Dokumen tersebut membahas tentang kedaulatan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pentingnya ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas pangan bagi rakyat Indonesia sesuai dengan UUD 1945, serta perlunya meningkatkan produksi pangan lokal untuk mencapai mandiri pangan nasional.
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan PanganTriando Triando
OTONOMI DAERAH DAN PERMASALAHAN KETAHANAN PANGAN
Oleh: Harmiati
Dosen FISIPOL
Universitas Prof. DR. Hazairin, SH
Jln. Jend A.Yani Kota Bengkulu
Abstrak
Pembangunan ketahanan pangan tidak dapat dilepaskan dari otonomi daerah, untuk menunjang keberadaan pangan sampai ke tingkat rumah tangga. Permasalahan fundamental yang dihadapi pemerintah daerah dalam peningkatan ketahanan pangan a) kebijakan dan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan, b) penataan dan pemanfaatan lahan pertanian, c) lumbung pangan, dan d) pemanfaatan pangan lokal. Dalam pembuatan kebijakan ketahanan pangan perlu memperhatikan berbagai pertimbangan teknis, ekonomis, dan sosial, baik dalam hal penataan lahan pertanian, program diversifikasi pangan lokal, dan pemanfaatan lumbung pangan, guna peningkatan ketahanan pangan dalam era otonomi daerah.
Otonomi Daerah dan Permasalahan Ketahanan PanganTriando Triando
OTONOMI DAERAH DAN PERMASALAHAN KETAHANAN PANGAN
Oleh: Harmiati
Dosen FISIPOL
Universitas Prof. DR. Hazairin, SH
Jln. Jend A.Yani Kota Bengkulu
Abstrak
Pembangunan ketahanan pangan tidak dapat dilepaskan dari otonomi daerah, untuk menunjang keberadaan pangan sampai ke tingkat rumah tangga. Permasalahan fundamental yang dihadapi pemerintah daerah dalam peningkatan ketahanan pangan a) kebijakan dan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan, b) penataan dan pemanfaatan lahan pertanian, c) lumbung pangan, dan d) pemanfaatan pangan lokal. Dalam pembuatan kebijakan ketahanan pangan perlu memperhatikan berbagai pertimbangan teknis, ekonomis, dan sosial, baik dalam hal penataan lahan pertanian, program diversifikasi pangan lokal, dan pemanfaatan lumbung pangan, guna peningkatan ketahanan pangan dalam era otonomi daerah.
disampaikan dalam rangka diskusi tentang blak-blakan soal ketahanan pangan di Indonesia, Rabu 3 Pebruari 2010 di Auditorium Adyana, Wisma Antara lt2, Jl Medan Merdeka Selatan 17 Jakarta
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
Selama ini, kita kuatir dan cenderung menjauhi swasta dalam ketahanan pangan. Juga memandang curiga pada kedaulatan pangan. Padahal, ini lah jawaban untuk mencapai ketahanan pangan.
Kedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
Kedaulatan Pangan lebih bicara tentang PETANI dibanding Pangan. Kedaulatan Pangan penting untuk melengkapi ketahanan pangan, dan menjadi basis yang mesti dicapai secara serius, agar diperoleh ketahanan pangan sejati
biar jangan lupa sama ilmu yang pernah didapat, walaupun mungkin tidak atau belum bisa diaplikasikan dalam pekerjaan karena satu dan lain hal ;)
yang penting ilmu itu dibagikan, mudah2an bisa bermanfaat.
demikian juga presentasi ini, saya buat dari diktat salah satu materi yang diikuti dalam Pelatihan dan Apresiasi Ketahanan Pangan, di Bandung Agustus 2007
Waktu itu disampaikan dengan sangat menarik dan berkesan oleh: Dr.Ir.Yayuk Farida Baliwati, MS (GMSK – IPB)
Diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Prov. Jawa Barat
disampaikan dalam rangka diskusi tentang blak-blakan soal ketahanan pangan di Indonesia, Rabu 3 Pebruari 2010 di Auditorium Adyana, Wisma Antara lt2, Jl Medan Merdeka Selatan 17 Jakarta
Kedaulatan Pangan dan Swasta dalam mendukung Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
Selama ini, kita kuatir dan cenderung menjauhi swasta dalam ketahanan pangan. Juga memandang curiga pada kedaulatan pangan. Padahal, ini lah jawaban untuk mencapai ketahanan pangan.
Kedaulatan Pangan adalah Basis untuk Mencapai Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
Kedaulatan Pangan lebih bicara tentang PETANI dibanding Pangan. Kedaulatan Pangan penting untuk melengkapi ketahanan pangan, dan menjadi basis yang mesti dicapai secara serius, agar diperoleh ketahanan pangan sejati
biar jangan lupa sama ilmu yang pernah didapat, walaupun mungkin tidak atau belum bisa diaplikasikan dalam pekerjaan karena satu dan lain hal ;)
yang penting ilmu itu dibagikan, mudah2an bisa bermanfaat.
demikian juga presentasi ini, saya buat dari diktat salah satu materi yang diikuti dalam Pelatihan dan Apresiasi Ketahanan Pangan, di Bandung Agustus 2007
Waktu itu disampaikan dengan sangat menarik dan berkesan oleh: Dr.Ir.Yayuk Farida Baliwati, MS (GMSK – IPB)
Diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Prov. Jawa Barat
Paparan Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan oleh Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS, Dosen Fakultas Ekologi Manusia, IPB University dalam Kuliah Online Akademi Desa #34 24 Juli 2020
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
1. KEDAULATAN PANGAN DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Prof. Ali Agus
Fakultas Peternakan UGM
Disampaikan dalam Kuliah Kedaulatan Pangan
Yayasan Abdurrahman Baswedan
4. Ledakan Populasi dan Harga Pangan
“Pertumbuhan
populasi mengikuti
deret ukur dan
produksi pangan
mengikuti deret
hitung “
(Malthusian Trap,
1798)
Dalam waktu yang tidak terlalu lama dari
saat ini, pangan akan menjadi komoditas
termahal di dunia dan sumber pertikaian
terbesar umat manusia..
4
5. Tahun 2050, jumlah penduduk dunia akan lipat dua dari saat ini. Namun dengan status
produksi pangan saat inipun telah terjadi kelaparan kronik pada 800 juta penduduk
8. Geo-politik Pangan :
Ketergantungan pangan dunia terhadap tataniaga global
(Prof Paulo D’Odorico, Virginia Uni,2014)
n 1986 and 2009, the amount of food that is traded has more than
doubled and the global food network has become 50 percent
more interconnected
n International food trade now accounts for 23 percent of global
food production, much of that production moving from
agriculturally rich countries to poorer ones.”
n an increase in the number of trade-dependent countries that
reach sufficiency through their reliance on trade, those countries
may become more vulnerable in periods of food shortage,( such
as happened during a food crises in 2008 and 2011), when the
governments of some producing countries banned or limited
food experts, causing anxiety in many trade-dependent countries.
9. Harga Beras, Inflasi & Kemiskinan
PEMERINTAH menjaga STABILISASI HARGA
BERAS untuk keperluan PENGENDALIAN INFLASI
dan KEMISKINAN
• Bobot beras dalam inflasi tinggi (SBH 2012= 3,66%)
• à Perubahan harga beras akan berpengaruh cukup besar terhadap
inflasi
• Dalam penghitungan inflasi, harga beras yang digunakan adalah harga
beras tertimbang di 66 kota pencatatan (sebelumnya di 45 kota
pencatatan)
• Harga beras menjadi lokomotif bagi pergerakan harga barang dan jasa
lainnya
• Kenaikan harga beras akan mengganggu ketahanan pangan RT terutama
RTM à karena 24% dari kebutuhan kalori dari beras
• Sumbangan beras terhadap Garis Kemiskinan cukup besar
9
10. Pembukaan UUD 1945 (Alinea 4)
“…membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia …”
12. KEDAULATAN PANGAN
Ketersediaan
(Availability)
Keterjangkauan
(Accessibilty)
Stabilitas
(Stability)
HAK ATAS
PANGAN
RAKYAT
Harus Terwujud
Setiap Saat di
Setiap Tempat
12
Mandiri
Ketersediaa
n
(Availability
)
Keterjangkauan
(Accessibilty)
Stabilitas
(Stability)
(UU. Pangan 18 Tahun 2012)
Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat
dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan
yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
Sumber Daya Lokal
Ketahanan Pangan
Kedaulatan Pangan
13. Bangsa Indonesia harus berani mengakui bahwa saat ini sektor pertanian
masih merupakan tumpuan utama pendapatan rakyatnya, sehingga sektor
pertanian harus tetap menjadi kunci keberhasilan pembangunan
14. Agro sebagai lokomotif
kesejahteraan rakyat
n Sumber pangan (tanaman, ternak, ikan)
n Sumber energi (biogas, biofuel)
n Bahan baku industri (hutan, kebun, ternak,
ikan, tanaman pangan musiman/tahunan)
n Sumber kenyamanan hidup dan kehidupan
(air, hutan, agro-wisata)
14
15. Harga pangan yang
terus menerus
meningkat menjadi
peringatan sekaligus
ancaman bagi
hampir negara-
negara di seluruh
dunia.
KONDISI PANGAN DUNIA
Banyak negara hancur karena krisis pangan
16. MASALAH PRODUKSI (1)
§ Resiko dan ketidak pastian produksi
sebagai dampak pemanasan global
§ Ketersediaan sumber daya pangan yang
semakin terbatas (lahan, kesuburan
tanah, air, pencemaran)
§ Masih bertumpu pada produksi beras
§ Pengembangan pangan non beras sangat
terbatas (terkendala aspek ekonomi dan
teknologi yang tidak kompetitif dan
mencukupi)
16
Produksi
Pangan
masih
terbatas dan
bersifat tidak
pasti
17. MASALAH PRODUKSI (2)
§ Produksi pangan berada pada petani-
petani kecil (kurang dari 0,5 Ha).
Pengumpulan hasil panen perlu waktu
lama dan biaya tinggi
§ Produksi pangan yang mutu dan
pengolahannya masih belum memenuhi
standar nasional dan internasional
§ Akses petani yang terbatas terhadap
lahan, modal, bibit/benih dan teknologi
§ Urbanisasi dan penuaan usia SDM yang
bekerja di pertanian pangan
17
Peningkatan
produksi
memerlukan
terobosan
investasi yang
besar dan harus
efisien agar
mampu bersaing
dengan beras dari
ASEAN
18. A
B
9 12 Maret6
Konsumsi
Produksi
8Maret 74 5 10 11 1 2
BULAN
1. A >>> B : Harga rendah à BULOG membeli
2. A < B : Harga tinggi à BULOG melakukan Operasi Pasar
POLA PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS
19. MASALAH DISTRIBUSI (1)
• Indonesia terdiri dari kepulauan :
17.504 pulau
• Pusat produksi dan pusat konsumsi
pangan yang tersebar, Jawa masih
menjadi tumpuan utama pemasok
pangan nasional (50-60%)
• Produksi yang bersifat musiman
dihadapkan pada kendala
pergudangan untuk penyimpanan
pangan antar waktu. Akumulasi panen
pada Subround Januari - April sekitar
44% dari total produksi setahun.
Collection cost tinggi
dan lama akibat skala
surplus yang kecil-
kecil (petani dan
penggilingan kecil),
menyebar dan
infrastruktur yang
tidak efisien
19
20. MASALAH DISTRIBUSI (2)
• Sarana dan jaringan transportasi
yang tidak memadai di daerah-
daerah terpencil dan kepulauan-
kepulauan kecil sedangkan konsumsi
tersebar di seluruh wilayah sampai
daerah terpencil
• Kondisi alam dan gelombang yang
tidak memungkinkan angkutan
perairan dan darat dapat dilakukan
secara normal setiap saat
• Indonesia adalah daerah rawan yang
rawan bencana alam (gempa,
tsunami, gunung merapi, banjir)
Diperlukan dukungan
pembangunan
infrastruktur yang
memadai utk
memperlancar dan
mengurangi cost
distribusi
20
21. MASALAH PERDAGANGAN (3)
• Instabilitas harga pangan dan kebijakan
perdagangan pangan yang belum komprehensif.
Volatilitas harga dan kelangkaan pasokan pangan
semakin sering terjadi
• Pasar pangan lebih banyak berkembang di daerah-
daerah yang daya beli konsumennya tinggi serta
daerah-daerah yang jaringan transportasi baik.
Tidak banyak berkembang di daerah yang daya
belinya rendah dan terpencil.
• Dominasi pasar tradisional: sistem curah, kemasan
karung besar, kualitas tidak standar.
• Garis pantai panjang, monitoring keluar/masuk
beras dari/ke perairan Indonesia sulit.
• Pasar pangan internasional cenderung dikuasai
oleh negara maju (kedelai, jagung, gula, gandum)
sedangkan pasar beras dunia juga bersifat residual
dan tipis serta sangat sensitif terhadap perubahan
kebijakan perdagangan yang dilakukan oleh negara
eksportir beras (India, Thailand, Vietnam) 21
Mendorong peran
pasar yang merata
dengan meningkatkan
penyediaan APBN dan
investasi untuk
menambah dan
memperbaiki sarana
dan prasarana
pemasaran (angkutan,
pelabuhan, gudang,
jalan, pasar)
21
23. Food Security Food
Sovereignty
• Politic
• On Farm
• Off Farm
JIHAD
Import
Concept and Implementation (vision, Commitment, and consistence)
Adapted from Udhoro Kasih Anggoro, 2012
ACTION !!!!!
24. DEVELOPING AND PRIORITIZING
LOCAL FOOD PRODUCTION
(Import substitution)
DEVELOPING FOOD
PRODUCER’s WELLBEING
(farmer)
DEVELOPING THE
COMPETITIVENESS
(capacity building)
SUSTAINABLE LAND
OWNERSHIP
NATIONAL FOOD
PRODUCER
PLAY THE MAIN ROLE
(famer, Industries)
STRATEGIC
COMMODITIES
LAND
REFORM
Adapted from Udhoro Kasih Anggoro, 2012
Inequality of land ownership :
- Farmers in average has less then 0.2 ha
- MNC and Corporate has thousand and million ha
25. 3 JALUR PERJUANGAN
n Politik (Politisi, akademisi, birokrasi)
n Politik pangan nasional (beras vs non beras; lokal vs impor)
n Politik agraria (penguasaan lahan oleh produsen pangan / petani)
n Politik berpihak dan berimbang ‘pro-produsen’ vs ‘pro-konsumen’
n on Farm (Produsen pangan : perseorangan, kel, swasta, korporasi)
n Kemandirian bibit (vs monopoli suplier bibit)
n Kemandirian pupuk (kimia vs. organik)
n Kemandirian sarana produksi (irigasi, transportasi)
n Kemandirian Teknologi dan SDM (cooperative vs. corporative)
n Kemandirian Cadangan Pangan (level komunitas-nasional)
n off Farm (Konsumen)
n Pendidikan konsumen (nasionalisme) => pangan nusantara
n Berperilaku memihak (lokal vs impor)
28. LATAR BELAKANG
URBANISASI
TKI / BURUH MIGRANT
KONOTASI DESA :
•KEMISKINAN
•PENGANGGURAN
•KEKURANGAN
•KETERBELAKANGAN
•PENDAPATAN RENDAH
•BURUH TANI/PETANI
•REMOTE AREA
?APA DIIBIARKAN TERUS BERLANGSUNG
GLOBAL WARMING
Desa
Kota Kota di LN
60% Penduduk Indonesia tinggal di Desa,
Hidup dari Sektor Pertanian
29. URBANISASI
TKI / BURUH MIGRANT
?BAGAIMANA SOLUSINYA
GLOBAL WARMING
•MAKMUR
•SEJAHTERA
•AKSESIBILITAS BAIK
•ASRI
•MAJU
•MANDIRI (PANGAN, ENERGI)
Desa
Kota Kota di LN
30. Negeri Makmur
(5 W)
INTEGRASI
SUMBERDAYA
INOVASI /
IPTEKS
Fisik Sosial
Sinergi - Optimalisasi
MEMBANGUN KEMANDIRIAN
SOLUSI TOTAL SEMESTA
Nilai tambah
Pemberdayaan sosial
Networking & MarketingIntegrated
Farming
Pengelolaan
Lingkungan
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS
1. BASIS KOMODITI
2. BASIS KELUARGA
3. BASIS KAWASAN
Peningkatan produksi padi, ternak,dll
Peningkatan pendapatan keluarga
Peningkatan variasi sumber pendapatan,
produksi bruto kawasan
Inovasi
produk
Efisiensi proses
produksi
5 W : wareg, waras, wasis,
wisma, wibawa
Hamemayu Hayuning
Bawono
SINERGI MEMAKMURKAN NEGERI MENGATASI PROBLEM KEMISKINAN
31. PANCA KRIDA KEDAULATAN PANGAN
NUSANTARA (YOGYAKARTA)
n Komitmen politik dan sinergitas kebijakan
pangan yang berpihak pada kepentingan dan
kesejahteraan masyarakat
n Optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan
dan air untuk produksi pangan
n Pemandirian proses produksi pangan
n Pembudayaan pola konsumsi pangan nusantara
n Penguatan kelembagaan dan jaringan pangan
32. PROGRAM MEMAKMURKAN DESA
DESA
MMM
FUNDING
PERGU
RUAN
TIN
GGI PEM
ERIN
TAH
MANDIRI PANGANM
AN
D
IRIEN
ERGI
M
ASYARAKAT
M
ANDIRI
DESA M3 :
1. MANDIRI PANGAN
2. MANDIRI ENERGI
3. MASYARAKAT MANDIRI
DESA
MMM
PenguatanModal
HibahDanaPKBL
Pendampingan
Transfer Teknologi Infrastruktur
Regulasi/Fasilitasi
33. PENDEKATAN :
1. MENINGKATKAN VARIASI SUMBER
PENDAPATAN
2. MENURUNKAN ONGKOS PRODUKSI
3. OPTIMALISASI PEMANFAATAN
LAHAN DAN AIR
4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Alternatif Solusi
INTEGRATED FARMING …!
38. Glukomannan dari porang (contoh industri modern
dari hasil hutan bukan kayu)
n nutritional supplements for constipation, obesity, high cholesterol, acne vulgaris
and type 2 diabetes, appetite reduction
42. Ternak SAPI sebagai ‘tambang emas’
RED MEAT
Green manure
Liquid
biofertilize``
LEATHER
Biogas
Bonemeal
Gelatine
Emas putih
Emas kuning Emas hitam
Emas biru
Emas coklat
Emas merah
Tabungan pengganti emas
63. Budidaya “Ayam Kampus”
(ayam kampung super = sudah persilangan)
IB
Pejantan Bangkok Induk Ayam Petelur
Kinerja :
1. Umur potong 90 hari
2. Bobot potong 1,2 kg
Inseminasi
Buatan
67. Potensi / Kelayakan Usaha
F
D
E
C
B
A
Pembinaan UKM
Alternatif pola pembiayaan dan pembinaan UKM
berdasarkan potensi dan kelayakan usaha
Zona Commercialization
Hibah/Bergulir/Bunga rendah
PEMBIAYAAN
Keterangan :
A, B, C = kategori UKM potensial dan layak dibiayai dengan bunga komersial oleh bank
D, E, F = kategori UKM potensial yang perlu dibiayai dengan bunga non komersial
Bunga wajar / komersial
68.
69. BACKGROUND
• Urbanization is a growing social phenomenon
in Indonesia.
• People in rural areas faces difficulties in
supporting their livelihoods due to limited
resources and capability.
• The fact: Indonesia’s vast natural resources are
sufficient to support the people in the country,
with sufficient tools and resources.
• How to help rural areas to developing their
potentials.
Image source courtesy of google images
70. Mindframe for Mandiri Bersama Mandiri Program
Total Solution Approach:
• Sociocultural Development
• Infrastructure Development
• Strengthening of Economic
Institutions
• Transfer of Technology
• Strengthening of Market Access
Total Solution Aims:
• Mandiri Pangan
(food self-sufficiency)
• Mandiri Energi
(energy self-sufficiency)
• Masyarakat Mandiri
(independent community)
71. WHY
ARGOREJO VILLAGE?
• Underdeveloped state
despite its enormous
potentials.
• The using of many food
crops found locally and
improve them in terms of
both productivity and
product variety.
• Has the potential for
development of inland
fishery.
73. OUTPUT
• Four indicators are measured: productivity increase, land use, asset growth, and income growth.
• Notable improvement: one-third increase in income
First 6-month Progress of
Mandiri Bersama Mandiri Program
Demonstration Plot:
• Rice plot = per hectare
• Oyster Mushroom plot = per bag log production facility
• Lawn / garden plot = per lawn
• Farming & fresh water plot = per fish pond
75. SUSTAINABILITY AND
REPLICATION
• An encouragement for Micro
Mandiri plans to roll out similar
projects and expand its coverage.
• Economic growth will prepare and
propel rural communities to
obtain additional financing to
further expand their businesses.
• Two more target villages to
replicate the success of MBM to
develop Desa Mandiri
(Independent Village) program in
Argosari & Giwangan.
ARGOSARI
ARGOREJO
GIWANGAN
76. TESTIMONALS
Warsini, Housewife
Dusun Pendul, Argorejo,
Yogyakarta
I am very pleased with the training
given by Micro Mandiri and UGM,
whereby we learned about how to
optimize our garden. It turns out that
my garden can be planted with various
plants that can give my family
additional income.
Jono, Cattle Farmer
Dusun Metes, Argorejo, Yogyakarta
Micro Mandiri and UGM taught us
how to process cow’s manure into
organic fertilizer. We are then able to
multiply our income from selling
organic fertilizer, instead of just
selling the manure.
Walinah, Housewife
Dusun Polaman, Argorejo,
Yogyakarta
I have never thought that we could do
mushroom cultivation here in our village.
Micro Mandiri and UGM showed us that by
constructing the oyster mushroom
cultivation facility in this village. With that,
we are now able to produce as many as 500
bag logs of oyster mushroom per day.
81. MBM progress report per Desember 2014
No COMODITY
BEFORE PROGRAM AFTER PROGRAM
increase notevolume unit price/unit income volume unit price/unit income
1
Rice productivity
improvement 32,500 kg 3000 97,500,000 37500 kg 3300 123,750,000 26,250,000 5 ha
2
Oister mushroom
cultivation
Mushroom 0 kg 9000 0 5200 kg 8000 41,600,000
Baglog 0 unit 2000 0 1000 unit 2000 2,000,000
Total mushroom 0 43,600,000 43,600,000
3
Garden
optimalization
Ginger 0 kg 10000 0 1400 kg 10000 14,000,000
Chili 0 kg 25000 0 50 kg 25000 1,250,000
Total Garden
optimalization 0 15,250,000 15,250,000
4 Fish feed 0 kg 8000 0 1100 kg 7500 8,250,000 8,248,900
5 Organic fertilizer 150000 kg 100 15,000,000 75000 kg 500 37,500,000 22,500,000
6 Chicken 0 kg 25000 - 2250 kg 25000 56,250,000 56,250,000
7 Duck 0 kg 32000 - 800 kg 32000 25,600,000 25,600,000
197,698,900
US$ 17,973
82.
83.
84.
85. ACTION PLAN
n IDENTIFIKASI LOKASI
n IDENTIFIKASI KOMODITAS UNGGUL
(TERNAK, TANAMAN PANGAN, KEBUN,
BUAH2AN, IKAN)
n IDENTIFIKASI PELAKU USAHA (INDIVIDU,
KELOMPOK/KOPERASI)
n IDENTIFIKASI DUKUNGAN PARA PIHAK
n PENYUSUNAN TIME SCHEDULE
n WORKSHOP-WORKSHOP
86. Kerjasama
BRI - FAPET UGM
Kantor Kas BRI
Di Fak. Peternakan
UGM
CSR untuk Cashless
Kantin
RUMAH INOVATIF PRODUK PETERNAKAN
87. UPT TERNAK PERAH
UPT Fakultas Peternakan UGM, membina para peternak sapi perah,
Susu dibeli, diproses (segar, pasteurisasi, yoghurt, keju) dipasarkan di Plaza Agro