SlideShare a Scribd company logo
EFEKTIVITAS ULTRAVIOLET DALAM MEREDUKSI BAKTERI PATOGEN DI
                 DALAM MEDIA AIR BUDIDAYA1

        THE EFFECTIVITY OF ULTRAVIOLET IN REDUCING BACTERIA
                 PATHOGEN AT AQUACULTURE MEDIA

           Nana S.S. Udi Putra,2 Muh. Syaichudin2, Suarni,3, Hasmawati3, M. Syahrir3



                                            ABSTRACT

         Perekayasaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sinar ultraviolet
dalam menginaktifkan bakteri pada beberapa kecepatan aliran air media budidaya
(1.67 L/dt, 1.25 Lt/dt, 1 L/dt, dan 0.78 L/dt). Hasil identifikasi bakteri awal menunjukkan
bahwa sumber air media budidaya mengandung jenis bakteri Vibrio sp, Flexybacter
sp, dan jenis lainnya, dengan komposisi berturut-turut 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105
(23.25%), 3.3 X 105 (76.73%). Dari kondisi awal tersebut jumlah bakteri pada
kecepatan tertinggi (1.67 L/dt) dapat direduksi hingga lebih dari 85% (jenis Flexybacter
dan jenis bakteri lainnya) dan semakin mendekati 100% pada kecepatan terendah
(0.78 L/dt). Menunjukkan bahwa semakin lambat kecepatan aliran air media semakin
tinggi jumlah bakteri yang dapat diinaktifasi. Jenis bakteri Vibrio sp memperlihatkan
sebagai bakteri yang paling rentan terhadap sinar UV karena mampu secara total
diinaktifasi pada kecepatan 1.67 L/dt sekalipun. Secara keseluruhan total bakteri bisa
diinaktifkan hingga di atas 70% pada kecepatan terendah dan hasil ini menunjukkan
bahwa sinar ultraviolet efektif dalam mereduksi bakteri patogen di dalam air media
budidaya.
Kata kunci : Ultraviolet, Vibrio sp, Felxybacter sp, Bakteri


                                            ABSTRACT


        This engineering was aimed to know the effectivenes of UV in inactivating
bacteria at various flow rates of aquaculture media (1.67 L/s, 1.25 Lt/s, 1 L/s, dan 0.78
L/s). The result of initial identification was known that the aquaculture media source
contained Vibrio sp, Flexybacter sp, and others with composition density 8.7 X
101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 3.3 X 105 (76.73%) resfectivelly. More than 85% of
Flexybacter sp and other species were inactivated by UV on the higher flow rate of
aquaculture media (1.67 L/s) and almost 100% on lower flow rate (0.78 L/s). It’s
showed that interaction period between UV light and bacterias play an inportant role in
effectivines of inactivating bacteria. The low flow rate tends to increase the
effectivines of inactivation bacteria. Species of Vibrio sp is the most reactive species.
More than 70% of total bacteria could be inactivated through UV application on higher
flow rate (1.67 L/s) and this result showed.
Key words : Ultraviolet, Vibrio sp, Flexybacter sp, Bacteria.


1
  Makalah disampaikan pada ekspos hasil-hasil perekayasaan BBAP Takalar Desember 2006
2
  Calon Perekayasa BBAP Takalar
3
  Calon Litkayasa BBAP Takalar
I.     PENDAHULUAN


I.1. Latar Belakang
      Air adalah media penting dalam kegiatan budidaya perikanan, air
menjadi kebutuhan mutlak bagi kehidupan biota air. Sehingga dalam kegiatan
budidaya tersebut kualitas air selalu menjadi perhatian utama, karena
kelangsungan kehidupan hewan budidaya sangat bergantung pada kualitas air
medianya. Kualitas air yang baik akan mendukung pertumbuhan hewan
budidaya sesuai dengan yang diharapkan
       Perhatian utama banyak pihak hanya tertuju pada komponen kualitas air
aspek kimia dan fisika air, sedangkan sisi biologi air kurang mendapat
perhatian pengelola dalam pengelolaan media air dalam kegiatan budidaya
terutama budidaya pembenihan. Reduksi bakteri patogen telah banyak
dilakukan pada sumber air budidaya dengan menggunakan kaporit. Akan tetapi
cara ini hanya bisa dilakukan pada sistem ganti air (flow through system) yang
dilakukan tiap waktu secara terus menerus.
           Teknologi dalam pengelolaan kualitas air media budidaya sudah
berkembang. Pemanfaatan filter mekanik dan filter biologi dan sistem
resirkulasi media air budidaya telah memperlihatkan hasil yang signifikan
dalam stabilisasi kualitas air seperti aspek kimia dan fisika pada kurun waktu
tertentu. Akan tetapi, semakin lama kemampuan sistem menjadi berkurang dan
akan mengundang kehadiran mikroba patogen yang merugikan. Pemanfaatan
disinfektan banyak dilakukan untuk mereduksi kehadiran bakteri pada media
budidaya seperti penggunaan klorin, monoklorin, klorin oksida, sinar ultraviolet,
ozon, dan campuran oksidan (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Akan
tetapi, pada saat ini teknik yang sangat diminati adalah penggunaan sinar
ultraviolet terutama untuk kepentingan penyediaan air minum.
       Bakteri phatogen menjadi momok yang sangat menghantui para petani
penyedia benih karena bisa berdampak pada tingginya mortalitas benih.
Sejumlah jenis bakteri yang berbahaya bagi kehidupan ikan budidaya sudah
ditemukan pada sumber air budidaya. Bahkan hasil monitoring laboratorium
kesehatan ikan BBAP Takalar mengidentifikasi bahwa bakteri-bakteri disekitar
lokasi budidaya telah resisten terhadap obat antibiotik pada dosis tertentu,
sehingga perlu dosis yang lebih tinggi untuk mematikannya. Hal ini disebabkan
oleh penggunaan obat antibiotik dalam sistem budidaya sebagai salah satu
cara penanggulangan penyakit ikan. Sehingga adanya pemanfaatan teknologi
alternatif yang baik dan aman serta bisa digunakan pada kegiatan penyediaan
air media maupun pengelolaan media budidaya yang sedang berjalan menjadi
harapan baru. Pemanfaatan sinar ultraviolet telah terbukti mampu mereduksi
mikroba-mikroba patogen tertentu, akan tetapi pemanfaatan ultraviolet dalam
mereduksi bakteri patogen media budidaya ikan dan udang belum dilakukan.
I.2. Tujuan
      Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan cahaya ultraviolet
pada beberapa kecepatan aliran air dalam mereduksi bakteri patogen di media
budidaya.
I.3. Sasaran
       Diperoleh informasi kemampuan cahaya ultraviolet dalam mereduksi
bakteri patogen media budidaya ikan dan udang.


                               II.    METODA


II.1. Waktu dan Tempat
       Kegiatan perekayasaan dilakukan pada bulan Juli 2006, dengan tempat
kegiatan uji perekayasaan di Laboratorium Basah dan analisa bakteri patogen
dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Udang BBAP Takalar.


II.2. Bahan dan Alat
      Bahan dan alat yang digunakan dalam uji perekayasaan adalah satu set
lampu ultraviolet modifikasi BBAP Takalar, yang terdiri atas 2 lampu ultraviolet
36 watt disusun seri yang dilengkapi panel. Diameter tabung pipa VPC 2.5
inch. Alat pendukung lain adalah pompa air, kran pengatur kecepatan arus,
stopwacth, ember penampung air, tabung reaksi, petridisk, mikroskop, media
agar dan air media budidaya.
      .
II.3. Prosedur Kerja
       Pada tahap awal dilakukan pengukuran kecepatan arus air pada 4 posisi
kran air yang berbeda, dengan 3 kali pengulangan sehinga diperoleh
kecepatan arus rata-rata. Setelah diperoleh 4 kecepatan arus air yang berbeda
kemudian dilanjutkan dengan proses uji coba yang dilakukan pengulangan tiga
kali pada tiap kecepatan, sehingga seluruhnya adalah 15 unit sampel termasuk
kontrol. Sampel yang di ambil adalah sampel air media awal (sebelum disinari
cahaya ultraviolet) sebanyak 3 sampel, dan sampel air setelah pencahayaan
pada tiap kecepatan arus yang berbeda sebanyak 12 sampel. Pengambilan
sampel menggunakan tabung reaksi steril yang kemudian dilanjutkan pada
proses pembiakan jenis bakteri patogen, yakni jenis Vibrio sp, Flexybakter sp,
dan Pseudomonas sp, dan total bakteri di Laboratorium Kesehatan Ikan dan
Udang BBAP Takalar.
III.   TINJAUAN PUSTAKA


III.1.Bakteri Patogen
       Patogen adalah agen biologi yang penyebabkan munculnya penyakit
atau infeksi penyakit (Pillay, 1990). Patogen bisa meliputi virus, protozoa,
bakteri, jamur, atau crustacea parasit. Sehinga bakteri patogen adalah bakteri
yang infeksi suatu penyakit. Secara umum lingkungan perairan selalu memiliki
potensi terdapatnya patogen, apalagi kondisi lingkungan perairan mendukung
untuk munculnya patogen. Seperti bakteri mempunyai rang kondisi lingkungan
yang lebar seperti suhu, pH, kandungan garam yang tinggi (Post, 1987).
Bakteri akan mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dalam
bentuk flagela atau kapsul dan akan muncul dan aktif kembali ketika kondisi
lingkungan mendukung. Bakteri patogen bersifat saprifit dan menyerang ikan
ketika ikan dalam kondisi yang tidak fit atau seimbang, defisiensi nutrisi (Post,
1987).
       Bakteri yang dikenali bisa menjadi patogen bagi hewan air budidaya
adalah berasal dari genus Vibrio, flexibacter, Pseudomonas, Edwardsiella,
Yersinia, Pasteurella, Aeromonas, Alteromonas, Flurobacterium, Clostridium,
Reibacterium, Streptococus, Mycobacterium, dan Nocardia (Roberts, 1989).
Beberapa genus diantaranya seperti, Vibrio, flexibacter, Pseudomonas dan
Aeromonas banyak ditemukan di perairan pantai Takalar.


III.2.Sinar Ultraviolet
       Sinar ultraviolet (UV) adalah sinar yang berada pada rang panjang
gelombang antara 40 – 400 nm. Sinar UV ini dibedakan menjadi UV-A, UV-B,
UV-C atau UV vakum. Sinar UV yang effektif menginaktifasi mikroorganisma
adalah sinar UV-B dan UV-C dengan panjang gelombang antara 200-310 nm
dengan sinar UV effektif ada pada panjang gelombang 265 nm (Lechevallier
dan Kwok-Keung Au, 2004). Lampu yang ada saat ini yang banyak digunakan
efektif pada panjang gelombang 254 nm. Sinar UV effective dalam
meninaktifasi mikroorganisma seperti bakteri, virus dan protozoa Lechevallier
dan Kwok-Keung Au, 2004).
       Thymine yang ada di dalam DNA dan RNA sangat reaktive terhadap
sinar ultraviolet dan dalam bentuk dimer (thyamine-thyamine double bond)
proses transkripsi dan duplikasinya terganggu dan menjadi kacau, sehingga
mikroorganisma menjadi steril (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Akan
tetapi, thymine dalam bentuk dimer masih memungkinkan kembali normal
seperti semula, sehinga perlu dosis yang tingi untuk menginaktifkan secara
permanen.
IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN


        Hasil identifikasi awal kandungan bakteri pada sumber air budidaya
(kontrol) yang berasal dari penampungan memperlihatkan adanya perbedaan
jumlah kepadatan. Bakteri yang diidentifikasi adalah Vibrio sp, Felxybacter,
Pseudomonas, bakteri jenis lainnya dan total bakteri dengan kepadatan rata-
rata berturut-turut adalah, 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 0 (0,00%), 3.3
X 105 (76.73%) dan 4.3 X 105 CFU/ml. Kepadatan bakteri jenis Vibrio sp pada
sumber air budidaya sangat kecil dan bahkan jenis Pseudomonas sp tidak
ditemukan. Sebaliknya jenis Flexybacter sp. banyak ditemukan. Padahal 2 jenis
bakteri ini sudah umum banyak diketahui sebagai faktor penyebab kegagalan
budidaya dantaranya banyak menyerang ikan jenis kerapu. Akan tetapi jumlah
itu tidak memperlihatkan kondisi sumber air budidaya masih baik, tapi justru
sebaliknya menunjukkan bahwa perairan sebagai sumber air budidaya tidak
lagi aman untuk dijadikan sumber air budidaya. Bahkan hasil monitoring lab
kesehatan ikan menunjukkan bahwa bakteri-bakteri disekitar lokasi budidaya
telah resisten terhadap obat antibiotik pada dosis tertentu. Dari data tersebut
juga diperoleh informasi lebih dari 76% jumlah bakteri tidak teridentifikasi
jenisnya.
       Hasil uji coba pemanfaatan sinar UV memperlihatkan hasil yang
menakjubkan dimana tingkat reduksi kepadatan bakteri yang teridentifikasi
mencapai lebih dari 70% pada kecepatan air tertinggi (1.67 L/dt), bahkan untuk
jenis Vibrio sp tidak ditemukan lagi, karena kepadatan awal hanya 87 CFU/ml.
Tapi kepadatan bakteri tidak satu-satunya acuan akan kemampuan UV, akan
tetapi sesungguhnya adalah karena setiap bakteri atau mikroba mempunyai
ketahanan yang berbeda pada cahaya UV. Daya bunuh atau ketahanan bakteri
sangat tergantung pada intensitas cahaya UV dan lamanya interaksi antara
sinar UV dan bakteri yang digambarkan oleh kecepatan aliran alir medianya.
Sehingga nampak pada intensitas cahaya UV yang sama akan tetapi karena
aliran air yang berbeda menghasilkan perbedaan jumlah kematian bakteri
(Gambar 1). Semakin lambat aliran air tingkat kematian bakteri cenderung
meningkat.
       Proses yang terjadi dalam pembunuhan mikroba atau inaktifasi mikroba
adalah karena kelompok protein thyamine sebagai penyusun DNA dan RNA
sangat reaktif terhadap sinar UV. Sinar UV mengacaukan proses transkirpsi
dan duplikasi asam nukleat sehingga mikroorganisma tersebut menjadi steril
dan tidak aktif (LeChevallier and Kwok-Keung Au, 2004). Pada dosis rendah
maka RNA dan DNA bisa tidak aktif, namun bisa kembali aktif bila terjadi
photoreaktifasi pada kondisi ada cahaya dan atau aktifasi gelap pada kondisi
tidak ada cahaya. Sehingga untuk menjaga agar tidak kembali aktif perlu dosis
yang tepat.
500,000
                               450,000


     Jumlah Bakteri (CFU/ml)
                               400,000
                               350,000
                               300,000
                               250,000
                               200,000
                               150,000
                               100,000
                                50,000
                                   -
                                         Total B         Vibrio         Flexybacter      Pseudomonas   Bakteri lainnya
                                                             Jenis Bakteri
                                              Kontrol   1.67 L/dt   1.25 L/dt   1 L/dt   0.78 L/dt


Gambar 1. Grafik Jumlah bakeri hidup pada air media budidaya sebelum dan
                        sesudah ditreatmen UV.


       Jenis bakteri Vibrio sp dapat diinaktifkan pada kecepatan aliran air
media 1.67 L/dt, menunjukkan bahwa jenis bakteri ini paling rentan terhadap
cahaya UV disusul oleh jenis flexybacter. Sedangkan bakteri jenis Flexybacter
hanya 85.58% yang mampu diinaktifasi pada kecepatan yang sama, namun
hampir 100% bakteri dapat diinaktifasi pada kecepatan aliran air media 0.78 L/
det. Ini menunjukkan bahwa jenis bakteri flexybakter secara keseluruhan
berpeluang dapat diinaktifasi bila kecepatan aliran air kurang dari 0.789 L/det
atau dosis cahaya UV ditingkatkan. Begitu juga halnya dengan jenis bakteri
lainnya. Secara keseluruhan bakteri yang ada di sumber air media akan dapat
diinaktifasi dengan memperlambat aliran air media (memperlama interaksi
cahaya dan bakteri) atau dengan meningkatkan dosis cahaya.
       Kemampuan UV dalam inaktifasi bakteri sangat luar biasa. Hasil uji coba
ini menunjukkan bahwa lebih dari 70% bakteri (lihat total bakteri) dapat
diinaktifasi dengan intensitas cahaya dan kecepatan aliran air media tertinggi
1.67 L/dt dan mencapai hampir 100 % pada kecepatan terendah (0.78 L/dt).
Semakin lambat aliran air semakin tinggi kemampuan sinar UV menginaktifasi
bakteri. Hubungan antara kecepatan aliran air dengan jumlah (lihat Gambar 2).
       Ada hal yang menarik dari hasil uji coba ini yakni kemampuan daya
bunuh UV terhadap jenis bakteri yang terdeteksi banyak seperti jenis
flexybacter, jenis bakteri lain dan total bakteri memperlihatkan model yang
sama yakni model polynominal, kecuali untuk jenis Vibrio sp dan
Pseudomonas sp.
Bakteri lainnya
                                                                                                                                                                         Total Bakteri
                         Inaktifasi bakteri (%)(%)




                                                                                                                         inaktifasi bakteri (%)t))
                                                                    a                                                                                            b
                                                     100                                                                                             100
                                                     80                                                                                               80
                                                     60                   y = -5.3615x 4 + 70.785x 3 - 334.51x 2 +                                    60             y = -6.3155x 4 + 80.015x 3 - 358.72x 2 +
                                                     40                             674.05x - 404.96                                                  40                       681.95x - 396.93
                                                     20                                    R2 = 1                                                     20                              R2 = 1
                                                      0                                                                                                0
                                                      Kontrol           1.67         1.25         1          0.78                                      Kontrol       1.67        1.25         1         0.78

                                                                          Kecepatan arus (L/s)                                                                        Kecepatan arus (L/s)

                                                                                                                                                                             Vibrio sp
                                                                           Flexybacter
Inaktifasi bakteri (%) (%)




                                                                                                                     Inaktifasi bakteri (%)(%)
                                                                c                                                                                    100
                                                                                                                                                             d
                                           100
                                                                                                                                                      80
                                                     80
                                                     60                                                                                               60     y = -4.1667x 4 + 58.333x 3 - 295.83x 2 + 641.67x -
                                                                y = -5.1206x + 67.563x - 320.04x + 649.57x
                                                                                 4          3           2
                                                                                                                                                      40                           400
                                                     40
                                                                                  - 391.97                                                            20                          R2 = 1
                                                     20
                                                                                    R2 = 1
                                                     0                                                                                                 0
                                                     Kontrol            1.67        1.25        1            0.78                                      Kontrol        1.67         1.25           1         0.78
                                                                               Kecepatan arus (L/s)                                                                         Kecepatan arus (L/s)


                                 Gambar 2. Hubungan antara kecepatan arus air dengan prosentase inaktifasi
                                           bakteri (a) Total bakteri, (b) Jenis bakteri lainnya, (c) Flexybacter,
                                           dan (d) Vibrio sp.




                                                                                                   V.         KESIMPULAN

                                      Hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa sinar UV cukup efektif untuk
                                 menginaktifkan bakteri pathogen. Jumlah bakteri pada kecepatan tertinggi (1.67
                                 L/dt) dapat direduksi hingga lebih dari 85% (jenis Flexybacter dan jenis bakteri lainnya)
                                 dan semakin mendekati 100% pada kecepatan terendah (0.78 L/dt). Lebih dari 70%
                                 dari total bakteri dapat diinaktifasi pada kecepatan aliran air media 1.76 L/dt
                                 (kecepatan tertinggi) dan hampir 100% pada kecepatan 0.78 L/dt (kecepatan
                                 terendah). Menunjukkan bahwa semakin lambat kecepatan aliran air media
                                 semakin tinggi jumlah bakteri yang dapat diinaktifasi. Jenis bakteri Vibrio sp
                                 adalah jenis bakteri yang paling rentan terhadap sinar UV. Untuk dapat
                                 menginaktifasikan seluruh jenis bakteri masih perlu menambah waktu interaksi
                                 sinar UV dengan bakteri dengan menurunkan kecepatan aliran air hingga
                                 kurang dari 0.78 L/dt.
VI.    PUSTAKA


Jager, J.H. 1967. Introduction to Research in UV Photobiology. Englewood
         Cliffs, NJ, Prentice Hall, Inc.
LeChevallier Mark K and Kwok-Keung Au. 2004. Water Treatment and
         Pathogen Control : Process Efficiency in Achieving Safe Drinking
         Water. World Health Organization’ and IWA Publishing. London
Pillay T.V.R. 1990. Aquculture: Principles and Practices. Fishing News Book.
         London.
Post, George. 1987. Textbook of Fish Health. Revised and expanded Edition.
         T.F.H. Publications Inc. USA.
Roberts, Ronald, J. 1989. Fish Pathology. 2nd Edition. Bailliere Tindall. London.

More Related Content

What's hot

Radiasi: menguntungkan atau merugikan
Radiasi: menguntungkan atau merugikanRadiasi: menguntungkan atau merugikan
Radiasi: menguntungkan atau merugikan
azzam zukhrofani iman
 
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUSTEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUSshofia ranti
 
Peluruhan Radioaktif
Peluruhan RadioaktifPeluruhan Radioaktif
Peluruhan Radioaktif
Biqom Helda Zia
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriPharmacist
 
Apusan darah
Apusan darahApusan darah
Apusan darah
wa ode leni marlina
 
Peraturan perundang-undangan-amdal
Peraturan perundang-undangan-amdalPeraturan perundang-undangan-amdal
Peraturan perundang-undangan-amdal
FKP2B Cikarang
 
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarStudi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Ali Hasimi Pane
 
Mengoptimalkan peran mikroba dalam akuakultur
Mengoptimalkan peran mikroba dalam akuakulturMengoptimalkan peran mikroba dalam akuakultur
Mengoptimalkan peran mikroba dalam akuakultur
Ibnu Sahidhir
 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
nuelsitohang
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Aris Widodo
 
Sifat lensa
Sifat lensaSifat lensa
Sifat lensa
Widya arsy
 
Budidaya ikan di pen culture (fish pen)
Budidaya ikan di pen culture (fish pen)Budidaya ikan di pen culture (fish pen)
Budidaya ikan di pen culture (fish pen)
Amriana Ana
 
Waktu paruh
Waktu paruhWaktu paruh
Waktu paruh
iis isnawati
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
Khairi Ramdhani
 
GETARAN
GETARANGETARAN
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Muhammad Kennedy Ginting
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Fisika Refleksi "Pemantulan"
Fisika Refleksi "Pemantulan"Fisika Refleksi "Pemantulan"
Fisika Refleksi "Pemantulan"
Eva Rahma Indriyani
 
Makalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanMakalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatan
Rizal Fahmi
 

What's hot (20)

Radiasi: menguntungkan atau merugikan
Radiasi: menguntungkan atau merugikanRadiasi: menguntungkan atau merugikan
Radiasi: menguntungkan atau merugikan
 
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUSTEORI RELATIVITAS KHUSUS
TEORI RELATIVITAS KHUSUS
 
Peluruhan Radioaktif
Peluruhan RadioaktifPeluruhan Radioaktif
Peluruhan Radioaktif
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteri
 
Apusan darah
Apusan darahApusan darah
Apusan darah
 
Peraturan perundang-undangan-amdal
Peraturan perundang-undangan-amdalPeraturan perundang-undangan-amdal
Peraturan perundang-undangan-amdal
 
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datarStudi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
Studi kasus perpindahan panas konduksi 2-Dimensi pada permukaaan datar
 
Mengoptimalkan peran mikroba dalam akuakultur
Mengoptimalkan peran mikroba dalam akuakulturMengoptimalkan peran mikroba dalam akuakultur
Mengoptimalkan peran mikroba dalam akuakultur
 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
 
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
Rangkaian Seri RLC Arus Bolak-balik
 
jenis valve part-1
jenis valve part-1jenis valve part-1
jenis valve part-1
 
Sifat lensa
Sifat lensaSifat lensa
Sifat lensa
 
Budidaya ikan di pen culture (fish pen)
Budidaya ikan di pen culture (fish pen)Budidaya ikan di pen culture (fish pen)
Budidaya ikan di pen culture (fish pen)
 
Waktu paruh
Waktu paruhWaktu paruh
Waktu paruh
 
BAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZBAB V GAYA LORENTZ
BAB V GAYA LORENTZ
 
GETARAN
GETARANGETARAN
GETARAN
 
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Fisika Refleksi "Pemantulan"
Fisika Refleksi "Pemantulan"Fisika Refleksi "Pemantulan"
Fisika Refleksi "Pemantulan"
 
Makalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanMakalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatan
 

Similar to Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Media Air Budidaya

Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriBBAP takalar
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis BakteriBBAP takalar
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanBBAP takalar
 
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiPerbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Indaru Meinika Adnin
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
Repository Ipb
 
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfEfikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
ekohendrigunawan1
 
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
ratnanovianty_
 
Zaki ppt,
Zaki ppt,Zaki ppt,
Zaki ppt,
Yunus Muzakki
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
FajarHidayat42
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
Repository Ipb
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
thobiaspopodje
 
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docxLAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
srimulianaindahwati
 
Bab i SA
Bab i SABab i SA
Bab i SA
Yudhi SceVorz
 
Buklet Sop Budidaya Udang
Buklet Sop Budidaya UdangBuklet Sop Budidaya Udang
Buklet Sop Budidaya Udang
Pixell Design
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
roniirama
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
Pertemuan Ke-4 Ekologi Plankton.pptx
Pertemuan Ke-4 Ekologi Plankton.pptxPertemuan Ke-4 Ekologi Plankton.pptx
Pertemuan Ke-4 Ekologi Plankton.pptx
nurulmutmainnah51
 
Jurnal kepiting
Jurnal kepitingJurnal kepiting
Jurnal kepiting
FajarHidayat42
 

Similar to Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Media Air Budidaya (20)

Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi BakteriDisain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
Disain Uv 3 In 1 Untuk Mereduksi Bakteri
 
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
Kemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  BakteriKemampuan  Reduksi  U V 4 L  Terhadap  Populasi  Beberapa  Jenis  Bakteri
Kemampuan Reduksi U V 4 L Terhadap Populasi Beberapa Jenis Bakteri
 
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di PembenihanUltraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
Ultraviolet Sebagai Alat Disinfektan Penting Di Pembenihan
 
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologiPerbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
Perbedaan biomonitoring dan ekotoksikologi
 
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 4...
 
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdfEfikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
Efikasi_Oxytetracycline_Terhadap_Kesehatan_Ikan_Le.pdf
 
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
188527 id-pertumbuhan-dan-kelangsungan-hidup-benih
 
Zaki ppt,
Zaki ppt,Zaki ppt,
Zaki ppt,
 
Limbah tekstil
Limbah tekstilLimbah tekstil
Limbah tekstil
 
Review jurnal
Review jurnalReview jurnal
Review jurnal
 
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
PERANAN KEONG BAKAU, Telescopium telescopium L., SEBAGAI BIOFILTER DALAM PENG...
 
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptxPower_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
Power_point_pakan_alami_D4_pptx.pptx
 
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docxLAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
LAPORAN PRAKTIKUM ADE 2.docx
 
Bab i SA
Bab i SABab i SA
Bab i SA
 
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
 
Buklet Sop Budidaya Udang
Buklet Sop Budidaya UdangBuklet Sop Budidaya Udang
Buklet Sop Budidaya Udang
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
 
Pertemuan Ke-4 Ekologi Plankton.pptx
Pertemuan Ke-4 Ekologi Plankton.pptxPertemuan Ke-4 Ekologi Plankton.pptx
Pertemuan Ke-4 Ekologi Plankton.pptx
 
Jurnal kepiting
Jurnal kepitingJurnal kepiting
Jurnal kepiting
 

More from BBAP takalar

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangBBAP takalar
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
BBAP takalar
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
BBAP takalar
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBBAP takalar
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambak
BBAP takalar
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambak
BBAP takalar
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
BBAP takalar
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime BoneBBAP takalar
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge SederhanaBBAP takalar
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanPemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanBBAP takalar
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesBBAP takalar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
BBAP takalar
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008
BBAP takalar
 

More from BBAP takalar (17)

Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Pembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbangPembenihan ikan terbang
Pembenihan ikan terbang
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Budidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambakBudidaya lawi lawi di tambak
Budidaya lawi lawi di tambak
 
Budidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambakBudidaya ikan nila di tambak
Budidaya ikan nila di tambak
 
Performa 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambakPerforma 4 strain nila di tambak
Performa 4 strain nila di tambak
 
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di TambakBudidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
Budidaya lawi lawi (caulerpa sp) di Tambak
 
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
Identifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  BoneIdentifikasi Kawasan  Tambak  Udang Dan  Kepiting  Di  Pallime  Bone
Identifikasi Kawasan Tambak Udang Dan Kepiting Di Pallime Bone
 
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
M A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A HM A N J E M E N  K U A L I T A S  A I R  D A N  T A N A H
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A H
 
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas  Filter Cartridge SederhanaEfektivitas  Filter Cartridge Sederhana
Efektivitas Filter Cartridge Sederhana
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu MacanPemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
Pemanfaatan Arus Dalam Meningkatkan Kualitas Ikan Kerapu Macan
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
 
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarPemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di Makassar
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Application Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And MolasesApplication Of Probiotic And Molases
Application Of Probiotic And Molases
 
Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008Laporan Monitoring Residu 20008
Laporan Monitoring Residu 20008
 

Recently uploaded

Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hanhan140379
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 

Recently uploaded (20)

Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 

Uji Efektivitas UV Dalam Mereduksi Beberapa Bakteri Pathogen Dari Sumber Media Air Budidaya

  • 1. EFEKTIVITAS ULTRAVIOLET DALAM MEREDUKSI BAKTERI PATOGEN DI DALAM MEDIA AIR BUDIDAYA1 THE EFFECTIVITY OF ULTRAVIOLET IN REDUCING BACTERIA PATHOGEN AT AQUACULTURE MEDIA Nana S.S. Udi Putra,2 Muh. Syaichudin2, Suarni,3, Hasmawati3, M. Syahrir3 ABSTRACT Perekayasaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sinar ultraviolet dalam menginaktifkan bakteri pada beberapa kecepatan aliran air media budidaya (1.67 L/dt, 1.25 Lt/dt, 1 L/dt, dan 0.78 L/dt). Hasil identifikasi bakteri awal menunjukkan bahwa sumber air media budidaya mengandung jenis bakteri Vibrio sp, Flexybacter sp, dan jenis lainnya, dengan komposisi berturut-turut 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 3.3 X 105 (76.73%). Dari kondisi awal tersebut jumlah bakteri pada kecepatan tertinggi (1.67 L/dt) dapat direduksi hingga lebih dari 85% (jenis Flexybacter dan jenis bakteri lainnya) dan semakin mendekati 100% pada kecepatan terendah (0.78 L/dt). Menunjukkan bahwa semakin lambat kecepatan aliran air media semakin tinggi jumlah bakteri yang dapat diinaktifasi. Jenis bakteri Vibrio sp memperlihatkan sebagai bakteri yang paling rentan terhadap sinar UV karena mampu secara total diinaktifasi pada kecepatan 1.67 L/dt sekalipun. Secara keseluruhan total bakteri bisa diinaktifkan hingga di atas 70% pada kecepatan terendah dan hasil ini menunjukkan bahwa sinar ultraviolet efektif dalam mereduksi bakteri patogen di dalam air media budidaya. Kata kunci : Ultraviolet, Vibrio sp, Felxybacter sp, Bakteri ABSTRACT This engineering was aimed to know the effectivenes of UV in inactivating bacteria at various flow rates of aquaculture media (1.67 L/s, 1.25 Lt/s, 1 L/s, dan 0.78 L/s). The result of initial identification was known that the aquaculture media source contained Vibrio sp, Flexybacter sp, and others with composition density 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 3.3 X 105 (76.73%) resfectivelly. More than 85% of Flexybacter sp and other species were inactivated by UV on the higher flow rate of aquaculture media (1.67 L/s) and almost 100% on lower flow rate (0.78 L/s). It’s showed that interaction period between UV light and bacterias play an inportant role in effectivines of inactivating bacteria. The low flow rate tends to increase the effectivines of inactivation bacteria. Species of Vibrio sp is the most reactive species. More than 70% of total bacteria could be inactivated through UV application on higher flow rate (1.67 L/s) and this result showed. Key words : Ultraviolet, Vibrio sp, Flexybacter sp, Bacteria. 1 Makalah disampaikan pada ekspos hasil-hasil perekayasaan BBAP Takalar Desember 2006 2 Calon Perekayasa BBAP Takalar 3 Calon Litkayasa BBAP Takalar
  • 2. I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air adalah media penting dalam kegiatan budidaya perikanan, air menjadi kebutuhan mutlak bagi kehidupan biota air. Sehingga dalam kegiatan budidaya tersebut kualitas air selalu menjadi perhatian utama, karena kelangsungan kehidupan hewan budidaya sangat bergantung pada kualitas air medianya. Kualitas air yang baik akan mendukung pertumbuhan hewan budidaya sesuai dengan yang diharapkan Perhatian utama banyak pihak hanya tertuju pada komponen kualitas air aspek kimia dan fisika air, sedangkan sisi biologi air kurang mendapat perhatian pengelola dalam pengelolaan media air dalam kegiatan budidaya terutama budidaya pembenihan. Reduksi bakteri patogen telah banyak dilakukan pada sumber air budidaya dengan menggunakan kaporit. Akan tetapi cara ini hanya bisa dilakukan pada sistem ganti air (flow through system) yang dilakukan tiap waktu secara terus menerus. Teknologi dalam pengelolaan kualitas air media budidaya sudah berkembang. Pemanfaatan filter mekanik dan filter biologi dan sistem resirkulasi media air budidaya telah memperlihatkan hasil yang signifikan dalam stabilisasi kualitas air seperti aspek kimia dan fisika pada kurun waktu tertentu. Akan tetapi, semakin lama kemampuan sistem menjadi berkurang dan akan mengundang kehadiran mikroba patogen yang merugikan. Pemanfaatan disinfektan banyak dilakukan untuk mereduksi kehadiran bakteri pada media budidaya seperti penggunaan klorin, monoklorin, klorin oksida, sinar ultraviolet, ozon, dan campuran oksidan (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Akan tetapi, pada saat ini teknik yang sangat diminati adalah penggunaan sinar ultraviolet terutama untuk kepentingan penyediaan air minum. Bakteri phatogen menjadi momok yang sangat menghantui para petani penyedia benih karena bisa berdampak pada tingginya mortalitas benih. Sejumlah jenis bakteri yang berbahaya bagi kehidupan ikan budidaya sudah ditemukan pada sumber air budidaya. Bahkan hasil monitoring laboratorium kesehatan ikan BBAP Takalar mengidentifikasi bahwa bakteri-bakteri disekitar lokasi budidaya telah resisten terhadap obat antibiotik pada dosis tertentu, sehingga perlu dosis yang lebih tinggi untuk mematikannya. Hal ini disebabkan oleh penggunaan obat antibiotik dalam sistem budidaya sebagai salah satu cara penanggulangan penyakit ikan. Sehingga adanya pemanfaatan teknologi alternatif yang baik dan aman serta bisa digunakan pada kegiatan penyediaan air media maupun pengelolaan media budidaya yang sedang berjalan menjadi harapan baru. Pemanfaatan sinar ultraviolet telah terbukti mampu mereduksi mikroba-mikroba patogen tertentu, akan tetapi pemanfaatan ultraviolet dalam mereduksi bakteri patogen media budidaya ikan dan udang belum dilakukan.
  • 3. I.2. Tujuan Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui kemampuan cahaya ultraviolet pada beberapa kecepatan aliran air dalam mereduksi bakteri patogen di media budidaya. I.3. Sasaran Diperoleh informasi kemampuan cahaya ultraviolet dalam mereduksi bakteri patogen media budidaya ikan dan udang. II. METODA II.1. Waktu dan Tempat Kegiatan perekayasaan dilakukan pada bulan Juli 2006, dengan tempat kegiatan uji perekayasaan di Laboratorium Basah dan analisa bakteri patogen dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Udang BBAP Takalar. II.2. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam uji perekayasaan adalah satu set lampu ultraviolet modifikasi BBAP Takalar, yang terdiri atas 2 lampu ultraviolet 36 watt disusun seri yang dilengkapi panel. Diameter tabung pipa VPC 2.5 inch. Alat pendukung lain adalah pompa air, kran pengatur kecepatan arus, stopwacth, ember penampung air, tabung reaksi, petridisk, mikroskop, media agar dan air media budidaya. . II.3. Prosedur Kerja Pada tahap awal dilakukan pengukuran kecepatan arus air pada 4 posisi kran air yang berbeda, dengan 3 kali pengulangan sehinga diperoleh kecepatan arus rata-rata. Setelah diperoleh 4 kecepatan arus air yang berbeda kemudian dilanjutkan dengan proses uji coba yang dilakukan pengulangan tiga kali pada tiap kecepatan, sehingga seluruhnya adalah 15 unit sampel termasuk kontrol. Sampel yang di ambil adalah sampel air media awal (sebelum disinari cahaya ultraviolet) sebanyak 3 sampel, dan sampel air setelah pencahayaan pada tiap kecepatan arus yang berbeda sebanyak 12 sampel. Pengambilan sampel menggunakan tabung reaksi steril yang kemudian dilanjutkan pada proses pembiakan jenis bakteri patogen, yakni jenis Vibrio sp, Flexybakter sp, dan Pseudomonas sp, dan total bakteri di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Udang BBAP Takalar.
  • 4. III. TINJAUAN PUSTAKA III.1.Bakteri Patogen Patogen adalah agen biologi yang penyebabkan munculnya penyakit atau infeksi penyakit (Pillay, 1990). Patogen bisa meliputi virus, protozoa, bakteri, jamur, atau crustacea parasit. Sehinga bakteri patogen adalah bakteri yang infeksi suatu penyakit. Secara umum lingkungan perairan selalu memiliki potensi terdapatnya patogen, apalagi kondisi lingkungan perairan mendukung untuk munculnya patogen. Seperti bakteri mempunyai rang kondisi lingkungan yang lebar seperti suhu, pH, kandungan garam yang tinggi (Post, 1987). Bakteri akan mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dalam bentuk flagela atau kapsul dan akan muncul dan aktif kembali ketika kondisi lingkungan mendukung. Bakteri patogen bersifat saprifit dan menyerang ikan ketika ikan dalam kondisi yang tidak fit atau seimbang, defisiensi nutrisi (Post, 1987). Bakteri yang dikenali bisa menjadi patogen bagi hewan air budidaya adalah berasal dari genus Vibrio, flexibacter, Pseudomonas, Edwardsiella, Yersinia, Pasteurella, Aeromonas, Alteromonas, Flurobacterium, Clostridium, Reibacterium, Streptococus, Mycobacterium, dan Nocardia (Roberts, 1989). Beberapa genus diantaranya seperti, Vibrio, flexibacter, Pseudomonas dan Aeromonas banyak ditemukan di perairan pantai Takalar. III.2.Sinar Ultraviolet Sinar ultraviolet (UV) adalah sinar yang berada pada rang panjang gelombang antara 40 – 400 nm. Sinar UV ini dibedakan menjadi UV-A, UV-B, UV-C atau UV vakum. Sinar UV yang effektif menginaktifasi mikroorganisma adalah sinar UV-B dan UV-C dengan panjang gelombang antara 200-310 nm dengan sinar UV effektif ada pada panjang gelombang 265 nm (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Lampu yang ada saat ini yang banyak digunakan efektif pada panjang gelombang 254 nm. Sinar UV effective dalam meninaktifasi mikroorganisma seperti bakteri, virus dan protozoa Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Thymine yang ada di dalam DNA dan RNA sangat reaktive terhadap sinar ultraviolet dan dalam bentuk dimer (thyamine-thyamine double bond) proses transkripsi dan duplikasinya terganggu dan menjadi kacau, sehingga mikroorganisma menjadi steril (Lechevallier dan Kwok-Keung Au, 2004). Akan tetapi, thymine dalam bentuk dimer masih memungkinkan kembali normal seperti semula, sehinga perlu dosis yang tingi untuk menginaktifkan secara permanen.
  • 5. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil identifikasi awal kandungan bakteri pada sumber air budidaya (kontrol) yang berasal dari penampungan memperlihatkan adanya perbedaan jumlah kepadatan. Bakteri yang diidentifikasi adalah Vibrio sp, Felxybacter, Pseudomonas, bakteri jenis lainnya dan total bakteri dengan kepadatan rata- rata berturut-turut adalah, 8.7 X 101(0.02%), 1 X 105 (23.25%), 0 (0,00%), 3.3 X 105 (76.73%) dan 4.3 X 105 CFU/ml. Kepadatan bakteri jenis Vibrio sp pada sumber air budidaya sangat kecil dan bahkan jenis Pseudomonas sp tidak ditemukan. Sebaliknya jenis Flexybacter sp. banyak ditemukan. Padahal 2 jenis bakteri ini sudah umum banyak diketahui sebagai faktor penyebab kegagalan budidaya dantaranya banyak menyerang ikan jenis kerapu. Akan tetapi jumlah itu tidak memperlihatkan kondisi sumber air budidaya masih baik, tapi justru sebaliknya menunjukkan bahwa perairan sebagai sumber air budidaya tidak lagi aman untuk dijadikan sumber air budidaya. Bahkan hasil monitoring lab kesehatan ikan menunjukkan bahwa bakteri-bakteri disekitar lokasi budidaya telah resisten terhadap obat antibiotik pada dosis tertentu. Dari data tersebut juga diperoleh informasi lebih dari 76% jumlah bakteri tidak teridentifikasi jenisnya. Hasil uji coba pemanfaatan sinar UV memperlihatkan hasil yang menakjubkan dimana tingkat reduksi kepadatan bakteri yang teridentifikasi mencapai lebih dari 70% pada kecepatan air tertinggi (1.67 L/dt), bahkan untuk jenis Vibrio sp tidak ditemukan lagi, karena kepadatan awal hanya 87 CFU/ml. Tapi kepadatan bakteri tidak satu-satunya acuan akan kemampuan UV, akan tetapi sesungguhnya adalah karena setiap bakteri atau mikroba mempunyai ketahanan yang berbeda pada cahaya UV. Daya bunuh atau ketahanan bakteri sangat tergantung pada intensitas cahaya UV dan lamanya interaksi antara sinar UV dan bakteri yang digambarkan oleh kecepatan aliran alir medianya. Sehingga nampak pada intensitas cahaya UV yang sama akan tetapi karena aliran air yang berbeda menghasilkan perbedaan jumlah kematian bakteri (Gambar 1). Semakin lambat aliran air tingkat kematian bakteri cenderung meningkat. Proses yang terjadi dalam pembunuhan mikroba atau inaktifasi mikroba adalah karena kelompok protein thyamine sebagai penyusun DNA dan RNA sangat reaktif terhadap sinar UV. Sinar UV mengacaukan proses transkirpsi dan duplikasi asam nukleat sehingga mikroorganisma tersebut menjadi steril dan tidak aktif (LeChevallier and Kwok-Keung Au, 2004). Pada dosis rendah maka RNA dan DNA bisa tidak aktif, namun bisa kembali aktif bila terjadi photoreaktifasi pada kondisi ada cahaya dan atau aktifasi gelap pada kondisi tidak ada cahaya. Sehingga untuk menjaga agar tidak kembali aktif perlu dosis yang tepat.
  • 6. 500,000 450,000 Jumlah Bakteri (CFU/ml) 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 - Total B Vibrio Flexybacter Pseudomonas Bakteri lainnya Jenis Bakteri Kontrol 1.67 L/dt 1.25 L/dt 1 L/dt 0.78 L/dt Gambar 1. Grafik Jumlah bakeri hidup pada air media budidaya sebelum dan sesudah ditreatmen UV. Jenis bakteri Vibrio sp dapat diinaktifkan pada kecepatan aliran air media 1.67 L/dt, menunjukkan bahwa jenis bakteri ini paling rentan terhadap cahaya UV disusul oleh jenis flexybacter. Sedangkan bakteri jenis Flexybacter hanya 85.58% yang mampu diinaktifasi pada kecepatan yang sama, namun hampir 100% bakteri dapat diinaktifasi pada kecepatan aliran air media 0.78 L/ det. Ini menunjukkan bahwa jenis bakteri flexybakter secara keseluruhan berpeluang dapat diinaktifasi bila kecepatan aliran air kurang dari 0.789 L/det atau dosis cahaya UV ditingkatkan. Begitu juga halnya dengan jenis bakteri lainnya. Secara keseluruhan bakteri yang ada di sumber air media akan dapat diinaktifasi dengan memperlambat aliran air media (memperlama interaksi cahaya dan bakteri) atau dengan meningkatkan dosis cahaya. Kemampuan UV dalam inaktifasi bakteri sangat luar biasa. Hasil uji coba ini menunjukkan bahwa lebih dari 70% bakteri (lihat total bakteri) dapat diinaktifasi dengan intensitas cahaya dan kecepatan aliran air media tertinggi 1.67 L/dt dan mencapai hampir 100 % pada kecepatan terendah (0.78 L/dt). Semakin lambat aliran air semakin tinggi kemampuan sinar UV menginaktifasi bakteri. Hubungan antara kecepatan aliran air dengan jumlah (lihat Gambar 2). Ada hal yang menarik dari hasil uji coba ini yakni kemampuan daya bunuh UV terhadap jenis bakteri yang terdeteksi banyak seperti jenis flexybacter, jenis bakteri lain dan total bakteri memperlihatkan model yang sama yakni model polynominal, kecuali untuk jenis Vibrio sp dan Pseudomonas sp.
  • 7. Bakteri lainnya Total Bakteri Inaktifasi bakteri (%)(%) inaktifasi bakteri (%)t)) a b 100 100 80 80 60 y = -5.3615x 4 + 70.785x 3 - 334.51x 2 + 60 y = -6.3155x 4 + 80.015x 3 - 358.72x 2 + 40 674.05x - 404.96 40 681.95x - 396.93 20 R2 = 1 20 R2 = 1 0 0 Kontrol 1.67 1.25 1 0.78 Kontrol 1.67 1.25 1 0.78 Kecepatan arus (L/s) Kecepatan arus (L/s) Vibrio sp Flexybacter Inaktifasi bakteri (%) (%) Inaktifasi bakteri (%)(%) c 100 d 100 80 80 60 60 y = -4.1667x 4 + 58.333x 3 - 295.83x 2 + 641.67x - y = -5.1206x + 67.563x - 320.04x + 649.57x 4 3 2 40 400 40 - 391.97 20 R2 = 1 20 R2 = 1 0 0 Kontrol 1.67 1.25 1 0.78 Kontrol 1.67 1.25 1 0.78 Kecepatan arus (L/s) Kecepatan arus (L/s) Gambar 2. Hubungan antara kecepatan arus air dengan prosentase inaktifasi bakteri (a) Total bakteri, (b) Jenis bakteri lainnya, (c) Flexybacter, dan (d) Vibrio sp. V. KESIMPULAN Hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa sinar UV cukup efektif untuk menginaktifkan bakteri pathogen. Jumlah bakteri pada kecepatan tertinggi (1.67 L/dt) dapat direduksi hingga lebih dari 85% (jenis Flexybacter dan jenis bakteri lainnya) dan semakin mendekati 100% pada kecepatan terendah (0.78 L/dt). Lebih dari 70% dari total bakteri dapat diinaktifasi pada kecepatan aliran air media 1.76 L/dt (kecepatan tertinggi) dan hampir 100% pada kecepatan 0.78 L/dt (kecepatan terendah). Menunjukkan bahwa semakin lambat kecepatan aliran air media semakin tinggi jumlah bakteri yang dapat diinaktifasi. Jenis bakteri Vibrio sp adalah jenis bakteri yang paling rentan terhadap sinar UV. Untuk dapat menginaktifasikan seluruh jenis bakteri masih perlu menambah waktu interaksi sinar UV dengan bakteri dengan menurunkan kecepatan aliran air hingga kurang dari 0.78 L/dt.
  • 8. VI. PUSTAKA Jager, J.H. 1967. Introduction to Research in UV Photobiology. Englewood Cliffs, NJ, Prentice Hall, Inc. LeChevallier Mark K and Kwok-Keung Au. 2004. Water Treatment and Pathogen Control : Process Efficiency in Achieving Safe Drinking Water. World Health Organization’ and IWA Publishing. London Pillay T.V.R. 1990. Aquculture: Principles and Practices. Fishing News Book. London. Post, George. 1987. Textbook of Fish Health. Revised and expanded Edition. T.F.H. Publications Inc. USA. Roberts, Ronald, J. 1989. Fish Pathology. 2nd Edition. Bailliere Tindall. London.