SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Ekonomi Pertanian
http://www.crayonpedia.org/mw/Ekonomi_Pertania
n
I. PENDAHULUAN 1.1. Definisi Ilmu Ekonomi Pertanian Menurut Mubyarto : Ilmu Ekonomi Pertanian yaitu bagian dari
ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan
pertanian baik mikro maupun makro. Menurut A Kaslan Tohir : a. Ilmu Tata Rumah Tangga Pertanian : yaitu bagian dari
ilmu ekonomi umum yang mempelajari masalah-masalah pertanian. b. Ilmu Ekonomi Pertanian, yaitu suatu
pengetahuan yang meliputi pelajaran-pelajaran tentang perusahaan pertanian, pemeriksaan perusahaan dan
penaksiran. Ilmu Ekonomi Pertanian yaitu ilmu yang mempelajari masalah pertanian dari sudut ekonomi. 1.2. Sejarah
Ilmu Ekonomi Pertanian a. Di Eropa 1885 “penggubah” ilmu ekonomi pertanian adalah Von Der Golts, yang menulis
buku “Handbuch der Landwirtschaffichen Bertriebelehre”. b. Di Amerika Serikat 1890 karena depresi pertanian, ilmu
ekonomi pertanian lahir. 1892 mata pelajaran Rural Economics di University Ohio AS. 1901 mata pelajaran Economics of
Agriculture di Universitas di Cornell 1903 Farm Management di Universitas Cornell 1910 Agricultural Economics di
beberapa Universitas di AS. c. Di Indonesia 1950 Prof. Iso Reksohadiprojo dan Prof. IR. Teko Sumodiwirjo adalah Bapak
Ilmu ekonomi Pertanian di Indonesia dengan kuliah-kuliahnya di Fakultas Pertanian IPB (dulu UI) dan UGM. Di UGM
kemudian diikuti fakultas-fakultas : Hukum, Sospol dan Ekonomi. 1955 Fakultas Ekonomi UGM membuka jurusan
Ekonomi Pertanian (semula Ekonomi Agraria). 2-1969 Berdiri Himpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) di
Ciawi Bogor. 1.3. Sifat Ilmu Ekonomi Pertanian a. Merupakan Cabang Ilmu Pertanian Yaitu bagian atau aspek-aspek
sosial ekonomi dari persoalan-persoalan yang dipelajari oleh ilmu pertanian. 1). Ilmu Ekonomi Pertanian Cabang-
cabangnya : tataniaga, ekonomi produksi pertanian dan lain-lain. 2). Ilmu Sosiologi Pedesaan b. Merupakan Cabang
Ilmu Ekonomi Yaitu ilmu ekonomi yang diterapkan pada bidang pertanian. Pemisahan di atas lama-kelamaan kabur
karena mata kuliah yang diberikan menjadi hampir sama. 1.4. Manfaat Ilmu Ekonomi Pertanian Sebagai suatu cabang
ilmu kemasyarakatan yang penting yang akan merupakan suatu alat analisa ilmiah untuk membahas dan mendalami
persoalan-persoalan yang timbul dalam bidang pertanian, pembangunan pertanian dan pembangunan ekonomi di
Indonesia pada umumnya
o0o
II. EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA 2.1. Pembagian Pertanian a. Berdasarkan Komoditi 1) Kehutanan Hutan di
Indonesia dicirikan sebagai hutan-hutan tropik, dimana pada daerah yang bercurah hujan tinggi hutannya sangat lebat.
Dari seluruh tanah Indonesia 63 % dari padanya ditutupi oleh hutan. Tabel 1. Hutan per Propinsi di Indonesia No
Propinsi Luas (Ha) Persen Sumber 1 Nangroe Aceh Darussalam 3.335.713,00 2,50 SK No. 170/Kpts-II/00 2 Sumatera
Utara 3.742.120,00 2,81 SK No. 44/Menhut-II/05 3 Sumatera Barat 2.600.286,00 1,95 SK No. 422/Kpts-II/99 4 Riau
9.456.160,00 7,09 SK No. 173/Kpts-II/1986 5 Kepulauan Riau 0,00 0,00 gabung provinsi Riau 6 Jambi 2.179.440,00
1,63 SK. No. 421/Kpts-II/99 7 Bengkulu 920.964,00 0,69 SK. No. 420/Kpts-II/99 8 Sumatera Selatan 3.742.327,00 2,81
SK No. 76/Kpts-II/01 9 Bangka Belitung 657.510,00 0,49 SK No. 357/Menhut-II/04 10 Lampung 1.004.735,00 0,75 SK
No. 256/Kpts-II/00 11 DKI Jakarta 475,45 0,00 SK No. 220/Kpts-II/00 12 Jawa Barat 816.602,70 0,61 SK No. 195/Kpts-
II/03 13 Banten 201.787,00 0,15
14 Jawa Tengah 647.133,00 0,49 SK No. 359/Menhut-II/04 15 DI. Yogyakarta 16.819,52 0,01 SK No. 171/Kpts-II/00 16
Jawa Timur 1.357.206,30 1,02 SK No. 417/Kpts-II/99 17 Bali 127.271,01 0,10 SK No. 433/Kpts-II/99 18 Nusa Tenggara
Barat 1.035.838,00 0,78 SK No. 598/Menhut-II/2009 19 Nusa Tenggara Timur 1.555.068,00 1,17 SK No. 423/Kpts-II/99
20 Kalimantan Barat 9.101.760,00 6,83 SK No. 259/Kpts-II/00 21 Kalimantan Tengah 15.300.000,00 11,48 SK No.
759/Kpts/Um/10/82 22 Kalimantan Timur 14.651.053,00 10,99 SK No. 79/Kpts-II/01 23 Kalimantan Selatan 1.566.697,00
1,18 SK No. 435/Menhut-II/2009 24 Sulawesi Utara 725.514,00 0,54 SK No. 452/Kpts-II/99 25 Gorontalo 647.668,00
0,49 SK No. 325/Menhut-II/2010 26 Sulawesi Tengah 4.394.932,00 3,30 SK No. 757/Kpts-II/99 27 Sulawesi Tenggara
2.518.337,00 1,89 SK No. 454/Kpts-II/99 28 Sulawesi Selatan 2.118.992,00 1,59 SK No. 434/Menhut-II/2009 29
Sulawesi Barat 1.185.666,00 0,89 SK No. 890/Kpts-II/99 30 Maluku 7.146.109,00 5,36 SK No. 415/Kpts-II/99 31 Maluku
Utara 0,00 0,00 Gabung dengan maluku 32 Papua 40.546.360,00 30,42 SK No. 891/Kpts-II/99 33 Papua Barat 0,00 0,00
Gabung dengan papua Papua 40.546.360,00 30,42
INDONESIA 133.300.543,98 100,00 Sumber : http://alamendah.org/2011/01/05/luas-hutan-indonesia-di-tiap-provinsi/
Tabel 2. Hutan per Pulau di Indonesia No Pulau Luas (Ha) Persen 1 Sumatera 27.639.255 20,72
2 Jawa 3.040.023,97 2,28
3 Bali & Nusa Tenggara 2.718.177,01 2,05
4 Kalimantan 40.619.510 30,48
5 Sulawesi 11.591.109,00 8,70
6 Maluku 7.146.109,00 5,36
Papua 40.546.360,00 30,42
INDONESIA 133.300.543,98 100,00
2) Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan iklim sub-tropik dan tanaman iklim sedang yang ada di Indonesia : teh,
kopi, kina. Sedangkan tanaman iklim panas : tembakau, tebu, karet dan kopra. 3) Tanaman Pangan Tanaman pangan
iklim sub tropik dan tanaman iklim sedang yaitu : sayur-sayuran dan buah-buahan. Sedangkan tanaman iklim panas :
padi, jagung. Pulau jawa yang tidak dilewati katulistiwa mempunyai dua musim yang sangat berbeda yaitu musim
penghujan dan musim kemarau yang memberi ciri khas pada sifat pertanioan di Jawa. Padi, tanaman bahan makanan
utama di Jawa di tanam awal musim penghujan: Nopember, Desember, Januari dan dipanen April-Juni. Pada bulan
Januari-Maret sebagai musim kekurangan cadangan pangan, tetapi hal ini ditutup dengan dipanennya tanaman palawija
pada tanah tegalan. Di luar Jawa tidak begitu dikenal istilah musim paceklik karena : - banyak hasil tanaman
perdagangan : kopi, lada, karet. - Hujan turun hampir sepanjang tahun (hujan katulistiwa). 4) Peternakan Pada daerah
dengan curah hujan sedang dan rendah, ditandai oleh adanya hutan yang tidak lebat dan padang sabana. Indonesia
bagian timur (makin ke timur makin kering) adalah daerah sabana yang cocok untuk kehidupan ternak terutama sapi,
kerbau, kuda, kambing dan domba. Tabel 3. Jumlah Ternak / unggas di Indonesia Per Pulau (angka sementara sensus
pertanian 1973). Ternak Pulau (persen) Sumatera Jawa / Madura Bali / Nusatenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Sapi
10,4 61,9 14,3 1,4 11,7 0,3 Kerbau 21,3 47,5 15,1 0,5 14,5 1,1 Kuda 3,5 24,6 43,8 0,1 27,7 0,3 Kambing/Domba 7,9
82,5 5,2 0,5 3,3 0,6 Bai 24,1 5,5 43,1 13,8 12,8 0,7 Ayam Kampung 16,6 62,0 7,5 4,6 8,7 0,6 Ayam ras 15,6 71,3 4,5 5,8
2,6 0,2 Itik & Itik Manila 21,4 57,9 4,4 6,3 9.9 0,1
Tidak termasuk Irian Jaya
SUMBER : BPS, Sensus Pertanian 1973, Jakarta, 1975
5) Perikanan Perikanan ialah segala usaha penangkapan budidaya ikan serta pengolahan sampai pemasaran hasilnya.
Sumber perikanan ialah binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan baik darat maupun laut. (1) Ikan laut
Daerah perikanan laut yang penting antara lain : • Selat Andalas • Kepulauan Riau • Bangka/Bliton • Lautan Indonesia
dari sebelah barat Sumatera sampai pantai selatan pulau Jawa • Selat Makarsar • Laut Jawa • Pantai Kalimantan Barat •
Laut Arafuru • Dsb. Perikanan laut merupakan mata pencaharian pokok para nelayan. Penangkapan masih dilakukan
dengan cara-cara tradisional karena pengetahuan dan modal yang sangat terbatas. (2) Ikan darat Daerah perikanan
darat yaitu di danau, sungai, rawa-rawa, tambak, waduk, kolam dan sawah. Luas permukaannya berfluktiasi sepanjang
tahun, bergantung pada banyaknya curah hujan. b. Ditinjau Dari Segi Ekonomi 1) Usahatani Pertanian Rakyat /
Pertanian Keluarga / Pertanian Subsisten / Pertanian Setengah Subsisten. Usahatani keluarga (family farm) tujuan
utamanya adalah sebagai pendapatan keluarga yang terbesar. Secara ekonomis dapat dikatakan bahwa hasilnya
sebagian besar untuk memenuhi konsumsi keluarga, dan faktor-faktor produksi atau modal yang digunakan sebagian
besar berasal dari dalam usahatani sendiri. Pertanian rakyat meliputi : (1) Pencarian hasil-hasil hutan. Petani dalam hal
ini mencari hasil-hasil hutan sebagai pemenuhan kebutuhan keluarganya saja/ (2) Perkebunan rakyat Tanaman
perkebunan rakyat / hasil perkebunan rakyat meliputi tembakau, tebu rakyat, kopi, lada, karet, kelapa, teh, cengkeh,
panilik, buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, tanaman perkebunan rakyat sebagian besar diusahakan di
luar Jawa. (3) Tanaman Pangan Tanaman pangan meliputi padi dan palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubi-ubian)
dan tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Tanaman pangan disuahakan di sawah, ladang dan
pekarangan. (4) Peternakan Dalam hal peternakan keluarga, pengusahaannya masih bersifat sambilan disamping para
petani juga mengusahakan usahatani lainnya. (5) Perikanan Apabila pendapatan seorang petani sebaian besar dari
perikanan (darat atau laut) maka dia disebut nelayan. Nelayan dapat dianggap sebagai petani biasa apbila sifatnya yang
kecil-kecilan dan yang tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari nelayan dan
keluarganya. 2) Perusahaan Pertanian Perusahaan pertanian sebagai lawan pertanian rakyat adalah perusahaan
pertanian untuk memproduksi hasil tertentu dengan sistem pertanian seragam dibawah management yang terpusat
dengan mempergunakan metode-metode ilmiah dan tehnik pengolahan yang efisien. Perusahaan pertanian dapat dibagi
menjadi : (1) Kehutanan Ilmu ekonomi kehutanan pada prinsipnya merupakan ilmu yang menerangkan bagaimana
hubungan antara tanah-tanah hutan dengan manusia dan alokasi sumber-sumber industri serta bagaimana cara untuk
mengelolanya sehingga sumber-sumber tersebut dapat memberikan kepuasan yang diinginkan oleh manusia. Kegiatan
memungut hasil hutan pada hakekatnya merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan (management) hutan. Ilmu
ekonomi kehutanan ini diperlukan karena : • Pada umumnya produksi kehutanan (kayu) membutuhkan jangka waktu
yang panjang. • Pada kenyataannya modal (dalam hal ini tumbuhannya) juga merupakan hasil akhir. • Dan masalah
yang paling sulit bahwa nilai hutan tidak dapat langsung diukur dengan harga pasar yang ada. Kategori hutan
berdasarkan rencana pemerintah dibagi dalam : • Hutan lindung yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap
tanah, tata air, iklim serta lingkungannya. • Hutan suaka alam yang berfungsi memberikan pelindungan terhadap
binatang, untuk keprluan pengetahuan dan kebudayaan. • Hutan produksi yaitu hutan yang memberi manfaat produksi
kayu dan hasil hutan yang lain, berdasarkan pengelolaannya hutan yang berlaku, yang mengenal prinsip kekekalan
hasil. • Hutan wisata yaitu hutan yang menyediakan keindahan alamnya untuk kepentingan pariwisata. Tabel 4. Tipe Dan
Luas Hutan di Indonesia No. Tipe Hutan Luas (jutaan Ha) Persentase (%) 1 Hutan Payau 1,0 0,8 2 Hutan Rawa 13,0
10,7 3 Hutan Pantai 1,0 0,8 4 Hutan Gambut 1,5 1,2 5 Hutan hujan/tropika basah 89,0 73,0 6 Hutan musim 1,0 0,8 7
Hutan sekunder/tanah kosong 15,5 12,7 Indonesia 122,0 100,0 Sumber : Ditjen Kehutanan, Kehutanan Indonesia Tahun
1974 (2) Perkebunan (Plantation) Perkebunan di Indonesia yang dilakukan secara komersial dimulai tahun 1870 dengan
pengundangan hukum Agraria oleh pemerintah kolonial Belanda yang memungkinkan pemilik modal besar di Negeri
Belanda dan negeri-negeri Eropa barat lainnya menanam modalnya di Indonesia Hak-hak usaha tersebut dikenal
dengan nama : • Hak erfpacht maksimum maksimum 75 tahun dengan luas maksimum 360 ha. • Hak opstaal untuk
mendirikan bangunan pabrik untuk usaha. • Hak eigendom untuk rumah-rumah tempat tinggal.
Tabel 5. Perkebunan di Indonesia No. Status Perusahaan Jumlah Luas (Ha) Persen 1 Perkebunan Negara (PNP) 343
1.123.492 50,5 2 Perkebunan Swasta Nasional 1.225 773.462 37,7 3 Perkebunan Swasta Asing 64 157.128 7,1 4
Perkebunan Joint Venture 26 91.535 4,1 5 Perkebunan Pemerintah Daerah 52 32.670 1,5 6 Perkebunan Lain-Lain 91
47.358 2,1 Indonesia 1.801 2.225.645 100,0 Sumber : BPS, Sensus Pertanian 1973 Tabel 6. Pembagian Perkebunan
Berdasarkan Letak Daerah Pulau 1973 Daerah Jumlah Luas Rata2 Luas (Ha) Perkebunan Persen Ha(000) Persen Jawa
773 42,9 677 30,4 876 Sumatera 594 33,0 1.314 59,1 2.213 Kalimantan 85 4,7 59 2,7 697 Sulawesi 236 13,1 128 5,7
542 Nusatenggara 41 2,3 16 0,7 395 Maluku 72 4,0 30 1,7 420 Sumber : BPS, Sensus Pertanian 1973 3) Peternakan
komersiil Usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, sarana produksi
dengan tehnologi yang agak modern. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak terutama dibeli dari luar dalam
jumlah yang besar. Tujuan utamanya adalah, mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya. Biaya produksi ditekan
serenah mungkin agar dapat menguasai pasar. c. Pertanian secara tehnis ekonomis proses pengambilan hasil dari
tanah atau alam dapat dibedakan menjadi : 1) Pertanian ekstraktif Yaitu mengambil hasil dari alam dan tanah tanpa
usaha untuk mengembalikan sebagian hasil tersebut untuk keperluanpengambilan di kemudian hari. Pertanian
semacam ini meliputi : ? Perikanan sungai ? Perikanan laut ? Pengambilan hasil hutan baik yang sifatnya subsisten
ataupun komersiil. Eksploitasi hutan secara besar-besaran yang banyak diusahakan di Kalimantan Timur, Kalimtan
Selatan, Sumatera dll. 2) Pertanian Generatif Yaitu pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan,
pengolahan, pemerliharaan, pemupukan dll baik untuk tanaman maupun untuk hewan. Salah satu faktor produksi yang
harus ada dalam pertanian generatif adalah bibit atau benih. 2.2. Pertanian Dalam Perekonomian Indonesia Pertanian di
Indonesia menempati sektor teratas dalam sumbangannya terhadap perekonomian Indonesia. Permintaan hasil
pertanian terutama rempah-rempah banyak diminati oleh bangsa-bangsa : Portugis, Belanda, Inggris dan bangsa Eropa
barat lainnya pada abad 15 dan 16. Keadaan ini pulalah yang menyebabkan bangsa Belanda akhirnya menjajah
Indonesia selama 3,5 abad. Pada tahun 1930-an investasi asing mencapai US $ 1,0 milyard, 54 % diantaranya ditanam
dalam bidang pertanian. Pada tahun 1973, 65 % dari penduduk bekerja di sektor pertanian tetapi hanya menyumbang +
40 % dalam produk domestik bruto. Ini berarti bahwa pendapatan per kapita penduduk sektor pertanian relatif lebih
rendah, sekitar 2/3 dari pendapatan di luar sektor pertanian. Tabel 7. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Sektor (milyar
dan persen) Tahun Pertanian Pertambangan Industri Lain-Lain Total 2008 716.656,2 541.334,3 1.376.441,7 2.314.256,2
4.948.688,4
14,48% 10,94% 27,81% 46,77% 100 2009 857.196,8 592.060,9 1.477.541,5 2.214.615,2 5.141.414,4 16,64% 11,49%
28,68% 42,99% 100 2010 985.470,5 719.710,1 1.599.073,1 3.142.598,2 6.446.851,9 15,29% 11,16% 24,80% 48,75%
100 2011 1.091.447,3 879.505,4 1.806.140,5 3.645.688,0 7.422.781,2 14,70% 11,85% 24,33% 49,11% 100 2012
1.190.412,4 970.599,6 1.972.846,6 4.108.005,7 8.241.864,3 14,44% 11,78% 23,94% 49,84% 100 Sumber :
http://www.bps.go.id/pdb.php Lapangan pekerjaan sangat terbatas di bidang pertanian sedara relatif
berarti jumlah tenaga kerja lebih banyak dari pada sumberdaya menjadi setengah menganggur
(disguised unemployment). Tabel 8. Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan (persen) Tahun
Pertanian Industri Pertambangan Lain-lain Total 1930 73,9 11,5 0,9 14,7 100 1961 73,3 5,8 0,3 20,6
100 1971 61,7 7,5 0,2 30,6 100 Sumber : BPS, Sensus Penduduk, 1961, 1971
Tabel 9. Proporsi Nilai Eksport Indonesia Untuk Beberapa Tahun (persen) Tahun Pertanian Non Minyak Minyak Total
1928 79 t-a t-a t-a 1938 65 10 25 100 1950-59 58 27 25 100 1960-69 49 17 34 100 1970 44 15 41 100 1971 47 14 39
100 1972 38 13 51 100 1973 39 11 50 100 1974 22 8 70 100 Sumber : indikator Ekonomi, Desember 1975
? III. PERSOALAN-PERSOALAN EKONOMI PERTANIAN 3.1. Jarak Waktu (gestation period) yang lebar antara
pengeluaran dan penerimaan pendapatan dalam pertanian a. Nelayan penangkap ikan yang dapat menerima hasil
setiap hari sehabis menjal; ikannya tidak punya masalah gestation period ini. b. Tanaman pangan seperti padi jagung
dan kacang-kacangan mempunyai persoalan yang paling menarik. Untuk tanaman yang bersifat musimnan seperti ini
maka pada musim panen (dalam keadaan pasar yang normal) terdapat harga yang rendah dan pada musim paceklik
terdapat harga yang tinggi. Untuk padi di Jawa : tanam sekitar Nopember-Januari dan dipanen April-Juni.
Gambar 1. Variasi harga musiman padi bulu No. 1 di pasar pedesaan di Jawa & Madura
112%
104 %
Rp. 2973
97%
87%
I II III IV
Jan-Mar Apr-Jun Juli-Sept Okt-Des
Pendapatan petani hanya diterima setiap panen, sedangkan pengeluaran harus diadakan setiap hari, setiap
minggu atau kadang-kadang dalam waktu yang sangat mendesak sebelum panen tiba. Untuk mengatasi hal tersebut
petani biasanya mengharapkan panenan di luar padi seperti tembakau, kacang tanah atau tanaman perdagangan
lainnya. Disamping itu ternak dapat pula diusahakan untuk dijual guna memenuhi kebutuhan serupa itu.
Petani untuk keperluan itu yang besar sering menjual tanamannya pada saat masih hijau di sawah atau
pekarangan dan ladang-ladangnya baik dengan harga penuh atau berupa pinjaman sebagian. Penjualan tanaman
selama masih hijau disebut ijon. Menurut definisi dan perngertian sehari-hari, sistim ijon adalah sistim "pinjaman"
dengan jaminan tanaman hidup dengan bunga yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari pada tingkat bunga yang
berlaku.
Untuk mengatasi persoalan-persoalan demikian maka salah satu tujuan utama kebijaksanaan pertanian adalah
mengusahakan stabilisasi harga dan pendapatan petani antara musim yang satu dengan musim yang lain dari tahun ke
tahun.
3.2. Pembiayaan Pertanian
Persoalan yang paling sulit dalam ekonomi pertanian adalah : persoalan pembiayaan. Hal ini dikarenakan
adanya kemelaratan yang luas di kalangan petani, keterlibatan mereka pada hutang, baik hutang biasa maupun dengan
sistem ijon. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pemberian kredit kepada petani dengan bunga yang rendah dan dengan
sistim yang sederhana / mudah.
3.3. Tekanan Penduduk dan Pertanian.
Menurut Malthus (1888) pertumbuhan penduduk menurut deret ukur, sedangkan produksi bahan makanan hanya
bertambahh menurut deret hitung. Ternyata keamjuan tehnologi mampu melipat gandakan produksi bahan makanan
dan produksi pertanian pada umumnya. Akan tetapi sampai sekarang Hukumn Malthus tersebut masih dianut orang
banyak.
Pembagian penduduk di Indonesia tidak seimbang baik di Jawa Madura / Luar Jawa maupun antara kota dan
desa. Luas pulau Jawa-Madura + 7 % dari Indonesia dan DKI hanya 0,03 % ternyata jumlah penduduknya mencapai +
64 % dan 4 %.
Komposisi penduduk di Indonesia yang tidak produktif (umur 0-14 th dan > 65 Th) mencapai 47 % dengan
demikian tingkat ketergantungan adalah tinggi.
Cara mengatasi tekanan penduduk tersebut al: - usaha peningkatan intensifikasi pertanian - usaha peningkatan
ekstensifikasi pertanian - usaha peningkatan diversifikasi pertanian - usaha peningkatan rehabilitasi pertanian -
industrialisasi - pembatasan penduduk melalui KB - transmigrasi
Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya persoalan penduduk dapat dilihat daritanda-tanda berikut :
- persediaan tanah pertanian yang makin kecil. - produksi bahan makanan per jiwa yang terus menurun - bertambahnya
pengangguran - memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah dan bertambahnya hutang-hutang pertanian. 3.4.
Pertanian Subsisten
Pertanian subsisten adalah suatu sistem bertani dimana tujuan utamanya dari si petani adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya beserta keluarganya. Penerimaan pertanian subsisten adalah apa yang dapat dinikmatinya secara
pribadi dan bersama-sama masyarakat. Sedangkan biaya adalah apa yang tidak dapat dinikmatinya.
o0o
IV. FAKTOR-FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN 4.1. Lembaga dan Peranannya dalam
Pertanian Lembaga (institution), yaitu organisasi atau kaerah-kaedah baik formil maupun informil, yang mengatur
perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk
mencapai tujuan tertentu.
Lembaga desa dapat dibagi :
a. bersifat asli berasal dari adat kebiasaan yang turun temurun, misealnya : pemilikan tanah, jual beli dan sewa
menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong, koperasi, arisan. b. yang baru diciptakan baik dari dalam maupun dari luar
masyarakt desa, misal : Bimas adalah lembaga yang dibentuk untuk mencapai tujuan meningkatkan produksi padi dan
pendapatan petani secara massal. Badan Kredit Desa (BKD), sebagai perubahan dari lembaga pinjam meminjam uang
di bawah tangan. 4.2. Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan Pertanian Berdasarkan penelitian di India, Guy
Hunter, menyimpulkan bahwa persoalan administrasi pembangunan pertanian pada pokoknya menyangkut 4 hal yaitu :
a. Koordinasi didalam tindakan-tindakan administrasi pemerintah dalam rangka melayani keperluan petani yang
bermacam-macam seperti informasi pertanian, bantuan tehnik, investasi, kredit, pemasaran dll. b. Pola hubungan
senantiasa berubah antara jasa-jasa yang dapat diberikan oleh pemerintah dengan jasa-jasa para pedagang atau
koperasi. c. Masalah mendorong partisipasi petani dan penduduk desa dalam keseluruhan pembangunan pertanian. d.
Masalah kelembagaan yaitu keperluan akan lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi tertentu pada tahap
pembangunan yang senantiasa berubah-ubah. 4.3. Penyuluhan Pertanian Penyuluhan pertanian (agricultural
extension) / Pendidiukan non formal yaitu suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan dan sasarannya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan, waktu maupun tempat petani. a. fungsinya : koordinasi dari tugas administrasi
pemerintahan untuk membantu petani melaksanakan usahatani sebaik-baiknya, menuju usahatani yang efisien. b.
tujuannya : menambah kesanggupan petani dalam usahataninya c. tugasnya : membantu petani agar senantiasa
meningkatkan efisiensi usahatani. Tugas dan kepentingan petani : meningkatkan penghasilan pertaniannya dan
penghasilan keluarganya (farm income) Penyuluhan dapat dianggap berhasil kalau : a. Pengetahuan petani mengenai
sesuatu yang berguna bertambah b. Ada penerimaan (adopsi) petani terhadap hal-hal yang dianjurkan penyuluh c.
Petani bersedia bekerjasama dengan penyuluh d. Petani bersedia memberi balas jasa kepada penyuluh e. Penyuluh
dapat merubah sikap petani yang merugikan f. Pengetahuan praktis yang ada pada penyuluh bertambah g. Penyuluh
dapat memberitahukan sesuatu yang berguna diluar tujuan proyek tertentu. h. Ada perkembangan keinginan pada kedua
pihak untuk mempertahankan hubungan. Di Indonesia penyuluhan pertanian belum berhasil karena : a. Penyuluh
mnasih terlalu sedikit b. Alat-alat penyuluhan pertanian yang sangat kurang c. Pendidikan para penyuliuh yang kurang
memadai d. Gaji penyuluh yang rendah, dll 4.4. Kegiatan Gotongroyong dan Pembangunan Pertanian Gotongroyong
adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama. Gotongroyong yang asli di Indonesia adalah mulai ditemukan
pada tahun 2000 SM sampai kira-kira tahun 1800 pada waktu bangsa-bangsa Eropa mulai datang di Indonesia. Alasan,
syarat dapat dilaksanakannya gotongroyong : a. Macam pekerjaan atau proyek yang bersangkutan harus menyangkut
seluruh atau sebagian besar warga masyarakat. b. Proyek yang bersangkutan adalah merupakan proyek desa setempat
dan tidak dibiayai oleh pemerintah pusat atau pemerintah propinsi. c. Proyek yang bersangkutan biasanya sangat urgen
untuk dapat diselesaikan dengan cepat misalnya karena menyangkut hajat hidup seluruh atau sebagian besar warga
desa. Gotongroyong dapat ditingkatkan oleh pemerintah dengan cara: a. Membantu dalam bidang organisasi b.
Menyediakan bahan-bahan dan alat-alat khusus c. Bantuan teknis dan management d. Bantuan keuangan
V. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI 5.1. Definisi Usahatani Usahatani adalah himpunan dari sumber-
sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan yang didirikan di atas tanah dsb.
Farm, yaitu sebagai sutu tempat atau bagian dari permukaamn bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang
petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap ataupun manger yang digaji. Ilmu usahatani (farm management),
yaitu bagian dari ilmu ekonomi pertanian yang mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan usahatani. 5.2. Tujuan
Usahatani Tujuan usahatani yaitu bagaimana petani dapat memperbesar hasil sehingga kehidupan seluruh keluarganya
menjadi lebih baik. Untuk mencapai tujuan ini petani selalu memperhitungkan untung ruginya walau tidak secara tertulis.
Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu
panen (penerimaan, revenue) dengan biaya (pengorbanan, cost) yang harus dikeluarkan. Hasil yang diperoleh petani
pada saat panen disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi. Agar tujuan usahatani tercapai
maka usahataninya harus produktif dan efisien. Produktif artinya usahatani itu produktifitasnya tinggi. Produktivsitas
secara teknis adalah perkalian antara efisiensi (usaha) dan kapasitas (tanah). Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil
produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input. Kapasitas tanah menggambarkan kemampuan tanah itu
menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya pada tingkat tehnologi
tertentu. 5.3. Hasil Produksi dan Biaya Produksi Hasil produksi dibagi menjadi : ? Hasil produksi kotor (bruto), yaitu luas
tanah dikalikan hasil per kesatuan luas. ? Hasil produksi bersih (netto), yaitu hasil produksi kotor setelah dikurangi
semua biaya yang dikeluarkan. ? Pendapatan marginal, yaitu tambahan pendapatan yang didapat dengan penambahan
satu kesatuan biaya. Macam efisiensi usahatani : ? Efisiensi produksi (fisik) yaitu banyaknya hasil produksi fisik yang
dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). ? Efisiensi ekonomi yaitu efisiensi fisik yang dinilai dengan
uang. Apabila rasio hasil bersih (netto) dengan biaya produksi makin tinggi berarti semakin efisien. Penggunaan faktor
produksi dianggap paling efisien apabila faktor-faktor produksi itu sudah dikombinasikan sedemikian rupa sehingga rasio
dari tambahan hasil fisik (marginal physical product) dari faktor produksi dengan harga faktor produksi sama untuk setiap
faktor produksi yang dipergunakan. Secara matematis dapat ditulis :
dimana : MPxi = tambahan hasil produksi fisik karena tambahansatu satuan faktor produksi Xi = faktor produksi ke i i =
1, 2, ..., n Hxi = Harga faktor produksi ke i Untuk mencapai keuntungan maksimum bisa dicapai :
Biaya produksi berdasar alat ukurnya : a. Biaya yang berupa uang tunai b. Biaya dalam bentuk inatura Biaya produksi
berdasar penggunaannya : a. Biaya tetap, yaitu jensi biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya
produksi b. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi c. Biaya
total, yaitu keseliuruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi Biaya produksi berdasar hubungannya dengan
produksi : a. Biaya total rata-rata, yaitu merupakan pembagian dari selurujh biaya dengan produksi b. Biaya tetap rata-
rata, yaitu besarnya biaya tetap dibagi dengan seluruh hasil produksi c. Biaya bariabel rata-rata, yaitu besarnya biaya
variabel dibagi dengan seluruh hasil produksi d. Biaya batas (marginal), yaitu tambahan biaya yang harus dikeluarkan
petani untuk menghasilkan satu kesatuan tambahan hasil produksi. Jenis biaya yang lain : - Oportunity cost, yaitu biaya
yang harus ditanggung petani karena telah tidak menggunakan kesempatan terbaik (opportunity) yang dapat dipilih baik
untuk menanam maupun untuk mengerjakan sesuatu. 5.4. Fungsi Produksi Fungsi produksi, yaitu suatu fungsi yang
menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Secara matematis
fungsi produksi :
Y = f(X1, X2, ... , Xn)
dimana : Y = hasil produksi fisik
X1 ..... Xn = faktor-faktor produksi
Faktor produksi meliputi: tanah, modal, tenaga kerja dan management. Fungsi produksi ini menganut hukum kenaikan
hasil yang semakin berkurang (law of diminishing returns), yaitu perilaku kenaikan hasil produksi yang semula naik terus
dan pada suatu titik tertentu kenaikan produksinya akan menurun. Hukum ini disebut juga hukum mengenai proporsi
yang variabel (law of variable proportions), yaitu hukum yang menerangkan perilaku kenaikan hasil produksi tambahan,
bila salah satu faktor produksi variabel dinaik turunkan dengan membiarkan faktor produksi lainnya, sehingga
perbandingan jumlah (proporsi) faktor-faktor produksi berubah. Elastisitas produksi, yaitu persentase perubahan hasil
produksi total dibagi dengan persentase perubfahan faktor produksi.
dimana : Y = hasil produksi (output)
X = faktor produksi (input)
HPM = hasil produksi marginal
HPR = hasil produksi rata-rata
Efisiensi skala produksi dapat dibagi antara lain : a. Increasing return to scale (skala produksi yang menaik), yaitu
merupakan laju kenaikan produksi yang menaik (lebih besar dari kenaikan sebelumnya) b. Constant return to scale
(skala produksi yang tetap), yaitu efisiensi skala kenaikan hasil produksi hanya sebanding atau tetap sama dengan hasil
sebelumnnya. c. Decreasing return to scale (efisiensiskala produksi yang menurun), yaitu skala kenaikan produksi
dengan hasil produksi yang menurun (lebih kecil dari kenaikan sebelumnya). 5.5. Kombinasi Hasil-Hasil Produksi
Macam kombinasi hasil produksi antara lain : a. Komoditi gabungan (joint product), yaitu komoditi-komoditi yang secara
bersama-sama keluar dari satu proses produksi. Misal: beras dan katul. b. Komoditi yang bebas bersaing (competitive
independent product, substitutes), yaitu komoditi-komoditi yang bersangkutan bverdiri sendiri dan bahkan saling
bersaing. Misal : padi dan tebu. c. Komoditi komplementer, yaitu kenaikan komoditi yang satu malah menaikan produksi
lainnya. Misal : krotolaria dan padi. d. Komoditi suplementer (tambahan), yaitu produksi satu komoditi dapat ditambah
tanpa mempunyai pengaruh mengurangi atau menambah produksi komoditi lainnya. Misal : usahatani padi dan
kerajinan tangan. Elastisitas of substitution, yaitu persentase perubahan produksi barang yang satu dibagi dengan
persentase perubahan produksi barang lainnya.
o0o
VI. TANAH DALAM PRODUKSI PERTANIAN
6.1. Tanah Sebagai Faktor Produksi Tanah sebagai salah satu faktor produksi adalah merupakan pabriknya hasil-hasil
pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Tanah sebagai faktor produksi
mempunyai kedudukan yang penting, hal ini bisa dibuktikan dengan besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah
dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya. Balas jasa dari tanah dapat berupa inatura (bagi hasil) maupun sewa tanah
berupa uang tunai (rent). Tinggi rendahnya sewa tanah tergantung dari : - kesuburan tanah (kemudian juga letak dari
pasar) (defferential rent). - adanya kelangkaan (scarcity rent) - kegunaan tanah untuk usaha tertentu. Naik turunnya
sewa tergantung naik turunnya harga komoditi, bukan sebaliknya. 6.2. Hubungan Antara Pemilik dan Penggarap Tanah
Hubungan antara pemilik dan penggarap tanah tidak lain adalah merupakan hubungan antara penawaran dan
permintaan. Karena tanah jumlahnya relatif tetap sedang penduduk yang memerlukan tanah selalu meningkat maka
tanah dapat dikatakan semakin langka, yang berarti sewa tanah semakin tinggi atau kedudukan penggarap semakin
lemah. Karena kedudukan pemilik tanah kuat maka pemilik tanah : - akan memilih menyakapkan tanahnya pada petani
yang sanggup menawarkan bagi hasil yang lebih menarik. - memilih petani penyakap yang lebih rajin dan menunjukkan
kesungguhan dalam mengerjakan tanah. Untuk mengatasi lemahnya kedudukan penggarap maka dibuatlah UUPBH
(Undang-Undang Pokok Bagi Hasil) dengan maksud : a. adanya jaminan dalam hal waktu penyakapan b. dapat
ditentukan secara lebih jelas kewajiban masing-masing pihak sehingga penyakap dapat terdorong untuk mengadakan
investasi. c. agar pembagian hasil dapat bersifat adil, tidak ada fihak yang merasa dirugikan 6.3. Perpecahan dan
Perpencaran Tanah Perpecahan (division) tanah adalah pembagian milik seseorang kedalam bidang atau petak-petak
kecil, untuk diberikan kepada ahli-ajhli waris pemilik tanah itu. Perpencaran (fragmentasi) tanah adalah kenyataan
adanya sebuah usahatani (di bawah satu managmen) yang terdiri atas beberapa bidang yang berserak-serak.
Perpecahan dan perpencaran tanah mempunyai kerugian : a. kurang efisiennya penggunaan waktu b. Pengairan
menjadi sulit c. pengawasan harus lebih banyak Sebab timbulnya perpecahan dan perpencaran tanah : - jual beli -
pewarisan dan hibah perkawinan - sistim penyakapan (tenancy) Cara mengatasi perpencaran dan perpecahan antara
lain : - land reform, yaitu usaha untuk membatasi luas minimum sawah garapan - diatur agar hanya anak-anak petani
yang benar-benar ingin bertani meneruskan usahatani orang tuanya, sedangkan yang lain mendapatkan uang tunai
saja. - konsolidasi tanah, yaitu penggabungan petak-petak atau bidang-bidang sawah yang berserak-serak menjadi satu
atau lebih petak-petak sawah yang lebih besar. - transmigrasi ke daerah-daerah lain. 6.4. Bentuk milik Tanah dan
Produksi Pertanian a. Tanah Milik Perorangan (yasan). Tanah yasan dapat dijual dan diwariskan dengan cara-cara
dipecah-pecah besar kemungkinan menjadi terpusat pada pemilik-pemilik tanah kaya di desa atau di luar desa, justru
mengandung aspek negatif. b. Tanah untuk kepentingan bersama (hak ulayat, hak pertuanan atau hak persekutuan)
yang pelaksanaannnya dilakukan oleh Kepala Desa. Hak ulayat dapat memberikan bermacam-macam hak kepada
masyarakat misal : hak menggunakan tanah sebagai tempat tinggal, tanah pertanian tempat menggembala, mengambil
hasil hutan, berburu atau menangkap ikan. Namun dalam pelaksanaan harus diawasi Kepala Desa. c. Tanah Konsen
(hak mengerjakan, norowito). Tanah konsen dapat diwariskan tetapi tidak dapat dipecah-pecah. Dalam sistim ini sudah
ada faktor konservasi atau perlindiungann pada efisiensi penggunaan tanah. Intensitas dalam mengerjakan tanah lebih
baik dibanding sistem yasan. d. Tanah Persewaan atau Penyakapan. Persewaan tanah dengan uang tunai pada saat
keadaan perekonomian stabil lebih banyak dilaksanakan, sedang dalam keadaan tidak stabil lebih banyak dengan sistim
bagi hasil (share cropping). Sistim bagi hasil walau tidak tertulis ternyata jarang menimbulkan sengketa. e. Hak erpact
(sewa turun temurun), hak opstal, hak eigendom, hak sewa. Hak-hak tersebut hanya dilakukan oleh pemerintah Belanda
untuk mendapatkan modal dari masing-masing negara Eropa yang sekarang diubah dengan : hak guna bangunan, hak
milik, hak pakai dll. Hak-hak tersebut biasanya digunakan untuk tanaman tahunan. 6.5. Pengairan dan Konserevasi
Tanah Pengairan yaitu meliputi pengaturan kebutuhan air bagi tanaman, sehingga didalamnya termasuk juga drainase.
Irigasi yaitu membawa air dari sungai ke sawah-sawah. Macam pengairan/irigasi a. Pengairan teknis, yaitu pengairan
yang menggunakan saluran-saluran tehnis. b. Pengairan setengah teknis c. Pengairan rakyat Konservasi tanah yaitu
mengurangi laju pengusahaan tanah sekarang untuk memungkinkan pengusahaan yang lebih besar dikemudian hari.
Tujuan diadakannya konservasi tanah adalah untuk mengatasi pengurangan kesuburan tanah sebagaiu akibat dari
dikerjakan tanah tersebut terus menerus. Kerusakan tanah dapat terjadi antara lain : - pengerjaan tanah yang terus
menerus - Roof bouw, yaitu eksploitasi yang berlebih-lebihan pada saat sekarang sehingga merugikan eksploitasi
dimasa yang akan datang. - banjir dan erosi tanah terutama di lereng gunung Usaha konservasi tanah antara lain : -
rotasi tanam - pengjhijauan
o0o
VII. MODAL DALAM PRODUKSI PERTANIAN
7.1. Modal Uang dan Kredit Berdasarkan pengertian ekonomis, modal yaitu barang atau uang yang bersama-sama
faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Misal : ternak
beserta kandangnya, cangkul, bajak dan alat-alat pertanian lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman
yang belum dijual, tanaman yang masih di sawah dll. Berdasarkan penggunaan uang, modal yaitu uang yang tidak
dibelanjakan, jadi disimpan kemiudian untuk diinvestasikan. Kredit yaitu suatu transaksi antara dua pihak dimana yang
pertama disebut kreditor menyediakan sumber-sumber ekonomi berupa barang, jasa atau uang dengan janji bahwa
pihak kedua (debitor) akan membayar kembali pada waktu yang telah ditentukan. Gunanya kredit yaitu sebagai suatu
alat untuk membantu penciptaan modal. Macam kredit : a. Kredit investasi, yaitu kredit yang dipakai untuk membiayai
pembelian barang-barang modal yang bersifat tetap yaitu habis dalam suatu proses produksi. Misal: tanah, ternak,
mesin-mesin dll. b. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang tidak untuk investasi. Misal: pupuk, bibit, pestisida, upa tenaga
kerja 7.2. Modal Sebagai Faktor Produksi Ganti rujgi atau balas jasa dari modal yaitu berupa bunga modal atau rente
yang biasanya diukur dalam persen dari modal p[okok untuk satu kesatuan waktu tertentu misalnya bper bulan, per
triwulan, pertahun. Macam modal berdasar asalnya : a. Modal Sendiri (equity capital). b. Modal pinjaman (credit) c.
Modal pemberian Macam modal berdasar sumberdaya : a. Modal fisik atau modal materiil. Modal fisik merupakan
jelmaan dari pengetahuan mengenai cara-cara dan metode-metode baru yang bersifat tehnis (technological knowledge).
Misal: bibit, alat-alat pertanian, ternak dsb. b. Modal immateriil / manusiawi (human capital). Modal manusiawi
merupakan jelmaan pengetajhuan mengenai cara-cara dan metode-metode baru yang sifatnya organisatoris atau
managerial (managerial knowledge). Misal: bertambahnya ketrampilan petani. 7.3. Kredit dalam Pertanian Macam kredit
yang pernah diberikan pemerintah : a. Bimas b. KIK (Kredit investrasi kecil) c. KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)
Pentingnya peranan kredit disebabkan oleh : a. kenyataamn bahwa secara relatif memang modal meriupakan faktor
produksi non alami (bikinan manusia) yang persediaannya masing sangat terbatas terutama di negara-negara yang
sedang berkembang. b. sangat kecil kemungkinan untuk memperluas tanah pertanian c. persediaan tenaga kerja yang
melimpah Masalah perkreditan dalam infestasi antara lain : a. Pemberian kredit usahatani dengan bunga yang ringan
perlu untuk memungkinkan petani melakukan inovasi-inovasi dalam usahataninya. b. Kredit itu harus bersifat dinamis
yaitumendorong petani untuk menggunakan secara produktif dengan bimbingan dan pengawasan yang teliti. c. Kredit
yang diberikan selain bantuamn modal juga merupakan perangsang untuk menerima petunjuk-petunjuk dan bersedia
berpartisipasi dalam program peningkatan produksi. d. Kredit pertanian yang diberikan kepada petani tidak perlu hanya
terbatas pada kredit usahatani saja yang l;angsung diberikan bagi produksi pertanian tetapi harus pula mencakup kredit-
kredit untuk kebutuhan rumahtangga (kredit konsumsi). Kredit produksi dan kredit konsumsi
Untuk membedakan antara kredit produksi dan kredit konsumsi pada usahatani subsisten sulit dibedakan,
sehingga pernah diusulkan hanya dinamakan kredit tani saja.
Syarat bisa dilaksanakannya kredit konsumsi antara lain : a. Barang-barang ataunjasa yang akan diperoleh dengan
kredit itu memang sungguh diperlukan sekali. b. Tidak ada jalan lain yang lebih baik dan tidak dapat menunggu hingga
penghasilan naik. c. Petani dapat mengambelaikan kredit tersebut dengan cara yang tidak mengakibatkan kemerosotan
taraf hidupnya. 7.4. Struktur Perkreditan Pertanian Macam-macamn kredit perorangan : a. Kredit dengan jaminan
tanaman (ijon) b. Kredit dengan jaminan tanah (gadai tanah) c. Kredit uang atau barang yang dibayar kembali
denganuang atau barang tanpa jaminan Macam-macam lembaga perkreditan a. Bank yang meliputi Bank Desa,
Lumbung Desa dan BRI b. Perusahaan Negara Pegadaian c. Koerasi-koperasi dan Koperasi Pertanian (Koperta).
o0o
VIII. TENGA KERJA DALAM PRODUKSI PERTANIAN
8.1. Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi
Tenga kerja dikatakan sebagai faktor produksi karena adanya balas jasa berupa upah tenaga kerja. Di
masayarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia, tenaga kerja melimpah ruah sehingga upah tenaga kerja
relatif murah. Sedang di negara maju (seperti Amerika) jumlah tenaga kerja untuk usahatani relatif langka sehingga
perlu efisiensi tenaga kerja
Beberapa syarat untuk menjamin efisiensi tenaga kerja yang maksimum : a. persediaan tanah harus cukup b. alat-alat
pertanian, mesin-mesin dan tanaga kerja (power) harus cukup c. Ilmu pengetahuan dan tehnologi pertanian harus cukup
d. Management useahatani harus jempolan (uperior) Macam tenaga kerja berdasar penggunaannya : a. Tenaga kerja
untuk usahatani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat). Tenaga kerja ini sebagian besdar berasal dari keluarga petani
sendiri, terdiri dari ayah, anak dan isteri petani. Tenaga kerja keluarga tidak dinilai dengan uang. Bila kurang maka petani
minta tolong kepada tetangga atau familinya. b. Tenaga kerja untuk perusahaan pertanian yang besar seperti
perkebunan, kehutanan, peternakan dsb. Tenaga kerja ini sebagian besar berasal dari luar keluarga. Kedudukan petani
dalam usahatani : a. Menymbangkan tenaga (labor) b. Sebagai pemimpin (manager) 8.2. Produktivitas Tenaga Kerja
Untuk negara sedang berkembang produktivitas marginal tenga kerja masih belum diketahui apakah nol atau
positip. Bila nol berarti ada pengangguran tak kentara (disguised unemployment) dan bila potisip berarti bentuk
penganggurannya adalah tidak penuh (under employment).
Macam underemployment a. Pengangguran yang sifatnya tehnis (misal pengangguran musiman) b. Pengangguran yang
sifatnya sosial tradisional Cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja : a. pendidikan b. latihan 8.3. Mobilitas dan
Efisiensi Tenaga Kerja
Mobilitas tenaga kerja di pedesaan untuk ke kota masih kurang dikarenakan oleh kurang adanya kesempatan
kerja di perkotaan, disamping itu yang diperlukan adalah tenaga kerja yang terdidik dan terlatih. Masalah mobilitas
adalah masalah alokasi dan ralokasi yang sifatnya dapat musiman / sementara maupun yang tetap. Untuk tanaman
pertanian, mobilitas tenaga kerja cukup tinggi.
Mobilitas mempunyai tujuan ekonomis antara lain : a. Sebagai cara mengurangi perbedaan tingkat pendapatan antara
desa dan kota. Kalau ditinjau dari sudut petani usaha untuk meningkatkan efisiensi produksi pertanian. b. Sebagai suatu
cara untuk meningkatkan efisiensi produksi pertanian Masalah efisiensi tenaga kerja tidak semata-mata me nyangkut
faktor ekonomi tetapi juga non ekonomi. 8.4. Transmigrasi dan Migareasi Sebagai Perluasan Lapangan Kerja Persoalan
transmigdrasi dapat ditinjau dari 4 segi : a. Sebagai persoalan pemecahan masalah penduduk pada umumnya b.
Sebagai cara untuk memperluas areal tanah pertanian c. Cara untuk memperluas kesempatan kerja d. Cara untuk
membantu pembangunan di daerah Macam transmigrasi berdasarkan tujuannya : a. Scara ekonomi mikro. Transmigrasi
akan terjadi bila produktivitas marginal tenaga kerja di daerah baru jauh lebih tinggi dari pada produktivitas marginal
tenaga kerja di daerah lama dengan memperhitungkan biaya pindah di daerah lama ke daerah baru. b. Secara ekonomi
makro Transmigdrasi adalah salah satu alokasi investasi biasa yang hanya bersifat produktif apabila hasilnya melebihi
biaya investasi itu.
o0o
IX. PERMINTAAN DAN PENAWARAN ATAS HASIL PERTANIAN 9.1. Teori Dan Penerapannya Harga, yaitu ukuran nilai
dari barang-barang dan jasa-jasa. Tingkatan harga hasil pertanian dapat dibagi menjadi : a. Harga pada tingkat petani
(producers price) b. Harga pada tingkat konsumen (retail price). c. Harga pada tingkat pedagang besar (wholesable
price). Yang menyebabkan suatu barang mempunyai harga antara lain : a. barang itu berguna b. barang itu jumlahnya
terbatas Barang yang berguna bagi manusia dan jumlahnya terbatas disebut barang-barang ekonomi. Suatu barang
merupakan barang ekonomi dalam ilmu ekonomi dinyatakan barang tersebut mempunyai permintaan dan penawaran.
Suatu barang mempunyai permintaan karena barang yang bersangkutan berguna, sedangkan barang tersebut
mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas. Yang mempengaruhi permintaan antara lain : - harga barang yang
bersangkutan - pendapatan, rasa, adat kebiasaan dan keadaan konsumen lainnya. Yang mempengaruhi penawaran
antara lain : - harga barang yang bersangkutan - metode dan tehnik produksi, biaya produksi atau harga-haraga faktor
produksi, hasil paanen per hektar dll. Kurva permintaan turun dari kiri atas ke kanan bawah artinya bila harga naik / turun
maka jumlah barang yang diminta menjadi turun / naik.Sebab terjadinya hubungan negatif antara jumlah barang yang
diminta dan harga antara lain : a. adanya efek penggantian (substitusi) b. adanya efek pendapatan 9.2. Konsep
Elastisitas Permintaan A. Elastisitas Harga Guna konsep elastisitas harga : untuk mengukur besar kecilnya perubahan
jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat perubahan harga
% perubahan jumlah barang yang diminta
e = --------------------------------------------------
% perubahan harga
e = ~ : kurva permintaan horizontal, perubahan harga barang hanya mempunyai 2 akibat yaitu jumlah yang diminta tak
terhingga atau sama dengan nol. e > 1 : permintaan elastis e = 1 : unitary elasticity, yaitu setiap perubahan harga
membawa perubahan proporsional dalam jumlah yang diminta e < 1 : permintaan tidak elastis
e = 0 : kurva permintaan vertikal, berapapun harga barang, jumlah yang diminta tidak akan terpengaruh
Cara mengukur elastisitas
a. elastisitas pada satu titik di dalam kurva permintaan (point elasticity)
dQ P
e = --- X --
dP Q
dimana : Q = jumlah barang yang diminta
P = harga
b. elastisitas diantara dua titik pada kurva (arc elasticity)
/Q P1 + P2
e = ---- x ---------
/P Q1 + Q2
dimana : /Q = perubahan jumlah yang diminta
/P = perubahan harga
P1 = harga yang pertama
P2 = harga yang kedua
Q1 = jumlah yang pertama
Q2 = jumlah yang kedua
Untuk mengadakan perhitungan elastisitas harga yang dapat dipercaya dari angka-angka statistik ternyata diperlukan
data time seriers yang panjang, paling sedikit 20 tahun. B. Elastisistas Silang Atas Prmintaan (cross elasticity) Guna
elastisitas silang : untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat
perubahan harga barang lain
% perubahan jumlah yang diminta atas barang X
es = ---------------------------------------------------------
% perubahan harga barang Y
es > 0 : barang X & Y merupakan barang pengganti es < 0 : barang X & Y merupakan barang komplementer C.
Elastisitas Pendapatan atas Permintaan (income elasticity of demand) Gunanya : untuk mengukur besar kecilnya
perubahan jumlah barang yang diminta komsumen sebagai akibat perubahan pendapatan
% perubahan jumlah barang yang diminta
ep = --------------------------------------------------
% perubahan pendapatan
Peranan elastisitas pendapatan : mampu menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari berbagai golongan
pendapatan masyarakat dalam pembelian barang-barang. Cara mengukur ep : untuk negara yang belum maju
berdasarkan pengeluaran (ecpenditure elasticity) yaitu perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang
diminta dengan persentase perubahan pengeluaran konsumen. D. Fleksibiltas Harga (elastisitas jumlah) Gunanya :
untuk mengukur besar kecilnya perubahan harga sebagai akibat perubahan jumlah barang
% perubahan harga
fh = -----------------------
% perubahan jumlah
Harga dalam hal ini sebagaivariabel takbebas (dependent variable). Sedangkan jumlah merupakan variabel yang bebas
(dependent variable). 9.3. Kurva Penawaran dan elastisitas Penawaran Perbedaan penawaran dengan permintaan : a.
pentingnya faktor waktu dalam hal penawaran, hal ini penting karena hasil-hasil pertanian bersifat musiman, yaitu
bulanan atau tahunan sehinggga suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya panawaran
kalau memang panen belum tiba. Jadi dalam jangka pendek elastisitas penawaran in elastis. b. Pengaruh harga
terhadap jumlah yang ditawarkan biasanya tidak dapat dibalikkan (irreversable), hal ini karena kalau kenaikan harga
setelah beberapa waktu tertentu mendorong kenaikan jumlah yang ditawarkan maka penurunan harga tidak akan dapat
mengembalikan jumlah yang ditawarkan ke tingkat sebelumnya.Macam elastisitas penawaran : A. Elastisitas Harga atas
Penawaran
% perubahan jumlah yang ditawarkan
e = ---------------------------------------------
% perubahan harga
yang mempengaruhi elastisitas penawaran : a. efek substitusi b. efek pendapatan (bisa positip / negatif); bila negatif
terjadi kurva penawaran yang terbalik (backward bending supply curve) B. Elastisitas silang
% perubahan jumlah barang X yang ditawarkan
es = --------------------------------------------------------
% perubahan harga barang Y
es > 0 : maka barang X dan Y merupakan barang yang dihasilkan bersama (joint product) es < 0 : maka barang X dan
Y merupakan barang yang bersaing (competitive product) 9.4. Cobweb Theorema Macam kasus Cobweb : a. Siklus
yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap (epermintaan = epenawaran)b. Siklus yang mengarah pada titik
keseimbangan (epermintaan > epenawaran) b. Siklus yang mengarah pada eksplosi harga yaitu fluktuasi dengan jarak
yang semakin membesar (epermintaan < epenawaran) Asumsi yang dipakai Cobweb Theorem sbb : a. Adanyan
persaingan sempurna dimana penawaran semata-mata ditentukan oleh reaksi produsen perseorangan terhadap harga.
Harga ini oleh setiap produsen dianggap tidak akan berubah dan produsen juga menganggap jumlah produksinya tidak
akan memberikan pengaruh yang berarti terhadap pasar. b. Periode produksi memerlukan waktu tertentu, sehingga
penawaran tidak dapat secara langsung bereaksi terhadap harga tetapi diperlukan waktu tertentu. c. Harga ditentukan
oleh jumlahbarang yang datang ke pasar dan harga itu cepat bereaksi terhadapnya.
o0o
X. TATANIAGA PERTANIAN 10.1. Arti dan Fungsi Tataniaga Tataniaga / pemasaran / distribusi, yaitu suatu macam
kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Syarat
efisiensinya tataniaga : a. mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya
yang semurah-murahnya. b. mam,pu mengadakan pembagian yang adil dari pada keseluruhan harga yang dibayar
konsusmen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu. Biaya
tataniaga di Indonesia masih tinggi disebabkan oleh bermacam-macam, misal jalan yang buruk, kelemahan modal
petani, industri pengolahan yang belum maju dsb. Macam perdagangan : a. distribusi, yaitu barang yang diproduksi oleh
suatu pabrik pada tempat tertentu kemudian dibagi-bagi ke pelosok yang tersebar. b. pengumpulan, yaitu menunjuk
pada kegiatan mengumpulkan hasil-hasil yang jumlahnya sedikit dari petani produsen yang tersebar-sebar. Fungsi
tataniaga : mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu dan bentuk serta
harga yang tepat (pengngkutan, penyimpanan dan pengolahan). 10.2. Biaya Tataniaga (marketing margin) Semakin
maju ekonomi suatu negara maka biaya pemasaran akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya biaya tidak bisa
dibandingkan dengan efisiensi tataniaga . Yang mempengaruhi biaya tataniaga antara lain : a. Kualitas produk b. daya
tahan produk c. faktor resiko d. macam komoditi e. daerah / lokasi pemasaran f. pungutan-pungutan resmi/tidak resmi g.
macam lemnbaga pemasaran & efektifitas pemasaran yang dilaksanakan 10.3. Industri Pengolahan Hasil-Hasil
Pertanian Makin maju suatu negara, industri pengolahan hasil pertanian semakin penting dalam pemasaran. Semula
dari barang setengah jadi menjadi barang-barang yang siap dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil
pertanian, diharapkan keuntiungan yang didapat menjadi semakin tinggi. 10.4. Grading dan Standardisasi Grading, yaitu
klasifikasi hasil-hasil pertanian ke dalam beberapa golongan mutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan nama
dan etiket tertentu. Standardisasi, yaitu penentuan mutu barang menurut ukuran atau patokan tertentu. Keuntungan
grading yang baik, adil dan teliti antara lain : a. Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengan
keinginannya dan tingkat pendapatannya. b. Produsen mendapat jaminan memperolejh harga yang sesuai dengan mutu
hasil produksinya c. Konsumen dan produsen terlindung dari praktek-praktek kurang jujur dalam tataniaga. o0o
XI. PASAR DAN KEBIJAKSANAAN TATANIAGA 11.1. Sifat-Sifat dan Bentuk-Bentuk Pasar
Sifat harga hasil pertanian yaitu adanya variasi / kegoncangan kegoncanganyang khas antara saat panen dan
musim panen. Harga naik pada saat paceklik dan harga turun pada saat panen. Naik turunnya harga dipengaruhi oleh
naik turunnya permintaan atau turun naiknya penawaran.
Kegoncangan harga di negeri yang belum maju disebabkan oleh : a. peranan sektor pertanian masih sangat penting b.
sebagai akibat, dan berhubungan erat dengan kenyataan tersebut, pemerintah dan sektor-sektor di luar pertanian belum
mampu untuk menyumbang pada stabilisasiharga-harga hasil pertanian itu. Bentuk-bentuk pasar diantaranya : a. Pasar
persaingan sempurna yang punya syarat sebagai berikut - jumlah penjual dan pembeli banyak - barang yang
diperdagangkan harus homogen (sama) - bebas menjual / membeli di pasar - pengetahuan yang sempurna dari penjual
dan pembeli. b. Monopoli, yaitu jumlah penjual 1 dan pembeli banyak c. Monopsomi, yaitu satu pembeli berhadapan
denganpenjual yang banyak. d. Oligopoli / Oligopsomi, beberapa penjual dan beberapa pembeli. 11.2. Struktur Tataniaga
Beberapa Hasil Pertanian a. Struktur Tataniaga beras, ada 2 yaitu : 1) Saluran swasta Petani ↓ Huller Desa ↓
Pedagang Besar
↓ Pedagang Pengecer ↓ Konsumen
2) Saluran Pemerintah
Petani ↓ Huller Desa ↓ Pedagang Besar ↓ Dolog (depolog) ↓ Kantor-kantor Pemerintah ↓ Konsumen
b. Struktur tataniaga kopi di Lampung
Keterangan :
tetap
: kadang-kadang
: jarang
A. Petani Produsen mengolah kopi menjadi beras kualitas asalan B. Tengkulak desa merupakan tengkulak pengumpul
yang mendatangi desa-desa merupakan tangan kanan dari pedagang lokal C yang menyediakan modal atau alat
pengankutan bagi B C. Pedagang lokal (di kecamatan) disebut Cengkau, pengumpul kopi dari tengkulak-tenkulak dan
petani-petani yanbg menjual langsung. D. Pedagang hasilbumi (diibu kota Telukbetung) kedudukannya sama dengan C
tapi lebih besar. E. Eksportir membeli kopi dari D, C dan lkadang-kadang juga dari B dan A, eksportir ini mensortir /
mengolah untuk kualitas ekspor. F. Pedagang Luar Negeri
11.3. KebijaksanaanMemajukan Industri Pengolahan
Pada umumnya pengolahan dan pengawetan bahan-bahanpertanian memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Padahal tanpa adanya pengolahan dan pengawetan bahan-bahan hasil pertaniankonsumen kurang tertarik akan hasil-
hasil pertanian dan tataniaga hasil pertanian menjadi terhambat akibat selanjutnya produsen (petani) menjadi kurang
bergairah memproduksi kemnbali. Oleh karena itu pemasaran akan industri pengolahan harus datang lebih dahulu
harus ditingkatkan.
11.4. Tataniaga dan Pembangunan Pertanian
Bahwa perkembangan tataniaga memang merupakan kunci dari pembangunan pertanian. tanpa pasar, produksi
pertanian tidak akan lancar. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan sarana dan fasilitas-fasilitas pemasaran hasil
pertanian misalnya jalan yang baik, kebijaksanaan pajak yang menddukung dan peraturan-peraturan daerah yang lain.
o0o
XII. PERSOALAN-PERSOALAN PERDAGANGAN 12.1. Asal Mula dan Sebab-Sebab Perdagangan
Pada pertanian subsisten tidakj terjadi perdagangan karena setiap keluarga petani memenuhi segala
keperluannya dari dalam rumah tangga dan usahataninya sendiri dan tidak menjual hasil-hasilnya ke l uar. Dengan
berkembangnya pertanian, maka petani mencari sarana produksi dari luar dan mulai menjual hasil-hasil produksi
usahataninya keluar. Keperluan petani makin lama makin berkembang sehingga dia perlu tukar menukar antar produk
sehingga timbullah spesialisasi dalam berusahatani.
Bahwa usahatani banyak tergantung dari sifat alam sehingga antara daerah yang satu dengan daerah yang lain
menghjasilkan hasil usahatani yang berbeda, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan yang semakin beraneka
ragam petani mengadakan tukar menukar antar daerah, dan selanjutnya antar pulau dan akhirnya antar negara.
Sebab-sebab terjadinya perdagangan ada beberapa teori al:
a. Teori keuntungan absolut (lalw of absolute advantage) Prinsip hukum keuntungan absolut mengatakan bahwa : suatu
negara akan berspesialisasi dalam berproduksi barang dimana negara tgersebut mempunyai absolute advantage.
Contoh : Komoditi Daerah A Daerah B Padi 50 unit 25 unit Kelapa 25 unit 50 unit Dari tabel di atas berarti daerah A lebih
baik menanam padi karena keuntiungan absolutnya akan lebih tinggi dibanding menanam kelapa, sebaliknya daerah B
lebih menguntungkan menanam kelapa. Dengan demikian apabila daerah A perlu kelapa lebih baik membeli ke daerah
B; sebaliknya bila daerah B perlu padi maka lebih baik beli dari daerah A. b. Teori keuntungan komparatif / relatif Teori
keuntungan komparatif / relatif menyatakan bahwa suatu daerah akan menghasilkan dan kemudian mengeksport suatu
barang yang mempunyai keuntungan komparatif terbesar atau kerugian komparatif terkecil Contoh : Komoditi Daerah A
Daerah B Gula 40 unit 20 unit Tembakau 30 unit 10 unit Dari tabel di atas daerah A untuk gula punya keuntungan
komparatif sebesar 40 : 20 = 2, sedang untuk tembakaiu keuntungan komparatifnya 30 : 10 = 3 dengan demikian
daerah A akan memproduksi tembakau karena keuntungan komparatifnya lebih besar. Pada daerah B gula keuntungan
komparatifnya 20 : 40= 0,5, sedang untuk tembakau keuntungan komparatifnya 10 : 30 = 1/3 jadi daerah B lebih baik
memproduksi gula karena keuntungan komparatifnya lebih besar. 12.2. Spesialisasi dan Diversifikasi
Faktor-faktor yang mendorong spesialisasi suatu daerah :
a. Tidak adanya sumber-sumber alam yang berarti b. Keuntungan komparatif yang tinggi dalam satu produk, baik dalam
persediaan bahan baku maiup[un dalam permodalan, ketrampilan dan kecakapan manusia dan upaya pembangunan
lain. c. Hubungan transport dan komunikasi yang cukup baik dengan daerah-daerah lain sehingga keburukan-keburukan
spesialisasi tidak perlu timbul. d. Industri pertanian yang bersangkutan memungkinkan pembagian kerja yang baik
dengan daerah-daerah sekitarnya, sehingga membawa keuntungan secara nasional.
Faktor-faktor yang mendorong diversifikasi
a. Prospek jangka panjang yang kurang menentu dari satu hasil utama b. Tersedianya sumber-sumber alam lain yang
mempunyai prospek yang baik dan permintaan yang lebih elastis c. Biaya transport yang tinggi dalam ekspor impor
antar daerah 12.3. Perdagangan Antar Pulau
Sudah sejak jaman dulu Jawa mempunyai surplus perdagangan dibanding luar Jawa terutama beras dan gula
pasir./ Luar Jawa punya surplus kopra, ikan ain dan hasil-hasil tanaman perkebunan. Berdasarkan komposisinya Jawa
surplus barang jadi, sedang Luar Pulau Jawa untuk barang-barang mentah dan setengah jadi.
12.4. Perdagangan Luar Negeri
Perekonomian Indonesia bersifat terbuka, sehingga maju mundurnya tergantung juga maju mundurnya
perekonomian dunia. Perekonomian Indonesia masih besar pada apenyediaan bahan-bahan mentah dan hasil-hasil
pertanian. Sumbangan terbesar devisa masih berada pada sektor pertanian. Ekspor hasil pertanian terutama karet,
namun persentasenya makjn lama makin turun. Setelah karet perkembangnan ekspor berikutnya adalah kayu terutama
dari Kalimantan.
12.5. Bantuan Pangan dan Pertanian
Indonesia yang mempunyai penduduk luas pada mulanya masih kekurangan bahan pangan, sehingga perlu
bantuan dari negara kaya baik berupa hadiah (grant) maupun berupa kredit, baik secara bilateral maupun secara
multilateral.
Peranan bantuan pangan dan sandang di Indonesia al :
a. sebagai alat untuk mengendalikan inflasi melalui penekanan harga barang-barang konsumsi dan b. sebagai sumber
pembiayaan pembangunanyaitu dari hasil penjualan komoditi itu di dalam negeri.
Bantuan pangan disamping mempunyai peranan di atas juga ada efek negatifnya yaitu mengurangi gairah petani
meningkatkan produktivitasnya. Bahaya bantuan pangan tersebut diantaranya lagi :
a. Pengaruh yang negatif, terhadap perangsang investasi dalam pertanian di negeri penerima bantuan karena harga
pangan menjadi tertekan. b. Tekanan inflatoiir yang mungkin disebabkan oleh akumulasi uang hasil penjualan pangan
(Counterpart funds). c. Kalau karena sesuatu soal politik sehingga bantuanterpaksa terhenti maka akibatnya dapat
sangat buruk bagi program-program pembangunan yang sedang berjalan. d. Bahaya bantuan pangan merupakan
pengganti bentuk bantuan-bantuan lainnya berupa proyekl-proyek mungkin lebih bermanfaat. e. Bahaya bagi negara-
negara lain yang biasanya menjadi ekportir pangan yang kedudukannya diambil alih. 12.6. Perjanjian dan Kerjasama
Internasional dalam Hasil-Hasil Pertanian
Mengingat harga-harga hasil pertanian berfluktuasi, maka untuk mengatasi hal ini perlu dibentuk kerjasama /
organisasi yang menangani hal tersebut dengan tujuan antara lain :
a. stabilisasi harga komoditi b. stabilisasi penerimaan Untuk hal itu telah dibentuk beberapa organisasi al : a.
International Rubber Study Group (IRSG); International Rubber Association & Association of Natural Rubber Producing
Countries, untuk tanaman karet. b. International Coffe Organization untuk Kopi.
o0o
XIII. TEORI-TEORI PEMBANGUNAN PERTANIAN
13.1. Pertamnian dalam Pembangunan Ekonomi Nasional
Sejak Repelita I mulai 1 April 1969 pembangunan pertanian diprioritaskan dalam bidang pembangunan ekonomi,
hal ini dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya :
a. konstribusinya dalam pendapatan nasional b. peranannya dalam pemberian lapangan kerja pada penduduk yang
bertambah cepat c. konstribusinya dalam penghasilan devisa d. dan lain-lain.
Pembangunan pertanian harus sejalan dengan pembangunanbidang lain karena mempunyai kaitan erat.
Pembangunan pertanaian didorong dari segi penawaran dan dari segi fungsio produksi melalui penmelitian-penelitian,
pengembangan tehnologi pertanmian yang terus menerus, pembangunan prasarana sosial dan ekonomi di pedesaan,
dan investrasi-investasi oleh negara dala,m jumlah besar. Pertanian dianggap sebagai sektor pemimpin (leading sector)
yang diharapkan mendorong sektor-sektor lainnya. Dalam merumuskan pembangunan ekonomi yang lebih teliti,
pertanian tidak hanya diharapkan dengan industri dalam model dua sektor (two sectors model) tetapi model antar
sektor.
13.2. Model-Model Pembangunan Pertanian
Model-model pembangunan pertanian yang bisa dipilih negara berkembang diantaranya :
a. Model Jepang Model ini didasarkan atas usahatani yang kecil-kecilan (seperti Indonesia). Model Jepang cukup
berhasil dikarenakan antara lain oleh : - dapat dilakukan secara serentak antara sektor pertanian dan sektor industri. -
sektor-sektopr saling membantu dan kemajuan yang dicapai sektor industri jauh lebih cepat dari sektor pertanian,
sehingga kenaikan tenaga kerja sektor pertanian semuanya dapat diserap oleh sektor industri baik yang sangat modern
maupun yang setengah modern., - tidak diinginkannya modal asing, dana-dana pemnbangunan sebagianbesar
disumbangkan oleh sektor pertanian dalam bentuk pajak tanah dan cukai yang berat. - jumlah penduduk dan tenaga
kerja yang terus berkembang secara absolut menyebabkan dapat diadakannya tabungan dan investasi. b. Model Maxico
Model ini didasarkan atas perusahaan pertanian yang komersiil yang sangatefisien yang jumlahnya tidak banyak c.
Model stalin Model ini diikuti negara-negara sosialis Eropa Timur, Cina, Kuba dll. d. Model Israil Model ini diikuti olejh
negara-negara Afrika 13.3. Syarat-syarat Pembangunan Pertanian
Syarat mutlak pembangunan pertanian antara lain ;
a. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani b. Tehnologi yang senantiasa berkembang c. Tersedianya bahan-bahan dan
alat-alat produksi secara lokal d. Adanya perangsang produksi bagi petani e. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan
kontinyu
Syarat pelancar pembangunan pertanian antara lain :
a. pendidikan pembangunan b. kredit produksi c. kegiatan gotongroyong petani d. perbaikan dalam perluasan tanah
pertanian e. perencanaan nasional daripada pembangunan pertanian 13.4. Tehnologi dan Pembangunan Pertanian
Tehnologi dapat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan ketrampilan di bidang industri. Perubahan
tehnologi dapat meliputi perubahan tehnik (technical change) dan inovasi (innovation). Istilah perubahan tehnik jelas
menunjukkan usur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa
yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas.
Inovasi berarti pula penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, inovasi
bersifat baru. Suatu pengenalan tejhnologi baru selalu timbul dampak iuntung dan rugi, oleh karena itu untuk
menerimanya diperlukan waktu. Untuk satu daerah dengan daerah lain lamanya waktu penerimaan berbeda beda
tergantung dari situasi dan kondisi setempat. 13.5. Menuju Teori Pembangunan Pertanian Indonesia
Pembangunan pertanian ditinjau dari 4 segi pandangan al:
a. pandangan sektoral, yaitu pertanian ditinjau sebagai satiu sektor berhadapan dengansektor-sektor lainnya dalam
perekonomian nasional. b. masalah efisiensi dalam pembangunan faktor-faktor produksi pertanian c. pendekatan
darisegi komoditi terutama komoditi-komoditi utama yang dihasilkan d. pendekatan dari segi pembangunan daerah
Secara ekonomi makro pembangunan pertanian dapat dianalisa melalui kerangka pemikiran :
a. peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi b. sifat-sifat ekonomi dari pada pertanian tradisionil c. proses
ekonomidario pada modernisasi pertanian
Dalam pembangunan pertanian maka peranan pemerintah sangat diperlukan, yaitu pemerintah yang berorientasi
pada kemjuan (progress oriented government), yaituj pemerintah yang
a. berwibawa dan mempunyaikekuasaanm yang cukup besar b. kemampuan untuk mewariskan aspirasi dan keinginan
seluruh rakyat c. kesungguhan kerja, dan d. mempunyai kemampuan profesi untuk merumuskan dan melaksanakan
pembharuan-pembaharuan organisasi dan kelembagaan yang saling berhubungan guna mencapai pembangunan
ekonomi yang mantap.
XIV. PERNAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 14.1. Kebijaksanaan Pertanian
Perssoalan yang dipelajari oleh kebijaksanaan pertanian yaitu bagiandari pada kebijaksanaan ekonomi yang
menyangkut kepentingan sektor pertanian. Kebijaksanaan pertanian adalajh merupakan serangkaian tindakan-tindakan
yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan umum
kebijaksanaan pertanian adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanan menjadi lebih produktif, produksi
dan efisien produksi naik dan akibatnya tingkat pengjhidupan petani yang lebih tinggi dan kesejahteraan yang lebih
merata
Kebijaksanaan pertanian dapat berupa peraturan-peraturan perundanganyang berlaku. Peraturan dapat berupa
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat pengatur (regulating policies) dan pembangian pendapatan yang lebih adil
dan merata (distributive policies).
Kebijaksanaan yang spessifik melalui berbagai bidang yang penting diantaranya :
a. Kebijaksanaan harga
Kebijaksanaan ini biasanya digabung dengan kebijaksanaan pendapatan sehingga disebut kebijaksanaan harga
dan pendapatan (price and income policy). Dariu segi harga kebijaksanaan itu bertujuan untuk mengadakan stabilisasi
harga, sedangkan dari segi pendapatannya bertujuan agar pendapatan petani tidak terlalu berfluktuasi dari musim ke
musim dan dari tahun ke tahun. Tujuankebijaksanaan harga yang lain yaitu memberikan arah dan petunjuk pada jumlah
produksi.
Caramelaksanakan kebijaksanaan harga antara lain pe,mberian suatu penyangga (support) atas hasil-hasil
pertanian sujpaya tidak terlalu merugikan petani atau langsung mengandung sejumlah siubsidi tertentu bagi petani.
b. Kebijaksanaan Pemasaran
Tujuan kebijaksanaan pemasran yaitu untuk memperkuat daya saing petani. Cara kebijaksanaan pemasaran ini
yaitu dengan cara memberi tekanan pada perubahan mata rantai pemasaran dari produsen ke konsumen dan
memberikan jaminan harga minimum yang stabil pada petani.
c. Kebijaksanaan Strukturil
Maksud kebijaksanaan strukturil yaitu untuk memperabiki struktur produksi misalnya luas pemilikan tanah,
pengenalan dan penguasaan alat-alat pertanan yang baru dan perbaikan prasarana pertanian p[ada umumnya baik
prasarana fisik maupun sosial ekonomi
14.2. Kebijaksanaan Pertanian dan Industri
Perbedaan antara pertanian dan industri antara lain :
a. Produksi pertanian sangat kurang pasti dan resikonya besar karena tergantung pada alam yang kebanyakan di luar
kekuasaan manusia untuk mengontrolnya, sedangkan dindustri tidak demikian b. Pertanian memproduksi bahan-bahan
makanan pokok dan bahan-bahan mentah yang dengan majunya ekonomoi dan naiknya tingkat hidup manusia
permintaannya tidak akan naik seprti pada permintaan atas barang-barang industri. c. Pertanian dalam bidang usaha
dimana tidak hanya faktor-faktor ekonomi saja yang menentukan tetapi juga faktor-faktor sosiologi, kebiasaan dan lain-
lain memegang peranan penting sedang industri lebih bersifat lugas (zakelijk). d. Elastisitas harga atas permintaan dan
penawaran hasil-hasil pertanian jauh lebih kecil dari pada hasil-hasil industri e. Pertanan biasa diusahakan di pedesaan
sedang industri di perkotaan dimana pendapatan penduduk kota jauh lebih tinggi dibanding pendapatan penduduk
pedesaan, dimana hal ini disebabkan antara lain : - kestabilan dan kemantapan yang lebih besar dari pendapatan
penduduk kota - lebih banyaknya lembaga-lembaga ekonomidamn keuangan yang dapat mendorong kegiatan ekonomi
di kota - lebih banyaknya fasilitas pendidikan dan kesehatan di kota memungkinkan rata-rata produktivitas tenaga kerja
di kota lebih tinggi., 14.3. 3iversifikasi Pertanian
Diversifikasi horizontal atau penganekaragaman pertanian adal;ah usaha untuk mengganti atau meningkatkan
hasil p[ertanian monokultur (satu jenis tanaman) ke arah pertanian yang bersifat multikultur (banyak macam).
Diversifikasi vertikal yaitu usaha untiuk memajukan industri-industri pengoglahan hasil-hasil pertanian yang
bersangkutan .
Alasan melakukan diversifikasi antara lain :
a. stabilisasi dalam pendapatan pertanian b. menghilangkan ketergantungannya paa satu atau dua jenis komoditi saja
Keuntungan diversifikasi :
a. dari segi penawaran, diversifikasi dapat mendatangkan kenaikan pendapatan pada petani karena sistim tumpangsari
atau pertanian ca,mpuran semuanya dapat dilakukan pada tanah y ang sama. Bagi pemerintahdiversifikasi dapat
mengurangi beban uangk mengadakan pengawasan produksi atas komoditi yang berlebihan. b. dari segi permintaan
kenaikan dapat diharapkan baik dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri selama tanaman deversifikasi benar-
benar mempunyai elastisitas pendapatan yang lebih besar. Pada waktu yang bersamaan produksi tanaman-tanaman
yang mempunyai nilai gizi tinggi akan terdorong sehingga selera penduduk dapat naik. c. dari segi pembangunan
ekonomi keseluruhan, dfaopat meningkatkan perkembangan ekonomi keseluruhan. 14.4. Perencanaan Pertanian
Perencanaan pertanian adalah proses memutuskan apa yang hendak dilakujkan mengenai tiapa kebijaksanaan
dan kegiatan yang mempengaruhi pemnbangunan pertanian selama jangka waktyu tertentu. Ciri khusus perencanaan
adalah penentuan dan pemilihan prioritas. Rencana kebijaksanaan produksi bidang pertanian tidak semudah industri
karena menyangkut usahatani kecil-kecilan yhang jumlahnya banyak, sehingga pemerintah tidak bisa merencanakan
produksi tetapi hanya bisa memberikan kebijaksanaan yang mendorong meningkatknya produksi. Yang penting bagi
petani adalah naiknya p endapatan.
Perencanaanb pembangunan pertanian mungkin yang direncanakan pusat berbeda keadaannya dengan di
daerah, hal ini dikarenakan beragamnya daerahj-daerah di seluruh Indonesia. Rencana pembangunan pertanian ini
paling populer mulai adanya Repelita I yang memprioritaskan pembangunan ekonomi untuk bidang pertanian, hal
inibisa dibuktikan di :
a. anggaran pembangunan yang paling b esar bagi sektoir pertanian dan irigasi., b. proyek-proyek pertanian adalah
yang paling banyak c. kebijaksanaanumum perekonomian semuanya diarahkanuntuk mendorong pembangunan
pertanian
o0o
XV. PENELITIAN EKONOMI PERTANIAN 15.1. Penelitian Ekonomi Pertanian di Indonesia
Sejak Repelita I maka pekerja-pekerja penelitian dari lembaga-lembaga penelitian banyak diminta untuk
mengadakan penelitian-penelitian ekonomi pertanian baik yang bersifat penelitian-penelitian ekonomi murni
maupunyang terp[akai untuk kebijaksanaan, hal inidikarenakan Repelita ini menekankan pembangunan pertanian.
Mulai saaat itu pula maka dibentuklah lembaga penelitian yang bertujuan untuk mencariu jalan keluar dalam hal
meningkatkan taraf hidup petani.
15.2. Metode-metode Pendekatan Penelitian
Ekonomi pertanian tidaklah menjadi perhatianb para sarjana ekonomi saja tetapi juga sarjana-sarjana keahlian
lain. Dari sinijelas bahwa dalam hal iniada praktek pinjam meminjam metode analisa. Sebagai contoh adalah meminjam
istilah kedokteran sbb:
pertama dikenal fase orioetnasi (symtomas) yang disebut agronomi sosial; fase kedua adalah perumusan masalah
(propgnose dan diagnose) dan kemudian diikuti oleh fase pengobatan (therapi, traetment). 15.3. Pendidikan Kader-
kader Penelitian
Cara menggitatkan kader-kader penelitan antara lain :
a. dengan melalui program khusus pendidikan dan latihan penelitian misalnya berupa lokakarya (workshop) b. dengan
memperbaiki sistim pendidikan dan kurikulum perguruan tinggi dimana diusahakan agar mahasoiswa secara otomatios
menaruh minat yang lebih besar pada penelitian.
o0o
DAFTAR PUSTAKA MUBYARTO, 1979, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta, 243 hal.
o0o
UJIAN NEGARA CICILAN
BIDANG ILMU PERTANIAN - KOPERTIS WILAYAH VII
PERIODE : JULI 1987
MATA UJIAN: EKONOMI PERTANIAN
HARI/TANGGAL: Sabtu, 11 Juli 1987 WAKTU/JAM:120 MENIT PROGRAM STUDI :SOSEK
=============================================
1. Tujuan pokok Ilmu Ekonomi Pertanian adalah mempelajari kesejahteraan masyarakat, khususnya masuarakat tani.
Dengan cara bagaimanakah kesejahteraan itu diukur serta landasan apakah yang dipergunakan dalam pengukuran itu.
2. Alah satu tujuan pokok usaha pertanian adalah memperoleh keuntungan. Apakah yang disebut dengan rentabilitas
usaha pertanian itu ?
3. Pemerintah mengambil kebijaksanaan dalam rangka mengendalikan harga hasil-hasil pertanian. Terangkanlah secara
ringkas arti dan tujuan penetapan harga dasar (floor price) dan harga atap (Ceiling price) bagi sejumlah hasil-hasil
pertanian dewasa ini.
4. Jelaskanlah kemungkinan-kemungkinan perubahan akan permintaan suatu hasil pertanian A, yang dipengaruhi oleh
perubahan harga hasil pertanian B. Atas dasar perubahan tersebut, jelaskan kemudian hubungan antara hasil pertanian
A dan hasil pertanian B.
ooo O ooo
Bahan 1

More Related Content

What's hot

Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
NurdinUng
 
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...
NurdinUng
 
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
NurdinUng
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
NurdinUng
 
Tepung sukun
Tepung sukunTepung sukun
Tepung sukun
BP4K
 

What's hot (13)

Sni 19 6728.2-2002
Sni 19 6728.2-2002Sni 19 6728.2-2002
Sni 19 6728.2-2002
 
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
Peningkatan populasi ternak sapi dan pengetahuan petani dalam pembuatan pupuk...
 
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...
 
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
Pemanfaatan lahan kosong dan pekarangan melalui pemberdayaan petani horikultu...
 
natural farming.pdf
natural farming.pdfnatural farming.pdf
natural farming.pdf
 
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fix
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fixAntisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fix
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fix
 
Tanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayuTanaman ubi kayu
Tanaman ubi kayu
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
 
Tepung sukun
Tepung sukunTepung sukun
Tepung sukun
 
Klasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanianKlasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanian
 
No.10 tentang perbenihan tanaman hutan.pdf
No.10 tentang perbenihan tanaman hutan.pdfNo.10 tentang perbenihan tanaman hutan.pdf
No.10 tentang perbenihan tanaman hutan.pdf
 
Sumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam HutanSumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam Hutan
 

Viewers also liked

Immortal stem cells for anti aging
Immortal stem cells for anti agingImmortal stem cells for anti aging
Immortal stem cells for anti aging
bestwebsite2008
 
2006 seguridad vial-elem-complement-9ºcongreso-arg-de-seguridad-salud_ocup-et...
2006 seguridad vial-elem-complement-9ºcongreso-arg-de-seguridad-salud_ocup-et...2006 seguridad vial-elem-complement-9ºcongreso-arg-de-seguridad-salud_ocup-et...
2006 seguridad vial-elem-complement-9ºcongreso-arg-de-seguridad-salud_ocup-et...
Rory Dino Gávilan López
 
Pedagogia activa
Pedagogia activaPedagogia activa
Pedagogia activa
giova2014
 
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Yasri Purwani II
 

Viewers also liked (16)

Test5807
Test5807Test5807
Test5807
 
Group Powerpoint
Group PowerpointGroup Powerpoint
Group Powerpoint
 
mICF poster 2 (heidi) work plan summary
mICF poster 2 (heidi) work plan summarymICF poster 2 (heidi) work plan summary
mICF poster 2 (heidi) work plan summary
 
Word blogg1998
Word blogg1998Word blogg1998
Word blogg1998
 
Immortal stem cells for anti aging
Immortal stem cells for anti agingImmortal stem cells for anti aging
Immortal stem cells for anti aging
 
דרישות נצילות ותקינה לספקי כוח חיצוניים
דרישות נצילות ותקינה לספקי כוח חיצונייםדרישות נצילות ותקינה לספקי כוח חיצוניים
דרישות נצילות ותקינה לספקי כוח חיצוניים
 
Presentación paper food ventures
Presentación paper food venturesPresentación paper food ventures
Presentación paper food ventures
 
2006 seguridad vial-elem-complement-9ºcongreso-arg-de-seguridad-salud_ocup-et...
2006 seguridad vial-elem-complement-9ºcongreso-arg-de-seguridad-salud_ocup-et...2006 seguridad vial-elem-complement-9ºcongreso-arg-de-seguridad-salud_ocup-et...
2006 seguridad vial-elem-complement-9ºcongreso-arg-de-seguridad-salud_ocup-et...
 
Pedagogia activa
Pedagogia activaPedagogia activa
Pedagogia activa
 
Felicidades
FelicidadesFelicidades
Felicidades
 
Qué negocios puedo realizar desde el departamento
Qué negocios puedo realizar desde el departamentoQué negocios puedo realizar desde el departamento
Qué negocios puedo realizar desde el departamento
 
Whrrl
WhrrlWhrrl
Whrrl
 
Quick start
Quick startQuick start
Quick start
 
Ebook stories1
Ebook stories1Ebook stories1
Ebook stories1
 
Test58
Test58Test58
Test58
 
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
Penawaran ( EKONOMI MIKRO )
 

Similar to Bahan 1

BAB II Ek Pertanian.pptx
BAB II Ek Pertanian.pptxBAB II Ek Pertanian.pptx
BAB II Ek Pertanian.pptx
NisyeAjah
 
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptxMedia Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Carnelianstone
 
Bbudidaya Belut
Bbudidaya BelutBbudidaya Belut
Bbudidaya Belut
Hametea
 
Laporan kbm takalar
Laporan kbm takalarLaporan kbm takalar
Laporan kbm takalar
Askar Sohoku
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
ghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
ghaibgp
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 

Similar to Bahan 1 (20)

BAB II Ek Pertanian.pptx
BAB II Ek Pertanian.pptxBAB II Ek Pertanian.pptx
BAB II Ek Pertanian.pptx
 
2 131022205355-phpapp02
2 131022205355-phpapp022 131022205355-phpapp02
2 131022205355-phpapp02
 
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
 
3. pemanfaatan sumber daya alam
3. pemanfaatan sumber daya alam3. pemanfaatan sumber daya alam
3. pemanfaatan sumber daya alam
 
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptxMedia Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
Media Pembelajaran IPS VIII Bab 1.pptx
 
Propagasi modul 1
Propagasi modul 1Propagasi modul 1
Propagasi modul 1
 
Artikel tentang industri pertanian 2
Artikel tentang industri pertanian 2Artikel tentang industri pertanian 2
Artikel tentang industri pertanian 2
 
Bbudidaya Belut
Bbudidaya BelutBbudidaya Belut
Bbudidaya Belut
 
Analisa Bisnis Budidaya Belut
Analisa Bisnis Budidaya BelutAnalisa Bisnis Budidaya Belut
Analisa Bisnis Budidaya Belut
 
Laporan kbm takalar
Laporan kbm takalarLaporan kbm takalar
Laporan kbm takalar
 
Laporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillahLaporan besar put bismillah
Laporan besar put bismillah
 
Budidayabelut
BudidayabelutBudidayabelut
Budidayabelut
 
Tanaman Jagung.pptx
Tanaman Jagung.pptxTanaman Jagung.pptx
Tanaman Jagung.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Belut
BelutBelut
Belut
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan TanamanPertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
 
Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 

Recently uploaded

Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
sonyaawitan
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
IniiiHeru
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
InnesKana26
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
DIGGIVIO2
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
TaufikTito
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
ritch4
 

Recently uploaded (20)

Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptxPPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
PPT PROFESI KEPENDIDIKAN kelompok 7.pptx
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
4. PENGELOLAAN ALAT MEDIS BEKAS PAKAIhbnbbv PPI DASAR (1).pdf
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerjaContoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
Contoh laporan K3 perusahaan pada tahun 2023 dgn analisis beban kerja
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptxBimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda  2024.pptx
Bimbingan Teknis Penyusunan Soal Pilihan Berganda 2024.pptx
 
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.pptKeracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
Keracunan bahan kimia,ektasi,opiat,makanan.ppt
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIFPPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
PPT SIDANG UJIAN KOMPREHENSIF KUALITATIF
 
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
15_Contoh_Surat_Lamaran_Kerja_Lengkap_de.pdf
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 

Bahan 1

  • 1. Ekonomi Pertanian http://www.crayonpedia.org/mw/Ekonomi_Pertania n I. PENDAHULUAN 1.1. Definisi Ilmu Ekonomi Pertanian Menurut Mubyarto : Ilmu Ekonomi Pertanian yaitu bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian baik mikro maupun makro. Menurut A Kaslan Tohir : a. Ilmu Tata Rumah Tangga Pertanian : yaitu bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari masalah-masalah pertanian. b. Ilmu Ekonomi Pertanian, yaitu suatu pengetahuan yang meliputi pelajaran-pelajaran tentang perusahaan pertanian, pemeriksaan perusahaan dan penaksiran. Ilmu Ekonomi Pertanian yaitu ilmu yang mempelajari masalah pertanian dari sudut ekonomi. 1.2. Sejarah Ilmu Ekonomi Pertanian a. Di Eropa 1885 “penggubah” ilmu ekonomi pertanian adalah Von Der Golts, yang menulis buku “Handbuch der Landwirtschaffichen Bertriebelehre”. b. Di Amerika Serikat 1890 karena depresi pertanian, ilmu ekonomi pertanian lahir. 1892 mata pelajaran Rural Economics di University Ohio AS. 1901 mata pelajaran Economics of Agriculture di Universitas di Cornell 1903 Farm Management di Universitas Cornell 1910 Agricultural Economics di beberapa Universitas di AS. c. Di Indonesia 1950 Prof. Iso Reksohadiprojo dan Prof. IR. Teko Sumodiwirjo adalah Bapak Ilmu ekonomi Pertanian di Indonesia dengan kuliah-kuliahnya di Fakultas Pertanian IPB (dulu UI) dan UGM. Di UGM kemudian diikuti fakultas-fakultas : Hukum, Sospol dan Ekonomi. 1955 Fakultas Ekonomi UGM membuka jurusan Ekonomi Pertanian (semula Ekonomi Agraria). 2-1969 Berdiri Himpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) di Ciawi Bogor. 1.3. Sifat Ilmu Ekonomi Pertanian a. Merupakan Cabang Ilmu Pertanian Yaitu bagian atau aspek-aspek sosial ekonomi dari persoalan-persoalan yang dipelajari oleh ilmu pertanian. 1). Ilmu Ekonomi Pertanian Cabang- cabangnya : tataniaga, ekonomi produksi pertanian dan lain-lain. 2). Ilmu Sosiologi Pedesaan b. Merupakan Cabang Ilmu Ekonomi Yaitu ilmu ekonomi yang diterapkan pada bidang pertanian. Pemisahan di atas lama-kelamaan kabur karena mata kuliah yang diberikan menjadi hampir sama. 1.4. Manfaat Ilmu Ekonomi Pertanian Sebagai suatu cabang ilmu kemasyarakatan yang penting yang akan merupakan suatu alat analisa ilmiah untuk membahas dan mendalami persoalan-persoalan yang timbul dalam bidang pertanian, pembangunan pertanian dan pembangunan ekonomi di Indonesia pada umumnya o0o II. EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA 2.1. Pembagian Pertanian a. Berdasarkan Komoditi 1) Kehutanan Hutan di Indonesia dicirikan sebagai hutan-hutan tropik, dimana pada daerah yang bercurah hujan tinggi hutannya sangat lebat. Dari seluruh tanah Indonesia 63 % dari padanya ditutupi oleh hutan. Tabel 1. Hutan per Propinsi di Indonesia No Propinsi Luas (Ha) Persen Sumber 1 Nangroe Aceh Darussalam 3.335.713,00 2,50 SK No. 170/Kpts-II/00 2 Sumatera Utara 3.742.120,00 2,81 SK No. 44/Menhut-II/05 3 Sumatera Barat 2.600.286,00 1,95 SK No. 422/Kpts-II/99 4 Riau 9.456.160,00 7,09 SK No. 173/Kpts-II/1986 5 Kepulauan Riau 0,00 0,00 gabung provinsi Riau 6 Jambi 2.179.440,00 1,63 SK. No. 421/Kpts-II/99 7 Bengkulu 920.964,00 0,69 SK. No. 420/Kpts-II/99 8 Sumatera Selatan 3.742.327,00 2,81 SK No. 76/Kpts-II/01 9 Bangka Belitung 657.510,00 0,49 SK No. 357/Menhut-II/04 10 Lampung 1.004.735,00 0,75 SK No. 256/Kpts-II/00 11 DKI Jakarta 475,45 0,00 SK No. 220/Kpts-II/00 12 Jawa Barat 816.602,70 0,61 SK No. 195/Kpts- II/03 13 Banten 201.787,00 0,15 14 Jawa Tengah 647.133,00 0,49 SK No. 359/Menhut-II/04 15 DI. Yogyakarta 16.819,52 0,01 SK No. 171/Kpts-II/00 16 Jawa Timur 1.357.206,30 1,02 SK No. 417/Kpts-II/99 17 Bali 127.271,01 0,10 SK No. 433/Kpts-II/99 18 Nusa Tenggara Barat 1.035.838,00 0,78 SK No. 598/Menhut-II/2009 19 Nusa Tenggara Timur 1.555.068,00 1,17 SK No. 423/Kpts-II/99 20 Kalimantan Barat 9.101.760,00 6,83 SK No. 259/Kpts-II/00 21 Kalimantan Tengah 15.300.000,00 11,48 SK No. 759/Kpts/Um/10/82 22 Kalimantan Timur 14.651.053,00 10,99 SK No. 79/Kpts-II/01 23 Kalimantan Selatan 1.566.697,00 1,18 SK No. 435/Menhut-II/2009 24 Sulawesi Utara 725.514,00 0,54 SK No. 452/Kpts-II/99 25 Gorontalo 647.668,00 0,49 SK No. 325/Menhut-II/2010 26 Sulawesi Tengah 4.394.932,00 3,30 SK No. 757/Kpts-II/99 27 Sulawesi Tenggara 2.518.337,00 1,89 SK No. 454/Kpts-II/99 28 Sulawesi Selatan 2.118.992,00 1,59 SK No. 434/Menhut-II/2009 29 Sulawesi Barat 1.185.666,00 0,89 SK No. 890/Kpts-II/99 30 Maluku 7.146.109,00 5,36 SK No. 415/Kpts-II/99 31 Maluku
  • 2. Utara 0,00 0,00 Gabung dengan maluku 32 Papua 40.546.360,00 30,42 SK No. 891/Kpts-II/99 33 Papua Barat 0,00 0,00 Gabung dengan papua Papua 40.546.360,00 30,42 INDONESIA 133.300.543,98 100,00 Sumber : http://alamendah.org/2011/01/05/luas-hutan-indonesia-di-tiap-provinsi/ Tabel 2. Hutan per Pulau di Indonesia No Pulau Luas (Ha) Persen 1 Sumatera 27.639.255 20,72 2 Jawa 3.040.023,97 2,28 3 Bali & Nusa Tenggara 2.718.177,01 2,05 4 Kalimantan 40.619.510 30,48 5 Sulawesi 11.591.109,00 8,70 6 Maluku 7.146.109,00 5,36 Papua 40.546.360,00 30,42 INDONESIA 133.300.543,98 100,00 2) Tanaman Perkebunan Tanaman perkebunan iklim sub-tropik dan tanaman iklim sedang yang ada di Indonesia : teh, kopi, kina. Sedangkan tanaman iklim panas : tembakau, tebu, karet dan kopra. 3) Tanaman Pangan Tanaman pangan iklim sub tropik dan tanaman iklim sedang yaitu : sayur-sayuran dan buah-buahan. Sedangkan tanaman iklim panas : padi, jagung. Pulau jawa yang tidak dilewati katulistiwa mempunyai dua musim yang sangat berbeda yaitu musim penghujan dan musim kemarau yang memberi ciri khas pada sifat pertanioan di Jawa. Padi, tanaman bahan makanan utama di Jawa di tanam awal musim penghujan: Nopember, Desember, Januari dan dipanen April-Juni. Pada bulan Januari-Maret sebagai musim kekurangan cadangan pangan, tetapi hal ini ditutup dengan dipanennya tanaman palawija pada tanah tegalan. Di luar Jawa tidak begitu dikenal istilah musim paceklik karena : - banyak hasil tanaman perdagangan : kopi, lada, karet. - Hujan turun hampir sepanjang tahun (hujan katulistiwa). 4) Peternakan Pada daerah dengan curah hujan sedang dan rendah, ditandai oleh adanya hutan yang tidak lebat dan padang sabana. Indonesia bagian timur (makin ke timur makin kering) adalah daerah sabana yang cocok untuk kehidupan ternak terutama sapi, kerbau, kuda, kambing dan domba. Tabel 3. Jumlah Ternak / unggas di Indonesia Per Pulau (angka sementara sensus pertanian 1973). Ternak Pulau (persen) Sumatera Jawa / Madura Bali / Nusatenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Sapi 10,4 61,9 14,3 1,4 11,7 0,3 Kerbau 21,3 47,5 15,1 0,5 14,5 1,1 Kuda 3,5 24,6 43,8 0,1 27,7 0,3 Kambing/Domba 7,9 82,5 5,2 0,5 3,3 0,6 Bai 24,1 5,5 43,1 13,8 12,8 0,7 Ayam Kampung 16,6 62,0 7,5 4,6 8,7 0,6 Ayam ras 15,6 71,3 4,5 5,8 2,6 0,2 Itik & Itik Manila 21,4 57,9 4,4 6,3 9.9 0,1 Tidak termasuk Irian Jaya SUMBER : BPS, Sensus Pertanian 1973, Jakarta, 1975 5) Perikanan Perikanan ialah segala usaha penangkapan budidaya ikan serta pengolahan sampai pemasaran hasilnya. Sumber perikanan ialah binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di perairan baik darat maupun laut. (1) Ikan laut Daerah perikanan laut yang penting antara lain : • Selat Andalas • Kepulauan Riau • Bangka/Bliton • Lautan Indonesia dari sebelah barat Sumatera sampai pantai selatan pulau Jawa • Selat Makarsar • Laut Jawa • Pantai Kalimantan Barat • Laut Arafuru • Dsb. Perikanan laut merupakan mata pencaharian pokok para nelayan. Penangkapan masih dilakukan dengan cara-cara tradisional karena pengetahuan dan modal yang sangat terbatas. (2) Ikan darat Daerah perikanan darat yaitu di danau, sungai, rawa-rawa, tambak, waduk, kolam dan sawah. Luas permukaannya berfluktiasi sepanjang tahun, bergantung pada banyaknya curah hujan. b. Ditinjau Dari Segi Ekonomi 1) Usahatani Pertanian Rakyat / Pertanian Keluarga / Pertanian Subsisten / Pertanian Setengah Subsisten. Usahatani keluarga (family farm) tujuan utamanya adalah sebagai pendapatan keluarga yang terbesar. Secara ekonomis dapat dikatakan bahwa hasilnya sebagian besar untuk memenuhi konsumsi keluarga, dan faktor-faktor produksi atau modal yang digunakan sebagian besar berasal dari dalam usahatani sendiri. Pertanian rakyat meliputi : (1) Pencarian hasil-hasil hutan. Petani dalam hal ini mencari hasil-hasil hutan sebagai pemenuhan kebutuhan keluarganya saja/ (2) Perkebunan rakyat Tanaman perkebunan rakyat / hasil perkebunan rakyat meliputi tembakau, tebu rakyat, kopi, lada, karet, kelapa, teh, cengkeh, panilik, buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan, tanaman perkebunan rakyat sebagian besar diusahakan di luar Jawa. (3) Tanaman Pangan Tanaman pangan meliputi padi dan palawija (jagung, kacang-kacangan dan ubi-ubian)
  • 3. dan tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan. Tanaman pangan disuahakan di sawah, ladang dan pekarangan. (4) Peternakan Dalam hal peternakan keluarga, pengusahaannya masih bersifat sambilan disamping para petani juga mengusahakan usahatani lainnya. (5) Perikanan Apabila pendapatan seorang petani sebaian besar dari perikanan (darat atau laut) maka dia disebut nelayan. Nelayan dapat dianggap sebagai petani biasa apbila sifatnya yang kecil-kecilan dan yang tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari nelayan dan keluarganya. 2) Perusahaan Pertanian Perusahaan pertanian sebagai lawan pertanian rakyat adalah perusahaan pertanian untuk memproduksi hasil tertentu dengan sistem pertanian seragam dibawah management yang terpusat dengan mempergunakan metode-metode ilmiah dan tehnik pengolahan yang efisien. Perusahaan pertanian dapat dibagi menjadi : (1) Kehutanan Ilmu ekonomi kehutanan pada prinsipnya merupakan ilmu yang menerangkan bagaimana hubungan antara tanah-tanah hutan dengan manusia dan alokasi sumber-sumber industri serta bagaimana cara untuk mengelolanya sehingga sumber-sumber tersebut dapat memberikan kepuasan yang diinginkan oleh manusia. Kegiatan memungut hasil hutan pada hakekatnya merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan (management) hutan. Ilmu ekonomi kehutanan ini diperlukan karena : • Pada umumnya produksi kehutanan (kayu) membutuhkan jangka waktu yang panjang. • Pada kenyataannya modal (dalam hal ini tumbuhannya) juga merupakan hasil akhir. • Dan masalah yang paling sulit bahwa nilai hutan tidak dapat langsung diukur dengan harga pasar yang ada. Kategori hutan berdasarkan rencana pemerintah dibagi dalam : • Hutan lindung yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap tanah, tata air, iklim serta lingkungannya. • Hutan suaka alam yang berfungsi memberikan pelindungan terhadap binatang, untuk keprluan pengetahuan dan kebudayaan. • Hutan produksi yaitu hutan yang memberi manfaat produksi kayu dan hasil hutan yang lain, berdasarkan pengelolaannya hutan yang berlaku, yang mengenal prinsip kekekalan hasil. • Hutan wisata yaitu hutan yang menyediakan keindahan alamnya untuk kepentingan pariwisata. Tabel 4. Tipe Dan Luas Hutan di Indonesia No. Tipe Hutan Luas (jutaan Ha) Persentase (%) 1 Hutan Payau 1,0 0,8 2 Hutan Rawa 13,0 10,7 3 Hutan Pantai 1,0 0,8 4 Hutan Gambut 1,5 1,2 5 Hutan hujan/tropika basah 89,0 73,0 6 Hutan musim 1,0 0,8 7 Hutan sekunder/tanah kosong 15,5 12,7 Indonesia 122,0 100,0 Sumber : Ditjen Kehutanan, Kehutanan Indonesia Tahun 1974 (2) Perkebunan (Plantation) Perkebunan di Indonesia yang dilakukan secara komersial dimulai tahun 1870 dengan pengundangan hukum Agraria oleh pemerintah kolonial Belanda yang memungkinkan pemilik modal besar di Negeri Belanda dan negeri-negeri Eropa barat lainnya menanam modalnya di Indonesia Hak-hak usaha tersebut dikenal dengan nama : • Hak erfpacht maksimum maksimum 75 tahun dengan luas maksimum 360 ha. • Hak opstaal untuk mendirikan bangunan pabrik untuk usaha. • Hak eigendom untuk rumah-rumah tempat tinggal. Tabel 5. Perkebunan di Indonesia No. Status Perusahaan Jumlah Luas (Ha) Persen 1 Perkebunan Negara (PNP) 343 1.123.492 50,5 2 Perkebunan Swasta Nasional 1.225 773.462 37,7 3 Perkebunan Swasta Asing 64 157.128 7,1 4 Perkebunan Joint Venture 26 91.535 4,1 5 Perkebunan Pemerintah Daerah 52 32.670 1,5 6 Perkebunan Lain-Lain 91 47.358 2,1 Indonesia 1.801 2.225.645 100,0 Sumber : BPS, Sensus Pertanian 1973 Tabel 6. Pembagian Perkebunan Berdasarkan Letak Daerah Pulau 1973 Daerah Jumlah Luas Rata2 Luas (Ha) Perkebunan Persen Ha(000) Persen Jawa 773 42,9 677 30,4 876 Sumatera 594 33,0 1.314 59,1 2.213 Kalimantan 85 4,7 59 2,7 697 Sulawesi 236 13,1 128 5,7 542 Nusatenggara 41 2,3 16 0,7 395 Maluku 72 4,0 30 1,7 420 Sumber : BPS, Sensus Pertanian 1973 3) Peternakan komersiil Usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, sarana produksi dengan tehnologi yang agak modern. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak terutama dibeli dari luar dalam jumlah yang besar. Tujuan utamanya adalah, mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya. Biaya produksi ditekan serenah mungkin agar dapat menguasai pasar. c. Pertanian secara tehnis ekonomis proses pengambilan hasil dari tanah atau alam dapat dibedakan menjadi : 1) Pertanian ekstraktif Yaitu mengambil hasil dari alam dan tanah tanpa usaha untuk mengembalikan sebagian hasil tersebut untuk keperluanpengambilan di kemudian hari. Pertanian semacam ini meliputi : ? Perikanan sungai ? Perikanan laut ? Pengambilan hasil hutan baik yang sifatnya subsisten ataupun komersiil. Eksploitasi hutan secara besar-besaran yang banyak diusahakan di Kalimantan Timur, Kalimtan Selatan, Sumatera dll. 2) Pertanian Generatif Yaitu pertanian yang memerlukan usaha pembibitan atau pembenihan, pengolahan, pemerliharaan, pemupukan dll baik untuk tanaman maupun untuk hewan. Salah satu faktor produksi yang harus ada dalam pertanian generatif adalah bibit atau benih. 2.2. Pertanian Dalam Perekonomian Indonesia Pertanian di Indonesia menempati sektor teratas dalam sumbangannya terhadap perekonomian Indonesia. Permintaan hasil pertanian terutama rempah-rempah banyak diminati oleh bangsa-bangsa : Portugis, Belanda, Inggris dan bangsa Eropa barat lainnya pada abad 15 dan 16. Keadaan ini pulalah yang menyebabkan bangsa Belanda akhirnya menjajah
  • 4. Indonesia selama 3,5 abad. Pada tahun 1930-an investasi asing mencapai US $ 1,0 milyard, 54 % diantaranya ditanam dalam bidang pertanian. Pada tahun 1973, 65 % dari penduduk bekerja di sektor pertanian tetapi hanya menyumbang + 40 % dalam produk domestik bruto. Ini berarti bahwa pendapatan per kapita penduduk sektor pertanian relatif lebih rendah, sekitar 2/3 dari pendapatan di luar sektor pertanian. Tabel 7. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Sektor (milyar dan persen) Tahun Pertanian Pertambangan Industri Lain-Lain Total 2008 716.656,2 541.334,3 1.376.441,7 2.314.256,2 4.948.688,4 14,48% 10,94% 27,81% 46,77% 100 2009 857.196,8 592.060,9 1.477.541,5 2.214.615,2 5.141.414,4 16,64% 11,49% 28,68% 42,99% 100 2010 985.470,5 719.710,1 1.599.073,1 3.142.598,2 6.446.851,9 15,29% 11,16% 24,80% 48,75% 100 2011 1.091.447,3 879.505,4 1.806.140,5 3.645.688,0 7.422.781,2 14,70% 11,85% 24,33% 49,11% 100 2012 1.190.412,4 970.599,6 1.972.846,6 4.108.005,7 8.241.864,3 14,44% 11,78% 23,94% 49,84% 100 Sumber : http://www.bps.go.id/pdb.php Lapangan pekerjaan sangat terbatas di bidang pertanian sedara relatif berarti jumlah tenaga kerja lebih banyak dari pada sumberdaya menjadi setengah menganggur (disguised unemployment). Tabel 8. Penduduk Berdasarkan Lapangan Pekerjaan (persen) Tahun Pertanian Industri Pertambangan Lain-lain Total 1930 73,9 11,5 0,9 14,7 100 1961 73,3 5,8 0,3 20,6 100 1971 61,7 7,5 0,2 30,6 100 Sumber : BPS, Sensus Penduduk, 1961, 1971 Tabel 9. Proporsi Nilai Eksport Indonesia Untuk Beberapa Tahun (persen) Tahun Pertanian Non Minyak Minyak Total 1928 79 t-a t-a t-a 1938 65 10 25 100 1950-59 58 27 25 100 1960-69 49 17 34 100 1970 44 15 41 100 1971 47 14 39 100 1972 38 13 51 100 1973 39 11 50 100 1974 22 8 70 100 Sumber : indikator Ekonomi, Desember 1975 ? III. PERSOALAN-PERSOALAN EKONOMI PERTANIAN 3.1. Jarak Waktu (gestation period) yang lebar antara pengeluaran dan penerimaan pendapatan dalam pertanian a. Nelayan penangkap ikan yang dapat menerima hasil setiap hari sehabis menjal; ikannya tidak punya masalah gestation period ini. b. Tanaman pangan seperti padi jagung dan kacang-kacangan mempunyai persoalan yang paling menarik. Untuk tanaman yang bersifat musimnan seperti ini maka pada musim panen (dalam keadaan pasar yang normal) terdapat harga yang rendah dan pada musim paceklik terdapat harga yang tinggi. Untuk padi di Jawa : tanam sekitar Nopember-Januari dan dipanen April-Juni. Gambar 1. Variasi harga musiman padi bulu No. 1 di pasar pedesaan di Jawa & Madura 112% 104 % Rp. 2973 97% 87% I II III IV Jan-Mar Apr-Jun Juli-Sept Okt-Des Pendapatan petani hanya diterima setiap panen, sedangkan pengeluaran harus diadakan setiap hari, setiap minggu atau kadang-kadang dalam waktu yang sangat mendesak sebelum panen tiba. Untuk mengatasi hal tersebut petani biasanya mengharapkan panenan di luar padi seperti tembakau, kacang tanah atau tanaman perdagangan
  • 5. lainnya. Disamping itu ternak dapat pula diusahakan untuk dijual guna memenuhi kebutuhan serupa itu. Petani untuk keperluan itu yang besar sering menjual tanamannya pada saat masih hijau di sawah atau pekarangan dan ladang-ladangnya baik dengan harga penuh atau berupa pinjaman sebagian. Penjualan tanaman selama masih hijau disebut ijon. Menurut definisi dan perngertian sehari-hari, sistim ijon adalah sistim "pinjaman" dengan jaminan tanaman hidup dengan bunga yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari pada tingkat bunga yang berlaku. Untuk mengatasi persoalan-persoalan demikian maka salah satu tujuan utama kebijaksanaan pertanian adalah mengusahakan stabilisasi harga dan pendapatan petani antara musim yang satu dengan musim yang lain dari tahun ke tahun. 3.2. Pembiayaan Pertanian Persoalan yang paling sulit dalam ekonomi pertanian adalah : persoalan pembiayaan. Hal ini dikarenakan adanya kemelaratan yang luas di kalangan petani, keterlibatan mereka pada hutang, baik hutang biasa maupun dengan sistem ijon. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pemberian kredit kepada petani dengan bunga yang rendah dan dengan sistim yang sederhana / mudah. 3.3. Tekanan Penduduk dan Pertanian. Menurut Malthus (1888) pertumbuhan penduduk menurut deret ukur, sedangkan produksi bahan makanan hanya bertambahh menurut deret hitung. Ternyata keamjuan tehnologi mampu melipat gandakan produksi bahan makanan dan produksi pertanian pada umumnya. Akan tetapi sampai sekarang Hukumn Malthus tersebut masih dianut orang banyak. Pembagian penduduk di Indonesia tidak seimbang baik di Jawa Madura / Luar Jawa maupun antara kota dan desa. Luas pulau Jawa-Madura + 7 % dari Indonesia dan DKI hanya 0,03 % ternyata jumlah penduduknya mencapai + 64 % dan 4 %. Komposisi penduduk di Indonesia yang tidak produktif (umur 0-14 th dan > 65 Th) mencapai 47 % dengan demikian tingkat ketergantungan adalah tinggi. Cara mengatasi tekanan penduduk tersebut al: - usaha peningkatan intensifikasi pertanian - usaha peningkatan ekstensifikasi pertanian - usaha peningkatan diversifikasi pertanian - usaha peningkatan rehabilitasi pertanian - industrialisasi - pembatasan penduduk melalui KB - transmigrasi Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya persoalan penduduk dapat dilihat daritanda-tanda berikut : - persediaan tanah pertanian yang makin kecil. - produksi bahan makanan per jiwa yang terus menurun - bertambahnya pengangguran - memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah dan bertambahnya hutang-hutang pertanian. 3.4. Pertanian Subsisten Pertanian subsisten adalah suatu sistem bertani dimana tujuan utamanya dari si petani adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya. Penerimaan pertanian subsisten adalah apa yang dapat dinikmatinya secara pribadi dan bersama-sama masyarakat. Sedangkan biaya adalah apa yang tidak dapat dinikmatinya. o0o IV. FAKTOR-FAKTOR KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI PERTANIAN 4.1. Lembaga dan Peranannya dalam Pertanian Lembaga (institution), yaitu organisasi atau kaerah-kaedah baik formil maupun informil, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu. Lembaga desa dapat dibagi :
  • 6. a. bersifat asli berasal dari adat kebiasaan yang turun temurun, misealnya : pemilikan tanah, jual beli dan sewa menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong, koperasi, arisan. b. yang baru diciptakan baik dari dalam maupun dari luar masyarakt desa, misal : Bimas adalah lembaga yang dibentuk untuk mencapai tujuan meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani secara massal. Badan Kredit Desa (BKD), sebagai perubahan dari lembaga pinjam meminjam uang di bawah tangan. 4.2. Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan Pertanian Berdasarkan penelitian di India, Guy Hunter, menyimpulkan bahwa persoalan administrasi pembangunan pertanian pada pokoknya menyangkut 4 hal yaitu : a. Koordinasi didalam tindakan-tindakan administrasi pemerintah dalam rangka melayani keperluan petani yang bermacam-macam seperti informasi pertanian, bantuan tehnik, investasi, kredit, pemasaran dll. b. Pola hubungan senantiasa berubah antara jasa-jasa yang dapat diberikan oleh pemerintah dengan jasa-jasa para pedagang atau koperasi. c. Masalah mendorong partisipasi petani dan penduduk desa dalam keseluruhan pembangunan pertanian. d. Masalah kelembagaan yaitu keperluan akan lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi tertentu pada tahap pembangunan yang senantiasa berubah-ubah. 4.3. Penyuluhan Pertanian Penyuluhan pertanian (agricultural extension) / Pendidiukan non formal yaitu suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan dan sasarannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, waktu maupun tempat petani. a. fungsinya : koordinasi dari tugas administrasi pemerintahan untuk membantu petani melaksanakan usahatani sebaik-baiknya, menuju usahatani yang efisien. b. tujuannya : menambah kesanggupan petani dalam usahataninya c. tugasnya : membantu petani agar senantiasa meningkatkan efisiensi usahatani. Tugas dan kepentingan petani : meningkatkan penghasilan pertaniannya dan penghasilan keluarganya (farm income) Penyuluhan dapat dianggap berhasil kalau : a. Pengetahuan petani mengenai sesuatu yang berguna bertambah b. Ada penerimaan (adopsi) petani terhadap hal-hal yang dianjurkan penyuluh c. Petani bersedia bekerjasama dengan penyuluh d. Petani bersedia memberi balas jasa kepada penyuluh e. Penyuluh dapat merubah sikap petani yang merugikan f. Pengetahuan praktis yang ada pada penyuluh bertambah g. Penyuluh dapat memberitahukan sesuatu yang berguna diluar tujuan proyek tertentu. h. Ada perkembangan keinginan pada kedua pihak untuk mempertahankan hubungan. Di Indonesia penyuluhan pertanian belum berhasil karena : a. Penyuluh mnasih terlalu sedikit b. Alat-alat penyuluhan pertanian yang sangat kurang c. Pendidikan para penyuliuh yang kurang memadai d. Gaji penyuluh yang rendah, dll 4.4. Kegiatan Gotongroyong dan Pembangunan Pertanian Gotongroyong adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama. Gotongroyong yang asli di Indonesia adalah mulai ditemukan pada tahun 2000 SM sampai kira-kira tahun 1800 pada waktu bangsa-bangsa Eropa mulai datang di Indonesia. Alasan, syarat dapat dilaksanakannya gotongroyong : a. Macam pekerjaan atau proyek yang bersangkutan harus menyangkut seluruh atau sebagian besar warga masyarakat. b. Proyek yang bersangkutan adalah merupakan proyek desa setempat dan tidak dibiayai oleh pemerintah pusat atau pemerintah propinsi. c. Proyek yang bersangkutan biasanya sangat urgen untuk dapat diselesaikan dengan cepat misalnya karena menyangkut hajat hidup seluruh atau sebagian besar warga desa. Gotongroyong dapat ditingkatkan oleh pemerintah dengan cara: a. Membantu dalam bidang organisasi b. Menyediakan bahan-bahan dan alat-alat khusus c. Bantuan teknis dan management d. Bantuan keuangan V. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI 5.1. Definisi Usahatani Usahatani adalah himpunan dari sumber- sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan yang didirikan di atas tanah dsb. Farm, yaitu sebagai sutu tempat atau bagian dari permukaamn bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap ataupun manger yang digaji. Ilmu usahatani (farm management), yaitu bagian dari ilmu ekonomi pertanian yang mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan usahatani. 5.2. Tujuan Usahatani Tujuan usahatani yaitu bagaimana petani dapat memperbesar hasil sehingga kehidupan seluruh keluarganya menjadi lebih baik. Untuk mencapai tujuan ini petani selalu memperhitungkan untung ruginya walau tidak secara tertulis. Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen (penerimaan, revenue) dengan biaya (pengorbanan, cost) yang harus dikeluarkan. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkan disebut biaya produksi. Agar tujuan usahatani tercapai maka usahataninya harus produktif dan efisien. Produktif artinya usahatani itu produktifitasnya tinggi. Produktivsitas secara teknis adalah perkalian antara efisiensi (usaha) dan kapasitas (tanah). Efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output) yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input. Kapasitas tanah menggambarkan kemampuan tanah itu menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar-besarnya pada tingkat tehnologi tertentu. 5.3. Hasil Produksi dan Biaya Produksi Hasil produksi dibagi menjadi : ? Hasil produksi kotor (bruto), yaitu luas tanah dikalikan hasil per kesatuan luas. ? Hasil produksi bersih (netto), yaitu hasil produksi kotor setelah dikurangi
  • 7. semua biaya yang dikeluarkan. ? Pendapatan marginal, yaitu tambahan pendapatan yang didapat dengan penambahan satu kesatuan biaya. Macam efisiensi usahatani : ? Efisiensi produksi (fisik) yaitu banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (input). ? Efisiensi ekonomi yaitu efisiensi fisik yang dinilai dengan uang. Apabila rasio hasil bersih (netto) dengan biaya produksi makin tinggi berarti semakin efisien. Penggunaan faktor produksi dianggap paling efisien apabila faktor-faktor produksi itu sudah dikombinasikan sedemikian rupa sehingga rasio dari tambahan hasil fisik (marginal physical product) dari faktor produksi dengan harga faktor produksi sama untuk setiap faktor produksi yang dipergunakan. Secara matematis dapat ditulis : dimana : MPxi = tambahan hasil produksi fisik karena tambahansatu satuan faktor produksi Xi = faktor produksi ke i i = 1, 2, ..., n Hxi = Harga faktor produksi ke i Untuk mencapai keuntungan maksimum bisa dicapai : Biaya produksi berdasar alat ukurnya : a. Biaya yang berupa uang tunai b. Biaya dalam bentuk inatura Biaya produksi berdasar penggunaannya : a. Biaya tetap, yaitu jensi biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi b. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi c. Biaya total, yaitu keseliuruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi Biaya produksi berdasar hubungannya dengan produksi : a. Biaya total rata-rata, yaitu merupakan pembagian dari selurujh biaya dengan produksi b. Biaya tetap rata- rata, yaitu besarnya biaya tetap dibagi dengan seluruh hasil produksi c. Biaya bariabel rata-rata, yaitu besarnya biaya variabel dibagi dengan seluruh hasil produksi d. Biaya batas (marginal), yaitu tambahan biaya yang harus dikeluarkan petani untuk menghasilkan satu kesatuan tambahan hasil produksi. Jenis biaya yang lain : - Oportunity cost, yaitu biaya yang harus ditanggung petani karena telah tidak menggunakan kesempatan terbaik (opportunity) yang dapat dipilih baik untuk menanam maupun untuk mengerjakan sesuatu. 5.4. Fungsi Produksi Fungsi produksi, yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Secara matematis fungsi produksi : Y = f(X1, X2, ... , Xn) dimana : Y = hasil produksi fisik X1 ..... Xn = faktor-faktor produksi Faktor produksi meliputi: tanah, modal, tenaga kerja dan management. Fungsi produksi ini menganut hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing returns), yaitu perilaku kenaikan hasil produksi yang semula naik terus dan pada suatu titik tertentu kenaikan produksinya akan menurun. Hukum ini disebut juga hukum mengenai proporsi yang variabel (law of variable proportions), yaitu hukum yang menerangkan perilaku kenaikan hasil produksi tambahan, bila salah satu faktor produksi variabel dinaik turunkan dengan membiarkan faktor produksi lainnya, sehingga perbandingan jumlah (proporsi) faktor-faktor produksi berubah. Elastisitas produksi, yaitu persentase perubahan hasil produksi total dibagi dengan persentase perubfahan faktor produksi. dimana : Y = hasil produksi (output) X = faktor produksi (input) HPM = hasil produksi marginal HPR = hasil produksi rata-rata Efisiensi skala produksi dapat dibagi antara lain : a. Increasing return to scale (skala produksi yang menaik), yaitu merupakan laju kenaikan produksi yang menaik (lebih besar dari kenaikan sebelumnya) b. Constant return to scale (skala produksi yang tetap), yaitu efisiensi skala kenaikan hasil produksi hanya sebanding atau tetap sama dengan hasil sebelumnnya. c. Decreasing return to scale (efisiensiskala produksi yang menurun), yaitu skala kenaikan produksi dengan hasil produksi yang menurun (lebih kecil dari kenaikan sebelumnya). 5.5. Kombinasi Hasil-Hasil Produksi Macam kombinasi hasil produksi antara lain : a. Komoditi gabungan (joint product), yaitu komoditi-komoditi yang secara
  • 8. bersama-sama keluar dari satu proses produksi. Misal: beras dan katul. b. Komoditi yang bebas bersaing (competitive independent product, substitutes), yaitu komoditi-komoditi yang bersangkutan bverdiri sendiri dan bahkan saling bersaing. Misal : padi dan tebu. c. Komoditi komplementer, yaitu kenaikan komoditi yang satu malah menaikan produksi lainnya. Misal : krotolaria dan padi. d. Komoditi suplementer (tambahan), yaitu produksi satu komoditi dapat ditambah tanpa mempunyai pengaruh mengurangi atau menambah produksi komoditi lainnya. Misal : usahatani padi dan kerajinan tangan. Elastisitas of substitution, yaitu persentase perubahan produksi barang yang satu dibagi dengan persentase perubahan produksi barang lainnya. o0o VI. TANAH DALAM PRODUKSI PERTANIAN 6.1. Tanah Sebagai Faktor Produksi Tanah sebagai salah satu faktor produksi adalah merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Tanah sebagai faktor produksi mempunyai kedudukan yang penting, hal ini bisa dibuktikan dengan besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya. Balas jasa dari tanah dapat berupa inatura (bagi hasil) maupun sewa tanah berupa uang tunai (rent). Tinggi rendahnya sewa tanah tergantung dari : - kesuburan tanah (kemudian juga letak dari pasar) (defferential rent). - adanya kelangkaan (scarcity rent) - kegunaan tanah untuk usaha tertentu. Naik turunnya sewa tergantung naik turunnya harga komoditi, bukan sebaliknya. 6.2. Hubungan Antara Pemilik dan Penggarap Tanah Hubungan antara pemilik dan penggarap tanah tidak lain adalah merupakan hubungan antara penawaran dan permintaan. Karena tanah jumlahnya relatif tetap sedang penduduk yang memerlukan tanah selalu meningkat maka tanah dapat dikatakan semakin langka, yang berarti sewa tanah semakin tinggi atau kedudukan penggarap semakin lemah. Karena kedudukan pemilik tanah kuat maka pemilik tanah : - akan memilih menyakapkan tanahnya pada petani yang sanggup menawarkan bagi hasil yang lebih menarik. - memilih petani penyakap yang lebih rajin dan menunjukkan kesungguhan dalam mengerjakan tanah. Untuk mengatasi lemahnya kedudukan penggarap maka dibuatlah UUPBH (Undang-Undang Pokok Bagi Hasil) dengan maksud : a. adanya jaminan dalam hal waktu penyakapan b. dapat ditentukan secara lebih jelas kewajiban masing-masing pihak sehingga penyakap dapat terdorong untuk mengadakan investasi. c. agar pembagian hasil dapat bersifat adil, tidak ada fihak yang merasa dirugikan 6.3. Perpecahan dan Perpencaran Tanah Perpecahan (division) tanah adalah pembagian milik seseorang kedalam bidang atau petak-petak kecil, untuk diberikan kepada ahli-ajhli waris pemilik tanah itu. Perpencaran (fragmentasi) tanah adalah kenyataan adanya sebuah usahatani (di bawah satu managmen) yang terdiri atas beberapa bidang yang berserak-serak. Perpecahan dan perpencaran tanah mempunyai kerugian : a. kurang efisiennya penggunaan waktu b. Pengairan menjadi sulit c. pengawasan harus lebih banyak Sebab timbulnya perpecahan dan perpencaran tanah : - jual beli - pewarisan dan hibah perkawinan - sistim penyakapan (tenancy) Cara mengatasi perpencaran dan perpecahan antara lain : - land reform, yaitu usaha untuk membatasi luas minimum sawah garapan - diatur agar hanya anak-anak petani yang benar-benar ingin bertani meneruskan usahatani orang tuanya, sedangkan yang lain mendapatkan uang tunai saja. - konsolidasi tanah, yaitu penggabungan petak-petak atau bidang-bidang sawah yang berserak-serak menjadi satu atau lebih petak-petak sawah yang lebih besar. - transmigrasi ke daerah-daerah lain. 6.4. Bentuk milik Tanah dan Produksi Pertanian a. Tanah Milik Perorangan (yasan). Tanah yasan dapat dijual dan diwariskan dengan cara-cara dipecah-pecah besar kemungkinan menjadi terpusat pada pemilik-pemilik tanah kaya di desa atau di luar desa, justru mengandung aspek negatif. b. Tanah untuk kepentingan bersama (hak ulayat, hak pertuanan atau hak persekutuan) yang pelaksanaannnya dilakukan oleh Kepala Desa. Hak ulayat dapat memberikan bermacam-macam hak kepada masyarakat misal : hak menggunakan tanah sebagai tempat tinggal, tanah pertanian tempat menggembala, mengambil hasil hutan, berburu atau menangkap ikan. Namun dalam pelaksanaan harus diawasi Kepala Desa. c. Tanah Konsen (hak mengerjakan, norowito). Tanah konsen dapat diwariskan tetapi tidak dapat dipecah-pecah. Dalam sistim ini sudah ada faktor konservasi atau perlindiungann pada efisiensi penggunaan tanah. Intensitas dalam mengerjakan tanah lebih baik dibanding sistem yasan. d. Tanah Persewaan atau Penyakapan. Persewaan tanah dengan uang tunai pada saat keadaan perekonomian stabil lebih banyak dilaksanakan, sedang dalam keadaan tidak stabil lebih banyak dengan sistim bagi hasil (share cropping). Sistim bagi hasil walau tidak tertulis ternyata jarang menimbulkan sengketa. e. Hak erpact (sewa turun temurun), hak opstal, hak eigendom, hak sewa. Hak-hak tersebut hanya dilakukan oleh pemerintah Belanda untuk mendapatkan modal dari masing-masing negara Eropa yang sekarang diubah dengan : hak guna bangunan, hak
  • 9. milik, hak pakai dll. Hak-hak tersebut biasanya digunakan untuk tanaman tahunan. 6.5. Pengairan dan Konserevasi Tanah Pengairan yaitu meliputi pengaturan kebutuhan air bagi tanaman, sehingga didalamnya termasuk juga drainase. Irigasi yaitu membawa air dari sungai ke sawah-sawah. Macam pengairan/irigasi a. Pengairan teknis, yaitu pengairan yang menggunakan saluran-saluran tehnis. b. Pengairan setengah teknis c. Pengairan rakyat Konservasi tanah yaitu mengurangi laju pengusahaan tanah sekarang untuk memungkinkan pengusahaan yang lebih besar dikemudian hari. Tujuan diadakannya konservasi tanah adalah untuk mengatasi pengurangan kesuburan tanah sebagaiu akibat dari dikerjakan tanah tersebut terus menerus. Kerusakan tanah dapat terjadi antara lain : - pengerjaan tanah yang terus menerus - Roof bouw, yaitu eksploitasi yang berlebih-lebihan pada saat sekarang sehingga merugikan eksploitasi dimasa yang akan datang. - banjir dan erosi tanah terutama di lereng gunung Usaha konservasi tanah antara lain : - rotasi tanam - pengjhijauan o0o VII. MODAL DALAM PRODUKSI PERTANIAN 7.1. Modal Uang dan Kredit Berdasarkan pengertian ekonomis, modal yaitu barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Misal : ternak beserta kandangnya, cangkul, bajak dan alat-alat pertanian lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang belum dijual, tanaman yang masih di sawah dll. Berdasarkan penggunaan uang, modal yaitu uang yang tidak dibelanjakan, jadi disimpan kemiudian untuk diinvestasikan. Kredit yaitu suatu transaksi antara dua pihak dimana yang pertama disebut kreditor menyediakan sumber-sumber ekonomi berupa barang, jasa atau uang dengan janji bahwa pihak kedua (debitor) akan membayar kembali pada waktu yang telah ditentukan. Gunanya kredit yaitu sebagai suatu alat untuk membantu penciptaan modal. Macam kredit : a. Kredit investasi, yaitu kredit yang dipakai untuk membiayai pembelian barang-barang modal yang bersifat tetap yaitu habis dalam suatu proses produksi. Misal: tanah, ternak, mesin-mesin dll. b. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang tidak untuk investasi. Misal: pupuk, bibit, pestisida, upa tenaga kerja 7.2. Modal Sebagai Faktor Produksi Ganti rujgi atau balas jasa dari modal yaitu berupa bunga modal atau rente yang biasanya diukur dalam persen dari modal p[okok untuk satu kesatuan waktu tertentu misalnya bper bulan, per triwulan, pertahun. Macam modal berdasar asalnya : a. Modal Sendiri (equity capital). b. Modal pinjaman (credit) c. Modal pemberian Macam modal berdasar sumberdaya : a. Modal fisik atau modal materiil. Modal fisik merupakan jelmaan dari pengetahuan mengenai cara-cara dan metode-metode baru yang bersifat tehnis (technological knowledge). Misal: bibit, alat-alat pertanian, ternak dsb. b. Modal immateriil / manusiawi (human capital). Modal manusiawi merupakan jelmaan pengetajhuan mengenai cara-cara dan metode-metode baru yang sifatnya organisatoris atau managerial (managerial knowledge). Misal: bertambahnya ketrampilan petani. 7.3. Kredit dalam Pertanian Macam kredit yang pernah diberikan pemerintah : a. Bimas b. KIK (Kredit investrasi kecil) c. KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) Pentingnya peranan kredit disebabkan oleh : a. kenyataamn bahwa secara relatif memang modal meriupakan faktor produksi non alami (bikinan manusia) yang persediaannya masing sangat terbatas terutama di negara-negara yang sedang berkembang. b. sangat kecil kemungkinan untuk memperluas tanah pertanian c. persediaan tenaga kerja yang melimpah Masalah perkreditan dalam infestasi antara lain : a. Pemberian kredit usahatani dengan bunga yang ringan perlu untuk memungkinkan petani melakukan inovasi-inovasi dalam usahataninya. b. Kredit itu harus bersifat dinamis yaitumendorong petani untuk menggunakan secara produktif dengan bimbingan dan pengawasan yang teliti. c. Kredit yang diberikan selain bantuamn modal juga merupakan perangsang untuk menerima petunjuk-petunjuk dan bersedia berpartisipasi dalam program peningkatan produksi. d. Kredit pertanian yang diberikan kepada petani tidak perlu hanya terbatas pada kredit usahatani saja yang l;angsung diberikan bagi produksi pertanian tetapi harus pula mencakup kredit- kredit untuk kebutuhan rumahtangga (kredit konsumsi). Kredit produksi dan kredit konsumsi Untuk membedakan antara kredit produksi dan kredit konsumsi pada usahatani subsisten sulit dibedakan, sehingga pernah diusulkan hanya dinamakan kredit tani saja. Syarat bisa dilaksanakannya kredit konsumsi antara lain : a. Barang-barang ataunjasa yang akan diperoleh dengan kredit itu memang sungguh diperlukan sekali. b. Tidak ada jalan lain yang lebih baik dan tidak dapat menunggu hingga penghasilan naik. c. Petani dapat mengambelaikan kredit tersebut dengan cara yang tidak mengakibatkan kemerosotan
  • 10. taraf hidupnya. 7.4. Struktur Perkreditan Pertanian Macam-macamn kredit perorangan : a. Kredit dengan jaminan tanaman (ijon) b. Kredit dengan jaminan tanah (gadai tanah) c. Kredit uang atau barang yang dibayar kembali denganuang atau barang tanpa jaminan Macam-macam lembaga perkreditan a. Bank yang meliputi Bank Desa, Lumbung Desa dan BRI b. Perusahaan Negara Pegadaian c. Koerasi-koperasi dan Koperasi Pertanian (Koperta). o0o VIII. TENGA KERJA DALAM PRODUKSI PERTANIAN 8.1. Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi Tenga kerja dikatakan sebagai faktor produksi karena adanya balas jasa berupa upah tenaga kerja. Di masayarakat yang sedang berkembang seperti Indonesia, tenaga kerja melimpah ruah sehingga upah tenaga kerja relatif murah. Sedang di negara maju (seperti Amerika) jumlah tenaga kerja untuk usahatani relatif langka sehingga perlu efisiensi tenaga kerja Beberapa syarat untuk menjamin efisiensi tenaga kerja yang maksimum : a. persediaan tanah harus cukup b. alat-alat pertanian, mesin-mesin dan tanaga kerja (power) harus cukup c. Ilmu pengetahuan dan tehnologi pertanian harus cukup d. Management useahatani harus jempolan (uperior) Macam tenaga kerja berdasar penggunaannya : a. Tenaga kerja untuk usahatani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat). Tenaga kerja ini sebagian besdar berasal dari keluarga petani sendiri, terdiri dari ayah, anak dan isteri petani. Tenaga kerja keluarga tidak dinilai dengan uang. Bila kurang maka petani minta tolong kepada tetangga atau familinya. b. Tenaga kerja untuk perusahaan pertanian yang besar seperti perkebunan, kehutanan, peternakan dsb. Tenaga kerja ini sebagian besar berasal dari luar keluarga. Kedudukan petani dalam usahatani : a. Menymbangkan tenaga (labor) b. Sebagai pemimpin (manager) 8.2. Produktivitas Tenaga Kerja Untuk negara sedang berkembang produktivitas marginal tenga kerja masih belum diketahui apakah nol atau positip. Bila nol berarti ada pengangguran tak kentara (disguised unemployment) dan bila potisip berarti bentuk penganggurannya adalah tidak penuh (under employment). Macam underemployment a. Pengangguran yang sifatnya tehnis (misal pengangguran musiman) b. Pengangguran yang sifatnya sosial tradisional Cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja : a. pendidikan b. latihan 8.3. Mobilitas dan Efisiensi Tenaga Kerja Mobilitas tenaga kerja di pedesaan untuk ke kota masih kurang dikarenakan oleh kurang adanya kesempatan kerja di perkotaan, disamping itu yang diperlukan adalah tenaga kerja yang terdidik dan terlatih. Masalah mobilitas adalah masalah alokasi dan ralokasi yang sifatnya dapat musiman / sementara maupun yang tetap. Untuk tanaman pertanian, mobilitas tenaga kerja cukup tinggi. Mobilitas mempunyai tujuan ekonomis antara lain : a. Sebagai cara mengurangi perbedaan tingkat pendapatan antara desa dan kota. Kalau ditinjau dari sudut petani usaha untuk meningkatkan efisiensi produksi pertanian. b. Sebagai suatu cara untuk meningkatkan efisiensi produksi pertanian Masalah efisiensi tenaga kerja tidak semata-mata me nyangkut faktor ekonomi tetapi juga non ekonomi. 8.4. Transmigrasi dan Migareasi Sebagai Perluasan Lapangan Kerja Persoalan transmigdrasi dapat ditinjau dari 4 segi : a. Sebagai persoalan pemecahan masalah penduduk pada umumnya b. Sebagai cara untuk memperluas areal tanah pertanian c. Cara untuk memperluas kesempatan kerja d. Cara untuk membantu pembangunan di daerah Macam transmigrasi berdasarkan tujuannya : a. Scara ekonomi mikro. Transmigrasi akan terjadi bila produktivitas marginal tenaga kerja di daerah baru jauh lebih tinggi dari pada produktivitas marginal tenaga kerja di daerah lama dengan memperhitungkan biaya pindah di daerah lama ke daerah baru. b. Secara ekonomi makro Transmigdrasi adalah salah satu alokasi investasi biasa yang hanya bersifat produktif apabila hasilnya melebihi biaya investasi itu. o0o
  • 11. IX. PERMINTAAN DAN PENAWARAN ATAS HASIL PERTANIAN 9.1. Teori Dan Penerapannya Harga, yaitu ukuran nilai dari barang-barang dan jasa-jasa. Tingkatan harga hasil pertanian dapat dibagi menjadi : a. Harga pada tingkat petani (producers price) b. Harga pada tingkat konsumen (retail price). c. Harga pada tingkat pedagang besar (wholesable price). Yang menyebabkan suatu barang mempunyai harga antara lain : a. barang itu berguna b. barang itu jumlahnya terbatas Barang yang berguna bagi manusia dan jumlahnya terbatas disebut barang-barang ekonomi. Suatu barang merupakan barang ekonomi dalam ilmu ekonomi dinyatakan barang tersebut mempunyai permintaan dan penawaran. Suatu barang mempunyai permintaan karena barang yang bersangkutan berguna, sedangkan barang tersebut mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas. Yang mempengaruhi permintaan antara lain : - harga barang yang bersangkutan - pendapatan, rasa, adat kebiasaan dan keadaan konsumen lainnya. Yang mempengaruhi penawaran antara lain : - harga barang yang bersangkutan - metode dan tehnik produksi, biaya produksi atau harga-haraga faktor produksi, hasil paanen per hektar dll. Kurva permintaan turun dari kiri atas ke kanan bawah artinya bila harga naik / turun maka jumlah barang yang diminta menjadi turun / naik.Sebab terjadinya hubungan negatif antara jumlah barang yang diminta dan harga antara lain : a. adanya efek penggantian (substitusi) b. adanya efek pendapatan 9.2. Konsep Elastisitas Permintaan A. Elastisitas Harga Guna konsep elastisitas harga : untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat perubahan harga % perubahan jumlah barang yang diminta e = -------------------------------------------------- % perubahan harga e = ~ : kurva permintaan horizontal, perubahan harga barang hanya mempunyai 2 akibat yaitu jumlah yang diminta tak terhingga atau sama dengan nol. e > 1 : permintaan elastis e = 1 : unitary elasticity, yaitu setiap perubahan harga membawa perubahan proporsional dalam jumlah yang diminta e < 1 : permintaan tidak elastis e = 0 : kurva permintaan vertikal, berapapun harga barang, jumlah yang diminta tidak akan terpengaruh Cara mengukur elastisitas a. elastisitas pada satu titik di dalam kurva permintaan (point elasticity) dQ P e = --- X -- dP Q dimana : Q = jumlah barang yang diminta P = harga b. elastisitas diantara dua titik pada kurva (arc elasticity) /Q P1 + P2 e = ---- x --------- /P Q1 + Q2 dimana : /Q = perubahan jumlah yang diminta /P = perubahan harga P1 = harga yang pertama
  • 12. P2 = harga yang kedua Q1 = jumlah yang pertama Q2 = jumlah yang kedua Untuk mengadakan perhitungan elastisitas harga yang dapat dipercaya dari angka-angka statistik ternyata diperlukan data time seriers yang panjang, paling sedikit 20 tahun. B. Elastisistas Silang Atas Prmintaan (cross elasticity) Guna elastisitas silang : untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat perubahan harga barang lain % perubahan jumlah yang diminta atas barang X es = --------------------------------------------------------- % perubahan harga barang Y es > 0 : barang X & Y merupakan barang pengganti es < 0 : barang X & Y merupakan barang komplementer C. Elastisitas Pendapatan atas Permintaan (income elasticity of demand) Gunanya : untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta komsumen sebagai akibat perubahan pendapatan % perubahan jumlah barang yang diminta ep = -------------------------------------------------- % perubahan pendapatan Peranan elastisitas pendapatan : mampu menerangkan perbedaan perilaku ekonomi dari berbagai golongan pendapatan masyarakat dalam pembelian barang-barang. Cara mengukur ep : untuk negara yang belum maju berdasarkan pengeluaran (ecpenditure elasticity) yaitu perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pengeluaran konsumen. D. Fleksibiltas Harga (elastisitas jumlah) Gunanya : untuk mengukur besar kecilnya perubahan harga sebagai akibat perubahan jumlah barang % perubahan harga fh = ----------------------- % perubahan jumlah Harga dalam hal ini sebagaivariabel takbebas (dependent variable). Sedangkan jumlah merupakan variabel yang bebas (dependent variable). 9.3. Kurva Penawaran dan elastisitas Penawaran Perbedaan penawaran dengan permintaan : a. pentingnya faktor waktu dalam hal penawaran, hal ini penting karena hasil-hasil pertanian bersifat musiman, yaitu bulanan atau tahunan sehinggga suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya panawaran kalau memang panen belum tiba. Jadi dalam jangka pendek elastisitas penawaran in elastis. b. Pengaruh harga terhadap jumlah yang ditawarkan biasanya tidak dapat dibalikkan (irreversable), hal ini karena kalau kenaikan harga setelah beberapa waktu tertentu mendorong kenaikan jumlah yang ditawarkan maka penurunan harga tidak akan dapat mengembalikan jumlah yang ditawarkan ke tingkat sebelumnya.Macam elastisitas penawaran : A. Elastisitas Harga atas Penawaran % perubahan jumlah yang ditawarkan e = --------------------------------------------- % perubahan harga
  • 13. yang mempengaruhi elastisitas penawaran : a. efek substitusi b. efek pendapatan (bisa positip / negatif); bila negatif terjadi kurva penawaran yang terbalik (backward bending supply curve) B. Elastisitas silang % perubahan jumlah barang X yang ditawarkan es = -------------------------------------------------------- % perubahan harga barang Y es > 0 : maka barang X dan Y merupakan barang yang dihasilkan bersama (joint product) es < 0 : maka barang X dan Y merupakan barang yang bersaing (competitive product) 9.4. Cobweb Theorema Macam kasus Cobweb : a. Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap (epermintaan = epenawaran)b. Siklus yang mengarah pada titik keseimbangan (epermintaan > epenawaran) b. Siklus yang mengarah pada eksplosi harga yaitu fluktuasi dengan jarak yang semakin membesar (epermintaan < epenawaran) Asumsi yang dipakai Cobweb Theorem sbb : a. Adanyan persaingan sempurna dimana penawaran semata-mata ditentukan oleh reaksi produsen perseorangan terhadap harga. Harga ini oleh setiap produsen dianggap tidak akan berubah dan produsen juga menganggap jumlah produksinya tidak akan memberikan pengaruh yang berarti terhadap pasar. b. Periode produksi memerlukan waktu tertentu, sehingga penawaran tidak dapat secara langsung bereaksi terhadap harga tetapi diperlukan waktu tertentu. c. Harga ditentukan oleh jumlahbarang yang datang ke pasar dan harga itu cepat bereaksi terhadapnya. o0o X. TATANIAGA PERTANIAN 10.1. Arti dan Fungsi Tataniaga Tataniaga / pemasaran / distribusi, yaitu suatu macam kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Syarat efisiensinya tataniaga : a. mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya. b. mam,pu mengadakan pembagian yang adil dari pada keseluruhan harga yang dibayar konsusmen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu. Biaya tataniaga di Indonesia masih tinggi disebabkan oleh bermacam-macam, misal jalan yang buruk, kelemahan modal petani, industri pengolahan yang belum maju dsb. Macam perdagangan : a. distribusi, yaitu barang yang diproduksi oleh suatu pabrik pada tempat tertentu kemudian dibagi-bagi ke pelosok yang tersebar. b. pengumpulan, yaitu menunjuk pada kegiatan mengumpulkan hasil-hasil yang jumlahnya sedikit dari petani produsen yang tersebar-sebar. Fungsi tataniaga : mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu dan bentuk serta harga yang tepat (pengngkutan, penyimpanan dan pengolahan). 10.2. Biaya Tataniaga (marketing margin) Semakin maju ekonomi suatu negara maka biaya pemasaran akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya biaya tidak bisa dibandingkan dengan efisiensi tataniaga . Yang mempengaruhi biaya tataniaga antara lain : a. Kualitas produk b. daya tahan produk c. faktor resiko d. macam komoditi e. daerah / lokasi pemasaran f. pungutan-pungutan resmi/tidak resmi g. macam lemnbaga pemasaran & efektifitas pemasaran yang dilaksanakan 10.3. Industri Pengolahan Hasil-Hasil Pertanian Makin maju suatu negara, industri pengolahan hasil pertanian semakin penting dalam pemasaran. Semula dari barang setengah jadi menjadi barang-barang yang siap dikonsumsikan. Dengan adanya pengolahan hasil pertanian, diharapkan keuntiungan yang didapat menjadi semakin tinggi. 10.4. Grading dan Standardisasi Grading, yaitu klasifikasi hasil-hasil pertanian ke dalam beberapa golongan mutu yang berbeda-beda, masing-masing dengan nama dan etiket tertentu. Standardisasi, yaitu penentuan mutu barang menurut ukuran atau patokan tertentu. Keuntungan grading yang baik, adil dan teliti antara lain : a. Konsumen dapat memperoleh barang yang paling sesuai dengan keinginannya dan tingkat pendapatannya. b. Produsen mendapat jaminan memperolejh harga yang sesuai dengan mutu hasil produksinya c. Konsumen dan produsen terlindung dari praktek-praktek kurang jujur dalam tataniaga. o0o XI. PASAR DAN KEBIJAKSANAAN TATANIAGA 11.1. Sifat-Sifat dan Bentuk-Bentuk Pasar Sifat harga hasil pertanian yaitu adanya variasi / kegoncangan kegoncanganyang khas antara saat panen dan musim panen. Harga naik pada saat paceklik dan harga turun pada saat panen. Naik turunnya harga dipengaruhi oleh naik turunnya permintaan atau turun naiknya penawaran.
  • 14. Kegoncangan harga di negeri yang belum maju disebabkan oleh : a. peranan sektor pertanian masih sangat penting b. sebagai akibat, dan berhubungan erat dengan kenyataan tersebut, pemerintah dan sektor-sektor di luar pertanian belum mampu untuk menyumbang pada stabilisasiharga-harga hasil pertanian itu. Bentuk-bentuk pasar diantaranya : a. Pasar persaingan sempurna yang punya syarat sebagai berikut - jumlah penjual dan pembeli banyak - barang yang diperdagangkan harus homogen (sama) - bebas menjual / membeli di pasar - pengetahuan yang sempurna dari penjual dan pembeli. b. Monopoli, yaitu jumlah penjual 1 dan pembeli banyak c. Monopsomi, yaitu satu pembeli berhadapan denganpenjual yang banyak. d. Oligopoli / Oligopsomi, beberapa penjual dan beberapa pembeli. 11.2. Struktur Tataniaga Beberapa Hasil Pertanian a. Struktur Tataniaga beras, ada 2 yaitu : 1) Saluran swasta Petani ↓ Huller Desa ↓ Pedagang Besar ↓ Pedagang Pengecer ↓ Konsumen 2) Saluran Pemerintah Petani ↓ Huller Desa ↓ Pedagang Besar ↓ Dolog (depolog) ↓ Kantor-kantor Pemerintah ↓ Konsumen b. Struktur tataniaga kopi di Lampung Keterangan : tetap : kadang-kadang : jarang A. Petani Produsen mengolah kopi menjadi beras kualitas asalan B. Tengkulak desa merupakan tengkulak pengumpul yang mendatangi desa-desa merupakan tangan kanan dari pedagang lokal C yang menyediakan modal atau alat pengankutan bagi B C. Pedagang lokal (di kecamatan) disebut Cengkau, pengumpul kopi dari tengkulak-tenkulak dan petani-petani yanbg menjual langsung. D. Pedagang hasilbumi (diibu kota Telukbetung) kedudukannya sama dengan C tapi lebih besar. E. Eksportir membeli kopi dari D, C dan lkadang-kadang juga dari B dan A, eksportir ini mensortir / mengolah untuk kualitas ekspor. F. Pedagang Luar Negeri 11.3. KebijaksanaanMemajukan Industri Pengolahan Pada umumnya pengolahan dan pengawetan bahan-bahanpertanian memerlukan biaya yang tidak sedikit.
  • 15. Padahal tanpa adanya pengolahan dan pengawetan bahan-bahan hasil pertaniankonsumen kurang tertarik akan hasil- hasil pertanian dan tataniaga hasil pertanian menjadi terhambat akibat selanjutnya produsen (petani) menjadi kurang bergairah memproduksi kemnbali. Oleh karena itu pemasaran akan industri pengolahan harus datang lebih dahulu harus ditingkatkan. 11.4. Tataniaga dan Pembangunan Pertanian Bahwa perkembangan tataniaga memang merupakan kunci dari pembangunan pertanian. tanpa pasar, produksi pertanian tidak akan lancar. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan sarana dan fasilitas-fasilitas pemasaran hasil pertanian misalnya jalan yang baik, kebijaksanaan pajak yang menddukung dan peraturan-peraturan daerah yang lain. o0o XII. PERSOALAN-PERSOALAN PERDAGANGAN 12.1. Asal Mula dan Sebab-Sebab Perdagangan Pada pertanian subsisten tidakj terjadi perdagangan karena setiap keluarga petani memenuhi segala keperluannya dari dalam rumah tangga dan usahataninya sendiri dan tidak menjual hasil-hasilnya ke l uar. Dengan berkembangnya pertanian, maka petani mencari sarana produksi dari luar dan mulai menjual hasil-hasil produksi usahataninya keluar. Keperluan petani makin lama makin berkembang sehingga dia perlu tukar menukar antar produk sehingga timbullah spesialisasi dalam berusahatani. Bahwa usahatani banyak tergantung dari sifat alam sehingga antara daerah yang satu dengan daerah yang lain menghjasilkan hasil usahatani yang berbeda, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan yang semakin beraneka ragam petani mengadakan tukar menukar antar daerah, dan selanjutnya antar pulau dan akhirnya antar negara. Sebab-sebab terjadinya perdagangan ada beberapa teori al: a. Teori keuntungan absolut (lalw of absolute advantage) Prinsip hukum keuntungan absolut mengatakan bahwa : suatu negara akan berspesialisasi dalam berproduksi barang dimana negara tgersebut mempunyai absolute advantage. Contoh : Komoditi Daerah A Daerah B Padi 50 unit 25 unit Kelapa 25 unit 50 unit Dari tabel di atas berarti daerah A lebih baik menanam padi karena keuntiungan absolutnya akan lebih tinggi dibanding menanam kelapa, sebaliknya daerah B lebih menguntungkan menanam kelapa. Dengan demikian apabila daerah A perlu kelapa lebih baik membeli ke daerah B; sebaliknya bila daerah B perlu padi maka lebih baik beli dari daerah A. b. Teori keuntungan komparatif / relatif Teori keuntungan komparatif / relatif menyatakan bahwa suatu daerah akan menghasilkan dan kemudian mengeksport suatu barang yang mempunyai keuntungan komparatif terbesar atau kerugian komparatif terkecil Contoh : Komoditi Daerah A Daerah B Gula 40 unit 20 unit Tembakau 30 unit 10 unit Dari tabel di atas daerah A untuk gula punya keuntungan komparatif sebesar 40 : 20 = 2, sedang untuk tembakaiu keuntungan komparatifnya 30 : 10 = 3 dengan demikian daerah A akan memproduksi tembakau karena keuntungan komparatifnya lebih besar. Pada daerah B gula keuntungan komparatifnya 20 : 40= 0,5, sedang untuk tembakau keuntungan komparatifnya 10 : 30 = 1/3 jadi daerah B lebih baik memproduksi gula karena keuntungan komparatifnya lebih besar. 12.2. Spesialisasi dan Diversifikasi Faktor-faktor yang mendorong spesialisasi suatu daerah : a. Tidak adanya sumber-sumber alam yang berarti b. Keuntungan komparatif yang tinggi dalam satu produk, baik dalam persediaan bahan baku maiup[un dalam permodalan, ketrampilan dan kecakapan manusia dan upaya pembangunan lain. c. Hubungan transport dan komunikasi yang cukup baik dengan daerah-daerah lain sehingga keburukan-keburukan spesialisasi tidak perlu timbul. d. Industri pertanian yang bersangkutan memungkinkan pembagian kerja yang baik dengan daerah-daerah sekitarnya, sehingga membawa keuntungan secara nasional. Faktor-faktor yang mendorong diversifikasi a. Prospek jangka panjang yang kurang menentu dari satu hasil utama b. Tersedianya sumber-sumber alam lain yang mempunyai prospek yang baik dan permintaan yang lebih elastis c. Biaya transport yang tinggi dalam ekspor impor
  • 16. antar daerah 12.3. Perdagangan Antar Pulau Sudah sejak jaman dulu Jawa mempunyai surplus perdagangan dibanding luar Jawa terutama beras dan gula pasir./ Luar Jawa punya surplus kopra, ikan ain dan hasil-hasil tanaman perkebunan. Berdasarkan komposisinya Jawa surplus barang jadi, sedang Luar Pulau Jawa untuk barang-barang mentah dan setengah jadi. 12.4. Perdagangan Luar Negeri Perekonomian Indonesia bersifat terbuka, sehingga maju mundurnya tergantung juga maju mundurnya perekonomian dunia. Perekonomian Indonesia masih besar pada apenyediaan bahan-bahan mentah dan hasil-hasil pertanian. Sumbangan terbesar devisa masih berada pada sektor pertanian. Ekspor hasil pertanian terutama karet, namun persentasenya makjn lama makin turun. Setelah karet perkembangnan ekspor berikutnya adalah kayu terutama dari Kalimantan. 12.5. Bantuan Pangan dan Pertanian Indonesia yang mempunyai penduduk luas pada mulanya masih kekurangan bahan pangan, sehingga perlu bantuan dari negara kaya baik berupa hadiah (grant) maupun berupa kredit, baik secara bilateral maupun secara multilateral. Peranan bantuan pangan dan sandang di Indonesia al : a. sebagai alat untuk mengendalikan inflasi melalui penekanan harga barang-barang konsumsi dan b. sebagai sumber pembiayaan pembangunanyaitu dari hasil penjualan komoditi itu di dalam negeri. Bantuan pangan disamping mempunyai peranan di atas juga ada efek negatifnya yaitu mengurangi gairah petani meningkatkan produktivitasnya. Bahaya bantuan pangan tersebut diantaranya lagi : a. Pengaruh yang negatif, terhadap perangsang investasi dalam pertanian di negeri penerima bantuan karena harga pangan menjadi tertekan. b. Tekanan inflatoiir yang mungkin disebabkan oleh akumulasi uang hasil penjualan pangan (Counterpart funds). c. Kalau karena sesuatu soal politik sehingga bantuanterpaksa terhenti maka akibatnya dapat sangat buruk bagi program-program pembangunan yang sedang berjalan. d. Bahaya bantuan pangan merupakan pengganti bentuk bantuan-bantuan lainnya berupa proyekl-proyek mungkin lebih bermanfaat. e. Bahaya bagi negara- negara lain yang biasanya menjadi ekportir pangan yang kedudukannya diambil alih. 12.6. Perjanjian dan Kerjasama Internasional dalam Hasil-Hasil Pertanian Mengingat harga-harga hasil pertanian berfluktuasi, maka untuk mengatasi hal ini perlu dibentuk kerjasama / organisasi yang menangani hal tersebut dengan tujuan antara lain : a. stabilisasi harga komoditi b. stabilisasi penerimaan Untuk hal itu telah dibentuk beberapa organisasi al : a. International Rubber Study Group (IRSG); International Rubber Association & Association of Natural Rubber Producing Countries, untuk tanaman karet. b. International Coffe Organization untuk Kopi. o0o XIII. TEORI-TEORI PEMBANGUNAN PERTANIAN 13.1. Pertamnian dalam Pembangunan Ekonomi Nasional Sejak Repelita I mulai 1 April 1969 pembangunan pertanian diprioritaskan dalam bidang pembangunan ekonomi, hal ini dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya :
  • 17. a. konstribusinya dalam pendapatan nasional b. peranannya dalam pemberian lapangan kerja pada penduduk yang bertambah cepat c. konstribusinya dalam penghasilan devisa d. dan lain-lain. Pembangunan pertanian harus sejalan dengan pembangunanbidang lain karena mempunyai kaitan erat. Pembangunan pertanaian didorong dari segi penawaran dan dari segi fungsio produksi melalui penmelitian-penelitian, pengembangan tehnologi pertanmian yang terus menerus, pembangunan prasarana sosial dan ekonomi di pedesaan, dan investrasi-investasi oleh negara dala,m jumlah besar. Pertanian dianggap sebagai sektor pemimpin (leading sector) yang diharapkan mendorong sektor-sektor lainnya. Dalam merumuskan pembangunan ekonomi yang lebih teliti, pertanian tidak hanya diharapkan dengan industri dalam model dua sektor (two sectors model) tetapi model antar sektor. 13.2. Model-Model Pembangunan Pertanian Model-model pembangunan pertanian yang bisa dipilih negara berkembang diantaranya : a. Model Jepang Model ini didasarkan atas usahatani yang kecil-kecilan (seperti Indonesia). Model Jepang cukup berhasil dikarenakan antara lain oleh : - dapat dilakukan secara serentak antara sektor pertanian dan sektor industri. - sektor-sektopr saling membantu dan kemajuan yang dicapai sektor industri jauh lebih cepat dari sektor pertanian, sehingga kenaikan tenaga kerja sektor pertanian semuanya dapat diserap oleh sektor industri baik yang sangat modern maupun yang setengah modern., - tidak diinginkannya modal asing, dana-dana pemnbangunan sebagianbesar disumbangkan oleh sektor pertanian dalam bentuk pajak tanah dan cukai yang berat. - jumlah penduduk dan tenaga kerja yang terus berkembang secara absolut menyebabkan dapat diadakannya tabungan dan investasi. b. Model Maxico Model ini didasarkan atas perusahaan pertanian yang komersiil yang sangatefisien yang jumlahnya tidak banyak c. Model stalin Model ini diikuti negara-negara sosialis Eropa Timur, Cina, Kuba dll. d. Model Israil Model ini diikuti olejh negara-negara Afrika 13.3. Syarat-syarat Pembangunan Pertanian Syarat mutlak pembangunan pertanian antara lain ; a. Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani b. Tehnologi yang senantiasa berkembang c. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal d. Adanya perangsang produksi bagi petani e. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu Syarat pelancar pembangunan pertanian antara lain : a. pendidikan pembangunan b. kredit produksi c. kegiatan gotongroyong petani d. perbaikan dalam perluasan tanah pertanian e. perencanaan nasional daripada pembangunan pertanian 13.4. Tehnologi dan Pembangunan Pertanian Tehnologi dapat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan ketrampilan di bidang industri. Perubahan tehnologi dapat meliputi perubahan tehnik (technical change) dan inovasi (innovation). Istilah perubahan tehnik jelas menunjukkan usur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan peningkatan produktivitas. Inovasi berarti pula penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, inovasi bersifat baru. Suatu pengenalan tejhnologi baru selalu timbul dampak iuntung dan rugi, oleh karena itu untuk menerimanya diperlukan waktu. Untuk satu daerah dengan daerah lain lamanya waktu penerimaan berbeda beda tergantung dari situasi dan kondisi setempat. 13.5. Menuju Teori Pembangunan Pertanian Indonesia Pembangunan pertanian ditinjau dari 4 segi pandangan al: a. pandangan sektoral, yaitu pertanian ditinjau sebagai satiu sektor berhadapan dengansektor-sektor lainnya dalam perekonomian nasional. b. masalah efisiensi dalam pembangunan faktor-faktor produksi pertanian c. pendekatan darisegi komoditi terutama komoditi-komoditi utama yang dihasilkan d. pendekatan dari segi pembangunan daerah
  • 18. Secara ekonomi makro pembangunan pertanian dapat dianalisa melalui kerangka pemikiran : a. peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi b. sifat-sifat ekonomi dari pada pertanian tradisionil c. proses ekonomidario pada modernisasi pertanian Dalam pembangunan pertanian maka peranan pemerintah sangat diperlukan, yaitu pemerintah yang berorientasi pada kemjuan (progress oriented government), yaituj pemerintah yang a. berwibawa dan mempunyaikekuasaanm yang cukup besar b. kemampuan untuk mewariskan aspirasi dan keinginan seluruh rakyat c. kesungguhan kerja, dan d. mempunyai kemampuan profesi untuk merumuskan dan melaksanakan pembharuan-pembaharuan organisasi dan kelembagaan yang saling berhubungan guna mencapai pembangunan ekonomi yang mantap. XIV. PERNAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 14.1. Kebijaksanaan Pertanian Perssoalan yang dipelajari oleh kebijaksanaan pertanian yaitu bagiandari pada kebijaksanaan ekonomi yang menyangkut kepentingan sektor pertanian. Kebijaksanaan pertanian adalajh merupakan serangkaian tindakan-tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan umum kebijaksanaan pertanian adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanan menjadi lebih produktif, produksi dan efisien produksi naik dan akibatnya tingkat pengjhidupan petani yang lebih tinggi dan kesejahteraan yang lebih merata Kebijaksanaan pertanian dapat berupa peraturan-peraturan perundanganyang berlaku. Peraturan dapat berupa kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat pengatur (regulating policies) dan pembangian pendapatan yang lebih adil dan merata (distributive policies). Kebijaksanaan yang spessifik melalui berbagai bidang yang penting diantaranya : a. Kebijaksanaan harga Kebijaksanaan ini biasanya digabung dengan kebijaksanaan pendapatan sehingga disebut kebijaksanaan harga dan pendapatan (price and income policy). Dariu segi harga kebijaksanaan itu bertujuan untuk mengadakan stabilisasi harga, sedangkan dari segi pendapatannya bertujuan agar pendapatan petani tidak terlalu berfluktuasi dari musim ke musim dan dari tahun ke tahun. Tujuankebijaksanaan harga yang lain yaitu memberikan arah dan petunjuk pada jumlah produksi. Caramelaksanakan kebijaksanaan harga antara lain pe,mberian suatu penyangga (support) atas hasil-hasil pertanian sujpaya tidak terlalu merugikan petani atau langsung mengandung sejumlah siubsidi tertentu bagi petani. b. Kebijaksanaan Pemasaran Tujuan kebijaksanaan pemasran yaitu untuk memperkuat daya saing petani. Cara kebijaksanaan pemasaran ini yaitu dengan cara memberi tekanan pada perubahan mata rantai pemasaran dari produsen ke konsumen dan memberikan jaminan harga minimum yang stabil pada petani. c. Kebijaksanaan Strukturil Maksud kebijaksanaan strukturil yaitu untuk memperabiki struktur produksi misalnya luas pemilikan tanah, pengenalan dan penguasaan alat-alat pertanan yang baru dan perbaikan prasarana pertanian p[ada umumnya baik prasarana fisik maupun sosial ekonomi 14.2. Kebijaksanaan Pertanian dan Industri Perbedaan antara pertanian dan industri antara lain : a. Produksi pertanian sangat kurang pasti dan resikonya besar karena tergantung pada alam yang kebanyakan di luar
  • 19. kekuasaan manusia untuk mengontrolnya, sedangkan dindustri tidak demikian b. Pertanian memproduksi bahan-bahan makanan pokok dan bahan-bahan mentah yang dengan majunya ekonomoi dan naiknya tingkat hidup manusia permintaannya tidak akan naik seprti pada permintaan atas barang-barang industri. c. Pertanian dalam bidang usaha dimana tidak hanya faktor-faktor ekonomi saja yang menentukan tetapi juga faktor-faktor sosiologi, kebiasaan dan lain- lain memegang peranan penting sedang industri lebih bersifat lugas (zakelijk). d. Elastisitas harga atas permintaan dan penawaran hasil-hasil pertanian jauh lebih kecil dari pada hasil-hasil industri e. Pertanan biasa diusahakan di pedesaan sedang industri di perkotaan dimana pendapatan penduduk kota jauh lebih tinggi dibanding pendapatan penduduk pedesaan, dimana hal ini disebabkan antara lain : - kestabilan dan kemantapan yang lebih besar dari pendapatan penduduk kota - lebih banyaknya lembaga-lembaga ekonomidamn keuangan yang dapat mendorong kegiatan ekonomi di kota - lebih banyaknya fasilitas pendidikan dan kesehatan di kota memungkinkan rata-rata produktivitas tenaga kerja di kota lebih tinggi., 14.3. 3iversifikasi Pertanian Diversifikasi horizontal atau penganekaragaman pertanian adal;ah usaha untuk mengganti atau meningkatkan hasil p[ertanian monokultur (satu jenis tanaman) ke arah pertanian yang bersifat multikultur (banyak macam). Diversifikasi vertikal yaitu usaha untiuk memajukan industri-industri pengoglahan hasil-hasil pertanian yang bersangkutan . Alasan melakukan diversifikasi antara lain : a. stabilisasi dalam pendapatan pertanian b. menghilangkan ketergantungannya paa satu atau dua jenis komoditi saja Keuntungan diversifikasi : a. dari segi penawaran, diversifikasi dapat mendatangkan kenaikan pendapatan pada petani karena sistim tumpangsari atau pertanian ca,mpuran semuanya dapat dilakukan pada tanah y ang sama. Bagi pemerintahdiversifikasi dapat mengurangi beban uangk mengadakan pengawasan produksi atas komoditi yang berlebihan. b. dari segi permintaan kenaikan dapat diharapkan baik dari dalam negeri sendiri maupun dari luar negeri selama tanaman deversifikasi benar- benar mempunyai elastisitas pendapatan yang lebih besar. Pada waktu yang bersamaan produksi tanaman-tanaman yang mempunyai nilai gizi tinggi akan terdorong sehingga selera penduduk dapat naik. c. dari segi pembangunan ekonomi keseluruhan, dfaopat meningkatkan perkembangan ekonomi keseluruhan. 14.4. Perencanaan Pertanian Perencanaan pertanian adalah proses memutuskan apa yang hendak dilakujkan mengenai tiapa kebijaksanaan dan kegiatan yang mempengaruhi pemnbangunan pertanian selama jangka waktyu tertentu. Ciri khusus perencanaan adalah penentuan dan pemilihan prioritas. Rencana kebijaksanaan produksi bidang pertanian tidak semudah industri karena menyangkut usahatani kecil-kecilan yhang jumlahnya banyak, sehingga pemerintah tidak bisa merencanakan produksi tetapi hanya bisa memberikan kebijaksanaan yang mendorong meningkatknya produksi. Yang penting bagi petani adalah naiknya p endapatan. Perencanaanb pembangunan pertanian mungkin yang direncanakan pusat berbeda keadaannya dengan di daerah, hal ini dikarenakan beragamnya daerahj-daerah di seluruh Indonesia. Rencana pembangunan pertanian ini paling populer mulai adanya Repelita I yang memprioritaskan pembangunan ekonomi untuk bidang pertanian, hal inibisa dibuktikan di : a. anggaran pembangunan yang paling b esar bagi sektoir pertanian dan irigasi., b. proyek-proyek pertanian adalah yang paling banyak c. kebijaksanaanumum perekonomian semuanya diarahkanuntuk mendorong pembangunan pertanian o0o XV. PENELITIAN EKONOMI PERTANIAN 15.1. Penelitian Ekonomi Pertanian di Indonesia Sejak Repelita I maka pekerja-pekerja penelitian dari lembaga-lembaga penelitian banyak diminta untuk mengadakan penelitian-penelitian ekonomi pertanian baik yang bersifat penelitian-penelitian ekonomi murni
  • 20. maupunyang terp[akai untuk kebijaksanaan, hal inidikarenakan Repelita ini menekankan pembangunan pertanian. Mulai saaat itu pula maka dibentuklah lembaga penelitian yang bertujuan untuk mencariu jalan keluar dalam hal meningkatkan taraf hidup petani. 15.2. Metode-metode Pendekatan Penelitian Ekonomi pertanian tidaklah menjadi perhatianb para sarjana ekonomi saja tetapi juga sarjana-sarjana keahlian lain. Dari sinijelas bahwa dalam hal iniada praktek pinjam meminjam metode analisa. Sebagai contoh adalah meminjam istilah kedokteran sbb: pertama dikenal fase orioetnasi (symtomas) yang disebut agronomi sosial; fase kedua adalah perumusan masalah (propgnose dan diagnose) dan kemudian diikuti oleh fase pengobatan (therapi, traetment). 15.3. Pendidikan Kader- kader Penelitian Cara menggitatkan kader-kader penelitan antara lain : a. dengan melalui program khusus pendidikan dan latihan penelitian misalnya berupa lokakarya (workshop) b. dengan memperbaiki sistim pendidikan dan kurikulum perguruan tinggi dimana diusahakan agar mahasoiswa secara otomatios menaruh minat yang lebih besar pada penelitian. o0o DAFTAR PUSTAKA MUBYARTO, 1979, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta, 243 hal. o0o UJIAN NEGARA CICILAN BIDANG ILMU PERTANIAN - KOPERTIS WILAYAH VII PERIODE : JULI 1987 MATA UJIAN: EKONOMI PERTANIAN HARI/TANGGAL: Sabtu, 11 Juli 1987 WAKTU/JAM:120 MENIT PROGRAM STUDI :SOSEK ============================================= 1. Tujuan pokok Ilmu Ekonomi Pertanian adalah mempelajari kesejahteraan masyarakat, khususnya masuarakat tani. Dengan cara bagaimanakah kesejahteraan itu diukur serta landasan apakah yang dipergunakan dalam pengukuran itu. 2. Alah satu tujuan pokok usaha pertanian adalah memperoleh keuntungan. Apakah yang disebut dengan rentabilitas usaha pertanian itu ? 3. Pemerintah mengambil kebijaksanaan dalam rangka mengendalikan harga hasil-hasil pertanian. Terangkanlah secara ringkas arti dan tujuan penetapan harga dasar (floor price) dan harga atap (Ceiling price) bagi sejumlah hasil-hasil pertanian dewasa ini. 4. Jelaskanlah kemungkinan-kemungkinan perubahan akan permintaan suatu hasil pertanian A, yang dipengaruhi oleh perubahan harga hasil pertanian B. Atas dasar perubahan tersebut, jelaskan kemudian hubungan antara hasil pertanian
  • 21. A dan hasil pertanian B. ooo O ooo