1. Sistem reproduksi
penting untuk kelangsungan suatu spesies
Perilaku seksual - faktor biologis
- faktor psikologis (emosi)
- faktor moral sosial-kultural
Sistem reproduksi berhubungan :
• Gonad
• Saluran reproduksi
• Karakteristik seks primer
• Karakteristik seks sekunder
2. Karakteristik seks primer
• bagian tubuh yang membentuk sistem reproduksi dan terlibat langsung dalam
proses reproduksi :
• gonad testes (laki) & ovarium (wanita)
fungsi (gonad matang) : gametogenesis & menghasilkan hormon seks (♂ : testosteron ; ♀ :
estrogen dan progesteron
• saluran reproduksi
• kelenjar seks tambahan
genitalia interna dan genitalia eksterna
• Payudara wanita dianggap sebagai organ reproduksi tambahan
Karakteristik seks sekunder tidak terlibat langsung dalam reproduksi mis. konfigurasi
tubuh, distribusi rambut
• ditentukan dan dipelihara oleh testosteron dan estrogen
3. Gonads – primary sex organs
Testes in males
Ovaries in females
Gonads produce gametes (sex
cells) and secrete hormones
Sperm – male
Ova (eggs) – female
4.
5. Diferensiasi Jenis Kelamin terdapat dalam tiga tingkatan :
• jenis kelamin genetik
XY dan XX
• jenis kelamin gonad : apakah berkembang menjadi testis atau ovarium
• Spesifisitas gonad muncul selama minggu ke 7 masa kehidupan intrauterus.
• Jaringan gonad indiferen pada pria genetik mulai berdeferensiasi menjadi testis di bawah
pengaruh SRY (sex determining region of the Y chromosome) dengan merangsang
pembentukan antigen H-Y.
• Pada wanita genetik, tanpa adanya antigen H-Y, jaringan gonad berkembang menjadi
ovarium pada minggu ke 9.
• jenis kelamin fenotipe
jenis kelamin anatomik yang tampak pada seseorang
Anatomi genitalia eksterna dapat dibedakan pada usia kehamilan 10-12 minggu
6.
7.
8. FISIOLOGI REPRODUKSI PRIA
Fungsi sistem reproduksi pria :
• spermatogenesis (o/ testis)
• penyaluran sperma ke wanita (o/ penis)
Organ seks primer : testis
Organ seks tambahan : penis , uretra, vesikula seminalis
dan kelenjar prostat
Genitalia Eksterna Pria
- Penis
- Scrotum
- Testis
11. Fungsi Sel Sertoli :
1. Sawar darah-testi s oleh tight-junction antar sel sertoli
2. Memberi makan sperma
3. Fungsi fagositik : fagosit sisa sitoplasma hasil remodeling&packaging, sel
germinativum cacat
4. Sekresi cairan tubulus seminiferus "flushes" the released sperm from the tubule
into the epididymis
5. Sekresi protein pengikat androgen (androgen-binding protein)
agar kadar hormon testosteron di dalam lumen tubulus seminiferosa tetap tinggi
mempertahankan produksi sperma (testosteron esensial untuk mitosis dan meiosis
sel-sel germinativum)
6. Tempat kerja testosteron dan FSH mengontrol spermatogenesis. Sel sertoli juga
mensekresikan hormon inhibin (mengatur sekresi FSH dengan mekanisme negatif
feedback)
12. Hormonal Control of Testes
• Negative feedback loops control testosterone release and
spermatogenesis
• Gonadotropin-releasing Hormone (GnRH)
• Increased production at puberty
• Stimulates secretion of LH and FSH
• Luteinizing hormone (LH)
• Stimulates Leydig cells
• Follicle-stimulating hormone (FSH)
• Stimulates Sertoli cells to secrete ABP
13. Hormonal Control of Testes
• Testosterone
• Principal androgen
• Synthesized from cholesterol
• Suppresses LH and GnRH secretion
• Converted to DHT in prostate and seminal vesicles
• Dihydrotestosterone (DHT)
• Stimulates development of external genitals
• Androgen-binding Protein (ABP)
• Binds to and keeps testosterone levels high
• Inhibin
• Inhibits FSH secretion
14. Figure 25.7
Figure 28.7 Hormonal control of
spermatogenesis and actions of
testosterone and dihydrotestosterone
(DHT). In response to stimulation by FSH
and testosterone, Sertoli cells secrete
androgen-binding protein (ABP). Dashed
red lines indicate negative feedback
inhibition.
15. Effects of Testosterone and
Dihydrotestosterone
• Prenatal development
• Development of male sexual characteristics
• Development of sexual function
• Stimulation of anabolism
16.
17. • Setelah lahir sekresi testosteron berhenti, testis
nonfungsional sampai pubertas
• Selama prapubertas sekresi :
• LH dan FSH tidak cukup adekuat untuk
merangsang aktivitas testis.
• Tingkat aktivitas GnRH rendah karena
inhibisi aktif oleh mekanisme saraf dan
hormon.
• Hipotalamus sangat peka terhadap umpan
balik negatif testosteron inhibisi oleh
sejumlah kecil testosteron yang dihasilkan
testis prapubertas.
18. Hormon gonadofisiotropik hipofisis anterior :
- Luteinizing hormone (LH) = Interstitial-cell-stimulating hormone
(ICSH)
- Follicle-stimulating hormone (FSH
GnRH dikeluarkan dari hipotalamus dalam letupan-letupan
sekretorik setiap 2-3 jam sekali (sekresi periodik).
Peningkatan GnRH pada usia 8 – 12 tahun pubertas. Pada masa
awal pubertas, letupan sekresi GnRH hanya berlangsung pada
malam hari. Durasi makin lama semakin memanjang.
20. FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA
• Lebih rumit daripada reproduksi pria.
• Pengeluaran ovum bersifat intermiten.
• Sekresi hormon seks memperlihatkan pergeseran siklus yang lebar.
• Jaringan yg dipengaruhi hormon seks mengalami perubahan
berkala daur haid bulanan.
• Dipersiapkan untuk fertilisasi & implantasi.
21. Different periods of Female
Neonatal period : 4 weeks
childhood: 4 weeks to age of 12
adolescence: menarche, age of 12-17
sexual maturity: begin 18, maintains for 30 years
peri-menopausal period:begain 40, maintains for
10-20 years
pre-menopause, menopause(last time of menorrhae),
post-menopause
senility
22. FISIOLOGI REPRODUKSI WANITA
Fungsi sistem reproduksi wanita :
1. oogenesis
2. menerima sperma
3. transportasi sperma dan ovum ke tempat penyatuan
(fertilisasi/pembuahan/konsepsi)
Hasil pembuahan embrio (mudigah) pada 2 bulan pertama,
selanjutnya : fetus (janin)
4. pemeliharaan janin yang sedang berkembang sampai janin
tersebut dapat bertahan hidup di dunia luar (gestasi atau
kehamilan)
5. melahirkan (partus)
6. laktasi
23. Saluran reproduksi wanita
terdiri dari :
• 2 oviduktus (tuba uterina /
tuba fallopii) menjemput
ovum pada ovulasi dan
sebagai tempat pembuahan
• uterus mempertahankan
janin dan mengeluarkannya
pada akhir kehamilan
• vagina menghubungkan
uterus ke lingkungan
eksternal
24. • Ovarium sebagai organ reproduksi primer wanita melakukan
tugas ganda:
• Menghasilkan ovum (oogenesis)
• Mengeluarkan hormon seks (estrogen & progesteron)
• Kedua hormon tsb bekerjasama untuk mendorong fertilisasi
ovum & mempersiapkan sistem reproduksi untuk kehamilan.
25. Peran Estrogen
• Diproduksi oleh sel folikel ovarium
• Pematangan dan pengeluaran ovum serta pemeliharaan
seluruh sistem reproduksi wanita.
• Pembentukan karakteristik seks sekunder
• Berperan dalam perkembangan payudara sebagai
antisipasi laktasi.
• Enlargement of accessory organs
• Timbulnya rambut pubis
• Peningkatan lemak di bawah kulit
• Widening and lightening of the pelvis
• Onset of menses
26. Peran Progesteron
• Diproduksi oleh korpus luteum
• Production continues until LH diminishes in the blood
• Mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk merawat
mudigah/janin yang sedang tumbuh, dan membantu
mempertahankan kehamilan.
• Berperan juga dalam kemampuan payudara menghasilkan susu.
27.
28. Siklus Menstruasi
• Tanda awal pubertas
• Dimulai pada usia 12-15 tahun
• Haid pertama disebut menarche
• Lama durasi siklus menstruasi sekitar : 28 hari, (20-40
hari)
• Perubahan selama siklus menstruasi;
• Perubahan ovarium
• Perubahan uterus
• Perubahan vagina
• Perubahan servik
30. Figure 28.23 Secretion and physiological effects of estrogens, progesterone, relaxin, and inhibin in the female
reproductive cycle. Dashed red lines indicate negative feedback inhibition.
31. Relationship between ovarian and uterine changes during the menstrual cycle.
(Reproduced with permission from Windmaier EP, Raff H, Strang KT: Vander's Human
Physiology
32.
33.
34.
35. Perubahan ovarium selama siklus menstruasi:
• 2 fase secara bergantian:
• Fase folikel:
• Hormon reproduksi mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel
kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses
ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur).
• Fase luteal:
• fase dari ovulasi hingga menstruasi
• Berlangsung antara hari ke 15 dan ke 28 siklus menstruasi
36. • Perubahan uterus tiap siklus menstruasi ada 3 fase :
• Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada
saat itu endometrium (selaput rahim), dilepaskan sehingga
timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada
dalam kadar paling rendah
• Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai
hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase
proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan
janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara
hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari
indung telur (disebut ovulasi)
• Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya
ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan
mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan
janin ke rahim
37. Fase folikel menstruasi:
• Perkembangan folikel folikel primer – folikel sekunder – folikel matang.
• Sel folikel (sel teka & granulosa) berfungsi sebagai satu kesatuan untuk
mensekresikan estrogen.
• Terdapat 3 estrogen yang penting secara fisiologis estradiol (estrogen utama
dari ovarium), estron dan estriol.
• Kadang pada saat yang sama dua (atau mungkin lebih) folikel mencapai
kematangan dan berovulasi.
38.
39. • Ruptur folikel ovulasi, merupakan tanda berakhirnya fase folikel dan
mulainya fase luteal.
• Folikel tsb setelah ovum keluar mengalami perubahan cepat.
• Mengalami transformasi struktural drastis yang membentuk korpus luteum.
• Mengeluarkan progesteron dalam jumlah besar bersama dengan estrogen dalam
jumlah yg lebih sedikit ke dalam darah.
• Sekresi estrogen di fase folikel, yang diikuti oleh sekresi progesteron di fase luteal,
sangat penting untuk mempersiapkan uterus agar dapat menerima implantasi ovum
yang dibuahi.
• Jika ovum yang dilepaskan tidak dibuahi dan tidak tertanam, korpus luteum
berdegenerasi dalam 14 hari setelah pembentukannya korpus albikans.
• Sampai sini fase luteal sudah berakhir, dan satu siklus ovarium selesai.
40. • Gelombang baru perkembangan folikel, yang dimulai saat
degenerasi korpus luteum yang selesai, menandai mulainya fase
folikel yang baru.
• Apabila terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum terus
bertumbuh serta menghasilkan progesteron dan estrogen dalam
jumlah yang semakin meningkat.
• Pada kehamilan Struktur ovarium yang sekarang disebut korpus luteum
kehamilan, dan menetap sampai akhir kehamilan.
• Struktur ini menghasilkan hormon-hormon yang esensial untuk memelihara
kehamilan sampai plasenta dapat mengambil alih fungsi penting ini.
43. Faktor yang berperan dalam siklus menstruasi
1. Faktor enzim
2. Faktor vaskuler
3. Faktor prostaglandin
44.
45.
46.
47.
48.
49. • GnRH merangsang hipofisis anterior mengeluarkan
FSH dan LH
• Selama fase folikel, folikel ovarium mengeluarkan
estrogen karena pengaruh FSH
• Kadar estrogen yang awalnya rendah tapi terus
meningkat akan menghambat sekresi FSH.
• LH terus meningkat selama fase folikel.
• Kadar estrogen mencapai puncak, akan merangsang
lonjakan sekresi LH pada pertengahan siklus
• Lonjakan LH menyebabkan ovulasi pada folikel
matang
• Sekresi estrogen akan turun sewaktu folikel mati saat
ovulasi
52. Lonjakan LH (LH Surge) menimbulkan perubahan pada folikel :
1. Menghentikan sintesis estrogen oleh folikel
2. Memulai kembali meiosis di oosit pada folikel yang sedang
berkembang
3. Memicu pembentukan prostaglandin spesifik yang kemudian
menginduksi ovulasi dengan mendorong perubahan-perubahan
vaskuler yang menyebabkan pembengkakan folikel dengan cepat
sementara mengiduksi pencernaan dinding folikel oleh enzim-
enzim.
4. Menyebabkan diferensiasi sel-sel folikel menjadi sel luteal.
53.
54. FaseLuteal:
• Sel folikel diubah menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron
serta estrogen pada fase luteal. ( kadar progesteron> kadar estrogen)
• Kadar progesteron tinggi menghambat FSH dan LH, sehingga pada fase
luteal FSH dan LH turun
• Jika ovum tidak dibuahi maka korpus luteum berdegenerasi, maka kadar
estrogen dan progesteron menurun
• Kadar estogen dan progesteron yang menurun akibat degenerasi korpus
luteum menyebabkan inhibisi terhadap FSH dan LH hilang, sehingga
kadarnya meningkat daan terbentuk folikel baru (kembali ke fase folikel)
55. • Peran LH pada fase luteal:
• Pembentukkan dan pemeliharaan korpus luteum
• Menstimulus korpus luteum mensekresi progesteron dan
estrogen
• Peran FSH pada fase luteal:
• Mempertahankan aktivitas korpus luteum
• Merangsang sekresi inhibin di sel lutein untuk
menghambat sekresi FSH
58. Perubahan serviks:
• Selama siklus ovarium terjadi perubahan di serviks akibat
pengaruh hormon.
• Dibawah pengaruh estrogen, fase folikel mukus serviks
bertambah, jernih dan encer.
• Perubahan paling jelas ketika kadar estrogen berada di puncaknya dan
ovulasi akan terjadi, sehingga mempermudah sperma melewati kanalis
servikalis.
• Setelah ovulasi, di bawah pengaruh progesteron, mukus menjadi
kental dan lengket sumbat yang menutupi lubang serviks.
• Ini merupakan mekanisme pertahanan penting untuk mencegah
masuknya bakteri dari vagina ke uterus yang dapat mengancam
kehamilan sekiranya terjadi konsepsi dan sperma juga tidak dapat
menembus mukus yang tebal ini.
59.
60.
61. Placental hormones: Selama awal
kehamilan, HCG
disekresikan oleh
syncitial trophoblasts.
Kemudian, plasenta
mensekresikan
estradiol,
progesterone, relaxin
dan somato-
mammotropin.