Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture). Paradigma pembangunan berkelanjutan sebagai bagian integral dari
pembangunan ekonomi suatu bangsa atau masyarakat bangsa-bangsa dunia.
Materi ini disampaikan Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA. dalam Kuliah Kedaulatan Pangan yang diselenggarakan Yayasan Abdurrahman Baswedan, di sekretariat yayasan, Perumahan Timoho Asri IV, Yogyakarta.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture). Paradigma pembangunan berkelanjutan sebagai bagian integral dari
pembangunan ekonomi suatu bangsa atau masyarakat bangsa-bangsa dunia.
Materi ini disampaikan Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA. dalam Kuliah Kedaulatan Pangan yang diselenggarakan Yayasan Abdurrahman Baswedan, di sekretariat yayasan, Perumahan Timoho Asri IV, Yogyakarta.
Power point ini dibuat untuk memeuhi tugas mata pelajaran geografi. Materi ini memuat tentang ketahanan pangan, ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan fator faktor yang memengaruhi ketahanan pangan
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fixNurdinUng
Pertanian merupakan sektor penyedia pangan yang tidak
pernah lepas dari berbagai persoalan, baik persoalan ekologi, ekonomi, sosial dan budaya, bahkan persoalan kebijakan politik. Hal ini tidak berlebihan karena pangan adalah
kebutuhan pokok penduduk, terutama di Indonesia. Laporan BPS tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,641,326 jiwa atau meningkat sebesar 15,21% dari tahun sebelumnya. Kondisi ini membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup agar tidak menjadi salah satu penyebab instabilitas pangan nasional. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan terutama mempertahankan sekaligus meningkatkan produksi pangan, pada level lapangan masih banyak hambatan dan kendala yang dijumpai. Dari sekian banyak hambatan dan kendala tersebut, ada yang dapat ditangani melalui introduksi teknologi dan upaya strategis lainnya, tetapi ada pula yang sukar untuk ditangani terutama yang berkaitan dengan fenomena alam.
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...NurdinUng
Cabai merupakan komoditas unggulan Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo yang dicanangkan pemerintah daerah melalui program Gemar Malita. Pembangunan agribisnis cabai di kabupaten ini masih pada tahap subsistem
on farm, tetapi pengembangannya mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Secara finansial, pengembangan cabai lebih menguntungkan dan mempunyai daya saing yang lebih tinggi dibanding jagung dan padi dengan nilai R/C dan B/C cabai masing-masing 2,15 dan 1,87, lebih tinggi daripada dua komoditas unggulan tersebut.
Selain itu, cabai merupakan komoditas basis di Kecamatan Tilamuta, Botumoito, Wonosari, dan Paguyaman
Pantai. Cabai umumnya dibudidayakan pada tanah Inceptisol, Alfisol, Mollisol, dan Entisol. Namun, lahan ini
umumnya telah digunakan untuk komoditas lain atau dikonversi ke penggunaan nonpertanian. Iklim yang kering dan kesuburan tanah yang rendah sampai sedang merupakan faktor pembatas dalam pengembangan cabai di daerah ini. Upaya dan strategi yang dapat ditempuh meliputi konservasi tanah dan air, intensifikasi dan diversifikasi
tanaman, pembinaan kearifan lokal, penyuluhan dan pemberian insentif, serta pemberdayaan kelembagaan perdesaan
dan penyuluhan. Hal penting lain yang perlu dilakukan adalah mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta melalui pola inti-plasma, contract farming, subkontrak, dagang umum, keagenan, dan kerja sama operasional agribisnis.
Pemberdayaan petani melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan...NurdinUng
Pemberdayaan petani merupakan salah satu upaya untuk menjadikan petani lebih berdaya dan mengurangi
ketergantungan terhadap subsidi pemerintah serta meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan, tetapi
sering sulit dijalankan karena tingkat pengetahuan dan ketrampilan petani masih rendah. Kegiatan ini bertujuan
untuk: (1) meningkatkan pengetahuan petani tentang pupuk organik, dan (2) meningkatkan ketrampilan petani
dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan
pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui ceramah dan praktek (demonstrasi). Sebelum dan sesudah
pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik dengan menggunakan kuisioner kepada
peserta pelatihan. Penilaian pengetahuan peserta didasarkan pada lima item pertanyaan, yaitu: 1). Pengetahuan
tentang pupuk organik; 2). Penggunaan pupuk organik; 3). Sumber bahan pupuk organik; 4). Kandungan hara
dalam pupuk organik; dan 5). Jenis pupuk organik. Jumlah peserta pelatihan adalah 25 orang yang semuanya
dijadikan sampel. Analisis data meliputi: analisis validitas, reliabilitas, dan analisis tabel menggunakan software
SPSS 23. Tingkat pengetahuan peserta dilakukan dengan analisis skor terhadap jawaban pertanyaan
menggunakan Skala Likert dan digambarkan dalam garis continuum. Praktek pembuatan pupuk organik
dilakukan dengan pendekatan learning by doing. Bahan yang digunakan meliputi: limbah jagung, bungkil
kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Limbah jagung dan bungkil kakao dicacah dengan mesin copper,
kemudian semua bahan dicampur dan diaduk dalam bak fermentasi sampai merata dan percikkan dengan air
sampai lembab merata serta ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 2-3 minggu untuk proses fermentasi
dan pengomposan. Hasil kegiatan menunjukkan sebelum pelatihan, mayoritas peserta pelatihan (76,0%) tidak
tahu tentang pupuk organik, sedangkan setelah pelatihan dan prektek pembuatan pupuk organik, mayoritas
peserta pelatihan (88,6%) sudah tahu tentang pupuk organik dan cara pembuatannya. Tingkat ketrampilan
petani dalam pembuatan pupuk organik juga telah meningkat yang ditunjukkan oleh indikator kemampuan
mengoperasikan perangkat mesin pencacah, kemampuan memformulasikan dosis atau takaran bahan baku
pupuk berupa larutan EM4+molase+air, kemampuan mencampuradukan bahan-bahan pupuk organik secara
merata, dan kemampuan mengidentifikasi keberhasilan pupuk organik yang dibuat.
Power point ini dibuat untuk memeuhi tugas mata pelajaran geografi. Materi ini memuat tentang ketahanan pangan, ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan fator faktor yang memengaruhi ketahanan pangan
Antisipasi perubahan iklim_untuk_ketahan-pangan-fixNurdinUng
Pertanian merupakan sektor penyedia pangan yang tidak
pernah lepas dari berbagai persoalan, baik persoalan ekologi, ekonomi, sosial dan budaya, bahkan persoalan kebijakan politik. Hal ini tidak berlebihan karena pangan adalah
kebutuhan pokok penduduk, terutama di Indonesia. Laporan BPS tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,641,326 jiwa atau meningkat sebesar 15,21% dari tahun sebelumnya. Kondisi ini membutuhkan ketersediaan pangan yang cukup agar tidak menjadi salah satu penyebab instabilitas pangan nasional. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan terutama mempertahankan sekaligus meningkatkan produksi pangan, pada level lapangan masih banyak hambatan dan kendala yang dijumpai. Dari sekian banyak hambatan dan kendala tersebut, ada yang dapat ditangani melalui introduksi teknologi dan upaya strategis lainnya, tetapi ada pula yang sukar untuk ditangani terutama yang berkaitan dengan fenomena alam.
Teknologi dan pengembangan agribisnis cabai di kabupaten boalemo provinsi gor...NurdinUng
Cabai merupakan komoditas unggulan Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo yang dicanangkan pemerintah daerah melalui program Gemar Malita. Pembangunan agribisnis cabai di kabupaten ini masih pada tahap subsistem
on farm, tetapi pengembangannya mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Secara finansial, pengembangan cabai lebih menguntungkan dan mempunyai daya saing yang lebih tinggi dibanding jagung dan padi dengan nilai R/C dan B/C cabai masing-masing 2,15 dan 1,87, lebih tinggi daripada dua komoditas unggulan tersebut.
Selain itu, cabai merupakan komoditas basis di Kecamatan Tilamuta, Botumoito, Wonosari, dan Paguyaman
Pantai. Cabai umumnya dibudidayakan pada tanah Inceptisol, Alfisol, Mollisol, dan Entisol. Namun, lahan ini
umumnya telah digunakan untuk komoditas lain atau dikonversi ke penggunaan nonpertanian. Iklim yang kering dan kesuburan tanah yang rendah sampai sedang merupakan faktor pembatas dalam pengembangan cabai di daerah ini. Upaya dan strategi yang dapat ditempuh meliputi konservasi tanah dan air, intensifikasi dan diversifikasi
tanaman, pembinaan kearifan lokal, penyuluhan dan pemberian insentif, serta pemberdayaan kelembagaan perdesaan
dan penyuluhan. Hal penting lain yang perlu dilakukan adalah mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta melalui pola inti-plasma, contract farming, subkontrak, dagang umum, keagenan, dan kerja sama operasional agribisnis.
Pemberdayaan petani melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pembuatan...NurdinUng
Pemberdayaan petani merupakan salah satu upaya untuk menjadikan petani lebih berdaya dan mengurangi
ketergantungan terhadap subsidi pemerintah serta meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan, tetapi
sering sulit dijalankan karena tingkat pengetahuan dan ketrampilan petani masih rendah. Kegiatan ini bertujuan
untuk: (1) meningkatkan pengetahuan petani tentang pupuk organik, dan (2) meningkatkan ketrampilan petani
dalam pembuatan pupuk organik. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 di Kelompok Tani Rukun
Sejahtera Desa Bualo Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini berupa pelatihan pembuatan
pembuatan pupuk organik yang dilakukan melalui ceramah dan praktek (demonstrasi). Sebelum dan sesudah
pelatihan, dilakukan tes tingkat pengetahuan tentang pupuk organik dengan menggunakan kuisioner kepada
peserta pelatihan. Penilaian pengetahuan peserta didasarkan pada lima item pertanyaan, yaitu: 1). Pengetahuan
tentang pupuk organik; 2). Penggunaan pupuk organik; 3). Sumber bahan pupuk organik; 4). Kandungan hara
dalam pupuk organik; dan 5). Jenis pupuk organik. Jumlah peserta pelatihan adalah 25 orang yang semuanya
dijadikan sampel. Analisis data meliputi: analisis validitas, reliabilitas, dan analisis tabel menggunakan software
SPSS 23. Tingkat pengetahuan peserta dilakukan dengan analisis skor terhadap jawaban pertanyaan
menggunakan Skala Likert dan digambarkan dalam garis continuum. Praktek pembuatan pupuk organik
dilakukan dengan pendekatan learning by doing. Bahan yang digunakan meliputi: limbah jagung, bungkil
kakao, feases, urin, EM4, gula dan air. Limbah jagung dan bungkil kakao dicacah dengan mesin copper,
kemudian semua bahan dicampur dan diaduk dalam bak fermentasi sampai merata dan percikkan dengan air
sampai lembab merata serta ditutup dengan terpal dan dibiarkan selama 2-3 minggu untuk proses fermentasi
dan pengomposan. Hasil kegiatan menunjukkan sebelum pelatihan, mayoritas peserta pelatihan (76,0%) tidak
tahu tentang pupuk organik, sedangkan setelah pelatihan dan prektek pembuatan pupuk organik, mayoritas
peserta pelatihan (88,6%) sudah tahu tentang pupuk organik dan cara pembuatannya. Tingkat ketrampilan
petani dalam pembuatan pupuk organik juga telah meningkat yang ditunjukkan oleh indikator kemampuan
mengoperasikan perangkat mesin pencacah, kemampuan memformulasikan dosis atau takaran bahan baku
pupuk berupa larutan EM4+molase+air, kemampuan mencampuradukan bahan-bahan pupuk organik secara
merata, dan kemampuan mengidentifikasi keberhasilan pupuk organik yang dibuat.
setiap prinsip, metode, praktek, dan falsafah yang bertujuan agar pertanian layak ekonomi, secara ekologi dapat dipertanggungjawabkan, secara sosial diterima, berkeadilan, dan secara budaya sesuai dengan keadaan setempat, serta dilaksanakan berdasarkan pendekatan holistik
Buruh tani bukan PETANI. Kerja kayak rodi, perbudakan pun konon masih ada di perkebunan. Kapan petani kita bisa bermartabat? Dimana asa bisa disandarkan?
Kedaulatan pangan adalah kosa kata baru di kebijakan Indonesia, dan kita belum paham benar, juga belum satu suara. Yuk mari kita mantapkan apa pengertian dan mau kemana kita dengan kedaulatan pangan.
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Syahyuti Si-Buyuang
Buku ini bukan mengajarkan bagaimana menjadi pekerja keras, tetapi mengapa dan bagaimana mengembangkan kultur bekerja keras. Setelah saya telusuri, dengan kemampuan yang sangat terbatas ini, ternyata begitu banyak ihwal-ihwal kerja yang selama ini kurang diungkap.
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Syahyuti Si-Buyuang
Dari pengumpulan informasi di lapang, secara umum petani lebih mengandalkan relasi-relasi individual dalam pengorganisasian dirinya dengan lebih mengandalkan pada basis komunitas dan
mekanisme pasar. Berdasarkan analisis kelembagaan, petani menjalankan usaha pertaniannya melalui pedoman norma dan regulasi, dengan melakukan pemaknaan
aktif terhadapnya. Petani menjalin relasi-relasi sosial dengan berbagai pihak
dengan berpedoman kepada panduan normatif komunitas, norma ekonomi dalam
pasar, dan relasi dengan petugas pemerintah. Organisasi formal hanyalah salah
satu sumber daya bagi petani yang bersama-sama unsur-unsur dalam lembaga
dijadikan sebagai peluang, pedoman, serta batasan untuk berperilaku sehari-hari
dalam menjalankan usaha pertaniannya.
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Syahyuti Si-Buyuang
Dalam buku ini saya sengaja memperbandingkan antar objek, sebagai cara saya menjelaskan kepada pembaca. Ini adalah gaya penjelasan baru, dimana matrik-matrik yang saya susun menjadi alat penjelas utama. Mungkin sebagian pembaca akan agak kesulitan
memahaminya. Namun saya sengaja memilih cara ini karena dengan cara begini akan memudahkan pembaca mengikuti perbedaan dan
persamaan dua atau lebih objek yang dibahas.
Kita sudah akrab dengan Ilmu Ekonomi, Ekonomi Pertanian, dan Ekonomi Islam. Tapi di jagad google belum ketemu frasa "Islamic Agricultural- Socioeconomics", "Islamic Food Economy", "Islamic land reform" dan seterusnya. Menunggu-nunggu orang pintar membuat ini ga ada-ada juga, ..... hehe. Nanya kesana-sini ga ada yang respon. Kata orang: "jika kita mencari sesuatu buku namun belum ada, maka tulislah!".
4. “Pertanian maritim” atau “agro maritim”:
4
Indonesia adalah negara kepulauan, bukan “Negara
Benua”
Pembangunan pertanian harus spesifik sesuai kondisi
wilayah (agroekologi zone).
Kita memiliki banyak pulau, tiap pulau memiliki kondisi
sumber daya alam dan iklim yang khas, serta kultur
masyarakat nya.
5. PERTANIAN KONTINENTAL versus PERTANIAN MARITIM
5
Pertanian kontinental Pertanian maritim
Basiskan daratan. Cirinya = pertanian dengan skala luas,
satu jenis komoditas. Menyemprot dengan helokopter
Pertanian berbasis kepulauan, menjadikan laut dan
kekhasan sumber daya pulau sebagai pertimbangan utama.
Daratan yang maha luas = karakter agroekologinya sama
dan sejenis
Karateristik keanekaragaman hayati antara pulau satu
dengan pulau lain berbeda.
Dapat dikembangkan secara luas, dengan satu manajemen. Tidak dapat dikembangkan secara luas, karena tidak ada
daratan yang terhampar rata. Harusl berbeda-beda
Cocok untuk negara benua, misalnya AS dan Autralia. Cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia.
Swasembada pangan bisa dengan komoditas sejenis. Swasembada butuh pangan yang beragam, karena apa yang
tumbuh bagus di tiap pulau berbeda-beda.
7. LOGICALFRAME PEMANFAATANVARIETASLOKALUNTUK MENDUKUNG INDONESIALUMBUNG PANGAN
TAHUN2045
PELESTARIAN
Varietas Lokal:
- Konservasi
- Perlindungan
- Plasma Nutfah
PENDAFTARAN
Varietas Lokal:
- Dokumentasi
- Pendataan
- Deskripsi
- Pendaftaran
INDONESIA
sebagai Lumbung
Pangan Dunia
2045
PENGEMBANGAN
Varietas Lokal untuk
Pangan Lokal:
-Produksi benih
- Penjualan benih
komersial
- Pengembangan
budidaya
-Peningkatan konsumsi
pangan lokal
Identifikasi dan mapping
budaya konsumsi
Pangan Lokal:
- identifikasi kultur kuliner
-preferensi terhadap
pangan lokal
-Tingkat p partisipasi
Peningkatan
preferensi terhadap
pangan lokal:
-Sosialisasi
-Gerakan komunitas
-Dukungan Pemda
8. Makna “lokal” =
• Menunjuk kepada wilayah atau areal tertentu.
• Dalam konteks “kearifan lokal” = pengetahuan maintream.
• Dalam arti politik = perjuangan kelokalan dalam makna mencapai
kemandirian.
• “Varietas lokal” = kuatnya preferensi masyarakat atas rasa beras tertentu
• “Pangan lokal” = lebih pada aspek politik dan ekologi
8
9. Varietas lokal:
• UU 29- 2000 tentang PVT, Pasal 7, varietas
lokal = “varietas yang telah ada dan
dibudidayakan secara turun temurun oleh
petani, serta menjadi milik masyarakat”.
• Permentan No 61 tahun 2011 tentang
Pengujian, Penilaian, Pelepasan Dan
Penarikan Varietas; Pasal 1 = “Varietas lokal
adalah varietas yang telah ada dan
dibudidayakan secara turun temurun oleh
petani, serta menjadi milik masyarakat dan
dikuasai oleh Negara”
• Pangan Lokal:
• UU 18 - 2012 tentang Pangan.
• Pasal 1, Pangan Lokal = “....makanan yang
dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai
dengan potensi dan kearifan lokal
• Kedaulatan Pangan = “ hak negara dan
bangsa yang secara mandiri menentukan
kebijakan Pangan yang menjamin hak atas
Pangan bagi rakyat dan yang memberikan
hak bagi masyarakat untuk menentukan
sistem Pangan yang sesuai dengan potensi
sumber dayalokal”.
9
10. “Local food”:
• Pangan lokal (local food) adalah “ ... produced within a short distance of where it is consumed, often
accompanied by a social structure and supply chain different from the large-s
• Alasan-alasan pengembangan pangan lokal:
• Motivasi mengkonsumsi pangan lokal (local food) mencakup pangan yang lebih sehat, keuntungan
lingkungan (environmental benefits), serta keuntungan ekonomi dan komunitas (community
benefits).
• Meningkatkan interaksi komunitas dengan peluang intensitas relasi antara yang tinggi antara
produsen (petani) dan konsumen
• Menciptakan pasar petani (farmers' markets) yang dapat menciptakan more sociable behavior, dan
peluang konsumen langsung mengunjungi petani di lahan.
• Dari sisi lingkungan (environmental), pangan lokal lebih ramah lingkungan karena akan menekan
penggunaan energi (less energy) untuk pergudangan dan transportasi, mereduski emisi gas rumah
kaca (greenhouse gas emissions).
• Dari sisi ekologi, pangan lokal berkaitan dengan aspek iklim, tanah, watershed, spesies, and
agroekosistem lokal (ecoregion).
• Dari sisi ekonomi, pangan lokal mengembangkan kesempatan kerja lokal mulai dari sortir,
pengepakan, pergudangan dan transportasi.
•
10
12. Kepmentan No 259/Kpts/Rc.020/M/05/2020 tentang RENTRAKementan
Tahun 2020-2024:
• Tidak ada frasa “varietas lokal”
• Untuk “pangan lokal”:
• Bab 3. Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi Dan Kerangka Kelembagaan
• 3.1. Arah Kebijakan Dan Strategi Nasional
• 31.1. Agenda Pembangunan
• A. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
• Pembangunan ekonomi dilaksanakan melalui dua pendekatan yaitu pengelolaan sumber daya ekonomi
dan peningkatan nilai tambah ekonomi
• Strategi:
• Peningkatan kinerja budidaya komoditas pertanian, pengembangan benih padi biofortifikasi dan produk
rekayasa genetik, fortifikasi produk beras, pengembangan nanoteknologi produk pangan,
pengembangan produk pangan lokal dan diversifikasi bahan pangan di tingkat masyarakat, serta
penyediaan dan perbaikan kualitas pangan untuk anak sekolah (hal 49).
• Hal 51 = “pengentasan rawan pangan dan penurunan masalah kekurangan gizi seperti stunting dan
wasting, pemerintah mengembangkan variasi bantuan pangan, tidak hanya terbatas pada bantuan
beras dan telur tetapi juga bahan pangan lokal ……”
13. Saran struktur dan materi roadmap:
Bab 1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, metode, ruang lingkup)
Bab 2. Tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran
Bab 3. Bentuk kegiatan
• Penyusunan Data Base dan Pemetaan Pangan Lokal
• Penyusunan Indeks “Pengembangan Varietas Lokal”
• Membangun Literasi Masyarakat
• Media dan Wadah Bagi Promosi dan Apresiasi
• Gerakan Penggunaan Pangan Lokal
• Pendekatan Pengenalan Pangan Lokal
• Pertemuan Ilmiah
Bab 4. Time line dan anggaran
13