1. Siapa Bilang Menulis PTK Sulit?
Oleh:
Muh. Syukur. Salman
(Kep. SD 71 Parepare/Pimp. Redaksi Jurnal Cendekia)
Justru, jenis penelitian yang diharapkan untuk dibuat oleh guru adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) karena jenis penelitian ini adalah yang paling mudah dan memungkinkan untuk
dilakukan oleh guru. Namanya saja, Penelitian Tindakan Kelas, artinya penelitian yang dilakukan
di kelas pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dan dilakukan oleh guru yang
bersangkutan. Istilahnya two in one, selain mengajar sebagai tugas pokok sekaligus melakukan
penelitian dalam satu proses kegiatan yakni proses pembelajaran.
Banyak guru yang merasa kesulitan dalam membuat laporan PTK. Sebenarnya, kesulitan yang
dihadapi sebagian guru tersebut tak lain penyebabnya ada pada diri guru itu sendiri. Beberapa
penyebab dari diri sendiri, antara lain:
1. Tidak ada kemauan untuk belajar menulis PTK.
Tentu menjadi sunnatullah jika kita tak pernah mempelajarinya sehingga kita kesulitan
untuk mengetahui dan melakukannya. Perlu disisihkan waktu untuk belajar tentang PTK,
baik proses penelitiannya maupun menulis laporan PTK tersebut. Cukup satu kali
mempelajari serius sehingga seorang guru mampu melakukan PTK dan membuat
laporannya berkali-kali. Proses melakukan PTK juga menjadi waktu belajar menekuni
pembuatan PTK. Oleh karena itu, tak ada alasan guru untuk malas atau tak ada waktu
untuk mempelajari PTK. Sumber belajar pun saat ini teramat banyak dan teramat
mudah, tinggal guru yang mau belajar harus memunyai tekad yang kuat untuk
mengetahui PTK sebagai tuntutan dan cikal terhadap peningkatan pangkat dan golongan
seorang guru.
2. Tidak mau keluar dari zona nyaman
Ada zona nyaman yang dibuat oleh guru sendiri pada dirinya dalam hal melakukan PTK
serta membuat laporannya. Beberapa guru lebih memilih untuk melimpahkan tugas
atau tuntutan membuat PTK kepada orang lain, meski harus merogoh kocek yang cukup
dalam. Zona nyaman ini akan semakin dinikmati guru jika ada pihak-pihak yang
memfasilitasi hal seperti itu. Padahal, mungkin tak pernah sekalipun guru tersebut
mencoba melakukan PTK. Tak menutup kemungkinan guru seperti ini, memiliki
pengetahuan teoritis tentang PTK, namun karena zona nyaman tadi, maka mereka lebih
2. memilih tidak memanfaatkan pengetahuannya tersebut dibanding harus melakukan PTK
yang seluruh perlengkapannya ada di depan mata yakni di kelas tempat sehari-hari
melakukan proses pembelajaran.
3. Trauma terhadap kegagalan yang pernah dialami.
Hal semacam ini, juga terjadi pada beberapa guru yang mengatakan sulit dalam
melakukan PTK. Mereka selalu mengingat awal kegagalannya pada saat pertama
mencoba melakukan PTK. Belum ada usaha untuk melakukan introspeksi diri penyebab
kegagalan, tetapi mereka langsung menilai bahwa PTK memang sulit. Kegagalan adalah
keberhasilan yang tertunda. Hampir tak ada seorang yang baru pertama kali melakukan
langsung sempurna. Melakukan dan melakukan lagi adalah suatu proses menuju
keberhasilan. Kegagalan juga dapat disebut sebagai sarana untuk membuat kita semakin
besar dan dewasa. Kegagalan sejatinya tidak membuat trauma, tetapi justru membuat
kita semakin giat untuk belajar dan belajar sehingga kegagalan tersebut berkurang dan
pada akhirnya keberhasilan datang juga.
Ketiga hal yang membuat guru mencap bahwa PTK sulit dilakukan tentu solusinya tergantung
guru itu sendiri. Sampai kapan pun tak akan pernah bias melakukan PTK jika tidak pernah
belajar tentang PTK. Meskipun merasa mampu melakukannya, jika masih bermalas-malasan
serta terkungkung pada zona nyaman yakni mengamanahkan kepada orang lain untuk
membuat PTK nya, tentu tak akan pernah berhasil. Selanjutnya, jika guru masih berjiwa
cengeng dengan terus meratapi kegagalannya di awal saat mencoba melakukan PTK, tentu hal
ini juga akan menjadi hijab terhadap keberhasilannya yang telah berproses dengan adanya
kegagalan tersebut.
Saking mudahnya PTK tersebut, dapat diandaikan sebagai penelitian puzzle. Artinya, PTK
memunyai pola yang pada dasarnya sama, tinggal guru mengubah conten atau isi penelitian
yang ditulis. Semua PTK bersiklus, setiap siklus diisi beberapa pertemuan tatap muka. Skema
PTK setiap hanya empat yakni: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Lalu,
dimana sulitnya? Oleh karena itu, kesulitan PTK sebenarnya dibuat oleh guru itu sendiri, bukan
pada PTK nya. Seperti diawal dijelaskan bahwa PTK dimunculkan sebagai salah satu jenis
penelitian pada hakikatnya untuk memberi kemudahan kepada guru untuk meneliti. Mereka
tak perlu meninggalkan sekolah, kelas, dan tugas pokoknya tetapi tetap dapat melakukan
penelitian. Oleh karena itu, sejatinya guru dapat mengatakan seperti judul tulisan ini. SEKIAN