SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Rabu, 21 November 2012 
Bab 6 
Dakwah Nabi Periode Mekkah 
A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH 
1. Masyarakat Arab Jahiliah Periode Mekah 
Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat 
Arab jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan 
masyarakat Arab waktu itu, terdapat dalam bidang agama, moral, dan hukum, 
Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah 
menyimpang jauh dan ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul 
terdahulu, seperti Nabi Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau 
agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka 
letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT) yang jumlahnya mencapai 300 
lebih. Di antara berhala-berhala yang termashyur bernama: Ma’abi, Hubal, 
Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat. 
Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliah yang menyembah 
malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari, 
bulan, dan jin yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. 
Dalam bidang moral, masyarakat Arab jahiliah telah menempuh cara-cara yang 
sesat, seperti: 
a. Bila terjadi peperangan antarkabilah, maka kabilah yang kalah perang akan 
dijadikan budak oleh kabilah yang menang perang. 
b. Menempatkan perempuan pada kedudukan rendah. Dalam masyarakat Arab 
jahiliah perempuan tidak berhak mewarisi harta peninggalan suaminya, ayahnya, 
atau anggota keluarga yang lain. Bahkan seorang wanita (istri) boleh diwarisi 
oleh anak tirinya atau anggota keluarga lain dan suaminya yang telah mati. 
c. Memiliki kebiasaan buruk, yakni berjudi dan meminum minuman keras. 
Kejahiliahan mereka dalam bidang hukum antara lain anggapan mereka bahwa 
judi, bermabuk-mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan membunuh, bukan 
merupakan perbuatan yang salah. 
Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perilaku masyarakat Arab jahiliah itu 
buruk, tetapi ada pula yang baiknya. Seperti: memiliki keberanian dan 
kepahlawanan, suka menghormati tamu, murah hati, dan mempunyai harga diri. 
Juga dalam bidang perdagangan, ada sebagian masyarakat Arab jahiliah yang
sudah memiliki kemajuan. Misalnya, para pedagang dari kabilah Quraisy, 
berdagang pada musim panas ke negeri Syam (sekarang Suriah, Libanon, 
Palestina, dan Yordania) dan pada musim dingin ke Yaman (lihat Q.S. Quraisy, 
106: 1—4). Mereka memperdagangkan bulu domba, unta, kulit binatang, dan tali. 
B. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul 
Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih lagi Maha 
Penyayang tidak membiarkan umat manusia, khususnya masyarakat Arab berada 
dalam kebodohan sepanjang zaman. Lalu Dia mengutus seorang nabi dan rasul 
yang terakhir yakni Nabi Muhammad SAW. Pengangkatan Muhammad sebagai 
nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum 
hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau 
genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter 
sebelah utara kota Mekah dan berada di lerengnya (kira-kira berjarak 20 m dari 
puncaknya). 
Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai 
dengan turunnya Malaikat Jibril pada tanggal 17 Ramadan 610 M, untuk 
menyampaikan wahyu yang pertama yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5 (coba 
kamu cari dan pelajari). Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam 
sejarah Islam dinamakan Nuzul A1-Qur’an. 
Setibanya di rumah, Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada istrinya, 
Khadijah, peristiwa yang dialaminya. Sebenarnya Khadijah mempercayai segala 
apa yang diceritakan suaminya, tetapi ia ingin mengetahui bagaimana pendapat 
Waraqah bin Naufal, saudara. Sepupunya terhadap peristiwa yang dialami 
suaminya. Waraqah adalah seorang pemikir yang telah berusia lanjut, beragama 
Nasrani, yang telah menyalin kitab Injil dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Arab. 
Setelah Waraqah bin Naufal mengetahui semua peristiwa yang dialami oleh 
Nabi Muhammad SAW, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah 
datang kepada Nabi Isa. Alangkah baiknya kalau aku masih muda dan masih 
hidup sewaktu kamu diusir oleh kaummu.” Nabi Muhammad SAW berkata, 
“Apakah kaumku akan mengusirku?” Jawab Waraqah, “Ya, tidak seorangpun 
datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa (ajaran Islam), yang tidak 
dimusuhi. Jika sekiranya aku masih hidup pada masa itu, tentu aku akan 
menolongmu dengan sekuat tenagaku.” (H.R. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim). 
Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) 
turun pula Surah Al-Muddassir: 1—7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi 
Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode 
Mekah) selama 13 tahun (610—622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan 
kepada beliau, wahyu berupa A1-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 
surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah 
Makkiyyah. 
Materi dakwah Rasulullah SAW di awal kenabiannya berupa ajaran Islam, 
yang terkandung dalam 89 Surah Makkiyyah dan hadis yakni wahyu Allah SAW 
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi tidak tertulis dalam 
lembaran Al-Qur’an. 
C. Ajaran Islam Periode Mekah 
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di 
awal kenabiannya adalah sebagai berikut : 
1. Keesaan Allah SWT 
Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah 
SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan 
makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain 
Allah SWT, yang menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlãs, 112: 1-4). 
Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah 
SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam 
perilaku syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar 
(lihat Q.S An-Nisã’, 4: 48). 
2. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan 
Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir 
kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan 
di alam kuhur dan di alam akhirat. 
Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan 
senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang 
menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan dan di 
alam akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang 
memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT 
dan banyak berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur 
dan dicampakkan ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. 
(Baca dan pelajari Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-11!) 
3. Kesucian jiwa 
Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya 
dan melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila 
selama hayat di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau
meninggalkan segala perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila 
durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa. 
Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan 
alangkah ruginva orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10). 
4. Persaudaraan dan Persatuan 
Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan 
persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan. 
Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka 
dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida 
Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di 
antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R. 
Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i). 
Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan 
ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan. 
Jangan saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang 
teraniaya tanpa diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu 
disuruh untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni 
para fakir miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Mã’un, 
107: 1-7). 
D. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH 
Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar 
masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan 
hukum. Sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi 
Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian 
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat Arab telah 
mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan 
sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka akan 
memperoleh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan di 
akhirat. 
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang 
luhur tersebut sebagai berikut: 
1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun 
Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahwa 
masyarakat Arab jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan 
tradisi warisan leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela 
mati dalam mempertahankannya. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi
ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di 
lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. 
Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW 
tersebut adalah : Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun 
ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang 
tinggal serumah dengannya, waktu masuk Islam ia baru berusia 10 tahun), Zaid 
bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625 M), Abu 
Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dan tahun 573- 
634 M), dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil). 
Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban 
Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu 
Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak 
orang. Karena budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan 
pandai bergaul telah meneladani Rasuliillah SAW, yakni berdakwah secara 
sembunyi-sembunyi. 
Usaha dak’wah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa 
orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah : 
- Abdul Amar dan Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar. 
Karena Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah 
SAW menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah SWT, Yang 
Maha Pengasih. 
- Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari. 
- Utsman bin Affan. 
- Zubair bin Awam. 
- Sa’ad bin Ahu Waqqas. 
- Thalhah bin Ubaidillah. 
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, 
yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal 
Awwalun (pemeluk Islam generasi awal). 
2. Dakwah Secara terang-terangan 
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, 
yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu 
dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an 
Surah 26: 214-216 (coba kamu cari dan pelajari). 
Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain 
sebagai berikut :
a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri 
jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya 
hidayah Allah SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum 
menerima Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari 
kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi merahasiakan 
keislamannya, pada waktu itu dengan tegas menyatakan keislamannya. Mereka 
adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. 
b. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang 
berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit Shafa, 
yang letaknya tidak jauh dan Ka’bah. 
Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera 
meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah 
atau menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta 
dan Pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan 
yang disampaikannya itu dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi bahagia di 
dunia dan di akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu akan 
mendapat murka Allah SWT, sengsara di dunia dan di akhirat. 
Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang hadir ada 
kelompok yang menolak disertai teriakan dan ejekan, ada kelompok yang diam 
saja lalu pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek tetapi berteriak-teriak 
bahwa Muhammad orang gila, seraya ia berkata “Celakalah engkau 
Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Sebagai balasan 
terhadap kutukan Abu Lahab itu turunlah ayat Al- Qur’an yang berisi kutukan 
Allah SWT terhadap Abu Lahab, yakni Surat Al-Lahab, 111: 1-5 (coba kamu cari 
dan pelajari ayat Al-Qur’an tersebut). 
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri 
masuk Islam dua orang kuat dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin 
Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul 
Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian sedangkan Umar bin 
Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum Muslimin berhijrah ke 
Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M. 
c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di 
luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang 
masuk Islam antara lain : 
- Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang bertempat tinggal di 
sebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah, menyatakan diri di 
hadapan Rasulullah SAW masuk Islam. Keislamannya itu kemudian diikuti oleh 
kaumnya.
- Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang 
bertempat tinggal di wilayah barat kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam di 
hadapan Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh bapak, istri, 
keluarganya, serta kaumnya. 
- Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang 
ke Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT, 
para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di hadapan 
Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku 
Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 
orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. 
Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui 
Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 
orang di antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke Mekah, 
orang-orang Yatsrib yang belum masuk Islam. Di antaranya Abu Jabir Abdullah 
bin Amr, pimpinan kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam di 
hadapan Rasulullah SAW. 
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga 
ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah . Isi 
Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa 
mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu 
mereka harus mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka 
memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke 
Yatsrib. 
Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW 
menyuruh para sahabatnya yakni orang-orang Islam yang bertempat tinggal di 
Mekah, untuk segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi SAW 
melaksanakan suruhan Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib 
secara diam-diam dan sedikit demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan 
sebanyak 150 orang umat Islam penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib. 
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Ali bin. 
Abu Thalib masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT 
untuk berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah 
SAW berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan kota Mekah 
tempat kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi 
pada awal bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrh (622 M). Sedangkan Ali bin 
Abu Thalib, tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau 
disuruh Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang-barang orang lain yang
dititipkan kepadanya. Setelah perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan, 
kemudian Ali bin Abu Thalib menvusul Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib. 
3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah 
Kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah SAW, setelah berdakwah 
itu dilakukan secara terang-terangan, yakni semenjak tahun ke-4 kenabian. Prof. 
Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan 
sebab-sebab kaum kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni : 
a. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan 
antara semua orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya kepada 
Allah SWT. Orang miskin yang bertakwa, di hadapan Allah SWT Iebih mulia 
daripada orang kaya yang durhaka (lihat Q.S. Al Hujurãt, 49: 13). 
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan 
ajaran persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta 
dalam masyarakat. Mereka ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan 
ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya. 
b. Islam mengajarkan adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan 
alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa maka di alam kuburnya 
akan memperoleh kenikmatan dan di alam akhiratnya akan masuk surga. 
Sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka dan banyak berbuat jahat, 
maka di alam kuburnya akan disiksa. Dan di alam akhiratnya akan masuk neraka. 
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka 
merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka. 
c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat 
meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka. 
Mereka berkata, “Cukuplah bagi kami apa yang telah kami terima dari nenek 
moyang kami.” (Q.S. AI-Mã’idah, 5: 104) 
d. Islam melarang menyembah berhala, memperjualbelikan berhala-berhala, dan 
melarang penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah memuja berhala, padahal 
itu semua mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi terhadap kaum kafir 
Quraisy. Oleh karena itulah, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha 
menghentikan dakwah Rasulullah SAW. 
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah 
Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain : 
- Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu 
Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleb para 
pemiliknya atau tuannya di luar batas perikemanusiaan. Bahkan, Az-Zanirah 
disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu Amr binti Yasir, budak milik Bani 
Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.
Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., tidak tega melihat saudara-saudaranya seiman 
disiksa seperti itu, lalu beliau memerdekakan beberapa orang dari mereka 
termasuk Bilal, dengan cara memberikan sejumlah uang tebusan kepada 
tuannya. 
- Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa anggota 
keluarganya yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut agama 
keluarganya (agama Watsani). 
- Nabi Muhammad SAW sendiri dilempari kotoran oleh Ummu Jamil (istri Abu 
Lahab) dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal. Nama asli Abu Jahal 
adalah Amr Abu al-Hakam yang artinya Amr, bapak juru damai. Umat Islam 
mengganti nama itu menjadi Abu Jahal yang artinya bapak kebodohan. 
- Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah 
SAW, agar Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya. Namun tatkala Abu 
Thalib menyampaikan keinginan kaum kafir Quraisy tersebut Rasulullah SAW 
bersabda : “Wahai pamanku demi Allah, biarpun mereka meletakkan matahari di 
tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan menghentikan 
dakwah agama Allah ini hingga aku menang, atau aku binasa karenanya.” 
- Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar 
permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir 
Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam 
menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap 
berhala. 
Usul tersebut ditolak oleh Nabi SAW, karena menurut ajaran Islam 
mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah bukan 
Islam, termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar (silakan baca dan 
pahami Q.S. Al-Kafirun 109 : 1-6). 
Menghadapi tantangan dan kekerasan kaum kafir Quraisy terhadap orang-orang 
Islam, selain Nabi SAW bersabar, bertawakal dan berdoa, beliau 
menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 
orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di 
negeri itu suka memberikan jaminan keamanan kepada orang-orang yang meminta 
perlindungan kepadanya. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi 
pada tahun 615 M. 
Suatu saat keenam belas orang yang hijrah ke Habasyah ini kembali ke 
Mekah, karena mereka menduga Mekah keadaannya sudah normal, dengan 
masuk Islamnya seorang bangsawan Quraisy yang gagah berani yakni Umar bin 
Khattab. 
Namun dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal, pimpinan kaum 
kafir Quraisy memerintahkan agar setiap keluarga dan kabilah Quraisy
meningkatkan tekanan dan siksaannya terhadap anggota keluarganya yang masuk 
Islam. 
Menghadapi situasi yang demikian, akhirnya Rasulullah SAW menyuruh 
para sahabatnya, untuk yang kedua kalinya agar kembali hijrah ke Habasyah. 
Jumlah para sahabat yang berhijrah pada saat itu sebanyak 83 orang laki-laki dan 
18 orang wanita, di bawah pimpinan Ja’far bin Abu Thalib. Di negeri Habasyah 
ini selain memperoleh jaminan keamanan dan Raja Negus, para sahabat Nabi 
SAW juga memiliki kebebasan untuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan 
ajaran Islam. 
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW 
dan pelindungnya wafat dalam usia 87 tahun. Empat hari setelah itu istri 
tercintanya Khadijah juga wafat dalam usia 65 tahun. Dalam sejarah Islam tahun 
wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita). 
Wafatnya Abu Thalib sebagai pemimpin Bani Hasyim, menyebabkan Abu 
Lahab seorang kafir yang sangat keras dalam memusuhi Nabi SAW, 
menggantikan kedudukan Abu Thalib sebagai pemimpin. Semenjak itu Rasulullah 
SAW tidak lagi memperoleh perlindungan dari kaum kerabatnya yakni Bani 
Hasyim. 
Allah SWT senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari berbagai 
malapetaka. Tidak lama setelah Bani Hasyim dipimpin Abu Lahab, Mut’im bin 
Adi pemimpin kaum Naufal menyatakan perlindungannya terhadap Nabi SAW. 
Bahkan menjelang peristiwa hijrah tahun 622 M, umat Islam Yatsrib telah 
bersumpah setia akan melindungi Rasulullah SAW beserta para pengikutnya. 
KISAH TELADAN 
Dakwah Rasulullah SAW Ke Thaif 
Setelah Abu Thalib (paman Rasulullah SAW) dan Khadijah (istri 
Rasulullah SAW) wafat, tepatnya tahun ke-10 dari kenabian (620 M), Rasulullah 
SAW dengan ditemani anak angkatnya Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif yang 
terletak di sebelah timur kota Mekah. 
Maksud Rasulullah SAW berkunjung ke Thaif adalah untuk menyeru para 
pemimpin Bani Sakif dan kaumnya agar masuk Islam dan memberikan 
perlindungan kepada Nabi SAW dan umat Islam, dari tekanan dan kekerasan 
kaum kafir Quraisy. 
Rasulullah SAW menemui tiga orang bersaudara pemimpin Bani Sakif, 
yakni Abdul Jalil, Mas’ud, dan Habib, yang ketiga-tiganya putra dan ‘Amru bin
Umair. Beliau menjelaskan maksud kunjungannya, seperti tersebut di atas 
kepada tiga pemimpin Bani Sakif itu. Namun mereka bertiga bukan hanya 
menolak seruan dakwah Rasulullah SAW, tetapi secara diam-diam menyuruh 
anak-anak dan para budak agar berteriak mengusir Nabi Muhammad SAW dan 
Zaid bin Haritsah supaya segera meniriggalkan kota Thaif. Selain itu mereka 
mengejek, mengolok-olok, dan melempari Rasulullah SAW dengan batu sehingga 
kakinya berdarah. 
Menanggapi sikap keras pemimpin-pemimpin dan kaum Bani Sakif seperti 
itu, Rasulullah SAW tidak menaruh rasa dendam sedikit pun. Bahkan beliau 
berdoa, “Ya Allah berilah mereka petunjuk, karena mereka termasuk orang-orang 
yang belum paham.”

More Related Content

What's hot

Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkahSejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkahFauzan Ardana
 
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah RasulullahPAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah RasulullahLiakartikasarii
 
Tasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamTasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamMarhamah Saleh
 
Ringkasan materi pai
Ringkasan materi paiRingkasan materi pai
Ringkasan materi paiRisqi19
 
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinahBab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinahhadisukmo
 
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi sawMuhammad Jamhuri
 
Sejarah Peradaban Islam - Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad SAW
Sejarah Peradaban Islam - Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad SAWSejarah Peradaban Islam - Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad SAW
Sejarah Peradaban Islam - Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad SAWHaristian Sahroni Putra
 
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)livia_meidy
 
Sejarah Dakwah Rasulullah
Sejarah Dakwah RasulullahSejarah Dakwah Rasulullah
Sejarah Dakwah RasulullahAminun Asykur
 
DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAHDAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAHsiryaya
 
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aS p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aLtfltf
 
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode MekkahAgama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode MekkahSiswan Afandi
 
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah sawSejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah sawGuntur_arifin
 
Bab 4-Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
Bab 4-Dakwah Nabi Muhammad SAW di MekkahBab 4-Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
Bab 4-Dakwah Nabi Muhammad SAW di MekkahTiara Neysa Amadea
 

What's hot (20)

Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkahSejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
Sejarah Dakwah Rasulullah Periode mekkah
 
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah RasulullahPAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
PAI Kls 10 Dakwah Rasulullah
 
Tasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamTasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islam
 
Ringkasan materi pai
Ringkasan materi paiRingkasan materi pai
Ringkasan materi pai
 
sirah nabawiyyah
sirah nabawiyyahsirah nabawiyyah
sirah nabawiyyah
 
Materi ski bab 2 kls 7
Materi ski bab 2 kls 7Materi ski bab 2 kls 7
Materi ski bab 2 kls 7
 
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinahBab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
Bab 3 dakwah rasulullah pada periode madinah
 
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
3. Sejak Kenabian Hingga Hijrah Nabi saw
 
Sejarah Peradaban Islam - Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad SAW
Sejarah Peradaban Islam - Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad SAWSejarah Peradaban Islam - Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad SAW
Sejarah Peradaban Islam - Sejarah Islam Masa Nabi Muhammad SAW
 
Hijrah
HijrahHijrah
Hijrah
 
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
 
Bab 6 sem 1
Bab 6 sem 1Bab 6 sem 1
Bab 6 sem 1
 
Sejarah Dakwah Rasulullah
Sejarah Dakwah RasulullahSejarah Dakwah Rasulullah
Sejarah Dakwah Rasulullah
 
Makalah keteladanan rasulullah saw periode mekah
Makalah keteladanan rasulullah saw periode mekahMakalah keteladanan rasulullah saw periode mekah
Makalah keteladanan rasulullah saw periode mekah
 
DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAHDAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAH
 
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-aS p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
S p-i-peradaban-islam-masa-umar-bin-khatab-r-a
 
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode MekkahAgama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
Agama islam bab strategi dakwah Rasulullah Muhammad SAW. periode Mekkah
 
Kisah Nabi Muhammad Saw
Kisah Nabi Muhammad SawKisah Nabi Muhammad Saw
Kisah Nabi Muhammad Saw
 
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah sawSejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
Sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw
 
Bab 4-Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
Bab 4-Dakwah Nabi Muhammad SAW di MekkahBab 4-Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
Bab 4-Dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
 

Viewers also liked

The departed by scorsese
The departed by scorseseThe departed by scorsese
The departed by scorsesephoebeseaton1
 
Luontoharrastajat luonnonsuojelun toimijoina
Luontoharrastajat luonnonsuojelun toimijoinaLuontoharrastajat luonnonsuojelun toimijoina
Luontoharrastajat luonnonsuojelun toimijoinaMinna Santaoja
 
Dedicated Web Hosting Benefits
Dedicated Web Hosting BenefitsDedicated Web Hosting Benefits
Dedicated Web Hosting BenefitsSwapnil Dighe
 
#10dieci: Giovani
#10dieci: Giovani#10dieci: Giovani
#10dieci: Giovanipaticchio
 
Creating A Club Sport At Cedarville
Creating A Club Sport At CedarvilleCreating A Club Sport At Cedarville
Creating A Club Sport At CedarvilleEmily Paul
 
Beurscrash Wall Street
Beurscrash Wall StreetBeurscrash Wall Street
Beurscrash Wall StreetAnton_Dolhain
 
Import and Re-export Requirements for Foodstuff
Import and Re-export Requirements for FoodstuffImport and Re-export Requirements for Foodstuff
Import and Re-export Requirements for FoodstuffManager Asesores
 
Oportunidades en biotecnología 2014
Oportunidades en biotecnología 2014Oportunidades en biotecnología 2014
Oportunidades en biotecnología 2014Manager Asesores
 
Edu 639 week 4 dq 2 the culture of poverty 1
Edu 639 week 4 dq 2 the culture of poverty 1Edu 639 week 4 dq 2 the culture of poverty 1
Edu 639 week 4 dq 2 the culture of poverty 1exrwantolllas1985
 
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauw
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauwJurnal 2009200020 joven sugianto liauw
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauwAgung Trianto
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled PresentationGary Driscoll
 
Căn hộ Singapore được hỗ trợ gói vay 30.000 tỉ
Căn hộ Singapore được hỗ trợ gói vay 30.000 tỉCăn hộ Singapore được hỗ trợ gói vay 30.000 tỉ
Căn hộ Singapore được hỗ trợ gói vay 30.000 tỉKhoaairblade
 

Viewers also liked (19)

The departed by scorsese
The departed by scorseseThe departed by scorsese
The departed by scorsese
 
Baz
BazBaz
Baz
 
Behaviour As Predictor of Dementia
Behaviour As Predictor of DementiaBehaviour As Predictor of Dementia
Behaviour As Predictor of Dementia
 
Hinduism
HinduismHinduism
Hinduism
 
Luontoharrastajat luonnonsuojelun toimijoina
Luontoharrastajat luonnonsuojelun toimijoinaLuontoharrastajat luonnonsuojelun toimijoina
Luontoharrastajat luonnonsuojelun toimijoina
 
Dedicated Web Hosting Benefits
Dedicated Web Hosting BenefitsDedicated Web Hosting Benefits
Dedicated Web Hosting Benefits
 
#10dieci: Giovani
#10dieci: Giovani#10dieci: Giovani
#10dieci: Giovani
 
Creating A Club Sport At Cedarville
Creating A Club Sport At CedarvilleCreating A Club Sport At Cedarville
Creating A Club Sport At Cedarville
 
Beurscrash Wall Street
Beurscrash Wall StreetBeurscrash Wall Street
Beurscrash Wall Street
 
Encuestas a niños
Encuestas a niñosEncuestas a niños
Encuestas a niños
 
Import and Re-export Requirements for Foodstuff
Import and Re-export Requirements for FoodstuffImport and Re-export Requirements for Foodstuff
Import and Re-export Requirements for Foodstuff
 
Tugas 3 tik
Tugas 3 tikTugas 3 tik
Tugas 3 tik
 
Oportunidades en biotecnología 2014
Oportunidades en biotecnología 2014Oportunidades en biotecnología 2014
Oportunidades en biotecnología 2014
 
Edu 639 week 4 dq 2 the culture of poverty 1
Edu 639 week 4 dq 2 the culture of poverty 1Edu 639 week 4 dq 2 the culture of poverty 1
Edu 639 week 4 dq 2 the culture of poverty 1
 
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauw
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauwJurnal 2009200020 joven sugianto liauw
Jurnal 2009200020 joven sugianto liauw
 
Flood 2011 part 2
Flood 2011 part 2Flood 2011 part 2
Flood 2011 part 2
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Dante alighieri
Dante alighieriDante alighieri
Dante alighieri
 
Căn hộ Singapore được hỗ trợ gói vay 30.000 tỉ
Căn hộ Singapore được hỗ trợ gói vay 30.000 tỉCăn hộ Singapore được hỗ trợ gói vay 30.000 tỉ
Căn hộ Singapore được hỗ trợ gói vay 30.000 tỉ
 

Similar to Bab 6

Keteladanan rasulullah saw periode mekkah
Keteladanan rasulullah saw periode mekkahKeteladanan rasulullah saw periode mekkah
Keteladanan rasulullah saw periode mekkahdionadya p
 
5. rpp tarikh mekah sma
5. rpp tarikh mekah sma5. rpp tarikh mekah sma
5. rpp tarikh mekah smaUlin Nuha
 
Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah Saw.
Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah Saw.Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah Saw.
Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah Saw.Lisa Tri Setiawati
 
Dakwah rasulullah saw di makkah
Dakwah rasulullah saw di makkahDakwah rasulullah saw di makkah
Dakwah rasulullah saw di makkahikhsaniaS
 
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahmuhammadfaridfaizal
 
ppt Kelompok 2 SKI.pptx
ppt Kelompok 2 SKI.pptxppt Kelompok 2 SKI.pptx
ppt Kelompok 2 SKI.pptxnofrimon2
 
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAHDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAHHafidz Setiyadi
 
Presentasi_agama_Substansi_Dakwah_Rasulu (1).pptx
Presentasi_agama_Substansi_Dakwah_Rasulu (1).pptxPresentasi_agama_Substansi_Dakwah_Rasulu (1).pptx
Presentasi_agama_Substansi_Dakwah_Rasulu (1).pptxFitrianaDewiUINMatar
 
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahDakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahNabila Arifannisa
 
Dakwah secara terang (hanin, anis)
Dakwah secara terang (hanin, anis)Dakwah secara terang (hanin, anis)
Dakwah secara terang (hanin, anis)hudhud321
 
Stategi Dakwah Rasulullah SAW
Stategi Dakwah Rasulullah SAWStategi Dakwah Rasulullah SAW
Stategi Dakwah Rasulullah SAWIman Trianto
 
Dakwah rasulullah pada periode mekah dan madinah
Dakwah rasulullah pada periode mekah dan madinahDakwah rasulullah pada periode mekah dan madinah
Dakwah rasulullah pada periode mekah dan madinahirfi bifadlillah
 
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAWKISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAWRinaldi Julian
 
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabiMakalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabitamierlianitami
 
Materi Dakwah Nabi Periode Makkah.pptx
Materi Dakwah Nabi Periode Makkah.pptxMateri Dakwah Nabi Periode Makkah.pptx
Materi Dakwah Nabi Periode Makkah.pptxMayArkoun
 
Anjuran bertoleransi
Anjuran bertoleransiAnjuran bertoleransi
Anjuran bertoleransiAnggia Dewi
 

Similar to Bab 6 (20)

Keteladanan rasulullah saw periode mekkah
Keteladanan rasulullah saw periode mekkahKeteladanan rasulullah saw periode mekkah
Keteladanan rasulullah saw periode mekkah
 
5. rpp tarikh mekah sma
5. rpp tarikh mekah sma5. rpp tarikh mekah sma
5. rpp tarikh mekah sma
 
Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah Saw.
Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah Saw.Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah Saw.
Pendidikan Agama Islam, Dakwah Rasulullah Saw.
 
Dakwah rasulullah saw di makkah
Dakwah rasulullah saw di makkahDakwah rasulullah saw di makkah
Dakwah rasulullah saw di makkah
 
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinahSejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
Sejarah dakwah rasulullah saw periode mekah dan madinah
 
Dakwah rasulullah periode mekkah
Dakwah rasulullah periode mekkahDakwah rasulullah periode mekkah
Dakwah rasulullah periode mekkah
 
ppt Kelompok 2 SKI.pptx
ppt Kelompok 2 SKI.pptxppt Kelompok 2 SKI.pptx
ppt Kelompok 2 SKI.pptx
 
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAHDAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEDINAH DAN MEKAH
 
231018550 rpp-pai
231018550 rpp-pai231018550 rpp-pai
231018550 rpp-pai
 
Presentasi_agama_Substansi_Dakwah_Rasulu (1).pptx
Presentasi_agama_Substansi_Dakwah_Rasulu (1).pptxPresentasi_agama_Substansi_Dakwah_Rasulu (1).pptx
Presentasi_agama_Substansi_Dakwah_Rasulu (1).pptx
 
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahDakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
 
Dakwah secara terang (hanin, anis)
Dakwah secara terang (hanin, anis)Dakwah secara terang (hanin, anis)
Dakwah secara terang (hanin, anis)
 
Stategi Dakwah Rasulullah SAW
Stategi Dakwah Rasulullah SAWStategi Dakwah Rasulullah SAW
Stategi Dakwah Rasulullah SAW
 
Dakwah rasulullah pada periode mekah dan madinah
Dakwah rasulullah pada periode mekah dan madinahDakwah rasulullah pada periode mekah dan madinah
Dakwah rasulullah pada periode mekah dan madinah
 
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAWKISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
 
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabiMakalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
Makalah agama islam kelahiran dan dakwah nabi
 
Materi Dakwah Nabi Periode Makkah.pptx
Materi Dakwah Nabi Periode Makkah.pptxMateri Dakwah Nabi Periode Makkah.pptx
Materi Dakwah Nabi Periode Makkah.pptx
 
Anjuran bertoleransi
Anjuran bertoleransiAnjuran bertoleransi
Anjuran bertoleransi
 
Tugas pai
Tugas paiTugas pai
Tugas pai
 
Revisi pid klmpk 8
Revisi pid klmpk 8Revisi pid klmpk 8
Revisi pid klmpk 8
 

Bab 6

  • 1. Rabu, 21 November 2012 Bab 6 Dakwah Nabi Periode Mekkah A. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH 1. Masyarakat Arab Jahiliah Periode Mekah Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab jahiliah, atau masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Kebodohan masyarakat Arab waktu itu, terdapat dalam bidang agama, moral, dan hukum, Dalam bidang agama, umumnya masyarakat Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dan ajaran agama Tauhid, yang telah diajarkan oleh para rasul terdahulu, seperti Nabi Ibrahim A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah = rumah Allah SWT) yang jumlahnya mencapai 300 lebih. Di antara berhala-berhala yang termashyur bernama: Ma’abi, Hubal, Khuza’ah, Lata, Uzza, dan Manat. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab jahiliah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in serta menyembah matahari, bulan, dan jin yang diperbuat oleh sebagian masyarakat di luar kota Mekah. Dalam bidang moral, masyarakat Arab jahiliah telah menempuh cara-cara yang sesat, seperti: a. Bila terjadi peperangan antarkabilah, maka kabilah yang kalah perang akan dijadikan budak oleh kabilah yang menang perang. b. Menempatkan perempuan pada kedudukan rendah. Dalam masyarakat Arab jahiliah perempuan tidak berhak mewarisi harta peninggalan suaminya, ayahnya, atau anggota keluarga yang lain. Bahkan seorang wanita (istri) boleh diwarisi oleh anak tirinya atau anggota keluarga lain dan suaminya yang telah mati. c. Memiliki kebiasaan buruk, yakni berjudi dan meminum minuman keras. Kejahiliahan mereka dalam bidang hukum antara lain anggapan mereka bahwa judi, bermabuk-mabukan, berzina, mencuri, merampok, dan membunuh, bukan merupakan perbuatan yang salah. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perilaku masyarakat Arab jahiliah itu buruk, tetapi ada pula yang baiknya. Seperti: memiliki keberanian dan kepahlawanan, suka menghormati tamu, murah hati, dan mempunyai harga diri. Juga dalam bidang perdagangan, ada sebagian masyarakat Arab jahiliah yang
  • 2. sudah memiliki kemajuan. Misalnya, para pedagang dari kabilah Quraisy, berdagang pada musim panas ke negeri Syam (sekarang Suriah, Libanon, Palestina, dan Yordania) dan pada musim dingin ke Yaman (lihat Q.S. Quraisy, 106: 1—4). Mereka memperdagangkan bulu domba, unta, kulit binatang, dan tali. B. Pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tidak membiarkan umat manusia, khususnya masyarakat Arab berada dalam kebodohan sepanjang zaman. Lalu Dia mengutus seorang nabi dan rasul yang terakhir yakni Nabi Muhammad SAW. Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17 Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira, waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter sebelah utara kota Mekah dan berada di lerengnya (kira-kira berjarak 20 m dari puncaknya). Muhammad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril pada tanggal 17 Ramadan 610 M, untuk menyampaikan wahyu yang pertama yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari). Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul A1-Qur’an. Setibanya di rumah, Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada istrinya, Khadijah, peristiwa yang dialaminya. Sebenarnya Khadijah mempercayai segala apa yang diceritakan suaminya, tetapi ia ingin mengetahui bagaimana pendapat Waraqah bin Naufal, saudara. Sepupunya terhadap peristiwa yang dialami suaminya. Waraqah adalah seorang pemikir yang telah berusia lanjut, beragama Nasrani, yang telah menyalin kitab Injil dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Arab. Setelah Waraqah bin Naufal mengetahui semua peristiwa yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW, ia berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah datang kepada Nabi Isa. Alangkah baiknya kalau aku masih muda dan masih hidup sewaktu kamu diusir oleh kaummu.” Nabi Muhammad SAW berkata, “Apakah kaumku akan mengusirku?” Jawab Waraqah, “Ya, tidak seorangpun datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa (ajaran Islam), yang tidak dimusuhi. Jika sekiranya aku masih hidup pada masa itu, tentu aku akan menolongmu dengan sekuat tenagaku.” (H.R. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim). Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula Surah Al-Muddassir: 1—7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.
  • 3. Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun (610—622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa A1-Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode Mekah dinamakan Surah Makkiyyah. Materi dakwah Rasulullah SAW di awal kenabiannya berupa ajaran Islam, yang terkandung dalam 89 Surah Makkiyyah dan hadis yakni wahyu Allah SAW yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi tidak tertulis dalam lembaran Al-Qur’an. C. Ajaran Islam Periode Mekah Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya adalah sebagai berikut : 1. Keesaan Allah SWT Islam mengajarkan bahwa pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang menyamai-Nya (baca dan pelajari QS. A1-Ikhlãs, 112: 1-4). Umat manusia harus beribadah atau menghambakan diri hanya kepada Allah SWT. Beribadah atau menyembah kepada selain Allah SWT, termasuk ke dalam perilaku syirik, yang hukumnya haram, dan merupakan dosa yang paling besar (lihat Q.S An-Nisã’, 4: 48). 2. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan Islam mengajarkan bahwa mati yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di alam kuhur dan di alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya taat beribadah, giat beramal saleh, dan senantiasa berbudi pekerti yang terpuji, tentu akan memperoleh balasan yang menyenangkan. Di alam kubur akan memperoleh berbagai kenikmatan dan di alam akhirat akan ditempatkan di surga yang penuh dengan hal-hal yang memuaskan. Tetapi manusia yang ketika di dunianya durhaka kepada Allah SWT dan banyak berbuat jahat, tentu setelah matinya akan mendapat siksa kubur dan dicampakkan ke dalam neraka yang penuh dengan berbagai macam siksaan. (Baca dan pelajari Q.S. Al-Qari’ah, 101: 1-11!) 3. Kesucian jiwa Islam menyerukan umat manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya dan melarang keras mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di kandung badan senantiasa beriman dan bertakwa atau
  • 4. meninggalkan segala perbuatan dosa, dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT dan banyak berbuat dosa. Sungguh beruntung orang yang senantiasa memelihara kesucian jiwanya, dan alangkah ruginva orang yang mengotori jiwanya (baca Q.S. Asy-Syams, 91: 9-10). 4. Persaudaraan dan Persatuan Persaudaraan mempunyai hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan persaudaraan landasan bagi terwujudnya persatuan. Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i). Selain itu sesama umat Islam, hendaknya saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan sekali-kali tolong-menolong dalam dosa serta permusuhan. Jangan saling menganiaya dan jangan pula membiarkan saudaranya yang teraniaya tanpa diberikan pertolongan. Sedangkan umat Islam yang mampu disuruh untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya yang du’afa, yakni para fakir miskin dan anak-anak yatim telantar (baca dan pelajari Q.S. Al-Mã’un, 107: 1-7). D. STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliahannya di bidang agama, moral, dan hukum. Sehingga menjadi umat yang meyakini kebenaran kerasulan Nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika masyarakat Arab telah mengamalkan seluruh ajaran Islam dengan niat ikhlas karena Allah SWT dan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW, tentu mereka akan memperoleh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan di dunia dan di akhirat. Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai berikut: 1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun Cara ini ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahwa masyarakat Arab jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati dalam mempertahankannya. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi
  • 5. ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah : Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya, waktu masuk Islam ia baru berusia 10 tahun), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW, wafat tahun 8 H = 625 M), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW, yang hidup dan tahun 573- 634 M), dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil). Sesuai dengan ajaran Islam, bahwa berdakwah bukan hanya kewajiban Rasulullah SAW, tetapi juga kewajiban para pengikutnya (umat Islam), maka Abu Bakar Ash-Shiddiq, seorang saudagar kaya, yang dihormati dan disegani banyak orang. Karena budi bahasanya yang halus, ilmu pengetahuannya yang luas, dan pandai bergaul telah meneladani Rasuliillah SAW, yakni berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Usaha dak’wah Abu Bakar Ash-Shiddiq berhasil karena ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah : - Abdul Amar dan Bani Zuhrah, Abdul Amar berarti hamba milik si Amar. Karena Islam melarang perbudakan, kemudian nama itu diganti oleh Rasulullah SAW menjadi Abdurrahman bin Auf, yang artinya hamba Allah SWT, Yang Maha Pengasih. - Abu Ubaidah bin Jarrah dan Bani Hari. - Utsman bin Affan. - Zubair bin Awam. - Sa’ad bin Ahu Waqqas. - Thalhah bin Ubaidillah. Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan di atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal). 2. Dakwah Secara terang-terangan Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216 (coba kamu cari dan pelajari). Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebagai berikut :
  • 6. a. Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak mereka agar masuk Islam. Tetapi karena cahaya hidayah Allah SWT waktu itu belum menyinari hati mereka, mereka belum menerima Islam sebagai agama mereka. Namun ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sebenarnya sudah masuk Islam, tetapi merahasiakan keislamannya, pada waktu itu dengan tegas menyatakan keislamannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah. b. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul Bukit Shafa, yang letaknya tidak jauh dan Ka’bah. Rasulullah SAW memberi peringatan kepada semua yang hadir agar segera meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala dan hanya menyembah atau menghambakan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan Pemelihara alam semesta. Rasulullah SAW juga menegaskan, jika peringatan yang disampaikannya itu dilaksanakan tentu akan meraih rida Ilahi bahagia di dunia dan di akhirat. Tetapi apabila peringatan itu diabaikan tentu akan mendapat murka Allah SWT, sengsara di dunia dan di akhirat. Menanggapi dakwah Rasulullah SAW tersebut di antara yang hadir ada kelompok yang menolak disertai teriakan dan ejekan, ada kelompok yang diam saja lalu pulang. Bahkan Abu Lahab, bukan hanya mengejek tetapi berteriak-teriak bahwa Muhammad orang gila, seraya ia berkata “Celakalah engkau Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” Sebagai balasan terhadap kutukan Abu Lahab itu turunlah ayat Al- Qur’an yang berisi kutukan Allah SWT terhadap Abu Lahab, yakni Surat Al-Lahab, 111: 1-5 (coba kamu cari dan pelajari ayat Al-Qur’an tersebut). Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dua orang kuat dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M), tidak lama setelah sebagian kaum Muslimin berhijrah ke Habasyah atau Ethiopia pada tahun 615 M. c. Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain : - Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dan kaum Giffar, yang bertempat tinggal di sebelah barat laut Mekah atau tidak jauh dari laut Merah, menyatakan diri di hadapan Rasulullah SAW masuk Islam. Keislamannya itu kemudian diikuti oleh kaumnya.
  • 7. - Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus yang bertempat tinggal di wilayah barat kota Mekah, menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Keislamannya itu diikuti oleh bapak, istri, keluarganya, serta kaumnya. - Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yatsrib (Madinah), yang datang ke Mekah untuk berziarah nampak berhasil. Berkat cahaya hidayah Allah SWT, para penduduk Yatsrib, secara bergelombang telah masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Pada gelombang ketiga ini telah datang ke Mekah untuk berziarah dan menemui Rasulullah SAW, umat Islam penduduk Yatsrib yang jumlahnya mencapai 73 orang di antaranya 2 orang wanita. Waktu itu ikut pula berziarah ke Mekah, orang-orang Yatsrib yang belum masuk Islam. Di antaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah, yang kemudian menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah SAW. Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah . Isi Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Walaupun untuk itu mereka harus mengorbankan tenaga, harta, bahkan jiwa. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib. Setelah terjadinya peristiwa Bai’atul Aqabah itu, kemudian Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya yakni orang-orang Islam yang bertempat tinggal di Mekah, untuk segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat Nabi SAW melaksanakan suruhan Rasulullah SAW tersebut. Mereka berhijrah ke Yatsrib secara diam-diam dan sedikit demi sedikit, sehingga dalam waktu dua bulan sebanyak 150 orang umat Islam penduduk Mekah telah berhijrah ke Yatsrib. Sedangkan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan Ali bin. Abu Thalib masih tetap tinggal di Mekah, menunggu perintah dari Allah SWT untuk berhijrah. Setelah datang perintah dari Allah SWT, kemudian Rasulullah SAW berhijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., meninggalkan kota Mekah tempat kelahirannya menuju Yatsrib. Peristiwa hijrah Rasulullah SAW ini terjadi pada awal bulan Rabiul Awal tahun pertama hijrh (622 M). Sedangkan Ali bin Abu Thalib, tidak ikut berhijrah bersama Rasulullah SAW, karena beliau disuruh Rasulullah SAW untuk mengembalikan barang-barang orang lain yang
  • 8. dititipkan kepadanya. Setelah perintah Rasulullah SAW itu dilaksanakan, kemudian Ali bin Abu Thalib menvusul Rasulullah SAW berhijrah ke Yatsrib. 3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah Kaum kafir Quraisy menolak dakwah Rasulullah SAW, setelah berdakwah itu dilakukan secara terang-terangan, yakni semenjak tahun ke-4 kenabian. Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni : a. Rasulullah SAW mengajarkan tentang adanya persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mulia tidaknya seseorang tergantung ketakwaannya kepada Allah SWT. Orang miskin yang bertakwa, di hadapan Allah SWT Iebih mulia daripada orang kaya yang durhaka (lihat Q.S. Al Hujurãt, 49: 13). Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak ini. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya. b. Islam mengajarkan adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat. Manusia yang ketika di dunianya bertakwa maka di alam kuburnya akan memperoleh kenikmatan dan di alam akhiratnya akan masuk surga. Sedangkan manusia yang ketika di dunianya durhaka dan banyak berbuat jahat, maka di alam kuburnya akan disiksa. Dan di alam akhiratnya akan masuk neraka. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam tersebut, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka. c. Kaum kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka. Mereka berkata, “Cukuplah bagi kami apa yang telah kami terima dari nenek moyang kami.” (Q.S. AI-Mã’idah, 5: 104) d. Islam melarang menyembah berhala, memperjualbelikan berhala-berhala, dan melarang penduduk Mekah dan luar Mekah berziarah memuja berhala, padahal itu semua mendatangkan keuntungan di bidang ekonomi terhadap kaum kafir Quraisy. Oleh karena itulah, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW. Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain : - Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleb para pemiliknya atau tuannya di luar batas perikemanusiaan. Bahkan, Az-Zanirah disiksa hingga mengalami kebutaan dan Ummu Amr binti Yasir, budak milik Bani Makhzum disiksa oleh tuannya sampai mati.
  • 9. Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., tidak tega melihat saudara-saudaranya seiman disiksa seperti itu, lalu beliau memerdekakan beberapa orang dari mereka termasuk Bilal, dengan cara memberikan sejumlah uang tebusan kepada tuannya. - Setiap keluarga dari kalangan kaum kafir Quraisy diharuskan menyiksa anggota keluarganya yang telah masuk Islam, sehingga ia kembali menganut agama keluarganya (agama Watsani). - Nabi Muhammad SAW sendiri dilempari kotoran oleh Ummu Jamil (istri Abu Lahab) dan dilempari isi perut kambing oleh Abu Jahal. Nama asli Abu Jahal adalah Amr Abu al-Hakam yang artinya Amr, bapak juru damai. Umat Islam mengganti nama itu menjadi Abu Jahal yang artinya bapak kebodohan. - Kaum kafir Quraisy meminta Abu Thalib, paman dan pelindung Rasulullah SAW, agar Rasulullah SAW menghentikan dakwahnya. Namun tatkala Abu Thalib menyampaikan keinginan kaum kafir Quraisy tersebut Rasulullah SAW bersabda : “Wahai pamanku demi Allah, biarpun mereka meletakkan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku tidak akan menghentikan dakwah agama Allah ini hingga aku menang, atau aku binasa karenanya.” - Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala. Usul tersebut ditolak oleh Nabi SAW, karena menurut ajaran Islam mencampuradukkan akidah dan ibadah Islam dengan akidah dan ibadah bukan Islam, termasuk perbuatan haram dan merupakan dosa besar (silakan baca dan pahami Q.S. Al-Kafirun 109 : 1-6). Menghadapi tantangan dan kekerasan kaum kafir Quraisy terhadap orang-orang Islam, selain Nabi SAW bersabar, bertawakal dan berdoa, beliau menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu suka memberikan jaminan keamanan kepada orang-orang yang meminta perlindungan kepadanya. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M. Suatu saat keenam belas orang yang hijrah ke Habasyah ini kembali ke Mekah, karena mereka menduga Mekah keadaannya sudah normal, dengan masuk Islamnya seorang bangsawan Quraisy yang gagah berani yakni Umar bin Khattab. Namun dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal, pimpinan kaum kafir Quraisy memerintahkan agar setiap keluarga dan kabilah Quraisy
  • 10. meningkatkan tekanan dan siksaannya terhadap anggota keluarganya yang masuk Islam. Menghadapi situasi yang demikian, akhirnya Rasulullah SAW menyuruh para sahabatnya, untuk yang kedua kalinya agar kembali hijrah ke Habasyah. Jumlah para sahabat yang berhijrah pada saat itu sebanyak 83 orang laki-laki dan 18 orang wanita, di bawah pimpinan Ja’far bin Abu Thalib. Di negeri Habasyah ini selain memperoleh jaminan keamanan dan Raja Negus, para sahabat Nabi SAW juga memiliki kebebasan untuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan ajaran Islam. Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat dalam usia 87 tahun. Empat hari setelah itu istri tercintanya Khadijah juga wafat dalam usia 65 tahun. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita). Wafatnya Abu Thalib sebagai pemimpin Bani Hasyim, menyebabkan Abu Lahab seorang kafir yang sangat keras dalam memusuhi Nabi SAW, menggantikan kedudukan Abu Thalib sebagai pemimpin. Semenjak itu Rasulullah SAW tidak lagi memperoleh perlindungan dari kaum kerabatnya yakni Bani Hasyim. Allah SWT senantiasa melindungi Nabi Muhammad SAW dari berbagai malapetaka. Tidak lama setelah Bani Hasyim dipimpin Abu Lahab, Mut’im bin Adi pemimpin kaum Naufal menyatakan perlindungannya terhadap Nabi SAW. Bahkan menjelang peristiwa hijrah tahun 622 M, umat Islam Yatsrib telah bersumpah setia akan melindungi Rasulullah SAW beserta para pengikutnya. KISAH TELADAN Dakwah Rasulullah SAW Ke Thaif Setelah Abu Thalib (paman Rasulullah SAW) dan Khadijah (istri Rasulullah SAW) wafat, tepatnya tahun ke-10 dari kenabian (620 M), Rasulullah SAW dengan ditemani anak angkatnya Zaid bin Haritsah pergi ke Thaif yang terletak di sebelah timur kota Mekah. Maksud Rasulullah SAW berkunjung ke Thaif adalah untuk menyeru para pemimpin Bani Sakif dan kaumnya agar masuk Islam dan memberikan perlindungan kepada Nabi SAW dan umat Islam, dari tekanan dan kekerasan kaum kafir Quraisy. Rasulullah SAW menemui tiga orang bersaudara pemimpin Bani Sakif, yakni Abdul Jalil, Mas’ud, dan Habib, yang ketiga-tiganya putra dan ‘Amru bin
  • 11. Umair. Beliau menjelaskan maksud kunjungannya, seperti tersebut di atas kepada tiga pemimpin Bani Sakif itu. Namun mereka bertiga bukan hanya menolak seruan dakwah Rasulullah SAW, tetapi secara diam-diam menyuruh anak-anak dan para budak agar berteriak mengusir Nabi Muhammad SAW dan Zaid bin Haritsah supaya segera meniriggalkan kota Thaif. Selain itu mereka mengejek, mengolok-olok, dan melempari Rasulullah SAW dengan batu sehingga kakinya berdarah. Menanggapi sikap keras pemimpin-pemimpin dan kaum Bani Sakif seperti itu, Rasulullah SAW tidak menaruh rasa dendam sedikit pun. Bahkan beliau berdoa, “Ya Allah berilah mereka petunjuk, karena mereka termasuk orang-orang yang belum paham.”