SlideShare a Scribd company logo
Negara dan
Cita-Cita
Politik
Menurut
Islam
By : Petrus Putera Anggara Hutapea
NPM : 21520012
Negara
Sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai sebuah negara
jika wilayah tersebut telah memenuhi berbagai unsur yang
diperlukan oleh sebuah negara di dalamnya. Hingga saat
ini, jumlah negara yang di seluruh dunia mencapai 195
negara. Setiap negara tersebut memiliki bentuk
pemerintahan yang berbeda antara satu sama lain, dimana
ada yang menggunakan sistem pemerintahan kerajaan
sampai republik.
Prof. Nasroen
Prof. Miriam Budihardjo
Negara merupakan organisasi yang
ada di dalam suatu wilayah yang
dapat memaksakan kekuasaannya
yang sah terhadap semua golongan
kekuasaan yang berada di dalamnya
dan dapat menetapkan berbagai
tujuan dari kehidupan tersebut.
Sebuah negara adalah sebuah
bentuk pergaulan hidup. Oleh
karena itu, sebuah negara
harus ditinjau secara sosiologis
agar dapat dijelaskan serta
dipahami.
Prof. Dr. Djokosoetono, SH.
Negara sebagai organisasi manusia
maupun kumpulan individu yang berada
di bawah sebuah pemerintahan yang
sama.
Prof. Farid S.
negara merupakan sebuah wilayah
merdeka yang sudah mendapatkan
pengakuan dari negara lain serta
memiliki sebuah kedaulatan.
01 02
03
Negara Menurut Para Ahli
04
Konsep Negara
Menurut Islam
Konsep Teokratis
Negara teokrasi adalah sebuah negara yang
kedaulatannya ada pada Tuhan. Konsep teokratis
pada negara Islam muncul di era paling awal
sejarah Islam, yakni pada masa nabi Muhammad
SAW. Sebagaimana diketahui, dalam mengelola
negara dan masyarakat, nabi senantiasa
berdasarkan pada tuntunan dan bimbingan wahyu
dari Allah SWT. Konsep teokrasi ini tentunya tidak
akan dapat dilakukan lagi oleh siapapun setelahnya,
mengingat nabi merupakan orang terakhir yang
menerima wahyu dari Allah. Dengan kata lain, tidak
ada teokrasi dalam konsep negara Islam setelah
nabi Muhammad wafat, meskipun dia berdalih
menyandarkan semuanya pada Al-Quran dan As-
Sunnah.
Konsep Republik
Ketika nabi wafat, dan urusan pemerintahan beralih ke tangan Khulafaur Rasyidin, terjadi
perubahan-perubahan mendasar dalam pengelolaan pemerintahan Islam. Konsep teokrasi yang
pernah dijalankan nabi Muhammad digantikan dengan bentuk republik. Bentuk republik ini
dijalankan karena para Khalifah bukan lagi orang-orang yang menerima wahyu, layaknya para
rasul, meskipun para Khalifah tetap tunduk pada prinsip-prinsip dasar yang digariskan oleh Al-
Quran dan As-Sunnah. Dimulai oleh Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, pemerintahan Islam era Khulafaur Rasyidin mengambil
bentuk demokrasi dan republik. Beberapa pemikir politik dalam Islam berpendapat, bentuk
negara dan sistem pemerintahan di era Khulafaur Rasyidin inilah yang paling ideal dalam Islam.
Bahkan para pemikir Muslim di abad ke 19 dan 20 dengan tegas menyatakan bahwa kemuduran
umat Islam di era modern adalah karena umat Islam telah meninggalkan konsep negara yang
pernah diterapkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Sarjana-sarjana Barat, sebut saja salah satunya
Philip K. Hitti, turut membenarkan pernyataan tersebut. Menurut Hitti, konsep negara dengan
bentuk republik yang dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin merupakan bentuk terbaik negara Islam
pasca nabi Muhammad.
Konsep Monarki
Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, yang menandai berakhirnya era
kekalifahan, bentuk negara dalam Islam berubah dari republik ke
monarki (kerajaan). Muawiyah pionir berdirinya kerajaan bani
Umayyah- adalah pemimpin Islam pertama yang mengubah bentuk
pemerintahan tersebut. Sesuai dengan bentuk monarki, kepala negara
bersifat absout, kekuasaan terjadi secara turun temurun, dan
musyawarah kurang dilaksanakan. Bentuk monarki ini dilestarikan
oleh Dinasti Abbasiyah yang datang kemudian. Namun bedanya, pada
masa Muawiyah yang masih terpengaruh jiwa demokratis Arab
keabsolutan kepala negara belum terlalu menonjol. Sementara para
era Abbasiyah, keabsolutan itu meningkat. Dan keabsolutan itu
berada pada pucaknya ketika kekuasaan Turki Utsmani di Istambul
muncul. Kerajaan Turki Utsmani inilah yang nantinya akan menjadi
titik balik dan pusat perdebatan di kalangan umat Islam di dunia
mengenai bentuk negara ideal. Turki Utsmani dijadikan contoh
sebagai bentuk negara terburuk dalam sejarah Islam, dimana kepala
negara bukan saja absolute, namun juga memiliki sifat kekudusan.
Konsep Monarki
Konstitusional
Masuknya pengaruh Barat pada abad ke 19 ke dunia Islam dalam
bidang politik, membuat para pemikir Islam mulai membuka wacana
baru, terutama dalam paham konstitusi dan republik. Sebagai
akibatnya kemudian muncul gerakan konstitusionalisme dalam
gerakan Islam. Di antara para pemikir tersebut terdapat nama Rifa’ah
Badawi, Jamaludin Al-Afghani dan Khayr Al-Din At-Tunisi. Dari para
pemikir-pemikir tersebutlah kemudian disusunlah konstitusi pertama
di dunia Islam yang diumumkan di Tunisia pada tahun 1861,
menyusul kemudian di Turki pada tahun 1876. Pada pertengahan
abad ke 20 boleh dibilang hampir seluruh dunia Islam sudah
mempunyai konstitusi. Dengan demikian, terjadi perubahan penting
di dunia Islam, yaitu perubahan bentuk pemerintahan dari monarki
absolute menjadi monarki konstitusional.
Konsep Republik
Masih di abad ke 20, perubahan penting
terjadi pula ketika Musthafa Kemal Attaturk
(1881-1938) menghapus dinasti Turki
Utsmani dan melahirkan Republik Turki pada
tahun 1923, dan pada tahun 1924, Turki
kemudian berubah menjadi republik murni.
Berakhirnya sistem monarki dari Turki
memancing antusiasme para pemikir Muslim
untuk mulai membicarakan konsep negara
Islam secara lebih serius, terstruktur dan
sistematis.
Politik Dalam Islam
Islam menyebut politik dengan istilah Siyasah. Jika yang
dimaksud politik adalah siyasah mengatur segenap urusan umat,
maka Islam sangat menekankan pentingnya siyasah. Bahkan
Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu terhadap
urusan umat. Tetapi jika siyasah diartikan sebagai orientasi
kekuasaan, maka sesungguhnya Islam memandang kekuasaan
hanya sebagai sarana menyempurnakan pengabdian kepada
Allah. Tapi Islam hanya menjadi sarana dalam masalah
kekuasaan.
Pandangan Islam Mengenai Politik
Di dalam Islam pun, politik mendapat kedudukan dan tempat yang hukumnya bisa menjadi wajib.
Para ulama kita terdahulu telah memaparkan nilai dan keutamaan politik. Hujjatul Islam Imam Al-
Ghazali mengatakan bahwa Dunia merupakan ladang akhirat. Agama tidak akan menjadi
sempurna kecuali dengan dunia. memperjuangkan nilai kebaikan agama itu takkan efektif kalau
tak punya kekuasaan politik. Memperjuangkan agama adalah saudara kembar dari
memperjuangkan kekuasaan politik (al-din wa al-sulthan tawamaan).
lengkapnya Imam Al- Ghazali mengatakan:
“Memperjuangkan kebaikan ajaran agama
dan mempunyai kekuasaan politik (penguasa)
adalah saudara kembar. Agama adalah dasar
perjuangan, sedang penguasa kekuasaan
politik adalah pengawal perjuangan.
Perjuangan yang tak didasari (prinsip) agama
akan runtuh, dan perjuangan agama yang tak
dikawal akan sia-sia”. Dari pandangan Al-
Ghazali itu bisa disimpulkan bahwa berpolitik
itu wajib karena berpolitik merupakan
prasyarat dari beragama dengan baik dan
nyaman. Begitulah islam memandang pollitik
Karena paraktiknya politik itu banyak diwarnai oleh perilaku
jahat, kotor, bohong, dan korup, timbullah kesan umum bahwa politik
(pada situasi tertentu) adalah kotor dan harus dihindari. Mujaddid Islam,
Muhammad Abduh, pun pernah marah kepada politik dan politisi karena
berdasarkan pengalaman dan pengamatannya waktu itu beliau melihat di
dalam politik itu banyak yang melanggar akhlak, banyak korupsi,
kebohongan, dan kecurangan-kecurangan.
Muhammad Abduh pernah mengungkapkan
doa taawwudz dalam kegiatan politik ,”Aku
berlindung kepada Allah dari masalah politik,
dari orang yang menekuni politik dan terlibat
urusan politik serta dari orang yang mengatur
politik dan dari orang yang diatur politik”.
Tetapi dengan mengacu pada filosofi Imam Al-
Ghazali menjadi jelas bahwa berpolitik itu
bagian dari kewajiban syari’at karena tugas-
tugas syari’at hanya bisa direalisasikan di
dalam dan melalui kekuasaan politik atau
penguasa (organisasi negara).
Dalam kaitan inilah ada kaidah ushul fiqh yang menyebutkan “Ma la yatimmul
wajib illa bihi fahuwa wajib” (Jika ada satu kewajiban yang tidak bisa dilaksanakan
kalau tidak ada sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain wajib juga diadakan/
dipenuhi). Dengan kata lain, “jika kewajiban mensyiarkan nilai kebaikan Islam tak
bisa efektif kalau tidak berpolitik, maka berpolitik itu menjadi wajib pula
hukumnya.” Inilah yang menjadi dasar, mengapa sejak awal turunnya Islam,
muslimin itu sudah berpolitik, ikut dalam kegiatan bernegara, bahkan mendirikan
Negara, dan Rasulullah, SAW, Khulafaur Rasyidin serta para pemimpin islam
terdahulu telah membuktikanya.
Terima Kasih

More Related Content

Similar to UTS PEMIKIRIAN POLITIK ISLAM dulu dan sekarang.pptx

Birokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politikBirokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politikYasirecin Yasir
 
Kedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamKedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamHaan Herdiantara
 
Ppkn tendri
Ppkn tendriPpkn tendri
Ppkn tendrireskaka
 
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01Dancha GazeRockz
 
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negaraMakalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negaraMuhammad Agung
 
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modern
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modernSejarah pemikiran administrasi di zaman modern
Sejarah pemikiran administrasi di zaman moderndiah dianta
 
Kritik Islam Terhadap UUD 1945
Kritik Islam Terhadap UUD 1945Kritik Islam Terhadap UUD 1945
Kritik Islam Terhadap UUD 1945Anas Wibowo
 
SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI ISLAM
SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI ISLAMSISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI ISLAM
SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI ISLAMBernopvida PM
 
Adakah sekularisme adalah sebahagian daripada agenda illuminati
Adakah sekularisme adalah sebahagian daripada agenda illuminatiAdakah sekularisme adalah sebahagian daripada agenda illuminati
Adakah sekularisme adalah sebahagian daripada agenda illuminatiishakdani
 
Numpang ta
Numpang taNumpang ta
Numpang ta33335
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunianorma 28
 
pemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularismepemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularismeSalam Salleh
 

Similar to UTS PEMIKIRIAN POLITIK ISLAM dulu dan sekarang.pptx (20)

Birokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politikBirokrasi dan partai politik
Birokrasi dan partai politik
 
Kedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islamKedudukan sistem politik dalam islam
Kedudukan sistem politik dalam islam
 
Ppkn tendri
Ppkn tendriPpkn tendri
Ppkn tendri
 
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
Sistempemerintahandemokrasidalamperspektiffikihsiyasah 130324080124-phpapp01
 
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negaraMakalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
 
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modern
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modernSejarah pemikiran administrasi di zaman modern
Sejarah pemikiran administrasi di zaman modern
 
Kritik Islam Terhadap UUD 1945
Kritik Islam Terhadap UUD 1945Kritik Islam Terhadap UUD 1945
Kritik Islam Terhadap UUD 1945
 
SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI ISLAM
SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI ISLAMSISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI ISLAM
SISTEM POLITIK DAN DEMOKRASI ISLAM
 
Adakah sekularisme adalah sebahagian daripada agenda illuminati
Adakah sekularisme adalah sebahagian daripada agenda illuminatiAdakah sekularisme adalah sebahagian daripada agenda illuminati
Adakah sekularisme adalah sebahagian daripada agenda illuminati
 
Numpang ta
Numpang taNumpang ta
Numpang ta
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sekularism 2010
Sekularism 2010Sekularism 2010
Sekularism 2010
 
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di DuniaSejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
Sejarah Perumusan Macam-macam Ideologi di Dunia
 
pemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularismepemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
pemikiran asing, islam liberal dan sekularisme
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxMOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxsukman241
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointakunoppoa31rhn
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
Arlianda_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Arlianda_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfArlianda_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Arlianda_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfArlianda
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxKurnia Fajar
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...Kanaidi ken
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdfZulkhaidirZulkhaidir
 
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)AdeFarida4
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxMOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpointnoun clause powerpoint
noun clause powerpointnoun clause powerpoint
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Arlianda_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Arlianda_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfArlianda_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Arlianda_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...RENCANA + Link2 MATERI  Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdfBukti dukung E kinerja  kepala sekolah.pdf
Bukti dukung E kinerja kepala sekolah.pdf
 
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Sosiologi Emile Durkheim (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 

UTS PEMIKIRIAN POLITIK ISLAM dulu dan sekarang.pptx

  • 1. Negara dan Cita-Cita Politik Menurut Islam By : Petrus Putera Anggara Hutapea NPM : 21520012
  • 2. Negara Sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai sebuah negara jika wilayah tersebut telah memenuhi berbagai unsur yang diperlukan oleh sebuah negara di dalamnya. Hingga saat ini, jumlah negara yang di seluruh dunia mencapai 195 negara. Setiap negara tersebut memiliki bentuk pemerintahan yang berbeda antara satu sama lain, dimana ada yang menggunakan sistem pemerintahan kerajaan sampai republik.
  • 3. Prof. Nasroen Prof. Miriam Budihardjo Negara merupakan organisasi yang ada di dalam suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya yang sah terhadap semua golongan kekuasaan yang berada di dalamnya dan dapat menetapkan berbagai tujuan dari kehidupan tersebut. Sebuah negara adalah sebuah bentuk pergaulan hidup. Oleh karena itu, sebuah negara harus ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan serta dipahami. Prof. Dr. Djokosoetono, SH. Negara sebagai organisasi manusia maupun kumpulan individu yang berada di bawah sebuah pemerintahan yang sama. Prof. Farid S. negara merupakan sebuah wilayah merdeka yang sudah mendapatkan pengakuan dari negara lain serta memiliki sebuah kedaulatan. 01 02 03 Negara Menurut Para Ahli 04
  • 5. Konsep Teokratis Negara teokrasi adalah sebuah negara yang kedaulatannya ada pada Tuhan. Konsep teokratis pada negara Islam muncul di era paling awal sejarah Islam, yakni pada masa nabi Muhammad SAW. Sebagaimana diketahui, dalam mengelola negara dan masyarakat, nabi senantiasa berdasarkan pada tuntunan dan bimbingan wahyu dari Allah SWT. Konsep teokrasi ini tentunya tidak akan dapat dilakukan lagi oleh siapapun setelahnya, mengingat nabi merupakan orang terakhir yang menerima wahyu dari Allah. Dengan kata lain, tidak ada teokrasi dalam konsep negara Islam setelah nabi Muhammad wafat, meskipun dia berdalih menyandarkan semuanya pada Al-Quran dan As- Sunnah.
  • 6. Konsep Republik Ketika nabi wafat, dan urusan pemerintahan beralih ke tangan Khulafaur Rasyidin, terjadi perubahan-perubahan mendasar dalam pengelolaan pemerintahan Islam. Konsep teokrasi yang pernah dijalankan nabi Muhammad digantikan dengan bentuk republik. Bentuk republik ini dijalankan karena para Khalifah bukan lagi orang-orang yang menerima wahyu, layaknya para rasul, meskipun para Khalifah tetap tunduk pada prinsip-prinsip dasar yang digariskan oleh Al- Quran dan As-Sunnah. Dimulai oleh Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, pemerintahan Islam era Khulafaur Rasyidin mengambil bentuk demokrasi dan republik. Beberapa pemikir politik dalam Islam berpendapat, bentuk negara dan sistem pemerintahan di era Khulafaur Rasyidin inilah yang paling ideal dalam Islam. Bahkan para pemikir Muslim di abad ke 19 dan 20 dengan tegas menyatakan bahwa kemuduran umat Islam di era modern adalah karena umat Islam telah meninggalkan konsep negara yang pernah diterapkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Sarjana-sarjana Barat, sebut saja salah satunya Philip K. Hitti, turut membenarkan pernyataan tersebut. Menurut Hitti, konsep negara dengan bentuk republik yang dijalankan oleh Khulafaur Rasyidin merupakan bentuk terbaik negara Islam pasca nabi Muhammad.
  • 7. Konsep Monarki Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, yang menandai berakhirnya era kekalifahan, bentuk negara dalam Islam berubah dari republik ke monarki (kerajaan). Muawiyah pionir berdirinya kerajaan bani Umayyah- adalah pemimpin Islam pertama yang mengubah bentuk pemerintahan tersebut. Sesuai dengan bentuk monarki, kepala negara bersifat absout, kekuasaan terjadi secara turun temurun, dan musyawarah kurang dilaksanakan. Bentuk monarki ini dilestarikan oleh Dinasti Abbasiyah yang datang kemudian. Namun bedanya, pada masa Muawiyah yang masih terpengaruh jiwa demokratis Arab keabsolutan kepala negara belum terlalu menonjol. Sementara para era Abbasiyah, keabsolutan itu meningkat. Dan keabsolutan itu berada pada pucaknya ketika kekuasaan Turki Utsmani di Istambul muncul. Kerajaan Turki Utsmani inilah yang nantinya akan menjadi titik balik dan pusat perdebatan di kalangan umat Islam di dunia mengenai bentuk negara ideal. Turki Utsmani dijadikan contoh sebagai bentuk negara terburuk dalam sejarah Islam, dimana kepala negara bukan saja absolute, namun juga memiliki sifat kekudusan.
  • 8. Konsep Monarki Konstitusional Masuknya pengaruh Barat pada abad ke 19 ke dunia Islam dalam bidang politik, membuat para pemikir Islam mulai membuka wacana baru, terutama dalam paham konstitusi dan republik. Sebagai akibatnya kemudian muncul gerakan konstitusionalisme dalam gerakan Islam. Di antara para pemikir tersebut terdapat nama Rifa’ah Badawi, Jamaludin Al-Afghani dan Khayr Al-Din At-Tunisi. Dari para pemikir-pemikir tersebutlah kemudian disusunlah konstitusi pertama di dunia Islam yang diumumkan di Tunisia pada tahun 1861, menyusul kemudian di Turki pada tahun 1876. Pada pertengahan abad ke 20 boleh dibilang hampir seluruh dunia Islam sudah mempunyai konstitusi. Dengan demikian, terjadi perubahan penting di dunia Islam, yaitu perubahan bentuk pemerintahan dari monarki absolute menjadi monarki konstitusional.
  • 9. Konsep Republik Masih di abad ke 20, perubahan penting terjadi pula ketika Musthafa Kemal Attaturk (1881-1938) menghapus dinasti Turki Utsmani dan melahirkan Republik Turki pada tahun 1923, dan pada tahun 1924, Turki kemudian berubah menjadi republik murni. Berakhirnya sistem monarki dari Turki memancing antusiasme para pemikir Muslim untuk mulai membicarakan konsep negara Islam secara lebih serius, terstruktur dan sistematis.
  • 10. Politik Dalam Islam Islam menyebut politik dengan istilah Siyasah. Jika yang dimaksud politik adalah siyasah mengatur segenap urusan umat, maka Islam sangat menekankan pentingnya siyasah. Bahkan Islam sangat mencela orang-orang yang tidak mau tahu terhadap urusan umat. Tetapi jika siyasah diartikan sebagai orientasi kekuasaan, maka sesungguhnya Islam memandang kekuasaan hanya sebagai sarana menyempurnakan pengabdian kepada Allah. Tapi Islam hanya menjadi sarana dalam masalah kekuasaan.
  • 11. Pandangan Islam Mengenai Politik Di dalam Islam pun, politik mendapat kedudukan dan tempat yang hukumnya bisa menjadi wajib. Para ulama kita terdahulu telah memaparkan nilai dan keutamaan politik. Hujjatul Islam Imam Al- Ghazali mengatakan bahwa Dunia merupakan ladang akhirat. Agama tidak akan menjadi sempurna kecuali dengan dunia. memperjuangkan nilai kebaikan agama itu takkan efektif kalau tak punya kekuasaan politik. Memperjuangkan agama adalah saudara kembar dari memperjuangkan kekuasaan politik (al-din wa al-sulthan tawamaan).
  • 12. lengkapnya Imam Al- Ghazali mengatakan: “Memperjuangkan kebaikan ajaran agama dan mempunyai kekuasaan politik (penguasa) adalah saudara kembar. Agama adalah dasar perjuangan, sedang penguasa kekuasaan politik adalah pengawal perjuangan. Perjuangan yang tak didasari (prinsip) agama akan runtuh, dan perjuangan agama yang tak dikawal akan sia-sia”. Dari pandangan Al- Ghazali itu bisa disimpulkan bahwa berpolitik itu wajib karena berpolitik merupakan prasyarat dari beragama dengan baik dan nyaman. Begitulah islam memandang pollitik
  • 13. Karena paraktiknya politik itu banyak diwarnai oleh perilaku jahat, kotor, bohong, dan korup, timbullah kesan umum bahwa politik (pada situasi tertentu) adalah kotor dan harus dihindari. Mujaddid Islam, Muhammad Abduh, pun pernah marah kepada politik dan politisi karena berdasarkan pengalaman dan pengamatannya waktu itu beliau melihat di dalam politik itu banyak yang melanggar akhlak, banyak korupsi, kebohongan, dan kecurangan-kecurangan.
  • 14. Muhammad Abduh pernah mengungkapkan doa taawwudz dalam kegiatan politik ,”Aku berlindung kepada Allah dari masalah politik, dari orang yang menekuni politik dan terlibat urusan politik serta dari orang yang mengatur politik dan dari orang yang diatur politik”. Tetapi dengan mengacu pada filosofi Imam Al- Ghazali menjadi jelas bahwa berpolitik itu bagian dari kewajiban syari’at karena tugas- tugas syari’at hanya bisa direalisasikan di dalam dan melalui kekuasaan politik atau penguasa (organisasi negara).
  • 15. Dalam kaitan inilah ada kaidah ushul fiqh yang menyebutkan “Ma la yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib” (Jika ada satu kewajiban yang tidak bisa dilaksanakan kalau tidak ada sesuatu yang lain, maka sesuatu yang lain wajib juga diadakan/ dipenuhi). Dengan kata lain, “jika kewajiban mensyiarkan nilai kebaikan Islam tak bisa efektif kalau tidak berpolitik, maka berpolitik itu menjadi wajib pula hukumnya.” Inilah yang menjadi dasar, mengapa sejak awal turunnya Islam, muslimin itu sudah berpolitik, ikut dalam kegiatan bernegara, bahkan mendirikan Negara, dan Rasulullah, SAW, Khulafaur Rasyidin serta para pemimpin islam terdahulu telah membuktikanya.