IPv6 merupakan versi baru dari Internet Protocol (IP) yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan jumlah alamat IP pada IPv4 serta meningkatkan fitur-fitur seperti keamanan, kualitas layanan, dan mobilitas. IPv6 menggunakan alamat berukuran 128 bit yang jumlahnya sangat besar, mendukung berbagai jenis alamat seperti unicast, multicast, dan anycast, serta memiliki struktur paket yang lebih efisien.
3. Pendahul
uan
Perkembangan Internet dan network akhir-akhir ini telah
membuat Internet Protocol (IP) yang merupakan tulang punggung
networking berbasis TCP/IP dengan cepat menjadi ketinggalan
zaman, saat ini berbagai macam aplikasi yang menggunakan
Internet, diantaranya transfer file (ftp), surat elektronik (e-mail),
akses jarak jauh (remote access), Multimedia menggunakan
Internet, dan lain sebagainya.
Perkembangan ini telah membuat terlampauinya kapasitas
jaringan berbasis IP untuk mensuplai layanan dan fungsi yang
diperlukan. Sebuah lingkungan seperti Internet membutuhkan
dukungan pada lalu-lintas data secara real-time maupun fungsi
sekuriti.
4. Pendahul
uan
IPv6 merupakan versi baru dari IP yang merupakan
pengembangan dari IPv4.
Pengembangan IPv6, atau ada yang menyebutkan
dengan nama IP Next Generation yang
direkomendasikan pada pertemuan IETF di Toronto
tanggal 25 Juli 1994 dilatarbelakangi oleh kekurangan IP
address yang saat ini memiliki panjang 32 bit.
Transisi IPv4 ke IPv6 merupakan fenomena yang tidak
dapat dielakan oleh semua kalangan.
IPv6 adalah solusi satu-satunya krisis alokasi IPv4.
IPv6 memiliki banyak kelebihan.
7. FITUR
IPv4: Jumlah alamat menggunakan 32 bit sehingga
jumlah alamat unik yang didukung terbatas
4.294.967.296 atau di atas 4 miliar alamat IP saja.
NAT mampu untuk sekadar memperlambat
habisnya jumlah alamat IPv4, namun pada
dasarnya IPv4 hanya menggunakan 32 bit
sehingga tidak dapat mengimbangi laju
pertumbuhan internet dunia.
IPv6: Menggunakan 128 bit untuk mendukung 3.4 x
10^38 alamat IP yang unik. Jumlah yang masif ini
lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah
keterbatasan jumlah alamat pada IPv4 secara
permanen.
8. ROUTING
IPv4: Performa routing menurun seiring dengan
membesarnya ukuran tabel routing. Penyebabnya
pemeriksaan header MTU di setiap router dan hop
switch.
IPv6: Dengan proses routing yang jauh lebih efisien
dari pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan
untuk mengelola tabel routing yang besar.
9. MOBILITAS
IPv4: Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas
oleh kemampuan roaming saat beralih dari satu
jaringan ke jaringan lain.
IPv6: Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui
roaming dari satu jaringan ke jaringan lain dengan
tetap terjaganya kelangsungan sambungan. Fitur
ini mendukung perkembangan aplikasi-aplikasi.
10. KEAMANAN
IPv4: Meski umum digunakan dalam
mengamankan jaringan IPv4, header IPsec
merupakan fitur tambahan pilihan pada standar
IPv4.
IPv6: IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6.
Header IPsec menjadi fitur wajib dalam standar
implementasi IPv6.
11. UKURAN HEADER
IPv4: Ukuran header dasar 20 oktet ditambah
ukuran header options yang dapat bervariasi.
IPv6: Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah
header pada IPv4 seperti Identification, Flags,
Fragment offset, Header Checksum dan Padding
telah dimodifikasi.
12. Header checksum
IPv4: Terdapat header checksum yang diperiksa
oleh setiap switch (perangkat lapis ke 3), sehingga
menambah delay.
IPv6: Proses checksum tidak dilakukan di tingkat
header, melainkan secara end-to-end. Header
IPsec telah menjamin keamanan yang memadai
13. Fragmentasi
IPv4: Dilakukan di setiap hop yang melambatkan
performa router. Proses menjadi lebih lama lagi
apabila ukuran paket data melampaui Maximum
Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah
sebelum disatukan kembali di tempat tujuan.
IPv6: Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan
paket data. Di samping itu, terdapat fitur MTU
discovery yang menentukan fragmentasi yang
lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil
yang terdapat dalam sebuah jaringan dari ujung
ke ujung.
14. Configuration
IPv4: Ketika sebuah host terhubung ke sebuah
jaringan, konfigurasi dilakukan secara manual.
IPv6: Memiliki fitur stateless auto configuration
dimana ketika sebuah host terhubung ke sebuah
jaringan, konfigurasi dilakukan secara otomatis.
15. Kualitas Layanan
IPv4: Memakai mekanisme best effort untuk tanpa
membedakan kebutuhan.
IPv6: Memakai mekanisme best level of effort yang
memastikan kualitas layanan. Header traffic class
menentukan prioritas pengiriman paket data
berdasarkan kebutuhan akan kecepatan tinggi
atau tingkat latency tinggi.
18. A. Fitur Yang Dimiliki IPv6
a. Jumlah IP address yang sangat banyak
b. Autoconfiguration
c. Security
d. Quality of Service
19. A. Fitur Yang Dimiliki IPv6
a. Jumlah IP address yang
sangat banyak
IPv6 terdiri dari 128 bit
Jumlah ini sangatlah besar sehingga apabila
nantinya setiap penduduk dunia (7 milyar)
memiliki 10 milyar IP address
IP address yang sangat banyak ini berguna
untuk memberikan IP address kepada hampir
semua perangkat yang ada di sekitar kita
20. A. Fitur Yang Dimiliki IPv6
b. Autoconfiguration
IPv6 dirancang agar penggunanya tidak
dipusingkan dengan konfigurasi IP address.
Komputer pengguna yang terhubung dengan
jaringan IPv6 akan mendapatkan IP address
langsung dari router .
Autoconfiguration nantinya akan sangat
berguna bagi peralatan mobile internet
21. A. Fitur Yang Dimiliki IPv6
c. Security
IPv6 telah dilengkapi dengan protokol IPSec,
sehingga semua aplikasi telah memiliki sekuriti
yang optimal bagi berbagai aplikasi yang
membutuhkan keamanan, misalnya transaksi e-
commerce.
22. A. Fitur Yang Dimiliki IPv6
d. Quality of Service
IPv6 memiliki protokol QoS yang terintegrasi
dengan baik sehingga semua aplikasi yang
berjalan di atas IPv6 memiliki jaminan QoS,
terutama bagi aplikasi yang sensitif terhadap
delay, seperti VoIP dan streaming video.
23.
24. B. Hierarki IPv6 dari APNIC
1 digit Hexa dalam IPv6 = 4 digit Biner.
Terdiri dari 128 bit (Binary Digit).
Prefix terkecil (dikenal dengan istilah Treshold) yang akan
dialokasikan APNIC kepada Customer-Network adalah /48.
Sebagai perbandingan,pada IPv4 yang disebut sebagai
Classful terkecil (sama dengan Treshold pada IPv6) adalah
/24.
Penulisan bilangan IPv6 sesuai RFC2373 & RFC3177 adalah
menggunakan bilangan Hexadecimal dari
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F.
25. B. Hierarki IPv6 dari APNIC
GAMBAR STRUKTUR HIERARKI PENDISTRIBUSIAN IPV6 DARI APJII
26. B. Hierarki IPv6 dari APNIC
Penulisan prefix IPv6 dalam biner (sama dengan IPv4). /32
Keterangan:
xxxx = Alokasi IPv6 dari APNIC kepada Customer-Network (di
IPv4 dikenal dengan ISP Infrastructure).
ssss = Assignment dari Customer-Network ke End-site (di IPv4
dikenal dengan istilah end-user).
zzzz = Alokasi yang akan diberikan APNIC ke Customer-Site
(Customer-Network & End-site).
27.
28. c. Jenis addres yang digunakan
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai
berikut:
Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi
secara point-to-point, secara langsung antara
dua host dalam sebuah jaringan.
Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk
mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang
berada dalam group yang sama.
Alamat Anycast, yang menyediakan metode
penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari
sebuah group.
29. c. Jenis addres yang digunakan
UNICAST
ALAMAT UNICAST ( UNICAST ADDRESS )
Alamat unicast global
Alamat unicast site-local
Alamat unicast link-local
Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast
unspecified address)
Alamat unicast loopback
Alamat unicast 6to4
Alamat unicast ISATAP
30. c. Jenis addres yang digunakan
UNICAST
UNICAST GLOBAL ADDRESSES
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat
publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga
sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti
halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk
oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses
routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa.
Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi
tiga level (Public, Site, dan Node)
31. c. Jenis addres yang digunakan
UNICAST
UNICAST SITE-LOCAL ADDRESSES
Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat
privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat
terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah
organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast
site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan.
32. c. Jenis addres yang digunakan
UNICAST
UNICAST UNSPECIFIED ADDRESS
Alamat unicast yang belum ditentukan adalah
alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator
atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta
alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum
ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6
adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik
dua (::).
33. c. Jenis addres yang digunakan
UNICAST
• UNICAST LOOPBACK ADDRESS
Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat
yang digunakan untuk mekanisme interprocess
communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam
IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara
dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
34. c. Jenis addres yang digunakan
UNICAST
• UNICAST 6to4 ADDRESS
Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan
oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat
saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai
pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya
menggunakan prefiks alamat 2002::/16
35. c. Jenis addres yang digunakan
UNICAST
UNICAST ISATAP ADDRESS
Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang
digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam
sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi.
Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local,
alamat unicast site-local atau alamatunicast global (yang
dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit
dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti
dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau
sebuah host.
36. c. Jenis addres yang digunakan
multicast
Pada IPv6, trafik multicast bekerja dengan cara yang
sama seperti pada IPv4. Node IPv6 dapat mendengar
kepada beberapa alamat multicast pada waktu yang
sama. Node tersebut dapat bergabung atau meninggalkan
grup multicast suatu saat. Alamat multicast mempunyai 8 bit
pertama yang dibuat ke 1111 1111. Sebuah alamat IPv6
mudah ditentukan sebagai multicast karena selalu dimulai
dengan “FF.” alamat multicast tidak dapat digunakan
sebagai alamat sumber atau sebagai tujuan selanjutnya
pada header routing.
37. c. Jenis addres yang digunakan
multicast
Diluar 8 bit pertama, alamat multicast memuat struktur
tambahan untuk menentukan :
1. Flag alamat multicast,
2. Scope, dan
3. Grup multicast.
Berdasarkan gambar berikut ditunjukkan struktur alamat
multicast IPv6.
38. c. Jenis addres yang digunakan
ANYCAST
Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan
alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan
cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya,
alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP)
yang memiliki banyak klien. Meskipun
alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi
fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk
mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6
akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke
sebuah alamatanycast ke interface terdekat yang dikenali oleh
alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan
alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak
penerima, karena alamatanycast akan menyampaikan paket
kepada salah satu dari banyak penerima.
39.
40. d. Struktur paket pada IPv6
o Sejalan dengan perluasan address menjadi 128 bit, maka
pada IPv6 ini struktur packet pun mengalami perbaikan
pula.
o Dalam pendesignan header packet ini, diupayakan agar
cost pemrosesan header menjadi kecil.
o Paket IPv6 terdiri dari komponen berikut :
1. Header IPv6
2. Extension headers
3. Protocol Data Unit (PDU) dari layer yang lebih
tinggi (upper layer)
41. d. Struktur paket pada IPv6
Header IPv6
Header IPv6 ini akan selalu ada dengan ukuran yang
tetap yaitu 40 bytes.
Merupakan penyederhanaan dari header IPv4.
Beberapa perbandingan kunci dari header IPv4 dan IPv6
:
• Jumlah header field berkurang
• Intermediate router turun
• Header field yang jarang terpakai dipindahkan ke
extension header IPv6.
• Ukuran header IPv6 memang bertambah dua
kalinya
42. d. Struktur paket pada IPv6
EXTENSION HEADER
Header dan extension header pada IPv6 ini
menggantikan header dan option pada IPv4.
Extension header yang harus didukung oleh setiap titik
IPv6 yaitu :
• Hop-by-Hop Options header
• Destination Options header
• Routing header
• Fragment header
• Authentication header
• Encapsulating Security Payload header
43. d. Struktur paket pada IPv6
EXTENSION HEADER
(Gambar Contoh extension headers IPv6)
44. d. Struktur paket pada IPv6
pdu
Protocol Data Unit (PDU) layer yang lebih
tinggi pada dasarnya terdiri dari header protokol
layer yang lebih tinggi dan payload yang
terkandung di dalamnya misalnya saja TCP, UDP
atau ICMPv6.
45. LABEL ALIR DAN REAL TIME PROCESS
Header dari packet pada IPv6 memiliki field label alir
(flow-label). Label ini, digunakan untuk meminta agar
pakect tersebut diberi perlakuan tertentu oleh router saat
dalam pengiriman. Dengan kata lain label ini dapat
memberi tanda jenis dari packet tersebut. Misalnya pada
suara atau gambar bergerak (motion picture) sedapat
mungkin ditransfer secepatnya walaupun kualitasnya sedikit
berkurang. Sedangkan e-mail ataupun WWW lebih
memerlukan sampai dengan akurat dari pada sifat real
time.
46.
47.
48. e. Setting addres otomatis
IKTISAR……….
Ketika pertama kali menyambungkan host ke
internet, pengguna perlu men-setting IP address, netmask,
routing, dan lain-lain. Akan tetapi saat ini jumlah pengguna
Internet terus bertambah hingga pengguna rumah tangga.
Tidaklah praktis bila untuk men-setting-nya diperlukan
pengetahuan tentang jaringan seperti gateway IP address
dan lain-lainnya (meski hal ini lebih baik dan
direkomendasikan).
49. e. Setting addres otomatis
Sejak adanya DHCP, parameter yang diperlukan untuk men-
setting IPv4 telah dapat diotomatisasi.
Koneksi dengan menggunakan PPP atau LAN yang dibangun
dengan Windows-95/NT ke atas
Pada sistem tertentu beberapa parameter harus di-setting secara
manual.
Pada Ipv6 fungsi untuk men-setting secara otomatis desediakan
secara standar.
Setting otomatis stateless adalah cara yang menjadikan proses
pengelolaan paling sedikit. Tidak perlu menyediakan server untuk
pengelolaan dan pembagian IP address, tetapi cukup men-setting
router saja.
Melalui setting otomatis stateless ini kita memperoleh kemudahan
pengelolaan, terutama dengan Ethernet atau FDDI.
Cara yang kedua adalah setting otomatis statefull
50.
51. f. Fungsi security
IKTISAR……
Saat ini pada masa transaksi dengan menggunakan
internet telah menjadi kenyataan, sekuriti pada saat
komunikasi merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi. Saat
ini metode dengan menggunakan S-HTTP (Secure HTTP)
untuk pengiriman nomor kartu kredit, ataupun data pribadi
dengan mengenkripsinya, atau mengenkripsi e-mail dengan
PGP (Pretty Good Privacy) telah dipakai secara umum. Akan
tetapi cara di atas adalah securiti yang ditawarkan oleh
aplikasi. Dengan kata lain bila ingin memakai fungsi tersebut
maka kita harus memakai aplikasi tersebut. Jika
membutuhkan sekuriti pada komunikasi tanpa tergantung
pada aplikasi tertentu maka diperlukan fungsi sekuriti pada
layer TCP atau IP.
52. f. Fungsi security
IPv6 mendukung komunikasi terenkripsi maupun Authentication
pada layer IP.
Fungsi sekuriti yang dipakai pada layer aplikasi, misalnya pada
S-HTTP dipakai SSL sebagai metode encripsi, sedangkan pada
PGP memakai IDEA sebagai metode encripsinya.
IPv6 tidak ditetapkan cara tertentu dalam metode encripsi dan
manajemen kunci.
SA (Security Association).
Fungsi security yaitu untuk pemakaian pada komunikasi
terenkripsi antar sepasang host,
Fungsi Sekuriti pada IPv6 dapat melakukan komunikasi
terenkripsi antar jaringan dengan cara mengenkripsi packet
oleh gateway dari 2 jaringan yang melakukan komunikasi
tersebut.