SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
MK.SOSIOANTROPOLOGI GIZI
OLEH:
SUCITA LESTARI N, SKM, M.KES
Terdapat dua istilah yang berbeda dalam konsep kebiasaan
makan, yaitu ada istilah food habit dan eating habit.
Food habit terdiri dari 2 kata yaitu habit yang artinya
kebiasaan dan food artinya pangan atau makanan.
Sehingga food habit diartikan sebagai suatu pola
perilaku konsumsi pangan yang diperoleh karena
terjadi secara berulang-ulang dan menjadi suatu
bentuk yang paten atau tetap.
Sedangkan eating habit artinya adalah tindakan
makan, sehingga eating habit berbeda dengan food
habit. Eating habit berkaitan dengan aktivitas
melakukan makan itu sendiri
 Kebiasaan makan merupakan sebagai cara-cara individu atau kelompok masyarakat
dalam memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia, yang
didasari pada latar belakang sosial budaya tempat mereka hidup.(den Hertog dan van
Staveren, 1983).
 Kebiasaan makan merupakan cara individu atau kelompok individu memilih pangan
dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologik, psikologik, dan
sosial budaya (Sanjur 1982).
 Kebiasaan makan merupakan istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku
yang berhubungan dengan makanan dan makan seperti tata krama makan, frekuensi
makan, pola makanan yang dimakan, kepercayaan tentang makan, distribusi makan
antar anggota keluarga. Kebiasaan makan adalah suatu perilaku yang berhubungan
dengan makan seseorang, pola makanan atau susunan hidangan yang dimakan,
pantangan, distribusi makanan dalam anggota keluarga (Suhardjo, 1989)
 Menurut (Koentjaraningrat, 2004) wujud dari budaya atau
kebudayaan dapat berupa benda-benda fisik, sistim tingkah laku
dan tindakan yang terpola/sistim sosial, sistim gagasan atau adat-
istiadat serta kepribadian atau nilai-nilai budaya.
 maka dapat dikatakan bahwa makanan atau kebiasaan makan
merupakan suatu produk budaya yang berhubungan dengan
sistim tingkah laku dan tindakan yang terpola (sistim sosial) dari
suatu komunitas masyarakat tertentu. Sedangkan makanan yang
merupakan produk pangan sangat tergantung dari faktor pertanian
di daerah tersebut dan merupakan produk dari budaya juga.
 Hasil penelitian Zulkarnain 2018 yang berjudul ‘Strategi
Komunikasi, Ketersediaan dan Akses, Budaya, dan
Sikap Sebagai Determinan Faktor Kebiasaan Makan
Pangan Lokal di Kabupaten Bengkulu Utara’, yg
dilakukan di 7 desa pada 5 kecamatan di Kabupaten
Bengkulu Utara dengan sampel sebanyak 280 rumah
tangga tersebut menghasilkan fakta bahwa
budaya mempengaruhi sikap terhadap kebiasaan makan pangan lokal secara
signifikan. Budaya dengan nilai-nilai, sistem sosial dan material yang terkait
dengan pangan lokal membuat sikap rumah tangga setuju terhadap kebiasaan
makan pangan lokal.
Hal ini berarti bahwa kebudayaan di mana seorang
individu tinggal dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap terhadap kabiasaan
makannya,
Menurut Sjahmin (2001)
bahwa
“ kebiasaan makan
masyarakat banyak
ditentukan oleh budaya,
kepercayaan dan
lingkungan dimana
masyarakat itu berada”.
POLA KONSUMSI PANGAN PENDUDUK
INDONESIA
Penilaian terhadap konsumsi pangan penduduk secara
kuantitas dapat ditunjukkan melalui volume konsumsi
pangan penduduk
(gram/kap/hari dan kilogram/kap/tahun), konsumsi energi
penduduk (kkal/kap/hari), dan konsumsi protein penduduk
(gram protein/kap/hari).
Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai
kualitas konsumsi pangan adalah Pola Pangan Harapan
(PPH)
Penilaian terhadap konsumsi pangan
penduduk secara kuantitas dapat
ditunjukkan melalui volume konsumsi
pangan penduduk
(gram/kap/hari dan kilogram/kap/tahun),
konsumsi energi penduduk (kkal/kap/hari),
dan konsumsi protein penduduk (gram
protein/kap/hari).
Salah satu indikator yang digunakan dalam
menilai kualitas konsumsi pangan adalah
Pola Pangan Harapan (PPH)
POLA KONSUMSI PANGAN
PENDUDUK DI INDONESIA
Persentase Pengeluaran Bahan Pangan Menurut Jenis Tahun 2019
Persentase Pengeluaran Bahan Pangan Menurut Jenis Tahun 2020
Pertumbuhan tertinggi pengeluaran nominal
terjadi pada kelompok sayuran dan buah-
buahan yaitu rata-rata sebesar 19,78% dan
9,74% dibandingkan tahun sebelumnya.
Fenomena ini terjadi diduga kuat karena
adanya pandemi yang membuat kesadaran
masyarakat untuk
meningkatkan imun dengan konsumsi bahan
makanan sehat seperti sayur dan buah.
Kelompok komoditas lainnya adalah bumbu-
bumbuan meningkat cukup besar dari tahun
sebelumnya.
Ini juga mengindikasikan konsumsi rempah-
rempah yang masuk ke dalam kategori bumbu
seperti jahe meningkat di masa pandemi.
Rata-rata konsumsi kalori penduduk Indonesia pada tahun 2019 sebesar 2.112,06 kkal atau turun
sebesar 8,46 kkal dibandingkan tahun 2019.
Sumber utama konsumsi kalori penduduk Indonesia adalah dari kelompok padi-padian
yang mencapai 38,54% pada tahun 2020, diikuti oleh kelompok makanan dan minuman
lain sebesar 24,69%.
Rata-rata Konsumsi Kalori (kkal) dan Protein (gram) per kapita sehari menurut
kelompok makanan, Tahun 2019 dan 2020
sumber protein pada pola konsumsi protein penduduk Indonesia berasal dari kelompok
padi-padian yang mencapai 30,92% pada tahun 2020 dan disusul dari kelompok
makanan dan minuman jadi sebesar 25,72%
 Menurut Khumaidi ( 2004) Faktor-faktor yang berpengaruh pada kebiasaan makan masyarakat
pada dasarnya dapat digolongkan dua faktor utama, yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsic.
a. Faktor Lingkungan Alam
• Pola makan masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dipengaruhi oleh jenis-jenis
bahan makanan yang umum dapat diperoleh di tempat.
b. Faktor Lingkungan Sosial
• Lingkungan sosial memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan perbedaan
kebiasaan makan.Tiap-tiap bangsadan suku bangsa mempunyai kebiasaan makan yang
berbeda-beda seseuai dengan kebudayaanyang dianut turun-temurun
FAKTOR EKSTRINSIK
c. Faktor Lingkungan Budaya dan Agama
• Faktor lingkungan budaya yang berkaitan dengan kebiasaan
makan biasanya meliputi nilai-nilai kehidupan rohani dan
kewajiban-kewajiban social
• Menurut Suhardjo (2003) bahwa pantangan atau tabu makan jenis
makanan tertentu hampir berlaku di semua daerah diIndonesia.
• Dari sudut ilmu gizi, pantangan makan jenis makanan tertentu
dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu: 1). Haram
menurut agama (Islam)yaitu pantangan yang tak boleh
dipersoalkan lagi dan harus diterima tanpa perdebatan. 2).
Pantangan makan jenis makanan tertentu yang tidak berdasarkan
agama(kepercayaan), jenis pantangan ini sebaiknya dihapuskan,
kalua jelas-jelas merugikan kondisi kesehatan gizi. 3) Pantangan
yang tidak jelas akibatnya terhadap kesehatan dan kondisi
gizi,sebaiknya diteliti (observasi) terus untuk melihat akibatnya
dalam jangka panjang, sebagai bahan untuk memutuskan
kelak,apa benar merugikan atau tidak.
d. Faktor Lingkungan Ekonomi
• Golongan masyarakat ekonomi kuat mempunyai
kebiasaan makan yang cenderung banyak, dengan
konsumsi rata-rata melebihi angka kecukupannya.
Sebaliknyamasyarakat ekonomi paling lemah, yang
justru pada umumnya produsen pangan, mereka
mempunyai kebiasaan makan yang memberikan
nilai gizi di bawah kecukupan jumlah maupun
mutunya
a) Faktor Asosiasi Emosional
• Enggan memakan daging dari hewan peliharaan, karena telah tumbuh
saling kasih sayang antara yang memelihara dan yang dipelihara,
sehingga kita tidak sampai hati untuk memakan daging hewan
peliharaan sendiri
b) Faktor Keadaan Jasmani dan Kejiwaan yang sedang sakit
• Kebiasaan makan ( food habit) juga sangat dipengaruhi oleh faktor
keadaan (status) kesehatan seseorang. Di samping itu, perasaan bosan,
kecewa, putus asa, stress adalah ketidak seimbangan kejiwaan yang
dapat mempengaruhi kebiasaan makan. Pengaruhnya akan berdampak
pada berkurangnya nafsu makan
c). Faktor Penilaian yang Lebih Terhadap Mutu Makanan
• Madu, telur ayam kampong dan beberapa jenis makanan lain sering
dianggap sebagai bahan makanan superior yang melebihi mutu zat gizi
yang dikandungnya. Keadaan yang demikian, apabila tampak menonjol
dalam kebiasaan makan akan menimbulkan kekurangan beberapa zat
gizi
FAKTOR INTRINSIK
3 (TIGA) FAKTOR YG BERPENGARUH THDP
KEBIASAAN MAKAN (SUHARDJO 1989)
MODEL
MULTIDIMENSIONAL
(SANJUR,1982)
Model analisis
kebiasaan makan
menurut Wenkam
Children’s food
consumtion behavior
model, didasarkan pada
pengaruh dua macam
lingkungan utama, yaitu
lingkungan keluarga dan
lingkungan sekolah
terhadap perilaku
konsumsi anak-anak.
Pada masa pandemi COVID-19 ternyata
mengakibatkan pola konsumsi masyarakat berubah.
Masyarakat lebih senang memasak dan makan di
rumah karena ada mandat stay at home, social
distancing, PSBB dll, sehingga muncul e-commerce
yang menjadi andalan artinya pola konsumsi
mengalami perubahan dari ritel dan gerai offline ke
online. Faktor utama yang mendorong keputusan
belanja konsumen yaitu ketersediaan produk,
fungsi produk & delivery (kecepatan dan
kenyamanan).
Perubahan pola konsumsi masyarakat yang terjadi antara lain keinginan untuk:
1. Minimal human touch points
Transisi ke home cooking karena konsumen juga ingin membatasi
keterpaparan mereka terhadap keramaian. Kondisi ini meningkatkan
penjualan bahan pokok memasak, perlengkapan makan, dan makanan
pendamping.
2. Healthy eating
Nilai konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran dalam
pengelolaan kondisi didokumentasikan dengan baik.
3. Food safety
Kekhawatiran seputar keamanan pangan juga menjadi alasan transisi
ke home cooking.
4. Fokus pada makanan lokal
Kesadaran yang meningkat tentang keamanan pangan dan keinginan
untuk makanan yang lebih bergizi akan meningkatkan permintaan untuk
makanan lokal.

More Related Content

What's hot

2. neraca bahan makanan april 2017
2. neraca bahan makanan april 20172. neraca bahan makanan april 2017
2. neraca bahan makanan april 2017rismautmi
 
Ppt assesment of body composition
Ppt assesment of body compositionPpt assesment of body composition
Ppt assesment of body compositionTri Purnasari
 
XNB151 Week 3 Measuring dietary intake
XNB151 Week 3 Measuring dietary intakeXNB151 Week 3 Measuring dietary intake
XNB151 Week 3 Measuring dietary intakeramseyr
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptxWidyaPangestika16
 
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAKACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAKMelina Eka
 
Diet pada bayi dan anak
Diet pada bayi dan anakDiet pada bayi dan anak
Diet pada bayi dan anakIndri Wati
 
Sistem laktat latihan dan peran gizi
Sistem laktat latihan dan peran giziSistem laktat latihan dan peran gizi
Sistem laktat latihan dan peran giziAgnescia Sera
 
Pengembangan Pangan Lokal.pptx
Pengembangan Pangan Lokal.pptxPengembangan Pangan Lokal.pptx
Pengembangan Pangan Lokal.pptxAdityaAlta2
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)Shela Rizky Tarinda
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananAgnescia Sera
 
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptxppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptxAbdulWahid446325
 
Perencanaan menu untuk balita
Perencanaan menu untuk  balitaPerencanaan menu untuk  balita
Perencanaan menu untuk balitaTriana Septianti
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizif1992
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizimeiwulandari24
 
Gizi olahraga smt 2 2019
Gizi olahraga smt 2 2019Gizi olahraga smt 2 2019
Gizi olahraga smt 2 2019edywaliyo
 

What's hot (20)

2. neraca bahan makanan april 2017
2. neraca bahan makanan april 20172. neraca bahan makanan april 2017
2. neraca bahan makanan april 2017
 
Ppt assesment of body composition
Ppt assesment of body compositionPpt assesment of body composition
Ppt assesment of body composition
 
XNB151 Week 3 Measuring dietary intake
XNB151 Week 3 Measuring dietary intakeXNB151 Week 3 Measuring dietary intake
XNB151 Week 3 Measuring dietary intake
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
 
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAKACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAK
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
Diet pada bayi dan anak
Diet pada bayi dan anakDiet pada bayi dan anak
Diet pada bayi dan anak
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Sistem laktat latihan dan peran gizi
Sistem laktat latihan dan peran giziSistem laktat latihan dan peran gizi
Sistem laktat latihan dan peran gizi
 
Pengembangan Pangan Lokal.pptx
Pengembangan Pangan Lokal.pptxPengembangan Pangan Lokal.pptx
Pengembangan Pangan Lokal.pptx
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Fungsional food
Fungsional foodFungsional food
Fungsional food
 
Penilaian mutu makanan
Penilaian mutu makananPenilaian mutu makanan
Penilaian mutu makanan
 
Kebutuhan energi 2
Kebutuhan energi 2Kebutuhan energi 2
Kebutuhan energi 2
 
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptxppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
ppt MMPM Kelompok 2 Aljeng.pptx
 
Perencanaan menu untuk balita
Perencanaan menu untuk  balitaPerencanaan menu untuk  balita
Perencanaan menu untuk balita
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
Modul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status giziModul who penilaian status gizi
Modul who penilaian status gizi
 
Gizi olahraga smt 2 2019
Gizi olahraga smt 2 2019Gizi olahraga smt 2 2019
Gizi olahraga smt 2 2019
 

Similar to Food habits.pdf

makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTSri Nur Ramliah
 
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanGizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanAdisDena
 
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdfellyaniabadi1
 
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKusmaWenny1
 
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWkajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWHanissa Rafee
 
psg-dietetik-national-n-household.ppt
psg-dietetik-national-n-household.pptpsg-dietetik-national-n-household.ppt
psg-dietetik-national-n-household.pptAnovaFatimah
 
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...Ir. Zakaria, M.M
 
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...Ir. Zakaria, M.M
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarSii AQyuu
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangAna Sengga
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
 
Penilaian Konsumsi Pangan 1.pptx
Penilaian Konsumsi Pangan 1.pptxPenilaian Konsumsi Pangan 1.pptx
Penilaian Konsumsi Pangan 1.pptxAstieTrisnawati1
 
Blok 2 Modul 1.pptx
Blok 2 Modul 1.pptxBlok 2 Modul 1.pptx
Blok 2 Modul 1.pptxssuserc010f5
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilnrukmana rukmana
 

Similar to Food habits.pdf (20)

1795 4122-1-pb
1795 4122-1-pb1795 4122-1-pb
1795 4122-1-pb
 
Antropologi-Gizi-Pertemuan-4.ppt
Antropologi-Gizi-Pertemuan-4.pptAntropologi-Gizi-Pertemuan-4.ppt
Antropologi-Gizi-Pertemuan-4.ppt
 
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRSTmakalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
makalah-gizi-buruk-lengkap_akperRST
 
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan KesehatanGizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
Gizi dan Kesehatan kuliah Gizi dan Kesehatan
 
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
 
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptxKONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
KONSEP DAN MANFAAT PENILAIAN STATUS GIZI.pptx
 
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEWkajian bab 2 LITERATURE REVIEW
kajian bab 2 LITERATURE REVIEW
 
psg-dietetik-national-n-household.ppt
psg-dietetik-national-n-household.pptpsg-dietetik-national-n-household.ppt
psg-dietetik-national-n-household.ppt
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
 
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
“Studi perbandingan pola konsumsi pangan dan non pangan rumah tangga kaya dan...
 
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota DenpasarKonsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
Konsumsi Serat pada Anak Sekolah Dasar Kota Denpasar
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
 
Penilaian Konsumsi Pangan 1.pptx
Penilaian Konsumsi Pangan 1.pptxPenilaian Konsumsi Pangan 1.pptx
Penilaian Konsumsi Pangan 1.pptx
 
antropologi.pptx
 antropologi.pptx antropologi.pptx
antropologi.pptx
 
Gizi PGS dan Anemia
Gizi PGS dan AnemiaGizi PGS dan Anemia
Gizi PGS dan Anemia
 
Blok 2 Modul 1.pptx
Blok 2 Modul 1.pptxBlok 2 Modul 1.pptx
Blok 2 Modul 1.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
 

Food habits.pdf

  • 2. Terdapat dua istilah yang berbeda dalam konsep kebiasaan makan, yaitu ada istilah food habit dan eating habit. Food habit terdiri dari 2 kata yaitu habit yang artinya kebiasaan dan food artinya pangan atau makanan. Sehingga food habit diartikan sebagai suatu pola perilaku konsumsi pangan yang diperoleh karena terjadi secara berulang-ulang dan menjadi suatu bentuk yang paten atau tetap. Sedangkan eating habit artinya adalah tindakan makan, sehingga eating habit berbeda dengan food habit. Eating habit berkaitan dengan aktivitas melakukan makan itu sendiri
  • 3.  Kebiasaan makan merupakan sebagai cara-cara individu atau kelompok masyarakat dalam memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia, yang didasari pada latar belakang sosial budaya tempat mereka hidup.(den Hertog dan van Staveren, 1983).  Kebiasaan makan merupakan cara individu atau kelompok individu memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologik, psikologik, dan sosial budaya (Sanjur 1982).  Kebiasaan makan merupakan istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan makanan dan makan seperti tata krama makan, frekuensi makan, pola makanan yang dimakan, kepercayaan tentang makan, distribusi makan antar anggota keluarga. Kebiasaan makan adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan makan seseorang, pola makanan atau susunan hidangan yang dimakan, pantangan, distribusi makanan dalam anggota keluarga (Suhardjo, 1989)
  • 4.  Menurut (Koentjaraningrat, 2004) wujud dari budaya atau kebudayaan dapat berupa benda-benda fisik, sistim tingkah laku dan tindakan yang terpola/sistim sosial, sistim gagasan atau adat- istiadat serta kepribadian atau nilai-nilai budaya.  maka dapat dikatakan bahwa makanan atau kebiasaan makan merupakan suatu produk budaya yang berhubungan dengan sistim tingkah laku dan tindakan yang terpola (sistim sosial) dari suatu komunitas masyarakat tertentu. Sedangkan makanan yang merupakan produk pangan sangat tergantung dari faktor pertanian di daerah tersebut dan merupakan produk dari budaya juga.
  • 5.  Hasil penelitian Zulkarnain 2018 yang berjudul ‘Strategi Komunikasi, Ketersediaan dan Akses, Budaya, dan Sikap Sebagai Determinan Faktor Kebiasaan Makan Pangan Lokal di Kabupaten Bengkulu Utara’, yg dilakukan di 7 desa pada 5 kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara dengan sampel sebanyak 280 rumah tangga tersebut menghasilkan fakta bahwa budaya mempengaruhi sikap terhadap kebiasaan makan pangan lokal secara signifikan. Budaya dengan nilai-nilai, sistem sosial dan material yang terkait dengan pangan lokal membuat sikap rumah tangga setuju terhadap kebiasaan makan pangan lokal. Hal ini berarti bahwa kebudayaan di mana seorang individu tinggal dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap terhadap kabiasaan makannya, Menurut Sjahmin (2001) bahwa “ kebiasaan makan masyarakat banyak ditentukan oleh budaya, kepercayaan dan lingkungan dimana masyarakat itu berada”.
  • 6. POLA KONSUMSI PANGAN PENDUDUK INDONESIA Penilaian terhadap konsumsi pangan penduduk secara kuantitas dapat ditunjukkan melalui volume konsumsi pangan penduduk (gram/kap/hari dan kilogram/kap/tahun), konsumsi energi penduduk (kkal/kap/hari), dan konsumsi protein penduduk (gram protein/kap/hari). Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai kualitas konsumsi pangan adalah Pola Pangan Harapan (PPH) Penilaian terhadap konsumsi pangan penduduk secara kuantitas dapat ditunjukkan melalui volume konsumsi pangan penduduk (gram/kap/hari dan kilogram/kap/tahun), konsumsi energi penduduk (kkal/kap/hari), dan konsumsi protein penduduk (gram protein/kap/hari). Salah satu indikator yang digunakan dalam menilai kualitas konsumsi pangan adalah Pola Pangan Harapan (PPH) POLA KONSUMSI PANGAN PENDUDUK DI INDONESIA
  • 7. Persentase Pengeluaran Bahan Pangan Menurut Jenis Tahun 2019
  • 8. Persentase Pengeluaran Bahan Pangan Menurut Jenis Tahun 2020
  • 9. Pertumbuhan tertinggi pengeluaran nominal terjadi pada kelompok sayuran dan buah- buahan yaitu rata-rata sebesar 19,78% dan 9,74% dibandingkan tahun sebelumnya. Fenomena ini terjadi diduga kuat karena adanya pandemi yang membuat kesadaran masyarakat untuk meningkatkan imun dengan konsumsi bahan makanan sehat seperti sayur dan buah. Kelompok komoditas lainnya adalah bumbu- bumbuan meningkat cukup besar dari tahun sebelumnya. Ini juga mengindikasikan konsumsi rempah- rempah yang masuk ke dalam kategori bumbu seperti jahe meningkat di masa pandemi.
  • 10. Rata-rata konsumsi kalori penduduk Indonesia pada tahun 2019 sebesar 2.112,06 kkal atau turun sebesar 8,46 kkal dibandingkan tahun 2019. Sumber utama konsumsi kalori penduduk Indonesia adalah dari kelompok padi-padian yang mencapai 38,54% pada tahun 2020, diikuti oleh kelompok makanan dan minuman lain sebesar 24,69%.
  • 11. Rata-rata Konsumsi Kalori (kkal) dan Protein (gram) per kapita sehari menurut kelompok makanan, Tahun 2019 dan 2020
  • 12. sumber protein pada pola konsumsi protein penduduk Indonesia berasal dari kelompok padi-padian yang mencapai 30,92% pada tahun 2020 dan disusul dari kelompok makanan dan minuman jadi sebesar 25,72%
  • 13.  Menurut Khumaidi ( 2004) Faktor-faktor yang berpengaruh pada kebiasaan makan masyarakat pada dasarnya dapat digolongkan dua faktor utama, yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsic. a. Faktor Lingkungan Alam • Pola makan masyarakat pedesaan di Indonesia pada umumnya dipengaruhi oleh jenis-jenis bahan makanan yang umum dapat diperoleh di tempat. b. Faktor Lingkungan Sosial • Lingkungan sosial memberikan gambaran yang jelas tentang perbedaan perbedaan kebiasaan makan.Tiap-tiap bangsadan suku bangsa mempunyai kebiasaan makan yang berbeda-beda seseuai dengan kebudayaanyang dianut turun-temurun FAKTOR EKSTRINSIK
  • 14. c. Faktor Lingkungan Budaya dan Agama • Faktor lingkungan budaya yang berkaitan dengan kebiasaan makan biasanya meliputi nilai-nilai kehidupan rohani dan kewajiban-kewajiban social • Menurut Suhardjo (2003) bahwa pantangan atau tabu makan jenis makanan tertentu hampir berlaku di semua daerah diIndonesia. • Dari sudut ilmu gizi, pantangan makan jenis makanan tertentu dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok, yaitu: 1). Haram menurut agama (Islam)yaitu pantangan yang tak boleh dipersoalkan lagi dan harus diterima tanpa perdebatan. 2). Pantangan makan jenis makanan tertentu yang tidak berdasarkan agama(kepercayaan), jenis pantangan ini sebaiknya dihapuskan, kalua jelas-jelas merugikan kondisi kesehatan gizi. 3) Pantangan yang tidak jelas akibatnya terhadap kesehatan dan kondisi gizi,sebaiknya diteliti (observasi) terus untuk melihat akibatnya dalam jangka panjang, sebagai bahan untuk memutuskan kelak,apa benar merugikan atau tidak.
  • 15. d. Faktor Lingkungan Ekonomi • Golongan masyarakat ekonomi kuat mempunyai kebiasaan makan yang cenderung banyak, dengan konsumsi rata-rata melebihi angka kecukupannya. Sebaliknyamasyarakat ekonomi paling lemah, yang justru pada umumnya produsen pangan, mereka mempunyai kebiasaan makan yang memberikan nilai gizi di bawah kecukupan jumlah maupun mutunya
  • 16. a) Faktor Asosiasi Emosional • Enggan memakan daging dari hewan peliharaan, karena telah tumbuh saling kasih sayang antara yang memelihara dan yang dipelihara, sehingga kita tidak sampai hati untuk memakan daging hewan peliharaan sendiri b) Faktor Keadaan Jasmani dan Kejiwaan yang sedang sakit • Kebiasaan makan ( food habit) juga sangat dipengaruhi oleh faktor keadaan (status) kesehatan seseorang. Di samping itu, perasaan bosan, kecewa, putus asa, stress adalah ketidak seimbangan kejiwaan yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan. Pengaruhnya akan berdampak pada berkurangnya nafsu makan c). Faktor Penilaian yang Lebih Terhadap Mutu Makanan • Madu, telur ayam kampong dan beberapa jenis makanan lain sering dianggap sebagai bahan makanan superior yang melebihi mutu zat gizi yang dikandungnya. Keadaan yang demikian, apabila tampak menonjol dalam kebiasaan makan akan menimbulkan kekurangan beberapa zat gizi FAKTOR INTRINSIK
  • 17. 3 (TIGA) FAKTOR YG BERPENGARUH THDP KEBIASAAN MAKAN (SUHARDJO 1989)
  • 18.
  • 21.
  • 22. Children’s food consumtion behavior model, didasarkan pada pengaruh dua macam lingkungan utama, yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap perilaku konsumsi anak-anak.
  • 23.
  • 24. Pada masa pandemi COVID-19 ternyata mengakibatkan pola konsumsi masyarakat berubah. Masyarakat lebih senang memasak dan makan di rumah karena ada mandat stay at home, social distancing, PSBB dll, sehingga muncul e-commerce yang menjadi andalan artinya pola konsumsi mengalami perubahan dari ritel dan gerai offline ke online. Faktor utama yang mendorong keputusan belanja konsumen yaitu ketersediaan produk, fungsi produk & delivery (kecepatan dan kenyamanan).
  • 25. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang terjadi antara lain keinginan untuk: 1. Minimal human touch points Transisi ke home cooking karena konsumen juga ingin membatasi keterpaparan mereka terhadap keramaian. Kondisi ini meningkatkan penjualan bahan pokok memasak, perlengkapan makan, dan makanan pendamping. 2. Healthy eating Nilai konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran dalam pengelolaan kondisi didokumentasikan dengan baik. 3. Food safety Kekhawatiran seputar keamanan pangan juga menjadi alasan transisi ke home cooking. 4. Fokus pada makanan lokal Kesadaran yang meningkat tentang keamanan pangan dan keinginan untuk makanan yang lebih bergizi akan meningkatkan permintaan untuk makanan lokal.