SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
IPv6 dan Windows (Bagian 1)
IPv6 dan Windows (Bagian 1)
Dengan mengesampingkan Vista dan Longhorn (karena saya juga belum melihat lebih jauh)
IPv6 di Windows masih ketinggalan dibanding pada Linux dengan kernel USAGI dan UNIX
BSD yang merupakan standar referensi perkembangan stack IPv6.
Implementasi IPv6 pada keluarga Windows :
1. Windows 95/98/NT (Hitachi Toolnet6 dan Trumpet Winsock 5.0)
2. Windows 2000/NT4 (Microsoft Research IPv6 Protocol Stack)
3. Windows 2000 SP3 atau SP4 (Microsoft IPv6 Technology Preview)
4. Windows XP SP1 atau SP2 dan Windows 2003 Server (IPv6 Stack)
5. Windows Vista dan Longhorn (updated IPv6 stack)
Lebih jelasnya silakan tengok halaman http://www.microsoft.com/ipv6
Tulisan ini akan sedikit mengupas tentang konfigurasi IPv6 pada sistem operasi Windows
yang dibuat berbasis Windows XP SP2. Untuk Windows versi yang lain menyusul dan
diharapkan ada yang menyumbangkan tulisannya (terutama pada Windows Vista).
1. Instalasi
a. Command Prompt
Run Commannd > cmd
C:Documents and Settingsrusiawan>ipv6 install
Installing…
Succeeded.
b. GUI via Network Connection
Control Panel > Network Connection > Local Area Connection > Install > Protocol Microsoft
TCP/IP Version 6, OK
Lalu pada LAN Properties pastikan ada ceklist pada bagian Microsoft TCP/IP version 6
2. Konfigurasi
a. Konfigurasi alamat IPv6
Bisa dilakukan secara otomatis maupun manual.
Konfigurasi IPv6 secara otomatis didapatkan dari stateless autoconfiguration yang diterima
dari router advertisement dan stateful autoconfiguration dari DHCPv6. Jika ada router IPv6
yang mengirimkan router advertisement sementara mesin Windows dengan IPv6 yang sudah
terinstall di dalamnya tidak langsung mendapatkan IPv6 maka bisa diketikkan pada command
prompt :
C:Documents and Settingsrusiawan>ipv6 renew
Sedangkan konfigurasi manual bisa dilakukan dengan netsh (pada Windows XP) atau melalui
GUI (pada Vista). Untuk penggunaan netsh ini bisa dilihat pada tulisan IPv6 dan Windows
Bagian ke-2
b. Cek IPv6 pada Windows
Bisa dilakukan berbagai perintah dari Command Prompt :
- “ipconfig” atau “ipconfig /all” atau “ipv6 if”
Misal pada konfigurasi komputer saya hasil dari “ipv6 if” adalah sbb. :
Interface 7: Teredo Tunneling Pseudo-Interface
Guid {6CB843A6-2A72-41BD-9939-D6BE245CD7DB}
zones: link 7 site 4
cable unplugged
uses Neighbor Discovery
uses Router Discovery
routing preference 2
link-layer address: 0.0.0.0:0
preferred link-local fe80::5445:5245:444f, life infinite
multicast interface-local ff01::1, 1 refs, not reportable
multicast link-local ff02::1, 1 refs, not reportable
link MTU 1280 (true link MTU 1280)
current hop limit 128
reachable time 19500ms (base 30000ms)
retransmission interval 1000ms
DAD transmits 0
default site prefix length 48
Interface 6: Ethernet: Local Area Connection
Guid {0E88C316-A27B-4899-A5E1-7C9DB0E4A727}
uses Neighbor Discovery
uses Router Discovery
link-layer address: 00-08-02-94-d0-43
preferred global 2001:d30:3:242:fdae:16fe:9d48:a3f5, life 6d48m3s/45m16s (temporary)
preferred global 2001:d30:3:242:208:2ff:fe94:d043, life 29d23h55m43s/6d23h55m43s
(public)
preferred link-local fe80::208:2ff:fe94:d043, life infinite
multicast interface-local ff01::1, 1 refs, not reportable
multicast link-local ff02::1, 1 refs, not reportable
multicast link-local ff02::1:ff94:d043, 2 refs, last reporter
multicast link-local ff02::1:ff48:a3f5, 1 refs, last reporter
link MTU 1500 (true link MTU 1500)
current hop limit 64
reachable time 23500ms (base 30000ms)
retransmission interval 1000ms
DAD transmits 1
default site prefix length 48
Interface 3: 6to4 Tunneling Pseudo-Interface
Guid {A995346E-9F3E-2EDB-47D1-9CC7BA01CD73}
does not use Neighbor Discovery
does not use Router Discovery
routing preference 1
link MTU 1280 (true link MTU 65515)
current hop limit 128
reachable time 15000ms (base 30000ms)
retransmission interval 1000ms
DAD transmits 0
default site prefix length 48
Interface 2: Automatic Tunneling Pseudo-Interface
Guid {48FCE3FC-EC30-E50E-F1A7-71172AEEE3AE}
does not use Neighbor Discovery
does not use Router Discovery
routing preference 1
EUI-64 embedded IPv4 address: 0.0.0.0
router link-layer address: 0.0.0.0
preferred link-local fe80::5efe:167.205.64.60, life infinite
link MTU 1280 (true link MTU 65515)
current hop limit 128
reachable time 36500ms (base 30000ms)
retransmission interval 1000ms
DAD transmits 0
default site prefix length 48
Interface 1: Loopback Pseudo-Interface
Guid {6BD113CC-5EC2-7638-B953-0B889DA72014}
zones: link 1 site 5
does not use Neighbor Discovery
does not use Router Discovery
link-layer address:
preferred link-local ::1, life infinite
preferred link-local fe80::1, life infinite
link MTU 1500 (true link MTU 4294967295)
current hop limit 128
reachable time 24500ms (base 30000ms)
retransmission interval 1000ms
DAD transmits 0
default site prefix length 48
Bisa dilihat ada 7 interface (2 diantaranya yaitu interface 4 dan 5 tidak tampak karena
merupakan interface VMware pada kondisi disable) yaitu :
1. Interface 7 adalah Teredo Tunneling
2. Interface 6 adalah fisik (Ethernet)
3. Interface 3 adalah 6to4 Tunneling
4. Interface 2 adalah Automatic Tunneling dengan alamat embedded IPv4
5. Interface 1 adalah loopback
Masing-masing alamat IPv6 pada interface diatas untuk lebih ringkasnya akan ditunjukkan
lewat contoh keluaran dari salah satu perintah netsh :
Interface 7 adalah Teredo Tunneling, mirip seperti 6to4 (lihat Dasar IPv6), hanya bedanya
jika 6to4 membutuhkan alamat IPv4 publik maka Teredo bisa digunakan dalam lingkungan
alamat IPv4 dengan NAT. Terlihat interface ini memiliki sebuah alamat link local.
Pada interface 6 (fisik) yang terhubung ke jaringan terlihat terdapat 3 alamat global dan 1
alamat link local. Untuk alamat global ada 2 alamat temporer dan 1 alamat publik. Alamat
temporer ini dibangkitkan secara acak (interface identifier-nya) dengan tujuan keamanan,
yaitu agar tidak mudah melacak pemilik IPv6 saat terkoneksi ke Internet. Seperti kita ketahui
alamat IPv6 dengan address autoconfiguration (contohnya adalah alamat bertipe publik tadi)
ini interface identifier-nya dibentuk dari alamat fisik Ethernet atau MAC Address (EUI-64)
sehingga mudah melacak pemiliki suatu IPv6 (pada koneksi dial-up misalnya).
Pada interface 3 (6to4) kebetulan tidak terkonfigurasi alamat IPv6 dengan tipe ini. Alamat
6to4 ini digunakan untuk konektivitas ke jaringan IPv6 melalui gateway/proxy 6to4 yang
memiliki alamat anycast 192.88.99.1. Jika ada maka alamat ini akan mempunyai prefix
2002::/16 dengan 32 bit akhir adalah interface identifier yang dibentuk dari konversi desimal
ke heksa bit IPv4 dari host (untuk host) dan bit IPv4 192.88.99.1 untuk gateway (c058:6301).
Dimana dengan alamat ini secara otomatis akan diarahkan ke gateway 6to4 terdekat (karena
192.88.99.1 disepakati sebagai alamat anycast). Jika jaringan di lingkungan kita belum
mendukung IPv6 maka koneksi IPv6 bisa kita peroleh melalui mekanisme ini.
Berikut contoh alamat 6to4 pada komputer saya (karena saya punya router IPv6 yang
mengirim router advertisement,agar saya tidak mendapat alamat autoconfiguration maka pada
menu Services, Remote Registry saya stop. Sehingga komputer saya akan menggunakan
alamat 6to4 untuk konektivitas ke jaringan IPv6 ) :
Bisa dilihat konektivitas IPv6 ke http://www.itb.ac.id melewati proxy 6to4 ::192.88.99.1
dahulu untuk menjangkau jaringan IPv6 di Internet.
Interface 2 adalah alamat Automatic Tunneling misalnya yang tercantum disini adalah alamat
link local ISATAP (Intra-Site Automatic Tunnel Addressing Protocol) dengan format
fe80::5efe:w:x:y:z, dimana w:x:y:z adalah alamat IPv4 dari host yang bersangkutan.
Interface 1 digunakan untuk alamat loopback IPv6.
Referensi : Dari berbagai sumber
Dasar IPv6 : Struktur IPv6
January 9, 2007 in Ilmu | by rusiawan | 4 comments
Paket IPv6 terdiri dari komponen berikut :
(Gambar Komponen paket IPv6)
1. Header IPv6
Header IPv6 ini akan selalu ada dengan ukuran yang tetap yaitu 40 bytes. Header ini
merupakan penyederhanaan dari header IPv4 dengan menghilangkan bagian yang tidak
diperlukan atau jarang digunakan dan menambahkan bagian yang menyediakan dukungan
yang lebih bagus untuk komunikasi masa depan yang sebagian besar adalah trafik real-time.
Beberapa perbandingan kunci dari header IPv4 dan IPv6 :
a. Jumlah header field berkurang dari 12 (termasuk option) pada header IPv4 menjadi 8
pada header IPv6.
b. Jumlah header field yang harus diproses oleh router antara (intermediate router) turun
dari 6 menjadi 4 yang membuat proses forwarding paket IPv6 normal menjadi lebih efisien.
c. Header field yang jarang terpakai seperti fields supporting fragmentation dan option pada
header IPv4 dipindahkan ke extension header IPv6.
d. Ukuran header IPv6 memang bertambah dua kalinya, yaitu dari 20 bytes pada header
minimum IPv4 menjadi tetap sebesar 40 bytes. Namun keuntungannya adalah header untuk
pengalamatan menjadi 4 kali lebih panjang dari IPv4 (dari 32 menjadi 128 bit) yang
menyebabkan tersedianya jumlah alamat yang jauh lebih besar.
(Gambar Header IPv6)
2. Extension headers
Header dan extension header pada IPv6 ini menggantikan header dan option pada IPv4. Tidak
seperti options pada IPv4, extension headers IPv6 tidak memiliki ukuran maksimum dan
dapat diperluas untuk melayani kebutuhan komunikasi data di IPv6. Jika pada header IPv4
semua option akan dicek dan diproses jika ada maka pada extension headers IPv6 hanya ada
satu yang harus diproses yaitu Hop-by-Hop Options. Hal ini akan meningkatkan kecepatan
pemrosesan header IPv6 dan meningkatkan kinerja forwarding paket IPv6. Extension header
yang harus didukung oleh setiap titik IPv6 yaitu :
- Hop-by-Hop Options header
- Destination Options header
- Routing header
- Fragment header
- Authentication header
- Encapsulating Security Payload header
(Gambar Contoh extension headers IPv6)
3. Protocol Data Unit (PDU) dari layer yang lebih tinggi (upper layer)
Protocol Data Unit (PDU) layer yang lebih tinggi pada dasarnya terdiri dari header protokol
layer yang lebih tinggi dan payload yang terkandung di dalamnya misalnya saja TCP, UDP
atau ICMPv6.
Dasar IPv6 : Pengalamatan
January 9, 2007 in Ilmu | by rusiawan | 10 comments
Dalam arsitektur pengalamatannya alamat IPv6 mempunyai ukuran 128 bits yang artinya
kira-kira berjumlah 2^128 atau kira-kira 3,4 x 10^38 alamat. Namun perhitungan teori ini
tidaklah sepenuhnya akurat karena adanya hirarki routing dan kenyataan bahwa pada
akhirnya nanti sebuah alamat akan didelegasikan sebagai blok yang bersambung dan bukan
sebagai tiap-tiap satuan alamat.
Alamat IPv6 tersebut kira-kira akan terpotong setengahnya. Tidak akan pernah ada subnet
yang memiliki 64 bit alamat signifikan atau lebih. Dari 128 bit tersebut hanya akan
digunakan 64 bit untuk routing global dan internal yang disebut sebagai routing prefix. Sisa
64 bit dari alamatlah yang akan menunjukkan sebuah host pada suatu subnet yang disebut
sebagai host identifier atau host id.
Alamat ini bisa direpresentasikan menjadi 8 segmen bilangan 16 bit dalam bilangan heksa
antara 0x0000 s.d 0xffff misal :
2001:d30:3:242:0000:0000:0000:1
Untuk penyederhanaan bisa dituliskan sebagai berikut :
2001:d30:3:242:0:0:0:1
atau,
2001:d30:3:242::1
Untuk pendelegasian ke subnet biasanya akan dinyatakan dalam blok alamat yang dituliskan
dalam blok alamat dengan panjang prefix tertentu dengan notasi CIDR seperti misalnya :
2001:d30:3:240::/56
Alamat IPv6 ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
1. Alamat Unicast
Global Unicast, merupakan alamat dengan skup global dan unik sehingga bisa di-rute-kan di
Internet.
(Gambar Field standar alamat Unicast IPv6)
Selain global unicast, IPv6 juga mempunyai alamat local unicast dengan skup terbatas pada
link lokal.
Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini antara lain :
• Aggregatable global unicast addresses
Sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat publik pada IPv4 dan alamat ini
ditandai dengan prefix 001. Alamat ini bisa dirutekan dan dijangkau secara global dari alamat
IPv6 di Internet. Dinamakan aggregatable karena memang didesain untuk bisa diaggregasi
dan diringkas (aggregation dan summarization) untuk menghasilkan infrastruktur routing
yang efisien.
IANA telah mulai mengalokasikan blok alamat pertama untuk alamat global ini yaitu
2001::/16. Menurut kebijakan IANA setiap end-site seharusnya diberikan blok alamat IPv6
dengan panjang prefix /48.
• Link-local addresses
Alamat ini digunakan untuk berkomunikasi dalam skup link lokal yaitu pada link yang sama
(misal jaringan flat tanpa router). Router tidak akan melewatkan trafik dari alamat-alamat ini
keluar link. Alamat ini ditandai dengan prefix 1111 1110 10 atau FE80::/10. Alamat ini akan
selalu diawali FE80 dan menggunakan prefix FE80::/64 dengan 64 bit selanjutnya adalah
interface id. Alamat link local ini dikonfigurasikan melalui IPv6 autoconfiguration.
• Site-local addresses
Alamat ini mirip dengan alamat private pada IPv4 yang dalam teknologi IPv6 digunakan
dalam skup site dan ditandai dengan prefix 1111 1110 11 atau FEC0::/10. Alamat ini akan
selalu diawali dengan FEC0. Karena sifatnya yang ambigu dan sulitnya pendefisinian baku
dari skup site maka alamat ini dihapuskan penggunaanya.
• Special addresses
Ada dua jenis alamat spesial pada IPv6 yaitu :
a. Alamat yang tidak dispesifikkan (unspecified address)
Sering disebut all-zeros-address karena memang bernilai 0:0:0:0:0:0:0:0 atau bisa
dituliskan ::. Alamat ini sama dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4. Alamat ini tidak boleh
dikonfigurasikan pada interface dan tidak boleh menjadi tujuan rute.
b. Alamat loopback
Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0.0.1 maka pada IPv6 dalah 0:0:0:0:0:0:0:1 atau
bisa diringkas menjadi ::1. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface.
• Compatibility addresses
Alamat ini dibuat untuk mempermudah migrasi dan masa transisi dari IPv4 ke IPv6.
Beberapa alamat ini antara lain :
a. Alamat IPv4-compatible
b. Alamat IPv4-mapped
c. Alamat 6over4
d. Alamat 6to4
e. Alamat ISATAP
• NSAP addresses
Adalah alamat yang digunakan untuk penterjemahan alamat Open System Interconnect (OSI)
NSAP ke alamat IPv6. Alamat IPv6 ini ditandai dengan prefix 0000001 dan 121 sisanya
adalah alamat NSAP.
2. Alamat Anycast
Alamat ini lebih menunjuk kepada fungsi layanan daripada alamat. Alamat anycast sama
seperti alamat unicast IPv6 biasa (telah ditentukan dalam standar) dengan tambahan fitur
bahwa router akan selalu merutekan ke tujuan yang terdekat atau lebih tepatnya terbaik
sesuai yang telah dikonfigurasikan.
(Gambar Format alamat anycast)
3. Alamat Multicast
Seperti halnya pada IPv4 pada IPv6 alamat ini menunjukkan sekumpulan piranti dalam grup
multicast. Jadi alamat ini hanya akan muncul sebagai alamat tujuan, tidak akan pernah
sebagai alamat asal. Jika paket dikirimkan ke alamat ini maka semua anggota grup akan
memprosesnya.
(Gambar Format alamat multicast IPv6)
Byte pertama menunjukkan bahwa ini adalah alamat multicast. Empat bit selanjutnya
merupakan flag yang masing-masing telah didefinisikan. Bit pertama harus 0 karena
dicadangkan untuk keperluan di masa mendatang. Bit kedua menunjukkan apakah alamat
multicast ini mengandung alamat Rendezvous Point (RP), yaitu titik distribusi untuk aliran
multicast tertentu dalam suatu jaringan multicast. Bit ketiga menandakan apakah alamat
multicast ini mengandung informasi prefix. Sementara bit terakhir menunjukkan apakah
alamat ini diberikan secara permanen.
Bagian berikutnya adalah Scope yang digunakan untuk membatasi skup dari alamat
multicast.
Alamat multicast ini memiliki skup antara lain sebagai berikut :
Skup alamat multicast IPv6
Nilai skup Deskripsi skup
0x0 Reserved
0x1 Node-Local
0x2 Link-Local
0x5 Site-Local
0x8 Organization Local
0xE Global
0xF Reserved
Bagian terakhir adalah penanda grup (Group ID). Pada prakteknya biasanya penanda grup ini
dibatasi dalam 32 bit saja. Beberapa alamat multicast telah diberikan oleh IANA. Beberapa
alamat yang diberikan ini dibuat untuk skup tetap dan beberapa diantaranya valid untuk
semua skup. Beberapa alamat multicast yang telah diberikan dalam skup yang tetap tadi
antara lain.
Table 3 Alamat multicast well known
Alamat Deskripsi
===========================
1.Skup interface lokal
FF01:0:0:0:0:0:0:1 All-nodes address
FF01:0:0:0:0:0:0:2 All-routers address
2.Skup link lokal
FF02:0:0:0:0:0:0:1 All-nodes address
FF02:0:0:0:0:0:0:2 All-routers address
FF02:0:0:0:0:0:0:3 Unassigned
FF02:0:0:0:0:0:0:4 DVMRP routers
FF02:0:0:0:0:0:0:5 OSPFIGP
FF02:0:0:0:0:0:0:6 OSPFIGP designated routers
FF02:0:0:0:0:0:0:7 ST routers
FF02:0:0:0:0:0:0:8 ST hosts
FF02:0:0:0:0:0:0:9 RIP routers
FF02:0:0:0:0:0:0:A EIGRP routers
FF02:0:0:0:0:0:0:B Mobile agents
FF02:0:0:0:0:0:0:D All PIM routers
FF02:0:0:0:0:0:0:E RSVP encapsulation
FF02:0:0:0:0:0:0:16 All MLDv2-capable routers
FF02:0:0:0:0:0:0:6A All snoopers
FF02:0:0:0:0:0:1:1 Link name
FF02:0:0:0:0:0:1:2 All DHCP agents
FF02:0:0:0:0:0:1:3 Link-local Multicast Name Resolution
FF02:0:0:0:0:0:1:4 DTCP Announcement
FF02:0:0:0:0:1:FFXX:XXXX Solicited-node address
3.Skup site local
FF05:0:0:0:0:0:0:2 All-routers address
FF05:0:0:0:0:0:1:3 All DHCP servers
FF05:0:0:0:0:0:1:4 Deprecated
FF05:0:0:0:0:0:1:1000 to FF05:0:0:0:0:01:13FF Service location (SLP) Version 2
Dasar IPv6 : Perbandingan IPv4 dan IPv6
January 9, 2007 in Uncategorized | by rusiawan | 9 comments
Beberapa perbandingan utama IPv4 dan IPv6 :
IPv4 IPv6
Panjang
alamat 32 bit (4 bytes)
Panjang
alamat 128 bit (16 bytes)
Dikonfigurasi
secara manual atau DHCP IPv4
Tidak
harus dikonfigurasi secara manual, bisa
menggunakan address autoconfiguration.
Dukungan
terhadap IPSec opsional
Dukungan
terhadap IPSec dibutuhkan
Fragmentasi
dilakukan oleh pengirim dan pada router,
menurunkan kinerja router.
Fragmentasi
dilakukan hanya oleh pengirim.
Tidak
mensyaratkan ukuran paket pada link-layer
dan harus bisa menyusun kembali
paket berukuran 576 byte.
Paket
link-layer harus mendukung ukuran paket
1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500 byte
Checksum
termasuk pada header.
Cheksum
tidak masuk dalam header.
Header
mengandung option.
Data
opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam
extensions
header.
Menggunakan
ARP Request secara broadcast untuk
menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat
link-layer.
ARP
Request telah digantikan oleh Neighbor
Solitcitation secara multicast.
Untuk
mengelola keanggotaan grup pada subnet
lokal digunakan Internet Group
Management Protocol (IGMP).
IGMP
telah digantikan fungsinya oleh Multicast
Listener Discovery (MLD).
Dasar IPv6 : Fitur IPv6 (versi 1)
January 9, 2007 in Ilmu | by rusiawan | 23 comments
Sebagai teknologi penerus atau bisa disebut sebagai pengganti IPv4, dalam standarnya IPv6
mempunyai berbagai fitur baru yang selain mengatasi berbagai keterbatasan pengalamatan
menggunakan IPv4 juga menambah beberapa kemampuan baru. Beberapa fitur IPv6 ini
antara lain sebagai berikut :
a. Format header baru
Header baru IPv6 lebih efisien daripada header pada IPv4 (karena memiliki overhead yang
lebih kecil). Hal ini diperoleh dengan menghilangkan beberapa bagian yang tidak penting
atau opsional.
b. Jumlah alamat yang jauh lebih besar
Dengan spesifikasi bit untuk alamat standar sebanyak 128-bit memiliki arti IPv6 akan mampu
menyediakan 2^128 kemungkinan alamat unik. Walaupun tidak semuanya akan dialokasikan
namun sudah cukup untuk keperluan masa mendatang sehingga teknologi semacam NAT
pada IPv4 sudah tidak perlu lagi digunakan.
c. Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis.
Arsitektur pengalamatan IPv6 yang hirarkis membuat infrastruktur routing menjadi efisien
dan hirarkis juga. Adanya konsep skup juga memudahkan dalam manajemen pengalamatan
untuk berbagai mode teknologi transmisi.
d. Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address auto-
configuration.
Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan alamat bisa secara otomatis
mendapatkannya (alamat global) dari router IPv6 ataupun cukup dengan mengkonfigurasi
dirinya sendiri dengan alamat IPv6 tertentu (alamat link local) tanpa perlu adanya DHCP
server seperti pada IPv4. Hal ini juga akan memudahkan konfigurasi. Hal ini penting bagi
kesuksesan teknologi pengalamatan masa depan karena di Internet masa depan nanti akan
semakin banyak node yang akan terkoneksi. Perangkat rumah tangga dan bahkan manusia
pun bisa saja akan memiliki alamat IP. Tentu saja ini mensyaratkan kesederhanaan dalam
konfigurasinya. Mekanisme konfigurasi otomatis pada IPv6 ini akan memudahkan tiap host
untuk mendapatkan alamat, menemukan tetangga dan router default bahkan menggunakan
lebih dari satu router default untuk redundansi dengan efisien.
e. Keamanan yang sudah menjadi standar built-in.
Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi
spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer network.
f. Dukungan yang lebih bagus untuk QoS
Adanya bagian (field) baru pada header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label) dan
Traffic Class untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih terjamin bisa diperoleh, bahkan
ketika payload dari paket terenkripsi dengan IPSec dan ESP.
g. Berbagai protokol baru untuk keperluan interaksi antar node
Adanya protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi multicast dan unicast
yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast ARP untuk menemukan neighbor
dalam jaringan.
h. Ekstensibilitas.
Di masa depan IPv6 dapat dikembangkan lagi fitur-fiturnya dengan menambahkanya pada
extension header.
Referensi Dasar IPv6 :
Laporan tugas akhir Andi Rusiawan
Proyek IPv6-enable-Cisco-Router Free Account
December 21, 2006 in Berita, Cerita | by rusiawan | Leave a comment
Barusan sudah setup Cisco 7200 (menggunakan Dynamips). Rencananya sih juga mau buat
belajar deploy IPv6 di Cisco. Habisnya biasanya cuma pake PC router doang (dengan ospf6d-
nya Quagga).
Nanti rencananya mau buat layanan free account ke router-ku ini. Tapi nunggu manajemen
privileges-nya selesai dibuat dulu ya..
Yang pengin nyobain akses router saya ini silakan kirim email ke rusiawan@ipv6.or.id
(terbatas untuk 10 peminat pertama dulu). Dan koneksi hanya dari IPv6 di alamat :
2001:d30:3:242::7200
Beberapa sintaks konfigurasi IPv6 yang sudah kuketikkan malam ini :
Cisco7200v6(config-if)#ipv6 address autoconfig
Untuk memberi alamat IPv6 dengan address autoconfiguration (advertise dari Router IPv6
existing saya)
Cisco7200v6(config-if)#ipv6 address 2001:d30:3:242::7200/64
Untuk memberi alamat statik IPv6
Cisco7200v6(config)#do sho ipv6 rou
Untuk mengecek tabel routing IPv6
Cisco7200v6(config)#do ping ipv6 http://www.itb.ac.id
Untuk mengetes konektivitas IPv6 dengan ping
Cisco7200v6#traceroute ipv6 http://www.itb.ac.id
Untuk mengetes konektivitas IPv6 dengan traceroute.
Laper.. maem dulu ah… met lamet malem semua !
Selamat Datan6
December 21, 2006 in Berita | by rusiawan | 7 comments
Majulah IPv6 Indonesia !
Selamat datan6 di blog belajaripv6.
Weblog ini pada awalnya saya buat untuk dokumentasi dan sarana belajar IPv6 bagi saya.
Namun kedepannya kontribusi rekan-rekan semua sangat diharapkan di blog ini dengan
harapan semoga bisa membantu rekan-rekan lain yang ingin belajar dan
mengimplementasikan IPv6 sehingga bisa memajukan IPv6, The Next Generation Internet, di
Indonesia.
Mari kita belajar dan bekerja bersama. Karena hanya dengan begitu kita akan menjadi bangsa
yang maju.
Semoga Allah meridhoi,
Dinginnya malam habis hujan
Lab Telematika, Labtek VIII,STEI, ITB
20.54 WIB
Andi Rusiawan (rusiawan@ipv6.or.id)

More Related Content

What's hot

Konfigurasi tcp ip
Konfigurasi tcp ipKonfigurasi tcp ip
Konfigurasi tcp ipagungmitnick
 
Modul Network Troubleshooting
Modul Network TroubleshootingModul Network Troubleshooting
Modul Network Troubleshootingsinta chen
 
Konfigurasi Statik Routing pada Linux CentOS
Konfigurasi Statik Routing pada Linux CentOSKonfigurasi Statik Routing pada Linux CentOS
Konfigurasi Statik Routing pada Linux CentOSI Putu Hariyadi
 
Trivial file transfer protocol (tftp)
Trivial file transfer protocol (tftp)Trivial file transfer protocol (tftp)
Trivial file transfer protocol (tftp)Yunan MaOng
 
Lks it networking support konfigurasi dmz port forwarding di debian
Lks it networking support  konfigurasi dmz port forwarding di debianLks it networking support  konfigurasi dmz port forwarding di debian
Lks it networking support konfigurasi dmz port forwarding di debianHamami InkaZo
 
Configuring Cisco Routing Protocols
Configuring Cisco Routing ProtocolsConfiguring Cisco Routing Protocols
Configuring Cisco Routing ProtocolsI Putu Hariyadi
 
Modul Solusi UN SMK TKJ Paket 1 - Membangun PC Router & Proxy Server
Modul Solusi UN SMK TKJ Paket 1 - Membangun PC Router & Proxy ServerModul Solusi UN SMK TKJ Paket 1 - Membangun PC Router & Proxy Server
Modul Solusi UN SMK TKJ Paket 1 - Membangun PC Router & Proxy ServerI Putu Hariyadi
 
Solusi Tugas Studi Kasus IPTables Three-Legged Network Firewall
Solusi Tugas Studi Kasus IPTables Three-Legged Network FirewallSolusi Tugas Studi Kasus IPTables Three-Legged Network Firewall
Solusi Tugas Studi Kasus IPTables Three-Legged Network FirewallI Putu Hariyadi
 
17290770 Setting Buat Router Mikrotik
17290770 Setting Buat Router Mikrotik17290770 Setting Buat Router Mikrotik
17290770 Setting Buat Router MikrotikIsus Isusay
 
Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Relay Agent di Mikrotik Menggunakan GNS3
Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Relay Agent di Mikrotik Menggunakan GNS3Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Relay Agent di Mikrotik Menggunakan GNS3
Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Relay Agent di Mikrotik Menggunakan GNS3I Putu Hariyadi
 
Tutorial Packet Tracer NAT DHCP DNS Web Server FTP Email NTP SSH TELNET
Tutorial Packet Tracer NAT DHCP DNS Web Server FTP Email NTP SSH TELNETTutorial Packet Tracer NAT DHCP DNS Web Server FTP Email NTP SSH TELNET
Tutorial Packet Tracer NAT DHCP DNS Web Server FTP Email NTP SSH TELNETDavid Adi Nugroho
 
9.1 gatewae server
9.1 gatewae server9.1 gatewae server
9.1 gatewae serverwayan abyong
 
Ngelab Packet Tracer - Subnet, IP, DHCP, Server, DNS, Email, NTP, FTP, RIP, E...
Ngelab Packet Tracer - Subnet, IP, DHCP, Server, DNS, Email, NTP, FTP, RIP, E...Ngelab Packet Tracer - Subnet, IP, DHCP, Server, DNS, Email, NTP, FTP, RIP, E...
Ngelab Packet Tracer - Subnet, IP, DHCP, Server, DNS, Email, NTP, FTP, RIP, E...David Adi Nugroho
 
Password Recovery Untuk Cisco 2900 Integrated Service Router (isr)
Password Recovery Untuk Cisco 2900 Integrated Service Router (isr)Password Recovery Untuk Cisco 2900 Integrated Service Router (isr)
Password Recovery Untuk Cisco 2900 Integrated Service Router (isr)I Putu Hariyadi
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resminatubakha
 
Panduan Praktikum Jaringan Komputer versi 1.1
Panduan Praktikum Jaringan Komputer versi 1.1Panduan Praktikum Jaringan Komputer versi 1.1
Panduan Praktikum Jaringan Komputer versi 1.1I Putu Hariyadi
 

What's hot (19)

Konfigurasi tcp ip
Konfigurasi tcp ipKonfigurasi tcp ip
Konfigurasi tcp ip
 
Modul Network Troubleshooting
Modul Network TroubleshootingModul Network Troubleshooting
Modul Network Troubleshooting
 
Konfigurasi Statik Routing pada Linux CentOS
Konfigurasi Statik Routing pada Linux CentOSKonfigurasi Statik Routing pada Linux CentOS
Konfigurasi Statik Routing pada Linux CentOS
 
Trivial file transfer protocol (tftp)
Trivial file transfer protocol (tftp)Trivial file transfer protocol (tftp)
Trivial file transfer protocol (tftp)
 
Lks it networking support konfigurasi dmz port forwarding di debian
Lks it networking support  konfigurasi dmz port forwarding di debianLks it networking support  konfigurasi dmz port forwarding di debian
Lks it networking support konfigurasi dmz port forwarding di debian
 
Configuring Cisco Routing Protocols
Configuring Cisco Routing ProtocolsConfiguring Cisco Routing Protocols
Configuring Cisco Routing Protocols
 
Modul Solusi UN SMK TKJ Paket 1 - Membangun PC Router & Proxy Server
Modul Solusi UN SMK TKJ Paket 1 - Membangun PC Router & Proxy ServerModul Solusi UN SMK TKJ Paket 1 - Membangun PC Router & Proxy Server
Modul Solusi UN SMK TKJ Paket 1 - Membangun PC Router & Proxy Server
 
Solusi Tugas Studi Kasus IPTables Three-Legged Network Firewall
Solusi Tugas Studi Kasus IPTables Three-Legged Network FirewallSolusi Tugas Studi Kasus IPTables Three-Legged Network Firewall
Solusi Tugas Studi Kasus IPTables Three-Legged Network Firewall
 
17290770 Setting Buat Router Mikrotik
17290770 Setting Buat Router Mikrotik17290770 Setting Buat Router Mikrotik
17290770 Setting Buat Router Mikrotik
 
internet layer protokol
internet layer protokolinternet layer protokol
internet layer protokol
 
Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Relay Agent di Mikrotik Menggunakan GNS3
Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Relay Agent di Mikrotik Menggunakan GNS3Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Relay Agent di Mikrotik Menggunakan GNS3
Konfigurasi DHCP Server dan DHCP Relay Agent di Mikrotik Menggunakan GNS3
 
Tutorial Packet Tracer NAT DHCP DNS Web Server FTP Email NTP SSH TELNET
Tutorial Packet Tracer NAT DHCP DNS Web Server FTP Email NTP SSH TELNETTutorial Packet Tracer NAT DHCP DNS Web Server FTP Email NTP SSH TELNET
Tutorial Packet Tracer NAT DHCP DNS Web Server FTP Email NTP SSH TELNET
 
9.1 gatewae server
9.1 gatewae server9.1 gatewae server
9.1 gatewae server
 
Ngelab Packet Tracer - Subnet, IP, DHCP, Server, DNS, Email, NTP, FTP, RIP, E...
Ngelab Packet Tracer - Subnet, IP, DHCP, Server, DNS, Email, NTP, FTP, RIP, E...Ngelab Packet Tracer - Subnet, IP, DHCP, Server, DNS, Email, NTP, FTP, RIP, E...
Ngelab Packet Tracer - Subnet, IP, DHCP, Server, DNS, Email, NTP, FTP, RIP, E...
 
Ospf
OspfOspf
Ospf
 
Tutorial mikrotik-1
Tutorial mikrotik-1Tutorial mikrotik-1
Tutorial mikrotik-1
 
Password Recovery Untuk Cisco 2900 Integrated Service Router (isr)
Password Recovery Untuk Cisco 2900 Integrated Service Router (isr)Password Recovery Untuk Cisco 2900 Integrated Service Router (isr)
Password Recovery Untuk Cisco 2900 Integrated Service Router (isr)
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
Panduan Praktikum Jaringan Komputer versi 1.1
Panduan Praktikum Jaringan Komputer versi 1.1Panduan Praktikum Jaringan Komputer versi 1.1
Panduan Praktikum Jaringan Komputer versi 1.1
 

Similar to I pv6 dan windows

Similar to I pv6 dan windows (20)

Ipv6
Ipv6Ipv6
Ipv6
 
Ipv6
Ipv6Ipv6
Ipv6
 
Pengenalan IPv6
Pengenalan IPv6Pengenalan IPv6
Pengenalan IPv6
 
Presetasi hotspot Mubad Zahroni
Presetasi hotspot Mubad ZahroniPresetasi hotspot Mubad Zahroni
Presetasi hotspot Mubad Zahroni
 
presetasi hotspot.ppt
presetasi hotspot.pptpresetasi hotspot.ppt
presetasi hotspot.ppt
 
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6Pertemuan 16 ipv4 & ipv6
Pertemuan 16 ipv4 & ipv6
 
Buku jarkom2
Buku jarkom2Buku jarkom2
Buku jarkom2
 
P7-ROUTING DINAMIS-OSPF.pptx
P7-ROUTING DINAMIS-OSPF.pptxP7-ROUTING DINAMIS-OSPF.pptx
P7-ROUTING DINAMIS-OSPF.pptx
 
Pertemuan4
Pertemuan4Pertemuan4
Pertemuan4
 
Pertemuan4
Pertemuan4Pertemuan4
Pertemuan4
 
Bab iv Konfigurasi Freeradius2
Bab iv Konfigurasi Freeradius2Bab iv Konfigurasi Freeradius2
Bab iv Konfigurasi Freeradius2
 
Nat & pat
Nat & patNat & pat
Nat & pat
 
Ipv4 vs ipv6
Ipv4 vs ipv6Ipv4 vs ipv6
Ipv4 vs ipv6
 
Mikrotik hotspot
Mikrotik hotspotMikrotik hotspot
Mikrotik hotspot
 
Bab v konfigurasi jaringan lanjut cli (copy)
Bab v konfigurasi jaringan lanjut cli  (copy)Bab v konfigurasi jaringan lanjut cli  (copy)
Bab v konfigurasi jaringan lanjut cli (copy)
 
Bab v konfigurasi jaringan lanjut cli (copy)
Bab v konfigurasi jaringan lanjut cli  (copy)Bab v konfigurasi jaringan lanjut cli  (copy)
Bab v konfigurasi jaringan lanjut cli (copy)
 
Modul routing dinamik
Modul routing dinamikModul routing dinamik
Modul routing dinamik
 
IP ADDRESS VERSI 6
IP ADDRESS VERSI 6IP ADDRESS VERSI 6
IP ADDRESS VERSI 6
 
Wide area network
Wide area networkWide area network
Wide area network
 
9 routing
9 routing9 routing
9 routing
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

I pv6 dan windows

  • 1. IPv6 dan Windows (Bagian 1) IPv6 dan Windows (Bagian 1) Dengan mengesampingkan Vista dan Longhorn (karena saya juga belum melihat lebih jauh) IPv6 di Windows masih ketinggalan dibanding pada Linux dengan kernel USAGI dan UNIX BSD yang merupakan standar referensi perkembangan stack IPv6. Implementasi IPv6 pada keluarga Windows : 1. Windows 95/98/NT (Hitachi Toolnet6 dan Trumpet Winsock 5.0) 2. Windows 2000/NT4 (Microsoft Research IPv6 Protocol Stack) 3. Windows 2000 SP3 atau SP4 (Microsoft IPv6 Technology Preview) 4. Windows XP SP1 atau SP2 dan Windows 2003 Server (IPv6 Stack) 5. Windows Vista dan Longhorn (updated IPv6 stack) Lebih jelasnya silakan tengok halaman http://www.microsoft.com/ipv6 Tulisan ini akan sedikit mengupas tentang konfigurasi IPv6 pada sistem operasi Windows yang dibuat berbasis Windows XP SP2. Untuk Windows versi yang lain menyusul dan diharapkan ada yang menyumbangkan tulisannya (terutama pada Windows Vista). 1. Instalasi a. Command Prompt Run Commannd > cmd C:Documents and Settingsrusiawan>ipv6 install Installing… Succeeded. b. GUI via Network Connection Control Panel > Network Connection > Local Area Connection > Install > Protocol Microsoft TCP/IP Version 6, OK Lalu pada LAN Properties pastikan ada ceklist pada bagian Microsoft TCP/IP version 6 2. Konfigurasi a. Konfigurasi alamat IPv6
  • 2. Bisa dilakukan secara otomatis maupun manual. Konfigurasi IPv6 secara otomatis didapatkan dari stateless autoconfiguration yang diterima dari router advertisement dan stateful autoconfiguration dari DHCPv6. Jika ada router IPv6 yang mengirimkan router advertisement sementara mesin Windows dengan IPv6 yang sudah terinstall di dalamnya tidak langsung mendapatkan IPv6 maka bisa diketikkan pada command prompt : C:Documents and Settingsrusiawan>ipv6 renew Sedangkan konfigurasi manual bisa dilakukan dengan netsh (pada Windows XP) atau melalui GUI (pada Vista). Untuk penggunaan netsh ini bisa dilihat pada tulisan IPv6 dan Windows Bagian ke-2 b. Cek IPv6 pada Windows Bisa dilakukan berbagai perintah dari Command Prompt : - “ipconfig” atau “ipconfig /all” atau “ipv6 if” Misal pada konfigurasi komputer saya hasil dari “ipv6 if” adalah sbb. : Interface 7: Teredo Tunneling Pseudo-Interface Guid {6CB843A6-2A72-41BD-9939-D6BE245CD7DB} zones: link 7 site 4 cable unplugged uses Neighbor Discovery uses Router Discovery routing preference 2 link-layer address: 0.0.0.0:0 preferred link-local fe80::5445:5245:444f, life infinite multicast interface-local ff01::1, 1 refs, not reportable multicast link-local ff02::1, 1 refs, not reportable link MTU 1280 (true link MTU 1280) current hop limit 128 reachable time 19500ms (base 30000ms) retransmission interval 1000ms DAD transmits 0 default site prefix length 48 Interface 6: Ethernet: Local Area Connection Guid {0E88C316-A27B-4899-A5E1-7C9DB0E4A727} uses Neighbor Discovery uses Router Discovery link-layer address: 00-08-02-94-d0-43 preferred global 2001:d30:3:242:fdae:16fe:9d48:a3f5, life 6d48m3s/45m16s (temporary) preferred global 2001:d30:3:242:208:2ff:fe94:d043, life 29d23h55m43s/6d23h55m43s (public) preferred link-local fe80::208:2ff:fe94:d043, life infinite multicast interface-local ff01::1, 1 refs, not reportable multicast link-local ff02::1, 1 refs, not reportable multicast link-local ff02::1:ff94:d043, 2 refs, last reporter multicast link-local ff02::1:ff48:a3f5, 1 refs, last reporter link MTU 1500 (true link MTU 1500) current hop limit 64
  • 3. reachable time 23500ms (base 30000ms) retransmission interval 1000ms DAD transmits 1 default site prefix length 48 Interface 3: 6to4 Tunneling Pseudo-Interface Guid {A995346E-9F3E-2EDB-47D1-9CC7BA01CD73} does not use Neighbor Discovery does not use Router Discovery routing preference 1 link MTU 1280 (true link MTU 65515) current hop limit 128 reachable time 15000ms (base 30000ms) retransmission interval 1000ms DAD transmits 0 default site prefix length 48 Interface 2: Automatic Tunneling Pseudo-Interface Guid {48FCE3FC-EC30-E50E-F1A7-71172AEEE3AE} does not use Neighbor Discovery does not use Router Discovery routing preference 1 EUI-64 embedded IPv4 address: 0.0.0.0 router link-layer address: 0.0.0.0 preferred link-local fe80::5efe:167.205.64.60, life infinite link MTU 1280 (true link MTU 65515) current hop limit 128 reachable time 36500ms (base 30000ms) retransmission interval 1000ms DAD transmits 0 default site prefix length 48 Interface 1: Loopback Pseudo-Interface Guid {6BD113CC-5EC2-7638-B953-0B889DA72014} zones: link 1 site 5 does not use Neighbor Discovery does not use Router Discovery link-layer address: preferred link-local ::1, life infinite preferred link-local fe80::1, life infinite link MTU 1500 (true link MTU 4294967295) current hop limit 128 reachable time 24500ms (base 30000ms) retransmission interval 1000ms DAD transmits 0 default site prefix length 48 Bisa dilihat ada 7 interface (2 diantaranya yaitu interface 4 dan 5 tidak tampak karena merupakan interface VMware pada kondisi disable) yaitu : 1. Interface 7 adalah Teredo Tunneling 2. Interface 6 adalah fisik (Ethernet) 3. Interface 3 adalah 6to4 Tunneling
  • 4. 4. Interface 2 adalah Automatic Tunneling dengan alamat embedded IPv4 5. Interface 1 adalah loopback Masing-masing alamat IPv6 pada interface diatas untuk lebih ringkasnya akan ditunjukkan lewat contoh keluaran dari salah satu perintah netsh : Interface 7 adalah Teredo Tunneling, mirip seperti 6to4 (lihat Dasar IPv6), hanya bedanya jika 6to4 membutuhkan alamat IPv4 publik maka Teredo bisa digunakan dalam lingkungan alamat IPv4 dengan NAT. Terlihat interface ini memiliki sebuah alamat link local. Pada interface 6 (fisik) yang terhubung ke jaringan terlihat terdapat 3 alamat global dan 1 alamat link local. Untuk alamat global ada 2 alamat temporer dan 1 alamat publik. Alamat temporer ini dibangkitkan secara acak (interface identifier-nya) dengan tujuan keamanan, yaitu agar tidak mudah melacak pemilik IPv6 saat terkoneksi ke Internet. Seperti kita ketahui alamat IPv6 dengan address autoconfiguration (contohnya adalah alamat bertipe publik tadi) ini interface identifier-nya dibentuk dari alamat fisik Ethernet atau MAC Address (EUI-64) sehingga mudah melacak pemiliki suatu IPv6 (pada koneksi dial-up misalnya). Pada interface 3 (6to4) kebetulan tidak terkonfigurasi alamat IPv6 dengan tipe ini. Alamat 6to4 ini digunakan untuk konektivitas ke jaringan IPv6 melalui gateway/proxy 6to4 yang memiliki alamat anycast 192.88.99.1. Jika ada maka alamat ini akan mempunyai prefix 2002::/16 dengan 32 bit akhir adalah interface identifier yang dibentuk dari konversi desimal ke heksa bit IPv4 dari host (untuk host) dan bit IPv4 192.88.99.1 untuk gateway (c058:6301). Dimana dengan alamat ini secara otomatis akan diarahkan ke gateway 6to4 terdekat (karena 192.88.99.1 disepakati sebagai alamat anycast). Jika jaringan di lingkungan kita belum mendukung IPv6 maka koneksi IPv6 bisa kita peroleh melalui mekanisme ini. Berikut contoh alamat 6to4 pada komputer saya (karena saya punya router IPv6 yang mengirim router advertisement,agar saya tidak mendapat alamat autoconfiguration maka pada menu Services, Remote Registry saya stop. Sehingga komputer saya akan menggunakan
  • 5. alamat 6to4 untuk konektivitas ke jaringan IPv6 ) : Bisa dilihat konektivitas IPv6 ke http://www.itb.ac.id melewati proxy 6to4 ::192.88.99.1 dahulu untuk menjangkau jaringan IPv6 di Internet. Interface 2 adalah alamat Automatic Tunneling misalnya yang tercantum disini adalah alamat link local ISATAP (Intra-Site Automatic Tunnel Addressing Protocol) dengan format fe80::5efe:w:x:y:z, dimana w:x:y:z adalah alamat IPv4 dari host yang bersangkutan. Interface 1 digunakan untuk alamat loopback IPv6. Referensi : Dari berbagai sumber Dasar IPv6 : Struktur IPv6 January 9, 2007 in Ilmu | by rusiawan | 4 comments Paket IPv6 terdiri dari komponen berikut : (Gambar Komponen paket IPv6) 1. Header IPv6 Header IPv6 ini akan selalu ada dengan ukuran yang tetap yaitu 40 bytes. Header ini merupakan penyederhanaan dari header IPv4 dengan menghilangkan bagian yang tidak diperlukan atau jarang digunakan dan menambahkan bagian yang menyediakan dukungan yang lebih bagus untuk komunikasi masa depan yang sebagian besar adalah trafik real-time. Beberapa perbandingan kunci dari header IPv4 dan IPv6 : a. Jumlah header field berkurang dari 12 (termasuk option) pada header IPv4 menjadi 8 pada header IPv6. b. Jumlah header field yang harus diproses oleh router antara (intermediate router) turun dari 6 menjadi 4 yang membuat proses forwarding paket IPv6 normal menjadi lebih efisien. c. Header field yang jarang terpakai seperti fields supporting fragmentation dan option pada header IPv4 dipindahkan ke extension header IPv6. d. Ukuran header IPv6 memang bertambah dua kalinya, yaitu dari 20 bytes pada header minimum IPv4 menjadi tetap sebesar 40 bytes. Namun keuntungannya adalah header untuk
  • 6. pengalamatan menjadi 4 kali lebih panjang dari IPv4 (dari 32 menjadi 128 bit) yang menyebabkan tersedianya jumlah alamat yang jauh lebih besar. (Gambar Header IPv6) 2. Extension headers Header dan extension header pada IPv6 ini menggantikan header dan option pada IPv4. Tidak seperti options pada IPv4, extension headers IPv6 tidak memiliki ukuran maksimum dan dapat diperluas untuk melayani kebutuhan komunikasi data di IPv6. Jika pada header IPv4 semua option akan dicek dan diproses jika ada maka pada extension headers IPv6 hanya ada satu yang harus diproses yaitu Hop-by-Hop Options. Hal ini akan meningkatkan kecepatan pemrosesan header IPv6 dan meningkatkan kinerja forwarding paket IPv6. Extension header yang harus didukung oleh setiap titik IPv6 yaitu : - Hop-by-Hop Options header - Destination Options header - Routing header - Fragment header - Authentication header - Encapsulating Security Payload header (Gambar Contoh extension headers IPv6) 3. Protocol Data Unit (PDU) dari layer yang lebih tinggi (upper layer) Protocol Data Unit (PDU) layer yang lebih tinggi pada dasarnya terdiri dari header protokol layer yang lebih tinggi dan payload yang terkandung di dalamnya misalnya saja TCP, UDP atau ICMPv6. Dasar IPv6 : Pengalamatan January 9, 2007 in Ilmu | by rusiawan | 10 comments Dalam arsitektur pengalamatannya alamat IPv6 mempunyai ukuran 128 bits yang artinya kira-kira berjumlah 2^128 atau kira-kira 3,4 x 10^38 alamat. Namun perhitungan teori ini tidaklah sepenuhnya akurat karena adanya hirarki routing dan kenyataan bahwa pada akhirnya nanti sebuah alamat akan didelegasikan sebagai blok yang bersambung dan bukan sebagai tiap-tiap satuan alamat. Alamat IPv6 tersebut kira-kira akan terpotong setengahnya. Tidak akan pernah ada subnet yang memiliki 64 bit alamat signifikan atau lebih. Dari 128 bit tersebut hanya akan digunakan 64 bit untuk routing global dan internal yang disebut sebagai routing prefix. Sisa 64 bit dari alamatlah yang akan menunjukkan sebuah host pada suatu subnet yang disebut sebagai host identifier atau host id. Alamat ini bisa direpresentasikan menjadi 8 segmen bilangan 16 bit dalam bilangan heksa antara 0x0000 s.d 0xffff misal : 2001:d30:3:242:0000:0000:0000:1 Untuk penyederhanaan bisa dituliskan sebagai berikut : 2001:d30:3:242:0:0:0:1 atau, 2001:d30:3:242::1
  • 7. Untuk pendelegasian ke subnet biasanya akan dinyatakan dalam blok alamat yang dituliskan dalam blok alamat dengan panjang prefix tertentu dengan notasi CIDR seperti misalnya : 2001:d30:3:240::/56 Alamat IPv6 ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu : 1. Alamat Unicast Global Unicast, merupakan alamat dengan skup global dan unik sehingga bisa di-rute-kan di Internet. (Gambar Field standar alamat Unicast IPv6) Selain global unicast, IPv6 juga mempunyai alamat local unicast dengan skup terbatas pada link lokal. Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini antara lain : • Aggregatable global unicast addresses Sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat publik pada IPv4 dan alamat ini ditandai dengan prefix 001. Alamat ini bisa dirutekan dan dijangkau secara global dari alamat IPv6 di Internet. Dinamakan aggregatable karena memang didesain untuk bisa diaggregasi dan diringkas (aggregation dan summarization) untuk menghasilkan infrastruktur routing yang efisien. IANA telah mulai mengalokasikan blok alamat pertama untuk alamat global ini yaitu 2001::/16. Menurut kebijakan IANA setiap end-site seharusnya diberikan blok alamat IPv6 dengan panjang prefix /48. • Link-local addresses Alamat ini digunakan untuk berkomunikasi dalam skup link lokal yaitu pada link yang sama (misal jaringan flat tanpa router). Router tidak akan melewatkan trafik dari alamat-alamat ini keluar link. Alamat ini ditandai dengan prefix 1111 1110 10 atau FE80::/10. Alamat ini akan selalu diawali FE80 dan menggunakan prefix FE80::/64 dengan 64 bit selanjutnya adalah interface id. Alamat link local ini dikonfigurasikan melalui IPv6 autoconfiguration. • Site-local addresses Alamat ini mirip dengan alamat private pada IPv4 yang dalam teknologi IPv6 digunakan dalam skup site dan ditandai dengan prefix 1111 1110 11 atau FEC0::/10. Alamat ini akan selalu diawali dengan FEC0. Karena sifatnya yang ambigu dan sulitnya pendefisinian baku dari skup site maka alamat ini dihapuskan penggunaanya. • Special addresses Ada dua jenis alamat spesial pada IPv6 yaitu : a. Alamat yang tidak dispesifikkan (unspecified address) Sering disebut all-zeros-address karena memang bernilai 0:0:0:0:0:0:0:0 atau bisa dituliskan ::. Alamat ini sama dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface dan tidak boleh menjadi tujuan rute. b. Alamat loopback Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0.0.1 maka pada IPv6 dalah 0:0:0:0:0:0:0:1 atau bisa diringkas menjadi ::1. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface. • Compatibility addresses Alamat ini dibuat untuk mempermudah migrasi dan masa transisi dari IPv4 ke IPv6.
  • 8. Beberapa alamat ini antara lain : a. Alamat IPv4-compatible b. Alamat IPv4-mapped c. Alamat 6over4 d. Alamat 6to4 e. Alamat ISATAP • NSAP addresses Adalah alamat yang digunakan untuk penterjemahan alamat Open System Interconnect (OSI) NSAP ke alamat IPv6. Alamat IPv6 ini ditandai dengan prefix 0000001 dan 121 sisanya adalah alamat NSAP. 2. Alamat Anycast Alamat ini lebih menunjuk kepada fungsi layanan daripada alamat. Alamat anycast sama seperti alamat unicast IPv6 biasa (telah ditentukan dalam standar) dengan tambahan fitur bahwa router akan selalu merutekan ke tujuan yang terdekat atau lebih tepatnya terbaik sesuai yang telah dikonfigurasikan. (Gambar Format alamat anycast) 3. Alamat Multicast Seperti halnya pada IPv4 pada IPv6 alamat ini menunjukkan sekumpulan piranti dalam grup multicast. Jadi alamat ini hanya akan muncul sebagai alamat tujuan, tidak akan pernah sebagai alamat asal. Jika paket dikirimkan ke alamat ini maka semua anggota grup akan memprosesnya. (Gambar Format alamat multicast IPv6) Byte pertama menunjukkan bahwa ini adalah alamat multicast. Empat bit selanjutnya merupakan flag yang masing-masing telah didefinisikan. Bit pertama harus 0 karena dicadangkan untuk keperluan di masa mendatang. Bit kedua menunjukkan apakah alamat multicast ini mengandung alamat Rendezvous Point (RP), yaitu titik distribusi untuk aliran multicast tertentu dalam suatu jaringan multicast. Bit ketiga menandakan apakah alamat multicast ini mengandung informasi prefix. Sementara bit terakhir menunjukkan apakah alamat ini diberikan secara permanen. Bagian berikutnya adalah Scope yang digunakan untuk membatasi skup dari alamat multicast. Alamat multicast ini memiliki skup antara lain sebagai berikut : Skup alamat multicast IPv6 Nilai skup Deskripsi skup 0x0 Reserved 0x1 Node-Local 0x2 Link-Local 0x5 Site-Local 0x8 Organization Local
  • 9. 0xE Global 0xF Reserved Bagian terakhir adalah penanda grup (Group ID). Pada prakteknya biasanya penanda grup ini dibatasi dalam 32 bit saja. Beberapa alamat multicast telah diberikan oleh IANA. Beberapa alamat yang diberikan ini dibuat untuk skup tetap dan beberapa diantaranya valid untuk semua skup. Beberapa alamat multicast yang telah diberikan dalam skup yang tetap tadi antara lain. Table 3 Alamat multicast well known Alamat Deskripsi =========================== 1.Skup interface lokal FF01:0:0:0:0:0:0:1 All-nodes address FF01:0:0:0:0:0:0:2 All-routers address 2.Skup link lokal FF02:0:0:0:0:0:0:1 All-nodes address FF02:0:0:0:0:0:0:2 All-routers address FF02:0:0:0:0:0:0:3 Unassigned FF02:0:0:0:0:0:0:4 DVMRP routers FF02:0:0:0:0:0:0:5 OSPFIGP FF02:0:0:0:0:0:0:6 OSPFIGP designated routers FF02:0:0:0:0:0:0:7 ST routers FF02:0:0:0:0:0:0:8 ST hosts FF02:0:0:0:0:0:0:9 RIP routers FF02:0:0:0:0:0:0:A EIGRP routers FF02:0:0:0:0:0:0:B Mobile agents FF02:0:0:0:0:0:0:D All PIM routers FF02:0:0:0:0:0:0:E RSVP encapsulation FF02:0:0:0:0:0:0:16 All MLDv2-capable routers FF02:0:0:0:0:0:0:6A All snoopers FF02:0:0:0:0:0:1:1 Link name FF02:0:0:0:0:0:1:2 All DHCP agents FF02:0:0:0:0:0:1:3 Link-local Multicast Name Resolution FF02:0:0:0:0:0:1:4 DTCP Announcement FF02:0:0:0:0:1:FFXX:XXXX Solicited-node address 3.Skup site local FF05:0:0:0:0:0:0:2 All-routers address FF05:0:0:0:0:0:1:3 All DHCP servers FF05:0:0:0:0:0:1:4 Deprecated FF05:0:0:0:0:0:1:1000 to FF05:0:0:0:0:01:13FF Service location (SLP) Version 2 Dasar IPv6 : Perbandingan IPv4 dan IPv6 January 9, 2007 in Uncategorized | by rusiawan | 9 comments Beberapa perbandingan utama IPv4 dan IPv6 :
  • 10. IPv4 IPv6 Panjang alamat 32 bit (4 bytes) Panjang alamat 128 bit (16 bytes) Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4 Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration. Dukungan terhadap IPSec opsional Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router. Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim. Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte. Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte Checksum termasuk pada header. Cheksum tidak masuk dalam header. Header mengandung option. Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensions header. Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat link-layer. ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast. Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP). IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD). Dasar IPv6 : Fitur IPv6 (versi 1) January 9, 2007 in Ilmu | by rusiawan | 23 comments Sebagai teknologi penerus atau bisa disebut sebagai pengganti IPv4, dalam standarnya IPv6 mempunyai berbagai fitur baru yang selain mengatasi berbagai keterbatasan pengalamatan menggunakan IPv4 juga menambah beberapa kemampuan baru. Beberapa fitur IPv6 ini antara lain sebagai berikut : a. Format header baru Header baru IPv6 lebih efisien daripada header pada IPv4 (karena memiliki overhead yang lebih kecil). Hal ini diperoleh dengan menghilangkan beberapa bagian yang tidak penting
  • 11. atau opsional. b. Jumlah alamat yang jauh lebih besar Dengan spesifikasi bit untuk alamat standar sebanyak 128-bit memiliki arti IPv6 akan mampu menyediakan 2^128 kemungkinan alamat unik. Walaupun tidak semuanya akan dialokasikan namun sudah cukup untuk keperluan masa mendatang sehingga teknologi semacam NAT pada IPv4 sudah tidak perlu lagi digunakan. c. Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis. Arsitektur pengalamatan IPv6 yang hirarkis membuat infrastruktur routing menjadi efisien dan hirarkis juga. Adanya konsep skup juga memudahkan dalam manajemen pengalamatan untuk berbagai mode teknologi transmisi. d. Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address auto- configuration. Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan alamat bisa secara otomatis mendapatkannya (alamat global) dari router IPv6 ataupun cukup dengan mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 tertentu (alamat link local) tanpa perlu adanya DHCP server seperti pada IPv4. Hal ini juga akan memudahkan konfigurasi. Hal ini penting bagi kesuksesan teknologi pengalamatan masa depan karena di Internet masa depan nanti akan semakin banyak node yang akan terkoneksi. Perangkat rumah tangga dan bahkan manusia pun bisa saja akan memiliki alamat IP. Tentu saja ini mensyaratkan kesederhanaan dalam konfigurasinya. Mekanisme konfigurasi otomatis pada IPv6 ini akan memudahkan tiap host untuk mendapatkan alamat, menemukan tetangga dan router default bahkan menggunakan lebih dari satu router default untuk redundansi dengan efisien. e. Keamanan yang sudah menjadi standar built-in. Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer network. f. Dukungan yang lebih bagus untuk QoS Adanya bagian (field) baru pada header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label) dan Traffic Class untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih terjamin bisa diperoleh, bahkan ketika payload dari paket terenkripsi dengan IPSec dan ESP. g. Berbagai protokol baru untuk keperluan interaksi antar node Adanya protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi multicast dan unicast yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast ARP untuk menemukan neighbor dalam jaringan. h. Ekstensibilitas. Di masa depan IPv6 dapat dikembangkan lagi fitur-fiturnya dengan menambahkanya pada extension header. Referensi Dasar IPv6 : Laporan tugas akhir Andi Rusiawan Proyek IPv6-enable-Cisco-Router Free Account December 21, 2006 in Berita, Cerita | by rusiawan | Leave a comment Barusan sudah setup Cisco 7200 (menggunakan Dynamips). Rencananya sih juga mau buat belajar deploy IPv6 di Cisco. Habisnya biasanya cuma pake PC router doang (dengan ospf6d- nya Quagga). Nanti rencananya mau buat layanan free account ke router-ku ini. Tapi nunggu manajemen privileges-nya selesai dibuat dulu ya..
  • 12. Yang pengin nyobain akses router saya ini silakan kirim email ke rusiawan@ipv6.or.id (terbatas untuk 10 peminat pertama dulu). Dan koneksi hanya dari IPv6 di alamat : 2001:d30:3:242::7200 Beberapa sintaks konfigurasi IPv6 yang sudah kuketikkan malam ini : Cisco7200v6(config-if)#ipv6 address autoconfig Untuk memberi alamat IPv6 dengan address autoconfiguration (advertise dari Router IPv6 existing saya) Cisco7200v6(config-if)#ipv6 address 2001:d30:3:242::7200/64 Untuk memberi alamat statik IPv6 Cisco7200v6(config)#do sho ipv6 rou Untuk mengecek tabel routing IPv6 Cisco7200v6(config)#do ping ipv6 http://www.itb.ac.id Untuk mengetes konektivitas IPv6 dengan ping Cisco7200v6#traceroute ipv6 http://www.itb.ac.id Untuk mengetes konektivitas IPv6 dengan traceroute. Laper.. maem dulu ah… met lamet malem semua ! Selamat Datan6 December 21, 2006 in Berita | by rusiawan | 7 comments Majulah IPv6 Indonesia ! Selamat datan6 di blog belajaripv6. Weblog ini pada awalnya saya buat untuk dokumentasi dan sarana belajar IPv6 bagi saya. Namun kedepannya kontribusi rekan-rekan semua sangat diharapkan di blog ini dengan harapan semoga bisa membantu rekan-rekan lain yang ingin belajar dan mengimplementasikan IPv6 sehingga bisa memajukan IPv6, The Next Generation Internet, di Indonesia. Mari kita belajar dan bekerja bersama. Karena hanya dengan begitu kita akan menjadi bangsa yang maju. Semoga Allah meridhoi, Dinginnya malam habis hujan
  • 13. Lab Telematika, Labtek VIII,STEI, ITB 20.54 WIB Andi Rusiawan (rusiawan@ipv6.or.id)