SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
TINJAUAN TEORITIS
1. DEFENISI ASMA
Kondisi yang berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran pernafasan menyempit
untuk sementara waktu sehingga empersulit jalan pernafasan.
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi
berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
(Smeltzer 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami
inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48).
1. ETIOLOGI
 adanya kontraksi otot di sekitar bronkhus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.
 adanya pembengkakan membran bronkhus.
 terisinya bronkus oleh mokus yang kental
Beberapa Faktor Predisposisi dan Presipitasi timbulnya serangan Asma Bronkhial
Faktor Predisposisi
 Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana
cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai
keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita
sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
Faktor Presipitasi
 Alergen
dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
ü Inhalan: masuk saluran pernafasan
Seperti : debbu,bulu binatang, bakteri dan polusi.
ü Ingestan, masuk melalui mulut
Seperti : makanan dan obat-obatan.
ü Kontaktan,masu
seperti : perhiasan, logam,dan jam tangan
 Perubahan cuaca
Cuaca lembab atau dingin juga menpengaruhi asma.Atmosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,
seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin
serbuk bunga dan debu.
 Stress.
Stress dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma
yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang
mengalami stress perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika
stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
 Lingkungan Kerja.
Lingkungan Kerja juag menjadi penyebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan
dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil,
pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
 Olah raga/aktivitas yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani
atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma
karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
1. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing. Dan pada
sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas serangan
tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat,
dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu
pernafasan bekerja dengan keras.
Beberapa tingkatan Penderita Asma
ü Tingkat 1
 Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru
 Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun
Dengan test provakosi brokial di laboratorium
ü Tingkatu II
 Tampa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya
tanda obtyruksi jalan nafas.
ü Tingkat III
 Tampa keluhan
 Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukan adanya obtruksi jalan nafas.
 Penderita telah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali
ü Tingkat IV
 Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.
 Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda tanda obstruksi jalan nafas
ü Tingkat V
 Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel.pada asma
yang berat dapat timbul gejala seperti: kiotraksi otot-otot pernafasan, cyanosis,
ngangguan kesadaran dan
penderita tampak letih.
1. PATOFISIOLOGI
Asma dengan kkontraksi ditandai dengan kontraksi spstik dari otot polos bronkhiolus
yang menyebabkan sukar bernafas.penyebab umumnya adalah
hipersitivitas bronkhioulus terhadap benda benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada
asthma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai
kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan
antibody ini menyebabkan reaksi alergi bila reasi dengan antigen spesifiknya. Pada asma
antibodi teritama melekat pada sel mast yang terdapat pada intertisial paru yang berhubungan
erat dengan bronhkiolus dan brokus kecil dan diameter bronkiolus lebih berkurang salama ekresi
dari pada inspirasi karena peningakatan tekanan dalam paru selama ekresi paksa menekan bagian
luar bronkhiolus.karena brokhiolus sudah tersumbat sebagian,akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan odtruksi berat selama ekresi.
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG
v Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan sputum
ü Untuk menentukan adanya infeksi dan mengidentifikasi patogen
ü Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus
 Pemeriksaan darah
ü Untuk mengetahui Hiponatremia dan kadar leukosit,
v Pemeriksaan Scanning Paru
Untuk menyatakan pola abnormal perfusi pada area ventilasi(ketidak cocokan/perfusi) atau tidak
adanya ventilasi/perfusi.
v Pemeriksaan Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
1. PENGOBATAN
Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale :
v Menghilangkan obstruksi jalan nafas
v Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma
v Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun
penjelasan penyakit.
Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas :
1. Pengobatan dengan obat-obata
Seperti :
ü Beta agonist (beta adrenergik agent)
ü Methylxanlines (enphy bronkodilator)
ü Anti kolinergik (bronkodilator)
ü Kortikosteroid
ü Mast cell inhibitor (lewat inhalasi)
b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya :
ü Oksigen 4-6 liter/menit.
ü Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer
dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin
0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan.
ü Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam.
ü Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak ada respon segera atau klien sedang
menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.
BAB III
ASKEP TEORITIS
1. PENGKAJIAN
Identitas
Nama : An.Iy
Umur : 3,5 Tahun
No.MR : 46-94-64
Jenis Kelamin : Pempuan
Alamat : jl. Pasar Lalang RT 01/ RW VII
Kel.Kuranji Kec.kuranji Belimbing Padang.
Tanggal Masuk : 14-08-2012
Diagnosa Medik : Asma brokhial
Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Lalu
Sebelumnya klien pernah dirawat di rumah sakit, riwayat keturunan alergi debu dan udara dingin
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan sesak nafas,lemas dan sering gelisah.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota klien sebelumnya pernah menderita penyakit seperti klien sekarang, merupakan
penyakit keturunan.
PEMERIKSAA FISIK
Tanda tanda vital:
Suhu,Nadi,Pernafasan,Tekanan Darah
1. Rambut dan Hygin kepala
Dikaji warna rambut klien,keadaan kulit kepala klien.
1. Mata
Kaji kojungtiva, pupil, sklera,posisi mata,kelopak mata.
1. Hidung
Kaji keadaan hidung klien
1. Mulut dan tenggorokan
Kaji rongga mulut, gigi,dan tosil ada perradangan atau tiak
1. Leher
Kaji adanya pembengkakan getah bening dan kaku kuduk.
1. Dada atau thorak
 Inspeksi
Diameter anterior posterior lebih besar dari diameter transversal, Keabnormalan struktur Thorax,
, Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna merata,pernafasan selama satu
menit.
 Palpasi
Temperatur kulit, Premitus : fibrasi dada,
Pengembangan dada,Edema
 Auskultasi
Vesikuler, Broncho vesikuler, Hyper ventilasi, Rochi,
Wheezing, Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidak efektifan Pola nafas berhubungan dengan penurun ekspansi paru.
- Tujuan
Pola nafas kembali efektif.
- Kriteria hasil
Pola nafas efektif, Bunyi nafas normal dan bersih,Batuk berkurang
- Intervensi/raional
a. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada,
Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan.
Rasional: kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan
berfariasi tergantung derajat gagal nafas.
1. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti
krekels, wheezing.
Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas
atau kegagalan pernafasan.
1. Observasi pola batuk dan karakter sekret
Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.
1. d. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
Rasional:dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan
ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas.
e. Kolaborasi : Berikan oksigen tambahan, Berikan humidifikasi tambahan
Rasional: memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja
nafas,memberikan kelembaban pada membran mukosa dan
membantu pengenceran sekret.
- Evaluasi
ü Jalan nafas kembali efektif.
ü Pola nafas kembali efektif.
ü Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
ü Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Asma bronkhial adalah Kondisi yang berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran
pernafasan menyempit untuk sementara waktu sehingga empersulit jalan pernafasan.disebabkan
adanya kontraksi otot di sekitar bronkhus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas, adanya
pembengkakan membran bronkhus, terisinya bronkus oleh mokus yang kental. faktor pencetus
asma bronkhial antalain fakttor gnetik,stres,cuaca, alergi,lingkungan dan aktivitas yang
berat,agar asma tidak kambuh maka hindari faktor terjangkitnya asma.
B. SARAN
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dengan adanya makalah ini,
diharapkan pembaca dapat memahami tentang penyakit asma bronhkial,dan khususnya bagi
penulis.
DAFTAR PUSAKA
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. 2000 “Rencana Asuhan Keperawatan”,
Jakarta : EGC.
http//:www. Askep Asma Bronkhiale.com
Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius.
FKUI. Jakarta.
Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu

More Related Content

What's hot (20)

Ppt ppok
Ppt ppokPpt ppok
Ppt ppok
 
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMADefinisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
Definisi, Etiologi dan Faktor Resiko ASMA
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASIPBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL BATUK BLOK RESPIRASI
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl
 
Patofisiologi asma
Patofisiologi asmaPatofisiologi asma
Patofisiologi asma
 
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronkhial AKPER PEMKAB MUNA
 
Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA
Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA
 
Penatalaksanaan eksaserbasi asma
Penatalaksanaan eksaserbasi asmaPenatalaksanaan eksaserbasi asma
Penatalaksanaan eksaserbasi asma
 
Penyakit asma revisi
Penyakit asma revisiPenyakit asma revisi
Penyakit asma revisi
 
Tugas kesol (asma) mistia
Tugas kesol (asma)  mistiaTugas kesol (asma)  mistia
Tugas kesol (asma) mistia
 
Ppt ppom
Ppt ppomPpt ppom
Ppt ppom
 
BRONCHIAL ASTHMA
BRONCHIAL ASTHMABRONCHIAL ASTHMA
BRONCHIAL ASTHMA
 
0 modul sesak
0 modul sesak0 modul sesak
0 modul sesak
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Lp asma un revisi
Lp asma un revisiLp asma un revisi
Lp asma un revisi
 
Leaflet asma
Leaflet asmaLeaflet asma
Leaflet asma
 
materi pendidikan khusus
materi pendidikan khususmateri pendidikan khusus
materi pendidikan khusus
 
Laporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asmaLaporan pendahuluan asma
Laporan pendahuluan asma
 

Similar to ASMA (20)

Keperawatan dudut2
Keperawatan dudut2Keperawatan dudut2
Keperawatan dudut2
 
PW ASMA.pptx
PW ASMA.pptxPW ASMA.pptx
PW ASMA.pptx
 
Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1Askep kegawatdaruratan akiba1
Askep kegawatdaruratan akiba1
 
Penyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptxPenyakit_Pernapasan.pptx
Penyakit_Pernapasan.pptx
 
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJIPenyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
Penyakit Pernapasan HIHKKNKNJHJBBMKKKN,KIJI
 
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
Saad asma AKPER PEMKAB MUNA
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Lp pnemonia
Lp pnemoniaLp pnemonia
Lp pnemonia
 
Patofisiologi asma
Patofisiologi asmaPatofisiologi asma
Patofisiologi asma
 
TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
 
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasiPertemuan 2@anamnese sistem respirasi
Pertemuan 2@anamnese sistem respirasi
 
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptxASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
ASKEP_PNEUMONIA_pptx atmoko.pptx
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Askep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastellaAskep brochitis rini kastella
Askep brochitis rini kastella
 
Asuhan keperawatan pada asma brochial
Asuhan keperawatan pada asma brochialAsuhan keperawatan pada asma brochial
Asuhan keperawatan pada asma brochial
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Lp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumoniaLp askep bronkupneumonia
Lp askep bronkupneumonia
 
Askep asma
Askep asmaAskep asma
Askep asma
 
Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus Farmasi klinik kasus
Farmasi klinik kasus
 
pertusis.pptx
pertusis.pptxpertusis.pptx
pertusis.pptx
 

Recently uploaded

MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 

Recently uploaded (10)

MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 

ASMA

  • 1. TINJAUAN TEORITIS 1. DEFENISI ASMA Kondisi yang berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran pernafasan menyempit untuk sementara waktu sehingga empersulit jalan pernafasan. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. (Smeltzer 2002 : 611) Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48). 1. ETIOLOGI  adanya kontraksi otot di sekitar bronkhus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas.  adanya pembengkakan membran bronkhus.  terisinya bronkus oleh mokus yang kental Beberapa Faktor Predisposisi dan Presipitasi timbulnya serangan Asma Bronkhial Faktor Predisposisi  Genetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asthma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan. Faktor Presipitasi  Alergen dapat dibagi menjadi 3 yaitu : ü Inhalan: masuk saluran pernafasan Seperti : debbu,bulu binatang, bakteri dan polusi. ü Ingestan, masuk melalui mulut
  • 2. Seperti : makanan dan obat-obatan. ü Kontaktan,masu seperti : perhiasan, logam,dan jam tangan  Perubahan cuaca Cuaca lembab atau dingin juga menpengaruhi asma.Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.  Stress. Stress dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.  Lingkungan Kerja. Lingkungan Kerja juag menjadi penyebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.  Olah raga/aktivitas yang berat Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut. 1. MANIFESTASI KLINIK Manifestasi Klinik pada pasien asthma adalah batuk, dyspne, dari wheezing. Dan pada sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas cepat, dalam, gelisah, duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Beberapa tingkatan Penderita Asma
  • 3. ü Tingkat 1  Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru  Timbul bila ada faktor pencetus baik di dapat alamiah maupun Dengan test provakosi brokial di laboratorium ü Tingkatu II  Tampa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda obtyruksi jalan nafas. ü Tingkat III  Tampa keluhan  Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukan adanya obtruksi jalan nafas.  Penderita telah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali ü Tingkat IV  Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.  Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda tanda obstruksi jalan nafas ü Tingkat V  Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel.pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti: kiotraksi otot-otot pernafasan, cyanosis, ngangguan kesadaran dan penderita tampak letih. 1. PATOFISIOLOGI Asma dengan kkontraksi ditandai dengan kontraksi spstik dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas.penyebab umumnya adalah hipersitivitas bronkhioulus terhadap benda benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asthma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibody ini menyebabkan reaksi alergi bila reasi dengan antigen spesifiknya. Pada asma antibodi teritama melekat pada sel mast yang terdapat pada intertisial paru yang berhubungan erat dengan bronhkiolus dan brokus kecil dan diameter bronkiolus lebih berkurang salama ekresi dari pada inspirasi karena peningakatan tekanan dalam paru selama ekresi paksa menekan bagian
  • 4. luar bronkhiolus.karena brokhiolus sudah tersumbat sebagian,akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan odtruksi berat selama ekresi. 1. PEMERIKSAAN PENUNJANG v Pemeriksaan Laboratorium  Pemeriksaan sputum ü Untuk menentukan adanya infeksi dan mengidentifikasi patogen ü Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkhus  Pemeriksaan darah ü Untuk mengetahui Hiponatremia dan kadar leukosit, v Pemeriksaan Scanning Paru Untuk menyatakan pola abnormal perfusi pada area ventilasi(ketidak cocokan/perfusi) atau tidak adanya ventilasi/perfusi. v Pemeriksaan Spirometri Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas. 1. PENGOBATAN Prinsip umum dalam pengobatan pada asma bronhiale : v Menghilangkan obstruksi jalan nafas v Mengenal dan menghindari faktor yang dapat menimbulkan serangan asma v Memberi penerangan kepada penderita atau keluarga dalam cara pengobatan maupun penjelasan penyakit. Penatalaksanaan asma dapat dibagi atas : 1. Pengobatan dengan obat-obata Seperti :
  • 5. ü Beta agonist (beta adrenergik agent) ü Methylxanlines (enphy bronkodilator) ü Anti kolinergik (bronkodilator) ü Kortikosteroid ü Mast cell inhibitor (lewat inhalasi) b. Tindakan yang spesifik tergantung dari penyakitnya, misalnya : ü Oksigen 4-6 liter/menit. ü Agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi nabulezer dan pemberiannya dapat di ulang setiap 30 menit-1 jam. Pemberian agonis B2 mg atau terbutalin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5% diberikan perlahan. ü Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam. ü Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg itu jika tidak ada respon segera atau klien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.
  • 6. BAB III ASKEP TEORITIS 1. PENGKAJIAN Identitas Nama : An.Iy Umur : 3,5 Tahun No.MR : 46-94-64 Jenis Kelamin : Pempuan Alamat : jl. Pasar Lalang RT 01/ RW VII Kel.Kuranji Kec.kuranji Belimbing Padang. Tanggal Masuk : 14-08-2012 Diagnosa Medik : Asma brokhial Riwayat Kesehatan
  • 7.  Riwayat Kesehatan Lalu Sebelumnya klien pernah dirawat di rumah sakit, riwayat keturunan alergi debu dan udara dingin  Riwayat Kesehatan Sekarang Keluhan sesak nafas,lemas dan sering gelisah.  Riwayat Kesehatan Keluarga Anggota klien sebelumnya pernah menderita penyakit seperti klien sekarang, merupakan penyakit keturunan. PEMERIKSAA FISIK Tanda tanda vital: Suhu,Nadi,Pernafasan,Tekanan Darah 1. Rambut dan Hygin kepala Dikaji warna rambut klien,keadaan kulit kepala klien. 1. Mata Kaji kojungtiva, pupil, sklera,posisi mata,kelopak mata. 1. Hidung Kaji keadaan hidung klien 1. Mulut dan tenggorokan Kaji rongga mulut, gigi,dan tosil ada perradangan atau tiak 1. Leher Kaji adanya pembengkakan getah bening dan kaku kuduk. 1. Dada atau thorak  Inspeksi
  • 8. Diameter anterior posterior lebih besar dari diameter transversal, Keabnormalan struktur Thorax, , Kulit Thorax ; Hangat, kering, pucat atau tidak, distribusi warna merata,pernafasan selama satu menit.  Palpasi Temperatur kulit, Premitus : fibrasi dada, Pengembangan dada,Edema  Auskultasi Vesikuler, Broncho vesikuler, Hyper ventilasi, Rochi, Wheezing, Lokasi dan perubahan suara napas serta kapan saat terjadinya. DIAGNOSA KEPERAWATAN  Ketidak efektifan Pola nafas berhubungan dengan penurun ekspansi paru. - Tujuan Pola nafas kembali efektif. - Kriteria hasil Pola nafas efektif, Bunyi nafas normal dan bersih,Batuk berkurang - Intervensi/raional a. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada, Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan. Rasional: kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan berfariasi tergantung derajat gagal nafas. 1. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing. Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas atau kegagalan pernafasan.
  • 9. 1. Observasi pola batuk dan karakter sekret Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi. 1. d. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk. Rasional:dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas. e. Kolaborasi : Berikan oksigen tambahan, Berikan humidifikasi tambahan Rasional: memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas,memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret. - Evaluasi ü Jalan nafas kembali efektif. ü Pola nafas kembali efektif. ü Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. ü Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
  • 10. BAB IV PENUTUP 1. KESIMPULAN Asma bronkhial adalah Kondisi yang berulang dimana rangsangan tertentu mencetuskan saluran pernafasan menyempit untuk sementara waktu sehingga empersulit jalan pernafasan.disebabkan adanya kontraksi otot di sekitar bronkhus sehingga terjadi penyempitan jalan nafas, adanya pembengkakan membran bronkhus, terisinya bronkus oleh mokus yang kental. faktor pencetus asma bronkhial antalain fakttor gnetik,stres,cuaca, alergi,lingkungan dan aktivitas yang berat,agar asma tidak kambuh maka hindari faktor terjangkitnya asma. B. SARAN Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami tentang penyakit asma bronhkial,dan khususnya bagi penulis.
  • 11. DAFTAR PUSAKA Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. 2000 “Rencana Asuhan Keperawatan”, Jakarta : EGC. http//:www. Askep Asma Bronkhiale.com Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta. Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu