SlideShare a Scribd company logo
1 of 70
Download to read offline
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4 Materi Pengaturan Kotamadya Jakarta Pusat
B.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Tanah Abang
B.4.1.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Tanah Abang merupakan wujud pemanfaatan
ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar
sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil
identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka
tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang yaitu :
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi
daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan
serta keserasian antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan
ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang
bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Tanah Abang.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera
lahir dan batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan
masyarakat.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam
mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
B.4.1.2 Kebijakan
B.4.1.2.1 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat
pengembangan yang ada di Kecamatan Tanah Abang, secara umum pengembangan
tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian
lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan
budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan
kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung
lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan
dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan
cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar
pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi
lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan
agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.
Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
a. Sektor Perumahan
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian
yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain
sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan
ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin
kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar
harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
c. Sektor Fasilitas Umum
Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.
Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.
Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai
standar kecamatan.
d. Sektor Air Minum
Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan
jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang
melampaui batas harus dicegah.
e. Sektor Banjir dan Drainase
III-47
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem
makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.
f. Sektor Utilitas Umum
Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik
serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi
strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam
perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
g. Sektor Ruang Terbuka Hijau
Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang
kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati
masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan
individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum
pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
B.4.1.2.2 Kawasan Strategis
Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-
pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun
nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya
membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai
prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang
cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.
Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan
hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
B.4.1.2.3 Penanganan Lingkungan
Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna
mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
B.4.1.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang:
• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
berkembang.
• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh
dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH
khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan
kumuh.
• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.
B.4.2 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Tanah Abang
Persebaran penduduk di Kecamatan Tanah Abang direncanakan mengarah ke wilayah utara,
timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan
wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun.
Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas
pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan
fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan
utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Tanah Abang diharapkan dapat
menampung penduduk sebanyak 475.770 jiwa pada tahun 2030.
Wilayah utara Kecamatan Tanah Abang diarahkan sebagai kawasan perdagangan n
perkantoran dengan skala pelayanan internasional. Sedangkan di wilayah selatan diarahkan
sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan sedang. Wilayah
Tabel 4.1
Daya Tampung Penduduk Per Kelurahan
No Kelurahan Jumlah penduduk (jiwa)
1 Gelora 55.121
2 Bendungan Hilir 79.565
3 Karet Tengsin 171.752
4 Kebon Melati 54.495
5 Petamburan 45.339
6 Kebon Kacang 67.718
7 Kampung Bali 1.780
Jumlah 475.770
Sumber : Hasil Perhitungan, 2009
B.4.3 Rencana Struktur Ruang Tanah Abang
Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat
kegiatan pembentuk ruang kecamatan Tanah Abang hanya didasarkan kepada pusat kegiatan
premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng
adalah sebagai berikut.
III-48
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
A. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :
1) Pasar Tanah Abang Blok A dengan kegiatan perdagangan
2) Pasar Metro Tanah Abang dengan kegiatan perdagangan
3) Standar Chartered dengan kegiatan perkantoran dan jasa
4) Menara Bativia dengan kegiatan perkantoran dan jasa
5) Universitas Pasca Sarjana Sahid dengan kegiatan suka pendidikan
6) Sinar Mas dengan kegiatan perkantoran dan jasa
7) Sinar Harapan dengan kegiatan pernkantoran dan jasa
8) Hotel Milennium dengan kegiatan perkantoran dan jasa
9) Gedung Jaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa
10) Kedutaan UNO dengan kegiatan kantor pemerintah asing
11) Kedutaan Timor Leste dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
12) Hotel Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan dan jasa
13) Jakarta City Centre dengan kegiatan perdagangan dan jasa
14) Kantor Pusat BNI dengan kegiatan perkantoran dan jasa
15) Wisma BNI 46 dengan kegiatan perkantoran dan jasa
16) Hotel Shangrila dengan kegiatan perkantoran dan jasa
17) Universitas Multimedia Nusantara dengan kegiatan suka pendidikan
18) Artha Loka dengan kegiatan perkantoran dan jasa
19) Bank Muamalat dengan kegiatan perkantoran dan jasa
20) Citi Bank dengan kegiatan perkantoran dan jasa
21) Wisma Nugraha dengan kegiatan perkantoran dan jasa
22) Menara Davinci dengan kegiatan perkantoran dan jasa
23) Hotel Meridien Le dengan kegiatan perdagangan dan jasa
24) Hotel Sultan dengan kegiatan perdagangan dan jasa
25) Carefour dengan kegiatan perdagangan
26) Ratu Plaza dengan kegiatan perdagangan
27) Departemen Pendidikan Nasional dengan kegiatan kantor pemerintahan
28) Kedutaan Papua New Guinea dengan kantor pemerintahan asing
29) Senayan City dengan kegitan perkantoran dan jasa
30) STC dengan kegiatan perdagangan
31) Plaza Senayan dengan kegiatan perdagangan
32) Gelora Bung Karno dengan kegiatan penyempurna hijau rekreasi dan olahraga
33) Gedung MPR/DPR dengan kegiatan kantor pemerintahan
34) Badan Pemeriksa Keuangan dengan kegiatan kantor pemerintahan
35) Departemen Pemuda dan olah raga dengan kegiatan kantor pemerintahan
36) TVRI dengan kegiatan kantor pemerintahan
37) Taman Ria Senayan dengan kegiatan perdagangan dan jasa
38) Departemen Kehutanan Manggala Wanabakti dengan kegiatan kantor
pemerintahan
39) Dinas TPU dengan kegiatan kantor pemerintahan
40) Kampus Diklat LAN (STIA) dengan kegiatan suka pendidikan
B. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :
1) PAM Jaya dengan kegiatan kantor pemerintahan
2) Rumah Sakit TNI AL DR. Mintoharjo dengan kegiatan suka kesehatan
3) Pasar Benhil dengan kegiatan perdagangan
C. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah :
1) Pasar Kambing yang terletak di jalan H. Sabeni dengan kegiatan perdagangan
2) Pasar Gandaria yang terletak di jalan kebon kacang 2 dengan kegiatan
perdagangan
B. 4.4 Rencana Transportasi Kecamatan Tanah Abang
Perencanaan jejaring transportasi dan tata air tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, akan
tetapi harus ditinjau dari skala makro tingkat kota, atau bahkan tingkat propinsi dan antar
propinsi.
Daya dukung jaringan transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban
permasalahan transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain:
- Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan system makro
- Pembangunan prasarana dan sarana angkutan masal : seperti kereta api dan bus besar
- Pengembangan jalur bus khusus (mass rapid transit)
- Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil
- Optimasi jaringan-jaringan jalan sesuai dengan fungsinya.
B.4.4.1 Jaringan Jalan
Rencana pengembangan jaringan jalan mencakup system jaringan jalan, simpang susun,
jalan laying, jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki, dan jembatan penyeberangan.
III-49
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
System jaringan jalan di Kecamatan Tanah Abang samapi dengan tahun 2030 direncanakan
sebagai berikut:
1. Jalan Arteri Primer
a. Jl. Jendral Gatot Subroto
b. Jl. Jendral Sudirman – Jl. MH. Thamrin
c. Jl. KH. Mas Mansyur
d. Jl. KS. Tubun
e. Jl. Asia – Afrika
f. Jl. Penjernihan – Jl. Pejompongan
g. Jl. Kebon Sirih
h. Jl. Palmerah Barat
2. Jalan Arteri Sekunder
a. Jl. Kebon Kacang Raya – Jl. Lontar
b. Jl. Fakhrudin
c. Jl. Gerbang Pemuda
d. Jl. Bendungan Hilir raya
e. Rencana jalan rel KA Tanah Abang – Kebayoran Lama – Jl. Petamburan
f. Rencana jalan sejajar rel KA Tanah Abang – Manggarai
g. Jl. KS. Tubun (ruas Jl. Brigjen Katamso kea rah pasar Tanah Abang) – Jl. Kebon
Jati
3. Jalan Kolektor Primer
a. Jl. Wahid Hasyim
b. Jl. Pintu Gelora 1
c. Jl. Patal Senayan
d. Jl. Bendungan Jati luhur – Jl. Bendungan Hilir 9
e. Jl. Petamburan 1 (ew Jl. HM. Sani)
f. Jl. Petamburan 4 (ex Jl. Istiqomah)
g. Rencana jalan sepanjang kali krukut (ruas Jl. Jendral Sudirman – Jl. Pejernihan)
h. Rencana jalan sisi timur pemakaman Petamburan
i. Rencana jalan sisi barat Waduk Melati
j. Jl. Teluk Betung – Jl. Kebon Kacang 30 – Jl. Kebon Kacang 33 – Jl. Taman
Kebon Sirih 3 – Jl. Taman Kebon Sirih 2 – Jl. Kebon Kacang 11
k. Jl. Karet Pasar Baru Barat 1
l. Jl. Pasar baru barat 4
m. Jl. Karet Pasar Baru Timurt 3
n. Jl. Karet pasar Baru Timur 5
o. Jl. Danau Tondano – Jl. Danau Limboto – Jl. Danau Gelinggang
B. 4.4.2 Rel Kereta Api
Angkutan kereta api diharapkan menjadi sarana angkutan umum utama tahun 2030, Rel
kereta api yang melewetai Kecamatan Tanah Abang menghubungkan Jakarta dengan
Merak. Dengan adanya pembangunan triple – decker (kombinasi jalan told an LRT/kereta
api ringan) koridor utara – selatan DKI Jakarta, maka di Kecamatan Tanah Abang
direncanakan dibangun stasiun LRT Palmerah, Kebon Kacang. Kebon Sirih. Stasiun Tanah
Abang bersama dengan stasiun kota direncanakan menjadi pusat interseksi dengan operasi
kereta api Jabotabek. Sementara itu, juga direncanakan subway / jalan kereta bawah tanah
Blok M – Kota yang melalui Kecamatan Tanah Abang dan diharapkan dapat beroperasi
tahun 2030.
B.4.4.3 Rencana Pelebaran Jalan
Seluruh wilayah Kecamatan Tanah Abang direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini
dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan
Tanah Abang dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Tanah
Abang cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas
jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas.
Tabel 4.2
Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Tanah Abang
Nama Jalan Fungsi Jalan
ROW Eksisting
(m)
ROW Rencana
(m)
Jl. Jendral Sudirman Jl. Arteri Primer 64 68
Jl. Asia Afrika Jl. Arteri Sekunder 28 36
Jl. Pintu Gelora 1 Jl. Kolektor Primer 18 26
Jl. Gerbang Pemuda Jl. Arteri Sekunder 63 79
Jl. Gatot Subroto Jl. Arteri Primer 63 79
Jl. Pondok Pinang-
Pejompongan
Jl. Kolektor Primer 18
22
Jl. Palmerah Selatan Jl. Arteri Sekunder 10 18
Jl. Palmerah Barat Jl. Arteri Sekunder 16 30
Jl. Palmerah Timur Jl. Arteri Sekunder 7 30
Jl. Gelora Jl. Arteri Sekunder 15 26
Jl. Gelora 1 Jl. Arteri Sekunder 16 20
Jl. Palmerah Jl. Arteri Sekunder 16 30
Jl. Pejompongan Jl. Arteri Sekunder 20 25
Jl. Penjernihan Jl. Kolektor Primer 20 25
Jl. Penjernihan 2 Jl. Kolektor Primer 9 17
Jl. Administrasi Negara Jl. Kolektor Sekunder 13 15
Jl. Danau Tendano Jl. Kolektor Sekunder 12 18
Jl. Danau Toba Jl. Kolektor Sekunder 7 12
Jl. Bendungan Hilir Jl. Kolektor Primer 15 17
III-50
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Nama Jalan Fungsi Jalan
ROW Eksisting
(m)
ROW Rencana
(m)
Jl. Bendungan Jatiluhur Hilir Jl. Kolektor Primer 7 15
Jl. TB Jati Luhur Jl. Kolektor Primer 6 11
Jl. K.H Mansyur Jl. Arteri Sekunder 19 50
Jl. Mesjid 1 Jl. Kolektor Primer 6 8
Jl. Karet Pasar Baru Barat Jl. Arteri Sekunder 22 25
Jl. Karet Pasar Baru Timur Jl. Arteri Sekunder 15 18
Jl. Kebon Kacang Raya Jl. Kolektor Primer 20 26
Jl. Lontar Jl. Kolektor Primer 9 20
Jl. H. Sabeni Jl. Kolektor Sekunder 7 15
Jl. Kebon Jati Jl. Kolektor Primer 25 25
Jl. KS. Tubun Jl. Arteri Sekunder 19 46
Jl. Jati Baru Jl. Arteri Sekunder 35 38
Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Arteri Sekunder 22 42
Jl. Fachrudin Jl. Kolektor Primer 20 25
Jl. Kebon Sirih Jl. Kolektor Primer 16 35
Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta
B.4.4.4 Terminal Bis
Terminal bis makro/mikrolet di Kecamatan Tanah Abang terdapat di depan stasiun KA
Tanah Abang, merupakan stasiun angkutan dalam kota. Rencana pengembangan sampai
dengan tahun 2030 adalah tetap mempertahankan di lokasi tersebut, yaitu di Kelurahan
Kampung Bali.
B.4.5 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Tanah Abang
Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :
- Jejaring yang sudah ada
- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :
- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang
meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,
telekomunikasi dan air limbah.
B.4.5.1 Persampahan
Produksi buangan sampah di Kecamatan Tanah Abang sampai tahun 2030 diperhitungkan
sebesar 178.191,01 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing
kelurahan sebanyak satu unit
Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut:
− Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan
sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator
− Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
dilakukan dengan teknologi tepat guna
− Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)
− Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk
kelingkungan yang padat penduduk
− Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya
dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
Tabel 4.3
Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Tanah Abang
No Kelurahan
Penduduk
(jiwa)
Asumsi Timbulan
Sampah
(ltr/org/hari)
Timbulan
Sampah
(ltr/hari)
Timbulan
Sampah
(m3
/hari)
1 Gelora 55.121 2.67 20.644,57 20,64
2 Bendungan Hilir 79.565 2.67 29.799,63 29,80
3 Karet Tengsin 171.752 2.67 64.326,59 64,33
4 Kebon Melati 54.495 2.67 20.410,11 20,41
5 Petamburan 45.339 2.67 16.980,90 16,98
6 Kebon Kacang 67.718 2.67 25.362,55 25,36
7 Kampung Bali 1.780 2.67 666,67 0,97
Jumlah 475.770 2.67 178.191,01 178,19
Sumber : Hasil Rencana
B.4.5.2 Drainase dan Pengendali Banjir
Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut :
− Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari
kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan
pembuangan sampah)
− Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai
menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor
− Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air
− Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut:
III-51
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau
sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran
segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah
dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran
segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong
Tabel 4.4
Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Tanah Abang
Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m)
Kali Krukut 7-10 30
Banjir Kanal Barat - 60
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta
B.4.5.3 Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan
Menteng ialah sebesar 6.895.217,39 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah
di Kecamatan Tanah Abang ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran
pembuangan air limbah makro yaitu Banjir Kanal Barat dan Kali Krukut.
Tabel 4.5
Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Tanah Abang
No Kelurahan
Penduduk
(jiwa)
Asumsi Sludge
(ltr/org/hari)
Timbulan
Sludge
(ltr/hari)
Timbulan
Sludge
(m3
/hari)
1 Gelora 55.121 0.069 798.855,07 798,86
2 Bendungan Hilir 79.565 0.069 1.153.115,94 1.153,12
3 Karet Tengsin 171.752 0.069 2.489.159,42 2.489,16
4 Kebon Melati 54.495 0.069 789.782,61 789,78
5 Petamburan 45.339 0.069 657.086,96 657,09
6 Kebon Kacang 67.718 0.069 981.420,29 981,42
7 Kampung Bali 1.780 0.069 25.797,10 25,80
Jumlah 475.770 0.069 6.895.217,39 6.895,22
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.5.3 Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut
merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang
membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada
Kecamatan Tanah Abang dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan
sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :
− Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada
− Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada
− Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel
PLN dengan kabel isolasi
− Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta
mempertimbangkan segi estetika lingkungan.
− jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan.
− Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat.
B.4.5.4 Rencana Jaringan Air Bersih
Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Tanah abang adalah sebesar 2.718,69
m3/hari. Kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi Pejompongan I – II dengan kapasitas
diatas 2000 1/detik. Rencana untuk tahun 2030, jaringan pipa air minum diarahkan untuk
memenuhi penambahan kebutuhan air bersih.
Tabel 4.6
Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Tanaha Abang
No Kelurahan
Penduduk
(jiwa)
Asumsi
Kebutuhan Air
Bersih
(ltr/org/hari)
Kebutuhan
Air Bersih
(ltr/hari)
Kebutuhan
Air Bersih
(m3
/hari)
1 Gelora 55.121 175 314,98 0,13
2 Bendungan Hilir 79.565 175 454,66 0,45
3 Karet Tengsin 171.752 175 981,44 0,98
4 Kebon Melati 54.495 175 311,40 0,31
5 Petamburan 45.339 175 259,08 0,26
6 Kebon Kacang 67.718 175 386,96 0,39
7 Kampung Bali 1.780 175 10,17 0,01
Jumlah 475.770 175 2718,69 2,72
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.6 Rencana Pola Ruang Kecamatan Tanah Abang
Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Tanah Abang terbagi menjadi beberapa pemanfaatan
lahan, yaitu :
a. Pemanfaatan Lahan Perumahan
b. Pemanfaatan Lahan Perkantoran
c. Pemanfaatan Lahan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
d. Pemanfaatan Lahan Penyempurna
B.46.1 Permukiman
III-52
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan
wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 210,244 Ha.
Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan
lahan yaitu :
 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan pemanfaatan lahan seluas 1,53 Ha
 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan pemanfaatan lahan seluas 129,154 Ha
 Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 25,257 Ha
 Kawasan Perumahan Susun dengan pemanfaatan lahan seluas 35,88 Ha
 Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 18,423 Ha
Rencana pemanfaatan wisma di Kecamatan Tanah Abang sampai dengan Tahun 2030,
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat di Kecamatan
Tanah Abang, dan diharapkan rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut mampu
memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang menjadi lebih baik dan teratur.
Hal itu terlihat dengan terdapatnya perencanaan akan wisma susun taman dan wisma
susun, perencanaan tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan
Tanah Abang khususnya pada wilayah – wilayah dengan kondisi lingkungan yang sangat
padat dan tidak teratur, serta perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun
tersebut dapat memberikan ruang yang lebih luas yang dapat digunakan sebagai taman
bermain atau tempat bersosialisasi masyrakat di tempat tersebut.
Selain itu rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut dapat menampung daya tampung
penduduk di Kecamatan Tanah Abang sampai Tahun 2030.
Tabel 4.7
Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
Daya Tampung
Penduduk
(jiwa/M2
)
1 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi 1,53 765
2 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 129,154 19.089
3 Kawasan Perumahan Susun Taman 25,257 112.253
4 Kawasan Perumahan Susun 35,88 394.151
5 Kawasan Campuran Kecil 18,423 -
Total 210,244 414.118
Sumber : Hasil Analisa
B.4.6.2 Perdagangan dan Jasa
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan
Kawasan Perkantoran dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua,
yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 297,212 Ha.
Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi
beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
- Kawasan Kantor Pemerintahan dengan pemanfaatan lahan seluas 65,81 Ha
- Kawasan Perkantoran Swasta dengan pemanfaatan lahan seluas 90,131 Ha
- Kawasan Perdagangan dengan pemanfaatan lahan seluas 141,169 Ha
- Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 0,02 Ha
Tabel 4.8
Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Kantor Pemerintahan 65,81
2 Kawasan Perkantoran Swasta 90,131
3 Kawasan Perdagangan 141,169
4 Kawasan Perkantoran Taman 0,02
Total 297,212
Sumber: Hasil Analisa
B.4.6.3 Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan
Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial merupakan pemanfaatan lahan terbesar ketiga, yaitu
dengan pemanfaatan lahan seluas 52,593 Ha.
Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial, terbagi menjadi
beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
- Kawasan Pelayanan Pendidikan dengan pemanfaatan lahan seluas 19,03 Ha
- Kawasan Pelayanan Kesehatan dengan pemanfaatan lahan seluas 7,073 Ha
- Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah dengan pemanfaatan lahan seluas 3,659 Ha
- Kawasan Pelayanan Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 0,558 Ha
- Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas
12,788 Ha
- Kawasan Pelayanan Sosial Budaya dengan pemanfaatan lahan seluas 6,65 Ha
- Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 1,214 Ha
Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :
III-53
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Tabel 4.9
Pemanfaatan Lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Pelayanan Umum Pendidikan 19,03
2 Kawasan Pelayanan Umum Kesehatan 7,073
3 Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah 3,659
4 Kawasan Pelayanan Umum 0,558
5
Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olah
Raga
12,788
6 Kawasan Pelayanan Sosial Budaya 6,65
7 Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota 1,214
Total 52,593
Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan
B.4.6.4 Ruang Terbuka Hijau
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan
Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan
lahan seluas 159,007Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi
menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
 Kawasan Taman, Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas
125,997 Ha
 Kawasan Pemakaman dengan pemanfaatan lahan seluas 33,01 Ha
Tabel 4.10
Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota 125,997
2 Kawasan Makam 33,01
Total 159,007
Sumber: Hasil Analisa
B. 4.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Tanah Abang
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Tanah Abang terdiri dari
empat jenis fasilitas, yaitu :
− Fasilitas Pendidikan
− Fasilitas Kesehatan
− Fasilitas Peribadatan
− Fasilitas Olah Raga
B.4.7.1 Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan
Tanah Abang, pada tahun 2030 Kecamatan Tanah Abang harus menyediakan 355 unit
fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian
219 unit TK, 109 unit SD, 18 unit SLTP, serta 9 unit SLTA
Tabel 4.11
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Tanah Abang
No Jenis Fasilitas
Eksisting
2006
Kebutuhan
Daya Tampung
1 TK 55 395
2 SD 128 197
3 SLTP 38 33
4 SLTA 26 16
5 Diploma 4 1
Jumlah 251 642
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.7.2 Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Tanah
Abang, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya
belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga
tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai
pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan,
serta 9 unit apotik.
Tabel 4.12
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Tanah Abang
III-54
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No Jenis Fasilitas
Eksisting
2006
Kebutuhan
Daya Tampung
1 Rumah Sakit 2 0
2 Puskesmas 12 2
3 Pos KB 90 16
4 Apotik 17 16
5 Lainnya 25
Jumlah 146 36
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.7.3 Peribadatan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Kecamatan Tanah Abang akan sarana peribadatan maka diperlukan
penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat
ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa
penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang
membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang
ada.
B.4.7.4 Olah Raga
Jumlah penduduk Kecamatan Tanah Abang berdasarkan daya tampung ialah sebesar
98.039 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas
olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada
tabel III-16, yaitu tempat bermain berjumlah 674 unit, lapangan olahraga atau lapangan
sepak bola berjumlah 164 unit, kolam renang berjumlah 16 unit, lapangan bulu tangkis
berjumlah 164, lapangan tenis berjumlah 164, dan lapangan bola voli berjumlah 164.
Tabel 4.13
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Tanah Abang
No Jenis Fasilitas
Eksisting
2006
Kebutuhan
Daya Tampung
1 Lap. Sepak Bola 4 164
2 Kolam Renang 3 16
3 Bulu Tangkis 59 164
4 Tenis 11 164
5 Bola Voli 19 164
6 lainnya 15
Jumlah 111 674
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.7.5 Pengendalian Bencana
Sistem pengendalian banjir di Kecamatan Tanah Abang meliputi :
 Saluran Banjir Kanal/Kali Malang
 Kali Grogol
 Kali Cideng
 Waduk Melati di Kelurahan Kebon Melati yang sekaligus dikembangkan sebagai
wisata air.
B.4.8 Kawasan Strategis Kecamatan Tanah Abang
Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Tanah Abang ditentukan berdasarkan peranan
dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan
kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta
Pusat khususnya Kecamatan Tanah Abang ditentukan sebagai kawasan strategis yang
diarahkan pada pengembangan kawasan Bendungan Hilir, Sabang, dan Cempaka Putih
sebagai kawasan perdagangan dan penunjang kegiatan jasa dan perkantoran;
B.4.9 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Tanah Abang
Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan
besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam
perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya
berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai
berikut :
1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6
2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai
dengan 2,4
3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai
dengan 3,5
4. Nilai KLB rata-rata 4,0
Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan
bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan
industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan.
Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk
memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga
dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.
Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan
pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan
tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.
III-55
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
e) Kawasan campuran
f) Kawasan industri / pergudangan
KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
e) Kawasan campuran
f) Kawasan industri / pergudangan
KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman 4
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
e) Kawasan campuran
KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
b) Kawasan bangunan umum
c) Kawasan bangunan umum KDB rendah
d) Kawasan campuran
e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer
Baru Barat
Tabel 4.14
Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan
Kecamatan Tanah Abang Tahun 2030
No Kelurahan Lokasi Peruntukan
Ketinggian
(lantai)
KDB KLB
1 Gelora • Komplek olahraga
senayan
• Lap. Golf, Jl. Asia
Afrika-Kali Grogol
• Penyempurna hijau 1-2 60% <1,2
2 • Gelora
Bendungan
Hilir
• Parkir timur senayan
• Balai sidang senayan
• Perumahan
pejompongan
• Kantor PDAM,
lembaga farmasi TNI-
AL
• RSAL, sekolah
• Kawasan taman 2 - 3 60% 1,6
3 Gelora • Jl. Palmerah Barat –
Jl. Gelora – Jl.
Jurangan – Kali
Grogol
• Jl. Asia Afrika – Kali
Grogol
• Kawasan Perkantoran
• Kawasan Campuran
Kecil
• Kawasan Perumahan
• Kawasan Taman
3 - 4 60% 2,4
4 • Karet Tengsin
• Petamburan
• Kebon Melati
• Kebon
Kacang
• Kampung Bali
• Jl. Penjernihan, kali
Krukut, Banjir Kanal
Barat
• Jl. Gatot Subroto, Jl.
KS. Tubun, Kali
Krukut rel KA
• Jl. KH. Mas Mansyur,
Jl. Lontar, Jl. Jati
bunder, rel KA
• Jl. KH. Mas Mansyur,
Jl. Lontar, Jl. Kebon
Jati
• Jl. KH. Wahid
Hasyim, Jl. Kebon
Kacang 11
• Jl. Kebon Jati, Jl.
Fakhrudin, Jl. Abdul
Muis, Jl. Jati Baru, rel
KA
• Jl. Wahid hasyim, Jl.
Kampunga bali 4, Jl.
Kampung bali 33
• Kawasan Kantor
Pemerintah
• Kawasan Hijau Binaan
• Kawasan Perumahan
• Kawasan Kantor
Pemerintah
• Kawasan Perkantoran
• Kawasan Fasilitas
Umum dan fasilitas
social
• Kawasan Perkantoran
• Kawasan Campuran
Kecil
• Kawasan Kantor
Pemerintah
• Kawasan perkantoran
• Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
social
• Kawasan perkantoran
• Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
social
• Kawasan perumahan
• Kawasan campuran
kecil
• Kawasan perkantoran
• Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
social
4 - 8 55-60% 3
III-56
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
No Kelurahan Lokasi Peruntukan
Ketinggian
(lantai)
KDB KLB
5 Gelora • Hotel atlet century
park dan sekitarnya
• Perkantoran /
pertokoan sentral
senayan, Jl. Asia-
Afrika
• Kawasan taman
• Kawasan perkantoran
dan perdagangan
8-16 50-55% 3,5
6 Gelora • Kantor Depdikbud,
Ratu Plaza, Panin
Centre, Jl. Jendral
Sudirman
• Kawasan kantor
pemerintah
• Kawasan perkantoran
16-24 45-50% 4
7 • Gelora
• Bendungan
hilir
• Karet Tengsin
• Kebon Melati
• Kebon
Kacang
• Kampung Bali
• Jl. Asia Afrika, Jl.
Gelora, Jl. Juraganan,
Jl. Komplek PLN
• Jl. Jendral Sudirman,
Jl. Bendungan Hilir
• Jl. Jendral Sudirman,
Jl. KH. Mas Mansyur,
kawasan segitiga
manhattan
• Perumahan karet
tengsin
• Jl. Jendral Sudirman,
Jl. Karet Pasar Baru
Timur
• Jl. KH. Mas mansyur,
Jl. Kebon Kacang,
Kali Cideng
• Jl. Fakhrudin, Jl.
Abdul Muis, Jl. Kebon
sirih, kali cideng
• Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
social
• Kawasan hijau lindung
• Kawasan perkantoran
• Kawasan perumahan
• Kawasan campuran
kecil
• Kawasan perkantoran
• Kawasan fasiitas umum
dan fasilitas social
• Kawasan hijau lindung
• Kawasan perumahan
• Kawasan perkantoran
• Kawasan perumahan
• Kawasan perumahan
• Kawasan campuran
kecil
• Kawasan perkantoran
• Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
social
• Kawasan campuran
kecil
• Kawasan perkantoran
 32 40%
8 • Gelora
• Bendungan
Hilir
• Hotel Sultan Jakarta
• Jl. Gatot Subroto, Jl.
Jendral Sudriman, Jl.
Bendungan Hilir, Jl.
Taman Bendungan
Jati luhur
• Kawasan Taman
• Kawasan perumahan
• Kawasan perkantoran
• Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
sosial
>32
>32
20%
40%
>5
>5
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010
B.4.10 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Menteng
B.4.10.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Menteng merupakan wujud pemanfaatan
ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar
sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil
identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka
tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng yaitu :
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan
budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah
kecamatan serta keserasian antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi
pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan
pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan
Jatinegara.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Menteng yang sejahtera lahir
dan batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan
masyarakat.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar
dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
4.10.2 Kebijakan
4.10.2.1 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat
pengembangan yang ada di Kecamatan Menteng, secara umum pengembangan tersebut
berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian
lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan
budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan
kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
III-57
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung
lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan
dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan
cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar
pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi
lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan
agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.
Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu :
a. Perumahan
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian
yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain
sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi.
Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.
b. Sektor Perdagangan dan Jasa
Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan
ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin
kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar
harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
c. Sektor Fasilitas Umum
Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.
Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.
Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai
standar kecamatan.
d. Sektor Air Minum
Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan
jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang
melampaui batas harus dicegah.
e. Sektor Banjir dan Drainase
Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem
makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak.
f. Sektor Utilitas Umum
Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik
serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi
strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam
perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
g. Sektor Ruang Terbuka Hijau
Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang
kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati
masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan
individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum
pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor.
4.10.2.2 Kawasan Strategis
Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-
pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun
nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya
membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai
prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang
cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.
Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan
hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat
4.10.2.3 Penanganan Lingkungan
Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna
mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
4.10.3 Strategi
Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng :
• Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah
berkembang.
• Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan
membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya.
III-58
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
• Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di
bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh.
• Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu
meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa.
B.4.11 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Menteng
Persebaran penduduk di Kecamatan Menteng direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur,
dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma
dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan
masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya
sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya,
kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana,
dan prasarana yang baik. Kecamatan Menteng diharapkan dapat menampung penduduk
sebanyak 98.039 jiwa pada tahun 2030.
Wilayah Selatan Kecamatan Menteng diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah
yang lebih besar dari pada wilayah utara. Wilayah Selatan Kecamatan Menteng yaitu beberapa
bagian Kelurahan Kebon Sirih diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan
rendah, sedangkan untuk wilayah Selatan dan Pusat Kecamatan Menteng, yaitu Kelurahan
Menteng dan Kelurahan Gondangdia yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan
kepadatan sedang. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang
pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di
kedua kecamatan tersebut.
Tabel 4.15
DAYA TAMPUNG PENDUDUK PER KELURAHAN
No Kelurahan Jumlah penduduk (jiwa/m2
)
1 Menteng 972,14
2 Pegangsaan 415,50
3 Cikini 307,51
4 Gondang Dia 445,24
5 Kebon Sirih 42.531,83
Jumlah 44.672,22
Sumber : Hasil Perhitungan, 2009
B.4.12 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Menteng
Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat
kegiatan pembentuk ruang kecamatan Menteng hanya didasarkan kepada pusat kegiatan
premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng
adalah sebagai berikut.
1. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :
a. Plaza Indonesia yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan
perdagangan
b. Grand Hyatt yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan perdagangan
c. Plaza EX dengan kegiatan perdagangan
d. Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan
e. Hotel Indonesia dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan
f. Hotel Mandarin dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan
g. Kedutaan Inggris dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
h. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
i. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
j. Kedutaan Jerman dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
k. The City of Tower dengan kegiatan kantor pemerintahan asing
l. Universita Indonusa dengan kegiatan suka pendidikan
m. Kawasan Wisata malam yang terletak di jalan Jaksa dengan kegiatan
perdagangan
n. Kawasan wisata Sabang dengan kegiatan perdagangan
o. Universitas Bina Manajemen dengan kegiatan suka pendidikan
p. Taman Ismail Marzuki dengan kegiatan suka social budaya
q. Rumah Sakit PGI Cikini dengan kegiatan suka kesehatan
r. Gedung Perintis dan Monumen Proklamator dengan kegiatan suka social budaya
s. Kantor Bappenas dengan kegiatan kantor pemerintahan
2. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Menteng antara lain adalah :
a. Plaza Menteng dengan kegiatan perdagangan
b. Plaza Keris dengan kegiatan perdagangan
c. Hero dengan kegiatan perdagangan
d. Artha Graha dengan kegiatan perkantoran dan jasa
e. Balai Budaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa
f. Bank Mandiri dengan kegiatan perkantoran dan jasa
3. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Menteng antara lain adalah :
a. Stasiun Cikini dengan kegiatan sarana trnsportasi kecamatan
III-59
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
b. Stasiun Gondangdia dengan kegiatan sarana transportasi kecamatan
B.4.13 Rencana Transportasi Kecamatan Menteng
Rencana transportasi di Kecamatan Menteng melipui rencana pembangunan jaringan jalan
mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Menteng sampai
dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut :
Seluruh wilayah Kecamatan Menteng direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini
dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan
Menteng dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Menteng cukup
melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan
pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas.
Tabel 4.16
Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Menteng
Nama Jalan Fungsi Jalan
ROW Eksisting
(m)
ROW Rencana
(m)
Jl. Proklamasi Jl. Kolektor Primer 12 24
Jl. Sultan Agung Jl. Arteri Sekunder 25 25
Jl. Latuharhari Jl. Kolektor Primer 18 18
Jl. Imam Bonjol Jl. Arteri Sekunder 30 30
Jl. MH. Thamrin Jl. Arteri Primer 40 46
Jl. HOS Cokroaminoto Jl. Arteri Sekunder 25 29
Jl. Sultan Syahrir Jl. Arteri Sekunder 8 13.5
Jl. Moh. Yamin Jl. Arteri Sekunder 8 13.5
Jl. Yusuf Adiwinata Jl. Kolektor Primer 9 18
Jl. H Agus Salim Jl. Kolektor Primer 9 17
Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Kolektor Primer 15 26
Jl. Kebon Sirih Raya Jl. Arteri Sekunder 25 50
Jl. Teuku Umar Jl. Kolektor Primer 22 25
Jl. Sam Ratulangi Jl. Kolektor Primer 14 18
Jl. Cut Meutia Jl. Kolektor Primer 13 18
Jl. Cikini Raya Jl. Arteri Sekunder 12 36
Jl. Menteng Raya Jl. Kolektor Primer 15 47
Jl. Soeroso Jl. Kolektor Primer 12 14
Jl. Raden Saleh Jl. Kolektor Primer 9 24
Jl. AA. Kali Pasir Jl. Kolektor Primer 7 15
Jl. Suwiryo Jl. Kolektor Primer 12 12
Jl. Kusuma Atmaja Jl. Kolektor Primer 9 12
Jl. Diponogoro Jl. Arteri Sekunder 14 20
Tambak Jl. Kolektor Primer 22 22
Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta
B.4.14 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Menteng
Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut :
- Jejaring yang sudah ada
- Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan :
- Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
- Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang
meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah,
telekomunikasi dan air limbah.
B.4.14.1 Persampahan
Produksi buangan sampah di Kecamatan Menteng sampai tahun 2030 diperhitungkan
sebesar 119.274,83 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing
kelurahan sebanyak satu unit, Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Menteng
adalah sebagai berikut:
− Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan
sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan
memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator
− Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
dilakukan dengan teknologi tepat guna
− Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling)
− Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk
kelingkungan yang padat penduduk
− Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya
dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai
Tabel 4.17
JUMLAH TIMBULAN SAMPAH KECAMATAN MENTENG
No Kelurahan
Penduduk
(jiwa)
Asumsi Timbulan
Sampah
(ltr/org/hari)
Timbulan
Sampah
(ltr/hari)
Timbulan
Sampah
(m3
/hari)
1 Menteng 972,14 2.67 5.595,61 5.59561
2 Pegangsaan 415,50 2.67 1.109,39 1.10939
3 Cikini 307,51 2.67 821,05 0.82105
4 Gondang Dia 445,24 2.67 1.188,79 1.18879
5 Kebon Sirih 42.531,83 2.67 113.559,99 113.56
Jumlah 44.672,22 119.274,83 119.2748
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
III-60
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.14.2 Drainase dan Pengendali Banjir
Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut :
− Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari
kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan
pembuangan sampah);
− Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai
menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor;
− Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan
air;
− Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir.
Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, yaitu Saluran
primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai
yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi
empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan
mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi
empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong
Tabel 4.18
Rencana Pelebaran Sistem Drainase
Kecamatan Menteng
Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m)
Kali Baru Barat 5-7 10
Banjir Kanal Barat - 60
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta
B.4.14.3 Limbah
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan
Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di
Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan
air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut.
B.4.14.4 Listrik
Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut
merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang
membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada
Kecamatan Menteng dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar.
Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut :
1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada
2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada
3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel
PLN dengan kabel isolasi
4. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta
mempertimbangkan segi estetika lingkungan
5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan
pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah
6. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi
eksisting 2008 belum terlayani listrik
B.4.14.5 Rencana Jaringan Air Bersih
Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Menteng adalah sebesar
7.817.638,50 lt/hari.
Tabel 4.19
JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH KECAMATAN MENTENG
No Kelurahan
Penduduk
(jiwa)
Asumsi
Kebutuhan Air
Bersih
(ltr/org/hari)
Kebutuhan
Air Bersih
(ltr/hari)
Kebutuhan
Air Bersih
(m3
/hari)
1 Menteng 972,14 175 170.124,50 170.1245
2 Pegangsaan 415,50 175 72.712,50 72.7125
3 Cikini 307,51 175 53.814,25 53.81425
4 Gondang Dia 445,24 175 77.917,00 77.917
5 Kebon Sirih 42.531,83 175 7.443.070,25 7443.07
Jumlah 44.672,22 7.817.638,50 7817.639
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.14.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah
Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk,
septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali
Krukut. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di
Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari.
B.4.15 Rencana Pola Ruang Kecamatan Menteng
Rencana pola ruang di Kecamatan Menteng tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting 2007.
Kecamatan Menteng sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman yang dilengkapi
dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman.
III-61
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.15.1 Permukiman
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan wisma
yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 265,14 Ha.
Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
- Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan penggunaan lahan seluas 12,08 Ha
- Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 205,66 Ha
- Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 40,06 Ha
- Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 6.63 Ha
- Kawasan Perumahan Susun Taman dengan penggunaan lahan seluas 0,70 Ha
Tabel 4.20
Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah 12,08
2 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 205,66
3 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi 40,06
4 Kawasan Perumahan Susun 6,63
5 Kawasan Perumahan Susun Taman 0,70
Total 265,14
Sumber : Hasil Analisa
B.4.15.2 Perdagangan dan Jasa
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan kawasan
perkantoran dan perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan
pemanfaatan lahan seluas 122.05 Ha.
Rencana pemanfaatan lahan kawasan perkantoran dan perdagangan, terbagi menjadi
beberapa pemanfaatan lahan yaitu :
- Kawasan Perkantoran Pemerintah dengan penggunaan lahan seluas 11,16 Ha
- Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 95,27 Ha
- Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 144.721 Ha
- Kawasan Perkantoran Taman dengan penggunaan lahan seluas 2,41 Ha
Tabel 4.21
Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Perkantoran Pemerintah 11,16
2 Kawasan Perdagangan 95,27
3 Kawasan Perkantoran Swasta 144.721
4 Kawasan Perkantoran Taman 2,41
Total 144.829,83
Sumber: Hasil Analisa
4.15.3 Ruang Terbuka Hijau
Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan Kawasan
Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas
25.90 Ha.
Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan
lahan yaitu :
- Kawasan Penyempurna Hutan Lindung dengan pemanfaatan lahan seluas 6,13 Ha
- Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 9,16 Ha
- Kawasan Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 18,07 Ha
Tabel 4.22
Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna
No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha)
1 Kawasan Penyempurna Hutan Lindung 6,13
2 Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota 9,16
3 Kawasan Taman 18,07
Total 33,37
Sumber: Hasil Analisa
B.4.16 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Menteng
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Menteng terdiri dari empat
jenis fasilitas, yaitu :
− Fasilitas Pendidikan
− Fasilitas Kesehatan
− Fasilitas Peribadatan
− Fasilitas Olah Raga
III-62
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.16.1 Pendidikan
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan
Menteng, pada tahun 2030 Kecamatan Menteng harus menyediakan 128 unit fasilitas
pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 78 unit
TK, 39 unit SD, 7 unit SLTP, serta 3 unit SLTA
Tabel 4.23
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Menteng
No Jenis Fasilitas
Eksisting
2006
Kebutuhan
Daya Tampung
1 TK 27 78
2 SD 26 39
3 SLTP 16 7
4 SLTA 14 3
5 Diploma 10 0
6 Universitas 3 0
Jumlah 96 128
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.16.2 Kesehatan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Menteng,
terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum
memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun
2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9
unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik.
Tabel 4.24
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Menteng
No Jenis Fasilitas
Eksisting
2006
Kebutuhan
Daya Tampung
1 Rumah Sakit 8 0
2 Rumah Bersalin 10 3
3 Poliklinik 10 3
4 Puskesmas 5 3
5 Posyandu 39 3
6. Apotek 14 3
Jumlah 86 17
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.16.3 Peribadatan
Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Kecamatan Menteng akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan
fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya
untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk.
Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan
fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada.
Tabel 4.25
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Menteng
No Jenis Fasilitas
Eksisting
2006
Kebutuhan
Daya
Tampung
1 Mesjid 35 3
2 Musholla 52 33
3 Gereja Kristen 16 2
4 Gereja Katolik 2 2
5 Pura - 2
6 Vihara - 2
7 Kelenteng - 2
Jumlah 105 45
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.16.4 Olah Raga
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan Menteng
perlu menyediakan 36 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan fisik maupun ruang
terbuka sebagai area bermain atau jogging.
Tabel 4.26
Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Menteng
No Jenis Fasilitas
Eksisting
2006
Kebutuhan
Daya Tampung
1 Sepak Bola 4
33
2 Bola Voly 5
3 Bulu Tangkis 5
4 Bola Basket 4
5 Lapangan Tenis 2
6 Tenis Meja 5
7 Kolam renang 1 3
Jumlah 26 36
Sumber : Hasil Perhitungan 2009
B.4.16.5 Pengendalian Bencana
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Menteng direncanakan
beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa :
1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan.
2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai.
III-63
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru
pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air.
4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan.
5. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga
mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran.
B.4.17 Kawasan Strategis Kecamatan Menteng
Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Menteng ditentukan berdasarkan peranan dan
fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota.
Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Pusat
khususnya Kecamatan Menteng ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada
pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan
pengembangan kesenian dan kebudayaan.
B.4.18 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Menteng
Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan
besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam
perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya
berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai
berikut :
- Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6
- Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai
dengan 2,4
- Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai
dengan 3,5
- Nilai KLB rata-rata 4,0
Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan
bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan
industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan.
Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk
memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga
dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan.
Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan
pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan
tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB.
KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
e) Kawasan campuran
f) Kawasan industri / pergudangan
KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
e) Kawasan campuran
f) Kawasan industri / pergudangan
KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman 4
b) Kawasan permukiman KDB rendah
c) Kawasan bangunan umum
d) Kawasan bangunan umum KDB rendah
e) Kawasan campuran
KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada :
a) Kawasan permukiman
b) Kawasan bangunan umum
c) Kawasan bangunan umum KDB rendah
d) Kawasan campuran
e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer
Baru Barat
III-64
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Tabel 4.27
Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan
Kecamatan Menteng Tahun 2030
No Lokasi Peruntukan
Ketinggian maks
(lantai)
KDB
(%)
KLB
(%)
1 Jl. MH. Thamrin - Kawasan Perkantoran
- Kawasan Perdagangan
60 50 5,0
2 JL. Kebon Sirih - Kawasan Perkantoran
- Kawasan Perdagangan
60 50 5,0
3 Jl. KH. Agus Salim - Kawasan Perkantoran 60 50 5,0
4 Jl. KH. Wahid Hasyim - Kawasan Perkantoran 16 50 3,5
5 Jl. Srikaya - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0
6 Jl. Cut Nya Dien - Kawasan Perkantoran 4 60 2,4
7 Jl. Gondangdia Lama - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0
8 Jl. Menteng Raya - Kawasan Perkantoran 8 55 3,0
9 Jl. Cikini - Kawasan Perdagangan 16 50 3,5
10 Jl. Probolinggo - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0
11 Jl. Pegangsaan - Kawasan Perkantoran 8 55 3,0
12 Jl. Pegangsaan - Kawasan Campuran
Kecil
4 60 2,4
13 Jl. Pegangsaan - Kawasan Kantor
Pemerintah
4 60 2,4
14 Jl. Anyer - Kawasan Perdagangan 4 60 2,4
15 Jl. Anyer - Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
sosial
4 20 0.8
16 Jl. Jl. Raden Saleh - Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
sosial
4 50 2,0
17 Jl. Cikini - Kawasan fasilitas
umum dan fasilitas
sosial
8 55 3,0
18 Jl. Yusuf Adwinata - Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
2 60 1,2
19 Jl. HOS.
Cokroaminoto
- Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
2 60 1,2
20 Jl. Teuku Umar - Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
2 60 1,2
21 Jl. Imam Bonjol - Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
2 60 1,2
22 Jl. Cimahi - Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
2 60 1,2
23 Jl. Madiun - Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
2 60 1,2
24 Jl. Taman Suropati - Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
2 60 1,2
25 Jl. Syamratulangi - Kawasan Perumahan
Kepadatan Sedang
2 60 1,2
Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010
B.4.19 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Senen
B.4.19.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Senen merupakan wujud pemanfaatan
ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar
sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil
identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka
tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Senen yaitu :
a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan
budi daya.
b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah
kecamatan serta keserasian antar sektor.
c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi
pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan
pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan
Senen.
d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
• Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Senen yang sejahtera lahir dan
batin
• Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam
• Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara
berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia
• Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan
• Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan
e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan
masyarakat.
f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar
dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan.
B.4.19.2 Kebijakan
Wilayah perencanaan Kecamatan Senen berada di Wilayah Pengembangan Pusat, dimana
karakteristiknya adalah permukiman penduduk berpendapatan menengah ke bawah.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Senen berkarya di luar Kecamatan Senen.
III-65
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kebijakasanaan umum Kecamatan Senen adalah meningkatkan lingkungan melalui
perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur
dengan potensi lahan yang tinggi.
Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari
upaya persiapan reorientasi terhadap sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program
pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini
dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air
sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai.
Perumahan
Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada pembangunan vertikal untuk wilayah yang
belum terbangun. Sedangkan pembangunan perumahan horizontal untuk masa mendatang
dibatasi.Sektor Perdagangan dan Jasa
Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan.
Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor
keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang
memadai.
Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah.
Sektor Fasilitas Umum
Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin.
Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum.
Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal.
Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai
standar kecamatan.
Sektor Air Minum
Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan
jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum.
Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah.
Sektor Utilitas Umum
Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik
serta lampu-lampu penerangan jalan.
Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis.
Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan
pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas.
Sektor Ruang Terbuka Hijau
Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali
dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat.
Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui
program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar
badan jalan) arteri dan kolektor.
B.4.19.3 Strategi
B.4.19.3.1 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat
pengembangan yang ada di Kecamatan Senen, secara umum pengembangan tersebut
berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian
lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan
budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah merupakan kawasan yang mempunyai
arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan
perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk
atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan
kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai
dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan
tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan
perkotaan terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan
terjaga dan tidak menjadi homogen.
B.4.19.3.2 Kawasan Strategis
Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung
pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan-
pertimbangan. Sektor strategis yang dapat dikembangkan di Kecamatan Senen ialah sektor
perdagangan dan jasa. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional
maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Kawasan ini memiliki prospek ekonomi
yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar.
III-66
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan.
Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan
B.4.19.3.3 Penanganan Lingkungan
Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna
mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk
juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya
penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
B.4.20 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Senen
Ditinjau dari kondisi kependudukannya, Kecamatan Senen dilakukan arahan penduduk yang
akan ditampung dengan kebijakan menggunakan daya tampung optimum dengan menekan
tingkat pertumbuhan penduduk (migrasi). Arahan kepadatan penduduk menyesuaikan dengan
pola ruang yang ada. Untuk menciptakan kondisi yang ideal serta sesuai dengan daya dukung
lingkungan, maka digunakan perhitungan daya tampung penduduk. Perhitungan ini
berdasarkan pada luas fungsi wisma yang direncanakan, KDB, dan ketinggian bangunan.
Standar luas kavling rumah di Kecamatan Senen yang digunakan adalah 600 m2
untuk rumah
besar, 300 m2
untuk rumah sedang, 60 m2
untuk rumah kecil. Standar ini ditentukan
berdasarkan kondisi eksisting di Kecamatan Senen yang sebagian besar merupakan bangunan
rumah dengan luas kavling tersebut. Selain itu luasan tersebut akan dapat mencukupi
kebutuhan Kecamatan Senen akan permukiman dengan kondisi yang layak huni.
Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan diatas menunjukkan bahwa dengan
menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung
penduduk ideal Kecamatan Senen adalah sebanyak 101.093 jiwa. Jika dilakukan perbandingan
antara jumlah daya tampung dengan jumlah penduduk eksisting tahun 2006 yaitu sebesar
100.430 jiwa, maka diketahui jumlah penduduk Kecamatan Senen hanya bertambah sedikit. Hal
ini dikarenakan di Kecamatan Senen telah padat penduduk sehingga pembangunan perumahan
dilakukan secara vertical. Dengan pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan
di masa mendatang, Kecamatan Senen perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah
penduduk tidak akan bertambah, dan mengalami kelebihan daya tampung wilayah yang telah
direncanakan sampai jangka waktu tahun 2030.
Tabel 4.28
Analisis Daya Tampung Penduduk
Kecamatan Senen Tahun 2030
No Kelurahan Penduduk ( jiwa) Daya Tampung 2030
1 2 3 4
1 Kenari 8.380 0
2 Paseban 21.123 50.591
3 Kramat 25.135 13.320
4 Kwitang 16.664 18.694
5 Senen 6.115 0
6 Bungur 23.013 18.488
Jumlah 100.430 101.093
Sumber : Hasil Analisis
B.4.21 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Senen
Konsep struktur ruang kota eksisting Kecamatan Senen tetap mempertahankan pola kompak
pada kawasan Pasar Senen dan memanjang/ribbon. Pola kompak memanjang/ ribbon ini
terbentuk pada sepanjang jaringan jalan terutama pada jalan-jalan utama seperti Jalan Kramat
Raya dan Jalan Kwitang hingga Jalan Letjen Suprapto. Pola jaringan jalan yang ada membentuk
jaringan jalan linier. Dengan pola jaringan jalan tersebut maka lokasi fungsi-fungsi penting
pembentuk ruang kota berada di sepanjang jalan utama.
Kegiatan perdagangan dan perkantoran dikembangkan pada jalan utama mengingat lokasinya
yang sangat strategis. Lingkup layanannya sendiri adalah pada tingkat provinsi dengan pusat
kegiatan pada wilayah kawasan perdagangan Pasar Senen dan segitiga Senen. Sedangkan
pusat kegiatan lainnya adalah kawasan perdagangan dan perkantoran di sepanjang Jalan
Kramat Raya dan Jalan Kwitang. Kedua pusat kegiatan tersebut merupakan fungsi kegiatan
primer yang keberadaannya akan memicu perkembangan wilayah lainnya. Lokasinya sangat
tepat dikarenakan berada di jalan utama dan lokasinya sangat strategis sehingga mudah
dijangkau dari seluruh penjuru Kecamatan Senen maupun wilayah lain dikarenakan tersedia
angkutan umum seperti kereta api dan busway.
Kegiatan perdagangan pada skala yang lebih kecil berkembang pada ruas jalan lainnya. Skala
perdagangan yang berkembang tersebut adalah tingkat kecamatan maupun tingkat lingkungan
III-67
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
sehingga merupakan fungsi kegiatan sekunder yang melayani penduduk Kecamatan Senen dan
sekitarnya pada lingkup yang kecil.
Tabel 4.29
Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kecamatan Senen
No Lokasi Fungsi Keterangan Skala
1 Jln Kramat Raya Perguruan tinggi
UI Salemba, UPI-YAI, Universitas
Gunadarma, Universitas Kristen Indonesia
Fakultas Isipol, Universitas Nasional
Fakultas Hukum, STIK St Carolus, STIE-
STMIK Jayakarta, STIE Gotong Royong
Nasional /
Primer
2
Jln Senen Raya,
Jln Kramat Bunder
Perdagangan dan
terminal
Segitiga Senen, Pasar Senen, Terminal
Bus & Stasiun Kereta Api (Kawasan
UDGL)
Nasional /
Primer
3
Kawasan Jln
Kwitang
Perdagangan dan
perkantoran
Kawasan perdagangan dan perkantoran
yang berkembang di sepanjang
jalan/ribbon. (Bank Artha Graha, Bank
Niaga, Toko Gunung Agung)
Provinsi /
sekunder
4 Jln Sungai Besar
Perdagangan dan
perkantoran
Kawasan perdagangan dan perkantoran
yang dikembangkan di kawasan UDGL
Provinsi /
sekunder
5 Jln Kramat Pulo Perdagangan
Rencana dikembangkan komplek
perdagangan
Kota / Tersier
6
Kawasan Jln
Kramat Raya
Perdagangan dan
perkantoran
Kawasan perdagangan yang berkembang
di sepanjang jalan/ribbon. (Pasar Kenari,
BNI, BRI, Bank Mandiri, PT Pantja Niaga,
Hotel Atlantik, Hotel The Acacia, Wisma
Salemba)
Kota / Tersier
7
Jln Kramat Sawah
Dalam
Perdagangan Kawasan perdagangan yang baru
Kota / Tersier
8
Jln Salemba
Tengah
Perdagangan
Kawasan perdagangan skala kota yang
berkembang di sepanjang jalan/ribbon.
Kota / Tersier
9
Jln Kramat
Sentiong
Perdagangan
Kawasan perdagangan skala kecamatan
yang berkembang di sepanjang
jalan/ribbon.
Kecamatan /
Sub Tersier
B.4.22 Rencana Transportasi Kecamatan Senen
Perencanaan transportasi tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, tetapi harus dilihat dari skala
makro tingkat kota,atau bahkan tingkat propinsi dan antar propinsi. Daya dukung jejaring
transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban permasalahan
transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain:
• Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan sistem makro.
• Pengembangan prasarana dan sarana angkutan massal : kereta api dan bus.
• Pengembangan jalur bus khusus.
• Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil
• Optimasi jaringan – jaringan jalan sesuai dengan fungsinya.
• Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, jalan layang, fasilitas pejalan kaki dan
jembatan penyeberangan.
B.4.22.1 Rencana Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan
• Jalan Letjen Suprapto hingga Jalan Kwitang
Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan
perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat
pada jam – jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga
kenyamanan berkendara.
• Jalan Kramat Raya hingga Jalan Gunung Sahari
Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan
perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat
pada jam – jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga
kenyamanan berkendara.
• Jalan kolektor
Perbaikan jalan kolektor harus dilakuka mengingat kondisi eksisiting jalan saat ini banyak
yang berlubang – lubang.
B.4.22.2 Rencana Pembangunan Jalan Kereta Api
• Rencana Pembangunan Terminal Terpadu Antar Moda
Sebagai fungsi stasiun kereta api yang terintegrasi dengan halte busway dan terminal
bus. Kondisi saat ini masih berdiri sendiri – sendiri tidak terintegrasi.
B.4.23 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Senen
Pengembangan jejaring utilitas dalam wilayah Kecamatan Senen memperhatikan hal – hal
berikut:
• Jejaring yang sudah ada
• Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan
Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas dilakukan dengan :
• Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada
• Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
• Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan
III-68
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
B.4.23.1 Persampahan
Perhitungan pengeluaran sampah Kecamatan Senen adalah jumlah volume sampah
domestik/rumah tangga yang dihitung berdasarkan perhitungan daya tampung jumlah
penduduk. Dengan asumsi bahwa setiap penduduk menghasilkan sampah 2,67 liter/hari
didapat hasil 2.69.917 liter/hari untuk Kecamatan Senen.
Tabel 4.30
Rencana Timbulan Sampah
Kec.Senen Tahun 2030
No Kelurahan
Jumlah penduduk
(Jiwa)
Asumsi
TimbulanSampah
( Lt/hr)
1 Kenari 0 -
2 Paseban 50.591 135.077
3 Kramat 13.320 35.565
4 Kwitang 18.694 49.913
5 Senen 0 -
6 Bungur 18.488 49.362
Jumlah 101.093 269.917
Sumber : Perhitungan Rencana
B.4.23.2 Rencana Jaringan Air Bersih
Kebutuhan air bersih Kecamatan Senen diperkirakan pada tahun 2030 berdasarkan pada
perhitungan daya tampung penduduk dan ditambah oleh kebutuhan air pada fasilitas
komersial dan fasilitas umum sehingga didapat jumlah total kebutuhan air bersih sebanyak
17.691.192 liter/hari yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap penduduk membutuhkan
air bersih sebanyak 175 liter/hari.
Tabel 4.31
Rencana Kebutuhan Air Bersih
Kec. Senen Tahun 2030
No Kelurahan
Jumlah
penduduk (Jiwa)
kebutuhan air bersih
(ltr/hari)
1 Kenari 0 -
2 Paseban 50.591 8.853.342
3 Kramat 13.320 2.331.058
4 Kwitang 18.694 3.271.479
5 Senen 0 -
6 Bungur 18.488 3.235.313
Jumlah 101.093 17.691.192
Sumber : Perhitungan Rencana
B.4.23.3 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah
Rencana pengeluaran limbah air kotor Kecamatan Senen dihitung dari 80% kebutuhan air
bersih di Kecamatan Senen. Dari perhitungan tersebut maka didapat perhitungan limbah air
kotor Kecamatan Senen sebesar 14.152.954 liter/hari.
Sedangkan untuk perhitungan timbulan sludge dengan berdasarkan pada asumsi bahwa
setiap orang menghasilkan sludge 0,069 liter/hari sehingga didapat perhitungan timbulan
sludge untuk tahun 2030 adalah 6.975 liter/hari untuk Kecamatan Senen.
Tabel 4.32
Rencana Timbulan Limbah Air Kotor
Kec.Senen Tahun 2030
No Kelurahan
Jumlah penduduk
(Jiwa)
timbulan air limbah
(ltr/hari)
Timbulan Sludge
(ltr/hari)
1 Kenari 0 - -
2 Paseban 50.591 7.082.674 3.491
3 Kramat 13.320 1.864.847 919
4 Kwitang 18.694 2.617.183 1.290
5 Senen 0 - -
6 Bungur 18.488 2.588.250 1.276
Jumlah 101.093 14.152.954 6.975
Sumber : Perhitungan Rencana
B.4.24 Rencana Pola Ruang Kecamatan Senen
Rencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan lindung,
isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan kegiatan sosial
ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan
lindung.
B.4.24.1 Permukiman
Sebagian dari kegiatan di Kecamatan Senen ialah permukiman. Oleh itu kegiatan yang
dapat dikembangkan memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan
permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk
III-69
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan
yang ada.
Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi dikembangkan dengan
mempertahankan permukiman yang ada dan program dan perbaikan dan peningkatan
kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan
sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman
berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan dalam
bentuk vertikal atau rumah susun dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk
Kecamatan Senen dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan
perkembangan dan aksesbilitas.
B.4.24.2 Perdagangan dan Perkantoran
Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu
wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang
dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Senen
dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang
ada di Kecamatan Senen, karena dengan semakin mantapnya fungsi perdagangan dan jasa
akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Senen sehingga dapat berfungsi pula
sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya.
B.4.24.3 Pelayanan Umum dan Sosial
Fungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya
disesuaikan dengan aktifitas pada tiap – tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan
disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang
merupakan fasilitas pendukung pemukiman.
B.4.24.4 Kawasan Lindung
Pada kawasan ini dapat dibudidayakan untuk kegiatan masyarakat untuk kegiatan budidaya
pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu – rambu pekerjaan,
pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan
kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak
menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai
dan danau.
Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai
besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan
untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup
untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Kawasan sempadan sungai di
Kecamatan Senen berada pada kawasan Kali Sentiong dan Ciliwung.
B.4.25 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Senen
Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Senen terdiri dari empat jenis
fasilitas, yaitu :
− Fasilitas Pendidikan
− Fasilitas Kesehatan
− Fasilitas Peribadatan
− Fasilitas Olah Raga
B.4.25.1 Pendidikan
Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia di suatu
wilayah. Analisis fasilitas pendidikan di wilayah Kecamatan Senen meliputi SD, SMP dan
SMA.Ditinjau dari masing-masing fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, pada tahun 2030
dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 TK melayani 1.250 jiwa penduduk maka
menghasilkan perhitungan jumlah TK sebanyak 81 unit. Kondisi ini memerlukan
penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada
tahun 2030.
Fasilitas pendidikan SD, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SD
melayani 2.500 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SD sebanyak 40
unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada
kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 56 unit. Fasilitas pendidikan SMP, pada
tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMP melayani 15.000 jiwa penduduk
maka menghasilkan perhitungan jumlah SMP sebanyak 7 unit. Kondisi ini memerlukan tidak
memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi
yaitu sebanyak 13 unit.
Fasilitas pendidikan SMA, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMA
melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMA sebanyak 3
unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting
dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.
III-70
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
III-71
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Tabel 4.33
Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Kec. Senen Tahun 2030
No Kelurahan Penduduk
(jiwa)
Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (unit)
TK SD SMP SMA
1 Kenari 0 - - - -
2 Paseban 50.591 40 20 3 2
3 Kramat 13.320 11 5 1 0
4 Kwitang 18.694 15 7 1 1
5 Senen 0 - - - -
6 Bungur 18.488 15 7 1 1
Jumlah 101.093 81 40 7 3
Sumber : Perhitungan Rencana
B.4.25.2 Kesehatan
Fasilitas balai pengobatan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 balai
pengobatan melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah balai
pengobatan sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah
pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas BKIA pada
tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 BKIA melayani 10.000 jiwa penduduk
maka menghasilkan perhitungan jumlah BKIA sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan
penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada
tahun 2030.
Fasilitas rumah bersalin pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 rumah
bersalin melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah rumah
bersalin sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan
dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 10 unit.
Fasilitas puskesmas pembantu pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1
puskesmas pembantu melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan
jumlah puskesmas pembantu sebanyak 3 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan
dikarenakan telah tercukupi dengan keberadaan puskesmas.
Fasilitas puskesmas pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas
melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas
sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah
pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 7 unit. Fasilitas rumah sakit wilayah
hanya dibutuhkan 1 unit saja pada tiap – tiap kecamatan sehingga tidak membutuhkan
penambahan lagi dikarenakan telah terdapat fasilitas rumah sakit di Kecamatan Senen
maupun di kecamatan sekitarnya.
Fasilitas praktek dokter pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 praktek
dokter melayani 6.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah praktek dokter
sebanyak 17 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan
jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 62 unit. Fasilitas pelayanan
kesehatan apotek pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 apotek
melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah apotek sebanyak 3
unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada
kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 23 unit.
B.4.25.3 Peribadatan
Fungsi utama fasilitas ini adalah untuk sarana peribadatan masyarakat beragama. dan
merupakan bagian dari hak asasi manusia. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama
Islam, terdiri dari musholla dan masjid pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar
kebutuhan 1 mushola melayani 3.000 jiwa penduduk dan 1 masjid melayani 30.000 jiwa
maka menghasilkan perhitungan jumlah mushola sebanyak 31 unit dan jumlah masjid
sebanyak 2 unit.
Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama lain yaitu Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan
Konghucu masing – masing berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat ibadah melayani
60.000 jiwa, sehingga untuk Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura, Vihara, dan Klenteng
setelah dihasilkan perhitungan ternyata belum membutuhkan sejumlah tempat ibadah
tersebut.
B.4.25.4 Olah Raga
Fasilitas tempat bermain untuk layanan 250 jiwa, pada tahun 2030 dengan berdasarkan
standar kebutuhan 1 tempat bermain melayani 250 jiwa penduduk maka menghasilkan
perhitungan jumlah tempat bermain sebanyak 404 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan
dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting tidak terdapat. Fasilitas tempat bermain untuk
layanan 3.000 jiwa, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat
bermain melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah tempat
bermain sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada
kondisi eksisiting tidak terdapat.
III-72
Laporan Akhir
Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Fasilitas kolam renang, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 kolam
renang melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah kolam
renang sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada
kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas gedung olah raga,
pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 gedung olah raga melayani
120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah gedung olah raga sebanyak
1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting
dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.
Fasilitas lapangan olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1
lapangan olah raga melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah
lapangan olah raga sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan
jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas
lapangan serbaguna, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan
serbaguna melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah
lapangan olah raga sebanyak 1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan
jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030.
Tabel 4.34
Rencana Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi
Di Kecamatan Senen Tahun 2009-2020
No Kelurahan
Penduduk
(jiwa)
Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi (unit)
Tempat
Bermain
(250
jiwa)
Tempat
Bermain
(3.000
jiwa)
Kolam
Renang
Gedung
Olah
Raga
Lap
Olah
Raga
Lap
Serbaguna
1 Kenari 0 - - - - - -
2 Paseban 50.591 202 17 2 0 2 0
3 Kramat 13.320 53 4 0 0 0 0
4 Kwitang 18.694 75 6 1 0 1 0
5 Senen 0 - - - - - -
6 Bungur 18.488 74 6 1 0 1 0
Jumlah 101.093 404 34 3 1 3 1
Sumber : Perhitungan Rencana
B.4.26Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Johar Baru
B.4.26.1 Tujuan
Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Johar Baru merupakan wujud pemanfaatan
ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar
sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil
identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka
tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Johar Baru yaitu :
• Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Johar Baru sebagai kawasan
permukiman serta perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Pusat dengan
membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut.
• Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana
sewa tingkat di Kelurahan Tanah Tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5
tahun 2007.
• Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna
memantapkan fungsi Kecamatan Johar Baru sebagai salah satu pusat pergerakan
Kotamadya Jakarta Pusat.
• Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama.
• Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Johar Baru yang
berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat
sebagai pemrakarsa pembangunan,
• Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan
sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Johar
Baru guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
B.4.26.2 Kebijakan
B.4.26.2.1 Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat
pengembangan yang ada di Kecamatan Johar Baru, secara umum pengembangan tersebut
berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian
lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan
budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan
kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung
lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan
dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan
cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar
pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi
lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan
agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen.
III-73
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang
TanahAbang

More Related Content

What's hot

Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.docBab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.docBaiq Septi maulida
 
Musrenbang Provinsi Jambi 2015
Musrenbang Provinsi Jambi 2015Musrenbang Provinsi Jambi 2015
Musrenbang Provinsi Jambi 2015asholahuddin
 
Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jambi (Ujung Jabung)
Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jambi (Ujung Jabung)Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jambi (Ujung Jabung)
Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jambi (Ujung Jabung)S. Pandu Hartadita
 
Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Yayasan CAPPA
 
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudahBab 3 bismillah (hal. 33) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudahstudiopracimantoro
 
PAPARAN KEPALA BPMD-PPT PROVINSI JAMBI DI KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMAN
PAPARAN KEPALA BPMD-PPT PROVINSI JAMBI DI KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMANPAPARAN KEPALA BPMD-PPT PROVINSI JAMBI DI KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMAN
PAPARAN KEPALA BPMD-PPT PROVINSI JAMBI DI KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMANS. Pandu Hartadita
 
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan PracimantoroPresentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantorostudiopracimantoro
 
Bab 3 bismillah (hal. 34) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 34) sudahBab 3 bismillah (hal. 34) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 34) sudahstudiopracimantoro
 
Bab 4 bismillah (hal. 46 76) sudah
Bab 4 bismillah (hal. 46 76) sudahBab 4 bismillah (hal. 46 76) sudah
Bab 4 bismillah (hal. 46 76) sudahstudiopracimantoro
 
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka RayaMellianae Merkusi
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG MOSES HADUN
 
lampiran viii indikasi program KABUPATEN
lampiran viii indikasi program KABUPATENlampiran viii indikasi program KABUPATEN
lampiran viii indikasi program KABUPATENAdi T Wibowo
 
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBANlampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBANAdi T Wibowo
 

What's hot (19)

Studio 2 (Studio Perencanaan)
Studio 2 (Studio Perencanaan)Studio 2 (Studio Perencanaan)
Studio 2 (Studio Perencanaan)
 
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.docBab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
Bab 1 pendahuluan pebaikan tgl 25 mei.doc
 
Musrenbang Provinsi Jambi 2015
Musrenbang Provinsi Jambi 2015Musrenbang Provinsi Jambi 2015
Musrenbang Provinsi Jambi 2015
 
Bab i bismillah sudah
Bab i bismillah sudahBab i bismillah sudah
Bab i bismillah sudah
 
Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jambi (Ujung Jabung)
Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jambi (Ujung Jabung)Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jambi (Ujung Jabung)
Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi Jambi (Ujung Jabung)
 
Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029Draft rtrwp 2010 2029
Draft rtrwp 2010 2029
 
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudahBab 3 bismillah (hal. 33) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 33) sudah
 
PAPARAN KEPALA BPMD-PPT PROVINSI JAMBI DI KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMAN
PAPARAN KEPALA BPMD-PPT PROVINSI JAMBI DI KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMANPAPARAN KEPALA BPMD-PPT PROVINSI JAMBI DI KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMAN
PAPARAN KEPALA BPMD-PPT PROVINSI JAMBI DI KEMENTRIAN KOORDINATOR KEMARITIMAN
 
Bab 3 (36-45)pdf baru
Bab 3 (36-45)pdf baruBab 3 (36-45)pdf baru
Bab 3 (36-45)pdf baru
 
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan PracimantoroPresentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
Presentasi Akhir Studio 1A Perencanaan Pracimantoro
 
Bab 3 bismillah (hal. 34) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 34) sudahBab 3 bismillah (hal. 34) sudah
Bab 3 bismillah (hal. 34) sudah
 
Bab 4 bismillah (hal. 46 76) sudah
Bab 4 bismillah (hal. 46 76) sudahBab 4 bismillah (hal. 46 76) sudah
Bab 4 bismillah (hal. 46 76) sudah
 
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka RayaRenstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
Renstra Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Palangka Raya
 
Bab 2 bismillah (6-31)
Bab 2 bismillah (6-31)Bab 2 bismillah (6-31)
Bab 2 bismillah (6-31)
 
Bab 4 (77-94)pdf baru
Bab 4 (77-94)pdf baruBab 4 (77-94)pdf baru
Bab 4 (77-94)pdf baru
 
Presentasi studio
Presentasi studioPresentasi studio
Presentasi studio
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
 
lampiran viii indikasi program KABUPATEN
lampiran viii indikasi program KABUPATENlampiran viii indikasi program KABUPATEN
lampiran viii indikasi program KABUPATEN
 
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBANlampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
lampiran vii KLHS KABUPATEN TUBAN
 

Viewers also liked

132 222-1-pb
132 222-1-pb132 222-1-pb
132 222-1-pbSar Dy
 
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) ikhsan setiawan
 
Methodologi jaringan distribusi air
Methodologi jaringan distribusi airMethodologi jaringan distribusi air
Methodologi jaringan distribusi airaliakbar2015
 
Wisata Budaya Yogyakarta
Wisata Budaya YogyakartaWisata Budaya Yogyakarta
Wisata Budaya YogyakartaHanas Yordi
 
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Ramadhani Pratama
 
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Penataan Ruang
 
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan joihot
 

Viewers also liked (9)

132 222-1-pb
132 222-1-pb132 222-1-pb
132 222-1-pb
 
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015) Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
Study Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih PDAM Kota Surabaya Tahun Proyeksi (2015)
 
Methodologi jaringan distribusi air
Methodologi jaringan distribusi airMethodologi jaringan distribusi air
Methodologi jaringan distribusi air
 
Ullen sentalu
Ullen sentaluUllen sentalu
Ullen sentalu
 
Wisata Budaya Yogyakarta
Wisata Budaya YogyakartaWisata Budaya Yogyakarta
Wisata Budaya Yogyakarta
 
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
 
Penataan Ruang Kota Jakarta
Penataan Ruang Kota JakartaPenataan Ruang Kota Jakarta
Penataan Ruang Kota Jakarta
 
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
 
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
 

Similar to TanahAbang

Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Obie Donk Ach
 
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Idham Halid
 
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangBab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangDeki Zulkarnain
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Penataan Ruang
 
Bab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programBab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programsumbodho sumbodho
 
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...Ardi Yanson
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Elisa Sutanudjaja
 
Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Deki Zulkarnain
 
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptxGeografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptxssuserbad494
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanmuhfidzilla
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...Joy Irman
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.docbambang480612
 

Similar to TanahAbang (20)

Bab 2rev 02
Bab 2rev 02Bab 2rev 02
Bab 2rev 02
 
Review RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarangReview RTRW kota semarang
Review RTRW kota semarang
 
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
 
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
 
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruangBab 6 arahan pemanfaatan ruang
Bab 6 arahan pemanfaatan ruang
 
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
Permen PU Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Per...
 
Tugas etika 2 bu isma
Tugas etika 2 bu ismaTugas etika 2 bu isma
Tugas etika 2 bu isma
 
Hutan Kota
Hutan KotaHutan Kota
Hutan Kota
 
Bab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi programBab 05 perumusan rencana aksi program
Bab 05 perumusan rencana aksi program
 
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
Permenpu03 2013penyelenggaraanpspersampahandalampenanganansampahrtdansejenis-...
 
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
Bahan Paparan Rtrw Dki 2010 2030 [Compatibility Mode]
 
Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02Presentasi konsultasi publik rev 02
Presentasi konsultasi publik rev 02
 
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptxGeografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
Geografi kelompok 7, Jawa Barat, XII IPS 1 (1).pptx
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
Kabupaten lampiran
Kabupaten lampiranKabupaten lampiran
Kabupaten lampiran
 
PPT Struktur .pptx
PPT Struktur .pptxPPT Struktur .pptx
PPT Struktur .pptx
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Tahapan Pelaksanaan Kegi...
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
 

Recently uploaded

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 

Recently uploaded (7)

Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 

TanahAbang

  • 1. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) B.4 Materi Pengaturan Kotamadya Jakarta Pusat B.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Tanah Abang B.4.1.1 Tujuan Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Tanah Abang merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Tanah Abang. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : • Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Tanah Abang yang sejahtera lahir dan batin • Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam • Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia • Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan • Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan. B.4.1.2 Kebijakan B.4.1.2.1 Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Tanah Abang, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : a. Sektor Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. d. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. e. Sektor Banjir dan Drainase III-47
  • 2. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. f. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. g. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. B.4.1.2.2 Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan- pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat B.4.1.2.3 Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). B.4.1.3 Strategi Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Tanah Abang: • Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. • Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. • Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. • Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa. B.4.2 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Tanah Abang Persebaran penduduk di Kecamatan Tanah Abang direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Tanah Abang diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 475.770 jiwa pada tahun 2030. Wilayah utara Kecamatan Tanah Abang diarahkan sebagai kawasan perdagangan n perkantoran dengan skala pelayanan internasional. Sedangkan di wilayah selatan diarahkan sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan sedang. Wilayah Tabel 4.1 Daya Tampung Penduduk Per Kelurahan No Kelurahan Jumlah penduduk (jiwa) 1 Gelora 55.121 2 Bendungan Hilir 79.565 3 Karet Tengsin 171.752 4 Kebon Melati 54.495 5 Petamburan 45.339 6 Kebon Kacang 67.718 7 Kampung Bali 1.780 Jumlah 475.770 Sumber : Hasil Perhitungan, 2009 B.4.3 Rencana Struktur Ruang Tanah Abang Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat kegiatan pembentuk ruang kecamatan Tanah Abang hanya didasarkan kepada pusat kegiatan premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut. III-48
  • 3. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) A. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah : 1) Pasar Tanah Abang Blok A dengan kegiatan perdagangan 2) Pasar Metro Tanah Abang dengan kegiatan perdagangan 3) Standar Chartered dengan kegiatan perkantoran dan jasa 4) Menara Bativia dengan kegiatan perkantoran dan jasa 5) Universitas Pasca Sarjana Sahid dengan kegiatan suka pendidikan 6) Sinar Mas dengan kegiatan perkantoran dan jasa 7) Sinar Harapan dengan kegiatan pernkantoran dan jasa 8) Hotel Milennium dengan kegiatan perkantoran dan jasa 9) Gedung Jaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa 10) Kedutaan UNO dengan kegiatan kantor pemerintah asing 11) Kedutaan Timor Leste dengan kegiatan kantor pemerintahan asing 12) Hotel Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan dan jasa 13) Jakarta City Centre dengan kegiatan perdagangan dan jasa 14) Kantor Pusat BNI dengan kegiatan perkantoran dan jasa 15) Wisma BNI 46 dengan kegiatan perkantoran dan jasa 16) Hotel Shangrila dengan kegiatan perkantoran dan jasa 17) Universitas Multimedia Nusantara dengan kegiatan suka pendidikan 18) Artha Loka dengan kegiatan perkantoran dan jasa 19) Bank Muamalat dengan kegiatan perkantoran dan jasa 20) Citi Bank dengan kegiatan perkantoran dan jasa 21) Wisma Nugraha dengan kegiatan perkantoran dan jasa 22) Menara Davinci dengan kegiatan perkantoran dan jasa 23) Hotel Meridien Le dengan kegiatan perdagangan dan jasa 24) Hotel Sultan dengan kegiatan perdagangan dan jasa 25) Carefour dengan kegiatan perdagangan 26) Ratu Plaza dengan kegiatan perdagangan 27) Departemen Pendidikan Nasional dengan kegiatan kantor pemerintahan 28) Kedutaan Papua New Guinea dengan kantor pemerintahan asing 29) Senayan City dengan kegitan perkantoran dan jasa 30) STC dengan kegiatan perdagangan 31) Plaza Senayan dengan kegiatan perdagangan 32) Gelora Bung Karno dengan kegiatan penyempurna hijau rekreasi dan olahraga 33) Gedung MPR/DPR dengan kegiatan kantor pemerintahan 34) Badan Pemeriksa Keuangan dengan kegiatan kantor pemerintahan 35) Departemen Pemuda dan olah raga dengan kegiatan kantor pemerintahan 36) TVRI dengan kegiatan kantor pemerintahan 37) Taman Ria Senayan dengan kegiatan perdagangan dan jasa 38) Departemen Kehutanan Manggala Wanabakti dengan kegiatan kantor pemerintahan 39) Dinas TPU dengan kegiatan kantor pemerintahan 40) Kampus Diklat LAN (STIA) dengan kegiatan suka pendidikan B. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah : 1) PAM Jaya dengan kegiatan kantor pemerintahan 2) Rumah Sakit TNI AL DR. Mintoharjo dengan kegiatan suka kesehatan 3) Pasar Benhil dengan kegiatan perdagangan C. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Tanah Abang antara lain adalah : 1) Pasar Kambing yang terletak di jalan H. Sabeni dengan kegiatan perdagangan 2) Pasar Gandaria yang terletak di jalan kebon kacang 2 dengan kegiatan perdagangan B. 4.4 Rencana Transportasi Kecamatan Tanah Abang Perencanaan jejaring transportasi dan tata air tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, akan tetapi harus ditinjau dari skala makro tingkat kota, atau bahkan tingkat propinsi dan antar propinsi. Daya dukung jaringan transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban permasalahan transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain: - Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan system makro - Pembangunan prasarana dan sarana angkutan masal : seperti kereta api dan bus besar - Pengembangan jalur bus khusus (mass rapid transit) - Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil - Optimasi jaringan-jaringan jalan sesuai dengan fungsinya. B.4.4.1 Jaringan Jalan Rencana pengembangan jaringan jalan mencakup system jaringan jalan, simpang susun, jalan laying, jalan bawah tanah, fasilitas pejalan kaki, dan jembatan penyeberangan. III-49
  • 4. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) System jaringan jalan di Kecamatan Tanah Abang samapi dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut: 1. Jalan Arteri Primer a. Jl. Jendral Gatot Subroto b. Jl. Jendral Sudirman – Jl. MH. Thamrin c. Jl. KH. Mas Mansyur d. Jl. KS. Tubun e. Jl. Asia – Afrika f. Jl. Penjernihan – Jl. Pejompongan g. Jl. Kebon Sirih h. Jl. Palmerah Barat 2. Jalan Arteri Sekunder a. Jl. Kebon Kacang Raya – Jl. Lontar b. Jl. Fakhrudin c. Jl. Gerbang Pemuda d. Jl. Bendungan Hilir raya e. Rencana jalan rel KA Tanah Abang – Kebayoran Lama – Jl. Petamburan f. Rencana jalan sejajar rel KA Tanah Abang – Manggarai g. Jl. KS. Tubun (ruas Jl. Brigjen Katamso kea rah pasar Tanah Abang) – Jl. Kebon Jati 3. Jalan Kolektor Primer a. Jl. Wahid Hasyim b. Jl. Pintu Gelora 1 c. Jl. Patal Senayan d. Jl. Bendungan Jati luhur – Jl. Bendungan Hilir 9 e. Jl. Petamburan 1 (ew Jl. HM. Sani) f. Jl. Petamburan 4 (ex Jl. Istiqomah) g. Rencana jalan sepanjang kali krukut (ruas Jl. Jendral Sudirman – Jl. Pejernihan) h. Rencana jalan sisi timur pemakaman Petamburan i. Rencana jalan sisi barat Waduk Melati j. Jl. Teluk Betung – Jl. Kebon Kacang 30 – Jl. Kebon Kacang 33 – Jl. Taman Kebon Sirih 3 – Jl. Taman Kebon Sirih 2 – Jl. Kebon Kacang 11 k. Jl. Karet Pasar Baru Barat 1 l. Jl. Pasar baru barat 4 m. Jl. Karet Pasar Baru Timurt 3 n. Jl. Karet pasar Baru Timur 5 o. Jl. Danau Tondano – Jl. Danau Limboto – Jl. Danau Gelinggang B. 4.4.2 Rel Kereta Api Angkutan kereta api diharapkan menjadi sarana angkutan umum utama tahun 2030, Rel kereta api yang melewetai Kecamatan Tanah Abang menghubungkan Jakarta dengan Merak. Dengan adanya pembangunan triple – decker (kombinasi jalan told an LRT/kereta api ringan) koridor utara – selatan DKI Jakarta, maka di Kecamatan Tanah Abang direncanakan dibangun stasiun LRT Palmerah, Kebon Kacang. Kebon Sirih. Stasiun Tanah Abang bersama dengan stasiun kota direncanakan menjadi pusat interseksi dengan operasi kereta api Jabotabek. Sementara itu, juga direncanakan subway / jalan kereta bawah tanah Blok M – Kota yang melalui Kecamatan Tanah Abang dan diharapkan dapat beroperasi tahun 2030. B.4.4.3 Rencana Pelebaran Jalan Seluruh wilayah Kecamatan Tanah Abang direncakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan Tanah Abang dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Tanah Abang cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 4.2 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Tanah Abang Nama Jalan Fungsi Jalan ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m) Jl. Jendral Sudirman Jl. Arteri Primer 64 68 Jl. Asia Afrika Jl. Arteri Sekunder 28 36 Jl. Pintu Gelora 1 Jl. Kolektor Primer 18 26 Jl. Gerbang Pemuda Jl. Arteri Sekunder 63 79 Jl. Gatot Subroto Jl. Arteri Primer 63 79 Jl. Pondok Pinang- Pejompongan Jl. Kolektor Primer 18 22 Jl. Palmerah Selatan Jl. Arteri Sekunder 10 18 Jl. Palmerah Barat Jl. Arteri Sekunder 16 30 Jl. Palmerah Timur Jl. Arteri Sekunder 7 30 Jl. Gelora Jl. Arteri Sekunder 15 26 Jl. Gelora 1 Jl. Arteri Sekunder 16 20 Jl. Palmerah Jl. Arteri Sekunder 16 30 Jl. Pejompongan Jl. Arteri Sekunder 20 25 Jl. Penjernihan Jl. Kolektor Primer 20 25 Jl. Penjernihan 2 Jl. Kolektor Primer 9 17 Jl. Administrasi Negara Jl. Kolektor Sekunder 13 15 Jl. Danau Tendano Jl. Kolektor Sekunder 12 18 Jl. Danau Toba Jl. Kolektor Sekunder 7 12 Jl. Bendungan Hilir Jl. Kolektor Primer 15 17 III-50
  • 5. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Nama Jalan Fungsi Jalan ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m) Jl. Bendungan Jatiluhur Hilir Jl. Kolektor Primer 7 15 Jl. TB Jati Luhur Jl. Kolektor Primer 6 11 Jl. K.H Mansyur Jl. Arteri Sekunder 19 50 Jl. Mesjid 1 Jl. Kolektor Primer 6 8 Jl. Karet Pasar Baru Barat Jl. Arteri Sekunder 22 25 Jl. Karet Pasar Baru Timur Jl. Arteri Sekunder 15 18 Jl. Kebon Kacang Raya Jl. Kolektor Primer 20 26 Jl. Lontar Jl. Kolektor Primer 9 20 Jl. H. Sabeni Jl. Kolektor Sekunder 7 15 Jl. Kebon Jati Jl. Kolektor Primer 25 25 Jl. KS. Tubun Jl. Arteri Sekunder 19 46 Jl. Jati Baru Jl. Arteri Sekunder 35 38 Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Arteri Sekunder 22 42 Jl. Fachrudin Jl. Kolektor Primer 20 25 Jl. Kebon Sirih Jl. Kolektor Primer 16 35 Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta B.4.4.4 Terminal Bis Terminal bis makro/mikrolet di Kecamatan Tanah Abang terdapat di depan stasiun KA Tanah Abang, merupakan stasiun angkutan dalam kota. Rencana pengembangan sampai dengan tahun 2030 adalah tetap mempertahankan di lokasi tersebut, yaitu di Kelurahan Kampung Bali. B.4.5 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Tanah Abang Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : - Jejaring yang sudah ada - Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : - Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada - Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat - Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. B.4.5.1 Persampahan Produksi buangan sampah di Kecamatan Tanah Abang sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 178.191,01 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut: − Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS (Lokasi pembuangan sampah) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator − Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan dilakukan dengan teknologi tepat guna − Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) − Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk − Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai Tabel 4.3 Jumlah Timbulan Sampah Kecamatan Tanah Abang No Kelurahan Penduduk (jiwa) Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) Timbulan Sampah (ltr/hari) Timbulan Sampah (m3 /hari) 1 Gelora 55.121 2.67 20.644,57 20,64 2 Bendungan Hilir 79.565 2.67 29.799,63 29,80 3 Karet Tengsin 171.752 2.67 64.326,59 64,33 4 Kebon Melati 54.495 2.67 20.410,11 20,41 5 Petamburan 45.339 2.67 16.980,90 16,98 6 Kebon Kacang 67.718 2.67 25.362,55 25,36 7 Kampung Bali 1.780 2.67 666,67 0,97 Jumlah 475.770 2.67 178.191,01 178,19 Sumber : Hasil Rencana B.4.5.2 Drainase dan Pengendali Banjir Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut : − Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah) − Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor − Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air − Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan sebagai berikut: III-51
  • 6. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong Tabel 4.4 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Tanah Abang Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m) Kali Krukut 7-10 30 Banjir Kanal Barat - 60 Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta B.4.5.3 Limbah Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 6.895.217,39 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Tanah Abang ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Banjir Kanal Barat dan Kali Krukut. Tabel 4.5 Jumlah Timbulan Air Kotor (Sludge) Kecamatan Tanah Abang No Kelurahan Penduduk (jiwa) Asumsi Sludge (ltr/org/hari) Timbulan Sludge (ltr/hari) Timbulan Sludge (m3 /hari) 1 Gelora 55.121 0.069 798.855,07 798,86 2 Bendungan Hilir 79.565 0.069 1.153.115,94 1.153,12 3 Karet Tengsin 171.752 0.069 2.489.159,42 2.489,16 4 Kebon Melati 54.495 0.069 789.782,61 789,78 5 Petamburan 45.339 0.069 657.086,96 657,09 6 Kebon Kacang 67.718 0.069 981.420,29 981,42 7 Kampung Bali 1.780 0.069 25.797,10 25,80 Jumlah 475.770 0.069 6.895.217,39 6.895,22 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.5.3 Listrik Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Tanah Abang dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : − Memperbaiki jaringan listrik yang telah ada − Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada − Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan kabel isolasi − Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain serta mempertimbangkan segi estetika lingkungan. − jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan. − Mengamankan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat. B.4.5.4 Rencana Jaringan Air Bersih Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Tanah abang adalah sebesar 2.718,69 m3/hari. Kebutuhan tersebut dipenuhi dari instalasi Pejompongan I – II dengan kapasitas diatas 2000 1/detik. Rencana untuk tahun 2030, jaringan pipa air minum diarahkan untuk memenuhi penambahan kebutuhan air bersih. Tabel 4.6 Jumlah Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Tanaha Abang No Kelurahan Penduduk (jiwa) Asumsi Kebutuhan Air Bersih (ltr/org/hari) Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari) Kebutuhan Air Bersih (m3 /hari) 1 Gelora 55.121 175 314,98 0,13 2 Bendungan Hilir 79.565 175 454,66 0,45 3 Karet Tengsin 171.752 175 981,44 0,98 4 Kebon Melati 54.495 175 311,40 0,31 5 Petamburan 45.339 175 259,08 0,26 6 Kebon Kacang 67.718 175 386,96 0,39 7 Kampung Bali 1.780 175 10,17 0,01 Jumlah 475.770 175 2718,69 2,72 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.6 Rencana Pola Ruang Kecamatan Tanah Abang Pemanfaatan pola ruang Kecamatan Tanah Abang terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan, yaitu : a. Pemanfaatan Lahan Perumahan b. Pemanfaatan Lahan Perkantoran c. Pemanfaatan Lahan Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial d. Pemanfaatan Lahan Penyempurna B.46.1 Permukiman III-52
  • 7. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 210,244 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perumahan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :  Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan pemanfaatan lahan seluas 1,53 Ha  Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan pemanfaatan lahan seluas 129,154 Ha  Kawasan Perumahan Susun Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 25,257 Ha  Kawasan Perumahan Susun dengan pemanfaatan lahan seluas 35,88 Ha  Kawasan Campuran Kecil dengan pemanfaatan lahan seluas 18,423 Ha Rencana pemanfaatan wisma di Kecamatan Tanah Abang sampai dengan Tahun 2030, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal masyarakat di Kecamatan Tanah Abang, dan diharapkan rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut mampu memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang menjadi lebih baik dan teratur. Hal itu terlihat dengan terdapatnya perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun, perencanaan tersebut bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan di Kecamatan Tanah Abang khususnya pada wilayah – wilayah dengan kondisi lingkungan yang sangat padat dan tidak teratur, serta perencanaan akan wisma susun taman dan wisma susun tersebut dapat memberikan ruang yang lebih luas yang dapat digunakan sebagai taman bermain atau tempat bersosialisasi masyrakat di tempat tersebut. Selain itu rencana pemanfaatan lahan wisma tersebut dapat menampung daya tampung penduduk di Kecamatan Tanah Abang sampai Tahun 2030. Tabel 4.7 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) Daya Tampung Penduduk (jiwa/M2 ) 1 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi 1,53 765 2 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 129,154 19.089 3 Kawasan Perumahan Susun Taman 25,257 112.253 4 Kawasan Perumahan Susun 35,88 394.151 5 Kawasan Campuran Kecil 18,423 - Total 210,244 414.118 Sumber : Hasil Analisa B.4.6.2 Perdagangan dan Jasa Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 297,212 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : - Kawasan Kantor Pemerintahan dengan pemanfaatan lahan seluas 65,81 Ha - Kawasan Perkantoran Swasta dengan pemanfaatan lahan seluas 90,131 Ha - Kawasan Perdagangan dengan pemanfaatan lahan seluas 141,169 Ha - Kawasan Perkantoran Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 0,02 Ha Tabel 4.8 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) 1 Kawasan Kantor Pemerintahan 65,81 2 Kawasan Perkantoran Swasta 90,131 3 Kawasan Perdagangan 141,169 4 Kawasan Perkantoran Taman 0,02 Total 297,212 Sumber: Hasil Analisa B.4.6.3 Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial merupakan pemanfaatan lahan terbesar ketiga, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 52,593 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : - Kawasan Pelayanan Pendidikan dengan pemanfaatan lahan seluas 19,03 Ha - Kawasan Pelayanan Kesehatan dengan pemanfaatan lahan seluas 7,073 Ha - Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah dengan pemanfaatan lahan seluas 3,659 Ha - Kawasan Pelayanan Umum dengan pemanfaatan lahan seluas 0,558 Ha - Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olahraga dengan pemanfaatan lahan seluas 12,788 Ha - Kawasan Pelayanan Sosial Budaya dengan pemanfaatan lahan seluas 6,65 Ha - Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 1,214 Ha Lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini : III-53
  • 8. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tabel 4.9 Pemanfaatan Lahan Kawasan Pelayanan Umum dan Sosial No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) 1 Kawasan Pelayanan Umum Pendidikan 19,03 2 Kawasan Pelayanan Umum Kesehatan 7,073 3 Kawasan Pelayanan Sosial Ibadah 3,659 4 Kawasan Pelayanan Umum 0,558 5 Kawasan Pelayanan Umum Rekreasi dan Olah Raga 12,788 6 Kawasan Pelayanan Sosial Budaya 6,65 7 Kawasan Pelayanan Umum Utilitas Kota 1,214 Total 52,593 Sumber: Hasil Analisa dan Observasi lapangan B.4.6.4 Ruang Terbuka Hijau Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Tanah Abang, pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 159,007Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu :  Kawasan Taman, Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 125,997 Ha  Kawasan Pemakaman dengan pemanfaatan lahan seluas 33,01 Ha Tabel 4.10 Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) 1 Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota 125,997 2 Kawasan Makam 33,01 Total 159,007 Sumber: Hasil Analisa B. 4.7 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Tanah Abang Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Tanah Abang terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu : − Fasilitas Pendidikan − Fasilitas Kesehatan − Fasilitas Peribadatan − Fasilitas Olah Raga B.4.7.1 Pendidikan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Tanah Abang, pada tahun 2030 Kecamatan Tanah Abang harus menyediakan 355 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 219 unit TK, 109 unit SD, 18 unit SLTP, serta 9 unit SLTA Tabel 4.11 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Tanah Abang No Jenis Fasilitas Eksisting 2006 Kebutuhan Daya Tampung 1 TK 55 395 2 SD 128 197 3 SLTP 38 33 4 SLTA 26 16 5 Diploma 4 1 Jumlah 251 642 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.7.2 Kesehatan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Tanah Abang, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik. Tabel 4.12 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Tanah Abang III-54
  • 9. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) No Jenis Fasilitas Eksisting 2006 Kebutuhan Daya Tampung 1 Rumah Sakit 2 0 2 Puskesmas 12 2 3 Pos KB 90 16 4 Apotik 17 16 5 Lainnya 25 Jumlah 146 36 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.7.3 Peribadatan Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Tanah Abang akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada. B.4.7.4 Olah Raga Jumlah penduduk Kecamatan Tanah Abang berdasarkan daya tampung ialah sebesar 98.039 jiwa. Dengan jumlah tersebut dan menggunakan standar penyediaan fasilitas olahraga, maka diperoleh jumlah kebutuhan fasilitas olahraga seperti yang terlihat pada tabel III-16, yaitu tempat bermain berjumlah 674 unit, lapangan olahraga atau lapangan sepak bola berjumlah 164 unit, kolam renang berjumlah 16 unit, lapangan bulu tangkis berjumlah 164, lapangan tenis berjumlah 164, dan lapangan bola voli berjumlah 164. Tabel 4.13 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Tanah Abang No Jenis Fasilitas Eksisting 2006 Kebutuhan Daya Tampung 1 Lap. Sepak Bola 4 164 2 Kolam Renang 3 16 3 Bulu Tangkis 59 164 4 Tenis 11 164 5 Bola Voli 19 164 6 lainnya 15 Jumlah 111 674 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.7.5 Pengendalian Bencana Sistem pengendalian banjir di Kecamatan Tanah Abang meliputi :  Saluran Banjir Kanal/Kali Malang  Kali Grogol  Kali Cideng  Waduk Melati di Kelurahan Kebon Melati yang sekaligus dikembangkan sebagai wisata air. B.4.8 Kawasan Strategis Kecamatan Tanah Abang Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Tanah Abang ditentukan berdasarkan peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Pusat khususnya Kecamatan Tanah Abang ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada pengembangan kawasan Bendungan Hilir, Sabang, dan Cempaka Putih sebagai kawasan perdagangan dan penunjang kegiatan jasa dan perkantoran; B.4.9 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Tanah Abang Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut : 1. Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6 2. Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai dengan 2,4 3. Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai dengan 3,5 4. Nilai KLB rata-rata 4,0 Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. III-55
  • 10. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat Tabel 4.14 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Tanah Abang Tahun 2030 No Kelurahan Lokasi Peruntukan Ketinggian (lantai) KDB KLB 1 Gelora • Komplek olahraga senayan • Lap. Golf, Jl. Asia Afrika-Kali Grogol • Penyempurna hijau 1-2 60% <1,2 2 • Gelora Bendungan Hilir • Parkir timur senayan • Balai sidang senayan • Perumahan pejompongan • Kantor PDAM, lembaga farmasi TNI- AL • RSAL, sekolah • Kawasan taman 2 - 3 60% 1,6 3 Gelora • Jl. Palmerah Barat – Jl. Gelora – Jl. Jurangan – Kali Grogol • Jl. Asia Afrika – Kali Grogol • Kawasan Perkantoran • Kawasan Campuran Kecil • Kawasan Perumahan • Kawasan Taman 3 - 4 60% 2,4 4 • Karet Tengsin • Petamburan • Kebon Melati • Kebon Kacang • Kampung Bali • Jl. Penjernihan, kali Krukut, Banjir Kanal Barat • Jl. Gatot Subroto, Jl. KS. Tubun, Kali Krukut rel KA • Jl. KH. Mas Mansyur, Jl. Lontar, Jl. Jati bunder, rel KA • Jl. KH. Mas Mansyur, Jl. Lontar, Jl. Kebon Jati • Jl. KH. Wahid Hasyim, Jl. Kebon Kacang 11 • Jl. Kebon Jati, Jl. Fakhrudin, Jl. Abdul Muis, Jl. Jati Baru, rel KA • Jl. Wahid hasyim, Jl. Kampunga bali 4, Jl. Kampung bali 33 • Kawasan Kantor Pemerintah • Kawasan Hijau Binaan • Kawasan Perumahan • Kawasan Kantor Pemerintah • Kawasan Perkantoran • Kawasan Fasilitas Umum dan fasilitas social • Kawasan Perkantoran • Kawasan Campuran Kecil • Kawasan Kantor Pemerintah • Kawasan perkantoran • Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social • Kawasan perkantoran • Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social • Kawasan perumahan • Kawasan campuran kecil • Kawasan perkantoran • Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social 4 - 8 55-60% 3 III-56
  • 11. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) No Kelurahan Lokasi Peruntukan Ketinggian (lantai) KDB KLB 5 Gelora • Hotel atlet century park dan sekitarnya • Perkantoran / pertokoan sentral senayan, Jl. Asia- Afrika • Kawasan taman • Kawasan perkantoran dan perdagangan 8-16 50-55% 3,5 6 Gelora • Kantor Depdikbud, Ratu Plaza, Panin Centre, Jl. Jendral Sudirman • Kawasan kantor pemerintah • Kawasan perkantoran 16-24 45-50% 4 7 • Gelora • Bendungan hilir • Karet Tengsin • Kebon Melati • Kebon Kacang • Kampung Bali • Jl. Asia Afrika, Jl. Gelora, Jl. Juraganan, Jl. Komplek PLN • Jl. Jendral Sudirman, Jl. Bendungan Hilir • Jl. Jendral Sudirman, Jl. KH. Mas Mansyur, kawasan segitiga manhattan • Perumahan karet tengsin • Jl. Jendral Sudirman, Jl. Karet Pasar Baru Timur • Jl. KH. Mas mansyur, Jl. Kebon Kacang, Kali Cideng • Jl. Fakhrudin, Jl. Abdul Muis, Jl. Kebon sirih, kali cideng • Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social • Kawasan hijau lindung • Kawasan perkantoran • Kawasan perumahan • Kawasan campuran kecil • Kawasan perkantoran • Kawasan fasiitas umum dan fasilitas social • Kawasan hijau lindung • Kawasan perumahan • Kawasan perkantoran • Kawasan perumahan • Kawasan perumahan • Kawasan campuran kecil • Kawasan perkantoran • Kawasan fasilitas umum dan fasilitas social • Kawasan campuran kecil • Kawasan perkantoran  32 40% 8 • Gelora • Bendungan Hilir • Hotel Sultan Jakarta • Jl. Gatot Subroto, Jl. Jendral Sudriman, Jl. Bendungan Hilir, Jl. Taman Bendungan Jati luhur • Kawasan Taman • Kawasan perumahan • Kawasan perkantoran • Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial >32 >32 20% 40% >5 >5 Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010 B.4.10 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Menteng B.4.10.1 Tujuan Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Menteng merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Jatinegara. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : • Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Menteng yang sejahtera lahir dan batin • Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam • Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia • Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan • Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan. 4.10.2 Kebijakan 4.10.2.1 Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Menteng, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi III-57
  • 12. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. Kebijakan kawasan budidaya dibagi menjadi beberapa sektor, diantaranya yaitu : a. Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. c. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. d. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. e. Sektor Banjir dan Drainase Melaksanakan normalisasi kali dan penambahan saluran mikro dan meningkatkan sistem makro drainase yang ada. Melaksanakan kegiatan vegetasi secara serentak. f. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. g. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. 4.10.2.2 Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sekktor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan- pertimbangan. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Pengembangan sektor sosial ekonomi di atasnya membutuhkan lahan dalam skala besar. Sektor yang akan dikembangkan mempunyai prioritas tinggi dalam lingkup regional dan nasional. Kawasan memliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan. Peningkatan hubungan sosial ekonomi dengan pusat kegiatan terdekat 4.10.2.3 Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). 4.10.3 Strategi Strategi rencana rinci tata ruang Kecamatan Menteng : • Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. • Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. III-58
  • 13. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) • Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan perumahan kumuh. • Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa. B.4.11 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Menteng Persebaran penduduk di Kecamatan Menteng direncanakan mengarah ke wilayah utara, timur, dan selatan kecamatan. Pada ketiga wilayah tersebut akan direncanakan pembangunan wisma dengan klasifilasi wisma sedang, wisma besar, wisma taman, dan wisma susun. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan penyediaan wisma tersebut beserta fasilitas pendukungnya sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Selain penyediaan wisma dan fasilitasnya, kawasan yang dijadikan kawasan persebaran penduduk memerlukan perbaikan utilitas, sarana, dan prasarana yang baik. Kecamatan Menteng diharapkan dapat menampung penduduk sebanyak 98.039 jiwa pada tahun 2030. Wilayah Selatan Kecamatan Menteng diarahkan dapat menampung penduduk dalam jumlah yang lebih besar dari pada wilayah utara. Wilayah Selatan Kecamatan Menteng yaitu beberapa bagian Kelurahan Kebon Sirih diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan rendah, sedangkan untuk wilayah Selatan dan Pusat Kecamatan Menteng, yaitu Kelurahan Menteng dan Kelurahan Gondangdia yang diarahkan untuk menampung penduduk dengan kepadatan sedang. Pembangunan wisma di wilayah ini dibatasi, hanya bangunan wisma yang pada eksisting 2008 telah bersifat mantap dan wisma taman yang diperbolehkan berada di kedua kecamatan tersebut. Tabel 4.15 DAYA TAMPUNG PENDUDUK PER KELURAHAN No Kelurahan Jumlah penduduk (jiwa/m2 ) 1 Menteng 972,14 2 Pegangsaan 415,50 3 Cikini 307,51 4 Gondang Dia 445,24 5 Kebon Sirih 42.531,83 Jumlah 44.672,22 Sumber : Hasil Perhitungan, 2009 B.4.12 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Menteng Berdasarkan rencana tata ruang wilayah Propinsi DKI Jakarta tahun 2010-2030, pusat-pusat kegiatan pembentuk ruang kecamatan Menteng hanya didasarkan kepada pusat kegiatan premier, sekunder dan tersier. Untuk lebih jelasnya Rencana struktur ruang Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut. 1. Pusat Kegiatan Premier di Kecamatan Menteng antara lain adalah : a. Plaza Indonesia yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan perdagangan b. Grand Hyatt yang terletak di jalan MH. Thamrin dengan kegiatan perdagangan c. Plaza EX dengan kegiatan perdagangan d. Grand Indonesia dengan kegiatan perdagangan e. Hotel Indonesia dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan f. Hotel Mandarin dengan kegiatan perkantoran dan perdagangan g. Kedutaan Inggris dengan kegiatan kantor pemerintahan asing h. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing i. Kedutaan Belgia dengan kegiatan kantor pemerintahan asing j. Kedutaan Jerman dengan kegiatan kantor pemerintahan asing k. The City of Tower dengan kegiatan kantor pemerintahan asing l. Universita Indonusa dengan kegiatan suka pendidikan m. Kawasan Wisata malam yang terletak di jalan Jaksa dengan kegiatan perdagangan n. Kawasan wisata Sabang dengan kegiatan perdagangan o. Universitas Bina Manajemen dengan kegiatan suka pendidikan p. Taman Ismail Marzuki dengan kegiatan suka social budaya q. Rumah Sakit PGI Cikini dengan kegiatan suka kesehatan r. Gedung Perintis dan Monumen Proklamator dengan kegiatan suka social budaya s. Kantor Bappenas dengan kegiatan kantor pemerintahan 2. Pusat Kegiatan Sekunder di Kecamatan Menteng antara lain adalah : a. Plaza Menteng dengan kegiatan perdagangan b. Plaza Keris dengan kegiatan perdagangan c. Hero dengan kegiatan perdagangan d. Artha Graha dengan kegiatan perkantoran dan jasa e. Balai Budaya dengan kegiatan perkantoran dan jasa f. Bank Mandiri dengan kegiatan perkantoran dan jasa 3. Pusat Kegiatan Tersier di Kecamatan Menteng antara lain adalah : a. Stasiun Cikini dengan kegiatan sarana trnsportasi kecamatan III-59
  • 14. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) b. Stasiun Gondangdia dengan kegiatan sarana transportasi kecamatan B.4.13 Rencana Transportasi Kecamatan Menteng Rencana transportasi di Kecamatan Menteng melipui rencana pembangunan jaringan jalan mencakup sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kecamatan Menteng sampai dengan tahun 2030 direncanakan sebagai berikut : Seluruh wilayah Kecamatan Menteng direncanakan akan terlayani jaringan jalan, hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dapat melakukan keluar atau masuk wilayah Kecamatan Menteng dengan mudah. Kondisi eksisting 2008 jaringan jalan di Kecamatan Menteng cukup melayani seluruh masyarakat, namun diperlukan beberapa penambahan ruas jalan dan pelebaran jalan sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan lalu lintas. Tabel 4.16 Rencana Pelebaran Jaringan Jalan Kecamatan Menteng Nama Jalan Fungsi Jalan ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m) Jl. Proklamasi Jl. Kolektor Primer 12 24 Jl. Sultan Agung Jl. Arteri Sekunder 25 25 Jl. Latuharhari Jl. Kolektor Primer 18 18 Jl. Imam Bonjol Jl. Arteri Sekunder 30 30 Jl. MH. Thamrin Jl. Arteri Primer 40 46 Jl. HOS Cokroaminoto Jl. Arteri Sekunder 25 29 Jl. Sultan Syahrir Jl. Arteri Sekunder 8 13.5 Jl. Moh. Yamin Jl. Arteri Sekunder 8 13.5 Jl. Yusuf Adiwinata Jl. Kolektor Primer 9 18 Jl. H Agus Salim Jl. Kolektor Primer 9 17 Jl. KH. Wahid Hasyim Jl. Kolektor Primer 15 26 Jl. Kebon Sirih Raya Jl. Arteri Sekunder 25 50 Jl. Teuku Umar Jl. Kolektor Primer 22 25 Jl. Sam Ratulangi Jl. Kolektor Primer 14 18 Jl. Cut Meutia Jl. Kolektor Primer 13 18 Jl. Cikini Raya Jl. Arteri Sekunder 12 36 Jl. Menteng Raya Jl. Kolektor Primer 15 47 Jl. Soeroso Jl. Kolektor Primer 12 14 Jl. Raden Saleh Jl. Kolektor Primer 9 24 Jl. AA. Kali Pasir Jl. Kolektor Primer 7 15 Jl. Suwiryo Jl. Kolektor Primer 12 12 Jl. Kusuma Atmaja Jl. Kolektor Primer 9 12 Jl. Diponogoro Jl. Arteri Sekunder 14 20 Tambak Jl. Kolektor Primer 22 22 Sumber: RTRW Propinsi DKI Jakarta B.4.14 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Menteng Pengembangan jejaring utilitas umum memperhatikan hal-hal berikut : - Jejaring yang sudah ada - Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas umum adalah dengan : - Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada - Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat - Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan Berikut ini adalah rencana pengembangan jaringan utilitas di Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi persampahan, drainase, listrik, telekomunikasi, gas, air bersih, air limbah, telekomunikasi dan air limbah. B.4.14.1 Persampahan Produksi buangan sampah di Kecamatan Menteng sampai tahun 2030 diperhitungkan sebesar 119.274,83 lt/hari, dengan lokasi LPS yang dibangun direncakan di masing-masing kelurahan sebanyak satu unit, Rencana pengelolaan persampahan di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut: − Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke LPS ( Lokasi pembuangan sampah ) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam insinerator − Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan dilakukan dengan teknologi tepat guna − Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling) − Meningkatkan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk kelingkungan yang padat penduduk − Mencegah dan menindak tegas pembuangan sampah ke sungai, saluran. Caranya dengan mencegah tumbuhnya perumahan liar,bedeng di sepanjang tepi sungai Tabel 4.17 JUMLAH TIMBULAN SAMPAH KECAMATAN MENTENG No Kelurahan Penduduk (jiwa) Asumsi Timbulan Sampah (ltr/org/hari) Timbulan Sampah (ltr/hari) Timbulan Sampah (m3 /hari) 1 Menteng 972,14 2.67 5.595,61 5.59561 2 Pegangsaan 415,50 2.67 1.109,39 1.10939 3 Cikini 307,51 2.67 821,05 0.82105 4 Gondang Dia 445,24 2.67 1.188,79 1.18879 5 Kebon Sirih 42.531,83 2.67 113.559,99 113.56 Jumlah 44.672,22 119.274,83 119.2748 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 III-60
  • 15. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) B.4.14.2 Drainase dan Pengendali Banjir Rencana pengendalian drainase di Kecamatan Menteng adalah sebagai berikut : − Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah); − Penataan kembali (GSS) garis sempadan sungai sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; − Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air; − Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir. Sistem jaringan drainase yang diusulkan mengikuti sistem hierarki jalan, yaitu Saluran primer yang merupakan saluran yang akan mengalirkan air ke saluran alam atau sungai yang ada. Ditempatkan pada setiap jalan primer. Bentuk penampang berupa saluran segi empat tertutup pada kawasan yang relatif padat untuk menghindari masuknya sampah dan mencegah terjadinya genangan air pada permukaan jalan. Bentuk penampang saluran segi empat terbuka pada kawasan yang relatif kosong Tabel 4.18 Rencana Pelebaran Sistem Drainase Kecamatan Menteng Nama Kali ROW Eksisting (m) ROW Rencana (m) Kali Baru Barat 5-7 10 Banjir Kanal Barat - 60 Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta B.4.14.3 Limbah Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari. Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut. B.4.14.4 Listrik Rencana pengembangan jaringan listrik dengan indikasi-indikasi pengembangan tersebut merupakan suatu terapan pada kesesuaian pembangunan pada setiap kawasan yang membutuhkan pemerataan pelayanan, dengan tujuan agar sistem jaringan listrik pada Kecamatan Menteng dapat berfungsi dengan baik serta memperindah lingkungan sekitar. Adapun rencana pengembangan adalah, sebagai berikut : 1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada 2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada 3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan kabel-kabel PLN dengan kabel isolasi 4. Menempatkan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan sektor lain, serta mempertimbangkan segi estetika lingkungan 5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah 6. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi eksisting 2008 belum terlayani listrik B.4.14.5 Rencana Jaringan Air Bersih Kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2030 di Kecamatan Menteng adalah sebesar 7.817.638,50 lt/hari. Tabel 4.19 JUMLAH KEBUTUHAN AIR BERSIH KECAMATAN MENTENG No Kelurahan Penduduk (jiwa) Asumsi Kebutuhan Air Bersih (ltr/org/hari) Kebutuhan Air Bersih (ltr/hari) Kebutuhan Air Bersih (m3 /hari) 1 Menteng 972,14 175 170.124,50 170.1245 2 Pegangsaan 415,50 175 72.712,50 72.7125 3 Cikini 307,51 175 53.814,25 53.81425 4 Gondang Dia 445,24 175 77.917,00 77.917 5 Kebon Sirih 42.531,83 175 7.443.070,25 7443.07 Jumlah 44.672,22 7.817.638,50 7817.639 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.14.6 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah Rencana sistem pembuangan air limbah di Kecamatan Menteng ialah sistem on-site (cubluk, septic tank) dengan saluran pembuangan air limbah makro yaitu Kali Ciliwung dan Kali Krukut. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, produksi air limbah/kotor di Kecamatan Menteng ialah sebesar 3.082,38 liter per hari. B.4.15 Rencana Pola Ruang Kecamatan Menteng Rencana pola ruang di Kecamatan Menteng tidak jauh berbeda dengan kondisi eksisting 2007. Kecamatan Menteng sebagian besar diarahkan menjadi kawasan permukiman yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung kegiatan permukiman. III-61
  • 16. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) B.4.15.1 Permukiman Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan wisma yang paling besar penggunaan lahannya yaitu seluas 265,14 Ha. Rencana pemanfaatan lahan wisma, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : - Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah dengan penggunaan lahan seluas 12,08 Ha - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang dengan penggunaan lahan seluas 205,66 Ha - Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi dengan penggunaan lahan seluas 40,06 Ha - Kawasan Perumahan Susun dengan penggunaan lahan seluas 6.63 Ha - Kawasan Perumahan Susun Taman dengan penggunaan lahan seluas 0,70 Ha Tabel 4.20 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perumahan No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) 1 Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah 12,08 2 Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 205,66 3 Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi 40,06 4 Kawasan Perumahan Susun 6,63 5 Kawasan Perumahan Susun Taman 0,70 Total 265,14 Sumber : Hasil Analisa B.4.15.2 Perdagangan dan Jasa Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan kawasan perkantoran dan perdagangan merupakan pemanfaatan lahan terbesar kedua, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 122.05 Ha. Rencana pemanfaatan lahan kawasan perkantoran dan perdagangan, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : - Kawasan Perkantoran Pemerintah dengan penggunaan lahan seluas 11,16 Ha - Kawasan Perdagangan dengan penggunaan lahan seluas 95,27 Ha - Kawasan Perkantoran Swasta dengan penggunaan lahan seluas 144.721 Ha - Kawasan Perkantoran Taman dengan penggunaan lahan seluas 2,41 Ha Tabel 4.21 Pemanfaatan Lahan Kawasan Perkantoran dan Perdagangan No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) 1 Kawasan Perkantoran Pemerintah 11,16 2 Kawasan Perdagangan 95,27 3 Kawasan Perkantoran Swasta 144.721 4 Kawasan Perkantoran Taman 2,41 Total 144.829,83 Sumber: Hasil Analisa 4.15.3 Ruang Terbuka Hijau Dalam rencana pemanfaatan lahan pada Kecamatan Menteng, pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna merupakan pemanfaatan lahan terkecil, yaitu dengan pemanfaatan lahan seluas 25.90 Ha. Rencana pemanfaatan lahan Kawasan Penyempurna, terbagi menjadi beberapa pemanfaatan lahan yaitu : - Kawasan Penyempurna Hutan Lindung dengan pemanfaatan lahan seluas 6,13 Ha - Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota dengan pemanfaatan lahan seluas 9,16 Ha - Kawasan Taman dengan pemanfaatan lahan seluas 18,07 Ha Tabel 4.22 Pemanfaatan Lahan Kawasan Penyempurna No Fungsi Lahan Luas Lahan (Ha) 1 Kawasan Penyempurna Hutan Lindung 6,13 2 Kawasan Jalur Hijau dan Hutan Kota 9,16 3 Kawasan Taman 18,07 Total 33,37 Sumber: Hasil Analisa B.4.16 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Menteng Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Menteng terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu : − Fasilitas Pendidikan − Fasilitas Kesehatan − Fasilitas Peribadatan − Fasilitas Olah Raga III-62
  • 17. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) B.4.16.1 Pendidikan Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan di Kecamatan Menteng, pada tahun 2030 Kecamatan Menteng harus menyediakan 128 unit fasilitas pendidikan dengan skala pelayanan kelurahan maupun kecamatan dengan rincian 78 unit TK, 39 unit SD, 7 unit SLTP, serta 3 unit SLTA Tabel 4.23 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kecamatan Menteng No Jenis Fasilitas Eksisting 2006 Kebutuhan Daya Tampung 1 TK 27 78 2 SD 26 39 3 SLTP 16 7 4 SLTA 14 3 5 Diploma 10 0 6 Universitas 3 0 Jumlah 96 128 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.16.2 Kesehatan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada Kecamatan Menteng, terdapat beberapa jenis fasilitas kesehatan yang masih diperlukan namun jumlahnya belum memadai. Jika dilakukan perbandingan dengan kondisi eksisting 2006, maka hingga tahun 2030 diperlukan penambahan jumlah fasilitas kesehatan berupa 91 unit balai pengobatan, 9 unit rumah bersalin, 9 unit puskesmas dan 1 unit puskesmas kecamatan, serta 9 unit apotik. Tabel 4.24 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kecamatan Menteng No Jenis Fasilitas Eksisting 2006 Kebutuhan Daya Tampung 1 Rumah Sakit 8 0 2 Rumah Bersalin 10 3 3 Poliklinik 10 3 4 Puskesmas 5 3 5 Posyandu 39 3 6. Apotek 14 3 Jumlah 86 17 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.16.3 Peribadatan Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Menteng akan sarana peribadatan maka diperlukan penambahan fasilitas peribadatan berupa masjid kelurahan, masjid kecamatan, tempat ibadah lainnya untuk 60.000 jiwa penduduk, dan tempat ibadah lainnya untuk 200.000 jiwa penduduk. Lokasi penambahan tersebut disesuaikan dengan lokasi masyarakat yang membutuhkan fasilitas tersebut serta memperhatikan jaringan utilitas dan transportasi yang ada. Tabel 4.25 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Kecamatan Menteng No Jenis Fasilitas Eksisting 2006 Kebutuhan Daya Tampung 1 Mesjid 35 3 2 Musholla 52 33 3 Gereja Kristen 16 2 4 Gereja Katolik 2 2 5 Pura - 2 6 Vihara - 2 7 Kelenteng - 2 Jumlah 105 45 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.16.4 Olah Raga Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap fasilitas olah raga maka Kecamatan Menteng perlu menyediakan 36 unit fasilitas olah raga yang terdiri dari bangunan fisik maupun ruang terbuka sebagai area bermain atau jogging. Tabel 4.26 Jumlah Kebutuhan Fasilitas Olahraga Kecamatan Menteng No Jenis Fasilitas Eksisting 2006 Kebutuhan Daya Tampung 1 Sepak Bola 4 33 2 Bola Voly 5 3 Bulu Tangkis 5 4 Bola Basket 4 5 Lapangan Tenis 2 6 Tenis Meja 5 7 Kolam renang 1 3 Jumlah 26 36 Sumber : Hasil Perhitungan 2009 B.4.16.5 Pengendalian Bencana Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka untuk Kecamatan Menteng direncanakan beberapa sistem pengendali bencana meliputi banjir dan kebakaran, yaitu berupa : 1. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. 2. Peningkatan kapasitas danau dan sungai. III-63
  • 18. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 3. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasi-lokasi yang belum memiliki saluran air. 4. Sebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. 5. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi ketika terjadi kebakaran. B.4.17 Kawasan Strategis Kecamatan Menteng Pengembangan kawasan strategis di Kecamatan Menteng ditentukan berdasarkan peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota. Berdasarkan RDTR Propinsi DKI Jakarta tahun 2030 pada tingkatan Kotamadya Jakarta Pusat khususnya Kecamatan Menteng ditentukan sebagai kawasan strategis yang diarahkan pada pengembangan Kawasan Cikini dan Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai kawasan pengembangan kesenian dan kebudayaan. B.4.18 Rencana Intensitas Pemanfaatan Ruang Kecamatan Menteng Komponen intensitas ruang meliputi angka dan presentase dari KLB, KDB, KB. Tingkatan besaran ruang atau luas seluruh lantai bangunan yang diperkenankan untuk di bangun dalam perpetakan atau persil atau daerah perencanaan (DP) yang telah ditetapkan batas-batasnya berdasarkan fungsi tertentu rencana tata ruang yang terdiri dari tingkatan nilai KLB, sebagai berikut : - Nilai KLB rata-rata 1,0 merupakan nilai KLB antara angka 0,4 sampai dengan 1,6 - Nilai KLB rata-rata 2,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 1,6 sampai dengan 2,4 - Nilai KLB rata-rata 3,0 merupakan nilai KLB antara angka lebih besar dari 2,4 sampai dengan 3,5 - Nilai KLB rata-rata 4,0 Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 diarahkan pada kawasan-kawasan permukiman, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, kawasan campuran serta kawasan industri/pergudangan di Kecamatan Kembangan. Rencana intensitas lahan dimaksudkan untuk mengarahkan kepadatan bangunan, untuk memberi keseimbangan lingkungan antara lahan terbangun dan ruang terbuka secara tiga dimensi, pengaturan intensitas lahan lebih detail akan terdapat pada peraturan permintakan. Rencana intensitas lahan disesuaikan dengan kondisi lingkungan serta kebutuhan pengembangan, baik kebutuhan struktur kota maupun nilai ekonomis lahan pada penggal jalan tertentu, Rencana intensitas lahan meliputi rencana ketinggian bangunan, KDB dan KLB. KLB rata-rata 1,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 2,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran f) Kawasan industri / pergudangan KLB rata-rata 3,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman 4 b) Kawasan permukiman KDB rendah c) Kawasan bangunan umum d) Kawasan bangunan umum KDB rendah e) Kawasan campuran KLB rata-rata 4,0 diarahkan pada : a) Kawasan permukiman b) Kawasan bangunan umum c) Kawasan bangunan umum KDB rendah d) Kawasan campuran e) KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat III-64
  • 19. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tabel 4.27 Rencana Intensitas dan Kepadatan Bangunan Kecamatan Menteng Tahun 2030 No Lokasi Peruntukan Ketinggian maks (lantai) KDB (%) KLB (%) 1 Jl. MH. Thamrin - Kawasan Perkantoran - Kawasan Perdagangan 60 50 5,0 2 JL. Kebon Sirih - Kawasan Perkantoran - Kawasan Perdagangan 60 50 5,0 3 Jl. KH. Agus Salim - Kawasan Perkantoran 60 50 5,0 4 Jl. KH. Wahid Hasyim - Kawasan Perkantoran 16 50 3,5 5 Jl. Srikaya - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0 6 Jl. Cut Nya Dien - Kawasan Perkantoran 4 60 2,4 7 Jl. Gondangdia Lama - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0 8 Jl. Menteng Raya - Kawasan Perkantoran 8 55 3,0 9 Jl. Cikini - Kawasan Perdagangan 16 50 3,5 10 Jl. Probolinggo - Kawasan Perdagangan 8 55 3,0 11 Jl. Pegangsaan - Kawasan Perkantoran 8 55 3,0 12 Jl. Pegangsaan - Kawasan Campuran Kecil 4 60 2,4 13 Jl. Pegangsaan - Kawasan Kantor Pemerintah 4 60 2,4 14 Jl. Anyer - Kawasan Perdagangan 4 60 2,4 15 Jl. Anyer - Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial 4 20 0.8 16 Jl. Jl. Raden Saleh - Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial 4 50 2,0 17 Jl. Cikini - Kawasan fasilitas umum dan fasilitas sosial 8 55 3,0 18 Jl. Yusuf Adwinata - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 2 60 1,2 19 Jl. HOS. Cokroaminoto - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 2 60 1,2 20 Jl. Teuku Umar - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 2 60 1,2 21 Jl. Imam Bonjol - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 2 60 1,2 22 Jl. Cimahi - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 2 60 1,2 23 Jl. Madiun - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 2 60 1,2 24 Jl. Taman Suropati - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 2 60 1,2 25 Jl. Syamratulangi - Kawasan Perumahan Kepadatan Sedang 2 60 1,2 Sumber : RTRW Propinsi DKI Jakarta Tahun 2010 B.4.19 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Senen B.4.19.1 Tujuan Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Senen merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Senen yaitu : a. Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budi daya. b. Terwujudnya keterpaduan, keterikatan dan keseimbangan antar wilayah kecamatan serta keserasian antar sektor. c. Terwujudnya rencana tata ruang mempertimbangkan aspek optimalisasi pemanfaatan ruang yang ada, serta memperhatikan kemungkinan-kemungkinan pemanfaatan ruang bawah tanah pada bagian-bagian tertentu di wilayah Kecamatan Senen. d. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk : • Mewujudkan kehidupan masyarakat Kecamatan Senen yang sejahtera lahir dan batin • Mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam • Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan secara berdaya-guna, berhasil-guna dan tepat-guna untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia • Mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan • Mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan keamanan e. Tersusunnya arahan lokasi investasi yang akan dilaksanakan pemerintah dan masyarakat. f. Tersusunnya arahan pelaksanaan pemanfaatan ruang dan merupakan dasar dalam mengeluarkan perijinan lokasi pembangunan. B.4.19.2 Kebijakan Wilayah perencanaan Kecamatan Senen berada di Wilayah Pengembangan Pusat, dimana karakteristiknya adalah permukiman penduduk berpendapatan menengah ke bawah. Sebagian besar penduduk Kecamatan Senen berkarya di luar Kecamatan Senen. III-65
  • 20. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kebijakasanaan umum Kecamatan Senen adalah meningkatkan lingkungan melalui perbaikan sarana dan prasarana ataupun melalui peremajaan daerah yang tidak teratur dengan potensi lahan yang tinggi. Kebijaksanaan pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap sungai yang melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh beban dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan sungai. Perumahan Penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada pembangunan vertikal untuk wilayah yang belum terbangun. Sedangkan pembangunan perumahan horizontal untuk masa mendatang dibatasi.Sektor Perdagangan dan Jasa Pengembangan sentra-sentra tetap diutamakan. Pengembangan ribbon dibatasi dan ditolerir hanya pada kelas jalan tertentu, yaitu kolektor keatas dan harus terjamin kelancaran lalu lintas dan penyediaan fasilitas parkir yang memadai. Peremajaan pasar harus memperhatikan kepentingan pedagang lama dan ekonomi lemah. Sektor Fasilitas Umum Pencadangan lahan untuk pembangunan fasilitas umum harus dilakukan sedini mungkin. Mendorong pihak swasta untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas umum. Optimasi pada lokasi fasilitas umum yang telah ada dengan penambahan lokal. Pembangunan baru untuk memenuhi jumlah kebutuhan dan pencapaian target sesuai standar kecamatan. Sektor Air Minum Penambahan jaringan pelayanan air bersih / air minum PAM melalui pengembangan jaringan induk baru dan jaringan distribusi serta hidran umum. Penggunaan air yang melampaui batas harus dicegah. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. Sektor Ruang Terbuka Hijau Melaksanakan dan mencadangkan serta mengamankan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan memanfaatkannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Mengadakan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Mengadakan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. B.4.19.3 Strategi B.4.19.3.1 Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Senen, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperhatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. B.4.19.3.2 Kawasan Strategis Pengembangan kawasan diprioritaskan karena keberadaannya dapat mendukung pengembangan sektor strategis di atasnya dengan berdasar atas pertimbangan- pertimbangan. Sektor strategis yang dapat dikembangkan di Kecamatan Senen ialah sektor perdagangan dan jasa. Pengembangan kawasan tersebut mempunyai dampak regional maupun nasional karena memiliki kontribusi tinggi. Kawasan ini memiliki prospek ekonomi yang cerah untuk menarik investasi dan memacu pengembangan wilayah sekitar. III-66
  • 21. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Pengembangan secara intensif potensi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Pengembangan prasarana perhubungan yang lebih dapat diandalkan B.4.19.3.3 Penanganan Lingkungan Strategi penanganan kawasan ini dititik beratkan pada pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem setempat dan kelestarian lingkungan alam. Hal ini termasuk juga pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). B.4.20 Rencana Pengelolaan Kependudukan Kecamatan Senen Ditinjau dari kondisi kependudukannya, Kecamatan Senen dilakukan arahan penduduk yang akan ditampung dengan kebijakan menggunakan daya tampung optimum dengan menekan tingkat pertumbuhan penduduk (migrasi). Arahan kepadatan penduduk menyesuaikan dengan pola ruang yang ada. Untuk menciptakan kondisi yang ideal serta sesuai dengan daya dukung lingkungan, maka digunakan perhitungan daya tampung penduduk. Perhitungan ini berdasarkan pada luas fungsi wisma yang direncanakan, KDB, dan ketinggian bangunan. Standar luas kavling rumah di Kecamatan Senen yang digunakan adalah 600 m2 untuk rumah besar, 300 m2 untuk rumah sedang, 60 m2 untuk rumah kecil. Standar ini ditentukan berdasarkan kondisi eksisting di Kecamatan Senen yang sebagian besar merupakan bangunan rumah dengan luas kavling tersebut. Selain itu luasan tersebut akan dapat mencukupi kebutuhan Kecamatan Senen akan permukiman dengan kondisi yang layak huni. Sesuai hasil perhitungan analisis kependudukan diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan KDB, KLB, serta standar luas kavling ideal, maka jumlah daya tampung penduduk ideal Kecamatan Senen adalah sebanyak 101.093 jiwa. Jika dilakukan perbandingan antara jumlah daya tampung dengan jumlah penduduk eksisting tahun 2006 yaitu sebesar 100.430 jiwa, maka diketahui jumlah penduduk Kecamatan Senen hanya bertambah sedikit. Hal ini dikarenakan di Kecamatan Senen telah padat penduduk sehingga pembangunan perumahan dilakukan secara vertical. Dengan pertimbangan adanya keterbasan luasan penggunaan lahan di masa mendatang, Kecamatan Senen perlu melakukan pembatasan sehingga jumlah penduduk tidak akan bertambah, dan mengalami kelebihan daya tampung wilayah yang telah direncanakan sampai jangka waktu tahun 2030. Tabel 4.28 Analisis Daya Tampung Penduduk Kecamatan Senen Tahun 2030 No Kelurahan Penduduk ( jiwa) Daya Tampung 2030 1 2 3 4 1 Kenari 8.380 0 2 Paseban 21.123 50.591 3 Kramat 25.135 13.320 4 Kwitang 16.664 18.694 5 Senen 6.115 0 6 Bungur 23.013 18.488 Jumlah 100.430 101.093 Sumber : Hasil Analisis B.4.21 Rencana Struktur Ruang Kecamatan Senen Konsep struktur ruang kota eksisting Kecamatan Senen tetap mempertahankan pola kompak pada kawasan Pasar Senen dan memanjang/ribbon. Pola kompak memanjang/ ribbon ini terbentuk pada sepanjang jaringan jalan terutama pada jalan-jalan utama seperti Jalan Kramat Raya dan Jalan Kwitang hingga Jalan Letjen Suprapto. Pola jaringan jalan yang ada membentuk jaringan jalan linier. Dengan pola jaringan jalan tersebut maka lokasi fungsi-fungsi penting pembentuk ruang kota berada di sepanjang jalan utama. Kegiatan perdagangan dan perkantoran dikembangkan pada jalan utama mengingat lokasinya yang sangat strategis. Lingkup layanannya sendiri adalah pada tingkat provinsi dengan pusat kegiatan pada wilayah kawasan perdagangan Pasar Senen dan segitiga Senen. Sedangkan pusat kegiatan lainnya adalah kawasan perdagangan dan perkantoran di sepanjang Jalan Kramat Raya dan Jalan Kwitang. Kedua pusat kegiatan tersebut merupakan fungsi kegiatan primer yang keberadaannya akan memicu perkembangan wilayah lainnya. Lokasinya sangat tepat dikarenakan berada di jalan utama dan lokasinya sangat strategis sehingga mudah dijangkau dari seluruh penjuru Kecamatan Senen maupun wilayah lain dikarenakan tersedia angkutan umum seperti kereta api dan busway. Kegiatan perdagangan pada skala yang lebih kecil berkembang pada ruas jalan lainnya. Skala perdagangan yang berkembang tersebut adalah tingkat kecamatan maupun tingkat lingkungan III-67
  • 22. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sehingga merupakan fungsi kegiatan sekunder yang melayani penduduk Kecamatan Senen dan sekitarnya pada lingkup yang kecil. Tabel 4.29 Rencana Pengembangan Struktur Ruang Kecamatan Senen No Lokasi Fungsi Keterangan Skala 1 Jln Kramat Raya Perguruan tinggi UI Salemba, UPI-YAI, Universitas Gunadarma, Universitas Kristen Indonesia Fakultas Isipol, Universitas Nasional Fakultas Hukum, STIK St Carolus, STIE- STMIK Jayakarta, STIE Gotong Royong Nasional / Primer 2 Jln Senen Raya, Jln Kramat Bunder Perdagangan dan terminal Segitiga Senen, Pasar Senen, Terminal Bus & Stasiun Kereta Api (Kawasan UDGL) Nasional / Primer 3 Kawasan Jln Kwitang Perdagangan dan perkantoran Kawasan perdagangan dan perkantoran yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. (Bank Artha Graha, Bank Niaga, Toko Gunung Agung) Provinsi / sekunder 4 Jln Sungai Besar Perdagangan dan perkantoran Kawasan perdagangan dan perkantoran yang dikembangkan di kawasan UDGL Provinsi / sekunder 5 Jln Kramat Pulo Perdagangan Rencana dikembangkan komplek perdagangan Kota / Tersier 6 Kawasan Jln Kramat Raya Perdagangan dan perkantoran Kawasan perdagangan yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. (Pasar Kenari, BNI, BRI, Bank Mandiri, PT Pantja Niaga, Hotel Atlantik, Hotel The Acacia, Wisma Salemba) Kota / Tersier 7 Jln Kramat Sawah Dalam Perdagangan Kawasan perdagangan yang baru Kota / Tersier 8 Jln Salemba Tengah Perdagangan Kawasan perdagangan skala kota yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Kota / Tersier 9 Jln Kramat Sentiong Perdagangan Kawasan perdagangan skala kecamatan yang berkembang di sepanjang jalan/ribbon. Kecamatan / Sub Tersier B.4.22 Rencana Transportasi Kecamatan Senen Perencanaan transportasi tidak dapat ditinjau dari satu kecamatan, tetapi harus dilihat dari skala makro tingkat kota,atau bahkan tingkat propinsi dan antar propinsi. Daya dukung jejaring transportasi yang sesuai dengan sistem makro dapat mengurangi beban permasalahan transportasi, yang ditempuh dengan cara antara lain: • Pembangunan jalan baru yang berkaitan dengan sistem makro. • Pengembangan prasarana dan sarana angkutan massal : kereta api dan bus. • Pengembangan jalur bus khusus. • Pembatasan route dan jumlah kendaraan umum tipe sedang dan kecil • Optimasi jaringan – jaringan jalan sesuai dengan fungsinya. • Rencana pengembangan sistem jaringan jalan, jalan layang, fasilitas pejalan kaki dan jembatan penyeberangan. B.4.22.1 Rencana Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan • Jalan Letjen Suprapto hingga Jalan Kwitang Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat pada jam – jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga kenyamanan berkendara. • Jalan Kramat Raya hingga Jalan Gunung Sahari Jalan raya yang bergelombang membutuhkan perbaikan menyeluruh dikarenakan perbaikan pada saat ini hanya berupa tambal sulam saja. Kondisi jalan ini sangat padat pada jam – jam sibuk sehingga sangat membutuhkan perbaikan guna menjaga kenyamanan berkendara. • Jalan kolektor Perbaikan jalan kolektor harus dilakuka mengingat kondisi eksisiting jalan saat ini banyak yang berlubang – lubang. B.4.22.2 Rencana Pembangunan Jalan Kereta Api • Rencana Pembangunan Terminal Terpadu Antar Moda Sebagai fungsi stasiun kereta api yang terintegrasi dengan halte busway dan terminal bus. Kondisi saat ini masih berdiri sendiri – sendiri tidak terintegrasi. B.4.23 Rencana Pengembangan Utilitas Kecamatan Senen Pengembangan jejaring utilitas dalam wilayah Kecamatan Senen memperhatikan hal – hal berikut: • Jejaring yang sudah ada • Peningkatan kebutuhan akibat pertambahan penduduk dan kegiatan Dengan demikian, pengembangan jejaring utilitas dilakukan dengan : • Memanfaatkan jejaring utilitas yang telah ada • Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat • Memperhatikan estetika lingkungan dan keamanan III-68
  • 23. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) B.4.23.1 Persampahan Perhitungan pengeluaran sampah Kecamatan Senen adalah jumlah volume sampah domestik/rumah tangga yang dihitung berdasarkan perhitungan daya tampung jumlah penduduk. Dengan asumsi bahwa setiap penduduk menghasilkan sampah 2,67 liter/hari didapat hasil 2.69.917 liter/hari untuk Kecamatan Senen. Tabel 4.30 Rencana Timbulan Sampah Kec.Senen Tahun 2030 No Kelurahan Jumlah penduduk (Jiwa) Asumsi TimbulanSampah ( Lt/hr) 1 Kenari 0 - 2 Paseban 50.591 135.077 3 Kramat 13.320 35.565 4 Kwitang 18.694 49.913 5 Senen 0 - 6 Bungur 18.488 49.362 Jumlah 101.093 269.917 Sumber : Perhitungan Rencana B.4.23.2 Rencana Jaringan Air Bersih Kebutuhan air bersih Kecamatan Senen diperkirakan pada tahun 2030 berdasarkan pada perhitungan daya tampung penduduk dan ditambah oleh kebutuhan air pada fasilitas komersial dan fasilitas umum sehingga didapat jumlah total kebutuhan air bersih sebanyak 17.691.192 liter/hari yang didasarkan pada asumsi bahwa setiap penduduk membutuhkan air bersih sebanyak 175 liter/hari. Tabel 4.31 Rencana Kebutuhan Air Bersih Kec. Senen Tahun 2030 No Kelurahan Jumlah penduduk (Jiwa) kebutuhan air bersih (ltr/hari) 1 Kenari 0 - 2 Paseban 50.591 8.853.342 3 Kramat 13.320 2.331.058 4 Kwitang 18.694 3.271.479 5 Senen 0 - 6 Bungur 18.488 3.235.313 Jumlah 101.093 17.691.192 Sumber : Perhitungan Rencana B.4.23.3 Rencana Sistem Pembuangan Air Limbah Rencana pengeluaran limbah air kotor Kecamatan Senen dihitung dari 80% kebutuhan air bersih di Kecamatan Senen. Dari perhitungan tersebut maka didapat perhitungan limbah air kotor Kecamatan Senen sebesar 14.152.954 liter/hari. Sedangkan untuk perhitungan timbulan sludge dengan berdasarkan pada asumsi bahwa setiap orang menghasilkan sludge 0,069 liter/hari sehingga didapat perhitungan timbulan sludge untuk tahun 2030 adalah 6.975 liter/hari untuk Kecamatan Senen. Tabel 4.32 Rencana Timbulan Limbah Air Kotor Kec.Senen Tahun 2030 No Kelurahan Jumlah penduduk (Jiwa) timbulan air limbah (ltr/hari) Timbulan Sludge (ltr/hari) 1 Kenari 0 - - 2 Paseban 50.591 7.082.674 3.491 3 Kramat 13.320 1.864.847 919 4 Kwitang 18.694 2.617.183 1.290 5 Senen 0 - - 6 Bungur 18.488 2.588.250 1.276 Jumlah 101.093 14.152.954 6.975 Sumber : Perhitungan Rencana B.4.24 Rencana Pola Ruang Kecamatan Senen Rencana pola ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan budidaya dan lindung, isi rencana pola pemanfaatan ruang adalah deliniasi (batas - batas) kawasan kegiatan sosial ekonomi, budaya dan kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliniasi kawasan lindung. B.4.24.1 Permukiman Sebagian dari kegiatan di Kecamatan Senen ialah permukiman. Oleh itu kegiatan yang dapat dikembangkan memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman perkotaan baru, memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk III-69
  • 24. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan fasilitas dan prasarana yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kebijaksanaan yang ada. Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi dikembangkan dengan mempertahankan permukiman yang ada dan program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan. Sedangkan untuk unit lingkungan permukiman yang berkepadatan sedang dan rendah dilakukan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan yang masih kosong. Daerah permukiman direncanakan dalam bentuk vertikal atau rumah susun dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Senen dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas. B.4.24.2 Perdagangan dan Perkantoran Aktifitas perkotaan ditentukan oleh dominasi kegiatan non pertanian yang ada di suatu wilayah. Semakin banyak kegiatan non pertanian, semakin tinggi karateristik kota yang dimiliki wilayah tersebut. Kawasan fungsi perdagangan dan jasa pada Kecamatan Senen dituntut harus ada sebagai sarana utama bagi distribusi dan koleksi barang dan jasa yang ada di Kecamatan Senen, karena dengan semakin mantapnya fungsi perdagangan dan jasa akan semakin mendukung perkembangan Kecamatan Senen sehingga dapat berfungsi pula sebagai pusat pelayanan bagi daerah di sekitarnya. B.4.24.3 Pelayanan Umum dan Sosial Fungsi ini merupakan pendukung aktifitas kawasan, sehingga fasilitas ini peruntukkannya disesuaikan dengan aktifitas pada tiap – tiap pusat kegiatan. Fasilitas yang dialokasikan disini terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga/ruang terbuka yang merupakan fasilitas pendukung pemukiman. B.4.24.4 Kawasan Lindung Pada kawasan ini dapat dibudidayakan untuk kegiatan masyarakat untuk kegiatan budidaya pertanian rakyat, papan penyuluhan dan peringatan serta rambu – rambu pekerjaan, pemasangan rentangan kabel listrik, kabel telepon dan pipa air minum, penyelenggaraan kegiatan yang bersifat sosial, olahraga, pariwisata dan kemasyarakatan yang tidak menimbulkan dampak merugikan bagi kelestarian dan keamanan fungsi serta fisik sungai dan danau. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman. Sedangkan untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 – 15 meter. Kawasan sempadan sungai di Kecamatan Senen berada pada kawasan Kali Sentiong dan Ciliwung. B.4.25 Rencana Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Kecamatan Senen Rencana Pengembangan fasilitas umum dan sosial di Kecamatan Senen terdiri dari empat jenis fasilitas, yaitu : − Fasilitas Pendidikan − Fasilitas Kesehatan − Fasilitas Peribadatan − Fasilitas Olah Raga B.4.25.1 Pendidikan Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia di suatu wilayah. Analisis fasilitas pendidikan di wilayah Kecamatan Senen meliputi SD, SMP dan SMA.Ditinjau dari masing-masing fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 TK melayani 1.250 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah TK sebanyak 81 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas pendidikan SD, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SD melayani 2.500 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SD sebanyak 40 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 56 unit. Fasilitas pendidikan SMP, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMP melayani 15.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMP sebanyak 7 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 13 unit. Fasilitas pendidikan SMA, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 SMA melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah SMA sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. III-70
  • 25. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) III-71
  • 26. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Tabel 4.33 Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Kec. Senen Tahun 2030 No Kelurahan Penduduk (jiwa) Kebutuhan Fasilitas Pendidikan (unit) TK SD SMP SMA 1 Kenari 0 - - - - 2 Paseban 50.591 40 20 3 2 3 Kramat 13.320 11 5 1 0 4 Kwitang 18.694 15 7 1 1 5 Senen 0 - - - - 6 Bungur 18.488 15 7 1 1 Jumlah 101.093 81 40 7 3 Sumber : Perhitungan Rencana B.4.25.2 Kesehatan Fasilitas balai pengobatan, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 balai pengobatan melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah balai pengobatan sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas BKIA pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 BKIA melayani 10.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah BKIA sebanyak 10 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas rumah bersalin pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 rumah bersalin melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah rumah bersalin sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 10 unit. Fasilitas puskesmas pembantu pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas pembantu melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas pembantu sebanyak 3 unit. Kondisi ini tidak memerlukan penambahan dikarenakan telah tercukupi dengan keberadaan puskesmas. Fasilitas puskesmas pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 puskesmas melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah puskesmas sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 7 unit. Fasilitas rumah sakit wilayah hanya dibutuhkan 1 unit saja pada tiap – tiap kecamatan sehingga tidak membutuhkan penambahan lagi dikarenakan telah terdapat fasilitas rumah sakit di Kecamatan Senen maupun di kecamatan sekitarnya. Fasilitas praktek dokter pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 praktek dokter melayani 6.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah praktek dokter sebanyak 17 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 62 unit. Fasilitas pelayanan kesehatan apotek pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 apotek melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah apotek sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan tidak memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting sudah mencukupi yaitu sebanyak 23 unit. B.4.25.3 Peribadatan Fungsi utama fasilitas ini adalah untuk sarana peribadatan masyarakat beragama. dan merupakan bagian dari hak asasi manusia. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama Islam, terdiri dari musholla dan masjid pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 mushola melayani 3.000 jiwa penduduk dan 1 masjid melayani 30.000 jiwa maka menghasilkan perhitungan jumlah mushola sebanyak 31 unit dan jumlah masjid sebanyak 2 unit. Fasilitas peribadatan untuk pemeluk agama lain yaitu Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu masing – masing berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat ibadah melayani 60.000 jiwa, sehingga untuk Gereja Protestan, Gereja Katolik, Pura, Vihara, dan Klenteng setelah dihasilkan perhitungan ternyata belum membutuhkan sejumlah tempat ibadah tersebut. B.4.25.4 Olah Raga Fasilitas tempat bermain untuk layanan 250 jiwa, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat bermain melayani 250 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah tempat bermain sebanyak 404 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting tidak terdapat. Fasilitas tempat bermain untuk layanan 3.000 jiwa, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 tempat bermain melayani 3.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah tempat bermain sebanyak 34 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting tidak terdapat. III-72
  • 27. Laporan Akhir Penyusunan Naskah Akademis dan Raperda Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Fasilitas kolam renang, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 kolam renang melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah kolam renang sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas gedung olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 gedung olah raga melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah gedung olah raga sebanyak 1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas lapangan olah raga, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan olah raga melayani 30.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah lapangan olah raga sebanyak 3 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Fasilitas lapangan serbaguna, pada tahun 2030 dengan berdasarkan standar kebutuhan 1 lapangan serbaguna melayani 120.000 jiwa penduduk maka menghasilkan perhitungan jumlah lapangan olah raga sebanyak 1 unit. Kondisi ini memerlukan penambahan dikarenakan jumlah pada kondisi eksisiting dibawah hasil perhitungan pada tahun 2030. Tabel 4.34 Rencana Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi Di Kecamatan Senen Tahun 2009-2020 No Kelurahan Penduduk (jiwa) Kebutuhan Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi (unit) Tempat Bermain (250 jiwa) Tempat Bermain (3.000 jiwa) Kolam Renang Gedung Olah Raga Lap Olah Raga Lap Serbaguna 1 Kenari 0 - - - - - - 2 Paseban 50.591 202 17 2 0 2 0 3 Kramat 13.320 53 4 0 0 0 0 4 Kwitang 18.694 75 6 1 0 1 0 5 Senen 0 - - - - - - 6 Bungur 18.488 74 6 1 0 1 0 Jumlah 101.093 404 34 3 1 3 1 Sumber : Perhitungan Rencana B.4.26Tujuan, Kebijakan dan Strategi Kecamatan Johar Baru B.4.26.1 Tujuan Rencana rinci tata ruang Kecamatan Kecamatan Johar Baru merupakan wujud pemanfaatan ruang yang menggambarkan susunan lokasi pusat perdagangan jasa dan ikatan fungsi antar sub-sub pusat kegiatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sesuai dengan hasil identifikasi serta kecenderungan struktur tata ruang masa depan yang akan terbentuk maka tujuan rencana rinci tata ruang Kecamatan Johar Baru yaitu : • Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Johar Baru sebagai kawasan permukiman serta perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Pusat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut. • Memenuhi kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana sewa tingkat di Kelurahan Tanah Tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun 2007. • Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan fungsi Kecamatan Johar Baru sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Jakarta Pusat. • Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama. • Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Johar Baru yang berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai pemrakarsa pembangunan, • Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Johar Baru guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik. B.4.26.2 Kebijakan B.4.26.2.1 Kawasan Budidaya Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dikembangkan secara intensif dengan pusat pengembangan yang ada di Kecamatan Johar Baru, secara umum pengembangan tersebut berorientasi pada optimalisasi sumber daya dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi rencana kawasan budidaya berdasarkan ciri kegiatan perkotaan adalah Kawasan perkotaan merupakan kawasan yang mempunyai arahan kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Karena keterbatasan daya dukung lahan maka pada kawasan perkotaan diupayakan adanya intensifikasi lahan pada lahan dengan kepadatan penduduk atau kegiatan tinggi, dilakukan ekstensifikasi pada kawasan cadangan pengembangan kawasan perkotaan. Pengembangan tersebut diupayakan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang ada. Namun perlu dijaga agar pengembangan kawasan perkotaan tidak meluas dan mengganggu kawasan dengan fungsi lindung. Pengembangan di kawasan perkotaan terutama di pusat kota tetap memperthatikan agar kekompakan penggunaan lahan terjaga dan tidak menjadi homogen. III-73