CKD adalah kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar yang menyebabkan gagal tubuh dalam mempertahankan metabolisme, cairan dan elektrolit, sehingga terjadi uremia. Manifestasi klinisnya meliputi hipertensi, pitting edema, anoreksia, mual muntah, sesak nafas dan kelelahan. Komplikasinya antara lain hiperkalemia, hipertensi, anemia dan u
Dokumen tersebut membahas berbagai asuhan keperawatan pada berbagai kondisi kesehatan seperti pneumonia, gangguan sistem respirasi, pertusis, PPOM, hiperbilirubinemia, hernia inguinalis, gangguan sistem pencernaan, divertikulitis, hepatitis, xeroftalmia, dan lainnya.
CKD merupakan penyakit ginjal kronis yang progresif dan irreversibel yang menyebabkan gagal ginjal. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti diabetes, hipertensi, dan infeksi. Manifestasi klinisnya meliputi gangguan sistem kardiovaskuler, integumen, gastrointestinal, dan neurologis. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Pengobatan meliputi diet, obat-obatan, dan terapi pengganti ginjal seperti
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, menyebabkan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit, mengakibatkan uremia. Penyebab utama adalah hipertensi, diabetes, dan glomerulopati primer. Gejala umum meliputi kelelahan, edema, anemia, dan gangguan elektrolit.
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIK merupakan penurunan fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, atau hipertensi. Gejala klinisnya meliputi perubahan eliminasi urine, retensi cairan, serta risiko infeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin dan urea darah, sedangkan pengobatannya meliputi manajemen cairan dan
Dokumen tersebut membahas berbagai asuhan keperawatan pada berbagai kondisi kesehatan seperti pneumonia, gangguan sistem respirasi, pertusis, PPOM, hiperbilirubinemia, hernia inguinalis, gangguan sistem pencernaan, divertikulitis, hepatitis, xeroftalmia, dan lainnya.
CKD merupakan penyakit ginjal kronis yang progresif dan irreversibel yang menyebabkan gagal ginjal. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti diabetes, hipertensi, dan infeksi. Manifestasi klinisnya meliputi gangguan sistem kardiovaskuler, integumen, gastrointestinal, dan neurologis. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Pengobatan meliputi diet, obat-obatan, dan terapi pengganti ginjal seperti
Gagal ginjal kronik adalah kerusakan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, menyebabkan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit, mengakibatkan uremia. Penyebab utama adalah hipertensi, diabetes, dan glomerulopati primer. Gejala umum meliputi kelelahan, edema, anemia, dan gangguan elektrolit.
GAGAL GINJAL AKUT dan KRONIK merupakan penurunan fungsi ginjal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, obat-obatan, atau hipertensi. Gejala klinisnya meliputi perubahan eliminasi urine, retensi cairan, serta risiko infeksi. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan laboratorium seperti kadar kreatinin dan urea darah, sedangkan pengobatannya meliputi manajemen cairan dan
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang ditandai dengan distorsi arsitektur hati normal dan pembentukan nodula regenerasi hati;
(2) Penyebab utama sirosis hepatis adalah pemakaian alkohol kronik dan hepatitis virus kronik;
(3) Gejala dan tanda sirosis hepatis meliputi gangguan fungsi hati, hipertensi portal, dan komplikasinya seperti asites dan varises esofagus
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indriIndri Permanasari
Dokumen tersebut membahas tentang neprolithiasis/batu ginjal, beningna prostat hipertrofi, dan gagal ginjal akut dan kronik. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan pengkajian keperawatan untuk kondisi-kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang acute glomerulonephritis, yaitu peradangan pada glomerulus yang disebabkan oleh infeksi atau penyakit sistemik. Terdapat dua jenis glomerulonephritis, yaitu primer yang disebabkan respons imun terhadap patogen dan sekunder yang disebabkan penyakit sistemik. Gejala klinisnya meliputi demam, nyeri, hematuria, edema. Pengobatannya meliputi diet rendah garam dan protein, diuretik, antibiotik,
Sindrom nefrotik adalah kelompok manifestasi klinis yang ditandai dengan proteinuria berlebih, hipoalbuminemi, dan edema. Hal ini disebabkan oleh kerusakan glomerulus yang meningkatkan permeabilitas membran basalis kapiler-kapiler glomerulus dan menyebabkan kehilangan protein dalam urine. Komplikasi sindrom nefrotik termasuk malnutrisi, infeksi, dan gagal ginjal. Pengobatan bertujuan mengurangi proteinuria, mengganti albumin yang hilang, dan men
1. Dokumen membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik. Termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, dan rencana keperawatan untuk menangani risiko penurunan fungsi jantung, gangguan integritas kulit, dan perubahan nutrisi.
1. Sindrom nefrotik ditandai dengan proteinuria berlebih, edema, dan hipoalbuminemia yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran glomerulus.
2. Merupakan sindrom yang ditandai dengan hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema yang dapat terjadi karena faktor yang menyebabkan permeabilitas glomerulus meningkat.
3. Mencakup etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan sindrom nefrot
Gagal ginjal menyebabkan gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan susah napas dan batuk, gangguan pemenuhan nutrisi yang ditandai dengan mual dan penurunan berat badan, serta kelebihan volume cairan yang ditandai dengan perubahan pola buang air kecil.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien laki-laki berusia 43 tahun yang datang dengan keluhan muntah darah, nyeri ulu hati, dan kepala terasa melayang. Pasien memiliki riwayat minum alkohol berlebihan dan tanda-tanda awal syok hipovolemik. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium, pasien didiagnosis dengan perdarahan gastrointestinal atas yang mungkin disebabkan oleh sirosis hati akibat konsumsi alkohol
Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah kondisi serius yang disebabkan oleh dekompensasi metabolik akibat ketidakseimbangan antara produksi dan penggunaan glukosa, yang ditandai dengan trias biokimia yaitu hiperglikemia, ketonemia, dan asidosis metabolik. KAD merupakan tantangan bagi tenaga medis di Indonesia karena sering menyebabkan kematian. Penatalaksanaannya meliputi resusitasi cairan, regulasi insulin, dan penanganan komplikasi seperti
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun dan progresif dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus. CKD diklasifikasi berdasarkan tingkat fungsi ginjal dan diagnosis etiologi, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti hipertensi, anemia, dan gagal ginjal jika tidak ditangani."
Diabetes insipidus adalah kelainan hipofisis akibat defisiensi vasopresin yang menyebabkan rasa haus berlebih dan urine sangat encer. Penyebabnya trauma kepala, tumor otak, infeksi, atau kegagalan ginjal untuk merespons vasopresin. Ada dua jenis yaitu sentral karena gangguan hipotalamus atau hipofisis, dan nefrogenik karena gangguan ginjal. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan urine.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang ditandai dengan distorsi arsitektur hati normal dan pembentukan nodula regenerasi hati;
(2) Penyebab utama sirosis hepatis adalah pemakaian alkohol kronik dan hepatitis virus kronik;
(3) Gejala dan tanda sirosis hepatis meliputi gangguan fungsi hati, hipertensi portal, dan komplikasinya seperti asites dan varises esofagus
Askep klien dengan gangguan sistem perkemihan kmb ii-indriIndri Permanasari
Dokumen tersebut membahas tentang neprolithiasis/batu ginjal, beningna prostat hipertrofi, dan gagal ginjal akut dan kronik. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan pengkajian keperawatan untuk kondisi-kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang acute glomerulonephritis, yaitu peradangan pada glomerulus yang disebabkan oleh infeksi atau penyakit sistemik. Terdapat dua jenis glomerulonephritis, yaitu primer yang disebabkan respons imun terhadap patogen dan sekunder yang disebabkan penyakit sistemik. Gejala klinisnya meliputi demam, nyeri, hematuria, edema. Pengobatannya meliputi diet rendah garam dan protein, diuretik, antibiotik,
Sindrom nefrotik adalah kelompok manifestasi klinis yang ditandai dengan proteinuria berlebih, hipoalbuminemi, dan edema. Hal ini disebabkan oleh kerusakan glomerulus yang meningkatkan permeabilitas membran basalis kapiler-kapiler glomerulus dan menyebabkan kehilangan protein dalam urine. Komplikasi sindrom nefrotik termasuk malnutrisi, infeksi, dan gagal ginjal. Pengobatan bertujuan mengurangi proteinuria, mengganti albumin yang hilang, dan men
1. Dokumen membahas tentang asuhan keperawatan klien dengan gagal ginjal kronik. Termasuk definisi, etiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, dan rencana keperawatan untuk menangani risiko penurunan fungsi jantung, gangguan integritas kulit, dan perubahan nutrisi.
1. Sindrom nefrotik ditandai dengan proteinuria berlebih, edema, dan hipoalbuminemia yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas membran glomerulus.
2. Merupakan sindrom yang ditandai dengan hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema yang dapat terjadi karena faktor yang menyebabkan permeabilitas glomerulus meningkat.
3. Mencakup etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan sindrom nefrot
Gagal ginjal menyebabkan gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan susah napas dan batuk, gangguan pemenuhan nutrisi yang ditandai dengan mual dan penurunan berat badan, serta kelebihan volume cairan yang ditandai dengan perubahan pola buang air kecil.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien laki-laki berusia 43 tahun yang datang dengan keluhan muntah darah, nyeri ulu hati, dan kepala terasa melayang. Pasien memiliki riwayat minum alkohol berlebihan dan tanda-tanda awal syok hipovolemik. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium, pasien didiagnosis dengan perdarahan gastrointestinal atas yang mungkin disebabkan oleh sirosis hati akibat konsumsi alkohol
Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah kondisi serius yang disebabkan oleh dekompensasi metabolik akibat ketidakseimbangan antara produksi dan penggunaan glukosa, yang ditandai dengan trias biokimia yaitu hiperglikemia, ketonemia, dan asidosis metabolik. KAD merupakan tantangan bagi tenaga medis di Indonesia karena sering menyebabkan kematian. Penatalaksanaannya meliputi resusitasi cairan, regulasi insulin, dan penanganan komplikasi seperti
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun dan progresif dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus. CKD diklasifikasi berdasarkan tingkat fungsi ginjal dan diagnosis etiologi, dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti hipertensi, anemia, dan gagal ginjal jika tidak ditangani."
Diabetes insipidus adalah kelainan hipofisis akibat defisiensi vasopresin yang menyebabkan rasa haus berlebih dan urine sangat encer. Penyebabnya trauma kepala, tumor otak, infeksi, atau kegagalan ginjal untuk merespons vasopresin. Ada dua jenis yaitu sentral karena gangguan hipotalamus atau hipofisis, dan nefrogenik karena gangguan ginjal. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan urine.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
WOC_CKD.docx
1. MIND MAP CKD
Infeksi saluran kemih Penyakit peradangan Penyakit vaskuler hipertensif : Gangguan jaringan penyambung : Penyakit congenital dan hereditar : Penyakit metabolik Nefropati obstruktif
(Pielonefritis cronis) (Glumerulonefritis) nefrosklerosis, sterosis arteri renalis skelerosis sistemik -ginjal polikistik -diabetes mellitus -batu saluran kemih
-asidosis tubulus ginjal -hiperparatiroidisme
Sekresi eriprotein Kerusakan Glomerulus BUN, Creatinin
Produksi hemoglobin Filtrasi Glomerulus Proteinuria Produksi sampah di aliran darah
Suplai O2 ke jaringan GFR Oliguria, anuria Hipoalbuminemia Sel kekurangan protein sistem imun Pruritus Gangguan saluran GI
Fatigue/malaise Retensi Na, H2O Katabolisme protein dalam sel Lesi pada kulit mual, muntah
Edema Ureum Produksi asam
Preload masuk kulit Asidosis metabolik asam lambung
Hipertrofi ventrikel kiri pruritus Kompensasi respiratorik nausea/ vomitus
COP hiperventilasi
CKD
CKD adalah kondisi dimana ginjal mengalami
penurunan fungsi secara lambat, progresif,
irreversibel, dan samar (insidius)dimana
kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan
metabolisme, cairan dan elektrolit, sehingga
terjadi uremia
Manifestasi Klinik
1. Hipertensi
2. Pitting edema
3. Anoreksia
4. Mual muntah
5. Sesak nafas
6. Kelelahan
7. Berat badan
berkurang
8. pruritis
Komplikasi
1. Hieperkalemia
2. Hipertensi
3. Anemia
4. Uremia
5. Gagal jantung
6. Malnutrisi
7. Perikarditis
8. Hiperparatiroid
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Radiologi
3. Foto polos abdomen
4. Pemeriksaan foto dada
5. Pielografia intravena
6. Pielografia retrograde
Penatalaksanaan
1. Terapi konservatif
2. Terapi hemodialisis
3. Transplantasi ginjal
Gangguan
perfusi jaringan Intoleransi
aktivitas
Kelebihan
volume cairan
Penurunan curah
jantung
Kerusakan
integritas kulit
Perubahan pola
nafas
Gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Kerusakan
integritas kulit
Resiko Infeksi
Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas
Kaji adanya faktor yang menyebabkan
kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi
yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas (takikardi,
disritmia, sesak nafas, diaporesis,
pucat, perubahan hemodinamik)
Bantu
klienuntukmengidentifikasiaktivitas
yang mampudilakukan
Bantu untuk
mendapatkanalatbantuanaktivitasseper
tikursiroda, krek
Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika
diperlukan
Monitor hasillab yang
sesuaidenganretensicairan
(BUN ,Hmt ,
osmolalitasurin )
Monitor vi tal sign
Monitor indikasiretensi /
kelebihancairan (cracles,
CVP ,edema,
distensivenaleher, asites)
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor masukan makanan
/ cairan
Monitor berat badan dan
status nutrisi
Berikan diuretik sesuai
interuksi
Monitor elektrolit
Monitor tanda dan gejala
dari edema, kaji lokasi dan
luas edema
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
Lakukanfisioterapi dada dan batuk efektif
atau suction,jikaperlu
Auskultasisuaranafas,
catatadanyasuaratambahan
Berikanbronkodilator : nebulizer
Monitor respirasi dan status O2
Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
Pertahankan jalan nafas yang paten
Observasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Monitor vital sign
Monitor pola nafas
Kaji adanya alergi makanan
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan
kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat
nutrisi
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah
dan cavitas oval
Nahas, Meguid, EL & Adeera Levin.
2010. Chronic Kidney Disease :
A Partical Guide to
Understanding and Management.
USA : Oxford University Press.
Price, S & Wilson, L. 2006.
Patofisiologi Konsep Klinis
Proses – Proses Penyakit. Edisi
6. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2009. Buku
Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 8 Vol 1. Jakarta :
EGC.
. 2014. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 2.
Jakarta : EGC.
Sudoyono. 2006. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
NAMA : Desilva Setia A
NIM : G3A018093