SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
JOURNAL READING
Herpetic uveitis caused by herpes simplex
virus after cataract surgery in a patient
without prior viral keratitis or uveitis: a case
report
Adzkia Zahidah
212011101090
Pembimbing: dr. Erwanda Fredy, Sp.M
KSM ILMU KESEHATAN MATA
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2022
JUDUL ARTIKEL
 Inflamasi intraokular pascaoperasi katarak  ketidaknyamanan,
pemulihan yang tertunda, dan pengurangan ketajaman visual.
 Invasi bakteri/jamur selama proses operasi katarak 
endophthalmitis.
 Tingkat kekambuhan herpes zoster setelah dilakukan operasi
katarak dengan teknik fakoemulsifikasi sering dilaporkan terjadi
pada mata dengan riwayat keratitis dan/atau uveitis akibat
herpes zoster sebelumnya.
Latar Belakang
Melaporkan kasus uveitis herpes yang disebabkan
oleh virus herpes simpleks setelah operasi katarak
pada pasien tanpa riwayat keratitis virus atau uveitis
sebelumnya.
Tujuan
• Desain studi: Deskriptif (Case report)
• Waktu : 2 Agustus 2021
• Tempat: Rumah Sakit Beijing Tongren, China
Metodologi
Seorang wanita berusia 70 tahun dirujuk ke rumah sakit beijing tongren dengan keluhan
mata kanan kabur dan kemerahan sejak 1 bulan terakhir. Pasien menjalani prosedur operasi
katarak fakoemulsifikasi dan implantasi lensa intraokular di mata kanan.
• Pada 1 hari pasca operasi, ketajaman visual pada mata kanan pasien yaitu 20/20.
• Pada hari ke 10 pasca operasi, pasien mengeluh penglihatan kabur secara tiba-tiba, nyeri,
dan kemerahan. Tekanan Intraokular (IOP) pada mata kanan yaitu 35 mmHg, terdapat
hiperemi konjungtiva, dan edema kornea. Pasien menerima obat tetes prednisolon asetat
dan brimonidin untuk mata kanan.
• Pada hari ke 17 pasca operasi, ketajaman visual pada mata kanan adalah 20/33 dengan TIO 11
mmHg, dan pasien diberi injeksi triamcinolone acetonide.
• Pada hari ke 26 pasca operasi, ketajaman visual di mata kanan berkurang menjadi 20/333
dengan TIO 7 mmHg.
• Pada hari ke 27 pasca operasi, pasien diberi injeksi vankomisin intravitreal di mata kanan.
• Pada hari ke 34 pasca operasi, terjadi eksudasi fibrin di bilik mata kanan dan dirujuk ke klinik
dengan ketajaman visual yang masih menurun.
Pasien tidak memiliki riwayat keratitis herpes atau uveitis anterior sebelumnya.
Laporan kasus
Pada pemeriksaan awal, ketajaman visual pada OD 20/400 dan OS 20/20 dengan TIO OD 8
mmHg dan TIO OS 15 mmHg. Pemeriksaan segmen anterior mata kanan menunjukkan adanya
kongesti konjungtiva, edema kornea, endapan keratik berpigmen, sel 1+ di bilik anterior, sinekia
posterior, fibrin berpigmen yang menempel pada permukaan anterior lensa intraokular, serta
perdarahan pada iris.
Hasil kultur bakteri dan jamur dari biopsi vitreous mata kanan yaitu negatif. Next-generation
sequencing analysis untuk HSV pada aqueous humor mata kanan hasilnya positif. Diagnosis
uveitis herpetik pada mata kanan didasarkan pada manifestasi klinis dan hasil tes diagnostik dari
cairan intraokular. Pasien diberi injeksi gansiklovir intravitreal dan mendapat valasiklovir oral
selama dua bulan. Tiga bulan setelah mendapat terapi antivirus, ketajaman visual pada mata kanan
pasien meningkat menjadi 20/33, peradangan di bilik mata depan dan badan vitreous telah hilang.
Laporan kasus
Perdarahan pada iris (Gbr. 1A dan B).
Pemeriksaan retina menunjukkan
adanya opasitas vitreous padat (Gbr.
1C) tetapi tidak ada lesi nekrotik pada
retina atau lesi fokal di mata kanan
(Gbr. 1D). Hasil segmen anterior dan
pemeriksaan retina mata kiri tidak
terdapat apa-apa. Ultrasonografi
okular menunjukkan adanya opasitas
vitreous padat di mata kanan (Gbr.
1E).
OCT pada mata kanan
menunjukkan bahwa area
macula menempel (Gbr. 1F).
Peradangan di bilik mata
depan dan badan vitreous telah
hilang (Gbr. 1G-I).
• Herpes zoster oftalmikus (HZO) disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang mempengaruhi
bagian oftalmik dari saraf trigeminal. Keterlibatan okular pada pasien HZO dilaporkan terjadi sebanyak 30% -78%,
dengan manifestasi berupa adanya konjungtivitis, keratitis, uveitis, serta trabekulitis. Terdapat kemungkinan
terjadinya kekambuhan kerato-uveitis setelah dilakukannya operasi katarak pada pasien dengan riwayat HZO
sebelumnya.
• Durasi antara operasi katarak dan kekambuhan HZO biasanya cukup lama. Lu dkk. melaporkan bahwa
kekambuhan HZO sebagian besar terjadi dalam 2 tahun pertama setelah dilakukannya operasi katarak.
• Dalam kasus ini, diagnosis uveitis herpetik dikonfirmasi oleh next-generation sequencing analysis dan uji PCR
dari aqueous humor.
• Pasien memiliki respon yang baik terhadap terapi antivirus yang diberikan.
• Pada laporan kasus ini, didapatkan informasi bahwa aktivasi atau reaktivasi virus dianggap sebagai penyebab
potensial dari inflamasi intraokular setelah dilakukannya operasi katarak.
Hasil diskusi
• Beberapa efek lokal seperti adanya paparan sinar ultraviolet, penggunaan laser excimer,
pemberian timolol, latanoprost, epinefrin, dan kortikosteroid adalah faktor risiko kekambuhan
keratitis herpes.
• Laser iridotomi perifer juga merupakan faktor risiko terjadinya reaktivasi uveitis herpes
anterior. Riset menunjukkan bahwa sitokin pro-inflamasi dilepaskan setelah dilakukannya laser
iridotomi dan kemungkinan berperan dalam patogenesis terjadinya rekurensi uveitis herpetik.
• Operasi katarak fakoemulsifikasi dapat memicu peradangan non-infeksius pada mata oleh
karena kerusakan jaringan yang tidak dapat dihindari.
• Kekambuhan lebih besar terjadi pada penderita HSV di tahun pertama setelah operasi katarak
pada pasien dengan riwayat keratitis HSV dan/atau uveitis anterior.
Hasil diskusi
• Uveitis herpes anterior ditandai dengan atrofi iris, peningkatan TIO akut, sebaran presipitat keratik, pelebaran
pupil terdistorsi, dan keterlibatan kornea.
• Peningkatan TIO adalah komplikasi okular yang paling umum pada pasien dengan uveitis anterior herpes
(75%), keratitis (59%), sinekia posterior (34%), katarak (32%), dan glaukoma (15%).
• Endoftalmitis pasca operasi onset akut didefinisikan sebagai endophthalmitis yang terjadi 30 hari setelah
prosedur pembedahan pada pasien katarak. Durasi rata-rata antara operasi katarak dan diagnosis endophthalmitis
dalam kasus ini adalah 8 hari.
• Faktor risiko endoftalmitis setelah operasi katarak yaitu usia lanjut, status imunokompromis, adanya fokus
septik di area mata, kerusakan kapsul posterior, serta adanya luka terbuka. Endoftalmitis pascaoperasi ditandai
dengan inflamasi berat pada anterior chamber dan opasitas padat pada vitreous.
• Dalam beberapa tahun terakhir, teknik diagnostik molekuler untuk cairan intraokular telah digunakan sebagai
prosedur tambahan dalam mendiagnosis endoftalmitis dan uveitis virus.
Hasil diskusi
• Teknik diagnostik melibatkan metode seperti PCR dan next-generation sequencing. PCR menjadi alat yang
cukup baik dalam mendiagnosis infeksi intraokular.
• Dalam kasus ini, diagnosis endophthalmitis masih harus dipertimbangkan oleh karena tidak terdapat infeksi
bakteri dan/atau jamur dari hasil kultur pada kedua vitreus dan test next generation sequencing dari aqueous
humor.
• Peradangan non-infeksi pasca operasi katarak dapat diakibatkan “surgery attacks”.
Hasil diskusi
•Reaktivasi virus herpes dapat terjadi setelah dilakukannya operasi intraokular pada pasien
tanpa riwayat penyakit virus pada mata sebelumnya, reaktivasi ini menginduksi inflamasi
atipikal intraokular pascaoperasi katarak.
•Aktivasi HSV dapat memperburuk peradangan pasca operasi katarak pada anterior chamber
dan badan vitreous, yang gambaran klinisnya menyerupai endoftalmitis.
•Operasi katarak fakoemulsifikasi dapat memicu peradangan pada mata
•Studi ini juga menyoroti pentingnya memonitoring kondisi klinis pasien post OP katarak
•Studi ini juga menyoroti pentingnya menskrining kondisi klinis pasien pre OP katarak, riwayat
penyakit yang dialami serta pengobatan yang telah dijalani
•Pengamatan ini mungkin dapat membantu dalam mendiagnosis dan mencegah kemungkinan
adanya komplikasi yang terjadi setelah dilakukannya operasi katarak.
Kesimpulan
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Journal reading_212011101090_Adzkia zahidah.pptx

Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxLaporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxAlfinKamal
 
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptxpuskesmastanon
 
Jurnal Atritis
Jurnal AtritisJurnal Atritis
Jurnal Atritisdimas021
 
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptxJR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptxDionPHutasoit
 
Konjungtivitis kuliah.pptx
Konjungtivitis kuliah.pptxKonjungtivitis kuliah.pptx
Konjungtivitis kuliah.pptxssuser04a630
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisRizal_mz
 
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptxRonyWiranto
 
Jurnal tinea pedis
Jurnal tinea pedisJurnal tinea pedis
Jurnal tinea pedisIka Yuniarti
 
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASPOWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASAfrilyakurniarezki
 
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxCerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxPutriNoviyanti9
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorPatenPisan1
 
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxREFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxninikindriyani0
 

Similar to Journal reading_212011101090_Adzkia zahidah.pptx (20)

Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptxLaporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
Laporan Kasus Besar Melkior Krisna Arondaya_22010121220059.pptx
 
G3 mata
G3 mataG3 mata
G3 mata
 
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
884a74a8bc2694ee874710b4964cc03a.pptx
 
Jurnal Atritis
Jurnal AtritisJurnal Atritis
Jurnal Atritis
 
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptxJR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
JR Mata Kelompok B_Uveitis Kronik Pada Kusta.pptx
 
usulan penelitian.docx
usulan penelitian.docxusulan penelitian.docx
usulan penelitian.docx
 
Konjungtivitis kuliah.pptx
Konjungtivitis kuliah.pptxKonjungtivitis kuliah.pptx
Konjungtivitis kuliah.pptx
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
 
121341358 frenektomi
121341358 frenektomi121341358 frenektomi
121341358 frenektomi
 
Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
#Pelayanan Telemedicine Bagi Pasien Isolasi Mandiri_120821.pptx
 
Jurnal tinea pedis
Jurnal tinea pedisJurnal tinea pedis
Jurnal tinea pedis
 
CASE REPORT THT
CASE REPORT THT CASE REPORT THT
CASE REPORT THT
 
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMASPOWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
POWER POINT BUNDEL HAIS PPTDALAM PELAKSANAAN DI PUSKESMAS
 
JOURDING NUSA (1).pptx
JOURDING NUSA (1).pptxJOURDING NUSA (1).pptx
JOURDING NUSA (1).pptx
 
ASKEP PERIOPERATIF.pptx
ASKEP PERIOPERATIF.pptxASKEP PERIOPERATIF.pptx
ASKEP PERIOPERATIF.pptx
 
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptxCerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
Cerebral Venous Sinus Thrombosis in the covid-19 pandemic.pptx
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon SurveyorWorkshop PPI Untuk Calon Surveyor
Workshop PPI Untuk Calon Surveyor
 
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxREFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
 

Recently uploaded

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

Journal reading_212011101090_Adzkia zahidah.pptx

  • 1. JOURNAL READING Herpetic uveitis caused by herpes simplex virus after cataract surgery in a patient without prior viral keratitis or uveitis: a case report Adzkia Zahidah 212011101090 Pembimbing: dr. Erwanda Fredy, Sp.M KSM ILMU KESEHATAN MATA RSD dr. SOEBANDI JEMBER 2022
  • 3.  Inflamasi intraokular pascaoperasi katarak  ketidaknyamanan, pemulihan yang tertunda, dan pengurangan ketajaman visual.  Invasi bakteri/jamur selama proses operasi katarak  endophthalmitis.  Tingkat kekambuhan herpes zoster setelah dilakukan operasi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi sering dilaporkan terjadi pada mata dengan riwayat keratitis dan/atau uveitis akibat herpes zoster sebelumnya. Latar Belakang
  • 4. Melaporkan kasus uveitis herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks setelah operasi katarak pada pasien tanpa riwayat keratitis virus atau uveitis sebelumnya. Tujuan
  • 5. • Desain studi: Deskriptif (Case report) • Waktu : 2 Agustus 2021 • Tempat: Rumah Sakit Beijing Tongren, China Metodologi
  • 6. Seorang wanita berusia 70 tahun dirujuk ke rumah sakit beijing tongren dengan keluhan mata kanan kabur dan kemerahan sejak 1 bulan terakhir. Pasien menjalani prosedur operasi katarak fakoemulsifikasi dan implantasi lensa intraokular di mata kanan. • Pada 1 hari pasca operasi, ketajaman visual pada mata kanan pasien yaitu 20/20. • Pada hari ke 10 pasca operasi, pasien mengeluh penglihatan kabur secara tiba-tiba, nyeri, dan kemerahan. Tekanan Intraokular (IOP) pada mata kanan yaitu 35 mmHg, terdapat hiperemi konjungtiva, dan edema kornea. Pasien menerima obat tetes prednisolon asetat dan brimonidin untuk mata kanan. • Pada hari ke 17 pasca operasi, ketajaman visual pada mata kanan adalah 20/33 dengan TIO 11 mmHg, dan pasien diberi injeksi triamcinolone acetonide. • Pada hari ke 26 pasca operasi, ketajaman visual di mata kanan berkurang menjadi 20/333 dengan TIO 7 mmHg. • Pada hari ke 27 pasca operasi, pasien diberi injeksi vankomisin intravitreal di mata kanan. • Pada hari ke 34 pasca operasi, terjadi eksudasi fibrin di bilik mata kanan dan dirujuk ke klinik dengan ketajaman visual yang masih menurun. Pasien tidak memiliki riwayat keratitis herpes atau uveitis anterior sebelumnya. Laporan kasus
  • 7. Pada pemeriksaan awal, ketajaman visual pada OD 20/400 dan OS 20/20 dengan TIO OD 8 mmHg dan TIO OS 15 mmHg. Pemeriksaan segmen anterior mata kanan menunjukkan adanya kongesti konjungtiva, edema kornea, endapan keratik berpigmen, sel 1+ di bilik anterior, sinekia posterior, fibrin berpigmen yang menempel pada permukaan anterior lensa intraokular, serta perdarahan pada iris. Hasil kultur bakteri dan jamur dari biopsi vitreous mata kanan yaitu negatif. Next-generation sequencing analysis untuk HSV pada aqueous humor mata kanan hasilnya positif. Diagnosis uveitis herpetik pada mata kanan didasarkan pada manifestasi klinis dan hasil tes diagnostik dari cairan intraokular. Pasien diberi injeksi gansiklovir intravitreal dan mendapat valasiklovir oral selama dua bulan. Tiga bulan setelah mendapat terapi antivirus, ketajaman visual pada mata kanan pasien meningkat menjadi 20/33, peradangan di bilik mata depan dan badan vitreous telah hilang. Laporan kasus
  • 8. Perdarahan pada iris (Gbr. 1A dan B). Pemeriksaan retina menunjukkan adanya opasitas vitreous padat (Gbr. 1C) tetapi tidak ada lesi nekrotik pada retina atau lesi fokal di mata kanan (Gbr. 1D). Hasil segmen anterior dan pemeriksaan retina mata kiri tidak terdapat apa-apa. Ultrasonografi okular menunjukkan adanya opasitas vitreous padat di mata kanan (Gbr. 1E).
  • 9. OCT pada mata kanan menunjukkan bahwa area macula menempel (Gbr. 1F). Peradangan di bilik mata depan dan badan vitreous telah hilang (Gbr. 1G-I).
  • 10. • Herpes zoster oftalmikus (HZO) disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster yang mempengaruhi bagian oftalmik dari saraf trigeminal. Keterlibatan okular pada pasien HZO dilaporkan terjadi sebanyak 30% -78%, dengan manifestasi berupa adanya konjungtivitis, keratitis, uveitis, serta trabekulitis. Terdapat kemungkinan terjadinya kekambuhan kerato-uveitis setelah dilakukannya operasi katarak pada pasien dengan riwayat HZO sebelumnya. • Durasi antara operasi katarak dan kekambuhan HZO biasanya cukup lama. Lu dkk. melaporkan bahwa kekambuhan HZO sebagian besar terjadi dalam 2 tahun pertama setelah dilakukannya operasi katarak. • Dalam kasus ini, diagnosis uveitis herpetik dikonfirmasi oleh next-generation sequencing analysis dan uji PCR dari aqueous humor. • Pasien memiliki respon yang baik terhadap terapi antivirus yang diberikan. • Pada laporan kasus ini, didapatkan informasi bahwa aktivasi atau reaktivasi virus dianggap sebagai penyebab potensial dari inflamasi intraokular setelah dilakukannya operasi katarak. Hasil diskusi
  • 11. • Beberapa efek lokal seperti adanya paparan sinar ultraviolet, penggunaan laser excimer, pemberian timolol, latanoprost, epinefrin, dan kortikosteroid adalah faktor risiko kekambuhan keratitis herpes. • Laser iridotomi perifer juga merupakan faktor risiko terjadinya reaktivasi uveitis herpes anterior. Riset menunjukkan bahwa sitokin pro-inflamasi dilepaskan setelah dilakukannya laser iridotomi dan kemungkinan berperan dalam patogenesis terjadinya rekurensi uveitis herpetik. • Operasi katarak fakoemulsifikasi dapat memicu peradangan non-infeksius pada mata oleh karena kerusakan jaringan yang tidak dapat dihindari. • Kekambuhan lebih besar terjadi pada penderita HSV di tahun pertama setelah operasi katarak pada pasien dengan riwayat keratitis HSV dan/atau uveitis anterior. Hasil diskusi
  • 12. • Uveitis herpes anterior ditandai dengan atrofi iris, peningkatan TIO akut, sebaran presipitat keratik, pelebaran pupil terdistorsi, dan keterlibatan kornea. • Peningkatan TIO adalah komplikasi okular yang paling umum pada pasien dengan uveitis anterior herpes (75%), keratitis (59%), sinekia posterior (34%), katarak (32%), dan glaukoma (15%). • Endoftalmitis pasca operasi onset akut didefinisikan sebagai endophthalmitis yang terjadi 30 hari setelah prosedur pembedahan pada pasien katarak. Durasi rata-rata antara operasi katarak dan diagnosis endophthalmitis dalam kasus ini adalah 8 hari. • Faktor risiko endoftalmitis setelah operasi katarak yaitu usia lanjut, status imunokompromis, adanya fokus septik di area mata, kerusakan kapsul posterior, serta adanya luka terbuka. Endoftalmitis pascaoperasi ditandai dengan inflamasi berat pada anterior chamber dan opasitas padat pada vitreous. • Dalam beberapa tahun terakhir, teknik diagnostik molekuler untuk cairan intraokular telah digunakan sebagai prosedur tambahan dalam mendiagnosis endoftalmitis dan uveitis virus. Hasil diskusi
  • 13. • Teknik diagnostik melibatkan metode seperti PCR dan next-generation sequencing. PCR menjadi alat yang cukup baik dalam mendiagnosis infeksi intraokular. • Dalam kasus ini, diagnosis endophthalmitis masih harus dipertimbangkan oleh karena tidak terdapat infeksi bakteri dan/atau jamur dari hasil kultur pada kedua vitreus dan test next generation sequencing dari aqueous humor. • Peradangan non-infeksi pasca operasi katarak dapat diakibatkan “surgery attacks”. Hasil diskusi
  • 14. •Reaktivasi virus herpes dapat terjadi setelah dilakukannya operasi intraokular pada pasien tanpa riwayat penyakit virus pada mata sebelumnya, reaktivasi ini menginduksi inflamasi atipikal intraokular pascaoperasi katarak. •Aktivasi HSV dapat memperburuk peradangan pasca operasi katarak pada anterior chamber dan badan vitreous, yang gambaran klinisnya menyerupai endoftalmitis. •Operasi katarak fakoemulsifikasi dapat memicu peradangan pada mata •Studi ini juga menyoroti pentingnya memonitoring kondisi klinis pasien post OP katarak •Studi ini juga menyoroti pentingnya menskrining kondisi klinis pasien pre OP katarak, riwayat penyakit yang dialami serta pengobatan yang telah dijalani •Pengamatan ini mungkin dapat membantu dalam mendiagnosis dan mencegah kemungkinan adanya komplikasi yang terjadi setelah dilakukannya operasi katarak. Kesimpulan