SlideShare a Scribd company logo
1 of 86
GANGGUAN
KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
PHYSIOLO
GY Total Body
Water
 Total Body Water (TBW) : Total cairan di seluruh tubuh
 Total dari cairan Intraseluler (2/3 dari TBW) dan cairan ekstraseluler (1/3 dari TBW)
 TBW dapat di estimasi dari berat badan, dimana persentase estimasi nya dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin, massa otot, dan kandungan lemak
PHYSIOLO
GY Total Body
Water
Kooh SW Metcoff J. Physiologic considerations in fluid and electrolyte therapy with particular
reference to diarrheal dehydration in children. J Pediatr 1963;62:107–31,
PHYSIOLO
GY Total Body
Water
PHYSIOLO
GY Total Body
Water
Kuliah Terapi Cairan pada Anak, dr. Nurnaningsih
SpAK
Lobo, D., Lewington, A. and Allison, S., 2013.
Basic concepts of fluid and electrolyte therapy.
Melsungen: Medizinische Verlagsgesellschaft.
PHYSIOLO
GY Intracellular Fluid
 ± 40% dari berat badan tubuh
 2/3 dari TBW
 Kandungan cairan tiap jenis sel berbeda  Sel otot mengandung 75% air, sementara
adiposit mengandung <5% air
 Sitoplasma (sitosol), Nukleoplasma
 Berfungsi sebagai pemberi bentuk sel, penyimpanan molekul-molekul, tempat
pembentukan ATP dan berbagai reaksi kimia sel
 Ion utama  Kalium
PHYSIOLO
GY Extracellular Fluid
 ± 20% dari berat badan tubuh
 1/3 dari TBW
 Secara osmotik dipertahankan terutama
oleh kandungan natrium
 Terdiri dari Cairan Intravaskuler dan
Cairan
Interstitial; 3rd space (cairan bebas pada
kompartemen tubuh seperti CSF, VU);
dan cairan pada kondisi patologis
(ascites, efusi)
 Ion utama: Natrium
PHYSIOLO
GY Extracellular Fluid
 Intravascular Fluid (“Blood”)
 ± 5-7 % dari berat badan tubuh
 Neonate: 85-100 ml/kg BB
 Remaja dan dewasa: 60-70 ml /kg BB
 Terdiri dari 40-45% RBC/hematokrit dan 55-60% cairan
plasma
 Osmolalitas: 275 to 295 mOsm/kg (275 to 295 mmol/kg)
PHYSIOLO
GY Extracellular Fluid
 Interstitial Fluid
Cairan berasal dari filtrasi transkapiler dan disaring masuk ke pembuluh
limfatik
Edema: akumulasi cairan berlebihan pada kompartemen interstitial
PHYSIOLO
GY Extracellular Fluid
 Revised Starling principle
 Starling’s model: adanya keseimbangan dari gaya total pada kapiler, dimana tekanan hidrostatik
mendorong cairan keluar kapiler, sementara tekanan osmotik menarik kembali cairan ke dalam
kapiler.
 Namun ternyata, tekanan onkotik ternyata tidak se-signifikan yang Starling perhitungkan, karena
adanya Endothelial Glycocalyx (EGL).
 Dibawah EGL, terdapat spatium subglycocalys yang kosong. Albumin ditransport antar membran sel
melalui proses endositosis, sedangkan albumin yang bersirkulasi dapat diserap dan berkontribusi
pada lapisan EGL yang larut air.
 Pada kapiler, net dari tekanan hidrostatik dan tekanan pada subglycocalyx akan membuat cairan keluar
dari kapiler, sedangkan, pada insterstitial tekanan hidrostatik lebih rendah, sehingga negligible untuk
dapat membuat penyerapa cairan interstitial ke kapiler.
 Sehingga, yang berperan penting dalam reabsorpsi cairan interstitial adalah sistem limfatik
PHYSIOLO
GY
Extracellular
Fluid
 Revised
Starling
principle
Kundra, P., & Goswami, S. (2019). Endothelial glycocalyx: Role in body fluid homeostasis and fluid
management. Indian journal of anaesthesia, 63(1), 6–14. https://doi.org/10.4103/ija.IJA_751_18
PHYSIOLO
GY Normal Electrolyte
State
Mittal, K., Aggarwal, H., Damke, S. and Wagha, J., 2019.
Practical guidelines on fluid therapy in children. Journal of
Pediatric Critical Care, 6(2), p.59.
PHYSIOLO
GY Normal Electrolyte
State
PHYSIOLO
GY Fluid Output
Insensible water loss:
- Evaporasi dari kulit dan cairan keluar dari proses respirasi
Gastrointestinal loss:
-Normalnya usus menyerap air dan elektrolit secara efisien, sehingga
kehilangan cairan via feces hanya sedikit pada kondisi anak sehat
Ginjal:
- Organ utama dalam regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit, dan juga
mengeksresi produk sisa metabolisme seperti ureum.
- Osmoreceptor
PHYSIOLO
GY Regulation of
Balance
Intracellular
compartmen
t
Extracellular
compartmen
t
Water of
cellular
metabolism
Normal water
intake
Skin + 2/3
Stool
+ 10%
Filtrate/
d
Pulmonar
y
+ 1/3
Total insensible
losses
+30%
Total urineoutput
+ 60%
• Osmoreceptor
• Baroreceptor
• Renin-angio-aldo
• ADH
• Autonomic nerv syst
PHYSIOLO
GY Regulation of Balance
Intake
- Dirangsang rasa haus  respon kurangnya air (kondisi darah hipertonik)  osmoreceptor di midhipothalamus,
dan vena porta hepatica.
- Hipovolemi dan hipotensi juga merangsang haus  baroreceptor di atrium dan pembuluh darah besar,
atau melalui peningkatan angiotensin II.
- Gangguan rasa haus : gangguan psikologik, penyakit SSP, hipokalemia, malnutrisi, dan gangguan renin
angiotensin
Excretion atau pengeluaran air
- Kehilangan cairan insensible (±30%), urin melalui ginjal (±60%), dan sedikit melalui feces (±10%). Cairan
yang keluar menggambarkan minimal cairan yang harus masuk untuk mempertahanklan keseimbangan
cairan.
- IWL  kulit (2/3) dan paru (1/3)  dipengaruhi berbagai faktor yang mempengaruhi energy expenditure
(bukan tergantung keadaan cairan tubuh)
- Faktor yang mempengaruhi antara lain: luas permukaan tubuh, suhu tubuh dan lingkungan, laju respirasi,
kelembaban lingkungan, dsb.
- Sensible water and electrolyte losses: kehilangan cairan melalui keringat  terjadi bila suhu tubuh dan/atau
PHYSIOLO
GY Regulation of Balance
Urin dan ADH
- Mengatur osmolalitas dan komposisi cairan ekstraseluler
- Jumlah dan kadar urin dikendalikan oleh aksis neurohypophyseal-renal, yaitu
ADH.
- Ikut juga berperan: GFR, keadaan epitel tubulus ginjal, fungsi tiroid, dan kadar
adrenal steroid di plasma
- Pengeluaran ADH : exocytosis dari rangsangan hipotalamus.
- Sekresi ADH diatur tekanan osmotik cairan ekstraseluler, dipantau oleh
vesikel dalam nukleus supraoptikus sebagai osmoreceptor
- Fungsi ADH: meningkatkan permeabilitas ductus colligentus terhadap air. Air
berdifusi keluar tubulus atas pengaruh ADH. Difusi tidak terjadi jika tidak ada
ADH.
PHYSIOLO
GY Regulation of
Balance
 Loss in blood or ECF 
trigger volume receptor
 Osmoreceptor in
hypothalamus
 signal Posterior pituitary
gland to ⬆ or ⬇ secretion of
Vasopressin or ADH
 Dilusi ECF, termasuk
plasma (cth: intake air
atau cairan dengan
osmolalitas dibawah
plasma)  ⬇ ADH,
Tubulus distal
mengeksresikan lebih
banyak air  Dilusi Urin
PHYSIOLO
GY Regulation of Balance
Pada usia yg lebih muda, kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urin lebih rendah 
butuh lebih banyak vol urin untuk mengeksresikan produk sisa.
Jika katabolisme protein meningkat, baik karena intake tinggi protein atau peningkatan proses
katabolisme tubuh  volume urin yg lebih besar dibutuhkan untuk membersihkan produk sisa
(urea).
Jika kadar Na ⬇, membuat ECF dan plasma berkurang  Pressure sensor di sirkulasi  stimulasi
sekresi Renin di ginjal  stimulasi aldosterone di gld adrenal  tubulus renal me-reabsorbsi dan
mengkonservasi Na
Jika kadar Na ⬆  RAA sistem switch off  Na di eksresikan lewat urin
Kalium pada plasma : batas konsentrasi cukup sempit (3.5 – 5.3 mmol/l)
Jika kadar K+ berlebih, akan dieksresikan ginjal, dengan menukar (mengabsorbsi) Na+ dan H+
Jika K+ berkurang, ginjal mempertahankan K+ pada plasma, dan reabsorpsi H+ akan berkurang 
hipokalemik alkalosis
PHYSIOLO
GY Regulation of
Balance
PHYSIOLO
GY Regulation of
Balance
Antidiuretic Hormone (ADH)
meningkatkan tubular water
reabsorption
melalui Aquoporin di TBD &
CD Dilepas oleh pituitary
posterior
Atrial Natriuretic Peptide/ Brain
Natriuretic Peptide
Dilatasi Arteri aferen glomerulus
Menurunkan reabsorbsi Natrium di
Mekanisme
Regula
si
oleh Ginjal
Aldosteron
Tubulus distal
Retensi Na dan
air
Menurunkan konsentrasi K+
Dilepas dengan adanya volume
reduction
PHYSIOLO
GY Regulation of
Balance
Osmoti
c
diuretic
s
FLUID VOLUME
DEFICIT
Causes
Dehydration
Salt and water depletion: diarrhea, vomiting, ketotic and non ketotic
diabetic decompensation, diuretic excess, decrease of intake
Intravascular volume depletion: burns, haemorrhage, reduction in
circulating volume secondary to salt and water loss
Third space loss: ascites, pleural effusion, pericardial effusion
FLUID VOLUME
DEFICIT
Clinical manifestations and severity of deficit 
Dehydration
Derajat Dehidrasi
FLUID VOLUME
DEFICIT
Clinical manifestations and severity of deficit 
Dehydration
Gejala Klinis Derajat Dehidrasi
Tanda & Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat
Keadaan Umum Haus, sadar, lemah Haus, lemah, letargis/mengantuk Mengantuk, dingin,
berkeringat, sianosis, koma
Tekanan Nadi Normal dan kuat Cepat dan lemah Cepat, lemah, kadang tak teraba
Respirasi Normal Dalam Dalam dan cepat
UUB Normal Cekung Sangat cekung
Tekanan Darah Sistolik Normal Normal/rendah <90mmHg, dapat tak terukur
Elastisitas Kulit Cepat kembali Lambat Sangat lambat
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada
Selaput Lendir Lembab Kering Sangat kering
Urin Normal Berkurang & gelap Oliguria, VU kosong
Penurunan BB (%) 4 – 5 6 – 9 ≥ 10
Estimasi kehilangan cairan (cc/kg) 40 – 50 60 – 90 100 – 110
FLUID VOLUME
DEFICIT
Clinical manifestations and severity of deficit  Ketoasidosis Diabetikum
- Lack of insulin
- Elevated Corticotrophin-Releasing Hormone (especially glucagon)
- Glucagon promote glycogenolysis and gluconeogenesis
- Glucagon increase fatty acid oxidation  ketone body formation
- PGI2 and PGE2 in adipose tissue cause vasodilatation  decrease PVR  tachycardia,
hypotension, nausea, vomiting, and abdominal pain
- Ginjal normalnya bisa mereabsorpsi glukosa dengan kadar glukosa serum ±0-240 mg/dL  jika
lebih akan terjadi glucosuria (mekanisme untuk mencegah peningkatan glukosa serum lebih
lanjut)
- Namun, jika glucosuria terjadi terus menerus  glucosuria-induced osmotic diuresis 
cairan bebas, natrium, kalium, magnesium, fosfat diekskresikan ke urin, bersama dengan
glukosa.
- Osmotic diuresis yang berlanjut  hypovolemia  penurunan GFR  memperparah hiperglikemia
- Hyponatremia, hypokalemia,
- Signs: reduced skin elasticity, dry mucous membranes, hypotension, and tachycardia related to
volume depletion, peripheral vasodilation secondary to prostaglandin excess, Kussmaul
respirations in an attempt to compensate for the metabolic acidosis, lethargy, obtundation, and
coma
FLUID VOLUME
DEFICIT
Clinical manifestations and severity of deficit 
Hemorrhagic
FLUID VOLUME
DEFICIT
Clinical manifestations and severity of deficit  Third
Space Loss
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit cairan
Prinsip terapi:
- Ganti ½ dari kebutuhan cairan (Defisit + Rumatan) dalam
8 jam pertama
- Ganti ½ dari kebutuhan cairan sisa nya dalam 16 jam
berikutnya
- Jika dehidrasi hipernatremik, ganti cairan dalam 48 jam
Nilai respon terapi
- Selalu lakukan selama terapi cairan  Re-evaluasi
kontinyu status hidrasi dan kebutuhan cairan
- Nilai ulang deficit dan kehilangan cairan yang
masih berlangsung
- Target produksi urin > 0.5cc/kg/jam
- Nilai tanda-tanda vital
- Sesuaikan terapi dengan respon pasien
- Stop terapi cairan jika anak sudah bisa makan dan minum
biasa, serta volume cairan tercukup dengan per oral
Prinsip Terapi Cairan dan
elektrolit:
1. Assessment / Penilaian
2. Resuscitation / Resusitasi
3. Replacement and
Redistribution
4. Rumatan (Routine
maintenance)
5. Reassessment
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit cairan  Assessment / Penilaian
 Nilai status cairan dam kemampuan anak memenuhi kebutuhan cairan
 Luaran: Apakah anak syok? Dehidrasi? Ongoing loss? Asupan cairan oral/enteral/IV?
 Kelainan status glukosa darah
 Penyakit jantung
 Penyakit ginjal
 Status gizi
 Diagnosis lain yang kemungkinan mempengaruhi manajemen cairan
 Perkiraan kehilangan cairan dengan
a. Berat badan: perubahan BB cepat  perubahan TBW
b. Anamnesis
• Kehilangan cairan: muntah, diare, bleeding, luka bakar, drainase bedah (volume dan
frekuensi)
• Cairan: jenis, volume, keberhasilan
• Produksi urin  Pasang DC
c.Pemeriksaan fisik: mental status, nadi, heart rate, tekanan darah, membran mukosa, turgor kulit,
warna kulit,
perifer, capillary refill
d. Laboratorium: kimia darah, haematocrit, urin lengkap
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit cairan  Resusitasi
 Untuk pasien dengan syok
 Tujuan; mengembalikan sirkulasi adekuat
 Pertimbangkan: jumlah cairan (dosis), jenis, waktu
 Jumlah cairan pada kondisi penyakit jantung dan ginjal harus mendapat perhatian khusus
 Jenis cairan:
• Gunakan cairan non Dextrose
• Isotonis  RL, Ringer asetat, Rimger fundin, NS
• Normal saline; nilai SID = 0; post resusitasi bisa terjadi asidosis metabolic hiperkloremik
• Pada perdarahan: volume expander terbaik = darah
 Jumlah cairan:
• 10-20cc/kg dalam 10-30 menit
• Evaluasi perbaikan klinis: status mental, tanda vital, produksi urin
• Dapat diulang jika diperlukan, hingga 60cc/kg
• Pemasangan Central venous pressure, untuk menentukan volume intravaskuler yang
lebih tepat
• Untuk kelainan jantung dan gagal ginjal -> pertimbangkan jumlah cairan yang lebih kecil
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit cairan  Replacement and Redistribution
 Jika sirkulasi adekuat dengan resisotasi  reassessment  masih perlukah penggantian cairan
 Kondisi klehilangan cairan tanpa syok (contoh: dehidrasi)
 Defisit cairan dan elektrolit
 Pertimbangkan
• Sisa defisit (air dan elektrolit):
 Volume: BB sebelum dan setelah sakit
 Jumlah cairan post resusitasi
 Natrium: hyponatremia? Defisit natrium?
 Air: hypernatremia? Defisit air?
• Ongoing loss: volume dan komposisi elektrolit
• Jenis cairan: sesuaikan dengan defisit air dan elektrolit.
 Gunakan cairan non Dextrose
 Jika tanpa OGL -> cairan dengan natrium 131-154 mmol/L
 Jika ada OGL -> cairan yang mengandung natrium dan kalium
• Rumatan: air dan elektrolit -> jumlahkan semua kebutuhan air dan elektrolit dari sisa defisit, OGL,
kebutuhan
maintenance; Kalori dalam 24 jam; kondisi klinis seperti penyakit jantung atau ginjal
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit cairan  Rumatan (Maintenace)
 Anak memerlukan cairan dan elektrolit yang lebih banyak dibanding dewasa  mudah terjadi imbalans
cairan dan elektrolit
 Pada anak: metabolic rate tinggi, insensible loss tinggi, kemampuan konsentrasi urin lebih rendah
 Kebutuhan perhari: IWL + urin + cairan tinja
 Bisa juga dari perhitungan energy expenditure 1 kkal – 1 ccH2O
 Berdasarkan perhitungan energy expendioture rata-rata pasien di RS:
 Bayi 1 hari
 Bayi 2 hari
 Bayi ≥ 3 hari
 BB 10 kg
pertama
 BB 10 kg kedua
 BB >20 kg
= 50 cc H2O/kg/hari
= 75 cc H2O/kg/hari
= 100 cc H2O/kg/hari
= 100 cc cc H2O/kg/hari
= 1000 cc + 50 cc
H2O/kg/hari
= 1500 cc + 20 cc
H2O/kg/hari
 Pada pasien dengan kesulitan kompensasi terhadap kelebihan dan kekurangan cairan dan elektrolit
(kelainan jantung, ginjal)  perhitungan ketat / titrasi
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit cairan  Rumatan
(Maintenace)
 Kebutuhan elektrolit per hari
 Natriu
m
 Kalium
 Klorida
= 2 – 4 mEq/100 cc
H2O/hari
= 1 – 2 mEq/100 cc
H2O/hari
= 2 -4 mEq/100 cc
H2O/hari
 Sebagian besar kehilangan elektrolit berasal dari urin pasien oliguria memerlukan elektrolit lebih
sedikit untuk penggantinya, sebaliknya pada penderita polyuria
 Persamaan untuk menentukan kebutuhan maintenance cairan dan elektrolit didasarkan pada beberapa
asumsi: rata-rata kehilangan IWL, rata-rata energy expenditure dan metabolisme, rata-rata produksi urin,
anggapan tak ada sumber kehilangan cairan dan elektrolit dari tempat lain, fungsi ginjal dianggap normal
 Pada pasien di PICU  seringkali terdapat abnormalitas pada asumsi tersebut  perlu dilakukan
reassessment dan penyesuaian berdasarkan keadaan klinis penderita.
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit cairan  Reassessment
 Nilai ulang setiap pemberian terapi cairan
 Terutama pada resusitasi  nilai ulang pada tiap dosis pemerian, agar tidak terjadi overload
cairan
 Penilaian ulang meliputi:
 Anamnesis
 Pemeriksaan TTV
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang (kedar elektrolit, kadar gula, kadar Hb, fungsi organ vital, dan
lain-lain)
 Keseimbangan cairan (balans cairan)
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit
cairan
Kebutuhan Harian Air (ml) Natrium (mEq) Kalium (mEq)
1. Rumatan
2. Defisit
3. Kehilangan khusus
4. Pengeluaran yang sedang terjadi
Total
o Kurangi cairan resusitasi
FLUID VOLUME
DEFICIT
Manajemen deficit cairan
RUTE  Subkutan
- Hanya untuk kristaloid
- 10-20cc/kg/sisi
- Bukan untuk cairan dextrose
- Tidak untuk terapi pada dehidrasi
berat dan syok
RUTE  Enteral
- Bisa pada pasien dengan fungsi GIT
baik
- Keuntungan: mencegah atrofi usus
RUTE  Intraperitoneal
- Cairan hangat
RUTE  Intraosseus
- Bisa digunakan jika akses IV belum
tersedia
- Bisa digunakan pada anak yang lebih
besar dengan intraosseus trocar
RUTE  Intravena
- Dapat berupa akses perifer atau sentral
- Bisa untuk terapi sedang/berat, syok
- Ganti selang infus tiap 72 jam
- Kristaloid, koloid, produk darah,
cairan nutrisi
FLUID VOLUME
OVERLOAD
Manajemen kelebihan cairan
Penyebab kelebihan volume cairan
Peningkatan volume cairan &
konsentrasi Na (baik karena
retensi cairan / intake berlebih)
Penurunan eksresi air dan Na di
ginjal
Penurunan mobilisasi cairan ke intra
sel
Tanda dan Gejala:
Peningkatan berat badan
Edema palpebra
Peningkatan tekanan vena sentral
Takipnea
Parameter Laboratorium
Penurnan hematokrit
Penurunan kadar natrium
urin
Penurunan BJ urin
Rontgen thorax: edema
pulmo
Manajemen
 Restriksi cairan
Diuretik
FLUID VOLUME
DEFICIT
Jenis Pilihan
Cairan Resusitasi
- Cairan non dextrose
- Anak  glucose-free crystalloids dengan kadar natrium 131-154 mmol/L, bolus 20cc/kg
minimal dalam 10 menit
- Neonatus glucose-free crystalloids dengan kadar natrium 131-154 mmol/L, bolus 10 –
20cc/kg minimal dalam 10 menit
Rumatan
- Cek elektrolit dan GDS sebelum memulai cairan maintenance
- Gunakan cairan kristaloid isotonic dengan kadar natrium 131 – 154 mmol/litre
Risiko Retensi Cairan
- Restriksi cairan 50 – 80 % dari rumatan rutin, ATAU
- Mengurangi cairan, dengan menghitung kebutuhan berdasarkan IWL + Urin output (CK+IWL)
Replacement dan Redistribusi
- Cairan non dextrose
- Cairan isotonic dengan kadar natrium 131-154 mmol/L
FLUID VOLUME
DEFICIT
Osmolalitas
Diatur oleh:
- ADH, melalui mekanisme pengenceran dan pemekatan urin
- Mekanisme rasa haus
- Perubahan osmolalitas serum secara akut perubahan volume sel secara cepat termasuk sel otak 
abnormalitas neurologi  butuh koreksi cepat
- Jika perubahan osmolalitas lambat  tubuh masih bisa mengkompensasi  koreksi abnormalitas yang
berlangsung lama harus dilakukan lebih lambat, agar tubuh juga beradaptasi
- Osmolalitas dipengaruhi: natrium, glukosa, BUN
Osmolalitas plasma = 2 𝑥 𝑁
𝑎 +
+
' ( ) * + , -
./ (12/45)
+
7 8 9
:,/ (12/45)
- Jika terdapat hiperproteinemia dan hiperlipidemia  protein dan lipid meenggantikan sebagian tempat dari air,
kandungan air dalam plasma akan berkurang sehingga interpretasinya cenderung hyponatremia
(pseudohyponatremia)
-
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Natrium  Hyponatremia
Jika kadar Na <130
ESering karena jumlah air yang berlebih, dari pada karena jumlah natriumnya yang
rendah.
EBiasanya gejala timbul bila Na < 120 mEq/L.
EPerlu penentuan status cairan pasien untuk membantu klarifikasi penyebab
hiponatremi.
A : penggantian air dan
natrium yang adekuat, terapi
hormonal bila ada indikasi
B : penambahan volume
dan penggantian defisit
natrium
C, D : Restriksi cairan
E : Keseimbangan volume
sirkulasi efektif dengan
restriksi Na dan air
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Natrium 
Hyponatremia
Jika kadar Na
<130
Choudhury SR. Fluid and Electrolyte Balance in
Children. Springer Nature Singapore. 2018:1-8.
• Acute Hyponatremia (<24 hours)
• Early Onset (Serum Sodium <125
meq/L)
• Nausea , Vomiting
• Headache
• Later or Severe (Serum Sodium <120
meq/L)
• Seizure , Coma , Respiratory arrest
• Chronic Hyponatremia (>48
hours)
• Lethargy
• Confusion
• Muscle cramps
• Neurologic Impairment
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Choudhury SR. Fluid and Electrolyte Balance in Children. Springer Nature Singapore.
Natrium  Hyponatremia
Na < 120 mEq/L disertai kejang dan perubahan status mental  NaCl 3% hingga kadar Na 125
mEq/L atau gejala klinis hilang dengan kecepatan 1 mEq/L/jam atau 2 ml/kg/jam  dilanjutkan
cairan yang lebih hipotonis dengan total kenaikan tidak lebih dari 10-15 mEq/L/hari
Hati2 Central Pontine Myelinolysis
Defisit natrium = (135 – Na) x TBW
Koreksi dengan NaCl 3% ( 2cc = 1 meq )  kecepatan 0.5 meq/jam
Koreksi dengan NaCl PO
Dalam 1 tablet 500 mg NaCl mengandung = Na 197 mg &
Cl 303
mg 1 meq natrium = 23 mg Na
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Natrium  Hyponatremia
Biasanya ditemukan pada pasien dengan ascites atau edema, dan dengan kidney injury
Bila jumlah air yang berlebihan, maka perhitungan banyaknya air yang perlu dikeluarkan :
Anak 6 tahun, 25 kg, Na serum 110 mEq/L
(Na terukur x TBW1) = (Na diharapkan x TBW
baru) TBW 1 = 65% x BB = 16.25 L
TBW 2 = 110 mEq/L x 16.25 L = 15
Liter
120 mEq/L
Air bebas elektrolit yang perlu dikeluarkan untuk meningkatkan Na serum menjadi 120
mEq/L
= TBW1 – TBW baru = 1.25 Liter
Kecepatan koreksi 1 mEq/jam  pengeluaran air 125 ml/jam
- Beri furosemide, monitor produksi urin, ganti kehilangan natrium, kalium, serta kelebihan
kehilangan air
- Batasi intake air sebanyak IWL (jangan ganti Vol urin yang keluar, atau buat balans negatif
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Natrium  Hypernatremia
Jika kadar Na > 150
- Biasanya karena relatif defisiensi air (sebenarnya
kadar natriumnya normal)
- Kehilangam banyak air, kehilangan air dan
natrium yang lebih hipotonis dibanding serum
- Jarang terjadi pada pasien dengan sistem
pengaturan osmolalitas serum yang normal
A, B, C, D : memperbaiki volume sirkulasi efektif 
penyesuaian osmolalitas.
Hipernatremia berat atau kronis memerlukan koreksi
perlahan, untuk cegah masuknya kembali ke
dalam sel dengan cepat  tidak boleh lebih dari
10—15 mEq/L/hari  monitor lab ketat
E : keluarkan natrium dengan diuretik dan diganti air
Pertimbangkan dialisis untuk kasus
dengan hypernatremia dan kelebihan
cairan berat
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Natrium 
Hypernatremia
Jika kadar Na
>150
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Natrium 
Hypernatremia
Jika kadar Na
>150
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium
- Kation intraseluler yang sangat penting
- Perbedaan konsentrasi intrasel dan ekstrasel dipertahankan melalui mekanisme transport aktif
- Mekanisme yang mempertahankan kadar kalium serum: Pompa Na/K, mekanisme renal, insulin, asidosis,
rate of cell breakdown, hiperosmolalitas
- 98% berada intraseluler
- Mempengaruhi aktifitas otot skelet dan otot jantung
- Kadar normal serum: 3.5 to 5.5 mEq/L.
- Kalium IV atau oral  masuk ke cairan ekstrasel  ke cairan intrasel lewat proses yg membutuhkan energi
- Jika proses tersebut terganggu (misal ec hipoksia, racun)  akumulai kalium di ekstraseluler  bersifat
toksik
- Akumulasi juga terjadi pada: Gagal ginjal, TLS
- Sekresi kalium di tubulus distal ginjal dipengaruhi aldosterone
- Asidosis dan alkalosis mempengaruhi keseimbangan kalium tubuh. Ion H+ masuk ke sel untuk ditukar ion K+
untuk menjaga netralitas muatan  pada asidosis kadar kalium extrasel meningkat. Kondisi sebaliknya pada
alkalosis
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium – Hipokalemia
Kadar kalium <3,5
- Penyebab:
Redistribusi: tx insulin, anabolisme, refeeding syndrome.
Kehilangan melalui ginjal:
Stimulasi Aldosteron.
Diuretik (acetazolamide > loop diuretics > thiazides).
Renal tubular acidosis (spt krn amphotericin).
Kehilangan di luar ginjal:
Gastrointestinal (muntah, diare, NG suction, fistula,
ileostomy).
Bilier/pancreas.
Intake tidak adekuat.
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium – Hipokalemia
Kadar kalium <3,5
- Gejala klinis:
 Kelemahan otot
 Ileus paralitik
 Perubahan gambaran EKG (ST depresi,
aritmia,
flattened T wave, gelombang U, ventrikel
fibrilasi, supraventrikular takikardia)
 Kram otot
 Penurunan kontraktilitas jantung
 Cardiac arrest
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium –
Hipokalemia
Kadar kalium <3,5
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium – Hipokalemia
Kadar kalium <3,5
Terapi hipokalemia simptomatik :
Kalium 0.25 mEq/kg/jam (maksimum 1 mEq/kg/jam), maks 40 mEq secara intravena.
Infus perifer sebaiknya 1meq/10mL, Infus sentral sebaiknya 1meq/5mL.
Encerkan untuk menghindari iritasi pembuluh darah (perifer 1mEq/10ml, central line 1mEq/5
ml).
Bila dilakukan koreksi 1 mEq/kg/jam, Evaluasi kadar kalium 4 jam setelah masuk kalium hingga
kadar kalium mencapai 3 mEq/L. Selanjutnya dilakukan koreksi perlahan.
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium – Hipokalemia
Kadar kalium <3,5
Terapi hipokalemia Asimptomatik :
Kehilangan kalium harus diperhitungkan ke dalam kebutuhan rumatan
Pastikan apakah mendapat obat-2 yang menyebabkan hilangnya kalium, atau perlu suction
berkala.
Bila ya, perkirakan kehilangan kalium dan tambahkan ke dalam kebutuhan rumatannya.
Bila Cl tinggi &/CO2 rendah, beri Kalium-acetate.
Bila Cl rendah &/CO2 tinggi, beri KCl.
Bila PO4 rendah, berikan KPhos.
Bila semua lab normal, secara umum berikan KCl:
- Oral 0,5 - 1 mEq/kg/dosis (maks 40 mEq/dosis) x 2 dosis.
Koreksi kalium peroral 0.5-1 mEq/kg/dosis (maksimal 40 mEq/dosis), 2
kali perhari Dalam 500 mg KCL Terdapat : 260 mg K dan 240 mg Cl
1 meq kalium = 39 mg kalium
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium – Hiperkalemia
Kadar kalium > 5,5
Kausa
- Pemberian kalium berlebihan
- Perpindahan kalium: hiperglikemia,
katabolisme (hemolysis, TLS), asidosis
- Ekskresi ginjal berkurang: penggunaan diuretic
hemat kalium (aldactone), gagal ginjal,
hipoaldosteronisme (karena ACE inhibitor,
tacrolimus, siklosporin, Prostaglanidn inhibitor,
heparin)
Gejala
- Kelemahan sd kelumpuhan otot
- Paresthesia
- Penurunan reflex
- Perubahan EKG (tall T, heart block)
- Fibrilasi ventrikel sampai dengan Cardiac arrest
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium –
Hiperkalemia
Kadar kalium > 5,5
Transfer K+ ke
dlm sel
Naikkan
ekskresi
K
+
melalui
ginjal
Reverse membrane
effects
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium –
Hiperkalemia Target terapi
:
1. Stabilisasi jantung dan mencegah aritmia
2. Mengeluarkan kalium berlebih dari tubuh
Hiperkalemia simptomatik :
Ca glukonas 10% 0.5-1cc/kgbb (tidak lebih dari 100 mg/menit). Tiap 1 gram Ca glukonas 10%
mengandung 4.5 mEq kalsium elemental
Bila perlu tambahkan nebulizer salbutamol dengan dosis (uptodate), dpt diulang setelah 2 jam.
<25kg = 2.5mg + 2 cc normal
saline 25-50kg = 5mg + 2 cc
normal saline
>50 kg = 10mg + 2 cc normal saline
Alkalinisasi dilakukan dengan pemberian Natrium bikarbonat 1-2 mEq/kg IV bolus
perlahan. (Jangan campur/satu jalur infus dgn calcium, bisa muncul presipitasi, kalau 1
jalur Ca lebih dahulu. )
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Potassium – Hiperkalemia
Sodium polystyrene sulfonate (Kayexalate): oral, NGT, atau rektal 1 – 2 g/kg BB dlm
sorbitol/dekstrose.
Bila diberi rektal konsentrasi tdk lebih 20%. Lebih efektif bila diberi oral & dipertahankan selama 15-
30 menit.
Keluarkan kalium dengan tranfusi tukar atau dialisis.
Bila tidak ada gagal ginjal, loop diuretics dan/thiazide diuretics bisa diberikan untuk membantu
pengeluaran melalui ginjal.
Hiperkalemia ringan sampai sedang (asimtomatik):
Kurangi masukan kalium.
Obati penyakit yang mendasari.
Dilusi dengan pemberian cairan bebas kalium.
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calcium
- Kalsium di serum: dalam bentuk ionized  jumlahnya sedikit, namun
penting
- Kadar kalsium serum 8.5 to 10.5 mg/dl (4.3 to 5.3 mEq/L or 2.2 to 2.7
mmol/L)
- Fungsi:
 Kontraksi otot skeletal dan jantung
 Koagulasi darah
 Aktivitas enzim (koenzim)
 Eksitabilitas neural
 Secondary messenger
 Hormone release
 Permeabilitas membran
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calciu
m
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calcium -
Hipokalsemia
Definisi: Ca < 2,1
mmol/L
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calcium -
Hipokalsemia
Definisi: Ca < 2,1 mmol/L
Gejala klinis :
- Kelemahan otot
- Parestesia
- Fatigue
- Laringospasm
- Apnea
- Aritmia
- Kejang
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calcium -
Hipokalsemia
Definisi: Ca < 2,1 mmol/L
Gejala klinis :
- Kelemahan otot
- Parestesia
- Fatigue
- Laringospasm
- Apnea
- Aritmia
- Kejang
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calcium - Hipokalsemia
Definisi: Ca < 2,1 mmol/L
TERAPI HIPOKALSEMIA SIMPTOMATIK :
Ca gluconas 10% 100-200 mg/kg (20 mg/kg Ca elemental) ~ 0.5 -2
ml/kg dalam 10 menit  monitoring kardiovaskular  bolus dapat
diulang untuk mengontrol gejala hipokalsemia  infus Ca glukonas
10% 200 mg/kg/24 jam
TERAPI HIPOKALSEMIA ASIMPTOMATIK :
Vitamin DOR Calcitriol
400 IU/hari OR 0.25-0.5 mcg/hari
Calcium Carbonate (40% Ca elemental)
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calcium -
Hiperkalsemia
Definisi: Ca > 2,5
mmol/L
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calcium -
Hiperkalsemia
Definisi: Ca > 2,5 mmol/L
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Calcium - Hiperkalsemia
Definisi: Ca > 2,5 mmol/L
Terapi hiperkalsemia
- Eliminasi penyebab
- Penurunan resorbsi tulang : calcitonin, bisphosphonates
- Peningkatan ekskresi urin : peningkatan intake air, diuretik
(furosemide)
- Peningkatan absorbsi intestinal : peningkatan diet fosfat,
glukokortikoid
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Magnesiu
m
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Magnesium –
Hypomagnesemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Magnesium –
Hypomagnesemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Magnesium –
Hypomagnesemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Magnesium –
Hypermagnesemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Magnesium –
Hypermagnesemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Magnesium –
Hypermagnesemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Phospha
te
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Phosphate –
Hypophosphatemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Phosphate –
Hypophosphatemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Phosphate –
Hypophosphatemia
Glycophos: larutkan 1:5 jika akses sentral, 1:10 jika akses
perifer Diberikan selama 12 jam
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Phosphate –
Hyperphosphatemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Phosphate –
Hyperphosphatemia
ELECTROLYTE
IMBALANCE
Phosphate –
Hyperphosphatemia
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

More Related Content

Similar to GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxSukriSultra
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxLaksanakanTerbaru
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1pjj_kemenkes
 
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptFisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptDeziIlham2
 
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptxCAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptxwindaeka9
 
Kekurangan cairan
Kekurangan cairanKekurangan cairan
Kekurangan cairanRahma Setya
 
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptalik_septian
 
Cairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhCairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhYulisa Andari
 
Metabolisme air dan mineral
Metabolisme  air  dan  mineralMetabolisme  air  dan  mineral
Metabolisme air dan mineralReza As
 
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdfCAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdfVinsensius12
 
SISTEM REGULASI HORMON ADH
SISTEM REGULASI HORMON ADHSISTEM REGULASI HORMON ADH
SISTEM REGULASI HORMON ADHputri081
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitValny Majid
 
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasikebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasiNursyamsu Hidayat
 

Similar to GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT (20)

Kebutuhan Electrolit
Kebutuhan ElectrolitKebutuhan Electrolit
Kebutuhan Electrolit
 
Materi cairan dan elektrolit
Materi cairan dan elektrolitMateri cairan dan elektrolit
Materi cairan dan elektrolit
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
 
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptxKEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
KEBUTUHAN_CAIRAN_DAN_ELEKTROLIT.pptx
 
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit 1
 
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.pptFisiologi Cairan Tubuh.ppt
Fisiologi Cairan Tubuh.ppt
 
PR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptxPR TERAPI CIARAN.pptx
PR TERAPI CIARAN.pptx
 
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptxCAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
CAIRAN & ELEKTROLIT.pptx
 
Kekurangan cairan
Kekurangan cairanKekurangan cairan
Kekurangan cairan
 
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.pptcairan-dan-elektrolit-slide.ppt
cairan-dan-elektrolit-slide.ppt
 
Cairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuhCairan & elektrolit tubuh
Cairan & elektrolit tubuh
 
Metabolisme air dan mineral
Metabolisme  air  dan  mineralMetabolisme  air  dan  mineral
Metabolisme air dan mineral
 
Cairan dan Elektrolit (2).ppt
Cairan dan Elektrolit (2).pptCairan dan Elektrolit (2).ppt
Cairan dan Elektrolit (2).ppt
 
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdfCAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
CAIRAN ELEKTROLIT DAN ASAM BASA.pdf
 
Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
 
SISTEM REGULASI HORMON ADH
SISTEM REGULASI HORMON ADHSISTEM REGULASI HORMON ADH
SISTEM REGULASI HORMON ADH
 
PPT BIOLOGI GINJAL
PPT BIOLOGI GINJAL PPT BIOLOGI GINJAL
PPT BIOLOGI GINJAL
 
Pendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimiaPendahuluan biokimia
Pendahuluan biokimia
 
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolitKebutuhan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit
 
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasikebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-pasien-operasi
 

Recently uploaded

Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaHaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptxerlyndakasim2
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxmuhammadfajri44049
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOANNISAUMAYAHS
 
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxTugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxHeripurwanto62
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2PutriMuaini
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"HaseebBashir5
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptxerlyndakasim2
 
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxPROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxMelandaNiuwa
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangRadhialKautsar
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercayaunikbetslotbankmaybank
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...HaseebBashir5
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxerlyndakasim2
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 

Recently uploaded (20)

Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di IndonesiaJudul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx10. (D)  LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
10. (D) LEASING (PSAK-73-Sewa-20012020) .pptx
 
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptxPCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
PCM STRUKTUR JALAN JONGKANGOK JONGKANG.pptx
 
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDOKEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
KEAGENAN KAPAL DALAM DUNIA MARITIME INDO
 
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptxTugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
Tugas unjuk keterampilan_HERI PURWANTO1.pptx
 
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
Time Value of Money Mata Kuliah Ekonomi 2
 
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak""Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
"Melompati Ramtoto: Keterampilan dan Kebahagiaan Anak-anak"
 
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
10. (C) MERGER DAN AKUISISI Presentation.pptx
 
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptxPROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
PROMOTIF KESEHATAN JIWA TERBARUHGFF.pptx
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barangContoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
Contoh contoh soal dan jawaban persediaan barang
 
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank TerpercayaUnikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
 
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
Judul: Mengenal Lebih Jauh Tentang Jamintoto: Platform Perjudian Online yang ...
 
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptxRISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
RISK BASED INTERNAL AUDIT - AUDITING .pptx
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

  • 2. PHYSIOLO GY Total Body Water  Total Body Water (TBW) : Total cairan di seluruh tubuh  Total dari cairan Intraseluler (2/3 dari TBW) dan cairan ekstraseluler (1/3 dari TBW)  TBW dapat di estimasi dari berat badan, dimana persentase estimasi nya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, massa otot, dan kandungan lemak
  • 3. PHYSIOLO GY Total Body Water Kooh SW Metcoff J. Physiologic considerations in fluid and electrolyte therapy with particular reference to diarrheal dehydration in children. J Pediatr 1963;62:107–31,
  • 5. PHYSIOLO GY Total Body Water Kuliah Terapi Cairan pada Anak, dr. Nurnaningsih SpAK Lobo, D., Lewington, A. and Allison, S., 2013. Basic concepts of fluid and electrolyte therapy. Melsungen: Medizinische Verlagsgesellschaft.
  • 6. PHYSIOLO GY Intracellular Fluid  ± 40% dari berat badan tubuh  2/3 dari TBW  Kandungan cairan tiap jenis sel berbeda  Sel otot mengandung 75% air, sementara adiposit mengandung <5% air  Sitoplasma (sitosol), Nukleoplasma  Berfungsi sebagai pemberi bentuk sel, penyimpanan molekul-molekul, tempat pembentukan ATP dan berbagai reaksi kimia sel  Ion utama  Kalium
  • 7. PHYSIOLO GY Extracellular Fluid  ± 20% dari berat badan tubuh  1/3 dari TBW  Secara osmotik dipertahankan terutama oleh kandungan natrium  Terdiri dari Cairan Intravaskuler dan Cairan Interstitial; 3rd space (cairan bebas pada kompartemen tubuh seperti CSF, VU); dan cairan pada kondisi patologis (ascites, efusi)  Ion utama: Natrium
  • 8. PHYSIOLO GY Extracellular Fluid  Intravascular Fluid (“Blood”)  ± 5-7 % dari berat badan tubuh  Neonate: 85-100 ml/kg BB  Remaja dan dewasa: 60-70 ml /kg BB  Terdiri dari 40-45% RBC/hematokrit dan 55-60% cairan plasma  Osmolalitas: 275 to 295 mOsm/kg (275 to 295 mmol/kg)
  • 9. PHYSIOLO GY Extracellular Fluid  Interstitial Fluid Cairan berasal dari filtrasi transkapiler dan disaring masuk ke pembuluh limfatik Edema: akumulasi cairan berlebihan pada kompartemen interstitial
  • 10.
  • 11.
  • 12. PHYSIOLO GY Extracellular Fluid  Revised Starling principle  Starling’s model: adanya keseimbangan dari gaya total pada kapiler, dimana tekanan hidrostatik mendorong cairan keluar kapiler, sementara tekanan osmotik menarik kembali cairan ke dalam kapiler.  Namun ternyata, tekanan onkotik ternyata tidak se-signifikan yang Starling perhitungkan, karena adanya Endothelial Glycocalyx (EGL).  Dibawah EGL, terdapat spatium subglycocalys yang kosong. Albumin ditransport antar membran sel melalui proses endositosis, sedangkan albumin yang bersirkulasi dapat diserap dan berkontribusi pada lapisan EGL yang larut air.  Pada kapiler, net dari tekanan hidrostatik dan tekanan pada subglycocalyx akan membuat cairan keluar dari kapiler, sedangkan, pada insterstitial tekanan hidrostatik lebih rendah, sehingga negligible untuk dapat membuat penyerapa cairan interstitial ke kapiler.  Sehingga, yang berperan penting dalam reabsorpsi cairan interstitial adalah sistem limfatik
  • 13. PHYSIOLO GY Extracellular Fluid  Revised Starling principle Kundra, P., & Goswami, S. (2019). Endothelial glycocalyx: Role in body fluid homeostasis and fluid management. Indian journal of anaesthesia, 63(1), 6–14. https://doi.org/10.4103/ija.IJA_751_18
  • 14. PHYSIOLO GY Normal Electrolyte State Mittal, K., Aggarwal, H., Damke, S. and Wagha, J., 2019. Practical guidelines on fluid therapy in children. Journal of Pediatric Critical Care, 6(2), p.59.
  • 16. PHYSIOLO GY Fluid Output Insensible water loss: - Evaporasi dari kulit dan cairan keluar dari proses respirasi Gastrointestinal loss: -Normalnya usus menyerap air dan elektrolit secara efisien, sehingga kehilangan cairan via feces hanya sedikit pada kondisi anak sehat Ginjal: - Organ utama dalam regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit, dan juga mengeksresi produk sisa metabolisme seperti ureum. - Osmoreceptor
  • 17. PHYSIOLO GY Regulation of Balance Intracellular compartmen t Extracellular compartmen t Water of cellular metabolism Normal water intake Skin + 2/3 Stool + 10% Filtrate/ d Pulmonar y + 1/3 Total insensible losses +30% Total urineoutput + 60% • Osmoreceptor • Baroreceptor • Renin-angio-aldo • ADH • Autonomic nerv syst
  • 18. PHYSIOLO GY Regulation of Balance Intake - Dirangsang rasa haus  respon kurangnya air (kondisi darah hipertonik)  osmoreceptor di midhipothalamus, dan vena porta hepatica. - Hipovolemi dan hipotensi juga merangsang haus  baroreceptor di atrium dan pembuluh darah besar, atau melalui peningkatan angiotensin II. - Gangguan rasa haus : gangguan psikologik, penyakit SSP, hipokalemia, malnutrisi, dan gangguan renin angiotensin Excretion atau pengeluaran air - Kehilangan cairan insensible (±30%), urin melalui ginjal (±60%), dan sedikit melalui feces (±10%). Cairan yang keluar menggambarkan minimal cairan yang harus masuk untuk mempertahanklan keseimbangan cairan. - IWL  kulit (2/3) dan paru (1/3)  dipengaruhi berbagai faktor yang mempengaruhi energy expenditure (bukan tergantung keadaan cairan tubuh) - Faktor yang mempengaruhi antara lain: luas permukaan tubuh, suhu tubuh dan lingkungan, laju respirasi, kelembaban lingkungan, dsb. - Sensible water and electrolyte losses: kehilangan cairan melalui keringat  terjadi bila suhu tubuh dan/atau
  • 19. PHYSIOLO GY Regulation of Balance Urin dan ADH - Mengatur osmolalitas dan komposisi cairan ekstraseluler - Jumlah dan kadar urin dikendalikan oleh aksis neurohypophyseal-renal, yaitu ADH. - Ikut juga berperan: GFR, keadaan epitel tubulus ginjal, fungsi tiroid, dan kadar adrenal steroid di plasma - Pengeluaran ADH : exocytosis dari rangsangan hipotalamus. - Sekresi ADH diatur tekanan osmotik cairan ekstraseluler, dipantau oleh vesikel dalam nukleus supraoptikus sebagai osmoreceptor - Fungsi ADH: meningkatkan permeabilitas ductus colligentus terhadap air. Air berdifusi keluar tubulus atas pengaruh ADH. Difusi tidak terjadi jika tidak ada ADH.
  • 20. PHYSIOLO GY Regulation of Balance  Loss in blood or ECF  trigger volume receptor  Osmoreceptor in hypothalamus  signal Posterior pituitary gland to ⬆ or ⬇ secretion of Vasopressin or ADH  Dilusi ECF, termasuk plasma (cth: intake air atau cairan dengan osmolalitas dibawah plasma)  ⬇ ADH, Tubulus distal mengeksresikan lebih banyak air  Dilusi Urin
  • 21. PHYSIOLO GY Regulation of Balance Pada usia yg lebih muda, kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urin lebih rendah  butuh lebih banyak vol urin untuk mengeksresikan produk sisa. Jika katabolisme protein meningkat, baik karena intake tinggi protein atau peningkatan proses katabolisme tubuh  volume urin yg lebih besar dibutuhkan untuk membersihkan produk sisa (urea). Jika kadar Na ⬇, membuat ECF dan plasma berkurang  Pressure sensor di sirkulasi  stimulasi sekresi Renin di ginjal  stimulasi aldosterone di gld adrenal  tubulus renal me-reabsorbsi dan mengkonservasi Na Jika kadar Na ⬆  RAA sistem switch off  Na di eksresikan lewat urin Kalium pada plasma : batas konsentrasi cukup sempit (3.5 – 5.3 mmol/l) Jika kadar K+ berlebih, akan dieksresikan ginjal, dengan menukar (mengabsorbsi) Na+ dan H+ Jika K+ berkurang, ginjal mempertahankan K+ pada plasma, dan reabsorpsi H+ akan berkurang  hipokalemik alkalosis
  • 23. PHYSIOLO GY Regulation of Balance Antidiuretic Hormone (ADH) meningkatkan tubular water reabsorption melalui Aquoporin di TBD & CD Dilepas oleh pituitary posterior Atrial Natriuretic Peptide/ Brain Natriuretic Peptide Dilatasi Arteri aferen glomerulus Menurunkan reabsorbsi Natrium di Mekanisme Regula si oleh Ginjal Aldosteron Tubulus distal Retensi Na dan air Menurunkan konsentrasi K+ Dilepas dengan adanya volume reduction
  • 25. FLUID VOLUME DEFICIT Causes Dehydration Salt and water depletion: diarrhea, vomiting, ketotic and non ketotic diabetic decompensation, diuretic excess, decrease of intake Intravascular volume depletion: burns, haemorrhage, reduction in circulating volume secondary to salt and water loss Third space loss: ascites, pleural effusion, pericardial effusion
  • 26. FLUID VOLUME DEFICIT Clinical manifestations and severity of deficit  Dehydration Derajat Dehidrasi
  • 27. FLUID VOLUME DEFICIT Clinical manifestations and severity of deficit  Dehydration Gejala Klinis Derajat Dehidrasi Tanda & Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat Keadaan Umum Haus, sadar, lemah Haus, lemah, letargis/mengantuk Mengantuk, dingin, berkeringat, sianosis, koma Tekanan Nadi Normal dan kuat Cepat dan lemah Cepat, lemah, kadang tak teraba Respirasi Normal Dalam Dalam dan cepat UUB Normal Cekung Sangat cekung Tekanan Darah Sistolik Normal Normal/rendah <90mmHg, dapat tak terukur Elastisitas Kulit Cepat kembali Lambat Sangat lambat Mata Normal Cekung Sangat cekung Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada Selaput Lendir Lembab Kering Sangat kering Urin Normal Berkurang & gelap Oliguria, VU kosong Penurunan BB (%) 4 – 5 6 – 9 ≥ 10 Estimasi kehilangan cairan (cc/kg) 40 – 50 60 – 90 100 – 110
  • 28. FLUID VOLUME DEFICIT Clinical manifestations and severity of deficit  Ketoasidosis Diabetikum - Lack of insulin - Elevated Corticotrophin-Releasing Hormone (especially glucagon) - Glucagon promote glycogenolysis and gluconeogenesis - Glucagon increase fatty acid oxidation  ketone body formation - PGI2 and PGE2 in adipose tissue cause vasodilatation  decrease PVR  tachycardia, hypotension, nausea, vomiting, and abdominal pain - Ginjal normalnya bisa mereabsorpsi glukosa dengan kadar glukosa serum ±0-240 mg/dL  jika lebih akan terjadi glucosuria (mekanisme untuk mencegah peningkatan glukosa serum lebih lanjut) - Namun, jika glucosuria terjadi terus menerus  glucosuria-induced osmotic diuresis  cairan bebas, natrium, kalium, magnesium, fosfat diekskresikan ke urin, bersama dengan glukosa. - Osmotic diuresis yang berlanjut  hypovolemia  penurunan GFR  memperparah hiperglikemia - Hyponatremia, hypokalemia, - Signs: reduced skin elasticity, dry mucous membranes, hypotension, and tachycardia related to volume depletion, peripheral vasodilation secondary to prostaglandin excess, Kussmaul respirations in an attempt to compensate for the metabolic acidosis, lethargy, obtundation, and coma
  • 29. FLUID VOLUME DEFICIT Clinical manifestations and severity of deficit  Hemorrhagic
  • 30. FLUID VOLUME DEFICIT Clinical manifestations and severity of deficit  Third Space Loss
  • 31. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan Prinsip terapi: - Ganti ½ dari kebutuhan cairan (Defisit + Rumatan) dalam 8 jam pertama - Ganti ½ dari kebutuhan cairan sisa nya dalam 16 jam berikutnya - Jika dehidrasi hipernatremik, ganti cairan dalam 48 jam Nilai respon terapi - Selalu lakukan selama terapi cairan  Re-evaluasi kontinyu status hidrasi dan kebutuhan cairan - Nilai ulang deficit dan kehilangan cairan yang masih berlangsung - Target produksi urin > 0.5cc/kg/jam - Nilai tanda-tanda vital - Sesuaikan terapi dengan respon pasien - Stop terapi cairan jika anak sudah bisa makan dan minum biasa, serta volume cairan tercukup dengan per oral Prinsip Terapi Cairan dan elektrolit: 1. Assessment / Penilaian 2. Resuscitation / Resusitasi 3. Replacement and Redistribution 4. Rumatan (Routine maintenance) 5. Reassessment
  • 32. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan  Assessment / Penilaian  Nilai status cairan dam kemampuan anak memenuhi kebutuhan cairan  Luaran: Apakah anak syok? Dehidrasi? Ongoing loss? Asupan cairan oral/enteral/IV?  Kelainan status glukosa darah  Penyakit jantung  Penyakit ginjal  Status gizi  Diagnosis lain yang kemungkinan mempengaruhi manajemen cairan  Perkiraan kehilangan cairan dengan a. Berat badan: perubahan BB cepat  perubahan TBW b. Anamnesis • Kehilangan cairan: muntah, diare, bleeding, luka bakar, drainase bedah (volume dan frekuensi) • Cairan: jenis, volume, keberhasilan • Produksi urin  Pasang DC c.Pemeriksaan fisik: mental status, nadi, heart rate, tekanan darah, membran mukosa, turgor kulit, warna kulit, perifer, capillary refill d. Laboratorium: kimia darah, haematocrit, urin lengkap
  • 33. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan  Resusitasi  Untuk pasien dengan syok  Tujuan; mengembalikan sirkulasi adekuat  Pertimbangkan: jumlah cairan (dosis), jenis, waktu  Jumlah cairan pada kondisi penyakit jantung dan ginjal harus mendapat perhatian khusus  Jenis cairan: • Gunakan cairan non Dextrose • Isotonis  RL, Ringer asetat, Rimger fundin, NS • Normal saline; nilai SID = 0; post resusitasi bisa terjadi asidosis metabolic hiperkloremik • Pada perdarahan: volume expander terbaik = darah  Jumlah cairan: • 10-20cc/kg dalam 10-30 menit • Evaluasi perbaikan klinis: status mental, tanda vital, produksi urin • Dapat diulang jika diperlukan, hingga 60cc/kg • Pemasangan Central venous pressure, untuk menentukan volume intravaskuler yang lebih tepat • Untuk kelainan jantung dan gagal ginjal -> pertimbangkan jumlah cairan yang lebih kecil
  • 34. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan  Replacement and Redistribution  Jika sirkulasi adekuat dengan resisotasi  reassessment  masih perlukah penggantian cairan  Kondisi klehilangan cairan tanpa syok (contoh: dehidrasi)  Defisit cairan dan elektrolit  Pertimbangkan • Sisa defisit (air dan elektrolit):  Volume: BB sebelum dan setelah sakit  Jumlah cairan post resusitasi  Natrium: hyponatremia? Defisit natrium?  Air: hypernatremia? Defisit air? • Ongoing loss: volume dan komposisi elektrolit • Jenis cairan: sesuaikan dengan defisit air dan elektrolit.  Gunakan cairan non Dextrose  Jika tanpa OGL -> cairan dengan natrium 131-154 mmol/L  Jika ada OGL -> cairan yang mengandung natrium dan kalium • Rumatan: air dan elektrolit -> jumlahkan semua kebutuhan air dan elektrolit dari sisa defisit, OGL, kebutuhan maintenance; Kalori dalam 24 jam; kondisi klinis seperti penyakit jantung atau ginjal
  • 35. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan  Rumatan (Maintenace)  Anak memerlukan cairan dan elektrolit yang lebih banyak dibanding dewasa  mudah terjadi imbalans cairan dan elektrolit  Pada anak: metabolic rate tinggi, insensible loss tinggi, kemampuan konsentrasi urin lebih rendah  Kebutuhan perhari: IWL + urin + cairan tinja  Bisa juga dari perhitungan energy expenditure 1 kkal – 1 ccH2O  Berdasarkan perhitungan energy expendioture rata-rata pasien di RS:  Bayi 1 hari  Bayi 2 hari  Bayi ≥ 3 hari  BB 10 kg pertama  BB 10 kg kedua  BB >20 kg = 50 cc H2O/kg/hari = 75 cc H2O/kg/hari = 100 cc H2O/kg/hari = 100 cc cc H2O/kg/hari = 1000 cc + 50 cc H2O/kg/hari = 1500 cc + 20 cc H2O/kg/hari  Pada pasien dengan kesulitan kompensasi terhadap kelebihan dan kekurangan cairan dan elektrolit (kelainan jantung, ginjal)  perhitungan ketat / titrasi
  • 36. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan  Rumatan (Maintenace)  Kebutuhan elektrolit per hari  Natriu m  Kalium  Klorida = 2 – 4 mEq/100 cc H2O/hari = 1 – 2 mEq/100 cc H2O/hari = 2 -4 mEq/100 cc H2O/hari  Sebagian besar kehilangan elektrolit berasal dari urin pasien oliguria memerlukan elektrolit lebih sedikit untuk penggantinya, sebaliknya pada penderita polyuria  Persamaan untuk menentukan kebutuhan maintenance cairan dan elektrolit didasarkan pada beberapa asumsi: rata-rata kehilangan IWL, rata-rata energy expenditure dan metabolisme, rata-rata produksi urin, anggapan tak ada sumber kehilangan cairan dan elektrolit dari tempat lain, fungsi ginjal dianggap normal  Pada pasien di PICU  seringkali terdapat abnormalitas pada asumsi tersebut  perlu dilakukan reassessment dan penyesuaian berdasarkan keadaan klinis penderita.
  • 37. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan  Reassessment  Nilai ulang setiap pemberian terapi cairan  Terutama pada resusitasi  nilai ulang pada tiap dosis pemerian, agar tidak terjadi overload cairan  Penilaian ulang meliputi:  Anamnesis  Pemeriksaan TTV  Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan penunjang (kedar elektrolit, kadar gula, kadar Hb, fungsi organ vital, dan lain-lain)  Keseimbangan cairan (balans cairan)
  • 38. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan Kebutuhan Harian Air (ml) Natrium (mEq) Kalium (mEq) 1. Rumatan 2. Defisit 3. Kehilangan khusus 4. Pengeluaran yang sedang terjadi Total o Kurangi cairan resusitasi
  • 39. FLUID VOLUME DEFICIT Manajemen deficit cairan RUTE  Subkutan - Hanya untuk kristaloid - 10-20cc/kg/sisi - Bukan untuk cairan dextrose - Tidak untuk terapi pada dehidrasi berat dan syok RUTE  Enteral - Bisa pada pasien dengan fungsi GIT baik - Keuntungan: mencegah atrofi usus RUTE  Intraperitoneal - Cairan hangat RUTE  Intraosseus - Bisa digunakan jika akses IV belum tersedia - Bisa digunakan pada anak yang lebih besar dengan intraosseus trocar RUTE  Intravena - Dapat berupa akses perifer atau sentral - Bisa untuk terapi sedang/berat, syok - Ganti selang infus tiap 72 jam - Kristaloid, koloid, produk darah, cairan nutrisi
  • 40. FLUID VOLUME OVERLOAD Manajemen kelebihan cairan Penyebab kelebihan volume cairan Peningkatan volume cairan & konsentrasi Na (baik karena retensi cairan / intake berlebih) Penurunan eksresi air dan Na di ginjal Penurunan mobilisasi cairan ke intra sel Tanda dan Gejala: Peningkatan berat badan Edema palpebra Peningkatan tekanan vena sentral Takipnea Parameter Laboratorium Penurnan hematokrit Penurunan kadar natrium urin Penurunan BJ urin Rontgen thorax: edema pulmo Manajemen  Restriksi cairan Diuretik
  • 41. FLUID VOLUME DEFICIT Jenis Pilihan Cairan Resusitasi - Cairan non dextrose - Anak  glucose-free crystalloids dengan kadar natrium 131-154 mmol/L, bolus 20cc/kg minimal dalam 10 menit - Neonatus glucose-free crystalloids dengan kadar natrium 131-154 mmol/L, bolus 10 – 20cc/kg minimal dalam 10 menit Rumatan - Cek elektrolit dan GDS sebelum memulai cairan maintenance - Gunakan cairan kristaloid isotonic dengan kadar natrium 131 – 154 mmol/litre Risiko Retensi Cairan - Restriksi cairan 50 – 80 % dari rumatan rutin, ATAU - Mengurangi cairan, dengan menghitung kebutuhan berdasarkan IWL + Urin output (CK+IWL) Replacement dan Redistribusi - Cairan non dextrose - Cairan isotonic dengan kadar natrium 131-154 mmol/L
  • 42. FLUID VOLUME DEFICIT Osmolalitas Diatur oleh: - ADH, melalui mekanisme pengenceran dan pemekatan urin - Mekanisme rasa haus - Perubahan osmolalitas serum secara akut perubahan volume sel secara cepat termasuk sel otak  abnormalitas neurologi  butuh koreksi cepat - Jika perubahan osmolalitas lambat  tubuh masih bisa mengkompensasi  koreksi abnormalitas yang berlangsung lama harus dilakukan lebih lambat, agar tubuh juga beradaptasi - Osmolalitas dipengaruhi: natrium, glukosa, BUN Osmolalitas plasma = 2 𝑥 𝑁 𝑎 + + ' ( ) * + , - ./ (12/45) + 7 8 9 :,/ (12/45) - Jika terdapat hiperproteinemia dan hiperlipidemia  protein dan lipid meenggantikan sebagian tempat dari air, kandungan air dalam plasma akan berkurang sehingga interpretasinya cenderung hyponatremia (pseudohyponatremia) -
  • 43. ELECTROLYTE IMBALANCE Natrium  Hyponatremia Jika kadar Na <130 ESering karena jumlah air yang berlebih, dari pada karena jumlah natriumnya yang rendah. EBiasanya gejala timbul bila Na < 120 mEq/L. EPerlu penentuan status cairan pasien untuk membantu klarifikasi penyebab hiponatremi. A : penggantian air dan natrium yang adekuat, terapi hormonal bila ada indikasi B : penambahan volume dan penggantian defisit natrium C, D : Restriksi cairan E : Keseimbangan volume sirkulasi efektif dengan restriksi Na dan air
  • 44. ELECTROLYTE IMBALANCE Natrium  Hyponatremia Jika kadar Na <130 Choudhury SR. Fluid and Electrolyte Balance in Children. Springer Nature Singapore. 2018:1-8. • Acute Hyponatremia (<24 hours) • Early Onset (Serum Sodium <125 meq/L) • Nausea , Vomiting • Headache • Later or Severe (Serum Sodium <120 meq/L) • Seizure , Coma , Respiratory arrest • Chronic Hyponatremia (>48 hours) • Lethargy • Confusion • Muscle cramps • Neurologic Impairment
  • 45. ELECTROLYTE IMBALANCE Choudhury SR. Fluid and Electrolyte Balance in Children. Springer Nature Singapore. Natrium  Hyponatremia Na < 120 mEq/L disertai kejang dan perubahan status mental  NaCl 3% hingga kadar Na 125 mEq/L atau gejala klinis hilang dengan kecepatan 1 mEq/L/jam atau 2 ml/kg/jam  dilanjutkan cairan yang lebih hipotonis dengan total kenaikan tidak lebih dari 10-15 mEq/L/hari Hati2 Central Pontine Myelinolysis Defisit natrium = (135 – Na) x TBW Koreksi dengan NaCl 3% ( 2cc = 1 meq )  kecepatan 0.5 meq/jam Koreksi dengan NaCl PO Dalam 1 tablet 500 mg NaCl mengandung = Na 197 mg & Cl 303 mg 1 meq natrium = 23 mg Na
  • 46. ELECTROLYTE IMBALANCE Natrium  Hyponatremia Biasanya ditemukan pada pasien dengan ascites atau edema, dan dengan kidney injury Bila jumlah air yang berlebihan, maka perhitungan banyaknya air yang perlu dikeluarkan : Anak 6 tahun, 25 kg, Na serum 110 mEq/L (Na terukur x TBW1) = (Na diharapkan x TBW baru) TBW 1 = 65% x BB = 16.25 L TBW 2 = 110 mEq/L x 16.25 L = 15 Liter 120 mEq/L Air bebas elektrolit yang perlu dikeluarkan untuk meningkatkan Na serum menjadi 120 mEq/L = TBW1 – TBW baru = 1.25 Liter Kecepatan koreksi 1 mEq/jam  pengeluaran air 125 ml/jam - Beri furosemide, monitor produksi urin, ganti kehilangan natrium, kalium, serta kelebihan kehilangan air - Batasi intake air sebanyak IWL (jangan ganti Vol urin yang keluar, atau buat balans negatif
  • 47. ELECTROLYTE IMBALANCE Natrium  Hypernatremia Jika kadar Na > 150 - Biasanya karena relatif defisiensi air (sebenarnya kadar natriumnya normal) - Kehilangam banyak air, kehilangan air dan natrium yang lebih hipotonis dibanding serum - Jarang terjadi pada pasien dengan sistem pengaturan osmolalitas serum yang normal A, B, C, D : memperbaiki volume sirkulasi efektif  penyesuaian osmolalitas. Hipernatremia berat atau kronis memerlukan koreksi perlahan, untuk cegah masuknya kembali ke dalam sel dengan cepat  tidak boleh lebih dari 10—15 mEq/L/hari  monitor lab ketat E : keluarkan natrium dengan diuretik dan diganti air Pertimbangkan dialisis untuk kasus dengan hypernatremia dan kelebihan cairan berat
  • 50. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium - Kation intraseluler yang sangat penting - Perbedaan konsentrasi intrasel dan ekstrasel dipertahankan melalui mekanisme transport aktif - Mekanisme yang mempertahankan kadar kalium serum: Pompa Na/K, mekanisme renal, insulin, asidosis, rate of cell breakdown, hiperosmolalitas - 98% berada intraseluler - Mempengaruhi aktifitas otot skelet dan otot jantung - Kadar normal serum: 3.5 to 5.5 mEq/L. - Kalium IV atau oral  masuk ke cairan ekstrasel  ke cairan intrasel lewat proses yg membutuhkan energi - Jika proses tersebut terganggu (misal ec hipoksia, racun)  akumulai kalium di ekstraseluler  bersifat toksik - Akumulasi juga terjadi pada: Gagal ginjal, TLS - Sekresi kalium di tubulus distal ginjal dipengaruhi aldosterone - Asidosis dan alkalosis mempengaruhi keseimbangan kalium tubuh. Ion H+ masuk ke sel untuk ditukar ion K+ untuk menjaga netralitas muatan  pada asidosis kadar kalium extrasel meningkat. Kondisi sebaliknya pada alkalosis
  • 51. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium – Hipokalemia Kadar kalium <3,5 - Penyebab: Redistribusi: tx insulin, anabolisme, refeeding syndrome. Kehilangan melalui ginjal: Stimulasi Aldosteron. Diuretik (acetazolamide > loop diuretics > thiazides). Renal tubular acidosis (spt krn amphotericin). Kehilangan di luar ginjal: Gastrointestinal (muntah, diare, NG suction, fistula, ileostomy). Bilier/pancreas. Intake tidak adekuat.
  • 52. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium – Hipokalemia Kadar kalium <3,5 - Gejala klinis:  Kelemahan otot  Ileus paralitik  Perubahan gambaran EKG (ST depresi, aritmia, flattened T wave, gelombang U, ventrikel fibrilasi, supraventrikular takikardia)  Kram otot  Penurunan kontraktilitas jantung  Cardiac arrest
  • 54. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium – Hipokalemia Kadar kalium <3,5 Terapi hipokalemia simptomatik : Kalium 0.25 mEq/kg/jam (maksimum 1 mEq/kg/jam), maks 40 mEq secara intravena. Infus perifer sebaiknya 1meq/10mL, Infus sentral sebaiknya 1meq/5mL. Encerkan untuk menghindari iritasi pembuluh darah (perifer 1mEq/10ml, central line 1mEq/5 ml). Bila dilakukan koreksi 1 mEq/kg/jam, Evaluasi kadar kalium 4 jam setelah masuk kalium hingga kadar kalium mencapai 3 mEq/L. Selanjutnya dilakukan koreksi perlahan.
  • 55. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium – Hipokalemia Kadar kalium <3,5 Terapi hipokalemia Asimptomatik : Kehilangan kalium harus diperhitungkan ke dalam kebutuhan rumatan Pastikan apakah mendapat obat-2 yang menyebabkan hilangnya kalium, atau perlu suction berkala. Bila ya, perkirakan kehilangan kalium dan tambahkan ke dalam kebutuhan rumatannya. Bila Cl tinggi &/CO2 rendah, beri Kalium-acetate. Bila Cl rendah &/CO2 tinggi, beri KCl. Bila PO4 rendah, berikan KPhos. Bila semua lab normal, secara umum berikan KCl: - Oral 0,5 - 1 mEq/kg/dosis (maks 40 mEq/dosis) x 2 dosis. Koreksi kalium peroral 0.5-1 mEq/kg/dosis (maksimal 40 mEq/dosis), 2 kali perhari Dalam 500 mg KCL Terdapat : 260 mg K dan 240 mg Cl 1 meq kalium = 39 mg kalium
  • 56. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium – Hiperkalemia Kadar kalium > 5,5 Kausa - Pemberian kalium berlebihan - Perpindahan kalium: hiperglikemia, katabolisme (hemolysis, TLS), asidosis - Ekskresi ginjal berkurang: penggunaan diuretic hemat kalium (aldactone), gagal ginjal, hipoaldosteronisme (karena ACE inhibitor, tacrolimus, siklosporin, Prostaglanidn inhibitor, heparin) Gejala - Kelemahan sd kelumpuhan otot - Paresthesia - Penurunan reflex - Perubahan EKG (tall T, heart block) - Fibrilasi ventrikel sampai dengan Cardiac arrest
  • 57. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium – Hiperkalemia Kadar kalium > 5,5 Transfer K+ ke dlm sel Naikkan ekskresi K + melalui ginjal Reverse membrane effects
  • 58. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium – Hiperkalemia Target terapi : 1. Stabilisasi jantung dan mencegah aritmia 2. Mengeluarkan kalium berlebih dari tubuh Hiperkalemia simptomatik : Ca glukonas 10% 0.5-1cc/kgbb (tidak lebih dari 100 mg/menit). Tiap 1 gram Ca glukonas 10% mengandung 4.5 mEq kalsium elemental Bila perlu tambahkan nebulizer salbutamol dengan dosis (uptodate), dpt diulang setelah 2 jam. <25kg = 2.5mg + 2 cc normal saline 25-50kg = 5mg + 2 cc normal saline >50 kg = 10mg + 2 cc normal saline Alkalinisasi dilakukan dengan pemberian Natrium bikarbonat 1-2 mEq/kg IV bolus perlahan. (Jangan campur/satu jalur infus dgn calcium, bisa muncul presipitasi, kalau 1 jalur Ca lebih dahulu. )
  • 59. ELECTROLYTE IMBALANCE Potassium – Hiperkalemia Sodium polystyrene sulfonate (Kayexalate): oral, NGT, atau rektal 1 – 2 g/kg BB dlm sorbitol/dekstrose. Bila diberi rektal konsentrasi tdk lebih 20%. Lebih efektif bila diberi oral & dipertahankan selama 15- 30 menit. Keluarkan kalium dengan tranfusi tukar atau dialisis. Bila tidak ada gagal ginjal, loop diuretics dan/thiazide diuretics bisa diberikan untuk membantu pengeluaran melalui ginjal. Hiperkalemia ringan sampai sedang (asimtomatik): Kurangi masukan kalium. Obati penyakit yang mendasari. Dilusi dengan pemberian cairan bebas kalium.
  • 60. ELECTROLYTE IMBALANCE Calcium - Kalsium di serum: dalam bentuk ionized  jumlahnya sedikit, namun penting - Kadar kalsium serum 8.5 to 10.5 mg/dl (4.3 to 5.3 mEq/L or 2.2 to 2.7 mmol/L) - Fungsi:  Kontraksi otot skeletal dan jantung  Koagulasi darah  Aktivitas enzim (koenzim)  Eksitabilitas neural  Secondary messenger  Hormone release  Permeabilitas membran
  • 63. ELECTROLYTE IMBALANCE Calcium - Hipokalsemia Definisi: Ca < 2,1 mmol/L Gejala klinis : - Kelemahan otot - Parestesia - Fatigue - Laringospasm - Apnea - Aritmia - Kejang
  • 64. ELECTROLYTE IMBALANCE Calcium - Hipokalsemia Definisi: Ca < 2,1 mmol/L Gejala klinis : - Kelemahan otot - Parestesia - Fatigue - Laringospasm - Apnea - Aritmia - Kejang
  • 65. ELECTROLYTE IMBALANCE Calcium - Hipokalsemia Definisi: Ca < 2,1 mmol/L TERAPI HIPOKALSEMIA SIMPTOMATIK : Ca gluconas 10% 100-200 mg/kg (20 mg/kg Ca elemental) ~ 0.5 -2 ml/kg dalam 10 menit  monitoring kardiovaskular  bolus dapat diulang untuk mengontrol gejala hipokalsemia  infus Ca glukonas 10% 200 mg/kg/24 jam TERAPI HIPOKALSEMIA ASIMPTOMATIK : Vitamin DOR Calcitriol 400 IU/hari OR 0.25-0.5 mcg/hari Calcium Carbonate (40% Ca elemental)
  • 68. ELECTROLYTE IMBALANCE Calcium - Hiperkalsemia Definisi: Ca > 2,5 mmol/L Terapi hiperkalsemia - Eliminasi penyebab - Penurunan resorbsi tulang : calcitonin, bisphosphonates - Peningkatan ekskresi urin : peningkatan intake air, diuretik (furosemide) - Peningkatan absorbsi intestinal : peningkatan diet fosfat, glukokortikoid
  • 79. ELECTROLYTE IMBALANCE Phosphate – Hypophosphatemia Glycophos: larutkan 1:5 jika akses sentral, 1:10 jika akses perifer Diberikan selama 12 jam