Model Waterfall adalah model pengembangan perangkat lunak yang sistematis dan sekuensial dimana setiap tahap harus selesai sebelum memasuki tahap berikutnya, mulai dari analisis, desain, koding, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini populer karena mudah diterapkan tetapi memiliki kelemahan seperti waktu pengembangan yang lama dan biaya tinggi. Model ini cocok digunakan jika persyaratan jelas dan tidak berubah.
Dokumen tersebut membandingkan beberapa metodologi pengembangan perangkat lunak seperti Waterfall, Spiral, Incremental, Prototyping, dan Rapid Application Development (RAD). Setiap metodologi memiliki tahapan dan artefak yang berbeda-beda, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dokumen ini juga memberikan referensi untuk mendukung pembahasan mengenai perbandingan metodologi pengembangan perangkat lunak tersebut.
Proses Pengembangan Perangkat Lunak (SDLC)Rasyeda Aufa
Dokumen tersebut membahas proses pengembangan perangkat lunak mulai dari tahapan-tahapannya, metode-metode pengembangan yang ada seperti waterfall, prototyping, RAD, dan spiral beserta kelebihan dan kekurangannya. Dokumen juga membahas tentang dokumentasi pengembangan perangkat lunak yang meliputi dokumentasi requirements, architecture/design, technical, end user, dan marketing.
Perbandingan 3 model sistem informasi meliputi model incremental, waterfall, dan prototyping. Model incremental mengembangkan perangkat lunak secara bertahap bagian demi bagian. Model waterfall memiliki tahapan linier secara berurutan. Model prototyping membangun prototipe awal untuk dievaluasi pelanggan sebelum pengembangan lebih lanjut.
Model RAD dan model evolusioner merupakan model proses pengembangan perangkat lunak iteratif yang menekankan pengembangan berulang dalam siklus pendek untuk menghasilkan produk berkelanjutan. Model RAD lebih cepat dari model air terjun dengan menggunakan komponen berulang sedangkan model evolusioner menghasilkan produk secara bertahap melalui inkremental atau spiral.
Model Waterfall adalah model pengembangan perangkat lunak yang sistematis dan sekuensial dimana setiap tahap harus selesai sebelum memasuki tahap berikutnya, mulai dari analisis, desain, koding, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini populer karena mudah diterapkan tetapi memiliki kelemahan seperti waktu pengembangan yang lama dan biaya tinggi. Model ini cocok digunakan jika persyaratan jelas dan tidak berubah.
Dokumen tersebut membandingkan beberapa metodologi pengembangan perangkat lunak seperti Waterfall, Spiral, Incremental, Prototyping, dan Rapid Application Development (RAD). Setiap metodologi memiliki tahapan dan artefak yang berbeda-beda, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dokumen ini juga memberikan referensi untuk mendukung pembahasan mengenai perbandingan metodologi pengembangan perangkat lunak tersebut.
Proses Pengembangan Perangkat Lunak (SDLC)Rasyeda Aufa
Dokumen tersebut membahas proses pengembangan perangkat lunak mulai dari tahapan-tahapannya, metode-metode pengembangan yang ada seperti waterfall, prototyping, RAD, dan spiral beserta kelebihan dan kekurangannya. Dokumen juga membahas tentang dokumentasi pengembangan perangkat lunak yang meliputi dokumentasi requirements, architecture/design, technical, end user, dan marketing.
Perbandingan 3 model sistem informasi meliputi model incremental, waterfall, dan prototyping. Model incremental mengembangkan perangkat lunak secara bertahap bagian demi bagian. Model waterfall memiliki tahapan linier secara berurutan. Model prototyping membangun prototipe awal untuk dievaluasi pelanggan sebelum pengembangan lebih lanjut.
Model RAD dan model evolusioner merupakan model proses pengembangan perangkat lunak iteratif yang menekankan pengembangan berulang dalam siklus pendek untuk menghasilkan produk berkelanjutan. Model RAD lebih cepat dari model air terjun dengan menggunakan komponen berulang sedangkan model evolusioner menghasilkan produk secara bertahap melalui inkremental atau spiral.
Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan pengembangan perangkat lunak dengan metode waterfall dan prototyping, mulai dari persyaratan, desain, pengkodean, pengujian, hingga pemeliharaan. Karakteristik dan penerapan masing-masing metode dijelaskan beserta kelebihan dan kekurangannya.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengembangan perangkat lunak seperti waterfall model, prototyping model, RAD model, incremental model, dan spiral model. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada sifat sistem yang dikembangkan. Tidak ada model yang paling baik, perlu disesuaikan dengan kebutuhan proyek pengembangan perangkat lunak.
Dokumen tersebut menjelaskan metode prototyping dalam pengembangan perangkat lunak. Metode ini melibatkan pembuatan prototipe awal sistem informasi untuk dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut, dengan empat langkah utama yaitu pemilihan fungsi, pengembangan sistem, evaluasi, dan penggunaan selanjutnya. Metode ini memungkinkan partisipasi pengguna aktif dan penentuan kebutuhan yang lebih mudah.
Incremental development (pengembangan incremental)Fitria Hati
Incremental model adalah model pengembangan perangkat lunak yang membagi persyaratan menjadi beberapa fungsi yang dikembangkan secara bertahap. Model ini memungkinkan penambahan fitur baru secara berkelanjutan dan fleksibel untuk menangani perubahan selama proses pengembangan. Keuntungan utamanya adalah mampu menangani perubahan dengan baik dan memberikan manfaat awal kepada pengguna.
Dokumen tersebut membahas proses rekayasa perangkat lunak mulai dari model-model sistem pengembangan siklus hidup (SDLC), metode pengembangan sekuensial dan iteratif, serta prinsip-prinsip pengembangan berbasis agile.
1. Dokumen tersebut membahas beberapa model proses pengembangan perangkat lunak seperti model siklus hidup klasik, prototyping, spiral, generasi keempat, dan model kombinasi.
2. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam pengembangan perangkat lunak.
3. Tidak ada model yang sempurna sehingga seringkali digunakan pendekatan kombinasi dari beberapa model.
Metode pengembangan sistem incremental merupakan model pengembangan perangkat lunak yang membagi persyaratan menjadi beberapa fungsi atau bagian sehingga pengembangannya dilakukan secara bertahap. Model ini memiliki tahapan requirement, spesifikasi, desain arsitektur, pengkodean, dan pengujian. Metode ini cocok untuk sistem yang terus berkembang dan proyek berukuran kecil.
Incremental model merupakan pengembangan dari model waterfall dengan pendekatan top-down dimana sistem dibangun secara bertahap berdasarkan kemampuan fungsional. Model ini cocok digunakan ketika persyaratan sistem sudah jelas, sumber daya terbatas, dan ada kebutuhan untuk menggunakan produk secepat mungkin. Contoh penerapannya adalah pengembangan editor teks yang dilakukan secara bertahap mulai dari manajemen file, editing dasar,
Dokumen tersebut membahas berbagai metodologi pengembangan sistem informasi, meliputi pendekatan terstruktur, model pengembangan seperti waterfall, prototipe, RAD, spiral, dan generasi keempat. Proses utama pengembangan sistem informasi adalah analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem beserta tahap perawatan setelah selesai dikembangkan.
Kelompok terdiri dari 7 orang. Model spiral/spiral Boehm merupakan model yang mengkombinasikan prototyping dan waterfall dengan mengidentifikasi resiko secara berulang. Terdiri dari tahap perencanaan, analisis resiko, rekayasa, konstruksi, dan evaluasi yang diulang setiap loopnya. Kelebihannya adalah fleksibel dan mudah mengurangi resiko, namun sulit memastikan kontrol dan butuh waktu lama.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengembangan perangkat lunak, yaitu model air terjun (waterfall), prototipe, dan proses bersatu (unified process). Model air terjun menganjurkan pendekatan sekuensial linier dari analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model prototipe melibatkan pembangunan prototipe awal untuk evaluasi sebelum pengembangan. Proses bersatu menggunakan pendekatan iteratif berpusat pada use case dengan tahapan
Model proses rekayasa perangkat lunak yang dijelaskan dalam dokumen tersebut meliputi model sekuensial linier, prototipe, RAD, dan evolusioner. Model-model tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengembangan perangkat lunak.
Dokumen tersebut membahas proses rekayasa perangkat lunak yang terdiri dari pendefinisian kebutuhan, pengembangan, validasi, dan pemeliharaan. Disebutkan pula metode pengembangan perangkat lunak seperti model sekuensial linier, prototipe, RAD, dan spiral.
Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan pengembangan perangkat lunak dengan metode waterfall dan prototyping, mulai dari persyaratan, desain, pengkodean, pengujian, hingga pemeliharaan. Karakteristik dan penerapan masing-masing metode dijelaskan beserta kelebihan dan kekurangannya.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengembangan perangkat lunak seperti waterfall model, prototyping model, RAD model, incremental model, dan spiral model. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada sifat sistem yang dikembangkan. Tidak ada model yang paling baik, perlu disesuaikan dengan kebutuhan proyek pengembangan perangkat lunak.
Dokumen tersebut menjelaskan metode prototyping dalam pengembangan perangkat lunak. Metode ini melibatkan pembuatan prototipe awal sistem informasi untuk dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut, dengan empat langkah utama yaitu pemilihan fungsi, pengembangan sistem, evaluasi, dan penggunaan selanjutnya. Metode ini memungkinkan partisipasi pengguna aktif dan penentuan kebutuhan yang lebih mudah.
Incremental development (pengembangan incremental)Fitria Hati
Incremental model adalah model pengembangan perangkat lunak yang membagi persyaratan menjadi beberapa fungsi yang dikembangkan secara bertahap. Model ini memungkinkan penambahan fitur baru secara berkelanjutan dan fleksibel untuk menangani perubahan selama proses pengembangan. Keuntungan utamanya adalah mampu menangani perubahan dengan baik dan memberikan manfaat awal kepada pengguna.
Dokumen tersebut membahas proses rekayasa perangkat lunak mulai dari model-model sistem pengembangan siklus hidup (SDLC), metode pengembangan sekuensial dan iteratif, serta prinsip-prinsip pengembangan berbasis agile.
1. Dokumen tersebut membahas beberapa model proses pengembangan perangkat lunak seperti model siklus hidup klasik, prototyping, spiral, generasi keempat, dan model kombinasi.
2. Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu dalam pengembangan perangkat lunak.
3. Tidak ada model yang sempurna sehingga seringkali digunakan pendekatan kombinasi dari beberapa model.
Metode pengembangan sistem incremental merupakan model pengembangan perangkat lunak yang membagi persyaratan menjadi beberapa fungsi atau bagian sehingga pengembangannya dilakukan secara bertahap. Model ini memiliki tahapan requirement, spesifikasi, desain arsitektur, pengkodean, dan pengujian. Metode ini cocok untuk sistem yang terus berkembang dan proyek berukuran kecil.
Incremental model merupakan pengembangan dari model waterfall dengan pendekatan top-down dimana sistem dibangun secara bertahap berdasarkan kemampuan fungsional. Model ini cocok digunakan ketika persyaratan sistem sudah jelas, sumber daya terbatas, dan ada kebutuhan untuk menggunakan produk secepat mungkin. Contoh penerapannya adalah pengembangan editor teks yang dilakukan secara bertahap mulai dari manajemen file, editing dasar,
Dokumen tersebut membahas berbagai metodologi pengembangan sistem informasi, meliputi pendekatan terstruktur, model pengembangan seperti waterfall, prototipe, RAD, spiral, dan generasi keempat. Proses utama pengembangan sistem informasi adalah analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem beserta tahap perawatan setelah selesai dikembangkan.
Kelompok terdiri dari 7 orang. Model spiral/spiral Boehm merupakan model yang mengkombinasikan prototyping dan waterfall dengan mengidentifikasi resiko secara berulang. Terdiri dari tahap perencanaan, analisis resiko, rekayasa, konstruksi, dan evaluasi yang diulang setiap loopnya. Kelebihannya adalah fleksibel dan mudah mengurangi resiko, namun sulit memastikan kontrol dan butuh waktu lama.
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengembangan perangkat lunak, yaitu model air terjun (waterfall), prototipe, dan proses bersatu (unified process). Model air terjun menganjurkan pendekatan sekuensial linier dari analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model prototipe melibatkan pembangunan prototipe awal untuk evaluasi sebelum pengembangan. Proses bersatu menggunakan pendekatan iteratif berpusat pada use case dengan tahapan
Model proses rekayasa perangkat lunak yang dijelaskan dalam dokumen tersebut meliputi model sekuensial linier, prototipe, RAD, dan evolusioner. Model-model tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengembangan perangkat lunak.
Dokumen tersebut membahas proses rekayasa perangkat lunak yang terdiri dari pendefinisian kebutuhan, pengembangan, validasi, dan pemeliharaan. Disebutkan pula metode pengembangan perangkat lunak seperti model sekuensial linier, prototipe, RAD, dan spiral.
KONSEP DAN PENERAPAN MODEL-MODEL PROSES PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK fajrillah
Pemodelan dalam suatu proses pembangunan perangkat lunak merupakan suatu hal yang dilakukan di tahapan awal. Dalam proses pembangunan perangkat lunak sebenarnya masih memungkinkan tanpa pembuatan model proses pembangunan perangkat lunak. Hal itu tidak dapat lagi dilakukan dalam suatu industri rekayasa perangkat lunak. Pemodelan dalam perangkat lunak merupakan suatu yang harus dikerjakan di bagian awal dari proses pembangunan perangkat lunak, dan pemodelan ini akan mempengaruhi perkerjaan-pekerjaan dalam proses pembangunan perangkat lunak tersebut.
Makalah ini membahas model pengembangan perangkat lunak waterfall yang terdiri dari 6 tahapan yaitu permodelan sistem, analisis kebutuhan, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini bersifat linier dan sistematis namun memiliki kelemahan seperti waktu pengembangan yang lama dan biaya yang mahal. Contoh penerapannya adalah pengembangan sistem akuntansi perusahaan.
Model CBSE adalah model proses yang menekankan pengembangan perangkat lunak berbasis komponen dengan menggunakan komponen yang sudah ada sebelumnya. Model ini terdiri atas dua tahapan yaitu engineering domain untuk menciptakan model domain dan komponen, serta engineering perangkat lunak untuk menganalisis, merancang, dan membangun perangkat lunak berdasarkan komponen yang telah dibuat.
Makalah ini membahas tentang mitos-mitos dan metodologi perangkat lunak. Terdapat tiga metode pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan yaitu waterfall, prototyping, dan spiral. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pengembangan sistem berdasarkan karakteristik proyek. Makalah ini juga menjelaskan beberapa mitos yang sering dianggap benar dalam pengembangan perangkat lunak.
Model-model proses rekayasa perangkat lunak yang dijelaskan meliputi waterfall model, RAD model, prototype model, incremental model, dan spiral model. Kelebihan dan kekurangan masing-masing model diuraikan secara singkat.
kualitas source code dan pengujian programRioKomando
Dokumen tersebut membahas beberapa model pengembangan perangkat lunak, yaitu model air terjun klasik, prototype, dan rapid application development. Model air terjun klasik menggunakan pendekatan sekuensial dengan 5 tahapan utama sedangkan prototype dan rapid application development lebih menitikberatkan pada pendekatan iteratif dan partisipasi aktif antara pengembang dan klien.
Model proses perangkat lunak meliputi model air terjun, prototipe, RAD, spiral, dan 4GT. Model air terjun menganut pengembangan sistematis melalui analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan. Model prototipe menekankan interaksi antara pengembang dan pengguna melalui prototipe awal. Model RAD fokus pada komponen yang dapat digunakan kembali untuk menghemat waktu pengembangan. Model spiral menggabungkan prototipe dan waterfall dengan mempert
Dokumen tersebut membahas tiga fase proyek perangkat lunak yaitu fase definisi, pengembangan, dan pemeliharaan. Kemudian dokumen tersebut juga membahas dua model proses pengembangan perangkat lunak yaitu model waterfall dan prototype beserta kelebihan dan kekurangannya.
Teks tersebut membahas konsep SDLC (Software Development Life Cycle) yang terdiri dari beberapa tahapan penting dalam pengembangan perangkat lunak, mulai dari perencanaan, analisis, desain, implementasi, hingga pemeliharaan. Teks tersebut juga membandingkan beberapa metodologi pengembangan perangkat lunak berbasis SDLC seperti waterfall, prototyping, RAD, dan agile.
Dokumen tersebut membahas tentang kualitas perangkat lunak dan proses pengembangan perangkat lunak. Ada beberapa metode pengembangan perangkat lunak dijelaskan seperti model air terjun klasik dan metode prototype. Metode prototype memiliki kelebihan seperti terjalinnya komunikasi yang baik antara pengembang dan klien serta memudahkan penentuan kebutuhan, namun juga memiliki kekurangan seperti proses perancangan dan analisis yang terlalu singkat.
2. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut
dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini pertama kali yang diperkenalkan oleh
Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang
paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE).
Sejarah Model Waterfall
3. Waterfall atau AIR terjun adalah model yang dikembangkan untuk pengembangan perangkat
lunak, membuat perangkat lunak. model berkembang secara sistematis dari satu tahap ke tahap
lain dalam mode seperti air terjun. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada
pengembangan software yang sistematikdan sekuensial yang mulai dari tingkat kemajuan sistem
pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas-
aktivitas sebgai berikut : rekayasa dan pemodelan sistem informasi, analisis kebutuhan, desain,
koding, mengujian dan pemeliharaan.
Waterfall
4. Berikut adalah Gambar dan penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam
model ini menurut Pressman:
5. 🔰 Penjelasan :
System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali dengan
mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk
software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan
elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut
dengan Project Definition.
6. Next 👉
Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan
difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka
para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya
fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan
sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.
7. Next 👉
Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi
representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain
harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap
sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus
didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
8. Next 👉
Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain
tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke
dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi
dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer.
9. Next 👉
Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan
software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari
error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan
sebelumnya.
10. Next 👉
Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah
pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika
dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau
ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut. Pengembangan
diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada
pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.
11. Dalam model ini terdapat beberapa sifat-sifat yang menojol dan cenderung menjadi
permasalahan pada model waterfall.
🔰 Karakteristik
Ketika problem muncul, maka proses berhenti karena tidak dapat menuju
ke tahapan selanjutnya.
Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus
menunggu hasil dari tahap sebelumnya.
12. 🔰 Mengapa Model ini Sangat Populer ???
Selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan dari model
ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan
benar di awal project, maka SE dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah.
Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang
diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal project lebih
ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika
dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
13. 🔰 Kapan Model Waterfall Digunakan ???
Teori-teori lama menyimpulkan ada beberapa hal, yaitu:
1. Ketika semua persyaratan sudah dipahami dengan baik di awal pengembangan.
2. Definisi produk stabil dan tidak ada perubahan saat pengembangan untuk alasan apapun
seperti perubahan eksternal, perubahan tujuan, perubahan anggaran atau perubahan
teknologi. Untuk itu, teknologi yang digunakan pun harus sudah dipahami dengan baik.
14. 3. Menghasilkan produk baru, atau versi baru dari produk yang sudah ada. Sebenarnya, jika
menghasilkan versi baru maka sudah masuk incremental development, yang setiap
tahapnya sama dengan Waterfall kemudian diulang-ulang.
4. Porting produk yang sudah ada ke dalam platform baru.
Next 👉
15. 🔰 Keuntungan dari Model Waterfall
Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama
digunakan.
Cocok untuk system software berskala besar.
Cocok untuk system software yang bersifat generic.
Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah
dikontrol
16. 🔰 Kelemahan dari Model Waterfall
Waktu pengembangan lama. hal ini dikarenakan input tahap berikutnya adalah output dari
tahap sebelumnya.
Biaya juga mahal, hal ini juga dikarenakan waktu pengembangan yang lama
Terkadang perangkat lunak yang dihasilkan tidak akan digunakan karena sudah tidak sesuai
dengan requirement bisnis customer. hal ini juga dikarenakan waktu pengembangan yang lama.
selain itu dikarenakan waterfall merupakan aliran yang linear, sehingga jika requirement
berubah proses tidak dapat diulang lagi.
17. Karena tahap-tahapan pada waterfall tidak dapat berulang, maka model ini tidak cocok untuk
pemodelan pengembangan sebuah proyek yang memiliki kompleksitas tinggi.
Meskipun waterfall memiliki banyak kelemahan yang dinilai cukup fatal, namun model ini
merupakan dasar bagi model-model lain yang dikembangkan setelahnya.
Next 👉
19. Prototyping
Model Prototyping adalah suatu proses pembuatan software yang
yang bersifat berulang dan dengan perencanaan yang cepat yang
dimana terdapat umpan balik yang memungkinkan terjadinya
perulangan dan perbaikan software sampai dengan software
tersebut memenuhi kebutuhan dari si pengguna.
20.
21. PROSES – PROSES PROTOTYPING
• Pengumpulan Kebutuhan
Developer dan klien akan bertemu terlebih dahulu dan kemudian menentukan
tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang
akan dibutuhkan berikutnya.
• Perancangan
Perancangan dilakukan dengan cepat dan rancangan tersebut mewakili semua
aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan
prototype.
• Evaluasi Prototype
Client akan mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk
memperjelas kebutuhan software.
• Pengguna Selanjutnya
22. Tahapan – Tahapan Protyping
• Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
• Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada
pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).
• Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan
keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka
prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
23. • Mengkodekan system
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang
sesuai.
• Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum
digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan
lain-lain.
• Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika
sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.
• Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
24. JENIS – JENIS PROTYPING
• Feasibility prototyping.
Digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan digunakan untuk system
informasi yang akan disusun.
Requirement prototyping.
Digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.
• Desain Prototyping.
Digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang akan
digunakan.
• Implementation prototyping
Merupakan lanjutan dari rancangan protipe, prototype ini langsung disusun sebagai
suatu system informasi yang akan digunakan.
25. TEKNIK – TEKNIK PROTOTYPING
• Perancangan Model.
• Perancangan Dialog.
• Simulasi.
26. Keunggulan metode prototyping :
• Adanya komunikasi baik antara pengembang dengan
pelanggan.
• Pengembang dapat bekerja lebih baik untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan.
• Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.
• Menghemat waktu dalam pengembangannya.
• Penerapan lebih mudah karena pemakai akan mengetahui apa
yang diharapkan.
27. Kelemahan metode prototyping :
• Kualitas sistem kurang baik karena hanya mengedepankan
aspek kenyamanan user.
• Pengembang kadang-kadang menggunakan implementasi yang
sembarangan.
• Tidak mencerminkan proses perancangan yang baik.