national product), tetapi pada waktu yang sama produksi kotor nasional per kapita
naik dengan sangat cepat, sehingga terdapat peningkatan pengeluaran energi per
orang.
11. Azas 11
Sistem yg sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yg belum
mantap (belum dewasa). Sebagai contoh tenaga kerja dari ladang, kampung, kota
kecil mengalir ke kota besar (metropolitan) karena keanekaragaman kehidupan
kota besar melebihi tempat asalnya atau cendekiawan yang berasal dari daerah
enggan kembali ke asalnya, karena taraf keanekaragaman penghidupan kota besar
lebih tinggi dari daerah asalnya. Dengan demikian keahlian, bakat, tenaga kerja
mengalir dari daerah yang kurang ke daerah yang lebih beraneka ragam corak
penghidupannya.
12. Azas 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada
kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan. Sebagai contoh
adaptasi secara tiba-tiba oleh serangga dan ikan yang berwarna semarak di daerah
tropika yang kaya keanekaragaman.
13. Azas 13
Lingkungan yang mantap secara fisik memungkinkan terjadinya
penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yg mantap,yang kemudian
dapat menggalakan kemantapan populasi lebih jauh lagi. Sebagai contoh jumlah
spesies tumbuhan dan hewan habis di eksploitasi oleh manusia dan menyebabkan
8. semakin lama jumlahnya semakin sedikit. Maka dari itu, perlu diperlukan suatu
ilmu untuk menjaga ekosistem ini tetap berjalan baik.
14. Azas 14
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah
keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi
populasi itu. Sebagai contoh burung elang sangat tergantung pada tikus tanah
sebagai sumber makanan utama, dan tikus tanah sangat bergantung pada spesies
tumbuhan, tumbuhan tersebut tergantung pada jenis tanah tertentu untuk
hidupnya.
9. DAFTAR PUSTAKA
Santoso Budi, 1999, “Ilmu Lingkungan Industri”, Jakarta, QX Graphic Design.
Soerjani, Mohamad, dkk. 2007. Lingkungan Hidup (The Living Environment)
Pendidikan, Pengelolaan Lingkungan dan Kelangsungan Pembangunan
(Education, Envorinmental management and Sustainable Development)
Edisi Kedua.Jakarta : Yayasan Institut Pendididikan dan Pengembangan
Lingkungan (IPPL).