SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
GELOMBANG MEKANIK
Sifat-sifat Gelombang
• Refleksi (Pemantulan)
• Refraksi (Pembiasan)
• Interferensi (Perpaduan)
• Polarisasi
Refleksi
• Reflection adalah perubahan arah muka
gelombang pada antarmuka antara dua medium
berbeda sehingga muka gelombang kembali ke
medium asalnya.
Refleksi
Refraksi
• Refraction adalah perubahan arah gelombang disebabkan oleh
perubahan kelajuannya. Refraksi sering terlihat bila gelombang
melewati satu medium menuju medium lainnya yang memiliki
perbedaan indeks bias.
Refraksi
Interferensi
• Interferensi adalah penjumlahan (superposition) dua
atau lebih gelombang yang menghasilkan pola
gelombang baru.
• interference biasanya mengacu pada interaksi
gelombang yang koheren satu sama lain, baik disebabkan
oleh sumber gelombang yang sama maupun disebabkan
gelombang-gelombang tersebut memiliki frekuensi yang
sama atau hampir sama.
Interferensi
Interferensi Gelombang
• Dua gelombang yang berjalan dapat bertemu dan saling
melewati satu sama lain tanpa menjadi rusak atau
berubah
• Gelombang memenuhi Prinsip Superposisi
– Jika dua gelombang atau lebih yang merambat bergerak
melewati medium, gelombang yang dihasilkan adalah
penjumlahan masing-masing perpindahan dari tiap gelombang
pada setiap titik
– Sebenarnya hanya berlaku untuk gelombang dengan amplitudo
yang kecil
Interferensi Konstruktif
• Dua gelombang, a dan b,
mempunyai frekuensi dan
amplitudo yang sama
– Berada dalam satu fase
• Gabungan gelombang, c,
memiliki frekuensi dan
amplitudo yang lebih besar
Interferensi Konstruktif pada Tali
• Dua pulsa gelombang menjalar dalam
arah yang berlawanan
• Perpindahan neto ketika dua pulsa
saling overlap adalah penjumlahan
dari perpindahan setiap pulsa
• Catatan: pulsa tidak berubah setelah
interferensi
Interferensi Destruktif
• Dua gelombang, a and b,
mempunyai frekuensi dan
amplitudo yang sama
• Perbedaan fasenya 180o
• Ketika bergabung, bentuk
gelombangnya hilang
Interferensi Destruktif pada Tali
• Dua pulsa gelombang menjalar dalam
arah yang berlawanan
• Perpindahan neto ketika dua pulsa
saling overlap adalah pengurangan
dari perpindahan setiap pulsa
• Catatan: pulsa tidak berubah setelah
interferensi
Polarisasi
• Polarization (Brit. polarisation) is a property of
waves that describes the orientation of their
oscillations. For transverse waves, it describes the
orientation of the oscillations in the plane
perpendicular to the wave's direction of travel.
Longitudinal waves such as sound waves in liquids
and gases do not exhibit polarization, because for
these waves the direction of oscillation is by
definition along the direction of travel. Some
media can carry waves with both transverse and
longitudinal oscillations. Such waves do have
polarization.
Gelombang Transversal
Adalah gelombang berjalan dimana osilasi (arah gerak)
gelombang terjadi secara tegak lurus terhadap arah
gerak partikel medium (arah perpindahan energi)
Jika gelombang transversal bergerak dalam arah sumbu
–x, osilasi gelombang terjadi arah ke atas dan ke
bawah dalam bidang y-z.
Contoh Gelombang Transversal
Gelombang seismik sekunder S
Gelombang Longitudinal
Adalah gelombang berjalan dimana osilasi (arah
gerak) gelombang terjadi secara paralel
(sejajar) terhadap arah gerak partikel medium
(arah perpindahan energi)
Contoh Gelombang longitudinal
Gelombang Seismik P
Persamaan Umum Gelombang
• Posisi gelombang
   
kx
t
y
t
x
y 
 
sin
, 0   









x
T
t
y
t
x
y 2
sin
, 0
Persamaan Umum Gelombang
Sebuah osilator menggetarkan
seutas tali dengan frekuensi getar
200 Hz hingga membentuk
gelombang transversal seperti
ditunjukkan gambar. Dari
keadaaan tersebut, hitunglah:
1. panjang gelombang
2. amplitudo
3. perioda
4. persamaan gelombang
y (mm)
x (cm)
-0,1
0,1
2 4 6 8 10 12 14 16
Amplitudo
• Amplitudo, A, yo
– Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif
terhadap posisi kesetimbangan
– Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah benda yang
bergerak harmonik sederhana akan berosilasi
antara ±A pada tiap sisi dari posisi kesetimbangan
Perioda dan Frekuensi
• Prioda, T, adalah waktu yang diperlukan untuk
sebuah benda bergerak lengkap satu siklus
– Dari x = A ke x = - A dan kembali ke x = A
• Frekuensi, ƒ, jumlah lengkap siklus atau
getaran per satuan waktu
Persamaan Umum Gelombang
• Kecepatan gelombang
  








 

 x
T
t
T
y
dt
dy
t
x
v
c
x
2
cos
2
, 0
)
(
Persamaan Umum Gelombang
• Percepatan gelombang
  















 

 x
T
t
T
y
dt
dv
t
x
a
c
x
2
sin
2
,
2
0
)
(
GELOMBANG
Gelombang adalah energi yang
menjalar melalui medium
GELOMBANG MEKANIK
v
Muatan yang bergerak periodik
menghasilkan perubahan medan
magnet(B) dan medan listrik (E) yang
menjalar kesegala arah berupa
gelombang. Gelombang ini merambat
tanpa memerlukan medium
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
karakteristik gelombang transversal dan longitudinal
beserta contohnya
GELOMBANG adalah
getaran yang menjalar
Memformulasikan masalah perambatan gelombang melalui suatu medium
ENERGI YANG BERGERAK
SEDANGKAN MEDIUMNYA TIDAK
Berapa λ =
Amplitudo =
1 m
1 m Berapa λ =
Amplitudo =
0,5 m
0,3 m
Berapa λ =
Amplitudo =
0,4 m
0,1 m
Berapa λ =
Amplitudo =
1 m
1 m
Jumlah gelombang = ½ λ Jumlah gelombang = 1 λ
Jumlah gelombang = 1½ λ
Jumlah gelombang = 4 λ
1.KECEPATAN GELOMBANG (V)
2.SIMPANGAN GELOMBANG ( Y )
3.PANJANG GELOMBANG (  )
4.FREKWENSI GELOMBANG ( f )
5.SUDUT FASE (q)
6.FASE GELOMBANG
P
Q
yP
yQ
λ
O
C
B
• f = frekuensi (hz)
• T = periode gelombang (s)
• λ = panjang gelombang (m)
• v = cepat rambat gelombang (m/s)
• yP = simpangan titik P ( m )
• yQ= simpangan titik Q ( m )
y = 2 Sin 2{
t
-
x
}
T λ
Y = A sin 2 /T ( t – x/v )
λ
V = = λ . f
T
T.v = λ
SUDUT FASE (q) = 2 /T ( t – x/v )
FASE GELOMBANG = ( t/T – x/v )
Fase gelombang merupakan bilangan
pecahan diperoleh dari hasil perhitungan
rumus di atas. Misal jika hasil 4,5 maka
fase gelombang 0,5
FASE DAN SUDUT FASE GELOMBANG
BILANGAN
PECAHAN
simpul simpul simpul simpulsimpul simpul
simpul simpul
Jumlah gelombang =
Jumlah simpul =
Jumlah perut/lembah =
1
3
1/1
Jumlah gelombang =
Jumlah simpul =
Jumlah perut/lembah =
2
5
2/2
Jumlah gelombang =
Jumlah simpul =
Jumlah perut/lembah =
1,5
4
2/1
Jumlah gelombang =
Jumlah simpul =
Jumlah perut/lembah =
2,5
6
3/2
PERCOBAAN MELDE
• 1) Gelombang Stasioner pada Dawai
• Untuk menentukan kecepatan perambatan
gelombang pada dawai, Melde melakukan
percobaan dengan memakai alat seperti pada
gambar berikut ini.
• Dari hasil percobaan Melde mendapat suatu
kesimpulan sebagai berikut.
• a) Untuk panjang dawai yang tetap maka
kcepatan perambatan gelombang berbanding
terbalik dengan massa dawai.
• b) Untuk massa dawai tetap, cepat rambat
gelombang berbanding lurus dengan akar
panjang dawai.
• c) Cepat rambat gelombang dalam dawai
berbanding lurus dengan akar tegangan dawai.
• Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
• = massa tiap satuan panjang
•
• Newton (N) dan μ dalam kg/m.
• Jadi, kecepatan perambatan gelombang pada
dawai adalah berbanding lurus dengan akar
tegangan kawat dan berbanding terbalik
dengan akar massa kawat per satuan panjang.
Contoh soal
• Seutas dawai yang panjangnya 1 meter dan
massanya 25 gram ditegangkan dengan gaya
2,5 N. Salah satu ujungnya digetarkan
sehingga terjadi gelombang stasioner.
Tentukan cepat rambat gelombang tersebut
• Intensitas didefinisikan sebagai energi yang
dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan
waktu. Karena energi tiap satuan waktu kita
ketahui sebagai pengertian daya, maka
intensitas bisa dikatakan juga daya tiap satuan
luas. Secara matematis :
• I =
𝑃
𝐴
• I = Intensitas bunyi (W/m2)
• A = luas penampang
• P = daya sumber bunyi (Energi tiap waktu atau
daya (W))
• Jika sumber bunyi memancarkan ke segala
arah sama besar (isotropik), luas yang
dimaksud sama dengan luas permukaan bola,
yaitu
• A = 4∏R2
• Sehingga
• I =
𝑃
4∏𝑅2
• Intensitas bunyi terendah yang umumnya
didengar manusia memiliki nilai 10-12 W/m2.
Biasanya disebut sebagai intensitas ambang (I0).
Jangkauan intensitas bunyi ini sangat lebar
berkaitan dengan kuat bunyi, sehingga secara
tidak langsung kuat bunyi sebanding dengan
intensitasnya
Taraf Intensitas Bunyi
• Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas
bunyi diberikan oleh Alexander Graham Bell
• Taraf Intensitas Bunyi adalah logaritma
perbandingan intensitas bunyi terhadap
intensitas ambang. Secara matematis, taraf
intensitas bunyi didefinisikan sebagai :
• TI = 10 log
𝐼
𝐼𝑜
• TI =Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat
dB)
• I = Intensitas bunyi (W/m2)
• I0 =Intensitas ambang pendengaran manusia
(10-12 W/m2
• Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya
ada n sirine yang dinyalakan bersama-sama,
maka besarnya taraf intensitas bunyi
dinyatakan sebagai :
• TIn = TI1 + 10 logn
• TI1 adalah taraf intensitas bunyi untuk satu
buah sumber.
• Jika didengar di dua titik yang jaraknya
berbeda, besar intensitas bunyi di titik ke-2
bisa dinyatakan sebagai :
• 𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 20 𝑙𝑜𝑔
𝑟1
𝑟2
• Seorang anak berteriak di tanah lapang, dan
menghasilkan taraf intensitas 60 dB, diukur
dari jarak 10 meter. Jika ada 10 orang anak
berteriak dengan intensitas bunyi yang sama
dan di ukur dari dan diukur dari jarak 10
meter, hitunglah taraf intensitas anak-anak
tersebut.
Penyelesaian:
• TIn = TI1 + 10 log n
• = 60 dB +(10 log 10) dB
• = 60 dB + 10 dB
• = 70 dB.
• Taraf intensitas bunyi sebuah air dari jarak 1
meter adalah 60 dB. Tentukan taraf
intensitasnya jika diamati dari jarak 10 meter.
• Jawab
• Diketahui: TI1 = 60 dB; r1 = 1 m; r2 = 10 m
• TI2 = TI1 – 20 log r1/r2
• = (60 dB) – 20 log (10 m/1 m) dB = (60 dB) -
(20 dB) = 40 dB
• Batas intensitas bunyi yang bisa didengar
telinga manusia normal antara lain sebagai
berikut:
• 1) Intensitas terkecil yang masih dapat
menimbulkan rangsangan pendengaran pada
telinga manusia adalah sebesar 10-12Wm-
2pada frekuensi 1.000 Hz dan disebut
intensitas ambang Pendengaran.
• 2) Intensitas terbesar yang masih dapat
diterima telinga manusia tanpa rasa sakit
adalah sebesar 1 Wm-2. Jadi, batasan
pendengaran terendah pada manusia adalah
10-12 Wm-2 dan batasan pendengaran tertinggi
pada manusia adalah 1 Wm-2
GELOMBANG_MEKANIS.pptx

More Related Content

What's hot

ppt reaksi kimia
ppt reaksi kimiappt reaksi kimia
ppt reaksi kimiamarie2612
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihMono Manullang
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
Konsep kinetika dan energitika reaksi
Konsep kinetika dan energitika reaksiKonsep kinetika dan energitika reaksi
Konsep kinetika dan energitika reaksiKurnia Wardhani
 
Polarisasi ikatan kovalen
Polarisasi ikatan kovalenPolarisasi ikatan kovalen
Polarisasi ikatan kovalenNicky Wulan
 
Penjelasan Integral Lipat dua dan Penerapan pada momen inersia
Penjelasan Integral Lipat dua dan Penerapan pada momen inersiaPenjelasan Integral Lipat dua dan Penerapan pada momen inersia
Penjelasan Integral Lipat dua dan Penerapan pada momen inersiabisma samudra
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesFarah Pranidasari
 
Bab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
Bab 4 Reaksi dalam Larutan BerairBab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
Bab 4 Reaksi dalam Larutan BerairJajang Sulaeman
 
Fluida Statis & Fluida Dinamis
Fluida Statis & Fluida DinamisFluida Statis & Fluida Dinamis
Fluida Statis & Fluida DinamisKarina Natasha
 
Energi Potensial dan Gaya Konservatif.pptx
Energi Potensial dan Gaya Konservatif.pptxEnergi Potensial dan Gaya Konservatif.pptx
Energi Potensial dan Gaya Konservatif.pptxKTeddyRusmaya
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaFransiska Puteri
 
Gerak peluru 2016
Gerak peluru 2016Gerak peluru 2016
Gerak peluru 2016rozi arrozi
 
Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011Ir. Zakaria, M.M
 

What's hot (20)

ppt reaksi kimia
ppt reaksi kimiappt reaksi kimia
ppt reaksi kimia
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN
MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGANMATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN
MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN
 
Stoikiometri 1
Stoikiometri 1Stoikiometri 1
Stoikiometri 1
 
Konsep kinetika dan energitika reaksi
Konsep kinetika dan energitika reaksiKonsep kinetika dan energitika reaksi
Konsep kinetika dan energitika reaksi
 
8. fluida2-fan
8. fluida2-fan8. fluida2-fan
8. fluida2-fan
 
Polarisasi ikatan kovalen
Polarisasi ikatan kovalenPolarisasi ikatan kovalen
Polarisasi ikatan kovalen
 
Statistika dan probabilitas tugas 2
Statistika dan probabilitas tugas 2Statistika dan probabilitas tugas 2
Statistika dan probabilitas tugas 2
 
Penjelasan Integral Lipat dua dan Penerapan pada momen inersia
Penjelasan Integral Lipat dua dan Penerapan pada momen inersiaPenjelasan Integral Lipat dua dan Penerapan pada momen inersia
Penjelasan Integral Lipat dua dan Penerapan pada momen inersia
 
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedesLaporan hasil praktikum hukum archimedes
Laporan hasil praktikum hukum archimedes
 
Bab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
Bab 4 Reaksi dalam Larutan BerairBab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
Bab 4 Reaksi dalam Larutan Berair
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Fluida Statis & Fluida Dinamis
Fluida Statis & Fluida DinamisFluida Statis & Fluida Dinamis
Fluida Statis & Fluida Dinamis
 
Energi Potensial dan Gaya Konservatif.pptx
Energi Potensial dan Gaya Konservatif.pptxEnergi Potensial dan Gaya Konservatif.pptx
Energi Potensial dan Gaya Konservatif.pptx
 
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluidaITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
ITP UNS SEMESTER 1 Dinamika fluida
 
Fluida statis PPT SMA
Fluida statis PPT SMAFluida statis PPT SMA
Fluida statis PPT SMA
 
Hukum archimedes
Hukum archimedesHukum archimedes
Hukum archimedes
 
Gerak peluru 2016
Gerak peluru 2016Gerak peluru 2016
Gerak peluru 2016
 
Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011Regresi dan korelasi fe 2011
Regresi dan korelasi fe 2011
 

Similar to GELOMBANG_MEKANIS.pptx

14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang
14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang
14708251059_Esmiyati_Energi GelombangIPA 2014
 
Ppt gelombang
Ppt gelombangPpt gelombang
Ppt gelombangRaa Yu
 
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfMateri Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfLarasFS1
 
1_Getaran_dan_Gelombang_ppt (3).ppt
1_Getaran_dan_Gelombang_ppt (3).ppt1_Getaran_dan_Gelombang_ppt (3).ppt
1_Getaran_dan_Gelombang_ppt (3).ppthariyanti20
 
Gelombang Transversal
Gelombang TransversalGelombang Transversal
Gelombang TransversalAzmi14015
 
Energi gelombang slamet harjono 13708259020
Energi gelombang slamet harjono 13708259020Energi gelombang slamet harjono 13708259020
Energi gelombang slamet harjono 13708259020kemenag
 
Gelombang 11.pdf
Gelombang 11.pdfGelombang 11.pdf
Gelombang 11.pdfdiadia29
 
Eis damayanti. kelas xii ipa 2
Eis damayanti. kelas xii ipa 2Eis damayanti. kelas xii ipa 2
Eis damayanti. kelas xii ipa 2Paarief Udin
 
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombangHisbulloh Huda
 
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013Mulyady Waluyo
 
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi Stevania Hadinda
 
Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01farhanagoel
 
Getaran dan Gelombang
Getaran dan GelombangGetaran dan Gelombang
Getaran dan GelombangLia Letifah
 

Similar to GELOMBANG_MEKANIS.pptx (20)

Energi Gelombang
Energi GelombangEnergi Gelombang
Energi Gelombang
 
14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang
14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang
14708251059_Esmiyati_Energi Gelombang
 
Ppt gelombang
Ppt gelombangPpt gelombang
Ppt gelombang
 
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdfMateri Gelombang Berjalan apk.pdf
Materi Gelombang Berjalan apk.pdf
 
1_Getaran_dan_Gelombang_ppt (3).ppt
1_Getaran_dan_Gelombang_ppt (3).ppt1_Getaran_dan_Gelombang_ppt (3).ppt
1_Getaran_dan_Gelombang_ppt (3).ppt
 
Gelombang Transversal
Gelombang TransversalGelombang Transversal
Gelombang Transversal
 
Energi gelombang slamet harjono 13708259020
Energi gelombang slamet harjono 13708259020Energi gelombang slamet harjono 13708259020
Energi gelombang slamet harjono 13708259020
 
Gelombang 11.pdf
Gelombang 11.pdfGelombang 11.pdf
Gelombang 11.pdf
 
Eis damayanti. kelas xii ipa 2
Eis damayanti. kelas xii ipa 2Eis damayanti. kelas xii ipa 2
Eis damayanti. kelas xii ipa 2
 
Fisikas Dasar (gerak & gelombnag )
Fisikas Dasar (gerak & gelombnag )Fisikas Dasar (gerak & gelombnag )
Fisikas Dasar (gerak & gelombnag )
 
Fsk!!
Fsk!!Fsk!!
Fsk!!
 
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Gelombang mekanik
Gelombang mekanikGelombang mekanik
Gelombang mekanik
 
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
Tugas bioakustik marsya-s1 kep 2013
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
MATERI GELOMBANG KELAS XI - Gelombang Stasioner dan Gelombang Bunyi
 
Gelombang
GelombangGelombang
Gelombang
 
Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01Pergel 3716100002 tugas01
Pergel 3716100002 tugas01
 
Getaran dan Gelombang
Getaran dan GelombangGetaran dan Gelombang
Getaran dan Gelombang
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 

GELOMBANG_MEKANIS.pptx

  • 2. Sifat-sifat Gelombang • Refleksi (Pemantulan) • Refraksi (Pembiasan) • Interferensi (Perpaduan) • Polarisasi
  • 3. Refleksi • Reflection adalah perubahan arah muka gelombang pada antarmuka antara dua medium berbeda sehingga muka gelombang kembali ke medium asalnya.
  • 5. Refraksi • Refraction adalah perubahan arah gelombang disebabkan oleh perubahan kelajuannya. Refraksi sering terlihat bila gelombang melewati satu medium menuju medium lainnya yang memiliki perbedaan indeks bias.
  • 7. Interferensi • Interferensi adalah penjumlahan (superposition) dua atau lebih gelombang yang menghasilkan pola gelombang baru. • interference biasanya mengacu pada interaksi gelombang yang koheren satu sama lain, baik disebabkan oleh sumber gelombang yang sama maupun disebabkan gelombang-gelombang tersebut memiliki frekuensi yang sama atau hampir sama.
  • 9. Interferensi Gelombang • Dua gelombang yang berjalan dapat bertemu dan saling melewati satu sama lain tanpa menjadi rusak atau berubah • Gelombang memenuhi Prinsip Superposisi – Jika dua gelombang atau lebih yang merambat bergerak melewati medium, gelombang yang dihasilkan adalah penjumlahan masing-masing perpindahan dari tiap gelombang pada setiap titik – Sebenarnya hanya berlaku untuk gelombang dengan amplitudo yang kecil
  • 10. Interferensi Konstruktif • Dua gelombang, a dan b, mempunyai frekuensi dan amplitudo yang sama – Berada dalam satu fase • Gabungan gelombang, c, memiliki frekuensi dan amplitudo yang lebih besar
  • 11. Interferensi Konstruktif pada Tali • Dua pulsa gelombang menjalar dalam arah yang berlawanan • Perpindahan neto ketika dua pulsa saling overlap adalah penjumlahan dari perpindahan setiap pulsa • Catatan: pulsa tidak berubah setelah interferensi
  • 12. Interferensi Destruktif • Dua gelombang, a and b, mempunyai frekuensi dan amplitudo yang sama • Perbedaan fasenya 180o • Ketika bergabung, bentuk gelombangnya hilang
  • 13. Interferensi Destruktif pada Tali • Dua pulsa gelombang menjalar dalam arah yang berlawanan • Perpindahan neto ketika dua pulsa saling overlap adalah pengurangan dari perpindahan setiap pulsa • Catatan: pulsa tidak berubah setelah interferensi
  • 14. Polarisasi • Polarization (Brit. polarisation) is a property of waves that describes the orientation of their oscillations. For transverse waves, it describes the orientation of the oscillations in the plane perpendicular to the wave's direction of travel. Longitudinal waves such as sound waves in liquids and gases do not exhibit polarization, because for these waves the direction of oscillation is by definition along the direction of travel. Some media can carry waves with both transverse and longitudinal oscillations. Such waves do have polarization.
  • 15. Gelombang Transversal Adalah gelombang berjalan dimana osilasi (arah gerak) gelombang terjadi secara tegak lurus terhadap arah gerak partikel medium (arah perpindahan energi) Jika gelombang transversal bergerak dalam arah sumbu –x, osilasi gelombang terjadi arah ke atas dan ke bawah dalam bidang y-z.
  • 17. Gelombang Longitudinal Adalah gelombang berjalan dimana osilasi (arah gerak) gelombang terjadi secara paralel (sejajar) terhadap arah gerak partikel medium (arah perpindahan energi)
  • 19. Persamaan Umum Gelombang • Posisi gelombang     kx t y t x y    sin , 0             x T t y t x y 2 sin , 0
  • 20. Persamaan Umum Gelombang Sebuah osilator menggetarkan seutas tali dengan frekuensi getar 200 Hz hingga membentuk gelombang transversal seperti ditunjukkan gambar. Dari keadaaan tersebut, hitunglah: 1. panjang gelombang 2. amplitudo 3. perioda 4. persamaan gelombang y (mm) x (cm) -0,1 0,1 2 4 6 8 10 12 14 16
  • 21. Amplitudo • Amplitudo, A, yo – Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan – Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah benda yang bergerak harmonik sederhana akan berosilasi antara ±A pada tiap sisi dari posisi kesetimbangan
  • 22. Perioda dan Frekuensi • Prioda, T, adalah waktu yang diperlukan untuk sebuah benda bergerak lengkap satu siklus – Dari x = A ke x = - A dan kembali ke x = A • Frekuensi, ƒ, jumlah lengkap siklus atau getaran per satuan waktu
  • 23. Persamaan Umum Gelombang • Kecepatan gelombang                x T t T y dt dy t x v c x 2 cos 2 , 0 ) (
  • 24. Persamaan Umum Gelombang • Percepatan gelombang                       x T t T y dt dv t x a c x 2 sin 2 , 2 0 ) (
  • 25.
  • 26. GELOMBANG Gelombang adalah energi yang menjalar melalui medium GELOMBANG MEKANIK v Muatan yang bergerak periodik menghasilkan perubahan medan magnet(B) dan medan listrik (E) yang menjalar kesegala arah berupa gelombang. Gelombang ini merambat tanpa memerlukan medium GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
  • 27. karakteristik gelombang transversal dan longitudinal beserta contohnya GELOMBANG adalah getaran yang menjalar
  • 28. Memformulasikan masalah perambatan gelombang melalui suatu medium ENERGI YANG BERGERAK SEDANGKAN MEDIUMNYA TIDAK
  • 29. Berapa λ = Amplitudo = 1 m 1 m Berapa λ = Amplitudo = 0,5 m 0,3 m Berapa λ = Amplitudo = 0,4 m 0,1 m Berapa λ = Amplitudo = 1 m 1 m Jumlah gelombang = ½ λ Jumlah gelombang = 1 λ Jumlah gelombang = 1½ λ Jumlah gelombang = 4 λ
  • 30. 1.KECEPATAN GELOMBANG (V) 2.SIMPANGAN GELOMBANG ( Y ) 3.PANJANG GELOMBANG (  ) 4.FREKWENSI GELOMBANG ( f ) 5.SUDUT FASE (q) 6.FASE GELOMBANG
  • 31. P Q yP yQ λ O C B • f = frekuensi (hz) • T = periode gelombang (s) • λ = panjang gelombang (m) • v = cepat rambat gelombang (m/s) • yP = simpangan titik P ( m ) • yQ= simpangan titik Q ( m )
  • 32. y = 2 Sin 2{ t - x } T λ Y = A sin 2 /T ( t – x/v ) λ V = = λ . f T T.v = λ SUDUT FASE (q) = 2 /T ( t – x/v ) FASE GELOMBANG = ( t/T – x/v ) Fase gelombang merupakan bilangan pecahan diperoleh dari hasil perhitungan rumus di atas. Misal jika hasil 4,5 maka fase gelombang 0,5
  • 33. FASE DAN SUDUT FASE GELOMBANG BILANGAN PECAHAN
  • 34. simpul simpul simpul simpulsimpul simpul simpul simpul Jumlah gelombang = Jumlah simpul = Jumlah perut/lembah = 1 3 1/1 Jumlah gelombang = Jumlah simpul = Jumlah perut/lembah = 2 5 2/2 Jumlah gelombang = Jumlah simpul = Jumlah perut/lembah = 1,5 4 2/1 Jumlah gelombang = Jumlah simpul = Jumlah perut/lembah = 2,5 6 3/2
  • 35.
  • 36.
  • 37.
  • 38.
  • 39.
  • 40. PERCOBAAN MELDE • 1) Gelombang Stasioner pada Dawai • Untuk menentukan kecepatan perambatan gelombang pada dawai, Melde melakukan percobaan dengan memakai alat seperti pada gambar berikut ini.
  • 41. • Dari hasil percobaan Melde mendapat suatu kesimpulan sebagai berikut. • a) Untuk panjang dawai yang tetap maka kcepatan perambatan gelombang berbanding terbalik dengan massa dawai. • b) Untuk massa dawai tetap, cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar panjang dawai. • c) Cepat rambat gelombang dalam dawai berbanding lurus dengan akar tegangan dawai.
  • 42. • Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut. • = massa tiap satuan panjang • • Newton (N) dan μ dalam kg/m.
  • 43. • Jadi, kecepatan perambatan gelombang pada dawai adalah berbanding lurus dengan akar tegangan kawat dan berbanding terbalik dengan akar massa kawat per satuan panjang.
  • 44. Contoh soal • Seutas dawai yang panjangnya 1 meter dan massanya 25 gram ditegangkan dengan gaya 2,5 N. Salah satu ujungnya digetarkan sehingga terjadi gelombang stasioner. Tentukan cepat rambat gelombang tersebut
  • 45.
  • 46. • Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan waktu. Karena energi tiap satuan waktu kita ketahui sebagai pengertian daya, maka intensitas bisa dikatakan juga daya tiap satuan luas. Secara matematis : • I = 𝑃 𝐴 • I = Intensitas bunyi (W/m2)
  • 47. • A = luas penampang • P = daya sumber bunyi (Energi tiap waktu atau daya (W)) • Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu • A = 4∏R2
  • 48. • Sehingga • I = 𝑃 4∏𝑅2 • Intensitas bunyi terendah yang umumnya didengar manusia memiliki nilai 10-12 W/m2. Biasanya disebut sebagai intensitas ambang (I0). Jangkauan intensitas bunyi ini sangat lebar berkaitan dengan kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi sebanding dengan intensitasnya
  • 49. Taraf Intensitas Bunyi • Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh Alexander Graham Bell • Taraf Intensitas Bunyi adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang. Secara matematis, taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai : • TI = 10 log 𝐼 𝐼𝑜
  • 50. • TI =Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat dB) • I = Intensitas bunyi (W/m2) • I0 =Intensitas ambang pendengaran manusia (10-12 W/m2
  • 51. • Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya ada n sirine yang dinyalakan bersama-sama, maka besarnya taraf intensitas bunyi dinyatakan sebagai : • TIn = TI1 + 10 logn • TI1 adalah taraf intensitas bunyi untuk satu buah sumber.
  • 52. • Jika didengar di dua titik yang jaraknya berbeda, besar intensitas bunyi di titik ke-2 bisa dinyatakan sebagai : • 𝑇𝐼2 = 𝑇𝐼1 + 20 𝑙𝑜𝑔 𝑟1 𝑟2
  • 53. • Seorang anak berteriak di tanah lapang, dan menghasilkan taraf intensitas 60 dB, diukur dari jarak 10 meter. Jika ada 10 orang anak berteriak dengan intensitas bunyi yang sama dan di ukur dari dan diukur dari jarak 10 meter, hitunglah taraf intensitas anak-anak tersebut.
  • 54. Penyelesaian: • TIn = TI1 + 10 log n • = 60 dB +(10 log 10) dB • = 60 dB + 10 dB • = 70 dB.
  • 55. • Taraf intensitas bunyi sebuah air dari jarak 1 meter adalah 60 dB. Tentukan taraf intensitasnya jika diamati dari jarak 10 meter. • Jawab • Diketahui: TI1 = 60 dB; r1 = 1 m; r2 = 10 m • TI2 = TI1 – 20 log r1/r2 • = (60 dB) – 20 log (10 m/1 m) dB = (60 dB) - (20 dB) = 40 dB
  • 56. • Batas intensitas bunyi yang bisa didengar telinga manusia normal antara lain sebagai berikut: • 1) Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada telinga manusia adalah sebesar 10-12Wm- 2pada frekuensi 1.000 Hz dan disebut intensitas ambang Pendengaran.
  • 57. • 2) Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga manusia tanpa rasa sakit adalah sebesar 1 Wm-2. Jadi, batasan pendengaran terendah pada manusia adalah 10-12 Wm-2 dan batasan pendengaran tertinggi pada manusia adalah 1 Wm-2