Mata pelajaran Pemodelan Perangkat Lunak adalah mata pelajaran yang ditempuh oleh siswa kelas XI SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Pada Pertemuan 1 mata pelajaran PPL ini membahas mengenai konsep rekayasa perangkat lunak dan macam-macam perangkat lunak berdasarkan domain aplikasi
Mata pelajaran Pemodelan Perangkat Lunak adalah mata pelajaran yang ditempuh oleh siswa kelas XI SMK jurusan Rekayasa Perangkat Lunak. Pada Pertemuan 1 mata pelajaran PPL ini membahas mengenai konsep rekayasa perangkat lunak dan macam-macam perangkat lunak berdasarkan domain aplikasi
Materi untuk mata kuliah Pengujian Perangkat Lunak perihal Pengujian Perangkat Luak yang berfokus kepada Unit VS. Integration Testing dan White Box serta Black Box Testing
Perencanaan Testing :
• Obyektifitas Rencana Testing
• Rencana Tes Berdasarkan pada Standar IEEE
• Hal-Hal yang Berhubungan dengan Rencana Tes
• Kerangka Rencana Tes Sederhana
• Testing Terstruktur vs Testing Tidak Terstruktur
Merupakan hasil diskusi dalam menyusun proposal Project Management Plan yang sebelumnya telah menentukan system request, feasibility dengan kasus sewa alat berat PT. Terlalu Berat.
Materi untuk mata kuliah Pengujian Perangkat Lunak perihal Pengujian Perangkat Luak yang berfokus kepada Unit VS. Integration Testing dan White Box serta Black Box Testing
Perencanaan Testing :
• Obyektifitas Rencana Testing
• Rencana Tes Berdasarkan pada Standar IEEE
• Hal-Hal yang Berhubungan dengan Rencana Tes
• Kerangka Rencana Tes Sederhana
• Testing Terstruktur vs Testing Tidak Terstruktur
Merupakan hasil diskusi dalam menyusun proposal Project Management Plan yang sebelumnya telah menentukan system request, feasibility dengan kasus sewa alat berat PT. Terlalu Berat.
KONSEP DAN PENERAPAN MODEL-MODEL PROSES PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK fajrillah
Pemodelan dalam suatu proses pembangunan perangkat lunak merupakan suatu hal yang dilakukan di tahapan awal. Dalam proses pembangunan perangkat lunak sebenarnya masih memungkinkan tanpa pembuatan model proses pembangunan perangkat lunak. Hal itu tidak dapat lagi dilakukan dalam suatu industri rekayasa perangkat lunak. Pemodelan dalam perangkat lunak merupakan suatu yang harus dikerjakan di bagian awal dari proses pembangunan perangkat lunak, dan pemodelan ini akan mempengaruhi perkerjaan-pekerjaan dalam proses pembangunan perangkat lunak tersebut.
1. Waterfall Process Model
Anggota Kelompok :
Merinda Icha Ferawati (2103131035)
Muhammad Sulistiyo (2103131046)
Intan Permata Amalia (2103131059)
2.
3. Pengertian Waterfall
Metode Waterfall adalah suatu proses
pengembangan perangkat lunak berurutan, di
mana kemajuan dipandang sebagai terus
mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati
fase-fase perencanaan , pemodelan ,
implementasi (konstruksi) , dan pengujian.
Berikut adalah gambar pengembangan
perangkat lunak berurutan/ linear (Pressman ,
Roger S. 2001):
4. Model pengembangan software yang diperkenalkan oleh Winston Royce
pada tahun 70-an ini merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran
sistem yang linier — keluaran dari tahap sebelumnya merupakan masukan untuk
tahap berikutnya. Pengembangan dengan model ini adalah hasil adaptasi dari
pengembangan perangkat keras, karena pada waktu itu belum terdapat metodologi
pengembangan perangkat lunak yang lain. Proses pengembangan yang sangat
terstruktur ini membuat potensi kerugian akibat kesalahan pada proses
sebelumnya sangat besar dan acap kali mahal karena membengkaknya biaya
pengembangan ulang.
5. Dalam pengembangannya metode
waterfall memiliki beberapa
tahapan yang runtut :
• Requirement (analisis
kebutuhan)
• Design sistem (system design)
• Coding & Testing
• Penerapan / Pengujian Program
(Integration & Testing)
• Pemeliharaan Program
6. Requirement (analisis kebutuhan)
Dalam langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan
sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah
penelitian, wawancara atau study literatur. Tahapan ini akan
menghasilkan data yang berhubungan dengan keinginan user dalam
pembuatan sistem. Dokumen yang disebut software requiment inilah
yang akan menjadi acuan system analisis untuk menerjemahkan
kedalam bahasa pemrograman.
7. Design sistem (system design)
Proses design akan menterjemahkan syarat kebutuhan
kesebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan
sebelum dibuat koding. Proses ini berfokus pada : struktur data,
arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma)
prosedural. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk
melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.
8. Coding
Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa
dikenali oleh komputer.Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan
transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara
nyata dalam mengerjakan suatu sistem.
9. Penerapan / Pengujian Program (Integration & Testing)
Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap
sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan
terhadap system tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah
melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah jadikan
digunakan oleh user.
10. Pemeliharaan Program
Perangkat lunak yang susah disampaikan kepada pelanggan pasti
akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami
kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan
lingkungan (periperal atau system operasi baru) baru, atau karena
pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.
11. Kelebihan Model Waterfall
1. Mudah diaplikasikan
2. Memberikan template tentang metode analis, desain , pengkodean ,
pengujian dan pemeliharaan
3. Cocok digunakan untuk produk software yang sudah jelas kebutuhannya
diawal sehingga minim kesalahannya.
4. Model ini akan memudahkan para pengembang perangkat lunak untuk
menetapkan tanggung jawab, memonitor penjadwalan proyek serta
akuntabilitas peran personal dalam proyek perangkat lunak.
12. Kekurangan Waterfall
1. Model ini berlangsung lama pengerjaannya.
2. Terjadinya pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena
komitmen harus dilakukan pada tahap awal proses.
3. Sulit untuk mengalami perubahan kebutuhan yang diinginkan customer.
4. Dalam model waterfall ini setiap tahapan harus dikerjakan secara urut.
5. The waterfall model ini semua kebutuhan harus didesripsikan sejak awal sebelum
model dibuat.
13. Sesuai untuk jenis software yang seperti apa ?
Waterfall cocok untuk:
• cocok untuk menegembangkan software yang tidak
memerlukan banyak perubahan di kemudian hari
• cocok untuk pengembangan sofware yang
kebutuhannya sudah ditentukan secara lengkap dan
jelas
Penjelasan :
Para developer harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya sehingga akan membuat para developer mempunyai waktu yang banyak untuk menganggur. Adanya waktu menganggur bagi pengembang, karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya menuntaskan pekerjaannya..
Customer harus sabar untuk menanti produk selesai, karena dikerjakan tahap per tahap,menyelesaikan tahap awal baru bisa ke tahap selanjutnya.
3. Pada pengerjaan suatu projek bila menginginkan adanya suatu perubahan maka akan membuat team work yang mengerjakan projek tersebut menjadi bingung.
4. Dalam model waterfall ini setiap tahapan harus dikerjakan secara urut. . Apabila tahap pertama belum selesai maka tidak bisa melanjutkan ketahap selanjutnya jadi harus diselesaikan terlebih dahulu. Hal tersebut membuat costumer harus bersabar untuk menunggu produk pesanannya selesai dikerjakan.digunakan untuk rekayasa sistem perangkat lunak berkapasitas besar dimana proyek dikerjakan di beberapa tempat berlainan, dan terbagi menjadi beberapa bagian sub-proyek
5. The waterfall model ini semua kebutuhan harus didesripsikan sejak awal sebelum model dibuat. Apabila kostumer menginginkan adanya perubahan kebutuhan yang maka akan sulit dilakukan.