PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
1. KERAGAMAN DAN STATUS SISTEM PERTANIAN
PULAU-PULAU KECIL DI MALUKU DAN
IMPLIKASINYA BAGI PROGRAM PEMULIAAN
TANAMAN
Simon Raharjo dan Edizon Jambormias
Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian
UNIVERSITAS PATTIMURA
4. PULAU-PULAU KECIL
Definisi Pulau Kecil
Pulau kecil merupakan pulau dengan luas lebih kecil atau
sama dengan 2.000 km2 beserta ekosistemnya (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil)
Jumlah pulau di Indonesia adalah 17.504 (Kemendagri RI)
17.475 di antaranya adalah pulau-pulau kecil
5. PROVINSI-PROVINSI DI INDONESIA DENGAN
JUMLAH PULAU YANG BANYAK
Nusa Tenggara Timur 1.192
Maluku 1.422
Maluku Utara 1.474
Papua Barat 1.945
Ada 10 provinsi di Indonesia memiliki >500 pulau
Hampir semuanya merupakan pulau-pulau kecil
Sumber: Wikipedia
6. PULAU-PULAU KECIL DI MALUKU
Maluku memiliki 1.422 pulau
Hanya 4 pulau yang tidak termasuk pulau kecil, yaitu Seram,
Buru, Yamdena dan Wetar
Pulau-pulau kecil di Maluku memiliki karakteristik:
berbukit/bergunung, sebagian kecil datar
memiliki DAS yang sempit,
jenis tanahnya bervariasi
rentan terhadap kerusakan lingkungan dan bencana,
kaya dengan keragaman hayati endemik, dan
sebagian besar penduduknya tinggal di sepanjang pesisir.
7. Dalam kaitannya dengan pertanian, pulau-pulau kecil di
Maluku memiliki karakteristik:
a) Rentan terhadap pemanasan global yang dapat mengakibatkan luas
daratan makin berkurang,
b) Daya dukung dan luas lahan yang terbatas untuk pertanian dan
umumnya telah mengalami eksploitasi secara berlebihan,
c) Peka terhadap bencana alam, seperti vulkanisme, gempa bumi, tanah
longsor dan tsunami,
d) Umumnya terisolasi dan jauh dari pasar utama,
e) Terbuka untuk sistem ekonomi skala kecil, namun sangat peka terhadap
kejutan pasar dari luar,
f) Rantai distribusi dan pemasaran mengalami kendala geografis dan
rentang kendali yang panjang,
g) Mempunyai infrastruktur pertanian yang terbatas, dan
h) Pendidikan, keterampilan petani dan penduduknya serta teknologi
sangat terbatas.
9. Gugus pulau-pulau kecil adalah sekumpulan pulau-pulau
yang secara fungsional saling berinteraksi dari sisi
ekologi, ekonomi, sosial budaya, baik secara individu
maupun secara sinergis dapat meningkatkan skala
ekonomi dari pengelolaan sumberdayanya (SK Menteri KP
No 41/2000; SK Menteri KP No 34/MenPK/2002)
Pembangunan pertanian di Maluku disesuaikan dengan
Gugus Pulau
Setiap gugus pulau di Maluku memiliki komoditas
unggulan masing-masing
GUGUS-GUGUS PULAU DI MALUKU
10.
11. SISTEM PERTANIAN
Sistem pertanian (agricultural farming system):
Serangkaian strategi untuk mengelola sumber daya yang tersedia
untuk mencapai produktivitas pertanian yang berkelanjutan dan
ekonomis untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat
pertanian.
Di Indonesia, sistem pertanian tanaman dilekompokkan menjadi:
- Sistem Ladang
- Sistem Perkaranagan
- Sistem Tegal Pekarangan
- Sistem Sawah
- Sistem Perkebunan
- Sistem Pertanian Organik
(Kementan di http://cybex.pertanian.go.id)
12. Di Indonesia, sistem pertanian tanaman dilekompokkan
menjadi:
- Sistem Ladang
- Sistem Perkaranagan
- Sistem Tegal Pekarangan
- Sistem Sawah
- Sistem Perkebunan
- Sistem Pertanian Organik
(Kementan di http://cybex.pertanian.go.id)
13. Klasifikasi sistem pertanian juga dapat didasarkan
kepada apa yang dibudidayakan dan bagaimana
membudidayakannya:
1. Budidaya tanaman (arable crop farming); peternakan (animal
pastoral and husbandry); dan campuran keduanya
2. Pertanian kecil (smallhorders) versus agroindustri
3. Pertanian subsisten versus pertanian komersial
4. Pertanian ekstensif dan low input versus pertanian intensif dan
high input
5. Pemanen/sedentary; lahan usaha berpindah; nomaden
6. Monokultur versus policultur dan wanatani (agroforestry)
7. Tradisional versus moderen
8. Sistem lainnya: urban farming, organic farming, hidroponik-
akuaponik, akuakultur, budidaya rumput laut, dll.
14. PEMULIAAN TANAMAN
merupakan suatu gabungan antara ilmu, seni, teknologi dan
bisnis untukmerakit keragaman genetik tanaman menjadi
suatu bentuk varietas atau tanaman baru yang bermanfaat bagi
umat manusia.
Sumber: http://www.brainkart.com/article/Plant-Breeding_38294/
15. KERAGAMAN SISTEM PERTANIAN DI MALUKU
Pertanian tradisional yang beragam sesuai agroekologi
wilayah
Agroforestry
Pertanian di daerah transmigran yang didominasi padi
sawah, palawija dan hortikultura
Perkebunan
Peternakan
16. 3 CONTOH SISTEM PERTANIAN TRADISIONAL
DI MALUKU
1. Dusung di Pulau Ambon dan pulau-pulau Lease
2. Arin di Kepulauan Tanimbar
2. Pertanian di atas lahan karang dengan lutur di Pulau
Lakor
Ketiganya merupakan sistem pertanian campuran
17. DUSUNG DI PULAU AMBON DAN PULAU-
PULAU LEASE
Wilayah: curah hujan >3000 mm/thn, topografi dari datar
sampai bergunung, dengan jenis tanah bervariasi
Dusung merupakan sistem polikultur dan agroforestry
tradisional
Lahan yang diusahakan dengan berbagai jenis tanaman umur
panjang dan tanaman umur pendek, yang dapat meliputi pohon-
pohon hutan, tanaman multi-purpose, tanaman perkebunan,
tanaman buah-buahan, tanaman rempah, tanaman tahunan
penghasil pangan, serta berbagai jenis tanaman semusim.
Pada dusung bisa terdapat ternak dan ikan
19. ARIN DI KEPULAUAN TANIMBAR
Wilayah: curah hujan 1000-2000 mm/thn, topografi dari datar
sampai berbukit, dengan jenis tanah bervariasi kebanyakan
berbahan induk batu karang
Sistem ini terdiri atas 4 komponen:
1. ekosistem budidaya tanaman,
2. areal pemukiman kebun yang disebut tnyafar ,
3. ekosistem perburuan untuk memperoleh sumber protein hewani
4. ekosistem pesisir dan laut untuk pengkapan dan budidaya ikan,
moluska dan rumput laut.
Arin bisa dipandang sebagai lanskap vertikal dari hulu-hilir sistem
pertanian, mulai dari lahan di bukit (hulu) sampai ke pesisir dan laut
dangkal (hilir)
21. PERTANIAN DI ATAS LAHAN KARANG
DENGAN LUTUR DI PULAU LAKOR
Wilayah: curah hujan 1000-1000 mm/thn, pulau karang dengan
topografi dari datar, dengan jenis tanah berbahan induk batuan
karang
Sistem pertanian di pulau Lakor merupakan sistem yang
terpadu dengan peternakan padang penggembalaan (kambing,
kerbau, sapi lokal), yang dicirikan dengan pemagaran yang
tersusun dari batu karang (lutur)
Tanaman-tanaman yang terdapat dalam lutur: jagung, umbian,
legum, bawang dan tanaman hortikultura lainnya yang tahan
kering)
23. Ketersediaan saprodi yang sering terkendala karena masalah
transportasi
Pemanfaatan varietas baru umumnya belum dilakukan, atau
tidak tersedia
Hambatan penerapan inovasi baru oleh petani lokal karena
faktor pendidikan
Potensi kerawanan pangan di banyak pulau kecil di Maluku
cukup besar oleh kegagalan panen akibat gangguan
perubahan iklim
PERMASALAHAN PERTANIAN PULAU-
PULAU KECIL DI MALUKU
24. Tingkat pengetahuan petani terbatas
Tidak fokus ke pertanian
Kurang tenaga pendamping/penyuluh
Kelembagaan pertanian terbatas atau tidak aktif
Kekurangan modal
PETANI DAN KELEMBAGAAN PULAU-
PULAU KECIL
25. Bagaimana Pemuliaan Tanaman yang
menunjang pertanian di pulau-pulau kecil ?
VARIETAS
UNGGUL
UNTUK
PERTANIAN
POLIKULTUR
SDG LOKAL
COMMUNITY
GENE/SEED
BANKS
PENGUJIAN
G x L
HETEROSIS
& SELEKSI
GENERASI
AWAL
MENUNJANG
KETAHANAN
PANGAN &
CASH CROPS
26. Bagaimanakah Bentuk
Revolusi Hijau Lestari Untuk Pulau-pulau
Kecil ?
Perubahan paradigma yang tercermin dalam tujuan
pemuliaan tanaman untuk wilayah pulau-pulau kecil
27. 1) Menghasilkan varietas yang sesuai dengan lingkungan tanpa
olah tanah atau olah tanah minimum
2) Meningkatkan efisiensi tanaman dalam menafaatkan hara
tanaman tersedia, khususnya toleransi tanaman terhadap
defisiensi unsur hara
3) Meningkatkan toleransi tanaman terhadap kondisi cekaman
naungan
4) Meningkatkan resistensi atau toleransi tanaman terhadap hama
dan penyakit utama
Tujuan pemuliaan tanaman yang mungkin untuk
Wilayah Pulau-pulau Kecil
28. 5) Meningkatkan umur simpan hasil panen terkait dengan
transportasi, pemasaran, serta penyediaan benih
6) Meningkatkan kemampuan kompetisi tanaman budidaya dan
rumput makanan ternak terhadap gulma
7) Menghasilkan varietas tanaman ideotipe yang sesuai dengan
perilaku petani di pulau-pulau kecil
8) Menghasilkan varietas dalam menghadapi cekaman akibat
perubahan iklim global
Tujuan pemuliaan tanaman yang mungkin untuk
Wilayah Pulau-pulau Kecil (lanjutan)
29. Penggunaan landras-landras lokal yang telah
beradaptasi dengan kondisi lingkungan lokal/ spesifik
Introduksi varietas baru yang sesuai atau diperkirakan
sesuai dengan sistem pertanian kepulauan (bila tidak
ada di Maluku)
Perakitan kombinasi baru dari landras-landras lokal
dan varietas introduksi untuk menghasilkan varietas
baru.
Strategi Pemuliaan Tanaman untuk Wilayah
Pulau-pulau Kecil
30. Varietas
Unggul
Nasional
Program Pemuliaan Tanaman
Stabilitas hasil pada
berbagai lingkungan:
optimum-ekstrem
Adaptasi lokal pada
lingkungan regional
(Mis. Daerah Otonomi)
Adaptasi spesifik
pada lingkungan
spesifik/marginal
Perubahan Iklim
yang Cepat
Varietas
Unggul
Lokal
Varietas
beradaptasi
spesifik
Evaluasi Interaksi G × E secara kontinyu
(“Percobaan” Lingkungan Ganda -> melalui PPB?)
• Perubahan respons varietas
•Perubahan karakteristik suatu lingkungan
MET Data
Evaluasi Interaksi G × E (Percobaan Lingkungan Ganda)
Multienvironment Trials (MET) Data
Jambormias (2017)
31. Bagaimanakah Bentuk Revolusi Hijau Lestari Untuk
Pulau-pulau Kecil ?
Revolusi Hijau Lestari untuk mengatasi kelemahan Revolusi Hijau
(Poerwanto et al, 2012)
- Diversifikasi tanaman pangan
- Pemuliaan tanaman yang menunjang diversifikasi tanaman pangan
- Menghasilkan varietas unggul yang sesuai lingkungan spesifik
agroekosistem pulau-pulau kecil
Mampu menunjang ketahanan pangan di pulau-pulau kecil
Mampu menunjang pertanian yang berkelanjutan, produktif dan
berinput rendah, mis LEISA
Mampu beradaptasi dengan sistem pertanian polikultur
Mampu menunjang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global di
pulau-pulau kecil
Membantu melestarikan SDG lokal, mis dengan dukungan
community gene bank (Leunufna dan Evans, 2014)
35. UCAPAN TERIMA KASIH
Bapak Dekan Fakultas Pertanian Unpatti
Bapak Ketua Jurusan Budidaya Pertanian
Dr. Edy Jambormias (Kaprodi)
Dr. Henry Kesaulya
Dr. Helen Hetharie (alm)
Jemly Parera
FDI Maluku