BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Anemia Kehamilan: Penyebab, Dampak, Pencegahan
1. ANEMIA PADA KEHAMILAN
Pembicara: dr. Ong Tjandra, MMPd, SpOG (K)
A. Pendahuluan
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab terbanyak anemia dalam kehamilan.
Penyebab anemia pada ibu hamil bersifat multifaktorial, termasuk diet yang tidak adekuat
(besi juga asam folat dan vitamin B12), gangguan absorbsi mikronutrisi, kehilangan darah
akibat perdarahan dan kecacingan, penyakit malaria, thalasemia dan sickle cell. Secara
umum diperkirakan separuh anemia pada kehamilan berhubungan dengan defisiensi besi.1
Prevalensi anemia dalam kehamilan 35-75% pada negara sedang berkembang dan
18% di negara maju. Anemia dalam kehamilan berhubungan dengan peningkatan dua kali
risiko terjadinya persalinan prematur, tiga kali berat badan lahir rendah dan kematian ibu.2-3
WHO melaporkan bahwa di dunia pada tahun 1995 anemia menyumbang 20% dari 515.000
kematian maternal di seluruh dunia. selain itu juga berhubungan dengan preeklampsia,
prematuritas, cadangan besi yang kurang dan kematian perinatal. 4,9,11-12
B. Isu tentang Anemia pada Kehamilan
Hingga kini anemia pada kehamilan masih menjadi masalah yang besar terutama di
negara berkembang. Beberapa isu yang muncul sehubungan dengan masalah tersebut
antara lain: 5
a. Multipel Intervensi yang terintegrasi seperti pemberian fortifikasi dan
suplemet dapat meningkatkan status besi sebelum masa kehamilan.
b. Efektivitas operasional: motivasi dari nakes, training, komunikasi dan
partisipasi aktif dari masyarakat dapat memberikan pengaruh yang besar
terhadap eliminasi anemia defisiensi besi pada ibu hamil
c. Semua kelompok umur berisiko terhadap anemia defisiensi besi: agar dapat
mereduksi anemia pada ibu hamil , maka peningkatan kadar besi dalam
darah harus dimulai sebelum hamil, terutama saat remaja.
d. Beyond Iron : pada negara berkembang, zat besi bukan satu-satunya unsur
nutrisi yang kurang dikonsumsi. Beberapa studi melaporkan bahwa
pemberian vitamin A, β Carotene, dan zinc dapat mereduksi morbiditas dan
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang | Seminar Anemia pada kehamilan_31 Maret 2012
1
2. mortalitas maternal. Hal ini memberikan alasan bahwa pemberian fortifikasi
dan suplemen secara berbarengan akan lebih cost-effectiveness.
C. Kenapa : konsumsi ?
Pada kehamilan kebutuhan besi meningkat oleh karena :
a. Kebutuhan Janin dan Plasenta dan massa sel darah merah (eritrosit) ibu
meningkat.
b. Fisiologis disertai dengan peningkatan absorbsi besi
c. Pada anemia defisiensi besi juga mekanisme kompensasi adalah hiperplasi
plasenta
Fisiologis Hb seorang perempuan tidak hamil adalah :
Pada kehamilan terjadi peningkatan volume plasma sampai dengan 43-50%
dan
massa eritrosit sebanyak 20% (17-25%). Yang kemudian akan mencapai keseimbangan baru
pada nilai Hb: 11 gr% atau Hematokrit 33%
“Bila Hb normal tidak hamil 14 gr%, maka dengan pengenceran akhir 50 %, secara
matematik hemoglobin akan menurun :
14 x 150/100= 9,33 gr%”
Dan dengan peningkatan massa eritrosit 20% secara matematik, akan meningkat :
9,33 x 120/100=11,16 gr%.
Hal ini menyerupai gambaran defisiensi besi.
D. Definisi Anemia
Definisi anemia pada kehamilan masih kontroversi sampai sekarang, tetapi pada
kebanyakan penelitian dipakai nilai 11 sampai 12 gr% sebagai batas minimum. Karena
penilaian ini juga dipengaruhi oleh usia kehamilan maka di Inggris dipakai 2 kriteria, pertama
pada kehamilan kurang 12 minggu kadar hemoglobin diatas 11 dan pada usia kehamilan 2830 minggu kadar Hb diatas 10,5 gr%.1
Iron deficiency anemia is the most frequent form of anemia in pregnant women. Anemia in
pregnancy is defined as:
• 1st trimester - hemoglobin of less than110 g/L
• 2nd trimester - hemoglobin of less than104 g/L
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang | Seminar Anemia pada kehamilan_31 Maret 2012
2