SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
ASMA BRONKIALE
Dr. Farida A. Soetedjo, Sp.P
Bag. Ilmu Penyakit Dalam
FK - UWKS
Definisi :
Gangguan inflamasi kronik pada saluran napas
Melibatkan banyak sel-sel radang (eosi-nofil,
sel mast, leukotrien, makrofag, ne-trofil,
limfosit T, dll)
Terjadi hiperresponsif jalan napas thd ber-
bagai rangsangan
Ditandai dg obstruksi jalan napas yg ber-sifat
reversibel dengan atau tanpa pengo-batan
Definisi diambil dari NHLBI (National Heart, Lung
and Blood Institute) - 2007
Gejala klinis:
Sesak napas / dada terasa penuh (chest
tightness)
Napas berbunyi (mengi/wheezing)
Batuk (terutama malam dan dini hari)
Dahak kental sulit dikeluarkan
 Gejala timbul secara episodik berulang
Faktor risiko:
Genetik (multiple chromosomal region – kadar
Ig E tinggi pada kromosom 5q, 11q, 12q gen
Human Leucocyte Antigen/HLA)
Lingkungan (house dust mite, polusi, cuaca)
Patogenesa:
Pencetus/trigger (alergen, virus, iritan, psikis) 
hiperresponsif saluran napas  reaksi imunologik
dan atau gangguan keseimbangan biokimia /
neurohumoral  inflamasi akut (reaksi asma tipe
cepat dan tipe lambat)  bronkospasme, edema,
hipersekresi mukus  inflamasi kronik & airway
remodeling
GAMBAR PARU dan SALURAN NAFAS
Inflamasi akut:
Reaksi asma tipe cepat  alergen terikat Ig E pd sel
mast  degranulasi sel mast  release preformed
(histamin, protease) dan newly generated mediators
(leukotrien, prostaglandin, PAF)  br.spasme,
hipersekresi mukus, vasodilatasi.
Reaksi asma tipe lambat  timbul 6-9 jam stl
paparan alergen  aktivasi eosinofil, sel T CD4+,
netrofil & makrofag.
Inflamasi kronik & airway remodeling:
• Melibatkan sel limfosit T, eosinofil, makro-
fag, sel mast, sel epitel, dan fibroblast
• Menyebabkan kerusakan jaringan yg dii-kuti healing
process  perubahan struk-tur (airway remodeling)
berupa:
- Hipertrofi & hiperplasia otot polos br. &
kelenjar mukus
- Penebalan membran reticular basal
- Hipervaskuler
- Perubahan struktur parenkim  fibrosis
ALERGEN PEMICU ASMA
Klasifikasi asma:
1. Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik
2. Asma Nonatopik/Intrinsik
Sindroma Asma:
 Exercise-induced asthma
 Nocturnal asthma
 Occupational asthma
 Aspirin-induced asthma
 Fatal & near fatal asthma
Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik:
• Anak & dewasa muda
• Serangan mendadak stl terpapar alergen, dpt pulih
tanpa obat
• Sering didahului influenza
• Keturunan (+), eksim saat kanak2
• Skin test (+), Ig E & eosinofil 
• Sering alergi aspirin
• Respons tx baik
Asma Nonatopik/Intrinsik:
• Dewasa atau usia pertengahan
• Faktor imunologi (?)
• Sering disebabkan infeksi, dahak purulen
• Riwayat atopi (±)
• Skin test (-), Ig E & eosinofil normal
• Respons tx kurang
• Prognose lebih jelek
Sindroma Asma:
• Exercise-induced asthma (EIA):
- Pencetus latihan fisik sedang - berat
- Usia muda
- Mekanisme: ventilasi   udara kering & dingin
masuk jln napas  pengeringan & pendinginan
mukosa jln napas  inflamamasi (sel mast melepas
mediator)  br. spasme, edema, hipersekresi
mukus
- Makin kering & dingin, makin berat br.spasme
• Exercise-induced asthma…
- Faktor yg dpt memperberat atau memperingan EIA:
- Asma yg tdk terkontrol baik
- Berlatih di udara kering & dingin
- Jenis & beratnya latihan fisik
- Warming-up seblm berlatih
- Terapi: 2-agonis & cromolyn inhalasi
sebelum berlatih
• Nocturnal asthma:
- Keluhan batuk / sesak terutama timbul pd
malam – dini hari
- Mekanisme  perubahan suhu yg ekstrim,
pe kadar hormon adreno-corticotropin pd
dini hari
- Terapi: Theophylline SR, LABA + steroid
inh.
• Occupational asthma:
- Penyebab alergen atau iritan di lingkungan
kerja
- Keluhan timbul bila px berada di lingkungan
kerja & menghilang setelah px pulang
- Terapi: masker, pindah tempat kerja, 2-
agonis & steroid inhalasi sebelum bekerja
Diagnosa:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang:
- Radiologis: foto toraks
- Test faal paru, uji provokasi bronkus
- Laboratorium: status alergi (darah tepi,
Ig E total, eosinofil count, Ig E Atopy,
skin test, sputum charcot leyden)
Anamnesa:
• Serangan bersifat episodik/berulang /kumat-
kumatan, reversibel
• Memburuk malam & dini hari
• Pencetus/trigger (+)
• Respons thd br.dilator (+)
• Riwayat asma dlm keluarga
• Riwayat alergi, sinusitis
Pemeriksaan fisik:
• Dpt normal, kadang wheezing (+), eks-pirasi
memanjang
• Serangan ringan  wheezing akhir eks-pirasi
paksa
• Serangan berat  wheezing dapat tidak
terdengar, px sianosis, gelisah, taki-kardi, retraksi
ics, penggunaan otot bantu napas
Pemeriksaan penunjang:
• Foto toraks  normal diluar serangan, hi-perinflasi
saat serangan, adanya penyakit lain
• Faal paru (spirometri / PEFR)  menilai berat
obstruksi, reversibilitas, variabilitas
• Uji provokasi bronkus  membantu dx
• Status alergi  skin prick test, Ig E total, eosinofil
count, Ig E Atopy
Diagnosa Banding:
• Dewasa:
PPOK, bronkitis kronis, gagal jantung kongestif,
obstruksi krn tumor, disfungsi larings, emboli paru
• Anak:
Corpus alienum, laringotrakeomalasia, limfadenopati,
bronkiolitis, stenosis trakea, tumor
Tingkat Kontrol Asma menurut GINA
2008
 2 x /
minggu
Tidak Ada
Tidak Ada
 2 x /
minggu
Normal
Tidak Ada
Gejala Siang
Hambatan
Aktivitas
Gejala Malam
Perlu Obat
Pelega
Fungsi Paru
(PEF atau FEV1)
Eksaserbasi/kambuh
TERKONTROL
Characteristics
> 2 x /
minggu
Ada
Ada
> 2 x /
minggu
< 80% prediksi atau
hasil terbaik (bila
ada) setiap hari
Satu / lebih per
tahun
TERKONTROL
SEBAGIAN
3 atau lebih
keadaan
terkontrol
sebagian dalam
setiap minggu
Satu kali pada
setiap minggu
TIDAK
TERKONTROL
Klasifikasi
Asma
GINA updated 2008
KUALITAS
HIDUP
Klasifikasi derajat berat asma (GINA 2004)
Derajat
Asma
Gejala Gejala
mlm
Faal Paru Terapi
Intermitten < 1x/minggu
Asimtomatik
 2x/bulan PEFR  80%
FEV1  80%
V.PEF< 20%
SABA inhalasi saat
serangan
Mild Persisten  1x/minggu
< 1x/hari
Aktivitas ter-
ganggu ±
>
2x/bulan
PEFR  80%
FEV1  80%
V.PEF 20-30%
SABA inh.
Steroid inh. dosis rendah
Moderate
Persisten
Setiap hari
Aktivitas &
tidur tergg.
Br.dilator (+)
> 1x/mgg PEFR 60-80%
FEV1 60-80%
V.PEF > 30%
SABA inh.
LABA inh.
Steroid inh. dosis rendah –
sedang
Severe
Persisten
Kontinyu
Aktivitas ter-
batas
Sering PEFR < 60%
FEV1 < 60%
V.PEF > 30%
LABA inh.
Steroid inh. dosis tinggi
Theophylline SR
Oral steroid
Leukotrien
Penatalaksanaan
Tujuan:
• Menghilangkan & mengendalikan gejala asma
• Mencegah eksaserbasi akut
• Me & mempertahankan faal paru optimal
• Mengupayakan aktivitas normal (exercise)
• Menghindari ESO
• Mencegah airflow limitation irreversible
• Mencegah kematian
Kunci dari keberhasilan kontrol asma adalah
mengobati inflamasi sesegera mungkin pada
saat gejala timbul
Kontrol Asma Gejala Asma Eksaserbasi
Inflammasi
Otot halus Bronkokonstriksi
Kunci mengontrol gejala
adalah dengan mening-
katkan terapi anti-infla-
masi untuk menghindari
eksaserbasi
Penatalaksanaan….
1. Saat Serangan:
• Reliever/Pelega:
Gol. Adrenergik:
- Adrenalin/epinephrine 1 : 1000  0,3 cc/sc
- Ephedrine: oral
- Short Acting 2-agonis (SABA)
- Salbutamol (Ventolin): oral, inj., inh.
- Terbutaline (Bricasma): oral, inj., inh.
- Fenoterol (Berotec): inh.
- Procaterol (Meptin): oral, inh.
- Orciprenaline (Alupent): oral, inh.
Penatalaksanaan…
Gol. Methylxantine:
- Aminophylline: oral, inj.
- Theophylline: oral
Gol. Antikolinergik:
- Atropin: inj
- Ipratropium bromide: inh.
Gol. Steroid:
- Methylprednisolone: oral, inj.
- Dexamethasone: oral, inj.
- Beclomethasone (Beclomet): inh.
- Budesonide (Pulmicort): inh.
- Fluticasone (Flixotide): inh.
Penatalaksanaan…
• Controller/Pengontrol:
Gol. Adrenergik:
- Long-acting 2-agonis (LABA):
- Salmeterol & Formoterol: inh.
Gol. Methylxantine:
- Theophylline Slow Release
Gol. Steroid: inh., oral, inj.
Leukotriene Modifiers: Zafirlukast
Cromolyne sodium: inh.
Kombinasi LABA & Steroid: inh.
 Bila perlu dpt diberikan Antibiotik
Penatalaksanaan….
2. Diluar serangan:
• Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
• Menghindari kelelahan
• Menghindari stress psikis
• Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
• Olahraga (renang, senam asma)
• Vaksinasi influenza
OBAT HISAP
Metered Dose Inhaler
Aerosol
Turbuhaler
Dry Powder
NEBULISER
Nebulisasi dengan Micromist Nebulisasi dengan
Masker
Beda Asma Br. dan PPOK
BEDA ASMA BRONKIALE PPOK
Usia
Merokok
Reversibiliti
Progresifiti
Riwayat Alergi
Batuk
Dyspneu on effort
Sputum
Faal paru
Variabiliti PF
Darah Lengkap
Analisa Gas Darah
Foto Toraks
Sel-sel inflamasi
Anak, remaja, dewasa
+/-
Reversibel
Non-progresif
++
Malam – dini hari
Bila serangan
Kental, sulit dikeluarkan
Me bila serangan
++
Normal
PaO2 N/
Normal, hiperinflasi saat
serangan
Eosinofil, CD4+
Dewasa > 40 tahun
++
Non-reversibel
Progresif
+/-
Sewaktu-waktu
++
+/-
FEV1/FVC < 70%
-
Polisitemia
PaCO2 , PaO2 N/
Hiperinflasi
Netrofil, CD8+
asma-bronkiale.ppt

More Related Content

Similar to asma-bronkiale.ppt

Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchial
Sumadin1112
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
sharklasers22
 
konseling asma
konseling asmakonseling asma
konseling asma
witanurma
 

Similar to asma-bronkiale.ppt (20)

Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchial
 
PW ASMA.pptx
PW ASMA.pptxPW ASMA.pptx
PW ASMA.pptx
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem persyarafan meningitis ...
 
BRONCHIAL ASTHMA
BRONCHIAL ASTHMABRONCHIAL ASTHMA
BRONCHIAL ASTHMA
 
askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma askep gawat darurat Kasus asma
askep gawat darurat Kasus asma
 
Asma bronkial
Asma bronkialAsma bronkial
Asma bronkial
 
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptxTHT Bimbingan [Autosaved].pptx
THT Bimbingan [Autosaved].pptx
 
Asma pada anak
Asma pada anakAsma pada anak
Asma pada anak
 
Asma akut-berat.pptx
Asma akut-berat.pptxAsma akut-berat.pptx
Asma akut-berat.pptx
 
ASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.pptASMA EKSASERBASI.ppt
ASMA EKSASERBASI.ppt
 
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.pptPPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
 
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.pptPPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
PPT ENCEPHALITIS kelompok 8.ppt
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
11. Asma.ppt pada kasus kebidanan yang perlu
 
PERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptxPERTUSIS.pptx
PERTUSIS.pptx
 
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-klTht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
Tht kl (emergency) dr.novialdi sp.tht-kl
 
konseling asma
konseling asmakonseling asma
konseling asma
 
Asma 2
Asma 2Asma 2
Asma 2
 
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
(Manajemen FT Asma).pptx penyakit asma fisioterapi
 
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.pptPEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt
PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD KASUS RESPIRASI.ppt
 

Recently uploaded

Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (12)

FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
455797170-PROSES dan metode ELISA-pptx.pptx
 
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis GrafPenyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
Penyiasatan Saintifik Tingkatan 4 Jenis-jenis Graf
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 

asma-bronkiale.ppt

  • 1. ASMA BRONKIALE Dr. Farida A. Soetedjo, Sp.P Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK - UWKS
  • 2. Definisi : Gangguan inflamasi kronik pada saluran napas Melibatkan banyak sel-sel radang (eosi-nofil, sel mast, leukotrien, makrofag, ne-trofil, limfosit T, dll) Terjadi hiperresponsif jalan napas thd ber- bagai rangsangan Ditandai dg obstruksi jalan napas yg ber-sifat reversibel dengan atau tanpa pengo-batan Definisi diambil dari NHLBI (National Heart, Lung and Blood Institute) - 2007
  • 3. Gejala klinis: Sesak napas / dada terasa penuh (chest tightness) Napas berbunyi (mengi/wheezing) Batuk (terutama malam dan dini hari) Dahak kental sulit dikeluarkan  Gejala timbul secara episodik berulang
  • 4. Faktor risiko: Genetik (multiple chromosomal region – kadar Ig E tinggi pada kromosom 5q, 11q, 12q gen Human Leucocyte Antigen/HLA) Lingkungan (house dust mite, polusi, cuaca)
  • 5. Patogenesa: Pencetus/trigger (alergen, virus, iritan, psikis)  hiperresponsif saluran napas  reaksi imunologik dan atau gangguan keseimbangan biokimia / neurohumoral  inflamasi akut (reaksi asma tipe cepat dan tipe lambat)  bronkospasme, edema, hipersekresi mukus  inflamasi kronik & airway remodeling
  • 6. GAMBAR PARU dan SALURAN NAFAS
  • 7. Inflamasi akut: Reaksi asma tipe cepat  alergen terikat Ig E pd sel mast  degranulasi sel mast  release preformed (histamin, protease) dan newly generated mediators (leukotrien, prostaglandin, PAF)  br.spasme, hipersekresi mukus, vasodilatasi. Reaksi asma tipe lambat  timbul 6-9 jam stl paparan alergen  aktivasi eosinofil, sel T CD4+, netrofil & makrofag.
  • 8. Inflamasi kronik & airway remodeling: • Melibatkan sel limfosit T, eosinofil, makro- fag, sel mast, sel epitel, dan fibroblast • Menyebabkan kerusakan jaringan yg dii-kuti healing process  perubahan struk-tur (airway remodeling) berupa: - Hipertrofi & hiperplasia otot polos br. & kelenjar mukus - Penebalan membran reticular basal - Hipervaskuler - Perubahan struktur parenkim  fibrosis
  • 10. Klasifikasi asma: 1. Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik 2. Asma Nonatopik/Intrinsik Sindroma Asma:  Exercise-induced asthma  Nocturnal asthma  Occupational asthma  Aspirin-induced asthma  Fatal & near fatal asthma
  • 11. Asma Atopik/Ekstrinsik/Alergik: • Anak & dewasa muda • Serangan mendadak stl terpapar alergen, dpt pulih tanpa obat • Sering didahului influenza • Keturunan (+), eksim saat kanak2 • Skin test (+), Ig E & eosinofil  • Sering alergi aspirin • Respons tx baik
  • 12. Asma Nonatopik/Intrinsik: • Dewasa atau usia pertengahan • Faktor imunologi (?) • Sering disebabkan infeksi, dahak purulen • Riwayat atopi (±) • Skin test (-), Ig E & eosinofil normal • Respons tx kurang • Prognose lebih jelek
  • 13. Sindroma Asma: • Exercise-induced asthma (EIA): - Pencetus latihan fisik sedang - berat - Usia muda - Mekanisme: ventilasi   udara kering & dingin masuk jln napas  pengeringan & pendinginan mukosa jln napas  inflamamasi (sel mast melepas mediator)  br. spasme, edema, hipersekresi mukus - Makin kering & dingin, makin berat br.spasme
  • 14. • Exercise-induced asthma… - Faktor yg dpt memperberat atau memperingan EIA: - Asma yg tdk terkontrol baik - Berlatih di udara kering & dingin - Jenis & beratnya latihan fisik - Warming-up seblm berlatih - Terapi: 2-agonis & cromolyn inhalasi sebelum berlatih
  • 15. • Nocturnal asthma: - Keluhan batuk / sesak terutama timbul pd malam – dini hari - Mekanisme  perubahan suhu yg ekstrim, pe kadar hormon adreno-corticotropin pd dini hari - Terapi: Theophylline SR, LABA + steroid inh.
  • 16. • Occupational asthma: - Penyebab alergen atau iritan di lingkungan kerja - Keluhan timbul bila px berada di lingkungan kerja & menghilang setelah px pulang - Terapi: masker, pindah tempat kerja, 2- agonis & steroid inhalasi sebelum bekerja
  • 17. Diagnosa: 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan penunjang: - Radiologis: foto toraks - Test faal paru, uji provokasi bronkus - Laboratorium: status alergi (darah tepi, Ig E total, eosinofil count, Ig E Atopy, skin test, sputum charcot leyden)
  • 18. Anamnesa: • Serangan bersifat episodik/berulang /kumat- kumatan, reversibel • Memburuk malam & dini hari • Pencetus/trigger (+) • Respons thd br.dilator (+) • Riwayat asma dlm keluarga • Riwayat alergi, sinusitis
  • 19. Pemeriksaan fisik: • Dpt normal, kadang wheezing (+), eks-pirasi memanjang • Serangan ringan  wheezing akhir eks-pirasi paksa • Serangan berat  wheezing dapat tidak terdengar, px sianosis, gelisah, taki-kardi, retraksi ics, penggunaan otot bantu napas
  • 20. Pemeriksaan penunjang: • Foto toraks  normal diluar serangan, hi-perinflasi saat serangan, adanya penyakit lain • Faal paru (spirometri / PEFR)  menilai berat obstruksi, reversibilitas, variabilitas • Uji provokasi bronkus  membantu dx • Status alergi  skin prick test, Ig E total, eosinofil count, Ig E Atopy
  • 21. Diagnosa Banding: • Dewasa: PPOK, bronkitis kronis, gagal jantung kongestif, obstruksi krn tumor, disfungsi larings, emboli paru • Anak: Corpus alienum, laringotrakeomalasia, limfadenopati, bronkiolitis, stenosis trakea, tumor
  • 22. Tingkat Kontrol Asma menurut GINA 2008  2 x / minggu Tidak Ada Tidak Ada  2 x / minggu Normal Tidak Ada Gejala Siang Hambatan Aktivitas Gejala Malam Perlu Obat Pelega Fungsi Paru (PEF atau FEV1) Eksaserbasi/kambuh TERKONTROL Characteristics > 2 x / minggu Ada Ada > 2 x / minggu < 80% prediksi atau hasil terbaik (bila ada) setiap hari Satu / lebih per tahun TERKONTROL SEBAGIAN 3 atau lebih keadaan terkontrol sebagian dalam setiap minggu Satu kali pada setiap minggu TIDAK TERKONTROL Klasifikasi Asma GINA updated 2008 KUALITAS HIDUP
  • 23. Klasifikasi derajat berat asma (GINA 2004) Derajat Asma Gejala Gejala mlm Faal Paru Terapi Intermitten < 1x/minggu Asimtomatik  2x/bulan PEFR  80% FEV1  80% V.PEF< 20% SABA inhalasi saat serangan Mild Persisten  1x/minggu < 1x/hari Aktivitas ter- ganggu ± > 2x/bulan PEFR  80% FEV1  80% V.PEF 20-30% SABA inh. Steroid inh. dosis rendah Moderate Persisten Setiap hari Aktivitas & tidur tergg. Br.dilator (+) > 1x/mgg PEFR 60-80% FEV1 60-80% V.PEF > 30% SABA inh. LABA inh. Steroid inh. dosis rendah – sedang Severe Persisten Kontinyu Aktivitas ter- batas Sering PEFR < 60% FEV1 < 60% V.PEF > 30% LABA inh. Steroid inh. dosis tinggi Theophylline SR Oral steroid Leukotrien
  • 24. Penatalaksanaan Tujuan: • Menghilangkan & mengendalikan gejala asma • Mencegah eksaserbasi akut • Me & mempertahankan faal paru optimal • Mengupayakan aktivitas normal (exercise) • Menghindari ESO • Mencegah airflow limitation irreversible • Mencegah kematian
  • 25. Kunci dari keberhasilan kontrol asma adalah mengobati inflamasi sesegera mungkin pada saat gejala timbul Kontrol Asma Gejala Asma Eksaserbasi Inflammasi Otot halus Bronkokonstriksi Kunci mengontrol gejala adalah dengan mening- katkan terapi anti-infla- masi untuk menghindari eksaserbasi
  • 26. Penatalaksanaan…. 1. Saat Serangan: • Reliever/Pelega: Gol. Adrenergik: - Adrenalin/epinephrine 1 : 1000  0,3 cc/sc - Ephedrine: oral - Short Acting 2-agonis (SABA) - Salbutamol (Ventolin): oral, inj., inh. - Terbutaline (Bricasma): oral, inj., inh. - Fenoterol (Berotec): inh. - Procaterol (Meptin): oral, inh. - Orciprenaline (Alupent): oral, inh.
  • 27. Penatalaksanaan… Gol. Methylxantine: - Aminophylline: oral, inj. - Theophylline: oral Gol. Antikolinergik: - Atropin: inj - Ipratropium bromide: inh. Gol. Steroid: - Methylprednisolone: oral, inj. - Dexamethasone: oral, inj. - Beclomethasone (Beclomet): inh. - Budesonide (Pulmicort): inh. - Fluticasone (Flixotide): inh.
  • 28. Penatalaksanaan… • Controller/Pengontrol: Gol. Adrenergik: - Long-acting 2-agonis (LABA): - Salmeterol & Formoterol: inh. Gol. Methylxantine: - Theophylline Slow Release Gol. Steroid: inh., oral, inj. Leukotriene Modifiers: Zafirlukast Cromolyne sodium: inh. Kombinasi LABA & Steroid: inh.  Bila perlu dpt diberikan Antibiotik
  • 29. Penatalaksanaan…. 2. Diluar serangan: • Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi • Menghindari kelelahan • Menghindari stress psikis • Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin • Olahraga (renang, senam asma) • Vaksinasi influenza
  • 30. OBAT HISAP Metered Dose Inhaler Aerosol Turbuhaler Dry Powder
  • 31. NEBULISER Nebulisasi dengan Micromist Nebulisasi dengan Masker
  • 32. Beda Asma Br. dan PPOK BEDA ASMA BRONKIALE PPOK Usia Merokok Reversibiliti Progresifiti Riwayat Alergi Batuk Dyspneu on effort Sputum Faal paru Variabiliti PF Darah Lengkap Analisa Gas Darah Foto Toraks Sel-sel inflamasi Anak, remaja, dewasa +/- Reversibel Non-progresif ++ Malam – dini hari Bila serangan Kental, sulit dikeluarkan Me bila serangan ++ Normal PaO2 N/ Normal, hiperinflasi saat serangan Eosinofil, CD4+ Dewasa > 40 tahun ++ Non-reversibel Progresif +/- Sewaktu-waktu ++ +/- FEV1/FVC < 70% - Polisitemia PaCO2 , PaO2 N/ Hiperinflasi Netrofil, CD8+