Dokumen tersebut membahas tentang arus modal asing dan utang luar negeri Indonesia. Arus modal asing yang masuk ke Indonesia bermanfaat untuk mendanai proyek jangka panjang, meski perlu dikelola dengan baik karena membawa risiko. Utang luar negeri membantu menutup defisit anggaran negara untuk belanja rutin dan pembangunan, meski terbatasnya modal dalam negeri. Pada 2014, utang luar negeri Indonesia tumbuh 7,1% menj
2. MODAL ASING DAN UTANG LUAR
NEGERI
1. ARUS MODAL MASUK
Besarnya arus modal masuk ke Indonesia, sebagai akibat
pertumbuhan perekonomian yang tetap terjaga dalam beberapa
tahun terakhir, harus dapat dimanfaatkan untuk mendanai
proyek-proyek jangka panjang. Mengelola arus modal masuk
(capital inflow) ke dalam kawasan merupakan sebuah tantangan
yang sulit, yang dihadapi negara-negara emerging market seperti
Indonesia karena dapat membawa berbagai risiko potensial
terhadap stabilitas keuangan.
3. Seperti yang telah diketahui, untuk menjaga stabilitas moneter akibat
derasnya arus modal masuk ke Indonesia dan besarnya likuiditas saat
ini, BI menerapkan beberapa kebijakan yang diapresiasi Bank Dunia
dan IMF sebagai langkah yang tepat.
4. Neraca modal yang menggambarkan arus keluar masuk devisa yang
bukan merupakan pembayaran atas barang atau jasa. Arus devisa yang
di catat di neraca modal ialah devisa dalam arti arus modal masuk, baik
berupa dana investasi maupun pinjaman atau utang luar negeri. Investasi
dan pinjaman dari luar negeri merupakan arus masuk. Sedangkan
investasi kita ke luar negeri dan pinjaman yang kita berikan kepada
pihak luar negeri dicatat dalam arus keluar.
5. Sebagian besar pinjaman luar negeri yang diperoleh pemerintah berasal
dari sebuah konsorsium bernama Consultative Group for Indonesia
(CGI) yang sebelumnya bernama Inter Group on Indonesia (IGGI).
Arus modal asing bisa mendatangkan manfaat yang lebih besar
ketimbang risikonya jika dikelola dengan benar. Diperkirakan hingga
akhir tahun ini arus modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai
sekitar US$25 miliar
6. Manfaat tersebut antara lain, penurunan biaya bunga APBN, sumber
investasi swasta, pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan
kedalaman pasar modal. Sementara risikonya adalah terjadinya
pembalikan, tekanan penguatan rupiah dan gelembung ekonomi.
Pemerintah perlu lebih aktif lagi untuk mendorong perusahaan swasta
untuk masuk bursa lewat penawaran saham perdana (IPO) atau right
issue. kemudian, memperbanyak penerbitan obligasi negara dengan
berbagai macam seri dan jangka waktu.
7. 2. Utang luar negeri
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian
dari total utang suatu negara yang diperoleh dari para kreditor di
luar negara tersebut. Dalam jangka pendek, utang luar negeri
sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup
defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat
pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
yang cukup besar.
8. Pinjaman luar negeri adalah semua pinjaman yang menimbulkan
kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri baik dalam
valuta asing maupun dalam Rupiah. Termasuk dalam pengertian
pinjaman luar negeri adalah pinjaman dalam negeri yang menimbulkan
kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri. Pinjaman luar
negeri yang diterima Pemerintah, dimaksudkan sebagai pelengkap
pembiayaan pembangunan, disamping sumber pembiayaan yang berasal
dari dalam negeri berupa hasil perdagangan luar negeri, penerimaan
pajak dan tabungan baik tabungan masyarakat dan sektor swasta. Salah
satu masalah dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dihadapi
negara-negara berkembang termasuk Indonesia adalah keterbatasan
modal dalam negeri.
9. UTANG LUAR NEGRI TAHUN 2014
Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2014 tercatat
USD269,3 miliar sehingga tumbuh 7,1% meningkat dibandingkan
dengan pertumbuhan Desember 2013 sebesar 4,6% Peningkatan
pertumbuhan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan posisi ULN
sektor swasta sebesar 12,2% menjadi USD141,4 miliar. Sementara itu,
posisi ULN sektor publik tumbuh sebesar 1,9% menjadi USD127,9
miliar. Jika dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya, ULN sektor
swasta hanya tumbuh 0,6%, sementara ULN sektor publik meningkat
3,5%.
10. Berdasarkan jangka waktu, kenaikan pertumbuhan ULN terutama
terjadi pada ULN jangka panjang. ULN berjangka panjang pada Januari
2014 tumbuh 7,1% lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Desember 2013
sebesar 4,1% Sementara itu, ULN berjangka pendek tumbuh 7,0%
sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan
sebelumnya sebesar 7,1%. Pada Januari 2014, ULN berjangka panjang
tercatat sebesar USD222,8 miliar, atau mencapai 82,7% dari total
ULN. Dari jumlah tersebut, ULN berjangka panjang sektor publik
mencapai USD121,5 miliar (95,0% dari total ULN sektor publik),
sementara ULN berjangka panjang sektor swasta sebesar USD101,3
miliar (71,7% dari total ULN swasta).
11. Bank Indonesia memandang perkembangan ULN tersebut masih cukup
sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal tercermin pada posisi
ULN Januari 2014 yang cukup terkendali di level 30,8% dari
PDB.Peningkatan pertumbuhan ULN Januari 2014 antara lain tidak
terlepas dari kebutuhan kebutuhan pembiayaan ekonomi, termasuk
melalui utang luar negeri. Ke depan, Bank Indonesia akan terus
memantau perkembangan ULN Indonesia, terutama ULN jangka
pendek swasta, sehingga tetap optimal mendukung perekonomian
Indonesia.