SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
19
MEMBUAT MEDIA
PEMBELAJARAN YANG MENARIK
Oleh: Tejo Nurseto
(Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta)
Abstrak
Dunia pendidikan dewasa memasuki era dunia media, di mana kegiatan
pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah dan diganti dengan
pemakaian banyak media. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini
yang menekankan pada keterampilan proses dan aktif learning, maka
kiranya peranan media pembelajaran (yang dalam uraian selanjutnya
sering disebut media), menjadi semakin penting. Dalam kaitannya dengan
fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:
sebagai alat untuk membuat pembelajaran yang lebih efektif,
mempercepat proses belajar, meningkatkan kualitas proses belajar-
mengajar, mengkongkretkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi
terjadinya penyakit verbalisme. Perencanaan dalam pembuatan media
meliputi: Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, Perumusan tujuan,
memilih, merubah dan merancang media pembelajaran, perumusan
materi, pelibatan siswa dan evaluasi (Evaluation). Untuk mengembangkan
media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat
digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata: Visible: mudah dilihat,
Interesting: menarik, Simple: sederhana, Useful: isinya
berguna/bermanfaat, Accurate: Benar (dapat dipertanggungjawabkan),
Legitimate: masuk akal/sah, Structured: terstruktur/tersusun dengan baik.
Beberapa media yang dapat dibuat dan dipergunakan dalam pembelajaran
ekonomi antara lain: flipchart, flannel graph, flash card, barang bekas,
powerpoint dan lain-lain.
Kata kunci: Media Pembelajaran
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011
20
A. Pendahuluan
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan dunia hiburan semakin pesat,
sehingga anak-anak kita lebih suka melihat sinetron, film, main game, internet yang
akan menjadi guru mereka daripada mendengarkan pelajaran guru di kelas. Oleh
karena itu guru zaman sekarang dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang
menarik sekaligus menghibur agar tidak kalah dengan teknologi informasi dan dunia
hiburan yang semakin canggih.
Sesuai dengan kemajuan Teknologi Pendidikan (Educational Technology), maupun
Teknologi Pembelajaran (Instructional Technology) menuntut digunakannya berbagai
media pembelajaran (instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin
canggih (sophisticated).
Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pesan, tapi siswa juga bertindak sebagai komunikator atau penyampai
pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi
dua arah bahkan komunikasi banyak arah. Dalam komunikasi pembelajaran media
pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Artinya, proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi
antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut.
Dunia pendidikan dewasa memasuki era dunia media, di mana kegiatan
pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah dan diganti dengan pemakaian
banyak media. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini yang menekankan
pada keterampilan proses dan active learning, maka kiranya peranan media
pembelajaran, menjadi semakin penting.
B. Pengertian Media
Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education
and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala
bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National Education
Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang
dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan Heinich, dkk (1982) mengartikan
istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a
source and a receiver”.
Perlu dikemukakan pula bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu proses
komunikasi. Dengan kata lain, kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
21
komunikasi antar penerima pesan (P) dengan sumber (S) lewat media (M) tersebut.
Namun proses komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada reaksi balik (feedback).
Berdasarkan uraian di atas maka secara singkat dapat dikemukakan bahwa media
pembelajaran itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar.
C. Fungsi dan Manfaat Media
Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar Edgar Dale
(1969) dalam bukunya “Audio visual methods in teaching” Edgar Dale membuat
klasifikasi menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak.
Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman” dari
Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu yang
paling sesuai untuk pengalaman belajar.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa
hal berikut ini:
1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih
efektif.
2. Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan komponen
lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
3. Mempercepat proses belajar.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011
22
4. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
5. Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit
verbalisme.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan
minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Sudjana dan Rivai
(1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa,
yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan
lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih
jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan
serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih bervariasi,
tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv)
siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya
mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung,
dan memerankan.
Manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Menyamakan Persepsi Siswa. Dengan melihat objek yang sama dan konsisten
maka siswa akan memiliki persepsi yang sama.
2. Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Misalnya untuk menjelaskan
tentang sistem pemerintahan, perekonomian, berhembusnya angin, dan
sebagainya. bisa menggunakan media gambar, grafik atau bagan sederhana.
3. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam
lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar
atau film tentang binatang-binatang buas, gunung meletus, lautan, kutup utara
dll.
4. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan
menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar,
candi, dan sebagainya. Atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti
bakteri, virus, semut, nyamuk, atau hewan/benda kecil lainnya.
5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan
teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan
tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu
ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti
pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga wijaya kusumah dan lain-lain.
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
23
D. Klasifikasi Media
Menurut bentuk informasi yang digunakan, kita dapat memisahkan dan
mengklasifikasi media dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media
visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak.
Proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, apakah melalui penglihatan langsung,
proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi.
Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya, kita
mendapatkan suatu format klasifikasi yang meliputi tujuh kelompok media penyaji,
yaitu:
1. Grafis, bahan cetak, dan gambar diam
2. Media proyeksi diam,
3. Media audio,
4. Media audio visual diam,
5. Media Audio visual hidup/film,
6. Media televisi, dan
7. Multi media.
E. Perencanaan Penggunaan Media
Heinich, Molenda, dan Russel (1982) dalam bukunya “Instructional Media and The
New Technologies of Instructions” menyusun suatu model prosedural yang diberi
nama akronim “ASSURE”. Model ASSURE ini dimaksudkan untuk menjamin
penggunaan media pembelajaran yang efektif.
Model yang diakronimkan dengan ASSURE itu meliputi 6 langkah dalam
perencanaan sistematik untuk penggunaan media, yaitu: Analyze Learner
Characteristics, State Objectives, Select, Modify Or Design Materials, utilize materials,
require learner response, evaluate
1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa
Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need), Salah satu
indikator adanya kebutuhan yaitu kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang
kita inginkan agar dapat dikuasai siswa.
2. Perumusan Tujuan
Media pembelajaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan membantu dan
memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011
24
3. Memilih, Merubah dan Merancang Media Pembelajaran
Untuk membuat media yang tepat bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan
meliputi salah satu dari tiga kemungkinan yaitu 1. Memilih media pembelajaran
yang sudah tersedia, 2. Merubah media yang sudah ada, dan 3. Merancang
pembuatan media yang baru.
4. Perumusan Materi
Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Sebuah
program media di dalamnya haruslah berisi materi yang harus dikuasai siswa.
5. Pelibatan siswa
Situasi belajar yang paling efektif adalah situasi belajar yang memberikan
kesempatan siswa merespon dan terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu
siswa harus dilibatkan semaksimal mungkin dalam pemanfaatan penggunaan
media.
6. Evaluasi (Evaluation)
Tujuan evaluasi media pembelajaran adalah untuk memilih media pembelajaran
yang akan dipergunakan dikelas, untuk melihat prosedur penggunaan media,
untuk memeriksa apakah tujuan penggunaan media tersebut telah tercapai,
menilai kemampuan guru menggunakan media, memberikan informasi untuk
kepentingan administrasi, dan untuk memperbaiki media itu sendiri.
F. Prinsip Pengembangan dan Produksi Media
Menurut Mukminan untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan
prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata:
Visible : Mudah dilihat
Interesting : Menarik
Simple : Sederhana
Useful : Isinya berguna/bermanfaat
Accurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan)
Legitimate : Masuk akal/sah
Structured : Terstruktur/tersusun dengan baik
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
25
G. Membuat Media Pembelajaran Ekonomi
I Nyoman Sudana Degeng (1993) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang
perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam membuat media pembelajaran, yaitu: 1.
tujuan instruksional; 2. keefektifan; 3. siswa; 4. ketersediaan; 5. biaya pengadaan; 6.
kualitas teknis. Dalam pembuatan media hal-hal yang harus diperhatikan adalah
tujuan pembelajaran, keefektifan media, kemampuan peserta didik, ketersediaan
sarana dan prasarana, kualitas media, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan
menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia.
Media yang dapat dibuat dalam pembelajaran ekonomi tidak terbatas jenis dan
bentuknya, tergantung hasil pemilihan mana yang paling tepat. Dari sekian banyak
media yang cocok untuk, di antaranya media grafis seperti poster, bagan, diagram,
kartun, flipchart, dan lain-lain. Selain itu tren saat ini adalah penggunaan media
berbasis komputer seperti media presentasi. Oleh sebab itu tepat jika guru/dosen
mampu membuat media minimal media grafis dan media presentasi berbantuan
komputer.
1. Flipchart
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai kalender berukuran 50X75
cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam
urutan yang diikat pada bagian atasnya . Flipchart dapat digunakan sebagai media
penyampai pesan pembelajaran.
a. Cara mendesain Flipchart
Flipchart secara umum terbagi dalam dua sajian, pertama Flipchart yang hanya
berisi lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi pesan pembelajaran. Kedua,
Flipchart yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya
yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik, bagan dan lain-lain. Berdasarkan tujuan
yang telah kita tentukan maka dipilih bentuk Flipchart yang sesuai.
Membuat Flipchart yang sudah berisi pesan pembelajaran diperlukan tahap-tahap
seperti: membuat alat penyangga dari kayu, kemudian mengumpulkan gambar-
gambar yang relevan dengan tujuan, menuliskan pesan pada kertas atau kalau perlu
objek gambar yang sudah ada misalnya dari koran atau majalah dapat ditempelken,
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011
26
diatur komposisinya, jika gambar langsung dibuat pada kertas tersebut perlu dibuat
sketsa terlebih dulu, membuat outline dan mewarnai.
Materi yang disajikan pada media Flipchart tidak dalam bentuk uraian panjang,
dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada buku teks namun materi
disarikan, diambil pokok-pokoknya.
b. Cara Menggunakan Flipchart
1) Mempersiapkan diri: Dosen/Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan
baik, dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut.
2) Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi flipchart, sehingga dapat dilihat
dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas tersebut.
3) Pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran, atau
leter U, pastikan semua siswa memperoleh pandangan yang baik.
4) Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu diperkenalkan
kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran..
5) Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan
lembaran-lembaran gambar flipchart dan berikan keterangan yang cukup.
6) Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa mau
bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikannya jelas
dipahami atau masih kurang jelas. Beri kesempatan siswa memberikan komentar
terhadap isi flipchart yang disajikan.
7) Menyimpulkan Materi. Dorong siswa berperan aktif menyimpulkan materi yang
diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu maka siswa atau guru kembali membuka
beberapa flipchart yang dianggap penting.
2. Flash Card
Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang
berukuran 25X30cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau
memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-
lembaran flashcard. Gambar-gambar pada flashcard merupakan rangkaian pesan
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
27
yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian
belakangnya. Flashcard hanya cocok untuk kelompok kecil siswa tidak lebih dari 30
orang siswa. Kelebihan flashcard antara lain mudah dibawa, praktis, gampang
diingat, menyenangkan.
a. Cara Pembuatan
1) Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus.
Kertas ini berfungsi untuk menyimpan atau menempelkan gambar-gambar sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
2) Kertas tersebut diberi tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan
penggaris, untuk menentukan ukuran 25X30 cm
3) Potong-potonglah kertas duplek tersebut dengan gunting atau kater hingga tepat
berukuran 25X30 cm. Buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan
ditempelkan atau sejumlah materi yang dibutuhkan.
4) Jika objek gambar langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu
dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas
concord atau kertas karton.
5) Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air,
spidol, pensil warna, atau membuat desain menggunakan komputer dengan
ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut.
6) Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya
gambar-gambar yang di jual di toko, majalah, koran, maka selanjutnya gambar-
gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan ukuran, lalu ditempelkan
menggunakan perekat atau lem kertas.
7) Pada bagian akhir adalah memberi tulisan pada bagian belakang kartu-kartu
tersebut sesuai dengan nama objek pada halaman muka. Nama-nama ini biasa
dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia dan Inggris.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011
28
b. Cara Menggunakan
1) Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke depan
siswa.
2) Cabutlah satu per satu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan
3) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang duduk di
dekat guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu per satu, lalu
teruskan kepada siswa yang lain sampai semua siswa kebagian.
4) Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut di dalam sebuah
kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba
misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberikan perintah, misalnya
cari gambar candi hindu, maka siswa berlari menghampiri kotak tersebut untuk
mengambil kartu yang bergambar candi hindu yang belakangnya bertuliskan ciri-
ciri candi hindu.
3. Flanelgraf
Flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa guntingan-guntingan gambar
atau tulisan yang pada bagian belakangnya dilapisi ampelas. Guntingan gambar
tersebut ditempelkan pada papan yang dilapisi flanel yang berbulu sehingga melekat.
Ukuran papan flanel adalah 50X75 cm, dipergunakan untuk pembelajaran kelompok
kecil 30 orang.
Kelebihan Flanelgraf antara lain gambar-gambar yang moveable dapat menarik
perhatian siswa, siswa dapat berperan aktif untuk memindahkan objek gambar yang
ditempelkan, pembelajaran dapat disetting sesuai dengan kebutuhan yaitu individual
maupun secara kelompok. Dalam setting kelompok siswa bekerja sama dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan guru, menyusun gambar atau objek tiga dimensi
yang ditempelkan pada papan flanel.
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
29
a. Cara Pembuatan
1) Siapkan papan triplek yang berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar.
Pastikan ukuran papan tersebut kurang lebih 50X75cm. Dapat juga membeli papan
seperti whiteboard yang sudah jadi.
2) Siapkan bahan flanel yang berbulu atau dapat pula menggunakan karpet dengan
bulu tebal, sesuaikan ukurannya dengan papan tersebut, tempelkan dengan
menggunakan paku, atau lem.
3) Siapkan gambar-gambar yang akan ditempelkan pada papan flanel tersebut. Untuk
menempelkannya, maka gambar tersebut harus dipasang alas yang keras atau
bahan amplas. Gambar-gambar tersebut dapat diambil dari majalah, koran, tabloid
atau gambar yang dibeli dari toko. Banyaknya gambar yang ditempelkan
disesuaikan dengan kebutuhan dan keluasan materi yang disajikan.
b. Cara Menggunakan
1) Mulailah penyajian dengan bercerita terlebih dahulu lalu mulai masuk ke pelajaran
pokok, guru berdiri di samping papan flanel
2) Libatkan siswa dalam penyajian, mintalah salah seorang siswa untuk tampil ke
depan untuk mengulangi penyajian lalu dilanjutkan dengan diskusi.
3) Menilai alat dan penyajian: apakah gambar-gambar sudah jelas, apakah
penyajiannya tampak menarik, apakah dipahami isi pesan yang disajikan
4. Bulletin board
Bulletin board adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan
contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster, dan objek dalam bentuk
tiga dimensi. Pada umumnya Bulletin board berukuran 160X80 cm.
Kelebihan bulletin board antara lain dapat menciptakan minat belajar, dan minat
berkarya pada diri siswa, mempersatukan semangat kelas dengan membangkitkan
rasa memiliki bersama dan tanggung jawab bersama, mendorong siswa untuk
berkarya dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan masalah dan sebagai
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011
30
sarana berkompetisi. Antara kelas dalam satu sekolah akan saling berlomba untuk
menunjukkan hasil yang terbaik yang disajikan dalam Bulletin board. Hal ini
bernilai positif karena siswa akan berlomba untuk menjadi yang terbaik.
a. Cara Pembuatan Bulletin Board
1) Bulletin board hampir sama dengan white board baik dari sisi bentuk maupun
ukurannya tapi bahan pada bagian muka dapat berupa papan yang dicat dengan
warna yang sesuai, dilapisi bahan flanel atau karpet atau steryoform. Bahan dasar
bulletin board dapat membuat sendiri atau juga dapat membeli yang sudah jadi
dengan ukuran yang standar.
2) Untuk lebih menarik, perlu dicat dengan warna-warni, dan pada bagian pinggirnya
diberi bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk mejaga keamanan karya
yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai dengan kunci
pengaman.
3) Berilah judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar
sehingga terlihat dengan jelas. Judul yang dimaksud adalah judul Bulletin board
misalnya “Karya Kita”, “Media Ceria” dan lain-lain.
4) Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku, poster, dan lain-
lain. Siapkan juga alat-alat untuk menempelkannya seperti lem, paku payung
gunting, cat warna.
5) Tempelkan bulletin board sesuai dengan fungsinya, jelas terlihat dari berbagai
arah. Dapat ditempelkan di dalam kelas, didepan kelas, di kantor atau di jalan
keluar masuk ruangan atau koridor. Supaya terlihat terang, tempatkan disekitarnya
banyak cahaya matahari atau menggunakan lampu sorot.
5. Media dari barang bekas
Dalam pembelajaran media apapun dapat digunakan termasuk barang-barang
bekas. Selain murah barang bekas juga mudah didapatkan seperti Koran bekas, botol
bekas, kertas bekas, plastik bekas dan lain-lain. Misalnya dalam pembelajaran
ekternalitas kita dapat menggunakan kertas dan Koran bekas yang dianggap sebagai
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
31
sampah di mana hal itu mengakibatkan ekternalitas bagi orang lain. Kertas bekas
dapat dipergunakan dalam pembelajaran produktivitas dengan membuat buku atau
produk lain dengan bahan kertas bekas atau dalam pembelajaran marginalism dengan
membuat produk dari bahan bekas kemudian tenaga kerjanya ditambah secara terus-
menerus sementara faktor yang lain tetap.
Dalam menggunakan media barang bekas harus didukung dengan strategi
pembelajaran yang tepat seperti simulasi, bermain peran, inquiry, proyek learning dan
lain-lain.
6. Multi media dengan powerpoint
Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan
program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam
penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat
untuk penyimpanan data (data storage).
Kelebihan Power point antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound
efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang
kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang,
dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya, dapat dikoneksikan dengan
internet
Prosedur pembuatan media power point adalah:
a. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara
program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang
kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi
ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll.
b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran
seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat
dilakukan dengan cara mencari melalui internet (browsing), menggunakan yang
sudah ada di direktori Anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan
yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011
32
dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu
dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama misalnya buku,
modul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya dikemas menjadi
uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer.
c. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses
pengerjaan di Powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir
presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File
(exe).
d. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan
review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep,
selanjutnya di revisi dan siap digunakan.
Tips membuat media dengan power point:
a. Gunakan background yang sederhana, kontras dan konsisten, hindari background
yang rumit, mengganggu dan penuh.
b. Gunakan huruf yang konsisten, sederhana, dan jelas seperti arial, verdana,
Tahoma dan trabucet, jangan gunakan huruf yang rumit dan bersambung.
c. Visualisasikan pesan Anda, jangan gunakan tulisan kecuali terpaksa
d. Maksimalkan fitur power point seperti unsur gambar, video, animasi dan suara,
tapi jangan berlebihan.
e. Buatlah background atau template sendiri untuk meningkatkan daya tarik
presentasi dan memperjelas pesan.
f. Jika menggunakan latar dengan warna yang terang, maka gunakanlah teks dengan
intensitas yang gelap, demikian sebaliknya.
g. Gunakanlah warna untuk memperindah tampilan sekaligus memberikan fokus pada
penyajian. Tapi jangan terlalu banyak karena akan terkesan ramai dan
mengganggu sajian materi. Gunakan warna kontras atau warna yang serasi
h. Hindari kombinasi warna lebih dari 3 dalam satu slide
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
33
i. Gunakanlah huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, seperti arial,
Tahoma atau verdana hindari karakter atau jenis font dekoratif karena lebih sulit
dibaca.
j. Besar huruf minimal 24 untuk kalimat dan 40 untuk judul
k. Maksimal 6 kalimat dan 25 kata dalam satu slide
l. Gunakan kata-kata yang powerful
7. Penggunaan Musik dalam Media Pembelajaran
Dengan multi media powerpoint sangat mungkin untuk memasukkan unsur musik
dalam media pembelajaran. Musik berfungsi untuk menimbulkan suasana yang
memudahkan siswa mencerna informasi. Musik juga menimbulkan ketertarikan siswa,
mengurangi kebosanan. dan mempengaruhi kejiwaan pendengarnya, jika sajian
informasi lebih bersifat ajakan persuasif maka diperlukan musik dengan bit yang cepat
dan semangat. Sebaliknya jika pesan bertema kesedihan dan musik yang ditampilkan
bernada ceria maka akan menimbulkan kejanggalan. Dengan demikian diperlukan
pemilihan musik yang sesuai.
a. Musik Ice Breaking: Sebelum memulai pelajaran atau ketika istirahat agar siswa
bersemangat segaligus relax gunakan musik-musik yang ceria atau musik yang
sedang trend.
b. Musik Tema : Musik yang menggambarkan watak atau situasi tertentu sesuai
dengan tema media. Musik tema dibuat secara khas, harus berbeda dengan musik
yang sudah ada sehingga menjadi icon ciri khas dari sebuah program audio media
pembelajaran.
c. Musik Transisi : Digunakan untuk menghubungkan antar media, durasi musik ini
tidak perlu panjang cukup 5 sampai 15 detik. Hal ini perlu diperhatikan karena
pergantian media tanpa disertai dengan musik transisi, membuat perpindahan
menjadi kaku, tidak smooth.
d. Musik Latar Belakang. Jenis musik ini disebut juga “background music” digunakan
untuk memperkuat sebuah situasi tertentu. Volume musik latar belakang tidak
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011
34
boleh terlalu dominan, kurang lebih 25% dari 100% volume suara dan pilihlah
musik classic dengan nada yang lembut, jangan menggunakan musik yang ngebit.
H. Kesimpulan
Media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan dan informasi belajar.
Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat membantu peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki
karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah sebabnya maka perlu adanya
perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip VISUALS
(Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate, Structured) dalam
perencanaan sistematik untuk penggunaan media.
Jenis-jenis media yang dapat disiapkan atau dikembangkan dalam
pembelajaran di antaranya meliputi: media visual yang tidak diproyeksikan, media
visual yang diproyeksikan, media audio, dan multimedia. Media akan menjadi lebih
hidup, menarik dan menghibur dengan memasukkan unsur music.
Penggunaan media pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran
dan mengoptimalkan hasil belajar. Guru seyogyanya mampu memilih dan
mengembangkan media yang tepat
Daftar Pustaka
Dale, Edgar, (1969) Audio Visual Methods in Teaching, New Yorg: Holt, Rinehart and
Winston Inc. The Dryden Press.
Degeng, I Nyoman Sudana. (1993) Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang.
Hamalik, O, (1994) Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra
Aditya Bakti.
Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russel, (1982) Instructional Media: and
the New Technology of Instruction, New York: Jonh Wily and Sons.
Mukminan, (2008) Pengembangan Media Pembelajaran. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto
35
Sudjana, N. & Rivai, A. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru
Bandung.
Trini Prastati dan Prasetya Irawan (2001) Media sederhana.Jakarta: PAU-PPAI.

More Related Content

Similar to MEMBUAT MEDIA YANG MENARIK

Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)Irma Retna
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranambarlestari
 
Artikel.docx
Artikel.docxArtikel.docx
Artikel.docxhanzhor10
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar MeliMeli45
 
media dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfmedia dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfMeliMeli45
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungannita junita
 
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiMedia pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiIrviana Rozi
 
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiMedia pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiIrviana Rozi
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranWaQhyoe Arryee
 
hakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranhakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranRomi Dwi Syahri
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluanoncunk
 
Pw seminar juga
Pw seminar jugaPw seminar juga
Pw seminar jugaFKIP UHO
 
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docxMakalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docxMRafli21
 
skripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMNskripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMNwxrukli
 
Rizki iman dharmiarto (201113500006) pengembangan media pembelajaran matema...
Rizki iman dharmiarto (201113500006)   pengembangan media pembelajaran matema...Rizki iman dharmiarto (201113500006)   pengembangan media pembelajaran matema...
Rizki iman dharmiarto (201113500006) pengembangan media pembelajaran matema...Rizki Dharmiarto
 
UTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran MatematikaUTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran MatematikaWebby Rahmawati
 

Similar to MEMBUAT MEDIA YANG MENARIK (20)

Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
Tower of Hanoi (Media Pembelajaran)
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Artikel.docx
Artikel.docxArtikel.docx
Artikel.docx
 
media dan sumber belajar
media dan sumber belajar media dan sumber belajar
media dan sumber belajar
 
media dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdfmedia dan sumber belajar ( meli).pdf
media dan sumber belajar ( meli).pdf
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungan
 
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiMedia pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
 
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasiMedia pembalajaran berbasis teknologi informasi
Media pembalajaran berbasis teknologi informasi
 
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam PembelajaranMakalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Makalah Kedudukan Media dalam Pembelajaran
 
hakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaranhakikat media pembelajaran
hakikat media pembelajaran
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Pw seminar juga
Pw seminar jugaPw seminar juga
Pw seminar juga
 
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docxMakalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
 
Media dalam proses pembelajaran
Media dalam proses pembelajaranMedia dalam proses pembelajaran
Media dalam proses pembelajaran
 
skripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMNskripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMN
 
Coba coba
Coba cobaCoba coba
Coba coba
 
Rizki iman dharmiarto (201113500006) pengembangan media pembelajaran matema...
Rizki iman dharmiarto (201113500006)   pengembangan media pembelajaran matema...Rizki iman dharmiarto (201113500006)   pengembangan media pembelajaran matema...
Rizki iman dharmiarto (201113500006) pengembangan media pembelajaran matema...
 
MEDIA PEMBELAJARAN
MEDIA PEMBELAJARANMEDIA PEMBELAJARAN
MEDIA PEMBELAJARAN
 
UTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran MatematikaUTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran Matematika
 
Media pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestariMedia pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestari
 

More from ssuser6926dd

Copy of FY Modul 1 print.pdf
Copy of FY Modul 1 print.pdfCopy of FY Modul 1 print.pdf
Copy of FY Modul 1 print.pdfssuser6926dd
 
33380-85050-1-PB.pdf
33380-85050-1-PB.pdf33380-85050-1-PB.pdf
33380-85050-1-PB.pdfssuser6926dd
 
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdfMoh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdfssuser6926dd
 
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdfssuser6926dd
 
17449-51470-1-PB.pdf
17449-51470-1-PB.pdf17449-51470-1-PB.pdf
17449-51470-1-PB.pdfssuser6926dd
 
34303-85020-1-PB.pdf
34303-85020-1-PB.pdf34303-85020-1-PB.pdf
34303-85020-1-PB.pdfssuser6926dd
 
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdfMoh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdfssuser6926dd
 
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdfssuser6926dd
 

More from ssuser6926dd (9)

Copy of FY Modul 1 print.pdf
Copy of FY Modul 1 print.pdfCopy of FY Modul 1 print.pdf
Copy of FY Modul 1 print.pdf
 
33380-85050-1-PB.pdf
33380-85050-1-PB.pdf33380-85050-1-PB.pdf
33380-85050-1-PB.pdf
 
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdfMoh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
 
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
 
17449-51470-1-PB.pdf
17449-51470-1-PB.pdf17449-51470-1-PB.pdf
17449-51470-1-PB.pdf
 
34303-85020-1-PB.pdf
34303-85020-1-PB.pdf34303-85020-1-PB.pdf
34303-85020-1-PB.pdf
 
PjBl.pdf
PjBl.pdfPjBl.pdf
PjBl.pdf
 
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdfMoh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
Moh Fachri_STRATEGI PEMBELAJARAN_2020.pdf
 
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
271164-pengembangan-media-pembelajaran-untuk-me-b2104bd7.pdf
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

MEMBUAT MEDIA YANG MENARIK

  • 1. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 19 MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN YANG MENARIK Oleh: Tejo Nurseto (Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta) Abstrak Dunia pendidikan dewasa memasuki era dunia media, di mana kegiatan pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah dan diganti dengan pemakaian banyak media. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini yang menekankan pada keterampilan proses dan aktif learning, maka kiranya peranan media pembelajaran (yang dalam uraian selanjutnya sering disebut media), menjadi semakin penting. Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini: sebagai alat untuk membuat pembelajaran yang lebih efektif, mempercepat proses belajar, meningkatkan kualitas proses belajar- mengajar, mengkongkretkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. Perencanaan dalam pembuatan media meliputi: Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, Perumusan tujuan, memilih, merubah dan merancang media pembelajaran, perumusan materi, pelibatan siswa dan evaluasi (Evaluation). Untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata: Visible: mudah dilihat, Interesting: menarik, Simple: sederhana, Useful: isinya berguna/bermanfaat, Accurate: Benar (dapat dipertanggungjawabkan), Legitimate: masuk akal/sah, Structured: terstruktur/tersusun dengan baik. Beberapa media yang dapat dibuat dan dipergunakan dalam pembelajaran ekonomi antara lain: flipchart, flannel graph, flash card, barang bekas, powerpoint dan lain-lain. Kata kunci: Media Pembelajaran
  • 2. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 20 A. Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan dunia hiburan semakin pesat, sehingga anak-anak kita lebih suka melihat sinetron, film, main game, internet yang akan menjadi guru mereka daripada mendengarkan pelajaran guru di kelas. Oleh karena itu guru zaman sekarang dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang menarik sekaligus menghibur agar tidak kalah dengan teknologi informasi dan dunia hiburan yang semakin canggih. Sesuai dengan kemajuan Teknologi Pendidikan (Educational Technology), maupun Teknologi Pembelajaran (Instructional Technology) menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran (instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated). Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pesan, tapi siswa juga bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah bahkan komunikasi banyak arah. Dalam komunikasi pembelajaran media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Artinya, proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut. Dunia pendidikan dewasa memasuki era dunia media, di mana kegiatan pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah dan diganti dengan pemakaian banyak media. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran saat ini yang menekankan pada keterampilan proses dan active learning, maka kiranya peranan media pembelajaran, menjadi semakin penting. B. Pengertian Media Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”, secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Association for Education and Communication Technology (AECT), mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi. National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sedangkan Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a source and a receiver”. Perlu dikemukakan pula bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi. Dengan kata lain, kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada
  • 3. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 21 komunikasi antar penerima pesan (P) dengan sumber (S) lewat media (M) tersebut. Namun proses komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada reaksi balik (feedback). Berdasarkan uraian di atas maka secara singkat dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. C. Fungsi dan Manfaat Media Dalam usaha untuk memanfaatkan media sebagai alat bantu mengajar Edgar Dale (1969) dalam bukunya “Audio visual methods in teaching” Edgar Dale membuat klasifikasi menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman” dari Edgar Dale dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar. Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini: 1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. 2. Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan. 3. Mempercepat proses belajar.
  • 4. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 22 4. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. 5. Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme. Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986). Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (i) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka; (ii) makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran; (iii) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan (iv) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan. Manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Menyamakan Persepsi Siswa. Dengan melihat objek yang sama dan konsisten maka siswa akan memiliki persepsi yang sama. 2. Mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak. Misalnya untuk menjelaskan tentang sistem pemerintahan, perekonomian, berhembusnya angin, dan sebagainya. bisa menggunakan media gambar, grafik atau bagan sederhana. 3. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau film tentang binatang-binatang buas, gunung meletus, lautan, kutup utara dll. 4. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar, candi, dan sebagainya. Atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri, virus, semut, nyamuk, atau hewan/benda kecil lainnya. 5. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan lambat (slow motion) dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau memperlihatkan suatu ledakan. Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat seperti pertumbuhan kecambah, mekarnya bunga wijaya kusumah dan lain-lain.
  • 5. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 23 D. Klasifikasi Media Menurut bentuk informasi yang digunakan, kita dapat memisahkan dan mengklasifikasi media dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. Proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi. Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya, kita mendapatkan suatu format klasifikasi yang meliputi tujuh kelompok media penyaji, yaitu: 1. Grafis, bahan cetak, dan gambar diam 2. Media proyeksi diam, 3. Media audio, 4. Media audio visual diam, 5. Media Audio visual hidup/film, 6. Media televisi, dan 7. Multi media. E. Perencanaan Penggunaan Media Heinich, Molenda, dan Russel (1982) dalam bukunya “Instructional Media and The New Technologies of Instructions” menyusun suatu model prosedural yang diberi nama akronim “ASSURE”. Model ASSURE ini dimaksudkan untuk menjamin penggunaan media pembelajaran yang efektif. Model yang diakronimkan dengan ASSURE itu meliputi 6 langkah dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan media, yaitu: Analyze Learner Characteristics, State Objectives, Select, Modify Or Design Materials, utilize materials, require learner response, evaluate 1. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa Sebuah perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need), Salah satu indikator adanya kebutuhan yaitu kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan agar dapat dikuasai siswa. 2. Perumusan Tujuan Media pembelajaran harus dibuat sedemikian rupa sehingga akan membantu dan memudahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • 6. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 24 3. Memilih, Merubah dan Merancang Media Pembelajaran Untuk membuat media yang tepat bagi kegiatan pembelajaran biasanya akan meliputi salah satu dari tiga kemungkinan yaitu 1. Memilih media pembelajaran yang sudah tersedia, 2. Merubah media yang sudah ada, dan 3. Merancang pembuatan media yang baru. 4. Perumusan Materi Materi berkaitan dengan substansi isi pelajaran yang harus diberikan. Sebuah program media di dalamnya haruslah berisi materi yang harus dikuasai siswa. 5. Pelibatan siswa Situasi belajar yang paling efektif adalah situasi belajar yang memberikan kesempatan siswa merespon dan terlibat dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus dilibatkan semaksimal mungkin dalam pemanfaatan penggunaan media. 6. Evaluasi (Evaluation) Tujuan evaluasi media pembelajaran adalah untuk memilih media pembelajaran yang akan dipergunakan dikelas, untuk melihat prosedur penggunaan media, untuk memeriksa apakah tujuan penggunaan media tersebut telah tercapai, menilai kemampuan guru menggunakan media, memberikan informasi untuk kepentingan administrasi, dan untuk memperbaiki media itu sendiri. F. Prinsip Pengembangan dan Produksi Media Menurut Mukminan untuk mengembangkan media pembelajaran perlu diperhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai singkatan dari kata-kata: Visible : Mudah dilihat Interesting : Menarik Simple : Sederhana Useful : Isinya berguna/bermanfaat Accurate : Benar (dapat dipertanggungjawabkan) Legitimate : Masuk akal/sah Structured : Terstruktur/tersusun dengan baik
  • 7. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 25 G. Membuat Media Pembelajaran Ekonomi I Nyoman Sudana Degeng (1993) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan guru/pendidik dalam membuat media pembelajaran, yaitu: 1. tujuan instruksional; 2. keefektifan; 3. siswa; 4. ketersediaan; 5. biaya pengadaan; 6. kualitas teknis. Dalam pembuatan media hal-hal yang harus diperhatikan adalah tujuan pembelajaran, keefektifan media, kemampuan peserta didik, ketersediaan sarana dan prasarana, kualitas media, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia. Media yang dapat dibuat dalam pembelajaran ekonomi tidak terbatas jenis dan bentuknya, tergantung hasil pemilihan mana yang paling tepat. Dari sekian banyak media yang cocok untuk, di antaranya media grafis seperti poster, bagan, diagram, kartun, flipchart, dan lain-lain. Selain itu tren saat ini adalah penggunaan media berbasis komputer seperti media presentasi. Oleh sebab itu tepat jika guru/dosen mampu membuat media minimal media grafis dan media presentasi berbantuan komputer. 1. Flipchart Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai kalender berukuran 50X75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21X28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya . Flipchart dapat digunakan sebagai media penyampai pesan pembelajaran. a. Cara mendesain Flipchart Flipchart secara umum terbagi dalam dua sajian, pertama Flipchart yang hanya berisi lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi pesan pembelajaran. Kedua, Flipchart yang berisi pesan-pesan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik, bagan dan lain-lain. Berdasarkan tujuan yang telah kita tentukan maka dipilih bentuk Flipchart yang sesuai. Membuat Flipchart yang sudah berisi pesan pembelajaran diperlukan tahap-tahap seperti: membuat alat penyangga dari kayu, kemudian mengumpulkan gambar- gambar yang relevan dengan tujuan, menuliskan pesan pada kertas atau kalau perlu objek gambar yang sudah ada misalnya dari koran atau majalah dapat ditempelken,
  • 8. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 26 diatur komposisinya, jika gambar langsung dibuat pada kertas tersebut perlu dibuat sketsa terlebih dulu, membuat outline dan mewarnai. Materi yang disajikan pada media Flipchart tidak dalam bentuk uraian panjang, dengan menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada buku teks namun materi disarikan, diambil pokok-pokoknya. b. Cara Menggunakan Flipchart 1) Mempersiapkan diri: Dosen/Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, dan memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut. 2) Penempatan yang tepat. Perhatikan posisi flipchart, sehingga dapat dilihat dengan baik oleh semua siswa yang ada di ruangan kelas tersebut. 3) Pengaturan siswa. Misalnya siswa dibentuk menjadi setengah lingkaran, atau leter U, pastikan semua siswa memperoleh pandangan yang baik. 4) Perkenalkan pokok materi. Materi yang disajikan terlebih dahulu diperkenalkan kepada siswa pada saat awal membuka pelajaran.. 5) Sajikan gambar. Setelah masuk pada materi, mulailah memperlihatkan lembaran-lembaran gambar flipchart dan berikan keterangan yang cukup. 6) Beri kesempatan siswa untuk bertanya. Berikan stimulus agar siswa mau bertanya, meminta klarifikasi apakah materi yang telah disampaikannya jelas dipahami atau masih kurang jelas. Beri kesempatan siswa memberikan komentar terhadap isi flipchart yang disajikan. 7) Menyimpulkan Materi. Dorong siswa berperan aktif menyimpulkan materi yang diperkuat oleh guru. Jika dirasa perlu maka siswa atau guru kembali membuka beberapa flipchart yang dianggap penting. 2. Flash Card Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25X30cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran- lembaran flashcard. Gambar-gambar pada flashcard merupakan rangkaian pesan
  • 9. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 27 yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya. Flashcard hanya cocok untuk kelompok kecil siswa tidak lebih dari 30 orang siswa. Kelebihan flashcard antara lain mudah dibawa, praktis, gampang diingat, menyenangkan. a. Cara Pembuatan 1) Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan atau menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Kertas tersebut diberi tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25X30 cm 3) Potong-potonglah kertas duplek tersebut dengan gunting atau kater hingga tepat berukuran 25X30 cm. Buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang dibutuhkan. 4) Jika objek gambar langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas concord atau kertas karton. 5) Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas, cat air, spidol, pensil warna, atau membuat desain menggunakan komputer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut. 6) Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar yang di jual di toko, majalah, koran, maka selanjutnya gambar- gambar tersebut tinggal dipotong sesuai dengan ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat atau lem kertas. 7) Pada bagian akhir adalah memberi tulisan pada bagian belakang kartu-kartu tersebut sesuai dengan nama objek pada halaman muka. Nama-nama ini biasa dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia dan Inggris.
  • 10. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 28 b. Cara Menggunakan 1) Kartu-kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa. 2) Cabutlah satu per satu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan 3) Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan tersebut kepada siswa yang duduk di dekat guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu per satu, lalu teruskan kepada siswa yang lain sampai semua siswa kebagian. 4) Jika sajian dengan cara permainan, letakkan kartu-kartu tersebut di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberikan perintah, misalnya cari gambar candi hindu, maka siswa berlari menghampiri kotak tersebut untuk mengambil kartu yang bergambar candi hindu yang belakangnya bertuliskan ciri- ciri candi hindu. 3. Flanelgraf Flanelgraf adalah media pembelajaran yang berupa guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang pada bagian belakangnya dilapisi ampelas. Guntingan gambar tersebut ditempelkan pada papan yang dilapisi flanel yang berbulu sehingga melekat. Ukuran papan flanel adalah 50X75 cm, dipergunakan untuk pembelajaran kelompok kecil 30 orang. Kelebihan Flanelgraf antara lain gambar-gambar yang moveable dapat menarik perhatian siswa, siswa dapat berperan aktif untuk memindahkan objek gambar yang ditempelkan, pembelajaran dapat disetting sesuai dengan kebutuhan yaitu individual maupun secara kelompok. Dalam setting kelompok siswa bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, menyusun gambar atau objek tiga dimensi yang ditempelkan pada papan flanel.
  • 11. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 29 a. Cara Pembuatan 1) Siapkan papan triplek yang berfungsi untuk menempelkan gambar-gambar. Pastikan ukuran papan tersebut kurang lebih 50X75cm. Dapat juga membeli papan seperti whiteboard yang sudah jadi. 2) Siapkan bahan flanel yang berbulu atau dapat pula menggunakan karpet dengan bulu tebal, sesuaikan ukurannya dengan papan tersebut, tempelkan dengan menggunakan paku, atau lem. 3) Siapkan gambar-gambar yang akan ditempelkan pada papan flanel tersebut. Untuk menempelkannya, maka gambar tersebut harus dipasang alas yang keras atau bahan amplas. Gambar-gambar tersebut dapat diambil dari majalah, koran, tabloid atau gambar yang dibeli dari toko. Banyaknya gambar yang ditempelkan disesuaikan dengan kebutuhan dan keluasan materi yang disajikan. b. Cara Menggunakan 1) Mulailah penyajian dengan bercerita terlebih dahulu lalu mulai masuk ke pelajaran pokok, guru berdiri di samping papan flanel 2) Libatkan siswa dalam penyajian, mintalah salah seorang siswa untuk tampil ke depan untuk mengulangi penyajian lalu dilanjutkan dengan diskusi. 3) Menilai alat dan penyajian: apakah gambar-gambar sudah jelas, apakah penyajiannya tampak menarik, apakah dipahami isi pesan yang disajikan 4. Bulletin board Bulletin board adalah papan yang khusus digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh pekerjaan siswa, gambar, bagan, poster, dan objek dalam bentuk tiga dimensi. Pada umumnya Bulletin board berukuran 160X80 cm. Kelebihan bulletin board antara lain dapat menciptakan minat belajar, dan minat berkarya pada diri siswa, mempersatukan semangat kelas dengan membangkitkan rasa memiliki bersama dan tanggung jawab bersama, mendorong siswa untuk berkarya dan menciptakan produk, berinisiatif memecahkan masalah dan sebagai
  • 12. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 30 sarana berkompetisi. Antara kelas dalam satu sekolah akan saling berlomba untuk menunjukkan hasil yang terbaik yang disajikan dalam Bulletin board. Hal ini bernilai positif karena siswa akan berlomba untuk menjadi yang terbaik. a. Cara Pembuatan Bulletin Board 1) Bulletin board hampir sama dengan white board baik dari sisi bentuk maupun ukurannya tapi bahan pada bagian muka dapat berupa papan yang dicat dengan warna yang sesuai, dilapisi bahan flanel atau karpet atau steryoform. Bahan dasar bulletin board dapat membuat sendiri atau juga dapat membeli yang sudah jadi dengan ukuran yang standar. 2) Untuk lebih menarik, perlu dicat dengan warna-warni, dan pada bagian pinggirnya diberi bingkai yang sesuai supaya kelihatan rapih. Untuk mejaga keamanan karya yang dipajang, kalau perlu dipasang juga kaca yang disertai dengan kunci pengaman. 3) Berilah judul yang menarik dengan warna yang mencolok dan ukuran yang besar sehingga terlihat dengan jelas. Judul yang dimaksud adalah judul Bulletin board misalnya “Karya Kita”, “Media Ceria” dan lain-lain. 4) Kumpulkanlah bahan-bahan berupa gambar, kartun, objek, buku, poster, dan lain- lain. Siapkan juga alat-alat untuk menempelkannya seperti lem, paku payung gunting, cat warna. 5) Tempelkan bulletin board sesuai dengan fungsinya, jelas terlihat dari berbagai arah. Dapat ditempelkan di dalam kelas, didepan kelas, di kantor atau di jalan keluar masuk ruangan atau koridor. Supaya terlihat terang, tempatkan disekitarnya banyak cahaya matahari atau menggunakan lampu sorot. 5. Media dari barang bekas Dalam pembelajaran media apapun dapat digunakan termasuk barang-barang bekas. Selain murah barang bekas juga mudah didapatkan seperti Koran bekas, botol bekas, kertas bekas, plastik bekas dan lain-lain. Misalnya dalam pembelajaran ekternalitas kita dapat menggunakan kertas dan Koran bekas yang dianggap sebagai
  • 13. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 31 sampah di mana hal itu mengakibatkan ekternalitas bagi orang lain. Kertas bekas dapat dipergunakan dalam pembelajaran produktivitas dengan membuat buku atau produk lain dengan bahan kertas bekas atau dalam pembelajaran marginalism dengan membuat produk dari bahan bekas kemudian tenaga kerjanya ditambah secara terus- menerus sementara faktor yang lain tetap. Dalam menggunakan media barang bekas harus didukung dengan strategi pembelajaran yang tepat seperti simulasi, bermain peran, inquiry, proyek learning dan lain-lain. 6. Multi media dengan powerpoint Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage). Kelebihan Power point antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya, dapat dikoneksikan dengan internet Prosedur pembuatan media power point adalah: a. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video, dll. b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari melalui internet (browsing), menggunakan yang sudah ada di direktori Anda, jika diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio
  • 14. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 32 dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer. c. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di Powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show, Web Pages, atau Executable File (exe). d. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan. Tips membuat media dengan power point: a. Gunakan background yang sederhana, kontras dan konsisten, hindari background yang rumit, mengganggu dan penuh. b. Gunakan huruf yang konsisten, sederhana, dan jelas seperti arial, verdana, Tahoma dan trabucet, jangan gunakan huruf yang rumit dan bersambung. c. Visualisasikan pesan Anda, jangan gunakan tulisan kecuali terpaksa d. Maksimalkan fitur power point seperti unsur gambar, video, animasi dan suara, tapi jangan berlebihan. e. Buatlah background atau template sendiri untuk meningkatkan daya tarik presentasi dan memperjelas pesan. f. Jika menggunakan latar dengan warna yang terang, maka gunakanlah teks dengan intensitas yang gelap, demikian sebaliknya. g. Gunakanlah warna untuk memperindah tampilan sekaligus memberikan fokus pada penyajian. Tapi jangan terlalu banyak karena akan terkesan ramai dan mengganggu sajian materi. Gunakan warna kontras atau warna yang serasi h. Hindari kombinasi warna lebih dari 3 dalam satu slide
  • 15. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 33 i. Gunakanlah huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, seperti arial, Tahoma atau verdana hindari karakter atau jenis font dekoratif karena lebih sulit dibaca. j. Besar huruf minimal 24 untuk kalimat dan 40 untuk judul k. Maksimal 6 kalimat dan 25 kata dalam satu slide l. Gunakan kata-kata yang powerful 7. Penggunaan Musik dalam Media Pembelajaran Dengan multi media powerpoint sangat mungkin untuk memasukkan unsur musik dalam media pembelajaran. Musik berfungsi untuk menimbulkan suasana yang memudahkan siswa mencerna informasi. Musik juga menimbulkan ketertarikan siswa, mengurangi kebosanan. dan mempengaruhi kejiwaan pendengarnya, jika sajian informasi lebih bersifat ajakan persuasif maka diperlukan musik dengan bit yang cepat dan semangat. Sebaliknya jika pesan bertema kesedihan dan musik yang ditampilkan bernada ceria maka akan menimbulkan kejanggalan. Dengan demikian diperlukan pemilihan musik yang sesuai. a. Musik Ice Breaking: Sebelum memulai pelajaran atau ketika istirahat agar siswa bersemangat segaligus relax gunakan musik-musik yang ceria atau musik yang sedang trend. b. Musik Tema : Musik yang menggambarkan watak atau situasi tertentu sesuai dengan tema media. Musik tema dibuat secara khas, harus berbeda dengan musik yang sudah ada sehingga menjadi icon ciri khas dari sebuah program audio media pembelajaran. c. Musik Transisi : Digunakan untuk menghubungkan antar media, durasi musik ini tidak perlu panjang cukup 5 sampai 15 detik. Hal ini perlu diperhatikan karena pergantian media tanpa disertai dengan musik transisi, membuat perpindahan menjadi kaku, tidak smooth. d. Musik Latar Belakang. Jenis musik ini disebut juga “background music” digunakan untuk memperkuat sebuah situasi tertentu. Volume musik latar belakang tidak
  • 16. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, April 2011 34 boleh terlalu dominan, kurang lebih 25% dari 100% volume suara dan pilihlah musik classic dengan nada yang lembut, jangan menggunakan musik yang ngebit. H. Kesimpulan Media pembelajaran adalah wahana penyalur pesan dan informasi belajar. Media pembelajaran yang dirancang secara baik akan sangat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki karakteristik, kelebihan serta kekurangannya. Itulah sebabnya maka perlu adanya perencanaan yang sistematis untuk penggunaan media pembelajaran. Pengembangan media pembelajaran hendaknya memenuhi prinsip VISUALS (Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate, Structured) dalam perencanaan sistematik untuk penggunaan media. Jenis-jenis media yang dapat disiapkan atau dikembangkan dalam pembelajaran di antaranya meliputi: media visual yang tidak diproyeksikan, media visual yang diproyeksikan, media audio, dan multimedia. Media akan menjadi lebih hidup, menarik dan menghibur dengan memasukkan unsur music. Penggunaan media pembelajaran dapat memperlancar proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar. Guru seyogyanya mampu memilih dan mengembangkan media yang tepat Daftar Pustaka Dale, Edgar, (1969) Audio Visual Methods in Teaching, New Yorg: Holt, Rinehart and Winston Inc. The Dryden Press. Degeng, I Nyoman Sudana. (1993) Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang. Hamalik, O, (1994) Media Pendidikan, cetakan ke-7. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti. Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russel, (1982) Instructional Media: and the New Technology of Instruction, New York: Jonh Wily and Sons. Mukminan, (2008) Pengembangan Media Pembelajaran. Universitas Negeri Yogyakarta.
  • 17. Membuat Media Pembelajaran yang Menarik – Tejo Nurseto 35 Sudjana, N. & Rivai, A. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Bandung. Trini Prastati dan Prasetya Irawan (2001) Media sederhana.Jakarta: PAU-PPAI.